21
TUGAS MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA ADSORPSI Oleh: DIMAS RETNO ASTRINI Nim. 12 2014 073.P Kelas : 5 C Dosen Pengajar:

TUGAS OTK (ADSORPSI)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyerapan

Citation preview

ADSORPSI

TUGAS MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIAADSORPSI

Oleh:

DIMAS RETNO ASTRININim. 12 2014 073.PKelas : 5 CDosen Pengajar: JURUSAN TEKNIK KIMIA

FALKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2014I. PENDAHULUAN

a. Latar BelakangSalah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan zat. Adsorpsi digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu, misalnya karbon aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap partikel adsorban dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik-menarik. Zat-zat yang terlarut dapat diadsorpsi oleh zat padat, misalnya CH3COOH oleh karbon aktif, NH3 oleh karbon aktif, fenolftalein dari larutan asam atau basa oleh karbon aktif, Ag+ atau Cl- oleh AgCl. C lebih baik menyerap non elektrolit dan makin besar BM semakin baik. Zat anorganik lebih baik menyerap elektrolit. Adanya pemilihan zat yang diserap menyebabkan timbulnya adsorpsi negatif. Dalam larutan KCl, H2O diserap oleh arang darah, hingga konsentrasi naik.Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau gas akan terakumulasi. Fenomena ini juga disebut adsorpsi. Jadi sdsorpsi terkait dengan penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar Karena partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air.

Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Ketika pelarut yang mengandung zat terlarut tersebut kontak dengan adsorben, terjadi perpindahan massa zat terlarut dari pelarut ke permukaan adsorben, sehingga konsentrasi zat terlarut di dalam cairan dan di dalam padatan akan berubah terhadap waktu dan posisinya dalam kolom adsorpsi. b. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apakah adsorpsi itu?

2. Apa yang mempengaruhi besar kecilnya adsorpsi?

3. Jenis-jenis adsorben ?

II. PEMBAHASAN2.1 Pengertian Adsorpsi

Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.

Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dengan penyerapnya.Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorpsi atau adsorben.

Gambar 1 berikut menunjukkan konsep adsorpsiAdsorpsi adalah pengumpulan dari adsorbat diatas permukaan adsorben, sedang absorpsi adalah penyerapan dari adsorbat kedalam adsorben dimana disebut dengan fenomena sorption. Materi atau partikel yang diadsorpsi disebut adsorbat, sedang bahan yang berfungsi sebagai pengadsorpsi disebut adsorben.Untuk adsoprsi dalam larutan, jumlah zat yang teradsorpsi bergantung pada bebrapa faktor : jenis adsorben, jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi, luas permukaan adsorben, konsentrasi zat terlarut, dan temperatur. Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan luas atau per satuan berat adsorben dengan konsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu disebut isoterm adsorpsi. Oleh Freundlich, adsorpsi dinyatakan sebagai : (Bird, 1993)

.... (1)

log . ... (2)Dimana x adalah jumlah zat teradsorpsi m jumlah adsorben dalam gram, C konsentrasi zat terlarut dalam larutan tercapai kesetimbangan adsorpsi , k tetapan, n tetapan. (Bird, 1993)Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan) yang ada pada permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu)1. Adsorpsi fisika

Berhubungan dengan gaya Van der Waals. Apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan proses kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur rendah pada proses ini gaya yang menahan molekul fluida pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama dengan gaya kohesi molekul pada fase cair (gaya van der waals) mempunyai derajat yang sama dengan panas kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu sekitar 2.19-21.9 kg/mol. Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel.2. Adsorpsi Kimia

Yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar daripada Adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi kimia. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul. Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorbent akan terbentuk suatu lapisan atau layer, dimana terbentuknya lapisan tersebut akan menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh batuan adsorbent sehingga efektifitasnya berkurang.Dari penjelasan diatas, dan menurut Noll,et al.(1992), maka adsorpsi fisik dapat dibedakan dari adsorpsi kimia sebagai berikut : Adsorpsi fisik tidak melibatkan trasfer elektron dan selalu mempertahankan individualitas dari senyawa yang berinteraksi. Interaksi yang terjadi adalah reversible, yang memungkinkan terjadinya desorpsi pada temperatur yang sama, walaupun proses terjadi secara lambat akibat efek difusi. Adsorpsi kimia melibatkan ikatan kimia dan bersifat irreversible.

Adsorpsi fisik tidak site spesifik, molekul yang terserap bebas menutupi seluruh permukaan. Hal ini memungkinkan dilakukannya pengukuran luas area solid adsorbent. Sebaliknya, adsorpsi kimia bersifat site spesifik, molekul hanya terserap pada tempat-tempat tertentu saja.

Panas pada adsorpsi fisik lebih rendah dibandingkan dengan panas dari adsorpsi kimia.Proses Adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :1. Konsentrasi

Proses adsorpsi sangat sesuai untuk memisahkan bahan dengan konsentrasi yang rendah dari campuran yang mengandung bahan lain dengan konsentrasi tinggi.

2. Luas Permukaan

Proses adsorpsi tergantung pada banyaknya tumbukan yang terjadi antara partikel-partikel adsorbat dan adsorben. Tumbukan efektif antara partikel itu akan meningkat dengan meningkatkanya luas permukaan. Jadi, semakin luas permukaan adsorben maka adsorpsi akan semakin besar.3. Suhu

Adsorpsi akan lebih cepat berlangsung pada suhu rendah. Namun demikian pengaruh suhu adsorpsi zat cair tidak sebesar pada adsorpsi gas.

4. Ukuran partikel

Semakin kecil ukuran partikel yang diadsorpsi maka proses adsorpsinya akan berlangsung lebih cepat.

5. pH

pH mempunyai pengaruh dalam proses adsorpsi. pH optimum dari suatu proses adsorpsi ditetapkan melalui uji laboratorium.

6. Waktu kontak

Waktu untuk mencapai keadaan setimbang pada proses serapan logam oleh adsorben berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. (Bernasconi, 1995). Permukaan zat padat dapat mengadsorpsi zat terlarut dari larutannya. Hal ini disebabkan karena adanya pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain sebagai akibat ketidakseimbangan gaya-gaya pada permukaan tersebut. Biasanya adsorpsi diikuti dengan pengamatan isotherm adsorpsi yaitu hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan berat adsorben dengn konsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu atau tetap yang dinyatakan dengan kurva (Oscik,1982). Dalam adsorpsi antar fase padat-gas pada tekanan rendah, mekanismenya semata-mata tergantung pada sifat gaya yang bekerja antara molekul-molekul adsorben dan adsorbat. Dalam kasus yang paling sederhana yaitu adsorpsi larutan biner. Interaksi molekul dalam adsorpsi larutan biner ditunjukan pada Gambar 5. Mekanismenya adsorpsi larutan biner tergantung pada beberapa factor sebagai berikut:1. Gaya yang bekerja diantara molekul-molekul adsorbat (Z) dan permukaan adsorben.

2. Gaya yang bekerja diantara molekul-molekul pelarut (S) dan permukaan adsorben.

3. Gaya yang bekerja diantara molekul-molekul larutan (Z dan S) baik dalam lapisan permukaan maupun dalam fasa ruahnya.

2.2 Adsorpsi Isotermal

Isoterm adsorpsi merupakan keadaan kesetimbangan yaitu tidak ada lagi perubahan konsentrasi adsorbat baik di fase terjerap maupun fase gas atai cair. Isoterm adsorpsi biasanya digambarkan dalam bentuk kurva berupa plot distribusi kesetimbangan adsorbat antara fase padat dengan fase gas atau cair pada suhu konstan. (Kundari, et al, 2008)

Proses adsorpsi yang terjadi pada kimisorpsi, partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat. Peristiwa ini disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul di permukaan adsorbens. (Keenan, 1999)

2.3 Kinetika Adsorpsi

Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan zat. Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam suatu jangka waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan konsentrasi zat teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) serta memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya :

Macam adsorben

Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate)

Luas permukaan adsorben

Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate)

Temperatur 2.4 Persamaan Adsorpsi

Model isoterm Freundlich digunakan untuk permukaan energi sistem yang heterogen dan untuk multi lapisan adsorpsi dengan interaksi antara molekul adsorbat. Isoterm Freundlich dapat digambarkan dengan persamaan : (Piccin,et al, 2011)

ln (qe) = ln (Kf) + ..... (3)

Model isoterm Langmuir adalah pengembangan dari gambaran untuk gas padat pada fasa adsorpsi menjadi karbon aktif. Langmuir isoterm merujuk ke arah adsorpsi homogen yang masing-masing molekul mempunyai entalpi dan tenaga pengaktifan. (Foo, et al, 2010)

2.5 Adsorben dan Adsorbat

Adsorben adalah zat yang mengadsorpsi zat lain. Adsorben memiliki ukuran partikel seragam, kepolarannya sama dengan zat yang diserap dan mempunyai berat molekul yang lebih besar. Arang yang digunakan untuk penyerap non polar. Arang digunakan untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. (Khopkar, 1990)

Semakin luas permukaan dari suatu adsorben yang digunakan makin banyak yang dapat diserap. Luas permukaan sukar ditentukan sehingga biasanya daya serap dihitung tiap satuan massa adsorben. Daya serap zat padat terhadap gas dapat tergantung jenis adsorben, jenis gas, dan lain-lain. (Atkins, 1990).2.6 Jenis-jenis adsorbent penting :1. Karbon aktifMerupakan arang yang diperoleh dari carbinisation kayu, coconul shells, peat, fruit pits. Sebagai activating agent digunakan zinc chlorida, magnesium chlorida, kalsium chlorida dan phosphoric acid. Digunakan untuk control polusi, solvent recovery, mengurangi bau dan gas purification.2. Activated aluminaActivated alumina (hydrated aluminium oxide) berasal dari native aluminas atau bauxite, berbentuk granular atau pellet dengan tipical properties sebagaimana tabel 2. Umumnya digunakan untuk drying gas.

3. Silica gelBerasal dari netralisasi sodium silikat kemudian gel dicuci untuk menghilangkan garam garam yang terbentuk selama proses reaksi netralisasi dilanjutkan dengan proses pengeringan, pemanasan dan grading.Umumnya berbentuk granular tetapi ada juga yang berbentuk bead. Properties silica gel sebagaimana tabel 3. Terutama digunakan untuk drying gas tetapi bisa juga untuk gas desulfurisasi dan purifikasi. 4. Molecular sievasBerbentuk kristal dehydrated zeolit yang berasal dari aluminosilicate gel dengan typical properties sebagaimana tabel 4.

Gambar 2 Properties dari karbon aktif dan activated alumina Gambar 3 Properties dari silica gel

Gambar 4 Properties dari molecular sieves2.7 Tipe Sistem adsorpsia. Fixed or stationary bed

Terdiri dari satu atau dua adsorbent (1=on stream adsorbing, 2= regeneration).

Dual adsorber system dapat dioperasikan secara simultan Kedalaman bed 12 36 inchi.

Gambar 5 Fixed or stationary bed2. Moving bedContinuous regeneration

Waktu regenerasi untuk setiap segmen bed pendek sehingga tidak memerlukan bed yang panjang Compac system dan mampu reduce pressure drop. Kerugian maintaining seal pada moving parts.

Gambar 6 Moving Bed : Continouus regeneration

3.Fluidized bedResirkulasi kontinyu melalui adsorptionregeneration cycle Velocity udara sekitar 240 fpm Counter current movement meningkatkan efektivitas penggunaan karbon, lebih banyak olvent yang dapat direcovery dibandingkan dengan stationary atau rotary bed system.

Gambar 7 Fluidized bed

III. KESIMPULANSalah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam suatu jangka waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan konsentrasi zat teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) serta memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya macam adsorben dan zat yang diadsorpsi (adsorbate), luas permukaan adsorben, konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate), dan temperatur.Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat tertentu. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik menarik.DAFTAR PUSTAKA

Brady, James, 1999, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.http://www.google.com/url?url=http://oc.its.ac.id/ambilfile.php%3Fidp%3D1809&rct=j&q=&esrc=s&sa=U&ei=AHqZVNjZOs6iugTGjYCICQ&ved=0CEcQFjAM&sig2=imDxT6chD03c79VlyM-J5g&usg=AFQjCNFcRepNSr-xDewEjUohUJF7f5m71Awww.slideshare.net/EvaMuslimahFarmasi/adsorpsihttp://indrawibawads.files.wordpress.com/2011/03/makalah-kimia-fisik-ii_adsorpsi.doc&rct=j&q=&esrc=s&sa=U&ei=N3qZVPLXG8a3uQShkIJI&ved=0CBMQFjAAOAo&sig2=Dcj7m1gM8TczE5VpDLSCGA&usg=AFQjCNHF3sUqszSSPanWjxjErG54pZ0aPg