46
TUGAS 1 MITIGASI BECANA GEOLOGI Disusun oleh : Budi Atmadi 1107045050 GEOFISIKA GEOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN

TUGAS MITIGASI BENCANA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mitigasi bencana

Citation preview

TUGAS 1MITIGASI BECANA GEOLOGI

Disusun oleh :

Budi Atmadi1107045050

GEOFISIKA GEOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS MULAWARMANSAMARINDA20141. Proses (genesa) vulkanisme secara umum, dan sifat vulkanisme Gunung Kelud secara khususJawaban

Gunung Kelud memiliki ciri khusus dengan adanya danau kawah yang terisi oleh air. Air ini dapat menjadi sumber tekanan yang meyebabkan letusan selain tekanan magma dari dalam.Status AWAS.

Pada saat status awas, aktivitas magma dari dalam bumi ini diketahui dari naiknya suhu kawah dan adanya getaran-getaran gempa volkanik. Temperatur magma yang sangat tinggi ini akan mendekati sumbat yang menyebabkan air memanas.Proses pemanasan ini juga akan mungkin diikuti dengan adanya rekahan-rekahan akibat tekanan magma, rekahan ini akan sangat mungkin menyebabkan bocornya danau. Kebocoran danau ini tentunya menyebabkan air danau menjadi uap dibawah kawah yang juga akan menambah tekanan dari dalam.

Awal Letusa Hidrovolkanik

Apabila jumlah air yang bocor masuk ke dalam sudah sangat banyak akan sangat mungkin menimbulkan letusan akibat air yang mendidih. Letusan ini sering disebut sebagai letusan hidrovulkanik. Letusan ini memang akan banyak dijumpai pada gunung api yang berada di laut, misalnya Gunung Krakatau, dan gunung-gunung api di Hawai.Sangat mungkin yang terjadi saat ini adalah letusan-letusan awal akibat proses ini. Sangat mungkin terdengar dentuman-dentuman serta longsoran-longsoran dinding.Kalau saja tekanan magma ini terus menerus mendorong maka proses letusan akan berlanjut ke proses selanjutnya.

Letusan Semi Magmatik

Pada saat semua air di danau habis masuk dan bercampur dengan magma membara yang menyembul dari dalam, akan terjadi proses perubahan fase air menjadi uap secara mendadak. tentunya kita tahu ketika terjadi eprubahan fase ini maka akan terjadi perubahan tekanan.Temperatur magma ini rata-rata sekitar 600 C hingga 1,170 C (11102140 F). Sehingga air yang terkena magma panas ini akan serta merta menjadi uap dalam sekejap. Tekanan uap air ini akan sangat besar dan mampu menggetarkan dan bahkan melemparkan material-material vulkanik diatasnya. Sumbat kawah serta kerikil dan pasir yang berada disekeliling kepundan akan mungkin terlempar keluar.Pada saat ini juga akan terjadi ketidak seimbangan landasan atau fondasi dari dinding-dinding kawah. Munculnya retakan-retakan pada dinding kawah ini akan membuat dinding kawah runtuh. Dapat saja runtuh kedalam maupun keluar kerucut gunung api. Tergantng dari arah retakan yang terbentuk.Sangat mungkin letusannya akan sangat besar, dan sering disebutphreatic eruption. Air yang terpanaskan ini dapat saja akhirnya keluar melalui jalan lahar. Karena aliran air berncampur pasir, kerikil dan lumpur ini panas maka disebut lahar panas.

Letusan Magmatik

Ketika letusan preatik (preathic eruption) terjadi bersamaan dengan aktifitas magmatik, maka akan sangat mungkin letusannya sangat dahsyat. Namun kalau saja letusan semi magmatik di atas dihabiskan terlebih dahulu kemudian diikuti dengan letusan magmatik, maka mungkin letusannya tidak optimum.Ketika letusan magmatik terjadi maka magma dari dalam akan sangat mungkin keluar melalui kepundan. Juga seandainya ada rekahan yang ditimbulkan mungkin saja magma meleleh dari samping.Selain adanya aliran lava itu, letusan-letusan ini akan melemparkan material volkanik berupa batu kerikil, hingga abu volkanik ke udara.

Menurut data sejarah letusan dari Smithsonian,ada beberapa karakteristik jenis letusan yang pernah terjadi di gunung Kelud di antaranya: - Crater lake eruption, letusan dari kawah - Explosive eruption, letusan berupa ledakan - Pyroclastic flow(s), aliran material-material volkanik termasuk awan panas - Phreatic explosion(s), ledakan akibat bercampuran air kedalam magma - Lava dome extrusion, lelehan lava atau magma cair pijar yang keluar dari kepundan. - Mudflow atau lahar, aliran material volkanik bersama dengan air

Sebelumnya, diramalkan bahwa letusan atau erupsi Kelud akan bersifat eksplosif. Letusan eksposif atau erupsi eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma maupun tubuh gunung api ke angkasa. Erupsi eskplosif inilah yang terkenal sebagai letusan gunung berapi. Letusan ini terjadi akibat tekanan gas yang teramat kuat.Pengertian ErupsiErupsi adalah pelepasan magma, gas, abu, dll ke atmosfer atau ke permukaan bumi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, erupsi didefinisikan sebagai letusan gunung berapi atau semburan sumber minyak dan uap panas dari dalam bumi. Secara umum, kata erupsi tidak hanya ditemukan dalam ilmu Geografi, tapi kata erupsi juga ditemukan dalam bidang kesehatan dan kedokteran gigi.Erupsi gunung berapi terjadi jika ada pergerakan atau aktivitas magma dari dalam perut bumi menuju ke permukaan bumi. Secara umum, erupsi di bedakan menjadi 2, yaituerupsi eksplosifdanerupsi efusif.Erupsi eksplosifadalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma maupun tubuh gunung api ke angkasa. Erupsi eskplosif inilah yang terkenal sebagai letusan gunung berapi. Letusan ini terjadi akibat tekanan gas yang teramat kuat. Contoh erupsi eksplosif adalah letusan Krakatau, Merapi, Kelud dll.Erupsi Efusif(Non Eksplosif) adalah peristiwa keluarnya magma dalam bentuk lelehan lava. Erupsi elusif terjadi karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma kental dan pijar dari lubang kepundan hanya tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung itu.Erupsi efusif yang rutin dapat mencegah terjadinya erupsi eksplosif. Hal ini karena dengan keluarnya lelehan lava, maka tekanan dalam perut bumi akan berkurang. Beberapa gejala terjadinya letusan gunung berapi adalah terhentinya erupsi efusif yang rutin. Contohnya erupsi efusif di Gunung semeru. Para penduduk sekitar percaya, bahwa selama lava masih keluar dari kepundan gunung semeru secara rutin maka kemungkinan Semeru akan meletus adalah sangat kecil. Tapi begitu erupsi efusif tidak terjadi, maka situasi akan dinaikkan menjadi siaga.Magma yang keluar dari dalam perut gunung berapi ada yang melalui lubang kepundan ada pula yang keluar melalui celah. Kuat dan lemahnya tekanan saat terjadi letusan akan menghasilkan bentuk lubang letusan yang berbeda. Berdasarkan bentuk lubang tempat letusan, erupsi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut:Macam-macam ErupsiErupsi sentral, yaitu letusan gunung api yang letusannya melalui sebuah lubang kepundan sebagai pusat letusannya. Erupsi linier atau celah, yaitu letusan melalui celah-celah atau retakanretakan. Erupsi linier menghasilkan lava cair dan membentuk plato. Erupsi areal, yaitu letusan melalui lubang yang sangat luas. Erupsi ini masihdiragukan kejadiannya di bumi.

2. (Urutan) status kegunungapian dan penjelasannyaJawaban

Status Tingkat Gunung Berapi1. AKTIF NORMAL (Tingkat I)Kegiatan gunung api dalam keadaan normal dan tidak memperlihatkan adanya peningkatan kegiatan berdasarkan hasil pengamatan secara visual, maupun hasil penelitian secara instrumental.a) Makna:- Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma- Level aktivitas dasarTindakan:- Pengamatan rutin- Survei dan penyelidikan2. WASPADA (Tingkat II)Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang teramati secara visual dan atau secara instrumental.a) Makna:- Ada aktivitas apa pun bentuknya- Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal- Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya- Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermalTindakan:- Penyuluhan/sosialisasi- Penilaian bahaya- Pengecekan sarana- Pelaksanaan piket terbatas3. SIAGA (Tingkat III)Peningkatan kegiatan semakin nyata, yang teramati secara visual dan atau secara instrumental serta berdasarkan analisis perubahan kegiatan tersebut cenderung diikuti letusan/erupsi.Untuk kawasanGunung Bromo pada status tingkat III masih diperbolehkan untuk kegiatan wisatatetapi diharapkan para wisatawan bersikap siaga untuk terjadinya peningkatan status maupun erupsi. a) Makna:- Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana- Peningkatan intensif kegiatan seismik- Semua data menunjukkan aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana- Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 mingguTindakan:- Sosialisasi di wilayah terancam- Penyiapan sarana darurat- Koordinasi harian- Piket penuh4. AWAS (Tingkat IV)Peningkatan kegiatan gunungapi mendekati/menjelang letusan utama yang diawali oleh letusan abu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan utama, untuk kawasanGunung Bromopada status tingkat IV diartikan dengan tidak boleh adnya aktivitas disekitar daerahtipologi Adalam hal ini Gunung Bromo ditutup total untuk kegiatan wisata. Begitu juga dengan Gunung Lamongan pada tingkat IV Gunung Lamongan tertutup untuk kegiatan pendakian.

a) Makna:- Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana- Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap- Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jamTindakan:- Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan- Koordinasi dilakukan secara harian- Piket penuh3. Sejarah letusan Gunung Kelud, berikut faktor ikutannya (besar/ volume letusan di masing-masing waktu/ periode, korban/ kerugian yang ada, dan sebagainya)Jawaban

Fakta Gunung KeludGunung Kelud(sering disalahtuliskan menjadiKelutyang berarti sapu dalambahasa Jawa; dalambahasa BelandadisebutKlut,Cloot,Kloet, atauKloete) adalah sebuahgunung berapidi ProvinsiJawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antaraKabupaten Kediri,Kabupaten Blitar, danKabupaten Malang, kira-kira 27 km sebelah timur pusatKota Kediri.Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya. Akibat aktivitas tahun 2007 yang memunculkan kubah lava, danau kawah nyaris sirna dan tersisa semacam kubangan air.Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu. Puncak Kelud adalah yang tertinggi, berposisi agak di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya adalah Puncak Gajahmungkur di sisi barat dan Puncak Sumbing di sisi selatan.Sejarah letusan

Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

Kelud 1901 (Credit: wikipedia.org)

Letusan tahun 1901.Sejakabad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun1586merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun1919memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatatmeletuspada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini. Memasuki abad ke-21, gunung ini erupsi pada tahun 2007, 2010, dan 2014. Perubahan frekuensi ini terjadi akibat terbentuknya sumbat lava di mulut kawah gunung.

Kelud 1919 (Credit: wikipedia.org)

Letusan 1919Letusan ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa , merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905 Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubikKarena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926. Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik

Kelud 1990 (Credit: wikipedia.orgLetusan 1990Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu. Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai 1994.Letusan 2007 Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. Status awas (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus tumbuh hingga berukuran selebar 100 m. Para ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990.Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi siaga (tingkat Danau kawah Gunung Kelud praktis hilang karena kemunculan kubah lava yang besar. Yang tersisa hanyalah kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.

Letusan 2014

Abu vulkanik dari letusan tahun 2014 yang menjangkauYogyakarta.Letusan Kelud 2014 dianggap lebih dahsyat daripada tahun 1990.meskipun hanya memakan 4 korban jiwa akibat peristiwa ikutan, bukan akibat langsung letusan.Peningkatan aktivitas sudah dideteksi di akhir tahun 2013. Namun demikian, situasi kembali tenang. Baru kemudian diumumkan peningkatan status dari Normal menjadi Waspada sejak tanggal 2 Februari 2014. Pada 10 Februari 2014, Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi Siaga dan kemudian pada tanggal 13 Februari pukul 21.15 diumumkan status bahaya tertinggi, Awas (Level IV), sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia. Hanya dalam waktu kurang dari dua jam, pada pukul 22.50 telah terjadi letusan pertama tipe ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 ini (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) menyebabkan hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, lokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, bahkan hingga kota pare, Kediri. Wilayah KecamatanWatesdijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava, sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG).Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kotaSolodanYogyakarta( berjarak 200 km dari pusat letusan), bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah.

Keadaan di wilayah Bantul, DIY, saat hujan abu vulkanik Gunung Kelud melanda wilayah ini pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014Dampak berupa abu vulkanik pada tanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan warga telah mencapai Kabupaten Ponorogo. Di Yogyakarta, teramati hampir seluruh wilayah tertutup abu vulkanik yang cukup pekat, melebihi abu vulkanik dariMerapipada tahun 2010. Ketebalan abu vulkanik di kawasan Yogyakarta dan Sleman bahkan diperkirakan lebih dari 2 centimeter.Dampak abu vulkanik juga mengarah ke arah Barat Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberapa daerah lain di Jawa Barat. Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan.Menyusul adanya letusan,Kementerian Perhubungan Indonesiamenutup sementara bandar-bandar udara di Pulau Jawa, sepertiBandar Udara Internasional JuandaSurabaya,Bandar Udara Abdul Rachman SalehMalang,Bandar Udara Achmad YaniSemarang,Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta,Bandar Udara Adi SumarmoSurakarta,Bandar Udara Tunggul WulungCilacap, danBandar Udara Husein SastranegaraBandung. Selain itu,Bandar Udara NusawirudiPangandaran danPangkalan Udara Iswahyudi,Madiun, juga ditutup.Kondisi gunung setelah letusan satu malam tersebut berangsur tenang dan pada tanggal 20 Februari 2014 status aktivitas diturunkan dari Awas menjadi Siaga (level III) oleh PVMBG.Kaitan sejarah dan budayaGunung ini tercatat dalam naskah-naskah periode klasik Indonesia seperti Pararaton dan Perjalanan Bujangga Manik sebagai Gunung Ka(m)pud dan menjadi objek pemujaan. Tokoh Dewi Kili Suci dan Anglingdarma dikaitkan dengan gunung ini.4. Zonasi area bahaya berdasarkan radiusJawaban zona bahaya radius 10 kilometer dari Gunung Kelud

5. Definisi kebencanaan meliputi:Bencana (disaster)Jawaban

Bencana ( Disasters ) adalah kerusakan yang serius akibat fenomena alam luar biasa dan/atau disebabkan oleh ulah manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat untuk mengatasinya dan membutuhkan bantuan dari luar. Disaster terdiri dari 2(dua) komponen yaitu Hazard dan Vulnerability; faktor-faktor bencana :

Geologi Gempabumi, tsunami, longsor, gerakan tanah Hidro-meteorologi Banjir, topan, banjir bandang,kekeringan Biologi Epidemi, penyakit tanaman, hewan Teknologi Kecelakaan transportasi, industri Lingkungan Kebakaran,kebakaran hutan, penggundulan hutan. Sosial Konflik, terrorisme Bahaya (hazard)Jawaban

Bahaya ( Hazards ) adalah fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia, kehilangan harta-benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan lingkungan. Misal : tanah longsor, banjir, gempa-bumi, letusan gunung api, kebakaran dll;

Risiko (risk)Jawaban

Risiko ( Kerentanan ) adalah kemungkinan dampak yang merugikan yang diakibatkan oleh hazard dan/atau vulnerability. Berikut faktor-faktor kerentanan : 1. Fisik: kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap ancaman bencana 2. Sosial: kondisi demografi (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi, perilaku masyarakat) terhadap ancaman bencana 3. Ekonomi: kemampuan finansial masyarakat dalam menghadapi ancaman di wilayahnya 4. Lingkungan: Tingkat ketersediaan / kelangkaan sumberdaya (lahan, air, udara) serta kerusakan lingkungan yan terjadi..

Kegiatan Pencegahan bencanaJawaban

Kegiatan pencegahan bencanaadalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.Mitigasi bencanaJawaban

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Bencana sendiri adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana dapat berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, longsor, badai tropis, dan lainnya. Kegiatan mitigasi bencana di antaranya:a. pengenalan dan pemantauan risiko bencana;b. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;c. pengembangan budaya sadar bencana;d. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana;e. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana;f. pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam;g. pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi;h. pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidupi. kegiatan mitigasi bencana lainnya. Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut melakukan mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi resiko terjadinya bencana.Contoh robot mitigasi bencana diantaranya:a. robot pencegah kebakaranb. robot pendeteksi tsunamic. robot patrol / pemantau rumah atau gedung

d. robot pemantau gunung api e. robot penghijauanf. robot pembersih sungaig. robot assistant untuk penyuluhan bencanah. robot mitigasi bencana lainnyaBerdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori:1. kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)2. kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)3. kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan)4. kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi) Bila dilihat dari defisini, mitigasi berarti kegiatan yang dilakukan sebelum bencana terjadi, untuk mencegah atau mengurangi dampak resiko bencana. Kegiatan yang bersifat preventif masuk kategori pertama (mitigasi). Sementara kuratif (penyembuhan) masuk dalam kategori 4, kegiatan pasca bencana..KesiapsiagaanJawaban

Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007). Sedangkan Kesiapsiagaan menurut Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Termasuk kedalam tindakan kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana penanggulangan bencana, pemeliharan dan pelatihan personil. Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, dan berubahnya tata kehidupan masyarakat. Sebaiknya suatu kabupaten kota melakukan kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah suatu kondisi suatu masyarakat yang baik secara invidu maupun kelompok yang memiliki kemampuan secara fisik dan psikis dalam menghadapi bencana. Kesiapsiagaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen bencana secara terpadu. Kesiapsiagaan adalah bentuk apabila suatu saat terjadi bencana dan apabila bencana masih lama akan terjadi, maka cara yang terbaik adalah menghindari resiko yang akan terjadi, tempat tinggal,

Peringatan diniJawaban

Sistem Peringatan Dini(Early Warning System)merupakan serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam, dapat berupa bencana maupun tanda-tanda alam lainnya. Peringatan dini pada masyarakat atas bencana merupakan tindakan memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat. Dalam keadaan kritis, secara umum peringatan dini yang merupakan penyampaian informasi tersebut diwujudkan dalam bentuk sirine, kentongan dan lain sebagainya. Namun demikian menyembunyikan sirine hanyalah bagian dari bentuk penyampaian informasi yang perlu dilakukan karena tidak ada cara lain yang lebih cepat untuk mengantarkan informasi ke masyarakat. Harapannya adalah agar masyarakat dapat merespon informasi tersebut dengan cepat dan tepat. Kesigapan dan kecepatan reaksi masyarakat diperlukan karena waktu yang sempit dari saat dikeluarkannya informasi dengan saat (dugaan) datangnya bencana. Kondisi kritis, waktu sempit, bencana besar dan penyelamatan penduduk merupakan faktor-faktor yang membutuhkan peringatan dini. Semakin dini informasi yang disampaikan, semakin longgar waktu bagi penduduk untuk meresponnya.Keluarnya informasi tentang kondisi bahaya merupakan muara dari suatu alur proses analisis data-data mentah tentang sumber bencana dan sintesis dari berbagai pertimbangan. Ketepatan informasi hanya dapat dicapai apabila kualitas analisis dan sintesis yang menuju pada keluarnya informasi mempunyai ketepatan yang tinggi. Dengan demikian dalam hal ini terdapat dua bagian utama dalam peringatan dini yaitu bagian hulu yang berupa usaha-usaha untuk mengemas data-data menjadi informasi yang tepat dan menjadi hilir yang berupa usaha agar infomasi cepat sampai di masyarakat.

Tanggap darurat bencanaJawaban

Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.

RehabilitasiJawaban Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian. RekonstruksiJawaban

Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.

Kegiatan penanggulangan bencanaJawaban

Penanggulangan bencana alam atauadalah upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan harta benda. Lebih sedikit orang dan komunitas yang akan terkena dampak bencana alam dengan menggerakan program ini.Perbedaan tingkat bencana yang dapat merusak dapat diatasi dengan menggerakan program mitigasi yang berbeda-beda sesuai dengan sifat masing-masing bencana alam. Persiapan menghadapi bencana alam termasuk semuaaktivitasyang dilakukan sebelum terdeteksinya tanda-tanda bencana agar bisa memfasilitasi pemakaiansumber daya alamyang tersedia, meminta bantuan dan serta rencana rehabilitasi dalam cara dan kemungkinan yang paling baik.Kesiapan menghadapi bencana alam dimulai dari level komunitas lokal.Jika sumber daya lokal kurang mencukupi, maka daerah tersebut dapat meminta bantuan ke tingkat nasional dan internasional. Pada wilayah-wilayah yang memiliki tingkatbahaya tinggi("hazard"),memilikikerentanan kerawanan("vulnerability'"), bencana alam tidak memberi dampak yang luas jikamasyarakatsetempat memilikiketahanan terhadap bencana("disaster resilience").Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan-tantangan serius dari bencana alam.Sistem ini memperkuat daerah rawan bencana yang memiliki jumlah penduduk yang besar6. Penanganan kebencanaan Gunung Kelud oleh pemerintah maupun masyarakat (lewat solidaritas, ormas atau lainnya)Jawaban Gunung Kelud meletus. Tentu saja segala persiapan penanganan kebencanaan telah disiapkan. Meskipun masih ada celah kelemahan disana-sini, namun setidaknya tidak ada korban langsung dari meletusnya Gunung Kelud. Tentu ini kita syukuri sebab sikap antisipasi menjadi hal yang sangat penting agar tidak klabakan pada saat peristiwa terjadi. Untungnya, aparat pemerintah dan kelompok masyarakat sudah berpengalaman menangani bencana di seluruh nusantara. Mulai gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung berapi bahkan tsunami, telah dilewati dan korbannya ditangani secara optimal. Jika belajar dari kasus demi kasus, seharusnya memang penanganan yang dilakukan pada bencana paling terbaru ini, sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Namun selain penanganan korban bencana alam ini, yang dilakukan pada masyarakat sekitar, hal yang sayangnya luput dari dugaan adalah adanya kemungkinan bencana di Kelud ini melanda daerah lain. Itupun dalam radius yang sedemikian jauhnya. Sayangnya antisipasi ini memang sulit untuk dilakukan. Itulah sebabnya, pada saat ini semua terjadi, ketika letusan Gunung Kelud terjadi, perhatian kita adalah pada penanganan kebencanaan di sekitar Gunung Kelud di Jawa Timur ini. Dan ternyata, ketika Kelud Meletus, beberapa kota di provinsi lain sebut saja Madiun, Yogyakarta, Bandung, Klaten, dipenuhi oleh debu vulkanik. Masyarakat disana tentu saja menjadi kalabakan menyikapi hal ini. Sektor transportasi juga terpukul akibat bencana gunung meletus. Akibat debu vulkanik hadir dimana-mana, untuk sektor angkutan udara jangankan penerbangan, proses pendaratan dan take off pun menjadi tidak bisa dilakukan. Debu yang ada di udara telah mengurangi jarak pandang. Sementara di daratan, debu vulkanik memenuhi landasan. Badan pesawat pun menjadi penuh dengan debu. Dibutuhkan penanganan ekstra untuk menormalkan kembali sektor penerbangan di kota-kota yang saya sebutkan tadi. Dan tentu saja ada banyak masyarakat yang menjadi penumpang yang turut merasakan dampak kejadian yang lokasinya sedemikian jauh dari lokasi dimana mereka berada. Jadwal penerbangan menjadi sangat terganggu. Beberapa jadwal penerbangan terpaksa dibatalkan. Pemerintah telah mengingatkan seluruh maskapai agar seluruh uang tiket penumpang dikembalikan secara utuh. Sebab letak kesalahannya bukan pada penumpang dan juga bukan pada maskapai. Sehingga dalam situasi semacam ini semuanya harus berlaku adil agar tidak timbul persoalan baru. Dan hal ini, jika kita ikuti pemberitaan yang ada, seluruh maskpai menjanjikan mengembalikan uang penumpang secara utuh. Kecuali bagi yang ingin melakukan penerbangan di jadwal lain. Dunia penerbangan memang sangat rentan terganggu oleh bencana alam. Apalagi terkait dengan gunung berapi. Selain gunung berapi, penerbangan juga bisa terganggu secara fatal akibat asap kebakaran hutan. Dunia penerbangan memang harus terus menerus mencari cara agar tidak mudah terganggu oleh hal-hal semacam ini. Sebab, ketika bencana semacam itu terjadilah peranan maskapai penerbangan menjadi sangat penting untuk memobilisasi penduduk dari tempat bencana ke lokasi pengungsian secara cepat. Karena tidak semua wilayah terlayani oleh penerbangan, tempat duduk KA juga sudah penuh oleh pesanan penumpang dari lokasi bencana. Rata-rata mereka ingin mengungsi ke daerah Jawa Tengah sebab bisa dikatakan lokasinya memang dipenuhi oleh debu juga namun lebih aman karena jaraknya jauh. Sebab baru-baru ini ada berita tentang bahaya letusan Gunung Kelud yang bisa menimbulkan persoalan serius bagi daerah yang berada dalam radius kurang dari 15 kilometer. Sehingga harus ada langkah cepat dari masyarakat sendiri selain dukungan pemerintah, untuk sesegera mungkin menjauhi lokasi bencana. KA yang memang tidak menyediaan tempat duduk ekstra, tentu saja menjadi kewalahan melayani pesanan penumpang yang hendak menjauhi lokasi bencana. Dan ini kembali menunjukkan betapa sektor transportasi menjadi sangat penting untuk dijamin lancar dan aman agar menjadi tumpuan penting bagi masyarakat ketika terjadi sesuatu atau adanya ancaman tertentu terhadap keselamatan mereka. Lalu lintas diberbagai kota pun terganggu karena jalanan dipenuhi dengan debu sehingga kecepatan laju kendaraan harus berkurang. Kemacetan terjadi dimana-mana. Bagi sebagian masyarakat, mereka memilih untuk tinggal di rumah, untuk berja-jaga, itu merupakan langkah yang tepat. Namun bagi mereka yang telah terjebak kemacetan, maka melaju lambat di jalur cepat menjadi hal yang sangat menyiksa. Lalu lintas jalan raya juga memang mudah sekali terganggu kecuali melalui penanganan-penanganan tertentu.7. Saran optimalisasi penanganan kebencanaan Gunung Kelud di masa mendatang.Jawaban Sebaiknya dalam penanganan becana alam gunung kelud untuk masa depan cara penanganannya lebih baik lagi meskipun ada banyak hal yang tidak terduga seperti abu vulkanik sampai di beberapa daerah lain, alangkah baiknya jangan hanya pada meletusnya gunung kelud saja tetapi pada bencana alam yang lain. Terutama pemerintahan yang harus cepat merespon cara penanganan bencana alam tersebut

DAFTAR PUSTAKArovicky.wordpress.com)http://simomot.com/2014/02/13/gunung-kelud-riwayatmu-kini-riwayatmu-dulu/http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapihttp://www.chockysihombing.com/2010/11/01/tingkatan-status-gunung-berapi/http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Keludhttp://www.tempo.co/read/news/2014/02/14/206554125/BNPB-Sesalkan-Warga-yang-Terobos-Zona-Bahayahttp://palmersda.wordpress.com/2010/08/14/pengertian-bencana-bahaya-risiko-dan-kerentanan/http://adekabang.wordpress.com/2010/11/12/sistem-peringatan-dini-early-warning-system/http://www.rcweb.0fees.net/index.php?p=1_27_Pengertian-Mitigasi-Bencanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alamhttp://pengertianalam.blogspot.com/2011/01/pengertian-bencana-alam.htmlhttp://www.teraslampung.com/2014/02/dibuat-kalut-gunung-kelud.htmlhttp://simomot.com/2014/02/14/letusan-gunung-kelud-disertai-gelegar-petir-membahana/