Univariate Arima

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    1/15

    UNIVARIATE ARIMA ( Box –Jenkin Methodology ) MODELLING

    WORKSHOP

    “ANALISIS RESIKO UNTUK BISNIS”

    Oleh :

    Maman Setiawan, SE, MT

    28 – 29 September 2004

    PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI BISNIS

    DIVISI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS

    PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS PADJADJARAN 

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    2/15

    KATA PENGANTAR

    Makalah ini disampaikan pada workshop ”Analisis Resiko untuk bisnis” yang

    dilaksanakan oleh Divisi Pengkajian Bisnis, Program Magister Manajemen Universitas

    Padjadjaran pada tanggal 28-29 September 2004. Peserta yang mengikuti workshop ini

    terdiri dari dosen universitas negeri dan swasta, tenaga akademisi lainnya, dan praktisi

    bisnis. Makalah yang berjudul ”Univariate ARIMA (Box–Jenkin Methodology)

     Modelling” ini disampaikan pada Sessi I dan II Workshop tanggal 29 September 2004.

    Workshop ini bertujuan agar pelaku bisnis bisa memahami kondisi-kondisi bisnis saat

    ini dan ke depan sehingga bisa mengantisipasi berbagai resiko yang terjadi di kemudian

    hari. Akhir kata saya sampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas kepercayaan yang

    diberikan panitia Workshop ”Analisis Resiko Bisnis” Program MM Unpad kepada saya

    untuk menjadi pembicara dalam workshop ini selama dua hari lamanya. Semoga materi

    yang disampaikan ini bermanfaat bagi pengembangan dan aplikasi ilmu di dunia bisnis.

    Bandung, September 2004

    Maman Setiawan

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    3/15

    1. 

    ARIMA Modelling

    Model ARIMA dan time series digunakan dalam berbagai disiplin ilmu seperti

    antropologi, bisnis, kriminologi, hingga ilmu hewan. Tujuan dari ARIMA ini ialah

    menemukan suatu model yang akurat yang mewakili pola masa lalu dan masa depan

    dari suatu data time seris.

    Yt = Pattern + et

    Di mana polanya bisa random, seasonal, trend, cyclical, promotional, atau kombinasi

    pola-pola tersebut. Model ARIMA pada time series dibuat oleh Box dan Jenkins pada

    tahun 1970, menggunakan 3 proses iteratif (Box, Jenkins, dan Reinsel, 1994 ).

    Tahapan melakukan estimasi model dalam ARIMA :

    Gambar 1.1

    1. Identifikasi model : Menentukan tingkat stasionaritas data,

    Menentukan Nilai AR, Menentukan nilai MA

    2. Estimasi Parameter dari model yang dipilih

    3. Diagnostic Checking

    ( Apakah Estimasi residualnya stasioner/white noise ? )

    4. Forecasting

    Yes

    Langsung ke tahap 4

    No

    Kembali ke langkah 1

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    4/15

    2.  Identifikasi Model

    Pada proses ini ialah menentukan nilai p,d, dan q di mana p ialah jumlah proses

    autoregresive (AR ), d ialah jumlah difference agar suatu data time series bisa stasioner,

    dan q ialah jumlah proses moving average (MA).

    ( AR I MA )

    ( p d q )

    Proses Autoregressive ( AR )

    Model dengan proses autoregressive ini hanya melibatkan data aktual dengan data tahun

    sebelumnya tanpa memasukan variabel lain, sehingga model ini sering disebut model

    dengan “data yang berbicara sendiri ( data speaks for themselves)”

    Jika suatu data Profitt ( Yt ) dikatakan misalnya mengikuti first order autoregressive 

    atau AR(1) jika nilai Profit pada waktu t tergantung pada nilai tahun sebelumnya dan

    nilai variabel gangguannya. Jika digambarkan dalam model :

    (Profitt – ) = 1(Profitt-1 –  ) + ut

    di mana   ialah nilai rata-rata profit dan ut ialah variabel gangguan yang tidak

    berkorelasi dengan rata-rata nol dan varians yang konstan (

    2

    ) ( artinya White Noise).Selain AR(p) suatu model dengan proses autoregressive ini bisa mengikuti proses

    AR(p) jika dalam kenyatannya setelah diidentifikasi mengikuti pth-order

    autoregressive.

    (Profitt – ) = 1(Profitt-1 –  ) + 2(Profitt-2 –  ) + … + p (Profitt-p –  ) + ut

    Proses Moving Average ( MA )

    Proses AR tidak hanya mekanisme yang mengendalikan perubahan profit tetapi bisa

     juga dikendalikan oleh pergerakan rata-rata (moving average) dari variabel gangguan

    aktual dan variabel gangguan waktu sebelumnya. Jika kita gambarkan dalam suatu

    model ialah :

    Profitt = + 0 ut + 1 ut-1

    Di mana :  ialah konstanta da ut ialah variabel gangguan stokastik . Pada model di atas

    terlihat bahwa profit pada waktu t ialah sama dengan konstanta ditambah suatu

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    5/15

    pergerakan rata-rata (moving average) dari variabel gangguan tahun sekarang ditambah

    variabel gangguan tahun sebelumnya.

    Proses MA juga bisa mengikuti proses MA(q) sehingga modelnya ialah :

    Profitt = + 0 ut + 1 ut-1 + … + q ut-q

    Dari model di atas dapat disimpulkan bahwa proses moving average  ialah suatu

    kombinasi linear sederhana dari variabel gangguannya yang benar-benar acak (purely

    random).

    Proses Autoregressive dan Moving Average ( ARMA )

    Proses ARMA ialah kombinasi proses AR dan MA. Misalkan jika Profit

    mengikuti proses ARMA (1,1) maka bisa ditulis :

    Profitt =  + 1 Yt-1 + 0 ut + 1 ut-1

    Jika suatu model mengikuti proses ARMA (p,q), maka akan ada p variabel

    autoregressive dan q variabel moving average.

    Proses Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA )

    Model time series dengan AR dan MA di atas mengasumsikan model memiliki

    (weak ) stasioner artinya rata-rata dan varians-nya konstan sedangkan kovarians-nya

    tidak bervariasi antar waktu. Dalam kenyataanya data time series banyak yang tidak

    stasioner tetapi bisa terintegrasi dalam I(1)  first difference, I(2) second difference,

    dan bisa sampai I(d), d-th difference sehingga data bisa stasioner, I(0).

    Oleh karena itu sebelum melakukan proses AR dan MA terlebih dahulu harus

    dilakukan proses pengujian stasionaritas sehingga pada d-difference berapa suatu data

    bisa stasioner. Pada akhirnya suatu data time series yang asli memiliki ARIMA

    (p,d,q) yaitu autoregressive moving average time series, di mana p ialah jumlah

    variabel autoregressive, d ialah jumlah differencing sehingga data bisa stasioner, dan

    q ialah jumlah variabel moving average.

    Untuk menentukan p, d, dan q biasanya menggunakan tabel ACF dan PACF dengan

    ketentuan sebagai berikut :

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    6/15

    Process ACFs PACFs

    ARIMA (0,0,0) No significants lag No significants lag

    ARIMA (0,1,0) Linear decline at lag 1,

    with many lags significant

    Single significants peak at

    lag 1

    ARIMA (1,0,0) Exponential decline, with

    first two or more lags

    significant

    Single significant peak at

    lag 1

    ARIMA (1,0,0) Alternating exponential

    decline with a negative

    ACF(1)

    Single significant negative

    peak at lag 1

    ARIMA (0,0,1) Single significant negative

    peak at lag 1

    Exponential decline of

    negative values, with first

    two or three lags significant

    ARIMA (0,0,1) Single significant positive

    peak at lag 1

    Alternating exponential

    decline atarting with a

    positive

    Tabel 1.1

    Sebagai contoh buka data fad.sav pada SPSS.

    File | Open | data | Fad.sav

    Untuk mencari p, d, q dengan memakai ACF dan PACF, buka grafik ACF dan PACF

    pada SPSS, maka pada menu SPSS :

    Pilih Graph | Time series | Autocorrelation | sehingga muncil kotak dialog :

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    7/15

     

    Pertama ialah menetukan tingkat stasionaritas. Karena d ( tingkat stasionaritas ) belum

    diketahui tidak ada yang diceklist pada kotak dialog autokorelasi :

    Klik OK lalu muncul :

    Dari grafik ACF bisa diketahui adanya penurunan yang terus menerus pada kurva ACF

    dan signifikan sehingga bisa dipastikan bahwa data stasioner pada first difference (d=1).

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    8/15

    Dengan d=1 ini maka kita bisa tentukan p dan r dengan menggunakan grafik ACF dan

    PACF lagi tetapi dengan menggunakan first difference ( d=1 )

    lalu klik OK

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    9/15

    Dari gambar di atas bisa kita tentukan p dan r . Dari grafik ternyata bisa kita tentukan

    bahwa p = 0 dan r=1 artinya model mengandung MA(1).

    Dari hasil identifikasi maka bisa kita tentukan model ARIMA ( 0,1,1) untuk data

    demand di atas. Untuk estimasi ARIMA maka pada daftar menu :

    Klik Analyze | Pilih Time Series | Pilih ARIMA : 

    sehingga muncul kotak dialog sebagai berikut :

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    10/15

     

    Masukan variabel demand ke dalam variabel dependent kemudian isi Autoregressive

    (AR) dengan 0, Difference (d) dengan 1, dan moving average (MA) dengan 1, lalu klik

    OK.

    Sehingga muncul hasilnya pada worksheet SPSS sebagai berikut :

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    11/15

     

    Nilai Fit_1 merupakan nilai forecasting-nya sedangkan nilai err_1 merupakan nilai

    kesalahan forecasting-nya.

    Untuk diagnostic checking maka gunakan kembali fasilitas menu Graph | Time Series |

    Autocorrelations

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    12/15

     

    Dari gambar ACF maupun PACF terlihat bahwa tidak ada nilai koefisien autokorelasi

    yang keluar dari batas tingkat kepercayaan sehingga model stasioner dan sudah tidak

    lagi mengandung autokorelasi ( purely random error  ). Dari kondisi ini kita tidak perlu

    lagi mencari model ARIMA yang lain ( Gujarati, 1996 ).

    Untuk melakukan forecasting dengan model ARIMA (0,1,1) untuk 20 minggu ke depan

    maka ulangi lagi cara pada estimasi model ARIMA untuk Identification yaitu :

    Klik Analyze | pilih time series | pilih ARIMA dengan  p=0; d=1;q=1

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    13/15

     

    Lalu Klik Save | Pada kotak sebelah kanan Kotak dialog  ARIMA : Save yaitu Predict

    case  , checklist Predict through | isi observation dengan menambahkan 20 pada

    observasi awal yaitu sebesar 120 observation (100 data aktual + 20 data forecasting) |

    Klik Continue | lalu pada kotak dialog ARIMA klik OK

    sehingga hasil akhir dengan forecasting 20 minggu ke depan ialah :

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    14/15

     

    dari hasil di atas terlihat bahwa model ARIMA melakukan forecasting 20 minggu ke

    depan.

    Latihan

    Tentukan model ARIMA (p,d,q) serta hasil forecasting untuk 20 periode berikutnya

    pada data di bawah ini :

    1. 

    Data Revenue.sav

    2.  Data Price.sav

  • 8/19/2019 Univariate Arima

    15/15

    Daftar Pustaka

    1. 

    Berndt, Ernest R. , The Practice of Econometrics : Classic and Contemporary,

    Addison-Wesley Publishing Company, 1991

    2.  Contreras, Javier, Espinola Rosario, Francisco J. Nogales, dan Antonio

    J.Conejo, “ ARIMA Models to Predict Next Day Electricity Prices”, IEE

    Transactions on Power Systems, Vo. 18 No. 3, August 2003.

    3. 

    DeLurgio, Stephen A., Forecasting Principles and Applications, McGraw Hill

    International Editions, 1998

    4.  Fullerton, Thomas R., “ A Composite Approach to forecasting state government

    revenue:Case Study of the Idaho sales Tax”, International Journal of

    Forecasting, North Holland, 1989

    5.  Gujarati, Damodar, Basic Econometrics, fourth edition, 2003

    6.  McGuigan, James R., R. Charles Moer, dan Frederick H.D.H,  Managerial

     Economics:Applications, Strategy, and Tactics, South-Western, ninth ediotn,

    2002

    7. 

    Salvatore, Dominick, Managerial Economics in A Global Economics, McGraw-

    Hill, Inc.,second edition, 1999

    8. 

    Tsui, Albert, Uditha Balasooriya, Tilak Abeysinghe, ”Small sampel

     Regression:Regression or ARIMA Models”, Journal of Economics, Department

    of Economics, National University of Singapore, May 2002.