12
UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DAN DOSIS RAGI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Disusun Oleh : SOFI ANGGIYA PS. (A 420 080 096) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH PEPAYA

(Carica papaya L.) DAN DOSIS RAGI YANG BERBEDA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi

Disusun Oleh :

SOFI ANGGIYA PS. (A 420 080 096)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

1

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

PENGESAHAN

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG

(Manihot utilissima) DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DAN DOSIS RAGI YANG BERBEDA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

SOFI ANGGIYA PS. (A 420 080 096)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal :

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji :

1. Dra. Hj. Aminah Asngad, M.Si ( )

2. Lina Agustina, M.Pd ( )

3. Dra. Titik Suryani, M.Sc ( )

Surakarta, 09 Juli 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547

Page 3: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

1

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH PEPAYA

(Carica papaya L.) DAN DOSIS RAGI YANG BERBEDA

Puspitasari, Sofi Anggiya

Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMS

Abstrak: Singkong merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung karbohidrat yang dapat diolah menjadi makanan khas yang disebut tape. Tape merupakan salah satu jenis makanan hasil fermentasi yang mengandung cukup gizi diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, dan air. Penelitian ini bertujuan menguji kadar protein dan mutu organoleptik tape singkong dengan penambahan sari buah pepaya dan dosis ragi yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan Februari 2012. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor yaitu sari buah pepaya (25 mL, 50 mL, 75 mL) dan dosis ragi (2 gr dan 5 gr) untuk setiap 0,5 kg singkong, diperoleh 8 macam kombinasi. Data dianalisis menggunakan uji Anava dua jalur dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) yang berupa kadar protein pada fermentasi tape singkong. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein tertinggi 6,60 % (volume sari buah pepaya 75 mL dengan dosis ragi 5 gr), sedangkan kadar terendah 4,14 (tanpa penambahan sari pepaya dengan dosis ragi 2gr). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi volume sari buah pepaya yang ditambahkan pada tape singkong, maka semakin tinggi pula kadar proteinnya. Kualitas organoleptik tape singkong dengan penambahan ragi 2 gr lebih baik dibandingkan penambahan ragi 5 gr, yaitu warna kekuningan, tekstur lunak, rasa manis, aroma tidak terlalu menyengat. Kata kunci: singkong, sari buah pepaya, dosis ragi, kadar protein, organoleptik. Abstract: Cassava is one of the foods that contain carbohydrates that can be processed into typical food called tape. Tape is one of the fermented foods that contain enough nutrients including energy, protein, fat, carbohydrates, calcium, phosphorus, iron, vitamin B1, and water. This study aims to examine levels of protein and organoleptic quality of fermented cassava with the addition of papaya juice and different doses of yeast. The research was conducted at the Laboratory of Chemical FIK Surakarta Muhammadiyah University in February 2012. The method used is an experiment to study design Completely Randomized Design (CRD) 2 factors, namely papaya juice (25 mL, 50 mL, 75 mL) and yeast doses (2 g and 5 g) for every 0.5 kg of cassava, obtained 8 kinds of combinations. Data were analyzed using a two-lane ANAVA test and continued with the test BNJ (Beda Real Honest) in the form of the protein content of fermented cassava. Based on the results showed that the highest protein content of 6.60% (volume 75 mL papaya juice at a dose of 5 g of yeast), whereas the lowest levels of 4.14 (without the addition of yeast extract at a dose of 2 grams of papaya). Based on the research results can be concluded that the higher volume of papaya juice is added to the fermented cassava, the higher the levels of protein. Organoleptic quality of fermented cassava with the addition of 2 g of yeast is better than the addition of 5 g of yeast, which is a yellowish color, soft texture, taste sweet, not too pungent aroma. Keywords: cassava, papaya juice, a dose of yeast, protein content, organoleptic.

Page 4: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

2

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

PENDAHULUAN

Singkong (Manihot utilissima)

merupakan komoditas hasil pertanian

yang banyak ditanam di Indonesia

dan merupakan sumber karbohidrat

yang penting setelah beras,

kandungan karbohidrat adalah 34,7%

(Soetanto, 2001). Singkong dapat

disajikan dalam bentuk tape melalui

proses fermentasi, yaitu terjadinya

perubahan bahan-bahan organik dari

senyawa-senyawa komplek menjadi

senyawa-senyawa yang lebih

sederhana dengan kerja enzim.

Tape singkong memiliki

kandungan protein 0,5 gram/100

gram bahan. Protein diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan

tubuh, perbaikan dan pergantian sel-

sel jaringan tubuh yang rusak, dan

produksi enzim pencernaan serta

enzim metabolisme (Winarno, 1993).

Kadar protein pada tape singkong

dapat ditingkatkan, diantaranya

dengan menambahkan sari buah

pepaya pada pembuatan tape.

Pepaya (Carica papaya L.)

merupakan tanaman yang berasal

dari Amerika tropis. Batang, daun,

dan buah pepaya muda mengandung

getah berwarna putih. Getah ini

mengandung suatu enzim pemecah

protein atau enzim proteolitik yang

disebut papain. Adapun enzim

proteolitik bersifat menyerang bahan-

bahan protein dalam makanan. Bila

enzim ini dicampurkan dalam

makanan maka protein makanan akan

terpecah-pecah menjadi peptida, yang

selanjutnya akan terpecah-pecah lagi

menjadi bentuk-bentuk yang lebih

sederhana yang disebut asam amino

(Warisno, 2003).

Aktivitas enzim papain cukup

spesifik karena papain hanya dapat

mengkatalisis proses hidrolisis

dengan baik pada kondisi pH serta

suhu dalam kisaran waktu tertentu.

Papain mempunyai pH optimum 7,2

pada substrat BAEE (benzoil arginil

etil ester), pH 6,5 pada substrat

kasein, pH 7,0 pada albumin dan pH

5,0 pada gelatin (Muchtadi et al.,

1992). Suhu optimal papain sendiri

adalah 50-60 oC. Papain relatif tahan

terhadap suhu, bila dibandingkan

dengan enzim proteolitik lainnya

seperti bromelin dari buah nanas dan

lisin dari getah pohon pinus

(Winarno, 1995).

Page 5: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

3

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

Berdasarkan penelitian Mariana

Setyaningsih (2004), waktu

perendaman dan konsentrasi enzim

proteolitik dari papain berpengaruh

terhadap kadar protein dan

organoleptik daging sapi. Semakin

banyak enzim papain dan lama

perendaman yang diberikan pada

daging, maka semakin tinggi kadar

proteinnya dan tekstur daging

semakin empuk. Sedangkan pada

penelitian Khusnul Fatimah (2011),

perlakuan jenis ragi (NKL dan

tradisional) dan konsentrasi ragi

(0,5%, 5,0% dan 1,5%), hasil terbaik

pada perlakuan jenis ragi NKL dan

banyaknya konsentrasi 1,5% yang

memberikan pengaruh optimum

terhadap kadar protein dan

karbohidrat pada fermentasi tape

ketan. Kualitas organoleptik tape

ketan yang menggunakan ragi

tradisional lebih baik dibandingkan

tape menggunakan ragi NKL, yaitu

rasa tape manis sedikit asam, tekstur

lebih lunak, aroma tidak terlalu

menyengat dan warna tape putih

kekuningan.

Berdasarkan latar belakang di

atas maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana pengaruh

penambahan sari buah pepaya dan

dosis ragi yang berbeda terhadap

kadar protein dan organoleptik tape

singkong?”. Sedangkan tujuan

penelitian ini adalah untuk

mengetahui kadar protein dan mutu

organoleptik tape singkong setelah

diberi sari buah pepaya dan dosis ragi

yang berbeda.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di

Laboratorium Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta

Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu

Kesehatan UMS.

Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen dan rancangan

percobaan yang digunakan adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL)

pola factorial. Faktor I yaitu sari buah

pepaya (25 mL, 50 mL, 75 mL) dan

faktor II dosis ragi (2 gr dan 5 gr)

untuk setiap 0,5 kg singkong. Dari

kedua faktor perlakuan diperoleh 8

macam kombinasi. Adapun

kombinasi perlakuan antaralama

fermentasi dan dosis ragi adalah

sebagai berikut:

Page 6: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

4

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

V0D1: Kontrol (tanpa sari pepaya)

dengan dosis ragi 2,5 gr.

V0D2: Kontrol (tanpa sari pepaya)

dengan dosis ragi 5,0 gr.

V1D1: Volume sari pepaya 25 ml

dengan dosis ragi 2,5 gr.

V1D2 : Volume sari pepaya 25 ml

dengan dosis ragi 5,0 gr.

V2D1 : Volume sari buah pepaya 50

ml dengan dosis ragi 2,5 gr.

V2D2 : Volume sari buah pepaya 50

ml dengan dosis ragi 5,0 gr.

V3D1 : Volume sari buah pepaya 75

ml dengan dosis ragi 2,5 gr.

V3D2 : Volume sari buah pepaya 75

ml dengan dosis ragi 5,0 gr.

Analisis data yang digunakan

adalah analisis data deskriptif

kuantitatif dengan uji menggunakan

Anava dua jalur dan dilanjutkan

dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur)

yang berupa data yang menunjukkan

kadar protein pada fermentasi tape

singkong sesuai dengan perlakuan.

Sedangkan deskriptif kualitatif

dilakukan oleh 20 orang panelis yang

digunakan untuk menguji mutu

organoleptik dari tape singkong

dengan dosis ragi yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian

tentang uji kadar protein pada tape

singkong dengan penambahan sari

buah pepaya dan dosis ragi yang

berbeda dapat disajikan sebagai

berikut:

Tabel 1. Hasil kadar protein tape singkong.

Perlakuan Kadar Protein

∑ X 1 2 3

V0D1 V0D2 V1D1 V1D2 V2D1 V2D2 V3D1 V3D2

4,15 4,21 5,22 5,59 5,84 6,11 6,31 6,59

4,17 4,18 5,10 5,34 5,72 5,93 6,28 6,58

4,10 4,97 5,28 5,42 5,73 5,90 6,25 6,62

12,42 13,36 15,60 16,35 17,29 17,94 18,84 19,79

4,14* 4,45 5,20 5,45 5,76 5,98 6,28 6,60**

Tabel 1. menunjukkan bahwa

penambahan sari buah pepaya dan

dosis ragi yang berbeda menghasilkan

kadar protein tape singkong yang

berbeda pada masing-masing

perlakuan. Kadar protein tertinggi

pada perlakuan V3D2 (penambahan

sari buah pepaya 75 ml dengan dosis

ragi 5,0 gr) sebesar 6,60%, sedangkan

kadar terendah pada perlakuan V0D1

(tanpa penambahan sari buah pepaya

dengan dosis ragi 2,5 gr) yaitu

sebesar 4,14%. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar sebagai

berikut :

Page 7: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

5

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

Gambar 1. Histogram kadar protein tape singkong

Gambar 1. menunjukkan bahwa

semakin tinggi sari buah pepaya dan

dosis ragi yang ditambahkan maka

semakin tinggi pula kadar proteinnya

dan berbeda secara nyata.

Hasil kualitatif uji organoleptik

dari tape singkong yang dilakukan

oleh 20 panelis dengan melakukan

penilaian terhadap warna, aroma,

tekstur dan rasa dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 2. Hasil uji organoleptik tape singkong

Tabel 2. menunjukkan hasil uji

organoleptik terbaik pada perlakuan

V1D1 (penambahan sari buah pepaya

25 ml dengan dosis ragi 2,5 gr) yaitu

warna putih kekuningan, aroma

sedikit beralkohol, tekstur lunak dan

rasanya manis, sedangkan hasil

terendah pada perlakuan V3D2

(penambahan sari buah pepaya 75 ml

dengan dosis ragi 5,0 gr) warna putih

kekuningan, aroma sangat beralkohol,

terkstur sangat berair dan rasanya

kurang manis. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar sebagai

berikut :

Gambar 2. Histogram uji organoleptik tape singkong

Gambar 2. menunjukkan bahwa

warna pada tape singkong dari semua

perlakuan adalah sama yaitu putih

kekuningan. Hasil organoleptik aroma

terbaik pada V1D1 sebesar 2,1 yaitu

aroma sedikit beralkohol, sedangkan

hasil terendah pada V3D2 sebesar 3,4

Perlakuan Warna Aroma Tekstur Rasa

V0D1 Putih kekuningan

Sedikit beralkohol

Agak keras

Agak manis

V0D2 Putih kekuningan

Beralkohol Lunak Kurang manis

V1D1 Putih kekuningan

Sedikit beralkohol

Lunak Manis

V1D2 Putih kekuningan

Beralkohol Lunak Manis

V2D1 Putih kekuningan

Sedikit beralkohol

Lunak Manis

V2D2 Putih kekuningan

Beralkohol Berair Kurang manis

V3D1 Putih kekuningan

Beralkohol Berair Agak manis

V3D2 Putih kekuningan

Sangat beralkohol

Sangat berair

Kurang manis

01234567

V0D1 V0D2 V1D1 V1D2 V2D1 V2D2 V3D1 V3D2

Kadar protein

0

1

2

3

4

Warna

Aroma

Tekstur

Rasa

Page 8: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

6

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

yaitu aroma sangat beralkohol. Hasil

uji organoleptik tekstur terbaik pada

V1D1 sebesar 3,0 yaitu bertekstur

lunak, sedangkan hasil terendah pada

V3D2 sebesar 3,7 yaitu tekstur sangat

berair. Hasil organoleptik rasa terbaik

pada V1D1 sebesar 3,5 yaitu rasa

manis, sedangkan hasil terendah pada

V3D2 sebesar 2,1 yaitu rasa kurang

manis dan terlalau asam.

Hasil uji anava dua jalur yang

kemudian dilanjutkan dengan Uji

Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ)

adalah sebagai berikut :

Keputusan uji anava dua jalur

adalah sebagai berikut :

a. Nilai Fhit Perlakuan > Ftabel (0,05)

(55,22 > 2,66) Ho ditolak, yang

berarti tingkat signifikan (α) 5%

atau kepercayaan 95% bahwa

pemberian perlakuan berpengaruh

terhadap kadar protein pada tape

singkong.

b. Nilai Fhit Variabel A > Ftabel (0,05)

(112,5 > 3,24) Ho ditolak, yang

berarti tingkat signifikan (α) 5%

atau kepercayaan 95% bahwa

pemberian sari buah pepaya

berpengaruh terhadap kadar

protein pada tape singkong.

c. Nilai Fhit Variabel B > Ftabel (0,05)

(11,25 > 4,49) Ho ditolak, yang

berarti tingkat signifikan (α) 5%

atau kepercayaan 95% bahwa

pemberian dosis ragi berpengaruh

terhadap kadar protein pada tape

singkong.

d. Nilai Fhit interaksi > Ftabel (0,05)

(83,25 > 3,24) Ho ditolak, yang

berarti tingkat signifikan (α) 5%

atau kepercayaan 95% bahwa

pemberian sari buah pepaya dan

dosis ragi berpengaruh terhadap

kadar protein pada tape singkong.

Pembahasan

Hasil penelitian terhadap kadar

protein pada tape singkong dengan

penambahan sari buah pepaya dan

dosis ragi yang berbeda,

menunjukkan bahwa ada perbedaan

kadar protein pada masing-masing

perlakuan. Kadar protein tertinggi

terdapat pada V3D2 (penambahan sari

buah pepaya 75 ml dengan dosis ragi

5,0 gr) dengan kadar protein

mencapai 6,60%. Sedangkan kadar

protein terendah terdapat pada D0V1

(tanpa sari buah pepaya dengan dosis

ragi 2,5 gr.) dengan kadar protein

yaitu 4,14%, artinya penambahan sari

Page 9: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

7

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

buah pepaya dan ragi yang semakin

banyak akan menghasilkan kadar

protein yang tertinggi.

Hasil uji anava dua jalur

menunjukkan bahwa nilai Fhitung >

Ftabel (83,25 > 3,24) pada taraf

signifikan 0,05%, yang artinya

penambahan sari buah pepaya dan

dosis ragi sangat berpengaruh

terhadap kadar protein pada tape

singkong. Semakin tinggi sari buah

pepaya dan dosis ragi yang

ditambahkan maka semakin tinggi

pula kadar proteinnya dan berbeda

secara signifikan.

Kenaikan kadar protein

disebabkan oleh meningkatnya

kandungan protease yang dihasilkan

oleh papain pada buah pepaya yang

berfungsi sebagai biokalisator yang

akan mempercepat reaksi pemecahan

protein menjadi asam amino. Menurut

Hawab (2004), reaksi pemecahan

protein menjadi asan amino dengan

katalisator enzim protease adalah

sebagai berikut :

Protein Asam amino

Adapun sifat enzim proteolitik

adalah senang menyerang bahan-

bahan protein dalam makanan. Bila

enzim ini dicampurkan dalam

makanan maka protein makanan akan

terpecah-pecah menjadi peptida, yang

selanjutnya akan terpecah-pecah lagi

menjadi bentuk-bentuk yang lebih

sederhana yang disebut asam amino,

oleh karena papain merupakan enzim

yang berupa rantai polipeptida maka

terjadi peningkatan kadar protein bila

enzim ini dicampurkan dalam

makanan (Warisno, 2003).

Papain merupakan suatu enzim

protease yang mampu memecah

protein dan dapat menjadi

biokatalisator yang mempercepat

reaksi reaksi kimia. Reaksi enzim

sebagai katalisator diperkuat oleh

Sofro, dkk (1990), hampir semua

enzim menunjukkan kemampuan

katalik yang besar. Biasanya enzim

meningkatkan laju reaksi sampai satu

juta kali. Adanya sifat katalik enzim

semacam ini menunjukkan bahwa

protein berperan besar dalam reaksi

katalis (Astawan, 2008).

Penambahan dosis ragi juga

berpengaruh terhadap kadar protein

tape singkong, semakin tinggi dosis

ragi, maka semakin tinggi pula kadar

protein dalam tape singkong.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa

peningkatan jumlah massa mikroba

Enzim protease Papain (bebas)

Page 10: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

8

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

akan menyebabkan meningkatnya

kandungan protein pada produk

fermentasi (Winarno, 1993).

Dosis ragi juga sangat

berpengaruh terhadap kadar alkohol

ampas umbi ketela pohon. Dosis ragi

yang semakin tinggi menandakan

jumlah khamir yang diberikan untuk

menghidrolisis glukosa menjadi

alkohol semakin banyak, sehingga

kadar alkohol yang dihasilkan juga

semakin tinggi. Hal tersebut dapat

disebabkan karena produsen utama

alkohol adalah ragi terutama dari

strain Saccharomyces cerevisiae

(Kurniawan, 2009).

Hasil uji organoleptik pada tape

singkong meliputi warna, aroma,

tekstur dan rasa.

Warna

Hasil yang diperoleh uji

organoleptik warna pada tape

singkong dari semua perlakuan adalah

sama yaitu putih kekuningan. Hal ini

disebabkan bahan dasar yang

digunakan dalam pembuatan tape

singkong adalah singkong yang

memiliki warna kuning. Selama

fermentasi mengalami perubahan

fisik dan biokimiawi oleh adanya

aktifitas mikroorganisme. Warna

memiliki arti penting bagi makanan,

bersama dengan bau, rasa, dan

tekstur. Warna memegang peran

penting dalam keterterimaan

makanan.

Aroma

Hasil yang diperoleh uji

organoleptik aroma pada tape

singkong terbaik terdapat pada

perlakuan V1D1 (penambahan sari

buah pepaya 25 ml dengan dosis ragi

2,5 gr) sebanyak 2,1 memiliki aroma

khas dan sedikit beralkohol, dan hasil

terendah pada V3D2 (penambahan sari

buah pepaya 75 ml dengan dosis ragi

5,0 gr) sebanyak 3,4 memiliki aroma

sangat beralkohol. Semakin banyak

dosis ragi yang diberikan maka

semakin banyak alkohol yang

terbentuk. Aroma khas pada tape

disebabkan karena selama proses

fermentasi perubahan tape, gula yang

terbentuk akan diubah menjadi

alkohol oleh aktivitas Saccharomyces

cerevisiae. Alkohol akan diubah

menjadi asam organik oleh bakreri

pedioccus melalui proses oksidasi

alkohol, sebagian asam organik akan

bereaksi dengan alcohol membentuk

eter yang memberi cita rasa tape

Page 11: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

9

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

sehingga menghasilkan bau khas tape

(Astawan, 2004).

Terkstur

Hasil uji organoleptik tekstur

pada tape singkong terbaik terdapat

pada perlakuan V1D1 (penambahan

sari buah pepaya 25 ml dengan dosis

ragi 2,5 gr) sebanyak 3,0 memiliki

tekstur yang lunak, sedangkan hasil

terendah pada V3D2 (penambahan

sari buah pepaya 75 ml dengan dosis

ragi 5,0 gr) sebanyak 3,7 memiliki

tekstur yang sangat berair. Dalam hal

ini selam proses fermentasi tape

mengalami perubahan-perubahan

fisik dan biokimiawi akibat dari

aktivitas mikroorganisme sehingga

tape menghasilkan tekstur yang lunak

berair.

Rasa

Hasil uji organoleptik rasa pada tape

singkong terbaik terdapat pada D1V1

(penambahan sari buah pepaya 25 ml

dengan dosis ragi 2,5 gr) sebanyak

3,5 memiliki rasa manis. Hal ini

karena banyaknya dosis ragi yang

tepat akan menghsilkan rasa manis

dan sedikit asam. Sedangkan hasil

terendah pada V3D2 (penambahan sari

buah pepaya 75 ml dengan dosis ragi

5,0 gr) sebanyak 2,1 memiliki rasa

kurang manis dan sangat asam. Ciri

khas tape adalah cita rasa yang sangat

unik yaitu adanya kombinasi rasa

manis, asam dan sedikit beralkohol

(Astawan, 2004).

Dari hasil organoleptik terbaik

terdapat pada perlakuan V1D1

(penambahan sari buah pepaya 25 ml

dengan dosis ragi 2,5 gr) yaitu rasa

manis sedikit asam, terkstur lunak,

aroma khas tidak terlalu menyengat,

dan warna tape yang putih

kekuningan. Sedangkan hasil

terendah terdapat pada V3D2

(penambahan sari buah pepaya 75 ml

dengan dosis ragi 5,0 gr) yaitu rasa

kurang manis dan asam, terkstur

sangat berair, aroma sangat

menyengat, dan warna tape putih

kekuningan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Penambahan sari buah pepaya dan

dosis ragi yang berbeda

berpengaruh secara nyata terhadap

kadar protein dan organoleptik

tape singkong.

2. Kadar protein tape singkong

tertinggi terdapat pada perlakuan

V3D2 (penambahan sari buah

Page 12: UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG …eprints.ums.ac.id/19813/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK TAPE SINGKONG (Manihot utilissima) DENGAN

10

Uji Kadar Protein dan Organoleptik Tape Singkong (Manihot Utilissima)...

pepaya 75 ml dengan dosis ragi 5,0

gr) sebanyak 6,60% sedangkan

kadar protein terendah pada V0D1

(tanpa sari buah pepaya dengan

dosis ragi 2,5 gr) sebanyak 4,14%.

3. Penambahan sari buah pepaya dan

ragi yang semakin banyak akan

menghasilkan kadar protein yang

tertinggi.

Saran

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut

mengenai pemanfaatan lain dari

pepaya, misalnya daun, batang

atau kulit pepaya.

2. Perlu dikembangkan lebih lanjut

mengenai penambahan berbagai

macam sari buah lainnya dalam

proses pembuatan tape singkong.

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, Made. 2004. Tetap Sehat Dengan Produk Makanan Olahan. Surakarta : Tiga Serangkai.

Fatimah, Khusnul. 2011. Uji Protein dan Karbohidrat Tape Ketan Dengan

Penambahan Ragi NKL dan Tradisional Dengan Konsentrasi yang Berbeda Untuk Pengembangan Materi Ajar Bioteknologi. Surakarta : UMS.

Kurniawati, Ilma. 2009. Kualitas Bioetanol Limbah Padat Tapioka Dengan Perlakuan Lama Fermentasi Dan Dosis Ragi Yang Ditambah H2SO4. Surakarta : UMS.

Sofro, Lestariana dan Rahardi. 1990. Protein, Vitamin dan Bahan Ikatan Pangan. Yogyakarta: UGM Press.

Soetanto, Edi. 2001. Membuat Patilo dan Kerupuk Ketela. Yogyakarta : Kanisius. Styaningrum, Mariana. 2004. Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi

Enzim Proteolik Dari Buah Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Kadar Protein dan Organoleptik Daging Sapi. Surakarta : UMS.

Warisno. 2003. Budidaya Pepaya. Yogyakarta : Kanisius.

Winarno, F.G. 1993. Pangan: Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Winarno, F.G. 1994. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.