4
Anamnesis Tujuan anamnesis ini dapat membantu dokter gigi untuk memberikan penilaian terhadap kondisi pasien. Tujuh kriteria anamnesis yang harus dipenuhi, antara lain adalah: lokasi, kualitas, kuantitas dan keparahannya, waktu, keadaan yang memicu terjadinya keluhan, faktor lain yang memperberat atau memperingan gejala, gejala lain yang menyertai keluhan utama. Pasien juga dianamnesis bagaimana terjadinya trauma. Pemeriksaan klinis Pemeriksaan klinis harus dilakukan segera setelah injury terjadi. Pemeriksaannya berupa pemeriksan ekstraoral dan intraoral. Pemeriksaan ekstra oral antara lain penilaian simetris wajah, mata, lymnode, dan lain-lain. Pemeriksaan intraoral antara lain pemeriksaan gigi geligi serta jaringan lunak pendukungnya. Pemeriksaan Penunjang (Radiografi) Pemeriksaan dari gigi yang trauma tidak bisa dianggap sempurna tanpa pemeriksaan radiografi gigi tersebut, gigi tetangga dan gigi antagonisnya. Bahkan terkadang dibutuhkan radiografi pada jaringan lunak sekitar daerah injury untuk mencari fragmen gigi yang fraktur. Ukuran relatif dari kamar pulpa dan saluran akar harus diperiksa secara hati-hati. Bentuk irreguler dan ukuran yang berbeda dari kamar pulpa atau saluran akar apabila dibandingkan dengan gigi tetangganya, menunjukkan bukti bahwa adanya injury pada gigi tersebut. Observasi ini penting untuk menentukan perawatan. Pada pasien muda tahapan pembentukan

Tugas Kelompok Blok 17 Fraktur Akar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kiujk

Citation preview

Page 1: Tugas Kelompok Blok 17 Fraktur Akar

Anamnesis

Tujuan anamnesis ini dapat membantu dokter gigi untuk memberikan penilaian terhadap

kondisi pasien. Tujuh kriteria anamnesis yang harus dipenuhi, antara lain adalah: lokasi,

kualitas, kuantitas dan keparahannya, waktu, keadaan yang memicu terjadinya keluhan,

faktor lain yang memperberat atau memperingan gejala, gejala lain yang menyertai keluhan

utama. Pasien juga dianamnesis bagaimana terjadinya trauma.

Pemeriksaan klinis

Pemeriksaan klinis harus dilakukan segera setelah injury terjadi. Pemeriksaannya berupa

pemeriksan ekstraoral dan intraoral. Pemeriksaan ekstra oral antara lain penilaian simetris

wajah, mata, lymnode, dan lain-lain. Pemeriksaan intraoral antara lain pemeriksaan gigi

geligi serta jaringan lunak pendukungnya.

Pemeriksaan Penunjang (Radiografi)

Pemeriksaan dari gigi yang trauma tidak bisa dianggap sempurna tanpa pemeriksaan

radiografi gigi tersebut, gigi tetangga dan gigi antagonisnya. Bahkan terkadang dibutuhkan

radiografi pada jaringan lunak sekitar daerah injury untuk mencari fragmen gigi yang fraktur.

Ukuran relatif dari kamar pulpa dan saluran akar harus diperiksa secara hati-hati. Bentuk

irreguler dan ukuran yang berbeda dari kamar pulpa atau saluran akar apabila dibandingkan

dengan gigi tetangganya, menunjukkan bukti bahwa adanya injury pada gigi tersebut.

Observasi ini penting untuk menentukan perawatan. Pada pasien muda tahapan pembentukan

apeks sering mengindikasikan tipe dari perawatannya, seperti ukuran dari koronal pulpa dan

jarak dari area fraktur mempengaruhi dari tipe restorasi yang dapat digunakan. Fraktur akar

sebagai hasil dari injury atau yang didapat sebelumnya dapat dideteksi dengan pemeriksaan

radiografi yang hati-hati. Walaupun begitu, fraktur akar tidak akan mempengaruhi proses

perawatan, terutama apabila garis frakturnya berada pada regio sepertiga apikal. Gigi dengan

fraktur akar pada daerah tersebut jarang membutuhkan stabilisasi, dan biasanya akan

terbentuk jaringan fibrous atau terklasifikasi. Apabila gigi telah mengalami terklasifikasi

dengan atau tanpa fraktur akar, dua atau tiga radiografi pada daerah tersebut dengan sudut

yang berbeda dibutuhkan untuk menentukan dengan jelas defek dan perawatan apa yang akan

dibutuhkan.

Page 2: Tugas Kelompok Blok 17 Fraktur Akar

Fungsi lain dari radiografi adalah untuk menyediakan rekaman medis pada gigi segera setelah

terjadi injury. Seringkali radiografi berkala menunjukkan adanya gangguan kontinuitas pada

pulpa yang vital atau adanya perubahan yang ada pada pulpa atau jaringan pendukungnya.

Pada gigi muda dimana pulpanya sembuh dari trauma, kamar pulpa dan saluran akar

ukurannya akan berkurang dengan formasi normal dari dentin sekunder. Setelah beberapa

waktu, perubahan dari ukuran sebenarnya atau kontur dari kamar pulpa atau saluran apabila

dibandingkan dengan gigi tetangganya mengindikasikan adanya pembentukan kondisi

patologis.

Pada kasus-kasus dengan trauma facial yang lebih kompleks atau fraktur rahang, film

ekstraoral dibutuhkan untuk membantu mengidentifikasi perluasan dan lokasi dari seluruh

injury. Radiografi oblique lateral dan panoramik biasanya digunakan untuk proses diagnostik.

Selain dari paparan di atas gambaran radiografi fraktur akar lainnya antara lain, terpisahnya

fragmen akar, dimana terlihatnya garis radiolusensi diantara fragmen tersebut, terlihatnya

jarak antara pasak dengan struktur gigi, gambaran overlapping.

Berikut gambaran radiografi fraktur akar vertikal dan horizontal :

Page 3: Tugas Kelompok Blok 17 Fraktur Akar

Sumber

Jurnal ( MC Donald R. Averi DR. Dean JA. Dentistry for the child and adolescent. Eds

8th .USA ; Mosby Elsevier. 2004.(454-460).