39
Asuhan Keperawatan Pada Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Stress Anak dengan Stress Hospitalisasi Hospitalisasi DRS. H. ZULKIFLI, S.KEP.,MM.KES DRS. H. ZULKIFLI, S.KEP.,MM.KES

Toilet Trainig

Embed Size (px)

Citation preview

  • Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Stress HospitalisasiDRS. H. ZULKIFLI, S.KEP.,MM.KES

  • Sakit dan dirawat dirumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Reaksi anak dlm mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap proses sakit ddan dirawat, sistem dukungan ( support system) yang tersedia, serta keterampilan koping dlm menangani stres.

  • A. Stresor pada Anak uang dirawat di Rumah SakitI.Cemas karena PerpisahanRespon perilaku anak akibat perpisahan dibagi dlm 3 tahap yaitu :Tahap Protes ( Phase of Protest )Tahap Putus Asa ( Phase of Despai )Tahap Menolak ) Phase of Denial )II.Kehilangan KendaliBalita sekuat tenaga utk mempertahankan otonominya. Hal ini terlihat jelas dlm perilaku mereka dlm hal kemmpuan motorik, bermain, melakukan hubungan interpersinal dan komunikasi.

  • III. Luka pada Tubuh dan Rasa Sakit (Rasa Nyeri)

    Reaksi balita terhadap rasa nyeri sama seperti sewaktu masih bayi, namun jumlah variebel yang memengaruhi responnya lebih kompleks dan bermacam-macam. Pada akhirnya periode balita, anak biasanya sudah mampu mengkomunikasikan rasa nyeri yang mereka alami dan menunjukkan lokasi nyeri.

  • B. Reaksi keluarga Terhadap Anak yang Sakit dan Dirawat di Rumah SakitReaksi orang tua Reaksi orang tua terhadap anaknya yg sakit dan dirawat di rumah sakit dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain :Tingkat keseriusan penyakit anakPengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat di rumah sakitProsedur pengobatanSistem pendukung yang tersedia Kekuatan ego individu

  • 6) Kemampuandlm penggunaan koping7) Dukungan dari keluarga8) Kebudayaan dan kepercayaan9) Komunikasi dlm keluarga

    Penolakan/ ketidakpercayaan (denial/disbelief)Yaitu menolak dan tidak percaya, hal ini terjadi terutama bila anak tiba-tiba sakit seriusMarah atau merasa bersalah atau keduanyaSetelah mengetahui bahwa anaknyasakit, maka reaksi orang tua adalah marah dan menyalahkan dirinya sendiriKetautan, cemas dan frustasiKetakutan dan rasa cemas dihubungkan dengan seriusnya penyakit dan tipe prosedur medisDepresiBiasanya depresi ini terjadi setelah masa krisis anak berlalu.

  • Reaksi saudara sekandung ( sibling)

    Reaksi saudara sekandung terhadapanakyang sakit dan dirawat dirumah skit adalah kesepian, ketakutan dan kekawatiran. Orang tua sering kali mencurahkan perhatian yg lbh besar terhadap anak yg sakit dibandingkan dgn anak yg sehat. Hal ini akan menimbulkan perasaan cemburu pada anak yg sehat dan anak merasa ditolak.3.Penurunan peran anggota keluarga

    Dampak dari perpisahan terhadap peran keluarga adalah kehilangan peran orang tua, saudara dan anak cucu. Akibatnya, saudara-saudaranya yang lain menganggap bahwa hal tersebut adalah tidak adil. Sakit akan membuat anak kehilangan kebersamaan mereka dengn anggota keluarga yang lain atau teman sekelompok.

  • C. Asuhan Keperawatan dlm mengurangi Stres Akibat HospitalisasiRencana asuhan keperawatan harus dibuat berdasarkan pemahaman mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak.

    PENGKAJIAN : Pengkajian rasa nyeri Pengkajian rasa nyeri merupakan komponen yang kritis pada proses keperawatan. Salah satu penanganan rasa nyeri tidak mencukupi adalah kurangnya pengertian tentang apa yang dimaksud dengan rasa nyeri.

  • Prinsip Pengkajian Rasa Nyeri pada AnakPengkajian rasa nyeri pada anak meliputi verbal dan nonverbal. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah (QUESTT) : 1. Bertanya pada Anak (Q)2. Gunakan skala peringkat rasa nyeri (U)3. Evaluasi perubahan tingkah laku dan fisiologis (E) Pada anak balita sampai prasekolah biasanya respons tersebut meliputi : a. Menangis keras dan menjerit b. Ekspresi secara verbal c. Memukul dengan tangan atau kaki

  • d. Berusaha menjauh dari stimulus sebelum digunakane. Tidak kooperatif ; membutuhkan penahanan fisikf. Meminta/ memohon agar prosedur tindakan yg dilakukan segera diakhirig. Berpegang erat pada orang tua, perawat, atau orang lain yg berarti bagi anakh. Meminta/ memohon dukungan emosional, seperti merangkulKelelahan dan mudah terganggu jika rasa nyeri terus berlanjut4. Melibatkan orang tua (S)5. Tentukan dan catat penyebab rasa nyeri (T)6. Ambil tindakan evaluasi hasilnya (T)

  • Diagnosis KeperawatanDiagnosis keperawatan bergantung pada kasus yg dijumpai, yg meliputi anak dan orang tua. Salah satu contoh diagnosis yg mugkin timbul adalah :# Pada Anak :Cemas/ takut sehubungan dengan :Perpisahan dengan orang tuaLingkungan yg asingProsedur-prosedur tindakanKehilangan kendali sehubungan dengan dirawat

  • # Pada Orang Tua :Cemas/ takut sehubungan dengan :Kondisi anak yang kritisPerubahan fungsi peranPerubahan lingkunganPenurunan dalam proses keluarga sehubungan dengan :Anak yang dirawatSituasi anak yang kritis

  • PerencanaanRencana keperawatan yg efektif pada anak yang dirawat haruslah berdasarkan pada edentifikasi kebutuhan anak-keluarga. Anggota keluarga dan anak harus berperan aktif dalam mengembangkan suatu rencana keperawatan :Tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :Menyiapkan anak untuk horpitalisasiMencegah/ meminimalkan dampak dari perpisahanMeminimalkan perasaan kehilangan tubuhPenanganan nyeriMemenuhi kebutuhan bermain Memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi

  • Tindakan KeperawatanMencegah atau meminimalkan Dampak dari PerpisahanRooming InRooming in berarti orang tua dan anak tinggal bersama. Jika tidak bisa, sebaiknya orang tua dpt melihat anak setiap saat untuk mempertahankan kontak/komunikasi antara orang tua-anakPartisipasi Orang Tuaortu diharapkan dpt berpartisipasi dlm merawat anak yg sakit, terutama dlm perawatan yg bisa dilakukanMembuat ruang perawatan seperti situasi di rumah dg mendekorasi dinding memakai poster/kartu bergambar sehingga anak merasa aman jika berada diruang tersebut

  • Meminimalkan Perasaan Kehilangan Kendali

    Mengusahakan kebebasan bergerakpembatasan fisik/immobilitasi pd anak untuk mempertahankan aliran infus dapat dicegah jika anak kooperatifMempertahankan kegiatan rutin anakkehilangan kegiatan rutinitas merupakan stressor bagi anak balita dan hal ini akan meningkatkan stres akibat perpisahanDorongan anak untuk independenanak pd periode balita mulai belajar mengenai otonomi. Balita mulai belajar menjadi independen dan sangat menyenangi peran barunya tersebut.

  • Mencegah dan Meminimalkan Perlukaan Tubuh dan Rasa Sakit

    Persiapan anak terhadap prosedur yang menimbulkan rasa nyeri adalah penting untuk mengurangi ketakutan. Memanipulasi prosedur juga adapat mengurangi ketakutan akibat perlukaan tubuh. Misalnya, jika anak takut di ukur temperaturnya melalui anus, maka hal tersebut dapat dilakukan melalui ketiak/ axilia

  • Memaksimalkn Manfaat dari Horpitalisasi

    Membantu perkembangan hubungan orang tua-anakMemberikan kesempatan untuk pendidikanMeningkatkan pengendalian diri (self Matery)Memberikan kesempatan untuk sosialisasi

  • Memberikan Dukungan Pada Anggota Keluarga

    perawat dapat mendiskusikan tentang kebutuhan anak dan cara untuk membantu orang tua. Seperti, mengidentifikasi alasan spesifik dari perasaan dan respons anak terhadap stres dan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengurangi beban emosinya :Memberikan InformasiMelibatkan Saudara Kandung

  • Bermain Untuk Mengurangi Stres Akibat Horpitalisasi

    Bermain adalah penting untuk keshatan mental, emosional, dan sosial. Oleh karena itu, adanya ruang bermain khusus bagi anak adalah sangat penting utk memberikan rasa aman dan menyenangkan

    Tujuan bermain di rumah sakitDapat melanjutkan tumbuh kembang yg normal selama perawatan, sehingga tumbuh kembang tetap berlangsung terus tanpa terhambat oleh keadaan anakDapat mengekpresikan pikiran dan fantasi anak

  • c. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengelaman permainan yg tepatd. Agar anak dapat beradaptasi secara lebih efektif terhadap stres karena penyakit atau karena dirawat di rumah sakit, dan anak mendapatkan ketenangan dalam bermain2. Prinsip bermain di rumah sakit a. tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhanab. mempertimbangkan keamanan dan infeksi silangc. kelompok umur yang samad. permainan tidak bertentangan dengan pengobatane. semua alat permainan dapat dicucif. melibatkan orang tua

  • PETUNJUK ANTISIPASI(ANTICIPATORY GUIDANCE)

  • Kehadiran anak bagi orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan dg masalah dependensi/ ketergantungan, disiplin, meningkatnya mobilitas, dan keamanan bagi anak. Orang tua seringkali keliru dalam memperlakukan anak karena ketidaktahuan mereka akan cara membimbing dan mengasuh yang benar. Apabila hal ini terus berlanjut, maka pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terhambat

  • Pengertian :Sampai saat ini, belum ada referensi yg menjelaskan mengenai pengertian yg jelas dari petunjuk antisipasi bisa diartikan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal

  • Petunjuk Antisipasi Pada Masa BayiBimbingan terhadap orang tua pada tahun pertama kelahiran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : Usia 6 (enam) Bulan PertamaMemahami adanya proses penyesuaian antara orang tua dengan bayinya terutama pada ibu yg membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah melahirkanMembantu orang tua untuk memahami banyinya sebagai individu yg mempunyai kebutuhan dan untuk memahami bagaimana bayi mengekpresikan apa yang diinginkan memalui tangisan

  • Menentramkan orang tua bahwa banyinya tidak akan menjadi manja dengan adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertamaMenganjurkan orang tua untuk membuat jadwal kebutuhan bayi dan orang tuannyaMembantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi lingkunganMenyokong kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan dan perkembangan bayinya, yaitu dengan bersahabat dan mengamati respons sosial anak, misalnya dengan tertawa/tersenyumMenyiapkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kesehatan bagi bayi, misalnya dengan imunisasiMenyiapkan orang tua untuk mengenalkan dan memberikan makanan padat

  • Usia 6 (enam) Bulan keduaMenyiapkan orang tua akan adanya ketakutan bayi terhadap orang yang belum dikenal (stranger anxienty)Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan ibunya serta menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengan anak tersebutMembimbing orang tua untuk mngetahui disiplin sehubungan dengan semakin meningkatnya mobilitas (pergerakan) si bayiMenganjurkan untuk menggunakan suara yg negatif dan kontak mata dari pada hukuman badan sebagai suatu disiplin

  • Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika bayinya berkelakuan baik dari pada ketika menangisMengajarkan mengenai pencegahan kecelakaan karena keterampilan motorik dan rasa ingin tahu bayi sudah meningkatMenganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan pengganti ibu yang menyusuiMendiskusikan mengenai kesiapan untuk menyapihkanMenggali perasaan orang tua sehubungan dengan pola tidur banyinya

  • Petunjuk Antisipasi Pada Masa Balita (1-3 Tahun)Pada usia balita atau masa prasekolah awal, ada dua masalah penting yg terjadi, yaitu latihan pipis/buang air besar (toilet training) dan persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry). Dan sibling rivary agar dapat membantu oarng memahami permasalahan anaknya menganai fungsi eliminasi

  • Toilet TrainingSuatu tugas yang besar pada usia balita adalah toilet training pendidikan menjadi ceria/bersih. Kontrol volunter dari spingterani dan uretra dicapai pada waktu anak dapat berjalan dan biasanya terjadi antara usia 18-24 bulan. Namun faktor kesiapan psikofisiologis sangat berpengaruh pada kesiapan toilet training.

  • Persaingan dengan Saudara KandungPersaingan dengan saudara kandung adalah perasaan cemburu dan benci yang biasanya dialami oleh seseorang anak terhadap kehadiran/kelahiran saudara kandungnya. Perasaan tersebut timbul bukan karena benci terhadap saudara barunya, tetapi lebih pada perubahan situasi/kondisi. Anak harus berpisah dengan ibu sejak dini (semasa kehamilan ibu). Oleh karena itu, orang tua harus menjelskan hal tersebut kepada anak denganilustrasi yg sederhana dan mudah dimengerti.

  • Umur 12-18 BulanMenyiapkan orang tua untukmengantisipasi adanya perubahan tingkah laku dari balita, terutama negativistik dan ritualisme. Negavistik adalah perilaku yang bertentangan dengan kebiasaanMengkaji kebiasaan makan sekarang dan menganjurkan penyapihan dari botol secara bertahap, serta meningkatkan pemasukan makanan padatMenyediakan makanan kecil/selingan di antara 2 waktu makan dg rasa yang disukaiMengkaji pola tidur malam, terutama kebiasaan minum malam memakai botol yang merupakan penyebab utama gigi berlubang dan perilaku menunda yg memperlambat jam tidur

  • Menyiapkan orang tua untuk mencegah bahaya yg potensial terjadi di rumah seperti kecelakaan kendaraan bermotor dan bahaya/kecelakaan jatuh.Mendiskusikan kebutuhan akan adanya ketentuan-ketetntuan/aturan-aturan yg disertai dg disiplin yg lembut dan cara-cara untuk mengatasi negativistik dan tempertantrum, serta menekankan pd keuantungan yg positif dari didiplin yg tepat atau sesuaiMendiskusikan mainan yg dapat mengembangkan motorik halus, motorik kasar, fine motor, bahasa, pengetahuan, dan keterampilan sosial

  • Umur 18-24 BulanMenekankan pentingnya persahabatan teman sebaya dalam bermainMenggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran saudara kandung/asiknya dan menekankan pentingnya persiapan anak terhadap kehadiran bayi baruMenekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap gigi dan tipe kebersihan di rumahMendiskusikan metode disiplin yg ada dan keaktifannyaMendiskusikan tanda-tanda kesiapan untuk toilet training

  • Mendiskusikan berkembangnya rasa takut, seperti yg timbul ketika ada kegelapan atau suara kerasMenyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi ketika anak mengalami stresMengkaji kemampuan anak untuk berpisah sesaat dengan mudah dari orang tuannya di bawah asuhan keluargaMemberikan kemampuan anak untuk berpisah sesaat dengan mudah dari orang tuannya di bawah asuhan keluargaMemberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengekspresikan perasaan lelah, frustasi, dan jengkel dlm merawat anak usia balita

  • Umur 24-36 BulanMendiskusikan pentingnya kebutuhan anak untuk meniru dan dilibatkan dalam kegiatanMendiskusikan kegiatan yg dilakukan dalam toilet trainingMenekankan keunikan dari proses berfikir balitaMenekankan disiplin dengan tetap tertruktur secara benar dan nyataMendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau penitipan anak pada siang hari

  • Umur 3 TahunMenyiapkan orang tua untuk meningkatkan minat nak terhadap hubungan yg luasMenganjurkan ortu untuk mendaftarkan anak ke taman kanak-kanakMenekankan pentingknya batas-batas/tata cara/peraturan-peraturanMenyiapkan ortu untuk mengantisipasi tingkah laku yang berlebihan sehingga dapat menurunkan tension/keteganganMenganjurkan ortu untuk menawarkan kepada anaknya alternatif pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang

  • Memberikan gambaran menganai perubahan pada usia 3,5 tahun ketika anak berkurang koordinasi motorik dan emosionalnyaMenyiapkan ortu untuk mengekspresikan tuntutan-tuntutan akan perhatian ektra dari anakMengingatkan kepada ortu bahwa keseimbangan pada usia 3 tahun akan berubah ke tingkah laku agresifMengantisipasi selera makan yang terjadi tetap dengan pemilihan makanan yg lebih luas

  • Umur 4 TahunMenyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresifEnyiapkan ortu untuk menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan ortuKaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anakMenganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utamaMenyiapkan ortu untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada anakMenekankan pentingnya batas-batas yang realistis dari tingkah laku

  • Umur 5 TahunMemberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang relatif lebih tenang dibandingkan dengan masa sebelumnyaMenyiapkan dan membantu anak-anak untuk memasuki lingkungan sekolahMengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah