79
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian (Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus longan Lour), Dan Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC 25922 SKRIPSI NAMA : DONI MARADONA NIM: 108102000065 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JANUARI 2013

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

(Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus longan

Lour), Dan Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L)

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925

dan Escherichia coli ATCC 25922

SKRIPSI

NAMA : DONI MARADONA

NIM: 108102000065

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JANUARI 2013

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

(Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus longan

Lour), Dan Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L)

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925

dan Escherichia coli ATCC 25922

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi ( S.Far )

NAMA : DONI MARADONA

NIM: 108102000065

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JANUARI 2013

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang ditujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Doni Maradona

NIM : 108102000065

Tanda Tangan :

Tanggal : 21 Januari 2013

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

NAMA : DONI MARADONA

NIM : 108102000065

JUDUL : UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN

DURIAN (Durio zibethinus L), DAUN LENGKENG (Dimocarpus

longan Lour), DAN DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L)

TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan

Escherichia coli ATCC 25922

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ismiarni Komala, M.Sc., Ph.D Apt Yuliati M.Biomed

NIP: 197806302006042001

MENGETAHUI,

Ketua Program Studi Frmasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Drs. Umar Mansur M.Sc

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Doni Maradona

NIM : 108102000065

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian (Durio

zibethinus L), Daun Lengkeng(Dimocarpus longan Lour), dan Daun

Rambutan (Nephelium lappaceum L), Terhadap Bakteri

Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC

25922

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diberlakukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

vi

ABSTRAK

Nama : Doni Maradona

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

(Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus

longan Lour), dan Daun Rambutan (Nephelium

lappaceum L), Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC 25922

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak

etanol daun durian (Durio zibethinus L), daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour),

dan daun rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap bakteri Staphylococcus

aureus ATCC 15925 dan Escherichia coli ATCC 25922. Sebagai antibakteri

pembanding digunakan Amoksisilin. Masing-masing sampel daun di ekstraksi

dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 70% selama 21 hari dengan

sesekali di aduk dan mengganti pelarut setiap 7 hari, kemudian filtrat dikentalkan

dengan vacuum rotary evaporator pelarut. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan

metode difusi menggunakan kertas cakram berdasarkan diameter zona hambat atau

daerah bening yang terbentuk disekeliling kertas cakram. Pengukuran zona hambat

menggunakan jangka sorong dan dilakukan triplo. Uji aktivitas antibakteri ekstrak

etanol daun rambutan (Nephelium lappaceum L), daun lengkeng (Dimocarpus

longan Lour) dan durian (Durio zibethinus L) menggunakan metode difusi cakram

menunjukkan bahwa ekstrak tersebut aktif menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus ATCC 25925. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum ekstrak

etanol daun durian (Durio zibethinus L) terhadap bakteri Stapylococcus aureus

ATCC 25925 adalah 50 ppm, untuk ekstrak etanol daun lengkeng (Dimocarpus

Longan Lour) adalah 6,25 ppm, dan ekstrak etanol daun rambutan (Nephelium

Lappaceum L) adalah 6,25 ppm.

Kata kunci : Daun Durian (Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus

longan Lour), Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L), Antibakteri,

Metode Difusi Cakram,

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

vii

ABSTRACT

Name : Doni Maradona

Program Study : Pharmacy

Title : Determination of antimicrobial activity of etanol extracts of

Durian leaf (Durio zibethinus L), Longan leaf (Dimocarpus

longan Lour), and Nephelium leaf (Nephelium lappaceum L),

againts Staphylococcus aureus ATCC 25925 and Escherichia

coli ATCC 25922.

The aim of this research is to determine antimicrobial activity of etanol extracts of

durian leaf (Durio zibethinus L), longan leaf (Dimocarpus longan Lour), and

nephelium leaf (Nephelium lappaceum L) againts Staphylococcus aureus ATCC

15925 and Escherichia coli ATCC 25922. Amoxicilin is used as a positif control for

antimicrobial activity. Each was sample by using etanol 70%. Antimicrobial activity

was carried out by using diffusion method. The result of bioassay showed that etanol

extract of active againts Staphylococcus aureus ATCC 25925. Minimum Inhibitory

Concentration (MIC) of etanol extract of durian leaf (Durio zibethinus L), longan

leaf (Dimocarpus longan Lour), nephelium leaf (Nephelium lamppaceum L) are 50

ppm, 6.25 ppm, 6,25 ppm respectively.

Keywords : Durian leaf (Durio zibethinus L), Longan leaf (Dimocarpus

longan Lour), Nephelium leaf (Nephelium lappaceum L), Antimicrobial, Disk

difussion method,

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil`alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol daun buah tropis

daun durian (Durio zibethinus L), daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) dan daun

rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC

25925 dan Escherichia coli ATCC 25922” disusun dalam rangka memenuhi persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Umar Mansur, M. Sc, selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta serta telah menjadi

3. Ibu Dr. Ismiarni Komala, M.Sc, Apt selaku pembimbing utama yang dengan

tulus ikhlas penuh kesabaran membimbing, memberikan masukan kepada

saya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Yuliati M.Biomed selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan

bimbingan, saran dan dukungan dari awal sampai sidang akhir penelitian ini.

5. Ibu Zilhadia, M.Si., Apt selaku dosen wali dan Bapak serta Ibu Dosen yang

telah membimbing dan memberikan nasehat kepada saya selama studi

program Farmasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kementrian Agama RI yang berkenan memberikan beasiswa selama saya

menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua Bidadari hidupku , Mamah Jahro, dan Papah Amarulloh, Kedua

Saudara kandungku, Abang Reki Yansyah S.Pdi dan Adikku Alwan Setia,

yang telah memberikan semangat, do’a dan dukungan baik moral maupun

material dari mulai penulis kuliah hingga akhir sampai terwujudnya skripsi

ini.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

ix

8. Ibunda Dr. Faizah Ali sebagai Orang Tua Angkat Penulis yang telah

memberikan semangat, do’a dan dukungan baik moral maupun material

selama penulis kuliah hingga terwujudnya skripsi ini.

9. Pak Tar, Mak Wo, Minan Sri, Mbah Sugi, yang telah memberikan semangat,

doa dan dukungan baik moral maupun material dari mulai penulis kuliah

hingga akhir, sampai terwujudnya skripsi ini.

10. Buat seorang wanita yang Special dalam hidupku (Syelvi Susanti, Amd. Keb)

yang selalu memberikan do’a dan semangat yang begitu besar kepada

penulis.

11. Mbakku tercinta Faridlatul Hasanah, S. Farm., Apt., Bang Syaiful Bahri,

SKM., adekku Luluk dan Farida yang telah memberikan semangat, do’a dan

dukungan baik moral maupun material hingga terwujudnya skripsi ini.

12. Teman- teman seperjuangan Matriks 08 khususnya Matriks Farmasi 08

(Aam, Zulfa, Zikriah, Roni, Imam, Jiddin, Syukron, Labib dan Syafei) terima

kasih atas kerjasamanya, bantuan semangat dan kebersamaannya.

13. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan hingga terwujudnya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu Farmasi pada khususnya. Amin.

Jakarta, 21 Januari 2013

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

x

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Doni Maradona

NIM : 108102000065

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,

dengan judul :

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN DURIAN

(Durio zibethinus L), DAUN LENGKENG (Dimocarpus longan Lour), DAN

DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L), TERHADAP BAKTERI

Staphylococcus Aureus ATCC 15925 Dan Escherichia Coli ATCC 25922

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian peryataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 21 Januari 2013

Yang menyatakan,

(Doni Maradona)

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ v

ABSTRAK ...................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH x

DAFTAR ISI ................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................. 1 1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 2

1.3. Hipotesa ................................................................................ 3

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................... 3

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................ 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................... ......... 4

2.1. Durian (Durio zibethinus L) .................................................. 4

2.1.1. Klasifikasi .................................................................. 4

2.1.2. Kandungan kimia ........................................................ 4

2.1.3. Khasiat dan Kegunaan ................................................ 4

2.2. Lengkeng (Dimocarpus longan Lour) .................................. 5

2.2.1. Klasifikasi .................................................................. 5

2.2.2. Kandungan kimia ........................................................ 5

2.2.3. Penggunaan ................................................................. 5

2.3. Rambutan (Nephelium lappaceum L) ................................... 6

2.3.1. Klasifikasi .................................................................. 6

2.3.2. Kandungan Kimia ....................................................... 6

2.3.3. Penggunaan ................................................................. 7

2.4. Ekstraks ................................................................................ 7

2.4.1. Ekstraksi ..................................................................... 8

2.4.2. Ekstraksi Dengan Penggunaan Pelarut ....................... 8

2.5. Tinjauan Tentang Bakteri ...................................................... 10

2.5.1. Struktur Bakteri ........................................................... 11

2.5.2. Pertumbuhan Bakteri ................................................... 13

2.6. Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme .......................... 14

2.7. Bakteri Uji ............................................................................. 17

2.8. Antibakteri Uji ...................................................................... 18

2.8.1 Mekanisme Kerja Antibakteri ...................................... 18

2.9. Uji Aktivitas Antibakteri ...................................................... 19

2.10. Antibakteri Pembanding ..................................................... 22

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ................................. 24

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 24

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

xii

3.2. Sampel .................................................................................. 24

3.3.1. Sampel (Bahan Uji) .................................................... 24

3.3.2. Determinasi Tanaman ................................................ 24

3.3. Alat, Bahan/Reagen dan Bakteri Uji .................................... 25

3.3.1. Alat ............................................................................. 25

3.3.2. Bahan Kimia................................................................ 25

3.3.3. Bakteri Uji dan Antibakteri Pembanding .................... 25

3.4. Prosedur Kerja ...................................................................... 26

3.4.1. Pembuatan Ekstrak ..................................................... 26

3.4.1.1. Penyiapan Bahan dan Alat ............................. 26

3.4.1.1.1. Daun Durian ................................................ 26

3.4.1.1.2. Daun Rambutan .......................................... 26

3.4.1.1.3. Daun Lengkeng ........................................... 26

3.4.2. Ekstraksi Dengan Pelarut Organik ............................. 26

3.4.2.1. Ekstraksi Daun Durian ................................... 26

3.4.2.2. Ekstraksi Daun Rambutan ............................. 27

3.4.2.3. Ekstraksi Daun Lengkeng .............................. 27

3.4.3. Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak ............................ 27

3.4.4. Penapisan Fitokimia ................................................... 28

3.4.5. Pengujian Ekstrak Terhadap Bakteri .......................... 30

3.4.5.1. Sterilisasi Alat dan Bahan ....................................... 30

3.4.5.2. Pembuatan Media Pertumbuhan Bakteri ................. 30

3.4.5.3. Peremajaan Bakteri Uji ........................................... 30

3.4.5.4. Pembuatan Suspensi Bakteri ................................... 30

3.4.5.5. Pembuatan Larutan Uji ........................................... 31

3.4.5.6. Pengujian Aktivitas Antibakteri .............................. 31

3.4.5.7. Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum ............. 31

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 33

4.1 Hasil Determinasi ................................................................... 33

4.2 Penapisan Fitokimia ............................................................... 33

4.3 Hasil Ekstraksi ....................................................................... 34

4.4 Aktivitas Antibakteri ............................................................. 35

4.5 Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Durian

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ............................... 36

4.6 Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Rambutan

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ............................... 37

4.7 Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Lengkeng

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ............................... 39

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 45

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 45

5.2 Saran ..................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia ……………………………………... 33

Tabel 2. Hasil Ekstraksi …………………………………………… …… 34

Tabel 3. Hasil uji aktivitas antibakteri daun durian, daun rambutan

dan daun lengkeng terhadap bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 25926 dan Escherichia coli ATCC 25922 …………….. 35

Tabel 4. Hasil uji Konsentrasi Hambat Minimum ekstrak etanol daun

durian (Durio zibethinus L) terhadap bakteri Staphyloccus

aureus ATCC 25922 …………………………………………… 36

Tabel 5. Hasil uji Konsentrasi Hambat Minimum esktrak daun rambutan

(Nephelium lappaceum L) terhadap bakteri Staphylococcus

aureus ATCC 25925 …………………………………………… 38

Tabel 6. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum ekstrak daun lengkeng

terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25922 .……….. 40

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Determinasi ……………………………………………… 53

Lampiran 2. Skema Tahapan Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol

Durio zibethinus L ……………………………………………… 54

Lampiran 3. Skema Tahapan Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol

Nephelium lappaceum L ……………………………………….. 55

Lampiran 4. Skema Tahapan Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol

Dimocarpus longan Lour ……………………………………… 56

Lampiran 5. Perhitungan Rendeman, Susut Pengeringan dan Kadar Abu ... .. 57

Lampiran 6. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji ……………………………. 58

Lampiran 7. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Durio zibethinus L,

Nephelium lappaceum L, dan Dimocarpus longan Lour …….. 59

Lampiran 8. Penapisan Fitokimia ..................................................................... 60

Lampiran 9. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Durio zibethinus L,

Nephelium lappaceum L, dan Dimocarpus longan Lour terhadap

bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan bakteri

Escherichia coli ATCC 25922 ………………………….............. 61

Lampiran 10. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum Esktrak Etanol

Durio zibethinus L terhadap bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 25925 ……………………………………………………. 62

Lampiran 11. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Etanol

Nephelium lappaceum L Terhadap Bakteri Staplycoccus aureus

ATCC 25925 …………………………………………...………. 63

Lampiran 12. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Etanol

Dimocarpus longan Lour Terhadap Bakteri Staplycoccus aureus

ATCC 25925 ……………………………….…………………... 65

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Penyakit infeksi atau penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

merupakan penyakit yang banyak ditemukan di masyarakat. Menurut laporan WHO

penyakit infeksi merupakan penyebab kematian terbesar pada anak-anak dan orang

dewasa dengan jumlah kematian lebih dari 13 juta jiwa setiap tahun, serta menempati

urutan kedua (25%) setelah kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular

(31%) dari 53,9 juta kasus penyebab kematian di dunia dan menjadi penyebab

kematian utama pada anak dibawah umur 4 tahun (WHO 1999).

Di Indonesia, penyakit infeksi merupakan penyebab penyakit kematian yang

mempunyai angka cukup tinggi dan masih merupakan masalah kesehatan utama di

seluruh dunia (Ramadhaniati, 2006). Beberapa penyakit infeksi yang sering dialami

oleh masyarakat antara lain infeksi akut pernafasan atas, penyakit infeksi kulit dan

diare (Dinkes DKI, 2010). Penyakit infeksi saluran pernafasan dan penyakit kulit

antara lain dapat disebabkan oleh Staphylococcus aureus (Lowy, 2010), sedangkan

diare dapat disebabkan oleh Escherichia coli (Mims, 2008). Dalam rangka

penanggulangan infeksi oleh mikroorganisme, diperlukan obat-obat yang mempunyai

daya kerja optimal dan efek samping kecil. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan

obat dan pencarian sumber senyawa antiinfeksi dari bahan alam untuk menunjang

peningkatan taraf kesehatan masyarakat.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya yang

sangat besar, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai

macam suku bangsa. Pemanfaatan tanaman sebagai obat merupakan bagian dari

keanekaragaman tersebut (Thamrin et al., 2006). Tumbuhan secara fungsional tidak

lagi dipandang sebagai bahan untuk konsumsi maupun penghias saja, tetapi juga

sebagai tanaman obat yang multifungsi. Tumbuhan sebagai penyedia senyawa

metabolit sekunder dapat menghasilkan senyawa yang berkhasiat obat. Sejak zaman

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal dan memakai tumbuhan berkhasiat

obat sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah kesehatan.

Kegunaan tumbuhan obat secara umum disebabkan oleh kandungan metabolit

sekunder yang dimilikinya. Namun, tidak seluruh kandungan kimia diketahui secara

lengkap karena pemeriksaan kandungan kimia dari suatu tumbuhan memerlukan

biaya yang besar. Meskipun tidak diketahui secara rinci, pendekatan secara

farmakologis dapat menghasilkan informasi tentang kegunaan tumbuhan obat

(Hariana, 2004).

Durian (Durio zibethinus L), lengkeng (Dimocarpus longan Lour), dan

rambutan (Nephelium lappaceum L) merupakan tanaman buah yang sangat mudah

ditemukan di Indonesia. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa ekstrak metanol

biji rambutan (Nephelium lappaceum L) yang tumbuh di India telah diketahui

memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis (Solanki,

2010), ekstrak metanol kulit dan biji rambutan (Nephelium lappaceum L) yang

tumbuh di Thailand juga diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri

terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis (Thitilerdecha et al., 2008). Ekstrak

etanol daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) yang tumbuh di Tangail

Bangladesh, telah diketahui memiliki aktivitas sitotoksik, antioksidan dan antibakteri

terhadap bakteri Sarcina lutea, Salmonella typhi, Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus (Ripa, et al., 2010). Pada penelitian ini akan dilakukan uji

aktivitas antibakteri ekstrak daun durian (Durio zibethinus L), daun lengkeng

(Dimocarpus longan Lour) dan daun rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap

bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ekstrak etanol daun durian, daun rambutan dan daun lengkeng

mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli?

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun durian terhadap bakteri

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

2. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun rambutan terhadap

bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

3. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun lengkeng terhadap

bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

1.4 Hipotesa

1. Ekstrak etanol daun durian mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

2. Ekstrak etanol daun rambutan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap

bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

3. Ekstrak etanol daun lengkeng mempunyai aktivitas antibakteri terhadap

bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi aktivitas antibakteri yang poten dari daun durian,

daun rambutan dan daun lengkeng yang tumbuh di Indonesia terhadap bakteri

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

2. Menjadi dasar penelitian lebih lanjut untuk mencari senyawa aktif antibakteri

dari daun durian, rambutan dan lengkeng.

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Durian (Durio zibethinus L)

2.1.1 Klasifikasi (Sobir & Napitupulu., 2010)

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)

Ordo : Malvaceae

Famili : Bombacaceae

Genus : Durio

Spesies : Durio zibethinus L

2.1.2. Kandungan Kimia

Buah durian mengandung vitamin B1, B2 dan vitamin C. Kulit durian

mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta

11 kandungan pati. Daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol,

sedangkan akarnya mengandung tannin (Anonim, 2007). Penelitian

(Chansiripornchai et al., 2008) berhasil mengisolasi senyawa polysaccharide

peptidoglycan (PG) dari kulit durian (Durio zibethinus L).

2.1.3. Khasiat dan Kegunaan

Daun dan akar durian digunakan sebagai antipiretik dan daun durian

yang dihancurkan dapat juga digunakan untuk pasien yang demam yaitu

dengan cara diletakkan di atas dahi. Bagi orang yang mempunyai tekanan

darah tinggi dianjurkan agar menghindari buah durian karena dapat

meningkatkan tekanan darah, sedangkan kulit durian dapat digunakan sebagai

penolak nyamuk (Anonim, 2007). Kulit durian mempunyai aktivitas

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

antibakteri yang sangat efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan

Staphylococcus epidermidis (Chansiripornchai et al., 2008).

2.2 Lengkeng (Dimocarpus longan Lour)

2.2.1. Klasifikasi (Mubin usman. 2004)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Dicotyldoneae

Ordo : Sapindales

Famili : Sapindaceae

Genus : Dimocarpus

Spesies : Dimocarpus longan Lour

Sinonim : Nephelium longan, Euphoria longana, Euphorbia longan.

2.2.2. Kandungan Kimia

Daging buah lengkeng dengan berat 100g mengandung 72,4g air,

25,2g karbohidrat, 1g protein, 0,5g lemak, 0,5 serabut, 0,3g besi, 6mg

fosforus, 2mg kalsium, 28 IU vitamin A, 0.04mg vitamin B1, 0,07mg vitamin

B2, 0,6 mg niasin, 8 mg vitamin C. Daunnya mengandung kuersin dan

kuersitrin dan bijinya mengandung saponin (Ong Hean Chooi, 2004).

Pemisahan secara kromatografi dan penyaringan senyawa organik dari ekstrak

tangkai tanaman Nephelium longan didapatkan 2 senyawa, yaitu senyawa

scopoletin dan stigmasterol (Ripa et al., 2010).

2.2.3. Penggunaan

Buah untuk di konsumsi, akar digunakan untuk obat gonorrhea dan

kencing manis, air rebusan buah kering diminum sebagai tonik yang

bermanfaat untuk ginjal, jantung, limpa, otak, dan paru, bunga digunakan

untuk perawatan masalah ginjal dan keputihan, daun lengkeng biasanya

digunakan untuk perawatan demam panas. Biji lengkeng mengandung

saponin yang menghasilkan banyak buih bila dicampur dengan air, lazimnya

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

digunakan untuk shampoo (Ong Hean Chooi, 2004). Penelitian yang

dilakukan oleh Ripa et al, (2010) menyimpulkan bahwa tanaman Nephelium

longan yang tumbuh di Tangail Bangladesh mempunyai aktivitas sebagai

antibiotik, antikanker, sitotoksik, antioksidan dan antibakteri terhadap bakteri

Staphylococcus aureus ( zona hambat 14 mm), Escherichia coli ( zona hambat

17 mm), Salmonella typhi ( zona hambat 18 mm), Vibrio mimicus ( zona

hambat 18 mm), dan Sarcina lutea ( zona hambat 20 mm) dengan konsentrasi

ekstrak 500 .

2.3 Rambutan (Nephelium lappaceum L)

2.3.1. Klasifikasi (Rukmana dkk, 2002)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Sapindaceae

Genus : Nephelium

Spesies : Nephelium lappaceum L.

2.3.2. Kandungan Kimia

Buah rambutan mengandung karbohidrat, protein, kalsium, vitamin C

(Dalimartha, 2005), zat besi, fosfor dan lemak. Kulit buahnya mengandung

flavonoid, tanin dan saponin (Dalimartha, 2005). Penelitian yang dilakukan

oleh Thitilerdecha et al., (2008) berhasil mengisolasi asam ellagat, corilagin

dan geraniin dari ekstrak metanol kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum

L.). Penelitian Thitilerdecha et al., (2008) berhasil mengisolasi senyawa fenol

dari (Nephelium lappaceum L.). Biji rambutan mengandung lemak dan

polifenol. Daunnya mengandung tanin dan saponin. Kulit batang mengandung

tanin, saponin, flavonoid dan zat besi (Dalimartha, 2005).

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.3. Penggunaan

Manfaat kulit buah rambutan adalah sebagai obat demam dan

antioksidan. Biji buah rambutan berkhasiat sebagai hipoglikemik

(menurunkan kadar gula darah) (Dalimartha, 2005). Penelitian yang dilakukan

oleh Thitilerdecha et al., (2008) menyimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit

dan biji dari tanaman Nephelium lappaceum dengan konsentrasi 125mg/mLS

yang tumbuh di Thailand mempunyai aktivitas antioksidan dan antibakteri

terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ( zona hambat 7,5 mm), Vibrio

cholera ( zona hambat 16,7 mm), Enterococcus faecalis ( zona hambat 11,7

mm), Staphylococcus aureus ( zona hambat 8,5 mm) dan Staphylococcus

epidermidis ( zona hambat 16,5 mm) dengan (MIC 2.0 mg/mL).

2.4. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan

pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan

massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi

baku yang telah ditetapkan. (Depkes RI, 2000).

Dalam buku Farmakope Indonesia Edisi 4, disebutkan bahwa ekstrak

adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif

dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,

kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan.

Faktor yang berpengaruh pada mutu ekstrak adalah :

1. Faktor biologi

Mutu ekstrak dipengaruhi dari bahan asal (tumbuhan obat), dipandang

secara khusus dari segi biologi yaitu identitas jenis, lokasi tumbuhan asal,

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

periode pemanenan, penyimpanan bahan, umur tumbuhan dan bagian yang

digunakan.

2. Faktor kimia

Mutu ekstrak dipengaruhi dar bahan asal (tumbuhan obat), dipandang secara

khusus dari kandungan kimia, yaitu :

a. Faktor internal, seperti jenis senyawa aktif dalam bahan, komposisi

kualitatif senyawa aktif, kadar total rata-rata senyawa aktif.

b. Faktor eksternal, seperti metode ekstraksi perbandingan ukuran alat

ekstraksi, pelarut yang digunakan dalam ekstraksi, kandungan logam berat,

ukuran kekerasan, dan kekeringan bahan (Depkes RI, 2000).

2.4.1. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Kelarutan dan stabilitas senyawa pada simplisia terhadap pemanasan, udara,

cahaya, logam berat dan derajat keasaman dipengaruhi olah struktur kimia

yang berbeda-beda. (Depkes RI, 2000)

Simplisia yang lunak seperti rimpang, akar dan daun mudah diserap

oleh pelarut, sehingga pada proses ekstraksi tidak perlu diserbuk sampai

halus. Sedangkan simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu, dan kulit akar

susah diserap oleh pelarut, karena itu perlu diserbuk sampai halus. Selain sifat

fisik dan senyawa aktif dari simplisia, senyawa-senyawa yang terdapat dalam

simplisia seperti protein, karbohidrat, lemak dan gula juga harus diperhatikan

(Depkes RI, 2000).

2.4.2. Ekstraksi Dengan Penggunaan Pelarut

Dengan menggunakan metode penyarian atau pelarut dalam ekstraksi

dapat dibedakan macam-macam cara ekstraksi diantaranya:

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Cara Dingin

1. Maserasi

Maserasi ialah proses pengekstrakan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi

termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang

kontinyu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan

penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama,

dan seterusnya. Cara ini dapat menarik zat-zat berkhasiat yang tahan

pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. (Depkes RI, 2000)

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru

sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan

pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan

bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak), terusmenerus sampai diperoleh

ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1- 5 kali bahan. Ekstraksi ini

membutuhkan pelarut yang lebih banyak. (Depkes RI, 2000)

b. Cara Panas

1. Refluks

Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur

titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang

relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat

termasuk proses ekstraksi sempurna. (Depkes RI, 2000)

2. Soxhletasi

Soxhletasi ialah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang

selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan

adanya pendinginan balik. (Depkes RI, 2000)

3. Digesti

Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan

kontinyu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan

(kamar), yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50oC.

(Depkes RI, 2000)

4. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur

penangas air mendidih, temperature terukur 96o C-98

o C selama waktu

tertentu (15-20 menit). Infus pada umumnya digunakan untuk menarik

atau mengekstraksi zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan

nabati. Hasil dari ekstrak ini akan menghasilkan zat aktif yang tidak

stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang, sehingga ekstrak

yang diperoleh dengan infus tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

(Depkes RI, 2000)

5. Dekok

Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih dari 30

menit) dan temperatur sampai titik didih air. (Depkes RI, 2000)

2.5. Tinjauan Tentang Bakteri

Bakteri merupakan sel prokariot yang khas, uniseluler dan tidak

mengandung struktur yang membatasi membran di dalam sitoplasmanya.

Reproduksi terutama dengan pembelahan biner sederhana yaitu suatu proses

aseksual. Morfologi bakteri terdiri dari tiga bentuk, yaitu sferis (kokus),

batang (basil), dan spiral. Ukuran bakteri bervariasi tetapi pada umumnya

berdiameter sekitar 0,5-1,0 dan panjang 1,5-2,5 (Pelezar, M.J. dan

E.C.S. Chan, 2008).

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.1. Struktur Bakteri (Dzen, Sjoekoer M. et al., 2003).

a. Membran Sel

Membran sel atau membran sitoplasma merupakan struktur tipis yang

meliputi sel, yang terdiri atas protein (60-70%) dan fosfolipida (20-30%).

Kekuatan struktur pada membran ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen,

hidrofobik, dan kation Mg dan Ca bersama fosfolipida. Fosfolipida terdiri dari

bagian yang hidrofobik dan hidrofilik membentuk dua lapisan. Sementara

protein pada membran tersusun atas protein integral dan periferal. Membran

sel merupakan pembatas antara sitoplasma dan lingkungan luar. Dan

merupakan penahan hidrofobik bagi molekul yanng larut air, walaupun

protein membran memberikan kemudahan bagi molekul kecil untuk melewati

membran. Ini menunjukkan bahwa membran merupakan transport efektif bagi

molekul yang akan melewati membran. Membran juga berperan dalam

respirasi sel karena enzim yang berkaitan dengan proses respirasi merupakan

bagian dari membran.

b. Dinding Sel

Dinding sel berperan dalam memberikan bentuk dan kekuatan pada sel

prokariot. Bakteri Gram positif dan Gram negatif memiliki perbedaan dalam

struktur dinding selnya. Dinding sel bakteri Gram negatif merupakan struktur

berlapis sedangkan bakteri Gram positif hanya mempunyai satu lapis. Pada

bakteri Gram positif, dinding sel mengandung peptidoglikan yang tinggi

(hingga 50%) dibandingkan bakteri Gram negatif. Adanya ikatan glikosida

dan ikatan peptida pada peptidoglikan menyebabkan dinding sel dapat

menahan tekanan dari luar. Bagian luar dinding bakteri Gram negatif

diselimuti oleh lapisan lipida seperti polisakarida dan protein. Lapisan ini

bersifat permeable terhadap molekul yang kecil tetapi tidak permeable

terhadap molekul besar atau enzim.

c. Bahan Nukleat

Merupakan pembawa informasi genetik, DNA pada prokariot tidak

diselubungi oleh suatu membran dan berupa untaian yang membentuk

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lingkaran dan berlipat-lipat di dalam sel. DNA pada bakteri dapat diisolasi

dengan melisis dengan kuat sel bakteri dengan menggunakan larutan garam

fisiologis dan dilanjutkan dengan sentrifugasi. DNA pada prokariot tidak

diselubungi oleh suatu membran dan berupa untaian yang melingkar. DNA

merupakan kromosom tunggal yanng membawa semua sifat yang diturunkan.

Selain DNA kromosomal ditemui pula DNA ekstrakromosomal yang disebut

plasmid. Plasmid ini dapat membawa sifat resistensi terhadap antibiotika.

d. Ribosom

Merupakan partikel kecil yang terdiri dari protein 40% dan asam

ribukleat (RNA) sekitar 60%. Ribosom berperan dalam mengatur sentesis

protein. Ribosom mempunyai ukuran tertentu yang disebut Unit sedimentasi

konstan yang dinyatakan dengan “S” atau Svedberg.

e. Membran Sitoplasma

Membran sitoplasma adalah lapisan tipis yang terletak disebelah

dalam dinding sel, tersusun oleh 60% protein dan 40% lipid yang umumnya

berupa fosfolipid. Membrane sitoplasma merupakan barier yang fungsinya

mengatur keluar masuknya bahan-bahan dari dalam sel atau dari luar sel, dan

hanya bahan-bahan tertentu saja yang dapat melewati. Sifat ini disebut

semipermeabilitas membran sitoplasma. Fungsi membran sitoplasma yang

lain adalah mengatur masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang

diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi. Membran sitoplasma juga

merupakan target dari beberapa jenis antimikroba, misalnya golongan

polimiksin. Sedangkan bahan-bahan kimia yang dapat merusak dinding sel

juga dapat merusak membran sitoplasma misalnya alkohol.

f. Mesosom

Mesosom merupakan lipatan atau lekukan dari membran sitoplasma

yang berperan aktif pada proses pembelahan sel dan metabolism. Bakteri

Gram positif mesosomnya lebih besar dibandingkan dengan bakteri Gram

negatif.

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

g. Inti sel

Sel bakteri tidak mempunyai pembungkus inti yang sebenarnya. Di

dalam inti, terdapat kromosom sebagai pusat informasi genetik yang mengatur

semua kegiatan dari bakteri tersebut.

h. Kapsul

Kapsul merupakan suatu lapisan tipis, berada di luar dinding sel dan

secara kimiawi tersusun atas polisakarida, polipeptida, atau kedua-duanya.

i. Flagela

Flagel kuman merupakan tambahan pada sel yang menyerupai benang

dan seluruhnya terdiri atas protein, dengan garis tengah 12-30 mm. flagel

merupakan alat penggerak bagi bentuk-bentuk kuman yang memilikinya.

j. Pili

Banyak kuman-kuman Gram negatif memiliki tonjolan-tonjolan pada

permukaan sel yang kaku yang dinamakan pili.

k. Spora

Beberapa bakteri gram positif dalam keadaan tertentu dapat

membentuk resting cells yang disebut endospora (spora). Pembentukan spora

akan terjadi apabila nutrisi esensial yang diperlukan tidak memenuhi

kebutuhan untuk pertumbuhan bakteri.(Dzen, Sjoekoer M. et al., 2003).

2.5.2. Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah semua komponen dari suatu

organisme secara teratur, sedangkan perkembangbiakan sel adalah akibat

pertumbuhan dalam organisme unisel, pertumbuhan mengakibatkan

peningkatan jumlah individu yang merupakan anggota suatu populasi atau

biakan (Jawetz et al., 1996).

Tiap-tiap bakteri mempunyai temperatur optimum, yaitu dimana

bakteri dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan batas-batas suhu

pertumbuhan bakteri dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Psikrofilik, optimum pada suhu 10-20

2. Mesofilik, optimum pada suhu 20-40

3. Termofilik, optimum pada suhu 50-60

Bakteri patogen bagi manusia umumnya tumbuh dengan baik pada

suhu 37 dengan pH optimum 7,2-7,6. Tidak semua bakteri memerlukan

oksigen, berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen bakteri dapat digolongkan

menjadi lima, yaitu :

1) Bakteri aerob mutlak, yaitu bakteri yang memerlukan oksigen untuk

pertumbuhannya.

2) Bakteri anaerob fakultatif, yaitu bakteri yang dapat tumbuh dengan adanya

oksigen maupun tanpa adanya oksigen.

3) Bakteri anerob aerotoleran, yaitu bakteri yang tidak mati dengan adanya

oksigen.

4) Bakteri anaerob mutlak, yaitu bakteri yang hidup apabila tidak ada oksigen.

5) Bakteri mikroaerofilik, yaitu bakteri yang kebutuhan oksigenya rendah.

2.6. Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme

Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat diketahui dari kurva

pertumbuhan bakteri tersebut. Kurva pertumbuhan bakteri dibagi menjadi

beberapa fase, yaitu : (Jawetz dkk. 1996).

1. Fase Lag

Pada fase ini sel-sel yang kekurangan metabolit dan enzim sebagai

akibat keadaan yang tidak menguntungkan dalam pembiakan terdahulu,

menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Disini dapat terlihat mulai

bertambah besarnya ukuran sel.

2. Fase Eksponensial

Pada fase ini sel-sel mulai mengadakan perubahan bentuk dan

meningkat jumlahnya sehingga kurva meningkat dengan tajam. Kegiatan

metabolismenya tinggi dan lebih peka terhadap antibiotik. Fase ini

dipengaruhi beberapa faktor yaitu bentuk dan sifat mikroba terhadap

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lingkungannya, kandungan nutrient dalam medium, temperatur, kadar

oksigen, cahaya, dan lain-lain.

3. Fase Stationer

Berkurangnya zat-zat makanan dalam perbenihan atau penumpukan

hasil metabolisme beracun menyebabkan pertumbuhan terhenti, sehingga

gambaran grafik akan mendatar.

4. Fase Kematian

Merupakan akhir dari suatu kurva, dimana jumlah individu secara

tajam menurun. Matinya sel-sel mikroba ini disebabkan habisnya zat

makanan dan menumpuknya zat beracun.

Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi

sel (jumlah sel per satuan isi kultur) ataupun densitas sel (berat kering dari sel-

sel per satuan isi kultur). Dua parameter ini tidak selalu sama karena berat

kering sel rata-rata bervariasi pada tahap berlainan dalam pertumbuhan kultur.

Densitas sel adalah kuantitas yang lebih bermakna, sedangkan dalam penelitian

mengenai inaktivasi mikroorganisme, konsentrasi sel adalah kuantitas yang

bermakna.

Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan dua cara yaitu

secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme

secara langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

a. Pengukuran menggunakan counting chamber (bilik hitung)

Pada pengukuran ini, untuk bakteri digunakan bilik hitung Petroff Hasser,

sedangkan untuk mikroorganisme eukariot digunakan hemositometer.

Keuntungan mengunakan metode ini adalah mudah, murah, dan cepat, serta

bisa diperoleh informasi tentang ukuran dan morfologi mikroorganisme.

Kerugiannya adalah populasi mikroorganisme yang digunakan harus banyak

(minimum berkisar 106 CFU/mL), karena pengukuran dengan volume dalam

jumlah sedikit tidak dapat membedakan antara sel hidup dengan sel mati, serta

kesulitan menghitung sel yang mortal (Prescott et al., 2002).

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Pengukuran menggunakan elektronik counter

Pada pengukuran ini, suspensi mikrorganisme dialirkan melalui lubang

kecil (orifice) dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada

dua sisi orifice mengukur tahanan listrik (ditandai dengan naiknya tahanan)

pada saat bakteri melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung.Keuntungan

metode ini adalah hasil bisa diperoleh dengan lebih cepat dan lebih akurat,

serta dapat menghitung sel dengan ukuran besar. Kerugiannya adalah metode

ini tidak bisa digunakan untuk menghitung bakteri karena adanya gangguan

debris, filament, dan sebagainya, serta tidak dapat membedakan antara sel

hidup dan sel mati.

c. Pengukuran dengan plating technique

Metode ini merupakan metode penghitungan jumlah sel tampak (visible)

dan didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah,

dan memproduksi satu koloni tunggal. Satuan penghitungan yang dipakai

adalah CFU (colony forming unit) dengan cara membuat seri pengenceran

sampel dan menumbuhkan sample pada media padat. Pengukuran dilakukan

pada plate dengan jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30-300.

Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah, dan sensitif karena

menggunakan colony counter sebagai alat hitung dan dapat digunakan untuk

menghitung mikroorganisme pada sampel makanan, air, ataupun tanah.

Kerugiannya adalah harus digunakan media yang sesuai dan penghitungannya

yang kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu individu

sel.

d. Pengukuran dengan menggunakan tehnik filtrasi membran (membrane

filtration technique)

Pada metode ini sampel dialirkan pada suatu sistem filter membran

dengan bantuan vacuum. Bakteri yang terperangkap selanjutnya ditumbuhkan

pada media yang sesuai dan jumlah koloni dihitung.Keuntungan metode ini

adalah dapat menghitung sel hidup dan sistem penghitungannya langsung,

sedangkan kerugiannya adalah tidak ekonomis.

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara tidak langsung

dapat dilakukan dengan sebagai berikut:

a. Pengukuran kekeruhan/turbidity

Bakteri yang bermultiplikasi pada media cair akan menyebabkan media

menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah

spektrofotometer atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas

optik (optical density, OD) antara media tanpa pertumbuhan bakteri dan

media dengan pertumbuhan bakteri (Brock & brock, 1973).

b. Pengukuran aktivitas metabolik

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jumlah produk metabolik

tertentu, misalnya asam atau CO2, menunjukkan jumlah mikroorganisme

yang terdapat dalam media.Misalnya pengukuran produksi asam untuk

menentukan jumlah vitamin yang dihasilkan mikroorganisme.

c. Pengukuran berat sel kering (BSK)

Metode ini umum digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi

berfilamen.

2.7. Bakteri Uji

Pada penelitian ini digunakan 2 spesies bakteri uji yang telah diketahui

bersifat patogen terhadap manusia. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri

kelompok Gram negatif yaitu Escherichia coli dan bakteri Gram positif yaitu

Staphylococcus aureus.

a. Morfologi dan Klasifikasi Staphylococcus aureus (S. aureus)

Klasifikasi dari S. aureus adalah sebagai berikut:

Divisio : Protophyta

Subdivisio : Schizomycetea

Classis : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

Familia : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Species : Staphylococcus aureus (Brooks et al.,, 2005).

Staphylococcus berasal dari kata staphyle yang berarti kelompok buah

anggur dan coccus yang berarti bulat. Staphylococcus merupakan bakteri

Gram positif, selnya berbentuk bulat dengan diameter 1 m. Staphylococcus

bersifat patogen, tidak bergerak, dan memproduksi katalase (Brooks et al.,

2005).

Staphylococcus tumbuh baik dalam perbenihan kaldu pada suhu 37ºC.

Batas suhu pertumbuhan Staphylococcus ialah 15ºC dan 40ºC, sedangkan

suhu pertumbuhan optimumnya ialah 35ºC. Staphylococcus bersifat anaerob

fakultatif, dapat tumbuh dalam udara yang mengandung hidrogen, dan pH

optimum untuk pertumbuhannya ialah 7,4.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang bersifat

invasif, menyebabkan hemolisis, dapat membentuk koagulase, mencairkan

gelatin, serta mampu membentuk pigmen kuning emas. Staphylococcus

aureus dapat memfermentasi manitol dan dapat menghemolisis sel darah

merah (Warsa, 1994). Staphylococcus aureus mengandung polisakarida dan

protein yang bersifat antigenik. Antigen ini merupakan kompleks

peptidoglikan asam teikhoat yang dapat menghambat fagositosis, dan bagian

ini yang diserang bakteriofaga (Warsa, 1994).

Staphylococcus aureus dapat menyebabkan penyakit karena

kemampuannya melakukan pembelahan dan menyebar luas ke dalam

jaringan. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi baik pada

manusia maupun hewan. Staphylococcus aureus ditemukan sebagai bakteri

flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia. Setiap jaringan tubuh yang

terinfeksi oleh Staphylococcus aureus menyebabkan timbulnya penyakit

dengan tanda-tanda khas yaitu peradangan dan pembentukan abses (Warsa,

1994).

Penyakit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus antara lain

pneumonia, meningitis, endokarditis, dan infeksi kulit. Beberapa antibiotik

yang dapat digunakan untuk menghambat Staphylococcus aureus antara lain

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ampisilin, penisilin, tetrasiklin, kloksasilin, sefalosporin, vankomisin, dan

metisilin (Jawetz et al., 1996).

b. Morfologi dan Klasifikasi Escherichia coli (E. coli)

Klasifikasi dari Escherichia coli adalah sebagai berikut:

Divisio : Bacteria

Subdivisio : Schizomycetes

Classis : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

Familia : Enterobacteriaceae

Tribe : Escherichia

Genus : Escherichia

Species : Escherichia coli (Krieg, et al, 1984)

Escherichia coli adalah bakteri yang menguntungkan yang banyak

ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai penghuni normal dalam

saluran pencernaan, habitat pada umumnya adalah di tanah, lingkungan

akuatik, makanan, air seni, dan tinja (Fardiaz, 1983). Bakteri ini berbentuk

batang pendek (kokobasil), Gram negatif, berukuran 0,4-0,7 x 1,4

(Lucky,karsinah. et al., 1993). Escherichia coli tidak membentuk spora, tidak

tahan asam, sebagian besar bergerak (motil) dengan flagel peritrikus (merata

tersebar ke seluruh pemukaan sel) tetapi ada pula yang nonmotil, dan

beberapa strain mempunyai kapsul. Bakteri ini dapat tumbuh secara anaerob

fakultatif (umumnya bersifat kemoheterotrof). Nilai pH umum untuk

pertumbuhannya adalah 7,0-7,5 serta kisaran suhu untuk pertumbuhannya

10 dengan suhu optimum 37 Escherichia coli sangat tidak

sensitif terhadap panas.

Karena sifatnya yang patogen, bakteri ini dapat menyebabkan

beberapa infeksi primer pada usus (misalnya diare pada anak), infeksi pada

saluran kemih, pneumonia, abses, dan meningitis pada bayi yang baru lahir

(Jawetz, 1996).

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8. Antibakteri

2.8.1. Mekanisme Kerja Antibakteri (Ganiswara, S.G dkk, 1995)

a. Menghambat sintesis dinding sel

Antibakteri ini merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel

bakteri Gram positif maupun Gram negatif.

b. Merusak membran plasma

Membran plasma bersifat semipermiable dan mengendalikan transport

berbagai metabolit ke dalam dan keluar sel. Adanya gangguan atau

kerusakan struktur pada membran plasma dapat menghambat atau merusak

kemampuan membran plasma sebagai penghalang (barrier) osmosis dan

mengganggu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran.

c. Menghambat sintesis protein

Mekanisme penghambatannya adalah pada sintesis protein, berikatan pada

subunit 30S ribosom bakteri (beberapa terikat juga pada subunit 50S

ribosom ) dan menghambat translokasi peptidil-tRNA dari situs A ke situs

P, dan menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan mengakibatkan

bakteri tidak mampu menyintesis protein vital untuk pertumbuhannya.

d. Menghambat sintesis asam nuklaeat (DNA/ RNA)

Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap

transkipsi dan replikasi mikroorganisme.

e. Menghambat sintesis metabolit esensial

Penghambatan terhadap sintesis metabolit esensial antara lain dengan

adanya kopetitor berupa antimetabolit, yaitu substansi yang secara

kompetitif menghambat metabolit mikroorganisme , karena memiliki

struktur yang mirip dengan substrat normal bagi enzim metabolisme.

2.9. Uji Aktivitas Antibakteri

Pengujian terhadap aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan berbagai

cara, yaitu:

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1) Metode Difusi

a. Cara Cakram (disc)

Zat antibakteri dijenuhkan kedalam kertas cakram ditanam

pada media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan

bakteri yang diuji, kemudian diinkubasi pada suhu 37 selama 18-24

jam. Selanjutnya diamati adanya area (zona) jernih disekitar kertas

cakram yang menunjukkan ada tidaknya pertumbuhan bakteri.

b. Cara Parit (ditsh)

Media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan

bakteri uji dibuat parit kemudian diisikan zat antibakteri dan

diinkubasi pada suhu 37 selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati

adanya zona jernih disekitar parit yang menunjukkan ada tidaknya

pertumbuhan bakteri.

c. Cara Sumur (cup)

Media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan

bakteri uji dibuat sumur kemudian diisikan zat antibakteri dan di

inkubasi pada suhu 37 selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati

adanya zona jernih disekitar sumur yang menunjukkan ada tidaknya

pertumbuhan bakteri (Pratiwi, Silvya T, 2008., Edwards, D., 1980.,

Bonang, G. & E.S. Koeswondoro. 1982., Serta Stap Pengajar FKUI,

1994).

2) Metode Dilusi

a) Cara Penipisan Lempeng Agar

Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran

kelipatan dua zat antibakteri dalam media agar yang masih cair,

kemudian dituangkan ke dalam cawan petri. Bakteri uji di

inokulasikan setelah campuran media agar dan zat uji membeku dan

kering, kemudian diinkubasi pada suhu 37 selama 18-24 jam.

Aktivitas zat uji ditentukan sebagai KHM (Konsentrasi Hambat

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Minimun), yaitu konsentrasi terkecil dari zat antibakteri uji yang

menghambat pertumbuhan mikroba uji.

b) Cara Pengenceran Tabung

Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran

zat antibakteri pada medium cair ditambahkan dengan bakteri uji.

Larutan kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18-24 jam.

Aktivitas zat uji ditentukan sebagai KHM (Konsentrasi Hambat

Minimun), yaitu konsentrasi terkecil dari zat antibakteri uji yang

menghambat pertumbuhan mikroba uji. Dengan cara melihat media

cair yang tetap terlihat jernih dibandingkan dengan control setelah

diinkubasi (Bonang, G. & E.S. Koeswondoro. 1982).

2.10. Antibakteri Pembanding (Farmakope Indonesia, 1995)

Karakteristik amoksisilin yang digunakan sebagai antibakteri pembanding

adalah sebagai berikut:

1. Rumus Bangun :

2. Rumus Kimia : C16H19N3O5S.3H2O

3. Nama Lain : (2S,5R,6R)- 6-{[(2R)-2-amino- 2-(4-hydroxyphenyl)-

acetyl]amino}- 3,3-dimethyl- 7-oxo- 4-thia- 1-azabicyclo[3.2.0]heptane-

2-carboxylic acid

4. Pemerian : serbuk hablur, kuning, tidak berbau.

5. Kelarutan : sukar larut dalam air; mudah larut dalam larutan asam

encer dan dalam larutan alkali hidrosida; sukar larut dalam etanol; praktis

tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

6. Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar

terkendali.

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Gram negatif (Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus

mirabilis, Salmonella). Amoksisilin juga dapat digunakan untuk

mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram positif (seperti :

Streptococus pneumoniae, Enterecocci, nonpenicilin aseproducing,

taprococcus dan staphylococcal). Menghambat sintesis dinding sel

bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan penisilin-protein

(PBPs - Protein binding penisilin’s), sehingga menyebabkan

penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan

dalam dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat, dan

sel bakteri menjadi pecah (lisis). Kadar hambat minimal (KHM)

amoksisilin terhadap Streptococcus sp dan Salmonella sp sebesar 0,01-5

g/mL sedangkan terhadap Pseudomonas aeruginosa sebesar 250g/mL

(Blacow, W.N., 1982)

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium

PMC (Pharmacy Medicinal Chemistry), Laboratorium Pharmacy Drugs

Development and Reseach (PDR) FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan November

2012.

3.2. Sampel

3.2.1. Sampel (Bahan Uji)

Sampel (bahan uji) yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Daun durian (Durio zibethinus L) sebanyak 2 kg, diperoleh dari kebun

halaman depan Asrama Putra Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, diambil pada tanggal 18 April 2012 jam 08.00 WIB.

2. Daun rambutan (Nephelium lappaceum L) sebanyak 2 kg, diperoleh dari

kebun depan Kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, diambil pada tanggal 12 April

2012 jam 08.00 WIB.,

3. Daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) sebanyak 2 kg, diperoleh dari

halaman depan Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, diambil pada tanggal 14 April 2012 jam 08.00 WIB.

3.2.2. Determinasi Tanaman

Sampel tanaman daun durian (Durio zibethinus L), daun rambutan

(Nephelium lappaceum L) dan daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) di

identifikasi di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit biologi, LIPI

Cibinong (lampiran 1).

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3. Alat, Bahan/Reagen dan Bakteri Uji

3.3.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain perangkat

destilasi, perangkat alat vacum rotary evaporator (Eyela N-1000), erlenmeyer

(Pyrex), timbangan analitik, blender (Philips), desikator, hot plate (Advanted),

spatula, batang pengaduk, gelas ukur (Pyrex), pinset, alumunium foil, kapas

steril, kertas saring, pipet tetes, vial, spot plate, cawan petri, incubator

(Memmert), lemari pendingin (Sanyo), blue tips, Laminar Air Flow (Shinnihon

Kagaku), autoklaf, ose, bunsen, mikropipet (Nichipet ex), oven (Memmert),

tabung reaksi (Pyrex), rak tabung reaksi, corong pisah (Pyrex), vortex (Labnet

International Inc), penangas (Torrey pines scientific), gunting, lampu spritus,

kertas saring Whatman no.52.

3.3.2. Bahan Kimia

Bahan-bahan kimia yang digunakan diantaranya: Mueller Hinton Agar

(MHA), Nutrient Agar, NaCl , FeCl3, etanol 70%, serbuk/lempeng

magnesium, HCl pekat , pereaksi Draggendorff, pereaksi Meyer, kloroform,

natrium sulfat anhidrat, asam asetat anhidrat, H2SO4 pekat, aquadest.

3.3.3. Bakteri Uji dan Antibakteri Pembanding

Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus ATCC 25925

(bakteri Gram positif) dan Escherichia coli ATCC 25922 (bakteri Gram

negatif) yang didapat dari Laboraturium Mikrobiologi dan Parasitologi FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Antibakteri pembanding yang digunakan adalah amoksisilin 25 μg

yang diperoleh dari Bagian Baku Pembanding, Badan POM RI, Jakarta.

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4. Prosedur Kerja

3.4.1. Pembuatan Ekstrak

3.4.1.1. Penyiapan Bahan dan Alat

3.4.1.1.1. Daun Durian

Daun durian (Durio zibethinus L) segar ditimbang sebanyak 2 kg,

dicuci bersih dengan air mengalir, lalu dikeringkan dengan cara diangin-

anginkan pada suhu ruang dan terhindar dari sinar matahari langsung.

Diperoleh simplisia kering, kemudian simplisia kering tersebut digiling

menggunakan blender sehingga diperoleh serbuk simplisia daun durian

sebanyak 212 gram.

3.4.1.1.2. Daun Rambutan

Daun rambutan (Nephelium lappaceum L) segar ditimbang sebanyak 2

kg, dicuci bersih dengan air mengalir, lalu dikeringkan dengan cara

diangin-anginkan pada suhu ruang dan terhindar dari sinar matahari

langsung. Diperoleh simplisia kering, kemudian simplisia kering tersebut

digiling menggunakan blender sehingga diperoleh serbuk simplisia daun

rambutan sebanyak 202 gram.

3.4.1.1.3. Daun Lengkeng

Daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) segar ditimbang sebanyak

2 kg, dicuci bersih dengan air mengalir, lalu dikeringkan dengan cara

diangin-anginkan pada suhu ruang dan terhindar dari sinar matahari

langsung. Diperoleh simplisia kering, kemudian simplisia kering tersebut

digiling menggunakan blender sehingga diperoleh serbuk simplisia daun

lengkeng sebanyak 175 gram.

3.4.2. Ekstraksi dengan Pelarut Organik

3.4.2.1. Ekstraksi Daun Durian

Serbuk daun durian (Durio zibethinus L) ditimbang sebanyak 212

gram, dimaserasi dengan menggunakan etanol 70% sebanyak 3000 mL

selama 21 hari dengan sesekali di aduk, pelarut diganti setiap 7 hari.

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kemudian disaring dengan menggunakan kapas dan kertas saring, Filtrat

dipisahkan dari pelarutnya pada suhu 700C dengan menggunakan vacuum

rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak kental daun durian (Durio

zibethinus L) sebanyak 12,45 g.

3.4.2.2. Ektraksi Daun Rambutan

Daun rambutan (Nephelium lappaceum L) ditimbang sebanyak 202

gram, dimaserasi dengan menggunakan etanol 70% sebanyak 3000 mL

selama 21 hari dengan sesekali di aduk, pelarut diganti setiap 7 hari.

Kemudian disaring dengan menggunakan kapas dan kertas saring, Filtrat

dipisahkan dari pelarutnya pada suhu 700C dengan menggunakan vacuum

rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak kental daun rambutan

(Nephelium lappaceum L) sebanyak 44,73 g.

3.4.2.3. Ektraksi Daun Lengkeng

Daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) ditimbang sebanyak 175

gram, dimaserasi dengan menggunakan etanol 70% sebanyak 2100 mL

selama 21 hari dengan sesekali di aduk, pelarut diganti setiap 7 hari.

Kemudian disaring dengan menggunakan kapas dan kertas saring, Filtrat

dipisahkan dari pelarutnya pada suhu 700C dengan menggunakan vacuum

rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak kental daun lengkeng

(Dimocarpus longan Lour) sebanyak 20,07 g.

3.4.3. Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak (Depkes RI, 2000)

Pemeriksaan karakteristik ekstrak daun durian, daun rambutan dan daun

lengkeng dengan cara :

a. Organoleptik

Pengujian ini dilakukan dengan mengamati bentuk, warna dari ekstrak

yang dihasilkan.

b. Rendemen ekstrak

Rendemen ekstrak etanol daun durian (Durio zibethinus L), daun rambutan

(Nephelium lappaceum L) dan daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour)

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dihitung dengan membandingkan bobot awal simplisia dengan bobot akhir

ekstrak yang dihasilkan.

c. Susut pengeringan (Materia Medika Indonesia V. 1989)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menimbang ekstrak sebanyak ±10 g

dan dimasukkan kedalam botol timbang bertutup yang sebelumnya telah

ditara. Kemudian dimasukkan kedalam oven pada suhu 105 0C sehingga

diperoleh bobot yang relatif tetap. Lanjutkan pengeringan dan timbang

pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara dua penimbang berturut - turut

tidak lebih dari 0,25%.

Keterangan :

a = bobot cawan kosong

b = bobot sampel dan cawan sebelum dikeringkan dalam oven

c = bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan dalam oven

3.4.4. Penapisan Fitokimia (Ayoola et al., 2008.)

Pemerikasaan kandungan kimia dalam daun durian (Durio zibethinus

L), daun rambutan (Nephelium lappaceum L) dan daun lengkeng (Dimocarpus

longan Lour) diantaranya:

a. Identifikasi senyawa saponin

0,5 g ekstrak ditambahkan 5 mL air suling di tabung percobaan. Larutan

dikocok secara perlahan dan diamati hingga terbentuk busa yang stabil.

b. Identifikasi golongan flavonoid

Sejumlah tertentu serbuk/ekstrak sampel tumbuhan ditambahkan 100 mL

aquadest panas, dididihkan selama 15 menit, saring dengan kertas saring,

diperoleh filtrat yang akan digunakan sebagai larutan percobaan. Kedalam 5

mL larutan percobaan (dalam tabung reaksi), ditambahkan serbuk atau

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lempeng magnesium secukupnya dan 1 mL HCl pekat, tambahkan 5 mL

amilalkohol, dikocok dengan kuat, biarkan hingga memisah, terbentuk

warna merah, kuning dan jingga pada lapisan amilalkohol menunjukan

adanya senyawa flavonoid (Harbone, 1984).

c. Identifikasi golongan hidrokuinon

Sejumlah ekstrak sampel ditaruh pada spot plate dan ditambahkan NaOH

10%. Terbentuknya warna merah menandakan uji positif adanya senyawa

fenol hidrokuinon (Harbone, 1984).

d. Identifikasi golongan tannin (fenol)

0,5 g ekstrak dipanaskan dalam 10 mL air dalam tabung reaksi kemudian

disaring. Beberapa tetes ferri klorida 0,1% ditambahkan dan diamati

pembentukan untuk warna hijau kecoklatan atau pewarnaan biru kehitaman.

e. Identifikasi golongan alkaloid

Sejumlah tertentu ekstrak sampel tumbuhan dilembabkan dengan 5 mL

ammonia 30%, digerus dalam mortir, lalu tambahkan 20 mL kloroform dan

digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas

saring, filtrat berupa larutan organik di ambil (sebagai larutan A), sebagian

dari larutan A (10 mL) diekstraksi dengan 10 mL larutan HCl 1:10 dengan

pengocokan dalam tabung reaksi, ambil larutan bagian atasnya (larutan B).

larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau

ditetesi dengan pereaksi Draggendorff, terbentuk warna merah ataupun

jingga pada kertas saring menunjukan adanya senyawa alkaloid. Larutan B

dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi

Draggendrorff dan Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi

Dragendrorff dan endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukan adanya

senyawa golongan alkaloid (Farnsworth, 1966).

f. Identifikasi golongan terpenoid (Salkowski test)

Sebanyak 0,5 g masing-masing ekstrak ditambahkan 2 mL kloroform.

Tambahkan sebanyak (3 mL) dengan hati-hati dan akan membentuk

lapisan. Warna cincin coklat kemerahan menunjukkan adanya terpenoid.

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.5. Pengujian Ekstrak Terhadap Bakteri

3.4.5.1. Sterilisasi Alat dan Bahan (Ratu dkk. 2010)

Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 0C

tekanan 1,5 atm selama 15-20 menit, semua alat dan bahan sebelum

disterilisasi dibungkus terlebih dahulu dengan alumunium foil. Untuk bahan

yang terbuat dari karet seperti karet pipet tetes disterilisasi dengan cara direbus.

Untuk larutan uji/medium disterilkan dengan cara memasukkan larutan

uji/medium ke dalam wadah yang sesuai yaitu tabung reaksi atau Erlenmeyer,

kemudian sumbat wadah tersebut dengan sumbat yang sesuai atau dengan

kapas, kemudian disterilisasi dengan autoklaf.

3.4.5.2. Pembuatan Media Pertumbuhan Bakteri

a. Nutrient Agar (NA) (Ratu dkk. 2010)

Pada pembiakan bakteri menggunakan media digunakan Nutrient agar

(NA). Serbuk NA sebanyak 23 gram dilarutkan dalam 1 liter aquadest dan

dipanaskan hingga semuanya larut. Lalu disterilkan dalam autoklaf pada

suhu 121oC selama 15 menit tekanan 1,5 atm.

b. Mueller Hinton Agar (MHA) (Ratu dkk. 2010)

Serbuk MHA sebanyak 38 gram dilarutkan dalam 1 liter aquadest,

kemudian dipanaskan sampai mendidih sehingga semuanya larut, kemudian

disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121 0C selama 15 menit tekanan 1,5

atm.

3.4.5.3. Peremajaan Bakteri Uji

Bakteri uji diremajakan pada medium MHA dengan cara

menggoreskan bakteri menggunakan jarum ose pada permukaan agar,

kemudian semua biakan bakteri diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam.

3.4.5.4. Pembuatan Suspensi Bakteri (Peoloengan et al., 2006)

Biakan bakteri yang telah berumur 24 jam diambil dengan ose

kemudian disuspensikan kedalam 5mL larutan NaCl fisiologis steril dan di

ukur kekeruhannya dengan menggunakan standar 0,5 Mc Farland.

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.5.5. Pembuatan Larutan Uji (Ekstrak)

Pada pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi

cakram. Larutan uji dibuat dengan melarutkan ekstrak sampel tumbuhan

dengan menggunakan etanol 70%. Pada penentuan Konsentrasi Hambat

Minimum, larutan ekstrak uji dibuat dengan melarutkan ekstrak tumbuhan

dengan etanol 70%. Konsentrasi yang digunakan adalah 3,125ppm, 6,25ppm,

12,5ppm, 25ppm, 50ppm dan 100ppm.

3.4.5.6. Pengujian Aktivitas Antibakteri (Gupta et al., 2008., Yuliati, 2012)

Pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak daun durian (Durio

zibethinus L), daun rambutan (Nephelium lappaceum L) dan daun lengkeng

(Dimocarpus longan Lour) dilakukan dengan metode difusi cakram. Kertas

cakram yang digunakan memiliki diameter lingkaran 6 mm.

Disiapkan suspensi masing-masing bakteri dalam larutan NaCl,

kekeruhan distandarisasi dengan konsentrasi 0,5 Mc Farland, suspensi

tersebut diambil dengan swab steril kemudian digoreskan ke media agar

secara merata. Diamkan plat kultur selama 5 menit, kertas cakram steril

dicelupkan ke larutan ekstrak uji kemudian didiamkan selama 30 menit agar

pelarutnya menyerap ke cakram, lalu diletakkan diatas permukaan agar. Untuk

kontrol negatif kertas cakram dicelup dengan etanol 70% dan sebagai kontrol

positif menggunakan cakram amoksisilin 25 μg pada setiap bakteri uji.

Masing – masing cawan petri kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24

jam. Aktivitas antibakteri diamati keesokan harinya berdasarkan diameter

zona hambat atau daerah bening yang terbentuk disekeliling kertas cakram.

Penggukuran zona hambat menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan

3 kali pengulangan.

3.4.5.7. Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Dari prosedur tersebut dapat dilihat nilai KHM (Konsentrasi Hambat

Minimum) ekstrak daun durian, daun rambutan dan daun lengkeng. Penentuan

KHM dilakukan terhadap ekstrak yang masih memiliki aktivitas zona hambat

pada pengujian diameter daerah zona hambat sebelumnya dengan

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengggunakan metode difusi cakram. Ekstrak sampel uji kemudian dibuat

dalam konsentrasi 100ppm, 50ppm, 25ppm, 12,5ppm, 6,25ppm, 3,125ppm.

Kemudian dilakukan uji aktivitas seperti prosedur di atas. Penentuan KHM

ditentukan berdasarkan konsentrasi terendah dari larutan ekstrak yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri dimana pada konsentrasi tersebut sudah

tidak ada lagi pertumbuhan bakteri. Pengamatan berdasarkan pada ada

tidaknya daerah bening yang terbentuk disekeliling kertas cakram.

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi

Dari hasil identifikasi terhadap daun durian (Durio zibethinus L), daun

rambutan (Nephelium lappaceum L), dan daun lengkeng (Dimocarpus longan

Lour) yang dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit biologi,

LIPI Cibinong, menunjukkan bahwa sampel yang digunakan adalah benar

daun durian (Durio zibethinus L), daun rambutan (Nephelium lappaceum L),

dan daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour). Hasil determinasi dapat dilihat

pada lampiran 1.

4.2 Penapisan Fitokimia

Tabel 1. Hasil penapisan fitokimia

Nama Tumbuhan

Yang Diteliti

Saponin Tanin

(fenol)

Hidro

kuinon

Flavonoid Alkaloid Steroid&

Triterpenoid

Daun durian

(Durio

zibethinus L)

+ + - - - + (steroid)

Daun rambutan

(Nephelium

lappaceum L)

+ + + + - -

Daun lengkeng

(Dimocarpus

longan Lour)

+ + + - - -

Keterangan Hasil :

+ = Memberikan reaksi positif

- = Memberikan reaksi negatif

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari hasil penapisan fitokimia pada tabel di atas, diketahui bahwa

ekstrak daun durian (Durio zibethinus L) positif mengandung senyawa

saponin, fenol (tanin), dan steroid. Ekstrak daun rambutan (Nephelium

lappaceum L) positif mengandung senyawa saponin, fenol (tannin),

hidrokuinon dan falavonoid. Sedangkan ekstrak daun lengkeng (Dimocarpus

longan Lour) positif mengandung senyawa saponin, fenol (tanin) dan

hidrokuinon.

4.3 Hasil Ekstraksi

Hasil ekstraksi dengan cara maserasi daun durian (Durio zibethinus L)

sebanyak 212 gram simplisia menghasilkan ekstrak kental sebanyak 12,45

gram, rendeman ekstrak sebesar 5,95% dan susut pengeringan sebesar 16,5%.

Pada daun rambutan (Nephelium lappaceum L) sebanyak 202 gram simplisia

menghasilkan ekstrak kental sebanyak 44,73 gram, rendeman ekstrak sebesar

22,1%, dan susut pengeringan sebesar 23,5%. Sedangkan untuk daun

lengkeng (Dimocarpus longan Lour) sebanyak 175 gram simplisia

menghasilkan eksrak kental sebanyak 20,07 gram, rendeman ekstrak sebesar

11,5 %, serta susut pengeringan sebesar 13,4%. Data selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Ekstraksi

Ekstrak Bobot

Simplisia

(gram)

Hasil

(gram)

%

Rendemen

% susut

pengeringan

Karakteristik

Daun durian

(Durio zibethinus

L)

212 12,45 5,95 16,5 Warna : Hijau kecoklatan

Bentuk : Ekstrak kental

Daun rambutan

(Nephelium

lappaceum L)

202 44,73 22,1 23,5 Warna : Hijau kecoklatan

Bentuk : ekstrak kental

Daun lengkeng

(Dimocarpus

longan Lour)

175 20,07 11,5 13,4 Warna : Hijau kecoklatan

Bentuk : Ekstrak kental

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun durian (Durio

zibethinus L), daun rambutan (Nephelium lappaceum L), dan daun lengkeng

(Dimocarpus longan Lour) terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC

25926 dan Escherichia coli ATCC 25922 ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun durian, daun

rambutan dan daun lengkeng terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC

25926 dan Escherichia coli ATCC 25922

Sampel uji Bakteri Uji

Gram positif (S. aureus)

Bakteri Uji

Gram negatif (E .coli)

Daun durian

(Durio zibethinus L)

+ -

Daun rambutan

(Nephelium lappaceum L)

+ -

Daun lengkeng

(Dimocarpus longan Lour)

+ -

Kontrol positif

(amoksisilin 25 μg)

+ +

Kontrol negatif (etanol 70%) - -

Keterangan Hasil :

+ = Memberikan reaksi positif

- = Memberikan reaksi negatif

Dari tabel di atas, didapatkan bahwa uji pendahuluan tiap ekstrak

menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun durian, daun lengkeng dan daun

rambutan aktif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 25925 tetapi tidak aktif menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia

coli ATCC 25922.

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5 Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Durian Terhadap Bakteri

Staphylococcus aureus

Konsentrasi Hambat Minimum dari ekstrak etanol 70% daun durian

(Durio zibethinus) terhadap bakteri Staphyloccus aureus ATCC 25922 bisa

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji Konsentrasi Hambat Minimum ekstrak etanol 70% daun

durian (Durio zibethinus) terhadap bakteri Staphyloccus aureus ATCC

25922

Konsentrasi uji

(ppm)

Zona Hambat Daun Durian (mm) Rata-rata

I II III

100 10 mm 12 mm 11 mm 11 mm

50 8 mm 9 mm 10 mm 7 mm

25 - - - -

12,5 - - - -

6,25 - - - -

3,125 - - - -

Amoksisilin 25μg

(kontrol positif)

53 mm 55 mm 54 mm 54 mm

Kontrol negatif

(etanol 70%)

- - - -

Ekstrak etanol daun durian pada konsentrasi 100 ppm memiliki daya

antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25922 dengan rata

- rata diameter zona hambatnya sebesar 11 mm, untuk konsentrasi 50 ppm

memiliki daya antibakteri dengan rata - rata diameter zona hambatnya sebesar

7 mm, dan pada konsentrasi 25 ppm - 3,125 ppm sudah tidak memiliki daya

antibakteri lagi karena tidak terdapat zona hambat. Sedangkan untuk

amoksisilin sebagai kontrol positif rata - rata diameter zona hambatnya

sebesar 54 mm. Dari hasil tersebut bahwa konsentrasi terendah yang masih

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memberikan hambatan antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 25922 adalah pada konsentrasi 50 ppm. Ini menunjukkan bahwa pada

konsentrasi tersebut masih terdapat senyawa antibakteri.

Ekstrak etanol 70% daun durian memiliki kandungan senyawa tannin,

saponin dan steroid, saponin dan steroid keduanya merupakan senyawa

terpenoid. Menurut Harborne (1996), steroid dan saponin tergolong dalam

triterpenoid. Menurut Keller et al (1998), steroid mempunyai aktivitas

antibakteri. Menurut Houghton dan Raman (1998), komponen yang larut

dalam etanol adalah glikosida. Diduga aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70%

daun durian disebabkan oleh adanya senyawa glikosida, yaitu saponin. Selain

glikosida, senyawa tanin juga larut dalam etanol dan memiliki aktivitas

antimikroba. Menurut Naidu (2000), senyawa saponin juga dilaporkan

memiliki daya antibakteri terhadap beberapa spesies bakteri. Menurut

Zablotowicz et al (1996), saponin menghambat pertumbuhan atau membunuh

mikroba dengan cara berinteraksi dengan membran sterol. Efek utama saponin

terhadap bakteri adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam sel-

sel. Senyawa tanin (fenol) yang terkandung dalam ekstrak daun durian ini

mampu membunuh mikroorganisme yaitu dengan cara mendenaturasi protein

sel maka semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim yang

merupakan suatu protein (Pelczar dan Chan, 1981).

4.6 Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Rambutan Terhadap

Bakteri Staphylococcus aureus

Konsentrasi Hambat Minimum dari esktrak etanol 70% daun rambutan

(Nephelium lappaceum L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC

25925 dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5. Hasil uji Konsentrasi Hambat Minimum esktrak etanol 70% daun

rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 25925

Konsentrasi uji

(ppm)

Zona Hambat Daun Rambutan (mm) Rata-rata

I II III

100 15 mm 15 mm 15 mm 15 mm

50 14 mm 14 mm 14 mm 14 mm

25 13 mm 12 mm 13 mm 12,7 mm

12,5 10 mm 9 mm 11 mm 10 mm

6,25 9 mm 8 mm 9 mm 8,7 mm

3,125 - - - -

Amoksisilin 25μg

(kontrol positif)

50 mm 50 mm - 50 mm

Kontrol negatif

(etanol 70%)

- - - -

Dari tabel tersebut diketahui bahwa ekstrak etanol 70% daun rambutan

dengan konsentrasi 100 ppm memiliki daya antibakteri dengan rata - rata

diameter zona hambatnya sebesar 15 mm. Konsentrasi terendah yang masih

memberikan hambatan antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 25922 adalah pada konsentrasi 6,25 ppm dengan rata-rata diameter

zoha hambat sebesar 8,7mm. Ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi

tersebut masih terdapat senyawa antibakteri. Penelitian ini juga dilakukan oleh

(Thitilerdecha et al., 2008) bahwa kulit dan biji rambutan (Nephelium

lappaceum L) telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri

Staphylococcus aureus ( zona hambat 8,5 mm), Pseudomonas aeruginosa

( zona hambat 7,5 mm ), Vibrio cholera ( zona hambat 16,7 mm),

Enterococcus faecalis ( zona hambat 11,7 mm) dan Staphylococcus

epidermidis ( zona hambat 16,5 mm) dengan (MIC 2.0 mg/mL).

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari hasil uji penapisan fitokimia diketahui bahwasannya ekstrak daun

durian mengandung saponin, tannin, flavonoid dan hidrokuinon. Menurut

Houghton dan Raman (1998), komponen yang larut dalam etanol adalah

glikosida. Diduga aktivitas antibakteri ekstrak etanol disebabkan oleh adanya

senyawa glikosida, yaitu saponin. Selain glikosida, senyawa tanin juga larut

dalam etanol dan memiliki aktivitas antimikroba. Senyawa aktif lain yang

mendukung ekstrak uji memiliki potensi sebagai antibakteri adalah kandungan

senyawa flavonoid dan tannin, senyawa flavonoid mempunyai kemampuan

antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Menurut Robinson (1995), tanin

mempunyai aktivitas antioksidan. Selain sebagai antioksidan, flavonoid juga

berfungsi sebagai antimikroba (Robinson,1995). Menurut Naidu (2000),

flavonoid merupakan golongan yang penting karena memiliki spektrum

aktivitas antimikroba yang luas dengan mengurangi kekebalan pada

organisme sasaran. Akan tetapi, senyawa fenolik yang memiliki aktivitas

antioksidan yang cukup kuat tidak cukup banyak dimiliki oleh ekstrak

etilasetat biji teratai mentah. Menurut Parhusip (2006), senyawa yang

termasuk dalam golongan fenolik cenderung mudah larut dalam pelarut yang

mempunyai polaritas tinggi.

4.7 Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Lengkeng Terhadap

Bakteri Staphylococcus aureus

Hasil uji KHM dari esktrak etanol 70% daun lengkeng (Dimocarpus

longan Lour) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25925 dapat dilihat

pada Tabel 6.

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak etanol 70% daun

lengkeng (Dimocarpus longan Lour) terhadap Staphylococcus aureus

ATCC 25925

Konsentrasi uji

(ppm)

Zona Hambat Daun Lengkeng (mm) Rata-rata

I II III

100 15 mm 15 mm 15 mm 15 mm

50 14 mm 14 mm 15 mm 14,3 mm

25 13 mm 12 mm 13 mm 12,6 mm

12,5 10 mm 9 mm 11 mm 10 mm

6,25 7 mm 8 mm 9 mm 8 mm

3,125 - - - -

Amoksisilin 25μg

(kontrol positif)

50 mm 50 mm 49 mm 49,6 mm

Kontrol negatif

(etanol 70%)

- - - -

Dari hasil tersebut ekstrak etanol 70% daun lengkeng pada konsentrasi

100 ppm menunjukkan hasil yang paling bagus (zona hambat kuat)

dengan diameter zona hambat sebesar 15 mm dan konsentrasi terendah

yang masih memberikan hambatan antibakteri terhadap bakteri

Staphylococcus aureus ATCC 25922 adalah pada konsentrasi 6,25 ppm

dengan diameter zona hambat sebesar 8 mm. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang dipakai maka aktivitasnya

pun semakin tinggi pula. Menurut penelitian (Ripa, et al., 2010)

melaporkan bahwa ekstrak daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour)

yang tumbuh di Tangail Bangladesh memiliki aktivitas antibakteri

terhadap bakteri Staphylococcus aureus ( zona hambat 14 mm),

Escherichia coli ( zona hambat 17 mm), Salmonella typhi ( zona hambat

18 mm), Vibrio mimicus ( zona hambat 18 mm), dan Sarcina lutea ( zona

hambat 20 mm) dengan konsentrasi ekstrak 500 μ .

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menurut Ahmad et al. (1998), etanol merupakan pelarut yang lebih

baik dibandingkan air dan heksana jika akan mengekstrak komponen

antimikroba. Dari hasil uji penapisan diketahui bahwa ekstrak etanol 70%

daun lengkeng mengandung saponin, tannin dan hidrokuinon. Diduga

adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun lengkeng disebabkan

oleh adanya senyawa glikosida, yaitu saponin. Menurut Zablotowicz et al

(1996), saponin menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba

dengan cara berinteraksi dengan membran sterol. Efek utama saponin

terhadap bakteri adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam

sel-sel. Menurut Lenni (2006), glikosida adalah kombinasi antara suatu

gula dan suatu alkohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida.

Oleh karena itu, glikosida mudah larut pada pelarut yang mempunyai

polaritas tinggi. Selain senyawa glikosida, senyawa tannin juga memiliki

aktivitas sebagai antimikroba. Senyawa tannin (fenol) yang terkandung

dalam ekstrak daun durian ini mampu membunuh mikroorganisme yaitu

dengan cara mendenaturasi protein sel maka semua aktivitas metabolisme

sel dikatalisis oleh enzim yang merupakan suatu protein (Pelczar dan

Chan, 1981).

Kemampuan aktivitas penghambatan ekstrak dari tumbuh-tumbuhan

terhadap bakteri uji dapat dikelompokkan berdasarkan zona

penghambatannya. Zona hambat (>11 mm) dikategorikan memiliki daya

hambat kuat, zona hambat (>6 - <11 mm) dikategorikan memiliki daya

hambat sedang, dan zona hambat (< 6 mm) dikategorikan memiliki daya

hambat rendah (Corner dan Beuchat (1984) di dalam Elgayyar et al.

(2000)). Berdasarkan kemampuan penghambatan ekstrak dari tumbuhan

sampel menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun durian, daun lengkeng

dan daun rambutan memiliki daya hambat kuat.

Penghambatan pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri dapat

dinyatakan dengan konsentrasi terendah dari ekstrak uji yang masih

memberikan hambatan terhadap bakteri uji. Nilai konsentrasi terendah

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

senyawa antibakteri dari setiap ekstrak berbeda-beda bergantung dari jenis

bakteri dan senyawa antibakteri yang terkandung didalamnya. Konsentrasi

uji aktivitas antibakteri terendah terhadap bakteri Stapylococcus aureus

untuk ekstrak etanol 70% daun durian (Durio zibethinus L) adalah 50 ppm

, sedangkan untuk ekstrak etanol 70% daun lengkeng (Dimocarpus

Longan Lour) dan ekstrak etanol 70% daun rambutan (Nephelium

Lappaceum L) adalah 6,25 ppm.

Penghambatan senyawa antimikroba terhadap mikroorganisme secara

umum dapat disebabkan oleh gangguan pada komponen penyusun sel dan

membran sitoplasma, penghambatan sintesis protein, dan gangguan pada

fungsi material genetik (Pelczar 1979 ). Kemampuan ekstrak daun dari

sampel uji menghambat pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh sifat

dinding sel yang dimiliki bakteri uji. Bakteri Gram positif dan Gram

negatif mempunyai dinding yang berbeda sensitivitasnya terhadap

perlakuan enzim, fisik dan antibiotik. Kedua jenis mikroorganisme uji

tersebut memiliki komposisi dinding sel yang berbeda. Bakteri Gram

negatif mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap senyawa

antimikroba dibandingkan dengan bakteri Gram positif. Menurut Pelczar

& Chan (1986) menyatakan struktur dinding sel bakteri Gram positif

relatif lebih sederhana sehingga memudahkan senyawa antimikroba untuk

masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk bekerja. Bakteri Gram

positif dan Gram negatif memiliki ketahanan yang berbeda terhadap

senyawa antimikroba. Bakteri Gram negatif umumnya sensitif terhadap

senyawa antimikroba yang bersifat polar karena dinding sel bakteri Gram

negatif bersifat polar sehingga lebih mudah dilewati oleh senyawa

antibakteri yang bersifat polar. Sebaliknya bakteri Gram positif lebih

sensitif terhadap senyawa antibakteri yang bersifat nonpolar. Kesensitifan

bakteri Gram positif terhadap senyawa antimikroba yang bersifat nonpolar

disebabkan komponen dasar penyusun dinding sel bakteri Gram positif

adalah peptidoglikan yang salah satu penyusunnya adalah asam amino

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

alanin yang bersifat hidrofobik (nonpolar). Senyawa antimikroba dapat

bereaksi dengan komponen fosfolipid dari membran sel sehingga

mengakibatkan lisis sel (Branen dan Davidson, 1993).

Naufalin (2005) melaporkan bahwa mekanisme aktivitas antibakteri

ekstrak etilasetat bunga kecombrang dalam menghambat bakteri patogen

maupun perusak pangan adalah senyawa antimikroba merusak dinding sel

dan masuk melewati dinding sel bakteri. Selanjutnya penetrasi dan

merusak bagian membran sitoplasma dapat menyebabkan terganggunya

permeabilitas, terjadi kebocoran isi sel dan mengganggu pembentukan

asam nukleat. Bakteri yang sensitif terhadap ekstrak antibakteri dapat

terjadi kerusakan pada dinding sel dan membrane sitoplasma, sedangkan

bakteri yang resisten kerusakan terjadi pada dinding sel.

Struktur dinding sel bakteri Gram positif berbeda dengan dinding sel

Gram negatif. Pada bakteri Gram positif dinding selnya mengandung 90%

peptidoglikan serta lapisan tipis asam teikoat dan asam teikuronat yang

bermuatan negatif. Pada bakteri Gram negatif, lapisan dinding selnya

mengandung 5-10% peptidoglikan, selebihnya terdiri dari protein,

lipopolisakarida dan lipoprotein. Lapisan ini merupakan lapisan lipid

kedua yang disebut lipopolisakarida (LPS). Lapisan ini tidak tersusun

semata-mata oleh fosfolipid saja, seperti yang terdapat pada membran

sitoplasma, tetapi juga mengandung polisakarida dan protein (Madigan et

al., 2003). Dinding sel bakteri Gram negatif mengandung tiga polimer

yang terletak di luar lapisan peptidoglikan yaitu lipoprotein, porin matriks,

dan lipopolisakarida. Bakteri Gram positif Staphylococcus aureus

memiliki tekanan osmotik 3 - 5 kali lebih besar dibandingkan dengan

bakteri Gram negatif, sehingga lebih mudah mengalami lisis (Katzung

1989). Tanpa dinding sel, bakteri tidak tahan dengan pengaruh luar dan

segera mati (Wattimena et al. 1991 cit Reza 2010). Bakteri Gram positif

memiliki struktur dinding sel yang tebal, berlapis tunggal (mono). Dinding

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

selnya mengandung lipid, asam teikoat dan peptidoglikan. Peptidoglikan

merupakan komponen utama penyusun dinding sel bakteri.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata sesuai dengan

hipotesis awal. Bahwasannya ekstrak daun durian, daun lengkeng dan

daun rambutan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri

Staphylococcus aureus, tetapi tidak mempunyai aktivitas terhadap bakteri

Escherichia coli.

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

45 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun rambutan (Nephelium lappaceum

L), daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) dan durian (Durio zibethinus L)

menggunakan metode difusi cakram menunjukkan bahwa ekstrak tersebut

aktif terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25925,

tetapi tidak untuk pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 25922.

2. Nilai Konsentrasi terendah yang masih memberi hambatan dari ekstrak etanol

daun durian (Durio zibethinus L) terhadap bakteri Stapylococcus aureus

ATCC 25925 adalah 50 ppm (zona hambat 7 mm), untuk ekstrak etanol daun

lengkeng (Dimocarpus Longan Lour) adalah 6,25 ppm (zona hambat 8 mm)

dan ekstrak etanol daun rambutan (Nephelium Lappaceum L) adalah 6,25 ppm

(zona hambat 8,7 mm) .

5.2 SARAN

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh maka disarankan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bakteri jenis lain

untuk mengetahui aktivitas antibakterinya.

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

46

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I., Z. Mehmood, dan F. Mohammad. 1998. Screening of some Indian

Medicinal Plants for Their Antimicrobial Properties. Di dalam Ahmad, I.,

dan Arina, Z. B. 2001. Antimirobial and Phytochemical Studies on 45

Indian Medicinal Plants Againts Multi-drug Resistent Human Pathogens.

Journal of Ethnopharmacology. 74:113-123.

Anonim. 2007. Kandungan dan Manfaat Buah Durian. Diakses pada tanggal 25 juni

2012. http://juntak.com/2011/04/rahasia-kandungan-gizi-dibalik-buah.html

Ayoola, GA., Coker HAB., Adesegun SA., Adepujo AA., Obaweya K., Ezennia EC.,

Atangbayila TO. 2008. Phytochemical Screening and Antioxidant Activities of

Some Selected Medicinal Plants Used for Malaria Therapy in Southwestern

Nigeria. Journal of Pharmaceutical Research, 7 (3), p. 1019-1024.

Blacow, G. & E.S. Koeswondoro. 1982. Martindale, The Extra Pharmacopoeia, 28th ed.

London : The Pharmaceutical Press. Hal. 1086-1091, 1136-1141, 1024.

Bonang, G. & E.S. Koeswondoro. 1982. Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium

dan Klinik. Jakarta : P.T. Gramedia Pustaka Umum.

Branen, A. L. dan P. J. Davidson. 1993. Antimicrobials in Foods. Marcel Dekker,

New York.

Brock, Thomas D & Kathrine M. Brock. 1973. Basic Microbiology With

Application. Prentice Hall, Inc : New Jersey : 73-78

Brooks, G. F., Butel, J. S. and Morse, S. A., 2005. Medical Microbiology,

Terjemahan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga, Salemba Medika, Jakarta

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

47

Chadidjah, 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dikloromethan dan Etil Asetat Daun

Bintaro (Cerbera manghas, linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli. Skiripsi. 2009. Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta

Chansiripornchai P., Pongsamart, S., 2008. Treatment of Infected Open Wounds on Two

Dogs Using a Film Dressing of Polysaccharide Extracted from the Hulls of

Durian (Durio zibethinus Murr.) : case report. Thai J. Med., 38 (3): 55-61

Dalimartha, Setiawan. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta:

Puspa Suara.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V.

Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid IV.

Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Dinkes DKI, 2010, Sistem Pencatatan dan PelaporanTerpadu Puskesmas, diakses dari

http://www.dinkes-dki.go.id/ pada 1 September 2012.

Dr. Ratu Safitri, MS, Sinta Sasika N, S.Si. Medium Analisis Mikroorganisme. Trans Info

Media. Jakarta.

Dzen Sjoekoer M.. Roektiningsih, Sanarto., Sri W. 2003. Bakteriologi Medik. Jakarta:

Bayumedia Publishing.

Edwards, D. 1980. Antimicrobial Drug Action. London : The Macmillan Press

Ltd.

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

48

Elgayyar M. Draughon AF, Golden AD, Mount RJ. 2000. Antimicrobial activity

of essential oils from plants against selected pathogenic and saprophytic

microorganism. J Food Protection. 64 (2): 1019-1024

Farnswoth., Norman N. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal

of Pharmaceutical Sciences. Volume 55, Number 3.

Ganiswara, S. G. dkk., 1995. Farmakologi dan Terapi. Ed IV. Bagian Farmakologi

Kedokteran Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Jakarta. hal. 571-573,

622, 625

Gupta, C., Grag A., Uniyal R., Kumari A. 2008. Antimicrobial activity of some herbal

oils against common food-borne pathogen. Journal of Microbiology Research,

Vol (2), p. 258-261

Gupte S (2006). The short textbook of medical microbiology. 9th edn. Jaypee Brothers

Medical Publishers (P) Ltd. New Delhi. pp 43-56.

Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro Edisi

II, Penerbit ITB, Bandung, 6-8, 25-64, 70, 72

Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis.

Padmawinata K, Sudiro I, Penerjemah. Penerbit Institut Teknologi

Bandung, Bandung.

Hariana, Arief. 2004. Tumbuhan Obat dan khasiatnya seri 1. Penebar Swadaya : Jakarta

Hougton, P. J. dan A. Raman. 1998. Laboratory Handbook for The Fractination of

Natural Extracts. Thomson Science, London.

Hugo, W.B., dan Russell, A.D., 1998, Pharmaceutical Microbiology, sixth edition,

Blackwell Science, Oxford

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

49

Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A. 1996. Medical Microbiology,

Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Alih Bahasa: Edi Nugroho dan RF

Maulany. EGC, Jakarta

Kandel, Judy. 1986. Microbiology Essentials and Application International

Edition. Singapore : Mc Graw- Hill Book, Inc : 124-126

Katzung BG. 1989. Farmakologi Dasar an Klinik (Basic and Clinical Pharmacology).

Edisi III. Diterjemahkan: Kotoabulun BH, Indrawasih B, Sanjaya C, Setiadi H,

Hokardi Y, Pranoto GB, Andrianto P. EGC. Jakarta

Keller, A. C., M. T. Meilard, K. Hostettmann. 1998. Antimicrobial Steroid From

The Fungus Fomitoxis tinicola. Phytochem. 41 (14): 1041-1046.

Krieg, N.R and Holt. J.G. 1984. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology, Vol 1.

Baltimore. USA

Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenolpropanoida dan Alkaloida. Karya

Ilmiah. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Lowy, F. D. In Kasper, D. L. and Fauci, A. S. (Eds.), 2010, Staphylococcal Infection In

Harrison’s Infectious Diseases, New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Lucky H.M, Karsinah., Suharto., Mardiastuti H.W. 1993. Batang Negatif Gram dalam

buku Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara

Madigan, M.T., J. M. Martinko, J. Parker. 2003. Brock Biology of

Microorganisms. Tenth Edition. Southern Illinois University Carbondale.

Mims, B. C.,Curry Jr., Clarence E., 2008. Constipation, Diarrhea, and Irritable

BowelSyndrome In Chisholm, M.A., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L.,

Malone, P.M., Kolesar, J.M., Rotschafer, J.C., Dipiro, J.T.(Eds),

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

50

Pharmacotherapy Principles and Practice. New York: McGraw-Hill Companies,

Inc.,p. 307-321.

Mubin usman. 2004. Sukses Membuahkan Lengkeng dalam Pot. Jakarta: AgroMedia

Pustaka

Naidu, A. S. 2000. Natural Food Antimicrobial Systems. CRC Press. USA.

Naufalin, R. 2005. Kajian Sifat Antimikroba Ekstrak Bunga Kecombrang

(Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Berbagai Mikroba Patogen dan

Perusak Pangan. Disertasi. Sekolah pasca Sarjana, IPB. Bogor.

Ong Hean Chooi. 2004. Buah : Khasiat Makanan dan Ubatan. Kuala Lumpur:

Yeohprinco SDN, BHD

Parhusip, A. J. N. 2006. Kajian Mekanisme Antibakteri Ekstrak Andaliman

(Zanthoxylum acanthopodium DC) terhadap Bakteri Patogen Pangan.

Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pelezar, M.J. dan E.C.S. Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI

Press.

Poeloengan, M., Chairul., Komala I., Salmah S., M.N Susan. 2006. Aktivitas

Antimikroba dan Fitokimia dari beberapa Tanaman Obat (Antimicroba and

Fitochemical Activities of Herbal Medicine). Seminar Nasional Teknologi

Peternakan dan Veteriner.

Pratiwi, Silvya T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangg

Presscott, Lansing M., J. P. Pharley, & D, A. Klein. 2002. Microbiology Fifth

Edition. Mc Graw Hill Companies, Inc : New York : 177-178

Ramadhaniati, 2006. Mikroorganisme Penyebab Infeksi Paru Non Tuberkolosis dan

Kepekaannya Terhadap Beberapa Antibiotika di Laboratorium Mikrobiologi RS

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

51

dr. M. Djamil Padang Pada Tahun 2006. Laporan Penelitian Universitas Andalas.

Padang.

Ripa, F. A., Haque, M., and Bulbul, I. J., 2010, In vitro Antibacterial Cytotoxic and

Antioxydant activities of Plant Nephelium longan, Journal of Biological Science,

13 (1), p. 22-27.

Robinson. 1995. Phyto-chemistry in Plants. Di dalam Naidu, A. S. (ed). 2000.

Natural Food Microbial Systems. CRC Press. USA.

Rukmana, Rahmat dan Uoesman, Yuniarsih Yuyun. 2002. Rambutan Komoditas Unggul

dan Prospek Agri Bisnis. Kanisius. Jogyakarta

Sobir dan Napitupulu, Rodame M. 2010. Bertanam Durian Unggul. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Solanki, R., 2010, Some Medicinal Plants with Antibacterial Activity, International

Journal of Comprehensive Pharmacy, 4, P. 10.

Staf Pengajar fkui. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi.

Jakarta : Binarupa Aksara.

Suharto dan Aidilfiet Chatim. 1993. Fisiologi Pertumbuhan Kuman dalam buku

Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara

Thamrin, H.R., Nani S., Agnes M.L., Ruslan A., Ketut R., Sumarsono, Sherley, Sri H.,

Reen W.N., Tepy U. 2006. Pokok Pemikiran Menuju Integrasi Obat Asli/Obat

Bahan Alam Indonesia ke dalam Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Badan Pengawas

Obat dan Makanan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan

Produk Komplemen: 1.

Thitilertdecha, N., Teerawutgulrag A., Rakariyatham N., 2008. Antioxidant and

antibacterial activities of Nephelium lappaceum L extract. Swiss Society of Food

Science and technology. ; 2029-2035

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

52

Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke-5, Cetakan Kedua, UGM

Press, Yogyakarta.

Warsa, Usman chatib., Karsinah, Lucky HM., Suharto dan Mardiastuti HW. 1994.

Mikrobiologi Kedokteran. GGC, Jakarta

Warsa, Usman chatib., Karsinah, Lucky HM., Suharto dan Mardiastuti HW. 1993.

Mikrobiologi Kedokteran. GGC, Jakarta : 18-22, 47-48, 103-111, 163-165

Wattimena JR, Suigiarto NC, Widianto MB, Sukandar EY, Soemardji AA, Setiadi AR,

1991. Farmakologi dan Terapi Antibiotik. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

WHO. 1999. Infectious Diseases are the Biggest Killer of the Young. diakses

tanggal 25 Juli 2011. Dari http://www.who.int/infectious-disease-

report/index-rpt99.htm

Yuliati, MBiomed. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Uin Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jakarta

Zablotowicz, R. M., R. E. Hoagland, S. C. Wagner. 1996. Effect of Saponin on

The Growth and Activity of Rizophere Bacteria. Di dalam Naidu, A. S.

(ed). 2000. Natural Food Microbial Systems. CRC Press. USA.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

53

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

54

Lampiran 2. Skema Tahapan Kerja Pembuatan ekstrak etanol

daun durian (Durio zibethinus L).

Sampel Uji

Daun durian 2kg

Dicuci bersih, dikeringkan, dan diblender

diproleh 212 gram serbuk simplisia

Determinasi di Herbarium

Bogoriense Bidang Botani,

Puslit biologi, LIPI Cibinong

Ekstraksi dengan etanol 70%

sebanyak 3 Liter

(metode maserasi)

Dipekatkan dengan Rotary

Evaporator

Didapatkan ekstrak kental

Sebanyak 12,45 gram

Uji Aktivitas Antibakteri

Metode Difusi Cakram

Penentuan KHM

Metode Difusi Cakram

Penapisan Fitokimia :

Alkaloid (-)

Flavonoid (-)

Saponin (+)

Tannin (fenol) (+)

Hidrokuinon (-)

Steroid (+) & Triterpenoid

Sampel Uji

Daun durian 2kg

Dicuci bersih, dikeringkan, dan diblender

diperoleh 212 gram serbuk simplisia

Determinasi di Herbarium

Bogoriense Bidang Botani,

Puslit biologi, LIPI Cibinong

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

55

Lampiran 3. Skema Tahapan Kerja Pembuatan ekstrak etanol

Nephelium lappaceum L.

Sampel Uji

Daun rambutan 2kg

Determinasi di Herbarium

Bogoriense Bidang Botani,

Puslit biologi, LIPI Cibinong

Sampel Uji

Daun rambutan 2kg

Dicuci bersih, dikeringkan, dan diblender

diperoleh 202 gram serbuk simplisia

Ekstraksi dengan etanol 70%

sebanyak 3 Liter

(metode maserasi)

Dipekatkan dengan Rotary

Evaporator

Didapatkan ekstrak kental

Sebanyak 44,73 gram

Uji Aktivitas Antibakteri

Metode Difusi Cakram

Penentuan KHM

Metode Difusi Cakram

Penapisan Fitokimia :

Alkaloid (-)

Flavonoid (-)

Saponin (+)

Tannin (fenol) (+)

Hidrokuinon (-)

Steroid (+) & Triterpenoid

Determinasi di Herbarium

Bogoriense Bidang Botani,

Puslit biologi, LIPI Cibinong

Sampel Uji

Daun rambutan 2kg

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

56

Lampiran 4. Skema Tahapan Kerja Pembuatan ekstrak etanol

Dimocarpus longan Lour.

Sampel Uji

Daun lengkeng 2kg

Determinasi di Herbarium

Bogoriense Bidang Botani,

Puslit biologi, LIPI Cibinong

Sampel Uji

Daun lengkeng 2kg

Dicuci bersih, dikeringkan, dan diblender

Diperoleh 175gram serbuk simplisia

Ekstraksi dengan etanol 70%

sebanyak 2,1 Liter

(metode maserasi)

Dipekatkan dengan Rotary

Evaporator

Didapatkan ekstrak kental

Sebanyak 20,07 gram

Uji Aktivitas Antibakteri

Metode Difusi Cakram

Penentuan KHM

Metode Difusi Cakram

Penapisan Fitokimia :

Alkaloid (-)

Flavonoid (-)

Saponin (+)

Tannin (fenol) (+)

Hidrokuinon (-)

Steroid (+) & Triterpenoid

Determinasi di Herbarium

Bogoriense Bidang Botani,

Puslit biologi, LIPI Cibinong

Sampel Uji

Daun lengkeng 2kg

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

57

Lampiran 5. Perhitungan Rendeman & Susut Pengeringan

1. Daun Durian =

x 100% = 11,5%

2. Daun Rambutan =

x 100% = 22,1%

3. Daun Lengkeng =

x 100% = 5,9%

Keterangan :

a = bobot cawan kosong

b = bobot sampel dan cawan sebelum dikeringkan dalam oven

c = bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan dalam oven

1. Daun Durian =

x 100% = 16,5%

2. Daun Rambutan =

x 100% = 23,5%

3. Daun Lengekng =

x 100% = 13,4%

% Kadar abu :

1. Daun Durian =

= 5%

2. Daun Rambutan =

= 7,13%

3. Daun Lengkeng =

= 6,22%

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

58

Lampiran 6. Pembuatan suspensi bakteri uji

Stok bakteri uji pada agar NA dan MHA umur

24 jam suhu 370C

Disuspensikan 1 ose ke dalam 5 mL NaCl 0,9%

Kekeruhan diukur dengan cara membandingkan

sesuai standar 0,5 McFarland

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

59

Lampiran 7. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Durio zibethinus L, Nephelium

lappaceum L dan Dimocarpus longan Lour.

Dibiakan pada NA dan MHA

Suspensi bakteri uji

Kertas cakram yang telah ditetesi

larutan uji diletakan diatas biakan agar

Inkubasi selama 24 jam pada suhu

37oC dalam keadaan terbalik

Diukur diameter zona bening disekitar

kertas cakram

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

60

Lampiran 8. Penapisan Fitokimia

Hasil Uji Saponin Hasil Uji Tannin Hasil Uji Flavonoid

Ket : Ket : Ket :

1. Rambutan 1. Lengkeng 1. Lengkeng

2. Durian 2. Rambutan 2. Durian

3. Lengkeng 3. Durian 3. Rambutan

Hasil Uji Fenol Hasil Uji Alkaloid

Ket : Ket :

1. Lengkeng 1. Durian

2. Rambutan 2. Rambutan

3. Durian 3. Lengkeng

Hasil Uji Steroid

Durian Lengkeng Rambutan

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Durian

Lengkeng 1 2

Pereaksi Dragendrof

1 2 3

1 2 3 1 2 3

Pereaksi Mayer

3 1 2

Rambutan Durian

Lengkeng

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

61

Lampiran 9 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri ekstrak etanol daun durian (Durio

zibethinus L), lengkeng (Dimocarpus longan Lour), dan rambutan (Nephelium

lappaceum L) terhadap bakteri Stapylococcus aureus ATCC 25925

dan Escherichia coli ATCC 25922.

.

Hasil uji pendahuluan terhadap bakteri

Stapylococcus aureus

Ket :

1. Ekstrak daun Durian

2. Ekstrak daun Lengkeng

3. Ekstrak daun Rambutan

4. Kontrol positif (Amoksisilin)

5. Kontrol negatif (etanol)

Hasil uji pendahuluan terhadap bakteri

Escherichia coli

Ket :

1. Ekstrak daun Durian

2. Ekstrak daun Lengkeng

3. Ekstrak daun Rambutan

4. Kontrol positif (Amoksisilin)

5. Kontrol negatif (etanol)

5

3

2

1

4

3

2

4

5

2

1

3

2

1

5

4

3

3

2

5

3

2

1

4

5

3

2

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

62

Lampiran 10. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum dari esktrak etanol daun

durian (Durio zibethinus L) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25925

Ket :

1. Kontrol positif (Amoksisilin 2)

2. Konsentrasi Uji 3,125 ppm

3. Konsentrasi Uji 6,25 ppm

4. Konsentrasi Uji 12,5 ppm

5. Konsentrasi Uji 25 ppm

6. Kkonsentrasi Uji 50 ppm

7. Konsentrasi Uji 100 ppm

8. Kontrol negatif (etanol 70%)

1

2

3

4

5 6

8

7

1

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

63

Lampiran 11. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum dari esktrak etanol daun

rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25925

Ket :

Kontrol (+) : Amoksisilin

Kontrol (-) : etanol 70%

Konsentrasi Uji : 100ppm, 50ppm, 25ppm, 12,5ppm, 6,25ppm, dan 3,125ppm

kontrol (+)

25 ppm 12,5 ppm

6,25 ppm

100 ppm 50 ppm

kontrol (-)

kontrol (+)

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

64

Lanjutan

Ket :

Kontrol (+) : Amoksisilin

Kontrol (-) : etanol 70%

Konsentrasi Uji : 12,5ppm, 6,25ppm, 3,125ppm, 1,56ppm, 0,78ppm, 0,39ppm.

kontrol (+)

kontrol (-)

3,125 ppm

6,25 ppm

12,5 ppm

1,5625 ppm

0,78125 ppm

0,390625 ppm

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Uji Aktivitas Antibakteri ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25924/1/DONI... · Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian

65

Lampiran 12. Hasil Uji Konsentrasi terendah yang masih memberi hambatan dari

esktrak etanol daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) terhadap Staphylococcus

aureus ATCC 25925

Ket :

1. Konsentrasi Uji : 100ppm 4. Konsentrasi Uji : 12,5ppm

2. Konsentrasi Uji : 50ppm 5. Konsentrasi Uji : 6,25ppm

3. Konsentrasi Uji : 25ppm 6. Konsentrasi Uji : 3,125ppm

Kontrol (+) : Amoksisilin

Kontrol (-) : etanol 70%

kontrol (-)

kontrol (+)

1

2

3

4

5

6