64
P O L I T E K N I K K E S E H A T A N M A T A R A M D E P K E S R I 1 KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP SECARA INVITRO ARIANI SISWANTI NIM PO7134008055 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

Tugas Akhir Ariani Siswanti

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Akhir Ariani Siswanti

PO

LI T

EK

NIK

KESEHATAN

MA

TAR

AM

D E P K E S RI

1

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH

DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP

SECARA INVITRO

ARIANI SISWANTI

NIM PO7134008055

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PROGSUS ANALIS KESEHATAN MATARAM

2010

2

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma III (D III ) Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan

Mataram

Tahun Akademik 20092010

Oleh

Ariani siswanti

NIM PO7134008055

Mataram Agustus 2010

Mengetahui

Pembimbing utama

Drs Urip MKes NIP196412311991031046

Pembimbing pendamping

Erlin Yustin Tatontos SKM NIP196405141988032001

3

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan

Mataram Jurusan Analis Kesehatan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III (D III) Kesehatan

Jurusan Analis Kesehatan Mataram Tahun Akademik 20092010

Tim Penguji

1 Drs Urip MKes ______________________

2 Erlin Yustin Tatontos SKM MKes ____________________

3 Muhtar Ansory SSi ______________________

Mengesahkan

Ketua Jurusan Analis Kesehatan Mataram

Yunan Jiwintarum SSi MKes

NIP197301021992031001

Tanggal lulus 04 September 2010

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikanl Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ldquo Pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in vitrordquo ini tepat pada waktunya

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyempurnaan

tulisan maupun isi dari karya tulis ilmiah ini Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

1 Ibu Hj Siti Wathaniah SPd MBiomed selaku Direktur Poltekkes

Mataram

2 Bapak Yunan Jiwintarum SSi MKes selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan Mataram

3 Bapak Drs Urip MKes selaku pembimbing utama atas saran dan

bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

4 Ibu Erlin Yustin Tatontos SKM MKes selaku pembimbing

pendamping atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini

5 Bapak Muhtar Ansory SSi selaku penguji independent atas saran dan

bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

6 Kedua orang tua dan saudara ndash saudara saya yang tersayang atas

doa dan dukungan moril dan material yang diberikan

5

7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses

penyusunan karya tulis ilmiah ini

8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini

Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi

semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan

menggunakan bahan alami

Mataram Agustus 2010

Penulis

6

ABSTRAK

PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP

SECARA INVITRO

Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami

Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp

7

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh

suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada

suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan

suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )

Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi

suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini

didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek

pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai

organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai

alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami

ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat

dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya

kecil (Ida 2002)

Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah

didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana

mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian

masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan

8

memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu

pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)

Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang

mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri

Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu

menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian

diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri

(Magdalena 1999)

Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya

masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang

menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk

tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang

tercemar (Rahmat Juwono 1996)

Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang

timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan

gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare

disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu

harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan

dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung

bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi

menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit

pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada

9

kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun

(Sjahrurahman 2003)

Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh

Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali

menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh

karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan

terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan

menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim

2010)

Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka

beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk

cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya

adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian

tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing

tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa

konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah

terbentuk)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Salmonella sp

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 2: Tugas Akhir Ariani Siswanti

2

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma III (D III ) Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan

Mataram

Tahun Akademik 20092010

Oleh

Ariani siswanti

NIM PO7134008055

Mataram Agustus 2010

Mengetahui

Pembimbing utama

Drs Urip MKes NIP196412311991031046

Pembimbing pendamping

Erlin Yustin Tatontos SKM NIP196405141988032001

3

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan

Mataram Jurusan Analis Kesehatan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III (D III) Kesehatan

Jurusan Analis Kesehatan Mataram Tahun Akademik 20092010

Tim Penguji

1 Drs Urip MKes ______________________

2 Erlin Yustin Tatontos SKM MKes ____________________

3 Muhtar Ansory SSi ______________________

Mengesahkan

Ketua Jurusan Analis Kesehatan Mataram

Yunan Jiwintarum SSi MKes

NIP197301021992031001

Tanggal lulus 04 September 2010

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikanl Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ldquo Pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in vitrordquo ini tepat pada waktunya

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyempurnaan

tulisan maupun isi dari karya tulis ilmiah ini Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

1 Ibu Hj Siti Wathaniah SPd MBiomed selaku Direktur Poltekkes

Mataram

2 Bapak Yunan Jiwintarum SSi MKes selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan Mataram

3 Bapak Drs Urip MKes selaku pembimbing utama atas saran dan

bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

4 Ibu Erlin Yustin Tatontos SKM MKes selaku pembimbing

pendamping atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini

5 Bapak Muhtar Ansory SSi selaku penguji independent atas saran dan

bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

6 Kedua orang tua dan saudara ndash saudara saya yang tersayang atas

doa dan dukungan moril dan material yang diberikan

5

7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses

penyusunan karya tulis ilmiah ini

8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini

Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi

semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan

menggunakan bahan alami

Mataram Agustus 2010

Penulis

6

ABSTRAK

PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP

SECARA INVITRO

Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami

Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp

7

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh

suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada

suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan

suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )

Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi

suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini

didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek

pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai

organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai

alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami

ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat

dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya

kecil (Ida 2002)

Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah

didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana

mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian

masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan

8

memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu

pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)

Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang

mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri

Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu

menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian

diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri

(Magdalena 1999)

Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya

masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang

menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk

tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang

tercemar (Rahmat Juwono 1996)

Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang

timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan

gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare

disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu

harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan

dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung

bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi

menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit

pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada

9

kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun

(Sjahrurahman 2003)

Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh

Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali

menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh

karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan

terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan

menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim

2010)

Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka

beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk

cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya

adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian

tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing

tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa

konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah

terbentuk)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Salmonella sp

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 3: Tugas Akhir Ariani Siswanti

3

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan

Mataram Jurusan Analis Kesehatan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III (D III) Kesehatan

Jurusan Analis Kesehatan Mataram Tahun Akademik 20092010

Tim Penguji

1 Drs Urip MKes ______________________

2 Erlin Yustin Tatontos SKM MKes ____________________

3 Muhtar Ansory SSi ______________________

Mengesahkan

Ketua Jurusan Analis Kesehatan Mataram

Yunan Jiwintarum SSi MKes

NIP197301021992031001

Tanggal lulus 04 September 2010

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikanl Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ldquo Pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in vitrordquo ini tepat pada waktunya

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyempurnaan

tulisan maupun isi dari karya tulis ilmiah ini Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

1 Ibu Hj Siti Wathaniah SPd MBiomed selaku Direktur Poltekkes

Mataram

2 Bapak Yunan Jiwintarum SSi MKes selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan Mataram

3 Bapak Drs Urip MKes selaku pembimbing utama atas saran dan

bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

4 Ibu Erlin Yustin Tatontos SKM MKes selaku pembimbing

pendamping atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini

5 Bapak Muhtar Ansory SSi selaku penguji independent atas saran dan

bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

6 Kedua orang tua dan saudara ndash saudara saya yang tersayang atas

doa dan dukungan moril dan material yang diberikan

5

7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses

penyusunan karya tulis ilmiah ini

8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini

Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi

semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan

menggunakan bahan alami

Mataram Agustus 2010

Penulis

6

ABSTRAK

PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP

SECARA INVITRO

Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami

Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp

7

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh

suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada

suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan

suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )

Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi

suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini

didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek

pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai

organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai

alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami

ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat

dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya

kecil (Ida 2002)

Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah

didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana

mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian

masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan

8

memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu

pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)

Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang

mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri

Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu

menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian

diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri

(Magdalena 1999)

Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya

masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang

menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk

tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang

tercemar (Rahmat Juwono 1996)

Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang

timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan

gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare

disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu

harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan

dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung

bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi

menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit

pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada

9

kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun

(Sjahrurahman 2003)

Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh

Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali

menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh

karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan

terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan

menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim

2010)

Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka

beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk

cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya

adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian

tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing

tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa

konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah

terbentuk)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Salmonella sp

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 4: Tugas Akhir Ariani Siswanti

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikanl Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ldquo Pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in vitrordquo ini tepat pada waktunya

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyempurnaan

tulisan maupun isi dari karya tulis ilmiah ini Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

1 Ibu Hj Siti Wathaniah SPd MBiomed selaku Direktur Poltekkes

Mataram

2 Bapak Yunan Jiwintarum SSi MKes selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan Mataram

3 Bapak Drs Urip MKes selaku pembimbing utama atas saran dan

bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

4 Ibu Erlin Yustin Tatontos SKM MKes selaku pembimbing

pendamping atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini

5 Bapak Muhtar Ansory SSi selaku penguji independent atas saran dan

bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

6 Kedua orang tua dan saudara ndash saudara saya yang tersayang atas

doa dan dukungan moril dan material yang diberikan

5

7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses

penyusunan karya tulis ilmiah ini

8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini

Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi

semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan

menggunakan bahan alami

Mataram Agustus 2010

Penulis

6

ABSTRAK

PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP

SECARA INVITRO

Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami

Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp

7

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh

suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada

suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan

suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )

Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi

suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini

didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek

pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai

organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai

alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami

ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat

dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya

kecil (Ida 2002)

Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah

didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana

mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian

masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan

8

memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu

pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)

Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang

mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri

Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu

menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian

diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri

(Magdalena 1999)

Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya

masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang

menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk

tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang

tercemar (Rahmat Juwono 1996)

Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang

timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan

gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare

disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu

harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan

dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung

bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi

menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit

pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada

9

kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun

(Sjahrurahman 2003)

Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh

Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali

menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh

karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan

terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan

menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim

2010)

Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka

beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk

cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya

adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian

tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing

tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa

konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah

terbentuk)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Salmonella sp

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 5: Tugas Akhir Ariani Siswanti

5

7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses

penyusunan karya tulis ilmiah ini

8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini

Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi

semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan

menggunakan bahan alami

Mataram Agustus 2010

Penulis

6

ABSTRAK

PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP

SECARA INVITRO

Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami

Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp

7

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh

suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada

suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan

suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )

Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi

suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini

didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek

pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai

organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai

alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami

ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat

dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya

kecil (Ida 2002)

Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah

didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana

mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian

masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan

8

memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu

pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)

Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang

mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri

Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu

menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian

diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri

(Magdalena 1999)

Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya

masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang

menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk

tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang

tercemar (Rahmat Juwono 1996)

Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang

timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan

gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare

disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu

harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan

dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung

bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi

menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit

pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada

9

kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun

(Sjahrurahman 2003)

Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh

Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali

menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh

karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan

terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan

menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim

2010)

Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka

beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk

cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya

adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian

tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing

tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa

konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah

terbentuk)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Salmonella sp

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 6: Tugas Akhir Ariani Siswanti

6

ABSTRAK

PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP

SECARA INVITRO

Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami

Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp

7

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh

suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada

suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan

suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )

Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi

suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini

didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek

pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai

organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai

alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami

ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat

dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya

kecil (Ida 2002)

Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah

didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana

mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian

masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan

8

memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu

pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)

Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang

mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri

Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu

menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian

diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri

(Magdalena 1999)

Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya

masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang

menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk

tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang

tercemar (Rahmat Juwono 1996)

Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang

timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan

gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare

disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu

harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan

dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung

bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi

menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit

pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada

9

kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun

(Sjahrurahman 2003)

Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh

Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali

menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh

karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan

terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan

menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim

2010)

Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka

beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk

cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya

adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian

tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing

tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa

konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah

terbentuk)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Salmonella sp

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 7: Tugas Akhir Ariani Siswanti

7

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh

suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada

suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan

suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )

Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi

suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini

didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek

pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai

organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai

alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami

ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat

dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya

kecil (Ida 2002)

Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah

didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana

mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian

masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan

8

memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu

pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)

Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang

mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri

Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu

menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian

diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri

(Magdalena 1999)

Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya

masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang

menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk

tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang

tercemar (Rahmat Juwono 1996)

Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang

timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan

gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare

disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu

harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan

dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung

bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi

menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit

pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada

9

kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun

(Sjahrurahman 2003)

Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh

Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali

menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh

karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan

terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan

menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim

2010)

Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka

beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk

cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya

adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian

tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing

tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa

konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah

terbentuk)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Salmonella sp

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 8: Tugas Akhir Ariani Siswanti

8

memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu

pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)

Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang

mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri

Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu

menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian

diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri

(Magdalena 1999)

Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya

masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang

menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk

tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang

tercemar (Rahmat Juwono 1996)

Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang

timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan

gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare

disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu

harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan

dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung

bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi

menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit

pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada

9

kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun

(Sjahrurahman 2003)

Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh

Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali

menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh

karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan

terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan

menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim

2010)

Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka

beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk

cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya

adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian

tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing

tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa

konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah

terbentuk)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Salmonella sp

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 9: Tugas Akhir Ariani Siswanti

9

kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun

(Sjahrurahman 2003)

Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh

Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali

menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh

karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan

terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan

menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim

2010)

Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka

beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk

cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya

adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian

tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing

tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa

konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah

terbentuk)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan

bakteri Salmonella sp

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 10: Tugas Akhir Ariani Siswanti

10

B Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah

ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella sprdquo

C Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp

2 Tujuan Khusus

a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

25bv

b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

50bv

c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

75bv

d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi

100bv

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 11: Tugas Akhir Ariani Siswanti

11

e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada

konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv

D Hipotesis

Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella sp

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang

Bakteriologi

2 Bagi Instansi Pendidikan

Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing

tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri

Salmonella sp

3 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif

sebagai antibiotik secara alami

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 12: Tugas Akhir Ariani Siswanti

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Kerangka Teoritis

1 Cacing Tanah

a Sejarah singkat

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak

mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah

termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini

Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan

yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat

pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat

menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia

(anonim 2010)

b Aktivitas antimikroba cacing tanah

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup

dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal

evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi

mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang

telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 13: Tugas Akhir Ariani Siswanti

13

cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme

(anonim 2010)

Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki

mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme

antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak

jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya

dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik

yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang

dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri

Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki

oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel

bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi

terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu

aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan

cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten

karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri

(anonim 2010)

c Kandungan cacing tanah

Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal

ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama

kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan

protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 14: Tugas Akhir Ariani Siswanti

14

lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat

dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium

055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah

mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh

untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing

tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino

esensial dan empat macam asam amino non-esensial

(Palungkun1999)

Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh

cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun

mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi

kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung

asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh

yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)

Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1

Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin

413156258448433218225295301

Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 15: Tugas Akhir Ariani Siswanti

15

- Glisisn - Serin - Tirosin

292288136

Sumber Palungkun 1999

Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)

d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari

cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya

adalah

1) Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg

tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari

berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa

dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung

cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 16: Tugas Akhir Ariani Siswanti

16

cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung

ikan ( Anonim 2003)

2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan

penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat

meredakan demam menurunkan tekanan darah

menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan

tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak

cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain

itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah

mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga

gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang

Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar

Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan

selulose (Palungkun 1999)

3) Bahan baku kosmetik

Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing

tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang

rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan

kulit

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 17: Tugas Akhir Ariani Siswanti

17

2 Bakteri Salmonella sp

a Morfologi dan Toksonomi

Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan

suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus

tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu

flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain

itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan

asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob

Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )

Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)

dalam Magdalena (1999) adalah

Kingdom Prokariota

Divisio Bacteria

Classis Schizomycetes

Ordo Eubacteriales

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 18: Tugas Akhir Ariani Siswanti

18

Familia Enterobacteriaceae

Genus Salmonella

Spesies Salmonella sp

Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil

dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari

feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih

halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri

Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C

tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri

Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri

gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya

dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram

negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak

dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding

sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)

b Klasifikas Salmonella

1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa

Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella

schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 19: Tugas Akhir Ariani Siswanti

19

2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi

Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella

enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak

3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella

gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini

tidak bergerak(Anonom 2010)

c Struktur Antigen

1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan

bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap

pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam

Antigen O terdiri dari lipopolisakarida

2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil

dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen

H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi

dan endapan seperti kapas

3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen

envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan

anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi

kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi

aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu

dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)

d Patogenitas

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 20: Tugas Akhir Ariani Siswanti

20

1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini

merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin

sebelumnya seperti keracunan makanan karena

Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya

demam diare hebat kadang bercampur darah

2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam

akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa

inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi

anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi

bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa

3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam

tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya

Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom

2010)

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 21: Tugas Akhir Ariani Siswanti

Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah

Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi

Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media

Bakteri Salmonella sp

21

B Kerangka Konsep

Ket

Variabel yang di teliti

Variabel yang tidak di teliti

suspensi cacing tanah

Konsentrasi

25 bv

50 bv

75 bv

100 bv

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 22: Tugas Akhir Ariani Siswanti

22

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 23: Tugas Akhir Ariani Siswanti

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok di Mataram

2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010

B Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel

(Notoatmodjo 2002)

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi

bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut

T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv

T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv

T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 24: Tugas Akhir Ariani Siswanti

24

Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan

menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut

(t-1)(r-1)ge15

Keterangan t perlakuan(treatment)

r pengulangan

15 faktor nilai derajat kebebasan umum

Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada

penelitian ini adalah

(t-1)(r-1)ge15

(4-1)(r-1)ge15

3(r-1)ge15

3r-3ge15

3rge15+3

3rge18

rge183

rge6

Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6

kali

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 25: Tugas Akhir Ariani Siswanti

25

Table 2 Rancangan penelitian

ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi

25bv 50bv 75bv 100bv

1 A1 B1 C1 D1

2 A2 B2 C2 D2

3 A3 B3 C3 D3

4 A4 B4 C4 D4

5 A5 B5 C5 D5

6 A6 B6 C6 D6

C Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan

analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp

1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah

dengan berbagai macam ukuran

2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni

yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat

Pulau Lombok di Mataram

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 26: Tugas Akhir Ariani Siswanti

26

D Teknik pengambilan Sampel

Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive

Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing

tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang

bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran

E Alat dan bahan penelitian

1 Alat

a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak

b Beaker glass 500 ml

c Labu erlenmayer 1000 ml

d Ose

e Lampu spritus

f Incubator Memmert

g Pemanas

h Autoclave

i Neraca analitik Sartorius

j Batang pengaduk

k Automatic pippets

l Pipet ukur 1 ml

m Penggaris

n Yellow tip dan blue tip

o Petridish

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 27: Tugas Akhir Ariani Siswanti

27

p Blender Philips

q Savety Kabinet

r Tissue

2 Bahan

a Isolate murni Salmonella typhi

b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti

c Media MHA

d Aquadest steril

e Nacl 085

f Kapas

g Lidi kapas

h Alcohol 70

i Spritus

F Variabel penelitian

1 Variabel bebas (independent variable)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing

tanah

2 Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan

bakteri Salmonella sp

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 28: Tugas Akhir Ariani Siswanti

28

G Definisi operasional

1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri

dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat

bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi

2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai

dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih

disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk

pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan

millimeter (mm)

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 29: Tugas Akhir Ariani Siswanti

29

H Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril

Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp

Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh

cacing tanah

Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland

Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv

Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA

suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan

Salmonella sp

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam

Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan

Pengolahan dan analisa data

Kesimpulan

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 30: Tugas Akhir Ariani Siswanti

30

I Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk

hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan

dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas

penghambatan

J Cara pengumpulan data

Data zona yang dikumpulkan antara lain

1 Persiapan

a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran

asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai

berikut

Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard

Unit Mc Farland

H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)

05 995 005 150

1 99 01 300

2 98 02 600

3 97 03 900

4 96 04 1200

5 95 05 1500

6 94 06 1800

7 93 07 2100

8 92 08 2400

9 91 09 2700

10 90 10 3000

Sumber (Soemarno 2000)

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 31: Tugas Akhir Ariani Siswanti

31

b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland

(Soemarno 2000)

1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan

murni

2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian

dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland

3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran

sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland

c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah

1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing

tanah halus

2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk

pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10

bv15 bv dan 20bv

3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah

wsampel

vol larutan pengenceriquest

iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv

Keterangan

W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100

V volume aquadest yang akan diguankan untuk

mengencerkan cacing tanah

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 32: Tugas Akhir Ariani Siswanti

32

bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat

4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-

masing konsentrasi adalah

a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv

Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv

Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv

Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan

100 ml aquadest steril

d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv

Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan

aquadest

d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)

1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media

2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik

kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest

3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam

pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang

terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 33: Tugas Akhir Ariani Siswanti

33

bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk

media adalah 74

4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam

autoclave suhu 121C selama 15 menit

5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan

ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku

Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)

tersebut adalah

Bahan grliter

Beef dehydrate infusion from 300

Casein hydrolisat 175

Starch 15

Agar-agar 17

2 Prosedur kerja

a Uji difusi metode sumuran

Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah

terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu

1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan

05 Mc Farland

2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan

4 mm

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 34: Tugas Akhir Ariani Siswanti

34

3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga

merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit

4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang

ditekan pada permukaan media

5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada

masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50

bv75 bv dan 100 bv

6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam

dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing

tanah tidak tumpah

7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan

yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang

kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)

K Cara pengolahan dan analisa data

1 Cara pengolahan data

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah

penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv

50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6

kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian

dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan

kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan

dan Grand mean dari rata-rata perlakuan

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 35: Tugas Akhir Ariani Siswanti

35

Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi

Perlakuan (T) Luas Zona Total

Perlakuan

Rata-rata

Perlakuan1 2 3 4 5 6

Konsentrasi 25bv

Konsentrasi 50bv

Konsentrasi 75bv

Konsentrasi 100bv

Grand Total

(GT)

GT

Grand Mean

(GM)

GM

2 Analisa data

Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan

uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =

005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan

cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD

kemudian dimasukkan ke dalam tabel

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 36: Tugas Akhir Ariani Siswanti

36

Table 5 Ragam Anova One Way

Sum of

squares

DF Mean

squares

F Sig

Between

Group

Within

Groups

Total

Keterangan

DF Derajat bebas

SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )

MS Mean Squares

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 37: Tugas Akhir Ariani Siswanti

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A Gambaran umum penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19

Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah

yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng

Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan

(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan

100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi

dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang

dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi

cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan

cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing

tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 38: Tugas Akhir Ariani Siswanti

38

B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji

difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada

tabel 5

Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

Perlakuan (T)Luas Zona (mm)

TotalRata-

rata1 2 3 4 5 6

Konsentrasi

25bv

13

23

33

36

25

28

29

41

20

23

29

31

25

33

34

36

20

23

24

31

15

18

22

35

118

148

171

210

196

2467

285

35

Konsentrasi

50bv

Konsentrasi

75bv

Konsentrasi

100bv

Grand Total (GT) 647

Grand Mean (GM) 1796

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas

zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi

cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona

hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 39: Tugas Akhir Ariani Siswanti

39

Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan

bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini

Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp

25 50 75 1000

5

10

15

20

25

30

35lu

as zo

na h

amba

tan

C Analisa Data

Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas

zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi

suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 40: Tugas Akhir Ariani Siswanti

40

Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

ANOVA

Luas Zona

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig

Between Groups

752792 3 250931 11402 000

Within Groups

440167 20 22008

Total 1192958 23

Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya

hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing

tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak

dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 41: Tugas Akhir Ariani Siswanti

41

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan

pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara

signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi

25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan

pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk

semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm

Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain

dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa

aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh

cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes

yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan

Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu

memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)

Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan

bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan

distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh

karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 42: Tugas Akhir Ariani Siswanti

42

mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi

gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri

menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal

atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti

Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat

menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan

konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri

Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab

penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan

antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini

merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak

bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol

sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis

protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan

1988)

Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat

kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada

penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi

resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak

efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan

pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah

Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 43: Tugas Akhir Ariani Siswanti

43

menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak

menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 44: Tugas Akhir Ariani Siswanti

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah

dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in

vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv

adalah 196 mm

b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv

adalah 2467 mm

c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv

adalah 285 mm

d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv

adalah 35 mm

e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada

konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv

B Saran

Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 45: Tugas Akhir Ariani Siswanti

45

kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan

purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait

dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing

tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis

cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil

Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam

mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk

lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang

ada disekitarnya

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 46: Tugas Akhir Ariani Siswanti

46

DAFTAR PUSAKA

Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )

Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)

Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)

Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)

Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)

Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC

Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center

Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman

Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD

Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika

Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB

Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)

Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill

Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya

Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 47: Tugas Akhir Ariani Siswanti

47

Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta

Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta

48

Page 48: Tugas Akhir Ariani Siswanti

48