47
UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia marina) DENGAN PELARUT BERTINGKAT TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Vibrio harveyii HARDIYANTI BANGSAWANG 10594094315 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2019

UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia marina)

DENGAN PELARUT BERTINGKAT TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI Vibrio harveyii

HARDIYANTI BANGSAWANG

10594094315

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2019

Page 2: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia marina)

DENGAN PELARUT BERTINGKAT TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI Vibrio harveyi

Hardiyanti Bangsawang

10594094315

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan Pada

Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2019

Page 3: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …
Page 4: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …
Page 5: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Uji Zona Hambat

Ekstrak Buah Mangrove (Avicennia marina) Dengan Pelarut Bertingkat

Terhadap Bakteri Vibrio harveyii adalah benar hasil karya saya yang belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data

dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Agustus 2019

Hardiyanti Bangsawang

10594094315

Page 6: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

HALAMAN HAK CIPTA

@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2019

Hak Cipta dilindungi undang-undang

1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tampa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan,

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apapun tampa izin Unismuh Makassar.

Page 7: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

ABSTRAK

Hardiyanti Bangsawang 10594094315, Uji Zona Hambat Ekstrak Buah

Mangrove (Avicennia marina) Dengan Pelarut Bertingkat Terhadap Bakteri

Vibrio harveyii, Dibimbing oleh Burhanuddin dan Hamsah. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahuipotensi aktivitas antibakteri dari ekstrak buah

mangrove Avicennia marina dalam menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio

harveyidan menentukan seberapa besar diameter zona hambat masing-masing

ekstrak buah mangrove Avicennia marina dengan penggunaan pelarut bertingkat

(n-heksana, kloroform, Metanol, Air).

Penelitian dilaksanakan di laboratorium hama dan penyakit universitas

hasanuddin makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode difusi agar dengan menggunakan paper disk.

Hasil penelitian menunjukkan ekstrak buah mangrove (Avicennia

marina) memiliki kemampuan menghambat vibriosis berdasarkan uji zona

hambat dan uji MIC, dimana zona hambat tertinggi diperoleh pada ekstrak

kloroform pada bakteri V. harveyii dengan rata-rata zona hambat sebesar 21,09

mm pada bakteri V. harveyii, dan berbeda dengan ekstrak lainnya (N-hexan,

Metanil dan Air). Dan nilai uji mic ekstrak kloroform diperoleh pada konsetrasi

250 ug/mL.

Kata kunci : Ekstraksi, Vibrio harveyii, Zona hambat, Avicennia marina.

Page 8: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

SUMMARY

Hardiyanti Bangsawang 10594094315, Inhibition Zone Test of Mangrove

Fruit Extract (Avicennia marina) With Leveled Solvents Against Vibrio

harveyii Bacteria, Supervised by Burhanuddin and Hamsah. The aim of this

study was to determine the potential antibacterial activity of Avicennia marina

mangrove extracts to inhibit the growth of Vibrio harveyidan bacteria to

determine the diameter of the inhibitory zones of each Avicennia marina

mangrove extract with the use of multilevel solvents (n-hexane, chloroform,

Methanol, Water).

The study was conducted in the laboratory of pests and diseases at

Hasanuddin University Makassar. The method used in this research is agar

diffusion method using paper disks.

The results showed mangrove fruit extracts (Avicennia marina) had the

ability to inhibit vibriosis based on inhibition zone and MIC tests, where the

highest inhibitory zone was obtained in chloroform extract in Vibrio harveyii

bacteria with an average inhibition zone of 21.09 mm in V. harveyii bacteria , and

different from other extracts (N-hexan, Methanol and Water). And the chloroform

extract mic test values were obtained at a concentration of 250 μg / mL.

Keywords: Extraction, Vibrio harveyii, Inhibitory zone, Avicennia marina.

Page 9: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatu

Alhamduliilah rabbil alamin, Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan

semesta alam. Hanya kepada-Nya penulis menyerahkan diri dan menumpahkan

harapan, semoga segala aktivitas dan praduktivitas penulis mendapatkan

limpahan rahmat dari Allah SWT. Rasa syukur juga kupanjatkan oleh penulis

atas berkat rahmat , hidayah serta kasih sayang Allah jugalah telah memberi saya

nikmat, kesehatan, dan petunjuk serta kesabaran sehijgga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Uji Zona Hambat Ekstrak Buah

Mangrove (Avicennia marina) Dengan Pelarut Bertingkat Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Vibrio harveyii.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidsk akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat.

1. Ibunda Hj. Hadiah, S.Pd. dan Ayahanda H. Bangsawang, S.Pd. yang tak

henti-hentinya selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis serta

pengorbanannya dalam menyekolahkan penulis mulai dari sekolah dasar

hingga program strata satu semoga keduanya senantiasa diberikan kekuatan

lahir dan bathin.

2. Dr. H. Burhanuddin, S.Pi, M.Si selaku pembimbing I dan Dr. Hamzah, S.Pi,

M.Siselaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

Page 10: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

membimbing dan mengarahkan penulis, Sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

3. Dr. H. Burhanuddin, S.Pi, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, S.Pi, M, Pd selaku Prodi Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Laboratorium Hama dan Penyakit Universitas Hasanuddin, yang telah

menfasilitasi dan memberikan izin melaksanakan penelitian sehingga

penelitian ini dapat terlaksana.

6. Kak Niar selaku pembimbing laboratorium yang selalu memberikan kami

arahan-arahan saat pelaksanaan penelitian.

7. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman BDP

Angkatan 015.

Akhir kata penulis ucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Billahi Fi Sabilil’haq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Makassar, September 2019

Hardiyanti Bangsawang

Page 11: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI iv

HALAM PERNYATAAN v

HALAMAN HAK CIPTA vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Vibrio harveyii 4

2.2. Mangrove Avicennia marina 5

2.2.1. Klasifikasi 5

2.2.2. Ciri Morfologi 6

2.2.3. Habitat 6

2.2.4. Kandungan Bioaktif Buah Avicennia marina 7

2.2.5. Jenis Pelarut 9

2.2.6. Mekanisme Daya Antibakteri Avicennia marina 10

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat 12

3.2. Alat Dan Bahan 12

3.3. Prosedur Kerja 12

3.3.1. Ekstraksi Buah Mangrove 12

3.3.2. Pembuatan Media TCBSA 15

Page 12: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

3.3.3. Uji Zona Hambat 15

3.4. Rancangan Percobaan 16

3.5. Pengukuran Peubah 17

3.6. Analisis Data 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil 18

4.1.1 Rendemen Ekstraksi Avicennia marina 18

4.1.2 Diameter Zona Hambat 18

4.1.3 Uji MIC (Minimum Inhibition Concentration) 19

4.2. Pembahasan 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 23

5.2. Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 27

RIWAYAT HIDUP 33

Page 13: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Presentase rendemen simplisia eksttrak A. marina dengan pelarut

bertingkat 18

2. Rata-rata diameter zona hambat berbagai pelarut ekstrak A. marina

terhadap bakteri vibrio harveyii 19

Page 14: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Buah Mangrove Avicennia Marina 5

2. Prosedur Ekstraksi Buah Mangrove 14

3. Hasil Uji MIC pada bakteri V. harveyii ekstrak A. marina pada 19

pelarut kloroform

Page 15: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mangrove merupakan tumbuhan yang tahan terhadap salinitas tinggi,

bertindak sebagai produsen utama dalam rantai makanan pada ekosistem muara.

Sebagai ekosistem yang sangat produktif di sepajang pesisir pantai dan

mempunyai nilai sangat tinggi dari segi ekonomi, ekologi, maupun sumber daya

ilmiah dan budaya. Tumbuhan buah mangrove A. marina juga mengandung

senyawa seperti alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Golongan senyawa ini

merupakan bahan obat-obatan modern untuk mengatasi serangan (Eryanti, 1999).

Pesatnya perkembangan budidaya perikanan saat ini juga menimbulkan

efek negatif, yaitu kondisi lingkungan yang buruk dan menyebabkan patogen

berkembang diperairan sehingga menyebabkan penyakit pada budidaya. Penyakit

merupakan salah satu faktor penghambat dalam suatu keberhasilan budidaya,

faktor yang menyebebkan penyakit suatu organisme diantaranya adalah

lingkungan yang buruk. Penyakit yang sering ditimbulkan masalah umumna

disebabkan oleh bakteri, salah satunya ialah bakteri V. harveyii (Cholik et.al,

2005).

Serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri sering menimbulkan

kendala dalam budidaya perikanan. Penyebab penyakit Vibrio harveyii diketahui

patogen terhadap ikan-ikan air payau dan laut. Yang dapat menyebabkan kematian

massal pada budidaya (Bullock, 1977).

Penanggulangan serangan bakteri umumnya dilakukan dengan pemberian

antibiotik yang dapat digunakan dalam menanggulangi penyakit V. harveyii pada

Page 16: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

ikan, udang, dan kepiting yang bernilai ekonomis pada usaha-usaha budidaya.

Namun, penggunaan antibiotik ternyata dapat menimbulkan efek samping bagi

organisme budidaya karena kondisi lingkungan yang buruk dan menyebabkan

penyakit pada budidaya perikanan. Amanda, (2015) mengemukakan bahwa bahan

alami yang dapat digunakan untuk mengatasi pertumbuhan bakteri Vibrio harveyii

adalah ekstrak buah mangrove (Avicennia marina). Berbagai penelitian terkait

dengan pemanfaatan bioaktif mangrove sebagai antibakteri pada umumnya masih

bersifat parsial, tidak lengkap (in vitro) dan menggunakan metode

penanggulangan pengobatan saja untuk mencegah pertumbuhan bakteri V.

harveyii.

Salah satu bagian A. marina yang dapat dimanfaatkan ialah bagian buah,

karena terdapat bagian hipokotil yang merupakan tempat penyimpanan cadangan

makanan dan bahan cadangan lainnya (Priyonon, 2010). Dalam menghambat

pertumbuhan bakteri V. harveyii maka dapat digunakan A. marina sebagai

alternatif penanggulangan penyakit yang efektif dan ramah lingkungan.

Senyawa bioaktif yang terkandung dalam tumbuhan buah mangrove

diperoleh dengan cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan proses pemisahan dengan

pelarut yang melibatkan perpindahan zat terlarut ke dalam pelarut. Untuk

memperoleh ekstrak yang baik maka dapat dilakukan ekstraksi secara bertingkat

dimulai dari pelarut non polar (n-heksana), lalu dengan pelarut semipolar

(kloroform) dan polar (metanol dan air) sehingga diperoleh ekstrak yang

mengandung berturut-turut senyawa nonpolar, semipolar, dan polar (Houghton

dan Raman, 1998).

Page 17: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan zona hambat ekstrak buah

mangrove (A. marina) yang diekstrak dengan pelarut bertingkat (n-heksana,

kloroform, metanol, air) terhadap pertumbuhan bakteri V. harveyii.

Page 18: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

I. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vibrio harveyii

Salah satu jenis bakteri yang paling banyak menyebabkan penyakit dan

kematian pada budidaya udang dan jenis crustacean lain. V. harveyii ini

merupakan agen utama penyebab penyakit vibriosis atau bercahaya, menyerang

organisme vertebrata dan invertebrata laut pada area geografis yang luas. Penyakit

yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio atau disebut vibriosis merupakan

salah satu penyakit yang sering terjadi pada budidaya salah satunya kepiting

bakau Sarjito et.al., (2014). Menurut Jithendran et.al., (2010), gejala klinis

kepiting yang terinfeksi bakteri V. harveyii adalah adanya bintik hitam (black

spot) atau bercak coklat pada karapas serta terjadinya pengikisan dan melanisasi

(pigmen coklat tua menjadi hitam) dibagian yang terinfeksi bakteri. Gejala klinis

serupa juga dilaporkan oleh Sarjito et.al. (2010) seperti insang membuka, kering,

dan berwarna gelap, terdapat luka pada capit, ventral, abdomen, dan karapas

kepiting, terdapat bintik coklat, gerakan dan nafsu makan kepiting melemah,

sering naik ke permukaan air, dan menghasilkan buih-buih (gelembung) udara

pada perairan. Pada dasarnya bakteri V. harveyi ini bersifat oportunistik

(menginfeksi) dan akan menjadi patogen jika pada pemeliharaannya terjadi

goncangan secara drastik, seperti perubahan suhu, pH, salinitas, dan faktor lainnya

(Roza & Zafran, 1998).

Page 19: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

2.2 MangroveAvicennia Marina

2.2.1. Klasifikasi

Menurut Cronquist (1981), mengemukakan bahwa klasifikasi Avicennia

marina adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Avicennia

Gambar 2.1 Morfologi buah Avicennia marina.

Mangrove Avicennia marina merupakan tumbuhan yang tahan terhadap

salinitas tinggi dan lahan pantai yang terlindung, tumbuhan A. marina ini mampu

tumbuh pada berbagai habitat pasang surut.

Page 20: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

2.2.2. Marfologi Avicennia marina

Menurut Bengen (2002), mengemukakan bahwa morfologi tanaman

mangrove jenis Avicennia marina seperti, belukar atau pohon yang tumbuh

menyebar dengan ketinggian mencapai 25 m. Kumpulan pohon membentuk

sistem perakaran horizontal dan akar nafas yang rumit. Akar nafas biasanya tipis,

berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel. Kulit kayu luar

berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil,

sementara yang lain kadang-kadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian

batang yang tua kadang-kadang ditemukan serbuk yang tipis.

Permukaan daunnya halus, bagian atas hijau mengkilat, bawahnya pucat.

Unit dan letak, Sederhana dan berlawanan. Bentuknya seperti lanset (daun akasia),

ujung meruncing dan ukuran 15 x 5 cm.

Bunganya seperti trisula dengan gerombolan bunga (kuning) hampir

disepanjang ruas tandang. Letaknya di ujung/pada tangkai bunga, formasi bulir

(ada 10-30 bunga per tandan), daun mahkota kuning cerah, 3-4 mm, kelopak

bunga 5, benang sari 4. Buahnya seperti kerucut/cabe/mente, hijau muda

kekuningan dan ukuran 4 x 2 cm.

2.2.3. Habitat

Avicennia marina tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang surut,

lumpur dan di rawa . Tetapi juga sebagian jenis pionir di lingkungan pesisir atau

pada bagian daratan dari mangrove. A. marina juga mudah tumbuh kembali dan

pohonnya pun yang tumbang atau rusak dapat segera bersemi kembali sehingga

Page 21: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

mempercepat pemulihan tegakan yang rusak. Akarnya yang padat, rapat, dan

banyak, sangat efektif untuk menangkap dan menahan lumpur.

2.2.4. Kandungan Bioaktif Buah Avicennia marina

Mangrove jenis Avicennia marina diketahui memiliki kandungan senyawa

metabolit sekunder atau bioaktif berupa flavonoid, tanin, alkoloid, saponin, yang

dapat dimanfaatkan sebagai antibiotik, antiradang, antimikroba, dan sitotoksik

(Ali dan Dini, 2013).

1. Flavonoid

Flavonoid merupakan golongn terbesar senyawa fenol alam. Hampir 2%

dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi flavoniod.

Flavonoid merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugs hidroksin

yang tak tersulih atau suatu gula sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti

methanol. Adanya gula yang terikat pada Flavonoid cenderung menyebabkan

Flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut

diatas dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida.

2. Tanin

Tanin tersebar luas dalam tumbuhan berpembuluh. Tanin dapat bereaksi

dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut air. Secara kimia

terdapat dua jenis utama tanin yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisiskan.

Tanin terkondensasi hampir tersebar pada seluruh tumbuhan angiospermae

sementara tanin terhidrolisis penyebarannya hanya terbatas pada tumbuhan

berkeping dua (harborn, 1987). Semakin murni tanin. Pelarutannya semakin

kurang dalam air dan makin mudah diperoleh dalam bentuk kristal. Larutan tanin

Page 22: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

dalam air dapat diendapkan dengan penambahan asam mineral atau garam. Selain

itu, tanin memiliki kemampuan mengendapkan protein yang menyebabkan sering

terjadinya reaksi dengan enzim. Asam gallat merupakan asam fenolat yang sering

ditemukan dalam tanin (Robinson, 1995).

3. Alkoloid

Alkoloid adalah senyawa kimia tanaman hasil metabolit sekunder yang

terbentuk berdasarkan prinsip pencampuran. Pembentukan alkoloid dapat

ditemukan pada bagian daun, akar, getah dan kuncup mudah. Kebanyakan

alkoloid adalah zat kristal yang berikatan dengan asam untuk membentuk garam.

Pada tanaman, Alkoloid terdapat dalm keadaan bebas sebagai garam atau N-

oksida. Umumnya Alkoloid larut dalam air jika berupa garam sedangkan bentuk

bebas atau basahnya mudah larut dalam pelarut organik dan sukar larut dalam air

(Sirait, 2007).

4. Saponin

Terpenoid dapat dipilih menjadi sekurangnya 4 golongan senyawa yaitu

triterpena sebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung. Saponin dan

glikosida jantung sebenarnya triterpena atau steroid yang terdapat sebagai

glikosida. Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang terdapat dalam

banyak tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan, bersifat seperti

sabun dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya berbentuk busa dan

menghemolisis sel darah (Harborne, 1987). Kedua jenis saponin tersebur larut

dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robinson, 1995).

Page 23: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

2.2.5. JenisPelarut

1. N-heksana

Aziz, Cindo, dan Fresca (2009) mengemukakan bahwa n-hexan merupakan

pelarut bersifat inert, memiliki titik didih yang rendah serta dapat melarutkan

dengan cepat dan sempurna.

2. Kloroform

Amonettedan Joseph (2009) mengemukakan bahwa kloroform atau

triklorometana mempunyai rumus molekul CHCl3, dimana pada tekanan dan suhu

normal merupakan cairan bening dan berbau karakteristik. Kloroform lebih

dikenal karena kegunaanya sebagai bahan pembius, walaupun pada kenyataannya

kloroform lebih banyak digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau

industri.

3. Metanol

Nabila (2011) mengemukakan bahwa methanol biasa digunakan sebagai

pelarut organik, merupakan jenis alkohol yang mempunyai struktur paling

sederhana, tetapi sangat toksik pada manusia.

4. Air

Susana (2003) mengemukakan bahwa air merupakan suatu senyawa kimia

berbentuk cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan tak ada rasanya. Air

mempunyai titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, titik didih 100°C dan kerapatan

1,0 g/cm3

pada suhu 4°C.

Page 24: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

2.2.6 Mekanisme Daya Antibakteri Avicennia marina Mekanisme Daya

Senyawa kimia dalam tanaman dapat bersifat antibakteri yaitu mampu

menghambat pertumbuhan bakteri. Puspita (2011), Nugraha, (2013) menyatakan

bahwa beberapa senyawa metabolit sekunder meliputi fenol dan senyawa fenolik,

alkoloid memiliki sifat antibakteri.

Antibakteri ini sebagai produk alami organik dengan berat molekul rendah

dibentuk oleh mikroorganisme dan tumbuhan yang aktif melawan

mikroorganisme lain pada konsentrasi rendah. Antibakteri dibedakan menjadi

bakterisidal dan bakteriostatik. Bakteriostatik adalah zat yang bekerja

menghambat pertumbuhan bakeri sedangkan bakterisidal adalah zat yang bekerja

mematikan bakteri. Beberapa zat antibakteri bersifat bakteriostatik pada

konsentrasi rendah dan bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi (Nugraha,

2013). Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antibakteri dapat

disebabkan oleh beberapa cara yaitu, mengganggu pembentukan dinding sel,

bereaksi dengan membran sel dan, menginaktivasi enzim dan fungsi material

genetic.

Kemampuan suatu zat antibakteri tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu, konsentrasi zat antibakteri, waktu penyimpanan, suhu lingkungan, sifat-sifat

fisik dan kimia makanan termasuk kadar air, ph, jenis dan jumlah senyawa

didalamnya (Puspita 2011).

Senyawa kimia dalam tanaman dapat bersifat antibakteri yaitu mampu

menghambat pertumbuhan bakteri. Puspita (2011), Nugraha, (2013) menyatakan

Page 25: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

bahwa beberapa senyawa metabolit sekunder meliputi fenol dan senyawa fenolik,

alkoloid memiliki sifat antibakteri.

Antibakteri ini sebagai produk alami organik dengan berat molekul rendah

dibentuk oleh mikroorganisme dan tumbuhan yang aktif melawan

mikroorganisme lain pada konsentrasi rendah. Antibakteri dibedakan menjadi

bakterisidal dan bakteriostatik. Bakteriostatik adalah zat yang bekerja

menghambat pertumbuhan bakeri sedangkan bakterisidal adalah zat yang bekerja

mematikan bakteri. Beberapa zat antibakteri bersifat bakteriostatik pada

konsentrasi rendah dan bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi (Nugraha,

2013). Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antibakteri dapat

disebabkan oleh beberapa cara yaitu, mengganggu pembentukan dinding sel,

bereaksi dengan membran sel dan, menginaktivasi enzim dan fungsi material

genetic.

Kemampuan suatu zat antibakteri tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu, konsentrasi zat antibakteri, waktu penyimpanan, suhu lingkungan, sifat-sifat

fisik dan kimia makanan termasuk kadar air, ph, jenis dan jumlah senyawa

didalamnya (Puspita 2011).

Page 26: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus - September 2019. Sampel buah A.

marina diperoleh dari pesisir pantai Kuri Cadi, Kabupaten Maros. Ekstraksi buah

A. marina dilakukan di Laboratorium Kimia Politeknik Unhas, sementara untuk

uji aktivitas antibakteri dilakukan di Laboratorium Hama Dan Penyakit Ikan,

Jurusan Perikanan FIKP UNHAS.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah paper disk yang berukuran 6

(mm) untuk pengamatan zona hambat, Autoclave dan oven untuk mensterilkan

alat dan bahan (basah,kering), inkubator untuk menumbuhkan bakteri, mikropipet,

jangka sorong untuk menghitung daya hambat dan batang penggerus untuk

meratakan bakteri dalam media yang telah diinokulasi.

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu bakteri Vibrio

harveyii sebagai objek pengamatan, ekstrak buah mangrove untuk pengujian daya

hambat dan MIC serta media TCBSA (Thiosulfate Citrate bile Salt Sucrose Agar)

media selektif untuk menumbuhkan bakteri V. harveyii.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Ekstraksi Buah Mangrove

Buah mangrove Avicennia marina segar, di keringkan kemudian dihaluskan

dengan cara di blender. Bubuk A. marina (simplisia) selanjutnya ditimbang

Page 27: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

sebanyak 300 gram, kemudian direndam dengan pelarut bertingkat dengan

menggunakan metode maserasi kinetik, yaitu dengan cara sebagai berikut :

1. Pertama-tama bubuk A.marina direndam menggunakan pelarut non polar n-

hexan dengan waktu maserasi 3x24 jam

2. Hasil maserasi pelarut non polar n-hexan dikeringkan dan setelah kering

direndam/maserasi dengan pelarut semi polar klorofom dengan waktu

maserasi 3x24 jam

3. Hasil maserasi pelarut semi polar klorofom selanjutnya dikeringkn dan

setelah kering direndam/maserasi dengan pelarut polar methanol dengan

waktu maserasi 3x24 jam

4. untuk kontrol digunakan air sebagai media maserasi ekstrak dengan waktu

maserasi 3x24 jam.

5. Ekstrak selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas saring whatman

dengan menggunakan penyaring volum, khusus untuk pelarut air di Freeze

dryer terlebih dahulu dan selanjutnya dievaporasi menggunakan evaporator.

6. Hasil ekstrak disimpan pada frezzer sampai akan digunakan untuk pengujian

(uji zona hambat) dan untuk menghitung rendemen ekstrak.

Page 28: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

Gambar 3.1 Prosedur Ekstraksi Buah Mangrove

Pelet Fitrat n-heksana

Buah Mangrove

Avicennia marina Simplisia mangrove

Pelet

Pelet

Pelet

Fitrat Chloroform

Fitrat Methanol

Air

Air

(H2O)

Diuapkan dengan evaporator

Liofilisasi dengan freeze dryer

Ekstrak

Kloroform Ekstrak Methanol

Ekstrak n-

heksana

Page 29: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

3.3.2 Pembuatan Media TCBSA (Thiosulfate Citrate bile Salt Sucrose Agar)

Media TCBSA yang dibutuhkan dalam pengujian ini sebanyak 6 media

dalam cawan petri. Pembuatan media ini diawali dengan sterilisasi akuades 400

mL dalam Erlenmeyer 500 mL. Kemudian ditutup dengan almunium foil dan

diikat menggunakan plactik warp, lalu di autoclave selama 90 menit pada suhu

121 tekanan 1 atm. Bubuk media TCBSA ditimbang sebanyak 35,6 gr

kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi akuades steril sebanyak

400 mL. Campuran ini di panaskan di atas hotplate stirrer hingga mendidih pada

suhu 100 dan digoyangkan sampai homogen. Selanjutnya didiamkan selama

20 menit dan dituang kedalam cawan petri secara aseptik. Setelah beku, cawan

petri dibalik dan dibungkus menggunakan plastic dan disimpan di lemari es

untuk digunakan saat sampling pertumbuhan bakteri uji Vibrio harveyi.

3.3.3 Uji Zona Hambat

a. Membuat Media TSA (Tryptic Soya Agar)

Persiapan awal ditimbang media TSA sebanyak 10 gram, 2,5 garam lalu

ditambahkan 20 ml aquades. Setelah itu masukkan semua kedalam enlenmeyer

500 ml lalu media disterilkan dengan autoclave dengan suhu 121°C selama 2

jam, kemudian media dituang kedalam tabung reaksi sebanyak 20 ml. setelah

mengeras, media diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 35°C.

b. Tumbuhkan Bakteri Uji Dalam Media TCBSA

Bakteri uji yang digunakan V. harveyii dengan konsentrasi bakteri yang

digunakan dalam uji zona hambat sebanyak . Siapkan media TCBSA, dan

bakteri V. harveyii sebanyak 0,1 ml. Kemudian bakteri dituang kedalam cawan

Page 30: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

petri kosong yang sudah steril, lalu dituang media TCBSA yg bersuhu ± 50°C

kurang lebih 20 ml. Cawang petri diputar ke arah kanan dan kiri sebanyak 5-7

kali Sumiati (2008).

c. Mengamati zona hambat yang terbentuk

Paper disk yang telah disterilkan dengan ukuran 6 (mm) diletakkan kedalam

setiap cawang lalu ditambahkan dengan larutan ekstrak Avicennia marina dengan

konsentrasi 2000mg/L sebanyak 50 mikroliter menggunakan mikropipet

kemudian diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam. Hasil yang diperoleh

dinyatakan positif jika terbentuk zona hambatan (zona bening disekeliling paper

disk) dan hasilnya dinyatakan negatif jika tidak terbentuk zona hambatan. Bagian

Paper disk yang bening diukur menggunakan jangka sorong untuk mengetahui

diameter zona hambat yang terbentuk setiap konsentrasi.

3.3.4 Uji MIC (Minimum Inhibition Concentration)

Uji MIC merupakan konsentrasi minimum yang mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme. Uji MIC dilakukan untuk menentukan konsentrasi

terkecil dari ekstrak buah A. marina dalam menghambat pertumbuhan V. harveyii.

Konsentrasi A. marina dicobakan mulai dari konsentrasi 2000, 1000, 500, dan 250

ug/mL.

3.4 Rancangan Percobaan

Percobaan dilakukan dengan cara experimental dengan menggunakan RAK

(Rancangn Acak Kelompok). Perlakuan yg digunakan terdiri atas ekstrak

Avicennia marina yang diekstrak secara bertingkat dan yg diekstrak menggunakan

Page 31: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

air, sementara untuk kelompok perlakuan terdiri atas 1 jenis bakteri uji yaitu

Vibrio harveyii.

3.5 Pengukuran Peubah

a) Pengukuran zona hambat

Zona hambat diukur menggunakan jangka sorong pada setiap bakteri uji.

b) Pengukuran rendemen

Untuk perhitungan rendemen ekstrak, menggunakan formulasi rumus

sebagai berikut:

% Rendeman =

x 100%

3.6 Analisis data

Data zona hambat dan %rendemen dari setiap perlakuan dianalisis dengan

analisis ragam (ANOVA). Jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey

dengan selang kepercayaan (0,05).

Page 32: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Rendemen Ekstraksi Avicennia marina

Ekstraksi serbuk halus A.marina diperoleh dari sampel buah mangrove

(A.marina) yang berat awalnya masing-masing 4 kg dengan metode maserasi

atau perendaman memakai pelarut bertingkat (n-heksana, kloroform, metanol,

air). Persentase rendemen simplisia ekstrak Avicennia marina dengan pelarut

bertingkat dapat dilihat pada tabel 4.1.1. .

Tabel 4.1.1 Persentase rendemen simplisia ekstrak Avicennia marina dengan

pelarut bertingkat

Sampel

Berat

serbuk

(g)

Jenis

Pelarut

Berat

ekstrak

(g)

Rendemen

(%)

Avicennia

Marina 300

N-heksana

Klorofrom

Methanol

Air

1,916

3,125

25,824

1,545

0,64

1,04

8,61

0,52

Rendeman ekstrak buah mangrove A.marina tertinggi diperoleh pada

pelarut polar metanol sebesar 8,61%, dususul pelarut semi polar kloroform

sebesar 1,04%, dan pelarut non polar n-heksan sebesar 0,64%, serta pelarut air

sebesar 0,52%.

4.1.2 Diameter Zona Hambat

Hasil uji diameter zona hambat ekstrak A. marina dengan pelarut

bertingkat disajikan pada Tabel 4.1.2.

Page 33: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

Tabel 4.1.2 Rata-rata diameter zona hambat berbagai pelarut ekstrak A. marina

terhadap bakteri Vibrio harveyii.

Pelarut Ekstrak

Zona Hambat terhadap

V. harveyii(mm)

n-heksana 6.00±0.15a

Kloroform 21.09±3.40b

Metanol 6.81±0.26a

Air 6.00±0.10a

Kontrol (+) Ciprofloxacin 16,39

Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan

berbeda nyata (P<0.05).

Diameter zona hambat ekstrak A. marina dengan pelarut bertingkat

terhadap bakteri V. harveyii bervariasi pada setiap jenis pelarut (Tabel 4.1.2) zona

hambat terbesar (P<0.05) diperoleh pada ekstrak A. marina dengan pelarut

kloroform sebesar 21.09±3.40 mm. Sementara zona hambat dengan pelarut n-

hexan, metanol, dan air tidak berbeda nyata (P<0.05) yaitu berkisar 6,0 – 6,81

mm.

4.1.2. Uji MIC (Minimum Inhibition Concentration)

Hasil uji MIC ekstrak A. marina dengan pelarut kloroform terhadap V.

harveyii disajikan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil uji MIC pada Bakteri V. harveyii Ekstrak A. marina pada

pelarut kloroform.

8,26 9,58

11,51

17,48

0

5

10

15

20

250 500 1500 2000

Lu

as

Zon

a H

am

bata

n

(mm

)

Konsentrasi Ekstrak (ug/mL)

Page 34: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

Pada Gambar diatas, terlihat bahwa hasil Uji MIC ekstrak buah A.marina

terhadap bakteri V. harveyii yang dicobakan pada konsentrasi ekstrak 2000–

7,8µg/mL mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio

harveyi hanya sampai pada konsentrasi 250 ug/mL, Nilai MIC ekstrak A. marina

dengan pelarut kloroform diperoleh pada konsentrasi 250 ug/mL (zona hambat

rata-rata = 8,26 ug/mL).

4.2 Pembahasan

Rendemen merupakan perbandingan jumlah ekstrak yang diperoleh dari

suatu bahan terhadap berat awal bahan simplisia. Hal ini dimaksudkan bahwa

hasil rendemen merupakan hasil senyawa bioaktif yang terkandung dalam bahan

simplisia tersebut sesuai dengan berat awal simplisia yang diperoleh. Semakin

tinggi hasil persentase rendemen menunjukkan semakin banyak senyawa bioaktif

yang terkandung dalam suatu bahan Rohmansyah (2011). Rendemen

menunjukkan jumlah ekstrak bubuk yang terkandung pada buah mangrove.

Rendemen ekstrak buah mangrove dengan pelarut etil asetat dan metanol

menghasilkan ekstrak paling banyak dibandingkan dengan pelarut lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa komponen-komponen buah mangrove cenderung larut pada

pelarut yang bersifat semipolar seperti etil asetat,dan pelarut polar metanol

Herawati, (2011) dan Husniar, (2017). Pada (tabel 4.1.1) terlihat tingginya

presentase rendeman yang didapatkan pada pelarut polar metanol karena metanol

sebagai pelarut polar memiliki gugus fungsional alkohol berupa gugus hidroksil

yang memiliki titik didih yang tinggi dan berbobot molekul rendah yang

kelarutannya dalam air tinggi, sehingga menyebabkan kelarutan ekstrak menjadi

Page 35: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

tinggi (Srivastava, 2007 dan Kophkar, 2003). Semakin tinggi hasil persentase

rendemen menunjukkan semakin banyak senyawa bioaktif yang terkandung dalam

suatu bahan (Rohmansyah 2011).

Berbeda dengan diameter zona hambat pada (tabel 4.1.2) tingginya zona

hambat terdapat pada ekstrak kloroform pada bakteri V. harveyii karena

kloroform sebagai pelarut semi polar yang memiliki kemampuan lebih tinggi

untuk menembus membran sel bakteri dibanding pelarut polar (metanol dan air)

dan non polar (n-hexan) Stella JM (1998). Meskipun zona hambatan rata-rata

pelarut di atas lebih rendah dari pelarut kontrol positif (Ciprofloxacin) dengan

nilai zona hambat sebesar 16,39mm, dikarenakan Ciprofloxacin adalah senyawa

murni sementara ekstrak masih menjadi senyawa yang belum murni karena masih

banyak senyawa lain yang terdapat di dalamnya, namun tidak dianjurkan

penggunaannya karena dapat membuat bakteri menjadi resisten (kebal)

sebagaimaa dikemukakan oleh Roza dan Johnny, (1999).

Uji MIC bertujuan untuk mengetahui kualitas ekstrak daya hambat

minumum, kegiatan diawali dengan uji aktivitas antibakteri dengan indikator

zona hambat untuk mengetahui potensi daya hambat ekstrak terhadap

pertumbuhan bakteri Vibrio harveyii. Pada uji In Vitro ekstrak buah mangrove

Avicennia marina dengan pelarut kloroform, uji MIC bertujuan untuk

mengetahui kualitas ekstrak buah mangrove dalam menghambat pertumbuhan

bakteri V.harveyi, dengan penilaian kualitas berdasarkan luas zona hambatan

yang terbentuk dengan daya hambat minimum, kegiatan diawali dengan

melakukan uji screening/uji zona hambat untuk mengetahui potensi daya hambat

Page 36: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri V.harveyii. Terlihat Pada gambar (4.1.3)

bahwa konsentrasi dibawah 250 ug/mL yaitu 125 ug/mL ekstrak sudah tidak

berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi. (Irianto, 2007),

mengemukakan bahwa sifat antimikroba atau antibakteri suatu senyawa

memiliki aktivitas yang tinggi terhadap bakteri patogen apa bila nilai konsentrasi

penghambatan bakteri terendah (MIC), tetapi diameter penghambatanya besar.

Page 37: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Buah A. marina yang diekstrak dengan pelarut bertingkat (n-hexan,

kloroform, metanol, dan air) berpotensi sebagai antibakteri terhadap V. harveyii

dengan zona hambat terbesar (21±3,40) mm diperoleh pada pelarut kloroform.

5.2 Saran

Disarankan untuk pemanfaatan ekstrak dalam mengatasi masalah V.

harveyii pada budidaya menggunakan ekstrak metanol karena ekstrak kloroform

meskipun tinggi zona hambatnya tapi sulit larut dalam air.

Page 38: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

DAFTAR PUSTAKA

Austin, B & Austin, D. A. (2007) Characteristics Of The Diseases. Bakterial

Fish Pathogen: Diseases Of Farmet And Wild Fish, 15-46.

Ali, A., & Dini, I. (2013). Skrining Senyawa Bioaktif pada Tumbuhan Mangrove

yang Dapat Menghambat Pertumbuhan Bakteri Penyebab Penyakit Red

Spot Disease. CHEMICA, 12(1), 33-39.

Amonette J. E., & Joseph, S. (2009). Characteristics of biochar: microchemical

properties.Biochar for Environmental Management: USA

Ashofa, E. A., & Prayitno, S. B. (2014). Aplikasi Biomolekuler untuk Deteksi

Agensia Penyebab Vibriosis sebagai Anti Vibriosis. [Disertasi]. Program

Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Aftabuddin, S., Mohammad, N.A.S., Rahmat, A., Zafar, M., 2013, Antibotic

Resistensi Of Vibro Bacteria Isolated From Mud Crab Scylla Serratab Of

Chakoria Coast, Bangladesh. Research Journal Of Pharmaceutical,

Biological And Chemical Science, july-september-2013 RJPBS, Volume 4

Issue 3, Page 325. ISSN:0975-8585.

Aziz, A., Cindo, R. C., & Fresca, A. (2009).Pengaruh pelarut heksana dan etanol,

volume pelarut, dan waktu ekstraksi terhadap hasil ekstraksi minyak kopi.

Jurnal Teknik Kimia, 1(16). 1-98

Bengen, D. G. (2002). Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Hutan

Mangrove. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan–IPB, Bogor.

Bullock, G. L. 1977. Vibriosis In Fish. University Of Nebraska. Lincoln.

Bandaranayake, W. M., 2002. Bioactivities, Bioactive Compounds And Chemical

Constituents Of Mangrove Plants. Wetlands Ecology Ans Management 10:

421-452.

Cholik, F. Et.Al. 2005 Akuakulture. Masyarakat Perikanan Nusantara. Taman

Akuarium Air Tawar. Jakarta.

Eryanti. 1999. Identifikasi Dan Isolasi Senyawa Kimia Dari Mangrove (Hutan

Bakau). Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Kawasan Pantai Dan

Perairan. Universitas Riau.

Ghufron, M., Dan Kordi.2005. Penanggulangan Hama Dan Penyakit Ikan.

Rineka Cipta Dan Bina Adiaksana. Jakarta.

Page 39: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

Hassan, A., T.N Hai T.N., A. Chatterji, And M. Sukumaran, 2011. Preliminary

Study On The Feeding Regime Of Laboratory Reared Mud Crab Larvae,

Scylla Serrata (Forsskal, 1775). World Appl.Sci., 14 (11): 1651-1654.

Houghton PJ, Raman. 1998. Laboratory handbook for the fractionation of natural

extract. London : Chapman & Hall.

Irianto, A. (2005). Patologi ikan teleostei. Penerbit Gajah Mada University press.

Yogyakarta.

Jantrarotai, P., K. Tawecchuer, And S. Pripanapong, 2002. Salinity Levels On

Survival Rate And Development Of Mud Crab (Scylla Olivacea) From Zoea

To Megalopa And From Megalopa To Cryb Stage.J. Kasetsart. (Nat.Sci.),

36:278-284.

Karim, M. Y. (2013). Kepiting bakau (bioekologi, budidaya dan

pembenihannya). Penerbit Yarsif Watampone, Jakarta.

Lavilla-Pitogo, C. R., & de la Peña, L. D. (2004). Diseases in farmed mud crabs

Scylla spp.: Diagnosis, prevention, and control. Aquaculture Dept.,

Southeast Asian Fisheries Development Center.

Nabila, N. (2011). Skripsi, Pengaruh pemberian methanol dan etanol terhadap

tingkat kerusakan sel hepar tikus wistar. Program Pendidikan Sarjana

Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Nugraha, A. (2013) Bioaktivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap

Eschericia Coli Penyebab Kolibasilosis Pada Babi. Universitas Udayana,

Denpasar.

Puspita, P. E. (2011). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Tembakau Temanggung

Verietas Genjah Kemloko.

Putri, A. M., & Prayitno, S. B. (2015). Perendaman Berbagai Dosis Ekstrak Daun

Bakau (Rhizophora Apiculata) Untuk Pengobatan Kepiting Bakau (Scylla

Serrata) Yang Diinfeksi Bakteri Vibrio Harveyi. Journal of Aquaculture

Management and Technology, 4(4), 141-149.

Roza, D. dan I.Zafran, 1998. Pengendalian Vibrio harveyi secara Biologis pada

Larva Udang Windu (Peneaus Monodon) : Aplikasi Bakteri Penghambat.

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 4 (2): 24 – 30.

Sumiati. 2008. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Universitas Padjajaran.

Jatinangor.

Page 40: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

Susana, T. (2003).Air sebagaisumberkehidupan.Oseana, 27(3).17-25.

Stellman JM. (1998). Encyclopaedia of Occupational Health and Safety. Guides,

Indexes, Directory: Genava: International Labour Office.

Tarwiyah. 2010. Pembenihan Ikan Kerapu Macan. Jakarta: Direktorat Bina

Pembenihan, Direktorat Jendral Perikanan, Departemen Pertanian. 10 Hal.

Zainuddin, E. N. (2006). Chemical and Biological Investigations of Selected

Cyanobacteria (Blue-green Algae) (Doctoral dissertation, PhD Thesis,

University Greifswald).

Page 41: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

LAMPIRAN

Lampiran 1. Diameter zona Hambat Beberapa ekstrak buah Mangrove Terhadap Bakteri

V. harveyii

No. Sampel Ekstrak Pengulangan

Diameter Zona Hambat

(mm)

V. harveyii +

1 Avicennia

marina

n-heksana

1 - 13.51

2 - 10,61

3 - 11,29

Rata-rata -

4 - 12,7

5 - 12,28

6 - 12,44

Rata-rata -

Kloroform

1 24,63 12,51

2 17,84 10,61

3 20,79 11,29

Rata-rata 21,09

4 14,19 12,7

5 16,02 12,28

6 14,14 12,44

Rata-rata 14,78

Metanol

1 - 19

2 - 19,05

3 - 19,12

Rata-rata -

Page 42: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

4 - 14,59

5 - 15,39

6 - 19,12

Rata-rata -

Air

1 - 19

2 - 19,05

3 - 19,12

Rata-rata -

4 - 14,59

5 - 15,39

6 - 19,75

Rata-rata -

Lampiran 2. Hasil uji MIC pada Bakteri V.harveyi Ekstrak Avicennia marina

Pelarut Chloroform

Konsentrasi

Ekstrak Luas Zona Hambatan(mm) Rata-rata

µg/mL 1 2 3

2000 17,49 17,11 17,85 17,48

1000 11,05 11,52 11,96 11,51

500 9,51 9,7 9,54 9,58

250 8,27 8,49 8,04 8,26

Page 43: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

Lampiran 3. Aktivitas antibakteri dari berbagai ekstrak A.marina V.harveyii.

Lampiran 3. Alat dan Bahan Kegiatan

Gambar 1. Pengumpulan sampel buah

Page 44: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

Gambar 2. Pencacahan buah A. marina

Gambar 3. Penepungan/menghaluskan dengan blender

Gambar 4. Penimbangan serbuk A. marina.

Page 45: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

Gambar 5. Pelarut metanol, n-hexan, dan kloroform

Gambar 6. Media TCBSA dan Bakteri V. harveyii.

Page 46: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

Gambar 6. Penimbangan ekstra A. marina dan alat uji zona hambat.

Gambar 7. Mikropipet, Penandaan tip biru (skala mikrolit besar 1000) dan tip

kuning (skala mikrolit lebih kecil 100).

Page 47: UJI ZONA HAMBAT EKSTRAK BUAH MANGROVE (Avicennia …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan pallangga

Kabupaten gowa pada tanggal 02 februari 1998, sebagai

anak kedua dari ayah yang bernama H. Bangsawang, S.Pd

dan ibu bernama Hj. Hadiah, S,Pd. Penulis merupakan anak

kedua dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SD

Negeri Pajalau dan tamat pada tahun 2009. Penulis kemudian melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 4 Palangga dan tamat pada tahun 2012 kemudian

melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Bajeng dan lulus pada tahun 2015. Dan

pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Makassar Fakultas Pertanian, program studi Budidaya Perairan.

Selama proses perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar penulis

pernah melaksanakan magang lapangan di PT. Esaputlii Prakarsa Utama (Benur

Kita), Kab. Barru dan juga melaksanakan KKP (Kuliah Kerja Profesi) di

Kec.Tanete Rilau Kab. Barru.

Penulis akhirnya melakukan penelitian di Laboratorium Hama Dan

Penyakit, Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas

Hasanuddin, sebagai tugas akhir dalam tahap penyelesaian study dengan judul ”

Uji Zona Hambat Ekstrak Buah Mangrove (Avicennia marina) Dengan Pelarut

Bertingkat Terhadap Bakteri Vibrio harveyii ” dibawah bimbingan Dr. H.

Burhanuddin, S.Pi., M.P. dan Dr. Hamsah, S.Pi., M.Si.