33
PATOLOGI LUKA Definisi : kerusakan jaringan tubuh baik diluar / didalam tubuh karena persentuhan ruda paksa dengan benda tajam atau benda tumpul atau kombinasi keduanya. 1. Kontusi / luka memar Adalah luka karena kekerasan dengan benda tumpul dimana permukaan kulit dapat rusak atau tidak, tetapi jaringan dibawah kulit bengkak dan berwarna merah kebiruan yang disebabkan oleh karena ekstravasasi kapiler yang pecah ke jaringan ikat sekitarnya 2. Abrasi / luka lecet Adalah luka pada permukaan kulit sedemikian rupa, sehingga permukaan kulit sebelah luar sebagian atau seluruhnya hilang, dengan meninggalkan bagian kulit dibawahnya yang bisa berdarah atau tidak berdarah karena goresan, gesekan dan persentuhan dengan benda (benda tumpul pada umumya) 3. Lacerasi / luka robek Adalah robeknya kulit dan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dengan arah tegak lurus sehingga terjadi flap dari kulit dan jaringan dibawahnya 4. Luka iris Adalah luka yang disebabkan senjata yang tepinya tajam yang menimbulkan luka pada bagian yang tajam dari senjata yang ditekan dan ditarik (irisan) pada permukaan kulit, sedang kekuatan yang digunakan relatif ringan. 5. Incisi / luka tusuk Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam runcing/ tumpul yang menembus kulit dan jaringan dibawahnya 6. Luka bacok

Tugas Individu Forensik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Forensik Luka

Citation preview

Page 1: Tugas Individu Forensik

PATOLOGI LUKA

Definisi : kerusakan jaringan tubuh baik diluar / didalam tubuh karena persentuhan

ruda paksa dengan benda tajam atau benda tumpul atau kombinasi keduanya.

1. Kontusi / luka memar

Adalah luka karena kekerasan dengan benda tumpul dimana permukaan kulit dapat rusak

atau tidak, tetapi jaringan dibawah kulit bengkak dan berwarna merah kebiruan yang

disebabkan oleh karena ekstravasasi kapiler yang pecah ke jaringan ikat sekitarnya

2. Abrasi / luka lecet

Adalah luka pada permukaan kulit sedemikian rupa, sehingga permukaan kulit sebelah

luar sebagian atau seluruhnya hilang, dengan meninggalkan bagian kulit dibawahnya yang

bisa berdarah atau tidak berdarah karena goresan, gesekan dan persentuhan dengan benda

(benda tumpul pada umumya)

3. Lacerasi / luka robek

Adalah robeknya kulit dan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh benda tajam atau

benda tumpul dengan arah tegak lurus sehingga terjadi flap dari kulit dan jaringan

dibawahnya

4. Luka iris

Adalah luka yang disebabkan senjata yang tepinya tajam yang menimbulkan luka pada

bagian yang tajam dari senjata yang ditekan dan ditarik (irisan) pada permukaan kulit,

sedang kekuatan yang digunakan relatif ringan.

5. Incisi / luka tusuk

Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam runcing/ tumpul yang menembus kulit dan

jaringan dibawahnya

6. Luka bacok

Adalah luka karena persentuhan benda tajam (bisa agak tumpul) yang agak berat dimana

persentuhannya di ayunkan dengan kekuatan.

Page 2: Tugas Individu Forensik

Klasifikasi luka

1. Luka yang tidak menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan

pekerjaan sehari-hari atau luka ringan

2. Luka yang menimbulkan halangan untuk sementara dalam melakukan pekerjaan

sehari-hari atau luka sedang

3. Luka berat ada 7 :

a. Luka yang tidak ada harapan sembuh atau menimbulkan bahaya maut

(misalnya : luka tusuk pada perut)

b. Luka yang menyebabkan tidak mampu melakukan pekerjaan sehari-hari

selama seumur hidup (misalnya : pemain piano yang kehilangan jari-jarinya,

dokter bedah tulang yang kehilangan fungsi tangannya)

c. Luka yang menyebabkan kehilangan salah satu panca indera

d. Cacat berat misalnya kaki atau tangan putus karena amputasi

e. Mengalami kelumpuhan

f. Wanita hamil yang mengalami keguguran

g. Terganggunya daya pikir lebih dari 4 minggu

Page 3: Tugas Individu Forensik

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Bucal Swab

Pengambilan swab buccal ditujukan untuk memastikan identitas korban dan bukti

DNA. Penggunaan bukti DNA adalah teknologi terbaru yang digunakan terutama

dalam sistem peradilan pidana untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan seksual.

Prosedur pengumpulan DNAdapat bervariasi. Namun, semua memerlukan sampel

perbandingan yang harus diambil dari korban.

Prosedur pengambilan swab buccal

Kumpulan isi kit

4 kapas tip aplikator steril

1 amplop manila dengan label informasi putih terpasang

1 amplop manila sedikit lebih kecil

1 segel

Satu pasang sarung tangan lateks bebas bubuk

Petunjuk pengambilan sampel

Pakai sepasang sarung tangan lateks bebas bubuk. Buka kertas steril

pembungkus salah satu dari empat kapas tip aplikator

Gosok ujung kapas tip pada bagian dalam pipi mulut sambil perlahan

diputar. Lakukan selama sekitar 30 detik.

Tempatkan kapas tip aplikator dalam amplop yang lebih kecil. Kertas

pembungkus kapas swab dapat dibuang. Ulangi proses untuk sisa tiga

kapas lalu masukkan dalam amplop yang lebih kecil. Lepaskan sarung

tangan karet dan buang

Tempatkan amplop yang lebihkecil berisi empat kapas tip aplikator

dalam amplop yang lebih besar dengan label terpasang

Isi semua informasi pada label putih

Tempatkan amplop dengan label putih dalam amplop yang berlabel

Referensi Swab Mulut Collection Kit.

Segel amplop yang berlabel Referensi Mulut Swab Collection Kit

dengan segel bukti dan tandai segel

Tempatkan amplop ke Ruang Properti dan simpan di lemari pendingin

Page 4: Tugas Individu Forensik

2. Pengambilan Darah

Pada pemeriksaan spesimen darah, selalu diberi label pada tabung sampel

darah catatan :

- Pembuluh darah femoral

- Jantung

Darah yang diperiksa :

a. 20cc dalam tabung dengan permukaan merah ;

b. 20 cc dalam 2 x 10 cc permukaan abu-abu ; (bahan pengawet potassium oxalate dan

sodium fluoride)

c. 10 cc dengan warna permukaan keunguan (Pengawet EDTA). Tabung ini untuk

analisa DNA.

d. Untuk analisa dari bahan-bahan yang mudah menguap, darah harus ditaruh didalam

tabung tes dengan tutup yang dapat diputar sehingga komponennya tidak tercampur

dengan tutup karetnya

Pada kasus mayat yang tidak diotopsi :

1. Darah diambil dari vena femoral. Jika vena ini tidak berisi, dapat diambil dari

subclavia

2. Pengambilan darah dengan cara jarum ditusuk pada trans-thoracic secara acak,

secara umum tidak bisa diterima, karena bila tidak berhati-hati darah bisa

terkontaminasi dengan cairan dari esophagus, kantung perikardial, perut/ cavitas

pleura

Untuk mayat yang diotopsi:

1. Darah diambil dari vena femoral ;

2. Jika darah tidak dapat diambil dari vena femoral, dapat diambil dari :

a. Vena subklavia

b. Aorta

Page 5: Tugas Individu Forensik

c. Arteri pulmonary

d. Vena cava superior

e. Jantung

3. Darah seharusnya diberi label sesuai dengan tempat pengambilan.

4. Pada kejadian yang jarang terjadi, yang biasanya berhubungan dengan

trauma massive, darah tidak dapat diambil dari pembuluh darah tetapi

terdapat darah bebas pada rongga badan.

3. Vaginal swab

Teknik Pengambilan bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk

pemeriksaan cairan mani dan sel mani dalam lendir vagina, yaitu dengan mengambil

lendir vagina menggunakan pipet pasteur atau diambil dengan ose batang gelas, atau

swab. Bahan diambil dari forniks posterior, bila mungkin dengan spekulum. Pada

anak-anak atau bila selaput darah masih utuh, pengambilan bahan sebaiknya dibatasi

dari vestibulum saja.

Pengambilan Vagina Swab

a. Alat dan Bahan

1. Spekulum

2. APD lengkap

3. Senter

4. Lidi kapas seri

5. Tabung reaksi yang telah ditutup kapas berlemak

6. Baskom yang berisi desinkfektan

7. Garam Fisiologis

b.      Prosedur Kerja

1. Berkomunikasilah dengan baik dengan pasien terlebih dahulu,

setelah suasana mulai kondusif, mulailah langkah-langkah

pengambilan sample

2. Suruh pasien berbaring pada kursi yang telah disiapkan khusus

untuk pengambilan sample swab vagina dengan menekuk lutut

hingga dekat paha

3. Bersihkan labia mayora dengan garam fisiologis

4. Masukkan spekulum ke lubang vagina, buka spekulum hingga

terlihat serviks

5. Oleskan lidi kapas pada bagian tersebut sebanyak dua kali

pengambilan

Page 6: Tugas Individu Forensik

6. Kembalikan posisi spekulum pada posisi semula

7. Keluarkan perlahan

8. Rendam pada baskom yang berisi desinkfektan

9. Taruh lidi kapas tadi pada tabung reaksi

10. Tutup rapat dengan kapas berlemak yang terbungkus kertas

perkamen

11. Bawa ke laboratorium untuk diperiksa.

4. Pengambilan Urin

Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan

laboratorium.Mengambil sampel urine yang tidak terkontaminasi untuk menganalisa

urine rutin atau test diagnostik yang meliputi test kultur dan sensitivitas. Mengetahui

adanya mikroorganisme dalam urine.

Proses Pengambilan Urine.

Persiapan alat

Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)

Label spesimen

Sarung tangan sekali pakai

Larutan anti septik

Kapas sublimat

Formulir Laboratorium

Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan

Baskom air hangat

Page 7: Tugas Individu Forensik

Waslap

Sabun

Handuk

Prosedur pelaksanaan

Beritahu klien tujuan prosedur pelaksanaan

Untuk klien yang dapat berjalan

-          Antar klien ke kamar kecil

-          Antar klien untuk membasuh dan mengelap daerah ginetal dan

parineal dengan sabun dan air

Untuk klien wanita

Bersihkan daerah parineal dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas

desinfektan steril hanya sekali pakai

Untuk klien laki – laki

Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik

Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran kencing. Gunakan steril

hanya sekali pakai kemudian buang. Bersihkan area beberapa inci dari

penis

Cara Pengambilan Sampel

Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari.

Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang

tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan

tentang tata cara pengambilan yang benar. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi

suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine).

Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam

wadah bermulut lebar dan steril.

Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada wanita   :

a. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan muara

uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi

air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai

larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan

jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina selesai.

Page 8: Tugas Individu Forensik

b. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa

steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang. Kemudian

buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

c. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang dibasahi

dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia dengan 2 jari

dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan sekali lagi,

kemudian keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa

yang telah dipakai ke tempat sampah.

d. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin

yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam wadah steril

sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.

e. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah

dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim

segera ke laboratorium.

Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada pria :

a. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan muara

uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi

dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat dan

sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk

membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya

sebelum pembersihan selesai.

b. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis

dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

c. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu

keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang

telah dipakai ke dalam tempat sampah.

d. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang beberapa

mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam

wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.

e. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah

dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim

segera ke laboratorium.

f. Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena penundaan akan menyebabkan

bakteri yang terdapat dalam urin berkembang biak dan penghitungan koloni yang tumbuh

pada biakan menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat

Page 9: Tugas Individu Forensik

pengambilan. Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel

harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam

setelah pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur

dan sebaiknya dimintakan sampel baru.3 Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin

harus disimpan pada suhu 40 C selama tidak lebih dari 24 jam.

5. Pengambilan muntahan dan isi lambung

Pengambilan sampel untuk pemeriksaan toksikologi pada mayat

Lambung dengan isinya

Lambung diikat pada 2 tempat:

a. yang berbatasan dengan kerongkongan

b. yang berbatasan dengan usus halus

- Cara ini dimaksudkan untuk menghindari hancurnya butir-butir pil atau

tablet yang tertelan korban → mempermudah pemeriksaan toksikologik

- Cara yang lain adalah pemeriksaan kelainan pada lambung oleh dokter,

dapat diperkirakan jenis racun yang ditelan korban.

Usus dengan isinya

Pemeriksaan usus dengan isinya sangat berguna → terutama jika kematian

korban terjadi setelah beberapa jam disaat ia kemasukan racun

Dari hasil pemeriksaan ini dapat diperkirakan saat kematian, dan dapat

ditemukan tablet yangtidak dapat dihancurkan lambung (enteric coated tablet).

Caranya adalah mengikat usus dengan jarak 60 cm, yaitu pada perbatasan

lambung-usus halus, usus halus, usus halus-usus besar, dan usus besar poros

usus. Ikatan-iakatan tersebut untuk mencegah tercampurnya isi usus bagian

oral dengan isi usus bagian anal

6. Pengambilan jaringan dan sampel tulang

a. Jaringan, organ & tulang segar

- ambil tiap bagian dgn pinset

- tiap item dlm wadah sendiri & berlabel

Page 10: Tugas Individu Forensik

- simpan dipendingin, kirim

b. Jaringan, organ & tulang tak segar

- ambil tiap bagian, tiap item wadah sendiri & berlabel.

Jaringan otot : min 25 mg o.k DNA sedikit Jaringan Hati ; 15 mg

Wadah :

2 buah toples masing-masing 2 liter untuk hati dan usus.

3 buah toples masing-masing 1 liter untuk lambung beserta isinya, otak dan

ginjal.

4 buah botol masing-masing 25 ml untuk darah (2 buah) urine dan empedu.

7. Pengambilan sampel gigi

- Cabut gigi yg masih utuh

- masukkan dkm kantong plastik, beri label

8. Pengumpulan dan pengemasan barang bukti

a) Mengumpulkan Barang Bukti (Trace Evident)

Dokter tetap berkoordinasi dengan penyidik, terutama bila ada team Labfor.

Dokter membantu mencari barang bukti, misal racun, anak peluru dll.

Segala yang ditemukan diserahkan pada penyidik.

Dokter dapat meminjam barang bukti tersebut.

Page 11: Tugas Individu Forensik

Selesai pemeriksaan, TKP ditutup misal selama 3 X 24 jam.

Korban dibawa ke RS dengan disertai permohonan visum et repertum.

b) Pengambilan & Pengumpulan bahan

Harus dijaga :

- Syarat medicolegal

- Chain of evidence

Bahan-bahan tersebut :

Stat. I : Lambung + isi , Usus + isinya

Stat. II : Hati + 500 gram, Otak + 500 gram,P aru + 250 gram

Stat. III : Ginjal (sebagian kanan/kiri) , Kandung seni

Bahan-bahan lain :

- Darah (50 - 100 ml )

- Urine (100 ml )

Pada korban hidup :

- Sisa makanan/minuman

- Obat-obatan, bahan penyebab keracunan

- Bahan muntahan / hasil kumbah lambung

- Urine, darah & faeses

Kasus-kasus tertentu :

> Keracunan Alkohol :

- darah V.Femoralis

- urine

> Bila darah (-) :

- sum-sum tulang

Page 12: Tugas Individu Forensik

- jaringan otot

> Keracunan kronis Arsen :

- rambut, kuku & tulang.

Wadah : gelas/plastik (inert), mulut lebar dapat ditutup rapat bersih dari zat

kimia (baru)

Jumlahnya minimal 3 buah :

Wadah I : organ trac. Gastrointestinalis

Wadah II : organ hati, empedu, otak, ginjal dll

Wadah III : organ trac. urogenitalis

Pengawet : Alkohol 96%

Bisa : es batu, dry ice , Na fluorida , merkuri nitrat

Bahan pemeriksaan terendam dlm pengawet

> Seal dgn parafin

> Ikat tali tdk bersambung

> Beri label

> Segel ( lak + cap segel dinas ).

Pengiriman :

> Sertakan contoh bahan pengawet (100 ml) dalam botol bersih, dilabel &

segel.

> Dikirim segera setelah bahan diambil.

> Diantar ( via kurir )

> Via Paket.

Syarat-syarat surat :

> Surat permohonan pemeriksaan toksikologi

> Surat tentang laporan peristiwa atau kejadian (secara singkat).

> Surat tentang laporan otopsi

> Berita acara pembungkusan & penyegelan + cap segel dinas

Page 13: Tugas Individu Forensik

ISI LABEL :

- Identitas korban

- Jenis & jumlah bahan pemeriksaan

- Bahan pengawet yang dipakai

- Tempat & saat pengambilan bahan, pembungkusan, penyegelan

- Tanda tangan & nama terang penyegel, dokter yang otopsi

- Cap stempel dinas& segel dinas.

Pada penggalian jenazah :

> Bila mungkin bahan seperti tersebut diatas

> Contoh tanah : bagian atas/bawah, kiri/kanan jenazah (peti)

>Pembanding : contoh tanah radius 5 m dengan kedalaman yang sama

dengan jenazah

> Masing-masing dimasukkan dalam wadah tersendiri.

PEMERIKSAAN PENUNJANG ATAU LABORATORIUM FORENSIK

1. Pemeriksaan cairan mani dan sperma

1 . Sperma Cair

Hisap dgn semprit/pipet→ masukkan tab atau dengan kapas, keringkan

beri label, kirim

2 . Bercak Sperma pada benda yg dipindah

misal celana, bila masih basah, keringkan bila kering potong yang ada

nodanya → amplop

beri label, kirim ke lab.

3. Bercak sperma pd benda besar yang bisa dipotong

misal karpet, potong bagian yang ada noda

masukkan dlm amplop, beri label, dikirim

Page 14: Tugas Individu Forensik

4. Bercak pada benda tidak dpt dipindah & tdk menyerap

misal lantai, kerok bercaknya→ masukkan kertas lipat

masukkan amplop, label, kirim

5. BB sperma pd korban kejahatan seksual

BB di vagina, mulut/anus korban

tiap item dlm wadah sendiri & berlabel

kirim ke lab.

2. Pemeriksaan bercak darah

1. Sampel Darah Cair

a. Darah dari seseorang

diambil dgn semprit, masukkan ke dlm tabung yg ada EDTA +/- 1ml

darah.

beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke lab.

b. Darah cair di TKP

ambil dgn semprit/pipet/kain → masukkan ke tab.dgn EDTA.

bila membeku → ambil dengan spaltel

Page 15: Tugas Individu Forensik

beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke lab.

c. Darah cair dalam air/salju/es

sesegera mungkin, ambil secukupnya → dalam botol

hindari kontaminasi, beri label, simpan atau kirim ke lab.

2. Bercak Darah Basah

a. Dipakaian

Pakaian dgn noda ditempatkan pd permukaan bersih dan dikeringkan.

Setelah kering → masukkan kantong kertas/amplop

beri label, kirim ke kab.

b. Benda dengan bercak darah basah

Bila benda kecil biarkan kering, tapi pada benda besar hisap bercak

tersebut dengan kain katun dan keringkan.

masukkan amplop, beri label dan kirim

3. Bercak Darah Kering

a. Pada benda yang dapat dipindahkan

mis; senjata, kain → kumpulkan

tiap item → masukkan dlm kantong kertas

beri label, kirim ke lab.

b. Pada benda padat dgn permukaan kasar

mis; lantai → bercak dikerok → masukkan amplop

beri label, kirim

c. Pada benda besar yang tidak dapat dipindahkan

bercak digosok dgn kapas basah dgn saline/air steril

kapas dikeringkan → masukkan kantong plastik

4. Bercak darah kering pada karpet/benda yang dapat dipotong

Potong bagian yang ada nodanya

Tiap potongan beri label

sertakan potongan yang tidak ada nodanya sebagai kontrol.

kirim ke lab.

5. Percikan Darah Kering

Gunakan celotape, tempelkan pada percikan noda

masukkan celotape tersebut dalam kantong plastik

kirim ke lab.

3. Histopatologi Forensik

• Histologi

– Histo = jaringan

Page 16: Tugas Individu Forensik

– Logos = ilmu

– Ilmu yang mempelajari struktur anatomi dan jaringan di bawah mikroskop

(tingkat seluler).

• Patologi

– Ilmu yang mempelajari tentang penyakit, penyebab, mekanisme, dan

perubahan-perubahannya, dilihat dari tingkat selular

Tujuan

• Menegakkan diagnosis sebab mati

• Mengkonfirmasi temuan makroskopis

• Memberi gambaran histomorfologi perjalanan penyakit

• Gambaran intravitalitas

• Menentukan umur secara histomorphologi (infark lama/baru, umur luka, dsb)

• Memberi gambaran riwayat korban berkaitan dengan investigasi kriminal

(pemakaian narkoba suntik kronis, luka tembak masuk, dsb)

• Gambaran histologi sel (sel sperma pada kasus kekerasan seksual)

• Diagnosis berdasarkan gambaran histomorfologi pada penyakit-penyakit

okupasi (asbestosis, dsb)

4. Fotografi forensik

Fotografi forensik adalah “foto yang merekam objek, adegan, dan peristiwa

untuk digunakan dalam suatu proses hukum.” Fotografi forensik bisa digunakan secara

spesifik untuk dokumentasi, analisis, intelijen, atau untuk presentasi di pengadilan. Satu

hal penting, gambar yang digunakan di pengadilan mesti mengikuti aturan-aturan

pemaparan bukti-bukti sesuai yurisdiksi yang berlaku di tempat tertentu.

Gambar-gambar dalam fotografi forensik juga dapat digunakan untuk

“mengekstrak” data forensik seperti pengukuran jarak, dimensi, lokasi, atau untuk

mengungkap detail-detail yang tidak kasat mata (melalui sinar x, inframerah, ultraungu).

Sebuah foto forensik harus memiliki data seperti kapan dan di mana gambar

diambil, siapa fotografernya, dan perlengkapan apa (lensa, body, filter, dudukan, dan lain-

lain) saja yang digunakan. Informasi mengenai posisi matahari atau bayangan mungkin

akan diperlukan juga sebagai tambahan informasi tentang tanggal, waktu, atau musim.

Dengan kata lain, fotografi forensik adalah sebuah disiplin ilmiah, yang penggunaannya

mesti mengikuti aturan, prosedur, dan protokol yang ketat.

Fotografi makro adalah fotografi close-up. Lensa dirancang untuk makro biasanya

di paling tajam mereka di jarak fokus makro dan tidak cukup sebagai tajam pada jarak

fokus yang lain. Metode ini sangat berguna dalam pekerjaan forensik, di mana detail kecil

pada adegan kejahatan atau kecelakaan mungkin sering menjadi signifikan. Trace bukti

Page 17: Tugas Individu Forensik

seperti sidik jari dan tanda selip sangat penting, dan mudah direkam menggunakan

macroscopy.

5. Test getah paru

Caranya :

o paru-paru diletakkan diatas meja permukaan paru-paru dibersihkan satu kali

dengan pisau posisi tegak lurus

o di iris sampai alveoli yang paling dekat dengan pleura (sub pleura) dan di

tutup

o objek glass ditempelkan pada alveoli dan ditutup dengan gelas penutup

o dilihat dibawah mikroskop,akan didapatkan lumpur,pasir,telur cacing,

diatome,alga, dll.

Test getah paru (+) : korban sempat/pernah bernafas dalam air

Test getah paru (-) : korban meninggal terlebih dahulu baru masuk kedalam air/tidak

sempat bernafas dalam air

Airnya jernih sama dengan air minum

Spasme laring

Vagal refleks

6. Cara mengambil gas CO2 dari sumur

Cara mengambil gas CO2 dalam sumur :

Ambil beberapa botol bersih berkapasitas 1 liter dan kosongkan (ex : botol

bir). Ikat leher dan bagian alas botol masing masing dengan tali cukup panjang

Isi botol tersebut dengan air sampai penuh. Turunkan kedalam sumur yang

mengandung gas CO2 dengan posisi tegak (alas botol dibawah dan leher botol

diatas ). Jaga air dalam botol jangan sampai tumpah.

Setelah sampai ketempat yang sesuai dengan korban ditemukan meninggal

(kedalamannya),botol tersebut dibalik agar semua air dalam botol tumpah.

Page 18: Tugas Individu Forensik

Yaitu dengan cara menarik tali yang mengikat alas botol dan mengulur tali

yang mengikat leher botol.

Dengan keluarnya seluruh air dan botol menjadi kosong maka botol akan

vaccum sehingga gas CO2 masuk kedalam botol.

Setelah botol teriisi gas CO2 maka botol diangkat keatas dengan cara botol

dibalik lagi, seperti posisi semula agar gas CO2 dapat terbawa terus kedalam

botol (gas CO2 lebih berat daripada udara).

Setelah sampai diatas, botol segera ditutup rapat, berikan label dan disegel.

Test CO2 ada dua yaitu :

Kualitatif : dengan pemberian larutan Ca(OH)2 yang jernih dan baru dibuat

atau larutan Ba(OH)2 pada botol yang berisis udara yang diambil dari tempat

sempel. Apabila terdapat endapan putih kapur dari CaCO3 atau BaCO3 maka

berarti gas CO2 positif

CaOH2+CO2 CaCO3+H2O

BaOH2+CO2 BaCO3+H2O

Kuantitatif :

Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)

Volumetri (dengan menitrasi kelebihan larutan basa CaOH2/BaOH2

dengan konsentrasi tertentu.

Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif )

Keracunan gas CO2 : darah berwarna hitam

Keracunan gas CO dan HCN (kluwek,pete,gaplek) : cherry red

7. Alkali dilution test

Test untuk korban mati gas CO

Contohnya : gas lampu, kebakaran

(sifat gas CO: tidak berbau,tidak berwarna,lebih ringan dari udara )

Gunanya : untuk membedakan korban telah meninggal sebelum terbakar atau

memang meninggal karena terbakar.

Cara kerja :

Ambil dua tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan tigas

tetes darah orang normal (sebagai kontrol ) dan pada tabung reaksi II

dimasukkan tiga tetes darah korban. Kemudian keduanya diencerkan dengan

aquades sampai volume 15ml (hingga berwarna pink jernih). Setelah

tercampur secara homogen,kedua tabung reaksi diberi tiga tetes larutan alkali

Page 19: Tugas Individu Forensik

(NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan yang terjadi. Darah normal

(tabung reaksi I) segera berubah warna dari merah muda menjadi coklat

kehijauan dalam waktu kurang dari 30” ,karena terbentuknya alkali hematin.

Sedangkan darah korban (tabung reaksi II) perubahan warna seperti diatas

membutuhkan waktu lebih dari 30 “ ,karena sudah terjadi ikatan CO-HB. HB

lebih mudah mengikat CO dari pada CO2 .

(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati dibunuh

menghirup asap,perokok berat

(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring ,vagal refleks

8. Test apung paru

Page 20: Tugas Individu Forensik

8. Emboli udara vena

Terjadi karena vena teriris(biasanya V.jugularis dileher) sehingga udara masuk ke

dalampembuluh darah vena kemudian menuju ke jantung kanan cab. Arteri

pulmonale ke paru-paru menyebabkan sesak.

Korban meninggal karena kapiler paru buntuoleh udara sehingga terjadi asphyxia.

(jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100-150 cc).

Otopsi:

Kulit dinding thorax dibuka sternum dipotong pada proc. Xypoideus setinggi

ICS II dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Clavicula tidak terpotong

ambil dan gunting pericard dengan posisi Y terbalik dengan pinset tarik

ujung-ujung potongan pericard seperti Y terbalik isi dengan air sampai

menggenang tusuk atrium kanan,ventrikel kanan,arteri pulmonalis ada

gelembung udara positif.

Penyebab emboli udara vena:

1. Luka pada pembuluh balik leher( terutama V.Jugularis)

2. Abortus provocatus criminalis dengan cara penyemprotan.

9. Emboli udara arteri

Otopsi sama dengan emboli udara vena . hanya yang ditusuk atrium kiri,

ventrikel kiri dan aorta

Terjadi bila ada luka tembus paru-paru emboli v pulmonalis

atrium kiri ventrikel kiri aorta

Korban meninggal karena udara membuntu otak, ginjal dan jantung sampai

terjadi asfiksi

.

Penyebab :

1) Luka tusuk/tembus diparu-paru

2) Artifisial pneumothorax

3) Pneumonectomy

10. Emboli lemak

Contoh kasus : seorang anak yang dipukul terus menerus menjadi sesak

akhirnya mati.

Page 21: Tugas Individu Forensik

Patah tulang paha mau dioperasi akhiranya meninggal karena sesak

Hal ini terjadi karena emboli lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru)

ec. Fraktur tulang panjang

Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit seluruh

punggung dan patahnya tulang panjang. Sehingga cairan lemak masuk ke

dalam pembuluh darah vena yang robek masuk ke vena cava

superior atrium kanan ventrikel kanan arteri pulmonale

Dan membuntu di paru-paru (alveoli)

Korban meninggal karena kapiler paru buntu dan terjadi asphiksia.

Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru

“jaringan paru-paru diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair

(frozzensetion) dan kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat

dengan warna Sudan III” kemudian dikirim ke PA.

Pengiriman PA / pengawetan : paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi

menggunakan dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan

alkohol/formalin karena lemak akan larut)

11. Pneumothorax

Adanya udara dalam rongga thorax

Otopsi :

buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf “I” atau “Y”

setelah terlihat costa tarik potongan costa, tarik potongan kulit hingga

membentuk kantong

kemudian isi air sampai menggenangi

kemudian tusuk paru-paru diantara ICS2,

Test (+) bila ada gelembung udara

Pada gas pembusukan ditemukan gelembung udara sedikit.

Page 22: Tugas Individu Forensik

FORENSIK KLINIK

Pemeriksaan selaput dara

Selaput dara yang utuh dapat dibagi tiga berdasarkan bentuk dan tepi lubangnya :

a. Bentuk teratur dan tepi teratur utuh

Hymen annularis : lubang bundar ditengah atau eksentris disegmen

anterior

Hymen semilunaris (falciforme) : lubang disegmen posterior dan

berbentuk seperti bulan sabit

Hymen labiiformis : lubang berbentuk celah yang berjalan dari anterior

keposterior dengan bibir-bibir selaput dara dikedua sisinya.

b. Bentuk teratur dan tepi tidak teratur

Bentuk lubang bisa annular,semilunar atau labiiformis tetapi tepi lubang

menunjukkan celah-celah (defek konginental) yang dangkal atau dalam, jika

banyak maka tergantung dari sifat celahnya. Selaput dara yang tampak

terbelah-belah disebut hymen lobatus,tampak bergerigi disebut hymen

dentatus,sedangkan yang tampak berumbai-rumbai disebut hymen fimbriatus.

Jika celah-celahnya sampai pada dasar,sehingga selaput dara tampak terbagi

dalam sejumlah jelabir disebut hymen colloriformis.

c. Bentuk teratur dan tepi teratur atau tidak teratur

Yang termasuk dalam golongan ini adalah selaput dara yang atipis (atypical)

karena lubangnya tidak ada,atau lebih dari satu, atau tidak merupakan satu

kesatuan.

Hymen imperforatus : selaput dara tidak berlubang

Hymen biparitus atau hymen septus : terdapat dua lubang dengan sekat

diantaranya

Hymen partim septus : septum diantara kedua lubang tidak merupakan

satu kesatuan, tetapi terdiri dari dua jelabir selaput yang saling

berhadapan.

Page 23: Tugas Individu Forensik

Hymen multiplex atau hymen colloformis : selaput dara terdiri dari

banyak jelabir.

Hymen cribrosus : selaput dara berlubang banyak.

Pemeriksaan anus

Kemungkinan bila terjadi hubungan seksual secara anal akan menyebabkan luka pada

anal berupa robekan, ireugaritas, keadaan fissura

Jika kasus yang dihadapi adalah kasus homoseks antara dua pria, maka pembuktian

secara kedokteran forensik adalah: adanya sperma serta air mani baik dalam dubur

maupun mulut korban, dan mendapatkan adanya unsur-unsur yang terdapat dalam anus;

juga perlu diperiksa bentuk dubur, bagi yang telah sering melakukan persetubuhan

melalui dubur, maka bentuk dari dubur akan mengalami perubahan, duburnya terbuka,

berbentuk corong (funnel shape), dan otot sfingternya sudah tidak dapat berfungsi dengan

baik.

Untuk menentukan adanya sperma dalam dubur pasangannya sama seperti untuk

menentukan sperma atau air mani pada vagina, untuk melihat unsur-unsur yang ada

dalam dubur yang terbawa atau melekat pada penis, dapat dibuat sediaan langsung

dengan atau tanpa pewarnaan.