31
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada hewan. Pencernaan makanan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu : 1. mastikasi (mengunyah) 2. deglutasi (menelan) 3. pergerakan usus halus 4. defekasi I.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan : - Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam tentang pencampuran makanan dalam saluran pencernaan - Untuk mengetahui proses pencernaan Manfaat :

TRANSPOR DAN PENCAMPURAN MAKANAN DALAM SALURAN PENCERNAAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TRANSPOR DAN PENCAMPURAN MAKANAN DALAM SALURAN PENCERNAAN

Citation preview

21

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangPencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada hewan.Pencernaan makanan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :1. mastikasi (mengunyah)2. deglutasi (menelan)3. pergerakan usus halus4. defekasi I.2Tujuan dan ManfaatTujuan : Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam tentang pencampuran makanan dalam saluran pencernaan Untuk mengetahui proses pencernaanManfaat : .Agar dapat mengetahui bagaimana pencernaan dan penyerapan berbagai zat, misalnya karbohidrat, lipid, protein, vitamin dan mineral didalam tubuhBAB IIPEMBAHASAN

II.1 Pengertian Pencernaan Makanan Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada hewan.Pencernaan biasanya dibagi menjadi aktivitas mekanik dan kimia. Dalam kebanyakan vertebrata, pencernaan adalah suatu proses banyak-tingkat dalam sebuah sistem pencernaan, setelah ingesti dari bahan mentah, kebanyakan organisme lain. Proses ingesti biasanya melibatkan beberapa tipe manipulasi mekanik.Pencernaan kimiawi : Protein, lemak dan polisakarida yang merupakan senyawa organik dasar yang ditemukan pada makanan, akan mengalami pencernaan kimiawi untuk mengiris bentuk polimer senyawa tersebut menjadi bentuk monomer, sebelum dapat digunakan sebagai sumber energi atau bahan baku untuk sintesis molekul lain.[1]Tahap pertama pemecahan molekul nutrisi merupakan reaksi enzimatik ekstraselular yang dilakukan pada saluran pencernaan di luar sel, dan reaksi enzimatik intraselular yang terjadi di dalam organel khusus, yang disebut lisosom. Protein akan dicerna menjadi asam amino, polisakarida menjadi glukosa, lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah itu, masing-masing monomer akan diserap ke dalam sitosol untuk memulai proses oksidasi.Tahap kedua adalah 10 jenjang reaksi dalam proses glikolisis yang terjadi di dalam sitosol, termasuk pada mikroorganisme anaerob yang tidak mendayagunakan O2 sebagai salah satu energi penopang. Proses glikolisis terlebih dahulu mengkonversi setiap polimer glukosa menjadi senyawa metabolit yang kemudian diiris menjadi bentuk monomer dengan 6 atom karbon, lalu diiris lebih lanjut menjadi dua molekul yang lebih kecil berupa asam piruvat dengan masing-masing 3 atom karbon.Untuk setiap monomer glukosa yang teriris, dua molekul ATP akan mengalami hidrolisis sebagai energi pemicu reaksi, namun empat molekul ATP akan terbentuk pada akhir reaksi. Dua elektron akan terlepas dari gugus aldehid senyawa intermediat glukosa dengan 3 atom, gliseraldehid 3-fosfat, oleh oksidasi senyawa NAD+ yang menghasilkan dua molekul NADH, menjadi asam 3-fosfogliserat, lalu menjadi asam piruvat. Asam piruvat kemudian diserap dari sitosol ke dalam mitokondria.

Tahap 3 merupakan reaksi katabolisme oksidasi yang terjadi di dalam mitokondria.Sebelum memasuki siklus asam sitrat, asam piruvat terlebih dahulu dioksidasi oleh enzim kompleks piruvat dehidrogenase menjadi CO2 dan dua gugus asetil. Kedua gugus asetil tersebut akan dioksidasi oleh 1 molekul FAD menghasilkan FADH. FADH lalu mendonorkan dua elektronnya ke dua molekul NAD+ sehingga terbentuk dua molekul NADH dan satu FAD. Reaksi ini disebut reaksi oksidasi asam piruvat.Dua gugus asetil yang telah teroksidasi kemudian bereaksi dengan dua koenzim A, menghasilkan dua molekul asetil-KoA. Masing-masing asetil-KoA akan bereaksi dengan satu molekul H2O, melepaskan gugus koenzim-A dan masuk ke siklus asam sitrat dengan mendonorkan dua atom yang tersisa ke senyawa asam oksaloasetat.Asetil-KoA juga dihasilkan dari oksidasi asam lemak dan asam amino di dalam mitokondria.Satu periode siklus asam sitrat memproduksi 3 molekul NADH, 1 molekul FADH2 dan 1 molekul GTP.Siklus asam sitrat juga menghasilkan asam oksaloasetat dan asam ketoglutarat-alfa yang dilepaskan mitokondria kembali ke dalam sitosol sebagai prekursor sintesis senyawa lain lain seperti asam amino dalam proses anabolisme.NADH dan FADH2 akan mengusung dan melepaskan elektron ke rantai transpor elektron pada membran mitokondria bagian dalam. Elektron yang terlepas akan menarik ion H+ dari sitosol mendekati ke arah membran mitokondria bagian luar. Daya tarik antara keduanya akan berfungsi sebagai energi seperti baterai yang digunakan, antara lain, bagi GTP untuk mendonorkan gugus fosfatnya ke ADP dan menghasilkan ATP melalui proses fosforilasi oksidatif, yang mengkonsumsi molekul O2 dan lambat laun menghasilkan H2O oleh karena reaksi kemiosmosis.Melalui sintesis ATP, energi yang didapat dari pengirisan glukosa dan asam lemak didistribusikan kembali sebagai paket energi kimiawi untuk digunakan di bagian sel yang lain. Paling tidak sekitar setengah dari keseluruhan energi yang didapat dari konversi global glukosa dan asam lemak menjadi H2O dan CO2 digunakan untuk menggerak reaksi Pi + ADP ATP. Sisa energi akan dilepaskan sel dalam bentuk panas agar tubuh menjadi hangat.II.2Mastikasi (Mengunyah) Pada umumnya otot-otot pengunyah dipersarafi oleh cabang motorik dari saraf kranial kelima, dan proses menyungah di kontrol oleh nucleus dalam batang otak. Perangsangan daerah retikularis spesifik pada pusat pengecapan batang otak akan menimbulkan pergerakan mengunyah yang ritmis. Demikian pula, perangsangan area sensoris untuk pengecapandan penghidu seringkali dapat menimbulkan gerakan mengunyah yang dapat dijelaskan sebagai berikut : adanya bolus makanan di dalam mulut pada awalnya menimbulkan penghambat refleks otot untuk mengunyah, yang menyebabkan rahang bawah turun kebawah. Penurunan ini kemudian menimbulkan refleks regang pada otot-otot rahang bawah yang menimbulkan kontraksi rebound. Keadaan ini secara otomatis mengangkat rahang bawah yang menimbulkan pengatupan gigi, tetapi juga menekan bolus melawan dinding mulut, yang menghambat otot rahang bawah sekali lagi, menyebabkan rahang bawah turun dan kembali rebound pada saat yang lain, dan ini terjadi berulang-ulang. Mengunyah bersifat penting untuk pencernaan semua makanan, tetapi terutama sekali untuk sebagian besar buah dan sayuran mentah karena zat-zat ini mempunyai membrane selulosa yang tidak mudah dicerna. Membrane ini melingkupi bagian-bagian zat nutrisi sehingga harus diuraikan sebelum makanandapat dicerna. Selain itu, menggiling makanan hingga menjadi partikel-partikel dengan konsistensi sangat halus akan mencegah ekskoriasi traktus gastrointenstinal dan meningkatkan kemudahan pengosongan makanan dari lambung kedalam usus halus, kemudian ke semua segmen usus berikutnya.II.3Deglutasi (Menelan)Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring membantu fungsi pernapasan dan menelan. Faring diubah hanya dalam beberapa detik menjadi traktus untuk mendorong masuk makanan. Pada umumnya, menelan dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu :1. Tahap volunter dari proses menelanBila makanan sudah siap untuk ditelan, secara sadar makanan ditekan atau digulung kearah posterior kedalam faring oleh tekanan lidah ke atas dan ke belakang terhadap palatum. Proses menelan menjadi seluruhnya atau hampir seluruhnya berlangsung secara otomatis dan umumnya tidak dapat dihentikan.2. Tahap faringeal dari proses menelanSewaktu bolus makanan memasuki bagian posterior mulut dan faring, bolus merangsang daerah epitel reseptor menelan di sekeliling pintu faring, khususnya pada tiang-tiang tonsil, dan sinyal-sinyal dari sini berjalan ke batang otak untuk mencetuskan serangkaian kontraksi otot faringeal secara otomatis.Mekanisme tahapan penelanan dari faring : trakea tertutup, esophagus terbuka, dan suatu gelombang peristaltikcepat dicetuskan oleh system saraffaring mendorong bolus makanan kedalam esophagus bagian atas, seluruh proses terjadi dalam waktu kurang dari 2 detik.3. Tahap esophagus dari proses menelanEsophagus berfungsi untuk menyalurkan makanan sacara cepat dari faring ke lambung, dan gerakannya diatur secara khusus untuk fungsi tersebut.Esophagus memperlihatkan dua tipe gerakan peristaltik yaitu : peristaltic primer dan peristaltic sekunder.1. Peristaltic primerMerupakan kelanjutan dari gelombang peristaltic yang dimulai dari faring dan menyebar ke esophagus selama tahap faringeal dari proses menelan.2. Peristaltic sekunderHasil dari peregangan esophagus oleh makanan yang tertahan, gelombang ini terus berlanjut sampai semua makanan di kososngkan kedalam lambung. Sebagian dimulai dari sirkuit saraf intrinsic dalam system saraf mienterikus dan sebagian oleh refleks-refleks yang dimulai pada faring lalu dihantarkan keatas melalui serabut-serabut aferen vagus ke medulla kembali lagi ke esophagus melalui serabut-serabut saraf eferen glosofaringeal dan vagus.Fungsi sfingter esophagus bagian bawahPada ujung bawah esophagus, meluas keatas sekitar 3cm diatas perbatasandengan lambung, otot sirkular esophagus berfungsi sebagai sfingter gastriesofageal. Normalnya, sfingter ini tetap berkontriksi secara tonik dengan tekanan intraluminalpada titik di esophagus sekitar 30mmHg. Sewaktu gelombang peristaltic penelanan melewati esophagus, terdapat, relaksasi reseptif dari sfingter esophagus bagian bawah yang mendahului gelombang peristaltic, yang mempermudah pendorongan makanan yang ditelan kedalam lambung.Sekresi lambung bersifat sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik. Kontriksi tonikdari sfingter esophagus bagian bawah akan membantu untuk mencegah refluk yang brrmakna dari isi lambung ke dalam esophagus kecuali pada keadaan sangat abnormal.Fungsi motorik lambungFungsi motorik lambung ada tiga, yaitu :1. Penyimpanan sejumlah besar makanan sampai makanan dapat diproses di dalam lambung, duodenum, dan traktus intentinal bawah.2. Pencampuran makanan ini dengan sekresi dari lambung sampi membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut kimus.3. Pengosongan kimus dengan lambat dari lambung ke dalam ususbhalus pada kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang tepat oleh usus halus.

II.4Pergerakan usus halusPergerakan usus halus, seperti pergerakan lainnya dalam traktus gastrointensial, dapat menjadi kontraksi percampuran dan kontraksi propulsive. Dalam arti yang luas, pembagian ini bersifat artofisial karena pada dasarnya semua pergerakan usus halus menyebabkan paling sedikit beberapa derajat percampura dan propulsit. Klasifikasi umum dari proses ini adalah sebagai berikut: a. Kontraksi Percampuran (Kontraksi Segmentasi)Bila bagian tertentu usus halus teregang oleh kimus, peregangan dinding usus menimbulkan kontraksi konsentris lokat dengan jarak interval tertentu sepanjang usus dan berlangsung sesaat dalam semenit. Kontraksi ini menimbulkan segmentasi pada usus halus. Artinya kontraksi membagi usus menjadi segmen-segmen ruang yang mempunyai bentuk rantai sosis. Frekuensi maksimal dari kontraksi segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh frekuensi gelombang lambat listrik dalam dinding usus, merupakan irama listrik dasar yang diterangkan karena besar frekuensi ini normalnya tidak melebihi 12 per menit dalam duodenum dan yeyenum proksimal, frekuensi maksimum dari kontraksi permenit, tetapi hal ini terjadi hanya pada keadaan perangsangan yang ekstrem. Ileum terminalis, frekuensi maksimum biasanya 8 sampai 9 kontraksi per menit. Kontraksi segmentasi menjadi sangat lemah bila aktivitas perangsangan system saraf enteric dihambat oleh obat atropine. Walaupun gelombang lambat dalam otot polo situ sendiri yang menyebabkan kontraksi tersebut tidak efektif tanpa dilatarbelakangi oleh perangsangan yang terutama berasal dari pleksus saraf mienterikus.b. Gerakan PropulsifPeristaltic dalam usus halus. Kimus didorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltic. Dapat terjadi pada bagian usus halus manapun dan bergerak menuju anus dengan kecepatan 0,5 sampai 2,0 cm/detik. Ini berarti bahwa dibutuhkan waktu 3 5 jam untuk perjalanan kimus dari pylorus sampai katup ileosekal.c. Fungsi katup ileosekalFungsi utama katup ileosekal adalah untuk mencegah aliran balik isi fekal dari kolon kedalam usus halus. Katup ileosekal itusendiri menonjol kedalam lumen sekum dank arena itu tertutup erat bila terbentuk tekanan yang berlebihan didalam sekum dan mencoba mendorong isi fekal kebelakang melawan bibir katup.Selain itu, dinding ileum beberapa sentimeter sedikit diatas katup ileosekal mempunyai penebalan otot sirkular yang disebut sfingter ileosekal. Sfingter ini dalam keadaan normal tetap berkontriksi dalam tingkat sedang dan mengosongkan isi ileum ke dalam sekum.Tahanan untuk pengosongan pada katup ileosekal memperlama tinggalnya kimus dalam ileum dan dengan demikian mempermudah absorpsi. Normalnya, hanya 1500-2000mm kimus dikosongkankedalam sekum setiap harinya.d. Gerakan kolonFungsi utama kolon, yaitu :1. Absorpsi air dan elektrolit dari kimus untuk membentuk feses yang padat.2. Penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan.

Setengah bagian proximal kolon terutama berhubungan dengan absorpsi, dan setengahbagian distal berhubungan dengan penyimpanan. Karena tidak diperlukan pergerakan kuat dari dinding kolon untuk fungsi-fungsi ini, maka pergerakan kolon secara normal sangat lambat. Meskipun sangat lambat, pergerakannya masih mempunyai karakteristik yang serupa dengan pergerakan usus halus dan sekali lagi dapat dibagi menjadi gerakan mencampur dan gerakan mendorong.e. Gerakan mencampur HaustrasiMelalui cara yang sama dengan terjadinya gerakan segmentasi dalam usus halus, kontriksi-kontriksi sirkular yang besar terjadi dalam usus besar. Pada setiap kontriksi ini, kira-kira 2,5cm otot sirkular akan berkontraksi, kadang menyempitkan lumen kolon sampai hampir tersumbat. Pada saat yang sama, otot longitudinal kolon yang berkumpul menjadi tiga pita longitudinal yang disebut taeniacoli, akan berkontraksi. Kontraksi gabungan dari pita otot sirkular menyebabkan bagian usus besar yang tidak terangsang menonjol keluar memberikan bentuk serupa-serupa yang disebut haustrasi.Kadang-kadang kontraksi juga bergerak lambat menuju ke anus selama masa kontraksinya, terutama pada sekum dan kolon asenden, dan menyebabkan sejumlah kecil dorongan isi kolon ke depan. Beberapa menit kemudian, timbul kontraksi haustrae yang baru pada daerah lain yang berdekatan. Oleh karena itu, bahan feses dalam usus besar secara lambat diaduk dan diputar dengan cara yang hampir sama seperti orang menyekop tanah.f. Gerakan mendorong Pergerakan MasaBanyak dorongan di dalam sekum dan kolon asenden dihasilkan oleh kontraksi haustrae yang lambat tetapi berlangsung peristen, yang membutuhkan waktu 8-15 jam untuk menggerakan kimus dari katup ileosekal ke kolon, sementara kimusnya sendiri menjadi feses dengan karakteristik lumpur setengah padat bukan lagi setengah cair.Pergerakan masa adalah jenis peristaltic yang dimodifikasi yang ditandai oleh rangkaian peristiwa sebagai berikut : pertama, timbul sebuah cincin kontriksi sebagai respons dari tempat yang terenggang, biasanya pada kolon tranversum. Kemudian dengan cepat kolon, sepanjang 20cm atau lebih, pada bagian distal cincin kontriksi tadi akan kehilangan haustrasinya dan justru berkontraksi sebagai satu unit, mendorong maju feses pada segmen ini sekaligus untuk lebih menuruni kolon. Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama kira-kira 30 detik dan terjadi relaksasi selama 2-3 menit berikutnya.

II.5 DefekasiPada sebagian besar waktu, rectum tidak terisi feses. Hal ini sebagian adalah akibat dari sfingter fungsional yang lemah sekitar 20cm dari anus pada perbatasan antara kolon sigmoid dan rectum.Bila pergerakan masa mendorong feses masuk kedalam rectum, segera timbul keinginan untuk defekasi, termasuk refleks kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus. Lihat gambar. 42.9.

Pendorongan masa feses yang terus menerus melalui anus dicegah oleh kontriksi tonik, dari :1. Sfingter ani internus, penebalan otot polos sirkular sepanjang beberapa sentimeter yang terletak tepat disebalah dalam anus.2. Sfingter ani eksternus, yang terdiri dari otot lurik volunter yang mengelilingi sfingter internus dan meluas ke sebelah distal. Sfingter eksternus diatur oleh serabut serabut saraf dalam dalam nervus pudendus, yang merupakan bagian dari system saraf somatik dan karena itu dibawah pengaruh volunteer dalam keadaan sadar, secara bawah sadar, sfingter eksternal biasanya secara terusmenerus mengalami kontriksi kecuali bila ada impuls kesadaran yang menghambat kontriksi.II.6Refleks refleks otonom lain yang mempengaruhi aktivitas ususBeberapa refleks saraf penting lainnya juga dapat mempengaruhi seluruh tingkat aktivitas usus. Refleks-refleks tersebut antara lain :1. Refleks peritoneointestinal, dihasilkan dari iritasi peritoneum ; refleks ini sangat kuat menghambat saraf-saraf perangsang enteric dan dengan demikian dapat menimbulkan paralisis usus, terutama pada pasien pertitonitis.2. Refleks renointestinal dan vesikointestinal, menghambat aktivitas usus sebagai akibat dari iritasi ginjal atau kandung kemih.II.7Biokimia makanan dalam saluran pencernaana. PERNCERNAAN & PENYERAPAN KARBOHIDRATPencernaan karbohidrat di capai dengan hidrolisis untuk membebaskan oligosakorida, monosakarida dan disakarida. Peningkatan glukosa darah setelah pemberian sejumlah dosis-uji karbohidrat dibandingkan dengan peningkatan glukosa darah setelah pemberian glukosa dalam jumlah setara dikenal sebagai indeks glimekik. Glukosa dan galaktosa memiliki indeks glimetik 1,demikian juga laktosa, maltosa, isomaltosa, dan trehalosa, yang menghasilkan monosakarida jika mengalami hidrolisis. Fruktosa dan gula alkohol diserap lebih lambat dan memiliki indeks glimekik yang lebih rendah, demikian juga sukrosa. Indeks glimekik tepung bervariasi antara hampir 1 hingga 0. Makanan yang memiliki indeks glimekik yang rendah di anggap lebih bermanfaat karena kurang menimbulkan fluktuasi dalam sekresi insulin.

1. Amilase Mengatalisis hidrolisis patiHidrolisis pati (starch) dikatalisis oleh amilase liur dan pankreas, yang mengatalisis hidrolisis acak ikatan glukosida (14) menghasilkan dekstrin, kemudian campuran glukosa, maltosa, dan isomaltosa (dari titik-titik cabang di amilopektin).2. Disakaridase adalah enzim brush borderDisakaridase, maltase sukrase-isomaltase (suatu enzim bifungsional yang mengatalisis hidrolisis sukrosa dan isomaltosa), laktase dan trehalase terletak di brush border sel mukosa usus, tempat monosakarida dan zat lain yang berasal dari diet diserap. Pada sebagian besar orang, selain mereka yang berasal dari eropa utara, laktase secara bertahap menurun semasa remaja sehingga terjadi intoleransi laktosa. Tetap berada di lumen usus dan menjadi substrat bagi fermentasi bakteri yang menghasilkan laktat sehingga menyebabkan mulas dan diare.3. Terdapat dua penyerapan mekanisme berbeda untuk penyerapan monosakarida di usus halusGlukosa dan galaktosa diserrap oleh proses yang ependen natrium. Keduanya diangkut oleh protein pengangkut yang sama (SGLT 1), dan bersaing satu sama lain untuk dapat diserap oleh usus. Monosakarida lain diserap melalui proses difusi yang diperantai oleh pembawa. Karena fruktosa dan gula alcohol tidak diangkut secara aktif. Kedua zat tersebut hanya dapat diserap sesuai dengan gradien konsentrasi, dan setelah asupan yang agak tinggi, sebagian gula dapat tertinggal di lumen usus dan menjadi substrat bagi fermentasi bakteri.

b. PENCERNAAN & PENYERAPAN LIPIDLipid utama dalam makanan adalah triasilgliserol dan, dalam jumlah yang lebih sedikit, yaitu fosfolipid. Keduanya adalah molekul hidrofobik, dan harus dihidrolisis dan di emulsifikasi menjadi butiran yang sangat halus (misel) sebelum dapat diserap. Vitamin larut-lemak A,D,E dan, K serta berbagai lipid lain (termasuk kolesterol) diserap dalam bentuk larut dalam misel lipid. Penyerapan vitamin larut lemak terganggu pada diet yang lemaknya sangat rendah. Hidrolisis triasilgliserol dimulai oleh lipase mulut dan lambung yang menyerang lipatan ester sn-3 yang membentuk 1,2-diasilgliserol dan asam lemak bebas serta mempermudah emulsifikasi. Lipase pankreas di ekskresikan ke dalam usus halus, dan memperlukan protein pankreas lain, yaitu ko-lipase yang dapat bekerja. Enzim ini spesifik untuk ikatan ester primer yi. Posisi 1 dan 3 dalam triasilgliseroldan menghasilkan 2-monoasilgliserol dan asam lemak bebas sebagai produk akhir utama pencernaan triasilgliserol di lumen. Monoasilgleserol merupakan substrat yang buruk untk hidrolisis sehingga kurang dari 25 % triasilgliserol yang di konsumsi dapat dihidrolisis sempurna menjadi gliserol dan asam lemak. Garam empedu yang terbentuk di hati dan disekresikan dalam empedu memungkinkan emulsifikasi produk pencernaan lipid menjadi misel bersama dengan fosfolipid dan kolesterol dalam empedu. Misel bersifat larut sehingga produk pencernaan, termasuk vitamin larut lemak, dapat diangkut melalui lingkungan yang berisi cairan di lumen usus dan berkontak erat dengan brush border sel mukosa sehingga dapat diserap oleh epitel. Garam empedu mengalir ke ileum, tempat sebagian besar garam tersebut diserap ke dalam sirkulasi enterohepatik. Di dalam epitel usus, 1-monoasilgliserol dihidrolisil menjadi asam lemak dan gliserol, 2-monoasilgliserol mengalami re-asitelasi menjadi triasilgliserol melalui jalur monoasilgliserol. Gliserol yang dibebaskan di lumen usus tidak di gunakan kembali, tetapi masuk ke dalam vena porta; gliserol yang di bebaskan ke dalam epitel digunakan kembali untuk sintesis triasilgliserol melalui jalur asam fosfatidat normal. Asam lemak rantai-panjang mengalami esterifikasi untuk menghasilkan triasilgliserol di sel mukosa dan bersama dengan produk lain pencernaan lipid yang di sekresikan sebagai kilo mikron ke dalam pembuluh limfe, dan masuk ke aliran darah melalui duktus torasikus. Asam lemak rantai-sedang dan pendek dan diserap terutama ke dalam vena porta hepatika sebagai asam lemak bebas.c. PENCERNAAN & PENYERAPAN PROTEINBeberapa ikatan dapat diakses oleh enzim proteoteolitik yang mengatalisis hidrolisis ikatan peptida tanpa mendenaturasi protein-protein dalam makanan terlebih dahulu (oleh pemanasan sewaktu di masak dan oleh kerja asam lambung).1. Beberapa kelompok enzim yang mengatalisis pencernaan proteinTerdapat dua kelas utama enzim pencernaan proteolitik (protease), dengan spesifisitas yang berbeda untuk asam amino yang membentuk ikatan peptida yang akan di hidrolisis. Endopeptidase menghidrolisis ikatan peptida antara asam-asam amino spesifik di seluruh molekul. Enzim ini bekerja pertama kali, menghasilkan sejumlah besar fragmen yang lebih kecil; misalnya pepsin di getah lambung,tripsin dan kimotripsin dan elastase yang di eksresikan ke dalam usus halus oleh pankreas. Eksopiptidase menganalisis hidrolisis ikatan peptida, satu per satu, dari ujung peptida Karboksipeptidase yang di sekresikan di getah pankreas, membebaskan asam amino dari terminal karboksil bebas; Aminopeptidase yang disekresikan oleh sel mukosa usus, membebaskan asam amino dari terminal amino. Dipeptidase di brush border sel mukosa usus mengatalisis hidrolisis di peptida yang bukan merupakan substrat bagi amino peptidase dan karboksi peptidase. Protease di sekresikan sebagai zimogen inaktif; tempat aktif enzim ditutupi oleh sebuah regio kecil rantai peptida yang di keluarkan oleh hidrolisis ikatan peptida spesifik. Pepsinoghen diaktifkan menjadi pepsin oleh asam lambung dan oleh pepsin aktif (autokatalisis). Di usus halus, tripsinogen, prekursor tripsin, diaktifkan oleh enteropeptidase, yang disekresikan oleh sel epitel duodenum; tripsin kemudian dapat mengaktifkan kimotripsinogen menjadi kimotripsin, proelastase menjadi elastase prokarboksipeptidase menjadi karboksipeptidase, dan proaminopeptidase menjadi aminopeptidase.2. Asam amino bebas & peptide kecil diserap oleh mekanisme yang berbedaProduk akhir kerja endopeptidase dan eksopeptidase adalah campuran asam-asam amino bebas dipeptida dan tripeptida, dan oligopeptida, yang semuanya diserap. Asam amino bebas diserap melalui mukosa usus oleh transpor aktif yang dependen-natrium. Terdapat beberapa jenis pengangkut asam amino, dengan spesifisitas yang sesuai dengan rantai samping asam amino (besar atau kecil, netral, asam, atau basa). Berbagai asam amino yang dibawa oleh pengangkut masing-masing akan saling bersaing untuk diserap dan diambil oleh jaringan. Dipeptida dan tripeptida masuk brush bronder sel mukosa usus, tempat keduanya dihidrolisis menjadi asam amino bebas yang kemudian diangkut ke vena porta hepatika. Peptide yang relative besar dapat diserap secara utuh, baik melalui penyerapan kedalam sel mukosa usus (transelular) atau melalui celah antarsel (paraseluler). Banyak dari peptide ini berukuran cukup besar untuk merangsang pembentukan anti bodi hal ini merupakan dasar timbulnya reaksi alergi terhadap makanan.d. Pencernaan & penyerapan vitamin dan mineralvitamin dan mineral dibebaskan dari makanan sewaktu pencernaan, meskipun hal ini tidak berlangsung sempurna dan ketersediaan vitamin serta mineral bergantung pada jenis makanan, terutama untuk mineral karena adanya senyawa-senyawa pengikat (chelating compounds). Vitamin larut lemak diserap dalam misel lipid yang terbentuk sewaktu pencernaan lemak; vitamin larut air dan sebagian besar garam mineral diserap dari usus halus yang diperantai olehpembawa (carrier) dan diikuti oleh pengikatan pada protein intrasel untuk mencapai penyerapan konsentratif. Penyerapan vitamin B12 memerlukan protein pengangkut khusus, faktor intrinsik; penyerapan kalsium bergantung pada vitamin D; penyerapan seng mungkin memerluakan ligan pengikat seng yang disekresikan oleh kelenjar esokrin pankreas dan penyerapan besi bersifat terbatas.1.Penyerapan kalsium bergantung pada vitamin DSelain perannya dalm mengatur homeostasis kalsium, vitamin D dibutuhkan untuk menyerap kalsium di usus. Untuk menyerap kalsium diperlukan sintesis protein pengikat kalsium intrasel yang diinduksi oleh vitamin D. Yaitu kalbindin, yang juga mempengaruhi permeabilitas sel mukosa terhadap kalsium, suatu efek yang berlangsung cepat dan tidak bergantung oleh sintesis protein.Asam fitat (inasitol heksafospat)dalam sereal berikatan dengan kalsium di lumen usus sehingga mencegah penyerapannya. Mineral lain, termasuk seng, juga di ikat oleh fitat. Hal ini menjadi masalah terutama pada orang yang mengkonsumsi produk gandum utuh yang di buat tanpa ragi dalam jumlah besar; ragi mengandung suatu enzim. Fitase, yang memdefosforilasi fitat sehingga senyawa itu menjadi inaktif. Konsentrasi asam lemak yang tinggi di lumen usus, akibat gangguan penyerapan lemak, juga dapat mengurangi penyerapan kalsium dengan membentuk garam kalsium yang tidak-larut; asupan oksalat yang tinggi kadang-kadang dapat menyebabkan difisiensi karena kalsium oksalat bersifat tidak-larut.a. Penyerapan Besi dibatasi & diatur secara ketat, tetapi ditingkatkan oleh vitamin C & alkoholMeskipun difisiensi besi adalah masalah umum di jumpai, sekitar 10% populasi beresiko secara genetik mengalami kelebihan besi (hemokromatesis), dan untuk mengurangi resiko efek samping dari pembentukannonenzimatik radikal bebas oleh besi elemental, penyerapan di atur secara ketat. Besi anorganik di timbun di sel mukosa usus dan terikat pada suatu protein intrasel, feritin. Jika feritin di dalam sel telah jenuh oleh besi, tidak ada lagi besi yang dapat masuk ke dalam sel. Besi dapat meninggalkan sel mukosa hanya jika di dalam plasma terdapat transferin yang dapat diikat olehnya, jika transferin telah jenuh oleh besi, setiap besi yang tertimbun di sel mukosa telah keluar ketika sel tersebut terkelupas. Akibat adanya sawar mukosa ini hanya sekitar 10% besi dalam makanan yang diserap, dan hanya 1-5% dari banyak makanan nabati.Besi anorganik diserap dalam bentuk Fe2+ (terekdusi) sehingga keberadaan bahan-bahan pereduksi akan meningkatkan penyerapan. Senyawa yang paling efektif. Adalah vitamin C. Dan walaupun asupan 40-80mg vItamin C/hari lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan, namun asupan 20-50 mg untuk sekali makan akan meningkatkan penyerapan besi, terutama pada pengobatan anemia difisiensi besi dengan menggunakan garam besi. Alkohol dan fruktosa juga meningkatkan penyerapan besi. Besi heme dari daging diserap terpisah, dan lebih tersedia dari pada besi anorganik, namun penyerapan besi anorganik dan besi heme terhambat oleh kalsium-segelas susu saat makan akan menurunkan ketersediaan besi secara bermakna.

BAB IIIPENUTUP

III.1KESIMPULAN Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada hewan.Pencernaan kimiawi : Protein, lemak dan polisakarida yang merupakan senyawa organik dasar yang ditemukan pada makanan, akan mengalami pencernaan kimiawi untuk mengiris bentuk polimer senyawa tersebut menjadi bentuk monomer, sebelum dapat digunakan sebagai sumber energi atau bahan baku untuk sintesis molekul lain.Pada umumnya menelan dapat dibagi menjadi 3 tahap, diantaranya : Tahap volunteer Tahap faringeal Tahap eosophagusIII.SARAN Jagalah tubuh kita dari makanan yang berlebihan (terutama lemak) karena akan menyebabkan obesitas, serta timbulnya penyakit kardiovaskular dan beberapa bentuk kanker.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton A.C & Hall J.E Buku Ajar Fisiolog Kedokteran Edisi 11 . Jakarta . Hipokrates . 2007Murray RK , Granner DK , Mayes PA , Rodwell VW . Biokimia Harper Edisi 25 . Jakarta . EGC 2003Despopoulos A , Silbernagl S . Atlas Berwarna & Teks Fisiologi Edisi 4 rev . Jakarta Hipokrates 1998