25
Skenario 1 Blok Tumbuh Kembang Tutor 2 Hiolda Lubvianda O 201310330311015 Ambhari P. P 201310330311049 Eko Setyo Herwanto 201310330311056 M. Fadhil 201310330311071 Armiesha Chika Y 201310330311076 Rifatul I 201310330311130 Afifa Sholiha 201310330311 Syahnanta A. T. P. 201310330311 Fakih Nadil I. 201310330311 Fika Kartika 201310330311 Brahmantya A. 201310330311166 Tutor: Prof. Dr. dr. Hj. Soebaktiningsih DTMH, M.Sc, SP.Par.K

tutor prof.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

  • Skenario 1 Blok Tumbuh KembangTutor 2Hiolda Lubvianda O201310330311015Ambhari P. P201310330311049Eko Setyo Herwanto201310330311056M. Fadhil 201310330311071Armiesha Chika Y201310330311076Rifatul I201310330311130Afifa Sholiha201310330311Syahnanta A. T. P. 201310330311Fakih Nadil I.201310330311Fika Kartika201310330311Brahmantya A.201310330311166

    Tutor: Prof. Dr. dr. Hj. Soebaktiningsih DTMH, M.Sc, SP.Par.K

  • SkenarioSeorang bayi laki-laki lahir di RS UMM melalui spontan belakang kepala dengan kala II lama, pada jam 01.10 tanggal 25-09-2014. Usia kehamilan aterm, berat badan saat lahir 3500 gram dengan panjang badan lahir 50 cm dan lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 34 cm. Lahir dengan AS 1-3-5-7 dan ketuban mekoneal. Usia Ibu 25 tahun. Kehamilan ini merupakan yang pertama dan tidak ada riwayat abortus sebelumnya. Tidak didapatkan riwayat ketuban pecah dini saat hamil. Tidak didapatkan riwayat hipertensi, maupun diabetes melitus, tetapi didapatkan hipertermia, dysuria,dan fluor albus pada saat hamil trimester III. Riwayat trauma tidak didapatkan. Ibu berkunjung teratur di bidan setiap bulan untuk pemeriksaan kehamilan dengan hasil yang dikatakan normal. Mendapat vitamin dan suplemen penambah darah.

  • KeywordKeywordBayi aterm, ketuban mekoneal, AS 1-3-5-7, kala II lama.Klarifikasi IstilahKehamilan aterm adalah kelahiran bayi pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih. (Mukhtar, 2007).Kala II lama adalah dimulai dilatasi serviks sudah lengkap dan berakhir ketika janin sudah keluar, namun dalam proses ini terjad pemanjangan waktu. (Sarwono, 2009)Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan. (Sarwono, 2008).kelahAbgar Score adalah metode yang digunakan untuk menilai bayi baru lahir dan dapat membantu untuk menentukan kebutuhan intervensi. (Virginia Abgar, 1953).Ketuban mekoneal adalah air ketuban keruh bercampur mekonium yang dapat menyebabkan mekoneal aspiration syndrom. (Sholeh Kosim, 2009).Mekonium adalah cairan yang pertama dari usus bayi yang kental berwarna hijau yang terdiri dari sel epitel usus, sekret, dan sekresi dari usus. (Medscape, 2014).Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik >= 140/90 mmHg. (Abdul Bari Saifuddin, 2014).

  • Diabetes Melitus adalah penyakit kencing manis yang terjadi karena kadar gula pada seseorang yang tinggi yang disebabkan produksi insulin yang sedikit atau tidak sama sekali. (Arif Sudarmoko, 2005)Hypertemia adalah suhu tubuh yang tinggi dan bukan disebabkan oleh mekanisme pengaturan panas hipotalamus. (Tri Budiarti 2011)Dysuria adalah perasaan nyeri saat kencing. (Purnomo, 2000). Dysuria lebih sering mengindikasi adanya infeksi atau inflamasi dari vessica urinaria atau urethra. (Bremnor danSadovsky, 2000).Fluor Albus adalah gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid. Keputihan ada yang fisiologis dan patologis, namun keputihan tersebut merupkan tanda dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita. (Mansur, 2010).

  • Ibu usia 25 thn melahirkanBayi laki-laki atermAS 1-3-5-7Riwayat kehamilanPada trimester III:hypertermiaDysuriaFlour albusNormalkehamilan pertamaTidak ada riwayat abortusTidak ada riwayat DMTidak ada riwayat hipertensiRiwayat partusPenatalaksanaanBBL,PB,LK,LDAsfiksiaKala II LamaKetuban mekonealresusitasi

  • Rumusan MasalahBagaimana interpretasi hasil APGAR Score?Apa saja faktor yang menyebabkan kala II menjadi lama pada kasus tersebut? Dan bagaimana resikonya?Bagaimana mekanisme terjadinya Meconium Aspiration Syndrome (MAS)?Mengapa ibu mengalami hypertermia, dysuria dan fluor albus pada trimester III?

  • Learning ObjectiveMenjelaskan tentang sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, dan sepsis neonatorumMendiagnosis sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, dan sepsis neonatorumPenatalaksanaan awal pasienMemberikan konseling pada keluarga dan upaya preventif

  • Tinjauan Pustaka1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, dan sepsis neonatorum

    MAS adalah masalah kegawatan respirasi bidang perinatologi dan secara khusus didefinisikan sebagai adanya mekonium di bawah pita suara. Adanya mekonium di air ketuban merupakan indikasi adanya gangguan pada bayi yang berkaitan dengan masalah intrauterin berupa hipoksia akut maupun hipoksia kronis. (Klingner, 1999)

    Asfiksia neonatorium merupakan suatu kondisi dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Betz dan Sowden, 2002). Hal ini terjadi karena kurangnya kemampuan organ bayi dalam menjalankan fungsinya, seperti pengembangan paru. Faktor penyebab antara lain:Penyakit pada ibu saat hamil, seperti hipertensi, penyakit paru, gangguan kontraksi uterusPada ibu yang kehamilannya beresikoFaktor plasenta, seperti janin dengan solusio plasentaFaktor janin itu sendiri seperti kelainan pada tali pusat yang melilit pada leherFaktor persalinan seperti partus lama atau dgn tindakan tertentu

    Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Penyebab sepsis neonatorum adalah bakteri gram positif, gram negatif, virus infeksi. (Ida Ayu Chandranita Manuaba, 2008)

  • 2. Mendiagnosis sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, dan sepsis neonatorum

    Sindrom aspirasi mekonium harus dipertimbangkan terjadi pada setiap bayi baru lahir dengan AKK yang mengalami gejal napas atau distress respirasi.

    Berhubung dengan mekanisme yang menyebabkan MAS, maka temuan gambaran radiologikpun bervariasi. Seringkali dijumpai overaerasi yang dapat menyebabkan sindrom kebocoran udara seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, atau emfisema pulmonum intersisialis. Terdapat hubungan antara derajat kelainan abnormalitas radiologik dan derajat penyakit MAS dengan konsolidasi atau atelektasis yang merupakan faktor prognosis yang kurang baik. Meskipun ada penelitian yang tidak mengkonfirmasi hubungan ini.

    Pemeriksaan ekokardiografi dua dimensi diperlukan untuk mengevaluasi hipertensi pulmonal dan berguna untuk bayi pada awal kehidupannya. Kejadian AKK ( Air ketuban keruh) merupakan tanda yang serius pada janin yang dihubungkan dengan kenaikan mordibitas perinatal, maka monitor denyut janin merupakan indikator penting. Dipertimbangkan keadaan kontroversial yang ada saat ini, berhubungan dengan sebab pasase mekonium intra uterin. Didalam rahim hipoksia mengakibatkan relaksasi otot sfinter ani dipertimbangkan sebagai penyebab pasase mekonium. Sebaliknya, lingkungan intra uterin akan mempengarui kesejahteraan janin dan mengakibatkan AKK misalnya infeksi intra uterin yang mengakibatkan koriomnionitis, perlu diingat, air ketuban merupakan media kultur yang kurang baik untuk kuman. Air ketuban yang terinfeksi dan ditelan janin akan meicu terjadinya defekasi dini oleh janin yang juga diterangkan sebagai penyebab AKK.

  • Mary C K, Kruse J,2009

  • 3. Penatalaksanaan awal pasien dengan sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, dan sepsis neonatorum

    A. Penatalaksanaan asfiksi

    Pemantauan gas darah, denyut nadi, fungsi sistem jantung dan paru dengan melakukan resusitasi, pemberian oksigen yang cukup, serta memantau perfusi jaringan tiap 2-4 jam.Mempertahankan jalan napas agar tetap baik, sehingga proses oksigenasi cukup agar sirkulasi darah tetap baik.Asfiksia PGAR Skor (7-10) : -Bayi di bungkus dengan kain hangat-Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir pada hidung kemudian mulut-Bersihkan adan dan tali pusat-Lakukan onservasi tanda vital, pantau APGAR skol, masukan ke inkubatorAsfiksia sedang APGAR skor (4-6) :-Bersihkan jalan napas-Berikan oksigen 2 liter permenit-Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki, bila tidak ada reaksi bantu dengan masker-Bila bayi masih tetap sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Dekstrosa 40% sebanyak 4 cc di suntukkan melalui vena umbilikus secara perlahan-lhan mencegah tekanan intrakranial meningkatAsfiksia berat APGAR skor (0-3) :-Bersihkan jalan napas sambil pompa melalui ambubag-Berikan oksigen 4-5 liter permenit-Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT (endotracheal tube)-Bersihkan jalan napas melalui ETT-Apabila bayi sudah ulai bernapas tetapi masih sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc. selanjutnya berikan dextrosa 40% sebanyak 4cc

  • Pencegahan asfiksia neonatorumIDAI,2004

  • IDAI,2004

  • B. MAS Neonatologi

    Pencegahan dengan penghisapan orofaring bayi setelah lahir. Tetapi sebelum dada lahir. Di ikuti visualisasi pita suara dengan laringoskop, dan jika terlihat mekonium, pengisapan di lanjutkan pada trakea.Pengurangan penekanan tali pusat, deselerasi variabel, dan megap-megap bayi.Penatalaksanaan :1. Bayi di letakan di penghangat radiasi dan sisa mekonium di hipofaring di keluarkan dengan penghisapan di bawah visualisasi langsung.2. Trakea kemudian di intubasi dan mekonium di jalan napas sebelah bawah diisap3. Lambung di kosongkan untuk menghindari kemungkinan aspirasi mekonium lebih lanjut.

  • Posisi intubasipratiwi,2012

  • Cara intubasipratiwi,2012

  • Visualisasi intubasipratiwi,2012

  • C. Sepsis Neonatorum

    Tindakan pencegahan di masa antenatal :-Pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala-Imunisasi-Pengobatan thd infeksi-Asupan gizi-Penanganan segera terhadap keadaan yang menurunkan kesehatan ibu dan janin-Rujukan segeran ke tempat pelayanan yang memadai bila di perlukanSaat persalinan :-Perawatan secara aseptik-Penghindari perlukaan kulit dan selaput lendirSesudah persalinan-Pemberian ASI secepatnya-Upayakan lingkungan tetap bersih-Setiap bayi menggunakan peralatan sendiri-Perawatan umbilikus secara steril-Cuci tangan dengan larutan desinfektan sebelum dan sesudah menyentuh bayi-Semua personel yang menangani harus sehat-Bayi yang berpenyakit menular harus di isolasi-Pemberian antibiotik secara rasional-Pemantauan mikrobiologi dan tes resistensiPrinsp pengobatan sepsis neonatorum : Mempertahankan metabolisme tubuh dan memperbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan intravena termasuk kebutuhan nutrisi

  • IDAI,2004

  • 4. Pemberian konseling pada keluarga mengenai penyakit dan upaya preventif

    Antisipasi dini perlunya dilakukan resusitasi pada bayi yang dicurigai mengalami depresi pernapasan untuk mencegah morbiditas dan mortilitas lebih lanjut. Pada setiap kelahiran, tenaga medis harus siap untuk melakukan resusitasi pada bayi baru lahir karena kebutuhan akan resusitasi dapat timbul secara tiba-tiba. Karena alasan inilah, setiap kelahiran harus dihadiri oleh paling tidak seorang tenaga terlatih dalam resusitasi neonatus, sebagai penanggung jawab pada perawatan bayi baru lahir. Tenaga tambahan akan diperlukan pada kasus-kasus yang memerlukan resusitasi yang lebih kompleks. Dengan pertimbangan yang baik terhadap faktor risiko, lebih dari separuh bayi baru lahir yang memerlukan resusitasi dapat diidentifikasi sebelum lahir, tenaga medis dapat mengantisipasi dengan memanggil tenaga terlatih tambahan, dan menyiapkan peralatan resusitasi yang diperlukan.(Suradi,2008)

    A. Konseling dan pencegahan aspirasi mekoniumMenjelaskan pada keluarga bahwa bayi mengalami MASMenjelaskan pada keluarga, bahwa MAS dapat diatasiMenjelaskan pada keluarga , efek yang ditimbulkan karena MAS

    Resiko aspirasi mekonium dapat berkurang dnegan melakukan perhatian yang cermat pada kegawatan janin dan segera memulai persalinan bila ada asidosis janin, perlambatan akhir, atau bila variablitias denyut ke denyut jelek. Infus amnion dan pengisapan DeLee orofaring sesudah kepala dilahirkan mengurangi insidens aspirasi mekonium.(Hageman, 1993)

    B. Konseling dan pencegahan terhadap asfiksia neonatorum Menjelaskan pada keluarga bahwa bayi mengalami asfiksiaMenjelaskan pada keluarga, bahwa asfiksia dapat diatasiMenjelaskan pada keluarga , efek yang ditimbulkan karena asfiksia

  • adalah dengan menghilangkan atau meminimalkan faktor risiko penyebab asfiksia. Derajat kesehatan wanita, khususnya ibu hamil harus baik. Komplikasi saat kehamilan, persalinan dan melahirkan harus dihindari. Upaya peningkatan derajat kesehatan ini tidak mungkin dilakukan dengan satu intervensi saja karena penyebab rendahnya derajat kesehatan wanita adalah akibat banyak faktor seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, kepercayaan, adat istiadat dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan kerjasama banyak pihak dan lintas sektoral yang saling terkait.(Oswyn , 2000)

    Pencegahan yang komprehensif dimulai dari masa kehamilan, persalinan dan beberapa saat setelah persalinan. Pencegahan berupa : Melakukan pemeriksaan antenatal rutin minimal 4 kali kunjungan. Melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap pada kehamilan yang diduga berisiko bayinya lahir dengan asfiksia neonatorum. Memberikan terapi kortikosteroid antenatal untuk persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Melakukan pemantauan yang baik terhadap kesejahteraan janin dan deteksi dini terhadap tanda-tanda asfiksia fetal selama persalinan dengan kardiotokografi. Meningkatkan ketrampilan tenaga obstetri dalam penanganan asfiksia neonatorum di masing-masing tingkat pelayanan kesehatan. Meningkatkan kerjasama tenaga obstetri dalam pemantauan dan penanganan persalinan. Melakukan Perawatan Neonatal Esensial yang terdiri dari : Persalinan yang bersih dan aman Stabilisasi suhu Inisiasi pernapasan spontan Inisiasi menyusu dini Pencegahan infeksi dan pemberian imunisasi (Suradi, 2008)

  • C. Konseling dan pencegahan sepsis neonatorum

    Menjelaskan pada keluarga bahwa bayi mengalami sepsis neonatorumMenjelaskan pada keluarga, bahwa sepsis neonatorum dapat diatasiMenjelaskan pada keluarga , efek yang ditimbulkan karena sepsis neonatorum

    Pada masa antenatalPerawatan antenatal meliputi pemeriksaan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin, rujukan segera ke tempat pelayanan yang memadai bila diperlukan.2. Pada saat persalinan Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik. Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan, melakukan proses rujukan secepatnya bila diperlukan, dan menghindari perlukaan kulit dan selaput lendir.Sesudah persalinanMengupayakan lingkungan dan peralatan tetap bersih, setiap bayi menggunakan peralatan sendiri. Peawatan luka umbilikus secara steril. Tindakan invasif harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip aseptik.(Surasmi, 2002)

  • PembahasanIbu 25 tahun melahirkan bayi laki laki aterm dengan berat badan lahir 3500gr, panjang badan lahir 50 cm, lingkar kepala 35 cm, dan lingkar dada 34 cm termasuk dalam kategori normal. Lahir dengan Apgar Score 1-3-5-7 dimana menunjukkan gejala asfiksia. Asfiksia dapat terjadi karena ketuban bercampur mekoneal, mekoneal terbentuk karena riwayat kehamilan ibu di trimester III mengalami hipertermia, dysuria, dan fluor albus. Diduga ibu mengalami infeksi di trimester III yang membuat bayi mengalami hipoksia karena aliran darah ibu ke plasenta terganggu, janin yang mengalami hipoksia akan merangsang saraf GIT untuk berkontraksi untuk menstimulasi keluarnya mekoneal, adanya mekoneal dalam ketuban akan memicu terjadinya MAS (Mekoneal Aspirasi Sindrom), MAS juga semakin dipicu dengan riwayat partus kala II lama yang membuat bayi banyak menghirup mekoneal di dalam paru-paru dan mengakibatkan asfiksia ketika lahir. Pentalaksanaan awal sangat diperlukan karena bayi lahir dengan asfiksia dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup bayi bahkan sampai kematian. Penatalaksanaan sepsis neonatorium juga diperlukan mengetahui riwayat ibu yang mengalami infeksi pada trimester III membuat bayi baru lahir memiliki resiko besar terjadi sepsis neonatorium.

  • KesimpulanRiwayat kehamilan dan riwayat partus menentukan kelahiran bayi dengan asfiksia atau tidak

  • Daftar PustakaIDAI. 2004. Asfiksia Neonatorum. Dalam: Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAIMary C K, Kruse J, 2009. Meconium Aspiratiion Syndrome : Pathofisiologi and prevention, J.Am Board Fam Pract Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan AnakSurasmi dkk. 2002. Perawatan Bayi Resiko TinggiDr Brahm.2009.Obstetri Williams: Panduang Ringkas,Ed.21/Kenneth J Lenevo.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGCSurasmi, Asrining, dkk.2003.Perawatan Bayi Resiko Tinggi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran ECGYunanto Ari dkk, 2014. Neonatologi. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia