Tuberkulosis (TB)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    1/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit menular yang disebabkan

    oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua,

    muda, laki-laki perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Penyebab

    penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis.

    Mycobacteria termasuk dalam amili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam

    ordo !ctinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M.

    tuberculosis, M. bo"is, M. aricanum, M. microti, dan M. canettii. #ari

    beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting

    dan paling sering dijumpai.

    Pada $aktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke

    udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). #roplet yang mengandung

    Mycobakterium tuberkulosis dapat menetap dalam udara bebas selama %-& jam.

    1.2 Rumusan Masalah

    !dapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

    sebagai berikut'

    % !pa pengertian TBC

    & !pa penyebab penyakit TBC Bagaimana patoisiologi TBC

    * !pa saja maniestasi klinis TBC

    + Bagaimana cara penularan TBC

    !pa saja komplikasi TBC

    Bagaimana !skep pada lien TBC

    1.3 Tujuan Penulsan

    1

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    2/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    !dapun tujuan masalah yang henak dicapai dari penulisan makalah ini

    adalah '

    %. Mengetahui dan memahami pengertian TBC

    &. Mengetahui dan memahami penyebab TBC

    . Mengetahui dan memahami patoisiologi TBC

    *. Mengetahui dan memahami maniestasi klinis TBC

    +. Mengetahui dan memahami cara penularan TBC

    . Mengetahui dan memahami komplikasi TBC

    . Mengetahui dan memahami asuhan kepera$atan terhadap klien yang

    menderita TBC

    1.! "stematka Penulsan

    Makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu sebagai berikut '

    1 Bab / Pendahuluan.

    2 Bab // Tinjauan Pustaka.

    3 Bab /// Penutup.

    BAB II

    TIN#AUAN PU"TA$A

    2.1 De%ns Tu&erkul'ss

    2

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    3/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    Penyakit tuberkulosis (TBC) adalah penyakit ineksi menular yang masih

    tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk /ndonesia.

    World Health Organization (012) dalamAnnual Report on Global TB Control

    &33 menyatakan terdapat && negara dikategorikan sebagai high-burden countries

    terhadap TB. /ndonesia termasuk peringkat ketiga setelah /ndia dan China dalam

    menyumbang TB di dunia. Menurut 012 estimasi insidence rate untuk

    pemeriksaan dahak didapatklan basil tahan asam (BT!) positi adalah %%+ per

    %33.333 (012, &33). Berdasarkan hasil 4ur"ei esehatan 5umah Tangga

    (45T) tahun &33% TBC menduduki rangking ketiga sebagai penyebab kematian

    (6,* 7 dari total kematian) setelah penyakit sistem sirkulasi dan sistem

    pernaasan. 1asil sur"ei pre"alensi tuberkulosis di /ndonesia tahun &33*

    menunjukkan bah$a angka pre"alensi tuberkulosis Basil Tahan !sam (BT!)

    positi secara nasional %%3 per %33.333 penduduk (#epkes 5/, &33). 5esiko

    penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberkulosis Infection 8 !5T/) di

    /ndonesia dianggap cukup tinggi dan ber"ariasi antara % 9 & 7. Pada daerah

    dengan !5T/ sebesar % 7 berarti setiap tahun diantara %333 penduduk, %3 orang

    akan terineksi.

    4ebagian besar dari orang yang terineksi tidak akan terjadi penderita

    tuberkulosis, hanya %37 dari yang terineksi yang akan menjadi penderita TBC.

    2leh sebab itu,apabila penyebab terjadinya penyakit TBC di /ndonesia tidak

    segera ditanggulangi maka angka kejadian penyakit TBC di /ndonesia tiap

    tahunnya akan semakin tinngi.

    4ebuah penelitian yang dipublikasikan pada majalah Health Horizon

    menyajikan hasil studi selama * tahun yang dilakukan 012 di + negara yang

    secara umum menyimpulkan bah$a telah ditemukan resistensi terhadap TB di

    semua daerah yang diteliti. Pada penderita yang telah mendapat pengobatan

    kurang dari % bulan ternyata ditemukan 7 yang telah resisten terhadap

    sedikitnya % macam 2!T. Bahkan sekitar %37 penderita yang belum pernah

    mendapat pengobatan sama sekali ternyata juga telah mempunyai kuman yang

    resisten terhadap 2!T. 2leh karena itu ditakutkan penderita TB paru BT! positi

    yang resisten akan menularkan kuman yang resisten pula. 4edangkan setiap

    3

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    4/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    penderita akti mampu menularkan %3-%+ orang disekitarnya, rendahnya angka

    kesembuhan berkaitan dengan karakteristik penderita diantaranya umur, jenis

    kelamin, dan tipe penyakit karena terjadinya perubahan keadaan isiologis,

    imunitas, dan perubahan kebiasaan makanan atau perilaku hidup sehat. #i sisi

    lain, pemahaman masyarakat terhadap TBC sangat kurang, penanggulangan TBC

    masih lebih berokus pada pengobatan. Tingginya kasus TBC di /ndonesia, antara

    lain karena penanggulangannya belum dilakukan dengan benar (masih melakukan

    kurati).

    2.2 M'r%'l'g (an "truktur Bakter

    Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit

    melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 3, 9

    3, : m dan panjang % 9 * : m. #inding M. tuberculosis sangat kompleks, terdiri

    dari lapisan lemak cukup tinggi (37). Penyusun utama dinding sel M.

    tuberculosis ialah asam mikolat, lilin kompleks (comple;-$a;es), trehalosa

    dimikolat yang disebut

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    5/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    uman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di

    jaringan paru, di mana ia akan membentuk suatu sarang pneumonik, yang disebut

    sarang primer atau aek primer. sarang primer ini mugkin timbul di bagian mana

    saja dalam paru, berbeda dengan sarang reakti"asi. #ari sarang primer akan

    kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limangitis lokal).

    Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (lim

    adenitis regional). !ek primer bersama-sama dengan limangitis regional dikenal

    sebagai kompleks primer. ompleks primer ini akan mengalami salah satu sebagai

    berikut '

    a. 4embuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad

    integrum)

    b. 4embuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang @hon,

    garis ibrotik, sarang perkapuran di hilus)

    c. Menyebar dengan cara '

    Perkontinuitatum, menyebar kesekitarnya. 4alah satu contoh adalah

    epituberkulosis, yaitu suatu kejadian dimana terdapat penekanan

    bronkus, biasanya bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus yang

    membesar sehingga menimbulkan obstruksi pada saluran napas

    bersangkutan, dengan akibat atelektasis. uman tuberkulosis akan

    menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang

    atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis

    tersebut, yang dikenal sebagai epituberkulosis.

    Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke

    paru sebelahnya. Penyebaran ini juga terjadi ke dalam usus.

    Penyebaran secara hematogen dan limogen . ejadian penyebaran ini

    sangat bersangkutan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan "irulensi

    basil. 4arang yang ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan

    tetapi bila tidak terdapat imuniti yang adekuat, penyebaran ini akan

    menimbulkan keadaan cukup ga$at seperti tuberkulosis milier,

    meningitis tuberkulosa, typhobacillosis Aandou?y. Penyebaran ini

    juga dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat tubuh lainnya,

    misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan sebagainya.

    5

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    6/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    omplikasi da n penyebaran ini mungkin berakhir dengan sembuh

    dengan meninggalkan sekuele (misalnya pertumbuhan terbelakang

    pada anak setelah mendapat ensealomeningitis, tuberkuloma) atau

    kematian.

    2.3.2 Tu&erkul'ss P'st Prmer

    #ari tuberkulosis primer ini akan muncul bertahun-tahun kemudian

    tuberkulosis post primer, biasanya pada usia %+-*3 tahun. Tuberkulosis post

    primer mempunyai nama yang bermacam macam yaitu tuberkulosis bentuk

    de$asa, locali?ed tuberculosis, tuberkulosis menahun, dan sebagainya. Bentuk

    tuberkulosis inilah yang terutama menjadi problem kesehatan rakyat, karena dapat

    menjadi sumber penularan. Tuberkulosis post primer dimulai dengan sarang dini,

    yang umumnya terletak di segmen apikal dari lobus superior maupun lobus

    inerior. 4arang dini ini a$alnya berbentuk suatu sarang pneumonik kecil. 4arang

    pneumonik ini akan mengikuti salah satu jalan sebagai berikut '

    a. #iresopsi kembali, dan sembuh kembali dengan tidak meninggalkan cacat.

    b. 4arang tadi mula mula meluas, tapi segera terjadi proses penyembuhan

    dengan penyebukan jaringan ibrosis. 4elanjutnya akan membungkus diri

    menjadi lebih keras, terjadi perkapuran, dan akan sembuh dalam bentuk

    perkapuran. 4ebaliknya dapat juga sarang tersebut menjadi akti kembali,

    membentuk jaringan keju dan menimbulkan ka"itas bila jaringan keju

    dibatukkan keluar.

    c. 4arang pneumonik meluas, membentuk jaringan keju (aringan kaseosa).

    a"itas akan muncul dengan dibatukkannya jaringan keju keluar. a"itas

    a$alnya berdinding tipis, kemudian dindingnya akan menjadi tebal

    (ka!itas sklerotik). a"itas tersebut akan menjadi '

    Mungkin meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonik baru.

    4arang pneumonik ini akan mengikuti pola perjalanan seperti yang

    disebutkan diatas.

    #apat pula memadat dan membungkus diri (encapsulated), dan

    disebut tuberkuloma. Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh,

    6

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    7/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    tapi mungkin pula akti kembali, mencair lagi dan menjadi ka"itas

    lagi.

    a"itas bisa pula menjadi bersih dan menyembuh yang disebut open

    healed ca"ity, atau ka"itas menyembuh dengan membungkus diri,

    akhirnya mengecil. emungkinan berakhir sebagai ka"itas yang

    terbungkus, dan menciut sehingga kelihatan seperti bintang (stellate

    shaped).

    2.! $las%kas Tu&erkul'ss

    2.!.1 Tu&erkul'ss Paru

    Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru,

    tidak termasuk pleura (selaput paru).

    %. Berdasarkan hail pemeriksaan dahak (BT!)

    TB paru dibagi dalam '

    a. Tuberkulosis Paru BT! ()

    4ekurang-kurangnya & dari spesimen dahak menunjukkan hasil

    BT! positi.

    1asil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BT! positi

    dan kelainan radiologik menunjukkan gamb aran tuberkulosis

    akti.

    1asil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BT! positi

    dan biakan positi.

    b. Tuberkulosis Paru BT! (-)

    1asil pemeriksaan dahak kali menunjukkan BT! negati,

    gambaran klinik dan kelainan radiologik menunjukkan

    tuberkulosis akti serta tidak respons dengan pemberian antibiotik

    spektrum luas.

    1asil pemeriksaan dahak kali menunjukkan BT! negati dan

    biakan M. tuberculosis positi

    7

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    8/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    ika belum ada hasil pe meriksaan dahak, tulis BT! belum

    diperiksa.

    &. Berdasarkan tipe penderita

    Tipe penderita ditentukan berdasarkan ri$ayat pengobatan sebelumnya.

    !da beberapa tipe penderita yaitu '

    a. asus baru, adalah penderita yang belum pernah mendapat

    pengobatan dengan 2!T atau sudah pernah menelan 2!T kurang dari

    satu bu lan (3 dosis harian)

    b. asus kambuh (relaps), adalah penderita tuberkulosis yang

    sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah

    dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi

    berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BT! positi atau biakan

    positi. Bila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran radiologik

    sehingga dicurigai lesi akti kembali, harus dipikirkan beberapa

    kemungkinan '

    /neksi sekunder

    /neksi jamur

    TB paru kambuh

    c. asus pindahan (Transer /n), adalah penderita yang sedang

    mendapatkan pengobatan di suatu kabupa ten dan kemudian pindah

    berobat ke kabupaten lain. Pe nderita pindahan tersebut harus

    memba$a surat rujukanDpindah .

    d. asus lalai berobat !dalah penderita yang sudah berobat paling

    kurang % bulan, dan berhenti & minggu atau lebih, kemudian datang

    kembali berobat. >mumnya penderita tersebut kembali dengan hasilpemeriksaan dahak BT! positi.

    e. asus gagal

    !dalah penderita BT! positi yang masih tetap positi atau

    kembali menjadi positi pada akhir bulan ke-+ (satu bulan

    sebelum akhir pengobatan)

    !dalah penderita dengan hasil BT! negati gambaran radiologik

    positi menjadi BT! positi pada akhir bulan ke-& pengobatan

    dan atau gambaran radiologik ulang hasilnya perburukan

    8

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    9/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    . asus kronik, adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BT!

    masih positi setelah selesai pengobatan ulang kategori & dengan

    penga$asan yang baik

    g. asus bekas TB

    1asil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan jika ada asilitas)

    negati dan gambaran radiologik paru menunjukkan lesi TB

    inakti, terlebih gambaran radiologik serial menunjukkan

    gambaran yang menetap. 5i$ayat pengobatan 2!T yang adekuat

    akan lebih mendukung.

    Pada kasus dengan gambaran radiologik meragukan lesi TB akti,

    namun setelah mendapat pengobatan 2!T selama & bulan

    ternyata tidak ada perubahan gambaran radiologik.

    2.!.2 Tu&erkul'ss Ekstra Paru

    Batasan ' Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,

    misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lime,

    tulang, persendi an, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dll.

    #iagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur spesimen positi, atau histologi, atau

    bukti klinis kuat konsisten dengan TB ekstraparu akti, yang selanjutnya

    dipertimbangkan oleh klinis i untuk diberikan obat anti tuberkulosis siklus penuh.

    TB di luar paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakit, yaitu '

    %. TB di luar paru ringan, Misalnya' TB kelenjar lime, pleuritis eksudati"a

    unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.

    &. TB diluar paru berat, misalnya ' meningitis, millier, perikarditis,

    peritonitis, pleuritis eksudati"a bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB

    saluran kencing dan alat kelamin.

    Catatan '

    Eang dimaksud dengan TB paru adalah TB pada parenkim paru.

    4ebab itu TB pada pleura atau TB pada kelenjar hilus tanpa ada

    kelainan radiologik paru, dianggap sebagai penderita TB di luar paru.

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    10/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    Bila seorang penderita TB paru juga mempunyai TB di luar paru,

    maka untuk kepentingan pencatatan penderita tersebut harus dicatat sebagai penderita TB paru.

    Bila seorang penderita ekstra paru pada beberapa organ, maka dicatat

    sebagai ekstra paru pada organ yang penyakitnya paling berat.

    )am&ar 2.1

    "kema $las%kas Tu&erkul'ss

    2.!.3 )am&aran $lns

    @ejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi & golongan, yaitu gejala

    respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan gejala sistemik.!. @ejala respiratorik'

    batuk F minggu

    batuk darah

    sesak napas

    nyeri dada.

    @ejala respiratorik ini sangat ber"ariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai

    gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. adang penderita

    terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat

    dalam proses penyakit, maka penderita mungkin tidak ada gejala batuk.

    1!

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    11/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk

    diperlukan untuk membuang dahak ke luar.

    @ejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat,

    misalnya pada limadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang

    lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis

    tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis

    tuberkulosa terdapat gejala sesak napas G kadang nye ri dada pada sisi

    yang rongga pleuranya terdapat cairan.

    B. @ejala sistemik'

    demam

    gejala sistemik lain' malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan

    menurun.

    2.!.! Perksaan *sk

    Pada pemeriksaan jasmani kelainan yang akan dijumpai tergantung dari

    organ yang terlibat. Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas

    kelainan struktur paru.

    Pada permulaan (a$al) perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit

    sekali) menemukan kelainan. elainan paru pada umumnya terletak di

    daerah lobus superior terutama daerah ape; dan segmen posterior, serta

    daerah ape; lobus inerior.

    Pada pemeriksaan jasmani dapat ditemukan antara lain suara napas

    bronkial, amorik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda

    penarikan paru, diaragma G mediastinum.

    Pada pleuritis tuberkulosa, kelainan pemeriksaan isik tergantung dari

    banyaknya cairan di rongga pleura.

    Pada perkusi ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah

    sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan.

    Pada limadenitis tuberkulosa, terlihat pembesaran kelenjar getah bening,

    tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan metastasis tumor),

    kadang-kadang di daerah ketiak. Pembesaran kelenjar tersebut dapat

    menjadi

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    12/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    2.!.+ Perksaan Bakter'l'g

    %. Bahan pemeriksasan

    Pemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman tuberkulosis

    mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis.

    Bahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasa l dari dahak,

    cairan pleura, liHuor cerebrospinal , bilasan bronkus, bilasan lambung,

    kurasan bronkoal"eolar (bronchoa l"eolar la"ageDB!A), urin, aeces dan

    jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halusDB1)

    &. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan

    Cara pengambilan dahak kali, setiap pagi hari berturut-turut atau

    dengan cara' 4e$aktuDspot (dahak se$aktu saat kunjungan)

    #ahak Pagi ( keesokan harinya)

    4e$aktuDspot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)

    Bahan pemeriksaanDspesimen yang berbentuk cairan dikumpulkan

    Dditampung dalam pot yang bermulut lebar, berpenampang cm atau lebih

    dengan tutup berulir, tidak mudah pecah dan tidak bocor. !pabila ada

    asilitas, spesimen tersebut dapat dibuat sediaan apus pada gelas objek

    (diiksasi) sebelum dikirim ke laboratorium. Bahan pemeriksaan hasil

    B1, dapat dibuat sediaan apus kering di gelas objek atau untuk

    kepentingan biakan dan uji resistensi dapat ditambahkan IaCl 3,67 -+

    ml sebelum dikirim ke laboratorium. 4pesimen dahak yang ada dalam pot

    (jika pada gelas objek dimasukkan ke dalam kotak sediaan) yang akan

    dikirim ke laboratorium, harus dipastikan telah tertulis identitas penderita

    yang sesuai dengan ormulir perm ohonan pemeriksaan laboratorium.

    Bila lokasi asilitas laboratorium berada jauh dari klinikDtempat pelayanan

    penderita, spesimen dahak dapat dikirim dengan kertas saring melalui jasa

    pos. Cara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas saring'

    ertas saring dengan ukuran %3 ; %3 cm, dilipat empat agar terlihat

    bagian tengahnya.

    #ahak yang representati diambil dengan lidi, diletakkan di bagian

    tengah dari kertas saring sebanyak % ml.

    ertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi pada

    satu ujung yang tidak mengandung bahan dahak.

    12

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    13/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    #ibiarkan tergantung selama &* jam dalam suhu kamar di tempat yang

    aman, misal di dalam dus. Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam

    kantong plastik kecil.

    antong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan

    melidahapikan sisi kantong yang terbuka dengan menggunakan lidi.

    #i atas kantong plastik dituliskan nama penderita dan tanggal

    pengambilan dahak.

    #imasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui jasa pos ke alamat

    laboratorium

    . Cara pemeriksaan dahak dan bahan lainPemeriksaan bakteriologik dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan

    pleura, liHuor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan

    bronko al"eolar (B!A), urin, aeces dan jaringan biopsi, termasuk B1)

    dapat dilakukan dengan cara mikroskopik dan biakan.

    a. Pemeriksaan mikroskopis

    Mikroskopik biasa, pe$arnaan Jiehl-Iielsen pe$arnaan inyoun

    @abbett.

    Mikroskopik luoresens, pe$arnaan auramin-rhodamin(khususnya untuk screening).

    >ntuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dahak dipekatkan lebih

    dahulu dengan cara sebagai berikut '

    Masukkan dahak sebanyak & 9 * ml ke dalam tabung sentriuge

    dan tambahkan sama banyaknya larutan Ia21 *7.

    ocoklah tabung tersebut selam + 9 %3 menit atau sampai dahak

    mencair sempurna.

    Pusingkan tabung tersebut selama %+ 9 3 menit pada 333 rpm.

    Buanglah cairan atasnya dan tambahkan % tetes indicator enol-

    merah pada sedimen yang ada dalam tabung tersebut, $arnanya

    menjadi merah.

    Ietralkan reaksi sedimen itu dengan berhati-hati meneteskan

    larutan 1Cl &n ke dalam tabung sampai tercapainya $arna merah

    jambu ke kuning-kuningan.

    4edimen ini selanjutnya dipakai untuk membuat sediaan pulasan

    (boleh juga dipakai untuk biakan M.tuberculosis)

    13

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    14/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    lnterpretasi hasil pemeriksaan mikroskopik dari kali pemeriksaan

    bila '

    & kali positi, % kali negati K Mikroskopik positi.

    % kali positi, & kali negati K ulang BT! kali , kemudian'

    a. bila % kali positi, & kali negati K Mikroskopik positi .

    b. bila kali negat K Mikroskopik negati

    /nterpretasi pemeriksaan mi kroskopik dibaca dengan skala bronkhorst

    atau />!TA#.

    Catatan '

    Bila terdapat asilitas radiologis dan gambaran radiologik

    menunjukkan tuberkulosis akti, maka hasil pemeriksaan dahak % kali

    positi, & kali negati tidak perlu diulang.

    b. Pemeriksaan biakan kuman

    Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode kon"ensional

    ialah dengan cara '

    Lgg base media (Ao$enstein-ensen, 2ga$a, udoh).

    !gar base media ' Middle brook

    Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti,

    dan dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dan juga

    Mycobacterium other than tuberculosis (M2TT). >ntuk mendeteksi

    M2TT dapat digunakan beberapa cara, baik dengan melihat cepatnya

    pertumbuhan, menggunakan uji nikotinamid, uji niasin maupun

    pencampuran dengan cyanogen bromide serta melihat pigmen yang

    timbul.

    2.!., Perksaan Ra(l'gs

    Pemeriksaan standar ialah oto toraks P! dengan atau tanpa oto lateral.

    Pemeriksaan lain atas indikasi ' oto apiko-lordotik, oblik, CT-4can. Pada

    pemeriksaan oto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam

    bentuk (multiorm).

    @ambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB akti '

    Bayangan bera$an D nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas

    paru dan segmen superior lobus ba$ah.

    14

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    15/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    a"itas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak bera$an

    atau nodular. Bayangan bercak milier.

    Lusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang).

    @ambaran radiologik yang di curigai lesi TB inakti

    alsiikasi atau ibrotik.

    ompleks ranke.

    ibrotoraksD ibrosis parenkim paru dan atau penebalan pleura

    Auluh Paru (#estroyed Aung )'

    @ambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang

    berat, biasanya seca ra klinis disebut luluh paru. @ambaran radiologik

    luluh paru terdiri dari atelektasis, multika"iti dan ibrosis parenkim paru.

    4ulit untuk menilai akti"iti lesi atau penyakit hanya berdasarkan gambaran

    radiologik tersebut.

    Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologik untuk memastikan akti"itas

    proses penyakit.

    Auas lesi yang tampak pada oto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat

    dinyatakan sbb (terutama pada kasus BT! dahak negati) '

    Aesi minimal, bila proses mengenai seba gian dari satu atau dua paru

    dengan luas tidak lebih dari "olume paru yang terletak di atas

    chondroste"al unction dari iga kedua depan dan prosesus spinosus dari

    "ertebra torakalis * atau korpus "ertebra torakalis + (sela iga &) dan tidak

    dijumpai ka"itas.

    Aesi luas, bila proses lebih luas dari lesi minimal.

    15

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    16/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    )am&ar 2.2

    TB mler (engan gam&aran &a(a salju.

    )am&ar 2.3

    TB -aru (engan gam&aran katas (an %&r'ss.

    2.+ Peng'&atan

    Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi & ase yaitu ase intensi (&-

    bulan) dan ase lanjutan * atau bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari

    paduan obat utama dan tambahan.

    2.+.1 /&at Ant Tu&erkul'ss 0/AT

    /&at ang (-aka

    %. enis obat utama (lini %) yang digunakan adalah'

    5iampisin

    /I1

    Pira?inamid

    16

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    17/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    4treptomisin

    Ltambutol

    &. ombinasi dosis tetap (#i$ed dose co"bination). ombinasi dosis tetap ini

    terdiri dari '

    Lmpat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu riampisin %+3

    mg, isonia?id + mg, pira?inamid *33 mg dan etambutol &+ mg dan.

    Tiga obat anti tuberkulosis dalam satu tablet, yaitu riampisin %+3 mg,

    isonia?id + mg dan pira?inamid *33 mg

    . enis obat tambahan lainnya (lini &)

    anamisin

    uinolon

    2bat lain masih dalam penelitian' makrolid, amoksilin asam

    kla"ulanat

    #eri"at riampisin dan /I1

    E%ek "am-ng /AT

    4ebagian besar penderita TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa eek

    samping. Iamun sebagian kecil dapat mengalami eek samping, oleh karena itu

    pemantauan kemungkinan terjadinya eek samping sangat penting dilakukanselama pengobatan. Lek samping yang terjadi dapat ringan atau berat, bila eek

    samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simtomatik maka pemberian 2!T

    dapat dilanjutkan.

    !. /sonia?id (/I1)

    Lek samping ringan dapat be rupa tanda-tanda keracunan pada syara tepi,

    kesemutan, rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. Lek ini dapat dikurangi

    dengan pemberian piridoksin dengan dosis %33 mg perhari atau dengan

    "itamin B kompleks. Pada keadaan tersebut pengobatan dapat diteruskan.

    elainan lain ialah menyerupai deisiensi piridoksin (syndrom pellagra).

    Lek samping berat dapat berupa hepatitis yang dapat timbul pada kurang

    lebih 3,+7 penderita. Bila terjadi hepatitis imbas obat atau ikterik,

    hentikan 2!T dan pengobatan sesuai dengan pedoman TB pada keadaan

    khusus.

    5iampisin

    17

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    18/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    %. Lek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan

    pengobatan simtomatik ialah'

    4indrom lu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang.

    4indrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nasu makan,

    muntah kadang-kadang diare.

    4indrom kulit seperti gatal-gatal kemerahan

    &. Lek samping yang berat ta pi jarang terjadi ialah '

    1epatitis imbas obat atau ikterik, bila terjadi hal tersebut 2!T

    harus distop dulu dan penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada

    keadaan khusus.

    Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bilasalah satu dari gejala ini terjadi riampisin harus segera dihentikan

    dan jangan diberikan lagi $alaupun gejalanya telah menghilang.

    5iampisin dapat menyebabkan $arna merah pada air seni, keringat,

    air mata, air liur. 0arna merah tersebut terjadi karena proses me

    tabolisme obat dan tidak berbahaya. 1al ini harus diberitahukan

    kepada penderita agar dimengerti dan tidak perlu kha$atir.

    . Pira?inamid

    Lek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan sesuai

    pedoman TB pada keadaan khusus). Iyeri sendi juga dapat terjadi (beri

    aspirin) dan kadang-kadang dapat menyebabkan serangan arthritis gout,

    hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan

    asam urat. adang-kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan

    reaksi kulit yang lain.

    *. Ltambutol

    Ltambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa

    berkurangnya ketaja man, buta $arna untuk $arna merah dan hijau.

    Meskipun demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang

    dipakai, jarang sekali terjadi bila dosisnya %+-&+ mgDkg BB perhari atau 3

    mgDkg BB yang diberikan kali seminggu. @angguan penglihatan akan

    kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan.

    18

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    19/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    4ebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak karena risiko kerusakan

    okuler sulit untuk dideteksi.

    +. 4treptomisin

    Lek samping utama adalah kerusakan syara kedelapan yang berkaitan

    dengan keseimbangan dan pendengaran. 5isiko eek samping tersebut

    akan meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan dan

    umur penderita.

    Penanganan eek samping obat

    %. Lek samping yang ringan seperti gangguan lambung yang dapat diatasi

    secara simptomatik.

    1

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    20/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    &. @angguan sendi karena pira?inamid dapat diatasi dengan pemberian

    salisilatDallopurinol.

    . Lek samping yang serius adalah hepatits imbas obat. Penanganan seperti

    tertulis di atas.

    *. Penderita dengan reaksi hipe rsensiti seperti timbulnya rash pada kulit

    yang umumnya disebabkan oleh /I1 dan riampisin, dapat dilakukan

    pemberian dosis rendah dan desensitsasi dengan pemberian dosis yang

    ditingkatkan perlahan-lahan dengan penga$asan yang ketat. #esensitisasi

    ini tidak bisa dilakukan terhadap obat lainnya

    +. elainan yang harus dihentikan pengobatannya adalah trombositopenia,

    syok atau gagal ginjal karena riampisin, gangguan penglihatan karena

    etambutol, gangguan ner"us N/ll karena streptomisin dan dermatitis

    e;oliati"e dan agranulositosis karena thiaceta?on.

    . Bila sesuatu obat harus diganti maka paduan obat harus diubah hingga

    jangka $aktu pengobatan perlu dipertimbangkan kembali dengan baik.

    2.+.2 Pan(uan /&at Ant Tu&erkul'ss

    Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi'

    1. TB -aru 0kasus &aru4 BTA -'st% atau les luas.

    Paduan obat yang diberikan' & 51JLD* 51

    !lternati' & 51JLD*51 atau (program P&TB) & 51JLD 1L

    Paduan ini dianjurkan untuk

    a. TB paru BT! (), kasus baru.

    b. TB paru BT! (-), dengan gambaran radiologis lesi luas (termasuk

    luluh paru)

    c. TB di luar paru kasus berat

    Pengobatan ase lanjutan, bila diperlukan dapat diberikan selama

    bulan, dengan paduan &51JLD 51, dan alternati &51JLD51,

    seperti pada keadaan'

    TB dengan lesi luas.

    #isertai penyakit komorbid (#iabetes Melitus, pemakaian obat

    imunosupresiDkortikosteroid).

    TB kasus berat (milier, dll)

    Bila ada asilitas biakan dan uji resistensi, pengobatan disesuaikan dengan

    hasil uji resistensi.

    2!

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    21/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    !. TB Paru (kasus baru), BT! negati.

    Paduan obat yang diberikan' & 51JD* 51

    !lternati' & 51JD *51 atau 51L.Paduan ini dianjurkan untuk '

    a. TB paru BT! negati dengan gambaran radiologik lesi minimal.

    b. TB di luar paru kasus ringan

    B. TB paru kasus kambuh

    Pada TB paru kasus kambuh minimal menggunakan * macam 2!T

    pada ase intensi selama bulan (bila ada hasil uji resistensi dapat

    diberikan obat sesuai hasil uji resistensi). Aama pengobatan ase

    lanjutan bulan atau lebih lama dari pengobatan sebelumnya,sehingga paduan obat yang diberikan' 51JLD 51.

    Bila tidak adaDtidak dilakukan uji resistensi, maka alternati diberikan

    paduan obat' & 51JL4D% 51JLD+ 51L (Program P&TB)

    C. TB Paru kasus gagal pengobatan

    Pengobatan sebaiknya berdasar kan hasil uji resistensi, dengan

    minimal menggunakan *-+ 2!T dengan minimal & 2!T yang masih

    sensiti (seandainya 1 resisten, tetap diberikan). #engan lama

    pengobatan minimal selama %-& tahun. Menunggu hasil uji resistensi

    dapat diberikan dahulu & 51JL4, untuk kemudian dilanjutkan sesuai

    uji resistensi.

    Bila tidak adaDtidak dilakukan uji resistensi, maka alternati

    diberikan paduan obat' & 51JL4D% 51JLD+ 15L (Program

    P&TB)

    #apat pula dipertimbangkan tindakan bedah untuk mendapatkan

    hasil yang optimal.

    4ebaiknya kasus gagal pengobatan dirujuk ke ahli paru.

    #. TB Paru kasus lalai berobat

    Penderita TB paru kasus lalai berobat, akan dimulai pengobatan

    kembali sesuai dengan kriteria sebagai berikut '

    a. Penderita yang menghentikan pengobatannya O & minggu,

    pengobatan 2!T dilanjutkan sesuai jad$al.

    b. Penderita menghentikan pengobatannya F & minggu

    %. Berobat F * bulan, BT! negati, klinik dan radiologis negati,

    pengobatan 2!T 4T2P.

    21

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    22/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    &. Berobat * bulan, BT! positi' pengobatan dimulai dari a$al

    dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka $aktu

    pengobatan yang lebih lama.

    . Berobat O * bulan, BT! positi' pengobatan dimulai dari

    a$al dengan paduan obat yang sama.

    *. Berobat O * bulan, berhenti berobat % bulan, BT! negati,

    akan tetapi klinik dan atau radiologis positi' pengobatan

    dimulai dari a$al dengan paduan obat yang sama.

    +. Berobat O * bulan, BT! negati, berhenti berobat &-* minggu

    pengobatan diteruskan kembali sesuai jad$al.

    L. TB Paru kasus kronik Pengobatan TB paru kasus kronik, jika belum ada hasil uji

    resistensi, berikan 51JL4. ika telah ada hasil uji resistensi,

    sesuaikan dengan hasil uji resistensi (minimal terdapat & macam

    2!T yang masih sensiti dengan 1 tetap diberi kan $alaupun

    resisten) ditambah dengan obat lain seperti kuinolon, betalaktam,

    makrolid.

    ika tidak mampu dapat diberikan /I1 seumur hidup.

    Pertimbangkan pembedahan untuk meningkatkan kemungkinan

    penyembuhan.

    asus TB paru kronik perlu dirujuk ke ahli paru

    .

    . Pengobatan tuberkulosis dalam keadaan khusus

    %. TB millier

    5a$at inap.

    Paduan obat' & 51JLD* 51.

    Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan klinik,

    radiologis dan e"aluasi pengobatan, maka pengobatan lanjutan

    dapat diperpanjang sampai dengan bulan &51JLD 51.

    Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada

    keadaan' tandaDgejala meningitis, sesak napas, tandaDgejala

    toksik, demam tinggi

    ortikosteroid' prednison 3-*3 mgDhari, dosis diturunkan +-

    %3 mg setiap +- hari, lama pemberian *- minggu.

    &. Pleuritis eksudati"a TB (eusi pleura TB)

    Paduan obat' &51JLD*51.

    22

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    23/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    L"akuasi cairan, dikeluarka n seoptimal mungkin, sesuai

    keadaan penderita dan berikan kortikosteroid. #osis steroid' prednison 3-*3 mgDhari, diturunkan +-%3 mg

    setiap +- hari, pemberian selama -* minggu.

    1ati-hati pemberian kortikosteroid pada TB dengan lesi luas

    dan #M. >langan e"akuasi cairan bila diperlukan

    . TB di luar paru

    Paduan obat & 51JLD%3 51.

    Prinsip pengobatan sama dengan TB paru menurut !T4,

    misalnya pengobatan untuk TB tulang, TB sendi dan TB

    kelenjar, meningitis pada bayi dan anak lama pengobatan %&

    bulan. Pada TB diluar paru lebih sering dilakukan tindakan bedah.

    Tindakan bedah dilakukan untuk '

    Mendapatkan bahanDspesimen untuk pemeriksaan (diagnosis)

    Pengobatan' perikarditis konstrikti"a dan kompresi medula

    spinalis pada penyakit PottQs.Pemberian kortikosteroid

    diperuntukkan pada perikarditis TB untuk mencegah

    konstriksi jantun dan pada meningits TB untuk menurunkan

    gejala sisa neurologik.*. TB paru dengan #M

    Paduan obat' & 51J (L-4)D* 51 dengan regulasi baikDgula

    darah terkontrol. Bila gula darah tidak terkontro l, ase

    lanjutan bulan' & 51J (L-4)D 51.

    #M harus dikontrol.

    1ati-hati dengan penggunaan etambutol, karena eek samping

    etambutol ke mata, sedangkan penderita #M sering

    mengalami komplikasi kelainan pada mata.

    Perlu diperhatikan penggunaan riampisin akan mengurangi

    eekti"itas obat oral anti diabetes (sulonil urea), sehingga

    dosisnya perlu ditingkatkan.

    Perlu kontrolDpenga$asan sesudah pengobatan selesai, untuk

    mengontrolDmendeteksi di ni bila terjadi kekambuhan.

    +. TB paru dengan 1/ND!/#4

    Paduan obat yang diberikan berd asarkan rekomendasi !T4

    yaitu' & 51JLD51 diberikan sampai -6 bulan setelah

    kon"ersi dahak.

    23

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    24/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    Menurut 012 paduan obat dan lama pengobatan sama

    dengan TB paru tanpa 1/ND!/#4. angan berikan Thiaceta?on karena dapat menimbulkan

    toksik yang hebat pada kulit.

    2bat suntik kalau dapat dihindari kecuali jika sterilisasinya

    terjamin.

    angan lakukan desensitisasi 2!T pada penderita 1/ND!/#4

    (misal /I1, riampisin) karena mengakibatkan toksik yang

    serius pada hati.

    /I1 diberikan terus menerus seumur hidup.

    Bila terjadi M#5, pengobatan sesuai uji resistensi.. TB paru pada kehamilan dan menyusui

    Tidak ada indikasi pengguguran pada penderita TB dengan

    kehamilan.

    2!T tetap dapat diberikan kecuali streptomisin karena eek

    samping streptomisin pada gangguan pendengaran janin

    (Lropa)

    #i !merika 2!T tetap diberikan kecuali streptomisin dan

    pira?inamid untuk $anita hamil. Pada penderita TB dengan menyusui, 2!T G !4/ tetap dapat

    diberikan, $alaupun beberapa 2!T dapat masuk ke dalam

    !4/, akan tetapi konsentrasinya kecil dan tidak menyebabkan

    toksik pada bayi.

    0anita menyusui yang mendapat pengobatan 2!T dan

    bayinya juga mendapat pengobatan 2!T dianjurkan tidak

    menyusui bayinya, agar bayi tidak mendapat dosis

    berlebihan. Pada $anita usia produkti yang mendapat pengobatan TB

    dengan riampisin dianjurkan untuk tidak menggunakan

    kontrasepsi hormonal, karena dapat terjadi interaksi obat

    yang menyebabkan eekti"itas obat kontrasepsi hormonal

    berkurang.

    2. TB -aru (an gagal gnjal

    angan menggunakan 2!T streptomisin, kanamisin dan capreomycin.

    24

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    25/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    4ebaiknya hindari penggunaan etambutol karena $aktu paruhnya

    memanjang dan terjadi akumulasi etambutol. #alam keadaan sangatdiperlukan, etambutol dapat diberikan dengan penga$asan kreatinin.

    4edapat mungkin dosis disesu aikan dengan aal ginjal (CCT, >reum,

    reatnin)

    5ujuk ke ahli Paru.

    3. TB Paru (engan $elanan Hat

    Bila ada kecurigaan gangguan ungsi hati, dianjurkan pemeriksaan

    aal hati sebelum pengobatan. Pada kelainan hati, pira?inamid tidak boleh digunakan.

    Paduan 2bat yang dianjurkanDrekomendasi 012' & 415LD 51 atau

    & 41LD%3 1L.

    Pada penderita hepatitis akut dan atau klinik ikterik, sebaiknya 2!T

    ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan. Pada

    keadaan sangat diperlukan dapat diberikan 4 dan L maksimal bulan

    sampai hepatitisnya menyembuh dan dilanjutkan dengan 51.

    4ebaiknya rujuk ke ahli Paru.

    !. He-atts Im&as /&at

    #ikenal sebagai kelainan hati akibat penggunaan obat-obat

    hepatotoksik (drug induced hepatitis)

    Penatalaksanaan

    a. Bila klinis () (/kterik RS, gejalaDmual, muntah RS) K2!T 4top

    b. Bila klinis (-), Aaboratorium terdapat kelainan'

    - Bilirubin & K 2!T 4top.

    - 4@2T, 4@PT + kali ' 2!T stop.

    - 4@2T, 4@PT kali, gejala () ' 2!T stop- 4@2T, 4@PT kali, gejala (-)Kteruskan pengobatan,

    dengan penga$asan.

    BAB III

    $E"IMPULAN

    Tuberculosis (TBC) adalah penyakit ineksi yang disebabkan oleh bakteri

    Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis hidup baik pada

    25

  • 5/19/2018 Tuberkulosis (TB)

    26/26

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

    lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari. #i dalam

    rumah dengan "entilasi baik, kuman ini dapat hilang terba$a angin dan akan lebih

    baik lagi jika "entilasi ruangannya menggunakan pembersih udara yang bisa

    menangkap kuman TB. aktor-aktor yang mempengaruhi kejadian penyakit

    Tuberculosis >ntuk terpapar penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh

    beberapa aktor seperti' status sosial ekonomi, status gi?i, umur, jenis kelamin,

    dan aktor toksis. Cara penularan tuberkulosis paru melalui percikan dahak

    (droplet) sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru BT!(), pada

    $aktu penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin. >mumnya penularan terjadi

    dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam $aktu yang lama.

    @ejala penyakit tuberculosis antara lain batuk, sesak naas, nyeri dada,

    demam, malaise (keadaan lesu). @ambaran klinis tuberculosis mungkin belum

    muncul pada ineksi a$al dan mungkin tidak akan pernah timbul bila tidak terjadi

    ineksi akti.

    Pengobatan penyakit Tuberculosis. Terdapat + jenis antibotik yang dapatdigunakan yaitu !ntibiotik yang paling sering digunakan adalah /sonia?id (1),

    5iampicin (5), Pira?inamid (P), 4treptomisin (4) dan Ltambutol (L). ika

    penderita benar-benar mengikuti pengobatan dengan teratur, maka tidak perlu

    dilakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian paru-paru. adang

    pembedahan dilakukan untuk membuang nanah atau memperbaiki kelainan

    bentuk tulang belakang akibat.

    26