27
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas tutuorial ini tepat pada waktunya. Tutorial ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik stase mata di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya tutorial ini terutama dr. Hj. Hasri Darni, Sp. M, selaku pembimbing di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan tutorial ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang membaca ini, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat membuat laporan tutorial yang lebih sempurna di lain kesempatan. Semoga tutorial ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa yang akan datang. 1

Tutorial Katarak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas tutuorial ini tepat pada waktunya.Tutorial ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik stase mata di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya tutorial ini terutama dr. Hj. Hasri Darni, Sp. M, selaku pembimbing di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan tutorial ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang membaca ini, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat membuat laporan tutorial yang lebih sempurna di lain kesempatan.

Semoga tutorial ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa yang akan datang.

Jakarta, Juli 2013

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKatarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya.

Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan proses penyakit intraokuler lainnya.

Selain itu, katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus, keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak antara lain eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal. Juga kelainan sistemik antara lain diabetes melitus, galaktosemi dan distrofi miotonik.

Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan kongenital mata.1.2 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya laporan ini adalah untuk metode pembelajaran mengenai katarak, sekaligus untuk melengkapi salah satu tugas kepaniteraan klinik di bagian mata.BAB II

PEMBAHASAN

2.1Anatomi dan Fisiologi mataMata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak

Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.

STRUKTUR PELINDUNG

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.

Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.

Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

Bagian-bagian mata berperan sebagai media penglihatan, antara lain:

1. Kornea

Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.

Lapisan pada kornea terdiri dari:

Epitelium

Membran Bowmann

Stroma

Membran Descement

Endotelium

2. Bilik Mata Depan

Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan aliran keluar cairan mata (aquos humor) maka akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola mata (TIO) akan meningkat atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini akan ditemukan jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe, dan jonjot iris.

Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.

3. Iris dan Pupil

Pangkal iris melekat pada corpus siliaris yang akan berperan dalam proses akomodasi. Iris mempunyai celah di bagian tengahnya dan disebut pupil. Pupil ini akan mengatur jumlah cahaya yang masuk yang dibutuhkan oleh mata dan kemudian membiaskannya pada lensa.4. Lensa Mata

Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks yang terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga terbentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dini dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal, dan dewasa. Dibagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut korteks. Korteks yang terletak di sebelah depan lensa disebut korteks anterior, sedang di belakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai kepadatan lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di sekitar serat lensa ini terdapat kapsul lensa. Dibagian perifer kapsul lensa terdapat Zonula Zinn yang menggantungkan lensa di bidang ekuatornya pada corpus siliaris.

Secara fisiologik, lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:

a. Kenyal atau lentur karena berperan penting dalam proses akomodasi

b. Jernih atau transparan karena berfungsi sebagai media penglihatan

Sedangkan secara patologik, sifat lensa dapat berubah, antara lain:

a. Tidak kenyal atau tidak lentur, sehingga proses akomodasi menjadi terganggu, keadaan ini disebut presbiopia

b. Tidak jernih atau keruh, sehingga visual pathway atau jalannya penglihatan menjadi terganggu, keadaan ini disebut katarak

5. Corpus Vitreus

Corpus vitreus atau disebut juga badan kaca merupakan bahan gelatin yang mengandung sel leukosit. Bersifat semi cair yang mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sifat lainnya adalah bening atau transparan, tidak berwarna, dan dengan konsistensi lunak. Berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola mata, hal ini disebabkan karena corpus viterus mengisi sebagian besar bola mata. Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Corpus vitreus tidak mempunyai pembuluh darah, menerima nutrisi dari jaringan di sekitarnya seperti corpus siliaris, koroid, dan retina.

6. Retina

Retina merupakan membran tipis yang terdiri atas saraf sensorik penglihatan dan serat saraf optik. Retina merupakan jaringan saraf mata yang dibagian luarnya berhubungan erat dengan koroid. Koroid memberikan nutrisi pada retina luar atau sel kerucut dan sel batang. Bagian koroid yang memegang peranan penting dalam metabolisme retina adalah membran Bruch dan sel epitel pigmen. Retina bagian dalam mendapat metabolisme dari arteri retina sentral. Dari luar ke dalam secara histologik, retina dibagi dalam 10 lapisan, yaitu:

a. Lapisan epitel pigmen, yang merupakan bagian koroid

b. Lapisan sel batang dan kerucut (sel fotoreseptor)

c. Lapisan membran pembatas luar

d. Lapisan inti luar

e. Lapisan pleksiform luar

f. Lapisan inti dalam

g. Lapisan pleksiform dalam

h. Lapisan sel ganglionik

i. Lapisan serabut sel saraf

j. Lapisan membran pembatas dalam

Pada bagian sumbu aksial posterior, retina tidak terdiri atas 10 lapisan. Hal ini untuk memudahkan sinar dari luar mencapai sel kerucut dan sel batang. Bagian ini disebut makula lutea atau bintik kuning. Daerah ini merupakan penglihatan sentral dimana ketajaman penglihatan maksimal. Makula lutea pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat lebih jelas karena ketipisannya dan karena adanya refleks fovea yang merupakan sinar yang dipantulkan kembali. Pada saat ini akan terasa silau sekali. Fovea sentral merupakan bagian retina yang sangat sensitif dan yang akan menghasilkan ketajaman penglihatan maksimal atau 6/6. Bila terjadi kerusakan pada fovea sentral ini maka ketajaman penglihatan akan sangat menurun karena pasien akan melihat dengan bagian perifer makula lutea.

Sel fotoreseptor terdiri atas sel kerucut yang mempunyai 6 juta sel pada setiap mata, berperan dalam penglihatan warna (pigmen warna). Sedangkan sel batang mempunyai 12 juta sel pada setiap mata, mempunyai peran dalam penglihatan dalam gelap (rodopsin). Sel kerucut 500 kali lebih sensitif terhadap cahaya dibanding sel batang.2.2 Katarak

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.

Lensa yang mengalami katarak

Penyebab :1.Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia / degenerasi, yang mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh (Katarak Senilis)

2. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alcohol , kurang vitamin E, radang menahun dalam bola mata, polusi asap motor / pabrik karena mengandung timbal

3. Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, bahan kimia yang merusak lensa (Katarak Traumatik)

4.Peradangan/Infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan (Katarak Kongenital)

5. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus (Katarak komplikata )

6. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid ,klorokuin ,klorpromazin ,ergotamine, pilokarpin PatomekanismeDengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan menjadi lebih padat dan berkurang kandungan airnya , lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya (optic zone) sehingga kemampuan memfokuskan benda berkurang.

Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya (Katarak Senilis), penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya akan mengakibatkan kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang kenyal dan bisa menimbulkan katarak (Katarak Komplikata).

Gejala Klinis

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.

Penglihatan kabur dan berkabut

Penglihatan menurun Seperti ada titik gelap didepan mata

Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :

1. Katarak Inti / Nuclear

a. Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk melihat dekat melepas kaca mata nya.

b. Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan lebih coklat

c. Menyetir malam silau dan sukar

2. Katarak Kortikal

a. Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga mengganggu penglihatan

b. Penglihatan jauh dan dekat terganggu

c. Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

3. Katarak Subscapular

a. Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa , tepat jalan sinar masuk

b. Dapat terlihat pada kedua mata

c. Mengganggu saat membaca

d. Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahayae. Mengganggu penglihatan

Pembagian1. Katarak kongenitalis

Adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera bayi lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun

Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:

Infeksi kongenital, seperti campak Jerman.

Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.

Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah :

Penyakit metabolik yang diturunkan.

Riwayat katarak dalam keluarga.

Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.

Kelainan utama terletak dinukleus lensa atau nukleus embrional bergantung pada waktu stimulus kataraktogenik atau di kutub anterior atau posterior lensa. Katarak kongenital dapat berbentuk katarak lameral atau zonural, katarak polaris posterior (piramidalis posterior, kutub posterior) polaris anterior (piramidalis anterior, kutub anterior), katarak inti (katarak nuklearis) dan katarak sutural.

Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital perlu dilakukan pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan pemakaian obat selama kehamilan .Bila katarak disertai dengan uji reduksi pada urine yang positif , mungkin katarak terjadi akibat galaktosemia. Pada pupil bayi akan terlihat bercak putih atau leukokoria.

Penatalaksanaan

Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi :

a. Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak

b. Biasanya bila katarak bersifat total , operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.

2. Katarak Juvenil

Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuk pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan, katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.

Penyulit penyulit pada penyakit katarak Juvenil :

1. Katarak Metabolik

a. Katarak diabetik dan galaktosemik

b. Katarak hipokalsemik

c. Katarak defisiensi gizi

d. Katarak aminoasiduria

e. Penyakit Wilson

f. Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain

2. Otot

Distrofi miotonik ( umur 20 sampai 30 tahun )

3. Katarak traumatik

4. Katarak Komplikataa. Kelainan kongenital dan herediterb. Katarak degeneratif

c. Katarak anoksik

d. Toksik

e. Kelainan kongenital, sindrom tertentu.

3 Katarak Senilis

Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut. Bentuk katarak senilis antara lain ialah :a. Katarak nuklear

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama kelamaan inti sel yang mulanya putih kekuningkuningan menjadi coklat dan kemudian kehitamhitaman (Katarak brunesen atau nigra)

b. Katarak kortikal

Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi cahaya . Pada keadaan ini penderita seakanakan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.

c. Katarak Kupuliform

Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau nuklear. Kekeruhan terletak dilapis korteks posterior dan dapat memberikan gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya katarak, Katarak ini sering sukar dibedakan dengan katarak komplikata.

Stadium katarak senilis :

a. Katarak Insipien

Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruju menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal), vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posteriorz , celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif ( benda morgagni). Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa , bila dilakukan uji bayangan iris akan positif, pada permulaan hanya tampak bilapupil dilebarkan.

b. Katarak Intumesen Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeratif menyerap air. Masuknya air kedalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini dapat memberikan penyulit glaukoma.

Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopia lenticular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks sehingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah yang akan memberikan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.

c. Katarak ImaturKatarak belum seluruh lapis lensa,hanya sebagian lensa yang keruh, akan bertambah volume lensanya akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeratif, Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung sehingga memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi miopi. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris kedepan sehingga bilik mata depan akan semakin sempit dan dapat menimbulkan hambatan pupil sehingga terjadi glaukoma sekunder. Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.

d. Katarak Matur

Kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa, kekeruhan ini dapat terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila proses degenerasi berjalan terus menerus akan terjadi pengeluaran air bersama sama hasil desintegrasi melalui kapsul , didalam stadium ini lensa akan berukuran normal , iris tidak terdorong kedepan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal kembali. Lensa berwarna putih keruh akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium.Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.

e. Katarak Hipermatur

Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut , lensa menjadi cair dan dapat keluar melalui kapsul lensa. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil , berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa, kadang kadang pengerutan berlanjut sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses berjalan terus disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar sehingga korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai nukleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat ( keadaan ini disebut Katarak Morgagni ) . Uji bayangan iris memberikan gambaran pseudopositif.

Perbedaan Stadium Katarak Senilis

InsipienImaturMaturHipermatur

KekeruhanRinganSebagianSeluruhMasif

Cairan LensaNormalBertambahNormalBerkurang

IrisNormalTerdorongNormalTremulans

Bilik Mata DepanNormalDangkalNormalDalam

Sudut Bilik MataNormalSempitNormalTerbuka

Shadow TestNegatifPositifNegatifPseudopositif

Penyulit-Glaukoma-Uveitis + Glaukoma

4. Katarak Komplikata

Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaucoma, pasca bedah mata, dapat juga disebabkan penyakit system endokrin seperti diabetes mellitus, hipoparatiroid, galaktosemia dan miotonia distrofi.

Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya didaerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata ataupun linier, dapat berbentuk rosete, reticulum dan biasanya terlihat vakuol.

Bentuk katarak komplikata :

a. Kelainan pada polus posterior mata

Terjadi akibat penyakit koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasio retina, kontusio retina dan myopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan kaca, biasanya kelainan ini berjalan aksial yang biasanya tidak berjalan cepat didalam nucleus sehingga sering terlihat nucleus lensa tetap jernih.

b. Kelainan pada polus anterior bola mata

Biasanya akibat kelainan kornea berat, iridosiklitis, kelainan neoplasma dan glaukoma. Pada iridosiklitis akan mengakibatkan katarak subskapularis anterior.

Katarak komplikata yang disebabkan Diabetes Mellitus,dapat terjadi dalam 3 bentuk :

a. Pasien dengan dehidrasi berat ,asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut.Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali.

b. Pasien diabetes juvenil yang tidak terkontrol , dimana terjadi katarak serentak pada kedua mata dalam 48 jam , bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsular.

c. Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secra histologik dan biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.

5. Katarak Traumatik

Paling sering akibat cedera benda asing dilensa atau trauma tumpul terhadap bola mata.Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang korpus vitreus masuk kedalam struktur lensa.

Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata menjadi merah , lensa opak dan mungkin terjadi perdarahan intra okular, apabila humor aqueus dan korpus vitreus keluar dari mata , mata menjadi sangat lunak.

Penatalaksanaan

1. Benda asing yang masuk harus segera dikeluarkan atau setelah peradangan mereda.

2. Diberikan antibiotik sistemik dan Topikal kortikosteroid topikal untuk memperkecil terjadinya infeksi dan uveitis

3. Atropin Sulfat 1 % untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan mencegah pembentukkan sinekia posterior.BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pasien dengan katarak akan mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif. Pada mata akan tampak kekeruhan lensa dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus. Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak meliputi pemeriksaan sinar celah (slitlamp), funduskopi, dan tonometer. Pengobatan katarak adalah tindakan pembedahan. Setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraokular.

3.2 SaranKelainan sistemik yang umum ditemukan dan dapat menimbulkan katarak adalah diabetes melitus, oleh karena itu sebaiknya diperiksakan secara dan dilakukan tatalaksana diabetes melitus secara teratur. Pada katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan sebelum dilakukan pembedahan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding dengan turunnya tajam penglihatan. DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidharta. 2012. Ilmu Penyakit Mata, cetakan IV. Jakarta : FKUI

Ilyas, Sidharta,dkk. 2002. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi II. Jakarta : Sagung seto

www. Kalbe.co.id/cermin dunia kedokteranwww.medicastore.com/mata dan penglihatan

www.medicastore.com / cedera mata

19