34
U khuwah JUNI 2016 Majalah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tema Utama Tema Utama Liputan Khusus Membedah Ayat Harus Dengan Ilmu Alat Lampung Mengaji 2016 99 Khatam Qur’an di Langit Lampung MTQ Ke-44 Provinsi Lampung di Tanggamus Mengaktualkan Nilai-Nilai Alqur’an 5 11 29 Pelajari Kitab Kuning! “Belajar agama harus komprehensif. Salah satu sumber belajar yang baik adalah Kitab Kuning.” Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin

Ukhuwah Edisi Juni 2016

  • Upload
    lexuyen

  • View
    265

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

ukhuwahJuni 2016 Majalah Kementerian Agama Provinsi Lampung

Tema Utama Tema Utama Liputan KhususMembedah Ayat Harus Dengan Ilmu Alat

Lampung Mengaji 201699 Khatam Qur’an di Langit Lampung

MTQ Ke-44 Provinsi Lampung di TanggamusMengaktualkan Nilai-Nilai Alqur’an

5 11 29

PelajariKitab Kuning!

“Belajar agama harus komprehensif. Salah satu sumber belajar yang baik adalah Kitab Kuning.”Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin

ukhuwahMaret 20162

informasi

Ayo Mengaji!Luangkan waktu setidaknya 30 menit setiap hari untuk membaca Alqur’an bersama keluarga, karyawan, dan masyarakat lainnya.

Pesan layanan masyarakat ini disampaikan oleh Majalah Ukhuwah

ukhuwah Juni 2016 3

Redaksi

Daftar Isi Dari Redaksi

KETIKA Ramadan datang, setiap muslim merasakan aura khusus. Alloh memang-menjanjikan pahala berlipat untuk setiap ibadah pada bulan ke-9 penanggalan Arab itu. Itulah, mengapa kita selalu ingin mengondisikan setiap Ramadan dengan atmosfer religius.

Tak kurang, pada Ramadan 1437 H, berbagai upaya dilakukan agar suasana bulan penuh rahmat itu terasa khidmat. Dan, salah satu ide cemerlang dalam hal ini hadir dari Kapolda Lampung Brigjen Pol. Ike Edwin. Beliau berprakarsa menggelar Program Lampung Mengaji 99 Khatam Qur’an sepanjang Ramadan.

Gagasan itu disampaikan beliau kepada Kepala Kanwil Kemen-terian Agama Provinsi Lampung beberapa pekan sebelum puasa. Dengan antusias, Drs. H. Suhaili, M.Ag. menyambut. Maka, dua institusi itu sukses menyelenggarakan acara hingga suasana ibadah puasa di Lampung tahun 2016 ini terasa lebih bermakna.

Terobosan luar biasa ini kami bidik sebagai diferensiasi isi Majalah Ukhuwah edisi ini. Ide itu kami anggap punya nilai lebih karena ada harmonisistemikdalamsuatu ritual keagamaan. Yakni, ketikaumat lain ikut terlibat dan memfasiltasi kegiatan umat muslim.

Namun, tema utama kali ini adalah pesan penting Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin saat berkunjung ke Lampung April 2016. Dengan judul Pelajari Kitab Kuning!, Menag mewanti-wanti agar para pemuka agama Islam menguasai ilmu agama dengan komprehensif. Menag menilai Kitab Kuning adalah landasan konstruksi pemahaman agama yang sangat baik.

Berbagai informasi dan berita seputar Kementerian Agama Provinsi Lampung juga kami hadirkan. Kiranya pembaca bisa menikmati. Selamat beribadah Ramadan dan menyongsong IdulFitri. Mohon maaf lahir-batin.

Istutiningsih

8

15

20

22

26

35

18

Tema utama

Tema Khusus

Tema Khusus

Berita

Berita

Percik

Foto

Ilmu Alat, Untuk Tafsir yangBertanggung Jawab

Rakor Kemenag Lampung 2016Jaga Integritas Layanan Terbaik!

Mou Kemenag dan Kejati Lampung Pejabat Jangan Ragu!

Pramuka MAN 1 Pringsewu Unjuk Kemampuan Kepanduan

Workshop Pengelolaan Wakaf Kunci Perwakafan adalah Manajemen

Pada Seteguk Teh ManisOleh Drs. H. Suhaili, M.Ag.

Majalah Ukhuwah diterbitkan Bagian Informasi dan Hubungan Masyarakat Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung

Desain dan Fotografer

Alamat Redaksi:

Rico Ariasena

Yuda Surya Darma

Sekretariat

JumhoiriahSorizal, SH Antonius Jemu, S.Kom Fenny Indra Astuti, S.Si Melawati, S.Kom.I Asnawati Delasuri, S.Pd.I

ReporterPenanggung Jawab

Pemimpin Redaksi

Redaktur

H. M. Aris Rayusman, S.Ag., M.Pd. I

Drs. H. Suhaili, M.Ag.

Redaktur Pelaksana

Hj. Istuti Ningsih, S.Sos.Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung

Jalan Cut Meutia Nomor 27 Telukbetung

Bandar Lampung (0721-481533)

Web: hhtp//:lampung.kemenag.go.id

Email: [email protected]

[email protected]

IstutiningsihRedaktur Pelaksana

ZulkarnaenRusnida Haniar, SE Fahrul Agus Setiawan, S.Hi

H. SaryonoAlifah, S.Sos.I

Rosidin

Lampung Mengaji

ukhuwahJuni 20164

Tema utama

Kunjungan Kerja Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin ke Lampung.

ukhuwah Juni 2016 5

Gedung Kemente-rian Agama RI di Jalan Lapangan Banteng Barat, Ahad , 5 Jun i 2 0 1 6 , b a k d a

magrib. Puluhan wartawan sudah menunggu di press roomuntuk mengikuti konferensi pers ten-tang hasil sidang isbat awal Ra-madan 1437 H. Momen itu san-gat ditunggu karena sidang, yang biasanya dibuka untuk umum, tahun ini digelar tertutup.

Menjelang isya, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin bersama Ketua MUI K.H. Ma’ruf Amin hadir di meja panel didampingi pejabat lain. Setelah mengumumkan hasil sidang yang menetapkan 1 Ramadan 1437 H jatuh pada Senin, 6 Juni 2016, sesi tanya-jawab dibuka.

Salah satu wartawan menan-yakan tentang mengapa di za-man keterbukaan informasi saat ini sidang isbat justru dilakukan tertutup. Dengan menghormati pendapat tentang era transpar-ansi, Lukman Hakim Syaifudin menjawab dengan landasan empirik.

“Ini negara besar multietnik,

multikeyakinan. Bahkan, dalam satu keyakinan, banyak juga perbedaan tafsir. Tidak semua informasi dan ilmu pas untuk se-mua lapisan dan kalangan. Maka, dengan pertimbangan maslahat, kami sepakat mengambil opsi ini,” kata Menag.

Langkah hati-hati yang diam-bil pemerintah melalui Menteri Agama itu adalah kesadaran baru tentang pentingnya setiap umat memperoleh informasi secara proporsional. Ketika kunjungan kerja ke Lampung, Senin, 18 April 2016 lalu, Lukman Hakim mengajak umat Islam untuk menyatukan semangat kebersa-maan visi dan misi.

Di hadapan ratusan ulama se-Lampung dan tokoh agama lain dalam Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren di Kompleks Islamic Center, Rajabasa, Menag menekankan pentingnya sikap bijak dalam beragma.

“Kita beragama ini pasti dengan ilmu. Tetapi, tidak semua orang, bahkan tokoh agama yang sama, bisa menafsirkan setiap ayat Alloh dengan baik sesuai pakemnya. Kita butuh alat untuk membedah esensi agama. Makanya, kepada

umat Islam saya anjurkan kembali untuk membaca lagi Kitab Kun-ing, terutama Nahwu-Sharaf,” kata Menteri kelahiran Jakarta, 25 November 1962, itu.

Fenomena saat ini, tambah Menteri yang menjabat sejak Presiden SBY ini, silang pendapat di dalam satu agama kerap ter-jadi. Pemahaman yang dikuatkan dengan keyakinan, ditambah dengan membawa jemaah, mem-buat pemerintah semakin banyak PR berupa friksi yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Kepada para ulama, mantan anggota DPR dari Partai Per-satuan Pembangunan ini untuk mengutamakan keputusan bijak dalam setiap keadaan. Anak dari Menteri Agama era Soekarno, Syaifudin Zuhri, ini mengatakan ini karena dunia tanpa batas saat ini telah menimbulkan kekacauan informasi.

“Anak-anak kita sekarang berguru kepada Google. Pada tataran ilmu umum, ini era ter-baik untuk pengembangan diri. Namun, pada tataran khusus, ini juga era berbahaya karena orang bisa menafsir suatu informasi dengan logikanya sendiri,” ucap kata tokoh NU ini.

Ia menambahkan distorsi pe-mahaman terhadap ilmu berpo-tensi besar untuk membiaskan makna hakikat. Soal jihad, misal-

Tema utama

Menimbang masalah dengan ilmu akan menghasilkan langkah bijak. Perlu kesamaan

pandangan untuk persatuan umat.

Membedah AyatHarus dengan Ilmu Alat

nya, informasi yang luas membuat tafsir beragam. “Kejadian tindak anarkistis bahkan sampai teror yang menga-tasnamakan jihad itu karena tafsir yang keliru dan diyakini. Ini harus disudahi. Caranya, secara sistematis kita harus menguasai alat untuk membedah ayat-ayat sensitif agar tafsirnya tidak semba-rangan,” kata dia.

Menteri Agama ke-22 dalam riwayat Republik Indonesia ini mengingatkan kepada para kiai di pondok-pondok pe-santren untuk menguatkan penguasaan Kitab Kuning. Ilmu Nahwu-Sharaf(ilmu alat) dalam kitab-kitab Jurumiah, Mil-hatul I’rab, dan Nazham Imrithi sangat kuat sebagai landasan setiap ulama untuk menerjemahkan suatu ayat atau hadis.

“Setiap ayat dari Alqur’an, meskipun arti harfiahnya sangat gamblang artinya, tetapi secara konten dan esensinya tidak bisa begitu saja diterjemahkan. Dia punya properti yang membangun kata atau kalimat itu hingga maknanya bisa sangat khusus, bahkan situasional. Lebih dari sekadar alat, setiap peristiwa

atau kejadian yang disampaikan dalam ayat itu juga punya sebab atau asbabun nuzul-nya. Jadi, tidak sembarang,” kata dia.

Menjaga UkhuwahDidampingi Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Lampung Suhaili dan Sekretaris Provinsi Lampung Arinal Djunaidi, Menag menyampaikan imbauannya kepada para pimpinan pondok pesantren. Di Indonesia yang keberagamannya sangat tinggi, kata dia, hendaknya setiap ulama memikir-kan secara matang setiap pendapat atau pernyataannya secara baik kepada umat.

Islam, lanjut Lukman, menyatakan dengan tegas dengan sepotong ayat tentang tidak ada paksaan untuk masuk Islam, laa ikrohafiddin. Ayat itu mengisyaratkan Islam demikian damai dan memberi hak yang cukup kepada setiap pemeluk keyakinan lain untuk hidup berdampingan.

“Kita beragama harus seimbang dan senantiasa meningkatkan Islam

yang tasamuh, toleran, dan saling menghargai. Di tengah keberaga-man ini, tolong agar kita bisa melihat agama dari sisi dalam dan sisi luar, isoteris, dan eksoteris. Apalagi dengan umat lain, sesama muslim pun banyak perbedaan. Dari yang sederhana seperti takbiratul ikhrom ada perbedaan, dan masih banyak lagi. Secara eksoteris, kita harus membangun dari sisi ke-samaannya. Misalnya, semua agama pasti mengharamkan membunuh orang tanpa alasan yang jelas,” kata pengganti Suryadharma Ali itu.

Untuk mewujudkan suasana fisik

ukhuwahJuni 20166

Tema utama

Menteri Agama Lukman Hakin Syaifudin memberi arahan pada acara Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren Se-Lampung di Islamic Center, Rajabasa, Bandar Lampung, pada 18 April 2016. Menteri Agama ke-

22 dalam riwayat Republik Indonesia ini mengingatkan kepada para kiai di pondok-pondok pesantren untuk menguatkan penguasaan Kitab Kuning.

ukhuwah Juni 2016 7

Tema utama

yang kondusif demi terciptanya ukhuwah bangsa yang baik, tam-bah Menteri, dibutuhkan keikhlasan setiap umat. “Ikhlas itu sekarang menjadi barang mewah. Ada sedikit saja perbedaan pendapat antarumat atau bahkan sesama umat, begitu banyak orang yang campur tangan kerena tidak ikhlas. Ini yang mem-buat kadang-kadang masalah kecil menjadi besar.”

Kehadiran Lukman Hakim yang ter-lambat beberapa jam karena pesawat Garuda delayed akibat cuaca buruk membuat halaqah relatif singkat. Me-nanggapi presentasi Menteri, seorang pimpinan pondok pesantren mengaju-kan pertanyaan dan pernyataan.

Khirudin Tahmid, mantan Ketua

NU Lampung yang kemudian terpilih menjadi Ketua MUI Lampung, sangat mendukung gerakan kembali meng-galakkan Kitab Kuning. Selain karena kitab yang ditulis dengan huruf Arab tanpa tanda baca (gundul) itu adalah modal utama memahami setiap ayat Alqur’an, kepelikan Kitab Kuning juga cenderung ditinggalkan umat.

“Saat ini, Kitab Kuning kurang diminati santri karena memang tidak mudah. Padahal, kitab ini sangat men-dasar. Saya sangat apresiasi jika Pak Menteri menggalakkan ini kembali. Kami siap mendukung,” kata dosen IAIN Raden Intan Lampung itu.

Selain mendukung dan merasa gembira, penanya lain mempertanyakan komitmen pemerintah dalam pelaksan-

aan gerakan mengaji Kitab Kuning ini. “Kita tahu, Kitab Kuning ini basisnya di pondok pesantren. Dalam hal ini, saya ingin tahu kebijakan apa yang akan dijalankan Pak Menteri. Sebab, sampai saat ini, perhatian pemerintah terhadap pondok pesantren sangat minim. Ber-beda jauh dengan apa yang ada pen-didikan formal di bawah Kemendikbud,” ujar kiai dari Lampung Barat itu.

Menanggapi itu, Menteri Agama menyatakan merancang progam secara komprehensif soal revital-isasi pengajaran Kitab Kuning. “Kami sedang mengadakan kajian secara mendalam tentang bagaimana Kitab Kuning ini bisa menjadi kurikulum yang simultan dalam pembelajaran agama kita,” kata dia. (TIM/R)

Salah satu pimpinan ponpes di Lampung menyampaikan pendapatnya di hadapan Menag saat halaqah.

Langgam selawat dari sound system berkekuatan besar telah bersenandung sejak pagi di halaman Kompleks Pondok Pesantren Alhi-

dayat, Gerning, Pesawaran, Sabtu, 19 Mei 2016. Tenda besar terpasang dengan seribuan kursi di bawahnya. Di bagian depan, satu panggung cukup megah berdiri.

Dari panggung pengajian di lipatan wilayah sepi itu, Prof. Said Agil Husein Almunawar mewanti-wanti umat. Mantan Menteri Agama Republik Indonesia itu dihadirkan untuk mem-berikan tausiah di tengah masyarakat yang kian galau oleh perkembangan dunia yang sulit dibendung dari pen-garuh buruk.

“Saya tegaskan kepada jemaah dan masyarakat muslim Indonesia. Pilihan untuk memasukkan anak-anak ke

pesantren sudah sangat tepat. Jangan terpengaruh dengan godaan dunia yang menawarkan pendidikan cang-gih dan kemapanan fasilitas. Sebab, pondok pesantren memiliki konsep dan dasar ilmu yang kuat untuk mem-pelajari ilmu agama,” kata dosen UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta ini.

Pesan agar umat belajar agama dari guru yang tepat ini disampaikan lelaki kelahiran Palembang 1954 ini menanggapi maraknya ajaran agama yang disampaikan dengan penguasan ilmu yang kurang kuat.

“Sekarang ini banyak sekali anak muda yang mendadak jadi ustaz. Arti dari kata ustaz adalah guru. Tetapi, untuk menjadi guru agama Islam, tidak cukup dengan modal pengetahuan umum. Ada tahapan, tingkatan, dan penguasaan alat untuk menafsir suatu ilmu agama,” kata peraih gelah doktor

Universitas Ummul Quro’ Mekah, Arab Saudi, itu.

Pesan itu disampaikan Menteri Agama era Megawati Soekarnoputri ini menjawab pertanyaan umat soal maraknya paham baru dan radika-lisme. Gerakan radikal yang diduga menjadi induk dari aksi terorisme mengemuka bersama gencarnya dakwah yang dilakukan anak muda dengan mengedepankan semangat jihad.

“Saya juga kadang-kadang heran, mengapa televisi mengambil dan memilih ustaz-ustaz muda yang wawasan dan keilmuannya belum teruji. Ini memang fenomena yang baik untuk percepatan syiar. Ustaz muda memang lebih menarik ketika ditayangkan gambarnya. Ini membuat khalayak, terutama anak-anak muda, juga tertarik. Namun, apakah ustaz

ukhuwahJuni 20168

Tema utama

Ilmu Alat, Untuk Tafsiryang Bertanggung Jawab

Jangan terpengaruh dengan godaan dunia yang menawarkan pendidikan canggih dan kemapanan fasilitas. Sebab, pondok pesantren memiliki konsep dan dasar ilmu yang kuat untuk mempelajari ilmu agama.Prof. Said Agil Husein Almunawar

ukhuwah Juni 2016 9

Tema utama

muda-muda itu sudah siap dari segi ilmunya?” kata dia.

Di luar keilmuan, Said Agil me-maklumi bahwa para dai muda itu mengamalkan hadis yang menyeru agar menyampaikan ilmu kebenaran yang kita miliki walaupun hanya satu ayat. Namun, ketika sang penyampai ilmu itu kemudian disukai jemaah karena penampilannya yang menarik dan cara menyampaikannya enak, dia akan terjebak kepada masalah kualitas.

Pertanyaan-pertanyaan dari jemaah yang semakin kritis tidak sebanding dengan penguasaan ilmu agama yang hanya modal satu ayat. “Yang baik, kalau kita memang hanya punya satu ayat, ya sampaikan saja. Tetapi, kalau jemaah minta tambahan ayat semen-tara kita belum menguasai, seharus-nya terus terang saja belum sampai lalu mengaji lagi. Nah, yang celaka, mereka memaksa mengeluarkan dalil

dan tafsir-tafsir yang mengandalkan logika atau hasil membaca dari satu buku saja atau bahkan dari petikan di Google. Ini bahaya,” kata dia.

Ustaz-ustaz muda yang telanjur menjadi idola dalam dakwah diakui Said Agil sebagai berkah dan fenom-ena baik. Namun, tantangannya akan lebih besar. Sebab, jemaah akan terus mengejar ilmu dari sang ustaz tanpa tahapan. Sementara, untuk belajar ilmu alat menjadi mu-fassir atau menafsir ayat Alqur’an tidak bisa secepat keingi-nan jemaah.

Kondisi ini kerap memaksa ustaz-ustaz muda mengambil jalan pintas. Tanpa ilmu alat yang kuat, mereka memilih membaca buku dan men-

gutip dari berbagai bahan bacaan. “Masih mending kalau tanya kepada guru yang lebih senior dan punya ilmu Nahwu-Sharaf yang berland-askan Kitab Kuning. Itu pun tidak bisa serta-merta kemudian diambil kesimpulan.”

Pelajari Kitab KuningMemberi solusi kepada fenomena

ini, Said Agil sepakat dengan imbauan Kementerian Agama yang akan meng-

Menteri Agama Lukman Hakin Syaifudin di hadapan para pimpinan Pondok pesantren se-Lampung

Ketika sang penyampai ilmu itu kemudian disukai jemaah karena

penampilannya yang menarik dan cara menyampaikannya

enak, dia akan terjebak kepada masalah kualitas.

ukhuwahJuni 201610

Tema utama

ktualisasikan lagi kajian Kitab Kuning. Menurut Said Agil, kitab-kitab seperti Alfiah, Jurumiah, Imrithi, dan lainnya adalah cara sistematis dengan jenjang yang jelas dan terukur ketika seseorang akan mempelajari ilmu alat.

“Kitab Kuning itu sangat jelas jenjangnya. Pada tahap awal santri hanya boleh mempelajari kitab tertentu dan belum boleh membaca kitab tertentu. Bukan karena tidak boleh terlalu cepat atau melom-pat. Tetapi, sebelum seorang santri memahami ilmu dasarnya, dia akan berbahaya jika sudah mencomot ilmu yang lebih tinggi, karena setiap ilmu itu ada dasarnya,” kata dia.

Sementara itu, ketika berbicara di hadapan ratusan pimpinan pondok pesantren se-Lampung di Islamic Center, Bandar Lampung, April lalu, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin mengaku sedang meran-cang konsep penguatan pengajaran Kitab Kuning. Pemerintah, kata Lukman Hakim, merasa sangat perlu mengaktualisasikan pembelajaran ilmu agama secara

mendasar dengan pijakan yang kuat untuk menepis semakin santernya isu radikalisme.

“Orang mengikuti ajaran yang kemudian bisa kita identifikasi sebagai radikal itu karena pemahaman terhadap agama yang kurang baik. Jangankan yang hanya belajar agama dari buku atau Google, yang sudah khatam Kitab Kuning juga ada perbedaan. Tetapi, itu soal pilihan,” ujar Lukman.

Meskipun sudah cukup kompleks, Lukman Ha-kim mengaku masih optimistis pemahaman umat terhadap kebenaran Islam yang rahmatan lil alamin masih kuat.Ini bisa dilihat dari semakin tumbuhnya minat umat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren.

“Kita masih punya sekitar 27 ribu pondok pesantren di seluruh Indonesia. Ini modal besar yang harus kita syukuri. Ke depan, pemerintah akan mendukung, memberi bantuan dana insentif kepada pondok-pondok pesantren. Kurikulum yang mengajarkan Kitab Kuning harus kita pertahankan,” tukas dia. (TIM/R)

Kitab Kuning itu sangat jelas jenjangnya. Pada tahap awal santri hanya boleh mempelajari kitab tertentu dan belum boleh membaca kitab tertentu.

ukhuwah Juni 2016 11

Tema Aktual

KERAMAIAN pasar takjildi bilangan Lapangan Enggal, Bandar Lampung, pada puasa hari kedua, Selasa (7/6), tersaingi. Tak jauh dari tempat itu,

satu tenda besar tergelar di posisi paling strategis di Kota Tapis Berseri, Bundaran Tugu Gajah. Bahkan, satu lajur jalan yang biasanya digunakan untuk putaran kendaraan dari arah Telukbetung ke Jalan Sudirman ditutup.

Mulai hari itu, setiap lepas asar, ratusan warga dengan aneka atribut berkerumun dan memantaskan diri sebagaimana umat muslim. Polisi, tentara, Satpol PP, pegawai, karyawan swasta yang masih mengenakan atribut lembaganya terlihat memenuhi tenda. Yang pria umumnya mengenakan kopiah, sedangkan yang wanita mengenakan hijab.

Ya, mereka adalah jemaah Lampung Mengaji 99 Khatam Qur’an.

Pada hari pertama, keramaian begitu kentara pada acara yang digagas Kapolda Lampung Brigjen Pol. Dr. Ike Edwin itu. Se-jumlah pejabat hadir. Ada Wali Kota Bandar Lampung Drs. H. Herman H.N., M.M., Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung Drs. H. Suhaili, M.Ag., Ketua MUI Lampung Dr. K.H. Khairudin Tahmid, dan sejumlah pejabat lain.

Perhelatan yang baru pertama kali di Lam-pung itu menarik perhatian warga. Event ini juga menjadi warna khas yang meneguhkan Kota Bandar Lampung dan Provinsi Lampung sebagai wilayah religius. Lebih dari itu, warna harmoni berupa toleransi terkemuka dengan

Lampung mengaji 2016

99 Khatam Qur’an di Langit Lampung

Kumandang suara jemaah membaca ayat-ayat Alqur’an mengalun

memenuhi langit kawasan Tugu Adipura,

Bandar Lampung. Selama Ramadan 1437

H, Polda Lampung bersama Kementerian

Agama Provinsi Lampung menggagas “Lampung

Mengaji 99 Khatam Qur’an” di lokasi ini.

Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N., Kapolda Ike Edwin, beserta tokoh lintas agama berfoto bersama dalam acara Lampung Mengaji.

ukhuwahJuni 201612

Tema Aktual

partisipasi umat beragama lain yang terlibat secara teknis dalam penyelenggaraan.

Lampung Mengaji 99 Khatam Qur’an ini memang baru pertama digelar. Kami ber-syukur semua elemen masyarakat antusias menyambut baik dan berpartisipasi. Bukan hanya umat muslim, saudara-saudara kita yang nonmuslim juga ambil bagian dalam

penyelenggaraan. Mereka ikut membantu penyiapan tem-

pat, menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa, juga menyajikan dengan sangat ramah. Yang begini ini harus kita rawat,” kata Dang Ike, sapaan akrab Kapolda Ike Edwin, di lokasi acara.

Tak kurang, setiap hari ratusan santri yang

didampingi para ustaz dari berbagai pondok pesantren di Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran, dan beberapa daerah lain hadir. Mereka secara berjemaah mem-baca kitab suci Alqur’an secara estafet untuk menyelesaikan halaman, surat, juz, hingga tamat beberapa kali dalam sehari.

“Target kami dalam satu bulan Ramadan ini

ukhuwah Juni 2016 13

Tema Aktual

khatam 99 kali Alqur’an 30 juz. Itu mengacu kepada 99 nama Alloh atau asma’ul khusna. Tapi, nyatanya, kalau dibagi menjadi 30 hari, seharusnya cukup 3,5 kali, dalam beberapa hari ini malah khatam lima kali. Itu menunjukkan antusiasme yang sangat bagus,” tambah Ike.

Aura ReligiusPergelaran Lampung Mengaji

di pusat titik orbit Kota Bandar Lampung itu menghadirkan aura agamis. Setiap bakda asar, lokasi silang empat Tugu Gajah

itu seperti kota santri. Terlebih, sound system yang dipasang dengan modulasi mantap terus mengumandangkan ayat-ayat Alqur’an dengan tartil dan irama merdu.

Suara-suara yang saling mengisi antara qori dengan qori lain yang bersahutan menyelimuti atmosfer sep-erti kelimunan lebah sedang mengudara.Pemandangan di lokasi acara itu juga terasa menyejukkan mata.

I tu terbangun dari ba-gaimana belasan polisi masih

ukhuwahJuni 201614

Tema Aktual

berseragam gagah yang biasanya menjaga sikap wibawa. Hari-hari itu mereka bersimpuh dalam halaqah bersama Qur’an di tangan. Juga dengan kelompok tentara, Polwan, dan berbagai komunitas lain.

Di tengah sesi mengaji, pantia memberi jeda dengan menghadirkan beberapa ustaz untuk mengisi tausiah. Ada beberapa model ustaz yang menyampaikan kearifan Alloh kepada jemaah. Ada yang lurus-lempang dan men-gacu kepada kitab, ada yang bergaya intelek, dan ada juga yang menyodorkan humor di tengah pesan-pesan. Namun, semua untuk memberi wawasan tentang agama kepada umat.

Harmoni dalam KeragamanMeskipun majelis muslimin, warna multikultur dalam harmoni

kekerabatan terlihat jelas di Lampung Mengaji 99 Khatam Qur’an ini. Pada hari pertama, belasan biksu, pendeta, pastor, suster, dan umat lain dengan busana khasnya hadir. Mereka bukan sekadar hadir, tetapi ikut berinteraksi dengan panitia dan para tokoh untuk menyukseskan agenda ini.

Menjelang beduk magrib, terlihat perempuan-perempuan berpakaian putih berkerudung suster lengkap dengan kalung salib bergegas membagikan aneka kudapan kepada jemaah. Dengan senyum ramah, mereka menyapa dengan salam hangat yang menyejukkan. “Selamat berbuka puasa, saudaraku,” kata mereka sambil menyodorkan kue dan nasi kota yang telah dikemas sedemikian rupa.

Saat waktu magrib tiba dan azan dikumandangkan, terlihat para biksu, pendeta, pastur, dan para suster itu ikut khusyuk mendengarkan seruan salat. Berikutnya, saf-saf salat segera terbentuk di jalanan aspal yang disulap menjadi tempat ibadah itu.

Kepala Kanwil Kemenag Lampung Suhaili sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurut dia, sinergi Kementerian Agama dengan Polda Lampung yang telah menjadi kesepakatan, salah satunya diwujudkan dalam agenda ini.

“Ini sangat positif dan harus menjadi agenda rutin di Lam-pung. Tidak peduli siapa kakanwilnya, siapa kapoldanya. Ini menjadi model pengamalan agama yang harmonis di tengah masyarakat majemuk,” pungkas dia. (TIM/R)

Meskipun majelis muslimin, warna multikultur dalam harmoni kekerabatan terlihat jelas di Lampung Mengaji 99 Khatam Qur’an ini.

ukhuwah Juni 2016 15

Tema Khusus

DI Ballroom The7 Hotel Bandar Lampung yang sejuk, seratusan lebih pe-jabat Kementerian Agama Provinsi Lampung takzim

mengikuti acara. Backdrop yang men-jadi latar pada podium menulis “Rakor Kementerian Agama Provinsi Lampung 2016”. Hadir sebagai tamu istimewa adalah Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin.

Satu sesi yang paling menggetarkan adalah ketika Kepala Kanwil Agama Provinsi Lampung Drs. H. Suhaili, M.Ag.

memimpin pernyataan integritas. Di hadapan seluruh jajaran yang diminta berdiri, Suhaili mulai mengucapkan lima poin nilai budaya kerja Kemen-terian Agama. Dengan peragaan menepuk dada kiri, menunjuk ke atas, salam dua jari, hingga telapak tangan terbuka.

Lima nilai budaya kerja itu terdiri dari intergritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan. Mereka meneriakkan nilai-nilai ini dengan khidmat. Suara koor mengu-rung suasana menjadi lebih terasa

membekas.Rapar koordinasi Kementerian

Agama Provinsi Lampung 2016 ini istimewa karena dihadiri Menteri Agama RI. Lukman Hakim Syaifudin hadir sekaligus kunjungan kerja ke Lampung dengan agenda bertemu dengan pimpinan pondok pesantren se-Provinsi Lampung.

Dalam arahannya, Menag Luk-man Hakim Syaifudin menakankan pentingnya menjaga marwah Ke-menterian Agama sebagai institusi yang mengurusi spiritualitas bangsa.

RaKOR Kemenag Lampung 2016

Jaga Integritas Layanan Terbaik!Lima nilai budaya kerja Kementerian Agama, yakni integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan, harus kita jalankan.

Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin, didampingi Kakanwil Kemenag Provinsi Lampung Suhaili, memukul gong tanda dibukanya rakor Kemenag Lampung.

ukhuwahJuni 201616

Tema Khusus

“Ikhlas beramal” yang menjadi ideologi Kementerian Agama, lanjutan Menag, harus meresap dalam sanubari setiap aparat di Kemenag.

“Saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kemenag Lampung yang telah menujukkan intergritasnya dengan baik. Ini adalah modal kita mengabdi kepada bangsa,” kata Lukman Hakim Syaifudin.

Rakor dihadiri seluruh pejabat dan kepala lembaga-lembaga terkait di bawah Kementerian Agama Provinsi Lampung, yakni semua jajaran di Kemenag Lampung, kepala kantor Kemenag kabupaten/kota se-Provinsi Lampung, seluruh kepala madra-sah, dan unsur lainnya.

Kepala Kanwil Kemenag Lampung Suhaili kepada Menag melaporkan peta atau kondisi keagamaan di Provinsi Lam-pung. Ia menyatakan harmoni interaksi antar dan interagama yang terjalin dengan baik adalah modal interaksi sosial secara keseluruhan di Provinsi Lampung.

“Pluralitas di Provinsi Lampung sangat tinggi. Hampir semua suku bangsa yang ada di Indonesia ada di sini. Juga, semua agama ada di Lampung. Kami bersyukur semua perbedaan ini bisa disikap sebagai berkah Alloh sebagaimana tertera dalam ajaran Islam. Kami saling menghormati, saling menghargai, dan saling mendukung. Ini adalah kondisi aktual di Lampung,” kata Suhaili.

Meskipun demikian, tambah Kakanwil, potensi konflik terhadap sesuatu yang berbeda juga ada. Bahkan, potensi-potensi penyimpangan ajaran agama atau kepercayaan juga ada di Lampung.

“Satu hal yang terus kami waspadai dari pluralitas yang indah di Lampung ini ada-lah adanya pihak-pihak atau individu yang melakukan penyim-pangan. Yang seperti itu ada juga di Lampung dan terus kami waspadai,” kata dia.

Suhaili bersyukur mendapat sokongan dari lembaga-lembaga terkait di Lampung. Antara lain, Polda Lampung, Komando Resort

Satu hal yang terus kami waspadai dari pluralitas yang indah di Lampung ini adalah adanya pihak-pihak atau individu yang melakukan penyimpangan. Yang seperti itu ada juga di Lampung dan terus kami waspadai

ukhuwah Juni 2016 17

Tema Khusus

Militer, Pemerintah Provinsi Lampung, dan lembaga-lembaga seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung.

Sinergi dengan berbagai institusi dan lembaga lain, lanjut Suhaili, adalah kunci dari keberhasilan Lampung dalam menjaga situasi kondusif.

Di internal Kemenag, Suhaili menyam-paikan kinerja secara keseluruhan berjalan dengan baik. Beberapa prestasi yang menyangkut penyelenggaraan birokrasi juga diapresiasi secara nasional. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Menteri Agama dan jajaran Kementerian Agama Pusat yang telah membimbing kami dengan intensif sehingga kami bisa men-jalankan tugas dengan baik,” kata dia.

Sementara itu, sesi rapat koordinasi diisi dengan melakukan evaluasi kinerja dan pencapaian secara menyeluruh pada periode 2015—2016. Presentasi dari kinerja itu disampaikan masing-masing satuan kerja di bawah Kemenag Lampung secara maraton. Diskusi dan tanya-jawab mengenai apa yang telah dijalankan pada periode itu kemudian diresume menjadi bahan acuan ke depan.

Kepala Bagian Tata Usaha Kemenag Lam-pung M. Aris Rayusman mengatakan set-elah menemukan berbagai simpul masalah dan keunggulan dari evaluasi kinerja, rakor dilanjutkan dengan menyusun proyeksi. Dalam sesi ini, setiap satker diminta untuk membuat rancangan program yang akan

dilaksanakan dengan struktur yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Setiap kita harus menjadi solusi atas semua masalah yang ada di hadapan kita masing-masing. Oleh karena itu, rakor ini harus dihadiri lengkap semua pejabat. Sebab, tidak semua kita punya kemampuan yang cukup. Semakin banyak kepala yang ikut urun rembuk untuk suatu pekerjaan, akan lebih baik hasilnya,” kata dia.

Aris menegaskan semua potensi yang ada di Kemenag Lampung harus dimaksi-malkan. “Kita tidak cukup dengan kerja rutin dengan hasil standar. Yang dituntut adalah kreativitas dan inovasi dari setiap kita. Ini tanggung jawab kita untuk memberi yang terbaik,” ujarnya. (ALIF/R)

Jajaran pejabat Kemenag Provinsi Lampung berfoto bersama Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin pada rapat kerja Kemenag Lampung.

ukhuwahJuni 201620

Tema Khusus

WAJAH pejabat teknis Kantor Kemente r i an Agama Provinsi Lampung yang biasanya

memilih berada di balik layar, akhir Mei lalu, tampak banyak hadir di Hotel Emersia. Hari itu mereka antusias ketika institusi tempat-nya bekerja mengundang Kejaksaan Tinggi Lampung untuk sosialisasi dan pembinaan hukum berkaitan dengan pelaksanaan tugas sebagai aparat sipil negara.

“Kami sangat membutuhkan sosialisasi, pengetahuan, dan informasi tentang pen-anganan hukum berkaitan dengan tugas kami sebagai pejabat teknis di lapangan. Kami butuh pembinaan hukum supaya tidak waswas mengambil langkah,” kata salah seorang pejabat pembuat komitmen (PPK) yang enggan disebut identitasnya.

Pihak Kementerian Agama Provinsi Lampung memang sengaja mengundang para penggawa Kejati Lampung untuk memberi suluh kepada seluruh jajaran Ke-menag. Kepala Kanwil Kemenag Lampung Drs. Suhaili, M.Ag. mengatakan banyak masalah hukum perdata dan tata usaha

negara di lingkungan Kemenag yang kerap mengganggu kinerja. Akibatnya, banyak en-ergi terbuang untuk urusan itu, sementara masalahnya juga tidak segera tuntas.

“Kami sengaja bekerja sama dengan Kejati agar segala sesuatu yang menyang-kut hukum perdata, tata usaha negara, dan juga mungkin potensi hukum pidana bisa dipahami jajaran kami. Sebab, kita sering kurang berani mengambil kebijakan karena ketidakpahaman posisi hukumnya,” kata Suhaili.

Dalam kesempatan itu, Kementerian Agama menandatangani kesepakatan kerja sama, yakni dalam rangka untuk menangani penyelesaian masalah hukum perdata dan tata usaha negara di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung serta untuk meningkatkan penga-manan aset negara.

“Kami terus melakukan inventarisasi-barang milik negara agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan. Kerja sama ini juga untuk mencegah

terjadinya gugatan karena posisi hukum kita yang sudah jelas dan kuat,” tambah Suhaili.

Penandatanganan kerja sama yang dilakukan Suhaili dengan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Lampung Amran, M.H. Beberapa pejabat di Kejati Lampung seperti asisten pidana khusus dan beberapa jaksa hadir. Mereka membagikan ilmu dan mem-beri rambu-rambu penting kepada para pelaksana di Kemenag Lampung.

Dalam sambutannya, Suhaili menga-takan permasalahan perdata dan tata usaha negara yang dihadapi oleh satker pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung baik itu Kementerian Agama kabupaten/kota.

Itu juga terjadi di instansi di bawah Keme-nag, seperti madrasah negeri dan lembaga keagamaan lain. Mereka kerap berpolemik mengenai aset barang milik negara berupa tanah yang telah bersertifikat maupun be-lum, terutama yang perolehannya melalui hibah atau wakaf dari masyarakat.

MoU Kemenag dan Kejati Lampung

Pejabat Jangan Ragu!Kerja sama ini juga untuk mencegah terjadinya gugatan karena posisi hukum kita yang sudah jelas dan kuat.

Jajaran pejabat Kemenag Provinsi Lampung berfoto bersama dalam acara penandatanganan MoU antara Kemenag Lampung dan Kejaksaan Tinggi.

ukhuwah Juni 2016 21

Tema Khusus

“Akhir-akhir ini ada kecenderungan mun-cul upaya pihak tertentu yang mempersoal-kan keabsahan kepemilikan atas aset-aset Kementerian Agama.Pihak-pihak tersebut kebanyakan berasal dari keluarga ahli waris atau yang menghibahkan, yang didampingi lembaga-lembaga tertentu. Untuk itu, kami memandang perlu untuk melakukan upaya pengamanan terhadap aset-aset tersebut dengan didampingi pihak yang berkompeten tentang permasalahan hukum, yaitu Kejak-saan Tinggi Lampung,”imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Kejaksaan Tinggi Lampung Amran, M.H. mengatakan me-nyambut baik diadakannya kerjasama ini. Bahkan, menurutnya, kerjasama semacam ini juga dilakukan dengan pemerintah daerah dan dinas instansi lainnya.Sebab, hal ini juga merupakan salah satu tugas dari kejaksaan untuk memberikan pendampingan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

“Pejabat tak boleh ragu dalam mengambil kebijakan selagi mengikuti aturan hukum. Jika ragu dan terhambat, pembangunan bisa terkendala. Kami siap membantu,” kata Amran.

Amran berharap kegiatan ini segera diikuti dan dilaksanakan di tingkat ka-bupaten/kota, yaitu Kantor Kementerian

Agama kabupaten/kota se-Provinsi Lam-pung dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat. Amran mengatakan pihaknya bersedia untuk memberikan bantuan hu-kum, pelayanan hukum, maupun tindakan hukum lainnya.

“Saya kira banyak hal yang bisa kita gali dan kerjakan bersama selain pendampingan permasalahan hukum. Kita juga bisa bekerja sama dalam bidang lain. Misalnya, ketika Kejati membutuhkan tenaga rohaniwan, penceramah, dan kegiatan keagamaan lainnya, tentunya Kementerian Agama akan sangat dibutuhkan perannya. Bahkan, sela-ma ini di bidang kerukunan umat beragama hubungan yang harmonis dan kerjasama

yang baik antara Kanwil Kemenag Lampung dan Kejati,” kata Amran.

Kegiatan penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan bersamaan dengan pembinaan hukum yang bertujuan mem-berikan wawasan hukum bagi aparatur sipil negara dilingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Mereka terdiri dari pejabat pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lam-pung, kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota se-Provinsi Lampung, kepala MIN, MTsN, dan MAN se-Kota Bandar Lampung, serta pejabat, jaksa, pengacara negara di lingkungan Kejaksaan Tinggi Lampung. (ALIF/R)

ukhuwahJuni 201622

Berita

PRINGSEWU—UKHUWAH: Kabut masih menyelimuti Kampus MAN 1 Pringsewu saat bel tanda masuk dibunyikan Sabtu

(30/4/2016) pagi. Tampak siswa kelas XI sudah bersiap siap melakukan ujian praktik kepramukaan yang sudah di-jadwalkan.

Begitu matahari muncul menyinari kampus yang berada diatas perbuki-tan Pekon Fajar Agung ini, mereka bergegas menuju halaman prakir MAN 1 Pringsewu. Seluruh siswa kelas XI antusias mengikuti ujian praktik kepra-mukaan semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yang merupakan kegiatan final di semester ini.

Dengan seragam pramuka lengkap,

satu persatu para anggota Gudep Raden Intan dan R.A. Kartini menunjukkan ket-erampilan mereka dalam baris-berbaris, pionering, dan menyanyi.

Kegiatan evaluasi ini dipandu oleh para pembina pramuka MAN 1 Pring-sewu yang terkenal sangat energik. Sang pembina pramuka, Khairudin, S.Ag., Melistyowati, S.Pd., Siti Suru-riyah, S.Pd., dan pembantu pembina Supriono, S.Pd. dan Khoirul Aziz, tam-pak sangat terampil mengarahkan para anggota pramuka menyelesaikan tugas.

Menurut Melistyowati, kegiatan evalu-asi ini juga dilaksanakan tidak hanya didalam ruangan. Beberapa materi dilaksanakan didalam ruangan. “Untuk

didalam ruangan kami melaksanakan praktik menyanyikan lagu-lagu nasional dan perjuangan,” jelas Melis, guru yang mungil dan lincah ini.

Dalam ujian pionering atau tali-temali, lanjutnya, para peserta yang telah dibagi dalam regu menunjukkan kekompakan dalam membuat tandu dan tiang bend-era. “Untuk baris-berbaris, para siswa diuji kemampuannya dengan aba-aba baris-berbaris dengan mata tertutup,” jelasnya.

Hal ini dilakukan agar penilaian benar-benar objektif sesuai dengan kemam-puan masing-masing. “Kalau mereka melihat dan meniru gerakan yang lain, objektivitas penilaian akan berkurang,” kata Melis. (MUHAMMAD FAIZIN/SRY)

Pramuka MAN 1 Pringsewu Unjuk Kemampuan Kepanduan

Siswa-siswi MAN 1 Pringsewu bersiap melakukan ujian praktik kepramukaan.

Milad Ke-25 MAN 2 Bandar Lampung

Budayakan MembacaPrestasi yang sudah dicapai agar dapat dipertahankan, terlebih kalau bisa ditingkatkan. Salah satunya dengan membiasakan membawa buku, membiasakan membaca, dan cinta membaca.

ukhuwah Juni 2016 23

Berita

BANDAR LAMPUNG—UKHUWAH: Upacara hari ini mempunyai nu-ansa berbeda dari Senin sebelum-nya. Hal itu karena Senin kali ini

bertepatan dengan hari ulang tahun ke-25 MAN 2 Bandar Lampung. Kepala MAN 2 Bandar Lampung Samsurizal, S.Pd., M.Si. dalam amanatnya sekaligus sambutan milad mengingatkan prestasi yang sudah dicapai agar dapat dipertahankan, terlebih kalau bisa ditingkatkan. Salah satunya dengan mem-

biasakan membawa buku, membiasakan membaca, dan cinta membaca.

Gerakan cinta membaca bagi para siswa dapat memfaatkan perpustakaan, mulai dari membaca ditempat sampai dengan meminjam buku perpustakaan. Setelah upacara bendera, beliau melanjutkan acara milad dengan pe-motongan tumpeng. Secara tradisi, potongan nasi tumpeng pertama diberikan kepada guru yang paling senior, yakni Dra. Hi. Muthmainnah, dan pemotongan kedua diberikan kepada guru

yang paling junior, Ciptaningsih, S.Pd.Seremonial terakhir milad nan singkat ini

ditandai dengan penglepasan balon oleh kepala madrasah yang ditonton seluruh siswa peserta upacara. Rangkaian lain dari milad ini adalah dengan lomba keagamaan sekaligus menjadi uji keberhasilan dari program penguatan keagamaan MAN 2 Bandar Lampung yang akan dilaksanakan pada hari ini juga. (HUMAS MAN 2 BANDAR LAMPUNG/ROSIDIN)

Dewan guru beserta siswa MAN 2 Bandar Lampung melakukan pelepasan balon dalam rangkaian HUT ke-25 sekolah tersebut.

ukhuwahJuni 201624

Berita

BANDAR LAMPUNG—UKHUWAH: Pangkalan MAN 1 Bandar Lam-pung Ahmad Yani dan

Cut Nyak Dien kembali menoreh-kan prestasi pada acara kompeti-si pramuka SMAN 12 (Kopdalas). “Selama satu minggu melakukan latihan persiapan, meliputi PBB, joget komando, dan miniatur pionering,“jelas Miftakhur Rizky, anggota Pramuka.

Dengan bantuan tiga kakak

pembimbing, Eko Astuti, Su-priono, dan Irwansyah, usaha mereka tidak sia-sia. Pangkalan MAN 1 Bandar Lampung meraih juara umum tingkat penegak se-Provinsi Lampung dalam kegiatan Kopdalas (Kompetisi Pramuka Dua Belas) di SMAN 12 yang dilaksanakan tanggal 14 Mei 2016.

Dengan perincian piala juara harapan II PBB Putra B, juara IIIpionering putri, juara III PBB

putri, juara Ijoget komando, juara 1 PBB putra A, juara umum putra dan juara umum putri, trofi bergilir Gubernur Lampung 2,5 meter, serta uang pembinaan sejumlah Rp1 juta.

“Meskipun sudah menjadi juara umum, anak-anak harus tetap rendah hati. Amalkan Tri-satya dan Dasadarma Pramuka,” harap Eko Astuti sebagai kakak pembimbinng pramuka. (HERA SUZANA/ROSIDIN)

Pangkalan MAN 1 Juara Umum

Kompetisi Pramuka

ukhuwah Juni 2016 25

Berita

BANDAR LAMPUNG—UKHUWAH :Beberapa siswa berbusana ke-baya modern belenggak-lenggok di karpet merah di depan pang-

gung kegiatan perpisahan siswa MAN 2 Bandar Lampung, medio Juni 2016. Ajang fashion show kebaya modern ini menye-dot perhatian para siswa, guru dan tamu undangan.

Salah satu peserta mengibaskan selendang panjang berwarna merah muda yang menjadi aksesori di pinggangnya. Sontak para siswa riuh memberi tepuk tangan. “Wah, bagus bajunya!”, “Suit...suit...keren!”, “Apik!”. Ren-tetan pujian ditujukan kepada peserta fashion show.

Koleksi busana yang ditampilkan merupa-kan hasil kreasi program keterampilan tata busana MAN 2 Bandar Lampung. Busana-busana tersebut dipersiapkan beberapa

minggu sebelum acara. Walau tidak sebagus produk perancang dan penjahit andal, busana yang dihasilkan cukup menarik serta nyaman dipakai.

Ada dua jenis kebaya yang dipamerkan yaitu kebaya resmi dan kebaya sederhana. Kebaya resmi dihiasi dengan payet dan tunik di lingkaran leher, bordir di belahan rok depan dan pergelangan tangan. Sementara kebaya sederhana bermain sablon bunga-bunga be-sar di bagian atas atau bunga-bunga kecil di belahan gamis.

Kepala MAN 2, Drs. M. Iqbal dan dewan guru mengapresiasi karya siswa. “Kami ber-harap para siswa terus berkarya dan semoga ke depan kegiatan-kegiatan dan progam seko-lah mendapat dukungan dari semua kalangan. Ajang positif seperti ini dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi siswa lebih baik,” kata M. Iqbal. (ADMIN/SRY)

Pesona Kebaya Modern Karya Siswa MAN 2 Bandar Lampung

Beberapa siswa MAN 2 Bandar Lampung menampilkan kebolehan mereka pada ajang fashion show.

BANDAR LAMPUNG—UKHUWAH: Intonasi suaraProf. Dr. H.M. Damrah Khair, M.A.

agak naik. Suaranya terdengar jelas. Beberapa fakta yang dia ungkapkan membuat peserta workshop tertegun. “Mesir dan Universitas Al Azhar Kairo itu bisa maju dari pengelolaan wakaf yang sangat baik. Begitu juga di Indonesia, ada Universitas Islam Indonesia dan Pesantren Gontor yang mampu memanfaatkan wakafuntuk mengembangkan diri,” katanya.

Beberapa peserta terlihat mencatat pernyataan Damrah Khair. Fakta penting ini memberi semangat para pengurus Baznas dan Badan Wakaf Indonesaia (BWI) Provinsi Lampung yang

menjadi peserta Workshop Mana-jemen Pengelolaan Wakaf, Rabu (11/5), di Hotel Kurnia, Bandar Lampung.

Damrah menegaskan kata kunci dalam perwakafan ada-lah “pengelolaan”, karena per-masalahan bukan pada apa yang mau diwakafkan , melainkan kepada siapa yang mau men-gelola wakaf.

“Sebenarnya, banyak orang yang mau berwakaf.Tapi, siapa yang mengelola? Amanah, eng-gak? Kredibel,enggak? Itu yang jadi permasalahan,” ujarMantan Rektor IAIN Raden Intan Bandar Lampung itu.

Jadi, menurutnya, sangatlah penting mengubah mindset umat serta membangun sinergitas ulama dan umara untuk men-

jadikan wakaf produktif. Salah satu cara untuk mengubahnya adalah melalui bentuk sosial-isasi dan pelatihan pengelolaan ekonomi wakaf yang didukung dana yang memadai, terjadwal, dan terencana.

“Lebih khusus, ini adalah salah satu tugas Badan Wakaf Indo-nesia untuk mengelola wakaf dengan baik.Pembinaan terhadap pengelola wakaf harus intensif dilakukan,” kata Damrah.

Menurut dia, pengelolaan wakaf dengan baik dan benar oleh BWI dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi kemaslahatan umat. Wakaf juga dapat menjadi sumber ekonomi umat Islam jika dikelola profesional dan sesuai dengan syariat agama.

ukhuwahJuni 201626

Berita

Kunci Perwakafan adalah Manajemen

WorKSHoP PeNgeLoLAAN WAKAf

Pemateri memberikan penjelasan mengenai manajemen wakaf saat acara workshop manajemen pengelolaan wakaf, Rabu (11/5), di Hotel Kurnia, Bandar Lampung.

ukhuwah Juni 2016 27

Berita

Kasi Pemberdayaan Wakaf Kan-wil Kemenag Provinsi Lampung Dra. Hj. Muliawati Berawi, M.Ag. membuka-buka lembaran kertas berisi data, sementara pembawa acara memanggil namanya un-tuk duduk ke depan di bangku pemateri.

Muliawati segera beranjak sam-bil mengenggam lembaran kertas tersebut. Sesampai di depan, dia meraih mikrofon dan memulai menyapa para peserta Workshop Manajemen Pengelolaan Wakaf yang hadir di Hotel Kurnia, Bandar Lampung, Rabu (11/5). “Assala-mualaikum warahmatullahi waba-rakatuh. Bagaimana bapak-bapak, ibu-ibu masih seger semua?” katanya berupaya mencairkan suasana.

Lalu, dia memaparkan tentang data wakaf yang telah dihimpun oleh Kementerian Agama Provinsi Lampung sampai dengan 2014.

Berdasarkan data tersebut terdapat 15 ribu lokasi tanah wakaf yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Lampung. “Lebih dari 200 hektare lebih tanah wakaf tersebar di Provinsi Lampung dengan ka-bupaten yang berpotensi seperti Lampung Utara, Lampung Barat, Lampung Tengah, Tanggamus, dan Tulangbawang Barat,” kata dia.

Data aset wakaf, menurutnya, belum terinput semua secara online melalui Sistem Informasi Wakaf (Siwak) yang sudah ter-dapat di Kantor Urusan Agama kecamatan.“Kendala minimnya SDM dalam mengelola teknologi menjadikan pendataan belum maksimal,” tuturnya.

Data online dalam Siwak, menu-rutnya, penting untuk divalidasi dan dilengkapi agar tidak akan timbul masalah seiring dengan berjalannya waktu.“Data ini ter-simpan di Siwak dan dapat diakses

dimanapun dan kapanpun alias online,” ujarnya.

Menurut dia, dari jumlah tanah wakaf tersebut masih banyak yang diberdayakan. Melihat kondisi ini, pemerintah melalui Badan Wakaf Indonesia (BWI) khususnya di Provinsi Lampung sudah mulai melakukan langkah-langkah untuk memaksimalkannya.

Salah satu langkah strategis adalah dengan membentuk BWI di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Lampung. “BWI Kabu-paten yang sudah terbentuk dian-taranya Lampung Utara, Lampung Tengah, Tulangbawang, Bandar Lampung, dan Lampung Selatan,” ujarnya.

Muliawati berharap langkah ini dapat memaksimalkan pengelolaan wakaf di Provinsi Lampung demi kemaslahatan umat baik dibidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. (MUHAMMAD FAIZIN/ROSIDIN)

ukhuwahJuni 201628

Berita

BANDAR LAMPUNG—UKHU-WAH: Selasa, 10 Mei 2016. Jarum jam menunjuk pukul 22.00, tapi aula Islamic Centre

di Rajabasa, Bandar Lampung, masih ramai. Lampung menyala terang. Empat belas pria berpeci terlihat merapat ke salah satu bagian aula, berjarak dengan puluhan peserta lain. Mereka serius membahas sesuatu.

Para pria berpeci ini merupakan tim formatur yang tengah bermusyawarah untuk memilih ketua majelis ulama In-donesia (MUI) Provinsi Lampung periode 2016—2021.

Ada dua calon yang digodok oleh tim formatur yakni K.H. Dr. Khairudin Tahmid, M.H. yang mendapatkan 17 suara dan Dr. Bunyamin memperoleh 7 suara dalam bursa pemilihan bakal calon. Sedangkan satu bakal calon

H. Dimyati Amin gugur karena tidak memenuhi syarat dukungan minimal 7 suara.

Tim formatur ini terdiri dari ber-bagai unsur, yakni duaperwakilan MUI Provinsi, satu anggota Dewan Penasihat MUI Provinsi, lima orang perwakilan Dewan Pimpinan MUI Kabupaten/Kota, tiga pimpinan ormas, satu cendiki-awan muslim, satu perwakilan pondok pesantren,dan satu perwakilan MUI Pusat.

Satu per satu anggota tim memberikan pendapat dan fakta-fakta tentang rekam jejak kedua calon. Perdebatan tidak ber-langsung lama. Pembahasan mengerucut pada satu calon yang dinilai kaya pengala-man dan mumpuni. Seluruh anggota rapat sepakat memilih K.H. Khairudin Tahmid sebagai Ketua MUI Provinsi Lampung periode 2016—2021.

Setelah nama pemenang diumum-kan, Khairudin Tahmid dikerumuni oleh seluruh peserta rapat dan pendukung-nya. Ucapan selamat pun mengalir. “Terimakasih, sudah memberikan ke-percayaan kepada saya untuk mengem-ban amanat ini, ini tugas yang berat untuk itu saya membutuhkan dukungan dari semuanya,” kata Khairudin Tahmid yang dikenal sebagai sosok low profil.

Khairudin Tahmid merupakan tokoh NU dan pernah menjabat Ketua PWNU Lampung Periode 2007—2012. Saat ini, beliau juga masih menjadi Ketua FSBKU Lampung.

Sejak mahasiswa, Khairudin dikenal sebagai aktivis beberapa organisasi kemahasiswaan maupun kepemudaan, serta pernah menjadi ketua organiasi pemuda yang bernapaskan keislaman. (MUHAMMAD FAIZIN/ROSIDIN)

K.H. Dr. Khairudin Tahmid Pimpin MUI Lampung

ukhuwah Juni 2016 29

Liputan Khusus

BERTEMPAT di halaman Masjid Nurul Faizin, Kompleks Islamic Center, Kotaagung, Tanggamus, Kamis (21/4) malam, Bupati Tang-

gamus H. Bambang Kurniawan, S.T. duduk sepanel dengan para pejabat teras provinsi dan tokoh agama Lampung.

Di jajaran bangku paling depan hadir Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, M.Si., Kapolda Lampung Brigjen (Pol.) Ike Edwin, Danlanal Lampung Kol. Yana Herdiana, Ketua Pengadilan Tinggi Tanjung Karang, bupati/walikota se-Provinsi Lampung, Ketua LPTQ Pusat Muhammadiyah Amin, dan Ketua LPTQ se-Provinsi Lampung.

Malam itu ratusan peserta dan ribuan masyarakat menghadiri di pembukaan

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-44 Tingkat Provinsi Lampung untuk mem-berkahi bumi Tanggamus dengan ayat-ayat suci Alqur’an.

H. Bambang Kurniawan mengungkan rasa bangganya atas kepercayaan Pemer-intah Provinsi Lampung kepada Pemerintah Tanggamus untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ.

“Saya ucapkan selamat datang di Tang-

gamus. Kami sangat berterima kasih telah diberi kepercayaan menjadi tuan rumah MTQ ke-44 tingkat Provinsi Lampung tahun 2016. Pemda Tanggamus sudah berupaya maksimal sebagai tuan rumah dan ini juga didukung partisipasi masyarakat agar pelaksanaan MTQ menjadi baik, sehingga harapan semua pihak dapap terwujud. Mo-hon maaf sebesar-besarnya apabila ada kekurangan,” ujar Bambang.

MTQ Ke-44 Provinsi Lampung di Tanggamus

Mengaktualkan Nilai-Nilai Alqur’an

Pemda Tanggamus sudah berupaya maksimal sebagai tuan rumah dan ini juga didukung partisipasi masyarakat agar pelaksanaan MTQ menjadi baik

Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo menyerahkan piala bergilir MTQ tingkat Provinsi Lampung kepada Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan.

ukhuwahJuni 201630

Liputan Khusus

Dia juga menjelaskan pelaksanaan MTQ di Tanggamus ber-langsung selama tujuah hari, 20—27 April, diikuti sebanyak 1.331 qori/qoriah. Ada beberapa cabang perlombaan dengan 38 kategori yang akan diikuti seluruh peserta, di antaranya tahfiz, musabaqah, tartil, khottil, fahmil, dan syahril.

Menurut Bambang, pelaksanaan cabang-cabang perlombaan ini disebar di berbagai arena utama Masjid Nurul Faizin Kompleks Islamic center Kotaagung, Masjid Al-Islah Pasar Madang, GSG Islamic Center. Ada juga yang dilaksanakan di Aula Jenderal Sudirman Makodim 0424/Tanggamus, Taman Kota Ir. Soekarno Kotaagung, dan STIMIK Kotaagung.

Kemudian untuk mengkomodasi para kafilah disediakan 10 pemondokan dengan lokasi SUPM, mes perikanan rumah dinas Ketua DPRD Tanggamus, Perumahan Kodim 0424/Tanggamus, perumahan Polres dan SLB Kotaagung.

Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo bersama para bupati dan wali kota secara resmi membuka ajang MTQ yang ditandai dengan pemukulan beduk. Gubernur menyampaikan agar MTQ bisa menjadi sarana syiar membumikan nilai-nilai intisari Alqur’an dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Ridho juga berharap dari pergelaran MTQ kali ini Provinsi Lampung bisa meningkatkan prestasinya di tingkat nasional. ”Tahun lalu kita mengalami peningkatan. Saya harap pada MTQ nasional berikutnya bisa masuk 10 besar. Dulu Lampung sudah pernah, mudah-mudahan kembali masuk 10 besar,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ridho juga memaparkan beberapa program Pemerintah Provinsi bersama Kanwil Kementrian Agama

ukhuwah Juni 2016 31

Liputan Khusus

Provinsi Lampung di bidang keagamaan. Menurut dia, Pemprov terus beru-paya agar Bandara Radin Inten II bisa menjadi embarkasi haji. ”Kami terus berusaha keras agar Bandar Radin Inten II bisa menjadi Bandara Internasional bisa menjadi embarkasi haji, sehingga bisa langsung dari Lampung menuju Jedah. Mohon doa dan dukungan,” kata Ridho.

Menurutnya, pemerintah juga telah mengucurkan bantuan dalam bidang keagamaan seperti insentif kepada 3.000 guru mengaji di Lampung. Lalu insentif untuk ratusan imam masjid dan bantuan dana pendidikan untuk anak-anak penghafal Alquran. “Ke depan, bantuan-bantuan ini akan kami tingkatkan lagi,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Ridho berpesan kepada para bupati dan wali kota agar menghidupkan pengajian dan majelis taklim, guna menanamkan nilai-nilai kegamaan di tengah masyarakat.

”Kita terus menghadapi tantangan moral, Provinsi Lampung dengan letaknya yang strategis memiliki tantangan dan dinamika yang lebih kuat. Lewat kegiatan keagamaan kita bisa melewati berbagai tantangan salah satunya bahaya narkoba. Untuk itu, saya imbau agar kepala daerah lakukan tindakan-tindakan antisipatif.”

Acara berlangsung meriah menampilkan berbagai pertunjukan mulai dari drumben, tari kolosal, hingga penampilan artis Ibu Kota Wali Band.

Sementara itu, Ketua LPTQ Pusat Muhammadiyah Amin mengatakan kegiatan MTQ merupakan agenda rutin tahunan dalam rangka membumikan Alquran. Kegiatan MTQ ini populer dan fenomenal, berjenjang, dan berkala, kemudian telah menciptakan paradigma baru keragaman umat Islam di Indo-nesia. “MTQ ke-44 ini merupakan momentum penting untuk menunjukkan kecintaan kepada Alqur’an dan jadi sarana pembelajaran imam bagi kehidupan kita. Alqur’an jangan hanya jadi pajangan di rak-rak rumah,” ujarnya. (n)

Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri, Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan, Kakanwil Kemenag Lampung Suhaili, bersama beberapa pejabat menekan tombol sirine tanda ditutup MTQ tingkat Provinsi Lampung di Kota Agung.

ukhuwahJuni 201632

Berita

METRO—UKHUWAH:Puluhan wali murid bertandang ke MAN 1 Metro di Jalan Ki Hajar De-wantara, No. 110, Iring Mulyo,

Metro Timur, untuk menghadiri sosialisa-siProgram Indonesia Pintar. Agenda ini ditaja pihak seko-lah untuk membantu siswa kurang mampu agar terus bisa melanjutkan pendidikan mereka.

Sebuah aula disiapkan pihak sekolah untuk menampung para wali murid. Di dalam ruangan, kursi-meja disusun rapi memanjang bersaf-saf. Kursi kayu yang sehari-hari dipakai siswa untuk saat be-lajar ini dialihfungsikan untuk tempat duduk para orang tua siswa.

Tempat duduk hampir terisi penuh saat kepala sekolah didampingi beberapa guru masuk ke aula. Suasana yang semua riuh tetiba langsung hening, tanda bahwa peserta siap menerima materi so-sialisasi Program Indonesia Pintar. Satu-dua wali murid yang terlambat langsung mengisi bangku yang kosong, berusaha menyesuaikan diri dengan sua-sana.

Bagi para orang tua, momen ini tentu kudu didatangi. Bahkan, kebanyakan dari wali murid yang bekerja sebagai petani rela meninggalkan rutinitas harian mereka. “Sawah ditinggal dulu, Mas. Saya berharap betul dapet bantuan program Pak Jokowi ini. Moga-moga anak saya diterima, supaya

terus bisa belajar,” kata salah satu orang tua murid.

Kepala MAN 1 Metro Antoni Iswantoro, M.Pd. mulai memperkenalkan dirinya juga beberapa guru yang mendampinginya. Tu-

juan kegiatan ini pun dipaparkan. Senyum penuh harapan dan anggukan kepala tanda ekspresi orang tua merespons penjelasan kepala sekolah.

Sebuah layar proyektor yang berdiri di tengah aula menampilkan potongan-potongan instisari materi. Kepala sekolah tampak berusaha memilih kata-kata yang pas untuk menerjemahkan slide-slide itu kepada wali murid.

Pemaparan dilanjutkan dengan tanya-jawab. Suasana kembali ramai. Acungan

tangan seakan tak henti. Pihak sekolah pun tak kalah semangat meladeni antusiasme-wali murid yang bertanya. Usai mendapatkan kriteria dan sarat-sarat penerima bantuan, pihak sekolah mengimbau para wali murid

segera melengkapi berkas yang diperlukan. Rapat pun selesai.

“Sungguh disayangkan jika para siswa MAN 1 Metro, yang memiliki prestasi baik akademik maupun nonakademik, harus ter-ganjal semangat belajarnya karena memikir-kan kebutuhan dan keperluan penunjang pendidikan” ujar Kepsek Antoni Iswantoro, usai acara. “Tetap semangat mengukir prestasi. Pemerintah akan terus berupaya untuk menyejahterakan para siswa yang memiliki prestasi.” (SARIPIN/ROSIDIN)

MAN 1 Metro Sosialisasikan Program Indonesia Pintar

ukhuwah Juni 2016 33

Berita

LAMPUNG TIMUR—UKHUWAH: Pada liburan sekolah, Juni 2016, siswa-siswa MA NU 6 Pasir Sakti, Lampung Timur,

mendapatkan pendalaman ilmu agama Islam melalui pesantren Ramadan yang digelar selama enam hari.

Kepala MA NU 6 Pasir Sakti Drs. K.H. Syaifuddin mengatakan pesantren Ramadan ini bertujuan menambah pengetahuan agama para siswa. Selain itu, juga digelar berbagai per-lombaan untuk mengasah potensi dan keterampilan siswa.

“Banyak siswa yang tidak tahu arti kompetisi dan apa arti perjuangan. Mereka juga tidak tahu bahwa mereka memiliki potensi luar biasa di berbagai bidang,” kata K.H. Syaifuddin.

Lewat perlombaan akhirussanah Madrasah Aliyah dapat memberikan semangat baru dan melahirkan wajah-wajah baru sang juara. “Berawal dari

kompetisi kecil, madrasah mendidik siswa-siswinya untuk menjadi sang pejuang, sang juara, hingga menuju kompetisi besar,” ujarnya.

Dia menjelaskan pada pertama pesantren Ramadan diisi dengan materi risalatul thoharoh, hari kedua risalatul mahid, sedangkan empat hari selanjutnya diisi dengan games dan perlombaan yang mengasah kecerdasan dan keterampilan. Lewat kompetisi berbagai lomba di Pesantren pamadan, diperoleh para juara.

Lomba azan subuh diraih Arif Ramdhani dari kelas XI IPS 2 Ibnu Taimiyah sebagai juara I, Oki Junaidi dari kelas X.2 Sunan Kalijaga men-jadi juara II, dan Ricky Febriyansyah dari kelas X.2 Sunan Kalijaga me-nyabet juara III.

Selanjutnya, pemenang lomba qiroatil quran yaitu Oki Junaidi dari kelas X.2 Sunan Kalijaga (juara I),

Imam Mustofa Assyidik dari kelas XI IPS 1 Ibnu Rusd (juara II), dan Arif Ramdhani dari XI IPS 2 Ibnu Taimiyah (juara III).

Untuk lomba solo selawat dime-nangkan Hidayatus Sofa dari kelas X.1 Sunan Ampel (juara I), Nur Lailatussiva dari kelas XI IPA Ibnu Shina (juara II), dan Oki Junaidi dari kelas X.2 Sunan Kalijaga (juara III).

Pemenang lomba tartil quran adalah Oki Junaidi dari kelas X.2 Sunan Kali-jaga (juara I), Ronal Zunaidi dari kelas XI IPS 1 Ibnu Rusd (juara II), dan Indri Lesmita dari kelas X.1 Sunan Ampel (juara III).

Pemenang lomba kaligrafi diraih Imam Mustofa Assyidik dari kelas XI IPS 1 Ibnu Rusd (juara I), Misbahul Umam dari kelas XI IPS 2 Ibnu Taimi-yah (juara II), dan Muchamad Nur Afandi dari X.1 Sunan Ampel (juara III). (HAS/ROSIDIN)

Pesantren ramadan MA Maarif NU 6 Pasir Sakti

ukhuwahJuni 201634

Berita

Awal pekan, 23 Mei 2016, Aula Pepadun Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung itu seperti ruang debat. Puluhan

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) dari seluruh Lampung adu cerdas di hadapan beberapa juri. Hari itu, penilaian untuk mencari KUA Teladan Tingkat Provinsi Lampung dihelat.

Ada beberapa model para juri dalam menguji para kepala KUA itu. Pada sesi awal, setiap peserta diminta tampil di depan forum untuk menyampaikan visi, misi, dan moto pelayanan dalam sesi presentasi. Selesai pada model kon-vensional ini, dipadu dengan beberapa strategi kreatif agar dihasilkan sosok yang pantas.

Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag Lampung Drs. H. Muharam Ibrahim, M.M. menyatakan seleksi ini

sebagai bagian dari pemacu kinerja dan perbaikan layanan. Menurut dia, KUA adalah etalase dan pelayan ter-depan dalam urusan keagamaan bagi masyarakat.

“Itulah mengapa KUA harus baik. Karena KUA-lah yang banyak langsung berhadapan dengan masyarakat. Lomba ini menjadi penting karena kita harus menyiapkan orang-orang pelayanan dengan integritas tinggi,” kata dia.

Said Karimin, ketua pelaksana penila-ian, menguraikan 10 kriteria penilaian. Pertama, tentang visi, misi, dan moto pelayanan; lalu standar dan maklumat pelayanan; sistem, mekanisme, dan prosedur pelayanan; sumber daya manusia.

Poin berikutnya, sarana dan prasara-na pelayanan; penanganan pengaduan; indeks kepuasan masyarakat; sistem informasi pelayanan publik; produktivitas

dalam pencapaian target pelayanan; dan performa KUA.

“Kita menginginkan performa KUA di tingkat kecamatan bisa memberi layanan terbaik kepada masyarakat. Oleh karena itu, berbagai tes yang kami nilai sangat komprehensif. Terdiri dari tes tertulis dan wawancara; pembacaan dan pemahaman Alqur’an, khutbah nikah, dan baca kitab Munakahat; lalu pema-haman hukum positif perkawinan dan perundang-undangan terkait,” ujar Said Karimin yang juga Kasi Pemberdayaan KUA di Kemenag Lampung ini.

Saat membuka acara, Kepala Kanwil Kemenag Lampung Drs. H. Suhaili, M.Ag. berpesan agar semua Kepala KUA di Lampung bekerja dengan integritas tinggi. “Kami titip nama baik Kemen-terian Agama kepada bapak-bapak kepala KUA semua. Sebab, di KUA itulah layanan tingkat pertama dilakukan,” kata Suhaili.

Ia menambahkan penilaian ini se-sungguhnya bukan untuk mencari pemenang, apalagi menjatuhkan yang lain. Sepuluh kriteria yang dibuat ini, lanjut Suhaili, adalah sarana untuk saling memperbaiki dan menemukan standar terbaik. (R)

PeNILAIAN KUA TeLADAN

KUA adalah etalase Kemenag

IR saripati daun teh dengan bumbu sedikit gula itu tiba-tiba menjadi minuman amat mewah kita saat menjalani puasa. Itu terjadi ketika ia melintasi tenggorokan set-

elah saluran cerna itu istirahat sekira 14 jam. Padahal, pada kondisi normal, ia hanya minuman biasa, jauh dari kesan mewah. Pada seteguk teh manis itu, kita merasakan ibadah shaum itu demikian legitnya.

Sebagaimana orang sedang sakit, ia baru “ngeh” betapa berharganya sehat. Puasa juga mengajarkan betapa ses-uatu yang biasa saja tiba-tiba menjadi amat dirindukan. Puasa mengajarkan kepada umat untuk merasakan setiap detail hidup ini dengan saksama.

Puasa memberitahukan bahwa men-jadi orang kelaparan itu butuh bantuan makanan, dan seterusnya. Itulah, men-gapa ada ujaran sinis, “Kadang-kadang kita butuh musibah, agar ketika lapang bisa senantiasa bersyukur.”

Puasa mengingatkan kita akan pent-ingnya menjaga keseimbangan. Setelah 11 bulan digeber dengan aneka maka-nan, minuman, syahwat, dan kegembi-raan lain, para Ramadan kita diingatkan untuk detoksifikasi, yakni mengeluarkan segala racun yang selama ini telah kita timbun.

Para ahli ilmu tumbuhan melakukan terapi puasa air kepada tanaman yang dibudidayakan untuk merangsang agar segera berbuah. Petani umumnya akan panen raya dengan kualitas baik dan kuantitas banyak setelah musim kema-rau panjang. Puasa juga menanamkan sifat-sifat baik untuk perbaikan fisik

dan ketakwaannya sehingga setelah itu menjadi pribadi terbaik.

Seteguk teh ketika kita berada pada puncak dahaga adalah hikmah. Betapa setelah masuk segelas air ke dalam perut, nafsu yang semula menggebu bagai tak tertahan tiba-tiba sirna. Takjil berupa aneka hidangan segar dan lezat ternyata hanya menu tambahan saja. Ia terasa nikmat pada takara-nnya. Dan, ketika kita tak taat dosis, yang hadir adalah rasa berat bahkan sakit.

Selamat menjalankan puasa dan menambah ibadah Ramadan lainnya. Bagi umat muslim, puasa adalah ibadah dengan strata tertinggi karena punya sifat siri atau rahasia. Ia adalah bentuk bakti setiap insan kepada Alloh swt. yang tak perlu kesaksian makhluk. Tak ada puasa kecuali dilandasi ketakwaan hanya kepada Tuhannya.

Pada titik ini, kita bersyukur kesa-daran umat dalam menjalankan puasa sudah tumbuh amat baik. Itu bisa kita saksikan, betapa saudara-saudara kita yang pada hari biasa belum intensif melaksanakan ibadah, hari-hari Ra-madan mereka berpuasa. Itu artinya, iman mereka masih bersemayam. Kita berdoa, iman itu menjadi benih yang terus tumbuh dan berkembang dan berbuah menjadi perilaku positif dalam kehidupannya.

Ramadan di negeri kita tercinta Indonesia, termasuk Lampung, sudah menunjukkan kualitas amat membang-gakan. Dengan penduduk multikeyaki-nan dan multietnik, ketika Ramadan tiba,

semua seolah larut dalam khusyuk iba-dah. Kita saling menghormati, menghar-gai, bahkan umat lain saling membantu untuk kelancaran saudara-saudaranya yang menjalankan ibadah puasa.

Ada aktivitas umat muslim yang khas Ramadan yang menimbulkan keramaian dan tak biasanya. Pasar takjil setiap petang kerap menimbulkan kemacetan lalu lintas. Ada event-event Ramadan yang kadang menggunakan pengeras suara lantang. Keadaan itu tidak diang-gap sebagai pengganggu oleh umat lain. Sebaliknya, mereka memaknai tradisi-tradisi itu sebagai yang khas dan mereka nikmati.

Pemerintah juga tak sampai harus melarang apalagi merazia saudara-saudara kita yang membuka warung makan di siang hari atau tempat hiburan malam. Cukuplah selembar surat im-bauan, situasi kondusif terjadi di Bumi Ruwa Jurai ini.

Ramadan telah menguatkan dan melatih diri kita untuk berada di jalur kebaikan. Toleransi yang terbangun juga telah menunjukkan indahnya ke-bersamaan. Mari terus kita jaga hingga Ramadan tahun depan datang lagi.

Pada Seteguk Teh Manis

A

ukhuwah Juni 2016 35

Percik

Drs. H. Suhaili, M.Ag.

Ini Lima Nilai Budaya

Kerja Kita!

Drs. H. Suhaili, M.Ag Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung

Pesan layanan masyarakat ini disampaikan oleh Majalah Ukhuwah

IntegritasProfesional

InovatifTanggung Jawab

Keteladanan