31
SMF/Laboratorium Ilmu Penyakit Mata Tutorial Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Retinal Detachment (Ablasio Retina) Oleh : Rahayu Asmarani 0910015017 Suryanti Suwardi 0808015033 Pembimbing : dr. Yulia Anita, Sp.M Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik SMF/Laboratorium Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

Tutorial Retinal Detachment Rahayu, Yanti 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ayu

Citation preview

SMF/Laboratorium Ilmu Penyakit Mata Tutorial Klinik

SMF/Laboratorium Ilmu Penyakit Mata Tutorial KlinikFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

Retinal Detachment (Ablasio Retina)

Oleh :Rahayu Asmarani 0910015017Suryanti Suwardi0808015033

Pembimbing :dr. Yulia Anita, Sp.M

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik SMF/Laboratorium Ilmu Penyakit MataFakultas Kedokteran Universitas MulawarmanRSUD Abdul Wahab SjahranieSamarinda20151

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIiBAB 1 PENDAHULUAN1BAB 2 ANATOMI RETINA3BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................53.1.Retinal Detachment53.1.1.Definisi53.1.2.Epidemiologi63.1.3.Patofisiologi73.1.3.Klasifikasi83.1.4.Diagnosis133.1.5.Diagnosis Banding153.1.7 Komplikasi193.1.8.Prognosis19BAB 4 PENUTUP20DAFTAR PUSTAKA21

BAB IPENDAHULUAN

Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina manusia merupakan suatu struktur yang sangat terorganisir, yang terdiri dari lapisan-lapisan badan sel dan prosesus sinaptik. Walaupun ukurannya kompak dan tampak sederhana apabila dibandingkan dengan struktur saraf misalnya korteks serebrum, retina memiliki daya pengolahan yang sangat canggih. Pengolahan visual retina diuraikan oleh otak, dan persepsi warna, kontras, kedalaman, dan bentuk berlangsung di korteks.1,2Retina berfungsi untuk mengubah energi cahaya menjadi impuls listrik yang kompleks yang kemudian ditransmisikan melalui saraf optik, chiasma optik, dan traktus visual menuju korteks occipital sehingga menghasilkan persepsi visual. Bagian sentral retina atau daerah makula sebagian besar terdiri dari fotoreseptor kerucut yang digunakan untuk penglihatan sentral dan warna (penglihatan fotopik), sedangkan bagian perifer retina sebagian besar terdiri dari fotoreseptor batang yang digunakan untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik).2,3Retinal detachment (ablasio retina) adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan sel batang retina dari sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membran Brunch. Sesungguhnya antara sel kerucut dan sel batang retina tidak terdapat suatu perlengketan struktural dengan koroid atau pigmen epitel, sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis.1Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan yang menetap.1Prevalensi ablasio retina didunia adalah 1 kasus dalam 10.000 populasi. Biasanya ablasio retina terjadi pada usia 40-70 tahun. Prevalensi meningkat pada beberapa keadaan seperti Miopi tinggi, Afakia/pseudofakia dan trauma. 1 Pada penderita penderita ablasio retina ditemukan adanya Miopia sebesar 55%, lattice degenerasi 20 30 %, trauma 10-20 % dan Afakia/pseudofakia 30 40 %. Traumatik ablasio retina lebih sering terjadi pada orang muda, dan ablasio retina akibat miopia yang tinggi biasa terjadi pada usia 25-45 tahun, dan laki-laki memiliki resiko mengalami ablasio retina lebih besar dari perempuan.2Insidensi dari ablasio retina di amerika serikat berkisar antara 1 dari 15.000 populasi, dengan prevalensi 0,3% dari total populasi. Insidensi tahunan diperkirakan mencapai 10.000. sumber lain mengatakan bahwa hubungan umur dengan idiopatik ablasio retina mencapai 12,5 kasus per 100.000 per tahunnya. Atau sekitar 28.000 kasus pertahun di amerika serikat.2Ablasio retina jarang terjadi pada anak-anak, tetapi kadang-kadang dapat terjadi sebagai hasil dari retinopati akibat prematur, tumor (retinoblastoma), trauma, atau myopia.2

BAB IIANATOMI RETINA

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan, yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola mata.1Retina letaknya antara badan kaca dan koroid, bagian anterior berakhir pada ora serata, dibaian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira- kira berdiameter 1 - 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Permukaan luar retina sensorik adalah bertumpuk dengan epitel pigmen retina dan dengan demikian berhubungan dengan membran Bruch's, choroid, dan sclera.Di sebagian besar tempat, retina dan epitel pigmen retina dapat dengan mudah terpisah untuk membentuk ruang subretinal, seperti terjadi di ablasi retina.Tetapi pada diskus optikus, ora serrata, retina dan epitel pigmen retina yang tegas terikat bersama-sama, sehingga membatasi penyebaran cairan subretinal di ablasi retina.3Lapisan retina, mulai dari aspek dalamnya, adalah sebagai berikut: (1) lapisan membran limitan interna(2) lapisan serat saraf, yang berisi akson sel ganglion melewati ke saraf optik(3) lapisan sel ganglion(4) lapisan plexiform dalam, yang berisi sambungan dari sel-sel ganglion dengan sel amakrin dan bipolar (5) lapisan nukleus dalam badan bipolar, amacrine, dan sel horizontal (6) lapisan plexiform luar, yang berisi koneksi dari bipolar dan horizontalsel dengan fotoreseptor(7) lapisan nukleus dalam sel fotoreseptor (8) lapisan membran limitan eksterna(9) lapisan fotoreseptor batang dan segmen dalam dan luar kerucut (10) Epitel pigmen retina.Lapisan dalam dari membran Bruch yang sebenarnya adalah membran basal epitel pigmen retina.

Gambar 2.1 Gambar bagian- bagian retina dan lapisan retina

Retina menerima suplai darah dari dua sumber: koriokapillaris yang berada di luar membran Bruch, yang memasok sepertiga luar retina, termasuk plexiform luar, lapisan inti luar, fotoreseptor, dan epitel pigmen retina, dan arteri sentralis retina, yang memasok dua pertiga bagian retina.Fovea seluruhnya diperdarahi oleh koriokapillaris dan rentan terhadap kerusakan retina dapat diperbaiki ketika dilepas.3Pembuluh darah retina memiliki lapisan endotel yang membentuk sawar darah-retina.Lapisan endotel pembulu koroid dapat ditembus.Sawar darah-retina luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.3

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1.Retinal Detachmment (Ablasio Retina)3.1.1Definisi/ BatasanRetinal Detachment (Ablasio Retina) adalah suatu kelainan pada mata yang disebabkan karena terpisahnya lapisan Neuroretina dari lapisan Epitel Pigmen retina sehingga terdapat cairan didalam rongga subretina atau karena adanya suatu tarikan pada retina oleh jaringan ikat atau membran vitreoretina.1Istilah ablasio retina menandakan pemisahan retina sensorik, yaitu fotoreseptor dan lapisan jaringan dibagian dalam, dari epitel pigmen retina dibawahnya. Biasanya Ablasio retina ini adalah suatu kelainan yang berhubungan dengan meningkatnya usia dan miopia tinggi, dimana akan terjadi perubahan degeneratif pada retina dan vitreous.3 Ablasio retina termasuk kasus kedaruratan mata yang harus ditangani segera karena lepasnya lapisan sensoris retina dari koroid atau sel epitel pigmen mengakibatkan gangguan nutrisis retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap. Faktor resiko tersering yang berhubungan dengan Ablasio Retina adalah myopia, afakia, pseodofakia dan trauma, kira-kira 40% disamping adanya kelainan bawaan penyakit degeneratif maupun penyakit metabolik lainnya (underlying diseases).2

Gambar 3.1 Retinal Detachment

3.1.2EpidemiologiIstilah ablasio retina (retinal detachment) menandakan pemisahan retina sensorik dari epitel pigmen retina. Terdapat tiga jenis utama ablasio retina, yaitu: ablasio retina regmatogenosa, epitel retina traksi (tarikan), dan ablasio retina eksudatif.2Insidenablasio retina di Amerika Serikat adalah 1:15.000 populasi dengan prevalensi 0,3%. Sumber lain menyatakan bahwa insidens ablasio retina di Amerika Serikat adalah 12,5:100.000 kasus per tahun atau sekitar 28.000 kasus per tahun.Secara internasional, faktor penyebabablasio retina terbanyak adalah miopia 40-50%, operasi katarak (afakia, pseudofakia) 30-40%, dan trauma okuler 10-20%.Ablasio retina lebih banyak terjadi pada usia 40-70 tahun, tetapi bisa terjadi pada anak-anak dan remaja lebih banyak karena trauma.4Ablasio retina regmatogenosa merupakan ablasio retina yang paling sering terjadi. Sekitar 1 dari 10.000 populasi normal akan mengalami ablasio retina regmatogenosa. Kemungkinan ini akan meningkat pada pasien yang:Memiliki miopia tinggi; Telah menjalani operasi katarak, terutama jika operasi ini mengalami komplikasi kehilangan vitreus;Pernah mengalami ablasio retina pada mata kontralateral;Baru mengalami trauma mata berat.5

3.1.3Patofisiologi Proses perjalanan terjadinya ablasio retina (Retinal Detachment). 1,3,4Inflamasi intraokuler/tumor perubahan degeneratif dalam viterus Konsentrasi as. Hidlorunat berkurangPeningkatan cairan eksudattif/sserosaVitreus menjadi makin cair

Vitreus kolaps dan bengkak ke depan

Tarikan retina

Resti Infeksi Robekan retina

Sel-sel retina dan darah terlepas Retina terlepas dari epitel berpigmen

Penurunan tajam pandang sentral, ditandai dengan: floater dipersepsikan sbg titik-titik hitam kecil/ rumah laba-laba Bayangan berkembang/ tirai bergerak dilapang pandang

Gangguan persepsi : penglihatan

3.1.4Klasifikasi Pemisahan retina sensoris dari lapisan epitel retina disebabkan oleh tiga mekanisme dasarTiga mekanisme dasar pemisahan retina sensoris dari lapisan epitel retina ialah 2:1. Lubang atau robekan di lapisan saraf yang menyebabkan cairan vitreous masuk dan memisahkan antara lapisan neuro retina dan lapisan epitel pigmen (ablasio retina regmatogenosa).2. Traksi dari inflamasi dan membran fibrosa vaskular pada permukaan retina, yang terikat pada vitreous (ablasio retina traksional).3. Pengeluaran eksudat kedalam ruang subretina. Eksudat ini berasal dari pembuluh darah retina, yang disebabkan oleh karena hipertensi, oklusi vena retina sentralis, vaskulitis, atau papiledema (ablasio retina eksudatif).

Gambar 3.2 klasifikasi ablasio retina (retinal detachment)

Ablasio retina dapat berhubungan dengan kelainan kongenital, gangguan metabolisme, trauma (termasuk operasi mata sebelumnya), penyakit vaskuler, tumor koroidal, miopia tinggi atau penyakit vitreous atau degenerasi.

3.1.4.1 Ablasio Retina RegmatogenosaAblasio retina regmatogenosa adalah lepasnya sensori retina yang disebabkan oleh terjadinya traksi vitreoretinal.5 Perlekatan vitreoretinal yang kuat dapat menyebabkan terjadinya robekan, sehingga cairan dapat masuk ke antara sel pigmen epitel dengan retina dan terjadi pendorongan retina oleh cairan vitreous yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid.2Ablasio retina regmatogenosa adalah kasus ablasio retina yang paling sering terjadi. Karakteristik ablasio regmatogenosa adalah pemutusan total pada retina sensorik. Ablasio retina regmatogenosa spontan biasanya didahului atau disertai oleh pelepasan korpus vitreum. Miopia, afakia, degenerasi lattice, dan trauma mata biasanya berkaitan dengan ablasio retina jenis ini.3Ablasio retina yang berlokalisasi di daerah supratemporal sangat berbahaya karena dapat mengangkat makula. Penglihatan akan turun secara akut pada ablasio retina bila dilepasnya retina mengenai makula lutea.4Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat Cell dan flare dibilik depan mata pada ablasio retina regmatogenosa, serta terdapat pigmen dalam vitreous anterior (tobacco dusting atau Shaffer sign).5Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah dan apabila bola mata bergerak akan terlihat retina yang lepas bergoyang-goyang.2Jika diperhatikan dengan seksama terdapat satu atau lebih pemutusan retina total, misalnya robekan berbentuk tapal kuda, lubang atrofik bundar, atau robekan sirkumferensial anterior (dialisis retina). Letak pemutusan retina bervariasi sesuai dengan jenis; robekan tapal kuda paling sering terjadi di kuadran supratemporal, lubang atrofik di kuadran temporal dan dialisis retina di kuadran inferotemporal. Apabila terdapat robekan retina multipel, maka defek biasanya terletak dalam 90 derajat satu sama lain.4 Pada ablasio retina regmatogenosa kronis dapat disertai dengan penipisan retina, kista intraretinal, dan fibrosis subretinal.5

Gambar 3.3 Gambaran regmatogenosa ablasi retina.Perhatikan bahwa makula terlibat dan bahwa retina bergelombang dan memiliki warna yang sedikit buram.

Gambar 3.4 Gambaran ablasi retina regmatogenosa melibatkan makula.Perhatikan lipatan temporal pada fovea tersebut.

3.1.4.2 Ablasio Retina TraksionalAblasio retina traksional adalah lepasnya jaringan retina yang terjadi akibat tarikan jaringan parut pada korpus vitreous dan disertai penglihatan turun tanpa rasa sakit.4 Ablasio retina akibat traksional adalah jenis tersering kedua dan terutama disebabkan oleh retinopati diabetes proliferatif, vitreoretinopati proliferatif, retinopati pada prematuritas, atau trauma mata, kontraktil vitreoretina, epiretina, intraretina (sangat jarang) atau subretina membran yang mendorong neurosensori retina menjauh dari epitel pigmen retina.7Vitreoretinopati proliferatif dapat mewakili respon penyembuhan luka yang tidak tepat atau tidak terkontrol.Pemeriksaan mikroskopis membran ini telah mengungkapkan komposisi selular mereka.Sel epitel pigmen retina, sel glial, fibrocytes, makrofag, dan fibril kolagen merupakan komponen penting membran ini. Sel-sel epitel pigmen retina adalah pemain utama dalam membran.Mereka mendapatkan akses ke dalam rongga vitreous selama kerusakan retina.Telah terbukti bahwa jumlah sel-sel epitel pigmen retina dalam rongga vitreous berkorelasi dengan ukuran kerusakan retina.Semakin besar kerusakan semakin besar jumlah sel epitel pigmen retina didalam rongga vitreous.7Proses patologik dasar pada mata yang mengalami vitreoretinopati proliferatif adalah pertumbuhan dan kontraksi membran selular di kedua sisi retina dan di permukaan korpus vitreum posterior.3Berbeda dengan penampakan konveks pada ablasio regmatogenosa, ablasio retina akibat traksi yang khas memiliki permukaan yang lebih konkaf dan cenderung lebih lokal, biasanya tidak meluas ke ora serrata. Gaya-gaya traksi yang secara aktif menarik retina sensorik menjauhi epitel pigmen di bawahnya. Pada ablasio retina akibat traksi pada diabetes, kontraksi korpus vitreum menarik jaringan fibrovaskular dan retina di bawahnya ke arah anterior menuju dasar korpus vitreum. Pada awalnya pelepasan mungkin terbatas di sepanjang arkade-arkade vaskular, tetapi dapat terjadi perkembangan sehingga kelainan melibatkan retina midperifer dan makula.Traksi fokal dari membran selular dapat menyebabkan robekan retina dan menimbulkan kombinasi ablasio retina regmatogenosa-traksional.3

Gambar 3.5 Pasien dengan oklusi vena retina sentral komplikasi dengan oleh neovaskularisasi pada disk dengan ablasi retina traksional berikutnya.

Gambar 3.6 Pasien mengalami sclera buckling untuk ablasi retina regmatogenosa. Sekarang, pasien menyajikan dengan vitreoretinopathy proliferasi dengan membran yang cenderung memisahkan retina.

Gambar 3.7 Pasien dengan diabetes retinopati proliferatif disertai ablasio retina traksional dibagian supratemporal.

3.1.4.2 Ablasio Retina EksudatifAblasio retina eksudatif adalah lepasnya retina yang terjadi akibat tertimbunnya cairan di bawah retina sensorik dan terutama disebabkan oleh penyakit epitel pigmen retina dan koroid.3 Kelainan ini dapat terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea, idiopati, toksemia gravidarum. Cairan di bawah retina tidak dipengaruhi oleh posisi kepala. Permukaan retina yang terangkat terlihat cincin. Pada ablasio tipe ini penglihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat. Ablasio ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya berkurang atau hilang.4Komposisi cairan interstisial choroidal memainkan peranan penting dalam patogenesis dari ablasio retina serosa dan hemoragik.Komposisi cairan interstisial choroidal pada gilirannya dipengaruhi oleh tingkat permeabilitas vaskular koroidalis.Setiap proses patologis yang mempengaruhi permeabilitas pembuluh darah choroidal berpotensi menyebabkan ablasi retina eksudatif.Akan tetapi kerusakan pada epitel pigmen retina dapat mencegah pemompaan cairan dan dapat menyebabkan akumulasi cairan dalam ruang subretinal.Beberapa inflamasi, infeksi, pembuluh darah, kondisi patologis degeneratif, ganas, atau ditentukan secara genetik telah diakui menyebabkan ablasio retina eksudatif.8Lepasnya retina bulosa dengan pergeseran cairan subretinal, tergantung pada posisi pasien, dan letak cairan terakumulasi. Segmen anterior dapat menunjukkan tanda-tanda peradangan (misalnya, injeksi episcleral, iridocyclitis) atau bahkan rubeosis tergantung pada penyebab yang mendasari. Dalam kasus-kasus kronis pengendapan eksudat keras dapat dilihat, teleangiektasis pembuluh darah dapat dilihat.8

Gambar 3.8 Gambaran eksudat di makula

3.1.5Diagnosis/ Cara PemeriksaanDiagnosis ablasio retina ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan oftalmologi dan pemeriksaan penunjang.3,4,6,83.1.5.1 AnamnesisDalam anamnesis perlu ditanyakan adanya riwayat trauma, riwayat pembedahan sebelumnya (seperti ekstraksi katarak, pengangkatan benda asing intraokular, dsb), riwayat penyakit mata sebelumnya (uveitis, perdarahan vitreus, ambliopia, glaukoma dan retinopati diabetik), riwayat keluarga dengan penyakit mata, serta penyakit sistemik yang berhubungan dengan ablasio retina (diabetes, tumor, sickle cell disease, leukimia, eklamsia dan prematuritas). Gejala yang sering dikeluhkan penderita : Floater : terlihat adanya benda melayang-layang pada lapang pandang pasien Fotopsia : pijaran api atau kilatan cahaya Pasien mengeluh penglihatannya sebagian seperti tertutup tirai yang semakin lama semakin luas. Penglihatan kabur atau visus menurun

3.1.5.2Pemeriksaan oftalmologik Pemeriksaan visusDapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya makula lutea ataupun terjadi kekeruhan media penglihatan atau badan kaca yang menghambat sinar masuk. Tajam penglihatan akan sangat menurun bila makula lutea ikut terangkat. Pemeriksaan lapangan pandangAkan terjadi defek lapangan pandang seperti tertutup tabir dan dapat terlihat skotoma relatif sesuai dengan kedudukan ablasio retina. Pemeriksaan funduskopiMerupakan salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis ablasio retina dengan menggunakan binokuler indirek oftalmoskopi. Pada pemeriksaan ini retina yang mengalami ablasio retina tampak sebagai membran abu-abu merah muda. Jika terdapat akumulasi cairan bermakna pada ruang subretina, didapatkan pergerakan undulasi retina ketika mata bergerak. Pembuluh darah retina yang terlepas dari dasarnya berwarna gelap, berkelok-kelok, dan membengkok di tepi ablasio. Pada retina yang mengalami ablasio terlihat lipatan-lipatan halus. Suatu robekan pada retina terlihat agak merah muda karena terdapat pembuluh koroid dibawahnya. Mungkin didapatkan debris terkait pada vitreus.

3.1.5.3Pemeriksaan penunjangAntara pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah ultrasonografi mata. Sekiranya retina tidak dapat dilihat melalui funduskopi karena faktor seperti kelainan kornea, katarak atau perdarahan, ultrasonografi sangat diperlukan untuk diagnosis. Ultrasonografi juga dapat membedakan antara ablasio retina regmatogenosa dan non regmatogenosa. Pada ablasio eksudatif, ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi adanya tumor subretinal, perdarahan koroid atau pelepasan retina itu sendiri.Pemeriksaan lain seperti CT Scan dan MRI tidak dianjurkan maupun diindikasikan untuk mendiagnosis ablasio retina. Namun pemeriksaan tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi tumor atau benda asing intraorbital.Selain itu, pemeriksaan laboratoriumdilakukan untuk mengetahui adanya penyakit penyerta antara lain glaukoma, diabetes mellitus, maupun kelainan darah.3.1.6Diagnosis Banding1. Retinoskisis Retinoskisis dapat dibedakan dari ablasio retina dengan membandingkan permukaannya yang rata, biasanya tidak ditemukan perdarahan atau pigmen di dalam vitreus, selalu muncul dengan skotoma, Biasanya mengalami perbaikan dengan fotokoagulasi, tidak ada pergerakan cairan seperti pada ablasio retina2. Oklusi arteri retinaStrok okuli yang disebabkan oklusi arteri paling sering oleh emboli. Manifestasi berupa kehilangan penglihatan yang sekiranya tidak ditatalaksana segera dapat menimbulkan kebutaan permanen. 4,7

3.1.7PenatalaksanaanPenatalaksanaan ablasio retina saat ini hanya dapat dilakukan dengan operasi, penatalaksanaan medika mentosa biasa tidak dapat mengobati penyakit ini.Beberapa teknik operasi pada ablasio retina: Scleral BuckleMetode ini paling banyak digunakan pada ablasio retina regmatogenosa terutama tanpa disertai komplikasi lainnya. Prosedur meliputi lokalisasi posisi robekan retina, menangani robekan dengan cryoprobe, dan selanjutnya dengan scleral buckle (sabuk). Sabuk ini biasanya terbuat dari spons silikon atau silikon padat. Ukuran dan bentuk sabuk yang digunakan tergantung lokasi dan jumlah robekan retina. Pertama-tama dilakukan cryoprobe atau laser untuk memperkuat perlengketan antara retina sekitar dan epitel pigmen retina. Sabuk dijahit mengelilingi sklera sehingga terjadi tekanan pada robekan retina sehingga terjadi penutupan pada robekan tersebut. Penutupan retina ini akan menyebabkan cairan subretinal menghilang secara spontan dalam waktu 1-2 hari.8

Gambar 3.9 Teknik Scleral Buckle

Pneumatic RetinopexiPneumatic retinopexi merupakan metode yang juga sering digunakan pada ablasio retina regmatogenosa terutama jika terdapat robekan tunggal pada bagian superior retina. Teknik pelaksanaan prosedur ini adalah dengan menyuntikkan gelembung gas ke dalam rongga vitreus. Gelembung gas ini akan menutupi robekan retina dan mencegah pasase cairan lebih lanjut melalui robekan. Jika robekan dapat ditutupi oleh gelembung gas, cairan subretinal biasanya akan hilang \dalam 1-2 hari. Robekan retina dapat juga dilekatkan dengan kriopeksi atau laser sebelum gelembung disuntikkan. Pasien harus mempertahankan posisi kepala tertentu selama beberapa hari untuk meyakinkan gelembung terus menutupi robekan retina.8

Gambar 3.10 Teknik Pneumatic retinopexi

VitrektomiVitrektomi merupakan cara yang paling banyak digunakan pada ablasio akibat diabetes, dan juga digunakan pada ablasio regmatogenosa yang disertai traksi vitreus atau perdarahan vitreus. Cara pelaksanaannya yaitu dengan membuat insisi kecil pada dinding bola mata kemudian memasukkan instrumen hingga ke cavum vitreous melalui pars plana. Setelah itu dilakukan vitrektomi dengan vitreus cutter untuk menghilangkan berkas badan kaca (vitreous strands), membran, dan perlekatan-perlekatan. Teknik dan instrumen yang digunakan tergantung tipe dan penyebab ablasio.8

Gambar 3.11 Vitrektomi

3.1.8KomplikasiPenurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan komplikasi yang paling umum terjadi pada ablasio retina. Penurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau persepsi cahaya adalah komplikasi yang sering dari ablasio retina yang melibatkan makula.4Jika retina tidak berhasil dilekatkan kembali dan pembedahan mengalami komplikasi, maka dapat timbul perubahan fibrotik pada vitreous (vitreoretinopati proliferatif, PVR). PVR dapat menyebabkan traksi pada retina dan ablasio retina lebih lanjut.3,4

3.1.9PrognosisPrognosis tergantung luasnya robekan retina, jarak waktu terjadinya ablasio, diagnosisnya dan tindakan bedah yang dilakukan.3,4Terapi yang cepat prognosis lebih baik.Prognosis lebih buruk bila mengenai makula atau jika telah berlangsung lama.Jika makula melekat dan pembedahan berhasil melekatkan kembali retina perifer, maka hasil penglihatan sangat baik. Jika makula lepas lebih dari 24 jam sebelum pembedahan, maka tajam penglihatan sebelumnya mungkin tidak dapat pulih sepenuhnya.2,5

BAB IVKESIMPULAN

Ablasio retina adalah suatu kelainan pada mata yang disebabkan karena terpisahnya lapisan Neuroretina dari lapisan Epitel Pigmen retina akibat adanya cairan di dalam rongga subretina atau akibat adanya suatu tarikan pada retina oleh jaringan ikat atau membran vitreoretina. Ablasio retina merupakan suatu kegawat daruratan karena dapat menyebabkan kebutaan bagi penderitanya. Ablasio retina berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi tiga, ialah Ablasio retina regmantogenosa, Ablasio retina traksional dan Ablasio retina eksudatif.5Penatalaksanaan ablasio retina saat ini hanya dapat dilakukan dengan operasi, penatalaksanaan medikamentosa biasa tidak dapat mengobati penyakit ini. Terdapat beberapa teknik dalam operasi ablasio retina antara lain: Sklera buckling yang mendekatkan sklera pada retina yang robek, menjadikan reposisi retina lebih dekat ke epitel pigmen retina dengan mengurangi tarikan vitreus pada retina yang robek, Pneumatic retinopexi yang digunakan digunakan pada ablasio retina tertentu yang disebabkan robekan pada 2/3 superior yang tampak pada fundus dimana prosedur ini memakai gelembung gas yang disuntikkan dalam ruang intravitreal untuk menekan retina yang robek sampai retina itu melekat kembali, dan Vitrektomi bertujuan melepaskan tarikan vitreus, drainase internal cairan subretinal, tamponade intra okuler (udara, gas, silicon oil, cairan perfluorocarbon), dan membuat adhesi chorioretinal memakai endolaser photocoagulation atau cryopexy.8

DAFTAR PUSTAKA

1. "Retinal detachment".Medline Plus Medical Encyclopedia. National Institutes of Health. 2005. Retrieved 2006-07-18. [online] : available from : URL: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001027.htm 2. Larkin GL. Retinal Detachment. [online]. 2009 Nov 23: Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/798501-overview3. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Retina & Tumor Intraokular. In: Oftalmologi Umum. 14th ed. Widya Medika: Jakarta; 2006:197, 207-9.4. Ilyas S, dkk. Ablasio Retina. Dalam: Sari Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 20075. Lihteh Wu. Retinal Detachment, Rhegmatogenous. [online]. 2010 feb 18 : available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/1224737-overview6. "Retinal detachment". [online] : available from : URL: http://www.bissy.scot.nhs.uk/master_code/medcon/detail2_body.asp?Recno=23069583&CategoryTitle=167772337. Lihteh Wu. Retinal Detachment, Traction. [online]. 2010 feb 18 : available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/1224891-overview8. The Northwest Kansas Eye Clinic, located in Hays, Kansas, [online]. available from: URL: http://www.nwkec.org/005rd010.htm