32
TUGAS SISTEMATIK HEWAN AVES PENGENALAN ORDO-ORDO KELAS AVES Disusun oleh : UKHTI TYAS A. 08 / 267582 / BI / 8171 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERDITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Tugas Sh Aves

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Sh Aves

TUGAS SISTEMATIK HEWAN

AVES

PENGENALAN ORDO-ORDO KELAS AVES

Disusun oleh :

UKHTI TYAS A.

08 / 267582 / BI / 8171

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERDITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: Tugas Sh Aves

1. ORDO SPHECINIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Super Class : Neognathae

Ordo : Spheciniformes

Familia : Spheniscidae

Genus : Pygoscelia

Spesies : Pygoscelia papua

b. Gambar

Gambar 1. Pygoscelia papua ( Pinguin Gentoo )

Page 3: Tugas Sh Aves

c. KeteranganPinguin termasuk ordo Spheciniformes adalah jenis burung yang tidak bisa terbang

dan pada umumnya tinggal di habitat bersuhu dingin, walaupun ada tiga spesies yang tinggal di daerah tropis salah satu spesiesnya tinggal di daerah Kepulauan Galapagos dan biasanya menyebrangi garis khatulistiwa untuk mencari makan, makanan pinguin adalah krill (sejenis kerang), ikan, cumi-cumi dan hewan air lainnya yang tertangkap ketika berenang di laut. Pinguin dapat meminum air laut karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring kelebihan garam laut dari aliran darah. Garam ini lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat saluran pernafasan pinguin.

Terdapat 17 hingga 19 spesies pinguin di dunia, pinguin terbesar adalah Pinguin Emperor (Aptenodytes forsteri) dengan tinggi mencapai 1,1 meter dan berat 35 kilogram. Sedangkan pinguin dengan ukuran tubuh terkecil yaitu Pinguin Peri (Eudyptula minor) dengan tinggi sekitar 40cm dan berat 1 kilogram.

Pinguin mempunyai bentuk tubuh yang sesuai untuk berenang dan hidup air, pinguin mampu berenang dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam. Sayapnya yang tidak bisa terbang digunakan sebagai pendayung, ketika di daratan pinguin menggunakan ekor sayapnya untuk menjaga keseimbangan tubuh. Setiap pinguin memiliki warna putih di sebelah dalam tubuhnya dan warna gelap (biasanya hitam) di sebelah luar tubuh. Hal ini berguna untuk kamuflase. Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam air akan sulit untuk melihat pinguin karena perutnya yang berwarna putih bercampur dengan pantulan permukaan air laut. Sedangkan permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan pinguin dari pandangan hewan pemangsa di atas air.

2. ORDO PODICIPEDIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Super class : Neognathae

Ordo : Pedicidiformes

Familia : Podicipedidae

Genus : Aechmophorus

Spesies : Aehcmophorus clarkii

Page 4: Tugas Sh Aves

b. Gambar

Gambar 2. Aehcmophorus clarkii ( Burung Grebes Clark )

c. Keterangan

Burung Grebes adalah jenis burung yang tersebar di daerah perairan air tawar dan akan bermigrasi saat musim dingin. Ordo Podicipediformes hanya memiliki satu famili yaitu Podicipedidae. Burung Grebes terkecil memiliki ukuran 23,5 cm dengan berat 120 gram sedangkan yang terbesar memiliki ukuran 71 cm dengan berat 1,7 kilogram.

Burung Grebes merupakan burung perenang dan penyelam yang handal. Mereka memiliki kaki yang terletak jauh di belakang, dapat berlari untuk waktu yang singkat namun seringkali jatuh.Grebe memiliki sayap yang sempit, dan beberapa spesies dapat terbang rendah. Dua spesies di Amerika Selatan tidak dapat terbang sama sekali. Mereka merespon bahaya dengan menyelam daripada terbang. Paruh bervariasi dari pendek dan tebal hingga panjang dan runcing, tergantung jenis mangsanya, yang berkisar dari serangga air hingga crustacea. Kaki mereka selalu besar dengan selaput yang menghubungkan bagian depan jari-jari kaki mereka.

Burung ini memiliki bulu yang tidak biasa, sangat padat dan tahan air. Dengan menekan bulu-bulu terhadap tubuh, grebes dapat mengatur gaya apung mereka. Terkadang mereka berenang rendah dengan hanya memperlihatkan kepala dan lehernya saja. Paruh bervariasi dari pendek dan tebal hingga panjang dan runcing, tergantung jenis mangsanya, yang berkisar dari serangga air hingga crustacea.

Pada musim yang bukan musim kawin, grebes berwarna coklat gelap dan putih. Ketika musim kawin, mereka memiliki tanda berupa mirip chestnut di kepala mereka, dan menampilkan ritual tertentu. Grebes muda, khususnya dari genus Podiceps, terkadang merontokkan bulu-bulu muda mereka bahkan setelah mencapai ukuran dewasa.

Page 5: Tugas Sh Aves

3. ORDO PROCELLARIIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Procellariiformes

Familia : Diomedeidai

Genus : Thalassarche

Spesies : Thalassarche melanopris

b. Gambar

Gambar 3. Thalassarche melanopris ( Burung Albatros Pundak Biru )

c. Keterangan

Albatros, dari familia Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo Procellariiformes. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan Pasifik Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, tetapi temuan fosil membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana. Burung albatros termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros hebat (genus Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.

Page 6: Tugas Sh Aves

Burung albatros sangat efisien di udara, dengan menggunakan teknik melayang dinamis dan melayang bukit untuk dapat terbang pada jarak yang sangat jauh. Burung ini memakan cumi-cumi, ikan, dan udang, dengan cara memakan hewan yang terdampar, berburu di permukaan air, dan menyelam.

4. ORDO FALCONIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Falconiformes

Familia : Accipitridae

Genus : Spizaetus

Spesies : Spizaetus bartelsi

b. Gambar

Gambar 4. Spizaetus bartelsi ( Elang Jawa )c. Keterangan

Page 7: Tugas Sh Aves

Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 m dpl.

Burung pemangsa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti belbagai jenis reptil, burung-burung sejenis walik, punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamalia berukuran kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, sampai dengan anak monyet.

Di habitatnya, Elang Jawa menyebar jarang-jarang. Sehingga meskipun luas daerah agihannya, total jumlahnya hanya sekitar 137-188 pasang burung, atau perkiraan jumlah individu elang ini berkisar antara 600 - 1.000 ekor. Kecilnya populasi Elang Jawa merupakan ancaman akan kelestariannya, yang disebabkan oleh kehilangan habitat dan eksploitasi jenis. Pembalakan liar dan konversi hutan menjadi lahan pertanian telah menyusutkan tutupan hutan primer di Jawa. Elang ini juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai satwa peliharaan. Sehingga organisasi dunia IUCN memasukkan Elang Jawa ke dalam status Endangered, terancam punah, Pemerintah Indonesia pun menetapkan Elang Jawa sebagai hewan yang dilindungi oleh undang-undang.

5. ORDO GALLIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Galliformes

Familia : Phasianidae

Genus : Pavo

Spesies : Pavo cristatus

b. Gambar

Page 8: Tugas Sh Aves

Gambar 5. Pavo cristatus ( Burung Merak Biru )

c. KeteranganMerak Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah

salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Populasi Merak Biru tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal dan Bhutan. Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.

Merak jantan adalah poligami spesies, mempunyai pasangan lebih dari satu. Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata berwarna biru. Burung betina biasanya menetaskan tiga sampai enam butir telur.

Burung merak adalah pemakan biji-bijian, juga pucuk rumput dan dedaunan. Selain itu burung merak juga memakan aneka serangga dan berbagai jenis hewan kecil seperti cacing, laba-laba dan kadal kecil.

6. ORDO COLUMBIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : AnimaliaFilum : Chordata

Page 9: Tugas Sh Aves

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Columbiformes

Familia : Columbidae

Genus : Geopelia

Spesies : Geopelia striata

b. Gambar

Gambar 6. Geopelia striata ( Burung Merbuk atau Perkutut )

c. Keterangan

Burung Merbuk atau Perkutut yang termasuk ordo Columbiformes adalah sejenis burung berukuran kecil, panjangnya berkisar antara 20-25 cm. Kepalanya membulat kecil,berwarna abu-abu. Kepala burung perkutut membulat keci berwarna abu-abu dengan paruh panjang meruncing yang berwarna biru keabu-abuan. Bulu yang menutupi seluruh ubuhnya berwarna coklat tua, bulu ekornya juga berwarna coklat agak panjang. Jari-jari perkutut berjumlah 8 dengan kuku-kuku yang runcing.Jadi jumlah jari sebelah kaki adalah 4. Tiga dari empat jarinya ada di depan dan sebuah jari di belakang. Jari-jari perkutut berguna untuk bertengger.

Dalam tradisi Indonesia, terutama Jawa, burung ini sangat dikenal dan digemari, bahkan agak lebih "dimuliakan" dibandingkan dengan burung peliharaan lainnya. Perkutut masih berkerabat dekat dengan tekukur, puter, dan merpati. Persilangan (hibrida) antara perkutut dan tekukur dikenal dalam dunia burung hias sebagai "sinom" (bahasa Jawa) dan memiliki kekhasan pola suara tersendiri.

7. ORDO PASSERIFORMES

Page 10: Tugas Sh Aves

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Passeriformes

Familia : Sturnidae

Genus : Acridotheres

Spesies : Acridotheres javanicus

b. Gambar

Gambar 7. Acridotheres javanicus ( Burung Jalak Jawa )

c. Keterangan

Burung Jalak yang termasuk famili Sturnidae adalah jenis burung pengicau. Burung ini berukuran kecil sekitar 20-25 cm, memiliki paruh yang kuat, tajam dan lurus. Berkaki panjang sebanding dengan tubuhnya. Burung Jalak banyak bersarang di lubang-lubang pohon. Bersuara ribut, berceloteh keras dan suka meniru suara burung lain. Burung ini suka memakan semua jenis makanan, biasanya ketika dalam penangkaran makanannya berupa voer, pisang, kroto, dan serangga kecil.

8. ORDO STRIGIFORMES

Page 11: Tugas Sh Aves

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Strigiformes

Familia : Strigidae

Genus : Ninox

Spesies : Ninox scutulata

b. Gambar

Gambar 8. Ninox scutulata (Burung Hantu Belang)

c. Keterangan

Page 12: Tugas Sh Aves

Burung hantu merupakan anggota Ordo Strigiformes yang termasuk jenis burung buas atau karnivora (pemakan daging), burung hantu juga merupakan hewan malam (nokturnal). Terdapat 222 spesies burung hantu yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagaian besar Greenland dan beberapa pulau kecil.

Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan terkadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang.

Di dunia barat, burung hantu adalah lambang kebijaksanaan, tidak demikian di Indonesia, beberapa daerah di Indonesia menganggap bahwa burung hantu sebagai pembawa pertanda maut. Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Ekor burung hantu pendek dengan sayap yang besar dan lebar. Rentang sayapnya bisa mencapai panjang tiga kali dari tubuhnya.

Kebanyakan jenis burung hantu berburu di malam hari, meski sebagiannya berburu ketika hari remang-remang di waktu subuh dan sore (krepuskular) dan ada pula beberapa yang berburu di siang hari. Mata yang menghadap ke depan, sehingga memungkinkan mengukur jarak dengan tepat; paruh yang kuat dan tajam; kaki yang cekatan dan mampu mencengkeram dengan kuat; dan kemampuan terbang tanpa berisik, merupakan modal dasar bagi kemampuan berburu dalam gelapnya malam. Beberapa jenis bahkan dapat memperkirakan jarak dan posisi mangsa dalam kegelapan total, hanya berdasarkan indera pendengaran dibantu oleh bulu-bulu wajahnya untuk mengarahkan suara.

Burung hantu berburu aneka binatang seperti serangga, kodok, tikus, dan lain-lain.Sarang terutama dibuat di lubang-lubang pohon, atau di antara pelepah daun bangsa palem. Beberapa jenis juga kerap memanfaatkan ruang-ruang pada bangunan, seperti di bawah atap atau lubang-lubang yang kosong. Bergantung pada jenisnya, bertelur antara satu hingga empat butir, kebanyakan berwarna putih atau putih berbercak.

9. ORDO PSITTACIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Psittaciformes

Familia : Cacatuidae

Page 13: Tugas Sh Aves

Genus : Cacatua

Spesies : Cacatua alba

b. Gambar

Gambar 9. Cacatua alba (Burung Kakatua Putih)

c. Keterangan

Kakatua (suku Cacatuidae) adalah jenis burung hias yang memiliki bulu yang indah dengan lengkingan suara yang cukup nyaring. Spesies ini termasuk salah satu burung dengan kecerdasan yang cukup bagus, sehingga sering digunakan untuk acara-acara hiburan di kebun binatang atau tempat hiburan lainnya.

Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa), 700 m (Flores), 950+ m (Sumba) dan 500+ m (Timor). sedangkan untuk jenis Kakatua Maluku (bahasa Inggris: Salmon-crested Cockatoo) biasanya hidup sendiri, berpasangan dan kelompok kecil; dahulu di pohon tidur berkelompok hingga 16 ekor. Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari lokasi pohon tidur ketika petang dan menjelang fajar. Walaupun terlihat terbang di atas kanopi tapi kebanyakan terbang di bawah batas kanopi. Mencari makan dengan tenang di kanopi dan lapisan tengah kanopi dan memiliki sebaran lokal di daerah Seram, Ambon, Haruku dan

Page 14: Tugas Sh Aves

Saparua. Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, hutan yang rusak dan hidup diatas permukaan laut sampai ketinggian 1000 m.

10. ORDO APODIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Apodiformes

Familia : Apodidae

Genus : Apus

Spesies : Apus apus

b. Gambar

Gambar 10. Apus apus ( Bueung Layang-layang biasa )c. Keterangan

Page 15: Tugas Sh Aves

Kelompok Burung Layang-layang atau burung walet mempunyai ukuran tubuh kecil dengan jari dan kaki yang berukuran sangat kecil. Mempunyai sayap yang lancip dan terbelah dua, paruh burung layang-layang kecil dan lemah. Habitat burung layang-layang umumnya di daerah tropis.

11. ORDO CHARADRIIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Charadriiformes

Familia : Charadriidae

Genus : Charadrius

Spesies : Charadrius dubius

b. Gambar

Gambar 11. Charadrius dubiusc. Keterangan

Page 16: Tugas Sh Aves

Terdapat 210 spesies, kebanyakan akrab dengan tanah basah dan lingkungan pantai. Banyak spesies arktik dan iklim sedang adalah migratori, namun burung tropis menetap atau hanya berpindah untuk merespon musim hujan. Burung Stint kecil adalah migratori arktik terjauh, mereka menghabiskan musim non-kawin di belahan bumi selatan.

Mayoritas memakan invertebrata kecil yang diambil dari lumpur atau tanah terbuka. Perbedaan panjang paruh memungkinkan spesies yang berbeda mencari makan di habitat yang sama tanpa terjadinya kompetisi memperebutkan makanan. Banyak spesies sensitif terhadap sentuhan di paruhnya sehingga memudahkan pencarian mangsa di dalam lumpur. Beberapa spesies yang beradaptasi pada habitat yang kering akan mencari mangsa yang lebih besar termasuk serangga dan reptil kecil.

12. ORDO CORACIIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Coraciiformes

Familia : Alcenididae

Genus : Halcyon

Spesies : Halcyon cyanoventris

b. Gambar

Gambar 12. Halcyon cyanoventris (Cekakak Jawa)c. Keterangan

Page 17: Tugas Sh Aves

Halcyon cyanoventris memiliki tubuh berukuran sedang (25 cm) berwarna gelap. Pada Halcyon dewasa: kepala coklat tua, tenggorokan dan kerah coklat, perut dan punggungnya biru ungu. Penutup sayap hitam, bulu tebang biru terang, bercak putih pada sayap terlihat sewaktu terbang. Sedangkan pada Halcyon remaja: tenggorokan keputih-putihan. Iris coklat tua, paruh dan kaki merah. Bertengger pada cabang rendah pohon yang terisolasi atau pada tiang dilahan rumput terbuka. Memburu serangga dan mangsa lain. Jarang sekali berburu diatas air lebih pendiam dari cekakak sungai tapi suara sering terdengar

Halcyon cyanoventris berkembang biak pada bulan Maret dan September. Habitat di lahan terbuka, dekat air bersih, ditemukan sampai ketinggian 1000 m mdpl.

13. ORDO GRUIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Gruiformes

Familia : Gruidae

Genus : Grus

Spesies : Grus japonensis

b. Gambar

Gambar 13. Grus japonensis ( Burung Jenjang )c. Keterangan

Page 18: Tugas Sh Aves

Burung Jenjang terdapat di seluruh benua kecuali di Antartika dan Amerika Selatan. Semua spesies mempunyai ciri-ciri berupa paruh, leher dan kaki yang panjang. Pada burung Jenjang ukuran besar, tinggi badan bisa mencapai sekitar 1 meter. Warna bulu bisa hitam, putih dan merah dengan badan berukuran besar sehingga terlihat sangat mencolok di alam terbuka. Ciri khas lain pada kulit bagian muka bagian tertentu yang tidak ditumbuhi bulu.

Sarang dibangun di atas tanah. Bergantung pada spesies, jumlah telur antara 1 butir hingga 4 butir. Masa pengeraman telur sekitar 30 hari. Anak burung yang baru menetas tidak bisa terbang, tapi langsung bisa berjalan mengikuti induknya mencari makanan ke sana ke mari.

Habitat di sawah, danau, rawa, lahan basah dan padang rumput. Burung Jenjang merupakan burung pemangsa yang memakan apa saja, tapi makanan bisa berubah bergantung pada musim. Mangsa berupa hewan-hewan kecil seperti binatang pengerat, ikan dan binatang amfibi, walaupun juga memakan biji-bijian dan buah-buahan keluarga beri di akhir musim panas dan musim gugur. Salah satu spesies buah beri disebut Kranberi (cranberry) karena merupakan makanan favorit burung Jenjang yang dalam bahasa Inggris disebut Crane.

Burung Jenjang merupakan burung yang setia seumur hidup terhadap pasangannya. Burung Jenjang berkencan dengan pasangannya dengan mengeluarkan suara yang ribut sambil diiringi gerakan-gerakan seperti menari sehingga terkenal sebagai "dansa" burung Jenjang. Beberapa spesies burung Jenjang merupakan burung migran ke tempat yang sangat jauh, sedangkan beberapa spesies yang hidup di iklim panas bukan merupakan burung migran. Burung Jenjang hidup berkelompok dan jika jumlahnya cukup dapat membentuk kawanan yang besar. Di Indonesia, burung Jenjang terkenal berkat seni melipat kertas (origami). Lipatan kertas burung Jenjang (orizuru) sering disebut sebagai lipatan kertas burung bangau karena memang bentuknya mirip.

14. ORDO CICONIIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Ciconiiformes

Familia : Ciconiidae

Genus : Ciconia

Spesies : Ciconia ciconia

Page 19: Tugas Sh Aves

b. Gambar

Gambar 14. Ciconia ciconia

c. Keterangan

Ordo Ciconiiformes terdiri dari berbagai burung besar, berkaki panjang, dan berparuh besar. Bangau, kuntul, egret, ibis, dan spoonbill masuk ke dalam ordo ini. Ciconiiformes diketahui ada sejak zaman Eosen akhir.

Burung ini muncul di sebagian besar wilayah hangat. Burung dari ordo ini memiliki sedikit bulu halus di bagian bawah bulu utamanya yang berguna untuk mengeringkan diri dari lendir ikan. Bangau tidak memiliki pita suara sehingga tidak ada suara burung dari jenis burung ini. Gerakan paruh menjadi cara komunikasi yang umum diantara burung-burung tersebut. Banyak dari spesies ini adalah migratori. Terdapat 19 spesies hidup dari enam genera.

Burung jenis ini umumnya memakan katak, ikan, serangga, kadal, cacing, dan burung kecil.Sarang mereka seringkali berukuran sangat besar dan bisa dugunakan bertahun-tahun. Beberapa diketahui berdiameter 2 meter dengan kedalaman 3 meter. Bangau diperkirakan adalah monogami, namun hanya sebagian yang menganggapnya benar. Mereka mungkin berganti pasangan setelah migrasi, dan mungkin bermigrasi tanpa pasangan.

15. ORDO PICIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : VertebrataClass : Aves

Page 20: Tugas Sh Aves

Ordo : Piciformes

Familia : Picidae

Genus : Sphyrapicus

Spesies : Sphrapicus varius

b. Gambar

Gambar 15. Sphrapicus varius ( Burung Pelatuk Berbadan Kuning)

c. KeteranganFamilia unggas Picidae mencakup Burung pelatuk, Tukik dan Wrynecks. Anggota

familia ini dapat detemukan di seluruh dunia, kecuali Australia, Madagaskar, dan wilayah kutub yang beriklim ekstrim. Kebanyakan spesies ini hidup di hutan atau habitat Tanah kayu, meskipun sedikit spesies yang diketahui hidup di area gurun.

Picidae adalah salah satu dari delapan familia dalam ordo Piciformes. Anggota dalam ordo Piciformes mencakup, seperti Cirik-Cirik, puffbirds, Takur, Tukan dan Burung pemandu lebah, sudah secara tradisional berkerabat dengan pelatuk, piculet dan wrynecks.

Burung pelatuk berbadan kunin ini adalah burung pelatuk pemakan getah yang banyak terdapat didalam pohon.

16. ORDO CUCULIFORMES

Page 21: Tugas Sh Aves

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Cuculiformes

Familia : Cuculidae

Genus : Centropus

Spesies : Centropus sinensis

b. Gambar

Gambar 16. Centropus sinensis

17. ORDO PELECONIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : AnimaliaFilum : Chordata

Page 22: Tugas Sh Aves

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Pelecaniformes

Familia : Pelecanidae

Genus : Pelecanus

Spesies : Pelecanus conspicillatus

b. Gambar

Gambar 17. Pelecanus conspicillatus ( Burung Pelikan Australia )

18. ORDO TROGONIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Trogoniformes

Page 23: Tugas Sh Aves

Familia : Trogonidae

Genus : Trogon

Spesies : Trogon viridis

b. Gambar

Gambar 18. Trogon viridis

19. ORDO CAPRIMULGIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Caprimulgiformes

Page 24: Tugas Sh Aves

Familia : Caprimulgidae

Genus : Caprimulgus

Spesies : Caprimulgus carolinensis

b. Gambar

Gambar 19. Caprimulgus carolinensis

20. ORDO ANSERIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Anseriformes

Familia : Anatidae

Sub Familia : Anatinae

Genus : Heteronetta

Spesies : Heteronetta atricapilla

Page 25: Tugas Sh Aves

b. Gambar

Gambar 20. Heteronetta atricapilla