316
i TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA TERBITAN BADAN BAHASA UNTUK LEVEL C1 BERDASARKAN GRAFIK FRY, SMOG, DAN AUTENTISITASNYA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Stefani Anuar Lupita 151224080 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

i

TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

TERBITAN BADAN BAHASA UNTUK LEVEL C1

BERDASARKAN GRAFIK FRY, SMOG, DAN AUTENTISITASNYA

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Stefani Anuar Lupita

151224080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan sebagai rasa syukur dan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunia selama mengerjakan

skripsi ini.

2. Bu Rishe dan Bu Septina selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi.

3. Nenek dan almarhum kakek yang selalu mendukung, mendoakan dan

memberi nasihat untuk segera lulus.

4. Saudara terdekatku pakdhe, budhe, tante dan om yang selalu memberikan

motivasi, dukungan, nasihat dan terutama pembiyaan kuliah.

5. Ayah dan ibu, Bapak Sukardi dan almarhum Christiana Sudiyati yang

selalu mendoakan saya selama ini.

6. Sepupu, malaikat kecilku yang selalu memberikan penghiburan disaat

pikiran sedang kacau.

7. Aemilianus Ganda Prima Irawan yang selalu memberikan semangat,

motivasi, dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi.

8. Hilary Miranda, teman seperjuangan yang selalu memberikan hiburan

disaat lelah mengerjakan skripsi.

9. Teman-teman PBSI angkatan 2015 yang telah berproses bersama selama

kuliah di Universitas Sanata Dharma.

10. Semua pihak yang telah bersedia memberikan bantuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

v

MOTO

“Hidup ini seperti sepeda.

Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak”

-Albert Einstein-

“Jika kamu tidak dapat berhenti memikirkannya,

maka bekerja keraslah untuk mendapatkannya.”

-Michael Jordan-

“Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu

sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.”

-R.A. Kartini-

“Kekurangan yang dihadapi dengan penuh rasa syukur

akan menjadi hal berlimpah di kemudian hari.”

-Anonim-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

viii

ABSTRAK

Lupita, Stefani Anuar. 2019. Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku

Indonesia Terbitan Badan Bahasa untuk Level C1 Berdasarkan Grafik

Fry, SMOG, dan Autentisitasnya. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk (1) mendeskripsikan tingkat

keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1

berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya, (2) wacana apa saja buku teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa yang sesuai untuk level C1 sebagai

bahan pembelajaran berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sumber data

dalam penelitian ini adalah buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa

untuk level C1. Data penelitian ini berasal dari wacana-wacana yang ada dalam

buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1 yang

berjumlah dua belas wacana. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah

pengetahuan bagi pengajar BIPA dalam memilih buku teks yang tepat sebagai

sumber pengajaran dalam proses pembelajaran di kelas BIPA dan sebagai bahan

evaluasi bagi penulis dalam penyusunan buku teks.

Hasil penelitian ini, terdapat dua hasil yang diperoleh sebagai berikut:

pertama, tingkat keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan

Bahasa untuk level C1 berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya.

Berdasarkan grafik Fry, dari dua belas wacana memiliki tingkat keterbacaan yang

berbeda-beda. Hasil penelitian ini menunjukkan variasi kemunculan tingkatan

(grade) berdasarkan grafik Fry sebanyak tujuh. Hasil penelitian dari formula

SMOG dari lima wacana menunjukkan terdapat empat variasi kemunculan

tingkatan usia yang diteliti. Pada tingkat autentisitas, dari dua belas wacana

terdapat dua tingkat autentisitas dalam buku teks Sahabatku Indonesia terbitan

Badan Bahasa. Kedua, buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa

untuk level C1 kurang sesuai jika digunakan untuk pembelajar BIPA level C1.

Hal itu disebabkan oleh, wacana yang sesuai berdasarkan grafik Fry hanya

terdapat lima wacana. Wacana yang sesuai berdasarkan formula SMOG terdapat

dua wacana. Pada tingkat autentisitas, wacana yang sesuai hanya tiga wacana.

Kata kunci: keterbacaan, tingkat keterbacaan, grafik Fry, SMOG, autentisitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

ix

ABSTRACT

Lupita, Stefani Anuar. 2019. Level of Readability of “Sahabatku Indonesia”

Textbook Published by Language Institute for C1 Level Based on Fry

Graphic, SMOG, and Its Authenticity. Thesis. Yogyakarta: Indonesia

Language and Literature Education Study Program, Department of

Language and Arts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata

Dharma University.

This study aims to (1) describe the level of readability of “Sahabatku

Indonesia” textbook by Language Institute for C1 level, based on Fry graphic,

SMOG, and its authenticity, (2) what discourses of “Sahabatku Indonesia”

textbook published by Language Institute that are appropriate for C1 level as

learning material based on Fry graphic SMOG, and its authenticity.

This type of study is quantitative descriptive study. The data source I this

study is the “Sahabatku Indonesia” textbook published by Language Institute for

C1 level. The data comes from discourses in the “Sahabatku Indonesia” textbook

published by Language Institute for C1 level, which are twelve discourses. This

study is useful to increase knowledge for BIPA teachers in choosing the right

textbook as source of teaching in the learning process in BIPA classrooms and as

an evaluation material for the writer in preparation of textbooks.

In the results of this study, there are to results obtained as follows: first,

the level of readability of “Sahabatku Indonesia” textbook by Language Institute

for C1 level, based on Fry graphic, SMOG, and its authenticity. Based on the Fry

graphic, out of the twelve discourses, they have different level of readability. The

results of this study indicate seven variations in the appearance of grades based

on Fry graphic. The results of the study from the SMOG formula from five

discourses show that there are four variations in the appearance of age level that

are being studied. At the level of authenticity, of the twelve discourses, there are

two level of authenticity in the of “Sahabatku Indonesia” textbook by Language

Institute. Secondly, the “Sahabatku Indonesia” textbook by Language Institute for

C1 level is not suitable if it is used for BIPA C1 level learners. That is because

according to Fry graphic, there are only five discourses. Appropriate discourse

based on the SMOG formula, there are two discourses. At the level of authenticity,

the appropriate discourse is only three.

Keywords: readability, readability level, Fry graphic, SMOG, authenticity.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia Terbitan Badan Bahasa

untuk Level C1 Berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penyusunan skripsi ini melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa menyertai dan memberkati penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Bahasa

Sastra Indonesia dan selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar dan

bijaksana untuk meluangkan waktu, membimbing, menasehati, dan

mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Segala saran dan

kritik menjadi semangat terbesar bagi penulis untuk selalu memperbaiki

menjadi lebih baik.

4. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku dosen pembimbing II yang dengan

sabar dan bijaksana untuk meluangkan waktu, membimbing, memberikan

kritik dan saran, serta mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

xi

5. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku triangulator yang telah membantu

penulis dalam melakukan pengecekkan terhadap hasil penelitian. Selaku

dosen penguji yang telah memberikan saran-saran yang membangun untuk

melengkapi hasil laporan skripsi penulis.

6. Rusmiati, selaku karyawan sekretariat Prodi PBSI, yang telah memberikan

bantuan dan pelayanan yang berkaitan dengan kesekretariatan kepada

penulis dengan ramah dan sabar.

7. Segenap Dosen dan Karyawan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan bantuan

kepada penulis selama ini.

8. Nenek dan kakek, Ibu Restituta Sukati dan Alm. Ignatius Kartiwa yang

telah mendoakan dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan tugas

akhir ini.

9. Ayah dan ibu, Bapak Sukardi dan Alm. Christiana Sudiyati yang selalu

mendoakan saya selama ini.

10. Pakdhe, budhe, om dan tante, Agustinus Sudrajat, Irza Sriyenti, Margareta

Susilowati, Fransiskus Supriyanto, Katarina Sulistyawati, Alm. Untung

Santosa, Theresia Sulistyaningsih, Lusiana Suntyawati, dan Yudatmo Adi

Nugroho yang selalu memberikan masukan, semangat, motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini dan terutama dalam hal pembiayaan kuliah.

11. Aemilianus Ganda Prima Irawan, yang selalu menjadi penyemangat dan

bantuan yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv

MOTO .................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS ................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xvi

DAFTAR BAGAN ................................................................................. xvii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1.4 Manfaat Penilitan ........................................................................ 6

1.5 Batasan Istilah ............................................................................. 7

1.6 Sistematika Penyajian ................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 12

2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................. 12

2.2 Kajian Pustaka ............................................................................. 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

xiv

2.2.1 Pengertian Buku Teks ................................................................. 16

2.2.2 Fungsi Buku Teks ....................................................................... 17

2.2.3 Kriteria Telaah Buku Teks .......................................................... 17

2.2.4 Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ............................ 18

2.2.5 Level BIPA (C1) ......................................................................... 19

2.2.6 Buku Teks BIPA ......................................................................... 21

2.2.7 Pengertian Keterbacaan ............................................................... 22

2.2.8 Grafik Fry .................................................................................... 23

2.2.9 Formula SMOG ........................................................................... 27

2.2.10 Autentisitas .................................................................................. 30

2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 34

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 35

3.3 Sumber Data dan Data Penelitian ............................................... 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36

3.5 Instrumen Penelitian.................................................................... 37

3.6 Teknik Analisis Data ................................................................... 38

3.7 Triangulasi................................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 40

4.1 Deskripsi Data ............................................................................. 40

4.1.1 Deskripsi Data Berdasarkan Grafik Fry ...................................... 40

4.1.2 Deskripsi Data Berdasarkan Formula SMOG ............................. 41

4.1.3 Deskripsi Data Berdasarkan Autentisitasnya .............................. 42

4.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 43

4.2.1 Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia

Terbitan Badan Bahasa untuk Level C1

Berdasarkan Grafik Fry ............................................................... 44

4.2.2 Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

xv

Terbitan Badan Bahasa untuk Level C1

Berdasarkan SMOG ..................................................................... 57

4.2.3 Tingkat Autentisitas Buku Teks Sahabatku Indonesia

Terbitan Badan Bahasa untuk Level C1 ..................................... 60

4.2.4 Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia

Terbitan Badan Bahasa yang Sesuai untuk Level C1

Berdasarkan Grafik Fry ............................................................... 63

4.2.5 Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia

Terbitan Badan Bahasa yang Sesuai untuk Level C1

Berdasarkan SMOG ..................................................................... 65

4.2.6 Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia

Terbitan Badan Bahasa yang Sesuai untuk Level C1

Berdasarkan Autentisitasnya ....................................................... 67

4.3 Pembahasan ................................................................................. 70

4.3.1 Wacana yang Sesuai Berdasarkan Grafik Fry, SMOG,

dan Autentisitasnya ..................................................................... 70

4.3.2 Hasil Analisis Variasi Kemunculan Tingkat Atau Grade

Berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya ................ 72

BAB V PENUTUP ................................................................................. 74

5.1 Simpulan ..................................................................................... 74

5.2 Saran ............................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 77

BIOGRAFI ............................................................................................ 80

LAMPIRAN ........................................................................................... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tingkat Keterbacaan Buku Menurut G. Harry

McLaughlin………………………………………….………… 29

Tabel 2 Tingkat Autentisitas Tiga Tipe Bahan……………….…….….. 31

Tabel 3 Wacana dalam Buku Teks Sahabatku Indonesia

untuk Level C1 terbitan Badan Bahasa………………………... 41

Tabel 4 Analisis Tingkat Autentisitas Buku Teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk BIPA

Level C1……………………………………………………….. 42

Tabel 5 Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku

Indonesia untuk Level C1 terbitan Badan Bahasa

Berdasarkan Grafik Fry………………………………………... 57

Tabel 6 Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk BIPA Level C1

Berdasarkan SMOG………………………………………………….. 55

Tabel 7 Analisis Tingkat Autentisitas Buku Teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk BIPA

Level C1……………………………………………………….. 61

Tabel 8 Analisis Wacana Wacana Buku Teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa yang sesuai untuk

Level C1 Berdasarkan Grafik Fry…………………………….. 63

Tabel 9 Analisis Wacana Buku Teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa yang sesuai untuk

Level C1 Berdasarkan SMOG……………………………………… 65

Tabel 10 Analisis Wacana Buku Teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa yang sesuai untuk

Level C1 Berdasarkan Autentisitasnya………………………. 67

Tabel 11 Analisis Wacana yang Sesuai dalam Buku Teks Sahabatku

Indonesia untuk BIPA Level C1 Berdasarkan Grafik Fry,

SMOG, dan Autentisitasnya…………………………………… 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Alur Kerangka Berpikir………………………………….. 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Grafik Fry…………………………………………………… 24

Grafik 2 Grafik 1 Fry Kode Teks 1…………………………………… 45

Grafik 3 Grafik 2 Fry Kode Teks 2…………………………………… 46

Grafik 4 Grafik 3 Fry Kode Teks 3…………………………………… 47

Grafik 5 Grafik 4 Fry Kode Teks 4…………………………………… 48

Grafik 6 Grafik 5 Fry Kode Teks 5…………………………………… 49

Grafik 7 Grafik 6 Fry Kode Teks 6…………………………………… 50

Grafik 8 Grafik 7 Fry Kode Teks 7…………………………………… 51

Grafik 9 Grafik 8 Fry Kode Teks 8…………………………………… 52

Grafik 10 Grafik 9 Fry Kode Teks 9…………………………………… 53

Grafik 11 Grafik 10 Fry Kode Teks 10………………………………… 54

Grafik 12 Grafik 11 Fry Kode Teks 11………………………………… 55

Grafik 13 Grafik 12 Fry Kode Teks 12………………………………… 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

xix

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kategori Wacana ............................................................ 81

Lampiran 2 Analisis Wacana Berdasarkan Jumlah Kalimat

dan Suku Kata ................................................................. 83

Lampiran 3 Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia

Terbitan Badan Bahasa.................................................... 92

Lampiran 4 Surat Permohonan Triangulasi ........................................ 129

Lampiran 5 Triangulasi ....................................................................... 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan enam subbab yakni latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan

sistematika penyajian. Latar belakang berisi masalah yang melatarbelakangi

rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada

manfaat penelitian ini berisi manfaat teoretis dan praktis dari penelitian yang

dilakukan. Pada batasan istilah berisi teori-teori sebagai acuan penelitian dengan

tujuan agar tidak terjadi penyimpangan penafsiran. Pada sistematika penyajian

berisi susunan bab dan subbab guna mempermudah pembaca dalam mengetahui

isi penelitian yang dilakukan. Keenam subbab tersebut diuraikan sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang

Membaca pada hakikatnya penting bagi masyarakat untuk menemukan

informasi baru terkait hal-hal yang ada dalam kehidupan. Kridalaksana (dalam

Suladi dkk, 2000: 1) mengatakan membaca mempunyai arah bagaimana seseorang

memahami informasi melalui kegiatan menggali informasi itu dari wacana.

Berdasarkan pendapat tersebut, membaca berarti seseorang mampu memahami

informasi dan memiliki pengetahuan yang sesuai dengan wacana yang

disampaikan. Masyarakat dapat memperoleh informasi dengan mudah, salah

satunya dengan membaca buku teks. Hal itu disebabkan oleh informasi yang

terdapat dalam buku teks dapat dibaca berulang-ulang. Dengan begitu, kualitas

buku menjadi penting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

2

Bacon (dalam Tarigan 1986:11) mengatakan bahwa buku teks adalah buku

yang dirancang untuk penggunaan di kelas dengan cermat disusun dan disiapkan

oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu, dan dilengkapi sarana-sarana

pengajaran yang sesuai dan serasi. Berdasarkan pendapat tersebut, buku teks perlu

dirancang secara khusus oleh para ahli pada bidang tertentu dan dalam

pengajarannya harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Oleh karena

itu, pengajar harus dapat menyeleksi buku teks yang akan digunakan untuk proses

pembelajaran di kelas. Pemilihan buku teks yang disusun dengan baik

menggunakan bahasa yang baik tentu akan lebih mudah dipahami oleh

pembelajar. Dengan demikian, permasalahan utama untuk memahami informasi

dalam buku teks ialah keterbacaan (readability).

Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa bagi

pembelajar ialah pemilihan kata (kosa kata), bentuk tulisan, lebar spasi, panjang

kalimat dan aspek grafik/tabel (gambar). Keterbacaan dapat diukur melalui

seberapa tingkat pemahaman pembelajar terhadap pengetahuan yang telah dibaca.

Hal tersebut dapat diperkuat dengan pendapat para ahli. Keterbacaan yang tinggi

artinya kalimat-kalimatnya mudah dipahami, paragrafnya memiliki kesatuan,

kelengkapan, kesetalian, dan isi yang memadai, bab-babnya tersusun runtut dan

daya bahasanya sederhana (Hardjasujana, dkk 1999:10).

Dalam menilai tingkat keterbacaan buku teks, perlu adanya alat uji

keterbacaan berupa formula (rumus) keterbacaan. Formula tersebut adalah grafik

Fry dan SMOG. Menurut Widharyanto, B., Rishe., dan Septina (2017: 3),

penentuan alat uji ini dengan alasan penyusunan alat uji keterbacaan relatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

3

mudah, pengadministrasian hasil tes lebih mudah, hasil alat uji tersebut mampu

memberikan gambaran yang lebih baik atau memiliki korelasi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan alat uji keterbacaan lainnya, dan penafsiran hasil penelitian

lebih dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan pendapat tersebut, alat uji

keterbacaan grafik Fry dan formula SMOG memiliki ciri khasnya tersendiri.

Selain itu, kedua alat uji keterbacaan tersebut merupakan alat uji yang mampu

memberikan gambaran yang baik dibandingkan dengan alat uji lainnya. Semua

formula tersebut dipergunakan sebagai alat untuk mengukur dan mengetahui

tingkat kesulitan dalam memahami suatu bahan bacaan. Dalam hal ini, peneliti

akan menguji tingkat keterbacaan wacana yang dapat diukur melalui jumlah

kalimat dan suku kata. Selain itu, keaslian dari hasil uji tingkat keterbacaan buku

teks Sahabatku Indonesia menggunakan formula grafik Fry dan SMOG dapat

dibuktikan dengan autentisitas.

Buku teks Sahabatku Indonesia dalam penelitian ini menjadi buku acuan

pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di lembaga-lembaga

penyelenggara BIPA. Buku Sahabatku Indonesia ini merupakan buku teks yang

dikeluarkan oleh Badan Bahasa untuk dipakai di lembaga-lembaga penyelenggara

BIPA (Muliastuti, 2017: 5). Penguasaan kebahasaan sangat dipengaruhi oleh

struktur kebahasaan yang terdapat dalam buku teks tersebut. Hal itu penting

karena pembaca buku teks Sahabatku Indonesia ini adalah penutur asing atau

orang yang bukan berkebangsaan Indonesia. Pemilihan buku Sahabatku Indonesia

level C1 ini untuk mengetahui tingkat keterbacaan pembelajar BIPA dalam

menangkap makna yang tersembunyi di balik teks dan mengetahui dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

4

menerangkan pokok bahasan yang rumit dengan jelas. Tingkat keterbacaan buku

teks ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.

Buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa mempunyai peran yang

sangat penting bagi pembelajar BIPA dalam proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat

keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa yang

digunakan dalam pengajaran BIPA khususnya untuk level C1. Pada level C1 ini,

pembelajar mampu memahami berbagai tulisan yang lebih panjang, menantang,

berjangkauan luas, dan mengenali makna implisit (Muliastuti, 2017: 38).

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pada level C1

pembelajar BIPA dituntut dapat memahami tulisan-tulisan yang panjang dan

memiliki pengetahuan yang luas terhadap teks yang dibaca. Pemilihan buku

Sahabatku Indonesia untuk level C1 ini karena peneliti ingin mengetahui tingkat

keterbacaan buku teks yang sesuai dan dapat digunakan dalam pembelajaran

untuk pembelajar level C1. Selain itu, peneliti ingin mengetahui apakah wacana-

wacana yang terdapat dalam buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan

Bahasa untuk level CI sudah sesuai dengan autentisitasnya.

Penelitian buku teks Sahabatku Indonesia level C1 penting dilakukan

untuk mengetahui teks yang sesuai bagi pembelajar BIPA level C1. Dengan

begitu, peneliti mencoba menguji tingkat keterbacaan buku teks tersebut

menggunakan grafik Fry dan SMOG seperti penelitian terdahulu oleh

Widharyanto, dkk (2016), Basundoro (2015), Merryta (2013), dan Asih (2015).

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pengajar dan Badan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

5

Bahasa (tim penyusun) dalam memilih serta menyusun buku teks yang sesuai

dengan tingkat kemampuan pembelajar dalam memperoleh informasi dengan

baik. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Tingkat Keterbacaan Buku Teks

Sahabatku Indonesia Terbitan Badan Bahasa Level C1 Berdasarkan Grafik Fry,

SMOG dan autentisitasnya”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut.

1) Bagaimanakah tingkat keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia terbitan

Badan Bahasa untuk level C1 berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan

autentisitasnya?

2) Wacana apa sajakah dalam buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan

Bahasa yang sesuai untuk level C1 sebagai bahan pembelajaran

berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan tingkat keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia

terbitan Badan Bahasa untuk level C1 berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan

autentisitasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

6

2) Mendeskripsikan wacana yang sesuai untuk level C1 dalam buku teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa sebagai bahan pembelajaran

berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terhadap tingkat keterbacaan buku teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1 sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis

Hasil penelitian mengenai tingkat keterbacaan buku teks Sahabatku

Indonesia dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya. Selain itu,

dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan masukan atau saran

untuk pengembangan keilmuan Bahasa dan Sastra Indonesia terutama di

bidang BIPA.

2) Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi

pengajar BIPA, pembelajar BIPA, dan peneliti. Adapun manfaatnya

sebagai berikut.

a) Bagi Pengajar BIPA

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi

pengajar BIPA dalam memilih buku teks Sahabatku Indonesia yang

sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

7

b) Bagi Pembelajar BIPA

Penelitian ini dapat memberikan referensi bagi pembelajar BIPA.

Referensi yang dimaksud ialah pembelajar BIPA dapat memahami isi

buku teks dengan mudah sesuai dengan levelnya.

c) Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman dalam mengukur tingkat

keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia. Selain itu, peneliti dapat

mengetahui tingkatan buku teks Sahabatku Indonesia yang sesuai

untuk BIPA level C1.

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah yang perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan

pemahaman dalam penafsiran. Adapun istilah-istilah yang perlu dibatasi sebagai

berikut.

1. Keterbacaan

Keterbacaan merupakan salah satu cara untuk mengukur pemahaman

materi yang akan memengaruhi keberhasilan pembelajar pada saat

membaca. Tingkat kesulitan atau kemudahan suatu wacana dapat

disesuaikan dengan kemampuan belajar pembelajar. Salah satu cara untuk

mendapatkan wacana yang sesuai dengan yang diharapkan adalah dengan

studi keterbacaan menurut Suladi, dkk (2000: 4). Sesuai atau tidaknya

buku teks bagi pembelajar dapat diukur dengan keterbacaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

8

2. Tingkat Keterbacaan

Hardjasujana, dkk., (1999: 42) menyatakan bahwa tingkat keterbacaan

sebagai tingkat kesulitan atau kemudahan sebuah wacana atau buku.

Tingkat keterbacaan berarti bahwa kemampuan pembelajar setelah

membaca suatu wacana. Pembelajar dapat mengetahui kesulitan atau

kemudahan suatu wacana setelah memahami isi materi yang dibaca.

3. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

Azizah, dkk., (2012: 1) BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)

adalah istilah untuk program pembelajaran bahasa Indonesia yang

dikhususkan untuk warga negara asing. BIPA adalah bahasa Indonesia

yang diajarkan untuk penutur asing yang ingin mempelajarinya.

4. Level C1

Muliastuti, 2017: 38 menyatakan bahwa pembelajar level C1 mampu

memahami berbagai tulisan yang lebih panjang, menantang, berjangkauan

luas, dan mengenali makna implisit. Berdasarkan pendapat tersebut, level

C1 pada pembelajar BIPA dapat mempelajari beragam teks yang panjang

dan rumit, serta dapat menangkap makna yang tersembunyi di balik teks

tersebut. Pada level ini, pembelajar dapat dengan spontan dan lancar

mengemukakan pendapat, tanpa sering terlihat kesulitan dalam mencari

kata yang tepat.

5. Buku teks

Buku teks merupakan wacana-wacana dalam suatu buku yang dirancang

oleh para ahli di bidangnya untuk pembelajaran di kelas. Buku teks adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

9

buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun

dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dan

diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi

menurut Bacon (dalam Tarigan, 1986: 11).

6. Grafik Fry

Grafik Fry merupakan hasil upaya untuk menyederhanakan dan

pengifisienan teknik penentuan tingkat keterbacaan wacana. Hardjasujana,

dkk, (1997: 113) menyatakan bahwa Formula keterbacaan grafik Fry

mendasarkan formula keterbacaannya pada dua faktor, yaitu panjang-

pendeknya kata dan tingkat kesulitan kata yang ditandai dengan jumlah

(banyak sedikitnya) suku kata yang membentuk setiap kata dalam wacana

tersebut.

7. SMOG (Simple Measure of Gobbledygook)

Formula SMOG dikembangkan oleh Melaughlin (1969) untuk mengukur

keterbacaan wacana di sekolah dasar dan menengah. Pengukuran

keterbacaan dengan menggunakan formula SMOG dimaksudkan untuk

mengukur kesesuaian antara bacaan dan usia pembaca (Abidin, 2012: 56).

Formula ini mendasarkan pada dua faktor utama, yaitu jumlah kalimat dan

jumlah kata yang bersuku banyak (tiga suku kata atau lebih).

8. Autentisitas

Autentisitas bukan merupakan pengkategorian autentik atau tidak autentik,

melainkan suatu rangkaian yang menunjuk pada tinggi dan rendah sifat

autentik. Terdapat tiga tipe bahan pembelajaran yaitu pertama, bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

10

pembelajaran yang dibuat oleh pengajar BIPA; kedua, bahan pembelajaran

dari hasil modifikasi yang dilakukan oleh pengajar BIPA; dan ketiga,

bahan pembelajaran diambil dari bahan-bahan yang sudah ada dan

memiliki sumber yang terpercaya (Widharyanto, 2017: 3).

1.6 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian penelitian ini terdiri dari beberapa bab. Hal ini

bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini. Bab

satu adalah bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika

penyajian. Bab dua adalah landasan teori yang berisi tiga subbab. Subbab pertama

berisi tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian saat

ini yang sedang dilakukan oleh peneliti. Pada subbab kedua berisi kajian pustaka

yaitu teori-teori yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian. Pada subbab

ketiga berisi kerangka berpikir yang memuat hasil pemikiran peneliti guna

memperoleh hasil penelitian yang diharapkan dengan menuangkannya dalam

bentuk bagan. Bab tiga adalah metodologi penelitian. Pada bab ini, peneliti

membahas mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, sumber data

dan data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik

analisis data, dan triangulasi. Bab empat adalah hasil penelitian dan pembahasan.

Pada bab ini, berisi deskripsi data penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.

Dalam bab ini peneliti mendeskripsikan data penelitian, cara menganalisis data,

dan pembahasan hasil penelitian. Bab lima adalah penutup yang berisi simpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

11

dan saran dari hasil penelitian. Selain itu, peneliti menyajikan daftar pustaka yang

digunakan untuk referensi dalam menunjang penelitian. Pada bagian akhir berisi

lampiran-lampiran dari hasil perhitungan SMOG, dan buku teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab landasan teori, terdapat tiga subbab yakni (1) penelitian yang

relevan, (2) kajian pustaka, dan (3) kerangka berpikir. Subbab pertama berisi

tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian saat ini

yang sedang dilakukan oleh peneliti. Pada subbab kedua berisi kajian pustaka

yaitu teori-teori yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian. Pada subbab

ketiga berisi kerangka berpikir yang memuat hasil pemikiran peneliti guna

memperoleh hasil penelitian yang diharapkan dengan menuangkannya dalam

bentuk bagan. Ketiga hal tersebut diuraikan sebagai berikut.

2.1 Penelitian yang Relevan

Berdasarkan studi kepustakaan peneliti menemukan empat penelitian yang

relevan tentang keterbacaan dalam buku teks. Pertama, penelitian yang dilakukan

oleh Widharyanto, dkk (2016) yang berjudul “Keterbacaan Wacana Buku Teks

Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik Fry, Tes Klos, dan

SMOG: Studi Kasus di SMK N 1 Cilacap dan SMK N 4 Yogyakarata”. Penelitian

yang dilakukan oleh Widharyanto, dkk (2016) bertujuan untuk (1) memberikan

informasi tingkat keterbacaan buku teks kepada para guru dan (2) para guru dalam

pembelajaran dapat memilih metode pembelajaran teks yang sesuai untuk

siswanya. Persamaan dengan penelitian di atas yaitu sama-sama meneliti tingkat

keterbacaan buku teks. Hal yang membedakan penelitian ini ialah cara mengukur

tingkat keterbacaannya, peneliti hanya menggunakan grafik Fry dan SMOG.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

13

Selain itu, penelitian Widharyanto, dkk telah melakukan penelitian tingkat

keterbacaan buku teks bagi pembelajar SMA/SMK sedangkan tingkat keterbacaan

yang akan peneliti lakukan yakni buku teks bagi pembelajar penutur asing.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Basundoro (2015) yang berjudul

“Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri

dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK Kelas X di SMK Negeri 4 Yogyakarta

berdasarkan grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG”. Penelitian yang dilakukan oleh

Basundoro bertujuan untuk (1) mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana

dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk siswa SMK kelas X di SMK

Negeri 4 Yogyakarta berdasarkan grafik Fry, Close Test, dan SMOG, (2) wacana

apa saja yang sesuai untuk siswa SMK kelas X di SMK Negeri 4 Yogyakarta

sebagai bahan pembelajaran dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan grafik

Fry, Cloze Test dan SMOG. Peneliti menemukan persamaan dengan penelitian di

atas yaitu sama-sama meneliti tingkat keterbacaan buku teks. Perbedaan penelitian

ini ialah cara mengukur tingkat keterbacaannya, peneliti hanya menggunakan

grafik Fry dan SMOG. Peneliti juga melakukan penelitian terhadap buku teks

terbitan Badan Bahasa bagi pembelajar penutur asing. Selain itu, jenis penelitian

yang dilakukan oleh peneliti ialah penelitian deskriptif kuantitatif.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Merryta (2013) dengan topik

“Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia

dan Buku Teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2007 untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

14

SMA Kelas XI Berdasarkan Grafik Fry”. Penelitian yang dilakukan oleh Merryta

(2013) bertujuan (1) mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana buku teks

Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga untuk para siswa kelas XI

SMA, (2) mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana buku teks Panduan

Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis untuk para siswa kelas XI

SMA, (3) mendeskripsikan wacana yang sesuai untuk para siswa kelas XI SMA

dalam buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga dan buku teks

Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis sebagai bahan

pembelajaran. Hal yang menjadi kesamaan dengan penelitian di atas yaitu sama-

sama meneliti tingkat keterbacaan buku teks. Hal yang membedakan penelitian ini

ialah cara mengukur tingkat keterbacaannya, peneliti hanya menggunakan grafik

Fry dan SMOG. Peneliti juga melakukan penelitian terhadap buku teks terbitan

Badan Bahasa bagi pembelajar penutur asing. Selain itu, jenis penelitian yang

dilakukan oleh peneliti ialah penelitian deskriptif kuantitatif.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Asih (2015) dengan topik

“Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri

dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK Negeri 1 Purworejo Kelas X Berdasarkan

Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG”. Penelitian yang dilakukan Asih (2015)

bertujuan untuk mendeskripsikan (1) wacana yang sesuai untuk siswa kelas X

SMK N 1 Purworejo pada buku teks bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik berdasarkan grafik Fry, (2) wacana yang sesuai pada buku teks bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk siswa kelas X SMK N 1 Purworejo

berdasarkan cloze test, (3) wacana yang sesuai pada buku teks bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

15

Ekspresi Diri dan Akademik untuk siswa kelas X SMK N 1 Purworejo

berdasarkan SMOG, (4) wacana yang sesuai untuk siswa kelas X SMK N 1

Purworejo dalam buku teks bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG. Peneliti menemukan persamaan

dengan penelitian di atas yaitu sama-sama meneliti tingkat keterbacaan buku teks.

Perbedaan penelitian ini ialah cara mengukur tingkat keterbacaannya, peneliti

hanya menggunakan grafik Fry dan SMOG. Peneliti juga melakukan penelitian

terhadap buku teks terbitan Badan Bahasa bagi pembelajar penutur asing. Selain

itu, jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti ialah penelitian deskriptif

kuantitatif.

Penelitian yang akan dilakukan ini adalah penelitian yang baru pertama

kali dilakukan untuk mengukur tingkat keterbacaan buku teks BIPA level C1.

Penelitian terhadap buku teks Sahabatku Indonesia ini dilakukan berdasarkan

perhitungan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya. Berdasarkan grafik Fry

perhitungannya dilihat dari jumlah rata-rata kalimat dan jumlah rata-rata suku kata

per seratus kata. Pada perhitungan SMOG, hasil penelitian yang diperoleh dapat

mengetahui tingkatan usia yang sesuai untuk BIPA level C1. Selain itu, penelitian

ini dilakukan untuk mengukur tinggi rendahnya sifat autentisitas buku teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian yang relevan namun

menggunakan bahan ajar buku teks Sahabatku Indonesia untuk BIPA level C1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

16

2.2 Kajian Pustaka

Teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) pengertian buku

teks, (2) fungsi buku teks, (3) kriteria telaah buku teks, (4) Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing (BIPA), (5) level BIPA (C1), (6) buku teks BIPA, (7) pengertian

keterbacaan, (8) grafik Fry, (9) formula SMOG, dan (10) autentisitasnya. Teori-

teori tersebut sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun

uraian teori di atas sebagai berikut.

2.2.1 Pengertian Buku Teks

Bahan ajar yang digunakan untuk proses pembelajaran salah satunya

berupa buku teks. Menurut Widharyanto, B., Rishe., dan Septina (2017: 3), buku

teks merupakan wacana utuh yang disampaikan secara tertulis atau menggunakan

lambang-lambang grafis. Buku teks adalah buku yang dirancang untuk

penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau

para ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran

yang sesuai dan serasi menurut Bacon (dalam Tarigan, 1986: 11). Berdasarkan

kedua ahli tersebut, buku teks merupakan keutuhan kata atau kalimat dalam suatu

wacana yang disampaikan secara tertulis. Selain itu, buku teks merupakan

wacana-wacana dalam suatu buku yang dirancang oleh para ahli di bidangnya

untuk pembelajaran di kelas. Buku teks yang baik ialah buku yang disiapkan para

pakar yang telah disusun dengan memperhatikan penggunaan bahasa agar mudah

dipahami pembelajar. Sitepu (2012) mengungkapkan bahwa dalam penyusunan

buku teks perlu memperhatikan penggunaan bahasa. Berdasarkan pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

17

tersebut, bahasa yang digunakan dalam penyusunan buku teks harus disesuaikan

dengan tingkat kemampuan kognitif pembelajar.

2.2.2 Fungsi Buku Teks

Buku teks dapat dijadikan sebagai acuan belajar bagi pengajar maupun

pembelajar dalam proses pembelajaran. Buku teks dapat membantu pembelajar

untuk memahami isi bacaan dari materi tertentu. Menurut Prastowo (2011: 170),

ada beberapa kegunaan buku teks antara lain (1) membantu pendidik

melaksanakan kurikulum yang berlaku, (2) menjadi dasar atau pegangan guru

dalam pembelajaran di kelas, (3) memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk dapat megulang materi yang telah dipelajarinya, (4) memberikan

pengetahuan baik bagi pendidik maupun peserta didik, dan (5) dapat menjadi

sumber penghasilan apabila buku yang disusun penulis dapat diterbitkan.

Berdasarkan pendapat tersebut, buku teks perlu dianalisis ulang dan disesuaikan

dengan kemampuan berpikir pembelajar agar mudah dipahami dengan baik.

2.2.3 Kriteria Telaah Buku Teks

Seorang guru yang profesional tentu tidak begitu saja menggunakan suatu

buku teks. Guru yang profesional perlu dan bahkan harus meneliti suatu buku teks

sebelum menggunakannya (Tarigan, 1986: 81). Dengan demikian, peneliti

menyimpulkan bahwa dalam menyeleksi buku teks diperlukan pedoman khusus

bagi pengajar untuk menilai sesuai atau tidaknya buku teks. Hal itu dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

18

guna pembelajar dapat dengan mudah memahami isi bacaan berdasarkan dengan

tingkatan atau jenjang sekolah.

Tarigan (1986: 81) mengemukakan beberapa sumber acuan yang dapat

kita pertimbangkan dan gunakan dalam penyusunan pedoman penelaahan buku

teks antara lain: (a) kurikulum (yang berlaku), (b) karakteristik mata pelajaran, (3)

hubungan antara kurikulum, mata pelajaran, dan buku teks, (4) dasar-dasar

penyusunan buku teks, (5) kualitas buku teks, (6) prinsip-prinsip penyusunan

buku kerja, dan (7) penyeleksian buku kerja. Berdasarkan pendapat tersebut,

peneliti menyimpulkan penyusunan buku teks tidak terlepas dari kurikulum yang

berlaku. Buku teks yang dibuat tentu memiliki tujuan pembelajaran yang harus

dicapai. Dengan adanya penyusunan buku teks ini tetap memerhatikan prinsip-

prinsip penyusunan buku teks seperti konsep yang jelas, ilustrasi, dan memiliki

bahasa yang komunikatif.

2.2.4 Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

Azizah, dkk., (2012: 1) BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)

adalah istilah untuk program pembelajaran bahasa Indonesia yang dikhususkan

untuk warga negara asing. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, pembelajar BIPA

ialah pembelajar yang berkebangsaan asing yang ingin belajar bahasa Indonesia.

Pembelajaran BIPA lebih kompleks dan rumit, antara lain karena siswa asing

yang belajar BIPA dapat berasal dari berbagai negara (Muliastuti, 2017: 5).

Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran BIPA lebih sulit

karena dipelajari oleh orang asing dari berbagai negara. BIPA banyak diminati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

19

oleh penutur asing untuk kebutuhan tertentu. Menurut Muliastuti (2017: 1)

menyatakan bahwa diperkirakan ada 45 negara mengajarkan bahasa Indonesia

kepada siswa atau mahasiswa antara lain, Australia, Amerika, Kanada, Vietnam,

Rusia, Korea, Jepang, dan Jerman. Oleh karena itu, pembelajaran BIPA perlu

dibuat semenarik mungkin dan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga

dapat dipahami oleh pembelajar asing dengan mudah. Pembelajaran BIPA di

lembaga bahasa saat ini menggunakan buku terbitan Badan Bahasa yang

dikeluarkan tahun 2015 yakni buku Sahabatku Indonesia sebanyak enam jilid.

2.2.5 Level BIPA (C1)

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam pembelajarannya

membagi kemampuan pembelajar menjadi tiga tingkatan besar yakni tingkatan A,

B dan C. Ketiga tingkatan tersebut, memiliki istilah tingkatan pemula, madya, dan

lanjut. Tingkatan besar dibagi menjadi enam tingkatan diantaranya level A1, A2,

B1, B2, C1 dan C2. Setiap kemampuan pada satu tingkatan dijabarkan

menggunakan acuan deskripsi untuk empat keterampilan berbahasa (menyimak,

membaca, berbicara, dan menulis).

Menurut pedoman resmi CEFR, seseorang di level C1 memiliki

kemampuan sebagai berikut: 1) dapat memahami beragam teks yang lebih sulit

dan lebih panjang, serta mengenali makna tersirat, 2) dapat mengekspresikan

gagasan dengan fasih dan spontan tanpa kesulitan menemukan ungkapan, 3) dapat

menggunakan bahasa dengan fleksibel dan efektif untuk tujuan sosial, akademik,

dan profesional, dan 4) dapat menghasilkan teks yang jelas, terstruktur, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

20

terperinci mengenai subjek yang kompleks, menunjukkan penggunaan pola

organisasi, konektor, dan perangkat kohesif dengan terkendali. Berbeda dengan

pembelajar level C2 menurut pedoman CEFR, seseorang yang berada pada level

ini memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) dapat memahami dengan mudah

hampir semua hal yang didengar atau dibaca, 2) dapat merangkum informasi dari

berbagai sumber lisan dan tertulis, menceritakan kembali argumen dan cerita

dalam presentasi yang berhubungan, dan 3) dapat mengekspresikan dirinya secara

spontan, sangat fasih, dan akurat, mengerti perbedaan makna yang halus bahkan

dalam situasi yang paling kompleks.

Berdasarkan pedoman tersebut, kedua level ini merupakan level

pembelajar BIPA tingkat lanjut. Peneliti menyimpulkan perbedaan kedua level ini,

pada level C1 pembelajar BIPA lebih mempelajari teks-teks yang panjang dan

sulit untuk menemukan makna tersirat. Pada level C2 pembelajar BIPA selain

mahir menemukan informasi pada teks panjang pembelajar mampu memberikan

argumen dan menceritakan kembali topik-topik diskusi saat presentasi.

Pembelajar pada level C1 memiliki standar kompetensi yang harus

dipenuhi. Menurut Muliastuti (2017: 38), ada beberapa deskripsi kompetensi

sebagai berikut: pertama, mampu menghasilkan teks tentang topik yang sulit

dengan bahasa yang jelas, terstruktur, terperinci, yang memperlihatkan pola

organisasi, penggunaan penghubung dan perangkat kohesif dengan baik. Kedua,

mampu memahami berbagai tulisan yang lebih panjang, menantang, berjangkauan

luas, dan mengenali makna implisit. Ketiga, mampu mengekspresikan dirinya

dengan lancar dan spontan tanpa terlihat dengan jelas mencari kata-kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

21

Keempat, mampu menggunakan bahasa dengan fleksibel dan efektif untuk tujuan

sosial, akademik, dan profesional. Kelima, mampu menghasilkan tulisan yang

jelas, terstruktur dengan baik, dan detail dengan subjek yang kompleks,

menunjukkan penggunaan teratur terhadap pola-pola organisasional, penghubung

dan alat kohesi.

Berdasarkan pendapat Muliastuti, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajar level C1 termasuk pembelajar dengan level tinggi. Hal itu berarti

pembelajar pada level ini memiliki tingkat belajar yang lebih sulit. Pembelajar

dengan level C1 diharapkan mampu membuat tulisan mengenai suatu topik

tertentu dengan memperhatikan struktur kalimat dan kata penghubung yang jelas.

Selain menulis, pembelajar juga diharapkan mampu memahami isi buku teks yang

lebih panjang serta dapat mengemukakan pendapat dengan lancar. Dengan

demikian, pembelajar level C1 semestinya dapat berkomunikasi menggunakan

bahasa yang fleksibel dan efektif menyesuaikan situasi dan kondusi

lingkungannya.

2.2.6 Buku Teks BIPA

Buku teks BIPA merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan oleh

pembelajar asing dalam proses pembelajaran. Menurut Muliastuti (2017: 5), bahan

ajar yang tersedia untuk pengajaran BIPA di Indonesia dapat dikatakan belum

banyak. Buku-buku BIPA yang tersedia sementara ini dapat diklasifikasikan atas

dua kategori, yaitu (1) buku BIPA yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa

Indonesia dan (2) yang menggunakan bahasa pengantar B1 siswa. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

22

demikian, peneliti menyimpulkan kategori buku BIPA yang pertama akan sulit

bagi pembelajar pemula apabila mengikuti pembelajaran di kelas. Sebaliknya,

bagi tingkat madya dan lanjut akan menambah kosa kata bahasa Indonesia. Untuk

kategori buku BIPA kedua, akan sangat mudah bagi pemula untuk belajar Bahasa

Indonesia dengan metode terjemahan. Sebaliknya, kategori kedua ini kurang

cocok bagi pembelajar tingkat madya dan lanjut karena mereka menggunakan B1

pembelajar bukan belajar Bahasa Indonesia seperti yang diharapkan. Oleh karena

itu, pengajar BIPA perlu memilih buku teks yang sesuai dengan tingkatan

pembelajar BIPA.

Badan Bahasa telah menyebarluaskan buku-buku Lentera 1 untuk tingkat

dasar, Lentera 2 untuk tingkat madya, dan Lentera 3 untuk tingkat lanjut. Pada

tahun 2015, Badan Bahasa menerbitkan buku Sahabatku Indonesia sebanyak

enam jilid. Buku tersebut sudah memenuhi enam jenjang kompetensi siswa BIPA

antara lain: A1-A2 untuk siswa BIPA tingkat pemula, B1-B2 untuk siswa BIPA

tingkat madya, dan C1-C2 untuk siswa BIPA tingkat lanjut (Muliastuti, 2017: 6).

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa bahan ajar BIPA

sudah ada dan diterbitkan oleh Badan Bahasa khususnya buku teks Sahabatku

Indonesia pada tahun 2015. Buku-buku tersebut sudah lengkap mulai dari

tingkatan pemula, madya, dan lanjut.

2.2.7 Pengertian Keterbacaan

Tampubolon (dalam Suladi, dkk., 2000: 4), mengungkapkan bahwa

keterbacaan (readability) adalah sesuai tidaknya suatu wacana bagi pembaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

23

tertentu dilihat dari aspek atau tingkat kesukarannya. Suladi, dkk (2000: 4)

menyatakan salah satu cara untuk mendapatkan wacana yang sesuai dengan yang

diharapkan adalah dengan studi keterbacaan. Kedua pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa keterbacaan merupakan salah satu cara untuk mengukur

pemahaman materi yang akan memengaruhi keberhasilan pembelajar pada saat

membaca. Tingkat kesulitan atau kemudahan suatu wacana dapat disesuaikan

dengan kemampuan belajar pembelajar. Sesuai atau tidaknya buku teks bagi

pembelajar dapat diukur dengan keterbacaan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 83), keterbacaan itu

merupakan perihal yang dapat dibacanya teks secara cepat, mudah dimengerti,

dipahami, dan mudah pula diingat. Berpedoman dari KBBI pengertian

keterbacaan ialah isi suatu wacana yang dapat dimengerti pembelajar dengan

menggunakan bahasa yang baik dan sederhana. Suladi, dkk (2000: 13)

menyatakan tingkat keterbacaan sebuah buku dipengaruhi dua faktor yakni tingkat

kecerdasan siswa dan cara penyajian buku itu sendiri. Hubungan antara tingkat

keterbacaan dan pembaca itu terkait erat dengan keberhasilan membaca. Adanya

studi keterbacaan berguna dalam penentuan wacana yang sesuai dengan minat

baca siswa. Oleh karena itu, keterbacaan buku teks sangat penting dilakukan

untuk menguji tingkat kesesuaian suatu wacana bagi pembelajar BIPA level C1.

2.2.8 Grafik Fry

Grafik Fry dirumuskan oleh Edward Fry. Grafik ini mulai dipublikasikan

tahun 1977 dalam majalah Jaurnal of Reading. Grafik Fry merupakan hasil upaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

24

untuk menyederhanakan dan mengefisienkan teknik penentuan tingkat

keterbacaan wacana. Formula ini mendasarkan pengukuran keterbacaan pada dua

faktor utama, yaitu panjang-pendeknya kalimat dan tingkat kesulitan kosakata

yang ditandai oleh jumlah (banyak-sedikitnya) suku kata yang membentuk setiap

kosakata dalam wacana tersebut (Abidin, 2012: 54).

Langkah-langkah penggunaan Grafik Fry menurut Forgan dan Mangrum II

dalam Abidin (2012: 55) sebagai berikut.

a. Pilihlah seratus kata dari wacana yang akan diukur keterbacaannya.

Jika dalam wacana tersebut nama, deret angka, dan singkatan,

ketiganya dihitung satu kata. Kata ulang juga dianggap satu kata. Kata

dalam judul bab atau subbab tidak boleh dihitung. Nama misalnya,

Tono, singkatan misalnya SIM, dan tahun misalnya, 2012, masing-

masing dihitung satu kata.

b. Hitunglah jumlah kalimat yang terdapat dalam keseratuskata terpilih

tersebut. Jika kalimat akhir tidak tepat pada titik, perhitungannya

adalah jumlah kalimat lengkap ditambah jumlah kata pada kalimat

terakhir yang masuk pada kata keseratus dibagi jumlah keseluruhan

kata kalimat terakhir. Misalnya dari keseratus kata yang telah dipilih

ada 7 kalimat lengkap dan pada kalimat terakhir kata yang masuk

keseratus kata ada 8 kata sedangkan jumlah kata dalam kalimat itu

seluruhnya adalah 16 kata, jumlah kalimatnya adalah 7 + 8/16 = 7,5

kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

25

c. Hitunglah jumlah suku kata dari keseratus kata yang telah dipilih.

Kata yang berupa deret angka dan singkatan dianggap masing-masing

huruf/angkanya satu suku kata. Karena jumlah suku kata bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris berbeda, jumlah suku kata yang telah

dihitung tersebut selanjutnya harus dikalikan 0,6 (Harjasujana dan

Mulyati, 1997). Misalnya jumlah suku kata keseratus kata terpilih

adalah 250 suku kata maka jumlah suku kata yang sebenarnya adalah

250 × 0,6 = 150 suku kata.

d. Plotkan hasil perhitungan di atas ke dalam Grafik Fry. Pembacaan

hasil akhir merupakan pertemuan antara garis diagonal dan vertikal

yang dihasilkan dari jumlah suku kata dan jumlah kalimat. Jika

hasilnya terletak pada satu kolom tertentu, itulah tingkat kesulitan

wacana tersebut.

e. Guna menghindari kesalahan, tentukanlah hasil akhir pengukuran

dengan menambahkan satu tingkat dan mengurangi satu tingkat.

Misalnya pertemuan garis terletak pada kelas 12, wacana tersebut

dianggap cocok dibaca siswa kelas 11, 12 dan 13. Jika pertemuan

garis tersebut jatuh pada daerah yang diarsir, wacana tersebut

dikategorikan wacana yang tidak valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

26

Grafik Fry

Angka-angka yang berderet tegak lurus dalam grafik Fry merupakan

jumlah kalimat per seratus kata, sedangkan angka yang berderet pada garis

mendatar menunjukkan jumlah suku kata per seratus kata. Angka-angka yang

berada di tengah grafik dan diantara garis-garis penyekat dari grafik tersebut

menunjukkan perkiraan tingkatan (grade) dari keterbacaan wacana yang diukur.

Tingkatan (grade) diuraikan sebagai berikut: (a) angka 1, 2, 3 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level A1, (b) angka 4, 5, 6 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level A2, (c) angka 7, 8 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level B1, (d) angka 9, 10 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level B2, (e) angka 11, 12 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level C1, dan (f) angka 13, 14, 15, dan

seterusnya menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level C2.

Kolom grafik Fry yang diarsir hitam/daerah hitam menunjukkan bahwa

wacana tersebut tidak bisa digunakan/tidak sah. Hal itu berarti jika hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

27

pertemuan garis tegak lurus dan mendatar dari 12 wacana jatuh pada daerah

hitam, wacana tersebut tidak bisa digunakan. Oleh karena itu, wacana yang tidak

sah sebaiknya tidak digunakan dan diganti dengan wacana lain yang sesuai.

2.2.9 Formula SMOG (Simple Measure of Gobbledygook)

Simple Measure of Gobbledygook (SMOG) dikembangkan oleh

McLaoughlin pada tahun 1969. McLaughlin menciptakan formula ini sebagai

perbaikan terhadap formula lain. Formula yang dikembangkan oleh McLaughlin

ini untuk mengukur keterbacaan wacana sekolah dasar dan menegah. Pengukuran

keterbacaan dengan menggunakan formula SMOG dimaksudkan untuk mengukur

kesesuaian antara bacaan dan usia pembaca. Biasanya seorang peneliti mengukur

tingkat keterbacaan itu dari kata-kata, jumlah kata dalam sebuah kalimat, dan rata-

rata suku kata dari setiap kata (Abidin, 2012:56).

Prosedur penggunaan formula SMOG dalam mengukur tingkat

keterbacaan sebuah wacana menurut Forgan dan Mangrum II dalam Abidin

(2012:56) dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pilihlah 30 kalimat dari wacana yang akan diukur. Ketiga puluh

kalimat tersebut diambil dari 10 kalimat di awal wacana, 10 kalimat di

tengah wacana, dan 10 kalimat dari akhir wacana.

b. Bacalah ketiga puluh kalimat tersebut kemudian hitunglah setiap kata

yang memiliki tiga atau lebih suku kata. Kata yang sama tetap

dihitung. Ingatlah bahwa kata-kata tersebut tidak perlu secara khusus

dipecah menjadi suku kata, tetapi cukup secara sederhana Anda beri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

28

ceklis di atas kata yang terdiri atas tiga atau lebih suku kata. Misalnya,

jumlah kata bersuku kata tiga atau lebih yang Anda temukan adalah

sebagai berikut.

1) Awal wacana = 21 kata

2) Tengah wacana = 22 kata

3) Akhir wacana = 8 kata

Jumlah kata yang bersuku kata 3 atau lebih adalah 51 kata.

c. Perkirakan akar kuadrat dari jumlah kata yang memiliki tiga suku kata

atau lebih. Jika jumlah tersebut tidak memiliki hasil akar kuadrat yang

tepat, ambillah akar kuadrat yang paling dekat. Misalnya jumlah kata

yang memiliki tiga atau lebih suku kata adalah 51, akar kuadarat utuh

yang terdekat adalah 49 (7×7). Jika jumlah kata yang mengandung 3

atau lebih suku kata terletak di tengah dua akar kuadrat utuh,

sebaiknya pilih akar kuadrat yang berada di bawahnya. Misalnya

jumlah katanya 72, pilihlah akar kuadrat 64 (8×8) bukan 81 (9×9).

d. Tambahkan 3 pada akar kuadarat dari jumlah kata yang bersuku kata 3

atau lebih. Misalnya, dalam wacana kita menemukan 51 kata yang

bersuku kata 3 atau lebih, akar kuadarat perkiraannya adalah 7,

sehingga pada perhitungan akhirnya adalah 7 + 3 = 10. Angka akhir

inilah yang menunjukkan tingkat kesulitan wacana, yakni wacana

tersebut tepat digunakan oleh siswa kelas 10. Jika jumlah katanya 72,

akar kuadrat yang dipilih adalah 8 sehingga tingkat kesulitan wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

29

tersebut adalah 8+3=11. Dengan demikian wacana tersebut cocok

digunakan untuk siswa kelas 11.

Tabel 1

Tingkat Keterbacaan Buku Menurut G. Harry McLaughlin

Jumlah Kata yang ≥3

Suku Kata Usia

0-2 4

3-6 5

7-12 6

13-20 7

21-30 8

31-42 9

43-56 10

57-72 11

73-90 12

91-110 13

111-132 14

133-156 15

157-182 16

183-210 17

211-240 18

Tabel di atas menunjukkan jumlah kata yang ≥3 suku kata dan batas usia

yang sesuai berdasarkan formula SMOG. Batas usia pembelajar BIPA berdasarkan

SMOG diuraikan sebagai berikut: (a) usia 4 – 8 tahun sesuai untuk BIPA level A1,

(b) usia 9 – 10 tahun sesuai untuk BIPA level A2, (c) usia 11 – 12 tahun sesuai

untuk BIPA level B1, (d) usia 13 – 14 tahun sesuai untuk BIPA level B2, (e) usia

15 – 16 tahun sesuai untuk BIPA level C1, dan (f) usia 17 – 18 tahun ke atas

sesuai untuk BIPA level C2. Dengan demikian, batas usia dalam penelitian

terhadap buku teks Sahabatku Indonesia level C1 berdasarkan SMOG berada pada

usia 15 dan 16 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

30

2.2.10 Autentisitas

Widharyanto (2016) mengungkapkan autentisitas tidak dipandang sebagai

dikotomis yang mengacu pada pengkategorian autentik atau tidak autentik,

melainkan kontinum yang menunjuk pada tinggi dan rendah atau banyak dan

sedikit sifat autentik. Di dalam kelas bahasa Indonesia sangat mungkin guru

mengupayakan autentisitas yang maksimal dengan memanfaatkan sifat-sifat

autentik meskipun tetap tidak mungkin mencapai autentisitas absolute karena sifat

kelas bahasa adalah bentuk rekayasa pembelajaran (Widharyanto, 2016).

Berdasarkan pengertian di atas, autentisitas bukan merupakan pengkategorian

autentik atau tidak autentik melainkan suatu rangkaian yang menunjuk pada tinggi

dan rendah sifat autentik. Sifat-sifat autentik itu terkait antara lain dengan: (1)

bahasa yang dipelajari, (2) sumber bahan ajar pembelajaran, (3) tugas-tugas

pembelajaran, dan (4) bentuk tes dalam pembelajaran BIPA (Widharyanto,

2001:16). Menurut Nurgiyantoro (2011:23) penilaian autentik merupakan suatu

bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia

nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan

keterampilan. Penilaian autentik yang diharapkan dapat menunjukkan dunia nyata,

sehingga pembelajar tidak merasa asing saat mengalaminya di kehidupan sehari-

hari.

Seleksi bahan pembelajaran BIPA merupakan suatu hal penting yang harus

dihadapi oleh seorang pengajar BIPA. Berdasarkan isu-isu yang muncul berkaitan

dengan sumber bahan-bahan pembelajaran BIPA, terdapat tiga isu yang menjadi

polemik perdebatan. Ketiga polemik perdebatan menurut Widharyanto (2017: 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

31

yaitu (1) bahan itu murni dibuat dan dihasilkan oleh pengajar BIPA sendiri, (2)

bahan itu diambil oleh pengajar BIPA dari bahan-bahan yang ada dalam

komunikasi sehari-hari dan mengalami modifikasi seperlunya oleh pengajar, dan

(3) bahan diambil oleh pengajar BIPA dari bahan-bahan yang ada dalam

komunikasi sehari-hari tanpa mengalami modifikasi sama sekali dari pengajar

BIPA. Berdasarkan pendapat tersebut, ketiga polemik yang diuraikan memiliki

tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Tipe bahan pembelajaran yang pertama

memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah dari kedua tipe bahan pembelajaran

yang lainnya. Hal itu karena pengajar dapat menyesuaikan bahan pembelajaran

dengan materi yang akan diajarkan menggunakan imajinasi seperti percakapan,

pengumuman, surat dan sebagainya. Tipe bahan kedua biasanya menggunakan

bahasa sehari-hari yang telah dimodifikasi. Tipe ini juga disebut sebagai moderat

atau simplifikasi. Tipe bahan pembelajaran ketiga ini merupakan bahan yang asli

tanpa adanya campur tangan dari pengajar BIPA. Tipe bahan ketiga ini memiliki

tingkat kesulitan yang paling tinggi dari kedua tipe yang ada.

Tabel 2

Tingkat Autentisitas Materi Ajar Bahasa Indonesia

Campur Tangan Keaslian dan Kealamiahan

Guru Materi

Tinggi Rendah

Rendah Tinggi

Materi Tipe 1

Materi Tipe 2

Materi Tipe 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

32

Tingkat autentisitas buku teks Sahabatku Indonesia diuraikan sebagai

berikut: (1) Tingkat autentik rendah untuk BIPA level A1 dan A2, hal itu

disebabkan oleh level A1 dan A2 masih tergolong tingkat pemula sehingga

mempelajari teks-teks yang dibuat oleh guru secara alami. (2) Tingkat autentik

simplifikasi atau modifikasi untuk BIPA level B1 dan B2, hal itu disebabkan oleh

level B1 dan B2 merupakan tingkat madya yang mempelajari teks asli dengan

hasil modifikasi guru. (3) Tingkat autentik tinggi untuk BIPA level C1 dan C2,

hal itu disebabkan oleh level C1 dan C2 merupakan tingkat lanjut yang

mempelajari teks-teks panjang dan rumit.

2.3 Kerangka Berpikir

Peneliti akan memaparkan kerangka berpikir dengan judul penelitian

“Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia Terbitan Badan Bahasa

untuk Level C1 Berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya”. Buku teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa inilah yang menjadi objek penelitian

untuk mengetahui tingkat keterbacaannya. Keterbacaan merupakan ukuran sesuai

tidaknya wacana yang cocok untuk digunakan oleh pembelajar. Terdapat tiga cara

yang dipilih peneliti untuk mengukur tingkat keterbacaan buku teks tersebut.

Ketiga cara itu diantaranya menggunakan formula grafik Fry, formula SMOG, dan

autentisitas buku teks Sahabatku Indonesia. Grafik Fry untuk menyederhanakan

dan mengefisienkan teknik penentuan tingkat keterbacaan wacana. Formula

SMOG untuk mengukur kesesuaian antara bacaan dan usia pembaca berdasarkan

ketentuan yang ada. Selanjutnya, keautentikan buku teks merupakan rangkaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

33

yang menunjuk pada tinggi dan rendah sifat autentik. Setelah peneliti melakukan

ketiga cara tersebut, harapannya peneliti dapat menemukan hasil kesesuaian buku

teks Sahabatku Indonesia untuk pembelajar BIPA Level C1.

Bagan 1

Alur Kerangka Berpikir

Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia Terbitan Badan

Bahasa Untuk Level C1 Berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan

Autentisitasnya

Tingkat keterbacaan sebagai ukuran sesuai tidaknya wacana yang cocok

untuk digunakan oleh pembelajar.

Formula grafik Fry

oleh Edward Fry

untuk

menyederhanakan

dan

mengefisienkan

teknik penentuan

tingkat keterbacaan

wacana.

Formula SMOG

oleh

G. Harry

Melaughlin untuk

mengukur

kesesuaian antara

bacaan dan usia

pembaca.

Wacana buku teks Sahabatku Indonesia yang sesuai untuk pembelajar

BIPA level C1

Autentisitas

merupakan

rangkaian yang

menunjuk pada

tinggi dan rendah

sifat autentik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab metodologi penelitian, terdapat tujuh uraian antara lain (1) jenis

penelitian, (2) populasi dan sampel penelitian, (3) sumber data dan data penelitian,

(4) teknik pengumpulan data, (5) instrumen penelitian, (6) teknik analisis data,

dan (7) triangulasi. Ketujuh uraian tersebut membahas terkait metode yang

dilakukan dalam penelitian. Adapun penjabaran masing-masing ketujuh hal di atas

sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui “Tingkat Keterbacaan

Buku Teks Sahabatku Indonesia Terbitan Badan Bahasa Level C1 Berdasarkan

Grafik Fry, SMOG dan Autentisitasnya” menggunakan penelitian deskriptif

kuantitatif. Menurut Ali dan Kadir (2014: 63), deskriptif adalah penelitian yang

melukiskan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, dan sebagainya

yang merupakan objek penelitian. Ali dan Kadir, (2014: 68) menyatakan

penelitian kuantitatif yang juga disebut metode kuantitatif adalah metode yang

berpangkal pada peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif atau yang dapat

dinyatakan dengan angka (skala, indeks, rumus, dan sebagainya). Dengan demikian,

penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif kuantitatif karena

penelitian kuantitatif menjabarkan data-data numerik yang dilakukan pada

perhitungan grafik Fry dan formula SMOG. Setelah itu, peneliti mendeskripsikan

data-data analisis dari grafik Fry, SMOG, dan tingkat autentisitasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

35

3.2 Populasi dan Sampel penelitian

Arikunto (2013: 173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sudjana (1990: 4),

populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau

mengukur, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari

semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-

sifatnya. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, yang dimaksud populasi dalam

penelitian ini ialah seluruh wacana yang ada dalam teks Sahabatku Indonesia

terbitan Badan Bahasa.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti menurut

Arikunto (2013: 174). Peneliti menemukan dua belas wacana yang berhubungan

dengan keterampilan membaca ditinjau dari aspek kebahasaan. Peneliti

melakukan analisis terhadap seluruh wacana yang ditemukan yakni dua belas

wacana. Hal itu karena dalam menentukan wacana-wacana tersebut peneliti

menggunakan teknik sampling bertujuan. Teknik sampling bertujuan tersebut

ialah memilih dan menentukan sampel yang memenuhi syarat-syarat berdasarkan

tujuannya (Soewandi, 1991: 4). Terdapat dua belas wacana yang memenuhi syarat

grafik Fry, lima wacana yang memenuhi SMOG, dan dua belas wacana yang dapat

diukur autentisitasnya. Wacana-wacana yang ditemukan tidak dapat diujikan

seluruhnya pada level C1. Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel dari buku

teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa yang memenuhi syarat grafik

Fry, SMOG, dan autentisitasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

36

3.3 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data dalam penilitian ini adalah buku teks Sahabatku Indonesia

terbitan Badan Bahasa untuk Level C1. Data penelitian diperoleh dari teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk Level C1. Data yang

bersumber dari teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa berjumlah 12

teks antara lain: 1) Danau Toba; 2) Pengalaman Berkesan Kali Pertama ke Pulau

Dewata; 3) Prosedur Pemasangan Listrik secara Daring (Online); 4) Ki Hajar

Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia; 5) Hubungan Lingkungan Hidup dengan

Pembangunan; 6) Jejaring Sosial bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja di

Indonesia; 7) Seragam Sekolah, Perlukah?; 8) Ulasan Film: The Little Prince

(2015); 9) Kisah Malin Kundang; 10) Mitos Seputar Gerhana Matahari di

Indonesia; 11) Alzheimer; 12) Pemilu Minus Kesukarelaan. Data tersebut akan

dianalisis menggunakan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik baca

dan catat. Teknik adalah cara, metode, atau sistem mengerjakan sesuatu (KBBI,

2008: 1442). Peneliti terlebih dahulu akan melakukan teknik baca yakni

menggunakan cara dengan melihat buku atau bacaan kemudian memahami isi

bacaan tersebut. Setelah itu, peneliti mengukur tingkat keterbacaan menggunakan

formula grafik Fry dan SMOG dengan menghitung jumlah kata sesuai dengan

langkah-langkah penggunaannya. Selain itu, peneliti juga mengukur tingkat

autentisitas buku teks Sahabatku Indonesia dengan cara melihat terdapat sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

37

teks yang akurat sesuai dengan fakta dan tidak direkayasa. Selanjutnya, peneliti

melakukan teknik catat dari hasil penjumlahan data-data numerik yang telah

didapatkan dengan membuat tabel tabulasi berdasarkan hasil dari grafik Fry,

SMOG dan autentisitasnya. Peneliti menggunakan sumber data yaitu buku teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk Level C1. Proses pengumpulan

data dilakukan dengan menandai setiap wacana yang terdapat dalam buku teks

tersebut. Kemudian tingkat keterbacaan wacana dihitung jumlah kata, kalimat,

dan suku katanya masing-masing berdasarkan langkah-langkah penggunaan

formula grafik Fry dan SMOG. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan.

Peneliti tidak membuat instrumen sendiri karena data-data yang dibutuhkan sudah

tersedia dalam bentuk wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks Sahabatku

Indonesia untuk Level C1 terbitan Badan Bahasa.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti

sendiri. Menurut Moleong (2007:168), yang dimaksud dengan peneliti sendiri

adalah peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis,

penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian yang diteliti.

Dengan demikian, instrumen penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri karena

peneliti mempersiapkan dan merencanakan sendiri dalam mengukur tingkat

keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa yang telah

disusun dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

38

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis

data kuantitatif karena analisisnya menggunakan data angka yang dijumlahkan

sebagai data yang kemudian dianalisis. Setelah memperoleh data, peneliti akan

menganalisis secara kuantitatif. Adapun cara menganalisisnya akan dilakukan

menjadi beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut ini:

(1) menentukan buku teks yang dijadikan objek penelitian yaitu buku teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk Level C1, (2) mendeskripsikan

hasil temuan berupa tingkat keterbacaan dalam buku teks Sahabatku Indonesia

terbitan Badan Bahasa untuk Level C1 menggunakan langkah-langkah grafik Fry

dan SMOG, (3) menentukan hasil penjumlahan data-data numerik berdasarkan

formula grafik Fry dan SMOG, (4) menentukan tingkat autentisitas buku teks

Sahabatku Indonesia berdasarkan syarat-syarat autentik, (4) menarik simpulan

dari hasil penjumlahan, dan (5) menyajikan dalam bentuk laporan.

3.7 Triangulasi

Peneliti menggunakan triangulasi pengamat lain yang ahli di bidang

penelitian ini. Triangulasi pengamat lain untuk keperluan pengecekan kembali

derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi

kemelencengan dalam pengumpulan data. Cara yang dilakukan peneliti adalah

dengan mencari ahli yang kompeten di bidang keterbacaan dan buku teks. Oleh

karena itu, triangulator penelitian ini ialah Dr. B. Widharyanto, M.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

39

Pengecekkan dilakukan satu kali dalam kurun waktu satu minggu pada

tanggal 20-29 Juli 2019. Triangulator tidak menemukan kesalahan dari

perhitungan grafik Fry maupun hasil tabel analisis data formula SMOG, dan

autentisitas pada saat pengecekkan data. Oleh karena itu, semua data yang

diberikan peneliti sudah benar dan sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdapat tiga bagian, yaitu deskripsi data, hasil penelitian, dan

pembahasan. Pada bagian pertama, diuraikan deskripsi data penelitian. Pada

bagaian kedua, diuraikan hasil penelitian dari dua rumusan masalah, yaitu (1)

tingkat keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk

level C1 berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya, (2) Wacana dari

buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa yang sesuai untuk level C1

sebagai bahan pembelajaran berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya.

Bagian ketiga, diuraikan pembahasan dari hasil penelitian berdasarkan rumusan

masalah yang ditemukan dari buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan

Bahasa.

4.1 Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian ini merupakan hasil pemaparan peneliti terhadap

dua belas wacana dalam buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa.

Deskripsi data ini berisi uraian deskripsi data berdasarkan grafik Fry, deskripsi

data berdasarkan formula SMOG, dan deskripsi data berdasarkan autentisitasnya.

Adapun uraian deskripsi data tersebut sebagai berikut.

4.1.1 Deskripsi Data Berdasarkan Grafik Fry

Data grafik Fry diambil dari wacana-wacana yang terdapat dalam buku

teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1. Keseluruhan

wacana yang diambil berjumlah 12 wacana. Wacana tersebut dianalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

41

berdasarkan jumlah rata-rata kalimat dan jumlah rata-rata suku kata per seratus

kata. Berikut adalah wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1.

Tabel 3

Wacana dalam Buku Teks Sahabatku Indonesia untuk Level C1

terbitan Badan Bahasa

No. Unit Judul Teks Halaman

1. Unit 1 Keindahan Alam Danau Toba 11-13

2. Unit 2 Wisata Pengalaman Berkesan Kali

Pertama ke Pulau Dewata

28-30

3. Unit 3 Daur Ulang Prosedur Pemasangan Listrik

secara Daring (Online)

46-47

4. Unit 4 Biografi Tokoh Ki Hajar Dewantara, Bapak

Pendidikan Indonesia

65-68

5. Unit 5 Lingkungan Hidup Hubungan Lingkungan Hidup

dengan Pembangunan

88-89

6. Unit 6 Jejaring Sosial Jejaring Sosial bagi

Pertumbuhan dan

Perkembangan Remaja di

Indonesia

109-110

7. Unit 6 Jejaring Sosial Seragam Sekolah, Perlukah? 117-120

8. Unit 7 Kebudayaan dan Adat

Istiadat

Ulasan Film: The Little Prince

(2015)

129-131

9. Unit 8 Mitos Kisah Malin Kundang 147-150

10. Unit 8 Mitos Mitos Seputar Gerhana Matahari

di Indonesia

155-157

11. Unit 9 Kesehatan Alzheimer 166-167

12. Unit 10 Politik Pemilu Minus Kesukarelaan 182-185

4.1.2 Deskripsi Data Berdasarkan Formula SMOG

Data yang diperoleh peneliti berdasarkan formula SMOG dalam buku teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1 berjumlah lima

wacana. Kelima wacana tersebut ialah teks 2 yang berjudul “Pengalaman

Berkesan Kali Pertama ke Pulau Dewata”, teks 4 yang berjudul “Ki Hajar

Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia”, teks 7 yang berjudul “Seragam Sekolah,

Perlukah?”, teks 9 yang berjudul “Kisah Malin Kundang”, dan teks 12 yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

42

berjudul “Pemilu Minus Kesukarelaan”. Wacana-wacana tersebut dipilih dan

dianalisis berdasarkan formula SMOG yang terdiri dari 300 kata atau lebih.

Kemudian, dari lima wacana tersebut peneliti menghitung sepuluh kalimat di

awal, tengah, dan diakhir dengan jumlah keseluruhan tiga puluh kalimat dalam

sebuah wacana. Dengan demikian, dari dua belas wacana dalam buku teks

Sahabatku Indonesia hanya terdapat lima wacana yang dapat dilakukan

perhitungan berdasarkan teori SMOG.

4.1.3 Deskripsi Data Berdasarkan Autentisitasnya

Data yang diperoleh peneliti dua belas wacana dalam buku teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1. Wacana-wacana tersebut

diambil berdasarkan sumber yang tertera dalam buku teks Sahabatku Indonesia

terbitan Badan Bahasa. Selain itu, wacana tersebut dapat dianalisis berdasarkan

tingkat autentisitasnya. Berikut ini peneliti memaparkan deskripsi data

berdasarkan autentisitasnya.

Tabel 4

Analisis Tingkat Autentisitas Buku Teks Sahabatku Indonesia

terbitan Badan Bahasa untuk BIPA Level C1

No. Judul Wacana Sumber

1. Danau Toba http://indonesia.travel/id/destination/48/the-

incredible-lake-toba (dengan pengubahan)

2. Pengalaman Berkesan Kali

Pertama ke Pulau Dewata

http://travel.detik.com/read/2015/03/15/1410

00/2830921/1025/1/pengalaman-berkesan-

kali-pertama-ke-pulau-dewata#menu_stop

(dengan pengubahan)

3. Prosedur Pemasangan Listrik

secara Daring (Online)

www.rumah.com (dengan pengubahan)

4. Ki Hajar Dewantara, Bapak

Pendidikan Indonesia

http://profil.merdeka.com/indonesia/k/ki-

hadjar-dewantoro/

5. Hubungan Lingkungan Hidup

dengan Pembangunan

http://ppid.blh.jatimprov.go.id/index.php/9-

berita-terkini/41-hubungan-lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

43

No. Judul Wacana Sumber

(dengan pengubahan)

6. Jejaring Sosial bagi

Pertumbuhan dan

Perkembangan Remaja di

Indonesia

http://www.kompasiana.com/emaminullah/jej

aring-sosial-bagipertumbuhan-dan-

perkembangan-remaja-

diindonesia_55e6bf0dc323bdf00d9f7550

(dengan pengubahan)

7. Seragam Sekolah, Perlukah? http://www.kompasiana.com/alexanderarda/s

eragam-

sekolahperlukah_550ecaac813311b82dbc632

e (dengan pengubahan)

8. Ulasan Film: The Little Prince

(2015)

http://movienthusiast.com/ (dengan

pengubahan)

9. Kisah Malin Kundang http://dongengceritarakyat.com/

10. Mitos Seputar Gerhana

Matahari di Indonesia

http://www.inddit.com/f-6ppj76/mitos-

seputar-gerhana-matahari-diindonesia

(dengan pengubahan)

11. Alzheimer aladokter.com

12. Pemilu Minus Kesukarelaan pelita.or.id (dengan pengubahan)

4.2 Hasil Penelitian

Peneliti memaparkan dua hasil penelitian dari rumusan masalah yang

ditemukan. Kedua hasil penelitian ini adalah (1) tingkat keterbacaan buku teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1 berdasarkan grafik

Fry, SMOG, dan autentisitasnya; dan (2) wacana buku teks Sahabatku Indonesia

terbitan Badan Bahasa yang sesuai untuk level C1 sebagai bahan pembelajaran

berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya. Pemaparan hasil penelitian

dilakukan berdasarkan teknik analisis data pada Bab III mengenai metodologi

penelitian. Peneliti memaparkan hasil penelitian sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

44

4.2.1 Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan

Bahasa untuk level C1 Berdasarkan Grafik Fry

Tabel 5

Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia

untuk Level C1 terbitan Badan Bahasa Berdasarkan Grafik Fry

Kode

Teks

Judul Wacana Jumlah

Kalimat

Jumlah

Suku Kata

Penafsiran

Teks 1 Danau Toba 6,6 156 9, 10, 11

Teks 2 Pengalaman Berkesan Kali

Pertama ke Pulau Dewata

6,9 152 8, 9, 10

Teks 3 Prosedur Pemasangan

Listrik secara Daring

(Online)

8,3 149 6, 7, 8

Teks 4 Ki Hajar Dewantara, Bapak

Pendidikan Indonesia

5,1 150 8, 9, 10

Teks 5 Hubungan Lingkungan

Hidup dengan

Pembangunan

5,3 164 11, 12, 13

Teks 6 Jejaring Sosial bagi

Pertumbuhan dan

Perkembangan Remaja di

Indonesia

6,7 148 7, 8, 9

Teks 7 Seragam Sekolah,

Perlukah?

8,3 178 13, 14, 15

Teks 8 Ulasan Film: The Little

Prince (2015)

2,9 139 9, 10, 11

Teks 9 Kisah Malin Kundang 9 146 6, 7, 8

Teks 10 Mitos Seputar Gerhana

Matahari di Indonesia

6,9 157 9, 10, 11

Teks 11 Alzheimer 4,9 164 11, 12, 13

Teks 12 Pemilu Minus

Kesukarelaan

4,3 185 14, 15, 16

Berdasarkan tabel analisis tingkat keterbacaan di atas menunjukkan hasil

perhitungan dua belas wacana dalam buku teks Sahabat Indonesia terbitan Badan

Bahasa. Wacana-wacana tersebut merupakan hasil perhitungan jumlah rata-rata

kalimat dan jumlah rata-rata suku kata per seratus kata. Adapun hasil perhitungan

dua belas wacana tersebut sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

45

Wacana berkode teks 1 dengan judul “Danau Toba” memiliki hasil analisis

data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada kata ke-13 dari 22 kata.

Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 13 : 22 = 0,59 dibulatkan

menjadi 0,6. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 6 + 0,6 = 6,6.

Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 6,6. Untuk perhitungan suku

kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6.

Perhitungan suku kata yakni 260 × 0,6 = 156. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh

informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 6,6 dan 156. Grafik Fry

berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut

jatuh pada tingkat pembaca 10. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Hasil yang

diperoleh adalah 10 – 1 = 9 dan 10 + 1 = 11. Untuk itu, wacana kode teks 1 berada

pada tingkat pembaca 9, 10, dan 11.

Grafik 1 Fry Kode Teks 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

46

Wacana berkode teks 2 dengan judul “Pengalaman Berkesan Kali Pertama

ke Pulau Dewata” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada

wacana jatuh pada kata ke-21 dari 23 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 21 : 23 = 0,91 dibulatkan menjadi 0,9. Kemudian, jumlah

perhitungan keseluruhan adalah 6 + 0,9 = 6,9. Dapat disimpulkan bahwa hasil

kalimat utuh menjadi 6,9. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku

kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 253 ×

0,6 = 151,8 dibulatkan menjadi 152. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh

informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 6,9 dan 152. Grafik Fry

berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut

jatuh pada tingkat pembaca 9. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Hasil yang

diperoleh adalah 9 – 1 = 8 dan 9 + 1 = 10. Untuk itu, wacana kode teks 2 berada

pada tingkat pembaca 8, 9, dan 10.

Grafik 2 Fry Kode Teks 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

47

Wacana kode teks 3 yang berjudul “Prosedur Pemasangan Listrik Secara

Daring (Online)” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada

wacana jatuh pada kata ke-7 dari 24 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat tidak

utuh adalah 7 : 24 = 0,29 dibulatkan menjadi 0,3. Kemudian, jumlah perhitungan

keseluruhan adalah 8 + 0,3 = 8,3. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh

menjadi 8,3. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan

rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 248 × 0,6 = 148,8

dibulatkan menjadi 149. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah

kalimat dan jumlah suku kata sebesar 8,3 dan 149. Grafik Fry kode teks 3 di

bawah ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut

jatuh pada tingkat pembaca 7. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Hasil yang

diperoleh adalah 7 – 1 = 6 dan 7 + 1 = 8. Untuk itu, wacana kode teks 3 berada

pada tingkat pembaca 6, 7, dan 8.

Grafik 3 Fry Kode Teks 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

48

Wacana kode teks 4 yang berjudul “Ki Hajar Dewantara, Bapak

Pendidikan Indonesia” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100

pada wacana jatuh pada kata ke-2 dari 17 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 2 : 17 = 0,1. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah

5 + 0,1 = 5,1. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 5,1.

Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik

Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 250 × 0,6 = 150. Dari kedua hasil

tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 5,1 dan

150. Grafik Fry kode teks 4 berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang

diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 9. Mengacu pada teori

grafik Fry, peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu

tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 9 – 1 = 8 dan 9 + 1 = 10. Untuk itu, wacana

kode teks 4 berada pada tingkat pembaca 8, 9, dan 10.

Grafik 4 Fry Kode Teks 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

49

Wacana kode teks 5 yang berjudul “Hubungan Lingkungan Hidup dengan

Pembangunan” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada

wacana jatuh pada kata ke-13 dari 39 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat tidak

utuh adalah 13 : 39 = 0,3. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 5 +

0,3 = 5,3. Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil kalimat utuh menjadi 5,3.

Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik

Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 274 × 0,6 = 164,4 dibulatkan

menjadi 164. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan

jumlah suku kata sebesar 5,3 dan 164. Grafik Fry kode teks 5 di bawah ini

menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada

tingkat pembaca 12. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat kelas pembaca ini

dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Dengan demikian, wacana kode

teks 5 berada pada tingkat pembaca 11, 12, dan 13.

Grafik 5 Fry Kode Teks 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

50

Wacana kode teks 6 yang berjudul “Jejaring Sosial bagi Pertumbuhan dan

Perkembangan Remaja di Indonesia” memiliki hasil analisis data sebagai berikut.

Kata ke-100 pada wacana jatuh pada kata ke-13 dari 39 kata. Untuk itu,

perhitungan kalimat tidak utuh adalah 16 : 24 = 0,67 dibulatkan menjadi 0,7.

Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 6 + 0,7 = 6,7. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 6,7. Untuk

perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry

sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 247 × 0,6 = 148,2 dibulatkan menjadi

148. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah

suku kata sebesar 6,7 dan 148. Grafik Fry kode teks 6 berikut ini menunjukkan

titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat

pembaca 8. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat kelas pembaca ini dikurangi

satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Dengan demikian, wacana kode teks 6

berada pada tingkat pembaca 7, 8, dan 9.

Grafik 6 Fry Kode Teks 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

51

Wacana kode teks 7 yang berjudul “Seragam Sekolah, Perlukah?”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada

kata ke-2 dari 7 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 2 : 7 = 0,3.

Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 8 + 0,3 = 8,3. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 8,3. Untuk

perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry

sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 279 × 0,6 = 178. Dari kedua hasil

tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 8,3 dan

178. Grafik Fry kode teks 7 berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang

diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 14 dan berada pada

daerah arsir. Dengan demikian, teks 7 berada pada tingkat 13, 14, dan 15. Grafik

Fry ditampilkan sebagai berikut.

Grafik 7 Fry Kode Teks 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

52

Wacana kode teks 8 yang berjudul “Ulasan Film: The Little Prince (2015)”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada

kata ke-27 dari 30 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 27 : 30 =

0,9. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 2 + 0,9 = 2,9. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 2,9. Untuk

perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry

sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 231 × 0,6 = 138,6 dibulatkan menjadi

139. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah

suku kata sebesar 2,9 dan 139. Grafik Fry kode teks 8 berikut ini menunjukkan

titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat

pembaca 10. Dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh kode teks 8 ialah

tingkat 9, 10, dan 11. Grafik Fry ditampilkan sebagai berikut.

Grafik 8 Fry Kode Teks 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

53

Wacana kode teks 9 yang berjudul “Kisah Malin Kundang” memiliki hasil

analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada kata ke-1 dari

26 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 1 : 26 = 0,04.

Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 9 + 0,04 = 9,04 dibulatkan

menjadi 9. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh

menjadi 9. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan

rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 243 × 0,6 = 145,8

dibulatkan menjadi 146. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah

kalimat dan jumlah suku kata sebesar 9 dan 146. Grafik Fry kode teks 9 di bawah

ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 7. Dengan demikian, hasil yang diperoleh kode teks 9 ialah

tingkat 6, 7, dan 8.

Grafik 9 Fry Kode Teks 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

54

Wacana kode teks 10 yang berjudul “Mitos Seputar Gerhana Matahari di

Indonesia” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana

jatuh pada kata ke-8 dari 9 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah

8 : 9 = 0,89 dibulatkan menjadi 0,9. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan

adalah 6 + 0,9 = 6,9. Untuk itu, dapat disimpulkan hasil kalimat utuh menjadi 6,9.

Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik

Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 261 × 0,6 = 156,6 dibulatkan

menjadi 157. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan

jumlah suku kata sebesar 6,9 dan 157. Grafik Fry kode teks 10 berikut ini

menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada

tingkat pembaca 10. Dengan demikian, hasil yang diperoleh kode teks 10 ialah 9,

10, dan 11.

Grafik 10 Fry Kode Teks 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

55

Wacana kode teks 11 yang berjudul “Alzheimer” memiliki hasil analisis

data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada kata ke-25 dari 26 kata.

Untuk itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 25 : 26 = 0,9. Kemudian, jumlah

perhitungan keseluruhan adalah 4 + 0,9 = 4,9. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 4,9. Untuk perhitungan suku kata,

hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan

suku kata yakni 273 × 0,6 = 163,8 dibulatkan menjadi 164. Dari kedua hasil

tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 4,9 dan

164. Grafik Fry kode teks 11 berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang

diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 12. Mengacu pada teori

grafik Fry, peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu

tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 12 – 1 = 11 dan 12 + 1 = 13. Untuk itu,

wacana kode teks 11 berada pada tingkat pembaca 11, 12, dan 13.

Grafik Fry 11 Kode Teks 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

56

Wacana kode teks 12 yang berjudul “Pemilu Minus Kesukarelaan”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada

kata ke-9 dari 32 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 9 : 32 =

0,28 dibulatkan menjadi 0,3. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 4

+ 0,3 = 4,3. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh

menjadi 4,3. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan

rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 308 × 0,6 = 184,8

dibulatkan menjadi 185. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah

kalimat dan jumlah suku kata sebesar 4,3 dan 185. Grafik Fry kode teks 12 berikut

ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 15 atau bahkan lebih. Hasil yang diperoleh wacana kode

teks 12 ialah tingkat pembaca 14, 15 dan 16.

Grafik 12 Fry Kode Teks 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

57

4.2.2 Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan

Bahasa untuk Level C1 Berdasarkan SMOG

Hasil penelitian tingkat keterbacaan berdasarkan SMOG diperoleh dari

dua belas wacana dalam buku teks Sahabatku Indonesia untuk level C1. Data

yang dapat digunakan untuk pembelajaran level C1 berdasarkan teori SMOG

berjumlah lima wacana. Hasil analisis dua belas wacana sebagai berikut.

Tabel 6

Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia

terbitan Badan Bahasa untuk BIPA Level C1 Berdasarkan SMOG

Kode

Teks

Judul Wacana Jumlah Kata yang ≥3

Suku Kata

Usia

Teks 1 Danau Toba - -

Teks 2 Pengalaman Berkesan Kali Pertama

ke Pulau Dewata

150 15

Teks 3 Prosedur Pemasangan Listrik secara

Daring (Online)

- -

Teks 4 Ki Hajar Dewantara, Bapak

Pendidikan Indonesia

309 20

Teks 5 Hubungan Lingkungan Hidup

dengan Pembangunan

- -

Teks 6 Jejaring Sosial bagi Pertumbuhan

dan Perkembangan Remaja di

Indonesia

- -

Teks 7 Seragam Sekolah, Perlukah? 237 18

Teks 8 Ulasan Film: The Little Prince

(2015)

- -

Teks 9 Kisah Malin Kundang 147 15

Teks 10 Mitos Seputar Gerhana Matahari di

Indonesia

- -

Teks 11 Alzheimer - -

Teks 12 Pemilu Minus Kesukarelaan 327 21

Tabel analisis dua belas wacana di atas menunjukkan hasil tingkat

keterbacaan berdasarkan formula SMOG terdapat lima wacana yang dapat

dilakukan perhitungan. Kelima wacana tersebut ialah teks 2 yang berjudul

“Pengalaman Berkesan Kali Pertama ke Pulau Dewata”, teks 4 yang berjudul “Ki Hajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

58

Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia”, teks 7 yang berjudul “Seragam Sekolah,

Perlukah?”, teks 9 yang berjudul “Kisah Malin Kundang”, dan teks 12 yang berjudul

“Pemilu Minus Kesukarelaan”. Dengan demikian, perhitungan hasil analisis data

berdasarkan SMOG sebagai berikut.

Rekapitulasi Kode Teks 2

Kalimat Jumlah Kata yang ≥3 Suku Kata

Awal 65

Tengah 44

Akhir 41

Jumlah 150

Kode teks 2 memiliki jumlah kata yang ≥3 suku kata dengan data sebagai

berikut. Hasil perhitungan diambil dari bagian awal, tengah dan akhir dari wacana

dengan jumlah 150 suku kata. Hasil dari jumlah suku kata tersebut, diakar dengan

mengambil angka terdekat sebelumnya dari jumlah keseluruhan. Untuk itu,

perhitungannya menjadi √144 = 12. Dengan demikian, berdasarkan teori formula

SMOG hasilnya ditambah 3 sehingga menjadi 12 + 3 = 15. Dengan demikian,

kode teks 2 berada pada usia 15 tahun.

Rekapitulasi Kode Teks 4

Kalimat Jumlah Kata yang ≥3 Suku Kata

Awal 91

Tengah 92

Akhir 126

Jumlah 309

Kode teks 4 memiliki jumlah kata yang ≥3 suku kata dengan data sebagai

berikut. Hasil perhitungan diambil dari bagian awal, tengah dan akhir dari wacana

dengan jumlah 309 suku kata. Hasil dari jumlah suku kata tersebut, diakar dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

59

mengambil angka terdekat sebelumnya dari jumlah keseluruhan. Untuk itu,

perhitungannya menjadi √289 = 17. Dengan demikian, berdasarkan teori formula

SMOG hasilnya ditambah 3 sehingga menjadi 17 + 3 = 20. Dengan demikian,

kode teks 4 berada pada usia 20 tahun.

Rekapitulasi Kode Teks 7

Kalimat Jumlah Kata yang ≥3 Suku Kata

Awal 75

Tengah 85

Akhir 77

Jumlah 237

Kode teks 7 memiliki jumlah kata yang ≥3 suku kata dengan data sebagai

berikut. Hasil perhitungan diambil dari bagian awal, tengah dan akhir dari wacana

dengan jumlah 237 suku kata. Hasil dari jumlah suku kata tersebut, diakar dengan

mengambil angka terdekat sebelumnya dari jumlah keseluruhan. Untuk itu,

perhitungannya menjadi √225 = 15. Dengan demikian, berdasarkan teori formula

SMOG hasilnya ditambah 3 sehingga menjadi 15 + 3 = 18. Dengan demikian,

kode teks 7 berada pada usia 18 tahun.

Rekapitulasi Kode Teks 9

Kalimat Jumlah Kata yang ≥3 Suku Kata

Awal 49

Tengah 52

Akhir 46

Jumlah 147

Kode teks 9 memiliki jumlah kata yang ≥3 suku kata dengan data sebagai

berikut. Hasil perhitungan diambil dari bagian awal, tengah dan akhir dari wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

60

dengan jumlah 147 suku kata. Hasil dari jumlah suku kata tersebut, diakar dengan

mengambil angka terdekat sebelumnya dari jumlah keseluruhan. Untuk itu,

perhitungannya menjadi √144 = 12. Dengan demikian, berdasarkan teori formula

SMOG hasilnya ditambah 3 sehingga menjadi 12 + 3 = 15. Dengan demikian,

kode teks 9 berada pada usia 15 tahun.

Rekapitulasi Kode Teks 12

Kalimat Jumlah Kata yang ≥3 Suku Kata

Awal 149

Tengah 82

Akhir 96

Jumlah 327

Kode teks 12 memiliki jumlah kata yang ≥3 suku kata dengan data sebagai

berikut. Hasil perhitungan diambil dari bagian awal, tengah dan akhir dari wacana

dengan jumlah 327 suku kata. Hasil dari jumlah suku kata tersebut, diakar dengan

mengambil angka terdekat sebelumnya dari jumlah keseluruhan. Untuk itu,

perhitungannya menjadi √324 = 18. Dengan demikian, berdasarkan teori formula

SMOG hasilnya ditambah 3 sehingga menjadi 18 + 3 = 21. Dengan demikian,

kode teks 12 berada pada usia 21 tahun.

4.2.3 Tingkat Autentisitas Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan

Bahasa untuk BIPA Level C1

Hasil penelitian berdasarkan autentisitasnya terdapat dua belas wacana

yang diambil dalam buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa.

Widharyanto (2017: 3) mengemukakan tiga tingkatan autentik yaitu (1) bahan itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

61

murni dibuat dan dihasilkan oleh pengajar BIPA sendiri, (2) bahan itu diambil

oleh pengajar BIPA dari bahan-bahan yang ada dalam komunikasi sehari-hari dan

mengalami modifikasi seperlunya oleh pengajar, dan (3) bahan diambil oleh

pengajar BIPA dari bahan-bahan yang ada dalam komunikasi sehari-hari tanpa

mengalami modifikasi sama sekali dari pengajar BIPA. Mengacu pada pendapat

tersebut, Widharyanto mengemukakan terdapat tiga tingkat autentik yakni

autentik rendah, autentik simplifikasi atau modifikasi, dan ketiga autentik tinggi.

Hasil analisis dua belas wacana tersebut sebagai berikut.

Tabel 7

Analisis Tingkat Autentisitas Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan

Badan Bahasa untuk BIPA Level C1

Kode

Teks Judul Wacana Sumber

Tingkat

Autentisitas

Teks 1 Danau Toba http://indonesia.travel/id/de

stination/48/the-incredible-

lake-toba (dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Teks 2 Pengalaman Berkesan Kali

Pertama ke Pulau Dewata

http://travel.detik.com/read

/2015/03/15/141000/28309

21/1025/1/pengalaman-

berkesan-kali-pertama-ke-

pulau-dewata#menu_stop

(dengan pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Teks 3 Prosedur Pemasangan

Listrik secara Daring

(Online)

www.rumah.com (dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Teks 4 Ki Hajar Dewantara, Bapak

Pendidikan Indonesia

http://profil.merdeka.com/i

ndonesia/k/ki-hadjar-

dewantoro/

Autentik

Tinggi

Teks 5 Hubungan Lingkungan

Hidup dengan

Pembangunan

http://ppid.blh.jatimprov.go

.id/index.php/9-berita-

terkini/41-hubungan-

lingkungan (dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Teks 6 Jejaring Sosial bagi

Pertumbuhan dan

Perkembangan Remaja di

Indonesia

http://www.kompasiana.co

m/emaminullah/jejaring-

sosial-bagipertumbuhan-

dan-perkembangan-remaja-

diindonesia_55e6bf0dc323

Autentik

Simplifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

62

Kode

Teks Judul Wacana Sumber

Tingkat

Autentisitas

bdf00d9f7550 (dengan

pengubahan)

Teks 7 Seragam Sekolah,

Perlukah?

http://www.kompasiana.co

m/alexanderarda/seragam-

sekolahperlukah_550ecaac

813311b82dbc632e

(dengan pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Teks 8 Ulasan Film: The Little

Prince (2015)

http://movienthusiast.com/

(dengan pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Teks 9 Kisah Malin Kundang http://dongengceritarakyat.c

om/

Autentik

Tinggi

Teks 10 Mitos Seputar Gerhana

Matahari di Indonesia

http://www.inddit.com/f-

6ppj76/mitos-seputar-

gerhana-matahari-

diindonesia (dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Teks 11 Alzheimer aladokter.com Autentik

Tinggi

Teks 12 Pemilu Minus

Kesukarelaan

pelita.or.id (dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Tabel di atas memuat hasil analisis tingkat autentisitas wacana pada dua

belas wacana yang diambil. Wacana dengan tingkat autentik tinggi hanya terdapat

tiga wacana saja yaitu teks 4 yang berjudul “Ki Hajar Dewantara, Bapak

Pendidikan Indonesia”, teks 9 yang berjudul “Kisah Malin Kundang”, dan teks 11

yang berjudul “Alzheimer”. Ketiga wacana tersebut, setelah dianalisis memiliki

hasil yang sama dengan sumber yang tertera. Oleh karena itu, wacana-wacana

tersebut diambil dari komunikasi sehari-hari tanpa mengalami modifikasi sama

sekali dari pengajar BIPA.

Wacana dengan tingkat autentik simplifikasi lebih mendominasi buku teks

Sahabatku Indonesia untuk BIPA level C1. Tingkat autentik simplifikasi yaitu

bahan ajar yang diambil dari bahan-bahan dalam komunikasi sehari-hari dan

modifikasi seperlunya oleh pengajar (Widharyanto, 2017: 3). Wacana tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

63

antara lain teks 1 yang berjudul “Danau Toba”, teks 2 yang berjudul “Pengalaman

Berkesan Kali Pertama ke Pulau Dewata”, teks 3 yang berjudul “Prosedur

Pemasangan Listrik secara Daring (Online)”, teks 5 yang berjudul “Hubungan

Lingkungan Hidup dengan Pembangunan”, teks 6 yang berjudul “Jejaring Sosial

bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja di Indonesia”, teks 7 yang berjudul

“Seragam Sekolah, Perlukah?”, teks 8 yang berjudul “Ulasan Film: The Little

Prince (2015)”, teks 10 yang berjudul “Mitos Seputar Gerhana Matahari di

Indonesia”, dan teks 12 yang berjudul “Pemilu Minus Kesukarelaan”. Peneliti

tidak menemukan adanya autentik buatan guru pada buku teks Sahabatku

Indonesia untuk BIPA level C1.

4.2.4 Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa yang

sesuai untuk Level C1 Berdasarkan Grafik Fry

Tabel 8

Analisis Wacana Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan

Bahasa yang sesuai untuk Level C1 Berdasarkan Grafik Fry

Kode

Teks Judul Wacana

Jumlah

Kalimat

Jumlah

Suku Kata Penafsiran Keterangan

Teks 1 Danau Toba 6,6 156 9, 10, 11 Sesuai

Teks 2 Pengalaman

Berkesan Kali

Pertama ke Pulau

Dewata

6,9 152 8, 9, 10 Tidak Sesuai

Teks 3 Prosedur

Pemasangan Listrik

secara Daring

(Online)

8,3 149 6, 7, 8 Tidak Sesuai

Teks 4 Ki Hajar

Dewantara, Bapak

Pendidikan

Indonesia

5,1 150 8, 9, 10 Tidak Sesuai

Teks 5 Hubungan

Lingkungan Hidup

dengan

5,3 164 11, 12, 13 Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

64

Kode

Teks Judul Wacana

Jumlah

Kalimat

Jumlah

Suku Kata Penafsiran Keterangan

Pembangunan

Teks 6 Jejaring Sosial bagi

Pertumbuhan dan

Perkembangan

Remaja di

Indonesia

6,7 148 7, 8, 9 Tidak Sesuai

Teks 7 Seragam Sekolah,

Perlukah?

8,3 178 13, 14, 15 Tidak Sesuai

Teks 8 Ulasan Film: The

Little Prince (2015)

2,9 139 9, 10, 11 Sesuai

Teks 9 Kisah Malin

Kundang

9 146 6, 7, 8 Tidak Sesuai

Teks 10 Mitos Seputar

Gerhana Matahari

di Indonesia

6,9 157 9, 10, 11 Sesuai

Teks 11 Alzheimer 4,9 164 11, 12, 13 Sesuai

Teks 12 Pemilu Minus

Kesukarelaan

4,3 185 14, 15, 16 Tidak Sesuai

Tabel analisis di atas menunjukkan adanya 12 wacana dalam buku teks

Sahabatku Indonesia untuk Level C1 terbitan Badan Bahasa. Sebanyak lima

wacana menunjukkan hasil yang sesuai digunakan untuk BIPA level C1. Pada

penelitian ini, kelima wacana tersebut ialah teks 1 berjudul “Danau Toba” dengan

tingkatan 9, 10, 11, teks 5 berjudul “Hubungan Lingkungan Hidup dengan

Pembangunan” dengan tingkatan 11, 12, 13, teks 8 berjudul “Ulasan Film: The

Little Prince (2015)” dengan tingkatan 9, 10, 11, teks 10 berjudul “Mitos Seputar

Gerhana Matahari di Indonesia” dengan tingkatan 9, 10, 11, dan teks 11 berjudul

“Alzheimer” dengan tingkatan 11, 12, 13.

Lima wacana yang sesuai digunakan untuk level C1 di atas, telah

dianalisis dan dilakukan perhitungan berdasarkan teori grafik Fry. Hal itu

mengacu pada teori tingkatan (grade) diuraikan sebagai berikut: (a) angka 1, 2, 3

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level A1, (b) angka 4, 5, 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

65

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level A2, (c) angka 7, 8

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level B1, (d) angka 9, 10

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level B2, (e) angka 11, 12

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level C1, dan (f) angka 13,

14, 15, dan seterusnya menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA level

C2. Dengan demikian, penelitian ini hanya sesuai untuk BIPA level C1 dengan

wacana yang berada pada tingkatan 11 dan 12.

4.2.5 Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa yang

sesuai untuk Level C1 Berdasarkan SMOG

Tabel 9

Analisis Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa

yang sesuai untuk Level C1 Berdasarkan SMOG

Kode

Teks

Judul Wacana Jumlah Kata yang

≥3 Suku Kata

Usia Keterangan

Teks 1 Danau Toba - - Tidak Sesuai

Teks 2 Pengalaman Berkesan

Kali Pertama ke Pulau

Dewata

150 15 Sesuai

Teks 3 Prosedur Pemasangan

Listrik secara Daring

(Online)

- - Tidak Sesuai

Teks 4 Ki Hajar Dewantara,

Bapak Pendidikan

Indonesia

309 20 Tidak Sesuai

Teks 5 Hubungan Lingkungan

Hidup dengan

Pembangunan

- - Tidak Sesuai

Teks 6 Jejaring Sosial bagi

Pertumbuhan dan

Perkembangan Remaja

di Indonesia

- - Tidak Sesuai

Teks 7 Seragam Sekolah,

Perlukah?

237 18 Tidak Sesuai

Teks 8 Ulasan Film: The Little

Prince (2015)

- - Tidak Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

66

Kode

Teks

Judul Wacana Jumlah Kata yang

≥3 Suku Kata

Usia Keterangan

Teks 9 Kisah Malin Kundang 147 15 Sesuai

Teks 10 Mitos Seputar Gerhana

Matahari di Indonesia

- - Tidak Sesuai

Teks 11 Alzheimer - - Tidak Sesuai

Teks 12 Pemilu Minus

Kesukarelaan

327 21 Tidak Sesuai

. Tabel analisis di atas menunjukkan lima wacana yang dapat dianalisis

berdasarkan SMOG. Berdasarkan kelima wacana tersebut, hanya terdapat dua

wacana yang sesuai dengan batas usia BIPA level C1. Wacana tersebut ialah teks

2 berjudul “Pengalaman Berkesan Kali Pertama ke Pulau Dewata” yang berada pada

usia 15 tahun dan teks 9 berjudul “Kisah Malin Kundang” yang berada pada usia 15

tahun. Batas usia untuk BIPA level C1 ialah 15 – 16 tahun. Untuk itu, kedua

wacana tersebut sesuai dan dapat digunakan untuk BIPA level C1.

Hasil analisis tersebut mengacu pada teori batas usia pembelajar BIPA

berdasarkan SMOG yang diuraikan sebagai berikut: (a) usia 4 – 8 tahun sesuai

untuk BIPA level A1, (b) usia 9 – 10 tahun sesuai untuk BIPA level A2, (c) usia

11 – 12 tahun sesuai untuk BIPA level B1, (d) usia 13 – 14 tahun sesuai untuk

BIPA level B2, (e) usia 15 – 16 tahun sesuai untuk BIPA level C1, dan (f) usia 17

– 18 tahun ke atas sesuai untuk BIPA level C2. Dengan demikian, kedua wacana

di atas dikatakan sesuai dan dapat digunakan untuk BIPA level C1. Hal itu

disebabkan oleh hasil analisis yang menunjukkan kedua wacana berada pada usia

15 – 16 tahun sesuai untuk BIPA level C1 dan C2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

67

4.2.6 Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa yang

sesuai untuk Level C1 Berdasarkan Autentisitasnya

Tabel 10

Analisis Wacana Buku Teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa

yang sesuai untuk Level C1 Berdasarkan Autentisitasnya

No. Judul

Wacana Sumber

Tingkat

Autentisitas

Hasil

Analisis Keterangan

1. Danau Toba http://indonesia.tr

avel/id/destinatio

n/48/the-

incredible-lake-

toba (dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Halaman

web

ditemukan

dan ada

sedikit

pengubahan

teks.

Tidak Sesuai

2. Pengalaman

Berkesan Kali

Pertama ke

Pulau Dewata

http://travel.detik.

com/read/2015/0

3/15/141000/283

0921/1025/1/pen

galaman-

berkesan-kali-

pertama-ke-

pulau-

dewata#menu_sto

p (dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Halaman

web

ditemukan

dan ada

sedikit

pengubahan

teks.

Tidak Sesuai

3. Prosedur

Pemasangan

Listrik secara

Daring

(Online)

www.rumah.com

(dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Halaman

web tidak

ditemukan.

Tidak Sesuai

4. Ki Hajar

Dewantara,

Bapak

Pendidikan

Indonesia

http://profil.merde

ka.com/indonesia/

k/ki-hadjar-

dewantoro/

Autentik

Tinggi

Halaman

web

ditemukan

dan isi teks

sama dengan

sumber yang

tertera.

Sesuai

5. Hubungan

Lingkungan

Hidup dengan

Pembangunan

http://ppid.blh.jati

mprov.go.id/index

.php/9-berita-

terkini/41-

hubungan-

lingkungan

(dengan

Autentik

Simplifikasi

Halaman

web

ditemukan

dan ada

sedikit

pengubahan

teks.

Tidak Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

68

No. Judul

Wacana Sumber

Tingkat

Autentisitas

Hasil

Analisis Keterangan

pengubahan)

6. Jejaring Sosial

bagi

Pertumbuhan

dan

Perkembangan

Remaja di

Indonesia

http://www.komp

asiana.com/emam

inullah/jejaring-

sosial-

bagipertumbuhan-

dan-

perkembangan-

remaja-

diindonesia_55e6

bf0dc323bdf00d9

f7550 (dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Halaman

web

ditemukan

dan ada

sedikit

pengubahan

teks.

Tidak Sesuai

7. Seragam

Sekolah,

Perlukah?

http://www.komp

asiana.com/alexan

derarda/seragam-

sekolahperlukah_

550ecaac813311b

82dbc632e

(dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Halaman

web

ditemukan

dan ada

sedikit

pengubahan

teks.

Tidak Sesuai

8. Ulasan Film:

The Little

Prince (2015)

http://movienthusi

ast.com/ (dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Halaman

web tidak

ditemukan.

Tidak Sesuai

9. Kisah Malin

Kundang

http://dongengceri

tarakyat.com/

Autentik

Tinggi

Halaman

web

ditemukan,

judul

berbeda isi

tetap sama.

Nama judul

menjadi

“Cerita

Dongeng

Malin

Kundang

(Cerita

Rakyat

Sumatera

Barat)”.

Sesuai

10. Mitos Seputar

Gerhana

Matahari di

Indonesia

http://www.inddit.

com/f-

6ppj76/mitos-

seputar-gerhana-

matahari-

diindonesia

(dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Halaman

web

kadaluarsa

pada tanggal

6 Mei 2019

dan sedang

dalam

pembaharuan

Tidak Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

69

No. Judul

Wacana Sumber

Tingkat

Autentisitas

Hasil

Analisis Keterangan

atau

penghapusan

.

11. Alzheimer aladokter.com Autentik

Tinggi

Halaman

web

ditemukan

dengan

pembaharuan

pada tanggal

10 Desember

2018.

Sesuai

12. Pemilu Minus

Kesukarelaan

pelita.or.id

(dengan

pengubahan)

Autentik

Simplifikasi

Halaman

web tidak

ditemukan.

Tidak Sesuai

. Tabel di atas menunjukkan dua belas wacana yang dianalisis berdasarkan

tingkat autentisitas. Berdasarkan dua belas wacana tersebut, hanya terdapat tiga

wacana yang sesuai dengan tingkat autentisitas BIPA level C1. Wacana tersebut

ialah teks 4 yang berjudul “Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia”, teks 9

yang berjudul “Kisah Malin Kundang”, dan teks 11 yang berjudul “Alzheimer”.

Tingkat autentisitas yang sesuai untuk BIPA level C1 ialah autentik tinggi. Untuk

itu, ketiga wacana tersebut sesuai dan dapat digunakan untuk BIPA level C1.

Hasil analisis tersebut berdasarkan teori tingkat autentisitas buku teks

Sahabatku Indonesia yang diuraikan sebagai berikut: (1) Tingkat autentik rendah

untuk BIPA level A1 dan A2, hal itu disebabkan oleh level A1 dan A2 masih

tergolong tingkat pemula sehingga mempelajari teks-teks yang dibuat oleh guru

secara alami. (2) Tingkat autentik simplifikasi atau modifikasi untuk BIPA level

B1 dan B2, hal itu disebabkan oleh level B1 dan B2 merupakan tingkat madya

yang mempelajari teks asli dengan hasil modifikasi guru. (3) Tingkat autentik

tinggi untuk BIPA level C1 dan C2, hal itu disebabkan oleh level C1 dan C2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

70

merupakan tingkat lanjut yang mempelajari teks-teks panjang dan rumit. Dengan

demikian, ketiga wacana di atas dikatakan sesuai dan dapat digunakan untuk

BIPA level C1. Hal itu disebabkan oleh hasil analisis yang menunjukkan ketiga

wacana memiliki tingkat autentik tinggi sesuai untuk BIPA level C1 dan C2.

4.3 Pembahasan

Pada bagian ini, peneliti menguraikan pembahasan dari penelitian yang

berjudul “Tingkat Keterbacaan dalam Buku Teks Sahabatku Indonesia untuk

Level C1 terbitan Badan Bahasa Berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan

autentisitasnya”. Pada pembahasan ini berisi (1) wacana yang sesuai untuk BIPA

level C1 berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya, dan (2) hasil analisis

tingkat keterbacaan wacana berdasarkan tingkat variasi kemunculan. Adapun

uraian pembahasan sebagai berikut.

4.3.1 Wacana yang Sesuai untuk BIPA Level C1 Berdasarkan Grafik Fry,

SMOG, dan Autentisitasnya

Tabel 11

Analisis Wacana yang Sesuai dalam Buku Teks Sahabatku Indonesia

untuk BIPA Level C1 Berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya

Wacana yang

sesuai

berdasarkan

grafik Fry

Wacana yang

sesuai

berdasarkan

SMOG

Wacana yang

sesuai

berdasarkan

autentisitasnya

Wacana yang sesuai

berdasarkan formula

grafik Fry, SMOG, dan

autentisitasnya

Teks 1

Teks 5

Teks 8

Teks 10

Teks 11

Teks 2

Teks 9

Teks 4

Teks 9

Teks 11

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

71

Berdasarkan tabel di atas, tidak ditemukan adanya wacana yang sesuai

berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya. Buku teks Sahabatku

Indonesia untuk BIPA level C1 memiliki hasil analisis yang berbeda-beda sesuai

dengan tingkat keterbacaan yang dilakukan peneliti. Berdasarkan teori pada bab

II, grafik Fry merupakan hasil upaya untuk menyederhanakan dan mengefisienkan

teknik penentuan tingkat keterbacaan wacana (Abidin, 2012; 54). Pada formula

SMOG untuk mengukur kesesuaian antara bacaan dan usia pembaca (Abidin,

2012: 56). Pada tingkat autentisitas merupakan kontinum yang menunjuk pada

tinggi dan rendah atau banyak dan sedikit sifat autentik menurut Widharyanto

(2016).

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan wacana buku teks Sahabatku

Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1, peneliti menemukan keunikan

hasil analisis wacana pada perhitungan grafik Fry dan tingkat autentisitas. Wacana

yang unik berdasarkan perhitungan grafik Fry ialah teks 8 yang berjudul “Ulasan

Film: The Little Prince (2015)” dengan perhitungan grafik Fry sebesar 2,9 dan

139. Jumlah rata-rata kalimat pada wacana tersebut tidak sesuai karena berada

pada daerah arsir. Kolom grafik Fry yang diarsisr hitam/daerah hitam

menunjukkan bahwa wacana tersebut tidak bisa digunakan/tidak sah. Dengan

demikian, jumlah rata-rata kalimat teks 8 tidak memenuhi syarat teori grafik Fry.

Akan tetapi, untuk jumlah rata-rata suku katanya dan berdasarkan tingkatan

(grade) sudah memenuhi syarat perhitungan grafik Fry. Oleh karena itu, peneliti

menyimpulkan bahwa teks 8 yang berjudul “Ulasan Film: The Little Prince

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

72

(2015)” merupakan wacana yang sesuai untuk BIPA level C1 dengan peringkat

baca 9, 10, 11.

Pada hasil analisis keunikan tingkat autentisitas, terdapat tiga wacana yang

tidak ditemukan alamat web sumbernya. Ketiga wacana tersebut ialah teks 3 yang

berjudul “Prosedur Pemasangan Listrik secara Daring (Online)” dengan sumber

www.rumah.com (dengan pengubahan), teks 8 yang berjudul “Ulasan Film: The

Little Prince (2015)” dengan sumber http//movienthusiast.com/ (dengan

pengubahan), dan teks 12 yang berjudul “Pemilu Minus Kesukarelaan” dengan

sumber pelita.or.id (dengan pengubahan). Hal itu menunjukkan bahwa ketiga teks

tersebut mungkin telah dilakukan pengubahan atau penghapusan alamat web

sumber wacananya. Akan tetapi, ketiga wacana tersebut peneliti analisis

berdasarkan sumber yang tertera pada wacana disertai keterangan dengan

pengubahan dengan teori tingkat autentisitas. Berdasarkan teori pada bab II,

autentik simplifikasi yaitu bahan itu diambil oleh pengajar BIPA dari bahan-bahan

yang ada dalam komunikasi sehari-hari dan mengalami modifikasi seperlunya

oleh pengajar (Widharyanto, 2017: 3). Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan

bahwa ketiga teks tersebut termasuk dalam tingkat autentik simplifikasi yang telah

dimodifikasi oleh pengajar BIPA.

4.3.2 Hasil Analisis Variasi Kemunculan Tingkat atau Grade Berdasarkan

Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya

Pada subbab ini, peneliti memaparkan hasil analisis variasi kemunculan

tingkat atau grade berdasarkan grafik Fry, SMOG, dan autentisitasnya. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

73

analisis variasi kemunculan tingkat (grade) berdasarkan grafik Fry, peneliti

menemukan terdapat tujuh variasi. Ketujuh variasi kemunculan tingkat tersebut

ialah (a) tingkat 6, 7, 8, (b) tingkat 7, 8, 9, (c) tingkat 8, 9, 10, (d) tingkat 9, 10,

11, (e) tingkat 11, 12, 13, (f) tingkat 13, 14, 15, (g) tingkat 14, 15, 16. Tingkat

tersebut diperoleh berdasarkan hasil perhitungan peneliti terhadap tingkat

penafsiran grafik Fry dengan rentang grade mulai dari tingkat 6 - 16. Hasil

analisis data tingkat (grade) dapat dilihat pada tabel 5.

Analisis variasi kemunculan usia berdasarkan SMOG untuk level C1,

peneliti menemukan terdapat empat hasil variasi. Keempat variasi kemunculan

usia tersebut yaitu usia 15 tahun, 18 tahun, 20 tahun, dan 21 tahun. Usia tersebut

diperoleh dari hasil perhitungan usia berdasarkan SMOG dalam buku teks

Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa. Hasil analisis data usia berdasarkan

SMOG dapat dilihat pada tabel 6.

Hasil analisis variasi kemunculan tingkat berdasarkan autentisitasnya,

peneliti menemukan terdapat dua hasil variasi. Kedua variasi kemunculan tingkat

tersebut ialah tingkat simplifikasi dengan jumlah sembilan wacana dan tingkat

autentik tinggi dengan jumlah tiga wacana. Tingkat tersebut diperoleh

berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap tingkat autentisitas. Hasil analisis data

tingkat autentisitas dapat dilihat pada tabel 7. Dengan demikian, variasi

kemunculan tingkatan yang berbeda-beda dari wacana tersebut menunjukkan

bahwa dalam penelitian ini terdapat banyak variasi wacana yang disediakan oleh

buku teks Sahabatku Indonesia terbitan Badan Bahasa untuk level C1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

74

BAB V

PENUTUP

Pada bab penutup, peneliti memaparkan simpulan dan saran dari hasil

penelitian “Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia Terbitan Badan

Bahasa untuk Level C1 Berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya”.

Pada penelitian ini sudah memiliki hasil analisis data berdasarkan rumusan

masalah yang ditemukan. Dengan demikian, simpulan dan saran yang diberikan

peneliti sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang dipaparkan pada bab IV,

dapat disimpulkan sebagai berikut. Tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks

Sahabatku Indonesia berdasarkan perhitungan grafik Fry, SMOG, dan

autentisitasnya kurang sesuai jika digunakan dalam pembelajaran BIPA level C1.

Dari hasil penelitian, berdasarkan grafik Fry hanya terdapat lima wacana yang

sesuai untuk BIPA level C1. Berdasarkan formula SMOG, hanya terdapat dua

wacana yang sesuai untuk BIPA level C1. Pada tingkat autentisitas hanya terdapat

tiga wacana dengan tingkat autentisitas tinggi yang sesuai untuk BIPA level C1.

Dengan demikian, tingkat pemahaman keterbacaan pembelajar BIPA masih

memerlukan pendampingan dari pengajar BIPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

75

5.2 Saran

Peneliti menyampaikan beberapa saran dari hasil penelitian yang telah

dilakukan. Peneliti berharap saran-saran yang diberikan dapat bermanfaat bagi

pengajar dan calon pengajar BIPA, penulis naskah, dan peneliti lain. Saran yang

diberikan sebagai berikut.

1. Bagi Pengajar BIPA

Pengajar BIPA diharapkan lebih mengutamakan isi buku teks yang

memuat pemahaman yang sesuai untuk BIPA level C1. Pengajar BIPA harus

memahami kosa kata yang baik, sehingga dapat memilih dan menyeleksi buku

teks yang baik untuk digunakan. Selain itu, pengajar BIPA dapat menggunakan

bahan-bahan pembelajaran yang lebih autentik. Jika memang diperlukan

pengubahan, pengajar dapat mengubahnya menjadi teks yang sederhana dan

mudah dipahami oleh pembelajar BIPA. Dengan demikian, tujuan pembelajaran

akan tercapai dengan mudah apabila pembelajar memahami isi dari teks yang

dipelajari.

2. Bagi Penulis atau Editor

Penulis dalam menyusun buku teks ini perlu memperhatikan kosa kata

yang digunakan, struktur kalimat dan panjang pendeknya kalimat. Selain itu, jika

diperlukan penulis dapat menambahkan ilustrasi gambar dalam wacana teks

supaya dapat menarik minat pembelajar BIPA dan dapat mudah memahami isi

teks yang dibaca. Apabila editor melakukan revisi buku teks ini, maka diharapkan

dapat melakukannya dengan teliti. Hal-hal yang perlu diperhatikan editor ialah

penulisan ejaan yang benar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan tanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

76

baca sesuai aturan (PUEBI) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Dengan

demikian, dalam penulisan buku teks Sahabatku Indonesia tidak ditemukan lagi

penulisan kata yang salah.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian sejenis yaitu

mengenai tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks sebagai bahan ajar. Selain

itu, peneliti lain dapat mengembangkan atau menggunakan alat ukur yang berbeda

untuk tingkat keterbacaan pada buku teks yang digunakan sebagai acuan bahan

belajar oleh pengajar BIPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

77

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Refika Aditama.

Ali, Faried dan Gau Kadir. 2014. Manajemen Penelitian Berbasis Sasaran.

Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asih, Dwi Retno. 2015. Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK Negeri 1

Purworejo Kelas X Berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG.

Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata

Dharma.

Azizah, dkk. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing

(BIPA) Program CLS (Critical Language Scholarship). Malang: Fakultas

Sastra, Universitas Negeri Malang.

Basundoro, Wedha. 2015. Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa

Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK Kelas X

di SMK Negeri 4 Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test, dan

SMOG. Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas

Sanata Dharma.

Hardjasujana, dkk.1999. Evaluasi Katerbacaan Buku Teks Bahasa Sunda untuk

Sekolah Dasar di Jawa Barat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa.

https://www.efset.org/id/english-score/cefr/c1/ diunduh pada 6 September 2019.

https://www.efset.org/id/english-score/cefr/c12 diunduh pada 6 September 2019.

Kamus Pusat Bahasa. 2003. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Merryta. 2013. Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kompeten

Berbahasa Indonesia dan Buku Teks Panduan Belajar Bahasa dan

Sastra Indonesia Tahun 2007 untuk SMA Kelas XI Berdasarkan Grafik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

78

Fry. Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas

Sanata Dharma.

Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muliastuti, Liliana. 2017. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing: Acuan Teori dan

Pendekatan Pengajaran. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan

Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta:

Diva Press.

Sitepu, B.P. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Soewandi, A. M. Slamet. 1991. “Pengembangan Instrumen Penelitian” Materi

Kuliah Penelitian Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta:

PBSI, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Sudjana. 1990. Teknik Analisis Data Kuantitatif. Bandung: Tarsito.

Suladi, dkk. 2000. Keterbacaan Kalimat Bahasa Indonesia dalam Buku Pelajaran

SLTP. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Tarigan, H. Guntur. 1986. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung:

Angkasa.

Widharyanto, B. 2001. “Dimensi Autentisitas dalam Pembelajaran BIPA” dalam

Nyoman Riasa dan Denise Finney (eds). Prosiding Konferensi

International Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing IV

(KIPBIPA IV). Denpasar: IALF Bali.

Widharyanto, B. 2016. Autentisitas di dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.

Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia “Mengenang

Kiprah J.S. Badudu dalam Pengembangan Bahasa Indonesia” (pp. 1-13).

Bandung: Universitas Padjadjaran.

Widharyanto, B., Rishe., dan Septina (2017: 3). Keterbacaan Wacana Buku Teks

Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik Fry, Tes Klos,

dan SMOG: Studi Kasus di SMK N 1 Cilacap dan SMK N 4 Yogyakarta.

Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

79

Widharyanto, B. 2017. Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA.

Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

80

BIOGRAFI

Stefani Anuar Lupita lahir di Cilacap pada tanggal

16 Januari 1997. Ia menyelesaikan Taman Kanak-kanak

(TK) pada tahun 2003 di TK Nusa Indah, setelah itu

menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 02 Adimulya

dan lulus pada tahun 2009. Ia menempuh pendidikan

menengah di SMP Negeri 1 Wanareja lulus pada tahun

2012, lalu melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Majenang lulus pada tahun

2015. Setelah lulus SMA ia melanjutkan studi ke Universitas Sanata Dharma dan

tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Masa pendidikan di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta diakhiri dengan penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat

Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia Terbitan Badan Bahasa untuk Level

C1 Berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

81

Lampiran 1

KATEGORI WACANA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

82

Kategori Wacana

No. Judul Wacana

Jumlah

Suku Kata

Kategori

Grafik

Fry

SMOG Autentisitas

1. Danau Toba 156 √ √

2. Pengalaman Berkesan

Kali Pertama ke Pulau

Dewata

152 √ √

3. Prosedur Pemasangan

LIstrik secara Daring

(Online)

168 √ √

4. Ki Hajar Dewantara,

Bapak Pendidikan

Indonesia

150 √

5. Hubungan

Lingkungan Hidup

dengan Pembangunan

164 √ √

6. Jejaring Sosial bagi

Pertumbuhan dan

Perkembangan

Remaja di Indonesia

148

7. Seragam Sekolah,

Perlukah?

178 √ √

8. Ulasan Film: The

Little Prince (2015)

139 √

9. Kisah Malin Kundang 146 √ √

10. Mitos Seputar

Gerhana Matahari di

Indonesia

157 √ √

11. Alzheimer 164 √ √

12. Pemilu Minus

Kesukarelaan

185 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

83

Lampiran 2

ANALISIS WACANA

BERDASARKAN JUMLAH KALIMAT

DAN SUKU KATA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

84

Analisis Wacana dalam Buku Teks Sahabatku Indonesia untuk Level C1

terbitan Badan Bahasa Berdasarkan Jumlah Kalimat dan Suku Kata

Kode Teks: Teks 1

Teks Jumlah

Kalimat Suku Kata

Danau Toba merupakan keajaiban alam

menakjubkan di Pulau Sumatera.

1 26

Sulit membayangkan ada tempat yang lebih indah

untuk dikunjungi di Sumatera Utara selain danau

ini.

1 36

Suasana sejuk menyegarkan, hamparan air jernih

membiru, dan pemandangan pegunungan hijau

yang memesona adalah sebagaian kecil saja dari

imaji danau raksasa yang berada 900 meter di atas

permukaan laut itu.

1 77

Danau toba adalah danau berkawah seluas 1.145

kilometer persegi.

1 26

Di tengahnya berdiam sebuah pulau dengan luas

yang hampir sebanding dengan luas negara

Singapura.

1 33

Danau Toba sebenarnya lebih menyerupai lautan

daripada danau mengingat ukurannya.

1 31

Oleh karena itu, Danau Toba ditempatkan sebagai

danau terluas di Asia Tenggara dan

0,6 31

Jumlah 6,6 156

Kode Teks: Teks 2

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Selalu ada kali pertama untuk semua hal, termasuk

kunjungan ke Pulau Dewata.

1 28

Pulau penuh bule ini seakan tak ada habisnya untuk

dijelajahi.

1 24

Berikut pengalaman berkesan kali pertama ke Bali. 1 18

Orang bilang Bali itu semacam daerah di luar

kedaulatan RI karena banyaknya bule-bule yang

hilir-mudik, seakan mereka adalah penduduk lokal.

1 53

Bulan Januari lalu saya berkesempatan untuk

berlibur ke Bali.

1 23

Ini adalah kali pertama saya mengunjungi daerah 1 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

85

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

wisata yang konon katanya menyimpan sejuta

keindahan alam dan menyajikan wisata belanja

yang murah meriah.

Dalam rangka berwisata ke Bali, saya sudah

membeli tiket pesawat dari setahun sebelumnya dan

mengambil cuti selama 3 hari, maklum perjalanan

0,9 50

Jumlah 6,9 152

Kode Teks: Teks 3

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Bagi Anda yang bingung dan tidak mau antri

berlama-lama untuk melakukan pendaftaran

pemasangan listrik di kantor-kantor PLN setempat,

sekarang PLN punya solusinya.

1 58

Anda bisa melakukan pendaftaran secara daring

(dalam jaringan) di seluruh Indonesia melalui [d]

laman pln.co.id.

1 38

Nah, sekarang mari kita lihat caranya berikut ini. 1 18

Buka pranala http//www.pln.co.id/pbpd/. 1 6

Di sini Anda harus mengisi data pelanggan dan data

pemohon.

1 21

Isilah dengan lengkap disertai alamat ponsel dan

nomor telepon yang dapat dihubungi.

1 28

Sebagai informasi, jika Anda ingin berlangganan

listrik pasca-bayar, daya listrik terendah yang

diizinkan adalah 6.600 VA.

1 44

Di bawah itu, Anda harus berlangganan listrik pra-

bayar.

1 18

Setelah data diisi dan disimpan, sistem komputer 0,3 17

Jumlah 8,3 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

86

Kode Teks: Teks 4

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih

dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri

Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan

yang memberikan kesempatan bagi para pribumi

jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan

seperti halnya para priyayi maupun orang-orang

Belanda.

1 102

Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada

tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas

Soewardi Soeryaningrat.

1 38

Ki Hadjar Dewantara dibesarkan di lingkungan

keluarga keraton Yogyakarta.

1 26

Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan

Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat

berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara.

1 46

Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi

menggunakan gelar kebangsawanan di depan

namanya.

1 35

Hal ini 0,1 3

Jumlah 5,1 150

Kode Teks: Teks 5

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Dalam peningkatan usaha pembangunan, akan

terjadi peningkatan penggunaan sumber daya untuk

menyokong pembangunan tersebut, serta timbulnya

permasalahan-permasalahan dalam lingkungan

hidup manusia.

1 57

Dalam pembangunan, sumber daya alam

merupakan komponen yang penting karena sumber

daya alam ini memberikan kebutuhan hidup bagi

kehidupan.

1 49

Dalam penggunaan sumber alam tadi, hendaknya

keseimbangan ekosistem proyek pembangunan

diperhatikan dengan baik.

1 39

Keseimbangan ini bisa terganggu, yang kadang- 1 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

87

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

kadang bisa membahayakan kehidupan umat.

Harus dicari jalan keluar yang saling

menguntungkan dalam hubungan timbale balik

antara pembangunan, penggalian sumber daya, dan

masalah pengotoran atau perusakan lingkungan

hidup manusia.

1 64

Sebab pada umumnya, proses pembangunan

mempunyai akibat-akibat yang lebih luas terhadap

lingkungan hidup

0,3 35

Jumlah 5,3 164

Kode Teks: Teks 6

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Dunia maya adalah dunia yang tak mengenal batas,

dunia yang bisa menjebak seseorang menjadi tak

sadar.

1 36

Mungkin ini adalah salah satu akibat dari kemajuan

zaman yang semakin tak bisa dihindari.

1 33

Salah satu yang bisa kita nikmati dalam dunia

online adalah situs jejaring sosial, yaitu tempat

berkumpul dan berinteraksinya antara satu individu

dengan individu yang lain dalam sebuah komunitas.

1 72

Komunitas itu memberikan banyak tawaran pada

anggotanya untuk menjalin berbagai hubungan.

1 32

Semakin banyak situs jejaring sosial yang ada di

dunia maya.

1 22

Semua menawarkan sesuatu yang menarik. 1 15

Mungkin ada kesamaan tapi juga ada perbedaan

antara situs jejaring sosial yang satu dengan yang

lain

0,7 37

Jumlah 6,7 148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

88

Kode Teks: Teks 7

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Setiap negara di dunia memiliki kebijakan masing-

masing dalam menentukan kewajiban mengenakan

seragam bagi para siswa.

1 45

Di Indonesia, ketentuan mengenakan seragam

ditentukan secara beragam.

1 27

Berdasarkan jenjang maupun jenis pendidikan. 1 15

Sekolah Dasar (SD/MI) berwarna putih

(baju/bagian atas) dan merah (celana atau bagian

bawah).

1 34

Sementara di Sekolah Tingkat Pertama (SMP/MTs)

berwarna putih (baju/bagian atas) biru (celana atau

bagian bawah).

1 43

Ketentuan untuk berseragam tersebut berlaku secara

nasional khususnya untuk sekolah negeri sesuai

aturan pemerintah pusat.

1 46

Sekolah swasta, sebagian besar memang

mewajibkan siswanya untuk berseragam, walaupun

mereka memiliki seragam sendiri yang menjadi ciri

khas sekolah mereka.

1 55

Misal, pada sekolah muslim, siswi-siswinya

diwajibkan untuk memakai jilbab.

1 25

Aruturan pemakaian 0,3 7

Jumlah 8,3 178

Kode Teks: Teks 8

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Terjual lebih dari 140 juta copy dalam peredarannya

di seluruh dunia dan sudah diterjemahkan ke dalam

250 bahasa dan dialek termasuk Braille, mudah

menobatkan Le Petit Prince a.k.a The Little Prince

milik Antoine de Saint-Exupery ini sebagai salah

satu buku paling populer di jagad raya sejak

pertama kali ia diterbitkan 73 tahun silam.

1 118

Dan tidak hanya berhenti sekadar menjadi bahan

bacaan saja, dalam perjalanannya, The Little Prince

juga banyak diadaptasi ke dalam medium lain.

1 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

89

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Mulai dari rekaman piring hitam, siaran radio,

drama panggung, opera, balet sampai anime dan

tentu saja film, termasuk versi animasi 3D

terbarunya yang disutradarai oleh Mark Osborne

0,9 64

Jumlah 2.9 139

Kode Teks: Teks 9

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Pada zaman dahulu di sebuah perkampungan

nelayan Pantai Air Manis di daerah Padang,

Sumatera Barat, hiduplah seorang janda bernama

Mande Rubayah bersama seorang anak laki-lakinya

yang bernama Malin Kundang.

1 73

Mande Rubayah amat menyanyangi dan

memanjakan Malin Kundang.

1 20

Malin adalah seorang anak yang rajin dan penurut. 1 17

Mande Rubayah sudah tua, ia hanya mampu bekerja

sebagai penjual kue untuk mencukupi kebutuhan ia

dan anak tunggalnya.

1 44

Suatu hari, Malin jatuh sakit. 1 11

Sakit yang amat keras. 1 7

Nyawanya hampir melayang, tetapi akhirnya ia

dapat diselamatkan berkat usaha keras ibunya.

1 33

Setelah sembuh dari sakitnya, ia semakin disayang. 1 18

Mereka adalah ibu dan anak yang saling

menyanyangi.

1 18

Kini 0,04 2

Jumlah 9,04 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

90

Kode Teks: Teks 10

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Tanggal 9 Maret 2016 akan menjadi hari istimewa

bagi masyarakat Indonesia di beberapa daerah

tertentu karena akan ada fenomena gerhana

matahari total yang dapat disaksikan sebagian

masyarakat Indonesia.

1 82

Fenomena langka ini kian menarik karena ada

berbagai mitos seputar peristiwa gerhana matahari

di Indonesia.

1 43

Apa saja mitos-mitos tersebut? 1 11

Mitos dari tanah Jawa ini bercerita tentang Batara

Kala, sosok raksasa jahat yang ingin hidup abadi.

1 36

Batara Kala pun lantas meminum Tirta Amerta, air

keabadian dari tempat tinggal para dewa.

1 33

Saat baru meminum sampai di kerongkongan, sang

Batara Guru mengetahuinya dan mencoba

mencegah hal tersebut.

1 36

Batara Guru melemparkan cakra yang memenggal

leher Batara

0,9 20

Jumlah 6,9 157

Kode Teks: Teks 11

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia paling

umum yang awalnya ditandai oleh melemahnya

daya ingat, hingga gangguan otak dalam melakukan

perencanaan, penalaran, persepsi, dan berbahasa.

1 68

Pada penderita Alzheimer, gejala berkembang

secara perlahan-lahan seiring waktu.

1 30

Misalnya yang diawali dengan sebatas lupa soal isi

percakapan yang baru saja dibincangkan atau lupa

dengan nama objek dan tempat, bisa berkembang

menjadi disorientasi dan perubahan perilaku.

1 68

Perubahan perilaku dalam hal ini seperti menajadi

agresif, penuntut, dan mudah curiga terhadap orang

lain.

1 38

Bahkan jika penyakit Alzheimer sudah mencapai 0,9 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

91

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

tingkat parah, penderita dapat mengalami

halusinasi, masalah dalam berbicara dan berbahasa,

serta tidak mampu melakukan aktivitas tanpa

dibantu orang

Jumlah 4,9 164

Kode Teks: Teks 12

Teks

Jumlah

Kalimat Suku Kata

Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu

ciri pokok demokrasi.

1 25

Sebuah negara tak bisa disebut demokratis, jika di

dalamnya tidak terdapat Pemilu yang

diselenggarakan secara periodic atau berkala untuk

melakukan sirkulasi elite politik.

1 64

Indonesia merupakan negara, yang setelah berhasil

menyelenggarakan Pemilu 2004, disebut sebagai

negara terdemokratis ketiga setelah Amerika dan

India.

1 60

Gelar tersebut bukan saja karena Indonesia telah

terbebas dari rezim birokratik-otoritarian Orde

Baru, tetapi juga karena Pemilu dapat

diselenggarakan dengan baik oleh Komisi

Pemilihan Umum (KPU) sebagai sebuah lembaga

independen penyelenggara Pemilu yang personil-

personilnya secara umum memiliki kapasitas dan

kapabilitas mumpuni.

1 128

Selain itu, saat itu nuansa euforia demokrasi pasca

otoritarianisme

0,3 31

Jumlah 4,3 185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

92

Lampiran 3

WACANA BUKU TEKS SAHABATKU

INDONESIA TERBITAN BADAN

BAHASA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

93

Teks 1

Danau Toba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

96

Teks 2

Pengalaman Berkesan Kali Pertama ke Pulau Dewata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

99

Teks 3

Prosedur Pemasangan Listrik secara Daring (Online)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

101

Teks 4

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

105

Teks 5

Hubungan Lingkungan Hidup dengan Pembangunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

107

Teks 6

Jejaring Sosial bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

109

Teks 7

Seragam Sekolah, Perlukah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

113

Teks 8

Ulasan Film: The Little Prince (2015)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

116

Teks 9

Kisah Malin Kundang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

120

Teks 10

Mitos Seputar Gerhana Matahari di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

123

Teks 11

Alzheimer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

125

Teks 12

Pemilu Minus Kesukarelaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

130

Triangulasi Data

Triangulasi Data dan Hasil Penelitian Skripsi dengan Judul “Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia Terbitan Badan Bahasa untuk

Level C1 berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya”

Oleh: Stefani Anuar Lupita

Pembimbing I: Rishe Purnama Dewi S.Pd., M.Hum.

Pembimbing II: Septina Krismawati S.S., M.A.

Petunjuk Triangulasi:

1. Berilah tanda centang (√) pada kolom SETUJU atau TIDAK SETUJU yang menggambarkan penilaian Anda terhadap hasil analisis tingkat

keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia Level C1 berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya.

2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis tingkat keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia

Level C1 berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya.

3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator membubuhi tanda tangan pada akhir penilaian.

No Data Perhitungan Grafik Fry

Triangulasi

Keterangan Setuju

Tidak

Setuju

1. Danau Toba

Danau Toba merupakan

keajaiban alam menakjubkan di Pulau

Sumatera. Sulit membayangkan ada

tempat yang lebih indah untuk

dikunjungi di Sumatera Utara selain

danau ini. Suasana sejuk

Kode Teks: Teks 1

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Danau Toba merupakan keajaiban

alam menakjubkan di Pulau

Sumatera.

1 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

131

menyegarkan, hamparan air jernih

membiru, dan pemandangan

pegunungan hijau yang memesona

adalah sebagian kecil saja dari imaji

danau raksasa yang berada 900 meter

di atas permukaan laut itu.

Danau Toba adalah danau

berkawah seluas 1.145 kilometer

persegi. Di tengahnya berdiam sebuah

pulau dengan luas yang hampir

sebanding dengan luas negara

Singapura. Danau Toba sebenarnya

lebih menyerupai lautan daripada

danau mengingat ukurannya. Oleh

karena itu, Danau Toba ditempatkan

sebagai danau terluas di Asia

Tenggara dan terbesar kedua di dunia

sesudah Danau Victoria di Afrika.

Danau Toba juga termasuk danau

terdalam di dunia, yaitu sekira 450

meter.

Danau Toba, sebagaimana

diperkirakan para ahli, terbentuk

setelah letusan gunung api super

sekitar 73.000-75.000 tahun lalu. Saat

itu 2.800 km kubik bahan vulkanik

Wacana berkode teks 1 dengan judul “Danau Toba”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada

wacana jatuh pada kata ke-13 dari 22 kata. Dengan demikian,

Sulit membayangkan ada tempat

yang lebih indah untuk dikunjungi di

Sumatera Utara selain danau ini.

1 36

Suasana sejuk menyegarkan,

hamparan air jernih membiru, dan

pemandangan pegunungan hijau

yang memesona adalah sebagian

kecil saja dari imaji danau raksasa

yang berada 900 meter di atas

permukaan laut itu.

1 77

Danau toba adalah danau berkawah

seluas 1.145 kilometer persegi.

1 26

Di tengahnya berdiam sebuah pulau

dengan luas yang hampir sebanding

dengan luas negara Singapura.

1 33

Danau Toba sebenarnya lebih

menyerupai lautan daripada danau

mengingat ukurannya.

1 31

Oleh karena itu, Danau Toba

ditempatkan sebagai danau terluas di

Asia Tenggara dan

0,6 31

Jumlah 6,6 156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

132

dimuntahkan Gunung Toba yang

meletus hingga debu vulkanik yang

ditiup angin menyebar ke separuh

wilayah bumi. Letusannya terjadi

selama 1 minggu dan lontaran

debunya mencapai 10 kilometer di

atas permukaan laut.

Letusan gunung api super

(Gunung Toba) tersebut, diperkirakan

telah menyebabkan kematian massal

dan kepunahan beberapa spesies

mahluk hidup. Letusan Gunung Toba

juga telah menyebabkan terjadinya

perubahan cuaca bumi, yaitu mulai

masuknya bumi ke zaman es sehingga

mempengaruhi peradaban dunia.

Selain memiliki hutan-hutan

pinus yang tertata asri, di pinggiran

Danau Toba juga terdapat beberapa

air terjun yang sangat mempesona. Di

sekitar Danau Toba Anda juga akan

dapati tempat pemandian air belarang.

Di tengah-tengah Danau Toba,

terdapat sebuah pulau yang unik

karena merupakan pulau vulkanik.

Pulau itu bernama Pulau Samosir.

perhitungan kalimat tidak utuh adalah 13 : 22 = 0,59

dibulatkan menjadi 0,6. Kemudian, jumlah perhitungan

keseluruhan adalah 6 + 0,6 = 6,6. Dapat disimpulkan bahwa

hasil kalimat utuh menjadi 6,6. Untuk perhitungan suku kata,

hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry

sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 260 × 0,6 = 156.

Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat

dan jumlah suku kata sebesar 6,6 dan 156.

Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua

hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat

pembaca 10. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.

Hasil yang diperoleh adalah 10 – 1 = 9 dan 10 + 1 = 11. Untuk

itu, wacana kode teks 1 berada pada tingkat pembaca 9, 10,

dan 11. Jika tingkat keterbacaan BIPA level C1 pada tingkat

(grade) 11 dan 12, maka wacana kode 1 sesuai untuk BIPA

level C1. Grafik Fry ditampilkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

133

Ketinggiannya 1.000 meter di atas

permukaan laut. Meskipun telah

menjadi tempat tujuan wisata sejak

lama, Samosir merupakan keindahan

alam yang belum terjamah. Di tengah

Pulau Samosir ini masih ada lagi dua

danau indah yang diberi nama Danau

Sidihoni dan Danau Aek Natonang. Di

Pulau Samosir, Anda juga dapat

menemukan pegunungan berkabut, air

terjun yang jernih untuk berenang, dan

masyarakat peladang.

Masyarakat Batak terkenal

ramah meskipun mereka juga terkenal

dengan gaya bicaranya yang keras.

Keramahan masyarakat Batak akan

memikat Anda karena kemanapun

Anda pergi, Anda dengan segera dapat

menemukan teman baru.

Selain itu, di Kota Parapat yang

merupakan semenanjung yang

menonjol ke danau, Anda juga dapat

menikmati pemandangan spektakuler

Danau Toba. Parapat dihuni

masyarakat Batak Toba dan Batak

Simalungan yang dikenal memiliki

Grafik 1 Fry untuk Kode Teks 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

134

sifat ceria dan mudah bergaul,

terkenal pula senang mendendangkan

lagu bertema cinta yang riang namun

penuh perasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

135

2. Pengalaman Berkesan Kali Pertama

ke Pulau Dewata

Selalu ada kali pertama untuk

semua hal, termasuk kunjungan ke

Pulau Dewata. Pulau penuh bule ini

seakan tak ada habisnya untuk

dijelajahi. Berikut pengalaman

berkesan kali pertama ke Bali.

Orang bilang Bali itu semacam

daerah di luar kedaulatan RI karena

banyaknya bule-bule yang hilir-mudik,

seakan mereka adalah penduduk lokal.

Bulan Januari lalu saya

berkesempatan untuk berlibur ke Bali.

Ini adalah kali pertama saya

mengunjungi daerah wisata yang

konon katanya menyimpan sejuta

keindahan alam dan menyajikan

wisata belanja yang murah-meriah.

Dalam rangka berwisata ke Bali,

saya sudah membeli tiket pesawat dari

setahun sebelumnya dan mengambil

cuti selama 3 hari, maklum perjalanan

perlu berhemat. Penerbangan saya

sempat tertunda dari yang semula

Kode Teks: Teks 2

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Selalu ada kali pertama untuk

semua hal, termasuk kunjungan ke

Pulau Dewata.

1 28

Pulau penuh bule ini seakan tak ada

habisnya untuk dijelajahi.

1 24

Berikut pengalaman berkesan kali

pertama ke Bali.

1 18

Orang bilang Bali itu semacam

daerah di luar kedaulatan RI karena

banyaknya bule-bule yang hilir-

mudik, seakan mereka adalah

penduduk lokal.

1 53

Bulan Januari lalu saya

berkesempatan untuk berlibur ke

Bali.

1 23

Ini adalah kali pertama saya

mengunjungi daerah wisata yang

konon katanya menyimpan sejuta

keindahan alam dan menyajikan

wisata belanja yang murah meriah.

1 57

Dalam rangka berwisata ke Bali, 0,9 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

136

dijadwalkan berangkat pukul 05.55,

berubah menjadi pukul 08.40 pagi.

Cuaca sedang kurang bagus dengan

curah hujan yang cukup deras saat

menuju Bandara Soetta. Tapi

Alhamdulillah penerbangan saya tidak

tertunda terlalu lama.

Cuaca saat terbang cukup bagus

dengan sedikit turbulensi dan

gangguan. Sewaktu mendarat di

Bandara Ngurah Rai Bali, waktu

menunjukkan pukul 12.00 dan

matahari bersinar dengan terik.

Saatnya kacamata hitam beraksi.

Keadaan perut lumayan kacau balau

setibanya di Bali. Saya langsung

menghampiri salah satu restoran siap

saji di sekitar terminal kedatangan

untuk menenangkan cacing di dalam

perut yang mulai meronta-ronta.

Tujuan selanjutnya adalah

mencari penginapan, karena saya

belum memesan hotel. Nah, untuk

urusan hotel ini saya mengandalkan

pemesanan daring (dalam jaringan)

lewat salah satu laman lokal ternama,

Wacana berkode teks 2 dengan judul “Pengalaman

Berkesan Kali Pertama ke Pulau Dewata” memiliki hasil

analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh

pada kata ke-21 dari 23 kata. Dengan demikian, perhitungan

kalimat tidak utuh adalah 21 : 23 = 0,91 dibulatkan menjadi

0,9. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 6 +

0,9 = 6,9. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh

menjadi 6,9. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan

suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan

suku kata yakni 253 × 0,6 = 151,8 dibulatkan menjadi 152.

Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat

dan jumlah suku kata sebesar 6,9 dan 152.

Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua

hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat

pembaca 9. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.

Hasil yang diperoleh adalah 9 – 1 = 8 dan 9 + 1 = 10. Untuk

itu, wacana kode teks 2 berada pada tingkat pembaca 8, 9, dan

10. Jika tingkat keterbacaan BIPA level C1 pada tingkat

saya sudah membeli tiket pesawat

dari setahun sebelumnya dan

mengambil cuti selama 3 hari,

maklum perjalanan

Jumlah 6,9 152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

137

dan saya langsung mendapat tempat

yang sangat sesuai dengan keuangan.

Setelah mendapatkan konfirmasi

dari pihak hotel, saya langsung

meluncur ke tempatnya dengan

menunggangi taksi. Ini bukan

sembarang taksi, ini taksi khas Bali!

Selesai check-in dan membereskan

barang bawaan, saya langsung

bergerak ke Pantai Kuta. Kebetulan

jarak dari hotel ke Pantai Kuta hanya

100 meter. Waktu menunjukkan pukul

14.00 siang. Kalau dipikir-pikir, ke

pantai jam segitu aneh juga karena

matahari sedang imut-imutnya, tapi

tak apalah, mumpung di Bali. Selama

kurang lebih 30 menit berjalan di

pinggir Pantai Kuta, saya memutuskan

untuk kembali ke hotel dan berencana

kembali ke pantai pada sore harinya.

Ternyata banyak penyewaan

motor yang menawarkan jasa sewa

dan bisa kita manfaatkan untuk

berkeliling Bali. Karena minimnya

jasa angkutan umum, motor adalah

pilihan yang sangat fantastis dengan

(grade) 11 dan 12, maka wacana kode 2 tidak sesuai untuk

BIPA level C1. Grafik Fry ditampilkan sebagai berikut.

Grafik 2 Fry untuk Kode Teks 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

138

harga yang super ekonomis. Saya pun

memutuskan untuk menyewa motor

dari pihak hotel, karena esok hari saya

berencana pergi ke daerah Ubud.

Motor langsung saya sewa selama tiga

hari.

Senja menyapa, saatnya

bergegas ke Pantai Kuta untuk

menikmati silir-semilir angin laut dan

menunggu matahari menenggelamkan

sinarnya. Ternyata sudah banyak

pengunjung yang duduk rapi di bibir

pantai, lengkap dengan gawai mereka

untuk mengabadikan senja di pantai

Kuta, termasuk saya. Saya

menyempatkan diri untuk mengambil

beberapa foto.

Malam pun tiba, saya

melanjutkan petualangan. Saatnya

mencari kuliner pengganjal perut.

Saya disarankan untuk makan nasi

pedas yang terkenal itu. Karena

terbatasnya pengetahuan tentang

jalanan Bali, saya pun mengandalkan

aplikasi peta di telepon cerdas untuk

menunjukkan arah warung tersebut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

139

syukur saya tidak tersasar.

Hujan datang, perut kenyang,

kantuk menyerang, inilah keadaan

paling ideal yang sedang saya rasakan

saat itu. Mandi hujan pun saya lakukan

demi seonggok kasur hotel yang sudah

menanti saya dengan mesra.

Hari kedua di Bali, hujan belum

berhenti dari semalam, rencana pergi

ke Ubud terancam batal. Tapi tekad

sudah bulat, motor sudah disewa,

hujan tidak akan menghalangi saya

untuk berpetualang di Bali! Saya

kemudian bersiap-siap berangkat,

sampai akhirnya hujan tidak menyerah

untuk turun dan sayalah yang

menyerah untuk pergi lalu kembali ke

kasur. Sekian lama menunggu

akhirnya hujan berhenti. Hari sudah

hampir siang, saya segera berangkat

ke Ubud sebelum hujan turun lagi.

Selama kurang lebih dua jam

perjalanan, saya berhenti untuk

berteduh hingga lima kali. Tampaknya

hujan sedang rajin membasahi saya.

Sesampainya di Ubud, saya sempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

140

keliling menikmati pemandangan, lalu

mampir ke Monkey Forest, tentunya

sambil diguyur hujan rintik-rintik.

Setelah lelah berjalan-jalan keliling

hutan dan bercengkerama dengan

monyet, saya akhirnya bergerak untuk

kembali ke Kuta. Karena arah pulang

lewat Pasar Sukawati, dan saya lihat

banyak oleh-oleh khas Bali, akhirnya

saya mampir sekadar tanya harga.

Pedagang banyak yang menjual

kerajinan tangan seperti gelang,

kalung, manik-manik, kain pantai,

hingga lukisan, seperti yang sering

kita lihat di pusat penjualan oleh-oleh.

Karena langit masih sedikit terang,

saya arahkan motor menuju destinasi

berikutnya, Pura Tanah Lot.

Pemandangan di Tanah Lot

memang indah, tidak sangka saya bisa

sampai ke sini. Ternyata saat matahari

terbenam akan ada pertunjukkan Tari

Kecak. Saya memang penasaran dan

ingin menonton tari tersebut. Setelah

menunggu kurang lebih satu jam dan

sedikit berfoto narsis dengan latar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

141

belakang pura yang terkenal itu,

akhirnya saya beranjak untuk

menyaksikan Tari Kecak, masih

diiringi dengan rintik hujan.

Hari terakhir, saya pilih tujuan

ke Pura Ulu Watu, masih bersama

motor sewaan. Saya berangkat agak

siang dari hotel, setelah paginya saya

bermain lagi di Pantai Kuta. Uluwatu

hampir sama seperti Monkey Forest,

banyak monyet yang berkeliaran.

Bedanya, monyet di Uluwatu ini

nakal-nakal. Mereka suka mengambil

barang-barang milik turis seperti

kacamata dan sandal. Jadi jagalah

barang bawaan bagi Anda yang ingin

berkunjung ke tempat ini.

Tiga hari di Bali cukup memberi

kesan bagi saya yang baru sekali

berkunjung ke sini. Pemandangan

yang indah dan penduduk Bali yang

ramah, merupakan perpaduan yang

tidak mungkin terlupa. Sampai jumpa

di lain kesempatan, Bali!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

142

3. Prosedur Pemasangan Listrik

Secara Daring (Online)

Bagi Anda yang bingung dan

tidak mau antri berlama-lama untuk

melakukan pendaftaran pemasangan

listrik di kantor-kantor PLN setempat,

sekarang PLN punya solusinya. Anda

bisa melakukan pendaftaran secara

daring (dalam jaringan) di seluruh

Indonesia melalu laman pln.co.id. Nah,

sekarang mari kita lihat caranya

berikut ini.

1. Buka pranala

http://www.pln.co.id/pbpd/. Di sini

Anda harus mengisi data pelanggan

dan data pemohon. Isilah dengan

lengkap disertai alamat posel dan

nomor telepon yang dapat dihubungi.

2. Sebagai informasi, jika Anda ingin

berlangganan listrik pasca-bayar, daya

listrik terendah yang diizinkan adalah

6.600 VA. Di bawah itu, Anda harus

berlangganan listrik pra-bayar.

Kode Teks: Teks 3

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Bagi Anda yang bingung dan tidak

mau antri berlama-lama untuk

melakukan pendaftaran

pemasangan listrik di kantor-

kantor PLN setempat, sekarang

PLN punya solusinya.

1 58

Anda bisa melakukan pendaftaran

secara daring (dalam jaringan) di

seluruh Indonesia melalui [d]

laman pln.co.id.

1 38

Nah, sekarang mari kita lihat

caranya berikut ini.

1 18

Buka pranala

http//www.pln.co.id/pbpd/.

1 6

Di sini Anda harus mengisi data

pelanggan dan data pemohon.

1 21

Isilah dengan lengkap disertai

alamat ponsel dan nomor telepon

yang dapat dihubungi.

1 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

143

3. Setelah data diisi dan disimpan,

sistem komputer PT PLN akan

mengirim posel pemberitahuan kepada

Anda disertai nominal yang harus

Anda bayar dan kode transaksi.

4. Masukkan kode transaksi tersebut

lewat format yang tersedia

dihttp://www.pln.co.id/pbpd/Konfirma

si.php.

5. Sistem komputer PT PLN akan

kembali mengirim posel

pemberitahuan kepada Anda disertai

nominal yang harus Anda bayar dan

Nomor Registrasi (kode bayar).

6. Setelah itu, lakukanlah pembayaran.

Pembayaran dapat dilakukan di kantor

pos, bank, ATM, dan loket resmi yang

telah bekerjasama dengan PT PLN.

Pembayaran dilakukan selambat-

lambatnya 30 hari setelah pendaftaran

secara online.

Wacana kode teks 3 yang berjudul “Prosedur

Pemasangan Listrik Secara Daring (Online)” memiliki hasil

analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh

pada kata ke-7 dari 24 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 7 : 24 = 0,29 dibulatkan menjadi 0,3.

Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 8 + 0,3 =

8,3. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 8,3.

Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata

dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata

yakni 248 × 0,6 = 148,8 dibulatkan menjadi 149. Dari kedua

hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah

suku kata sebesar 8,3 dan 149.

Grafik Fry kode teks 3 di bawah ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 7. Mengacu pada teori grafik Fry,

Sebagai informasi, jika Anda

ingin berlangganan listrik pasca-

bayar, daya listrik terendah yang

diizinkan adalah 6.600 VA.

1 44

Di bawah itu, Anda harus

berlangganan listrik pra-bayar.

1 18

Setelah data diisi dan disimpan,

sistem computer

0,3 17

Jumlah 8,3 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

144

7. Untuk membayar lewat ATM,

Anda dapat memilih „Pembayaran

Listrik‟, kemudian pilih „Non Taglis‟.

Anda cukup memasukkan 13 digit

nomor registrasi, kemudian nama Anda

akan tampil di layar dengan jumlah

nominal yang harus Anda bayar.

8. Pemasangan akan dilakukan

selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja

setelah pembayaran. Syaratnya, rumah

tersebut tak jauh dari tiang listrik yang

sudah berdiri serta telah terpasang

instalasi listrik.

9. Jika pada hari keenam belum juga

terpasang, Anda bisa bertanya atau

komplain ke hotline PT PLN di nomor

123.

10. Untuk memeriksa status

pendaftaran, Anda dapat

memeriksanya di pranala

http://www.pln.co.id/pbpd/Status.php.

11. Perlu diingat, PT PLN juga

peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan

ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 7 – 1 = 6

dan 7 + 1 = 8. Untuk itu, wacana kode teks 3 berada pada

tingkat pembaca 6, 7, dan 8. Jika tingkat keterbacaan BIPA

level C1 pada tingkat (grade) 11 dan 12, maka wacana kode 3

tidak sesuai untuk BIPA level C1. Grafik Fry ditampilkan

sebagai berikut.

Grafik 3 Fry untuk Kode Teks 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

145

melarang Anda memberikan uang atau

tip bagi petugas yang memasang

sambungan listrik di rumah Anda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

146

4. Ki Hajar Dewantara, Bapak

Pendidikan Indonesia

Raden Mas Soewardi

Soerjaningrat atau yang lebih dikenal

dengan Ki Hadjar Dewantara adalah

pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu

lembaga pendidikan yang memberikan

kesempatan bagi para pribumi jelata

untuk bisa memperoleh hak

pendidikan seperti halnya para priyayi

maupun orang-orang Belanda.

Ki Hadjar Dewantara lahir di

Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889

dengan nama Raden Mas Soewardi

Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara

dibesarkan di lingkungan keluarga

keraton Yogyakarta. Saat genap

berusia 40 tahun menurut hitungan

Tahun Caka, Raden Mas Soewardi

Soeryaningrat berganti nama menjadi

Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat

itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi

menggunakan gelar kebangsawanan di

depan namanya.

Hal ini dimaksudkan supaya Ki

Kode Teks: Teks 4

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat

atau yang lebih dikenal dengan Ki

Hadjar Dewantara adalah pendiri

Perguruan Taman Siswa, suatu

lembaga pendidikan yang

memberikan kesempatan bagi para

pribumi jelata untuk bisa

memperoleh hak pendidikan seperti

halnya para priyayi maupun orang-

orang Belanda.

1 102

Ki Hadjar Dewantara lahir di

Yogyakarta pada tanggal 2 Mei

1889 dengan nama Raden Mas

Soewardi Soeryaningrat.

1 38

Ki Hadjar Dewantara dibesarkan di

lingkungan keluarga keraton

Yogyakarta.

1 26

Saat genap berusia 40 tahun

menurut hitungan Tahun Caka,

Raden Mas Soewardi Soeryaningrat

berganti nama menjadi Ki Hadjar

1 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

147

Hadjar Dewantara dapat bebas dekat

dengan rakyat, baik secara fisik

maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara

menamatkan Sekolah Dasar di ELS

(Sekolah Dasar Belanda) dan

kemudian melanjutkan sekolahnya ke

STOVIA (Sekolah Dokter

Bumiputera) tapi lantaran sakit,

sekolahnya tersebut tidak bisa dia

selesaikan.

Ki Hadjar Dewantara kemudian

bekerja sebagai wartawan di beberapa

surat kabar antara lain Sedyotomo,

Midden Java, De Express, Oetoesan

Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja

Timoer dan Poesara. Pada masanya,

Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai

penulis handal. Tulisan-tulisannya

sangat komunikatif, tajam dan

patriotik sehingga mampu

membangkitkan semangat antikolonial

bagi pembacanya.

Selain bekerja sebagai seorang

wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara

juga aktif dalam berbagai organisasi

sosial dan politik. Pada tahun 1908, Ki

Wacana kode teks 4 yang berjudul “Ki Hajar

Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia” memiliki hasil

analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh

pada kata ke-2 dari 17 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 2 : 17 = 0,1. Kemudian, jumlah perhitungan

keseluruhan adalah 5 + 0,1 = 5,1. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 5,1. Untuk

perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan

rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 250

× 0,6 = 150. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi

jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 5,1 dan 150.

Grafik Fry kode teks 4 berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 9. Mengacu pada teori grafik Fry,

Dewantara.

Semenjak saat itu, Ki Hadjar

Dewantara tidak lagi menggunakan

gelar kebangsawanan di depan

namanya.

1 35

Hal ini 0,1 3

Jumlah 5,1 150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

148

Hadjar Dewantara aktif di seksi

propaganda Boedi Oetomo untuk

menyosialisasikan dan menggugah

kesadaran masyarakat Indonesia pada

waktu itu mengenai pentingnya

persatuan dan kesatuan dalam

berbangsa dan bernegara. Kemudian,

bersama Douwes Dekker (Dr.

Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto

Mangoenkoesoemo, yang nantinya

akan dikenal sebagai Tiga Serangkai,

Ki Hadjar Dewantara mendirikan

Indische Partij (partai politik pertama

yang beraliran nasionalisme

Indonesia) pada tanggal 25 Desember

1912 yang bertujuan mencapai

Indonesia merdeka.

Mereka berusaha mendaftarkan

organisasi ini untuk memperoleh

status badan hukum pada pemerintah

kolonial Belanda. Tetapi pemerintah

kolonial Belanda melalui Gubernur

Jendral Idenburg menolak pendaftaran

itu pada tanggal 11 Maret 1913 karena

organisasi ini dianggap dapat

membangkitkan rasa nasionalisme dan

peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan

ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 9 – 1 = 8

dan 9 + 1 = 10. Untuk itu, wacana kode teks 4 berada pada

tingkat pembaca 8, 9, dan 10. Jika tingkat keterbacaan BIPA

level C1 pada tingkat (grade) 11 dan 12, maka wacana kode 4

tidak sesuai untuk BIPA level C1. Grafik Fry ditampilkan

sebagai berikut.

Grafik 4 Fry untuk Kode Teks 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

149

kesatuan rakyat untuk menentang

pemerintah kolonial Belanda.

Semangatnya tidak berhenti

sampai sini. Pada bulan November

1913, Ki Hadjar Dewantara

membentuk Komite Bumipoetra yang

bertujuan untuk melancarkan kritik

terhadap Pemerintah Belanda. Salah

satunya adalah dengan menerbitkan

tulisan berjudul Als Ik Eens

Nederlander Was (Seandainya Aku

Seorang Belanda) dan Een voor Allen

maar Ook Allen voor Een (Satu untuk

Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)

di mana kedua tulisan tersebut menjadi

tulisan terkenal hingga saat ini.

Tulisan “Seandainya Aku Seorang

Belanda” dimuat dalam surat kabar de

Expres milik dr. Douwes Dekker.

Akibat karangannya itu,

pemerintah kolonial Belanda melalui

Gubernur Jendral Idenburg

menjatuhkan hukuman pengasingan

terhadap Ki Hadjar Dewantara.

Douwes Dekker dan Cipto

Mangoenkoesoemo yang merasa rekan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

150

seperjuangan diperlakukan tidak adil

menerbitkan tulisan yang bernada

membela Ki Hadjar Dewantara.

Mengetahui hal ini, Belanda pun

memutuskan untuk menjatuhi

hukuman pengasingan bagi keduanya.

Douwes Dekker dibuang di Kupang

sedangkan Cipto Mangoenkoesoemo

dibuang ke pulau Banda.

Namun, mereka menghendaki

dibuang ke Negeri Belanda karena di

sana mereka bisa mempelajari banyak

hal daripada di daerah terpencil.

Akhirnya mereka diizinkan ke Negeri

Belanda sejak Agustus 1913 sebagai

bagian dari pelaksanaan hukuman.

Kesempatan itu dipergunakan untuk

mendalami masalah pendidikan dan

pengajaran, sehingga Ki Hadjar

Dewantara berhasil memperoleh

Europeesche Akte. Pada tahun 1918,

Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah

air.

Di tanah air Ki Hadjar

Dewantara semakin mencurahkan

perhatian di bidang pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

151

sebagai bagian dari alat perjuangan

meraih kemerdekaan. Bersama rekan-

rekan seperjuangannya, dia pun

mendirikan sebuah perguruan yang

bercorak nasional yang diberi nama

Nationaal Onderwijs InstituutTaman

Siswa (Perguruan Nasional Taman

Siswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini

sangat menekankan pendidikan rasa

kebangsaan kepada peserta didik agar

mereka mencintai bangsa dan tanah air

dan berjuang untuk memperoleh

kemerdekaan. Pemerintah kolonial

Belanda berupaya merintanginya

dengan mengeluarkan ordonansi

Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932.

Tetapi dengan kegigihan

memperjuangkan haknya, sehingga

ordonansi itu kemudian dicabut.

Selama mencurahkan perhatian dalam

dunia pendidikan di Taman Siswa, Ki

Hadjar Dewantara juga tetap rajin

menulis. Namun tema tulisannya

beralih dari nuansa politik ke

pendidikan dan kebudayaan

berwawasan kebangsaan. Melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

152

tulisan-tulisan itulah dia berhasil

meletakkan dasar-dasar pendidikan

nasional bagi bangsa Indonesia.

Kegiatan menulisnya ini terus

berlangsung hingga zaman

Pendudukan Jepang.

Saat Pemerintah Jepang

membentuk Pusat Tenaga Rakyat

(Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar

ditunjuk untuk menjadi salah seorang

pimpinan bersama Ir. Soekarno, Drs.

Muhammad Hatta dan K.H. Mas

Mansur. Setelah kemerdekaan

Indonesia berhasil direbut dari tangan

penjajah dan stabilitas pemerintahan

sudah terbentuk.

Ki Hadjar Dewantara dipercaya

oleh presiden Soekarno untuk menjadi

Menteri Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan yang pertama. Melalui

jabatannya ini, Ki Hadjar Dewantara

semakin leluasa untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia. Pada

tahun 1957, Ki Hadjar Dewantara

mendapatkan gelar Doktor Honoris

Causa dari Universitas Gajah Mada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

153

Dua tahun setelah mendapat

gelar Doctor Honoris Causa itu,

tepatnya pada tanggal 28 April 1959

Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia

di Yogyakarta dan dimakamkan di

sana. Kini, nama Ki Hadjar Dewantara

bukan saja diabadikan sebagai seorang

tokoh dan pahlawan pendidikan

(bapak Pendidikan Nasional) yang

tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan

hari Pendidikan Nasional, tetapi juga

ditetapkan sebagai Pahlawan

Pergerakan Nasional melalui surat

keputusan Presiden RI No.305 Tahun

1959, tanggal 28 November 1959.

Ajarannya yakni tut wuri

handayani (di belakang memberi

dorongan), ing madya mangun karsa

(di tengah menciptakan peluang untuk

berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di

depan memberi teladan) akan selalu

menjadi dasar pendidikan di

Indonesia. Untuk mengenang jasa-jasa

Ki Hadjar Dewantara pihak penerus

perguruan Taman Siswa mendirikan

Museum Dewantara Kirti Griya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

154

Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-

nilai semangat perjuangan Ki Hadjar

Dewantara.

Dalam museum ini terdapat

benda-benda atau karya-karya Ki

Hadjar sebagai pendiri Taman Siswa

dan kiprahnya dalam kehidupan

berbangsa. Koleksi museum yang

berupa karya tulis atau konsep dan

risalah-risalah penting serta data surat-

menyurat semasa hidup Ki Hadjar

sebagai jurnalis, pendidik, budayawan

dan sebagai seorang seniman telah

direkam dalam mikrofilm dan

dilaminasi atas bantuan Badan Arsip

Nasional.

5. Hubungan Lingkungan Hidup

Dengan Pembangunan

Dalam peningkatan usaha

pembangunan, akan terjadi

peningkatan penggunaan sumber daya

untuk menyokong pembangunan

tersebut, serta timbulnya

permasalahan-permasalahan dalam

lingkungan hidup manusia.

Kode Teks: Teks 5

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Dalam peningkatan usaha

pembangunan, akan terjadi

peningkatan penggunaan sumber

daya untuk menyokong

pembangunan tersebut, serta

1 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

155

Dalam pembangunan, sumber

daya alam merupakan komponen yang

penting karena sumber daya alam ini

memberikan kebutuhan hidup bagi

kehidupan.

Dalam penggunaan sumber alam

tadi, hendaknya keseimbangan

ekosistem proyek pembangunan

diperhatikan dengan baik.

Keseimbangan ini bisa terganggu,

yang kadang-kadang bisa

membahayakan kehidupan umat.

Harus dicari jalan keluar yang

saling menguntungkan dalam

hubungan timbal balik antara

pembangunan, penggalian sumber

daya, dan masalah pengotoran atau

perusakan lingkungan hidup manusia.

Sebab pada umumnya, proses

pembangunan mempunyai akibat-

akibat yang lebih luas terhadap

lingkungan hidup manusia, baik akibat

langsung maupun akibat sampingan

seperti pengurangan sumber kekayaan

alam secara kuantitatif & kualitatif,

pencemaran biologis, pencemaran

timbulnya permasalahan-

permasalahan dalam lingkungan

hidup manusia.

Dalam pembangunan, sumber daya

alam merupakan komponen yang

penting karena sumber daya alam ini

memberikan kebutuhan hidup bagi

kehidupan.

1 49

Dalam penggunaan sumber alam

tadi, hendaknya keseimbangan

ekosistem proyek pembangunan

diperhatikan dengan baik.

1 39

Keseimbangan ini bisa terganggu,

yang kadang-kadang bisa

membahayakan kehidupan umat.

1 30

Harus dicari jalan keluar yang saling

menguntungkan dalam hubungan

timbal balik antara pembangunan,

penggalian sumber daya, dan

masalah pengotoran atau perusakan

lingkungan hidup manusia.

1 64

Sebab pada umumnya, proses

pembangunan mempunyai akibat-

akibat yang lebih luas terhadap

lingkungan hidup

0,3 35

Jumlah 5,3 164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

156

kimiawi, gangguan fisik dan gangguan

sosial budaya.

Kerugian-kerugian dan

perubahan-perbahan terhadap

lingkungan perlu lebih diperhitungkan

jika dibandingkan dengan keuntungan

yang diperkirakan akan diperoleh dari

suatu proyek pembangunan. Itulah

sebabnya, dalam setiap usaha

pembangunan, ongkos-ongkos sosial

untuk menjaga kelestarian lingkungan

perlu tetap dijaga, sedapat mungkin

tidak memberatkan kepentingan umum

masyarakat sebagai konsumen hasil

pembangunan tersebut.

Beberapa hal yang dapat

dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan-keputusan demikian, antara

lain adalah kualitas dan kuantitas

sumber kekayaan alam yang

diperlukan; akibat-akibat dari

pengambilan sumber kekayaan alam,

termasuk kekayaan hayati dan

habisnya deposito kekayaan alam

tersebut. Selain itu, perlu juga

dipertimbangkan bagaimana cara

Wacana kode teks 5 yang berjudul “Hubungan

Lingkungan Hidup dengan Pembangunan” memiliki hasil

analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh

pada kata ke-13 dari 39 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 13 : 39 = 0,3. Kemudian, jumlah

perhitungan keseluruhan adalah 5 + 0,3 = 5,3. Dengan

demikian, dapat disimpulkan hasil kalimat utuh menjadi 5,3.

Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata

dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata

yakni 274 × 0,6 = 164,4 dibulatkan menjadi 164. Dari kedua

hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah

suku kata sebesar 5,3 dan 164.

Grafik Fry kode teks 5 di bawah ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 12. Mengacu pada teori grafik Fry,

peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan

ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 12 – 1 =

11 dan 12 + 1 = 13. Dengan demikian, wacana kode teks 5

berada pada tingkat pembaca 11, 12, dan 13. Jika tingkat

keterbacaan BIPA level C1 pada tingkat (grade) 11 dan 12,

maka wacana kode 5 sesuai untuk BIPA level C1. Grafik Fry

ditampilkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

157

pengelolaan pembangunanitu, apakah

secara tradisional atau memakai

teknologi modern, termasuk juga

pembiayaannya dan pengaruh proyek

terhadap memburuknya lingkungan.

Hal-hal tersebut di atas hanyalah

sebagian dari daftar persoalan atau

pertanyaan yang harus

dipertimbangkan bertalian dengan

setiap proyek pembangunan. Juga

sekadar menggambarkan masalah

lingkungan yang konkret yang harus

dijawab. Setelah ditemukan jawaban

yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan

tadi, maka disusun pedoman-pedoman

kerja yang jelas bagi pelbagai kegiatan

pebangunan, baik berupa industri atau

bidang lain yang memperhatikan

faktor perlindungan lingkungan hidup

manusia.

Jadi, meskipun pembangunan

adalah hal yang penting, ia harus

sejalan dengan lingkungan itu sendiri.

Pembangunan yang baik haruslah

memperhatikan kelestarian

lingkungan. Dengan begitu, kehidupan

Grafik 5 Fry Kode Teks 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

158

manusia akan terhindar dari hal-hal

yang membahayakan terkait

pemanfaatan lingkungan dalam

pembangunan.

6. Jejaring Sosial Bagi Pertumbuhan

Dan Perkembangan Remaja Di

Indonesia

Dunia maya adalah dunia yang

tak mengenal batas, dunia yang bisa

menjebak seseorang menjadi tak

sadar. Mungkin ini adalah salah satu

akibat dari kemajuan zaman yang

semakin tak bisa dihindari.

Salah satu yang bisa kita

nikmati dalam dunia online adalah

situs jejaring sosial, yaitu tempat

berkumpul dan berinteraksinya antara

satu individu dengan individu yang

lain dalam sebuah komunitas.

Komunitas itu memberikan banyak

tawaran pada anggotanya untuk

menjalin berbagai hubungan.

Semakin banyak situs jejaring

sosial yang ada di dunia maya. Semua

Kode Teks: Teks 6

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Dunia maya adalah dunia yang tak

mengenal batas, dunia yang bisa

menjebak seseorang menjadi tak

sadar.

1 36

Mungkin ini adalah salah satu akibat

dari kemajuan zaman yang semakin

tak bisa dihindari.

1 33

Salah satu yang bisa kita nikmati

dalam dunia online adalah situs

jejaring sosial, yaitu tempat

berkumpul dan berinteraksinya

antara satu individu dengan individu

yang lain dalam sebuah komunitas.

1 72

Komunitas itu memberikan banyak

tawaran pada anggotanya untuk

menjalin berbagai hubungan.

1 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

159

menawarkan sesuatu yang menarik.

Mungkin ada kesamaan tapi juga ada

perbedaan antara situs jejaring sosial

yang satu dengan yang lain, misalnya

Instagram dengan Twitter, atau

Facebook dengan Friendster.

Namun, dibalik semua itu, situs

jejaring sosial dapat dianggap seperti

pedang bermata dua. Ini disebabkan

pengaruh negatif yang muncul akibat

pemakaian situs jejaring sosial yang

digunakan secara berlebihan.

Seperti yang dikatakan oleh

peneliti dari Inggris yang bernama

Catriona Marrison “apakah internet

menjadi pelarian bagi orang yang

mengalami depresi, atau justru

sebaliknya internet menyebabkan

orang depresi?” Dalam hal ini

Marrison mengungkapkan internet

dan media sosial dapat mempengaruhi

kehidupan sosial di dunia nyata.

Dan dengan makin pesatnya

perkembangan teknologi informasi,

mungkinkah teknologi media sosial

menjadi alternatif remaja terutama

Wacana kode teks 6 yang berjudul “Jejaring Sosial

bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja di Indonesia”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada

wacana jatuh pada kata ke-13 dari 39 kata. Untuk itu,

perhitungan kalimat tidak utuh adalah 16 : 24 = 0,67

dibulatkan menjadi 0,7. Kemudian, jumlah perhitungan

keseluruhan adalah 6 + 0,7 = 6,7. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 6,7. Untuk

perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan

rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 247

× 0,6 = 148,2 dibulatkan menjadi 148. Dari kedua hasil

tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku

kata sebesar 6,7 dan 148.

Grafik Fry kode teks 6 berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 8. Mengacu pada teori grafik Fry,

Semakin banyak situs jejaring sosial

yang ada di dunia maya.

1 22

Semua menawarkan sesuatu yang

menarik.

1 15

Mungkin ada kesamaan tapi juga ada

perbedaan antara situs jejaring sosial

yang satu dengan yang lain

0,7 37

Jumlah 6,7 148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

160

para siswa dan siswi Sekolah

Menengah untuk belajar di kelas?

Para remaja sudah sangat akrab

dengan teknologi, dan mereka rata-

rata menikmati teknologi. Bergaul

dengan remaja ini dengan

memanfaatkan teknologi akan

membuat cara belajar dan

pemanfaatan media sosial yang lebih

bergairah untuk para pelajar remaja,

sehingga remaja sekarang dapat terus

belajar dan belajar.

Baik guru maupun orang tua

harus berkordinasi untuk saling

berbagi informasi atas kamajuan

pendidikan dan perilaku remaja

tersebut.

Penggunaan teknologi media

sosial yang tepat justru akan semakin

memperkuat pemahaman dan perilaku

sosial para remaja atas pelajaran yang

diajarkan di kelas maupun di rumah.

Dan karena teknologi sudah menjadi

bagian hidup sehari-hari remaja saat

ini, maka pengajaran yang

memanfaatkan teknologi akan lebih

peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan

ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 8 – 1 = 7

dan 8 + 1 = 9. Dengan demikian, wacana kode teks 6 berada

pada tingkat pembaca 7, 8, dan 9. Jika tingkat keterbacaan

BIPA level C1 pada tingkat (grade) 11 dan 12, maka wacana

kode 6 tidak sesuai untuk BIPA level C1. Grafik Fry

ditampilkan sebagai berikut.

Grafik 6 Fry Kode Teks 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

161

menyatu dalam kehidupan para

remaja Indonesia.

7. Seragam Sekolah, Perlukah?

Setiap negara di dunia

memiliki kebijakan masing-masing

dalam menentukan kewajiban

mengenakan seragam bagi para siswa.

Di Indonesia, ketentuan mengenakan

seragam ditentukan secara beragam.

Berdasarkan jenjang maupun jenis

pendidikan. Sekolah Dasar (SD/MI)

berwarna putih (baju/bagian atas) dan

merah (celana atau bagian bawah).

Sementara di Sekolah Tingkat

Pertama (SMP/MTs) berwarna putih

(baju/bagian atas) biru (celana atau

bagian bawah). Ketentuan untuk

berseragam tersebut berlaku secara

nasional kususnya untuk sekolah

negeri sesuai aturan pemerintah pusat.

Sekolah swasta, sebagian besar

memang mewajibkan siswanya untuk

berseragam, walaupun mereka

memiliki seragam sendiri yang

menjadi ciri khas sekolah mereka.

Kode Teks: Kode 7

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Setiap negara di dunia memiliki

kebijakan masing-masing dalam

menentukan kewajiban

mengenakan seragam bagi para

siswa.

1 45

Di Indonesia, ketentuan

mengenakan seragam ditentukan

secara beragam.

1 27

Berdasarkan jenjang maupun jenis

pendidikan.

1 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

162

Misal, pada sekolah muslim, siswi-

siswinya diwajibkan untuk memakai

jilbab.

Aturan pemakaian seragam

menimbulkan pro dan kontra. Bagi

mereka yang Pro, mereka merasa

memperoleh manfaat ketika

mengenakan seragam sekolah.

Menurut Linda Lumsden dan Gabriel

Miller (2001) "Uniforms by

themselves cannot solve all of the

problems of school discipline, but

they can be one positive contributing

factor to discipline and safety". Selain

itu, Lumden secara terperinci

mengatakan benefit dari aturan

mengenakan seragam sekolah : (1)

dapat meningkatkan keamanan

sekolah (enhanced school safety); (2)

meningkatkan iklim sekolah

(improved learning climate), (3)

meningkatkan harga diri siswa (higher

self-esteem for students), dan (4)

mengurangi rasa stres di keluarga

(less stress on the family). Di mata

orang awam, tujuan utama pemakaian

Sekolah Dasar (SD/MI) berwarna

putih (baju/bagian atas) dan merah

(celana atau bagian bawah).

1 34

Sementara di Sekolah Tingkat

Pertama (SMP/MTs) berwarna

putih (baju/bagian atas) biru

(celana atau bagian bawah).

1 43

Ketentuan untuk berseragam

tersebut berlaku secara nasional

khususnya untuk sekolah negeri

sesuai aturan pemerintah pusat.

1 46

Sekolah swasta, sebagian besar

memang mewajibkan siswanya

untuk berseragam, walaupun

mereka memiliki seragam sendiri

yang menjadi ciri khas sekolah

mereka.

1 55

Misal, pada sekolah muslim,

siswi-siswinya diwajibkan untuk

memakai jilbab.

1 25

Aruturan pemakaian 0,3 7

Jumlah 8,3 178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

163

seragam adalah untuk mengurangi

kesenjangan sosial, biar terkesan rapi,

educated, dan untuk membedakan

kegiatan sekolah, menuntut ilmu dan

kegiatan (main-main) lainnya.

Kewajiban menggunakan

seragam sekolah telah menjadi bagian

tata tertib sekolah dan dilaksanakan

secara ketat. Mulai dari ketentuan

bentuk, ukuran, atribut, badge, bahan,

bahkan aturan pembelian. Saya adalah

alumni SMP Negeri 1 Brebes.

Teringat dengan jelas ketika saya

diharuskan untuk memakai badge

nama SMP saya di lengan kanan,

label Organisasi Siswa Intra Sekolah

(OSIS) di saku sebelah kanan, label

nama di sebelah kiri, baju

dimasukkan, sepatu hitam dan kaos

kaki putih polos. Semua aturan

diberikan dengan embel-embel untuk

menanamkan kedisiplinan, rasa cinta,

dan rasa bangga terhadap sekolah.

Saya alumni SMA Kolese De

Britto, sebuah SMA swasta di Jogja

yang tidak mewajibkan untuk seluruh

Wacana kode teks 7 yang berjudul “Seragam Sekolah,

Perlukah?” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata

ke-100 pada wacana jatuh pada kata ke-2 dari 7 kata. Untuk

itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 2 : 7 = 0,3.

Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 8 + 0,3 =

8,3. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat

utuh menjadi 8,3. Untuk perhitungan suku kata, hasil

keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6.

Perhitungan suku kata yakni 279 × 0,6 = 178. Dari kedua hasil

tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku

kata sebesar 8,3 dan 178.

Grafik Fry kode teks 7 berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 14 dan berada pada daerah arsir. Hal itu

berarti, menurut teori grafik Fry daerah arsir hitam tidak dapat

digunakan atau tidak sah. Dengan demikian, kode teks 7 tidak

sesuai dan tidak dapat digunakan untuk BIPA level C1. Grafik

Fry ditampilkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

164

siswanya untuk memakai seragam.

Seragam hanya wajib digunakan

untuk hari senin dan saat upacara

bendera. Tiga tahun “hidup” di De

Britto tanpa seragam, saya tetap

merasakan manfaat-manfaat yang

telah disebutkan di atas. Teman-

teman SMA saya tetap bertanggung

jawab dengan apa yang harus mereka

lakukan. Mereka tetap disiplin dan

tepat waktu.

Saya skeptis dengan pendapat

dan pernyataan pakar dan praktisi

pendidikan di Indonesia yang

menyerukan manfaat dan kewajiban

untuk berseragam. Untuk masalah

rasa cinta dan rasa bangga terhadap

sekolah, cinta itu dari hati dan pikiran,

bukan dari apa yang dikenakan dan

digunakan. Saya sangat bangga

terhadap De Britto walaupun saya

hanya memakai seragam setiap hari

senin. Menurut saya, tidak ada

korelasi antara kebanggan dan

seragam. Identitas itu dari apa yang

kita lakukan dan kumpulan dari

Grafik 7 Fry Kode Teks 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

165

seluruh keputusan-keputusan kita,

bukan dari label dan badge yang kita

tempel di pakaian kita.

Menurut Fx Djoko Sukastomo

(2004), seorang guru SD dan pakar

pendidikan, mengatakan beberapa

alasannya untuk tetap mendukung

adanya aturan seragam sekolah:

membentuk kerapian dan sebagai

kendali, dengan berpakaian seragam,

secara otomatis anak-anak merasa

bukan anak liar, yang sangat bebas

bertindak dan melakukan pelanggaran

asusila maupun kegiatan yang

dilarang oleh peraturan sekolah.

Kerapian yang ditimbulkan dari

seragam sekolah adalah suatu

kerapian semu, kerapian karena

adanya keterpaksaan. Pada

prakteknya ketika seseorang berada

dalam bangku kuliah atau dalam

dunia kerja, aturan untuk seragam

tidak berlaku lagi. Ketika seseorang

yang dari kecil sudah dididik

mengenai kerapian yang nyata, bebas

tapi rapi, bukan karena terpaksa tentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

166

akan berbeda. Selain itu, kendali

setiap siswa sangat tidak relevan

dengan seragam. Seragam itu masalah

apa yang digunakan bukan apa yang

dilakukan. Liar atau tidak, memilih

untuk melakukan pelanggaran atau

tidak, bukan karena seragam.

Pendidikan tanpa seragam

memang tidak mudah. Menurut F.

Wawan Setyadi, seorang Jesuit dan

alumnus STF Driyarkara yang pernah

bekerja sebagai pendidik di de Britto,

dalam bukunya Menjadi Manusia

Bebas, melihat semua siswa

berseragam rapi mungkin terasa lebih

mudah dan menyenangkan daripada

membiarkan anak didik memilih

sendiri pakaian yang hendak mereka

kenakan saat bersekolah. Namun,

dengan penyeragaman tidak ada hal

yang dapat dipertanggungjawabkan.

Cuma orang bebas yang dapat

dimintai pertanggungjawaban.

Sependapat dengan argumen

Wawan, ketika kita “dipaksa” untuk

memakai seragam, tidak ada hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

167

dipertanggung jawabkan melalui

seragam tersebut. Lain halnya dengan

bebas dari seragam, setiap pakaian

yang dipakai selalu menuntut

tanggung jawab. Pernah suatu kali

saya memakai jeans sobek-sobek, dan

saya “tertangkap” oleh Romo

Pamong, saat itu juga saya

mendapatkan sanksi, dan saya

bertanggung jawab atas pilihan yang

saya pilih. Efek dari hukuman itu,

membuat saya, hingga saat ini, tidak

pernah lagi memakai celana sobek-

sobek di dalam instansi pendidikan.

Dalam hal berseragam, siswa-

siswa di Indonesia tidak tahu nilai-

nilai yang melatarbelakangi aturan

tersebut. Saya yakin mereka hanya

sebatas mengerti untuk mencegah

kesenjangan sosial. Mereka tidak

bertindak sesuai prinsip yang jelas.

Menurut Wawan lagi, kebanyakan

manusia Indonesia hanya diajari

untuk bertanggung jawab di bawah

paksaan, bukan di alam kebebasan.

Seragam selalu menjadi pro-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

168

kontra, saya dengan pengalaman,

pengamatan, dan pehaman saya tidak

melihat adanya manfaat adanya

penyeragaman dalam berpakaian

dalam instansi pendidikan. Seragam

menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah sama

ragamnya; sejenis; sama; (pakaian)

yang sama potongan dan warnanya.

Seragam adalah pakaian, bukan soal

disiplin atau mudah dikendalikan.

Kesenjangan sosial bukan timbul

akibat tanpa seragam, tapi karena apa

yang dilakukan, pilihan apa yang

diputuskan.

8. Ulasan Film: The Little Prince

(2015)

Terjual lebih dari 140 juta copy

dalam peredarannya di seluruh dunia

dan sudah diterjemahkan ke dalam

250 bahasa dan dialek termasuk

braille, mudah menobatkan Le Petit

Prince a.k.a The Little Prince milik

Kode Teks: Teks 8

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Terjual lebih dari 140 juta copy

dalam peredarannya di seluruh dunia

dan sudah diterjemahkan ke dalam

250 bahasa dan dialek termasuk

Braille, mudah menobatkan Le Petit

1 118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

169

Antoine de Saint-Exupéry ini

sebagai salah satu buku paling

populer di jagad raya sejak pertama

kali ia diterbitkan 73 tahun silam. Dan

tidak hanya berhenti sekadar menjadi

bahan bacaan saja, dalam

perjalanannya, The Little Prince juga

banyak diadaptasi ke dalam medium

lain. Mulai dari rekaman piring hitam,

siaran radio, drama panggung, opera,

balet sampai anime dan tentu saja

film, termasuk versi animasi 3D

terbarunya yang disutradarai oleh

Mark Osborne (Kung Fu Panda).

The Little Prince versi Osborne

yang naskahnya digubah oleh duo

Irena Brignull dan Bob Persichetti

memang tidak mentah-mentah meniru

novel aslinya. Brignull dan Persichetti

menghadirkan cerita baru yang

nantinya digabungkan dengan elemen

novelnya, cerita tentang seorang

bocah perempuan (Mackenzie Foy)

yang hidupnya terlalu diatur oleh

ambisi ibunya (Rachel McAdams)

untuk membuat dirinya menjadi

Wacana kode teks 8 yang berjudul “Ulasan Film: The

Little Prince (2015)” memiliki hasil analisis data sebagai

berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada kata ke-27 dari

30 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 27 :

30 = 0,9. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 2

+ 0,9 = 2,9. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil

kalimat utuh menjadi 2,9. Untuk perhitungan suku kata, hasil

keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6.

Prince a.k.a The Little Prince milik

Antoine de Saint-Exupery ini sebagai

salah satu buku paling populer di

jagad raya sejak pertama kali ia

diterbitkan 73 tahun silam.

Dan tidak hanya berhenti sekadar

menjadi bahan bacaan saja, dalam

perjalanannya, The Little Prince juga

banyak diadaptasi ke dalam medium

lain.

1 49

Mulai dari rekaman piring hitam,

siaran radio, drama panggung, opera,

balet sampai anime dan tentu saja

film, termasuk versi animasi 3D

terbarunya yang disutradarai oleh

Mark Osborne

0,9 64

Jumlah 2.9 139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

170

manusia dewasa sebelum waktunya

dengan segala jadwal dan aturan ketat

yang membosankan. Namun,

semuanya berbuah ketika si gadis

kecil bertemu dengan tetangganya;

seorang pilot tua nyentrik (Jeff

Bridges) yang memperkenalkannya

pada kisah luar biasa The Little Prince

yang kemudian mengubah hidupnya

selamanya.

Ada kesamaan antara The Little

Prince dengan animasi keluaran Pixar,

Inside Out, bukan hanya kesamaan

karena dirilis di tahun yang sama,

namun tema tentang kedewasaan yang

bersembunyi di balik tampilan

animasi anak-anaknya yang ceria.

Jika Inside Out punya premis yang

terasa lebih menarik dan kompleks

dengan segala tetek bengek unsur

psikologisnya, The Little Prince

memilih jalur lebih simpel melalui

kisah persahabatan beda usia yang

dipenuhi dengan hati dan filosofi

kehidupan, tentang bagaimana

menjadi dewasa tanpa harus

Perhitungan suku kata yakni 231 × 0,6 = 138,6 dibulatkan

menjadi 139. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi

jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 2,9 dan 139.

Grafik Fry kode teks 8 berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 10. Dapat disimpulkan bahwa hasil

yang diperoleh kode teks 8 ialah tingkat 9, 10, dan 11.

Tingkat keterbacaan BIPA level C1 pada tingkat (grade) 11

dan 12. Namun, jumlah rata-rata kalimat ke-100 teks 8 yang

diperoleh sebesar 2,9 dan berada pada daerah arsir hitam. Hal

itu berarti, jumlah rata-rata kalimat tidak memenuhi syarat

ketentuan grafik Fry. Oleh karena itu, kode teks 8 hanya

sesuai berdasarkan jumlah rata-rata suku kata per 100 kata.

Grafik 8 Fry Kode Teks 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

171

melupakan siapa dirimu dan masa

kecilmu.

Tentu saja tidak adil jika

kemudian membandingkan kualitas

animasi bikinan Pixar yang luar biasa

detil itu dengan The Little Prince

yang notabene sangat sederhana,

tetapi bukan berarti The Little Prince

tidak punya daya pikatnya sendiri.

Saya suka bagaimana pemilihan

kontras warnanya. Dunia manusia

dewasa disajikan dalam tone warna

“mati” dengan atmosfer kelam yang

seakan-akan ingin mewakili

kehidupan menonton dan

membosankan, sebaliknya muncul

keceriaan penuh warna-warni cerah

ketika adegan berpindah menyorot

relasi persahabatan pilot tua dan si

gadis kecil yang dilatar belakangi

scoring lembut dari kolaborasi

Richard Harvey dan Hans Zimmer.

Sementara elemen dari novelnya yang

berisi petualangan misterius sang pilot

bertemu anak laki-laki dijabarkan

dalam bungkusan animasi stop motion

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

172

cantik ketika memadukan kombinasi

bahan-bahan kertas, kain dan tanah

liat yang dibentuk sedemikian rupa

menjadi gambar bergerak yang unik

dan meninggalkan kesan mendalam.

Mark Osborne

mempresentasikan The Little Prince

versinya dengan cukup baik, mungkin

tidak sampai terlalu istimewa

mengingat kualitas animasi,

khususnya pada bagian cerita di dunia

nyatanya terasa sedikit kurang

menarik meski sebenarnya buat

penonton yang lebih dewasa hal itu

mungkin tidak terlalu menjadi

masalah karena bisa ditutupi dengan

kekuatan tema dan penceritaannya

yang bagus. Satu lagi yang menarik

dari The Little Prince adalah jajaran

pengisi suaranya. Tidak main-main

sederet nama-nama aktor dan aktris

kelas “A” diboyong untuk mengisi

suara-suara karakternya, sebut saja

Jeff Bridges, Rachel McAdams, Paul

Rudd, Marion Cotillard, James

Franco, Benicio del Toro, Ricky

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

173

Gervais, Bud Cort, Paul Giamatti,

Albert Brooks ya meskipun sedikit

disayangkan, selain Bridges,

Mackenzie Foy. dan Rachel

McAdams, porsi screen time dari

nama-nama besar tidaklah banyak dan

sebagian besar juga bukan karakter-

karakter penting.

9. Kisah Malin Kundang

Pada zaman dahulu di sebuah

perkampungan nelayan Pantai Air

Manis di daerah Padang, Sumatera

Barat, hiduplah seorang janda

bernama Mande Rubayah bersama

seorang anak laki-lakinya yang

bernama Malin Kundang. Mande

Rubayah amat menyayangi dan

memanjakan Malin Kundang. Malin

adalah seorang anak yang rajin dan

penurut.

Mande Rubayah sudah tua, ia

hanya mampu bekerja sebagai penjual

kue untuk mencukupi kebutuhan ia

dan anak tunggalnya. Suatu hari,

Kode Teks: Teks 9

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Pada zaman dahulu di sebuah

perkampungan nelayan Pantai Air

Manis di daerah Padang, Sumatera

Barat, hiduplah seorang janda

bernama Mande Rubayah bersama

seorang anak laki-lakinya yang

bernama Malin Kundang.

1 73

Mande Rubayah amat menyanyangi

dan memanjakan Malin Kundang.

1 20

Malin adalah seorang anak yang rajin

dan penurut.

1 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

174

Malin jatuhsakit. Sakit yang amat

keras. Nyawanya hampir melayang,

tetapi akhirnya ia dapat

diselamatkanberkat usaha keras

ibunya. Setelah sembuh dari sakitnya,

ia semakin disayang. Mereka adalah

ibu dan anak yang saling menyayangi.

Kini, Malin sudah dewasa, ia

meminta izin kepada ibunya untuk

pergi merantau ke kota karena saat itu

sedang ada kapal besar merapat di

Pantai Air Manis.

“Jangan Malin, ibu takut terjadi

sesuatu denganmu di tanah rantau

sana. Menetaplah saja di sini, temani

ibu,” ucap ibunya sedih setelah

mendengar keinginan Malin yang

ingin merantau.

“Ibu tenanglah, tidak akan

terjadi apa-apa denganku,” kata Malin

sambil menggenggam tangan ibunya.

“Ini kesempatan Bu, kerena belum

tentu setahun sekali ada kapal besar

merapat di pantai ini. Aku ingin

mengubah nasib kita Bu, izinkanlah”

pinta Malin memohon.

Wacana kode teks 9 yang berjudul “Kisah Malin

Kundang” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata

ke-100 pada wacana jatuh pada kata ke-1 dari 26 kata. Untuk

itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 1 : 26 = 0,04.

Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 9 + 0,04 =

9,04 dibulatkan menjadi 9. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 9. Untuk

perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan

rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 243

Mande Rubayah sudah tua, ia hanya

mampu bekerja sebagai penjual kue

untuk mencukupi kebutuhan ia dan

anak tunggalnya.

1 44

Suatu hari, Malin jatuh sakit. 1 11

Sakit yang amat keras. 1 7

Nyawanya hampir melayang, tetapi

akhirnya ia dapat diselamatkan

berkat usaha keras ibunya.

1 33

Setelah sembuh dari sakitnya, ia

semakin disayang.

1 18

Mereka adalah ibu dan anak yang

saling menyanyangi.

1 18

Kini 0,04 2

Jumlah 9,04 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

175

“Baiklah, ibu izinkan. Cepatlah

kembali, ibu akan selalu

menunggumu Nak,” kata ibunya

sambil menangis. Meski dengan berat

hati akhirnya Mande Rubayah

mengizinkan anaknya pergi.

Kemudian Malin dibekali dengan nasi

berbungkus daun pisang sebanyak

tujuh bungkus, “Untuk bekalmu di

perjalanan,” katanya sambil

menyerahkannya pada Malin. Setelah

itu berangkatlah Malin Kundang ke

tanah rantau meninggalkan ibunya

sendirian.

Hari-hari terus berlalu, hari

yang terasa lambat bagi Mande

Rubayah. Setiap pagi dan sore Mande

Rubayah memandang ke laut, “Sudah

sampai manakah kamu berlayar

Nak?” tanyanya dalam hati sambil

terus memandang laut. la selalu

mendoakan anaknya agar selalu

selamat dan cepat kembali.

Beberapa waktu kemudian jika

ada kapal yang datang merapat ia

selalu menanyakan kabar tentang

× 0,6 = 145,8 dibulatkan menjadi 146. Dari kedua hasil

tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku

kata sebesar 9 dan 146.

Grafik Fry kode teks 9 di bawah ini menunjukkan

titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut

jatuh pada tingkat pembaca 7. Dengan demikian, hasil yang

diperoleh kode teks 9 ialah tingkat 6, 7, dan 8. Tingkat

keterbacaan BIPA level C1 pada tingkat (grade) 11 dan 12.

Untuk itu, kode teks 9 tidak sesuai untuk BIPA level C1.

Grafik 9 Fry Kode Teks 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

176

anaknya. “Apakah kalian melihat

anakku, Malin? Apakah dia baik-baik

saja? Kapan ia pulang?” tanyanya.

Namun, setiap ia bertanya pada awak

kapal atau nahkoda tidak pernah

mendapatkan jawaban. Malin tidak

pernah menitipkan barang atau pesan

apapun kepada ibunya.

Bertahun-tahun Mande

Rubayah terus bertanya namun tak

pernah ada jawaban hingga tubuhnya

semakin tua.Kini, jalannya mulai

terbungkuk-bungkuk. Pada suatu hari

Mande Rubayah mendapat kabar dari

nakhoda yang dulu membawa Malin.

Nahkoda itu memberi kabar bahagia

pada Mande Rubayah.

“Mande, tahukah kau, anakmu

kini telah menikah dengan gadis

cantik, putri seorang bangsawan yang

sangat kaya raya,” ucapnya saat itu.

Mande Rubayah amat gembira

mendengar hal itu, ia selalu berdoa

agar anaknya selamat dan segera

kembali menjenguknya, sinar

keceriaan mulai mengampirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

177

kembali. Namun, hingga berbulan-

bulan semenjak ia menerima kabar

Malin dari nahkoda itu, Malin tak

kunjung kembali untuk menengoknya.

“Malin cepatlah pulang kemari

Nak, ibu sudah tua Malin, kapan kau

pulang…,” rintihnya pilu setiap

malam. Ia yakin anaknya pasti datang.

Benar saja, tak berapa lama kemudian

di suatu hari yang cerah dari kejauhan

tampak sebuah kapal yang megah nan

indah berlayar menuju pantai. Orang

kampung berkumpul, mereka mengira

kapal itu milik seorang sultan atau

seorang pangeran. Mereka

menyambutnya dengan gembira.

Ketika kapal itu mulai merapat,

terlihat sepasang anak muda berdiri di

anjungan. Pakaian mereka berkiiauan

terkena sinar matahari. Wajah mereka

cerah dihiasi senyum karena bahagia

disambut dengan meriah. Mande

Rubayah juga ikut berdesakan

mendekati kapal. Jantungnya berdebar

keras saat melihat lelaki muda yang

berada di kapal itu, ia sangat yakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

178

bahwa lelaki muda itu adalah

anaknya, Malin Kundang. Belum

sempat para sesepuh kampung

menyambut, Ibu Malin terlebih

dahulu menghampiri Malin. la

langsung memeluknya erat, ia takut

kehilangan anaknya lagi.

“Malin, anakku. Kau benar

anakku kan?” katanya menahan isak

tangis karena gembira, “Mengapa

begitu lamanya kau tidak memberi

kabar?”

Malin terkejut karena dipeluk

wanita tua renta yang berpakaian

compang-camping itu. Ia tak percaya

bahwa wanita itu adalah ibunya.

Sebelum dia sempat berbicara,

istrinya yang cantik itu meludah

sambil berkata, “Wanita jelek inikah

ibumu? Mengapa dahulu kau bohong

padaku!” ucapnya sinis, “Bukankah

dulu kau katakan bahwa ibumu adalah

seorang bangsawan yang sederajat

denganku?”

Mendengar kata-kata pedas

istrinya, Malin Kundang langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

179

mendorong ibunya hingga terguling

ke pasir, “Wanita gila! Aku bukan

anakmu!” ucapnya kasar.

Mande Rubayah tidak percaya

akan perilaku anaknya, ia jatuh

terduduk sambil berkata, “Malin,

Malin, anakku. Aku ini ibumu, Nak!

Mengapa kau jadi seperti ini Nak?!”

Malin Kundang tidak memperdulikan

perkataan ibunya. Dia tidak akan

mengakui ibunya. la malu kepada

istrinya. Melihat wanita itu beringsut

hendak memeluk kakinya, Malin

menendangnya sambil berkata, “Hai,

wanita gila! lbuku tidak seperti

engkau! Melarat dan kotor!” Wanita

tua itu terkapar di pasir, menangis,

dan sakit hati.

Orang-orang yang meilhatnya

ikut terpana dan kemudian pulang ke

rumah masing-masing. Mande

Rubayah pingsan dan terbaring

sendiri. Ketika ia sadar, Pantai Air

Manis sudah sepi. Dilihatnya kapal

Malin semakin menjauh. Ia tak

menyangka Malin yang dulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

180

disayangi tega berbuat demikian.

Hatinya perih dan sakit, lalu

tangannya ditengadahkannya ke

langit. Ia kemudian berdoa dengan

hatinya yang pilu, “Ya, Tuhan, kalau

memang dia bukan anakku, aku

maafkan perbuatannya tadi. Tapi

kalau memang dia benar anakku yang

bernama Malin Kundang, aku mohon

keadilanmu, Ya Tuhan!” ucapnya pilu

sambil menangis. Tak lama kemudian

cuaca di tengah laut yang tadinya

cerah, mendadak berubah menjadi

gelap. Hujan tiba-tiba turun dengan

teramat lebatnya. Tiba-tiba datanglah

badai besar, menghantam kapal Malin

Kundang. Lalu datanglah sambaran

petir yang menggelegar. Saat itu juga,

kapal hancur berkeping- keping.

Kemudian terbawa ombak hingga ke

pantai.

Esoknya, saat matahari pagi

muncul di ufuk timur, badai telah

reda. Di kaki bukit terlihat kepingan

kapal yang telah menjadi batu.

Itulah kapal Malin Kundang!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

181

Tampak sebongkah batu yang

menyerupai tubuh manusia. Itulah

tubuh Malin Kundang anak durhaka

yang kena kutuk ibunya menjadi batu

karena telah durhaka. Disela-sela batu

itu, berenang-renang ikan teri, ikan

belanak, dan ikan tengiri. Konon, ikan

itu berasal dari serpihan tubuh sang

istri yang terus mencari Malin

Kundang.

Sampai sekarang, jika ada

ombak besar menghantam batu-batu

yang mirip kapal dan manusia itu,

terdengar bunyi seperti lolongan

jeritan manusia, terkadang bunyinya

seperti orang meratap menyesali diri,

“Ampun, Bu…! Ampuun!” konon

itulah suara si Malin Kundang, anak

yang durhaka pada ibunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

182

10. Mitos Seputar Gerhana Matahari

di Indonesia

Tanggal 9 Maret 2016 akan

menjadi hari istimewa bagi

masyarakat Indonesia di beberapa

daerah tertentu karena akan ada

fenomena gerhana matahari total yang

dapat disaksikan sebagian masyarakat

Indonesia.Fenomena langka ini kian

menarik karena ada berbagai mitos

seputar peristiwa gerhana matahari di

Indonesia. Apa saja mitos-mitos

tersebut?

Mitos Batara Kala dari Tanah

Jawa

Mitos dari tanah Jawa ini

bercerita tentang Batara Kala, sosok

raksasa jahat yang ingin hidup abadi.

Batara Kala pun lantas meminum

Tirta Amerta, air keabadian dari

tempat tinggal para dewa. Saat baru

meminum sampai di kerongkongan,

sang Batara Guru mengetahuinya dan

Kode Teks 10

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Tanggal 9 Maret 2016 akan menjadi

hari istimewa bagi masyarakat

Indonesia di beberapa daerah tertentu

karena akan ada fenomena gerhana

matahari total yang dapat disaksikan

sebagian masyarakat Indonesia.

1 82

Fenomena langka ini kian menarik

karena ada berbagai mitos seputar

peristiwa gerhana matahari di

Indonesia.

1 43

Apa saja mitos-mitos tersebut? 1 11

Mitos dari tanah Jawa ini bercerita

tentang Batara Kala, sosok raksasa

jahat yang ingin hidup abadi.

1 36

Batara Kala pun lantas meminum Tirta

Amerta, air keabadian dari tempat

tinggal para dewa.

1 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

183

mencoba mencegah hal tersebut.

Batara Guru melemparkan

cakra yang memenggal leher Batara

Kala. Ternyata kesaktian Tirta

Amerta sudah bekerja pada bagian

kepala Batara Kala. Kepalanya

melayang-layang di udara sedangkan

bagian badannya jatuh ke bumi dan

berubah menjadi lesung (alat

penumbuk padi). Batara Kala yang

murka kemudian menelan matahari

agar bumi mengalami kegelapan

selama-lamanya.

Cerita tersebut kemudian

mengilhami masyarakat tanah Jawa

untuk memukul lesung ketika terjadi

gerhana matahari total. Hal tersebut

menyimbolkan masyarakat yang

memukul-mukul tubuh Batara Kala

agar matahari kembali dimuntahkan

oleh raksasa tersebut.

Wacana kode teks 10 yang berjudul “Mitos Seputar

Gerhana Matahari di Indonesia” memiliki hasil analisis data

sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada kata ke-

8 dari 9 kata. Untuk itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah

8 : 9 = 0,89 dibulatkan menjadi 0,9. Kemudian, jumlah

perhitungan keseluruhan adalah 6 + 0,9 = 6,9. Untuk itu, dapat

disimpulkan hasil kalimat utuh menjadi 6,9. Untuk

perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan

rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 261

× 0,6 = 156,6 dibulatkan menjadi 157. Dari kedua hasil

tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku

kata sebesar 6,9 dan 157.

Grafik Fry kode teks 10 berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 10. Dengan demikian, hasil yang

diperoleh kode teks 10 ialah 9, 10, dan 11. Jika tingkat

keterbacaan BIPA level C1 pada tingkat (grade) 11 dan 12,

Saat baru meminum sampai di

kerongkongan, sang Batara Guru

mengetahuinya dan mencoba

mencegah hal tersebut.

1 36

Batara Guru melemparkan cakra yang

memenggal leher Batara

0,9 20

Jumlah 6,9 157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

184

Masyarakat Dayak Juga Percaya

Mitos Batara Kala

Tak hanya masyarakat Jawa,

orang-orang Dayak juga mempercayai

kisah tentang Batara Kala. Ketika

gerhana matahari total terjadi,

masyarakat Dayak akan memukul-

mukul lesung sambil melantunkan

syair yang disebut Mansana. Tradisi

unik tersebut masih berlangsung di

Kampung Tanjung Laong.

Selain memukul-mukul

lesung, ada kebiasaan unik lainnya

yang dilakukan oleh suku Dayak

Ngaju ketika terjadi gerhana matahari

total. Masyarakat Dayak Ngaju akan

memukul-mukul batang pohon buah-

buahan. Tujuannya adalah supaya roh

pohon buah tersebut yang bernama

Gana segera bangkit dan membuat

pohon jadi berbuah lebat.

maka wacana kode 10 sesuai untuk BIPA level C1. Grafik Fry

ditampilkan sebagai berikut.

Grafik 10 Fry Kode Teks 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

185

Tradisi Dolo-Dolo di Tidore

Sebuah kebiasaan yang

dilakukan oleh masyarakat Pulau

Tidore ketika menyambut peristiwa

gerhana matahari total disebut Tradisi

Dolo-Dolo. Dalam tradisi tersebut,

masyarakat akan memukul-mukul

kentongan bambu secara bersamaan.

Aktivitas tersebut dilakukan sebagai

lambang untuk mengusir raksasa yang

menelan matahari.

Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Tidore Kepulauan

akan melaksanakan koordinasi untuk

memperlancar tradisi dolo-dolo.

Sehingga seluruh masyarakat dan

sekolah akan membunyikan dolo-dolo

secara serempak ketika gerhana

matahari total berlangsung.

Kemunculan Naga di Sungai Musi,

Palembang

Mitos yang berkembang di

Palembang hampir serupa dengan

mitos yang dipercaya masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

186

Jawa, Dayak, dan Tidore. Namun,

perbedaannya terletak pada sosok

raksasa yang menelan matahari di

langit.Masyarakat Palembang percaya

bahwa ada naga yang akan muncul di

Sungai Musi ketika terjadi gerhana

matahari total.

11. Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah

jenis demensia paling umum yang

awalnya ditandai oleh melemahnya

daya ingat, hingga gangguan otak

dalam melakukan perencanaan,

penalaran, persepsi, dan berbahasa.

Pada penderita Alzheimer, gejala

berkembang secara perlahan-lahan

seiring waktu. Misalnya yang diawali

dengan sebatas lupa soal isi

percakapan yang baru saja

dibincangkan atau lupa dengan nama

obyek dan tempat, bisa berkembang

menjadi disorientasi dan perubahan

perilaku. Perubahan perilaku dalam

hal ini seperti menjadi agresif,

Kode Teks: Teks 11

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Penyakit Alzheimer adalah jenis

demensia paling umum yang

awalnya ditandai oleh melemahnya

daya ingat, hingga gangguan otak

dalam melakukan perencanaan,

penalaran, persepsi, dan berbahasa.

1 68

Pada penderita Alzheimer, gejala

berkembang secara perlahan-lahan

seiring waktu.

1 30

Misalnya yang diawali dengan

sebatas lupa soal isi percakapan yang

baru saja dibincangkan atau lupa

dengan nama objek dan tempat, bisa

1 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

187

penuntut, dan mudah curiga terhadap

orang lain. Bahkan jika penyakit

Alzheimer sudah mencapai tingkat

parah, penderita dapat mengalami

halusinasi, masalah dalam berbicara

dan berbahasa, serta tidak mampu

melakukan aktivitas tanpa dibantu

orang lain.

Meski penyebab pasti penyakit

ini belum diketahui, para ahli percaya

bahwa penyakit Alzheimer pada

umumnya terjadi akibat meningkatnya

produksi protein dan khususnya

penumpukan protein beta-amyloid di

dalam otak yang menyebabkan

kematian sel saraf.

Ada beberapa faktor yang

dapat meningkatkan risiko seseorang

terkena penyakit Alzheimer, di

antaranya adalah pertambahan usia,

cidera parah di kepala, riwayat

kesehatan keluarga atau genetika, dan

gaya hidup.

Penyakit Alzheimer rentan

diidap oleh orang-orang yang telah

berusia di atas 65 tahun dan sebanyak

Wacana kode teks 11 yang berjudul “Alzheimer”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada

wacana jatuh pada kata ke-25 dari 26 kata. Untuk itu,

perhitungan kalimat tidak utuh adalah 25 : 26 = 0,9.

Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 4 + 0,9 =

4,9. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat

utuh menjadi 4,9. Untuk perhitungan suku kata, hasil

keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6.

Perhitungan suku kata yakni 273 × 0,6 = 163,8 dibulatkan

menjadi 164. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi

jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 4,9 dan 164.

berkembang menjadi disorientasi dan

perubahan perilaku.

Perubahan perilaku dalam hal ini

seperti menjadi agresif, penuntut,

dan mudah curiga terhadap orang

lain.

1 38

Bahkan jika penyakit Alzheimer

sudah mencapai tingkat parah,

penderita dapat mengalami

halusinasi, masalah dalam berbicara

dan berbahasa, serta tidak mampu

melakukan aktivitas tanpa dibantu

orang

0,9 70

Jumlah 4,9 164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

188

16 persen diidap oleh mereka yang

usianya di atas 80 tahun.

Meski begitu, penyakit yang

menjangkiti lebih banyak wanita

ketimbang laki-laki ini juga dapat

dialami oleh orang-orang yang berusia

antara 40 hingga 65 tahun.

Diperkirakan sebanyak 5 persen

penderita Alzheimer terjadi pada

kisaran usia tersebut.

Diagnosis dan pengobatan penyakit

Alzheimer

Penderita Alzheimer umumnya

hidup sekitar delapan hingga sepuluh

tahun setelah gejala muncul, namun

ada juga beberapa penderita lainnya

yang bisa hidup lebih lama dari itu.

Meski penyakit Alzheimer belum ada

obatnya, ragam pengobatan yang ada

saat ini bertujuan untuk

memperlambat perkembangan kondisi

serta meredakan gejalanya.

Karena itu, segera temui

dokter jika daya ingat Anda

mengalami perubahan atau Anda

Grafik Fry kode teks 11 berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 12. Mengacu pada teori grafik Fry,

peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan

ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 12 – 1 =

11 dan 12 + 1 = 13. Untuk itu, wacana kode teks 11 berada

pada tingkat pembaca 11, 12, dan 13. Jika tingkat keterbacaan

BIPA level C1 pada tingkat (grade) 11 dan 12, maka wacana

kode 11 sesuai untuk BIPA level C1. Grafik Fry ditampilkan

sebagai berikut.

Grafik 11 Fry Kode Teks 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

189

khawatir mengidap demensia. Jika

penyakit Alzheimer dapat terdiagnosis

sejak dini, maka Anda akan memiliki

lebih banyak waktu untuk melakukan

persiapan serta perencanaan untuk

masa depan, dan yang lebih terpenting

lagi, Anda akan mendapatkan

penanganan lebih cepat yang dapat

membantu.

Tidak ada tes khusus untuk

membuktikan seseorang mengalami

Alzheimer. Dalammendiagnosis

penyakit Alzheimer, dokter akan

bertanya seputar masalah dan gejala

yang dialami pasien. Tes medis

mungkin akan dilakukan untuk

memastikan kondisi yang dialami

pasien bukan karena penyakit lain.

Selain dengan pemberian obat-

obatan, penyakit Alzheimer juga dapat

ditangani secara psikologis melalui

stimulasi kognitif guna memperbaiki

ingatan si penderita, memulihkan

kemampuannya dalam berbicara

maupun dalam memecahkan masalah,

serta membantunya hidup semandiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

190

mungkin.

Pencegahan penyakit Alzheimer

Karena penyebab pastinya

belum diketahui, sulit untuk mencegah

penyakit ini secara pasti. Namun, ada

beberapa cara yang bisa Anda lakukan

untuk mempertahankan kesehatan dan

fungsi otak, di antaranya dengan

mengonsumsi makanan sehat,

berolahraga, tidak merokok,

membatasi konsumsi alkohol, serta

rutin memeriksakan diri ke dokter

seiring pertambahan usia.

12. Pemilu Minus Kesukarelaan

Pemilihan umum (Pemilu)

merupakan salah satu ciri pokok

demokrasi. Sebuah negara tak bisa

disebut demokratis, jika di dalamnya

tidak terdapat Pemilu yang

diselenggarakan secara periodik atau

berkala untuk melakukan sirkulasi

elite politik.

Kode Teks: Teks 12

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Pemilihan umum (Pemilu)

merupakan salah satu ciri pokok

demokrasi.

1 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

191

Indonesia merupakan negara,

yang setelah berhasil

menyelenggarakan Pemilu 2004,

disebut sebagai negara terdemokratis

ketiga setelah Amerika dan India.

Gelar tersebut bukan saja karena

Indonesia telah terbebas dari rezim

birokratik-otoritarian Orde Baru,

tetapi juga karena Pemilu dapat

diselenggarakan dengan baik oleh

Komisi Pemilihan Umum (KPU)

sebagai sebuah lembaga independen

penyelenggara Pemilu yang personil-

personilnya secara umum memiliki

kapasitas dan kapabilitas mumpuni.

Selain itu, saat itu nuansa

euforia demokrasi pasca

otoritarianisme masih sangat terasa

dan disambut masyarakat dengan

senang hati dan bahkan antusias untuk

memilih wakil-wakil dan pemimpin

rakyat yang sesuai dengan harapan

mereka. Secara umum, rakyat pemilih

datang ke TPS-TPS (Tempat

Pemungutan Suara) karena dorongan

dari diri mereka sendiri untuk

Sebuah negara tak bisa disebut

demokratis, jika di dalamnya tidak

terdapat Pemilu yang

diselenggarakan secara periodik atau

berkala untuk melakukan sirkulasi

elite politik.

1 64

Indonesia merupakan negara, yang

setelah berhasil menyelenggarakan

Pemilu 2004, disebut sebagai negara

terdemokratis ketiga setelah Amerika

dan India.

1 60

Gelar tersebut bukan saja karena

Indonesia telah terbebas dari rezim

birokratik-otoritarian Orde Baru,

tetapi juga karena Pemilu dapat

diselenggarakan dengan baik oleh

Komisi Pemilihan Umum (KPU)

sebagai sebuah lembaga independen

penyelenggara Pemilu yang personil-

personilnya secara umum memiliki

kapasitas dan kapabilitas mumpuni.

1 128

Selain itu, saat itu nuansa euforia

demokrasi pasca otoritarianisme

0,3 31

Jumlah 4,3 185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

192

melahirkan wakil dan pemimpin

rakyat yang akan mampu

menciptakan kebaikan bersama.

Butuh Kesukarelaan

Menurut Wiliam Ebenstein

dalam karyanya yang berjudul

“Todays Isms: Socialism, Capitalism,

Fascism, Communism, and

Libertarianism”, setidaknya ada

delapan kriteria dan dasar psikologis

demokrasi, yakni akal sehat,

pengutamaan individu, negara tak

lebih dari sekadar alat untuk

mencapai tujuan bersama, hubungan

antara negara dan rakyat diatur

berdasar hukum, persamaan hak asasi

manusia, prosedur demokrasi yang

dijalankan secara benar mengingat

tujuan tidak bisa dipisahkan dari cara

atau alat yang digunakan, dan prinsip

kesukarelaan (voluntarism).

Demokrasi meniscayakan

kesukarelaan masyarakat untuk

terlibat di dalamnya. Tanpa

Wacana kode teks 12 yang berjudul “Pemilu Minus

Kesukarelaan” memiliki hasil analisis data sebagai berikut.

Kata ke-100 pada wacana jatuh pada kata ke-9 dari 32 kata.

Untuk itu, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 9 : 32 = 0,28

dibulatkan menjadi 0,3. Kemudian, jumlah perhitungan

keseluruhan adalah 4 + 0,3 = 4,3. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 4,3. Untuk

perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan

rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 308

× 0,6 = 184,8 dibulatkan menjadi 185. Dari kedua hasil

tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku

kata sebesar 4,3 dan 185.

Grafik Fry kode teks 12 berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 15 atau bahkan lebih. Hasil yang

diperoleh wacana kode teks 12 ialah tingkat pembaca 14, 15

dan 16. Jika tingkat keterbacaan BIPA level C1 pada tingkat

(grade) 11 dan 12, maka wacana kode 12 tidak sesuai untuk

BIPA level C1. Grafik Fry ditampilkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

193

kesukarelaan tak ada demokrasi,

karena sesungguhnya mereka

mengalami keterpaksaan dalam

menentukan pilihan. Dalam tradisi

masyarakat di Indonesia, saat ini

kesukarelaan dalam politik bisa

dikatakan sangatlah rendah.

Nampaknya, hal ini disebabkan oleh

kesalahan dalam memahami makna

politik. Politik dianggap sebagai arena

yang kotor dan jahat yang dihuni oleh

mereka yang hanya ingin

memperkaya diri sendiri. Karena itu,

rakyat menuntut imbalan secara

langsung untuk dukungan politik yang

mereka berikan.

Harus diakui, masih banyak

terjadi tidak adanya kesukarelaan di

antara pemilih dan juga para caleg.

Masyarakat tidak mau memilih jika

tidak diberi imbalan uang atau

imbalan-imbalan konkret dalam

bentuk lainnya. Dalam konteks ini,

kesukarelaan masyarakat telah

didistorsi oleh praktik politik-uang.

Mereka menjadikan uang sebagai

Grafik 12 Fry Kode Teks 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

194

salah satu faktor dominan dalam

menentukan pilihan. Hal ini tercermin

dalam prinsip-prinsip mereka yang

nyata dalam berbagai jargon, antara

lain: tak ada duit, tidak nyoblos (baca:

mencontreng), caleg jangan hanya

jual gusi, tapi harus punya gizi, dan

lain-lain jargon yang senada dengan

itu.

Sementara para caleg

memberikan uang juga karena

keterpaksaan. Walaupun sebelumnya

tidak pernah dikenal sebagai orang

yang dermawan, tetapi pada saat

menjelang Pemilu mendadak menjadi

orang yang sangat royal kepada

masyarakat. Para caleg melakukan itu

tentunya karena memiliki interest.

Mereka terpaksa, karena harus

mengikuti langgam realitas pasar

yang memang menginginkan itu. Jika

mereka tidak mampu menahan hasrat

untuk semata-mata berkuasa, maka

jalan praktik politik uanglah yang

mereka tempuh. Lalu, jika hasrat

berkuasa para caleg terlalu tinggi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

195

maka mereka akan mempertaruhkan

sebagian besar harta kekayaan yang

mereka miliki untuk memperebutkan

kekuasaan di lembaga legislatif itu;

bahkan walau untuk itu mereka mesti

harus berutang.Itu terbukti dengan

banyaknya caleg yang setelah selesai

Pemilu tidak mendapatkan perolehan

suara yang signifikan, kemudian

menjadi stres dan bahkan meninggal

dunia karena terkena serangan jantung

akut. Setidaknya mereka melakukan

tindakan-tindakan yang sungguh

ironis dan memalukan, seperti

meminta kembali barang-barang yang

telah mereka berikan, baik untuk

pribadi-pribadi tertentu maupun untuk

kelompok-kelompok dan lembaga-

lembaga tertentu.

Harusnya, kejadian-kejadian

seperti itu tak perlu terjadi jika

masing-masing antara pemilih dan

para caleg memiliki saling percaya.

Ketiadaan sikap saling percaya inilah

yang menyebabkan uang menjadi

jalan terakhir. Rakyat pemilih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

196

menginginkan imbalan yang

berbentuk instan,sedangkan para

caleg yang sebelumnya tidak pernah

berkiprah dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan juga menggunakan

uang sebagai jalan instan untuk

merebut kekuasaan. Akibatnya,

Pemilu diwarnai dengan transaksi-

transaksi yang sesungguhnya masuk

dalam kategori politik-uang, yang

oleh Undang-Undang jelas dilarang.

Jarang sekali caleg yang berani

melakukan langkah melawan arus

dengan melakukan pendidikanpolitik

kepada rakyat dengan menjelaskan

bahwa praktik-politik uang

merupakan praktik pelanggaran

terhadap Undang-Undang.

Disfungsi Aparat

Selain itu, sayangnya,

penegakan peraturan dalam

penyelenggaraan Pemilu tidak

dijalankan secara tegas oleh aparat

terkait. Warga masyarakat yang masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

197

memiliki idealisme juga tidak mau

ambil pusing dengan berbagai

pelanggaran yang terjadi, misalnya

dengan melaporkan praktik-praktik

yang melanggar peraturan. Banyak

yang beranggapan bahwa

mengungkapkan pelanggaran dalam

Pemilu sama saja dengan

memasukkan diri dalam wilayah

hukum. Jika tidak beruntung dapat

menjerumuskan diri sendiri ke dalam

jeruji penjara, karena dianggap

melakukan fitnah atau pencemaran

nama baik orang lain. Seharusnya

dalam hal ini pengawas Pemilu

mengambil sikap tegas dan tidak

kompromi. Sebab, lembaga ini dibuat

untuk diserahi amanat untuk

mengawal Pemilu yang berkualitas.

Jika pengawas pemilu tidak dapat

menjalankan fungsinya dengan baik,

maka lembaga ini hanya menjadi

lembaga yang menambah pengeluaran

anggaran negara, tetapi tidak

menghasilkan sesuatu yang berarti

bagi perbaikan kualitas demokrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

198

Dengan kata lain, lembaga ini hanya

menambah inefisiensi, alias

pemborosan anggaran negara yang

selama ini sudah banyak dikorupsi

oleh penyelenggaranya. Jika Pemilu

juga menghasilkan para

penyelenggara yang tidak layak, maka

akan semakin bertambahlah beban

negara ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

199

Triangulasi Data

Triangulasi Data dan Hasil Penelitian Skripsi dengan Judul “Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia Terbitan Badan Bahasa untuk

Level C1 berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya”

Oleh: Stefani Anuar Lupita

Pembimbing I: Rishe Purnama Dewi S.Pd., M.Hum.

Pembimbing II: Septina Krismawati S.S., M.A.

Petunjuk Triangulasi:

1. Berilah tanda centang (√) pada kolom SETUJU atau TIDAK SETUJU yang menggambarkan penilaian Anda terhadap hasil analisis tingkat

keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia Level C1 berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya.

2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis tingkat keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia

Level C1 berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya.

3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator membubuhi tanda tangan pada akhir penilaian.

Kode

Teks Data Perhitungan SMOG

Triangulasi

Keterangan Setuju

Tidak

Setuju

Teks

2

Pengalaman Berkesan Kali Pertama ke

Pulau Dewata

Selalu ada kali pertama untuk

semua hal, termasuk kunjungan ke

Pulau Dewata. Pulau penuh bule ini

seakan tak ada habisnya untuk

dijelajahi. Berikut pengalaman

Kode Teks: Teks 2

Kode teks 2 memiliki jumlah kata ≥3 suku

kata dengan data sebagai berikut. Hasil

perhitungan diambil dari bagian awal,

tengah dan akhir dari wacana ini. Dengan

demikian, diperoleh jumlah sebesar 150

suku kata dan berada pada usia 15 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

200

berkesan kali pertama ke Bali.

Orang bilang Bali itu semacam

daerah di luar kedaulatan RI karena

banyaknya bule-bule yang hilir-mudik,

seakan mereka adalah penduduk lokal.

Bulan Januari lalu saya

berkesempatan untuk berlibur ke Bali.

Ini adalah kali pertama saya

mengunjungi daerah wisata yang konon

katanya menyimpan sejuta keindahan

alam dan menyajikan wisata belanja

yang murah-meriah.

Dalam rangka berwisata ke Bali,

saya sudah membeli tiket pesawat dari

setahun sebelumnya dan mengambil cuti

selama 3 hari, maklum perjalanan perlu

berhemat. Penerbangan saya sempat

tertunda dari yang semula dijadwalkan

berangkat pukul 05.55, berubah

menjadi pukul 08.40 pagi. Cuaca sedang

kurang bagus dengan curah hujan yang

cukup deras saat menuju Bandara

Soetta. Tapi Alhamdulillah

penerbangan saya tidak tertunda terlalu

lama.

Cuaca saat terbang cukup bagus

dengan sedikit turbulensi dan gangguan.

Sewaktu mendarat di Bandara Ngurah Rai

Jika usia untuk BIPA level C1 berdasarkan

formula SMOG adalah usia 15 dan 16, maka

kode teks 2 sesuai untuk BIPA level C1.

Rekapitulasi

Kalimat Jumlah Kata ≥3

Suku Kata

Awal 65

Tengah 44

Akhir 41

Jumlah 150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

201

Bali, waktu menunjukkan pukul 12.00 dan

matahari bersinar dengan terik. Saatnya

kacamata hitam beraksi. Keadaan perut

lumayan kacau balau setibanya di Bali.

Saya langsung menghampiri salah satu

restoran siap saji di sekitar terminal

kedatangan untuk menenangkan cacing di

dalam perut yang mulai meronta-ronta.

Tujuan selanjutnya adalah mencari

penginapan, karena saya belum memesan

hotel. Nah, untuk urusan hotel ini saya

mengandalkan pemesanan daring (dalam

jaringan) lewat salah satu laman lokal

ternama, dan saya langsung mendapat

tempat yang sangat sesuai dengan

keuangan.

Setelah mendapatkan konfirmasi

dari pihak hotel, saya langsung meluncur

ke tempatnya dengan menunggangi taksi.

Ini bukan sembarang taksi, ini taksi khas

Bali! Selesai check-in dan membereskan

barang bawaan, saya langsung bergerak ke

Pantai Kuta. Kebetulan jarak dari hotel ke

Pantai Kuta hanya 100 meter. Waktu

menunjukkan pukul 14.00 siang. Kalau

dipikir-pikir, ke pantai jam segitu aneh

juga karena matahari sedang imut-imutnya,

tapi tak apalah, mumpung di Bali. Selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

202

kurang lebih 30 menit berjalan di pinggir

Pantai Kuta, saya memutuskan untuk

kembali ke hotel dan berencana kembali ke

pantai pada sore harinya.

Ternyata banyak penyewaan motor

yang menawarkan jasa sewa dan bisa kita

manfaatkan untuk berkeliling Bali. Karena

minimnya jasa angkutan umum, motor

adalah pilihan yang sangat fantastis dengan

harga yang super ekonomis. Saya pun

memutuskan untuk menyewa motor dari

pihak hotel, karena esok hari saya

berencana pergi ke daerah Ubud. Motor

langsung saya sewa selama tiga hari.

Senja menyapa, saatnya bergegas

ke Pantai Kuta untuk menikmati silir-

semilir angin laut dan menunggu

matahari menenggelamkan sinarnya.

Ternyata sudah banyak pengunjung

yang duduk rapi di bibir pantai,

lengkap dengan gawai mereka untuk

mengabadikan senja di pantai Kuta,

termasuk saya. Saya menyempatkan

diri untuk mengambil beberapa foto.

Malam pun tiba, saya

melanjutkan petualangan. Saatnya

mencari kuliner pengganjal perut. Saya

disarankan untuk makan nasi pedas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

203

yang terkenal itu. Karena terbatasnya

pengetahuan tentang jalanan Bali, saya

pun mengandalkan aplikasi peta di

telepon cerdas untuk menunjukkan

arah warung tersebut, syukur saya tidak

tersasar.

Hujan datang, perut kenyang,

kantuk menyerang, inilah keadaan

paling ideal yang sedang saya rasakan

saat itu. Mandi hujan pun saya lakukan

demi seonggok kasur hotel yang sudah

menanti saya dengan mesra.

Hari kedua di Bali, hujan belum

berhenti dari semalam, rencana pergi ke

Ubud terancam batal. Tapi tekad sudah

bulat, motor sudah disewa, hujan tidak

akan menghalangi saya untuk berpetualang

di Bali! Saya kemudian bersiap-siap

berangkat, sampai akhirnya hujan tidak

menyerah untuk turun dan sayalah yang

menyerah untuk pergi lalu kembali ke

kasur. Sekian lama menunggu akhirnya

hujan berhenti. Hari sudah hampir siang,

saya segera berangkat ke Ubud sebelum

hujan turun lagi.

Selama kurang lebih dua jam

perjalanan, saya berhenti untuk berteduh

hingga lima kali. Tampaknya hujan sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

204

rajin membasahi saya. Sesampainya di

Ubud, saya sempat keliling menikmati

pemandangan, lalu mampir ke Monkey

Forest, tentunya sambil diguyur hujan

rintik-rintik. Setelah lelah berjalan-jalan

keliling hutan dan bercengkerama dengan

monyet, saya akhirnya bergerak untuk

kembali ke Kuta. Karena arah pulang lewat

Pasar Sukawati, dan saya lihat banyak

oleh-oleh khas Bali, akhirnya saya mampir

sekadar tanya harga. Pedagang banyak

yang menjual kerajinan tangan seperti

gelang, kalung, manik-manik, kain pantai,

hingga lukisan, seperti yang sering kita

lihat di pusat penjualan oleh-oleh. Karena

langit masih sedikit terang, saya arahkan

motor menuju destinasi berikutnya, Pura

Tanah Lot.

Pemandangan di Tanah Lot memang

indah, tidak sangka saya bisa sampai ke

sini. Ternyata saat matahari terbenam akan

ada pertunjukkan Tari Kecak. Saya

memang penasaran dan ingin menonton

tari tersebut. Setelah menunggu kurang

lebih satu jam dan sedikit berfoto narsis

dengan latar belakang pura yang

terkenal itu, akhirnya saya beranjak

untuk menyaksikan Tari Kecak, masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

205

diiringi dengan rintik hujan.

Hari terakhir, saya pilih tujuan ke

Pura Ulu Watu, masih bersama motor

sewaan. Saya berangkat agak siang dari

hotel, setelah paginya saya bermain lagi

di Pantai Kuta. Uluwatu hampir sama

seperti Monkey Forest, banyak monyet

yang berkeliaran. Bedanya, monyet di

Uluwatu ini nakal-nakal. Mereka suka

mengambil barang-barang milik turis

seperti kacamata dan sandal. Jadi

jagalah barang bawaan bagi Anda yang

ingin berkunjung ke tempat ini.

Tiga hari di Bali cukup memberi

kesan bagi saya yang baru sekali

berkunjung ke sini. Pemandangan yang

indah dan penduduk Bali yang ramah,

merupakan perpaduan yang tidak

mungkin terlupa. Sampai jumpa di lain

kesempatan, Bali!

Teks

4

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan

Indonesia

Raden Mas Soewardi

Soerjaningrat atau yang lebih dikenal

dengan Ki Hadjar Dewantara adalah

pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu

Kode Teks: Teks 4

Kode teks 4 memiliki jumlah kata ≥3 suku

kata dengan data sebagai berikut. Hasil

perhitungan diambil dari bagian awal,

tengah dan akhir dari wacana ini. Dengan

demikian, diperoleh jumlah sebesar 309

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

206

lembaga pendidikan yang memberikan

kesempatan bagi para pribumi jelata

untuk bisa memperoleh hak pendidikan

seperti halnya para priyayi maupun

orang-orang Belanda.

Ki Hadjar Dewantara lahir di

Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889

dengan nama Raden Mas Soewardi

Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara

dibesarkan di lingkungan keluarga

keraton Yogyakarta. Saat genap berusia

40 tahun menurut hitungan Tahun

Caka, Raden Mas Soewardi

Soeryaningrat berganti nama menjadi

Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat

itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi

menggunakan gelar kebangsawanan di

depan namanya.

Hal ini dimaksudkan supaya Ki

Hadjar Dewantara dapat bebas dekat

dengan rakyat, baik secara fisik

maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara

menamatkan Sekolah Dasar di ELS

(Sekolah Dasar Belanda) dan kemudian

melanjutkan sekolahnya ke STOVIA

(Sekolah Dokter Bumiputera) tapi

lantaran sakit, sekolahnya tersebut

tidak bisa dia selesaikan.

suku kata dan berada pada usia 20 tahun.

Usia pada wacana kode teks 4 tidak sesuai

untuk BIPA level C1. Hal itu dikarenakan

usia untuk BIPA level C1 berdasarkan

formula SMOG adalah usia 15 dan 16.

Rekapitulasi

Kalimat Jumlah Kata ≥ 3

Suku Kata

Awal 91

Tengah 92

Akhir 126

Jumlah 309

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

207

Ki Hadjar Dewantara kemudian

bekerja sebagai wartawan di beberapa

surat kabar antara lain Sedyotomo,

Midden Java, De Express, Oetoesan

Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer

dan Poesara. Pada masanya, Ki Hadjar

Dewantara dikenal sebagai penulis

handal. Tulisan-tulisannya sangat

komunikatif, tajam dan patriotik

sehingga mampu membangkitkan

semangat antikolonial bagi pembacanya.

Selain bekerja sebagai seorang

wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga

aktif dalam berbagai organisasi sosial dan

politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar

Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi

Oetomo untuk menyosialisasikan dan

menggugah kesadaran masyarakat

Indonesia pada waktu itu mengenai

pentingnya persatuan dan kesatuan dalam

berbangsa dan bernegara. Kemudian,

bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja

Setyabudhi) dan dr. Cipto

Mangoenkoesoemo, yang nantinya akan

dikenal sebagai Tiga Serangkai, Ki Hadjar

Dewantara mendirikan Indische Partij

(partai politik pertama yang beraliran

nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

208

Desember 1912 yang bertujuan mencapai

Indonesia merdeka.

Mereka berusaha mendaftarkan

organisasi ini untuk memperoleh status

badan hukum pada pemerintah kolonial

Belanda. Tetapi pemerintah kolonial

Belanda melalui Gubernur Jendral

Idenburg menolak pendaftaran itu pada

tanggal 11 Maret 1913 karena organisasi

ini dianggap dapat membangkitkan rasa

nasionalisme dan kesatuan rakyat untuk

menentang pemerintah kolonial Belanda.

Semangatnya tidak berhenti sampai

sini. Pada bulan November 1913, Ki

Hadjar Dewantara membentuk Komite

Bumipoetra yang bertujuan untuk

melancarkan kritik terhadap Pemerintah

Belanda. Salah satunya adalah dengan

menerbitkan tulisan berjudul Als Ik

Eens Nederlander Was (Seandainya

Aku Seorang Belanda) dan Een voor

Allen maar Ook Allen voor Een (Satu

untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu

Juga) di mana kedua tulisan tersebut

menjadi tulisan terkenal hingga saat ini.

Tulisan “Seandainya Aku Seorang

Belanda” dimuat dalam surat kabar de

Expres milik dr. Douwes Dekker.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

209

Akibat karangannya itu,

pemerintah kolonial Belanda melalui

Gubernur Jendral Idenburg

menjatuhkan hukuman pengasingan

terhadap Ki Hadjar Dewantara. Douwes

Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo

yang merasa rekan seperjuangan

diperlakukan tidak adil menerbitkan

tulisan yang bernada membela Ki

Hadjar Dewantara. Mengetahui hal ini,

Belanda pun memutuskan untuk

menjatuhi hukuman pengasingan bagi

keduanya. Douwes Dekker dibuang di

Kupang sedangkan Cipto

Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau

Banda.

Namun, mereka menghendaki

dibuang ke Negeri Belanda karena di

sana mereka bisa mempelajari banyak

hal daripada di daerah terpencil.

Akhirnya mereka diizinkan ke Negeri

Belanda sejak Agustus 1913 sebagai

bagian dari pelaksanaan hukuman.

Kesempatan itu dipergunakan untuk

mendalami masalah pendidikan dan

pengajaran, sehingga Ki Hadjar

Dewantara berhasil memperoleh

Europeesche Akte. Pada tahun 1918, Ki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

210

Hadjar Dewantara kembali ke tanah

air.

Di tanah air Ki Hadjar Dewantara

semakin mencurahkan perhatian di bidang

pendidikan sebagai bagian dari alat

perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama

rekan-rekan seperjuangannya, dia pun

mendirikan sebuah perguruan yang

bercorak nasional yang diberi nama

Nationaal Onderwijs InstituutTaman Siswa

(Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3

Juli 1922. Perguruan ini sangat

menekankan pendidikan rasa kebangsaan

kepada peserta didik agar mereka

mencintai bangsa dan tanah air dan

berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

Pemerintah kolonial Belanda berupaya

merintanginya dengan mengeluarkan

ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober

1932.

Tetapi dengan kegigihan

memperjuangkan haknya, sehingga

ordonansi itu kemudian dicabut. Selama

mencurahkan perhatian dalam dunia

pendidikan di Taman Siswa, Ki Hadjar

Dewantara juga tetap rajin menulis.

Namun tema tulisannya beralih dari nuansa

politik ke pendidikan dan kebudayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

211

berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-

tulisan itulah dia berhasil meletakkan

dasar-dasar pendidikan nasional bagi

bangsa Indonesia. Kegiatan menulisnya ini

terus berlangsung hingga zaman

Pendudukan Jepang.

Saat Pemerintah Jepang membentuk

Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun

1943, Ki Hajar ditunjuk untuk menjadi

salah seorang pimpinan bersama Ir.

Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H.

Mas Mansur. Setelah kemerdekaan

Indonesia berhasil direbut dari tangan

penjajah dan stabilitas pemerintahan

sudah terbentuk.

Ki Hadjar Dewantara dipercaya

oleh presiden Soekarno untuk menjadi

Menteri Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan yang pertama. Melalui

jabatannya ini, Ki Hadjar Dewantara

semakin leluasa untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia. Pada

tahun 1957, Ki Hadjar Dewantara

mendapatkan gelar Doktor Honoris

Causa dari Universitas Gajah Mada.

Dua tahun setelah mendapat gelar

Doctor Honoris Causa itu, tepatnya

pada tanggal 28 April 1959 Ki Hadjar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

212

Dewantara meninggal dunia di

Yogyakarta dan dimakamkan di sana.

Kini, nama Ki Hadjar Dewantara bukan

saja diabadikan sebagai seorang tokoh

dan pahlawan pendidikan (bapak

Pendidikan Nasional) yang tanggal

kelahirannya 2 Mei dijadikan hari

Pendidikan Nasional, tetapi juga

ditetapkan sebagai Pahlawan

Pergerakan Nasional melalui surat

keputusan Presiden RI No.305 Tahun

1959, tanggal 28 November 1959.

Ajarannya yakni tut wuri

handayani (di belakang memberi

dorongan), ing madya mangun karsa (di

tengah menciptakan peluang untuk

berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di

depan memberi teladan) akan selalu

menjadi dasar pendidikan di Indonesia.

Untuk mengenang jasa-jasa Ki Hadjar

Dewantara pihak penerus perguruan

Taman Siswa mendirikan Museum

Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta,

untuk melestarikan nilai-nilai semangat

perjuangan Ki Hadjar Dewantara.

Dalam museum ini terdapat

benda-benda atau karya-karya Ki

Hadjar sebagai pendiri Taman Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

213

dan kiprahnya dalam kehidupan

berbangsa. Koleksi museum yang

berupa karya tulis atau konsep dan

risalah-risalah penting serta data surat-

menyurat semasa hidup Ki Hadjar

sebagai jurnalis, pendidik, budayawan

dan sebagai seorang seniman telah

direkam dalam mikrofilm dan

dilaminasi atas bantuan Badan Arsip

Nasional.

Teks

7

Seragam Sekolah, Perlukah?

Setiap negara di dunia memiliki

kebijakan masing-masing dalam

menentukan kewajiban mengenakan

seragam bagi para siswa. Di Indonesia,

ketentuan mengenakan seragam

ditentukan secara beragam.

Berdasarkan jenjang maupun jenis

pendidikan. Sekolah Dasar (SD/MI)

berwarna putih (baju/ bagian atas) dan

merah (celana atau bagian bawah).

Sementara di Sekolah Tingkat Pertama

(SMP/MTs) berwarna putih (baju/

bagian atas) biru (celana atau bagian

bawah). Ketentuan untuk berseragam

tersebut berlaku secara nasional

Kode Teks: Teks 7

Kode teks 7 memiliki jumlah kata ≥3 suku

kata dengan data sebagai berikut. Hasil

perhitungan diambil dari bagian awal,

tengah dan akhir dari wacana ini. Dengan

demikian, diperoleh jumlah sebesar 237

suku kata dan berada pada usia 18 tahun.

Jika usia untuk BIPA level C1 berdasarkan

formula SMOG adalah usia 15 dan 16, maka

kode teks 7 tidak sesuai untuk BIPA level

C1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

214

kususnya untuk sekolah negeri sesuai

aturan pemerintah pusat. Sekolah

swasta, sebagian besar memang

mewajibkan siswanya untuk

berseragam, walaupun mereka

memiliki seragam sendiri yang menjadi

ciri khas sekolah mereka. Misal, pada

sekolah muslim, siswi-siswinya

diwajibkan untuk memakai jilbab.

Aturan pemakaian seragam

menimbulkan pro dan kontra. Bagi

mereka yang Pro, mereka merasa

memperoleh manfaat ketika

mengenakan seragam sekolah. Menurut

Linda Lumsden dan Gabriel Miller (2001)

"Uniforms by themselves cannot solve all

of the problems of school discipline, but

they can be one positive contributing

factor to discipline and safety". Selain itu,

Lumden secara terperinci mengatakan

benefit dari aturan mengenakan seragam

sekolah : (1) dapat meningkatkan

keamanan sekolah (enhanced school

safety); (2) meningkatkan iklim sekolah

(improved learning climate), (3)

meningkatkan harga diri siswa (higher

self-esteem for students), dan (4)

mengurangi rasa stres di keluarga (less

Rekapitulasi

Kalimat Jumlah Kata ≥3

Suku Kata

Awal 75

Tengah 85

Akhir 77

Jumlah 237

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

215

stress on the family). Di mata orang

awam, tujuan utama pemakaian seragam

adalah untuk mengurangi kesenjangan

sosial, biar terkesan rapi, educated, dan

untuk membedakan kegiatan sekolah,

menuntut ilmu dan kegiatan (main-main)

lainnya.

Kewajiban menggunakan seragam

sekolah telah menjadi bagian tata tertib

sekolah dan dilaksanakan secara ketat.

Mulai dari ketentuan bentuk, ukuran,

atribut, badge, bahan, bahkan aturan

pembelian. Saya adalah alumni SMP

Negeri 1 Brebes. Teringat dengan jelas

ketika saya diharuskan untuk memakai

badge nama SMP saya di lengan kanan,

label Organisasi Siswa Intra Sekolah

(OSIS) di saku sebelah kanan, label nama

di sebelah kiri, baju dimasukkan, sepatu

hitam dan kaos kaki putih polos. Semua

aturan diberikan dengan embel-embel

untuk menanamkan kedisiplinan, rasa

cinta, dan rasa bangga terhadap sekolah.

Saya alumni SMA Kolese De

Britto, sebuah SMA swasta di Jogja yang

tidak mewajibkan untuk seluruh siswanya

untuk memakai seragam. Seragam hanya

wajib digunakan untuk hari senin dan saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

216

upacara bendera. Tiga tahun “hidup” di

De Britto tanpa seragam, saya tetap

merasakan manfaat-manfaat yang telah

disebutkan di atas. Teman-teman SMA

saya tetap bertanggung jawab dengan

apa yang harus mereka lakukan.

Mereka tetap disiplin dan tepat waktu.

Saya skeptis dengan pendapat

dan pernyataan pakar dan praktisi

pendidikan di Indonesia yang

menyerukan manfaat dan kewajiban

untuk berseragam. Untuk masalah rasa

cinta dan rasa bangga terhadap

sekolah, cinta itu dari hati dan pikiran,

bukan dari apa yang dikenakan dan

digunakan. Saya sangat bangga

terhadap De Britto walaupun saya

hanya memakai seragam setiap hari

senin. Menurut saya, tidak ada korelasi

antara kebanggan dan seragam.

Identitas itu dari apa yang kita lakukan

dan kumpulan dari seluruh keputusan-

keputusan kita, bukan dari label dan

badge yang kita tempel di pakaian kita.

Menurut Fx Djoko Sukastomo

(2004), seorang guru SD dan pakar

pendidikan, mengatakan beberapa

alasannya untuk tetap mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

217

adanya aturan seragam sekolah:

membentuk kerapian dan sebagai

kendali, dengan berpakaian seragam,

secara otomatis anak-anak merasa

bukan anak liar, yang sangat bebas

bertindak dan melakukan pelanggaran

asusila maupun kegiatan yang dilarang

oleh peraturan sekolah. Kerapian yang

ditimbulkan dari seragam sekolah

adalah suatu kerapian semu, kerapian

karena adanya keterpaksaan. Pada

prakteknya ketika seseorang berada dalam

bangku kuliah atau dalam dunia kerja,

aturan untuk seragam tidak berlaku lagi.

Ketika seseorang yang dari kecil sudah

dididik mengenai kerapian yang nyata,

bebas tapi rapi, bukan karena terpaksa

tentu akan berbeda. Selain itu, kendali

setiap siswa sangat tidak relevan dengan

seragam. Seragam itu masalah apa yang

digunakan bukan apa yang dilakukan. Liar

atau tidak, memilih untuk melakukan

pelanggaran atau tidak, bukan karena

seragam.

Pendidikan tanpa seragam

memang tidak mudah. Menurut F. Wawan

Setyadi, seorang Jesuit dan alumnus STF

Driyarkara yang pernah bekerja sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

218

pendidik di de Britto, dalam bukunya

Menjadi Manusia Bebas, melihat semua

siswa berseragam rapi mungkin terasa

lebih mudah dan menyenangkan daripada

membiarkan anak didik memilih sendiri

pakaian yang hendak mereka kenakan saat

bersekolah. Namun, dengan

penyeragaman tidak ada hal yang dapat

dipertanggungjawabkan. Cuma orang

bebas yang dapat dimintai

pertanggungjawaban.

Sependapat dengan argumen

Wawan, ketika kita “dipaksa” untuk

memakai seragam, tidak ada hal yang

dipertanggung jawabkan melalui seragam

tersebut. Lain halnya dengan bebas dari

seragam, setiap pakaian yang dipakai

selalu menuntut tanggung jawab. Pernah

suatu kali saya memakai jeans sobek-

sobek, dan saya “tertangkap” oleh

Romo Pamong, saat itu juga saya

mendapatkan sanksi, dan saya

bertanggung jawab atas pilihan yang

saya pilih. Efek dari hukuman itu,

membuat saya, hingga saat ini, tidak

pernah lagi memakai celana sobek-

sobek di dalam instansi pendidikan.

Dalam hal berseragam, siswa-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

219

siswa di Indonesia tidak tahu nilai-nilai

yang melatarbelakangi aturan tersebut.

Saya yakin mereka hanya sebatas

mengerti untuk mencegah kesenjangan

sosial. Mereka tidak bertindak sesuai

prinsip yang jelas. Menurut Wawan

lagi, kebanyakan manusia Indonesia

hanya diajari untuk bertanggung jawab

di bawah paksaan, bukan di alam

kebebasan.

Seragam selalu menjadi pro-

kontra, saya dengan pengalaman,

pengamatan, dan pehaman saya tidak

melihat adanya manfaat adanya

penyeragaman dalam berpakaian

dalam instansi pendidikan. Seragam

menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah sama

ragamnya; sejenis; sama; (pakaian)

yang sama potongan dan warnanya.

Seragam adalah pakaian, bukan soal

disiplin atau mudah dikendalikan.

Kesenjangan sosial bukan timbul

akibat tanpa seragam, tapi karena apa

yang dilakukan, pilihan apa yang

diputuskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

220

Teks

9

Kisah Malin Kundang

Pada zaman dahulu di sebuah

perkampungan nelayan Pantai Air

Manis di daerah Padang, Sumatera

Barat, hiduplah seorang janda bernama

Mande Rubayah bersama seorang anak

laki-lakinya yang bernama Malin

Kundang. Mande Rubayah amat

menyayangi dan memanjakan Malin

Kundang. Malin adalah seorang anak

yang rajin dan penurut.

Mande Rubayah sudah tua, ia

hanya mampu bekerja sebagai penjual

kue untuk mencukupi kebutuhan ia dan

anak tunggalnya. Suatu hari, Malin

jatuh sakit. Sakit yang amat keras.

Nyawanya hampir melayang, tetapi

akhirnya ia dapat diselamatkan berkat

usaha keras ibunya. Setelah sembuh

dari sakitnya, ia semakin disayang.

Mereka adalah ibu dan anak yang

saling menyayangi. Kini, Malin sudah

dewasa, ia meminta izin kepada ibunya

untuk pergi merantau ke kota karena

saat itu sedang ada kapal besar

merapat di Pantai Air Manis.

“Jangan Malin, ibu takut terjadi

Kode Teks: Teks 9

Kode teks 9 memiliki jumlah kata ≥3 suku

kata dengan data sebagai berikut. Hasil

perhitungan diambil dari bagian awal,

tengah dan akhir dari wacana ini. Dengan

demikian, diperoleh jumlah sebesar 147

suku kata dan berada pada usia 15 tahun.

Jika usia untuk BIPA level C1 berdasarkan

formula SMOG adalah usia 15 dan 16, maka

kode teks 9 sesuai untuk BIPA level C1.

Rekapitulasi

Kalimat Jumlah Kata ≥3

Suku Kata

Awal 49

Tengah 52

Akhir 46

Jumlah 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

221

sesuatu denganmu di tanah rantau sana.

Menetaplah saja di sini, temani ibu,” ucap

ibunya sedih setelah mendengar keinginan

Malin yang ingin merantau.

“Ibu tenanglah, tidak akan terjadi

apa-apa denganku,” kata Malin sambil

menggenggam tangan ibunya. “Ini

kesempatan Bu, kerena belum tentu

setahun sekali ada kapal besar merapat di

pantai ini. Aku ingin mengubah nasib kita

Bu, izinkanlah” pinta Malin memohon.

“Baiklah, ibu izinkan. Cepatlah

kembali, ibu akan selalu menunggumu

Nak,” kata ibunya sambil menangis.

Meski dengan berat hati akhirnya Mande

Rubayah mengizinkan anaknya pergi.

Kemudian Malin dibekali dengan nasi

berbungkus daun pisang sebanyak tujuh

bungkus, “Untuk bekalmu di perjalanan,”

katanya sambil menyerahkannya pada

Malin. Setelah itu berangkatlah Malin

Kundang ke tanah rantau meninggalkan

ibunya sendirian.

Hari-hari terus berlalu, hari yang

terasa lambat bagi Mande Rubayah. Setiap

pagi dan sore Mande Rubayah

memandang ke laut, “Sudah sampai

manakah kamu berlayar Nak?” tanyanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

222

dalam hati sambil terus memandang laut.

la selalu mendoakan anaknya agar selalu

selamat dan cepat kembali.

Beberapa waktu kemudian jika ada

kapal yang datang merapat ia selalu

menanyakan kabar tentang anaknya.

“Apakah kalian melihat anakku, Malin?

Apakah dia baik-baik saja? Kapan ia

pulang?” tanyanya. Namun, setiap ia

bertanya pada awak kapal atau nahkoda

tidak pernah mendapatkan jawaban. Malin

tidak pernah menitipkan barang atau pesan

apapun kepada ibunya.

Bertahun-tahun Mande Rubayah

terus bertanya namun tak pernah ada

jawaban hingga tubuhnya semakin

tua.Kini, jalannya mulai terbungkuk-

bungkuk. Pada suatu hari Mande Rubayah

mendapat kabar dari nakhoda yang dulu

membawa Malin. Nahkoda itu memberi

kabar bahagia pada Mande Rubayah.

“Mande, tahukah kau, anakmu kini

telah menikah dengan gadis cantik, putri

seorang bangsawan yang sangat kaya

raya,” ucapnya saat itu.

Mande Rubayah amat gembira

mendengar hal itu, ia selalu berdoa agar

anaknya selamat dan segera kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

223

menjenguknya, sinar keceriaan mulai

mengampirinya kembali. Namun, hingga

berbulan-bulan semenjak ia menerima

kabar Malin dari nahkoda itu, Malin tak

kunjung kembali untuk menengoknya.

“Malin cepatlah pulang kemari Nak,

ibu sudah tua Malin, kapan kau

pulang…,” rintihnya pilu setiap malam. Ia

yakin anaknya pasti datang. Benar saja,

tak berapa lama kemudian di suatu

hari yang cerah dari kejauhan tampak

sebuah kapal yang megah nan indah

berlayar menuju pantai. Orang

kampung berkumpul, mereka mengira

kapal itu milik seorang sultan atau

seorang pangeran. Mereka

menyambutnya dengan gembira.

Ketika kapal itu mulai merapat,

terlihat sepasang anak muda berdiri di

anjungan. Pakaian mereka berkiiauan

terkena sinar matahari. Wajah mereka

cerah dihiasi senyum karena bahagia

disambut dengan meriah. Mande

Rubayah juga ikut berdesakan

mendekati kapal. Jantungnya berdebar

keras saat melihat lelaki muda yang

berada di kapal itu, ia sangat yakin

bahwa lelaki muda itu adalah anaknya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

224

Malin Kundang. Belum sempat para

sesepuh kampung menyambut, Ibu

Malin terlebih dahulu menghampiri

Malin. la langsung memeluknya erat, ia

takut kehilangan anaknya lagi.

“Malin, anakku. Kau benar anakku

kan?” katanya menahan isak tangis karena

gembira, “Mengapa begitu lamanya kau

tidak memberi kabar?”

Malin terkejut karena dipeluk

wanita tua renta yang berpakaian

compang-camping itu. Ia tak percaya

bahwa wanita itu adalah ibunya. Sebelum

dia sempat berbicara, istrinya yang cantik

itu meludah sambil berkata, “Wanita jelek

inikah ibumu? Mengapa dahulu kau

bohong padaku!” ucapnya sinis,

“Bukankah dulu kau katakan bahwa

ibumu adalah seorang bangsawan yang

sederajat denganku?”

Mendengar kata-kata pedas istrinya,

Malin Kundang langsung mendorong

ibunya hingga terguling ke pasir, “Wanita

gila! Aku bukan anakmu!” ucapnya kasar.

Mande Rubayah tidak percaya akan

perilaku anaknya, ia jatuh terduduk sambil

berkata, “Malin, Malin, anakku. Aku ini

ibumu, Nak! Mengapa kau jadi seperti ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

225

Nak?!” Malin Kundang tidak

memperdulikan perkataan ibunya. Dia

tidak akan mengakui ibunya. la malu

kepada istrinya. Melihat wanita itu

beringsut hendak memeluk kakinya, Malin

menendangnya sambil berkata, “Hai,

wanita gila! lbuku tidak seperti engkau!

Melarat dan kotor!” Wanita tua itu

terkapar di pasir, menangis, dan sakit hati.

Orang-orang yang meilhatnya ikut

terpana dan kemudian pulang ke rumah

masing-masing. Mande Rubayah pingsan

dan terbaring sendiri. Ketika ia sadar,

Pantai Air Manis sudah sepi. Dilihatnya

kapal Malin semakin menjauh. Ia tak

menyangka Malin yang dulu disayangi

tega berbuat demikian. Hatinya perih dan

sakit, lalu tangannya ditengadahkannya ke

langit. Ia kemudian berdoa dengan hatinya

yang pilu, “Ya, Tuhan, kalau memang dia

bukan anakku, aku maafkan perbuatannya

tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku

yang bernama Malin Kundang, aku

mohon keadilanmu, Ya Tuhan!” ucapnya

pilu sambil menangis. Tak lama kemudian

cuaca di tengah laut yang tadinya cerah,

mendadak berubah menjadi gelap. Hujan

tiba-tiba turun dengan teramat lebatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

226

Tiba-tiba datanglah badai besar,

menghantam kapal Malin Kundang. Lalu

datanglah sambaran petir yang

menggelegar. Saat itu juga, kapal

hancur berkeping-keping. Kemudian

terbawa ombak hingga ke pantai.

Esoknya, saat matahari pagi

muncul di ufuk timur, badai telah reda.

Di kaki bukit terlihat kepingan kapal

yang telah menjadi batu.

Itulah kapal Malin Kundang!

Tampak sebongkah batu yang

menyerupai tubuh manusia. Itulah

tubuh Malin Kundang anak durhaka

yang kena kutuk ibunya menjadi batu

karena telah durhaka. Disela-sela batu

itu, berenang-renang ikan teri, ikan

belanak, dan ikan tengiri. Konon, ikan

itu berasal dari serpihan tubuh sang

istri yang terus mencari Malin

Kundang.

Sampai sekarang, jika ada ombak

besar menghantam batu-batu yang

mirip kapal dan manusia itu, terdengar

bunyi seperti lolongan jeritan manusia,

terkadang bunyinya seperti orang

meratap menyesali diri, “Ampun,

Bu…! Ampuun!” konon itulah suara si

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

227

Malin Kundang, anak yang durhaka

pada ibunya.

Teks

12

Pemilu Minus Kesukarelaan

Pemilihan umum (Pemilu)

merupakan salah satu ciri pokok

demokrasi. Sebuah negara tak bisa

disebut demokratis, jika di dalamnya

tidak terdapat Pemilu yang

diselenggarakan secara periodik atau

berkala untuk melakukan sirkulasi elite

politik.

Indonesia merupakan negara,

yang setelah berhasil

menyelenggarakan Pemilu 2004,

disebut sebagai negara terdemokratis

ketiga setelah Amerika dan India.

Gelar tersebut bukan saja karena

Indonesia telah terbebas dari rezim

birokratik-otoritarian Orde Baru,

tetapi juga karena Pemilu dapat

diselenggarakan dengan baik oleh

Komisi Pemilihan Umum (KPU)

sebagai sebuah lembaga independen

penyelenggara Pemilu yang personil-

personilnya secara umum memiliki

kapasitas dan kapabilitas mumpuni.

Kode Teks: Teks 12

Kode teks 12 memiliki jumlah kata ≥3 suku

kata dengan data sebagai berikut. Hasil

perhitungan diambil dari bagian awal,

tengah dan akhir dari wacana ini. Dengan

demikian, diperoleh jumlah sebesar 327

suku kata dan berada pada usia 21 tahun.

Jika usia untuk BIPA level C1 berdasarkan

formula SMOG adalah usia 15 dan 16, maka

kode teks 12 tidak sesuai untuk BIPA level

C1.

Rekapitulasi

Kalimat Total Kata yang ≥3

Suku Kata

Awal 149

Tengah 82

Akhir 96

Jumlah 327

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

228

Selain itu, saat itu nuansa euforia

demokrasi pasca otoritarianisme masih

sangat terasa dan disambut masyarakat

dengan senang hati dan bahkan

antusias untuk memilih wakil-wakil

dan pemimpin rakyat yang sesuai

dengan harapan mereka. Secara umum,

rakyat pemilih datang ke TPS-TPS

(Tempat Pemungutan Suara) karena

dorongan dari diri mereka sendiri

untuk melahirkan wakil dan pemimpin

rakyat yang akan mampu menciptakan

kebaikan bersama.

Butuh Kesukarelaan

Menurut Wiliam Ebenstein dalam

karyanya yang berjudul “Todays Isms:

Socialism, Capitalism, Fascism,

Communism, and Libertarianism”,

setidaknya ada delapan kriteria dan

dasar psikologis demokrasi, yakni akal

sehat, pengutamaan individu, negara

tak lebih dari sekadar alat untuk

mencapai tujuan bersama, hubungan

antara negara dan rakyat diatur

berdasar hukum, persamaan hak asasi

manusia, prosedur demokrasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

229

dijalankan secara benar mengingat

tujuan tidak bisa dipisahkan dari cara

atau alat yang digunakan, dan prinsip

kesukarelaan (voluntarism).

Demokrasi meniscayakan

kesukarelaan masyarakat untuk

terlibat di dalamnya. Tanpa

kesukarelaan tak ada demokrasi,

karena sesungguhnya mereka

mengalami keterpaksaan dalam

menentukan pilihan. Dalam tradisi

masyarakat di Indonesia, saat ini

kesukarelaan dalam politik bisa

dikatakan sangatlah rendah.

Nampaknya, hal ini disebabkan oleh

kesalahan dalam memahami makna

politik. Politik dianggap sebagai arena

yang kotor dan jahat yang dihuni oleh

mereka yang hanya ingin memperkaya diri

sendiri. Karena itu, rakyat menuntut

imbalan secara langsung untuk dukungan

politik yang mereka berikan.

Harus diakui, masih banyak terjadi

tidak adanya kesukarelaan di antara

pemilih dan juga para caleg. Masyarakat

tidak mau memilih jika tidak diberi

imbalan uang atau imbalan-imbalan

konkret dalam bentuk lainnya. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

230

konteks ini, kesukarelaan masyarakat

telah didistorsi oleh praktik politik-

uang. Mereka menjadikan uang sebagai

salah satu faktor dominan dalam

menentukan pilihan. Hal ini tercermin

dalam prinsip-prinsip mereka yang

nyata dalam berbagai jargon, antara

lain: tak ada duit, tidak nyoblos (baca:

mencontreng), caleg jangan hanya jual

gusi, tapi harus punya gizi, dan lain-

lain jargon yang senada dengan itu.

Sementara para caleg memberikan

uang juga karena keterpaksaan.

Walaupun sebelumnya tidak pernah

dikenal sebagai orang yang dermawan,

tetapi pada saat menjelang Pemilu

mendadak menjadi orang yang sangat

royal kepada masyarakat. Para caleg

melakukan itu tentunya karena

memiliki interest. Mereka terpaksa,

karena harus mengikuti langgam

realitas pasar yang memang

menginginkan itu. Jika mereka tidak

mampu menahan hasrat untuk semata-

mata berkuasa, maka jalan praktik

politik uanglah yang mereka tempuh.

Lalu, jika hasrat berkuasa para caleg

terlalu tinggi, maka mereka akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

231

mempertaruhkan sebagian besar harta

kekayaan yang mereka miliki untuk

memperebutkan kekuasaan di lembaga

legislatif itu; bahkan walau untuk itu

mereka mesti harus berutang. Itu

terbukti dengan banyaknya caleg yang

setelah selesai Pemilu tidak

mendapatkan perolehan suara yang

signifikan, kemudian menjadi stres dan

bahkan meninggal dunia karena

terkena serangan jantung akut.

Setidaknya mereka melakukan tindakan-

tindakan yang sungguh ironis dan

memalukan, seperti meminta kembali

barang-barang yang telah mereka berikan,

baik untuk pribadi-pribadi tertentu

maupun untuk kelompok-kelompok dan

lembaga-lembaga tertentu.

Harusnya, kejadian-kejadian seperti

itu tak perlu terjadi jika masing-masing

antara pemilih dan para caleg memiliki

saling percaya. Ketiadaan sikap saling

percaya inilah yang menyebabkan uang

menjadi jalan terakhir. Rakyat pemilih

menginginkan imbalan yang berbentuk

instan,sedangkan para caleg yang

sebelumnya tidak pernah berkiprah dalam

kehidupan sosial kemasyarakatan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

232

menggunakan uang sebagai jalan instan

untuk merebut kekuasaan. Akibatnya,

Pemilu diwarnai dengan transaksi-

transaksi yang sesungguhnya masuk

dalam kategori politik-uang, yang oleh

Undang-Undang jelas dilarang. Jarang

sekali caleg yang berani melakukan

langkah melawan arus dengan

melakukan pendidikan politik kepada

rakyat dengan menjelaskan bahwa

praktik-politik uang merupakan

praktik pelanggaran terhadap Undang-

Undang.

Disfungsi Aparat

Selain itu, sayangnya, penegakan

peraturan dalam penyelenggaraan

Pemilu tidak dijalankan secara tegas

oleh aparat terkait. Warga masyarakat

yang masih memiliki idealisme juga

tidak mau ambil pusing dengan

berbagai pelanggaran yang terjadi,

misalnya dengan melaporkan praktik-

praktik yang melanggar peraturan.

Banyak yang beranggapan bahwa

mengungkapkan pelanggaran dalam

Pemilu sama saja dengan memasukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

233

diri dalam wilayah hukum. Jika tidak

beruntung dapat menjerumuskan diri

sendiri ke dalam jeruji penjara, karena

dianggap melakukan fitnah atau

pencemaran nama baik orang lain.

Seharusnya dalam hal ini pengawas

Pemilu mengambil sikap tegas dan tidak

kompromi. Sebab, lembaga ini dibuat

untuk diserahi amanat untuk mengawal

Pemilu yang berkualitas. Jika pengawas

pemilu tidak dapat menjalankan

fungsinya dengan baik, maka lembaga

ini hanya menjadi lembaga yang

menambah pengeluaran anggaran

negara, tetapi tidak menghasilkan

sesuatu yang berarti bagi perbaikan

kualitas demokrasi. Dengan kata lain,

lembaga ini hanya menambah

inefisiensi, alias pemborosan anggaran

negara yang selama ini sudah banyak

dikorupsi oleh penyelenggaranya. Jika

Pemilu juga menghasilkan para

penyelenggara yang tidak layak, maka

akan semakin bertambahlah beban

negara ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

234

Triangulasi Data

Triangulasi Data dan Hasil Penelitian Skripsi dengan Judul “Tingkat Keterbacaan Buku Teks Sahabatku Indonesia Terbitan Badan Bahasa untuk

Level C1 berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya”

Oleh: Stefani Anuar Lupita

Pembimbing I: Rishe Purnama Dewi S.Pd., M.Hum.

Pembimbing II: Septina Krismawati S.S., M.A.

Petunjuk Triangulasi:

1. Berilah tanda centang (√) pada kolom SETUJU atau TIDAK SETUJU yang menggambarkan penilaian Anda terhadap hasil analisis tingkat

keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia Level C1 berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya.

2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis tingkat keterbacaan buku teks Sahabatku Indonesia

Level C1 berdasarkan Grafik Fry, SMOG, dan Autentisitasnya.

3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator membubuhi tanda tangan pada akhir penilaian.

No Data Autentisitas

Triangulasi

Keterangan Setuju

Tidak

Setuju

1. Danau Toba

Danau Toba merupakan

keajaiban alam menakjubkan di Pulau

Sumatera. Sulit membayangkan ada

tempat yang lebih indah untuk

dikunjungi di Sumatera Utara selain

danau ini. Suasana sejuk

Wacana kode teks 1 berjudul “Danau Toba”, memiliki

tingkat autentisitas moderat (simplifikasi). Hal itu

menunjukkan bahan-bahan yang diambil diperoleh dari

hasil modifikasi atau pengubahan oleh pengajar BIPA.

Dalam wacana ini, terdapat sedikit pengubahan dan

penambahan oleh pengajar BIPA. Hasil analisis sumber

wacana ini sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

235

menyegarkan, hamparan air jernih

membiru, dan pemandangan

pegunungan hijau yang memesona

adalah sebagian kecil saja dari imaji

danau raksasa yang berada 900 meter

di atas permukaan laut itu.

Danau Toba adalah danau

berkawah seluas 1.145 kilometer

persegi. Di tengahnya berdiam sebuah

pulau dengan luas yang hampir

sebanding dengan luas negara

Singapura. Danau Toba sebenarnya

lebih menyerupai lautan daripada

danau mengingat ukurannya. Oleh

karena itu, Danau Toba ditempatkan

sebagai danau terluas di Asia

Tenggara dan terbesar kedua di dunia

sesudah Danau Victoria di Afrika.

Danau Toba juga termasuk danau

terdalam di dunia, yaitu sekira 450

meter.

Danau Toba, sebagaimana

diperkirakan para ahli, terbentuk

setelah letusan gunung api super

sekitar 73.000-75.000 tahun lalu. Saat

itu 2.800 km kubik bahan vulkanik

dimuntahkan Gunung Toba yang

meletus hingga debu vulkanik yang

Kode Teks Sumber Hasil Analisis

Teks 1 Danau

Toba

http://indonesi

a.travel/id/des

tination/48/the

-incredible-

lake-toba

(dengan

pengubahan)

Halaman web

ditemukan dan

ada sedikit

pengubahan

teks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

236

ditiup angin menyebar ke separuh

wilayah bumi. Letusannya terjadi

selama 1 minggu dan lontaran

debunya mencapai 10 kilometer di

atas permukaan laut.

Letusan gunung api super

(Gunung Toba) tersebut, diperkirakan

telah menyebabkan kematian massal

dan kepunahan beberapa spesies

mahluk hidup. Letusan Gunung Toba

juga telah menyebabkan terjadinya

perubahan cuaca bumi, yaitu mulai

masuknya bumi ke zaman es sehingga

mempengaruhi peradaban dunia.

Selain memiliki hutan-hutan

pinus yang tertata asri, di pinggiran

Danau Toba juga terdapat beberapa

air terjun yang sangat mempesona. Di

sekitar Danau Toba Anda juga akan

dapati tempat pemandian air belarang.

Di tengah-tengah Danau Toba,

terdapat sebuah pulau yang unik

karena merupakan pulau vulkanik.

Pulau itu bernama Pulau Samosir.

Ketinggiannya 1.000 meter di atas

permukaan laut. Meskipun telah

menjadi tempat tujuan wisata sejak

lama, Samosir merupakan keindahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

237

alam yang belum terjamah. Di tengah

Pulau Samosir ini masih ada lagi dua

danau indah yang diberi nama Danau

Sidihoni dan Danau Aek Natonang. Di

Pulau Samosir, Anda juga dapat

menemukan pegunungan berkabut, air

terjun yang jernih untuk berenang, dan

masyarakat peladang.

Masyarakat Batak terkenal

ramah meskipun mereka juga terkenal

dengan gaya bicaranya yang keras.

Keramahan masyarakat Batak akan

memikat Anda karena kemanapun

Anda pergi, Anda dengan segera dapat

menemukan teman baru.

Selain itu, di Kota Parapat yang

merupakan semenanjung yang

menonjol ke danau, Anda juga dapat

menikmati pemandangan spektakuler

Danau Toba. Parapat dihuni

masyarakat Batak Tobadan Batak

Simalungan yang dikenal memiliki

sifat ceria dan mudah bergaul,

terkenal pula senang mendendangkan

lagu bertema cinta yang riang namun

penuh perasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

238

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

239

2. Pengalaman Berkesan Kali Pertama

ke Pulau Dewata

Selalu ada kali pertama untuk

semua hal, termasuk kunjungan ke

Pulau Dewata. Pulau penuh bule ini

seakan tak ada habisnya untuk

dijelajahi. Berikut pengalaman

berkesan kali pertama ke Bali.

Orang bilang Bali itu semacam

daerah di luar kedaulatan RI karena

banyaknya bule-bule yang hilir-mudik,

seakan mereka adalah penduduk lokal.

Bulan Januari lalu saya

berkesempatan untuk berlibur ke Bali.

Ini adalah kali pertama saya

mengunjungi daerah wisata yang

konon katanya menyimpan sejuta

keindahan alam dan menyajikan

wisata belanja yang murah-meriah.

Dalam rangka berwisata ke Bali,

saya sudah membeli tiket pesawat dari

setahun sebelumnya dan mengambil

cuti selama 3 hari, maklum perjalanan

perlu berhemat. Penerbangan saya

sempat tertunda dari yang semula

dijadwalkan berangkat pukul 05.55,

berubah menjadi pukul 08.40 pagi.

Wacana kode teks 2 berjudul “Pengalaman

Berkesan Kali Pertama ke Pulau Dewata”, memiliki tingkat

autentisitas moderat (simplifikasi). Hal itu menunjukkan

bahan-bahan yang diambil diperoleh dari hasil modifikasi

atau pengubahan oleh pengajar BIPA. Dalam wacana ini,

terdapat sedikit pengubahan dan penambahan oleh pengajar

BIPA. Hasil analisis sumber wacana ini sebagai berikut.

Kode Teks Sumber Hasil

Analisis

Teks 2 Pengalaman

Berkesan Kali

Pertama ke

Pulau Dewata

http://travel.

detik.com/rea

d/2015/03/15

/141000/283

0921/1025/1/

pengalaman-

berkesan-

kali-pertama-

ke-pulau-

dewata#men

u_stop

(dengan

pengubahan)

Halaman

web

ditemukan

dan ada

sedikit

pengubahan

teks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

240

Cuaca sedang kurang bagus dengan

curah hujan yang cukup deras saat

menuju Bandara Soetta. Tapi

Alhamdulillah penerbangan saya tidak

tertunda terlalu lama.

Cuaca saat terbang cukup bagus

dengan sedikit turbulensi dan

gangguan. Sewaktu mendarat di

Bandara Ngurah Rai Bali, waktu

menunjukkan pukul 12.00 dan

matahari bersinar dengan terik.

Saatnya kacamata hitam beraksi.

Keadaan perut lumayan kacau balau

setibanya di Bali. Saya langsung

menghampiri salah satu restoran siap

saji di sekitar terminal kedatangan

untuk menenangkan cacing di dalam

perut yang mulai meronta-ronta.

Tujuan selanjutnya adalah

mencari penginapan, karena saya

belum memesan hotel. Nah, untuk

urusan hotel ini saya mengandalkan

pemesanan daring (dalam jaringan)

lewat salah satu laman lokal ternama,

dan saya langsung mendapat tempat

yang sangat sesuai dengan keuangan.

Setelah mendapatkan konfirmasi

dari pihak hotel, saya langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

241

meluncur ke tempatnya dengan

menunggangi taksi. Ini bukan

sembarang taksi, ini taksi khas Bali!

Selesai check-in dan membereskan

barang bawaan, saya langsung

bergerak ke Pantai Kuta. Kebetulan

jarak dari hotel ke Pantai Kuta hanya

100 meter. Waktu menunjukkan pukul

14.00 siang. Kalau dipikir-pikir, ke

pantai jam segitu aneh juga karena

matahari sedang imut-imutnya, tapi

tak apalah, mumpung di Bali. Selama

kurang lebih 30 menit berjalan di

pinggir Pantai Kuta, saya memutuskan

untuk kembali ke hotel dan berencana

kembali ke pantai pada sore harinya.

Ternyata banyak penyewaan

motor yang menawarkan jasa sewa

dan bisa kita manfaatkan untuk

berkeliling Bali. Karena minimnya

jasa angkutan umum, motor adalah

pilihan yang sangat fantastis dengan

harga yang super ekonomis. Saya pun

memutuskan untuk menyewa motor

dari pihak hotel, karena esok hari saya

berencana pergi ke daerah Ubud.

Motor langsung saya sewa selama tiga

hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

242

Senja menyapa, saatnya

bergegas ke Pantai Kuta untuk

menikmati silir-semilir angin laut dan

menunggu mataharimenenggelamkan

sinarnya. Ternyata sudah banyak

pengunjung yang duduk rapi di bibir

pantai, lengkap dengan gawai mereka

untuk mengabadikan senja di pantai

Kuta, termasuk saya. Saya

menyempatkan diri untuk mengambil

beberapa foto.

Malam pun tiba, saya

melanjutkan petualangan. Saatnya

mencari kuliner pengganjal perut.

Saya disarankan untuk makan nasi

pedas yang terkenal itu. Karena

terbatasnya pengetahuan tentang

jalanan Bali, saya pun mengandalkan

aplikasi peta di telepon cerdas untuk

menunjukkan arah warung tersebut,

syukur saya tidak tersasar.

Hujan datang, perut kenyang,

kantuk menyerang, inilah keadaan

paling ideal yang sedang saya rasakan

saat itu. Mandi hujan pun saya lakukan

demi seonggok kasur hotel yang sudah

menanti saya dengan mesra.

Hari kedua di Bali, hujan belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

243

berhenti dari semalam, rencana pergi

ke Ubud terancam batal. Tapi tekad

sudah bulat, motor sudah disewa,

hujan tidak akan menghalangi saya

untuk berpetualang di Bali! Saya

kemudian bersiap-siap berangkat,

sampai akhirnya hujan tidak menyerah

untuk turun dansayalah yang

menyerah untuk pergi lalu kembali ke

kasur. Sekian lama menunggu

akhirnya hujan berhenti. Hari sudah

hampir siang, saya segera berangkat

ke Ubud sebelum hujan turun lagi.

Selama kurang lebih dua jam

perjalanan, saya berhenti untuk

berteduh hingga lima kali. Tampaknya

hujan sedang rajin membasahi saya.

Sesampainya di Ubud, saya sempat

keliling menikmati pemandangan, lalu

mampir ke Monkey Forest, tentunya

sambil diguyur hujan rintik-rintik.

Setelah lelah berjalan-jalan keliling

hutan dan bercengkerama dengan

monyet, saya akhirnya bergerak untuk

kembali ke Kuta. Karena arah pulang

lewat Pasar Sukawati, dan saya lihat

banyak oleh-oleh khas Bali, akhirnya

saya mampir sekadar tanya harga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

244

Pedagang banyak yang menjual

kerajinan tangan seperti gelang,

kalung, manik-manik, kain pantai,

hingga lukisan, seperti yang sering

kita lihat di pusat penjualan oleh-oleh.

Karena langit masih sedikit terang,

saya arahkan motor menuju destinasi

berikutnya, Pura Tanah Lot.

Pemandangan di Tanah Lot

memang indah, tidak sangka saya bisa

sampai ke sini. Ternyata saat matahari

terbenam akan ada pertunjukkan Tari

Kecak. Saya memang penasaran dan

ingin menonton tari tersebut. Setelah

menunggu kurang lebih satu jam dan

sedikit berfoto narsis dengan latar

belakang pura yang terkenal itu,

akhirnya saya beranjak untuk

menyaksikan Tari Kecak, masih

diiringi dengan rintik hujan.

Hari terakhir, saya pilih tujuan

ke Pura Ulu Watu, masih bersama

motor sewaan. Saya berangkat agak

siang dari hotel, setelah paginya saya

bermain lagi di Pantai Kuta. Uluwatu

hampir sama seperti Monkey Forest,

banyak monyet yang berkeliaran.

Bedanya, monyet di Uluwatu ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

245

nakal-nakal. Mereka suka mengambil

barang-barang milik turis seperti

kacamata dan sandal. Jadi jagalah

barang bawaan bagi Anda yang ingin

berkunjung ke tempat ini.

Tiga hari di Bali cukup memberi

kesan bagi saya yang baru sekali

berkunjung ke sini. Pemandangan

yang indah dan penduduk Bali yang

ramah, merupakan perpaduan yang

tidak mungkin terlupa. Sampai jumpa

di lain kesempatan, Bali!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

246

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

247

3. Setelah data diisi dan disimpan,

sistem komputer PT PLN akan

mengirim posel pemberitahuan kepada

Anda disertai nominal yang harus

Anda bayar dan kode transaksi.

4. Masukkan kode transaksi tersebut

lewat format yang tersedia

dihttp://www.pln.co.id/pbpd/Konfirma

si.php.

5. Sistem komputer PT PLN akan

kembali mengirim posel

pemberitahuan kepada Anda disertai

nominal yang harus Anda bayar dan

Nomor Registrasi (kode bayar).

6. Setelah itu, lakukanlah pembayaran.

Pembayaran dapat dilakukan di kantor

pos, bank, ATM, dan loket resmi yang

telah bekerjasama dengan PT PLN.

Pembayaran dilakukan selambat-

lambatnya 30 hari setelah pendaftaran

secara online.

7. Untuk membayar lewat ATM,

Anda dapat memilih„Pembayaran

Listrik‟, kemudian pilih „Non Taglis‟.

Anda cukup memasukkan 13 digit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

248

nomor registrasi, kemudian nama Anda

akan tampil di layar dengan jumlah

nominal yang harus Anda bayar.

8. Pemasangan akan dilakukan

selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja

setelah pembayaran. Syaratnya, rumah

tersebut tak jauh dari tiang listrik yang

sudah berdiri serta telah terpasang

instalasi listrik.

9. Jika pada hari keenam belum juga

terpasang, Anda bisa bertanya atau

komplain ke hotline PT PLN di nomor

123.

10. Untuk memeriksa status

pendaftaran, Anda dapat

memeriksanya di pranala

http://www.pln.co.id/pbpd/Status.php.

11. Perlu diingat, PT PLN juga

melarang Anda memberikan uang atau

tip bagi petugas yang memasang

sambungan listrik di rumah Anda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

249

4. Ki Hajar Dewantara,Bapak

Pendidikan Indonesia

Raden Mas Soewardi

Soerjaningrat atau yang lebih dikenal

dengan Ki Hadjar Dewantara adalah

pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu

lembaga pendidikan yang memberikan

kesempatan bagi para pribumi jelata

untuk bisa memperoleh hak

pendidikan seperti halnya para priyayi

maupun orang-orang Belanda.

Ki Hadjar Dewantara lahir di

Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889

dengan nama Raden Mas Soewardi

Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara

dibesarkan di lingkungan keluarga

keraton Yogyakarta. Saat genap

berusia 40 tahun menurut hitungan

Tahun Caka, Raden Mas Soewardi

Soeryaningrat berganti nama menjadi

Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat

itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi

menggunakan gelar kebangsawanan di

depan namanya.

Hal ini dimaksudkan supaya Ki

Hadjar Dewantara dapat bebas dekat

dengan rakyat, baik secara fisik

Wacana kode teks 4 berjudul “Ki Hajar Dewantara,

Bapak Pendidikan Indonesia”, memiliki tingkat autentisitas

tinggi. Hal itu dikarenakan bahan pembelajaran diambil

dari bahan-bahan yang sudah ada dan memiliki sumber

yang terpercaya. Dengan demikian, teks ini memiliki

tingkat kesulitan yang tinggi. Hasil analisis sumber wacana

ini sebagai berikut.

Kode Teks Sumber Hasil Analisis

Teks 4 Ki Hajar

Dewantara,

Bapak

Pendidikan

Indonesia

http://profil.

merdeka.com

/indonesia/k/

ki-hadjar-

dewantoro/

Halaman web

ditemukan dan

isi teks sama

dengan sumber

yang tertera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

250

maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara

menamatkan Sekolah Dasar di ELS

(Sekolah Dasar Belanda) dan

kemudian melanjutkan sekolahnya ke

STOVIA(Sekolah Dokter Bumiputera)

tapi lantaran sakit, sekolahnya tersebut

tidak bisa dia selesaikan.

Ki Hadjar Dewantara kemudian

bekerja sebagai wartawan di beberapa

surat kabar antara lain Sedyotomo,

Midden Java, De Express, Oetoesan

Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja

Timoer dan Poesara. Pada masanya,

Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai

penulis handal. Tulisan-tulisannya

sangat komunikatif, tajam dan

patriotik sehingga mampu

membangkitkan semangat antikolonial

bagi pembacanya.

Selain bekerja sebagai seorang

wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara

juga aktif dalam berbagai organisasi

sosial dan politik. Pada tahun 1908, Ki

Hadjar Dewantara aktif di seksi

propaganda Boedi Oetomo untuk

menyosialisasikan dan menggugah

kesadaran masyarakat Indonesia pada

waktu itu mengenai pentingnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

251

persatuan dan kesatuan dalam

berbangsa dan bernegara. Kemudian,

bersama Douwes Dekker (Dr.

Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto

Mangoenkoesoemo, yang nantinya

akan dikenal sebagai Tiga Serangkai,

Ki Hadjar Dewantara mendirikan

Indische Partij (partai politik pertama

yang beraliran nasionalisme

Indonesia) pada tanggal 25 Desember

1912 yang bertujuan mencapai

Indonesia merdeka.

Mereka berusaha mendaftarkan

organisasi ini untuk memperoleh

status badan hukum pada pemerintah

kolonial Belanda. Tetapi pemerintah

kolonial Belanda melalui Gubernur

Jendral Idenburg menolak pendaftaran

itu pada tanggal 11 Maret 1913 karena

organisasi ini dianggap dapat

membangkitkan rasa nasionalisme dan

kesatuan rakyat untuk menentang

pemerintah kolonial Belanda.

Semangatnya tidak berhenti

sampai sini. Pada bulan November

1913, Ki Hadjar Dewantara

membentuk Komite Bumipoetra yang

bertujuan untuk melancarkan kritik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

252

terhadap Pemerintah Belanda. Salah

satunya adalah dengan menerbitkan

tulisan berjudul Als Ik Eens

Nederlander Was (Seandainya Aku

Seorang Belanda) dan Een voor Allen

maar Ook Allen voor Een (Satu untuk

Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)

di mana kedua tulisan tersebut menjadi

tulisan terkenal hingga saat ini.

Tulisan “Seandainya Aku Seorang

Belanda” dimuat dalam surat kabar de

Expres milik dr. Douwes Dekker.

Akibat karangannya itu,

pemerintah kolonial Belanda melalui

Gubernur Jendral Idenburg

menjatuhkan hukuman

pengasinganterhadap Ki Hadjar

Dewantara. Douwes Dekker dan Cipto

Mangoenkoesoemo yang merasa rekan

seperjuangan diperlakukan tidak adil

menerbitkan tulisan yang bernada

membela Ki Hadjar Dewantara.

Mengetahui hal ini, Belanda pun

memutuskan untuk menjatuhi

hukuman pengasingan bagi keduanya.

Douwes Dekker dibuang di Kupang

sedangkan Cipto Mangoenkoesoemo

dibuang ke pulau Banda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

253

Namun, mereka menghendaki

dibuang ke Negeri Belanda karena di

sana mereka bisa mempelajari banyak

hal daripada di daerah terpencil.

Akhirnya mereka diizinkan ke Negeri

Belanda sejak Agustus 1913 sebagai

bagian dari pelaksanaan hukuman.

Kesempatan itu dipergunakan untuk

mendalami masalah pendidikan dan

pengajaran, sehingga Ki Hadjar

Dewantara berhasil memperoleh

Europeesche Akte. Pada tahun 1918,

Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah

air.

Di tanah air Ki Hadjar

Dewantara semakin mencurahkan

perhatian di bidang pendidikan

sebagai bagian dari alat perjuangan

meraih kemerdekaan. Bersama rekan-

rekan seperjuangannya, dia pun

mendirikan sebuah perguruan yang

bercorak nasional yang diberi nama

Nationaal Onderwijs InstituutTaman

Siswa (Perguruan Nasional Taman

Siswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini

sangat menekankan pendidikan rasa

kebangsaan kepada peserta didik agar

mereka mencintai bangsa dan tanah air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

254

dan berjuang untuk memperoleh

kemerdekaan. Pemerintah kolonial

Belanda berupaya merintanginya

dengan mengeluarkan ordonansi

Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932.

Tetapi dengan kegigihan

memperjuangkan haknya, sehingga

ordonansi itu kemudian dicabut.

Selama mencurahkan perhatian dalam

dunia pendidikan di Taman Siswa, Ki

Hadjar Dewantara juga tetap rajin

menulis. Namun tema tulisannya

beralih dari nuansa politik ke

pendidikan dan kebudayaan

berwawasan kebangsaan. Melalui

tulisan-tulisan itulah dia berhasil

meletakkan dasar-dasar pendidikan

nasional bagi bangsa Indonesia.

Kegiatan menulisnya ini terus

berlangsung hingga zaman

Pendudukan Jepang.

Saat Pemerintah Jepang

membentuk Pusat Tenaga Rakyat

(Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar

ditunjuk untuk menjadi salah seorang

pimpinan bersama Ir. Soekarno, Drs.

Muhammad Hatta dan K.H. Mas

Mansur. Setelah kemerdekaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

255

Indonesia berhasil direbut dari tangan

penjajah dan stabilitas pemerintahan

sudah terbentuk.

Ki Hadjar Dewantara dipercaya

oleh presiden Soekarno untuk menjadi

Menteri Pendidikan, Pengajaran dan

Kebudayaan yang pertama. Melalui

jabatannya ini, Ki Hadjar Dewantara

semakin leluasa untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia. Pada

tahun 1957, Ki Hadjar Dewantara

mendapatkan gelar Doktor Honoris

Causa dari Universitas Gajah Mada.

Dua tahun setelah mendapat

gelar Doctor Honoris Causa itu,

tepatnya pada tanggal 28 April 1959

Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia

di Yogyakarta dan dimakamkan di

sana. Kini, nama Ki Hadjar Dewantara

bukan saja diabadikan sebagai seorang

tokoh dan pahlawan pendidikan

(bapak Pendidikan Nasional) yang

tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan

hari Pendidikan Nasional, tetapi juga

ditetapkan sebagai Pahlawan

Pergerakan Nasional melalui surat

keputusan Presiden RI No.305 Tahun

1959, tanggal 28 November 1959.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

256

Ajarannya yakni tut wuri

handayani (di belakang memberi

dorongan), ing madya mangun karsa

(di tengah menciptakan peluang untuk

berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di

depan memberi teladan) akan selalu

menjadi dasar pendidikan di

Indonesia. Untuk mengenang jasa-jasa

Ki Hadjar Dewantara pihak penerus

perguruan Taman Siswa mendirikan

Museum Dewantara Kirti Griya,

Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-

nilai semangat perjuangan Ki Hadjar

Dewantara.

Dalam museum ini terdapat

benda-benda atau karya-karya Ki

Hadjar sebagai pendiri Taman Siswa

dan kiprahnya dalam kehidupan

berbangsa. Koleksi museum yang

berupa karya tulis atau konsep dan

risalah-risalah penting serta data surat-

menyurat semasa hidup Ki Hadjar

sebagai jurnalis, pendidik, budayawan

dan sebagai seorang seniman telah

direkam dalam mikrofilm dan

dilaminasi atas bantuan Badan Arsip

Nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

257

5. Hubungan Lingkungan Hidup

DenganPembangunan

Dalam peningkatan usaha

pembangunan, akan terjadi

peningkatan penggunaan sumber daya

untuk menyokong pembangunan

tersebut, serta timbulnya

permasalahan-permasalahan dalam

lingkungan hidup manusia.

Dalam pembangunan, sumber

daya alam merupakan komponen

yangpenting karena sumber daya alam

ini memberikan kebutuhan hidup bagi

kehidupan.

Dalam penggunaan sumber alam

tadi, hendaknya keseimbangan

ekosistem proyek pembangunan

diperhatikan dengan

baik.Keseimbangan ini bisa terganggu,

yang kadang-kadang bisa

membahayakan kehidupan umat.

Harus dicari jalan keluar yang

saling menguntungkan dalam

hubungan timbal balik antara

pembangunan, penggalian sumber

daya, dan masalah pengotoran atau

perusakan lingkungan hidup manusia.

Wacana kode teks 5 berjudul “Hubungan

Lingkungan Hidup Dengan Pembangunan”, memiliki

tingkat autentisitas moderat (simplifikasi). Hal itu

menunjukkan bahan-bahan yang diambil diperoleh dari

hasil modifikasi atau pengubahan oleh pengajar BIPA.

Dalam wacana ini, terdapat sedikit pengubahan dan

penambahan oleh pengajar BIPA. Hasil analisis sumber

wacana ini sebagai berikut.

Kode Teks Sumber Hasil

Analisis

Teks 5 Hubungan

Lingkungan

Hidup Dengan

Pembangunan

http://ppid.bl

h.jatimprov.g

o.id/index.ph

p/9-berita-

terkini/41-

hubungan-

lingkungan

(dengan

pengubahan)

Halaman web

ditemukan

dan ada

sedikit

pengubahan

teks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

258

Sebab pada umumnya, proses

pembangunan mempunyai akibat-

akibat yang lebih luas terhadap

lingkungan hidup manusia, baik akibat

langsung maupun akibat sampingan

seperti pengurangan sumberkekayaan

alam secara kuantitatif & kualitatif,

pencemaran biologis, pencemaran

kimiawi, gangguan fisik dan gangguan

sosial budaya.

Kerugian-kerugian dan

perubahan-perbahan terhadap

lingkungan perlu lebih diperhitungkan

jika dibandingkan dengan keuntungan

yang diperkirakan akan diperoleh dari

suatu proyek pembangunan. Itulah

sebabnya,dalam setiap usaha

pembangunan, ongkos-ongkos sosial

untuk menjaga kelestarian lingkungan

perlu tetap dijaga, sedapat mungkin

tidak memberatkan kepentingan umum

masyarakat sebagai konsumen hasil

pembangunan tersebut.

Beberapa hal yang dapat

dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan-keputusan demikian, antara

lain adalah kualitas dan kuantitas

sumber kekayaan alam yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

259

diperlukan; akibat-akibat dari

pengambilan sumber kekayaan alam,

termasuk kekayaan hayati dan

habisnya deposito kekayaan alam

tersebut. Selain itu, perlu juga

dipertimbangkan bagaimana cara

pengelolaan pembangunanitu, apakah

secara tradisional atau memakai

teknologi modern, termasuk juga

pembiayaannya dan pengaruh proyek

terhadap memburuknya lingkungan.

Hal-hal tersebut di atas hanyalah

sebagian dari daftar persoalan atau

pertanyaan yang harus

dipertimbangkan bertalian dengan

setiap proyek pembangunan. Juga

sekadar menggambarkan masalah

lingkungan yang konkret yang harus

dijawab. Setelah ditemukan jawaban

yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan

tadi, maka disusun pedoman-pedoman

kerja yang jelas bagi pelbagai kegiatan

pebangunan, baik berupa industri atau

bidang lain yang memperhatikan

faktor perlindungan lingkungan hidup

manusia.

Jadi, meskipun pembangunan

adalah hal yang penting, ia harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

260

sejalan dengan lingkungan itu sendiri.

Pembangunan yang baik haruslah

memperhatikan kelestarian

lingkungan. Dengan begitu, kehidupan

manusia akan terhindar dari hal-hal

yang membahayakan terkait

pemanfaatan lingkungan dalam

pembangunan.

6. Jejaring Sosial Bagi Pertumbuhan

Dan Perkembangan Remaja Di

Indonesia

Dunia maya adalah dunia yang

tak mengenal batas, dunia yang bisa

menjebak seseorang menjadi tak

sadar. Mungkin ini adalah salah satu

akibat dari kemajuan zaman yang

semakin tak bisa dihindari.

Salah satu yang bisa kita

nikmati dalam dunia online adalah

situs jejaring sosial, yaitu tempat

berkumpul dan berinteraksinya antara

satu individu dengan individu yang

lain dalam sebuah komunitas.

Komunitas itu memberikan banyak

tawaran pada anggotanya untuk

menjalin berbagai hubungan.

Wacana kode teks 6 berjudul “Jejaring Sosial Bagi

Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja Di Indonesia”,

memiliki tingkat autentisitas moderat (simplifikasi). Hal itu

menunjukkan bahan-bahan yang diambil diperoleh dari

hasil modifikasi atau pengubahan oleh pengajar BIPA.

Dalam wacana ini, terdapat sedikit pengubahan dan

penambahan oleh pengajar BIPA. Hasil analisis sumber

wacana ini sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

261

Semakin banyak situs jejaring

sosial yang ada di dunia maya. Semua

menawarkan sesuatu yang menarik.

Mungkin ada kesamaan tapi juga ada

perbedaan antara situs jejaring sosial

yang satu dengan yang lain, misalnya

Instagram dengan Twitter, atau

Facebook dengan Friendster.

Namun, dibalik semua itu, situs

jejaring sosial dapat dianggap seperti

pedang bermata dua. Ini disebabkan

pengaruh negatif yang muncul akibat

pemakaian situs jejaring sosial yang

digunakan secara berlebihan.

Seperti yang dikatakan oleh

peneliti dari Inggris yang bernama

Catriona Marrison “apakah internet

menjadi pelarian bagi orang yang

mengalami depresi, atau justru

sebaliknya internet menyebabkan

orang depresi?” Dalam hal ini

Marrisonmengungkapkan internet dan

media sosial dapat mempengaruhi

kehidupan sosial di dunia nyata.

Dan dengan makin pesatnya

perkembangan teknologi informasi,

mungkinkah teknologi media sosial

menjadi alternatif remaja terutama

Kode Teks Sumber Hasil

Analisis

Teks 6 Jejaring Sosial

Bagi

Pertumbuhan

Dan

Perkembangan

Remaja Di

Indonesia

http://www.k

ompasiana.co

m/emaminull

ah/jejaring-

sosial-

bagipertumbu

han-dan-

perkembanga

n-remaja-

diindonesia_5

5e6bf0dc323

bdf00d9f7550

(dengan

pengubahan)

Halaman

web

ditemukan

dan ada

sedikit

pengubahan

teks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

262

para siswa dan siswi Sekolah

Menengah untuk belajar di kelas?

Para remaja sudah sangat akrab

dengan teknologi, dan mereka rata-

rata menikmati teknologi. Bergaul

dengan remaja ini dengan

memanfaatkan teknologi akan

membuat cara belajar dan

pemanfaatan media sosial yang lebih

bergairah untuk para pelajar remaja,

sehingga remaja sekarang dapat terus

belajar dan belajar.

Baik guru maupun orang tua

harus berkordinasi untuk saling

berbagi informasi atas kamajuan

pendidikan dan perilaku remaja

tersebut.

Penggunaan teknologi media

sosial yang tepat justru akan semakin

memperkuat pemahaman dan perilaku

sosial para remaja atas pelajaran yang

diajarkan di kelas maupun di rumah.

Dan karena teknologi sudah menjadi

bagian hidup sehari-hari remaja saat

ini, maka pengajaran yang

memanfaatkan teknologi akan lebih

menyatu dalam kehidupan para

remaja Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

263

7. Seragam Sekolah, Perlukah?

Setiap negara di dunia

memiliki kebijakan masing-masing

dalam menentukan kewajiban

mengenakan seragam bagi para siswa.

Di Indonesia, ketentuan mengenakan

seragam ditentukan secara beragam.

Berdasarkan jenjang maupun jenis

pendidikan. Sekolah Dasar (SD/MI)

berwarna putih (baju/bagian atas) dan

merah (celana atau bagian bawah).

Sementara di Sekolah Tingkat

Pertama (SMP/MTs) berwarna putih

(baju/bagian atas) biru (celana

ataubagian bawah).Ketentuan untuk

berseragam tersebut berlaku secara

nasional kususnya untuk sekolah

negeri sesuai aturan pemerintah pusat.

Sekolah swasta, sebagian besar

memang mewajibkan siswanya untuk

berseragam, walaupun mereka

memiliki seragam sendiri yang

menjadi ciri khas sekolah mereka.

Misal, pada sekolah muslim, siswi-

siswinya diwajibkan untuk memakai

jilbab.

Aturan pemakaian seragam

Wacana kode teks 7 berjudul “Seragam Sekolah,

Perlukah?”, memiliki tingkat autentisitas moderat

(simplifikasi). Hal itu menunjukkan bahan-bahan yang

diambil diperoleh dari hasil modifikasi atau pengubahan

oleh pengajar BIPA. Dalam wacana ini, terdapat sedikit

pengubahan dan penambahan oleh pengajar BIPA. Hasil

analisis sumber wacana ini sebagai berikut.

Kode Teks Sumber Hasil Analisis

Teks 7 Seragam

Sekolah,

Perlukah?

http://www.ko

mpasiana.com/

alexanderarda/

seragam-

sekolahperluka

h_550ecaac81

3311b82dbc63

2e (dengan

pengubahan)

Halaman web

ditemukan dan

ada sedikit

pengubahan

teks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

264

menimbulkan pro dan kontra. Bagi

mereka yang Pro, mereka merasa

memperoleh manfaat ketika

mengenakan seragam sekolah.

Menurut Linda Lumsden dan Gabriel

Miller (2001) "Uniforms by

themselves cannot solve all of the

problems of school discipline, but

they can be one positive contributing

factor to discipline and safety". Selain

itu, Lumden secara terperinci

mengatakan benefit dari aturan

mengenakan seragam sekolah : (1)

dapat meningkatkan keamanan

sekolah (enhanced school safety); (2)

meningkatkan iklim sekolah

(improved learning climate), (3)

meningkatkan harga diri siswa (higher

self-esteem for students), dan (4)

mengurangi rasa stres di keluarga

(less stress on the family). Di mata

orang awam, tujuan utama pemakaian

seragam adalah untuk mengurangi

kesenjangan sosial, biar terkesan rapi,

educated, dan untuk membedakan

kegiatan sekolah, menuntut ilmu dan

kegiatan (main-main) lainnya.

Kewajiban menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 284: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

265

seragam sekolah telah menjadi bagian

tata tertib sekolah dan dilaksanakan

secara ketat. Mulai dari ketentuan

bentuk, ukuran, atribut, badge, bahan,

bahkan aturan pembelian. Saya adalah

alumni SMP Negeri 1 Brebes.

Teringat dengan jelas ketika saya

diharuskan untuk memakai badge

nama SMP saya di lengan kanan,

label Organisasi Siswa Intra Sekolah

(OSIS) di saku sebelah kanan, label

nama di sebelah kiri, baju

dimasukkan, sepatu hitam dan kaos

kaki putih polos. Semua aturan

diberikan dengan embel-embel untuk

menanamkan kedisiplinan, rasa cinta,

dan rasa bangga terhadap sekolah.

Saya alumni SMA Kolese De

Britto, sebuah SMA swasta di Jogja

yang tidak mewajibkan untuk seluruh

siswanya untuk memakai seragam.

Seragam hanya wajib digunakan

untuk hari senin dan saat upacara

bendera. Tiga tahun “hidup” di De

Britto tanpa seragam, saya tetap

merasakan manfaat-manfaat yang

telah disebutkan di atas. Teman-

teman SMA saya tetap bertanggung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 285: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

266

jawab dengan apa yang harus mereka

lakukan. Mereka tetap disiplin dan

tepat waktu.

Saya skeptis dengan pendapat

dan pernyataan pakar dan praktisi

pendidikan di Indonesia yang

menyerukan manfaat dankewajiban

untuk berseragam. Untuk masalah

rasa cinta dan rasa bangga terhadap

sekolah, cinta itu dari hati dan pikiran,

bukan dari apa yang dikenakan dan

digunakan. Saya sangat bangga

terhadap De Britto walaupun saya

hanya memakai seragam setiap hari

senin. Menurut saya, tidak ada

korelasi antara kebanggan dan

seragam. Identitas itu dari apa yang

kita lakukan dan kumpulan dari

seluruh keputusan-keputusan kita,

bukan dari label dan badge yang kita

tempel di pakaian kita.

Menurut Fx Djoko Sukastomo

(2004), seorang guru SD dan pakar

pendidikan, mengatakan beberapa

alasannya untuk tetap mendukung

adanya aturan seragam sekolah:

membentuk kerapian dan sebagai

kendali, dengan berpakaian seragam,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 286: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

267

secara otomatis anak-anak merasa

bukan anak liar, yang sangat bebas

bertindak dan melakukan pelanggaran

asusila maupun kegiatan yang

dilarang oleh peraturan sekolah.

Kerapian yang ditimbulkan dari

seragam sekolah adalah suatu

kerapian semu, kerapian karena

adanya keterpaksaan. Pada

prakteknya ketika seseorang berada

dalam bangku kuliah atau dalam

dunia kerja, aturan untuk seragam

tidak berlaku lagi. Ketika seseorang

yang dari kecil sudah dididik

mengenai kerapian yang nyata, bebas

tapi rapi, bukan karena terpaksa tentu

akan berbeda. Selain itu, kendali

setiap siswa sangat tidak relevan

dengan seragam. Seragam itu masalah

apa yang digunakan bukan apa yang

dilakukan. Liar atau tidak, memilih

untuk melakukan pelanggaran atau

tidak, bukan karena seragam.

Pendidikan tanpa seragam

memang tidak mudah. Menurut F.

Wawan Setyadi, seorang Jesuit dan

alumnus STF Driyarkara yang pernah

bekerja sebagai pendidik di de Britto,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 287: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

268

dalam bukunya Menjadi Manusia

Bebas, melihat semua siswa

berseragam rapi mungkin terasa lebih

mudah dan menyenangkan daripada

membiarkan anak didik memilih

sendiri pakaian yang hendak mereka

kenakan saat bersekolah. Namun,

dengan penyeragaman tidak ada hal

yang dapat dipertanggungjawabkan.

Cuma orang bebas yang dapat

dimintai pertanggungjawaban.

Sependapat dengan argumen

Wawan, ketika kita “dipaksa” untuk

memakai seragam, tidak ada hal yang

dipertanggung jawabkan melalui

seragam tersebut. Lain halnya dengan

bebas dari seragam, setiap pakaian

yang dipakai selalu menuntut

tanggung jawab. Pernah suatu kali

saya memakai jeans sobek-sobek, dan

saya “tertangkap” oleh Romo

Pamong, saat itu juga saya

mendapatkan sanksi, dan saya

bertanggung jawab atas pilihan

yangsaya pilih. Efek dari hukuman

itu, membuat saya, hingga saat ini,

tidak pernah lagi memakai celana

sobek-sobek di dalam instansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 288: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

269

pendidikan.

Dalam hal berseragam, siswa-

siswa di Indonesia tidak tahu nilai-

nilai yang melatarbelakangi aturan

tersebut. Saya yakin mereka hanya

sebatas mengerti untuk mencegah

kesenjangan sosial. Mereka tidak

bertindak sesuai prinsip yang jelas.

Menurut Wawan lagi, kebanyakan

manusia Indonesia hanya diajari

untuk bertanggung jawab di bawah

paksaan, bukan di alam kebebasan.

Seragam selalu menjadi pro-

kontra, saya dengan pengalaman,

pengamatan, dan pehaman saya tidak

melihat adanya manfaat adanya

penyeragaman dalam berpakaian

dalam instansi pendidikan. Seragam

menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah sama

ragamnya; sejenis; sama; (pakaian)

yang sama potongan dan warnanya.

Seragam adalah pakaian, bukan soal

disiplin atau mudah dikendalikan.

Kesenjangan sosial bukan timbul

akibat tanpa seragam, tapi karena apa

yang dilakukan, pilihan apa yang

diputuskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 289: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

270

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 290: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

271

novel aslinya. Brignull dan Persichetti

menghadirkan cerita baru yang

nantinya digabungkan dengan elemen

novelnya, cerita tentang seorang

bocah perempuan (Mackenzie Foy)

yang hidupnya terlalu diatur oleh

ambisi ibunya (Rachel McAdams)

untuk membuat dirinya menjadi

manusia dewasa sebelum waktunya

dengan segala jadwal dan aturan ketat

yang membosankan. Namun,

semuanya berbuah ketika si gadis

kecil bertemu dengan tetangganya;

seorang pilot tua nyentrik (Jeff

Bridges) yang memperkenalkannya

pada kisah luar biasa The Little Prince

yang kemudian mengubah hidupnya

selamanya.

Ada kesamaan antara The Little

Prince dengan animasi keluaran Pixar,

Inside Out, bukan hanya kesamaan

karena dirilis di tahun yang sama,

namun tema tentang kedewasaan yang

bersembunyi di balik tampilan

animasi anak-anaknya yang ceria.

Jika Inside Out punya premis yang

terasa lebih menarik dan kompleks

dengan segala tetek bengek unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 291: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

272

psikologisnya, The Little Prince

memilih jalur lebih simpel melalui

kisah persahabatan beda usia yang

dipenuhi dengan hati dan filosofi

kehidupan, tentang bagaimana

menjadi dewasa tanpa harus

melupakan siapa dirimu dan masa

kecilmu.

Tentu saja tidak adil jika

kemudian membandingkan kualitas

animasi bikinan Pixar yang luar biasa

detil itu dengan The Little Prince

yang notabene sangat sederhana,

tetapi bukan berarti The Little Prince

tidak punya daya pikatnya sendiri.

Saya suka bagaimana pemilihan

kontras warnanya. Dunia manusia

dewasa disajikan dalam tone warna

“mati” dengan atmosfer kelam

yangseakan-akan ingin mewakili

kehidupan menonton dan

membosankan, sebaliknya muncul

keceriaan penuh warna-warni cerah

ketika adegan berpindah menyorot

relasi persahabatanpilot tua dan si

gadis kecil yang dilatar belakangi

scoring lembut dari kolaborasi

Richard Harvey dan Hans Zimmer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 292: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

273

Sementara elemen dari novelnya yang

berisi petualangan misterius sang pilot

bertemu anak laki-laki dijabarkan

dalam bungkusan animasi stop motion

cantik ketika memadukan kombinasi

bahan-bahan kertas, kain dan tanah

liat yang dibentuk sedemikian rupa

menjadi gambar bergerak yang unik

dan meninggalkan kesan mendalam.

Mark Osborne

mempresentasikan The Little Prince

versinya dengan cukup baik, mungkin

tidak sampai terlalu istimewa

mengingat kualitas animasi,

khususnya pada bagian cerita di dunia

nyatanya terasa sedikit kurang

menarik meski sebenarnya buat

penonton yang lebih dewasa hal itu

mungkin tidak terlalu menjadi

masalah karena bisa ditutupi dengan

kekuatan tema dan penceritaannya

yang bagus. Satu lagi yang menarik

dari The Little Prince adalah jajaran

pengisi suaranya. Tidak main-main

sederet nama-nama aktor dan aktris

kelas “A” diboyong untuk mengisi

suara-suara karakternya, sebut saja

Jeff Bridges, Rachel McAdams, Paul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 293: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

274

Rudd, Marion Cotillard, James

Franco, Benicio del Toro, Ricky

Gervais, Bud Cort, Paul Giamatti,

Albert Brooks ya meskipun sedikit

disayangkan, selain Bridges,

Mackenzie Foy. dan Rachel

McAdams, porsi screen time dari

nama-nama besar tidaklah banyak dan

sebagian besar juga bukan karakter-

karakter penting.

9. Kisah Malin Kundang

Pada zaman dahulu di sebuah

perkampungan nelayan Pantai Air

Manis di daerah Padang, Sumatera

Barat, hiduplah seorang janda

bernama Mande Rubayah bersama

seorang anak laki-lakinya yang

bernama Malin Kundang. Mande

Rubayah amat menyayangi dan

memanjakan Malin Kundang. Malin

adalah seorang anak yang rajin dan

penurut.

Mande Rubayah sudah tua, ia

hanya mampu bekerja sebagai penjual

kue untuk mencukupi kebutuhan ia

dan anak tunggalnya. Suatu hari,

Wacana kode teks 9 berjudul “Kisah Malin

Kundang”, memiliki tingkat autentisitas tinggi. Hal itu

dikarenakan bahan pembelajaran diambil dari bahan-bahan

yang sudah ada dan memiliki sumber yang terpercaya.

Dengan demikian, teks ini memiliki tingkat kesulitan yang

tinggi. Hasil analisis sumber wacana ini sebagai berikut.

Kode Teks Sumber Hasil Analisis

Teks 9 Kisah Malin

Kundang

Sumber:

http://donge

ngceritaraky

at.com/

Halaman web

ditemukan,

judul berbeda isi

tetap sama.

Nama judul

menjadi “Cerita

Dongeng Malin

Kundang (Cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 294: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

275

Malin jatuhsakit. Sakit yang amat

keras. Nyawanya hampir melayang,

tetapi akhirnya ia dapat

diselamatkanberkat usaha keras

ibunya. Setelah sembuh dari sakitnya,

ia semakin disayang. Mereka adalah

ibu dan anak yang saling menyayangi.

Kini, Malin sudah dewasa, ia

meminta izin kepada ibunya untuk

pergi merantau ke kota karena saat itu

sedang ada kapal besar merapat di

Pantai Air Manis.

“Jangan Malin, ibu takut terjadi

sesuatu denganmu di tanah rantau

sana. Menetaplah saja di sini, temani

ibu,” ucap ibunya sedih setelah

mendengar keinginan Malin yang

ingin merantau.

“Ibu tenanglah, tidak akan

terjadi apa-apa denganku,” kata Malin

sambil menggenggam tangan ibunya.

“Ini kesempatan Bu, kerena belum

tentu setahun sekali ada kapal besar

merapat di pantaiini. Aku ingin

mengubah nasib kita Bu, izinkanlah”

pinta Malin memohon.

“Baiklah, ibu izinkan. Cepatlah

kembali, ibu akan selalu

Rakyat

Sumatera

Barat)”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 295: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

276

menunggumu Nak,” kata ibunya

sambil menangis. Meski dengan berat

hati akhirnya Mande Rubayah

mengizinkan anaknya pergi.

Kemudian Malin dibekali dengan nasi

berbungkus daun pisang sebanyak

tujuh bungkus, “Untuk bekalmu di

perjalanan,” katanya sambil

menyerahkannya pada Malin. Setelah

itu berangkatlah Malin Kundang ke

tanah rantau meninggalkan ibunya

sendirian.

Hari-hari terus berlalu, hari

yang terasa lambat bagi Mande

Rubayah. Setiap pagi dan sore Mande

Rubayah memandang ke laut, “Sudah

sampai manakah kamu berlayar

Nak?” tanyanya dalam hati sambil

terus memandang laut. la selalu

mendoakan anaknya agar selalu

selamat dan cepat kembali.

Beberapa waktu kemudian jika

ada kapal yang datang merapat ia

selalu menanyakan kabar tentang

anaknya. “Apakah kalian melihat

anakku, Malin? Apakah dia baik-baik

saja? Kapan ia pulang?” tanyanya.

Namun, setiap ia bertanya pada awak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 296: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

277

kapal atau nahkoda tidak pernah

mendapatkan jawaban. Malin tidak

pernah menitipkan barang atau pesan

apapun kepada ibunya.

Bertahun-tahun Mande

Rubayah terus bertanya namun tak

pernah ada jawaban hingga tubuhnya

semakin tua.Kini, jalannya mulai

terbungkuk-bungkuk. Pada suatu hari

Mande Rubayah mendapat kabar dari

nakhoda yang dulu membawa Malin.

Nahkoda itu memberi kabar bahagia

pada Mande Rubayah.

“Mande, tahukah kau, anakmu

kini telah menikah dengan gadis

cantik, putri seorang bangsawan yang

sangat kaya raya,” ucapnya saat itu.

Mande Rubayah amat gembira

mendengar hal itu, ia selalu berdoa

agar anaknya selamat dan segera

kembali menjenguknya, sinar

keceriaan mulai mengampirinya

kembali. Namun, hingga berbulan-

bulan semenjak ia menerima kabar

Malin dari nahkoda itu, Malin tak

kunjung kembali untuk menengoknya.

“Malin cepatlah pulang kemari

Nak, ibu sudah tua Malin, kapan kau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 297: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

278

pulang…,” rintihnya pilu setiap

malam. Ia yakin anaknya pasti datang.

Benar saja, tak berapa lama kemudian

di suatu hari yang cerah dari kejauhan

tampak sebuah kapal yang megah nan

indah berlayar menuju pantai. Orang

kampung berkumpul, mereka mengira

kapal itu milik seorang sultan atau

seorang pangeran. Mereka

menyambutnya dengan gembira.

Ketika kapal itu mulai merapat,

terlihat sepasang anak muda berdiri di

anjungan. Pakaian mereka berkiiauan

terkena sinar matahari. Wajah mereka

cerah dihiasi senyum karena bahagia

disambut dengan meriah. Mande

Rubayah juga ikut

berdesakanmendekati kapal.

Jantungnya berdebar keras saat

melihat lelaki muda yang berada di

kapal itu, ia sangat yakin bahwa lelaki

muda itu adalah anaknya, Malin

Kundang. Belum sempat para sesepuh

kampung menyambut, Ibu Malin

terlebih dahulu menghampiri Malin.

la langsung memeluknya erat, ia takut

kehilangan anaknya lagi.

“Malin, anakku. Kau benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 298: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

279

anakku kan?” katanya menahan isak

tangis karena gembira, “Mengapa

begitu lamanya kau tidak memberi

kabar?”

Malin terkejut karena dipeluk

wanita tua renta yang berpakaian

compang-camping itu. Ia tak percaya

bahwa wanita itu adalah ibunya.

Sebelum dia sempat berbicara,

istrinya yang cantik itu meludah

sambil berkata, “Wanita jelek inikah

ibumu? Mengapa dahulu kau bohong

padaku!” ucapnya sinis, “Bukankah

dulu kau katakan bahwa ibumu adalah

seorang bangsawan yang sederajat

denganku?”

Mendengar kata-kata pedas

istrinya, Malin Kundang langsung

mendorong ibunya hingga terguling

ke pasir, “Wanita gila! Aku bukan

anakmu!” ucapnya kasar.

Mande Rubayah tidak percaya

akan perilaku anaknya, ia jatuh

terduduk sambil berkata, “Malin,

Malin, anakku. Aku ini ibumu, Nak!

Mengapa kau jadi seperti ini Nak?!”

Malin Kundang tidak memperdulikan

perkataan ibunya. Dia tidak akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 299: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

280

mengakui ibunya. la malu kepada

istrinya. Melihat wanita itu beringsut

hendak memeluk kakinya, Malin

menendangnya sambil berkata, “Hai,

wanita gila! lbuku tidak seperti

engkau! Melarat dan kotor!” Wanita

tua itu terkapar di pasir, menangis,

dan sakit hati.

Orang-orang yang meilhatnya

ikut terpana dan kemudian pulang ke

rumah masing-masing. Mande

Rubayah pingsan dan terbaring

sendiri. Ketika ia sadar, Pantai Air

Manis sudah sepi. Dilihatnya kapal

Malin semakin menjauh. Ia tak

menyangka Malin yang dulu

disayangi tega berbuat demikian.

Hatinya perih dan sakit, lalu

tangannya ditengadahkannya ke

langit. Ia kemudian berdoa dengan

hatinya yang pilu, “Ya, Tuhan, kalau

memang dia bukan anakku, aku

maafkan perbuatannya tadi. Tapi

kalau memang dia benar anakku yang

bernama Malin Kundang, aku mohon

keadilanmu, Ya Tuhan!” ucapnya pilu

sambil menangis. Tak lama kemudian

cuaca di tengah laut yang tadinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 300: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

281

cerah, mendadak berubah menjadi

gelap. Hujan tiba-tiba turun dengan

teramat lebatnya. Tiba-tiba datanglah

badai besar, menghantam kapal Malin

Kundang. Lalu datanglah sambaran

petir yang menggelegar. Saat itu juga,

kapal hancur berkeping- keping.

Kemudian terbawa ombak hingga ke

pantai.

Esoknya, saat matahari pagi

muncul di ufuk timur, badai telah

reda. Di kaki bukit terlihat kepingan

kapal yang telah menjadi batu.

Itulah kapal Malin Kundang!

Tampak sebongkah batu yang

menyerupai tubuh manusia. Itulah

tubuh Malin Kundang anak durhaka

yang kena kutuk ibunya menjadi batu

karena telah durhaka. Disela-sela batu

itu, berenang-renang ikan teri, ikan

belanak, dan ikan tengiri. Konon, ikan

itu berasal dari serpihan tubuh sang

istri yang terus mencari Malin

Kundang.

Sampai sekarang, jika ada

ombak besar menghantam batu-batu

yang mirip kapal dan manusia itu,

terdengar bunyi seperti lolongan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 301: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

282

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 302: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

283

Tirta Amerta, air keabadian dari

tempat tinggal para dewa.Saat baru

meminum sampai di kerongkongan,

sang Batara Guru mengetahuinya dan

mencoba mencegah hal tersebut.

Batara Guru melemparkan

cakra yang memenggal leher Batara

Kala. Ternyata kesaktian Tirta

Amerta sudah bekerja pada bagian

kepala Batara Kala. Kepalanya

melayang-layang di udara sedangkan

bagian badannya jatuh ke bumi dan

berubah menjadi lesung (alat

penumbuk padi). Batara Kala yang

murka kemudian menelan matahari

agar bumi mengalami kegelapan

selama-lamanya.

Cerita tersebut kemudian

mengilhami masyarakat tanah Jawa

untuk memukul lesung ketika terjadi

gerhana matahari total. Hal tersebut

menyimbolkan masyarakat yang

memukul-mukul tubuh Batara Kala

agar matahari kembali dimuntahkan

oleh raksasa tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 303: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

284

Masyarakat Dayak Juga Percaya

Mitos Batara Kala

Tak hanya masyarakat Jawa,

orang-orang Dayak juga mempercayai

kisah tentang Batara Kala. Ketika

gerhana matahari total terjadi,

masyarakat Dayak akan memukul-

mukul lesung sambil melantunkan

syair yang disebut Mansana. Tradisi

unik tersebut masih berlangsung di

Kampung Tanjung Laong.

Selain memukul-mukul

lesung, ada kebiasaan unik lainnya

yang dilakukan oleh suku Dayak

Ngaju ketika terjadi gerhana matahari

total. Masyarakat Dayak Ngaju akan

memukul-mukul batang pohon buah-

buahan. Tujuannya adalah supaya roh

pohon buah tersebut yang bernama

Gana segera bangkit dan membuat

pohon jadi berbuah lebat.

Tradisi Dolo-Dolo di Tidore

Sebuah kebiasaan yang

dilakukan oleh masyarakat Pulau

Tidore ketika menyambut peristiwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 304: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

285

gerhana matahari total disebut Tradisi

Dolo-Dolo. Dalam tradisi tersebut,

masyarakat akan memukul-mukul

kentongan bambu secara bersamaan.

Aktivitas tersebut dilakukan sebagai

lambang untuk mengusir raksasa yang

menelan matahari.

Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Tidore Kepulauan

akan melaksanakan koordinasi untuk

memperlancar tradisi dolo-dolo.

Sehingga seluruh masyarakat dan

sekolah akan membunyikan dolo-dolo

secara serempak ketika gerhana

matahari total berlangsung.

Kemunculan Naga di Sungai Musi,

Palembang

Mitos yang berkembang di

Palembang hampir serupa dengan

mitos yang dipercaya masyarakat

Jawa, Dayak, dan Tidore. Namun,

perbedaannya terletak pada sosok

raksasa yang menelan matahari di

langit.Masyarakat Palembang percaya

bahwa ada naga yang akan muncul di

Sungai Musi ketika terjadi gerhana

matahari total.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 305: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

286

11. Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah

jenis demensia paling umum yang

awalnya ditandai oleh melemahnya

daya ingat, hingga gangguan otak

dalam melakukan perencanaan,

penalaran,persepsi, dan berbahasa.

Pada penderita Alzheimer, gejala

berkembang secara perlahan-lahan

seiring waktu. Misalnya yang diawali

dengan sebatas lupa soal isi

percakapan yang baru saja

dibincangkan atau lupa dengan nama

obyek dan tempat, bisa berkembang

menjadi disorientasi dan perubahan

perilaku. Perubahan perilaku dalam

hal ini seperti menjadi agresif,

penuntut, dan mudah curiga terhadap

orang lain. Bahkan jika penyakit

Alzheimer sudah mencapai tingkat

parah, penderita dapat mengalami

halusinasi, masalah dalam berbicara

dan berbahasa, serta tidak mampu

melakukan aktivitas tanpa dibantu

orang lain.

Meski penyebab pasti penyakit

ini belum diketahui, para ahli percaya

Wacana kode teks 11 berjudul “Alzheimer”,

memiliki tingkat autentisitas tinggi. Hal itu dikarenakan

bahan pembelajaran diambil dari bahan-bahan yang sudah

ada dan memiliki sumber yang terpercaya. Dengan

demikian, teks ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Hasil analisis sumber wacana ini sebagai berikut.

Kode Teks Sumber Hasil Analisis

Teks 11 Alzheimer aladokter.com Halaman web

ditemukan

dengan

pembaharuan

pada tanggal

10 Desember

2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 306: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

287

bahwa penyakit Alzheimer pada

umumnya terjadi akibat meningkatnya

produksi protein dan khususnya

penumpukan protein beta-amyloid di

dalam otak yang menyebabkan

kematian sel saraf.

Ada beberapa faktor yang

dapat meningkatkan risiko seseorang

terkena penyakit Alzheimer, di

antaranya adalah pertambahan usia,

cidera parah di kepala, riwayat

kesehatan keluarga atau genetika, dan

gaya hidup.

Penyakit Alzheimer rentan

diidap oleh orang-orang yang telah

berusia di atas 65 tahun dan sebanyak

16 persen diidap oleh mereka yang

usianya di atas 80 tahun.

Meski begitu, penyakit yang

menjangkiti lebih banyak wanita

ketimbang laki-laki ini juga dapat

dialami oleh orang-orang yang berusia

antara 40 hingga 65 tahun.

Diperkirakan sebanyak 5 persen

penderita Alzheimer terjadi pada

kisaran usia tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 307: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

288

Diagnosis dan pengobatan penyakit

Alzheimer

Penderita Alzheimer umumnya

hidup sekitar delapan hingga sepuluh

tahun setelah gejala muncul, namun

ada juga beberapa penderita lainnya

yang bisa hidup lebih lama dari itu.

Meski penyakit Alzheimer belum ada

obatnya, ragam pengobatan yang ada

saat ini bertujuan untuk

memperlambat perkembangan kondisi

serta meredakan gejalanya.

Karena itu, segera temui

dokter jika daya ingat Anda

mengalami perubahan atau Anda

khawatir mengidap demensia. Jika

penyakit Alzheimer dapat terdiagnosis

sejak dini, maka Anda akan memiliki

lebih banyak waktu untuk melakukan

persiapan serta perencanaan untuk

masa depan, dan yang lebih terpenting

lagi, Anda akan mendapatkan

penanganan lebih cepat yang dapat

membantu.

Tidak ada tes khusus untuk

membuktikan seseorang mengalami

Alzheimer. Dalammendiagnosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 308: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

289

penyakit Alzheimer, dokter akan

bertanya seputar masalah dan gejala

yang dialami pasien. Tes medis

mungkin akan dilakukan untuk

memastikan kondisi yang dialami

pasien bukan karena penyakit lain.

Selain dengan pemberian obat-

obatan, penyakit Alzheimer juga dapat

ditangani secara psikologis melalui

stimulasi kognitif guna memperbaiki

ingatan si penderita, memulihkan

kemampuannya dalam berbicara

maupun dalam memecahkan masalah,

serta membantunya hidup semandiri

mungkin.

Pencegahan penyakit Alzheimer

Karena penyebab pastinya

belum diketahui, sulit untuk mencegah

penyakit ini secara pasti. Namun, ada

beberapa cara yang bisa Anda lakukan

untuk mempertahankan kesehatan dan

fungsi otak, di antaranya dengan

mengonsumsi makanan sehat,

berolahraga, tidak merokok,

membatasi konsumsi alkohol, serta

rutin memeriksakan diri ke dokter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 309: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

290

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 310: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

291

Selain itu, saat itu nuansa

euforia demokrasi pasca

otoritarianisme masih sangat terasa

dan disambut masyarakat dengan

senang hati dan bahkan antusias untuk

memilih wakil-wakil dan pemimpin

rakyat yang sesuai dengan harapan

mereka. Secara umum, rakyat pemilih

datang ke TPS-TPS (Tempat

Pemungutan Suara) karena dorongan

dari diri mereka sendiri untuk

melahirkan wakil dan pemimpin

rakyat yang akan mampu

menciptakan kebaikan bersama.

Butuh Kesukarelaan

Menurut Wiliam Ebenstein

dalam karyanya yang berjudul

“Todays Isms: Socialism, Capitalism,

Fascism, Communism, and

Libertarianism”, setidaknya ada

delapan kriteria dan dasar psikologis

demokrasi, yakni akal sehat,

pengutamaan individu, negara tak

lebih dari sekadar alat untuk

mencapai tujuan bersama, hubungan

antara negara dan rakyat diatur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 311: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

292

berdasar hukum, persamaan hak asasi

manusia, prosedur demokrasi yang

dijalankan secara benar mengingat

tujuan tidak bisa dipisahkan dari cara

atau alat yang digunakan, dan prinsip

kesukarelaan (voluntarism).

Demokrasi meniscayakan

kesukarelaan masyarakat untuk

terlibat di dalamnya. Tanpa

kesukarelaan tak ada demokrasi,

karena sesungguhnya mereka

mengalami keterpaksaan dalam

menentukan pilihan. Dalam tradisi

masyarakat di Indonesia, saat ini

kesukarelaan dalam politik bisa

dikatakan sangatlah rendah.

Nampaknya, hal ini disebabkan oleh

kesalahan dalam memahami makna

politik. Politik dianggap sebagai arena

yang kotor dan jahat yang dihuni oleh

mereka yang hanya ingin

memperkaya diri sendiri. Karena itu,

rakyat menuntut imbalan secara

langsung untuk dukungan politik yang

mereka berikan.

Harus diakui, masih banyak

terjadi tidak adanya kesukarelaan di

antara pemilih dan juga para caleg.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 312: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

293

Masyarakat tidak mau memilih jika

tidak diberi imbalan uang atau

imbalan-imbalan konkret dalam

bentuk lainnya. Dalam konteks ini,

kesukarelaan masyarakat telah

didistorsi oleh praktik politik-uang.

Mereka menjadikan uangsebagai

salah satu faktor dominan dalam

menentukan pilihan. Hal ini tercermin

dalam prinsip-prinsip mereka yang

nyata dalam berbagai jargon, antara

lain: tak ada duit, tidak nyoblos (baca:

mencontreng), caleg jangan hanya

jual gusi, tapi harus punya gizi, dan

lain-lain jargon yang senada dengan

itu.

Sementara para caleg

memberikan uang juga karena

keterpaksaan. Walaupun sebelumnya

tidak pernah dikenal sebagai orang

yang dermawan, tetapi pada saat

menjelang Pemilu mendadak menjadi

orang yang sangat royal kepada

masyarakat. Para caleg melakukan itu

tentunya karena memiliki interest.

Mereka terpaksa, karena harus

mengikuti langgam realitas pasar

yang memang menginginkan itu. Jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 313: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

294

mereka tidak mampu menahan hasrat

untuk semata-mata berkuasa, maka

jalan praktik politik uanglah yang

mereka tempuh. Lalu, jika hasrat

berkuasa para caleg terlalu tinggi,

maka mereka akan mempertaruhkan

sebagian besar harta kekayaan yang

mereka miliki untuk memperebutkan

kekuasaan di lembaga legislatif itu;

bahkan walau untuk itu mereka mesti

harus berutang.Itu terbukti dengan

banyaknya caleg yang setelah selesai

Pemilu tidak mendapatkan perolehan

suara yang signifikan, kemudian

menjadi stres dan bahkan meninggal

dunia karena terkena serangan jantung

akut. Setidaknya mereka melakukan

tindakan-tindakan yang sungguh

ironis dan memalukan, seperti

meminta kembali barang-barang yang

telah mereka berikan, baik untuk

pribadi-pribadi tertentu maupun untuk

kelompok-kelompok dan lembaga-

lembaga tertentu.

Harusnya, kejadian-kejadian

seperti itu tak perlu terjadi jika

masing-masing antara pemilih dan

para caleg memiliki saling percaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 314: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

295

Ketiadaan sikap saling percaya inilah

yang menyebabkan uang menjadi

jalan terakhir. Rakyat pemilih

menginginkan imbalan yang

berbentuk instan,sedangkan para

caleg yang sebelumnya tidak pernah

berkiprah dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan juga menggunakan

uang sebagai jalan instan untuk

merebut kekuasaan. Akibatnya,

Pemilu diwarnai dengan transaksi-

transaksi yang sesungguhnya masuk

dalam kategori politik-uang, yang

oleh Undang-Undang jelas dilarang.

Jarang sekali caleg yang berani

melakukan langkah melawan arus

dengan melakukan pendidikanpolitik

kepada rakyat dengan menjelaskan

bahwa praktik-politik uang

merupakan praktik pelanggaran

terhadap Undang-Undang.

Disfungsi Aparat

Selain itu, sayangnya,

penegakan peraturan dalam

penyelenggaraan Pemilu tidak

dijalankan secara tegas oleh aparat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 315: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

296

terkait. Warga masyarakat yang masih

memiliki idealisme juga tidak mau

ambil pusing dengan berbagai

pelanggaran yang terjadi, misalnya

dengan melaporkan praktik-praktik

yang melanggar peraturan. Banyak

yang beranggapan bahwa

mengungkapkan pelanggaran dalam

Pemilu sama saja dengan

memasukkan diri dalam wilayah

hukum. Jika tidak beruntung dapat

menjerumuskan diri sendiri ke dalam

jeruji penjara, karena dianggap

melakukanfitnah atau pencemaran

nama baik orang lain. Seharusnya

dalam hal ini pengawas Pemilu

mengambil sikap tegas dan tidak

kompromi. Sebab, lembaga ini dibuat

untuk diserahi amanat untuk

mengawal Pemilu yang berkualitas.

Jika pengawas pemilu tidak dapat

menjalankan fungsinya dengan baik,

maka lembaga ini hanya menjadi

lembaga yang menambah pengeluaran

anggaran negara, tetapi tidak

menghasilkan sesuatu yang berarti

bagi perbaikan kualitas demokrasi.

Dengan kata lain, lembaga ini hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 316: TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS SAHABATKU INDONESIA

297

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI