10
MANUSIA MAKHLUK SOSIAL BUDAYA Kata sosial berasal dari kata socius (Latin). Ini bermakna dan mengandung arti bersatu, terikat, sekutu, dan peserta. Setiap manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan tak berdaya. Ia memiliki insting atau hasrat hidup bersama, yang dalam istilah agama disebut “fitrah”. Individu membutuhkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Manusia memiliki kesamaan – kesamaan umum yang memungkinkan mereka membangun bersama – sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pribadi bukan untuk diri sendiri saja, melainkan bagi sesama dalam kehidupan bersama, yaitu kebersamaan dalam hubungan sebagai pribadi dan warga masarakat, di tengah lingkungan sosial dan alam yang dianugerahkan Allah Swt kepada makluknya. Dalam masyarakat terdiri atas manusia individu yang unik dalam berbagai kelompok yang heterogen dan beragam latar belakang. Mereka hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, negeri, bangsa dan dunia. Tiap kelompok dengan individu – individu warganya dicita – citakan menyatu dalam keagamaan. Dalam kelompok besar masyarakat bangsa dan Negara kita inginkan terwujud kebersamaan dari berbhineka tunggal ika. Pendidikan adalah media utama untuk mewujudkan keunikan perkembangan kepribadian tiap manusia sebagai peserta didik dalam hubunga kebersamaan. Pendapat Sinolungan bahwa kebersamaan lebih dimungkinkan oleh adanya kesamaan umum (komonalitas) pada tiap keluarga dalam suatu masyarakat. Manusia dengan kesamaan umum atau komonalitas dan individualitasnya selaku totalitas homo trieka perlu saling menerima, mengormati keberadaan, dan saling bantu dalam kebersamaan. Sebagai kelompok sosial yang paling melekat dengan individu, keluarga juga menjadi tempat meletakan landasan – landasan keimanan dan ketakwaan (IMTAK) individu yang masih muda belia kepada Al – Khalik Yang Maha Esa. Keluarga sebagai lembaga sosial

Tugas b.indonesia Kls x

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nguh

Citation preview

Page 1: Tugas b.indonesia Kls x

MANUSIA MAKHLUK SOSIAL BUDAYA

Kata sosial berasal dari kata socius (Latin). Ini bermakna dan mengandung arti bersatu, terikat, sekutu, dan peserta. Setiap manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan tak berdaya. Ia memiliki insting atau hasrat hidup bersama, yang dalam istilah agama disebut “fitrah”. Individu membutuhkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Manusia memiliki kesamaan – kesamaan umum yang memungkinkan mereka membangun bersama – sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pribadi bukan untuk diri sendiri saja, melainkan bagi sesama dalam kehidupan bersama, yaitu kebersamaan dalam hubungan sebagai pribadi dan warga masarakat, di tengah lingkungan sosial dan alam yang dianugerahkan Allah Swt kepada makluknya.

Dalam masyarakat terdiri atas manusia individu yang unik dalam berbagai kelompok yang heterogen dan beragam latar belakang. Mereka hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, negeri, bangsa dan dunia. Tiap kelompok dengan individu – individu warganya dicita – citakan menyatu dalam keagamaan. Dalam kelompok besar masyarakat bangsa dan Negara kita inginkan terwujud kebersamaan dari berbhineka tunggal ika. Pendidikan adalah media utama untuk mewujudkan keunikan perkembangan kepribadian tiap manusia sebagai peserta didik dalam hubunga kebersamaan.

Pendapat Sinolungan bahwa kebersamaan lebih dimungkinkan oleh adanya kesamaan umum (komonalitas) pada tiap keluarga dalam suatu masyarakat. Manusia dengan kesamaan umum atau komonalitas dan individualitasnya selaku totalitas homo trieka perlu saling menerima, mengormati keberadaan, dan saling bantu dalam kebersamaan.

Sebagai kelompok sosial yang paling melekat dengan individu, keluarga juga menjadi tempat meletakan landasan – landasan keimanan dan ketakwaan (IMTAK) individu yang masih muda belia kepada Al – Khalik Yang Maha Esa. Keluarga sebagai lembaga sosial yang dikenal dan menjadi wadah pertama serta utama pembina individu menjadi makhluk sosial, keluarga mempunyai multi fungsi dalam berbagai dimensi kehidupan. Selain itu keluarga juga wajib menjamin kesejahteraan materi para anggotanya.

Di dalam undang–undang No. 02 Tahun 1989 Bab II pasal IV Sumaatmadja menyebutkan tentnag tujuan pendidikan nasional yaitu : “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan konsep tujuan pendidikan di atas, keluarga adalah sebagai lembaga pendidikan dalam membina manusia Indonesia, untuk menciptakan SDM yang berkualitas dimasa mendatang, menjadi tantangan dan tuntutan keluarga untuk menciptakan suasan yang serasi dalam membina anak – anak menjadi anggota masyarakat (makhluk sosial) sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang ber-Pancasila. Kata sosial berasal dari kata socius (Latin). Ini

Page 2: Tugas b.indonesia Kls x

bermakna dan mengandung arti bersatu, terikat, sekutu, dan peserta. Setiap manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan tak berdaya. Ia memiliki insting atau hasrat hidup bersama, yang dalam istilah agama disebut “fitrah”. Individu membutuhkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Manusia memiliki kesamaan – kesamaan umum yang memungkinkan mereka membangun bersama – sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pribadi bukan untuk diri sendiri saja, melainkan bagi sesama dalam kehidupan bersama, yaitu kebersamaan dalam hubungan sebagai pribadi dan warga masarakat, di tengah lingkungan sosial dan alam yang dianugerahkan Allah Swt kepada makluknya.

Dalam masyarakat terdiri atas manusia individu yang unik dalam berbagai kelompok yang heterogen dan beragam latar belakang. Mereka hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, negeri, bangsa dan dunia. Tiap kelompok dengan individu – individu warganya dicita – citakan menyatu dalam keagamaan. Dalam kelompok besar masyarakat bangsa dan Negara kita inginkan terwujud kebersamaan dari berbhineka tunggal ika. Pendidikan adalah media utama untuk mewujudkan keunikan perkembangan kepribadian tiap manusia sebagai peserta didik dalam hubunga kebersamaan.

Pendapat Sinolungan bahwa kebersamaan lebih dimungkinkan oleh adanya kesamaan umum (komonalitas) pada tiap keluarga dalam suatu masyarakat. Manusia dengan kesamaan umum atau komonalitas dan individualitasnya selaku totalitas homo trieka perlu saling menerima, mengormati keberadaan, dan saling bantu dalam kebersamaan.

Sebagai kelompok sosial yang paling melekat dengan individu, keluarga juga menjadi tempat meletakan landasan – landasan keimanan dan ketakwaan (IMTAK) individu yang masih muda belia kepada Al – Khalik Yang Maha Esa. Keluarga sebagai lembaga sosial yang dikenal dan menjadi wadah pertama serta utama pembina individu menjadi makhluk sosial, keluarga mempunyai multi fungsi dalam berbagai dimensi kehidupan. Selain itu keluarga juga wajib menjamin kesejahteraan materi para anggotanya.

Di dalam undang–undang No. 02 Tahun 1989 Bab II pasal IV Sumaatmadja menyebutkan tentnag tujuan pendidikan nasional yaitu : “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan konsep tujuan pendidikan di atas, keluarga adalah sebagai lembaga pendidikan dalam membina manusia Indonesia, untuk menciptakan SDM yang berkualitas dimasa mendatang, menjadi tantangan dan tuntutan keluarga untuk menciptakan suasan yang serasi dalam membina anak – anak menjadi anggota masyarakat (makhluk sosial) sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang ber-Pancasila. Kata sosial berasal dari kata socius (Latin). Ini bermakna dan mengandung arti bersatu, terikat, sekutu, dan peserta. Setiap manusia dilahirkan oleh

Page 3: Tugas b.indonesia Kls x

ibunya dalam keadaan tak berdaya. Ia memiliki insting atau hasrat hidup bersama, yang dalam istilah agama disebut “fitrah”. Individu membutuhkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Manusia memiliki kesamaan – kesamaan umum yang memungkinkan mereka membangun bersama – sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pribadi bukan untuk diri sendiri saja, melainkan bagi sesama dalam kehidupan bersama, yaitu kebersamaan dalam hubungan sebagai pribadi dan warga masarakat, di tengah lingkungan sosial dan alam yang dianugerahkan Allah Swt kepada makluknya. Dalam masyarakat terdiri atas manusia individu yang unik dalam berbagai kelompok yang heterogen dan beragam latar belakang. Mereka hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, negeri, bangsa dan dunia. Tiap kelompok dengan individu – individu warganya dicita – citakan menyatu dalam keagamaan. Dalam kelompok besar masyarakat bangsa dan Negara kita inginkan terwujud kebersamaan dari berbhineka tunggal ika. Pendidikan adalah media utama untuk mewujudkan keunikan perkembangan kepribadian tiap manusia sebagai peserta didik dalam hubunga kebersamaan.Pendapat Sinolungan bahwa kebersamaan lebih dimungkinkan oleh adanya kesamaan umum (komonalitas) pada tiap keluarga dalam suatu masyarakat. Manusia dengan kesamaan umum atau komonalitas dan individualitasnya selaku totalitas homo trieka perlu saling menerima, mengormati keberadaan, dan saling bantu dalam kebersamaan.Sebagai kelompok sosial yang paling melekat dengan individu, keluarga juga menjadi tempat meletakan landasan – landasan keimanan dan ketakwaan (IMTAK) individu yang masih muda belia kepada Al – Khalik Yang Maha Esa. Keluarga sebagai lembaga sosial yang dikenal dan menjadi wadah pertama serta utama pembina individu menjadi makhluk sosial, keluarga mempunyai multi fungsi dalam berbagai dimensi kehidupan. Selain itu keluarga juga wajib menjamin kesejahteraan materi para anggotanya. Di dalam undang–undang No. 02 Tahun 1989 Bab II pasal IV Sumaatmadja menyebutkan tentnag tujuan pendidikan nasional yaitu : “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Berdasarkan konsep tujuan pendidikan di atas, keluarga adalah sebagai lembaga pendidikan dalam membina manusia Indonesia, untuk menciptakan SDM yang berkualitas dimasa mendatang, menjadi tantangan dan tuntutan keluarga untuk menciptakan suasan yang serasi dalam membina anak – anak menjadi anggota masyarakat (makhluk sosial) sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang ber-Pancasila. Kata sosial berasal dari kata socius (Latin). Ini bermakna dan mengandung arti bersatu, terikat, sekutu, dan peserta. Setiap manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan tak berdaya. Ia memiliki insting atau hasrat hidup bersama, yang dalam istilah agama disebut “fitrah”. Individu membutuhkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Manusia memiliki kesamaan – kesamaan umum yang memungkinkan mereka membangun bersama – sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pribadi bukan untuk diri sendiri saja, melainkan bagi sesama dalam kehidupan bersama, yaitu kebersamaan dalam hubungan sebagai pribadi dan warga masarakat, di tengah lingkungan sosial dan alam yang dianugerahkan Allah Swt kepada makluknya. Dalam masyarakat terdiri atas manusia individu yang unik dalam berbagai kelompok yang heterogen dan beragam latar belakang. Mereka hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, negeri, bangsa dan dunia. Tiap kelompok dengan individu – individu warganya dicita – citakan menyatu dalam keagamaan. Dalam kelompok besar masyarakat bangsa dan Negara kita inginkan terwujud kebersamaan dari berbhineka

Page 4: Tugas b.indonesia Kls x

tunggal ika. Pendidikan adalah media utama untuk mewujudkan keunikan perkembangan kepribadian tiap manusia sebagai peserta didik dalam hubunga kebersamaan.Pendapat Sinolungan bahwa kebersamaan lebih dimungkinkan oleh adanya kesamaan umum (komonalitas) pada tiap keluarga dalam suatu masyarakat. Manusia dengan kesamaan umum atau komonalitas dan individualitasnya selaku totalitas homo trieka perlu saling menerima, mengormati keberadaan, dan saling bantu dalam kebersamaan.Sebagai kelompok sosial yang paling melekat dengan individu, keluarga juga menjadi tempat meletakan landasan – landasan keimanan dan ketakwaan (IMTAK) individu yang masih muda belia kepada Al – Khalik Yang Maha Esa. Keluarga sebagai lembaga sosial yang dikenal dan menjadi wadah pertama serta utama pembina individu menjadi makhluk sosial, keluarga mempunyai multi fungsi dalam berbagai dimensi kehidupan. Selain itu keluarga juga wajib menjamin kesejahteraan materi para anggotanya. Di dalam undang–undang No. 02 Tahun 1989 Bab II pasal IV Sumaatmadja menyebutkan tentnag tujuan pendidikan nasional yaitu : “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Berdasarkan konsep tujuan pendidikan di atas, keluarga adalah sebagai lembaga pendidikan dalam membina manusia Indonesia, untuk menciptakan SDM yang berkualitas dimasa mendatang, menjadi tantangan dan tuntutan keluarga untuk menciptakan suasan yang serasi dalam membina anak – anak menjadi anggota masyarakat (makhluk sosial) sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang ber-Pancasila. Kata sosial berasal dari kata socius (Latin). Ini bermakna dan mengandung arti bersatu, terikat, sekutu, dan peserta. Setiap manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan tak berdaya. Ia memiliki insting atau hasrat hidup bersama, yang dalam istilah agama disebut “fitrah”. Individu membutuhkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Manusia memiliki kesamaan – kesamaan umum yang memungkinkan mereka membangun bersama – sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pribadi bukan untuk diri sendiri saja, melainkan bagi sesama dalam kehidupan bersama, yaitu kebersamaan dalam hubungan sebagai pribadi dan warga masarakat, di tengah lingkungan sosial dan alam yang dianugerahkan Allah Swt kepada makluknya. Dalam masyarakat terdiri atas manusia individu yang unik dalam berbagai kelompok yang heterogen dan beragam latar belakang. Mereka hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, negeri, bangsa dan dunia. Tiap kelompok dengan individu – individu warganya dicita – citakan menyatu dalam keagamaan. Dalam kelompok besar masyarakat bangsa dan Negara kita inginkan terwujud kebersamaan dari berbhineka tunggal ika. Pendidikan adalah media utama untuk mewujudkan keunikan perkembangan kepribadian tiap manusia sebagai peserta didik dalam hubunga kebersamaan.Pendapat Sinolungan bahwa kebersamaan lebih dimungkinkan oleh adanya kesamaan umum (komonalitas) pada tiap keluarga dalam suatu masyarakat. Manusia dengan kesamaan umum atau komonalitas dan individualitasnya selaku totalitas homo trieka perlu saling menerima, mengormati keberadaan, dan saling bantu dalam kebersamaan.Sebagai kelompok sosial yang paling melekat dengan individu, keluarga juga menjadi tempat meletakan landasan – landasan keimanan dan ketakwaan (IMTAK) individu yang masih muda belia kepada Al – Khalik Yang Maha Esa. Keluarga sebagai lembaga sosial yang dikenal dan menjadi wadah pertama serta utama pembina individu menjadi makhluk sosial, keluarga mempunyai multi fungsi dalam berbagai

Page 5: Tugas b.indonesia Kls x

dimensi kehidupan. Selain itu keluarga juga wajib menjamin kesejahteraan materi para anggotanya. Di dalam undang–undang No. 02 Tahun 1989 Bab II pasal IV Sumaatmadja menyebutkan tentnag tujuan pendidikan nasional yaitu : “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Berdasarkan konsep tujuan pendidikan di atas, keluarga adalah sebagai lembaga pendidikan dalam membina manusia Indonesia, untuk menciptakan SDM yang berkualitas dimasa mendatang, menjadi tantangan dan tuntutan keluarga untuk menciptakan suasan yang serasi dalam membina anak – anak menjadi aKata sosial berasal dari kata socius (Latin). Ini bermakna dan mengandung arti bersatu, terikat, sekutu, dan peserta. Setiap manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan tak berdaya. Ia memiliki insting atau hasrat hidup bersama, yang dalam istilah agama disebut “fitrah”. Individu membutuhkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Manusia memiliki kesamaan – kesamaan umum yang memungkinkan mereka membangun bersama – sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pribadi bukan untuk diri sendiri saja, melainkan bagi sesama dalam kehidupan bersama, yaitu kebersamaan dalam hubungan sebagai pribadi dan warga masarakat, di tengah lingkungan sosial dan alam yang dianugerahkan Allah Swt kepada makluknya.

Dalam masyarakat terdiri atas manusia individu yang unik dalam berbagai kelompok yang heterogen dan beragam latar belakang. Mereka hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, negeri, bangsa dan dunia. Tiap kelompok dengan individu – individu warganya dicita – citakan menyatu dalam keagamaan. Dalam kelompok besar masyarakat bangsa dan Negara kita inginkan terwujud kebersamaan dari berbhineka tunggal ika. Pendidikan adalah media utama untuk mewujudkan keunikan perkembangan kepribadian tiap manusia sebagai peserta didik dalam hubunga kebersamaan.

Pendapat Sinolungan bahwa kebersamaan lebih dimungkinkan oleh adanya kesamaan umum (komonalitas) pada tiap keluarga dalam suatu masyarakat. Manusia dengan kesamaan umum atau komonalitas dan individualitasnya selaku totalitas homo trieka perlu saling menerima, mengormati keberadaan, dan saling bantu dalam kebersamaan.

Sebagai kelompok sosial yang paling melekat dengan individu, keluarga juga menjadi tempat meletakan landasan – landasan keimanan dan ketakwaan (IMTAK) individu yang masih muda belia kepada Al – Khalik Yang Maha Esa. Keluarga sebagai lembaga sosial yang dikenal dan menjadi wadah pertama serta utama pembina individu menjadi makhluk sosial, keluarga mempunyai multi fungsi dalam berbagai dimensi kehidupan. Selain itu keluarga juga wajib menjamin kesejahteraan materi para anggotanya.

Di dalam undang–undang No. 02 Tahun 1989 Bab II pasal IV Sumaatmadja menyebutkan tentnag tujuan pendidikan nasional yaitu : “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Page 6: Tugas b.indonesia Kls x

Kata sosial berasal dari kata socius (Latin). Ini bermakna dan mengandung arti bersatu, terikat, sekutu, dan peserta. Setiap manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan tak berdaya. Ia memiliki insting atau hasrat hidup bersama, yang dalam istilah agama disebut “fitrah”. Individu membutuhkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Manusia memiliki kesamaan – kesamaan umum yang memungkinkan mereka membangun bersama – sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pribadi bukan untuk diri sendiri saja, melainkan bagi sesama dalam kehidupan bersama, yaitu kebersamaan dalam hubungan sebagai pribadi dan warga masarakat, di tengah lingkungan sosial dan alam yang dianugerahkan Allah Swt kepada makluknya. Dalam masyarakat terdiri atas manusia individu yang unik dalam berbagai kelompok yang heterogen dan beragam latar belakang. Mereka hidup bersama dalam keluarga, masyarakat, negeri, bangsa dan dunia. Tiap kelompok dengan individu – individu warganya dicita – citakan menyatu dalam keagamaan. Dalam kelompok besar masyarakat bangsa dan Negara kita inginkan terwujud kebersamaan dari berbhineka tunggal ika. Pendidikan adalah media utama untuk mewujudkan keunikan perkembangan kepribadian tiap manusia sebagai peserta didik dalam hubunga kebersamaan.Pendapat Sinolungan bahwa kebersamaan lebih dimungkinkan oleh adanya kesamaan umum (komonalitas) pada tiap keluarga dalam suatu masyarakat. Manusia dengan kesamaan umum atau komonalitas dan individualitasnya selaku totalitas homo trieka perlu saling menerima, mengormati keberadaan, dan saling bantu dalam kebersamaan.Sebagai kelompok sosial yang paling melekat dengan individu, keluarga juga menjadi tempat meletakan landasan – landasan keimanan dan ketakwaan (IMTAK) individu yang masih muda belia kepada Al – Khalik Yang Maha Esa. Keluarga sebagai lembaga sosial yang dikenal dan menjadi wadah pertama serta utama pembina individu menjadi makhluk sosial, keluarga mempunyai multi fungsi dalam berbagai dimensi kehidupan. Selain itu keluarga juga wajib menjamin kesejahteraan materi para anggotanya. Di dalam undang–undang No. 02 Tahun 1989 Bab II pasal IV Sumaatmadja menyebutkan tentnag tujuan pendidikan nasional yaitu : “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Berdasarkan konsep tujuan pendidikan di atas, keluarga adalah sebagai lembaga pendidikan dalam membina manusia Indonesia, untuk menciptakan SDM yang berkualitas dimasa mendatang, menjadi tantangan dan tuntutan keluarga untuk menciptakan suasan yang serasi dalam membina anak – anak menjadi anggota masyarakat (makhluk sosial) sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang ber-Pancasila.