38
TUGAS KULIAH MODUL 1 MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI “Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Operasi dan Produksi” Oleh : Kelompok 3 Kelas I Susi Susanti (115040100111024) Iwan Haryono (115040100111116) Wiwik Fitriani (115040101111060) Yani Misrotin (115040101111177) Abednego Abrian P. (115040107111013) Yuli Alfiatul I’sadah (115040113111005) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tugas Kuliah Modul 1

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS KULIAH MODUL 1

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

“Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Operasi dan Produksi”

Oleh :

Kelompok 3 Kelas I

Susi Susanti (115040100111024)

Iwan Haryono (115040100111116)

Wiwik Fitriani (115040101111060)

Yani Misrotin (115040101111177)

Abednego Abrian P. (115040107111013)

Yuli Alfiatul I’sadah (115040113111005)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur maupun jasa

tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting daripada sekedar

laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (Going Concern), perusahaan

memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan tersebut,

produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen

(harga, kualitas, pelayanan, dsb.). Salah satu ujung dari masalah ini adalah proses produksi

yang harus baik dalam arti yang luas, agar output yang dihasilkan baik berupa barang atau

jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan.

Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang dengan

baik, perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih sulit dari pada saat

mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai dapurnya perusahaan

perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusahaan memiliki

devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup

perusahaan.

Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan

yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang

dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi

dan operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan

barang atau jasa sehingga dapat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah

dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi dan operasi mengkaji

pengambilan keputusan dalam fungsi produksi dan operasi.

Pelaksanaan kegiatan manajemen merupakan tanggung jawab seorang manajer diartikan

sebagai orang yang bertanggung jawab lebih besar dari pada apa yang dia dapat lakukan

sendiri. Sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam mencapai tujuan organisasi,

sedangkan manajer produksi dan operasilah yang akan menentukan keberhasilan organisasi

perusahaan sebagai produsen yang baik, selanjutnya keberhasilan usaha suatu perusahaan

dalam mencapai tujuan dan sasarannya ditentukan oleh kemampuan manajer produksi dan

operasi, serta kemampuan manajer pemasaran dan manajer keuangan disamping kemampuan

manajemen puncak atau direksi untuk menciptakan hasil sinergi dari seluruh kegiatan

bersama perusahaan.

A. Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi

Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen yang

berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya pengaturan dan

pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi yang dikenal sebagai

manajemen produksi atau manajemen operasional. Berikut ini adalah definisi manajemen

operasi dan produksi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain :

a) Menurut Jay Heizer dan Berry Rander (2009:4), manajemen operasional adalah

serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

mengubah input menjadi output.

b) Menurut Eddy Herjanto (2007:2), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang

berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses

transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.

c) Menurut William J. Stevenson (2009:4), manajemen operasional adalah sistem

manajemen atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau penyediaan jasa.

d) Menurut Richard L. Daft (2006:216), manajemen operasional adalah bidang

manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat dan

teknik khusus untuk memecahkan masalah produksi.

e) Menurut James Evans dan David Collier (2007:5), manajemen operasional adalah ilmu

dan seni untuk memastikan bahwa barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke

pelanggan.

Jadi, manajemen operasional adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses aktivitas

managerial yang diperlukan dalam seleksi, design, operasi, kontrol dan memperbaharui

sistem produktif, pengubahan input menjadi output yang bernilai untuk mencapai kinerja

operasional perusahaan yang optimal secara efisien dan efektif, sehingga kebutuhan

konsumen terpenuhi.

Aktivitas-aktivitas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Seleksi : Suatu proses pemilihan

keputusan strategis yang mana barang dan jasa yang harus dibuat atau ditingkatkan, 2. Design

:Keputusan-keputusan taktis yang dilibatkan didalam menciptakan suatu metode dalam

menyelesaikan suatu operasi produktif. 3. Operasi : Perencanaan keputusan keluaran jangka

panjang yang diukur dari sudut pandang peramalan permintaan dan keputusan penjadwalan

pekerjaan dalam jangka pendek dan penempatan para pekerja, 4. Controlling : Prosedur yang

melibatkan pengambilan tindakan korektif tentang produk atau jasa yang dihasilkan, dan 5.

updating : Implementasi dari revisi utama dari sistem produksi, perubahan didalam

permintaan , tujuan organisasi, teknologi dan management.

(Sofjan, 2008)

B. Tokoh – Tokoh Teknik Manajemen Operasi dan Produksi

I. Aliran Klasik

1. Robert Owen (1771 – 1858)

Robert Owen (lahir di Newton, Powys, Montgomeryshire, Wales, 14 Mei 1771

–meninggal 17 November 1858 pada umur 87 tahun) adalah pemikir utama

sosialisme utopis, dia adalah seorang pelaku bisnis yang sukses yang

menyumbangkan banyak laba dari bisnisnya demi peningkatan hidup karyawannya.

Dia dianggap sebagai "Bapak" gerakan koperasi.

Pada awal tahun 1800-an, Robert Owen memperkenalkan teori tentang

manajemen personalia. Robert Owen menitikberatkan pentingnya penggunaan faktor

produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Teorinya menyatakan bahwa

bilamana diadakan perawatan pada mesin akan memberikan keuntungan pada

perusahaan, demikian pula pada tenaga kerja bila diberikan perhatian berupa

kompensasi, asuransi kesehatan, tunjangan dan lainnya oleh pimpinan perusahaan

akan memberikan keuntungan pada perusahaan.

Owen meningkatkan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia minimum kerja

bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi

karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan

dengan harga layak dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan

tinggal. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan

dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan.

2. Charles Babbage (1792 – 1871)

Kelahiran Babbage masih diperdebatkan, tetapi dia kemungkinan besar lahir di

44 Row Crosby, Walworth Road, London, Inggris. Sebuah plakat biru di

persimpangan Larcom Street dan Jalan Walworth. Tanggal lahir diberikan dalam

obituari di The Times 26 Desember 1792. Namun setelah muncul berita kematian,

keponakan menulis untuk mengatakan bahwa Charles Babbage lahir satu tahun

sebelumnnya.

Charles Babbage mengemukakan bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada

proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya,

karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Perhatiannya

diarahkan dalam hal pembagian kerja (division of labour) yang memiliki beberapa

keunggulan, yaitu : waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-

pengalaman yang baru, harus ada spesialisasi dalam pekerjaan (karena banyak waktu

yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dan

orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga

menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja), kecakapan dan keahlian seseorang

bertambah karena seseorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya, adanya

perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena

perhatiannya pada itu-itu saja.

Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan

perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus

memakai fasilitas, bahan dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-

baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia

menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja

dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik,

apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.

3. Frederick Winslow Taylor (1856 - 1915)

Frederick Winslow Taylor (lahir 20 Maret 1856 – meninggal 21 Maret 1915)

adalah seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang terkenal atas usahanya

meningkatkan efesiensi industri. Ia dikenal sebagai "bapak manajemen ilmiah" dan

pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi.

Frederick Winslow Taylor memperkenalkan teori scientific management, teori

manajemen yang menganalisis dan mensintesis alur kerja dengan tujuan

meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Taylor percaya bahwa keputusan

berdasarkan tradisi dan aturan-aturan praktis harus diganti dengan prosedur yang

tepat, yang dikembangkan setelah mempelajari kinerja individu ditempat kerja.

Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :

a. Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu

pengetahuan di setiap unsur-unsur kegiatan.

b. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan

latihan dan pendidikan kepada pekerja.

c. Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam

menjalankan tugas

d. Harus menjalin kerja sama yang baik antara pemimpin dengan pekerja.

Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi

mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut

Taylor mendekati ilmiah adalah :

a. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.

b. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.

c. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.

d. Bekerja untuk hasil yang maksimal.

e. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya,

untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan

perusahaan.

Taylor mengatakan bahwa scientific management merupakan tugas setiap

manajer untuk mengetahui hal yang terbaik (best of the best) melalui penganalisaan,

observasi dan percobaan-percobaan. Observasi yang dilakukannya antara lain : time

and motion study, organisasi fungsional dan the taylor differential rate system.

4. Henry Laurance Gantt (1861 - 1919)

Henry Laurence Gantt (1861-23 November 1919 di Calvert Country, Amerika)

adalah seorang konsultan manajemen berlatarbelakang insinyur mekanik yang

menciptakan peta Gantt (Gantt Chart) terkena. Sumbangan Henry L. Grant yang

terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau

juga memperkenalkan sistem Charting yang terkenal dengan Gant Chart.

Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik

antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry

beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi

pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak

karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah

manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan

rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih

baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan

dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya Gantt Chart

yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknik-teknik modern seperti PERT

(Program Evaluation and Review Techique).

5. Harrington Emerson (1853 – 1931)

Harrington Emerson Columbus (26 Maret 1864 - 15 Desember 1945) adalah ke-

48 Gubernur Maryland di Amerika Serikat 1916-1920. Menjabat sebagai Pengawas

Keuangan Maryland 1912-1916. Jangkanya sebagai gubernur berakhir 14 Januari

1920 dan dia kembali ke praktik hukumnya. Dia tetap aktif di politik, tetapi tidak

berhasil dalam pemilihan hakim Circuit Yudisial tahun 1926 dan gagal dalam

pemilihan untuk Distrik Kongres Pertama Maryland.

Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dari hasil penelitiannya

menunjukkan kebenaran prinsip yaitu bahwa uang akan lebih berhasil bila

mengetahui tujuan penggunaannya. Bukti dari pendapat Emerson yaitu adanya

istilah Management by Objective (MBO). Dikemukakan 12 prinsip efisiensi untuk

mengatasi pemborosan dan ketidak-efisienan, yaitu :

a. Clearly defined ideals

b. Common sense

c. Competent causal

d. Dicipline

e. The fair deal

f. Reliable

g. Give an order, planning and schedulling

h. Schedule, standard working and time

i. Standard condition

j. Standard operation

k. Written standard practice instruction

l. Efficiency rewar

6. Frank Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972)

Frank Bunker Gilbreth (7 Juli 1868-14 Juni 1924) adalah penganjur manajemen

ilmiah dan perintis studi gerak dan waktu. Ia juga terkenal sebagai bapak dan tokoh

sentral dalam novel Cheaper by the DozenLillian Moller Gilbreth, BA, MA, PhD

(24 Mei 1878–2 Januari 1972) adalah salah seorang wanita ilmuwan Amerika

Serikat yang pertama kali menyandang gelar doktor (Ph.D).

Suami istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik

dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai

makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak dapat mengurangi

kelelahan. Mereka juga terkenal dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai

pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru atau terkenal

dengan konsep "three position plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa yang

diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh

manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok, karena terlalu

mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan

pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.

Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian

suamianya pada efisiensi yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang

terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsip-prinsip

manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti kepribadian serta

kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena kurang adanya perhatian

dari pihak manajemen terhadap pekerja.

II. Aliran Neo Klasik

1. Hugo Munsterberg (1863 – 1916)

Hugo Münsterberg dilahirkan dalam sebuah keluarga Yahudi di Danzig

(sekarang Gdansk, Polandia) di bagian sebelah timur kota pelabuhan Prusia adalah

seorang Jerman-Amerika psikolog. Dia adalah salah satu pelopor dalam psikologi

terapan, memperluas penelitian dan teori-teori untuk Industri/Organisasi, hukum,

medis, klinis, pengaturan pendidikan dan bisnis.

Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak

psikologi industri. Bukunya Psychology and Indutrial Efficiency, ia memberikan 3

cara untuk meningkatkan produktivitas:

a. Menempatkan seorang pekerja terbaik (best possible person) yang paling sesuai

dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.

b. Menciptakan kondisi kerja yang terbaik (best possible work) yang memenuhi

syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.

c. Menggunakan pengaruh psikologis (best possible effect) agar memperoleh

dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.

2. Elton Mayo (1880 – 1949)

George Elton Mayo (1880-1949), ahli teori sosial dan psikolog industri, lahir

pada tanggal 26 Desember 1880 di Adelaide, putra sulung dari George Gibbes

Mayo, juru dan insinyur sipil kemudian, dan istrinya Maria Henrietta, Donaldson

née. Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan

manusiawi menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan.

Bila moral dan efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam

organisasi juga buruk. Hasil percobaan Howthorne menyatakan bahwa kenaikan

produktivitas bukan diakibatkan oleh insentif keuangan.Rantai reaksi emosional

antar pekerja berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, perhatian khusus dan

simpatik sangat berpengaruh.

Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin pentingnya

people management skills daripada engineering atau technicall skills, sehingga

konsep dinamika kelompok dalam praktek manajemen lebih penting daripada

manajemen atas dasar kemampuan perseorangan (individu). Walaupun demikian ada

beberapa kelemahan temuan Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang yang

beranggapan kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh

lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan,

struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain.

Gerakan hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya pemikiran-

pemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang lebih maju.

3. William Ouchi (1981)

William G. Ouchi (lahir 1943) adalah seorang profesor Amerika dan penulis

dalam bidang manajemen bisnis. Bill Ouchi lahir dan dibesarkan di Honolulu,

Hawaii. Dia adalah seorang profesor sekolah bisnis Stanford selama 8 tahun dan

telah menjadi anggota fakultas dari Sekolah Anderson of Management di University

of California, Los Angeles selama bertahun-tahun.

William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet

The Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk

menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau

didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.

Teori Z : Bagaimana American Management Bisa Temui Tantangan Jepang dan

New York Times best seller selama lebih dari lima bulan. Saat ini peringkat sebagai

buku yang paling banyak memegang ketujuh dari 12 juta judul yang diselenggarakan

di perpustakaan 4000 AS. Buku keduanya, Formulir Society M: Bagaimana Amerika

Teamwork dapat menangkap kembali Competitive Edge, meneliti berbagai teknik

menerapkan pendekatan itu.

Ouchi juga datang dengan tiga pendekatan untuk kontrol dalam manajemen

organisasi:

a. Pasar kontrol

b. Birokrasi kontrol

c. Clan kontrol

III. Aliran Manajemen Modern

1. Abraham Maslow (1908-1970)

Abraham Harold Maslow (1 April 1908 - 8 Juni 1970) adalah seorang Amerika

profesor psikologi di Brandeis University, Brooklyn College, Sekolah Baru untuk

Penelitian Sosial dan Columbia University yang menciptakan hierarki kebutuhan

Maslow. Beliau seorang psikolog humanistis, dari USA memperkenalkan teori

aktualisasi diri dengan menandaskan bahwa tujuan utama psikoterapi adalah

membangun integritas seseorang.

Mengemukakan adanya hierarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang

perilaku manusia dan dinamika proses motivasi. Tingkatan Kebutuhan manusia

menurut Maslow sebagai berikut :

a. Kebutuhan Fisologis, hampir semua kebutuhan dasar manusia kebutuhan akan

pemelioharaan biologis, makan, minum dan kesejahteraan fisik.

b. Kebutuhan Keamanan, kebutuhan akan perlidungan dan kepastian dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Kebutuhan Sosial, kebutuhan akan kasih sayang, rasa memiliki dalam hubungan

dengan orang lain.

d. Kebutuhan Harga Diri secara Penuh, kebutuhan akan harga diri dimata orang

lain, penghormatan, prestise, harga diri, kemampuan diri dan dianggap ahli.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri, tingkat kebutuhan yang paling tinggi, kebutuhan

akan self fulfilment berkembang dan menggunakan kemampuannya.

2. Robert Blak dan Jane Mouton (1930 – 1987)

Blake lahir pada tahun 1918 dan belajar psikologi di Berea College, University

of Virginia, di mana ia mengambil MA pada tahun 1941, kemudian di University of

Texas di Austin, di mana ia mengambil gelar Ph.D. pada tahun 1947. Dia tinggal di

University of Texas sebagai profesor hingga tahun 1964, menerima LL.D pada tahun

1992.

Jane Mouton belajar matematika murni dan fisika di University of Texas dan

diterima MA dalam psikologi dari Florida State University pada tahun 1951 dan

Ph.D. dari University of Texas pada tahun 1957. Blake dan Mouton mengembangkan

konsep Grid manajerial saat bekerja bersama-sama di University of Texas dan ide-

ide mereka diuji dan dikembangkan melalui pelaksanaan program pengembangan

organisasi di perusahaan minyak Amerika Exxon.

Robert R. Blake Dan Jane Srygley Mouton bekerja bersama di departemen

psikologi dari University of Texas selama tahun 1950-an dan 1960-an. Mereka

dikenal terutama untuk pengembangan dari "Grid manajerial" sebagai kerangka

kerja untuk memahami perilaku manajerial. Mengemukakan lima gaya

kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).

Blake dan Mouton mengidentifikasi dua driver fundamental dari perilaku

manajerial sebagai kepedulian untuk mendapatkan pekerjaan, dan kepedulian

terhadap orang yang melakukan pekerjaan. Mereka berpendapat bahwa, di satu sisi,

perhatian eksklusif untuk produksi dengan mengorbankan kebutuhan mereka yang

terlibat dalam produksi menyebabkan ketidakpuasan dan konflik, sehingga dapat

mempengaruhi kinerja, tetapi bahwa, di sisi lain kekhawatiran yang berlebihan untuk

menghindari konflik dan memelihara hubungan baik juga merugikan pencapaian

tujuan dan sasaran.

3. Fred Feidler (1967)

Fred Fiedler Edward (lahir 1922) adalah salah satu peneliti terkemuka di bidang

psikologi Industri dan organisasi abad ke-20. Dia adalah bisnis dan manajemen

psikolog di University of Washington .Dia menerapkan pendekatan kontingensi pada

studi kepemimpinan.

4. Rensis Likert (1903–1981)

Rensis Likert (5 Agustus 1903-3 September 1981) adalah seorang pendidik

Amerika dan psikolog organisasi paling dikenal untuk penelitian tentang manajemen

gaya. Dia mengembangkan nya Skala Likert dan model yang menghubungkan pin.

Pada tahun 1960-an Likert mengembangkan empat sistem manajemen yang

menggambarkan hubungan, keterlibatan, dan peran antara manajemen dan bawahan

dalam pengaturan industri, antara lain : sistem (1) explotatif otoritatif, sistem (2)

kebajikan otoritatif, sistem (3) konsultatif dan sistem (4) Partisipatif kelom POK.

(Firmanila, 2012)

C. Tantangan Masa Depan Bagi Bidang Manajemen Operasi Dan Produksi

Manajemen operasi merupakan ilmu yang menarik untuk dipelajari karena dihadapkan

pada kondisi yang selalu berubah. Kedinamisan ini terjadi karena adanya berbagai macam

tekanan dari globalisasi perdagangan dunia, juga perpindahan ide, produk dan uang dengan

kecepatan yang sangat tinggi. Panduan yang sekarang diambil oleh manajemen operasi-di

mana dulu berada dan hendak menuju kemana.

Maka proses manajemen operasional harus konsisten dengan fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan kegiatan operasional. Berkaitan dengan hal

tersebut, maka akan diperkenalkan beberapa tantangan dinamis yang ditunjukkan dalam tabel

berikut.

Dahulu Penyebab Masa depan

Fokus lokal atau nasional Biaya rendah, komunikasi

global yang andal dan

jaringan transportasi

Fokus global

Jumlah pengiriman yang

besar

Siklus produk yang singkat

dan perlunya modal

memberikan tekanan untuk

mengurangi persediaan

Pengiriman yang just in time

Pembelian dengan

penawaran yang terendah

Penekanan kualitas,

membutuhkan pemasok

yang terlibat dalam

peningkatan produk.

Kemitraan rantai pasokan,

perencanaan sumberdaya

perusahaan, e-commerce

Pengembangan produk yang

lama

Siklus hidup yang lebih

pendek, internet,

komunikasi internasional

yang cepat, desain dengan

bantuan komputer dan kerja

sama internasional

Pengembangan produk yang

cepat, aliansi, desain yang

bekerja sama.

Produk yang distandarisasi Pasar global yang

berlimpah, bertambahnya

proses produksi yang

fleksbel

Customisation massal

dengan penekanan pada

mutu

Spesialisasi pekerjaan Berubahnya sosial budaya Pemberdayaan pekerjaan,

pergaulan, meningkatnya

masyarakat yang syarat

informasi dan pengetahuan

tim dan perampingan

produksi

Fokus pada biaya rendah Permasalahan lingkungan,

ISO 14000, meningkatnya

biaya pembuangan limbah

Produksi yang peka

terhadap lingkungan, ramah

lingkungan, bahan yang

dapat didaur ulang,

manufaktur kembali

(Prasetya H, Fitri Lukiastuti, 2009)

D. Ruang Lingkup Manajenem Operasi dan Produksi

Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perencanaan atau

penyiapan sistem produksi dan operasi, pengendalian dari sistem produksi dan operasi, serta

sistem informasi produksi. Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah semata-

mata dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan bagian langsung atau tidak langsung

dalam berproduksi, sehingga perusahaan itu betul-betul dapat menghasilkan barang-barang

atau jasa dengan efektif dan efisien serta memenuhi sasaran-sasaran lainnya.

Perencanaan Sistem Produksi

Proses untuk merencanakan system produksi sehingga permintaan pasar dapat

dipenuhidengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat dan biaya produksi

minimum.

a. Perencanaan Produk

Kegiatan produksi dan operasi harus dapat menghasilkan produk, berupa

barang atau jasa, secara efektif dan efisien, serta dengan mutu atau kualitas yang

baik.

b. Perencanaan Lokasi Pabrik

Kelancaran produksi dan operasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh

kelancaran mendapatkan sumber-sumber bahan dan masukan (inputs), serta

ditentukan pula oleh kelancaran dan biaya penyampaian atau supply produk yang

dihasilkan berupa barang jadi atau jasa ke pasar.

c. Perencanaan Fasilitas Produksi

Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja

dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk produksi aman, dan

nyaman; Dalam merencanakan tata letak suatu pabrik perlu mempertimbangkan

semua proses dan prosedur yang kan dijalani pabrik, kuantitas dan kualitas yang

diperlukan dan setiap jenis perubahan, jenis, mutu atau permintaan produk di masa

mendatang.

Menurut Subagyo (2000), tata letak (layout) pabrik adalah cara penempatan

fasilitas-fasilitas yang digunakan di dalam pabrik.

Fasilitas itu misalnya : mesin, alat produksi, alat pengangkutan barang, tempat

pembuangan sampah dan lain-lain. Letak dari fasilitas-fasilitas itu harus diatur

sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berjalan sedemiakian rupa dengan

lancar dan efisien. Sedang menurut Assauri (2008), layout yang baik dapat

diartikan sebagia penyusunan yang teratur dan efisien semua fasilitas pabrik dan

buruh (personel) yang ada di dalam pabrik.

d. Perencanaan Lingkungan Kerja

Untuk memperoleh kinerja yang optimal dari karyawan maka perlu

diperhatikan kebutuhan dari karyawan tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan

perencanaan lingkungan kerja yang baik sehingga karyawan dapat bekerja dengan

baik dan menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan karena produktivitas

dan mutu kerja karyawan dipengaruhi faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan

kerja.

Perencanaan Lingkungan kerja seperti memperlakukan karyawan secara baik

dengan memberikan gaji yang layak , atau tidak memperkerjakan karyawan secara

overtime atau juga dapat dengan memberikan beberapa fasilitas di dalam

perusahaan yang dapat di manfaaat kan oleh karyawan seperti mushola,toilet

kantin.

e. Perencanaan Standart Produksi

Salah satu faktor yang terpenting dalam menunjang keberhasilan perusahaan

adalah penggunaan standar produksi dalam suatu perusahaan, dengan adanya

standar produksi maka pelaksanaan proses produksi pada sebuah perusahaan akan

berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh perusahaan,

Standar produksi umumnya digunakan oleh perusahaan yaitu untuk menetapkan

kualitas produksi.

Sistem Pengendalian Produksi

Pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa

yang telah direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan, maka dapat dievaluasi

sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.

a. Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi adalah aktivitas yang menetapkan kemampuan sumber-

sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi berjalan

sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya adalah

memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada

persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan

pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan

material, peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya.menetapkan

produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus

selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan

b. Pengendalian Bahan Baku

Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

penting. Persediaan memilki berbagai fungsi karena jika perusahaan mengalami

kekurangan barang persediaan, maka akan berakibat pada hal-hal sepeti

tertundanya proses produksi, penjualan sehingga akan menghambat dalam

perolehan laba atau pendapatan.

c. Pengendalian Tenaga Kerja

Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan oleh

kemampuasn dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusianya.

d. Pengendalian Biaya

Perusahaan harus mampu untuk memanjemen dan mengawasi system

keuanganya yang dikeluarkan selama proses produksi agar biaya yang dikeluarkan

dalam kegiatan bisnis dapat digunakan secara efektif dan efisien.

e. Pengendalian Kualitas atau Mutu

Pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang

dan diproduksi telah mampu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan

standart yang di miliki perusahaan

f. Pemeliharaan

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dan operasi harus

selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga dibutuhkan adanya

kegiatan pemeliharaan atau perawatan.

Sistem Informasi Produksi

Sistem yang di gunakan untuk mendukung fungsi produksi, yang mencakup

seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk

memproduksi barang atas jasa.

a. Struktur Organisasi

Salah satu perangkat yang paling penting dari sistem informasi adalah manusia

sebagai pengelola informasi. Oleh karena itu hubungan antara sistem informasi

dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat

tergantung dari kebutuhan pengelolanya. Oleh karena itu bentuk atau jenis sistem

informasi yang diperlukan sesuai dengan level manajemennya.

- Manajemen Level Atas: untuk perencanaan strategis, kebijakan dan

pengambilan keputusan.

- Manejemen Level Menengah: untuk perencanaan taktis dan pengambilan

keputusan.

- Manejemen Level Bawah: untuk perencanan dan pengawasan operasi dan

pengambilan keputusan.

- Operator: untuk pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.

b. Strategi Berdasarkan Pesanan

Sistem informasi produksi atas dasar pesanan merupakan suatu strategi yang

reaktif, Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan

pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar.

Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok

pesanan.

c. Produksi untuk Persediaan

Sistem informasi produksi untuk persediaan adalah suatu strategi material

proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang dibutuhkan.

Sistem informasi produksi untuk persediaan memiliki 4 ( empat ) komponen

yakni : a) Sistem penjadwalan produksi, b) Sistem material requirement planning,

c) Sistem capacity requrement planning dan d) Sistem pelepasan pesanan.

Manfaat sistem informasi produksi untuk persediaan adalah :

1. Perusahaan dapat mengelola materialnya secara lebih efisien

2. Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang

3. Perusahaan mengetahui kebutuhan material dimasa depan

4. Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok

Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut agar dapat berjalan

dengan baik perlu Proses Manajemen (POACC) yaitu:

1. Planning yaitu merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan

alternatif-alternatif, kebijaksanaan- kebijaksanaan, prosedur-rosedur, dan

program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapai.

2. Organizing merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh

potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan

atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan

yang telah ditentukan bersama.

3. Actuating merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian,

dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi

tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing

untuk dapat mewujudkan tujuan.

4. Coordinating dalam operasionalnya mengerjakan unit- unit, orang-orang,lalu

lintas informasi, dan pengawasan seefektif mungkin, semuanya harus

seimbang dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

5. Controlling merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses

perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan

tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan

berhasil guna.

(Prasetya H, 2009)

E. Peranan Manajer Operasi dan Produksi

Kegiatan manajemen operasi memerlukan pengetahuan yang luas yang mencakup

berbagai fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengendalian. Maka dari itu manajemen operasi itu sendiri harus diperlukan seorang manajer

yang mengatur kegiatan tersebut secara efektif dan efisien. Dan manajer operasi dituntut juga

harus menghasilkan sebuah produk.

Zulian Yamit (2003) menyatakan bahwa peranan manajer operasi adalah sebagai berikut:

1. Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien agar

tidak menyita waktu dalam pergerakan.

2. Melakukan pemeliharaan agar menjamin keandalan dan kontinuitas operasi.

3. Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk

menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah.

4. Menentukan komponen yang akan dibuat atau dibeli dari suplier.

5. Menentukan atau memperbaiki skedul kerja.

6. Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada penambahan jam kerja.

7. Memperbaiki sistem informasi produk dengan para suplier.

8. Memperbaiki manajemen persediaan.

9. Memperbaiki produktivitas.

10. Mengurangi jika memungkinkan menghapuskan pemborosan.

11. Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses, dan

sebagainya.

Dari banyaknya peranan manajer operasi, maka peranan manajer operasi itu sangatlah

penting dalam kegiatan manajemen operasi untuk menghasilkan barang atau jasa.

(Yamit, 2003)

F. Proses Produksi

Proses produksi adalah cara atau metode untuk menciptakan atau menambah guna suatu

barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada.

Jenis proses produksi menurut wujud proses produksi :

1. Proses kimia adalah proses produksi yang menggunakan sifat kimia

2. Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dengan merubah bentuk

3. Proses asembling adalah proses produksi menggabungkan komponen-komponen

menjadi produk akhir.

4. Proses transportasi adalah proses produksi menciptakan perpindahan barang

5. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi adalah proses produksi berupa

penyiapan data informasi yang di perlukan.

Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi :

1. Proses Produksi Terus-menerus (Continuous Processes)

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang mempunyai

pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam

perusahaan.

Ciri-ciri :

a. Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah

distandarisir.

b. Menggunakan product lay out atau departmentation by product.

c. Mesin bersifat khusus.

d. Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.

e. Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi

terhenti.

f. Tenaga kerja sedikit.

g. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.

h. Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman

yang banyak.

Kebaikan:

a. Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan

distandardisir.

b. Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.

c. Biaya tenaga kerja rendah.

d. Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.

Kekurangan:

a. Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.

b. Proses produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan seluruh

proses produksi.

c. Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.

2. Proses Produksi Terputus-putus (Intermitten Processes)

Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus

proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama.

Ciri-ciri:

a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.

b. Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.

c. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.

d. Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah

satu mesin.

e. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.

f. Persediaan bahan mentah tinggi.

g. Membutuhkan tempat yang besar.

Kelebihan:

Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang

berhubungan dengan mesin bersifat umum yaitu system pemindahan

menggunakan tenaga manusia, diperoleh penghematan uang dalam investasi

mesin yang bersifat umum dan proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun

ada kerusakan di salah satu mesin.

Kekurangan:

a. Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk berbeda

tergantung pemesanan.

b. Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.

c. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.

d. Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena

menggunakan banyak tenaga kerja dan mempunyai tenaga ahli.

3. Proses Produksi Campuran

Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-

menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan

kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas

secara penuh.

Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi :

Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pemisahan jenis proses

produksi dalam perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi dalam perusahaan

yang bersangkutan yaitu proses produksi utama dan proses produksi bukan utama.

1. Adapun proses produksi utama meliputi:

a. Proses produksi terus-menerus merupakan proses produksi yang mempunyai

pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di

dalam perusahaan.

b. Proses produksi terputus-putus ialah suatu proses produksi dimana arus proses

yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama.

c. Proses produksi proses yaitu suatu proses produksi yang terjadi saat produksi

itu terjadi.

d. Proses produksi proses yang sama merupakan sebuah proses produksi yang

dilakukan secara bersamaan dalam sebuah perusahaan.

e. Proses produksi proyek khusus merupakan suatu proses produksi yang

dilakukan perusahaan dalam sebuah proyek tertentu yang sedang ditangani

oleh perusahaan tersebut.

f. Proses produksi industri berat merupakan proses produksi yang dilakukan oleh

sebuah industri yang menggunakan tenaga mesin-mesin besar dalam proses

produksi seperti pabrik baja dan pabrik besi.

2. Proses produksi bukan utama meliputi:

a. Penelitian yaitu metode produksi yang dilakukan melalui sebuah pencarian

sumber pengetahuan terlebih dahulu sebelum melakukan produksi.

b. Model ialah proses produksi untuk memberikan gambaran produksi yang

dilakukan oleh perusahaan.

c. Prototipe yaitu bentuk awal produksi atau standar dari entitas yang memiliki

perbedaan yang unik namun belum tentu berbentuk fisik.

d. Percobaan merupakan proses produksi awal sebagai permulaan dalam

pembentukan produk, biasanya dalam uji coba produk baru.

e. Demonstrasi ialah pola produksi yang dilakukan untuk memaparkan hasil dari

produksi sebuah perusahaan yang telah terjadi.

3. Jenis proses produksi ditinjau dari segi penyelesaian proses produksi

Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi penyelesaian proses ini pada

umumnya untuk mengadakan pengendalian kualitas dari proses produksi di dalam

perusahaan yang bersangkutan. Pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis,

yaitu:

- Proses Produksi Tipe A

Proses produksi ini merupakan suatu tipe dari proses produksi dimana

dalam setiap tahap proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dapat

diperiksa secara mudah. Dengan demikian pengendalian proses dapat

dilaksanakan pada setiap tahap proses, sesuai dengan yang dikehendaki oleh

manajemen perusahaan yang bersangkutan.

- Proses Produksi Tipe B

Proses produksi tipe ini merupakan suatu proses produksi dimana di

dalam penyelesaian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan

akan terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses

produksi, pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu

saja. Dengan demikian pengendalian proses produksi yang dilaksanakan dalam

perusahaan akan terbatas kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa

secara mudah.

- Proses Produksi Tipe C

Perusahaan yang penyelesaian produksinya termasuk di dalam kategori

proses produksi tipe C ini adalah perusahaan yang melaksanakan proses

penggabungan atau pemasangan (assembling). Pelaksana proses produksi

dalam perusahaan tersebut dilakukan dengan pemasangan atau penggabungan

komponen-komponen produk.

- Proses Produksi Tipe D

Proses produksi tipe ini merupakan proses produksi yang dilaksanakan

dalam perusahaan dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi

otomatis. Mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan dalam perusahaan

tersebut dilengkapi dengan beberapa peralatan khusus untuk melaksanakan

pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.

- Proses Produksi Tipe E

Proses produksi ini merupakan proses produksi dari perusahaan-

perusahaan dagang dan jasa. Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda

dengan perusahaan-perusahaan semacam ini menjadi agak berbeda dengan

beberapa perusahaan yang melaksanakan processing dalam proses produksi

yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan.

(Subagyo, 2000)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2014.Pengantar Manajemen Operasi.Online.

http://taufikep.blogspot.com/20/13/06/pengantar-manajemen-operasi-dan.html. Diakses

21 Februari 2014

Anonymous.2014.Pengantar Manajemen Operasi.Online.

http://taufikep.blogspot.com/20/13/06/pengantar-manajemen-operasi-dan.html. Diakses

22 Februari 2014

Apple, James M. 1990. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung : Penerbit ITB.

Firmanila, Fira.2012.Tokoh-tokoh Manajemen Operasi dan Produksi.(online).

http://catatanfhiera.blogspot.com/2012/03/profile-tokoh-tokoh-manajemen.html.

Diakses 19 Februari 2014

Musdalifah.2014.Manajemen

Operasional.online.http://www.slideshare.net/musdalifah/ringkasan-pengajaran-

manajemen-operasional. Diakses 22 Februari 2014

Pangestu Subagyo,2000. Manajemen Operasi.BPFE. Yogyakarta

Prasetya H, Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Yogyakarta: Penerbit MedPress

Sofjan Assauri. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. Jakarta

Yamit, Zulian. (2003). Manajemen Produksi dan Operasi. Second edition. Ekonosia Fakultas

Ekonomi UII, Yogyakarta