Upload
faradiba-febriani
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
1/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
SASARAN BELAJAR
1. MM anatomi saluran nafas atas
1.1Makroskopis
1.2Mikroskopis
2. MM mekanisme pernafasan
3. MM Rhintis alergi
3.1Definisi
3.2Etiologi
3.3Patofisiologi
3.4Klasifikasi3.5Manifestasi
3.6Diagnosis
3.7Diagnosis banding
3.8Penatalaksanaan
3.9Komplikasi
3.10 Pencegahan
3.11 Prognosis
4. Farmakoterapi4.1Antihistamin
4.2Kortikosteroid
4.3Dekongestan Nasal
5. Pandangan islam tentang anatomi pernafasan
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
2/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
LI 1. Memahami dan menjelaskan saluran pernapasan atas
LO 1.1 Memahami dan menjelaskan makroskopis (Anatomi) saluran pernapasan atas.
Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh
untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari
metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Sistem Respirasi
1. Salur an Nafas Bagian Atas, pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh
dihangatkan, disarung dan dilembabkan.
2. Salur an Nafas Bagian Bawah, bagian ini menghantarkan udara yang
masuk dari saluran bagian atas ke alveoli.
3. Alveoli, terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO24. Sir kul asi Paru, pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh
darah vena meninggalkan paru.
5. Paru, terdiri atas :
a. Saluran Nafas Bagian Bawah
b. Alveoli
c. Sirkulasi Paru
6. Rongga Pleura, terbentuk dari dua selaputserosa, yang meluputi dinding
dalam rongga dada yang disebutpleura parietalis, dan yang meliputi paru
ataupleuraveseralis7. Rongga dan Dinding Dada, merupakan pompa muskuloskeletal yang
mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi
Saluran Nafas Bagian Atas
a. Rongga hidung
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :
Dihangatkan
Disaring
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
3/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Dilembabkan
Ketiga hal di atas merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi,
yang terdiri atas Psedostrafied Ciliated Columnar Epitelium yang
berfungsi menggerakkan partikel-partikel halus ke arah faring sedangkan
partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung,sel golbetdan kelenjar
serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah
yang berfungsi menghangatkan udara. Ketiga hal tersebut dibantu dengan
concha.
b. Nasofaring(terdapatPharyngeal Tonsildan Tuba Eustachius)
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat
pangkal lidah)
d. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)
(Daniel S.W, 2008; Raden Inmar, 2009)
Hidung
Organ pertama yang berfungsi dalam saluran napas. Terdapat vestibulum nasi
yang terdapat cilia kasar yang berfungsi sebagai saringan udara. Bagian dalam
rongga hidungada terbentuk terowongan yang disebut cavum nasi mulai dari
nares anterior sampai ke nares posterior lalu ke nasofaring.
Sekat antara kedua rongga hidung dibatasi dinding yang berasal dari tulang
dan mucusa yaitu septum nasi yang dibentuk oleh :
a. Cartilago septi naso
b. Os vomer
c. Lamina perpendicularis os ethmoidalis
Merupakan organ berongga yang terdiri atas tulang, tulang rawan hyalin otot bercorak
dan jaringan ikat
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
4/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Fungsi :
Menyalurkan udara
Menyaring udara dari benda asing
Menghangatkan udara pernafasan
Melembabkan udara pernafasan
Alat pembau
Cavum nasi dipisahkan oleh septum nasi, yang
berhubungan dengan nasofaring melalui choana
(nares posterior)
Memiliki bagian terlebar yang disebut dengan vestibulum nasi
Fossa Nasali s
Dinding superior rongga hidung sempit, dibentuk lamina cribroformis
ethmoidalis yang memisahkan rongga tengkorak dengan rongga hidung.
Dinding inferior dibentuk os maxilla dan os palatinum.
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
5/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Ada 2 cara pemeriksaan hidung yaitu rhinoscopy anterior dan posterior. Kalau
yang anterior, di cavum nasi di sisi lateral ada concha nasalis yang terbentuk
dari tulang tipis dan ditutupi mukusa yang mengeluarkan lendir dan di medial
terlihat dinding septum nasi. Kalau pada posterior, dapat terlihat nasofaring,
choanae, bagian ujung belakang conchae nasalis media dan inferior, juga
terlihat OPTA yang berhubungan dengan telinga.
Ada 3 buah concha nasalis, yaitu :
a. Concha nasalis superior
b. Concha nasalis inferiorc. Concha nasalis media
Di antara concha nasalis superior dan media terdapat meatus nasalis superior.
Antara concha media dan inferior terdapat meatus nasalis media. Antara
concha nasalis inferior dan dinding atas maxilla terdapat meatus nasalis
inferior.
Fungsi chonca :
Meningkatkan luas permukaan epitel respirasi
Turbulensi udara dimana udara lebih banyak kontak dengan
permukaan mukosa
Sinus-sinus yang berhubungan dengan cavum nasi disebut sinus paranasalis :
a. Sinus sphenoidalis mengeluarkan sekresinya melalui meatus superior
b. Sinus frontalis ke meatus media
c. Sinus maxillaris ke meatus media
d. Sinus ethmoidalis ke meatus superior dan media.
Di sudut mata terdapat hubungan antara hidung dan mata melalui ductus
nasolacrimalis tempat keluarnya air mata ke hidung melalui meatus inferior.
Di nasofaring terdapat hubungan antara hidung dan rongga telinga melalui
OPTA (Osteum Pharyngeum Tuba Auditiva) eustachii. Alurnya bernama torus
tobarius.
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
6/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Persarafan hidung
Persarafan sensorik dan sekremotorik hidung :
1. Depan dan atas cavum nasi mendapat persarafan sensoris dari cabang
nervus opthalmicus
2. Bagian lainnya termasuk mucusa hidung cavum nasi dipersarafi ganglion
sfenopalatinum. Nasofaring dan concha nasalis mendapat persarafan
sensorik dari cabang ganglion pterygopalatinum.
Nervus olfactorius memberikan sel-sel reseptor untuk penciuman. Proses
penciuman : pusat penciuman pada gyrus frontalis, menembus lamina cribrosa
ethmoidalis ke traktus olfactorius, bulbus olfactorius, serabut n. olfactorius
pda mucusa atas depan cavum nasi.
Vaskularisasi hidung
Berasal dari cabang a. Opthalmica dan a. Maxillaris interna
1. Arteri ethmoidalis dengan cabang-cabang : arteri nasalis externa dan
lateralis, arteri septalis anterior
2. Arteri ethmoidalis posterior dengan cabang-cabang : arteri nasalis
posterior, lateralis dan septal, arteri palatinus majus
3. Arteri sphenopalatinum cabang arteri maxillaris interna. Ketiga pembuluh
tersebut membentuk anyaman kapiler pembuluh darah yang dinamakan
Plexus Kisselbach. Plexus ini mudah pecah oleh trauma/infeksi sehingga
sering menjadi sumber epistaxis pada anak.
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
7/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
NASOFARING
LARING
Daerah yang dimulai dari aditus laryngis sampai batas bawah cartilago cricoid.
Rangka laring terbentuk dari tulang rawan dan tulang.
1. Berbentuk tulang adalah os hyoid
2. Berbentuk tulang rawan adalah : tyroid 1 buah, arytenoid 2 buah, epiglotis
1 buah. Pada arytenoid bagian ujung ada tulang rawan kecil cartilago
cornuculata dan cuneiforme.
Laring adalah bagian terbawah dari saluran napas atas.
Os hyoid
Mempunyai 2 buah cornu, cornu majus dan minus. Berfungsi untuk perlekatan
otot mulut dan cartilago thyroid
Carti lago thyroid
Terletak di bagian depan dan dapat diraba tonjolan yang disebut prominess
laryngis atau lebih disebut jakun pada laki-laki. Jaringan ikatnya adalah
membrana thyrohyoid. Mempunyai cornu superior dan inferior. Pendarahan
dari a. Thyroidea superior dan inferior.
Cartil ago arytenoid
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
8/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Mempunyai bentuk seperti burung penguin. Ada cartilago corniculata dan
cuneiforme. Kedua arytenoid dihubungkan m.arytenoideus transversus.
Epiglotis
Tulang rawan berbentuk sendok. Melekat di antara cartilago arytenoid.
Berfungsi untuk membuka dan menutup aditus laryngis. Saat menelan
epiglotis menutup aditus laryngis supaya makanan tidak masuk ke laring.
Cartil ago cricoid
Batas bawah adalah cincin pertama trakea. Berhubungan dengan thyroid
dengan ligamentum cricothyroid dan m.cricothyroid medial lateral.
Otot-otot laring :
a. Otot extrinsik laring
1. M.cricothyroid
2. M. thyroepigloticus
b. Otot intrinsik laring
1. M.cricoarytenoid posterior yang membuka plica vocalis. Jika terdapat
gangguan pada otot ini maka bisa menyebabkan orang tercekik dan
meninggal karena rima glottidis tertutup. Otot ini disebut juga safety
muscle of larynx.
2. M. cricoarytenoid lateralis yang menutup plica vocalis dan menutup
rima glottdis
3. M. arytenoid transversus dan obliq
4. M.vocalis
5. M. aryepiglotica
6. M. thyroarytenoid
Dalam cavum laryngis terdapat :
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
9/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Plica vocalis, yaitu pita suara asli sedangkan plica vestibularis adalah pita
suara palsu. Antara plica vocalis kiri dan kanan terdapat rima glottidis
sedangkan antara plica vestibularis terdapat rima vestibuli. Persyarafan daerah
laring adalah serabut nervus vagus dengan cabang ke laring sebagai n.laryngis
superior dan n. recurrent.
LO 1.2 Memahami dan menjelaskan mikroskopis (histology) saluran pernapasan atas.
Rongga hidung
Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di
sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di
dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis.Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis
medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-masing dinding
lateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan
konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi
menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel
sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar
di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan
memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal
(berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria. KelenjarBowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius
sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa,
konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara
yang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum
masuk lebih jauh.
Silia berfungsi untuk mendorong lendir ke arah nasofaring untuk tertelan atau
dikeluarkan (batuk) .Sel goblet dan kelenjar campur di lamina propriamnghasilkan sekret, untuk menjaga kelembaban hidung dan menangkap
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
10/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
partikel debu halus . Di bawah epitel chonca inferior terdapat swell bodies,
merupakan fleksus vonosus untuk menghangatkan udara inspirasi
epitel
olfaktori, khas pada konka superior
Sinus paranasalis
Terdiri atas sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidales dan sinus sphenoid,
semuanya berhubungan langsung dengan rongga hidung. Sinus-sinus tersebut dilapisi
oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan mengandung sel goblet yang lebih sedikit
serta lamina propria yang mengandung sedikit kelenjar kecil penghasil mukus yang
menyatu dengan periosteum. Aktivitas silia mendorong mukus ke rongga hidung.
Faring
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-olfaktori.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-olfaktori.jpg7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
11/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum
mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng.
Terdiri dari : Nasofaring (epitel bertingkat torak bersilia,
dengan sel goblet)
Orofaring (epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk)
Laringofaring (epitel bervariasi)
LaringLaring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina
propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai
katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada
fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan
memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi
oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel
respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar
campuran mukosa dan serosa.
Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen
laring: pasangan lipatan atas membentukpita suara palsu (plika vestibularis) yang
terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentukpita
suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis (serat
elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu
terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda.
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
12/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Tulang rawan yang lebih besar (tulang rawan hyalin):
Thyroid
Cricoid
Arytenoid
Tulang rawan yang kecil (tulang rawan elastis):
Epiglottis
Cuneiform
Corniculata
Ujung arytenoid
epitel epiglotis, pada pars lingual berupa epitel gepeng berlapis dan para pars laringeal
berupa epitel respiratori
Epiglottis
Memiliki permukaan lingual dan laringeal
Seluruh permukaan laringeal ditutupi oleh epitel berlapis gepeng, mendekati
basis epiglottis pada sisi laringeal, epitel ini mengalami peralihan menjadi
epitel bertingkat silindris bersilia
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-laring.jpg7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
13/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Trakea
Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada
lamina propria dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana
ujung bebasnya berada di bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan
oleh sel goblet dan sel kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan
silia untuk mendorong partikel asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk
menjaga lumen trakea tetap terbuka. Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan
hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat ligamentum fibroelastis dan
berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan lumen dan mencegah distensiberlebihan.
epitel trakea dipotong memanjang
epitel trakea, khas berupa adanya tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda ("c-
shaped")
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-trakea-dipotong-memanjang.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-trakea-dipotong-memanjang.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-trakea-dipotong-memanjang.jpg7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
14/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
LI 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi pernapasan
LO 2.1 Memahami dan menjelaskan fungsi pernapasan.
Proses pernapasan dibagi menjadi 2,yaitu:
1. Pernapasan luar (eksternal)
Dimana terjadi penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secarakeseluruhan.
2. Pernapasan dalam (internal)
Akan terjadi penggunaan O2 dan pembentukan CO2 oleh sel-sel serta
pertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair sekitarnya.
fungsi pernapasan
Mengeluarkan air dan panas dari tubuh
Proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dalam paru Meningkatkan aliran balik vena
Mengeluarkan dan memodifikasikan prostaglandin
LO 2.2 Memahami dan menjelaskan Mekanisme pernafasan.
A. Mekanisme pernapasan berdasarkan antomi
Pada waktu inspirasi udara masuk melalui kedua nares anterior
vestibulum nasi cavum nasi lalu udara akan keluar dari cavum nasimenuju nares posterior (choanae) masuk ke nasopharynx,masuk ke
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/trachea_ts.jpg7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
15/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
oropharynx (epiglottis membuka aditus laryngis) daerah larynx
trakea.masuk ke bronchus primer bronchus sekunder bronchiolus
segmentalis (tersier) bronchiolus terminalis melalui bronchiolus
respiratorius masuk ke organ paru ductus alveolaris alveoli.pada
saat di alveoli terjadi pertukaran CO2 (yang dibawa A.pulmonalis)lalu
keluar paru dan O2 masuk kedalam vena pulmonalis.lalu masuk ke atrium
sinistra ventrikel sinistra dipompakan melalui aorta ascendens
masuk sirkulasi sistemik oksigen (O2) di distribusikan keseluruh sel
dan jaringan seluruh tubuh melalui respirasi internal,selanjutnya CO2
kembali ke jantung kanan melalui kapiler / vena dipompakan ke paru
dan dengan ekspirasi CO2 keluar bebas.
B. Mekanisme pernapasan berdasarkan fisiologinyaInspirasi merupakan proses aktif ,akan terjadi kontraksi otot otot
,inspirasi akan meningkatkan volume intratorakal,tekanan intrapleura di
bagian basis paru akan turun dari normal sekitar -2,5 mm Hg (relatif
terhadap tekanan atmosfer) pada awal inspirasi menjadi 6 mm
Hg.jaringan paru semangkin tegang ,tekanan di dalam saluran udara
menjadi sedikit lebih negatif dan udara mengalir kedalam paru.pada akhir
inspirasi daya rekoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke
kedudukan ekspirasi ,sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya
rekoil jaringan paru dan dinding dada.tekanan didalam saluran udara
menjadi sedikit positif dan udara mengalir meninggalkan paru,selama
pernapasan tenang,ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak
memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan volume inratorakal,namun
pada awal ekspirasi masih terdapat kontraksi ringan otot
inspirasi,kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya rekoil paru dan
memperlambat ekspirasi.
menjelaskan mekanisme / proses batuk dan bersin
Batuk diawali dengan inspirasi dalam dan diikuti oleh ekspirasi kuatmelawan glotis yang tertutup,hal ini meningkatkan tekanan intrapleura
mencapai 100 mm Hg / lebih,glotis terbuka secara tiba-tiba mengakibatkan
ledakan aliran udara ke luar dengan kecepatan mencapai 965 km(600 mil)
/ jam.bersin merupakan hal yang serupa dengan glotis yang terus terbuka
,kedua reflex ini membantu pengeluaran iritan dan menjaga saluran udara
tetap bersin.
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
16/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
LI 3. Memahami dan menjelaskan rhinitis alergi.
LO 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi rhinitis alergi.
*Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala bersin-bersin, keluarnya
cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar dengan allergen
yang mekanisme ini diperantarai oleh IgE. (ARIA, 2001).
*Rhinitis Alergi secara klinis dapat didefinisikan sebagai gangguan fungsi hidung atau
inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah
tersensitasi dengan alergen yang sama serta dengan dilepaskannya mediator kimia ketika
terjadi paparan ulang dengan alergen spesifik tersebut. Rhinitis alergi merupakan manifestaiklinik reaksi hipersensivitas tipe 1 dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran
(http://www.itokindo.org)
LO 3.2 Etiologi Rhinitis Alergi
Penyebab yang paling sering adalah alergi inhalan , terutama pada orang dewasa dan alergi
ingestan. Alergi inhalan yang utama adalah alergen di dalam rumah (indoor) dan alergen di
luar rumah (outdoor).. Alergi inhalan di dalam rumah terdapat di dalam kasur kapuk, tutup
tempat tidur, karpet, selimut, dapur,tumpukan baju dan buku buku serta sofa. Komponen
alergen utamanya terutama dari serpihan kulit dan feses tungau D.Pteronysinnus,D farinae,
bulu bulu binatang. Alergi inhalan luar adalah polen dan jamur.
Alergi ingestan sering merupakan penyebab pada anak-anak dan biasanya disertai gejala
alergi lain seperti urtikaria, atau gangguan pencernaan. Alergi ingestan misalnya susu, telur,
coklat, udang
http://www.itokindo.org/http://www.itokindo.org/7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
17/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Kelembaban yang tinggi merupakan faktor resiko untuk untuk tumbuhnya jamur. Berbagai
pemicu yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa faktor nonspesifik diantaranya
asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat atau merangsang dan perubahan cuaca
(Becker, 1994).
Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas:
Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah,
tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur.
Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur,
coklat, ikan dan udang.
Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin atau
sengatan lebah.
Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa,
misalnya bahan kosmetik atau perhiasan (Kaplan, 2003).
3.3Patofisiologi Rhinitis Alergi
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
18/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
3.4Klasifikasi Rhinitis Alergi
Dahulu rinitis alergi dibedakan dalam 2 macam berdasarkan sifat berlangsungnya, yaitu:
1. Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis)
2. Rinitis alergi sepanjang tahun (perenial)
Gejala keduanya hampir sama, hanya berbeda dalam sifat berlangsungnya (Irawati,
Kasakeyan, Rusmono, 2008). Saat ini digunakan klasifikasi rinitis alergi berdasarkan
rekomendasi dari WHO Iniative ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun
2000, yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi :
1. Intermiten (kadang-kadang): bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4
minggu.
2. Persisten/menetap bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari 4 minggu.
Sedangkan untuk tingkat beratnya penyakit, rhintis alergi dibagi menjadi
1.Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas seharian, bersantai,
berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu
2. Berat, bila ditemukan satu atau dua lebih dari gangguan diatas
(Sumber: repository.usu.ac.id)
3.5Manifestasi klinik Rhintis Alergi
Gejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. Sebetulnya bersin
merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan
sejumlah besar debu. Hal ini merupakan mekanisme fisiologik, yaitu proses membersihkan
sendiri (self cleaning process). Bersin dianggap patologik, bila terjadinya lebih dari 5 kali
setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin
Disebut juga sebagai bersin patologis (Soepardi, Iskandar, 2004). Gejala lain ialah keluar
ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yangkadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Tanda-tanda alergi juga
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
19/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
terlihat di hidung, mata, telinga, faring atau laring. Tanda hidung termasuk lipatan hidung
melintang garis hitam melintang pada tengah punggung hidung akibat sering menggosok
hidung ke atas menirukan pemberian hormat (allergic salute), pucat dan edema mukosa
hidung yang dapat muncul kebiruan. Lubang hidung bengkak. Disertai dengan sekret mukoid
atau cair.
Gejala lain yang tidak khas dapat berupa: batuk, sakit kepala, masalah penciuman, mengi,
penekanan pada sinus dan nyeri wajah,post nasal drip. Beberapa orang juga mengalami lemah
dan lesu, mudah marah, kehilangan nafsu makan dan sulit tidur (Harmadji, 1993).
3.6Diagnosis Rhintis Alergi
Diagnosis rinitis alergi ditegakkan berdasarkan:
1. Anamnesis
Anamnesis sangat penting, karena sering kali serangan tidak terjadi dihadapan pemeriksa.
Hampir 50% diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis saja. Gejala rinitis alergi yang khas
ialah
- terdapatnya serangan bersin berulang
- keluar hingus (rinore) yang encer dan banyak
- hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air
mata keluar (lakrimasi).
Lalu selain itu juga Perlu ditanyakan pola gejala (hilang timbul, menetap) beserta onset dan
keparahannya, identifikasi faktor predisposisi karena faktor genetik dan herediter sangat
berperan pada ekspresi rinitis alergi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan
pekerjaan. (sumber: repository.usu.ac.id)
Rinitis alergi dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2 atau lebih gejala
seperti bersin-bersin lebih 5 kali setiap serangan, hidung dan mata gatal, ingus encer lebih
dari satu jam, hidung tersumbat, dan mata merah serta berair maka dinyatakan positif
(sumber: Rusmono, Kasakayan, 1990).
2. Pemeriksaan Fisik
Pada muka biasanya didapatkan garisDennie-Morgan dan allergic shinner, yaitu bayangan gelap
di daerah bawah mata karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung (Irawati, 2002). Selain
itu, dapat ditemukan juga allergic crease yaitu berupa garis melintang pada dorsum nasi bagian
sepertiga bawah. Garis ini timbul akibat hidung yang sering digosok-gosok oleh punggung tangan
(allergic salute). Pada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah, berwarna pucat
atau livid dengan konka edema dan sekret yang encer dan banyak. Perlu juga dilihat adanya
kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat. Selain itu,
dapat pula ditemukan konjungtivis bilateral atau penyakit yang berhubungan lainnya sepertisinusitis dan otitis media (Irawati, 2002).
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
20/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
2. Pemeriksaan Penunjang
a. In vitro
Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyak menunjukkan kemungkinan alergi inhalan. Jika
basofil (5 sel/lap) mungkin disebabkan alergi makanan, sedangkan jika ditemukan sel PMN
menunjukkan adanya infeksi bakteri (Irawati, 2002).
b. In vivo
Alergen penyebab dapat dicari dengan cara pemeriksaan tes cukit kulit, uji intrakutan atau
intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End-point Titration/SET). SET dilakukan untuk
alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat
kepekatannya.
3.7Diagnosis banding
-Rinitis Vasomotor
-Common cold
-Rinitis medikamentosa
-Sinusitis
3.8Penatalaksanaan
1.Terapi yang paling ideal adalah dengan alergen penyebabnya (avoidance) dan eliminasi.
2. Simptomatis
a. Medikamentosa-Antihistamin yang dipakai adalah antagonis H-1, yang bekerja secara inhibitor
komppetitif pada reseptor H-1 sel target, dan merupakan preparat farmakologik yang paling
sering dipakai sebagai inti pertama pengobatan rinitis alergi. Pemberian dapat dalam kombinasi
atau tanpa kombinasi dengan dekongestan secara peroral
3.Operatif - Tindakan konkotomi (pemotongan konka inferior) perlu dipikirkan bila konka
inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan cara kauterisasi memakai AgNO3 25
% atau troklor asetat (Roland, McCluggage, Sciinneider, 2001).
4. Imunoterapi - Jenisnya desensitasi, hiposensitasi & netralisasi. Desensitasi dan hiposensitasi
membentukblocking antibody. Keduanya untuk alergi inhalan yang gejalanya berat, berlangsung
lama dan hasil pengobatan lain belum memuaskan (Mulyarjo, 2006).
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
21/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
3.9Komplikasi
a. Polip hidung yang memiliki tanda patognomonis: inspisited mucous glands, akumulasi sel-
sel inflamasi yang luar biasa banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit T CD4+), hiperplasia
epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia skuamosa.
b. Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak.
c. Sinusitis paranasal merupakan inflamasi mukosa satu atau lebih sinus para nasal. Terjadi
akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang menyebabkan sumbatan
ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan tekanan udara rongga sinus. Hal tersebut
akan menyuburkan pertumbuhan bakteri terutama bakteri anaerob dan akan menyebabkanrusaknya fungsi barier epitel antara lain akibat dekstruksi mukosa oleh mediator protein basa
yang dilepas sel eosinofil (MBP) dengan akibat sinusitis akan semakin parah (Durham,
2006).
3.10 Pencegahan
1.Menghindari makanan dan obat-obatan yang mengandung alergi
2.Jangan membiarkan hewan berbulu masuk ke dalam rumah
3.Bersihkan debu dengan meyedotnya secara berkala
4.Gunakan AC untuk meminimalkan debu di udara
5.Untuk menghindari dengan kontak alergen, gunakan sarung tangan atau masker ketika
sedang bersih2 di dalam ataupun luar rumah
6.tutup perabotan berbahan kain dengan menggunakan lapisan yang bisa dicucui sesering
mungkin
7. Tidak menggunakan kasur dari kapuk
3.11 Prognosis
Banyak gejala rinitis alergi dapat dengan mudah diobati. Pada beberapa kasus (khususnya
pada anak-anak), orang mungkin memperoleh alergi seiring dengan sistem imun yang
menjadi kurang sensitif pada alergen. Efek sistemik, termasuk lelah, mengantuk, dan lesu,
dapat muncul dari respon peradangan. Gejala-gejala ini sering menambah perburukan
kualitas hidup.
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
22/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
4. MM. Farmakoterapi
4.1 Anti histamin
Anti Histamin dibedakan menjadi 2, yaitu AH1 dan AH2. Kedua jenis antihisamin ini bekerja
secara kompetitif, yaitu dengan menghambat antihistamin dan reseptor hisamin A1 atau A2.
Antagonis Reseptor H1( AH1)
FARMAKODINAMIK:
antagonisme terhadap AH1. AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah ; bronkus
dan bermacam-macam otot polos. Selain itu AH1 berfungsi untuk mengobati reaksi
hipersensivitas atau keadaan lain disertai penglepasan histamin endogen berlebihan.
Reaksi anafilaksis dan alergi reaksi anafilaksis dan beberapa reaksin alergi refrakter terhadap
pemberian AH1. Efektifitas AH1 melawan beratnya reaksi hipersensivitas berbeda-beda,
tergantung beratnya gejala akibat histamin.
Susunan Saraf Pusat AH1 dapat merangsang maupun menghambat SSP. Efek lainnya adalah
insomnia, gelisah dan eksitasi. Dosis terapi AH1 umumnya menyebabkan penghambatan SSP
dengan gejala kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang lambat
FARMAKOKINETIK:
Setelah pemberian oral atau perentral, AH1 diabsorbsi secara baik. Efeknya timbul 15-30
menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam, lama kerja AH1 generasi 1
setelah pemberian dosis tunggal umumnya 4-6 jam, sedangkan beberapa derivat piperizinseperti meklizin dan hidroksizin memiliki masa kerja yang lebih panjang. AH 1 disekresi
melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya.
INDIKASI: penyakit alergi, mengatasi asma bronkial ringan,menghilangkan bersin, rinore
dan gatal pada mata dan hidung. AH1 juga efektif terhadapa alergi yang disebaban oleh debu.
juga digunakan untuk mengatasi mabuk perjalanan , yaitu golongan obat difenhidramin
Antagonis Reseptor H2 (AH2)
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
23/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Antagonis reseptor H2 bekerja mengahmabt sekresi asam la,bung. Contoh obat dari AH2
adalah simetidin, ranitifin, famotidin, dan nizatidin.
FARMAKODINAMIK
Simetidin dan ranitidin menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan
reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada pemberian simetidin dan
ranitidin sekresi asam lambung akan dihambat. Simetidin dan Ranitidin juga menggangu
volume dan kadat pepsin dalam lambung.
FARMAKOKINETIK
Bioavailitas Sinetidin dan Ranitidin sekitar 70% sama dengan setelah pemberian IV atau IM.
Ikatan protein plasmanya hanya 205. Absrobsi simetidin diperlambat oleh makanan.
Sehingga simetidin diberikan secara bersamaan atau sesudah makan dengan maksud
memperpanjang efek pada priode pasca makan.
Biovaibilitas Ratidin yang diberikan secara oral sekitar 50& dan meningkat pada pasien
penyakit hati. Masa paruhnya kira-kira 1,7-3 jam pada orang dewasa, dan memanjang pada
orang tua dan pada pasien gagal ginjal. Ranitidin mengalami metabolisme lintas pertama di
dalam hati cukup besar pada pemberian oral. Antagonis H2 juga melalui asi dan dapatmempengaruhi fetus.
INDIKASI
Simetidin, ranitidin dan antagonis respetor H2 lainnya efektif untuk mengatasi gejala akut
tukak duodenum dan mempercepat penyembuhannya. Antagonis reseptor H2 satu kali sehari
diberikan pada malam hari sangat efektif untuk mengatasi gejala tukak duodenum.
(Sumber: GaniswaraSG, Setiabudy R,Suyatna ED, dkk 2006. Farmakologi dan terapi Edisi 5,Jakarta: Gaya Baru)
4.2 Kortikosteroid
Kortikosteroid dikenal mempunyai efek kuat sebagai antiinflamasi pada penyakit
arthritis rhematoid, asma berat, asma kronik, penyakit inflamasi kronik dan berbagai
kelaianan imunlogik, oleh karena efek anti inflamasi dan sebagai immunoregulator,
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
24/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
kortikosteroid memegang peranan penting pada pengobatan penyakit alergi baik yang akut
maupun kronik
INDIKASI
Indikasi utama adalah untuk reaksi alergi akut berat yang dapat membahayakan kehidupan
seperti status asmatikusm anafilaksis dan dermalitis exfoliativa, selain itu juga untuk reaksi
alergi berat yang tidak membahayakankehidupan tetapi sangat mengganggu. Misalnya
dermatitis kontak berat, serum sickness dan asma akut yang berat. Indikasi lain adalah untuk
penyakit alergi kronik berat sambil menunggu hasil pengobatan konvensional, atau untuk
mengatasi keadaan ekserbasi akut.
Kortikosteroid inhalasi tidak dapat menyembuhkan asma. Pada kebanyakan pasien, asma
akan kembali kambuh beberapa minggu setelah berhenti menggunakan kortikosteroidinhalasi, walaupun pasien telah menggunakan kortikosteroid inhalasi dengan dosis tinggi
selama 2 tahun atau lebih. Kortikosteroid inhalasi tunggal juga tidak efektif untuk
pertolongan pertama pada serangan akut yang parah.
Berikut ini contoh kortikosteroid inhalasi yang tersedia di Indonesia antara lain:
(sumber:http://childrenallergyclinic.wordpress.com)
Nama generik Nama dagang di
Indonesia
Bentuk
Sediaan
Dosis dan Aturan
pakai
Beclomethasonedipropionate
Becloment(beclomethasone
dipropionate 200g/
dosis)
Inhalasiaerosol
Inhalasi aerosol:200g , 2 kali
seharianak: 50-100
g 2 kali sehari
Budesonide Pulmicort
(budesonide
100 g, 200 g, 400
g / dosis)
Inhalasi
aerosolSerbuk
inhalasi
Inhalasi aerosol:
200 g, 2 kali
sehariSerbuk
inhalasi: 200-1600
g / hari dalam
dosis terbagianak:200-800 g/ hari
dalam dosis
terbagi
Fluticasone Flixotide (flutikason
propionate50 g ,
125 g /dosis)
Inhalasi
aerosol
Dewasa dan anak
> 16 tahun: 100-
250 g, 2 kali
sehariAnak 4-16
tahun; 50-100 g,
2 kali sehari
http://childrenallergyclinic.wordpress.com/http://childrenallergyclinic.wordpress.com/http://childrenallergyclinic.wordpress.com/http://childrenallergyclinic.wordpress.com/7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
25/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
4.3 Nasal Dekongestan
Dekongestan Nasal digunakan sebagai terapi simptomatik pada berbagai kasus infeksi saluran
nafas karena efeknya terhadap nasal yang meradang , sinus serta mukosa tuba eustachius.
Ada beberapa agen yang digunakan untuk tujuan tersebut yang memiliki stimulasi terhadapatcardiovaskular serta SPP minimal yaitu : pseudoefedrin, fenilpropanolalamin,serta oxy
metazolin.
Dekongestan oral bekerja dengan cara meningkatkan pelepasan noradrenalin dari ujung
neuron. Preparat ini mempunyai efek samping sistemik berupa takikardi, palipitasi, gelisahm
tumor,insomnia serta hipertensi terhadap pasien.
Agen topikal bekerja pada reseptor alfa pada permukaam otot polos pembuluh darahdengan
menyebabkan vasokontriksi sehingga mengurangi oedema mukosa hidung. Dekongstan nasal
efektif, namun hendaknya dibatasi maksimum 7 hari karena kemampunnya untuk
menimbulkan kongesti berulang. Kongesti berulang disebabkan oleh vasodilasi sekunder dari
pembuluh darah di mukosa hidung yang berdampak pada kongesti.
Tetes hidung efedrin merupakan preparat simptomatik yang paling aman dan dapat
memberikan efek dekongesti selama beberapa jam. Semua preparat topikal dapat
menyebabkan hipertensive crisis bila digunakan bersamaa dengan obat penghamabat mono
amine-oksidase.
Obat Dekongestan Oral
1. Efedrin
Adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan efedra. Efektif pada
pemberian oral, masa kerja panjang, efek sentralnya kuat. Bekerja pada
reseptor alfa, beta 1 dan beta 2.
Efek kardiovaskular : tekanan sistolik dan diastolik meningkat, tekanan
nadi membesar. Terjadi peningkatan tekanan darah karena vasokontriksi
dan stimulasi jantung. Terjadi bronkorelaksasi yang relatif lama.
Efek sentral : insomnia, sering terjadi pada pengobatan kronik yanf dapat
diatasi dengan pemberian sedatif.
Dosis. Dewasa : 60 mg/4-6 jamAnak-anak 6-12 tahun : 30 mg/4-6 jam
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
26/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
Anak-anak 2-5 tahun : 15 mg/4-6 jam
2. Fenilpropanolamin
Dekongestan nasal yang efektif pada pemberian oral. Selain menimbulkan
konstriksi pembuluh darah mukosa hidung, juga menimbulkan konstriksi
pembuluh darah lain sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan
menimbulkan stimulasi jantung.
Efek farmakodinamiknya menyerupai efedrin tapi kurang menimbulkan
efek SSP.
Harus digunakan sangat hati-hati pada pasien hipertensi dan pada pria
dengan hipertrofi prostat.
Kombinasi obat ini dengan penghambat MAO adalah kontraindikasi. Obat
ini jika digunakan dalam dosis besar (>75 mg/hari) pada orang yang
obesitas akan meningkatkan kejadian stroke, sehingga hanya bolehdigunakan dalam dosis maksimal 75 mg/hari sebagai dekongestan.
Dosis. Dewasa : 25 mg/4 jam
Anak-anak 6-12 tahun : 12,5 mg/4 jam
Anak-anak 2-5 tahun : 6,25 mg/4 jam
3. Fenilefrin
Adalah agonis selektif reseptor alfa 1 dan hanya sedikit mempengaruhi
reseptor beta. Hanya sedikit mempengaruhi jantung secara langsung dan
tidak merelaksasi bronkus. Menyebabkan konstriksi pembuluh darah kulit
dan daerah splanknikus sehingga menaikkantekanan darah.
Obat Dekongestan Topikal
Derivat imidazolin (nafazolin, tetrahidrozolin, oksimetazolin, dan
xilometazolin).
Dalam bentuk spray atau inhalan. Terutama untuk rinitis akut, karena tempat
kerjanya lebih selektif. Tapi jika digunakan secara berlebihan akan
menimbulkan penyumbatan berlebihan disebut rebound congestion. Bila
terlalu banyak terabsorpsi dapat menimbulkan depresi Sistem Saraf Pusat
dengan akibatkoma dan penurunan suhu tubuh yang hebat, terutama pada bayi.
Maka tidak boleh diberikan pada bayi dan anak kecil.
(sumber: Direktorat bina farmasi komunitas dan klinik, 2005. Pharmaceutical Care untuk
penyakit saluran pernafasan. Jakarta: DepkesRI)
(Sumber: Batubara, Lilian. 2011. Farmakoterapi sistem respirasi. Jakarta; Universitas
YARSI)
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
27/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
LI 5. Memahami dan menjelaskan anatomi pernafasan dalam islam.
Al-Maidah:45 Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (attaurat)
bahwasanya jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengfan mata, hidung dengan hidung,
telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka pun ada qisasnya.
Penyebutan beberapa anggota tubuh yang penting di atas dan penyamaannya dengan
jiwa itu sendiri menunjukkan adanya kesamaan kepentingan dan fungsi yang esensial
bagi seseorang, sehingga jika terjadi kekerasan atau penganiayaan terhadap salah satu
anggota tubuh tersebut diharuskan untuk memberlakukan hukum qisas (selain jiwa).Kesehatan rohani mempengaruhi kesehatan jasmani. Islam memberikan jawaban bagi
kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan batin yaitu mengukuhkan iman dan
taqwa dengan mendekatkan diri kepada. Jika iman dan taqwa kita kukuh maka
menjalankan perintah Allah akan terasa sangat mudah, kita akan semakin dekat
kepada Allah dan kita akan dianugrahi rohani yang kuat dan jasmani yang sehat.
Karena itu mengamalkan iman dan taqwa kita merupakan solusi pemeliharaan
kesehatan yang paling jitu. Adapun pengamalan itu dapat kita lakukan dengan :
a. Menjaga kebersihan,
1. Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7
alasan merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.
2. Tangan: Nabi Muhammad SAW bersabda: Cucilah kedua tanganmu sebelum
dan sesudah makan ", dan " Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur.
Tidak seorang pun tahu dimana tangannya berada di saat tidur."
3. Islam memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.
4. Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga,
Rasulullah SAW sersabda: "Tutuplah bejana air dan tempat minummu "
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
28/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1
5. Rumah: "Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu" sebagaimana
dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan: "Menyingkirkan
duri dari jalan adalah ibadah."
6. Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah
melarang umatnya buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.
Dalam islam diantaranya dengan mandi, wudzu, menjaga kebersihan pakaian.
Adapun wudzu merupakan upaya membersihkan diri dari hadast besar maupun
hadast kecil sebelum melaksanakan sholat.
Karena seseorang yang akan menjalankan sholat harus bersih dari hadast kecil
maupun hadast besar, sehingga apabila ia berhadas kecil ia harus berwudlu, namun
jika ia berhadast besar (junub) maka ia harus mandi. Sebagaimana firman-firman
Allah :
Jika kamu junub maka mandilah. (QS.Al-maidah:6)
Wahai orang-orang yang beriman ! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. (Q.S Al-maidah:6)
Dan bersihkanlah pakaianmu.(QS.Al-Muddatsir:4)
7/30/2019 Tugas Mandiri Skenariio 1 Respi
29/29
ABIA NEBULA
1102011002
Tugas mandiri PBL
SKENARIO1