179
UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMP N 12 PADANG TAHUN 2020 Oleh : AGUSTINA YUBELINA WAKUM NO. BP. 1411219002 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2021

UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

MEROKOK PADA SISWA DI SMP N 12 PADANG TAHUN 2020

Oleh :

AGUSTINA YUBELINA WAKUM

NO. BP. 1411219002

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2021

Page 2: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

MEROKOK PADA SISWA DI SMP N 12 PADANG TAHUN 2020

Oleh :

AGUSTINA YUBELINA WAKUM

NO. BP. 1411219002

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2021

Page 3: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …
Page 4: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …
Page 5: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …
Page 6: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …
Page 7: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Agustina Yubelina Wakum

Tempat/Tanggal Lahir : Biak, 7 Agustus 1996

Alamat : Jl. Pepera Nabire-Papua

Status Keluarga : Belum Menikah

No.Tlp/HP : 081267828496

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SD YPK Korer Biak Lulus tahun 2008

2. SMP Negeri 4 Biak Kota Lulus tahun 2011

3. SMA YPK Tabernakel Nabire Lulus tahun 2014

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Lulus tahun 2021

Page 8: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, Rasa syukur saya ucapkan atas segala

Anugerah,Berkat dan nikmat yang telah Tuhan berikan kepada saya, sehingga saya

dapat menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Andalas ini. Berkat izin-Nya lah, gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat

disematkan di belakang nama saya.

Teruntuk Bapak Alfius Wakum dan Ibu Fince Yarangga

Terima kasih untuk segala kasih sayang dan pengorbanan yang telah bapak dan ibu

berikan kepada Tina. Terima kasih untuk setiap tetes keringat yang telah bapak ibu

keluarkan sehingga Tina bisa sampai ke tahap ini. Terima kasih untuk segala doa

dan harapan yang bapak ibu panjatkan kepada Tuhan agar anak-anak bapak dan

ibu bisa menjadi manusia yang sukses dan berguna bagi banyak orang. Terima

kasih untuk setiap kepercayaan, semangat dan motivasi yang bapak dan ibu berikan

ke Tina selama ini, yang selalu meyakinkan bahwa Tina bisa melewati setiap

kesulitan yang ditempuh. Maafkan Tina yah bapak ibu, baru ini yang bisa Tina

berikan ke bapak ibu. Doakan Tina selalu agar Tina dapat segera mewujudkan

setiap doa bapak ibu dan impian Tina serta menjadi manusia yang lebih baik

kedepannya.

Teruntuk Kakak (Calvin Wakum sekeluarga) dan (Tanta Amo, Tanta Nicky)

terimakasih selalu mendukung dan mendoakan Tina setiap saat, serta selalu

membantu setiap Tina butuh bantuan. Semoga kalian selalu diberikan

kesehatan,berkat,kemudahan dalam segala urusan dan kesuksesan.

Teruntuk Ibu Dien Gusta Anggraini Nursal dan Ibu Yessy Markolinda,

pembimbing yang sangat luar biasa dan baik yang selalu mau meluangkan waktu

saat Tina mau bimbingan, selalu memberikan saran dan petunjuk yang baik untuk

Tina selama ini. Terima kasih untuk selalu sabar menghadapi Tina selama

bimbingan. Terimakasih ibu telah menjadi pembimbing yang luar biasa dan segala

bimbingan yang sangat membantu Tina sehingga bisa menyelesaikan skripsi Tina di

waktu yang tepat.

Terima kasih juga untuk dosen-dosen penguji yang hebat Ibu Mery Ramadani,

dan Bapak Firdaus, yang telah memberikan masukan dan pengarahan dalam

penulisan maupun pelaksanaan penelitian yang Tina lakukan. Semoga kebaikan ibu

dan bapak semua dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Teruntuk kawan-kawan seperjuagan, Terima kasih selalu menemani dan mengisi

hari-hari selama di rantau dan selama perkuliahan. Terima kasih sudah selalu mau

Page 9: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

kompak, susah dan senang kita rasakan bersama Untuk Hidayat, Karsiman, Adison,

Jek, Novia, Novel, dan Lentin. Mungkin perjuangan enjadi seorang sarjana kita

tidak bisa diungkapkan dalam tulisan ini karena akan lebih panjang dari skripsi ini,

hanya kita dan Tuhan yang tau setiap perjuangan, jerih paya,kesusahan dan

pergumulan kita. Semoga kita semua sukses, selalu dimudahkan urusannya, bisa

berguna bagi banyak orang dan siap bangun daerah kita masing-masing terutama

Papua.

Teruntuk sahabat-sahabatku yang ada di Papua, Terima kasih atas dukung selama

perkuliahan dan keseharian baik dalam doa, motivasi, dan materil, dan juga selalu

ada saat susah dan senang untuk Debo, Ketty, Welby, Rio, Ian dan magda tina tidak

dapat balas kebaikan kalian, semoga Tuhan yang Maha pemberi berkat senantiasa

memberkati kalian sahabat-sahabatku.

Terima kasih terakhir saya sampaikan kepada pihak dan nama yang tidak bisa

dituliskan satu per satu, mohon maaf dan terimakasih sekali lagi telah memberikan

dukungan dan doanya.

With Love

-AYW-

Page 10: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

i

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

Skripsi, Juli 2021

AGUSTINA YUBELINA WAKUM, NO. BP. 1411219002

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMPN 12 PADANG

TAHUN 2020

xiii + 104 halaman, 27 tabel, 2 gambar, 9 lampiran

ABSTRAK

Tujuan

Perilaku merokok remaja saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. Data BPS

menunjukan Sumatera Barat termasuk di dalam 10 provinsi dengan jumlah perokok

usia remaja terbanyak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

Metode

Penelitian analitik kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. sampel pada

penelitian ini sebanyak 180 responden diambil menggunakan teknik accidental

sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji

statistik chi-square dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dan analisis multivariat

dengan uji regresi logistic.

Hasil

Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan (p=0,000, POR 38,647), Sikap

(p=0,000, POR 35,077), pengaruh orang tua (p=0,000, POR 3,667), pengaruh teman

sebaya (p=0,000, POR 23,125), pengaruh iklan rokok (p=0,840), alasan psikologis

(p=0,000, POR 64,917). Hasil analisis multivariate menunjukan variabel yang paling

berpengaruh terhadap perilaku merokok adalah alasan psikologi POR = 64,917.

Kesimpulan Pengetahuan, sikap, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, dan alasan

psikologis memiliki hubungan bermakna dengan perilaku merokok dan alasan

psikologis variabel yang paling berpengaruh. Disarankan kepada tenaga pendidik di

SMPN 12 Padang perlu melakukan upaya preventif dengan memberikan edukasi

berkala kepada siswa tentang bahaya merokok.

Daftar Pustaka : 76 (2010-2020)

Kata Kunci : Remaja, Perilaku Merokok

Page 11: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

ii

FACULTY OF PUBLIC HEALTH

ANDALAS UNIVERSITY

Thesis, July 2021

AGUSTINA YUBELINA WAKUM, NO. BP. 1411219002

FACTORS RELATED TO SMOKING BEHAVIOR IN STUDENTS

AT SMPN 12 PADANG IN 2020

xiii + 104 pages,27 tables, 2 pictures, 9 appendices

ABSTRACT

Objective

Adolescent smoking behavior is currently experiencing a significant increase. BPS

data shows that West Sumatera is included in the 10 provinces with the highest

number of adolescent smokers in Indonesia. This study aims to determine the factors

associated with smoking behavior in students at SMPN 12 Padang.

Method

Quantitative analytic research, with aapproach cross sectional. the sample in this

study were 180 respondents were taken using accidental sampling technique. Data

analysis used univariate analysis, bivariate analysis with statistical test chi-square

with 95% confidence degree (α=0.05) and multivariate analysis with logistic

regression test.

Result

The results of the study show knowledge level (p= 0.000, POR 38.647), attitude (p=

0.000, POR 35.077), influence of parents (p= 0.000, POR 3.667), peer influence (p=

0.000, POR 23.125), influence of cigarette advertising (p= 0.840), psychological

reasons (p= 0.000, POR 64.917). The results of multivariate analysis showed that the

most influential variable on smoking behavior was the psychological reason POR=

64,917.

Conclusion Knowledge, attitude, parental influence, peer influence, and psychological reasons

have a significant relationship with smoking behavior and psychological reasons are

the most influential variables. It is recommended that educators at SMPN 12 Kota

need to make preventive efforts by providing periodic education to students about the

dangers of smoking.

References : 76 (2010-2020)

Keywords : Teenagers, Smoking Behavior

Page 12: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Di SMPN 12 Padang

Tahun 2020”. Dalam menyusun penelitian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Defriman Djafri, SKM., MKM., PhD selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

2. Ibu Dr. dr. Dien Gusta Anggraini Nursal MKM selaku Ketua Jurusan Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas sekaligus sebagai pembimbing I

yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penulisan skripsi

ini.

3. Ibu Dr. Yessy Markolinda S.Si, M.Repro selaku Ketua Bidang Ilmu

Kesehatan Reproduksi sekaligus sebagai pembimbing II yang telah banyak

memberikan waktu, tenaga, dukungan dan pikiran dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Mery Ramadani, SKM., MKM selaku Ketua Prodi S1 Ilmu Kesehatan

Masyarkat Universitas Andalas sekaligus sebagai penguji I yang telah

memberikan saran, masukan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Firdaus SP, M.Si selaku dosen penguji II yang telah memberikan

saran, masukan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Vivi Triana SKM, MPH selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan dukungan selama perkuliahan.

Page 13: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

iv

7. Bapak dan Ibu dosen dan akademik di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Andalas yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan selama

perkuliahan.

8. Bapak Syafri Atmi S.Pd selaku kepala sekolah, Pak Taufik selaku TU, dan

ibu Nora dan ibu Irma selaku guru BK di SMPN 12 Padang yang telah

memberikan izin kepada peneliti dan membantu peneliti dalam melakukan

penelitian.

9. Siswa di SMPN 12 Padang yang sudah bersedia menjadi responden.

10. Teruntuk ketiga Orang tua terkasih, mama dan bapa di Nabire, mama dan

bapa di Biak, dan Alm. Mama dan bapak di Ilugwa yang telah memberikan

doa dan dukungan baik dari materil maupun moril serta semangat agar

penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

11. Teruntuk kk Calvin Wakum sekeluarga di Jayapura yang selalu memberikan

dukungan baik materil dan moril. Dan juga adik-kakak (ka.Ano, Mathias,

Emma, Claudia,Ekky) yang selalu dukung dalam Doa dan Motivasi.

12. Teruntuk tanta Nicky sekeluarga dan tanta Amo sekeluarga yang selalu

memberikan dukungan baik materil dan moril.

13. Teruntuk yang terkasih Damiel yang selalu ada dalam susah dan sedih,

memberikan dukungan, motivasi dan siap mendengarkan keluh-kesah selama

perkuliahan.

14. M Hidayat Nasution, Cahyati, Riskajul, kak Vina, Imes, Tari, dan Nanda

yang selalu menjadi teman baik selama perkuliahan dan siap mendengarkan,

membantu dan memberikan saran dan solusi.

Page 14: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

v

15. Teruntuk sahabat-sahabat terkasih di Papua Debo, Ketty, Magda, Welby, Rio,

Ian, dan Ari yang selalu ada saat susah, senang dan siap membantu baik

materi, Doa dan motivasi.

16. Teman-teman 14 yang selalu ada disaat susah, senang, sedih selama merantau

di Kota Padang abang Karwe, abang Jeck, abang Edi, Lentin, Novel, dan

yang selalu berjuang bersama dari awal kuliah sampai bisa selesaikan sama-

sama Novia Sawias. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan, kemudahan

dan kesuksesan.

17. Adik-adik terkasih Melin, Sara, Ina, Siska, Putri, Titin, Oliv, Ezi, Apri, Nelce,

Tina, Cika, Mercy, Grace, Dely, Jeko, Feby, Thomas, Edo, Elivas dan Sifrit,

yang selalu ada memberikan semangat, Motivasi, solusi dan berbagi

kebersamaan.

18. Teruntuk yang terkasih kk Olipa, kk Uden, dan kk Lucy yang selalu

mendukung baik materi, motivasi dan nasehat.

19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penyusunan penelitian skripsi ini.Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan

yang membangun dari berbagai pihak.

Padang, Juli 2021

Penulis

Agustina Yubelina Wakum

Page 15: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI

PERNYATAAN PENGESAHAN

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK ........................................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................... .iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................... .......................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................. .......................................... 8

1.5 Ruang Lingkup ....................................................... .......................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 10

2.1 Rokok .............................................................................................................. 10

2.2 Perilaku Merokok............................................................................................. 15

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok ..................................... 21

Page 16: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

vii

2.4 Remaja............................................................................................................. 31

2.5 Telaah Sistematis ............................................................................................. 36

2.6 Kerangka Teori ................................................................................................ 38

2.7 Kerangka Konsep ............................................................................................. 39

2.8 Hipotesis .......................................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................... 41

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 41

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 41

3.3 Populasi Dan sampel ........................................................................................ 41

3.4 Sumber Data .................................................................................................... 44

3.5 Defenisi Operasional ........................................................................................ 45

3.6Instrumen Penelitian ......................................................................................... 47

3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 48

3.8 Teknik Pengolahan Data .................................................................................. 49

3.9 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 50

3.10 Uji Validitas Dan Reliabilitas ......................................................................... 52

BAB IV HASIL ................................................................................................................. 55

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 55

4.2 Karakteristik Responden .................................................................................. 55

4.2 Analisis Univariat ............................................................................................ 56

4.3 Analisis Bivariat .............................................................................................. 65

4.4 Analisis Multivariat.......................................................................................... 70

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................................... 72

5.1 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 72

5.2 Analisis Univariat ............................................................................................ 84

Page 17: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

viii

5.3 Analisis Bivariat .............................................................................................. 84

5.4 Analisis Multivariat.......................................................................................... 94

BAB VI PENUTUP .......................................................................................................... 96

6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 96

6.2 Saran................................................................................................................ 97

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 99

LAMPIRAN

Page 18: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Telaah Sistematis ............................................................................................36

Tabel 3.3 Distribusi Jumlah Sampel Disetiap Kelas .....................................................43

Tabel 3.5 Defenisi Operasional ......................................................................................45

Tabel 3.6 Skor Kuisioner Penelitian ..............................................................................48

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden .............................................55

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok ........................................................56

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Perilaku Merokok .....................57

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan ...................................................57

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Tingkat Pengetahuan ................58

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap .............................................................................59

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban pertanyaan Sikap ..........................................59

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengaruh Orangtua ......................................................60

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Pengaruh Orang Tua .................60

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pengaruh Teman Sebaya ...........................................61

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Pengaruh Teman Sebaya ........61

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pengaruh Iklan Rokok ...............................................62

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Pengaruh Iklan Rokok ............63

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Alasan Psikologis .................................................... .64

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Alasan Psikologis ...................64

Tabel 4.16 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Merokok ........65

Tabel 4.17 Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Merokok ..................................66

Tabel 4.18 Hubungan Antara Orang tua Dengan Perilaku Merokok ...........................67

Page 19: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

x

Tabel 4.19 Hubungan Antara Teman merokok dengan Perilaku Merokok .................68

Tabel 4.20 Hubungan Antara Iklan Rokok Dengan Perilaku Merokok.......................69

Tabel 4.21 Hubungan Antara Alasan Psikologis Dengan Perilaku Merokok .............69

Tabel 4.22 Full Model Analisis Multivariat Variabel Yang Paling Berpengaruh ................. 70

Tabel 4.23 Tabel Akhir Analisis Multivariat Variabel Yang Paling Berpengaruh ................ 71

Page 20: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ...........................................................................................38

Gambar 2.2 Kerangka Konsep........................................................................................39

Page 21: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

xii

DAFTAR SINGKATAN

1. AS : Amerika Serikat

2. FCTC : Framework Convention on Tobacco Control

3. GTSS : Global Tobacco Surveillance Sistem

4. JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

5. PMK : Peraturan Menteri Keuangan

6. RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

7. SEATCA : Southeast Asia Tobacco Control Alliance

8. SMPN : Sekolah Menengah Pertama Negeri

9. UU : Undang-Undang

10. WHO : World Health Organitation

Page 22: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Persetujuan Turun Lapangan Oleh Pembimbing

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dari FKM Universitas Andalas

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol Kota Padang

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota Padang

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Surat Selesai Penelitian Dari SMPN 12 Padang

Lampiran 7 Hasil Olah Data

Lampiran 8 Hasil Similarity

Lampiran 9 Dokumentasi

Lampiran 10 Manuskrip

Page 23: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

1

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tembakau dapat dihasilkan dari beberapa jenis tanaman yaitu, nicotina tabacum,

nicotina rustica dan spesies lain. Merokok atau Mendukung asap rokok dapat

membahayakan kesehatan dan menyebabkan kematian karena rokok mengandung

4000 zat adiktif termasuk karbon monoksida, nikotin dan tar yang bersifat adiktif dan

karsinogenik (1)

.

Perokok di Dunia menurut WHO (2016) lebih dari 1,1 miliar penduduk dunia

berusia ≥ 15 tahun adalah perokok dengan persentase sebesar 21,9%. Persentase

perokok di Afrikasebesar 13,9%, Amerika sebesar 16,9%, Eropa sebesar 28,7% dan

Asia Tenggara sebesar 24,8% (2)

.

Tobacco Free Kids tahun (2020) dalam Framework Convention on Tobacco

Control (FCTC) merekomendasikan negara-negara mendanai pengendalian tembakau

dan promosi kesehatan sebesar 250 Miliar dolar tetapi hanya menghabiskan 1 Miliar

dolar untuk mengontrol tembakau, termasuk Indonesia dengan 2% dialokasikn untuk

program sosial, ekonomi dan kesehatan melalui program JKN diatur dalam UU cukai

PMK 22/2017 (3)

.

Data dari Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) tahun 2016,

menunjukan di wilayah Asean, Indonesia merupakan Negara dengan presentase

angka perokok tertingi dengan usia 13-15 tahun sebesar 19,4%. Selanjutnya terdapat

Negara Malaysia sebesar 14,8% dan Filipina sebesar 14,5% (4)

.

Page 24: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

2

Menurut Riskesdas tahun 2018, prevalensi merokok remaja di Indonesia yang

berusia ≥ 10 tahun sebesar 28,9% pada tahun 2018. Prevalensi merokok tertinggi

terdapat pada Provinsi Lampung yaitu sebesar 28,1%, Bengkulu 27,8%, Gorontalo

27,4%, Jawa Barat 27,1% dan Sumatera Barat 26,9%. Prevalensi merokok pada

remaja usia sekolah (10-18 tahun) di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 9,1%, di

bawah target RPJMN 2019 yang menargetkan prevalensi sebesar 5,4% (5)

.

Data prevalensi dari Badan pusat statistik (BPS) tahun 2018 menunjukan

bahwa Sumatera Barat termasuk di dalam 10 provinsi dengan jumlah perokok usia

remaja terbanyak di Indonesia dengan persentase merokok pada umur ≥ 15 tahun

sebesar 35,%. Di Kota Padang jumlah perokok pada anak usia dibawah 20 tahun

mencapai 66,2%. Penelitian yang dilakukan di lima sekolah, didapatkan data bahwa

dari 1000 siswa didapatkan 59% siswa merokok (6,7)

.

Kehidupan remaja yang dimulai pada usia sekolah menegah sangat mudah

untuk terpengaruh terhadap hal-hal yang bersifat pencarian jati diri dan gaya,

termasuk kebiasaan merokok. Semakin muda seseorang mulai merokok, semakin

besar kemungkinan mereka untuk terus merokok, dan semakin besar juga resiko yang

akan dialaminya (8)

.

Menurut teori dari Lawrence W. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2014)

menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah faktor

predisposisi (predisposisi factor) merupakan faktor dasar motivasi untuk bertindak..

Faktor pemungkin (enabling factor) merupakan faktor yang memungkinkan suatu

motivasi pelaksana dan faktor penguat (reinforcing factor) merupakan faktor yang

memperkuat perubahan perilaku seseorang (9,10)

.

Page 25: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

3

Perilaku merokok pada remaja saat ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

yaitu internal dan eksternal. Fakor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

remaja tersebut seperti pengetahuan dan sikap. Faktor eksternal yaitu faktor yang

berasal dari lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi remaja dalam berperilaku

seperti pengaruh dari keluarga dan teman sebaya dan iklan rokok (11)

.

Sikap remaja sangat berpengaruh terhadap perilaku merokok. Sikap remaja

terhadap perilaku bisa berwujud positif ataupun negatif. Sikap negatif mempunyai

kecenderungan berperilaku merokok sedangkan sikap positif cenderungan berperilaku

tidak merokok. Hal ini akan dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktor

pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, orang lain yang dianggap

penting, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan

emosi dari dalam individu (12)

.

Teman sebaya dapat menjadi faktor dominan dalam perilaku merokok pada

remaja merokok. Merokok dijadikan untuk meningkatkan status sosial anak laki-laki

diantara teman-teman mereka dan meningkatkan rasa percaya diri, lebih dewasa, dan

lebih kaya dari rekan-rekan mereka (8)

.

Iklan rokok sebagai media promosi rokok sangat potensial mempengaruhi

perilaku merokok remaja. Karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat,

ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok sehingga terlihat

seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses dan tangguh yang dapat

melalui rintangan apapun. Hal ini membuat remaja mulai mengenal dan mencoba

untuk merokok (13)

.

Page 26: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

4

Alasan psikologis juga dapat mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.

Menurut Wulan (2012), perilaku merokok pada remaja umumnya karena faktor

psikososial antara lain karena ikut-ikutan, mencontoh orang tua dan saudara kandung,

ikut mencontoh teman sebaya, ingin disebut dewasa, coba-coba dan lain-lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Sabri, dkk didapatkan lebih dari tiga SMP

terpilih di Kota Padang, 27,7% atau seperempat dari sampel yang didapat pernah

merokok dan semuanya laki-laki, yang mencoba merokok pada usia kurang dari 10

tahun sebanyak 29%, murid yang masih merokok 37%, hampir seperlima atau 46%

sudah ketagihan merokok dan murid yang pernah merokok yang latar belakang

orangtuanya perokok sebanyak 77,1% (8)

.

Penelitian yang dilakukan oleh Damang (tentang faktor yang berhubungan

dengan perilaku merokok pada remaja di SMP Negeri 7 Langgudu Kabupaten Bima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan faktor kontrol orang tua (p

0,000), kontrol diri (p 0,001), teman sebaya (p 0,008), dan sikap (p 0,004) dengan

perilaku merokok pada siswa. Sedangkan faktor pengaruh iklan (p 0,154) tidak

berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja (14)

.

Remaja yang merokok dan mengalami ketergantungan sering beranggapan

bahwa rokok tidak memiliki dampak negatif bagi kesehatannya, padahal rokok

memiliki efek samping jangka pendek yaitu stres, batuk, peningkatan denyut jantung

dan tekanan darah, penyakit periodontal, hingga ulkus peptikum. Ketergantungan

lain rokok dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi seperti menurunnya kualitas

sperma dan disfungsi ereksi(15,16)

.

Page 27: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

5

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah merokok pada remaja diatur

dalam PP Republik Indonesia Nomor 109 tahun 2012 pasal 25 yang menyatakan

bawah pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di media dan

menetapkan ketentuan iklan rokok (17)

.

Dalam Undang Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

pada pasal 59 dan pasal 67 menyatakan bahwa negara dan pemerintah wajib

bertanggung jawab memeberikan perlindungan khusus kepada anak yang menjadi

korban zat adiktif (18)

.

Pemerintah kota Padang juga telah menetapkan peraturan daerah No. 24 tahun

2012 tentang kawasan tanpa rokok dalam penciptaan Kota Padang sebagai kota layak

anak (19)

. Menurut peneliti kebijakan ini belum sepenuhnya dijalankan karena masih

banyak remaja di kota padang yang merokok dan masih banyak orang merokok di

kawasan tanpa rokok.

SMPN 12 Padang berlokasi di kota Padang dengan alamat Jln. Jhoni Anwar

Lapai Padang. SMP 12 merupakan SMP Favorit di kota Padang, sekolah ini dapat

diakses dengan kenderaan roda dua dan roda empat. Di sekitarnya terdapat

perumahan warga, tempat print dan kedai. Berdasarkan hasil observasi kondisi lokasi

ini memudahkan akses siswa untuk mendapatkan rokok. Jumlah siswa yang terdaftar

di SMPN 12 Padang tahun ajaran 2020/2021 adalah 816 dengan rincian 385 siswa

laki-laki dan 431 siswi perempuan.

Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti dengan pemilik kios yang

menjual rokok disekitar lingkungan sekolah mengatakan bahwa beberapa siswa

sering membeli rokok dan tidak merokok dekat sekolah tetapi menghindar jauh dari

Page 28: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

6

lingkungan sekolah. Dan juga ada beberapa teman mereka yang datang dari sekolah

lain dan membeli rokok di tempat yang sama dan merokok bersama-sama.

Hasil wawancara secara online yang dilakukan peneliti kepada 10 orang siswa

SPMN 12 Padang didapatkan bahwa dari 7 orang dari 10 siswa diantaranya adalah

perokok dan ada yang sudah merokok sejak SD. Siswa tertarik mencoba merokok

karena melihat orang tuanya yang merokok, teman yang sekolah perokok, kemudian

membeli rokok dari uang saku. Siswa yang merokok dengan teman–temannya. Ketika

ditanya tentang iklan rokok siswa juga sering Mendukung dengan iklan rokok, siswa

juga beranggapan bahwa dengan merokok memberi kesan bahwa nyali lebih tinggi.

Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas yang menunjukan bahwa

kebanyakan perokok adalah remaja, hal ini berdasarkan Riskesdas tahun 2018 yang

menyatakan remaja perokok di Indonesia ≥ 10 tahun sebesar 28,9% (5)

, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor–faktor yang berhubungan dengan

perilaku merokok pada siswa di SMP N 12 Padang Tahun 2020.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan didukung oleh penelitian terdahulu,

maka rumusan masalah pada peneltiian ini adalah “Apakah Faktor-faktor yang

berhubungan dengan Perilaku Merokok Pada Siswa di SMP N 12 Padang’’.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada

siswa di SMP N 12 Padang.

Page 29: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

7

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku merokok pada siswa di SMP N 12

Padang.

2. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan siswa di SMP N 12

Padang.

3. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat sika siswa di SMP N 12 Padang.

4. Mengetahui distribusi frekuensi pengaruh orang tua merokok siswa di SMP N

12 Padang.

5. Mengetahui distribusi frekuensi pengaruh teman sebaya yang merokok pada

siswa di SMP N 12 Padang.

6. Mengetahui distribusi frekuensi pengaruh iklan rokok siswa di SMP N 12

Padang.

7. Mengetahui distribusi frekuensi alasan psikologis dengan perilaku merokok

pada siswa di SMP N 12 Padang.

8. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok pada

siswa di SMPN 12 Padang.

9. Mengetahui hubungan sikap dengan perilaku merokok pada siswa di SMP N

12 Padang.

10. Mengetahui hubungan pengaruh orang tua merokok dengan perilaku merokok

pada siswa di SMP N12 Padang.

11. Mengetahui hubungan pengaruh teman sebaya yang merokok dengan perilaku

merokok pada siswa di SMP N 12 Padang.

Page 30: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

8

12. Mengetahui hubungan pengaruh iklan rokok dengan perilaku merokok pada

siswa di SMP N 12 Padang.

13. Mengetahui hubungan alasan psikologis dengan perilaku merokok pada siswa

di SMP N 12 Padang.

14. Mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan perilaku merokok pada

siswa SMP N 12 Padang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

1. Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam mengetahui dan menemukan

faktor faktor yang berhubungan denga perilaku siswa SMP N 12 padang

2. Dapat mengembangkan kemapuan peneliti dalam menulis penelitian ilmiah.

1.4.2 Bagi Pihak Sekolah

1. Dapat menjadi masukan dan pengetahuan bagi pihak sekolah agar lebih

mengontrol dan mengawasi perilaku merokok siswa.

2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

1.4.3 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

1. Sebagai referensi perpustkaan fakultas kesehatan masyarakat dan bahan

masukan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian

tentang perilaku merokok.

Page 31: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan

perilaku merokok pada siswa SMP N 12 Padang. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik dan desain study cross sectional.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020-Juni 2021 di SMP N 12 Padang.

Sampel penelitian ini adalah siswa di SMP N 12 Padang berjumlah 180 siswa. Data

diperoleh melalui kuisioner yang diisi oleh responden siswa SMP N 12 Padang.

Page 32: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

10

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Defenisi Rokok

Rokok adalah silinders dari kertas berukuran panjang 70 hingga 120 mm

dengan diameter sekitar 10mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di

cacah(20)

. Rokok merupakan hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari

tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya

yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan(21,22)

.

2.1.2 Bahan-Bahan Utama Rokok

Bahan-bahan utama yang digunakan untuk pembuatan rokok adalah sebagai

berikut:

1. Tembakau

Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di Indonesia termasuk

dalam spesies Nicotiana Tabacum (23)

.

2. Cengkeh

pada cengkeh bagian bunganya yang belum mekar yang biasa digunakan.

Bunga cengkeh dipetik dengan menggunakan tangan oleh para pekerja,

kemudian di keringkan di bawah sinar matahari lalu cengkeh ditimbang dan

dirajang dengan mesin sebelum ditambahkan ke dalam campuran tembakau

untuk membuat rokok kretek (24)

.

3. Saus Rahasia

Page 33: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-buahan untuk

menciptakan aroma serta cita rasa tertentu dan saus ini yang menjadi pembeda

antara setiap dan varian kretek (24)

.

2.1.3 Bahan Berbahaya Yang Terkandung Dalam Rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di

antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200

diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin,

dan karbon monoksida. Zat berbahaya lainnya yang terkandung dalam rokok antara

lain (25)

:

a. Nikotin

Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin merupakan

alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya

ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf

pusat, menyempitkan pembuluh perifer, dan juga memiliki karakteristik efek

adiktif dan psikoaktif (26)

.

b. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau.

Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang

atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksik. Gas CO yang dihasilkan

sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok

paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan

kadar karboksi hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16% (26)

.

c. Tar

Page 34: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat

karsinogenik. Tar dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel

pada jalan nafas dan paru-paru sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada

saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap

rokok, setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna

coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini

bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok

berkisar 24-45 mg. Pada rokok yang menggunakan filter dapat mengalami

penurunan 5-15 mg. Efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru

walaupun rokok diberi filter, yaitu hirupan pada saat merokok dalam, menghisap

berkali-kali dan jumlah rokok yang dihisap banyak (26)

.

d. Timah Hitam (Pb)

Pb yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Satu bungkus rokok

berisi 20 batang yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug,

sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah

20 ug per hari (26)

.

e. Amonia

Amonia merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan

hidrogen. Zat ini baunya tajam dan sangat merangsang. Racun yang terdapat

pada ammonia sangat keras sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran

darah maka akan mengakibatkan seseorang dapat pingsan atau koma (26)

.

f. Hidrogen Sianida (HCN)

Page 35: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau

dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah

terbakar dan sangat efisien untuk mengganggu pernapasan dan merusak saluran

pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat

berbahaya. Sianida dalam jumlah kecil yang dimasukkan langsung ke dalam

tubuh dapat mengakibatkan kematian (26)

.

g. Nitrous Oxide

Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna. Nitrous oxide yang

terhisap dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan dan menyebabkan rasa

sakit (26)

.

h. Fenol

Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat

organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan

membahayakan karena terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim (26)

.

2.1.4 Jenis-Jenis Rokok

Menurut Aula, Elizabeth Lisa (2010), rokok dapat diklasifikasikan

berdasarkan bahan pembungkusnya, proses pembuatan dan berdasarkan penggunaan

filter. Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan

pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan

penggunaan filter pada rokok (27)

.

Jenis rokok juga dilihat dari kadar nikotin dan tar nya (28)

.

1. Rokok berdasarkan bahan pembungkusnya

Rokok berdasarkan aroma pembungkusnya terdiri atas :

Page 36: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

a. Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung

b. Klawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa aren

c. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

d. Cerutu : rokok yang bahan bungkusnya berupa tembakau

2. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya

a. Rokok putih, yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau

yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu

b. Rokok kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa berupa daun

tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan

aroma tertentu,

c. Rokok klembek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau cengkeh dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek

rasa atau aroma tertentu

3. Rokok berdasarkan penggunaan filter

Rokok berdasarkan penggunaan filter terbagi menjadi :

a. Rokok filter, adalah rokok yang pada bagian pangkalnya terapat gabus

b. Rokok non filter, adalah rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat

gabus

4. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

a. Sigaret Kretek Tangan (SKT) : Rokok yang proses pembuatannya dengan cara

digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu

sederhana.

Page 37: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

b. Sigaret Kretek Mesin (SKM) : Rokok yang proses pembuatannya

menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam

mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa

rokok batangan.

5. Rokok berdasarkan inovasi dari bentuk rokok konvensional menjadi rokok

modern. Rokok Elektronik (Electorin Nicotine Delivery System atau e cigarette).

Rokok ini membakar cairan dan uapnya masuk ke paru-paru pemakai. Rokok

elektronik diklain sebagai rokok yang lebih sehat dan ramah lingkungan dari pada

rokok biasa dan tidak menimbulkan bau dan asap. Selain itu rokok elektronik

lebih hemat dari pada rokok biasa karena bisa diisi ulang.

2.2 Perilaku Merokok

2.2.1 Teori Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skiner (1938)

seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar)(10)

.

Lawrence W. Green menganalisis perilaku seseorang dari segi kesehatan.

Menurut Lawrence W.Green kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

faktor perilaku dan faktor luar lingkungan. Perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga

faktor, yaitu :

1. Faktor predisposisi (predisposing factors) terwujud dalam pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

Page 38: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

2. Faktor pendukung (enabling factors) terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia

atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.

3. Faktor pendorong (reinforcing factors) terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari

perilaku seseorang yang bersangkutan.

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum mengadapsi

perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

1. Awarenness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya), artinya sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, orang telah mencob perilaku baru.

5. Adoptin, subjek tela berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan kesadaran, dan

sikapnya terhadap stimulus (10)

.

2.2.2 Perilaku Merokok

Menurut Kemenkes RI (2013), perilaku merokok merupakan perilaku yang

membakar salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan

atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang

dihasilkan dari tanaman nicotina tabacum, nicotinarustica dan spesies lainnya atau

sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan

tambahan(29)

.

Page 39: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Menurut Gee Mc dalam Saputra dkk tahun, perilaku merokok pada remaja

umumnya semakin lama semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangan yang

ditandai dengan peningkatan frekuensi dan intensitas merokok, dan sering

mengakibatkan perokok mengalami ketergantungan nikotin (30)

.

Pada dasarnya perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Hal itu

berarti ada pihak yang berpengaruh besar dalam proses sosialisasi. Perilaku merokok

merupakan pintu masuk perilaku negatif yang lain seperti penyalah gunaan narkotika

dan minum-minuman keras (13)

.

Tipe-tipe perokok berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap (Smet, 1994),

perokok dibagi ke dalam beberapa tingkatan, yaitu (31,32)

:

1. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

2. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

3. Perokok ringan menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik

untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Dilihat dari sisi orang disekelilinnya

merokok menimbulkan dampak negatif bagi perokok pasif. Resiko yang ditanggung

oleh perokok pasif lebih berbahaya dari pada perokok aktif karena daya tahan

terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah (20)

.

2.2.3 Tahap-Tahap Perilaku Merokok

Menurut Komasri dan Helmi Orang cenderung untuk menghindari

ketidakseimbangan dan lebih senang memepertahankan apa yang selama ini

dirasakan sebagai kenikmatan sehingga dapat dipahami jika para perokok sulit

untuk berhenti merokok. Klinke & Meeker dalam Aritonang (1997) mengatakan

Page 40: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

bahwa motif para perokok adalah relaksasi. Dengan merokok dapat mengurangi

ketegangan, memudahkan berkonsentrasi, pengalaman yang menyenangkan, dan

relaksasi (20,22)

.

Menurut Leventhal dan Clearly dalam Komalasari & Helmi terdapat 4 tahap

dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu (20)

:

a. Tahap Prepatory.

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai

merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-hal

ini menimbulkan minat untuk merokok.

b. Tahap Initiation.

Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan

atau tidak terhadap perilaku merokok.

c. Tahap Becoming a Smoker.

Apabila seorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per

hari maka mempunyai kencenderungan menjadi perokok.

d. Tahap Maintenance of Smoking.

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan

diri (selfregulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis

yang menyenangkan.

Penggunaan rokok mentol lebih umum diantara perokok remaja dan remaja

yang baru belajar. Hal ini terjadi karena remja yang baru belajar merokok

menganggap bahwa rokok mentol tidak terlalu keras dan lebih mudah untuk merokok

dibandingkan dengan rokok lainnya(33)

.

Page 41: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

2.2.4 Tipe-Tipe Perilaku Merokok

Menurut Silvan Tomkins dalam Santoso (2015), berdasarkan management of

affect theory, ada empat tipe perilaku merokok. Empat tipe tersebut adalah (34)

:

1. Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Mereka berpendapat bahwa dengan merokok seseorang akan menambahkan

perasaan yang positif dan menyenangkan. Green dalam Psycological Factor in

Smoking (1978) menambahkan tiga sub type sebagai berikut (34)

:

a. Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat. Misalnya merokok setelah

makan atau minum kopi.

b. Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan

sekedarnya untuk menyenangkan perasaan

c. Pleasure of handling the cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh dengan

memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan

menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau, sedangkan untuk

menghisapnya hanya dibutuhkan watu beberapa menit saja. Ada juga perokok

yang lebih senang berlama- lama untuk memainkan rokoknya dengan tangan

sebelum ia menyalakan api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif misalnya

ketika cemas gelisah, dan marah. Rokok dianggap sebagai penyelamat untuk

menghilangkan perasaaan negatifnya.

3. Perilaku merokok yang sudah adiktif

Page 42: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Green menyebutkan sebagai kecanduan secara psikologis. Mereka yang sudah

kecanduan cenderung akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat

setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi

keluar rumah untuk membeli rokok. Mereka khawatir rokok tidak tersedian saat

dia membutuhkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk menggendalikan

perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin. Dapat

dikatakan orang seperti ini, merokok sudah menjadi perilaku yang bersifat

otomatis, seringkali tanpa difikirkan dan tanpa disadari. Tempat merokok juga

mencerminkan pola perilaku merokok.

2.2.5 Dampak Negatif Merokok

Merokok merupakan penyebab kematian dibanding faktor-faktor risiko

lainnya. Tentu saja perokok memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena strok dan

kanker saluran pernapasan. Selain itu , juga terdapat 25 persen risiko lebih tinggi

terkena kanker paru-paru. Lebih jauh, berbagai penyakit juga lebih sering terjadi pada

perokok dibandingkan bukan perokok(35)

.

Menurut American Lung Asociation mengenai penggunaan tembaku di

kalangan anak-anak dan remaja, mengatakan bahwa merokok sewaktu masa kanak-

kanak menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan seperti, peningkatan jumlah

dan keparahan penyakit pernapasan, penurunan kebugaran fisik, dan efek potensial

pada fungsi paru-paru. kecanduan merokok terus ini akan terus berlanjut hingga masa

dewasa. Di antara orang dewasa yang pernah merokok setiap hari, 87% telah

Page 43: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

mencoba rokok pertama kali pada usia 18 tahun, dan 95% pernah merokok pada usia

21 tahun(33)

.

Menurut Tandra dampak merokok terhadap kesehatan yaitu timbulnya

penyakit. Banyak penyakit yang telah terbukti menjadi akibat buruk merokok baik

secara langsung maupun tidak langsung. Menyadari dasyatnya pengaruh buruk bagi

kesehatan, maka pemerintah telah mengatur peredaran tembakau sebagai bahan

utama pembuatan rokok dalam UU RI Nomor 36 Tahun 2000 Pasal 113(36)

.

Dampak negatif merokok pada kesehatan telah ditulis dengan jelas disetiap

bungkus rokok yaitu, kanker, serangan jantung, impotensi, dan ganguan kehamilan

dan janin. Selain berdampak pada organ tubuh kandungan zat dalam rokok khusunya

nikotin merokok juga mempengaruhi kondisi psikologi, sistem saraf, serta aktivitas

dan fungsi otak, baik pada perokok aktif maupun pasif(37)

.

2.3 Faktor-Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja

Menurut Lawrence Green kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi

oleh dua faktor utama, pertama yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor luar

lingkungan (nonbehavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau

terbentuk dari tiga faktor yaitu(10)

:

2.3.1 Faktor-Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

penelitian dari Harvey dan Chadi mengungkapkan bahwa banyak faktor

penyebab yang berkontribusi dalam perilku merkokok di kalangan remaja. Tetapi ada

dua faktor kontributor utama yaitu, akses untuk mendapatkan tembakau dan sikap

remaja untuk merokok yang datang dari lingkungan sekitar. Data dari penelitian ini

mengungkapkan bahwa sebagian besar remaja kelas 6-9 mendapatkan rokok dari

Page 44: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

jaringan sosial mereka, sedangkan dari faktor lingkungan adalah orangtua yang

merokok dan sikap atau keyakinan tertentu yang terkait dengan perilaku merokok(38)

.

Faktor predisposisi adalah faktor faktor dari dalam diri individu, keluarga,

kelompok, atau masyarakat yang mempengaruhi perilaku individu. Faktor dari dalam

meliputi pengetahuan, sikap, tindakan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya:

1. Pengetahuan

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakniindera penglihata, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (10)

.

Pengetahuan sangat berpengaruh karena menetukan sikap dan tindakan remaja

terhadap perilaku merokok orang-orang disekitarnya(1)

. Dari pengalaman dan

penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidakan didasari oleh pengetahuan (10)

.

Pengetahuan merupakan faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku

seseorang, dan diharapkan mereka yang berpengetahuan tinggi akan berperilaku yang

positif. Pengetahuan tentang rokok merupakan prediktor perilaku merokok pada

siswa sekolah menengah atas di Kota Padang. Hasil penelitian Alamsyah & Nopianto

menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antar pengetahuan dan perilaku

merokok (p=0,005) (1,7)

.

2. Sikap (Attitude)

Page 45: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Sikap merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan perilaku merokok,

karena pada hakekatnya sikap akan menentukan sesorang berperilaku terhadap suatu

objek baik yang disadari atu tidak disadari sikap itu dipengaruhi oleh pengetahuan,

keyakian dan emosi .

Sikap remaja sangat berpengaruh terhadap perilaku merokok. Sikap remaja

terhadap perilaku bisa berwujud positif ataupun negatif. Sikap negatif mempunyai

kecenderungan berperilaku merokok sedangkan sikap positif cenderungan berperilaku

tidak merokok(39,40)

.

Hasil penelitin Alamsyah & Nopianto menunjukaan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara sikap negatif tentang rokok terhadap perilaku merokok

(p=0,000). Sejalan dengan penelitian Rachmat, Thaha & Syafar yang mengatakan

bahwa sikap merupakan faktor personal yang berkaitan dengan perilaku, termasuk

perilaku merokok. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan

dan positif antara sikap terhadap perilaku dan niat merokok remaja(1)

.

3. Faktor Psikologis

Perasaan stress, cemas, bosan, ingin tahu, serta tekanan teman sebaya turut

mempengaruhi individu untuk mulai merokok. Merokok menjadi cara bagi individu

untuk santai dan bersenang-senang. Remaja yang mengalami stres memiliki

kemungkinan lebih tinggi untuk merokok. Masa remaja merupakan masa dimana

individu menghadapi masalah untuk pertama kalinya, seperti perubahan fisik,

tekanan sekolah, kebosanan, tekanan dari teman sebaya, masalah finansial, dan

sebagainya. Masalah-masalah tersebut menyebabkan remaja sangat rentan

menghadapi stress (Finkelstein., dkk, 2006)

Page 46: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cut Mahabbah dan Fithria tahun (2019)

menunjukkan bahwa ada hubungan faktor lingkungan sosial terhadap perilaku

merokok pada remaja dengan nilai p=0,004 < 0,05, tidak ada hubungan faktor

karakteristik psikologis dengan perilaku merokok pada remaja dengan nilai p=0,182 >

0,05, dan tidak ada hubungan faktor gaya hidup dengan perilaku merokok pada

remaja dengan nilai p= 0,132 > 0,05.

Menurut Hussin dan Mariani, alasan psikologis yang menjadi penyebab

penyebab remaja merokok adalah(9)

:

a. Merasa kesulitan dalam pelajaran

Menurut para remaja merokok dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar,

menghilangkan rasa kantuk, merasa tidak tertekan, dan tidak cemas sehingga remaja

tidak merasa mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Dalam

penelitian Baharuddin tahun 2017 menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara yang merasa kesulitan dalam pelajaran dengan perilaku merokok pada

responden (p=0,000<0,05). Artinya bahwa adanya hubungan antara merasa kusulitan

dalam pelajaran dengan perilaku merokok remaja ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Sarafino pada tahun 1994, dimana faktor psikologis seperti belajar

merupakan faktor yang dapat membuat remaja untuk merokok.(9)

Dikatakan Klinke & Meeker dalam (Aritonang,1997) bahwa motif para

perokok adalah relaksasi. Dengan merokok dapat mengurangi ketengangan,

memudahkan berkonsentrasi, pengalaman yang menyenangkan dan relaksasi(20)

.

Page 47: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

b. Ingin terlihat keren

Remaja mengatakan bahwa ketika mereka merokok maka akan terlihat keren

dan gagah. Hal ini menjadi salah satu alasan remaja untuk merokok agar selalu

terlihat keren. Faktor keinginan terlihat keren terjadi karena mereka ingin menjadi

dewasa, remaja berpendapat merokok sebagai suatu tanda kebebasan dan perilaku

merokok tidak salah dari segi mora Ada remaja yang berpendapat bahwa yang

mempengaruhi mereka untuk merokok adalah merokok dapat membuat mereka

menjadi keren dan unik(1,9)

.

c. Ingin diterima dalam pergaulan

Menurut remaja merokok dapat membuat mereka lebih akrab dengan

kelompok teman sebaya mereka sehingga mereka lebih mudah diterima dalam

kelompok. Bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok

sulit untuk dihindari dari merokok yang dirasakan antara lain lebih diterima dalam

lingkungan teman dan merasa lebih nyaman(1)

.

Hasil penelitian Pamukti tahun 2016 menunjukan bahwa hampir 28% subjek

menyatakan bahwa konsumsi terbesar rokok ketika mereka sedang berkumpul dengan

teman-temannya yaitu apakah mereka nongkrong di mall, begadang, piknik, atau

kumpul-kumpul saja(41)

.

d. Ingin mencoba merokok

Remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Remaja yang mencoba untuk

merokok karena mereka ingin tahu rasanya rokok. Sehingga sekali mencoba hingga

membuatnya menjadi ketergantungan(39)

. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Alfian

Page 48: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

tahun 2018 menyatakan bahwa 23,1% remaja merokok disebabkan karena rasa ingin

tahu sehingga remaja memutuskan untuk mencoba rokok(42)

.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Baharuddin tahun 2017 menunjukan

hasil uji statistic menunjukan nilai p=0,000 pada variable merasa kesulitan dalam

pelajaran, ingin terlihat keren memperoleh nilai p=0,006, ingin diterima dalam

pergaulan mendapat nilai p=0,003) dan ingin mencoba merokok nilai p=0,000(9)

.

2.3.2 Faktor-Faktor Pendukung Atau Pemungkin (Enabling Factors)

Sarana dan prasarana yang berupa uang saku dan tersedianya tempat beli

rokok. Gnegus menyatakan bahwa uang saku pada anak diberikan sesuai kebutuhan

anak dan tidak boleh berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak bijaksana

akan dapat menimbulkan masalah remaja menjadi boros, remaja idak menghargai

uang dan remaja malas belajar, sehingga remaja cendrung tergoda dan merasa

kecanduan dengan rokok karena harga rokok yang tidak mahal dan boleh

membeli per batang(39)

.

Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkingkan remaja dapat

dengan bebas memperoleh rokok dan menjadi perokok, maka faktor-faktor ini disebut

faktor pendukung atau faktor pemungkin. Pendapat ini juga didukung oleh Amira

tahun 2019 yang mengatakan salah satu faktor remaja merokok adalah karena rokok

mudah didapat(12)

.

Ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung perilaku merokok remaja

ini disebabkan oleh karakteristik gaya hidup di lingkungan perkotaaan yang

Page 49: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

cendrumg konsumti, sehingga dapat dengan mudah ditemukan toko, atau warung

di setiap lingkungan. Selain itu kurangnya pengetahuan dan sikap kepedulian penjual

terhadap bahaya rokok bagi anak-anak juga membuat rokok dapat dengan mudah

dibeli oleh remaja.

Para pedagang umumnya enggan mempersoalkan umur dan tujuan remaja

yang membeli rokok ditempatnya, karena baginya mendapatkan keuntunganlah yang

paling utama. Hasil penelitian Amira tahun 2019 di Garut menunjukan bahwa ada

hubuungan antara sarana pra sarana dengan perilaku merokok dengan nilai p-Value

adalah 0.044(12)

.

Penelitian Baharuddin tahun 2017 di Makassar memperoleh hasil tidak ada

hubungan antara sarana dan prasarana dengan perilaku merokok pada remaja.

Menurutnya sarana prasarana adalah faktor pendorong yang sifatnya eksternal

sehingga pengaruhnya tidak terlalu banyak terhadap perilaku. Faktor lain yang lebih

berpengaruh terhadap perilaku merokok adalah faktor dari dalam yaitu faktor

lingkungan dan alasan psikologis(9)

.

2.3.3 Faktor-Faktor Pendorong (Reinforcing Factors)

Faktor- faktor pendorong yang mempengaruhi perilaku merokok adalah

sebagai berikut(10)

:

1. Pengaruh Orangtua

Menurut Baer & Corado, remaja perokok adalah anak-anak yang berasal dari

rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan

anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal dari lingkungan rumah

tangga yang bahagia(42)

.

Page 50: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Remaja yang berasal dari keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat

dengan rokok maupun obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan

yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh

yaitu perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya.

Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang

tua (Single Parent). Remaja berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok

daripada ayah yang merokok. Hal ini lebih terlihat pada remaja putri(42)

.

Hasil penelitian dari Rachmat dkk tahun (2013) menemukan sekitar 57,1%

responden tinggal serumah dengan keluarga merokok, ayah dan kakak kandung.

61,4% sering melihat mereka merokok , sekitar 60,7% responden pernah disuruh

membeli rokok, dan 56,7% responden pernah diajak merokok oleh keluarga.

Orangtua merupakan teladan bagi anak-anak, interaksi yang mendalam antara

orangtua dan anak melahirkan karakter yang mirip(13)

.

2. Pengaruh Teman Sebaya

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin benyak remaja merokok

maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan

demikian sebaliknya. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, pertama

remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau sebaliknya. Diantara remaja

perokok terdapat 87 % mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang

perokok begitu pula dengan remaja non perokok(12)

.

Hasil penelitian Rachmat dkk tahun (2013) menemukan hasil analisi bivariat

menyimpulkan ada hubungan yang signifikan anatar faktor teman (nilai p = 0,033)

dengan perilaku merokok responden. Situasi dan kodisi yang sering mendorong

Page 51: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

mereka untuk merokok adalah saat bersama teman yang juga perokok. Pengaruh

teman sebaya terhadap perilaku merokok remaja sangat besar(13)

.

Hasil penelitian Komasari dan Helmi tahun (2000) menunjukan bahwa hasil

analisis regresi ganda memperlihatkan bahwa F==22,486 (p<0,05) dan R=0,620 (R2

= 0,384). Artinya, sikap permisif orangtua terhadap perilaku merokok remaja dan

lingkungan teman sebaya merupakan prediktor terhadap perilaku merokok remaja(20)

.

3. Pengaruh Iklan Rokok

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran

bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali

terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Iklan rokok

dikemas semenarik mungkin dengan mengangkat tema pertemanan, persahabatan,

dan kerbersamaan(44)

.

Iklan rokok dibuat dengan sangat atraktif dan kreatif menyentuh sisi psikologis

yang menunjukan citra berani, macho trendi, keren, kebersamaan, santai, optimis,

jantan, penuh petualanagan, kreatiif, kritis, serta berbagai hal lain yang

membanggakan dan mewakili suara hati anak muda dan remaja. Hal ini menunjukan

secara efektif mempengaruhi perilaku siswa untuk berperilaku merokok (45)

.

Hasil penelitian Alamsyah dan Nopianto tahun (2017) menunjukan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna anatara iklan rokok dan perilaku merokok

(p=0,000). Sejalan dengan penelitian Rachmat dkk tahun (2013) yang menyatakan

bahwa sebagian besar remaja yang menyatakan bahwa sebagian besar remaja

berprilaku merokok karena terpengaruh media massa dan Mendukung iklan rokok di

televisi (1)

.

Page 52: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Dalam American Lung Association mengatakan bahwa salah satu studi

menemukan bahwa sejumlah besar remaja yang Mendukung rokok melalui film 2,6

kali lebih mungkin untuk mulai merokok sendiri dibandingkan dengan remaja yang

menonton film paling sedikit.(48)

2.4 Remaja

2.4.1 Defenisi Remaja

Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

Belanda adolescentia yang berarti remaja ) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

dewasa. Istilah adolescence, seperti yang dipergunkan saat ini mempunyai arti yang

luas mencakup kematangan mental, emosianal, spasial, dan fisik. Kebiasaan merokok

pada anak usia sekolah di indonesia sering terlihat pada siswa SMA, karena pada usia

ini merupakan suatu masa peralihan antara masa kanak kanak menuju masa dewasa.

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak anak

mengalami banyak perubahan pada aspek psikis dan fisiknya(41)

.

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini

anak anak mengalami banyak perubahan pada aspek psikis dan fisiknya. Terjadinya

perubahan kejiwaaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja, sehingga

mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah

menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat (1)

.

2.4.2 Perkembangan Dan Karakteristik Umur Remaja

Sesuai dengan pembagian usia remaja menurut Monks maka terdapat tiga

tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam proses menuju kedewasaan,

disertai dengan karakteristiknya, yaitu(47)

:

Page 53: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

1. Remaja awal (12-15 tahun)

Tahap ini, remaja masih merasa heran terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-

perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat

tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang

berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan

menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

2. Remaja madya (15-18 tahun)

Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecendrungan

narsistik yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara lebih menyukai teman-

teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Pada tahap ini

remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus memilih

yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, dan

sebagainya.

3. Remaja akhir (18-21 tahun)

Tahap ini adalah masa mendekati kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian :

a. Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan

mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti

dengan keseimbangan antara kepentinagn diri sendiri dengan orang lain.

e. Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum.

Page 54: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

2.4.3 Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja

Havighurst (dalam Hurlock, 2011) menyatakan tugas-tugas perkembangan

pada masa remaja. Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah(46)

:

1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik laki-

laki maupun perempuan.

2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa

lainnya.

6. Mempersiapkan karir ekonomi.

7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

8. Memperoleh perangkat nilai dan sisitim etis sebagai pegangan untuk

berperilaku – mengembangkan ideologi.

Hurlock tahun (2011) menyatakan ada beberapa faktor penting yang

mempengaruhi penguasaan tugas-tugas perkembangan. Faktor-faktor yang

menghalanginya adalah(46)

:

1. Tingkat perkembangan yang mundur.

2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau

tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya.

3. Tidak ada motivasi.

4. Kesehatan yang buruk.

5. Cacat tubuh.

6. Tingkat kecerdasan yang rendah.

Page 55: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Faktor-faktor yang dapat membantu remaja dalam penguasaan tugas-tugas

perkembangan(46)

:

1. Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselarasikan.

2. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan

dan bimbingan untuk menguasainya.

3. Motivasi.

4. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh.

5. Kreatifitas.

2.4.4 Perubahan Sosial Pada Masa Remaja

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang

berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan

lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus

menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.

Remaja lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dengan teman-teman sebaya,

maka pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan,

dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Misalnya, sebagian besar

remaja mengetahui bahwa bila mereka memakai model pakaian yang sama dengan

anggota kelompok yang popular, maka kesempatan untuk diterima menjadi anggota

kelompok lebih besar(46)

.

Kelompok sosial yang paling sering terjadi pada masa remaja adalah(46)

:

1. Teman dekat

Page 56: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat, atau sahabat

karib. Mereka terdiri dari jenis kelamin yang sama, mempunyai minat dan

kemampuan yang sama. Teman dekat saling mempengaruhi satu sama lain.

2. Kelompok kecil

Kelompok ini terdiri dari kelompok teman-teman dekat. Pada mulanya, terdiri

dari seks yang sama, tetapi kemudian meliputi kedua jenis seks.

3. Kelompok besar

Kelompok ini terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat,

berkembang dengan meningkatnya minat pesta dan berkencan. Kelompok ini

besar sehingga penyesuaian minat berkurang di antara anggota-anggotanya.

Terdapat jarak sosial yang lebih besar di antara mereka.

4. Kelompok yang terorganisasi

Kelompok ini adalah kelompok yang dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh

sekolah dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para

remaja yang tidak mempunyai klik atau kelompok besar.

5. Kelompok geng

Remaja yang tidak termasuk kelompok atau kelompok besar dan merasa tidak

puas dengan kelompok yang terorganisasi akan mengikuti kelompok geng.

Anggotanya biasanya terdiri dari anak-anak sejenis dan minat utama mereka

adalah untuk menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti social.

Page 57: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

2.5 Telaah sistematis

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka telaah sistematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Telaah Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja

No Penulis Judul Desain Variable Hasil

1 Muhammad

Rachmat,

Ridwan

Mochtar

Thaha,

Muhammad

Syafar(13)

Perilaku Merokok Remaja

Sekolah Menengah Pertama

Observasional

Cross

Sectional.

Variabel bebas:

Pengetahuan,

Pengaruh Iklan Rokok,

Pengaruh Keluarga

Merokok, pengaruh

Teman Sebaya, dan Sikap

Variabel terikat: perilaku

merokok

Ada hubungan yang

bermakna antara

pengetahuan, pengaruh iklan

rokok, kemudahan mendapat

rokok, pengaruh orang tua

dan pengaruh teman sebaya

dengan perilaku merokok

pada remaja

2 Sherly Hindra

Negoro(12)

Pembentukan Sikap Oleh

Perokok Remaja Melalui

Peringatan Bahaya Merokok

Pendekatan

Kuantitatif,

Metode

Penelitian

Survai

Variabel Bebas:

Pengetahuan Atas Pesan,

Persepsi Resiko, Perilaku

Variabel terikat: Sikap

Ada hubungan yang

bermakna anatara

pengetahuan atas pesan yang

signifikan dan persepsi resiko

terhadap sikap merokok.

3 Agus

Alamsyah,

Nopianto(1)

Determinan Perilaku

Merokok Pada Remaja

Kuantitatif

Analitik

dengan Desain

cross sectional

Variable bebas:

pengetahuan, sikap,

kegiatan ekstrakurikuler

dan iklan rokok

Variable terikat : perilaku

merokok

Ada hubungan bermakna

antara pengetahuan, sikap,

kegiatan ekstrakurikuler dan

iklan rokok dengan perilaku

merokok

Page 58: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

4 Santi(48)

Hubungan Pengetahuan

Tentang Rokok Dengan

Sikap Terhadap

Pengetahuan Bahaya

Merokok Pada siswa SMK

Batik 1Surakarta

Observasional

Analitik

dengan

Pendekatan

Cross sectional

Variable bebas :

Pengetahuan tentang rokok

Variable terikat : Sikap

terhadap bahaya merokok

Tidak adanya hubungan

antara pengetahuan dengan

perilaku tentang rokok

dengan sikap terhadap

bahaya. Hal ini terjadi karena

jumlah sampel yang

digunakan minimal.

5

Eryan

Riadinata(42)

Hubungan Lingkungan

Keluarga Dan Teman

Sebaya Dengan Perilaku

Merokok Pada Remaja Usia

18-22 Tahun Di Desa

Gonilan Kartasura.

Cross sectional

Variable bebas :

lingkungan keluarga dan

teman sebaya

Adanya hubungan yang

bermakna antara lingkungan

keluarga dan teman sebaya

dengan perilaku merokok

pada remaja.

6 Jane Tepiane

Kadar, Titik

Respati, Siska

Nia Irasant(49)

.

Hubungan Tingkat

Pengetahuan Bahaya Rokok

Dengan Perilaku Merokok

Mahasiswa Laki-laki

diFakultas Kedokteran

Observasional

Analitik

Variabel Bebas: Tingkat

Pengetahuan, Jenis

Kelamin

Variabel terikat: Perilaku

Merokok

Ada hubungan tingkat

pengetahuan responden

namun termasuk kategori

cukup sedangkan perilaku

merokok termasuk dalam

kategori baik.

Berdasarkan hasil telaah sistematis diatas maka diusulkan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan

Perilaku Merokok dimana perbedaan penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMPN 12

Padang tahun 2020.

2. Variabel yang diambil dalam penelitian ini adalah perilaku, tingkat pengetahuan, sikap, pengaruh orangtua, alasan

psikologis, pengaruh teman sebaya, dan Pengaruh iklan rokok.

Page 59: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

37

2.6 Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Gambar 2.1 Kerangka Teori Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Perilaku Merokok Remaja

Sumber : Partiningsih (2014). modifikasi dari teori Lawrence Green

(1991), Juniarti (1991)dalam Notoatmodjo (2014)

Berdasarkan kerangkah teori diatas maka faktor-faktor yang diambil untuk

digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah perilaku, pengetahuan,

sikap, alasan psikologis, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, dan

pengaruh iklan rokok.

A. Faktor Predisposisi

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Tindakan

4. Kepercayaan

5. Keyakinan

6. Alasan psikologis

Perilaku merokok

B. Faktor Pemungkin

1. Sarana dan prasarana

C. Faktor Pendorong

1. Pengaruh orang tua

2. Pengaruh teman sebaya

3. Pengaruh iklan rokok

Page 60: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

38

2.7 Kerangka Konsep

Penelitian ini untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan

perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang tahun 2020. Kerangka konsep

yang digunakan sebagai dasar penelitian digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan

Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki Di SMPN 12 Padang

2.8 Hipotesis

a. Ada hubungan tingkat pengetahuan siswa tentang rokok dengan perilaku

merokok pada siswa di SMP N 12 Padang.

b. Ada hubungan sikap siswa dengan perilaku merokok pada siswa di SMP

N 12 Padang.

c. Ada hubungan pengaruh orang tua dengan perilaku merokok siswa pada di

SMPN 12 Padang.

Pengetahuan

Sikap

Pengaruh orangtua

Pengaruh teman sebaya

Pengaruh iklan rokok

Perilaku Merokok Siswa

Di SMP N 12 Padang

Alasan Psikologis

Page 61: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

39

d. Ada hubungan pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada

siswa di SMPN 12 Padang.

e. Ada hubungan pengaruh iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa

di SMPN 12 Padang.

f. Ada hubungan faktor psikologis dengan perilaku merokok pada siswa di

SMPN 12 Padang.

Page 62: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

40

BAB 3 : METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik dengan menggunakan

rancangan study cross sectional. Dalam penelitian ini study cross sectional

digunakan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP N 12 Padang yang dilaksanakan pada

bulan Oktober 2020-Juni 2021.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti(50)

.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa mulai dari kelas VII

sampai IX SMP N 12 Padang. Jumlah populasi dalam penenlitian ini adalah 385

siswa.

3.3.2 Sampel

Besar sampel pada penelitian ini diambil untuk mewakili populasi yang

ada dan sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inkulsi

dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa kelas VII, VIII dan IX yang terdaftar di SMP N 12 Padang

b. Bersedia menjadi sampel.

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :

Page 63: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

41

a. siswa yang sedang mengalami masalah kesehatan/sakit dan terkendala

mengakses google form.

b. Tidak bisa di hubungi sebanyak 3 kali.

c. Jika siswa sakit, tidak bisa dihubungi dan terkendala mengakses google form

maka digantikan dengan siswa yang lainnya.

Besar sampel dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan rumus

Lemeshow, sebagai berikut :

keterangan :

n : besar sampel

Zα/2 : nilai Z pada derajat kepercayan 1- α/2

P : 0,245 diambil dari proposi penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Ade

Sulistyawan tahun (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan perilaku merokok siswa SMP N 3 Kota Tanggerang Selatan.

d : tingkat ketapan yang diinginkan dalam penelitian ini adalalah 0.05

N : jumlah populasi

Peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel 164 siswa yang diperoleh

untuk mencegah terjadinya Drop out, sehingga sampel bertambah menjadi 180

siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan

Accidental Sampling. Teknik pengambilan sampel secara kebetulan/incidental

Page 64: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

42

digunakan agar siapa saja yang secara kebetulan mendapatkan kuesioner,

memenuhi syarat dan cocok maka peneliti dapat mengambilnya sebagai sampel.

Menurut Sugiyono (2013) Nonprobability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam Accidental

Sampling setiap populasi yang memenuhi syarat untuk menjadi sampel dapat

dijadikan sampel. Dalam penelitian ini populasi yang memenuhi syarat yang

dijadikan sampel untuk mewakili kelompoknya sebanyak 180 sampel.

Tabel 3.3

Distrbusi Jumlah Sampel Disetiap Kelas

Tingkat kelas Nama kelas Jumlah siswa

tiap kelas Sampel

Incidental/kebetulan VII VII 1 18

180 sampel

VII 2 15

VII 3 16

VII 4 14

VII 5 19

VII 6 20

VII 7 17

VII 8 17

VIII VIII 1 15

VIII 2 10

VIII 3 16

VIII 4 16

VIII 5 16

VIII 6 16

VIII 7 16

VIII 8 16 VIII 9 12

IX IX 1 14

IX 2 11

IX 3 16

IX 4 16

IX 5 14

IX 6 14

IX 7 12

IX 8 10

IX 9 9

Jumlah 385 180

Page 65: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

43

3.4 Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data. Berdasarakan sumbernya data dibagi menjadi dua macam yaitu:

3.4.1. Data Primer

Data primer biasanya berasal dari kuesioner, wawancara atau hasil

pengamatan terhadap objek tertentu(51)

. Data primer yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengambilan data dengan menggunakan kuisioner penelitian

sebelumnya yang telah diuji validitas dan realibitasnya

3.4.2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari bahan

pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lainnya(51)

. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari bagian kesiswaan di

sekolah yaitu jumlah keseluruhan siswa perkelas, jurnal, buku dan penelitian

terdahulu.

Page 66: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

44

3.5 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Table 3.5 Defenisi Operasional

Variable Defenisi Operasional Teknik

Pengukuran

Alat

Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

Perilaku Merokok Perilaku yang membakar salah

satu produk tembakau yang

dimaksudkan untuk dibakar,

dihisap dan atau dihirup dan

dihembuskan kembali yang

dilakukan oleh siswa laki-laki di

SMPN 12 Padang berdasarkan

dari pengakuan responden saat

dilakukan penelitian

Pengisian

kuesioner

Kuesioner

1 = Merokok

2 = Tidak Merokok

(Azwar, 2008)

Ordinal

Tingkat

Pengetahuan

Tingkat pengetahuan responden

tentang rokok, bahaya rokok dan

zat yang terkandung di dalam

rokok

Pengisian

kuesioner

Kuesioner

1 = Rendah : jika total skor <

median (50,0)

2 = Tinggi : jika total skor ≥

median (50,0)

(Arikunto, 2010)

Ordinal

Sikap Tanggapan responden setujuh

atau tidak setujuh tenhadap

perilaku merokok

Pengisian

kuesioner

Kuesioner

1 = Positif : jika total skor <

meadin (43,3).

2 = Negatif: jika total skor ≥

median (43,3)

(Sunaryo, 2010)

Ordinal

Page 67: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

45

Alasan Psikologis Motif yang mendorong responden

untuk merokok, terdiri atas :

merasa kesulitan dalam menerima

pelajaran, ingin terlihat keren,

ingin mencoba rokok dan ingin

diterima dalam pergaulan

Pengisian

kuesioner

kuesioner 1 = Mendukung, jika total skor

≥ median (48,9)

2 = Tidak Mendukung, jika total

skor < median (48,9 )

(Aula, 2010)

Ordinal

Pengaruh

orangtua merokok

Orang tua atau yang dianggap

orang tua responden yang

memiliki kebiasaan merokok

Pengisian

Kuesioner

Kuesioner 1 = Mendukung,jika total skor

< median (50,0)

2 = Tidak Mendukung, jika total

skor ≥ median (50,0)

(Anwary, 2020)

Ordinal

Pengaruh Teman

Merokok

Status merokok teman sebaya

remaja tersebut, baik di rumah

maupun di sekolah.

Pengisian

kuesioner

kuesioner 1 = Mendukung, jika total skor

< median (43,3)

2 = Tidak Mundukung, jika

total skor ≥ median(43,3)

(Anggraeni, 2019)

Ordinal

Pengaruh Iklan

Rokok

Pengaruh remaja terhadap iklan

rokok

Pengisian

kuesioner

kuesioner 1 = Mendukungan jika total skor

< median (97,2)

2 = Tidak Mendukungan jika

skor ≥ median (97,2)

(Sinaga, 2019)

Ordinal

Page 68: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian Global Youth Tobacco

Survey dan kuesioner penelitian sebelumnya yang disusun oleh peneliti yang telah lulus uji

validitas dan reliabilitas. Variabel perilaku merokok, pengaruh orangtua merokok, pengaruh

teman merokok dan pengaruh iklan rokok menggunakan skala Guttman. Jawaban yang benar

akan diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

Variabel pengetahuan, sikap dan alasan psikologis menggunakan skala likert. Tiap

pernyataan terdiri dari 4 jawaban. Pernyataan terdiri dari penyataan positif dan negatif. Cara

memberikan nilai alternative jawaban variabel sikap dan alasan psikologis berdasarkan

ketentuan sebagai berikut :

1. Pernyataan positif

Sangat setuju skor 4

Setuju skor 3

Tidak setuju skor 2

Sangat tidak setuju skor 1

2. Pernyataan negatif

Sangat setuju skor 1

Setuju skor 2

Tidak setuju skor 3

Sangat tidak setuju skor 4

Cara memberikan penyekoran variabel pengetahuan mengacu pada penelitian Zhu dan

Chendi (2013). Jawaban responden diberi bobot 1 sampai 4. Berikut tabel penilaian variabel

pengetahuan :

Page 69: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 3.6 Skor Kuesioner Penelitian

Jawaban Favorable Unfavorable

Pasti tidak

Mungkin tidak

Mungkin iya

Pasti iya

1

2

3

4

4

3

2

1

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013) teknik pengambilan data merupakan prioritas utama yang

memiliki nilai strategis dalam penelitian, pengumpulan data tidak boleh dilakukan dengan

sembarangan karena akan menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian, sehingga dalam

pemilihan teknik pengumpulan data harus cermat(50)

.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner pada

siswa di SMPN 12 Padang melalui.

Langkah Langkah Pengumpulan Data :

1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta surat izin dari pihak akademik Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas untuk diajukan ke Kesbangpol Kota Padang

Tanggal 19 April 2021.

2. Tanggal 20 April 2021, peneliti mengantarkan surat izin penelitian ke Kesbangpol Kota

Padang.

3. Tanggal 23 April 2021 peneliti mengantarkan surat rekomendasi permintaan data dari

Kesbangpol Kota Padang ke Dinas Pendidikan kota Padang.

4. Tanggal 24 April 2021 peneliti mengatar surat rekomendasi izin penelitian ke SMP N 12

Padang.

5. Responden dipilih secara accidental sampling yaitu secara kebetulan sampel yang cocok

dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti dapat dijadikan sampel.

Page 70: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

6. Peneliti meminta persetujuan (informed consent) melalui guru BK secara online dan

dijelaskan juga di halaman pertama kuesioner.

7. Peneliti membagikan link kuisioner online kepada guru BK, dan link tersebut diteruskan ke

masing-masing grup WA kelas kemudian responden dapat mengisi keusioner melalui link

yang sudah dibagikan.

8. Sebelum memberikan kuesioner kepada responden, peneliti dibantu oleh guru BK terlebih

dahulu menjelaskan cara pengisian kuisioner siswa.

9. Dalam pengisian kuesioner, peneliti tidak bisa mendampingi karena sekolah sudah

diliburkan dan masih dalam masa pandemic Covid-19.

10. Setelah responden mengisi lembar kuesioner kemudian kuesioner tersebut dikirim kembali

kepada peneliti. Peneliti memastikan kuesioner telah diisi lengkap oleh responden.

11. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas kesediaan waktu untuk menjadi

responden melalui halaman terakhir di link dan melalui guru BK.

3.8. Teknik Pengolahan data

Teknik pengolahan data merupakan bagian terpenting setelah pengumpulan data. Untuk

mendapatkan informasi dan data yang akurat maka ada empat tahap pengolahan data, antara lain:

a. Pemeriksaan data (Editing)

Memeriksa ulang data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, kartu dan

buku regristar. Pengumpulan data bertujuan untuk melakukan pengecekan ulang isi

formulir, apakah datanya sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.

b. Codding (pemberian kode)

Adalah pemberian kode pada masing-masing variabel sebelum dilakukan pengenterian

data.

Page 71: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

c. Pemasukan data (Entry data)

Memasukkan data yang sudah dikumpulkan dan dilakukan editing ke dalam komputer

melalui program Microsoft Excel untuk kemudian diolah.

d. Proses Data (Proccessing)

Setelah selesai pemasukan data, langkah selanjutnya adalah melakukan proses data agar

data dapat dianalisis. Proses data dilakukan dengan cara memasukkan data ke program

SPSS.

e. Pembersihan Data (Cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan,

apakah ada kesalahan pada data yang sudah dimasukan dan diproses atau tidak. Kesalahan

tersebut dapat terjadi saat data dimasukkan ke komputer. Dalam hal ini, jika ada nilai yang

hilang (missing value) dan data yang tidak sesuai atau di luar range penelitian tidak

diikutsertakan dalam analisis.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono (2013) adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

observasi, kuisioner dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan dapat menjadi

data dan informasi kepada peneliti(50)

.

3.8.1 Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variable.

Data dianalisis dengan statistic deskriptif berupa distribusi frekuensi dan persentase secara

komputerisasi dengan menggunakan SPSS. Data univariat pada penelitian ini adalah data

demografi responden dan variabel atau faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

Page 72: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

merokok pada siswa di SMPN 12 Padang. Analisis data univariat akan ditampilkan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.8.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variable

independen dan variable dependen. Analisa ini untuk melihat hubungan antara pengetahuan,

sikap, status orang tua merokok, teman sebaya merokok dan pengaruh iklan rokok dengan

perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

Analisa bivariate menggunakan uji kemaknaaan statistic dengan uji “chi square” dengan

batas kemaknaan α=0,05 dan derajat kepercayaan 95%. Pada pengolahan data dilakukan secara

komputerisasi menggunakan SPSS. Cara pembacaan SPSS yaitu sebagai berikut :

1. Bila tabel 2x2 dijumpai nilai E < 5 maka hasil yang dibaca adalah Fisher’s Exact Test

2. Bila pada tabel 2x2 tidak ada nilai E atau <5 maka yang dibaca adalah Continuity

Correction

3. Bila pada tabel lebih dari 2x2 misal 3x2, 3x3 dan lain-lain maka hasil yang dibaca adalah

Pearson Correction

Hasil analisa dinyatakan bermakna apabila :

1. Ha diterima jika p value ≤ 0,05 berarti ada hubungan bermakna antara variabel dependen

dan independen

2. Ho ditolak jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel

dependen dan independen.

3.8.3 Analisa Multivariate

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat variabel independen yang paling berpengaruh

terhadap variabel dependen. Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik model

prediksi, dengan tingkat kepercayaan 95% dan menggunakan metode menentukan odds rasio

Page 73: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

variabel kategorik polikontom dengan salah satu kategori menjadi pembanding dengan cara chi

square.

Langkah yang dilakukan dalam analisis regresi logistik adalah sebagai berikut (Dahlan,

2014) adalah sebagai berikut :

1. Melakukan seleksi variabel yang layak dilakukan dalam model multivariat dengan cara

terlebih dahulu melakukan seleksi bivariat antara masing-masing variabel independen

dengan variabel dependen dengan uji regresi logistik sederhana

2. Bila hasil analisis bivariat menghasilkan p-value < 0,25 atau termasuk substansi yang

penting maka variabel tersebut dapat dimasukkan dalam model multivariat.

3. Variabel yang memenuhi syarat lalu dimasukkan ke dalam analisis multivariat.

4. Dari hasil analisis dengan multivariat dengan regresi logistik menghasilkan p value

masing-masing variabel.

5. Variabel yang p valuenya>0,05 ditandai dan dikeluarkan satu-persatu dari model, hingga

seluruh variabel yang p- valuenya>0,05 hilang.

6. Untuk melihat adanya interaksi antar variabel selanjutnya dilakukan uji interaksi.

Variabel dikatakan tidak saling berinteraksi jika didapatkan hasil p valuenya>0,05 pada

α=0,05.

7. Pada langkah terakhir akan tampak nilai exp(B), yang menunjukan bahwa semakin besar

nilai exp(B)/OR maka makin besar pengaruh variabel tersebut tehadap variabel

dependen.

3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas.

3.9.1 Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dari penelitian sebelumnya yang sebelumnya

Page 74: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

mana telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. instrument penelitian bisa diterima sesuai

standar maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, uji validitas dilakukan dengan

menggunakan rumus rumus Pearson Product Moment. Uji reliabilitas dicari reliabilitas dengan

menggunakan metode Alpha Cronbach. Sampel untuk uji validitas dan reliabilitas berjumlah 25

sampel.

Berdasarkan tabel hasil uji validitas perilaku merokok diketahui 11 item pertanyaan. Dari

11 item pertanyaan 10 item mempunyai nilai rhitung>rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat 10 item pernyataan untuk variabel perilaku merokok dikatakan valid.

Kuesioner uji coba yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan berjumlah 9

pernyataan. Berdasarkan hasil uji validitas diketahui 9 pernyataan mempunyai nilai rhitung>rtabel

dapat disimpulkan bahwa terdapat 9 item pernyataan untuk variabel tingkat pengetahuan.

Kuesioner uji coba yang digunakan untuk mengukur sikap berjumlah 10 pernyataan.

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui 8 pernyataan mempunyai nilai rhitung>rtabel. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat 8 item pernyataan untuk variabel sikap.

Kuesioner uji coba yang digunakan untuk mengukur variabel alasan psikologis berjumlah

10 pernyataan. Berdasarkan hasil uji validitas diketahui 10 pernyataan mempunyai nilai

rhitung>rtabel. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 10 item pernyataan untuk variabel alasan

psikologis.

Kuesioner uji coba yang digunakan untuk mengukur variabel pengaruh orang tua

berjumlah 6 pernyataan. Berdasarkan hasil uji validitas diketahui 5 pernyataan mempunyai nilai

rhitung>rtabel .Dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 item pernyataan untuk variabel pengaruh orang

tua.

Kuesioner uji coba yang digunakan untuk mengukur variabel pengaruh teman merokok

berjumlah 4 pernyataan. Berdasarkan hasil uji validitas diketahui 4 pernyataan mempunyai nilai

Page 75: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

rhitung>rtabel. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 item pernyataan untuk variabel pengaruh

teman.

Kuesioner uji coba yang digunakan untuk mengukur variabel pengaruh iklan rokok

berjumlah 10 pernyataan. Berdasarkan hasil uji validitas diketahui 8 pernyataan mempunyai nilai

rhitung>rtabel. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 8 item pernyataan untuk variabel pengaruh iklan.

3.9.2 Uji reliabilitas

Berdasarkan tabel uji coba reliabilitas diketahui seluruh variabel penelitian mempunyai

nilai Alpha Cronbach >0,700.Jadi dapat disimpulkan bahwa pernyataan angket yang telah

dinyatakan valid dan reliable dapat digunakan sebagai pernyataan untuk angket penelitian.

Page 76: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

54

BAB 4 : HASIL

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP N 12 Padang yang berlokasi di kota Padang Provinsi

Sumatera Barat dengan alamat Jl. Jhoni Anwar Lapai, Kampung Olo, Kecamatan Nanggalo. Di

sekolah ini juga dalam 3 tahun terakhir sudah pernah dilakukan penyuluhan tentang rokok yang

diberikan dari puskesmas setempat dan sudah ada program kesehatan reproduksi yaitu Pusat

Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) yang dibina langsung oleh guru bimbing konseling

BK).

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang terdiri dari umur dan kelas diperoleh uraian hasil

sebagia berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Pada

Siswa Di SMP Negeri 12 Padang

Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)

Umur

12 Tahun 4 2.2

13 Tahun 38 21.1

14 Tahun 62 34.4

15 Tahun 75 41.7

16 Tahun 1 0.6

Kelas

IX 92 51.1

VII 28 15.6

VIII 60 33.3

Total 180 100.0

Page 77: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 180 responden yang diteliti, lebih dari

separuh responden pada usia 14 tahun yaitu 62 orang (34,4%) dan paling banyak pada kelas IX

yaitu 92 orang (51,1%).

4.3 Analisa Univariat

4.3.1 Perilaku Merokok

Distribusi frekuensi perilaku merokok pada siswa SMP N 12 Padang dapat dilihat dari

tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada

Siswa Di SMP Negeri 12 Padang

Perilaku Merokok Frekuensi (f) Persentase (%)

Merokok 98 54,4

Tidak Merokok 82 45,6

Total 180 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 180 responden yang diteliti, lebih dari

separuh responden merokok yaitu 98 orang (54,4%).

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh jawaban kuesioner dengan uraian sebagai

berikut :

Page 78: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Perilaku Merokok Pada

Siswa Di SMP Negeri 12 Padang

No Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1. Pernahkan kamu mencoba merokok walaupun hanya satu

atau dua hisapan ?

82 45,6 0 54,4

2. Berapa usia kamu ketika pertama kali mencoba rokok ? 80 44,4 100 55,6

3. Berapa batang rokok yang kamu hisap dalam 6 bulan

terakhir?

103 57,2 77 42,8

4. Dimana kamu biasa merokok? 85 47,2 95 52,8

5. Apakah kamu merokok ketika sedang berkumpul bersama

teman-temanmu?

92 51,1 88 48,9

6. Apakah ketika merokok itu menyenangkan? 103 57,2 77 42,8

7. Apakah merokok membantu kamu mengurangi rasa

cemas/marah/gelisah ?

113 62,8 67 37,2

8. Apakah kamu pernah merokok atau ingin merokok di pagi

hari segera setelah bangun tidur ?

82 45,6 98 54,4

9. Biasanya kamu mendapatkan rokok dari mana? 85 47,7 95 52,8

10 Jenis rokok yang kamu hisap ? 87 48,3 93 51,7

Berdasarkan tabel 4.3 diatas didapatkan (55,6%) siswa dengan usia merokok pertama

kali 10-11 tahun, sebanyak (54,4%) siswa pernah mencoba merokok walaupun hanya satu atau

dua hisapan dan sebanyak (54,4%) siswa pernah merokok atau ingin merokok di pagi hari segera

setelah bangun tidur.

4.3.2 Tingkat Pengetahuan

Hasil dari penelitian dan pengolahan data tentang tingkat pengetahuan merokok pada

siswa di SMPN 12 Padang diuraikan pada masing-masing tabel berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Merokok Pada Siswa

Di SMP N 12 Padang

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

Rendah

Tinggi

Total

90

90

180

50,0

50,0

100.0

Page 79: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 180 responden yang diteliti, ditemukan

separuh responden yaitu 90 orang (50,0%) memiliki pengetahuan rendah dan separuh lainnya

memiliki pengetahuan tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh jawaban kuesioner dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Pengetahuan Merokok Pada Siswa

Di SMPN 12 Padang

No Pertanyaan PT MT M P

% % % %

1. Apakah merokok membahayakan kesehatan ? 5 11,1 20 63,9

2. Apakah berada di sekitar orang perokok membahayakan

kesehatan ?

5,6 10,6 22,2 61,7

3. Apakah merokok selama satu atau dua tahun aman bagi

kesehatan asal setelah itu berhenti ?

16,7 23,3 21,1 38,9

4. Apakah di dalam rokok terdapat zat kimia yang

membahayakan kesehatan ?

2,8 6,1 28,9 62,2

5.

Jika seseorang sudah kecanduan rokok apakah orang itu

bisa menderita penyakit jantung, kanker paru atau

kanker mulut ?

12,2 12,8 27,8 47,2

6. Apakah merokok membuat konsentrasi belajar kamu

bertambah ?

14,4 25 13,9 46,7

7. Apakah merokok membuat berat badan berkurang ? 16,1 19,4 38,9 25,6

8. Jika ada orang lain menawarkanmu rokok apakah kamu

akan menghisapnya ?

17,2 25 6,7 51,1

9. Apakah kira-kira kamu akan merokok dalam 12 bulan

mendatang ?

13,9 25 13,3 47,8

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh sebanyak (63,3%) siswa mengatakan bahwa pasti

merokok membahayakan kesehatan, sebanyak (62,2%) siswa mengatakan pasti bahwa di dalam

rokok terdapat zat kimia yang membahayakan kesehatan dan sebanyak (38,9%) siswa

mengatakan mungkin merokok membuat berat badan berkurang.

4.3.3 Sikap

Hasil dari penelitian dan pengolahan data tentang sikap merokok pada siswa di SMPN 12

Padang diuraikan pada masing-masing tabel berikut :

Page 80: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Sikap Merokok Pada Siswa

Di SMP N 12 Padang

Sikap Frekuensi (f) Persentase (%)

Negatif

Positif

Total

78

102

180

43,3

56,7

100.0

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 180 responden yang diteliti, ditemukan

lebih dari separuh responden yaitu 102 orang (56,7%) memiliki sikap positif.

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh jawaban kuesioner dengan uraian sebagai

berikut :

Tabel 4.7

Jawaban Kuesioner Distribusi Frekuensi Sikap Merokok Pada Siswa

Di SMPN 12 Padang

No Pertanyaan SS S TS STS

% % % %

1. Jika ada orang yang menawari saya merokok maka saya akan

menghisap rokok itu

20 19,4 20 40,6

2. Menurut saya laki-laki yang merokok akan mempunyai lebih

banyak teman

23,3 22,8 31,1 22,8

3. Saya tidak akan merokok dikawasan tanpa asap rokok 39,4 37,8 12,8 10

4. Menurut saya merokok bisa membahayakan kesehatan 53,9 33,3 8,3 4,4

5. Menurut saya tidak perlu adanya pembatasan iklan rokok 12,8 34,4 32,2 20,6

6. Menurut saya merokok bisa meningkatkan konsentrasi belajar 16,1 25 23,9 35

7. Menurut saya orang yang merokok akan terlihat gagah, keren

dan pemberani

17,2 19,4 27,8 35,6

8. Saya tidak akan merokok dalam 5 tahun mendatang 42,8 22,2 23,9 11,1

Berdasarkan tabel 4.7 diatas didapatkan sebanyak (53,9%) siswa sangat tidak setuju

merokok bisa membahayakan kesehatan, sebanyak (42,8%) siswa sangat tidak setuju tidak akan

merokok dalam 5 tahun mendatang dan sebanyak (39,4%) siswa sangat tidak setuju tidak akan

merokok dikawasan tanpa asap rokok.

Page 81: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

4.3.4 Pengaruh Orang Tua

Hasil dari penelitian dan pengolahan data tentang pengaruh orang tua dengan perilaku

merokok pada siswa di SMPN 12 Padang diuraikan pada masing-masing tabel berikut :

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Pengaruh Orang Tua Pada Siswa

Di SMPN 12 Padang

Pengaruh Orang Tua Frekuensi (f) Persentase (%)

Mendukung

Tidak Mendukung

Total

90

90

180

50,0

50,0

100.0

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 180 responden yang diteliti, ditemukan

separuh responden yaitu 90 orang (50,0%) memiliki pengaruh orang tua mendukung dan separuh

lainnya memiliki pengaruh orang tua tidak mendukung.

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh jawaban kuesioner dengan uraian sebagai

berikut :

Tabel 4.9

Jawaban Kuesioner Distribusi Frekuensi Pengaruh Orang Tua Pada Siswa

Di SMPN 12 Padang

No Pertanyaan Ya Tidak

f % f %

1. Apakah orang tua kamu sekarang ini merokok ? 117 65 63 35

2. Pernahkah orang tuanmu membicarakan akibat buruk

merokok?

42 23,3 138 76,7

3. Apakah kamu ingin merokok karena melihat orang tua

kamu merokok?

38 21,1 142 78,9

4. Pernahkah kamu merokok bersama dengan keluargamu? 42 23,3 138 76,7

5. Bagaimana tindakan orang tuamu jika tahu kamu merokok ? 113 62,8 67 37,2

Berdasarkan tabel 4.9 diatas didapatkan sebanyak (62,8%) siswa mengatakan bahwa

orang tua akan marah jika tahu mereka merokok, sebanyak (65%) siswa mengatakan bahwa saat

Page 82: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

ini orang tua mereka merokok dan sebanyak (23,3%) siswa pernah merokok bersama dengan

keluarga.

4.3.5 Pengaruh Teman Sebaya

Hasil dari penelitian dan pengolahan data tentang pengaruh teman sebaya dengan

perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang diuraikan pada masing-masing tabel berikut :

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Pengaruh Teman Sebaya

Pada Siswa Di SMPN 12 Padang

Pengaruh Teman Sebaya Frekuensi (f) Persentase (%)

Mendukung

Tidak Mendukung

Total

78

102

180

43,3

56,7

100.0

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari 180 responden yang diteliti, ditemukan

lebih dari separuh responden yaitu 102 orang (56,7%) memiliki pengaruh teman sebaya tidak

mendukung.

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh jawaban kuesioner dengan uraian sebagai

berikut :

Tabel 4.11

Jawaban Kuesioner Distribusi Frekuensi Pengaruh Teman Sebaya Pada Siswa

Di SMPN 12 Padang

No Pertanyaan Ya Tidak

f % f %

1. Apakah teman kamu ada yang merokok ? 160 88,9 20 11,1

2. Jika teman baikmu menawarkanmu rokok apakah kamu

akan menghisapnya ?

74 41,1 106 58,9

3. Bagaimana tindakan temanmu ketika kamuatau teman

yang lain merokok?

50 27,8 130 72,2

4. Bagaimana tindakan teman kamu jika kamu tidak mau

merokok ?

117 65 63 35

Berdasarkan tabel 4.11 diatas didapatkan sebanyak (88,9%) siswa mengatakan bahwa

teman mereka merokok, sebanyak (41,1%) siswa mengatakan bahwa teman baik mereka

Page 83: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

menawarkan rokok dan mereka menghisap rokok tersebut dan sebanyak (65%) siswa biasa saja

jika ada teman tidak mau merokok.

4.3.6 Pengaruh Iklan Rokok

Hasil dari penelitian dan pengolahan data tentang pengaruh iklan rokok pada siswa di

SMPN 12 Padang diuraikan pada masing-masing tabel berikut :

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Pengaruh Iklan Rokok Pada Siswa

Di SMPN 12 Padang

Pengaruh Iklan Rokok Frekuensi (f) Persentase (%)

Mendukung

Tidak Mendukung

Total

175

5

180

97,2

2,8

100.0

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 180 responden yang diteliti, ditemukan

hampir seluruh responden yaitu 175 responden (97,2%) mengalami pengaruh iklan rokok.

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh jawaban kuesioner dengan uraian sebagai

berikut :

Page 84: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 4.13

Jawaban Kuesioner Distribusi Frekuensi Pengaruh Iklan Rokok Pada Siswa

Di SMPN 12 Padang

No Pertanyaan Ya Tidak

f % f %

1. Dalam 30 hari terakhir, apakah kamu pernah melihat dan

mendengar iklan rokok

147 81,7 33 18,3

2.

Dalam 30 hari terakhir apakah kamu melihat atau

mendengar iklan rokok di media (seperti TV, radio, papan

reklame, poster, surat kabar, majalah, bioskop, internet) ?

151 83,9 29 16,1

3.

Dalam 30 hari terakhir, dalam menonton pertandingan

olahraga atau program lain di TV, apakah kamu sering

melihat nama/merek rokok ?

134 74,4 46 25,6

4. Dalam 30 hari terakhir, apakah kamu banyak papan

reklame iklan rokok di pinggir jalan?

148 82,2 32 17,8

5.

Bila kamu menghadiri pertandingan

olahraga/pameran/pertunjukan/atau pertemuan lain apakah

kamu melihat iklan rokok ?

117 65 63 35

6. Pernahkah kamu mendapat rokok gratis dari sales rokok ? 44 24,4 136 75,6

7. Jika melihat iklan rokok apakah kamu ingin merokok? 61 33,9 119 66,1

8. Dimana anda melihat atau mendenggar iklan rokok ? 175 97,2 5 2,8

Berdasarkan tabel 4.13 diatas didapatkan sebanyak (82,2%) siswa dalam 30 hari terakhir,

banyak papan reklame iklan rokok di pinggir jalan, sebanyak (83,9%) siswa dalam 30 hari

terakhir banyak melihat atau mendengar iklan rokok di media (seperti TV, radio, papan reklame,

poster, surat kabar, majalah, bioskop, internet) dan sebanyak (81,7%) siswa dalam 30 hari

terakhir, pernah melihat dan mendengar iklan rokok.

4.3.7 Alasan Psikologis

Hasil dari penelitian dan pengolahan data tentang alasan psikologis dengan perilaku

merokok pada siswa di SMPN 12 Padang diuraikan pada masing-masing tabel berikut :

Page 85: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 4.14

Distribusi Frekuensi Alasan Psikologis

Pada Siswa Di SMPN 12 Padang

Alasan Psikologis Frekuensi (f) Persentase (%)

Mendukung

Tidak Mendukung

Total

88

92

180

48.9

51,1

100.0

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa dari 180 responden yang diteliti, ditemukan

lebih dari separuh responden yaitu 92 orang (51,1%) memiliki alasan psikologis tidak

mendukung.

Tabel 4.15

Jawaban Kuesioner Distribusi Frekuensi Alasan Psikologis

Pada Siswa Di SMPN 12 Padang

No Pertanyaan SS S TS STS

% % % %

1. Dengan merokok, saya bisa merasa lebih santai mengerjakan

pelajaran

12,2 26,7 27,8 33,3

2. Saya merokok agar dianggap dewasa 4,4 25 35 35,6

3. Saya merokok agar dianggap unik oleh orang lain 5 19,4 38,9 36,7

4. Saya merokok agar terlihat gaul 11,7 24,4 28,9 35

5. Saya ingin tahu rasanya merokok 12,2 38,3 21,7 27,8

6. Saya merokok karena ingin melepaskan diri dari kebosanan 8,3 36,1 24,4 31,1

7. Saya ingin merokok ketika melihat orang merokok 4,4 29,4 36,1 30

8. Saya bisa merokok lebih banyak dari hari biasanya ketika

berkumpul dengan teman-teman

18,9 21,7 22,8 36,7

9. Saya merokok hanya ketika berkumpul dengan teman-teman

yang merokok

10 32,2 26,7 31,1

10. Awal saya merokok karena ingin diterima dalam pergaulan 8,3 25,6 27,8 38,3

Berdasarkan tabel 4.15 diatas dieproleh (38,3%) siswa setuju ingin tahu rasanya

merokok, sebnayak (36,1%) siswa setuju merokok karena ingin melepaskan diri dari kebosanan

dan sebanyak (32,2%) siswa setuju merokok hanya ketika berkumpul dengan teman-teman yang

merokok.

Page 86: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

4.4 Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap,

pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, pengaruh iklan rokok dan alasan psikologis dengan

perilaku merokok pada siswa di SMP 12 Padang.

4.4.1 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Di

SMP 12 Padang

Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa di SMP 12

Padang dapat dilihat dari tabel 4.16 di bawah ini

Tabel 4.16

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku

Merokok Pada Siswa Di SMP 12 Padang

Variabel

Perilaku Merokok POR

(95%

CI)

p-

value

0,000

Merokok Tidak

Merokok Total

f % f % f %

Pengetahuan :

Rendah

Tinggi

Jumlah

81

17

98

45,0

9,4

54,4

9

73

82

5,0

40,6

45,6

90

90

180

50,0

50,0

100,0

38,647

(16,229-

92,032)

Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa responden yang merokok lebih banyak pada

pengetahuan rendah (45,0%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan tinggi

(9,4%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang

artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12

Padang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai POR 38,647% CI (16,229-92,032), ini

artinya responden yang memiliki pengetahuan rendah berisiko untuk merokok sebesar 38,647

kali lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan tinggi.

Page 87: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

4.4.2 Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Di SMP 12 Padang

Hubungan antara sikap dengan perilaku merokok pada siswa di SMP 12 Padang dapat

dilihat dari tabel 4.17 di bawah ini :

Tabel 4.17

Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Merokok

Pada Siswa Di SMP 12 Padang

Variabel

Perilaku Merokok POR

(95%

CI) p-

value

0,000

Merokok Tidak

Merokok Total

f % f % f %

Sikap :

Negatif

Positif

Jumlah

72

26

98

40,0

14,4

54,4

6

76

82

3,3

42,2

45,6

78

102

180

43,3

56,7

100,0

35,077

(13,642-

90,192)

Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa responden yang merokok lebih banyak pada sikap

negatif (40,0%) dibandingkan sikap positif (14,4%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi

square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara sikap dengan

perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan

nilai POR 35,077% CI (13,642-90,192), ini artinya responden yang memiliki sikap negatif

berisiko untuk merokok sebesar 35,077 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sikap positif.

4.4.3 Hubungan Antara Pengaruh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Di

SMP 12 Padang

Hubungan antara pengaruh orang tua dengan perilaku merokok pada siswa di SMP 12

Padang dapat dilihat dari tabel 4.18 di bawah ini :

Page 88: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 4.18

Hubungan Antara Pengaruh Orang Tua Dengan Perilaku

Merokok Pada Siswa Di SMP 12 Padang

Variabel

Perilaku Merokok POR

(95%

CI)

p-

value

0,000

Merokok Tidak

Merokok Total

f % f % f %

Pengaruh Orang Tua :

Mendukung

Tidak Mendukung

Jumlah

63

35

98

35,0

19,4

54,4

27

55

82

15,0

30,6

45,6

90

90

180

50,0

50,0

100,0

3,667

(1,975-

6,808)

Tabel 4.18 memperlihatkan bahwa responden yang merokok lebih banyak memiliki

pengaruh orang tua mendukung (35,0%) dibandingkan tidak memiliki pengaruh orang tua tidak

mendukung (19,4%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,000

(p<0,05) yang artinya ada hubungan antara pengaruh orang tua dengan perilaku merokok pada

siswa di SMPN 12 Padang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai POR 3,667% CI

(1,975-6,808), ini artinya responden yang memiliki pengaruh orang tua mendukung berisiko

untuk merokok sebesar 3,667 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh orang tua tidak

mendukung.

4.4.4 Hubungan Antara Pengaruh Teman Sebaya Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa

Di SMP 12 Padang

Hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa di SMP 12

Padang dapat dilihat dari tabel 4.19 di bawah ini :

Page 89: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 4.19

Hubungan Antara Pengaruh Teman Sebaya Dengan Perilaku

Merokok Pada Siswa Di SMP 12 Padang

Variabel

Perilaku Merokok POR

(95%

CI)

p-

value

0,000

Merokok Tidak

Merokok Total

f % f % f %

Pengaruh Teman Sebaya :

Mendukung

Tidak Mendukung

Jumlah

70

28

98

38,9

15,6

54,4

8

74

82

4,4

41,1

45,6

78

102

180

43,3

56,7

100,0

23,125

(9,874-

54,157)

Tabel 4.19 memperlihatkan bahwa responden yang merokok lebih banyak memiliki

pengaruh teman sebaya mendukung (38,9%) dibandingkan dengan pengaruh teman sebaya tidak

mendukung (15,6%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,000

(p<0,05) yang artinya ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok

pada siswa di SMPN 12 Padang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai POR 23,125%

CI (9,874-54,157), ini artinya responden yang memiliki pengaruh teman sebaya mendukung

berisiko untuk merokok sebesar 23,125 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh teman

sebaya tidak mendukung.

4.4.5 Hubungan Antara Pengaruh Iklan Rokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Di

SMP 12 Padang

Hubungan antara pengaruh iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa di SMP 12

Padang dapat dilihat dari tabel 4.20 di bawah ini :

Page 90: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 4.20

Hubungan Antara Pengaruh Iklan Rokok Dengan Perilaku

Merokok Pada Siswa Di SMP 12 Padang

Variabel

Perilaku Merokok POR

(95%

CI)

p-

value

0,804

Merokok Tidak

Merokok Total

f % f % f %

Pengaruh Iklan Rokok :

Mendukung

Tidak Mendukung

Jumlah

96

2

98

53,3

1,1

54,4

79

3

82

43,9

1,7

45,6

175

5

180

97,2

2,8

100,0

1,823

(0,297-

11,180)

Tabel 4.20 memperlihatkan bahwa responden yang merokok lebih banyak pada pengaruh

iklan rokok (53,3%) dibandingkan dengan tidak ada pengaruh iklan rokok (1,1%). Hasil uji

statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,840 (p>0,05) yang artinya tidak ada

hubungan antara pengaruh iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12

Padang.

4.4.5 Hubungan Antara Alasan Psikologis Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Di SMP

12 Padang

Hubungan antara alasan psikologis dengan perilaku merokok pada siswa di SMP 12

Padang dapat dilihat dari tabel 4.21 di bawah ini :

Tabel 4.21

Hubungan Antara Alasan Psikologis Dengan Perilaku

Merokok PadaSiswa Di SMP 12 Padang

Variabel

Perilaku Merokok POR

(95%

CI)

p-

value

0,000

Merokok Tidak

Merokok Total

f % f % f %

Alasan Psikologis :

Mendukung

Tidak Mendukung

Jumlah

82

16

98

45,6

8,9

54,4

6

76

82

3,3

42,2

45,6

88

92

180

48,9

51,1

100,0

64,917

(24,150-

174,497)

Page 91: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 4.21 memperlihatkan bahwa responden yang merokok lebih banyak pada alasan

psikologis mendukung (45,6%) dibandingkan dengan alasan psikologis tidak mendukung (8,9%).

Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya

ada hubungan antara alasan psikologis dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12

Padang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai POR 64,917% CI (24,150-174,497), ini

artinya responden yang memiliki alasan psikologis mendukung berisiko untuk merokok sebesar

64,917 kali lebih tinggi dibandingkan dengan alasan psikologis tidak mendukung.

4.5 Analisa Multivariat

Berikut adalah full model analisis multivariat :

Tabel 4.22 Full Model Analisis Multivariat Variabel Yang Paling

Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa di SMP N 12 Padang

Variabel Nilai p POR 95% CI

Lower Upper

Pengetahuan 0,049 3,854 1,009 14,729

Sikap 0,401 1,999 0,398 10,055

Pengaruh Orang Tua 0,384 0,607 0,197 1,868

Pengaruh Teman Sebaya 0,252 2,225 0,567 8,728

Pengaruh Iklan Rokok 0,259 5,600 0,282 111,359

Alasan Psikologis 0,000 17,161 4,617 63,788

Hasil uji statistik pada tabel 4.22 didapatkan hasil analisis multivariat alasan psikologis

sebagai variabel yang paling berpengaruh dibandingkan dengan variabel lainnya dengan nilai

POR = 17,161 yang artinya responden yang memiliki alasan psikologis yang mendukung

berpeluang 17,161 kali untuk berperilaku merokok dibandingkan dengan responden yang

memiliki alasan psikologis yang tidak mendukung untuk merokok.

Page 92: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel 4.23 Tabel Akhir Analisis Multivariat Variabel Yang Paling

Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa di SMP N 12 Padang

Variabel Nilai p POR 95% CI

Lower Upper

Alasan Psikologis 0,000 64.917 24.150 174.497

Hasil uji statistik pada tabel 4.23 didapatkan hasil analisis multivariat alasan psikologis

sebagai variabel yang paling berpengaruh dibandingkan dengan variabel lainnya dengan nilai

POR = 64,917 yang artinya responden yang memiliki alasan psikologis yang mendukung

berpeluang 64,917 kali untuk berperilaku merokok dibandingkan dengan responden yang

memiliki alasan psikologis yang tidak mendukung untuk merokok.

Page 93: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

71

BAB 5 : PEMBAHASAN

5.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan saat terjadi pandemi Covid-19 dimana para siswa masih belum

belajar tatap muka atau belajar daring menggunakan zoom dan WhatsApp. Pengumpulan data

pada penelitian ini adalah dengan menggunakan angket melalui google form yang disebarkan

melalui grup whatsApp setiap kelas dan responden dapat mengisinya, sehingga jawaban yang

telah diisi oleh responden tidak dapat dipastikan merupakan hal yang sebenarnya oleh peneliti.

Mengatasi keterbatasan ini peneliti sebelumnya telah meminta persetujuan responden

mengisi kuesioner dengan sebenar-benarnya (informed concent) dan menjelaskan kepada

responden bahwa isi dari jawaban responden tidak akan mempengaruhi nilai akademik

responden. Peneliti juga meminta bantuan kepada guru BK kemudian dari guru BK membagikan

ke setiap wali-wali kelas untuk menyebarkan kuesioner melalui aplikasi whatsapp group.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini juga mengalami perubahan karena

peneliti tidak dapat mengambil data secara langsung dan penyebaran kuesionernya tidak normal

sehingga teknik pengambilan data dari random sampling diubah ke accidental sampling.

5.2 Analisa Univariat

5.2.1 Perilaku Merokok

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil dari 180 responden yang diteliti, lebih dari

separuh adalah merokok yaitu 98 orang (54,4%) pada siswa di SMP 12 Padang. Sejalan dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prautami, (2018) diperoleh hasil paling banyak yaitu

(63,3%) responden merupakan perokok pada remaja di SMA PGRI 2 Palembang(52)

dan juga

Page 94: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

penelitian Damang, (2019) diperoleh paling banyak remaja adalah perokok yaitu (61,2%) pada

Siswa Laki-Laki di SMPN 7 Langgudu Kabupaten Bima.(14)

Menurut Azwar, (2008) kriteria pengukuran perilaku yaitu, perilaku positif jika nilai T di

peroleh responden dari kuesioner >T mean dan perilku negatif jika nilai T skor yang diperoleh

responden dari kuesioner ≤ T mean. Perilaku penilaian yang diapatkan jika; nilai >50 berarti

subjek berperilku positif dan nilai ≤50 berarti subjek berperilaku negatif.

Tingginya angka kejadian merokok, hal ini cukup menghawatirkan, dengan jumlah

pelajar yang merokok dan berperilaku tidak baik yang cukup banyak ditakutkan akan memberi

dampak yang tidak baik kepada teman-temannya sehingga tidak menutup kemungkinan jumlah

ini akan terus bertambah jika tidak segera ditangani dengan baik. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Istyanto bahwa remaja yang sudah kecanduan nikotin akan meningkatkan konsumsi

rokoknya. Rasa sensitif terhadap nikotin tersebut juga akan mempengaruhi fungsi otak dan

disetiap aktifitasnya selalu menyempatkan untuk merokok apabila tidak merokok siswa akan

cenderung lemas dan tidak bersemangat.(53)

Perilaku merokok dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internal berasal dari dalam diri individu dimana pada saat individu tersebut mencari jati diri.

Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri individu yang dipengaruhi oleh lingkungan baik

lingkungan keluarga maupun lingkungan teman sebaya. Pada masa pencarian jati diri, sebagian

remaja mengalami krisis kurang percaya diri dalam menentukan lingkungan pergaulan, sehingga

untuk menanggulangi hal tersebut biasanya disalurkan melalui merokok. Selain itu, dengan

merokok remaja lebih merasa diterima oleh lingkungan, memiliki banyak teman, serta merasa

lebih percaya diri dalam bergaul.(54)

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang membakar salah satu produk tembakau

yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap atau dihirup dan dapat diamati secara langsung.

Page 95: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Karakteristik responden berdasarkan jumlah rokok yang dihisap 1-10 batang perhari (57,2%) dan

sebanyak (51,7%) dengan jenis rokok yang dihisap adalah filter.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Penelitian Alamsyah yang menyatakan umumnya

remaja masuk pada kategori perokok ringan. Perokok ringan yaitu merokok rata-rata 1-10 batang

rokok per hari.dan rokok yang paling banyak dihisap oleh remaja adalah rokok filter. Menurut

peneliti banyaknya responden yang merokok dengan rokok filter disebabkan karena rokok filter

ini lebih murah dan lebih mudah didapat karena banyak dijual di warung-warung. (55)

Lebih dari separuh remaja 51,1% merokok ketika berkumpul bersama teman- temannya.

Mereka lebih banyak merokok di tempat tongkrongan seperti di warung/ rumah teman.

Ditemukan 52,8% remaja mendapakan rokok dari temannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Hurlock yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok social yang paling sering terjadi pada

remaja adalah teman dekat. Teman dekat ini dapat mempengaruhi satu sama lain dalam berbagai

hal yang terjadi dalam perilaku remaja, salah satunya adalah perilaku merokok.(46)

Peneliti juga menemukan 42,8% responden menyatakan bahwa merokok itu

menyenangkan dan 37,2% responden menyatakan merokok membantu mengurangi rasa marah

cemas dan gelisah. Seperti yang kita ketahui rokok mengandung nikotin yang bisa membuat

tubuh menjadi rileks. Hal ini disebabkan karena nikotin dapat membuat kerja jantung menjadi

lebih cepat. Akibatnya peredaran darah mengalir lebih cepat juga dan tekanan darah menjadi

meningkat. Menurut peneliti perokok seperti ini masuk pada perokok yang dipengaruhi oleh

perasaan negatif.

Pada penelitian ini juga ditemukan 51,7 responden tidak pernah merokok ketika bangun

pagi dan 54,4% responden menyatakan ingin merokok di pagi hari ketika bangun tidur. Menurut

peneliti responden ini belum kecanduan rokok dan merokok belum menjadi kebiasaan. Orang

yang sudah terbiasan merokok akan otomatis merokok tanpa berpikir.

Page 96: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang merokok maka

semakin besar kemungkinan teman-temanya adalah perokok dan demikian sebaliknya. Dari fakta

tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-

temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh remaja tersebut. Hingga

akhirnya mereka semua menjadi perokok.

Menurut peneliti, perilaku merokok yang dilakukan remaja bukan hal yang baru lagi,

kuatnya keinginan pada remaja untuk merokok tidak terlepas dari rasa ingin mencoba yang

begitu tinggi dan juga adanya peluang remaja untuk merokok yang besar seperti rokok dikasih

oleh teman dan juga harga rokok yang tejangkau di warung terdekat dan mendapatkannya sangat

mudah, sehingga peluang merokok remaja sangat tinggi.

Oleh karena itu diharapkan kepada tenaga pendidik dan orang tua untuk bisa mengawasi

perilaku remaja agar mereka tidak terpengaruh untuk merokok dan menjadi pencandu rokok.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa merokok dapat menganggu konsentrasi pelajar,

menyebabkan batuk, mual dan sakit tenggorokan, menyebabkan kanker paru, impotensi bahkan

menyebabkan kematian.

5.2.2 Tingkat pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 180 responden, separuh responden

yaitu 90 orang (50,0%) memiliki pengetahuan rendah tentang merokok. Sejalan dengan

penelitian Budiyati, (2021) pada remaja diperoleh (46,7%) remaja memiliki pengetahuan rendah

tentang merokok.

Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikkan

menjadi tiga yaitu, pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 75-100% dengan benar

dari total jawaban pertanyaan, kemudian pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-

Page 97: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

75% dengan benar dari total jawaban pertanyaan, dan pengetahuan kurang/rendah bila responden

dapat menjawab <56% dari total jawaban pertanyaan.

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran

(telinga), dan indera penglihatan (mata).(51)

Berdasarkan jawaban kuesioner juga diperoleh bahwa sebanyak 23,3% merokok selama

satu atau dua tahun mungkin aman bagi kesehatan asal setelah itu berhenti dan sebanyak 25%

rokok Mungkin tidak bisa menambah konsentrasi belajar. Pengetahuan individu diharapkan

dapat menjadi predisposisi perilaku individu. Individu yang memiliki pengetahuan yang baik

diharapkan memiliki perilaku yang baik pula. Mayoritas remaja menyatakan memahami bahwa

merokok dapat membahayakan kesehatan dan dapat mengurangi berat badan. Meskipun

mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap rokok akan tetapi tidak menutup

kemungkinan bahwa remaja dapat melakukan tindakan merokok. Hal tersebut disebakan faktor

lain. (56)

Menurut analisa peneliti rendahnya pengetahuan siswa tentang rokok di SMPN 12 Kota

Padang disebabkan oleh kurangnya pemberikan informasi atau penyuluhan tentang rokok kepada

siswa dan siswa yang tidak bisa memanfaatkan teknologi informasi di berbagai media cetak dan

elektronik tentang rokok. Upaya untuk memberdayakan remaja melalui pendidikan teman

sebaya seperti pembentukan RADAR (Remaja Aktif Duta Anti Rokok). RADAR berperan

mempengaruhi teman sebaya untuk menjauhi rokok dan mengkampanyekan bahaya rokok pada

remaja dan isu-isu terkini mengenai rokok di sekolah. Tujuan dari program ini yaitu menurunkan

Page 98: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

jumlah perokok remaja awal dengan memberdayakan pendidikan teman sebaya dan menciptakan

ekstrakulikuler berkelanjutan untuk membangkitkan regenerasi pendidik sebaya di SMPN 12

Kota Padang.

5.2.3 Sikap

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 180 responden yang diteliti

ditemukan 78 orang (43,3%) memiliki sikap negatif tentang perilaku merokok. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Prautami diperoleh sebanyak (25,8%) responden memiliki sikap

negatif terhadap merokok tetapi berbeda dengan penelitian Handayani didapatkan paling banyak

remaja memiliki sikap positif yaitu (58,8%).

Menurut Sunaryo (2010), untuk hasil pengukuran skor dikonversikan dalam presentase

maka dapat dijabarkan untuk skor <50% hasil pengukuran sikap negatif dan apabila skor ≥50%

maka hasil pengukuran sikap postif.

Sikap terhadap perilaku merokok adalah penilaian atau pendapat seseorang tentang

merokok. Seseorang yang bersikap negatif tentang rokok maka dia akan cenderung berperilaku

merokok. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur sikap yaitu

dipergunakan aspek kognitif meliputi kepercayaan bahwa rokok itu mengandung zat berbahaya,

merokok memberi dampak buruk bagi kesehatan perokok, aspek afektif meliputi perasaan

suka/tidak suka terhadap perilaku merokok), dan aspek konatif meliputi keinginan untuk

merokok.

Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal yang

terkait dengan kesehatan, sehat-sakit dan faktor yang terkait dengan faktor resiko kesehatan.

Newcomb salah seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa sikap adalah merupakan

kesiapaan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Page 99: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan

tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup.(51)

Pada penelitian ini jawaban yang banyak dijawab salah oleh responden adalah sebanyak

23,3% laki-laki yang merokok akan mempunyai lebih banyak teman, sebanyak 32,2% merokok

bisa membahayakan kesehatan dan juga sebanyak 23,9% responden setuju merokok bisa

meningkatkan konsentrasi belajar.

Menurut teori sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman, pengaruh orang

lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan dan media masssa. Menurut analisa peneliti

sikap negatif responden dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalam akan memberikan kesan yang

kuat yang dapat mempengaruhi perilaku. Pengalaman erat kaitannya dengan usia. Umumnya

responden berusia 13-15 tahun. Usia yang masih muda dianggap memiliki sedikit

pengalaman.(53)

Untuk mengatasi sikap negatif diperlukan berbagai upaya seperti berbagi pengalaman

kepada siswa tentang akibat buruk merokok dengan cara mengirimkan orang yang mempunyai

pengalaman menarik tentang akibat buruk rokok. Selain itu juga sekolah dan orang tua bisa

memberikan pendidikan moral kepada siswa agar siswa menjaga sikapnya dan tidak merokok di

tempat yang dilarang untuk merokok serta diharapkan kepada para orang tua agar bisa

mengawasi pergaulan anak-anaknya mengingat sikap negatif ini bisa dipengaruhi oleh pengaruh

orang yang di luar/terdekat.

5.2.4 Pengaruh orang tua

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 180 responden yang diteliti

ditemukan pengaruh orang tua yang mendukung perilaku merokok yaitu 90 responden (50%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwary, (2020) diperoleh

Page 100: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

sebanyak (37,1%) responden memiliki peran merokok dari orang tua(57)

dan juga penelitian

Oktaviany didapatkan sebanyak (74,2%) ada pengaruh merokok dari orang tua.(58)

Sebanyak 65% orang tua merokok. Menurut peneliti, seorang anak memiliki rasa ingin

tahu yang tinggi. Jika mereka melihat orang tua merokok maka ia juga ingin mencoba rokok.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa rasa ingin tahu remaja terhadap rokok

membuat remaja ingin merokok. Ketika orang tua mengasuh anak-anaknya, maka akan

terbentuk interaksi antara orang tua dan anak. Dalam proses pemberian pola asuh, anak akan

meniru apa yang dicontohkan oleh orang tua pada kegiatan pengasuhan, kebiasaan orang tua

yang tidak baik seperti merokok akan dicontoh oleh anak tersebut.(59)

Selain itu ditemukan 23,3 responden pernah merokok bersama dengan keluarganya dan

37,2 orang tua responden hanya membiarkan jika anaknya merokok. Hal ini berarti orang tua

bersikap membiarkan anaknya merokok. Menurut peneliti, membiarkan anak merokok akan

berpengaruh terhadap perilaku kepada anak. Sikap orang tua tentang rokok dipengaruhi oleh

pengetahuan orang tua, pendidikan orang tua, usia, pengalaman dan kesibukan orang tua. Hal

ini sesuai dengan teori bahwa seorang anak yang berada dalam kandungan ibunya yang

mempunyai ayah dan ibu seorang perokok, dimana fase janin ia sudah mendukung hal ini sesuai

dengan teori bahwa seorang anak yang berada dalam kandungan ibunya yang mempunyai ayah

dan ibu seorang perokok, dimana fase janin ia sudah Mendukung. (58).

Sebanyak 23,3 responden mengatakan bahwa orang tua tidak pernah mengatakan hal

buruk jika merokok. Remaja dengan orang tua perokok cendrung akan merokok dikemudian

hari, hal ini terjadi paling sedikit disebabkan oleh dua hal yakni pertama, remaja tersebut ingin

seperti ayahnya yang kelihatan gagah dan dewasa saat merokok. Kedua karena remaja ini sudah

terbiasa dengan asap rokok di rumah sehingga mudah beralih menjadi perokok aktif.(60)

Page 101: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Peneliti berasumsi bahwa orang tua memiliki pengaruh pada anak nya dalam hal merokok,

khususnya orang tua perokok, kemungkinan besar akan membuat anaknya meniru perilaku

merokok yang lakukan oleh orang tuanya. Hal ini dikarenakan ayah adalah panutan bagi remaja

putra sehingga apapun yang dilakukan oleh ayahnya maka remaja tersebut melakukan hal yang

sama termasuk merokok. Remaja yang memiliki ayah seorang perokok sudah terbiasa dengan

asap rokok yang ada dirumah dan cenderung menirukan perilaku ayah yang merokok. Mereka

menganggap kegiatan merokok sudah biasa sebelumnya karena mereka telah lama Mendukung

dengan rokok di rumah. Dari hasil kuisioner seorang ayah yang perokok sering merokok di dekat

anak nya. Dan banyak orang tua yang tidak mengetahui anaknya juga merokok.

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk memberikan contoh yang baik kepada anaknya.

Sebaiknya orang tua tidak merokok di depan anaknya agar anaknya tidak meniru perilaku orang

tua. Selain itu diharapkan orang tua bisa memberikan sikap tegas kepada anaknya untuk tidak

merokok, menasihati anaknya jika merokok dan memberikan hukuman yang sewajarnya kepada

anak jika tidak patuh dengan nasihat orang tua.

5.2.5 Pengaruh teman

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari 180 responden yang diteliti ditemukan

sebanyak 78 orang (43,3%) memiliki pengaruh teman sebaya untuk merokok. Berbeda dengan

penelitian Angreini diperoleh paling banyak responden memiliki pengaruh teman sebaya untuk

merokok yaitu (88,9%).(61)

Hasil penelitian menyatakan dari 180 responden 88,9 orang teman adalah perokok. 41%

remaja akan merokok jika ditawarkan rokok oleh temannya. Remaja sering berada di luar rumah

dan menghabiskan waktu dengan teman sebayanya. Remaja akan cenderung ingin di terima

dalam kelompoknya, sehingga remaja akan berpotensi meniru apa yang dilakukan oleh teman

Page 102: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

sebayanya. Demikian pula jika anggota kelompok memiliki perilaku merokok, maka remaja

akan cenderung mengikuti hal yang sama pula tanpa memperdulikan akibatnya.

Didalam kelompok sebaya, remaja akan berusaha menemukan konsep dirinya. Disini dia

bersama teman sebayanya tanpa memperdulikan sanksi-sanksi dewasa kelak. Kelompok sebaya

akan memberikan dimana tempat remaja bersosialisasi dimana nilai yang di dapat bukan nilai

yang di terpakan oleh orang dewasa. Inilah letak berbahayanya bagi perkembangan jiwa remaja,

apabila nilai atau sikap yang dikembangkan dalam kelompok sebaya ini cenderung nilai dan

sikap negatif. (61)

Selanjutnya 74,4 responden membiarkan temannya jika temannya merokok. Menurut

peneliti sikap juga mempengaruhi perilaku merokok. Jika teman sebaya menasihati temannya

untuk merokok maka kemungkinan besar dia akan berhenti merokok. Selain itu jika temannya

tidak mau merokok 82,2 remaja akan memaksa temannya merokok. Akibatnya remaja terpaksa

merokok agar bisa diterima oleh teman pergaulannya. Masa remaja merupakan proses dimana

seseorang akan meniru hal-hal yang di lakukan orang-orang terdekat yang berada di sekitar

lingkungannya, secara psikologis remaja sangat rentan oleh pengaruh yang ada disekitar

lingkungannya. Remaja cenderung akan melakuakan hal-hal yang dilakukan oleh kelompok

sebayanya, misal jika temannya merokok otomatis remaja tersebut akan terpengaruh dan meniru

perilaku tersebut dan menganggap apapun hal merupakan bentuk kesetiaan. (61)

Untuk menghindari pengaruh teman yang merokok ini sebaiknya remaja banyak mencari

tahu informasi tentang bahaya rokok, menghindar dari teman-teman yang sedang merokok dan

yakin bahwa rokok bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan teman. Masih ada yang yang

lain untuk mendapatkan teman yaitu dengan ikut kegiatan positif seperti olahraga. Selain itu

pengawasan dari orang tua juga perlu diberikan agar anak tidak salah dalam bergaul.

Page 103: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

5.2.6 Pengaruh Iklan rokok

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 180responden yang diteliti ditemukan

pengaruh iklan yang mendukung perilaku merokok adalah 175 responden (97,2%). Sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Utami diperoleh terbanyak yaitu (95,5%)

responden Mendukung iklan rokok(54)

dan penelitian Kasanah dieproleh sebanyak (72%) siswa

merokok dipengaruhi iklan merokok.(55)

Iklan adalah berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khayalak ramai agar tertarik

pada barang dan jasa yang ditawarkan.(63)

Melihat iklan rokok di media cetak dan elektronik

yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang sifat jantan atau glamour,

membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan

tersebut. Iklan rokok di berbagai media cetak ataupun elektronik membuat remaja mudah

terpengaruh. Pengetahuan tentang rokok banyak didapatkan melalui iklan rokok, baik jenis

rokok terbaru maupun bahaya dari rokok itu sendiri.

Iklan rokok memiliki peran yang sangat besar dalam mempengaruhi perilaku merokok

pada remaja, dikarenakan citra positif yang ditampilkan pada setiap iklannya.iklan rokok di

media masa dan elektrik yang menampilkan gambaran bahwa pria yang merokok melambangkan

kejantanan, keren dan glamour yang membuat remaja ingin seperti model yang ada pada

iklan.(62)

. Ditemukan 57,6% remaja ingin merokok

setelah melihat iklan rokok artinya remaja

tersebut tertarik untuk merokok setelah melihat iklan rokok. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Sinaga yang menyatakan 79,7% responden tertarik pada iklan rokok.

Sebanyak 81,7% remaja pernah melihat dan mendengar iklan rokok. Menurut Ali M,

melihat iklan di media massa dan media elektronik yang menampilkan gambaran perokok adalah

lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku

seperti yang ada di iklan tersebut. Pada umumnya iklan produk rokok cenderung menunjukkan

Page 104: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

citra positif, contohnya seperti kejantanan, kreatifitas, pemberani, macho, dan cool. Mayoritas

iklan rokok selalu mengajak konsumen untuk membayangkan kesenangan dan kenikmatan. Dari

iklan yang di perlihatkan itulah membuat para remaja semakin senang melihat iklan rokok yang

ada di televisi, radio maupun media cetak.(64)

Untuk mencegah pengaruh iklan pada remaja, remaja harus bisa menghindarkan segala

sesuatu yang berkaitan dengan rokok seperti tidak melihat iklan rokok, poster rokok. selain itu

pihak sekolah harus bisa membuat aturan tegas untuk melarang iklan rokok di lingkungan sekitar

sekolah.

5.2.7 Alasan Psikologis

Berdasarkan hasil penelian yang dilakukan terhadap 180 responden yang diteliti ditemukan

alasan psikologis yang mendukung adalah 88 responden (48,9%). Sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Artini diperoleh (75%) remaja merokok dengan pengaruh

psikologis.(65)

Menurut Munir masa remaja yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah

memasuki fase dari anak-anak menuju fase dewasa. Pada umumnya masa remaja yaitu antara

12-21 tahun. Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan-tuntutan psikologis yang harus

dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Remaja pun juga

seperti itu, jika tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan

dalam perkembangannya menuju kedewasaan. Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang

dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan

kelompoknya karena mereka sangat tertatik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain

terikat dengan kelompoknya.(66)

Menurut Aula ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorang merokok yaitu

demi relaksasi, serta mengurangi kecemasan atau ketegangan, ikatan psikologis dengan rokok

Page 105: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif. Rokok

dibutuhkan sebagai alat keseimbangan. Demikian halnya dengan mahasiswa yang memiliki

jadwal kuliah yang padat dan tugas yang menumpuk dari dosen merupakan salah satu faktor

penyebab stres yang dialami mahasiswa. Kemudian timbul rasa kesal dan emosi dari mahasiswa

karena mereka beranggapan tugas hanya membuat mereka susah. Akhirnya mahasiswa

menghilangkan stresnya dengan refresing, menyendiri, bahkan sebagian mahasiswa

menghilangkan stresnya dengan cara merokok.(27)

Untuk mengatasi rasa ingin tahu remaja yang tinggi tentang rokok orang tua dan guru

perlu memberikan pengarahan kepada remaja tentang bahaya merokok. Beritahu remaja bahwa

rokok itu membahayakan kesehatan dengan membawa orang yang sudah terkena dampak rokok

sehingga tidak ada lagi alasan remaja yang merokok karena ingin tahu. Selain itu orang tua juga

harus memberikan pengawasan yang tidak berlebihan kepada anak. Orang tua mengawasi

anaknya dengan siapa berteman.

5.3 Analisa Bivariat

5.3.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa di SMPN

12 Padang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa di SMPN 12 Padang

memperlihatkan bahwa responden yang merokok lebih banyak pada responden yang memiliki

pengetahuan rendah (45,0%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan tinggi

(9,4%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang

artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12

Padang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Husein diperoleh ada

hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok remaja, sehingga dengan nilai p=0,002

Page 106: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

(p>0,05). Remaja yang pengetahuannya tinggi mengalami perilaku merokok lebih banyak

dibanding remaja yang kurang pengetahuannya tentang perilaku merokok(67)

dan juga penelitian

Sinaga juga diperoleh terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan responden tentang

bahaya merokok dengan perilaku beresiko merokok (P = 0.004).(59)

Pengetahuan tentang rokok adalah segala sesuatu yang diketahui tentang rokok meliputi

zat yang terkandung pada rokok, jenis rokok, efek samping dan bahaya merokok. Tingkat

pengetahuan sangat erat kaitannya dengan perilaku merokok. Terbukti Dari 90 responden yang

berpengetahuan rendah tentang rokok ditemukan (45%) responden memiliki pengetahuan

rendah. Menurut peneliti rendahnya pengetahuan siswa tentang merokok disebabkan karena

siswa tidak memahami dengan baik informasi dan edukasi yang telah diberikan oleh guru saat

masa orientasi siswa tentang merokok. Selain itu dalam 2 tahun terakhir ini Badan Narkotika

Nasional dan Dinas Kesehatan Kota Padang telah memberikan penyuluhan tentang rokok kepada

siswa.

Remaja yang pengetahuannya rendah menjadi perokok berat. Merokok pada remaja yang

pengetahuannya rendah adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs) untuk

menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs) dan menganggap perbuatannya tersebut tidak

melanggar norma (permission beliefs/positive). Remaja yang pengetahuannya tinggi menjadi

perokok ringan. Karena remaja yang berpengetahuan tinggi mengetahui kandungan yang

terdapat dalam rokok dan bahaya tentang merokok akan kesehatan.(68)

Selain itu ditemukan juga (5%) remaja yang memiliki pengetahuan rendah tidak

merokok. Hasil ini sejalan dengan penelitian Sinaga yang menyatakan sebagian kecil yaitu

(7,5%) yang memiliki pengetahuan rendah tidak merokok. Menurut peneliti ada faktor lain yang

mempengaruhi perilaku responden seperti orang tua yang tidak mendukung perilaku merokok.

Page 107: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Sikap orang tua yang memarahi anaknya yang merokok tentu akan berpengaruh terhadap

perilaku merokok pada remaja.(59).

Tidak hanya pengetahuan rendah pada penelitian ini juga ditemui responden yang

memiliki pengetahuan tinggi tentang rokok. Dari 185 responden yang memiliki pengetahuan

tinggi tenyang rokok ditemukan (9,4%) merokok. Hal ini tentu saja bertentangan dengan teori

yang mengatakan jika seseorang memiliki pengetahuan tinggi tentang merokok maka

kemungkinan mereka bukan perokok. menurut peneliti ada faktor lain yang menyebabkan

perilaku merokok pada responden ini seperti adanya pengaruh dari teman sebaya.

Meningatkan pengetahuan siswa tentang rokok bisa dilakukan dengan cara memberikan

edukasi secara berkala dan berkelanjutan di sekolah. Edukasi bisa dilakukan pada mata pelajaran

olahraga, bimbingan konseling dan biologi. Selain itu diharapkan siswa juga aktif mencari

informasi tentang rokok. selain itu siswa diharapkan aktif mencari informasi tentang rokok.

Dengan hal ini diharapkan bisa mengurangi perilaku merokok pada remaja.

5.3.2 Hubungan Sikap Dengan Perilaku Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa

di SMPN 12 Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SMPN 12 Kota Padang

memperlihatkan bahwa Responden yang merokok lebih banyak pada sikap negatif (40,0%)

dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap positif (14,4%). Hasil uji statistik

menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan

antara sikap dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handayani diperoleh sikap tentang

merokok dengan perilaku merokok didapatkan nilai p=0,025. Karena nilai p<0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara sikap santriwan

Page 108: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

dengan perilaku merokok santriwan di Pondok Pesantren Al-Jihad, Surabaya(69)

dan juga

penelitian Oktaviani didapatkan bahwa hasil p-value 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat

hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku merokok.(58)

Sikap adalah penilai atau pendapat seseorang tentang sesuatu yng berkaitan dengan

perilaku. Sikap terhadap perilku merokok adalah penilaian seseorang tentang rokok, manfaat dan

kerugin yang ditimbulkan dari rokok. Jika seseorang mempunya sikap positif tentang rokok

makan kemungkinan besar dia tidak akan merokok. Akan tetapi jika seseorang memiliki sikap

negatif tentang rokok maka kemungkinan besar dia akan merokok. Hal ini sesuai degan hasil

penelitin yang menyatakan dari 78 siswa yang memiliki sikap negatif tentang rokok 72

responden (40%) adalah perokok.

Dari 78 responden yang memiliki sikap negatif tentang rokok ditemukan ditemukan

(3,3%) tidak merokok. Penelitian oktaviani juga mendapatkan dari sikap negatif tentang rokok

sebanyak (12,2%) responden perokok. Menurut peneliti ada faktor lain yang menyebabkan

perilaku merokok pada responden seperti pengaruh orang tua. Orang tua yang tidak mendukung

ankanya merokok akan memarahi anaknya jika merokok bahkan ada yang menghukum anaknya.

Hal ini membuat anak takut merokok sehingga walaupun sikapnya negatif tentang rokok mereka

tidak merokok.

Selain itu pada penelitian ini ditemukan juga responden yang memiliki sikap positif

tentang rokok. Dari 157 responden yang memiliki sikap positif tentang rokok (14,4%) adalah

perokok. Hal ini tentu berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa sikap positif seseorang

tentang rokok akan mempengaruhi perilaku merokok. Menurut peneliti ada pengaruh lain yang

menyebabkan remaja ini merekok seperti pengaruh dari orang yang dianggap penting. Biasanya

seseorang akan bersikap searah dengan orang yang danggap penting.

Page 109: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Perlu dilakukan upaya untuk mengubah sikap negatif untuk mencegah dan

menganggulangi perilaku merokok pada remaja. Menurut peneliti salah satu upaya yang

dilakukan yaitu dengan menumbuhkan motivasi pada diri remaja agar tidak merokok dan

berhenti merokok. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan kampanye anti rokok.

Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi

mengenai aspek yang berkaitab dengan rokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye adalah di

sekolah, televise, media online. Dengan kampanye anti rokok diharapkan bisa merubah sikap

negatif remaja sehingga remaja mau berhenti merokok.

5.3.3 Hubungan Pengaruh Orang Tua Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa

di SMPN 12 Padang Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Responden yang merokok lebih banyak

memiliki pengaruh orang tua mendukung (35,0%) dibandingkan dengan responden yang

memiliki pengaruh orang tua tidak mendukung (19,4%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi

square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara pengaruh orang tua

dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Faridah yang

menyatakan ada hubungan pengaruh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja ( p value

0,05).(70)

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Isa di Kendari yang menyatakan ada

hubungan antara pengaruh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja dengan nilai p value

p 0.019.(62)

Menurut teori, terbentuknya perilaku, perilaku dapat ditularkan melalui modeling. Orang

tua dan saudara adalah model bagi anggota keluarga lainnya. Semakin sering orang tua dan

saudara berperilaku merokok dilingkungan keluarga maka intensitas pengaruh juga akan

Page 110: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

semakin kuat menerpa anggota keluarga yang tidak merokok. Hal ini akan lebih berat jika sikap

permisif orang tua tidak mengatur perilaku merokok pada anak-anaknya. (62)

Kaitannya dalam hal ini dikarenakan apabila orang tua yang merokok maka akan menjadi

model bagi anaknya untuk merokok walaupun orang tua cenderung melarang anaknya untuk

merokok. Anak akan belajar dari apa yang dilakukan orang tua bukan apa yang dikatakan orang

tuanya sehingga jika orangtuanya merokok maka kemungkinan besar anaknya juga akan

merokok walaupun mulai dilakukan dengan cara sembunyi – sembunyi.

Selain itu pada penelitian ini juga ditemukan penguruh orang tua yang mendukung

perilaku merokok tapi anaknya tidak merokok yaitu 31,8%. Menurut peneliti hal ini disebabkan

oleh faktor lain seperti pengetahuan yang tinggi tentang rokok dan sikap positif tentang rokok.

Pada penelitian ini juga ditemukan pengaruh orang tua yang tidak mendukung perilaku merokok

tapi anaknya merokok yaitu sebesar 15%. Menurut peneliti ada faktor lain yang mempengaruhi

perilaku merokok seperti pengaruh teman atau pengaruh iklan rokok.

Hal ini sesuai dengan perkembangan psikososial remaja yang mengatakan bahwa remaja

sering kali berusaha meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Seorang anak yang dilahirkan

dalam keluarga perokok lebih cenderung meniru kebiasaan merokok kedua orangtuanya, hal ini

bisa diawali dengan mereka sebagai perokok pasif yang selalu berada dilingkungan keluarga

perokok, mereka turut juga menghirup asap rokok. Seorang anak yang berada dalam kandungan

ibunya yang mempunyai ayah atau ibu seorang perokok, dimana pada fase janin ia sudah

Mendukung asap rokok atau nikotin yang disalurkan kepadanya melalui placenta maka pada saat

ia memasuki masa remaja hingga dewasa nanti akan mempunyai kecenderungan yang besar

untuk merokok. Simarmata. (71)

5.3.4 Hubungan Pengaruh Teman Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa di

SMPN 12 Kota Padang

Page 111: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa di SMPN 12 Kota Padang yang

memperlihatkan Responden yang merokok lebih banyak memiliki pengaruh teman sebaya

mendukung (38,9%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pengaruh teman sebaya

tidak mendukung (15,6%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai

p=0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku

merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prautami di

Payakumbuh yang menyatakan ada hubungan antara pengaruh teman dengan perilaku merokok

pada remaja dengan nilai p 0,000.(52)

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Riadinata yang menyatakan terdapat hubungan antara teman sebaya dengan

perilaku merokok remaja di desa Gonilan Kartasura dengan tingkat keeratan hubungan p value

0,001.(72)

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang merokok maka

semakin besar kemungkinan teman-temanya adalah perokok dan demikian sebaliknya. Remaja

mudah diajak bahkan diancam untuk merokok oleh teman-temannya. Remaja yang merokok

menganggap rokok dapat membuat suasana pertemanan menjadi lebih akrab. Mereka mengaku

mendapatkan banyak teman saat mereka merokok. Dari fakta yang telah dijumpai dilapangan

remaja sering merokok pada saat ada teman yang sedang merokok yaitu waktu istirahat

waktu berkumpul bersama teman-teman.

Pada penelitian ini juga ditemukan 4,4% remaja yang tidak merokok memiliki pengaruh

teman yang mendukung perilku merokok. Hal ini berbeda dengan teori yang menyatakan

pengaruh teman yang mendukung perilaku merokok membuat remaja menjadi perokok. Menurut

peneliti ada faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok remaja seperti pengetahuan

Page 112: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

remaja yang tinggi tentang rokok, sikap positif remaja dan pengaruh orang tua yang tidak

mendukung perilaku merokok.

Untuk mencegah agar remaja tidak terpengaruh oleh teman yang merokok adalah remaja

harus menghindari berkumpul dengan teman-teman yang merokok. Tanamkan pada diri remaja

bahwa merokok bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan teman. berolahraga bersama

teman, belajar kelompok atau bermain alat musik juga bisa menciptakan hubungan yang akrab

dengan teman.

Cara mencegah perilaku merokok, yaitu : pihak sekolah perlu dilibatkan dalam

pengawasan perilaku merokok pada remaja dengan cara memberikan aturan yang lebih ketat

kepada seluruh siswa-siswi. Orang tua harus mewaspadai terhadap teman sebaya yang

terindikasi merokok, keluarga disarankan agar memberikan kegiatan positif pada remaja.(73)

5.3.5 Hubungan Iklan Rokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa di SMPN 12 Padang

Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa responden yang merokok lebih

banyak mengalami pengaruh iklan rokok (53,3%) dibandingkan dengan responden yang tidak

mengalami pengaruh iklan rokok (1,1%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square

didapatkan nilai p=0,840 (p>0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara pengaruh iklan rokok

dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang

Hal ini Sejalan dengan penelittian Isa di Kendari diperoleh nilai ρValue =0,791 > α=0,05

sehingga H0 diterima yang artinya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara peran iklan

rokok dengan perilaku merokok(62)

tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Daulay

dimana diperoleh nilai p = 0,015 < alpha = 0,05, ini berarti Ha diterima yang artinya bahwa ada

hubungan pengaruh reklame rokok dengan perilaku merokok pada pelajar di SMA Negeri 4

Page 113: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Kota Pematangsiantar(74)

. Hal ini memberikan dampak negatif bagi perilaku merokok remaja,

remaja yang gemar melihat iklan rokok maka akan lebih tertarik untuk merokok.

Hasil penelitian juga menunjukan remaja Mendukung iklan rokok tetapi mereka tidak

merokok yaitu (43,9%). Menurut peneliti, tidak terdapat hubungan antara iklan rokok dengan

perilaku merokok pada siswa disebabkan karena akhir-akhir ini iklan rokok sering menampilkan

gambar gambara yang membahayakan kesehatan akibat buruk merokok serta peringatan di

dalam rokok seperti merokok membunuhmu. Hal ini akan membuat remaja takut untuk mencoba

iklan rokok.

Diperlukan peran pemerintah untuk mengawasi iklan rokok dengan memberlakukan

pembatasan iklan rokok dan pengaturan jam tayang iklan rokok di televise, radio ataupun

internet dan tidak memasang iklan rokok di sekolah. Selain itu sponsor iklan rokok saat adanya

kegiatan pertandingan atau olimpiade sebaiknya ditiadakan.

5.3.6 Hubungan Alasan Psikologis Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa di SMPN 12

Kota Padang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SMPN 12 Padang

memperlihatkan hasil responden yang merokok lebih banyak pada alasan psikologisnya

mendukung (63,3%) dibandingkan dengan alasan psikologis yang tidak mendukung (44,2%).

Hasil uji statistik didapat nilai p=0,001 (p<0,05) artinya tidak ada hubungan antara alasan

psikologis dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN di Kota Padang tahun 2020.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ali diperoleh terbukti terdapat hubungan

alasan psikologis terhadap perilaku merokok pada Pegawai Poltekkes Kemenkes Jakarta III

dengan Pvalue 0,003(75)

dan juga penelitian Fikriyah juga terbukti terdapat hubungan alasan

psikologis terhadap perilaku merokok di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri. (76)

Page 114: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Secara teori aspek perkembangan pada remaja antara lain : menetapkan kebebasan dan

otonomi, membentuk identitas diri, penyesuaian perubahan psikososial berhubungan dengan

maturasi fisik. Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan

dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok, tekanan-

tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat ingin tahu, stres, kebosanan, ingin kelihatan gagah,

dan sifat suka menentang, merupakan hal-hal yang dapat mengkontribusi mulainya merokok.(76)

Menurut teori alasan psikologis seperti merasa kesulitan dalam pelajaran, ingin terlihat

keren, ingin mencoba rokok dan ingin diterima dalam pergaulan akan mempengaruhi perilaku

remaja untuk merokok. Kesulitan dalam pelajaran bisa menyebabkan stress, Konsumsi rokok

ketika stress merupakan upaya-upaya pengatasan masalah yang bersifat emosional atau sebagai

kompensatoris kecemasan yang dialihkan terhadap perilaku merokok. Jadi hal ini tidaklah baik

dilakukan mengingat merokok dapat mnganggu kesehatan perokok dan orang yang berada

disekitar perokok.

Alasan psikologis yang mendukung diharapkan siswanya tidak merokok. Tapi pada

penelitian ini alasan psikologis yang mendukung ditemukan 3,3% responden tidak merokok.

Menurut peneliti responden yang tidak merokok ini disebabkan oleh faktor lain seperti tingkat

pengetahuan yang tinggi dan sikap positif responden tentang perilaku merokok.

Perlu kita sadari bahwa tidak ada alasan untuk merokok mengingat efek samping rokok

yang bisa menganggu kesehatan. Oleh karena itu diharapkan kepada siswa untuk memperbanyak

informasi tentang bahaya merokok. Informasi yang banyak tentang bahaya rokok akan

meningkatkan kesadaran untuk tidak merokok sehingga remaja tidak akan terpengaruh untuk

mencoba merokok, tidak mempunyai keinginan untuk merokok.

Page 115: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

5.4 Analisa Multivariat

Berdasarkan hasil analisis multivariat yang dilakukan pada siswa di SMPN 12 Padang

didapatkan alasan psikologis sebagai variabel yang paling berpengaruh dibandingkan dengan

variabel lainnya dengan nilai POR = 17,161 yang artinya responden yang memiliki alasan

psikologis yang mendukung berpeluang 17,161 kali untuk berperilaku merokok dibandingkan

dengan responden yang memiliki alasan psikologis yang tidak mendukung untuk merokok.

Faktor resiko merokok berdasarkan alasa psikologis pada remaja adalah rasa rendah diri,

hubungan antar perorangan yang jelek, kurang mampu mengatasi stres, putus sekolah, sosial

ekonomi yang rendah, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, serta tahun-tahun transisi

antara sekolah dasar dan sekolah menengah (usia 11-16 tahun). Merokok sering dihubungkan

dengan remaja dengan nilai di sekolah yang jelek, aspirasi yang rendah, suka melawan, dan

pengetahuan tentang bahaya merokok yang rendah. Teori lain berpendapat bahwa ada beberapa

alasan psikologis yang menyebapkan seseorang merokok yaitu demi relaksasi, ketenangan, serta

mengurangi kecemasan atau ketegangan. (76)

Secara teori Aspek perkembangan pada remaja antara lain : menetapkan kebebasan dan

otonomi, membentuk identitas diri, penyesuaian perubahan psikososial berhubungan dengan

maturasi fisik. Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan

dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok, tekanan-

tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat ingin tahu, stres, kebosanan, ingin kelihatan gagah,

dan sifat suka menentang, merupakan hal-hal yang dapat mengkontribusi mulainya merokok.

Menurut teori Aula ada beberapa alasan psikologi yang menyebapkan seseorang

merokok, yaitu demi relaksasi atau ketenagan, serta mengurangi kecemasan atau

ketegangan.Pada kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok dikarenakan adanya

Page 116: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif. Rokok dibutuhkan sebagai alat

keseimbangan. (27)

Pencegahan dan cara menangulanggi perilaku merokok pada alasan psikologis dapat

dilakukan dengan car edukasi mendalam, adanya kerja sama dari sekolah dan puskesmas untuk

lebih tingkatkan program penyuluhan dan terapi, juga pengawasan orangtua lebih terhadap

pergaulan anak anak.

Page 117: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

95

BAB 6 : PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Lebih dari separuh responden merokok yaitu 98 orang (54,4%).

2. Separuh responden yaitu 90 orang (50,0%) memiliki pengetahuan rendah dan separuh

lainnya memiliki pengetahuan tinggi.

3. Lebih dari separuh responden yaitu 102 orang (56,7%) memiliki sikap positif.

4. Separuh responden yaitu 90 orang (50,0%) memiliki pengaruh orang tua mendukung

5. Lebih dari separuh responden yaitu 102 orang (56,7%) memiliki pengaruh teman sebaya

tidak mendukung.

6. Hampir seluruh responden yaitu 175 responden (97,2%) mengalami pengaruh iklan

rokok.

7. Lebih dari separuh responden yaitu 92 orang (51,1%) memiliki alasan psikologis tidak

mendukung.

8. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa dengan p=0,000

9. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku merokok pada siswa dengan p=0,000

10. Ada hubungan antara pengaruh orang tua dengan perilaku merokok pada siswa dengan

p=0,000

11. Ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa

dengan p=0,000

Page 118: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

12. Tidak ada hubungan antara pengaruh iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa

dengan p=0,840

13. Ada hubungan antara alasan psikologis dengan perilaku merokok pada siswa dengan

p=0,000.

14. Alasan psikologis adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku merokok

pada siswa di SMPN 12 Padang.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diberikan beberapa saran yaitu sebagai

berikut :

1. Bagi SMPN 12 Kota Padang

1) Diharapkan kepada tenaga pendidik di SMPN 12 Kota Padang perlu melakukan

upaya upaya preventif dengan memberikan edukasi berkala kepada siswa tentang

bahaya merokok. Memberikan penyuluhan melalui video dan gambar kerusakan

organ ubuh akiba merokok, sehingga bisa emndaangkan rasa aku remaja untuk

merokok.

2) Membentuk group diskusi di sekolah untuk mengatasi masalah remaja khususnya

perilaku merokok sehingga remaja bisa bertukar pikiran dengan temanya.

3) Bekerjasama dengan Puskesmas terdekat untuk memberikan terapi rokok kepada

siswa yang kecanduan rokok.

2. Bagi siswa

1) Diharapkan kepada siswa agar bisa bersikap tegas untuk menolak jika ada teman/

orang yang berpengaruh mengajak kamu merokok

2) Bagi siswa yang tidak merokok dan sudah berhenti merokok diharapkan untuk tidak

terpengaruh untuk mencoba rokok.

Page 119: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

3) Bagi siswa yang sudah merokok diharapkan untuk tidak mengikuti kecanduan rokok.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperluas cakupan responden,

memperbanyak variabel dependen dan independen, atau melakukan penelitian kualitatif

kepada pelajar yang tidak pernah merokok.

Page 120: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

98

DAFTAR PUSTAKA

1. Alamsyah A. Determinan Perilaku Merokok Pada Remaja. J Endur. 2017;2(1):25.

2. Ngatwadi. Pengaruh Orang Tua, Iklan Dan Teman Sebaya Terhadap Kebiasaan Merokok

Siswa Di Sma Negeri 5 Langsa. 2020;3(1):44–53.

3. Tobacco Free Kids. Strategic Investment of Tobacco Tax Revenue. 2020;(January):1–7.

Available from:

https://www.tobaccofreekids.org/assets/global/pdfs/en/strategic_investment_tobacco_tax_

revenue.pdf

4. Southeast Asia Tobacco Control Alliance. Indonesia Negara dengan Jumlah Perokok

Terbanyak di Asean [Internet]. 2019/09/09. 2016. Available from:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/09/angka-remaja-indonesia-yang-

merokok-tertinggi-di-asean

5. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Vol. 44. Jakarta; 2018.

6. Badan Pusat Statistik. Persentase Merokok Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun Menurut

Kelompok Umur, 2015-2018 [Internet]. 2020. 2019. Available from:

https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/07/02/1517/persentase-merokok-pada-

penduduk-umur-15-tahun-menurut-kelompok-umur-2015-2018.html

7. Sari A, Kesehatan P, Padang K. Perilaku Merokok di Kalangan Siswa Sekolah Menengah

Atas di Kota Padang Smoking Behavior among High School Students in Padang City.

11:238–44.

8. Sabri YS, Khairsyaf O, Awal R. Profil Merokok pada Pelajar di Tiga SMP di Kota

Padang. J Kesehat Andalas. 2015;4(3):973–7.

9. Baharrudin. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada anak usia

remaja madya. Universitas Nusantara PGRI Kediri; 2017.

10. Notoadmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. pertama. PT Asdi Mahasatya, editor.

Jakarta: PT RINEKA CIPTA; 2003. 114–125 p.

11. Partiningsih N. Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Perilaku Merokok Siswa Laki-Laki

Di SLTP 33 Padang Tahun 2013. 2014.

12. Negoro SH. Pembentukan Sikap Oleh Perokok Remaja Melalui Peringatan Bahaya

Merokok Pada Kemasan Rokok. Interak J Ilmu Komun. 2017;5(2):112.

13. Rachmat M, Thaha RM, Syafar M. Perilaku Merokok Remaja Sekolah Menengah

Pertama. Kesmas Natl Public Heal J. 2013;7(11):502.

14. Damang SA, Syakur R, Andriani R. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok

Page 121: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

99

Pada Remaja Di Smp Negeri 7 Langgudu Kabupaten Bima. J Komunitas Kesehat Masy.

2019;1(1):32–9.

15. Suryantisa I. Tembakau di Indonesia. Situasi Umum Konsumsi Temabakau di Indonesia.

2018;(ISSN 2442-7659):06-7

16. Munir M. Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Risiko Merokok pada Santri

Mahasiswa di Asrama UIN Sunan Ampel Surabaya. Klorofil. 2018;1(2):93–104.

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan

Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

[Internet]. 2012. Available from: https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/173643/PP1092012.pdf

18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

[Internet]. 2002. Available from:

https://pih.kemlu.go.id/files/UUNo23tahun2003perlindungananak.pdf

19. Peraturan Walikota, 24 N. Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah No 24 Tahun 2012

Tentang Kawasan Tanpa Rokok [Internet]. 2016. Available from:

https://jdih.padang.go.id/po-content/uploads/25_Tahun_2016.pdf

20. Komasari D, Helmi AF. Faktor Faktor Penyebab Merokok Pada Remaja. J Psikol.

2011;27(1):37–47.

21. Jaya M. Pembunuh berbahaya itu bernama rokok. Yogyakarta: Riz’ma; 2009.

22. Heryani R. Kumpulan Undang–Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Khusus Kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info Media; 2014.

23. Santika E. Mengintip Kisah Dibalik Tembakau. Nasionalis Rakyat Merdekanews;

[Internet]. 2011. Available from:

https://nasionalisrakyatmerdeka.wordpress.com/2011/12/01/house-of-sampoerna-

mengintip-kisah-di-balik-tembakau/

24. Anonim. Tentang Tembakau dan Cengkeh [Internet]. Gudang Garam. 2013. Available

from: http://www.gudanggaramtbk.com/kretek/tentang_tembakau_dan_cengkeh

25. Crofton J dan D. Tembakau Ancaman Global. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo;

2002.

26. Sitepoe; Mangku. Kekhususan Rokok Di Indonesia. Cetakan I. Jakarta: PT. Gramedia

widiasarana Indonesia; 2000.

27. Aula; Elizabeth Lisa. Stop Merokok (Sekarang Atau Tidak Sama Sekali). Yogyakarta:

Gerai Ilmu; 2010.

28. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Hidup Sehat Tanpa

Rokok. Kementrian Kesehatan Indonesia. Jakarta; 2017.

29. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 28 Tahun 2013

Page 122: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

100

Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan

Produk Tembakau. Jakarta; 2013.

30. Saputra AM, Sary NM. Konseling Model Transteoritik dalam Perubahan Perilaku

Merokok pada Remaja Counseling with the Transtheoritical Model in Changing Smoking

Behavioral among Adolescents. J Kesehat Masy Nas [Internet]. 2013;8(4):152–7.

Available from: https://media.neliti.com/media/publications/39540-ID-konseling-model-

transteoritik-dalam-perubahan-perilaku-merokok-pada-remaja.pdf

31. Smet B. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia widiasarana Indonesia; 1994.

32. Aritonang M. Fenomena Wanita merokok. [Yogyakarta]: Fakults Psikologi UGM; 1997.

33. Association AA. Tobacco Use Among Children and Teens [Internet]. 2020. Available

from: https://www.lung.org/quit-smoking/smoking-facts/tobacco-use-among-children

34. Santoso; Yono Agus. Pengaruh perilaku merokok terhadap kepercayaan diri mahasiswa

yang mengikuti organisasi intra kampus UIN Maliki Malang. Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim; 2015.

35. Julina. Pengaruh persepsi Dampak Merokok Dana Fear Appeal Terhadap Motivasi

Berhenti Merokok Serta Implikasinya Pada Perilaku Merokok Mahasiswa Di Kota Pekan

baru. J Al-Iqtishad. 2017;6:5–9.

36. Tjandra Yoga Aditama. Rokok Penyebab Utama Penyakit Paru [Internet]. Kompas. 2005.

Available from: http://kompas.com/kompas-cetak/0503/02/humaniora/1594294.htm.

37. Liem A. Pengaruh Nikotin Terhadap Aktivitas Dan Fungsi Otak Serta Hubungannya

Dengan Gangguan Psikologis Pada Pecandu Rokok. Bul Psikol. 2016;18(2):37–50.

38. Harvey, Johanne . Chadi Nicholas. Preventing Smoking in Children and Adolescents.

2016;21(4):209–14. Available from:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4934164/pdf/pch-21-4-209.pdf

39. Aryani R. Kesehatan Remaja: Problem Dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika; 2010.

40. Azwar S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013.

41. PAMUKHTI BBD. Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok Mahasiswa

Laki-Laki Fakultas Ilmu Keshatan Universitas Muhammadiyah Surakarta [Internet].

Skripsi. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA; 2016. Available from:

http://eprints.ums.ac.id/47706/

42. Eryan R. Hubungan Lingkungan Keluarga Dan Teman Sebaya Dengan Perilaku Merokok

Remaja Di Desa Gonilan Kartasura. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2018.

43. Yulviana R. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebiasaan Merokok pada Remaja

Putra Kelas X dan XI di SMA Negeri 6 Pekanbaru. J Kesehat Komunitas. 2015;2(6):278–

82.

Page 123: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

101

44. Ratna Aryani. Kesehatan remaja problem dan solusinya. Jakarta: Salemba Medika; 2010.

45. Kemenkes RI. Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok [Internet]. Jakarta; 2011.

Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/promosikesehatan/

pedoman-ktr.pdf

46. Hurlock EB. Psikologi Perkembangan: “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan” (Terjemahan Istiwidayati & Soedjarno). Jakarta: Penerbit Erlangga; 2011.

47. Mabrurho S. Hubungan Antara Attachment Ibu Dengan Kecerdasan Emosi Remaja Awal.

UIN Sunan Ampel Surabaya; 2016.

48. Santi. Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok dengan Sikap terhadap Bahaya Merokok

pada Siswa SMK Batik 1 Surakarta. Univ Muhamadiyah Surakarta. 2013;

49. Kadar, Jane Tepiane,. Respati Titik . Siska Nia Irasanti. Hubungan Tingkat Pengetahuan

Bahaya Rokok Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-laki diFakultas Kedokteran.

2018.

50. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2013.

51. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.

52. Prautami ES, Rahayu S. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Merokok pada

Remaja di SMA PGRI 2 Palembang Tahun 2017. Nurs Insid Community. 2019;1(1):27–

32

53. Istyanto F, Maghfiroh A. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Merokok Pada Remaja. Peran

Mikronutrisi Sebagai Upaya Pencegah Covif-19. 2021;11:1–10

54. Rahmawatie D, Budi R, Susilowati T. Hubungan Faktor Perilaku Merokok Dengan Perilaku

Merokok Siswa SLPN 2 Plupuh Sragen Relationship Of Smoking Behavior Factors With

Smoking Behavior Student ’ s Of SLTPN 2 Plupuh Sragen. Physiol Behav. 2019;6(2):71–

7.

55. Alamsyah A. Determinan Perilaku Merokok Pada Remaja. J Endur. 2017;2(1):25.

56. Wulandari, S. (2017). Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri

2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Martenity and Neonatal, 2(3), 178–

183.Available from: https://e-journal.upp.ac.id/index.php/akbd/article/view/1384/1109

57. Anwary AZ. Peran orang tua dan teman sebaya terkait perilaku merokok mahasiswa

fakultas ekonomi UNISKA MAB Banjarmasin. Promot J Kesehat Masy. 2020;10(1):14–

20

58. Oktaviani N, Avianty I, Mawati ED. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Di

Universitas Pakuan Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2018. J Mhs Kesehat Masy.

2019;2(1):44–53

59. Sinaga, Sarma Eko Natalia. "Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Rokok, Teman

Page 124: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

102

Sebaya, Orang Tua yang Merokok, dan Iklan Rokok Terhadap Perilaku Merokok pada

Mahasiswa Akademi Kesehatan X di Rangkasbitung." COPING (Community of

Publishing in Nursing) 4.2 (2016): 1-5.

60. Fransiska, Mellia, and Putri Anggia Firdaus. "Faktor yang berhubungan dengan Perilaku

Merokok pada Remaja Putra SMA X Kecamatan Payakumbuh." Jurnal Kesehatan 10.1

(2019): 11-16

61. Anggraeni, Hastin Fitria. Hubungan Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok pada

Reamaja Awal di SMP PGRI 1 Perak. Diss. STIKES ICME Jombang, 2019.

62. Isa L, Lestari H, Afa JR. Hubungan Tipe Kepribadian, Peran Orang tua dan Saudara, Peran

Teman Sebaya, dan Peran Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok pada Siswa SMP Negeri

9 Kediri Tahun 2017. J Ilm Mhs Kesehat Masy [Internet]. 2017;2(7):1–10. Available

from: http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/download/3423/2578.

63. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

64. Afif AN, Astuti K. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Iklan Rokok Dengan Perilaku

Merokok Pada Remaja. Insight J Ilm Psikol. 2017;17(1):1.

65. Artini B, Tinggi S, Kesehatan I, Booth W, Sosial F, Psikologis F, et al. Merokok

Mahasiswa D3 Keperawatan. 2016;87–91.

66. Munir M. Pengetahuan dan sikap remaja tentang risiko merokok pada santri mahasiswa di

Asrama Uin Sunan Ampel Surabaya. Klorofil. 1(2): 93-104. 2018.

67. Husein H, Menga MK. Pengetahuan dengan Perilaku Merokok Remaja. J Ilm Kesehat.

2019;1(1):45–50

68. Sutarno S, Susanti S. 2016. Pengendalian perilaku merokok: Action research pada

mahasiswa kesehatan dengan pendekatan Ipk-Rae (Identifikasi-Pendidikan kesehatan-

komitmen-rencana-aksi-evaluasi). Jurnal kesehatan Al-Irsyad, IX (2):70–80.

69. Handayani D. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Merokok Santriwan Di

Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya. Med Technol Public Heal J. 2019;3(2):120–6

70. Faridah F. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Remaja di SMK âXâ

Surakarta. J Kesehat Masy. 2015;3(3):887–97.

71. Simarmata, S. Perilaku Merokok pada Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Model

Kuok Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar Provinsi Riau Tahun 2012.

Skripsi, Universitas Indonesia.

72. Riadinata. Hubungan Lingkungan Keluarga Dan Teman Sebaya Dengan Perilaku Merokok

Pada Remaja Usia 18-22 Tahun Di Desa Gonilan Kartasura. Artik Publ Univ

Muhammadiyyah Surakarta. 2018;

73. Rachmat, M., Thaha, R. M., & Syafar, M. (2016). Perilaku Merokok Remaja Sekolah

Page 125: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

103

Menengah Pertama. Kesmas: National Public Health Journal, 7(11), 502.

74. Sinaga SEN. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Rokok, Teman Sebaya, Orang Tua

Yang Merokok, Dan Iklan Rokok Terhadap Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Akademi

Kesehatan X Di Rangkasbitung. Community Publ Nurs (COPING), ISSN 2303-1298.

2016;4(2):1–5.

75. Ali M. Pengetahuan, Sikap, dan Faktor Psikologis Berhubungan dengan Perilaku Merokok

pada Pegawai Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Ilmu dan Teknol Kesehat. 2014;2:101–7

76. Fikriyah M. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-

Laki Di Asrama Putra. Jurnal STIKES Volume 5, No. 1, Juli 2012.

Page 126: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

LAMPIRAN

Page 127: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampiran1. Formulir Persetujuan Turun Lapangan Oleh Pembimbing

Page 128: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …
Page 129: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

Page 130: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol Kota Padang

Page 131: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampira 4. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota Padang

Page 132: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampiran 5. KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

MEROKOK PADA REMAJA DI SMPN 12 PADANG TAHUN 2020

1. Identitas Responden

Tanggal :

Nama :

Umur :

Kelas :

No. responden : (dikosongkan)

2. Perilaku merokok

Petunjuk : beri satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X)

1. Pernahkan kamu mencoba merokok walaupun hanya satu atau dua hisapan ?

a. Ya

b. Tidak

2. Berapa usia kamu ketika pertama kali mencoba rokok ?

a. Saya tidak pernah merokok

b. 7 tahun atau lebih muda

c. 8 atau 9 tahun

d. 10 atau 11 tahun

e. 12 atau 13 tahun

f. 14 atau 15 tahun

3. Berapa batang rokok yang kamu hisap dalam 6 bulan terakhir?

a. Saya tidak merokok dalam 6 bulan terakhir

b. 1 sampai 10 batang sehari

c. 11 sampai 20 batang perhari

d. Lebih dari 20 batang perhari

4. Dimana kamu biasa merokok?

Page 133: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

a. Saya tidak pernah merokok

b. Di rumah

c. Di sekolah

d. Di temapat umum (mall, pasar, halte)

e. Tempat main / tongkrongan (warung, toko, warnet, dsb)

5. Apakah kamu merokok ketika sedang berkumpul bersama teman-temanmu?

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah ketika merokok itu menyenangkan?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah merokok membantu kamu mengurangi rasa cemas/marah/gelisah ?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah kamu pernah merokok atau ingin merokok di pagi hari segera setelah bangun

tidur ?

a. Saya tidak pernah merokok

b. Saya tidak merokok lagi

c. Tidak, Saya tidak ingin merokok di pagi hari setelah bangun

d. Ya, kadang saya merokok atau merasa ingin merokok di pagi hari segera setelah

bangun tidur

e. Ya, saya selalu merokok atau selalu merasa ingin merokok di pagi hari segera setelah

bangun

9. Biasanya kamu mendapatkan rokok dari mana?

a. Saya tidak pernah merokok

b. Dari Teman

c. Dari Orang tua

d. Saya beli sendiri di toko/warung/pedagang asongan

e. Saya minta orang lain untuk membelikan rokok

f. Saya mencurinya

g. Gratis dari SPG rokok

Page 134: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

10. Jenis rokok yang kamu hisap ?

a. Saya tidak pernah merokok

b. Rokok filter/kretek

c. Cerutu

d. Rokok arab

e. Rokok pipa

f. Rokok elektronik

3. Pengetahuan

Beri Tanya silang pada jawaban yang kamu pilih.

1. Apakah merokok membahayakan kesehatan ?

a. Pasti tidak akan membahayakan kesehatan

b. Mungkin tidak akan membahayakan kesehatan

c. Mungkin membahayakan kesehatan

d. Pasti membahayakan kesehatan

2. Apakah berada di sekitar orang perokok membahayakan kesehatan ?

a. Pasti tidak akan membahayakan kesehatan

b. Mungkin tidak akan membahayakan kesehatan

c. Mungkin membahayakan kesehatan

d. Pasti membahayakan kesehatan

3. Apakah merokok selama satu atau dua tahun aman bagi kesehatan asal setelah itu berhenti

?

a. Pasti tidak aman bagi kesehatan

b. Mungkin tidak aman bagi kesehatan

c. Mungkin aman bagi kesehatan

d. Pasti aman bagi kesehatan

4. Apakah di dalam rokok terdapat zat kimia yang membahayakan kesehatan ?

a. Pasti tidak ada zat kimia yang membahayakan kesehatan

b. Mungkin tidak ada zat kimia yang membahakan kesehatan

c. Mungkin ada zat kimia yang membahakan kesehatan

d. Pasti ada zat kimia yang membahayakan kesehatan

Page 135: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

5. Jika seseorang sudah kecanduan rokok apakah orang itu bisa menderita penyakit jantung,

kanker paru atau kanker mulut ?

a. Pasti tidak bisa karena itu bahaya merokok

b. Mungkin tidak bisa karena itu bahaya merokok

c. Mungkin bisa karena bukan bahaya merokok

d. Pasti bisa karena bukan bahaya merokok

6. Apakah merokok membuat konsentrasi belajar kamu bertambah ?

a. Pasti tidak Menambah konsentrasi belajar

b. Mungkin tidak bisa menambah konsentrasi belajar

c. Mungkin bisa menambah konsentrasi belajar

d. Pasti bisa bisa menambah konsentrasi belajar

7. Apakah merokok membuat berat badan berkurang ?

a. Pasti tidak bisa mengurangi Berat badan

b. Mungkin tidak bisa mengurangi Berat badan

c. Mungkin bisa bisa mengurangi Berat badan

d. Pasti bisa bisa mengurangi Berat badan

8. Jika ada orang lain menawarkanmu rokok apakah kamu akan menghisapnya ?

a. Pasti saya tidak akan menghisapnya

b. Mungkin saya tidak akan menghisapnya

c. Mungkin saya akan menghisapnya

d. pasti akan menghisapnya

9. Apakah kira-kira kamu akan merokok dalam 12 bulan mendatang ?

a. Pasti tidak akan merokok

b. Mungkin tidak akan merokok

c. Mungkin akan merokok

d. Pasti akan merokok

4. Sikap

Berikan tanda checklist pada kotak yang dianggap paling benar

Page 136: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

No Pernyataan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Setuju

Sangat

Tidak

Setuju

1 Jika ada orang yang menawari saya

merokok maka saya akan menghisap

rokok itu

3 Menurut saya laki-laki yang

merokok akan mempunyai lebih

banyak teman

4 Saya tidak akan merokok dikawasan

tanpa asap rokok

5 Menurut saya merokok bisa

membahayakan kesehatan

7 Menurut saya tidak perlu adanya

pembatasan iklan rokok

8 Menurut saya merokok bisa

meningkatkan konsentrasi belajar

9 Menurut saya orang yang merokok

akan terlihat gagah, keren dan

pemberani

10 Saya tidak akan merokok dalam 5

tahun mendatang

5. Alasan Psikologis

Berikan tanda checklist (√) pada satu kotak yang menurut anda paling benar

N

o

Pernyataan Sangat

setuju

Setuju Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

1 Dengan merokok, saya bisa merasa lebih

santai mengerjakan pelajaran

2 Saya merokok agar dianggap dewasa

3 Saya merokok agar dianggap unik oleh

orang lain

4 Saya merokok agar terlihat gaul

Page 137: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

5 Saya ingin tahu rasanya merokok

6 Saya merokok karena ingin melepaskan

diri dari kebosanan

7 Saya ingin merokok ketika melihat

orang merokok

8 Saya bisa merokok lebih banyak dari

hari biasanya ketika berkumpul dengan

teman-teman

9 Saya merokok hanya ketika berkumpul

dengan teman-teman yang merokok

1

0

Awal saya merokok karena ingin

diterima dalam pergaulan

6. Pengaruh Orang Tua Merokok

Petunjuk : beri satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X)

1. Apakah orang tua kamu sekarang ini merokok ?

a. Ya

b. Tidak

2. Pernahkah orang tuanmu membicarakan akibat buruk merokok?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah kamu ingin merokok karena melihat orang tua kamu merokok?

a. Ya

b. Tidak

4. Pernahkah kamu merokok bersama dengan keluargamu?

a. Ya

b. Tidak

5. Bagaimana tindakan orang tuamu jika tahu kamu merokok ?

a. Membiarkan saja

b. Memarahi

c. Melarang merokok

d. Menasehati/menegur

7. Pengaruh Teman sebaya

Petunjuk : beri satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X)

1. Apakah teman kamu ada yang merokok ?

a. Ya

Page 138: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

b. Tidak

2. Jika teman baikmu menawarkanmu rokok apakah kamu akan menghisapnya ?

a. Ya

b. Tidak

3. Bagaimana tindakan temanmu ketika kamuatau teman yang lain merokok?

a. Menasihati/menegur

b. Tidak peduli/cuek

c. Ikut-ikutan merokok

d. Meminta rokok

e. Menghindar/pergi menjauh

4. Bagaimana tindakan teman kamu jika kamu tidak mau merokok ?

a. Membiarkan saja

b. Memaksa kamu untuk merokok

c. Membelikan rokok

d. Menghindar/mengucilkan kamu

8. Pengaruh Iklan Rokok

Petunjuk : beri satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X)

1. Dalam 30 hari terakhir, apakah kamu pernah melihat dan mendengar iklan rokok

a. Ya

b. Tidak

2. Dalam 30 hari terakhir berapa banyak kamu melihat atau mendengar iklan rokok di

media (seperti TV, radio, papan reklame, poster, surat kabar, majalah, bioskop, internet)

?

a. Ya

b. Tidak

3. Dalam 30 hari terakhir, dalam menonton pertandingan olahraga atau program lain di TV,

apakah kamu sering melihat nama/merek rokok ?

a. Ya

b. Tidak

4. Dalam 30 hari terakhir, apakah kamu banyak papan reklame iklan rokok di pinggir jalan?

a. Ya

b. Tidak

5. Bila kamu menghadiri pertandingan olahraga/pameran/pertunjukan/atau pertemuan lain

apakah kamu melihat iklan rokok ?

a. Ya

b. Tidak

Page 139: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

6. Pernahkah kamu mendapat rokok gratis dari sales rokok ?

a. Ya

b. Tidak

7. Jika melihat iklan rokok apakah kamu ingin merokok?

a. Ya

b. Tidak

8. Dimana anda melihat atau mendenggar iklan rokok ?

a. Saya tidak pernah melihat/mendengar iklan rokok

b. Iklan tv

c. Spanduk atau baliho

d. Media cetak

e. media online

f. radio

Page 140: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampiran 6. Surat Selesai Penelitian Dari SMPN 12 Padang Tempat penelitian

Page 141: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampiran 7.

HASIL OLAH DATA

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 3

skorp skors skorortu skorteman skorpsikis

N 180 180 180 180 180

Poisson Parametera,b Mean 27.79 22.94 3.30 1.63 28.66

Most Extreme Differences Absolute .138 .120 .117 .083 .225

Positive .100 .102 .117 .038 .225

Negatif -.138 -.120 -.104 -.083 -.202

Kolmogorov-Smirnov Z 1.850 1.614 1.571 1.109 3.021

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .011 .014 .171 .000

a. Test distribution is Poisson.

b. Calculated from data.

Statistics

skorp skors skorortu skorteman skorpsikis

N Valid 180 180 180 180 180

Missing 0 0 0 0 0

Mean 27.79 22.94 3.30 1.63 28.66

Median 29.50 23.00 3.50 2.00 30.00

KARAKTERISTIK RESPONDEN

umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 12.00 4 2.2 2.2 2.2

13.00 38 21.1 21.1 23.3

14.00 62 34.4 34.4 57.8

15.00 75 41.7 41.7 99.4

16.00 1 .6 .6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 142: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

kelas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid IX 92 51.1 51.1 51.1

VII 28 15.6 15.6 66.7

VIII 60 33.3 33.3 100.0

Total 180 100.0 100.0

ANALISA UNIVARIAT

Perilaku Merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Merokok 98 54.4 54.4 54.4

Tidak Merokok 82 45.6 45.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 90 50.0 50.0 50.0

Tinggi 90 50.0 50.0 100.0

Total 180 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Negatif 78 43.3 43.3 43.3

Positif 102 56.7 56.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Orang Tua

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mendukung 90 50.0 50.0 50.0

Tidak Mendukung 90 50.0 50.0 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 143: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Pengaruh Teman Sebaya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mendukung 78 43.3 43.3 43.3

Tidak Mendukung 102 56.7 56.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Iklan Rokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mendukung 175 97.2 97.2 97.2

Tidak Mendukung 5 2.8 2.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Alasan Psikologis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mendukung 88 48.9 48.9 48.9

Tidak Mendukung 92 51.1 51.1 100.0

Total 180 100.0 100.0

ANALISA BIVARIAT

Pengetahuan * Perilaku Merokok

Crosstab

Perilaku Merokok

Total Merokok Tidak Merokok

Pengetahuan Rendah Count 81 9 90

% of Total 45.0% 5.0% 50.0%

Tinggi Count 17 73 90

% of Total 9.4% 40.6% 50.0%

Total Count 98 82 180

% of Total 54.4% 45.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 91.747a 1 .000

Continuity Correctionb 88.902 1 .000

Likelihood Ratio 102.365 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 91.237 1 .000

N of Valid Cases 180

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 41.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 144: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengetahuan (Rendah / Tinggi) 38.647 16.229 92.032

For cohort Perilaku Merokok = Merokok 4.765 3.088 7.351

For cohort Perilaku Merokok = Tidak Merokok .123 .066 .231

N of Valid Cases 180

Sikap * Perilaku Merokok

Crosstab

Perilaku Merokok

Total Merokok Tidak Merokok

Sikap Negatif Count 72 6 78

% of Total 40.0% 3.3% 43.3%

Positif Count 26 76 102

% of Total 14.4% 42.2% 56.7%

Total Count 98 82 180

% of Total 54.4% 45.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 79.562a 1 .000

Continuity Correctionb 76.891 1 .000

Likelihood Ratio 90.001 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 79.120 1 .000

N of Valid Cases 180

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 35.53.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 145: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Sikap (Negatif / Positif) 35.077 13.642 90.192

For cohort Perilaku Merokok = Merokok 3.621 2.583 5.077

For cohort Perilaku Merokok = Tidak

Merokok

.103 .047 .225

N of Valid Cases 180

Pengaruh Orang Tua * Perilaku Merokok

Crosstab

Perilaku Merokok

Total Merokok Tidak Merokok

Pengaruh Orang Tua Mendukung Count 63 27 90

% of Total 35.0% 15.0% 50.0%

Tidak Mendukung Count 35 55 90

% of Total 19.4% 30.6% 50.0%

Total Count 98 82 180

% of Total 54.4% 45.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 17.561a 1 .000

Continuity Correctionb 16.329 1 .000

Likelihood Ratio 17.869 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 17.463 1 .000

N of Valid Cases 180

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 41.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 146: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Pengaruh Teman Sebaya * Perilaku Merokok

Crosstab

Perilaku Merokok

Total Merokok Tidak Merokok

Pengaruh Teman Sebaya Mendukung Count 70 8 78

% of Total 38.9% 4.4% 43.3%

Tidak Mendukung Count 28 74 102

% of Total 15.6% 41.1% 56.7%

Total Count 98 82 180

% of Total 54.4% 45.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 69.151a 1 .000

Continuity Correctionb 66.663 1 .000

Likelihood Ratio 76.633 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 68.767 1 .000

N of Valid Cases 180

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 35.53.

b. Computed only for a 2x2 table

Pengaruh Iklan Rokok * Perilaku Merokok

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengaruh Orang Tua

(Mendukung / Tidak Mendukung)

3.667 1.975 6.808

For cohort Perilaku Merokok = Merokok 1.800 1.344 2.411

For cohort Perilaku Merokok = Tidak Merokok .491 .344 .701

N of Valid Cases 180

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengaruh Teman Sebaya

(Mendukung / Tidak Mendukung)

23.125 9.874 54.157

For cohort Perilaku Merokok = Merokok 3.269 2.364 4.521

For cohort Perilaku Merokok = Tidak Merokok .141 .073 .276

N of Valid Cases 180

Page 147: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Crosstab

Perilaku Merokok

Total Merokok Tidak Merokok

Pengaruh Iklan Rokok Mendukung Count 96 79 175

% of Total 53.3% 43.9% 97.2%

Tidak Mendukung Count 2 3 5

% of Total 1.1% 1.7% 2.8%

Total Count 98 82 180

% of Total 54.4% 45.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .433a 1 .511

Continuity Correctionb .041 1 .840

Likelihood Ratio .431 1 .511

Fisher's Exact Test .661 .416

Linear-by-Linear Association .430 1 .512

N of Valid Cases 180

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.28.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengaruh Iklan Rokok

(Mendukung / Tidak Mendukung)

1.823 .297 11.180

For cohort Perilaku Merokok = Merokok 1.371 .465 4.046

For cohort Perilaku Merokok = Tidak Merokok .752 .361 1.568

N of Valid Cases 180

Page 148: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Alasan Psikologis * Perilaku Merokok

Crosstab

Perilaku Merokok

Total Merokok Tidak Merokok

Alasan Psikologis Mendukung Count 82 6 88

% of Total 45.6% 3.3% 48.9%

Tidak Mendukung Count 16 76 92

% of Total 8.9% 42.2% 51.1%

Total Count 98 82 180

% of Total 54.4% 45.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 104.168a 1 .000

Continuity Correctionb 101.134 1 .000

Likelihood Ratio 119.286 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 103.589 1 .000

N of Valid Cases 180

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 40.09.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Alasan Psikologis (Mendukung

/ Tidak Mendukung)

64.917 24.150 174.497

For cohort Perilaku Merokok = Merokok 5.358 3.420 8.394

For cohort Perilaku Merokok = Tidak Merokok .083 .038 .180

N of Valid Cases 180

Page 149: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

ANALISA MULTIVARIAT

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Pengetahuan 1.349 .684 3.891 1 .049 3.854 1.009 14.729

Sikap .693 .824 .707 1 .401 1.999 .398 10.055

Pengaruh Orang Tua -.499 .574 .758 1 .384 .607 .197 1.868

Pengaruh Teman

Sebaya

.800 .697 1.315 1 .252 2.225 .567 8.728

Pengaruh Iklan

Rokok

1.723 1.526 1.275 1 .259 5.600 .282 111.359

Alasan Psikologis 2.843 .670 18.007 1 .000 17.161 4.617 63.788

Constant -8.565 1.347 40.423 1 .000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Sikap, Pengaruh Orang Tua, Pengaruh Teman Sebaya, Pengaruh

Iklan Rokok, Alasan Psikologis.

ANALIS KUESIONER

Perilaku Merokok 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 98 54.4 54.4 54.4

1 82 45.6 45.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Perilaku Merokok 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 100 55.6 55.6 55.6

1 80 44.4 44.4 100.0

Total 180 100.0 100.0

Perilaku Merokok 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 77 42.8 42.8 42.8

1 103 57.2 57.2 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 150: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Perilaku Merokok 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 95 52.8 52.8 52.8

1 85 47.2 47.2 100.0

Total 180 100.0 100.0

Perilaku Merokok 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 88 48.9 48.9 48.9

1 92 51.1 51.1 100.0

Total 180 100.0 100.0

Perilaku Merokok 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 77 42.8 42.8 42.8

1 103 57.2 57.2 100.0

Total 180 100.0 100.0

Perilaku Merokok 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 67 37.2 37.2 37.2

1 113 62.8 62.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Perilaku Merokok 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 98 54.4 54.4 54.4

1 82 45.6 45.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Perilaku Merokok 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 95 52.8 53.1 53.1

1 84 46.7 46.9 100.0

Total 179 99.4 100.0

Missing System 1 .6

Total 180 100.0

Page 151: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Perilaku Merokok 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 93 51.7 51.7 51.7

1 87 48.3 48.3 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengetahuan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Pasti tidak akan membahayakan

kesehatan

9 5.0 5.0 5.0

Mungkin tidak akan

membahayakan kesehatan

20 11.1 11.1 16.1

Mungkin membahayakan

kesehatan

36 20.0 20.0 36.1

Pasti membahayakan kesehatan 115 63.9 63.9 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengetahuan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pasti tidak akan membahayakan

kesehatan

10 5.6 5.6 5.6

Mungkin tidak akan

membahayakan kesehatan

19 10.6 10.6 16.1

Mungkin membahayakan

kesehatan

40 22.2 22.2 38.3

Pasti membahayakan kesehatan 111 61.7 61.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengetahuan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pasti tidak aman kesehatan 30 16.7 16.7 16.7

Mungkin tidak aman kesehatan 42 23.3 23.3 40.0

Mungkin aman kesehatan 38 21.1 21.1 61.1

Pasti aman kesehatan 70 38.9 38.9 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 152: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Pengetahuan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pasti tidak ada zat kimia yang

membahayakan kesehatan

5 2.8 2.8 2.8

Mungkin tidak ada zat kimia

yang membahayakan kesehatan

11 6.1 6.1 8.9

Mungkin ada zat kimia yang

membahayakan kesehatan

52 28.9 28.9 37.8

Pasti ada zat kimia yang

membahayakan kesehatan

112 62.2 62.2 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengetahuan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pasti tidak bisa karena itu

bahaya merokok

22 12.2 12.2 12.2

Mungkin tidak bisa karena itu

bahaya merokok

23 12.8 12.8 25.0

Mungkin bisa karena itu bukan bahaya merokok

50 27.8 27.8 52.8

Pasti bisa karena itu bukan

bahaya merokok

85 47.2 47.2 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengetahuan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pasti tidak menambah

konsentrasi belajar

26 14.4 14.4 14.4

Mungkin tidak bisa menambah

konsentrasi belajar

45 25.0 25.0 39.4

Mungkin bisa menambah

konsentrasi belajar

25 13.9 13.9 53.3

Pasti bisa menambah

konsentrasi belajar

84 46.7 46.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengetahuan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pasti tidak bisa mengurangi berat

badan

29 16.1 16.1 16.1

Mungkin tidak bisa mengurangi berat badan

35 19.4 19.4 35.6

Mungkin bisa mengurangi berat

badan

70 38.9 38.9 74.4

Pasti bisa mengurangi berat badan 46 25.6 25.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 153: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Pengetahuan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pasti saya tidak akan

menghisapnya

31 17.2 17.2 17.2

Mungkin saya tidak akan menghisapnya

45 25.0 25.0 42.2

Mungkin saya akan

menghisapnya

12 6.7 6.7 48.9

Pasti akan menghisapnya 92 51.1 51.1 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengetahuan 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Pasti tidak akan merokok 25 13.9 13.9 13.9

Mungkin tidak akan

merokok

45 25.0 25.0 38.9

Mungkin akan merokok 24 13.3 13.3 52.2

Pasti akan merokok 86 47.8 47.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Sikap 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 36 20.0 20.0 20.0

Setuju 35 19.4 19.4 39.4

Tidak Setuju 36 20.0 20.0 59.4

Sangat Tidak Setuju 73 40.6 40.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Sikap 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 42 23.3 23.3 23.3

Setuju 41 22.8 22.8 46.1

Tidak Setuju 56 31.1 31.1 77.2

Sangat Tidak Setuju 41 22.8 22.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 154: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Sikap 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 18 10.0 10.0 10.0

Tidak Setuju 23 12.8 12.8 22.8

Setuju 68 37.8 37.8 60.6

Sangat Setuju 71 39.4 39.4 100.0

Total 180 100.0 100.0

Sikap 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 8 4.4 4.4 4.4

Tidak Setuju 15 8.3 8.3 12.8

Setuju 60 33.3 33.3 46.1

Sangat Setuju 97 53.9 53.9 100.0

Total 180 100.0 100.0

Sikap 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 23 12.8 12.8 12.8

Setuju 62 34.4 34.4 47.2

Tidak Setuju 58 32.2 32.2 79.4

Sangat Tidak Setuju 37 20.6 20.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Sikap 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 29 16.1 16.1 16.1

Setuju 45 25.0 25.0 41.1

Tidak Setuju 43 23.9 23.9 65.0

Sangat Tidak Setuju 63 35.0 35.0 100.0

Total 180 100.0 100.0

Sikap 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 31 17.2 17.2 17.2

Setuju 35 19.4 19.4 36.7

Tidak Setuju 50 27.8 27.8 64.4

Sangat Tidak Setuju 64 35.6 35.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 155: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Sikap 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 20 11.1 11.1 11.1

Tidak Setuju 43 23.9 23.9 35.0

Setuju 40 22.2 22.2 57.2

Sangat Setuju 77 42.8 42.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Orang Tua 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 117 65.0 65.0 65.0

Tidak 63 35.0 35.0 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Orang Tua 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 42 23.3 23.3 23.3

Tidak 138 76.7 76.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Orang Tua 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 38 21.1 21.1 21.1

Tidak 142 78.9 78.9 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Orang Tua 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 42 23.3 23.3 23.3

Tidak 138 76.7 76.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 156: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Pengaruh Orang Tua 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 67 37.2 37.2 37.2

1 113 62.8 62.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Teman Sebaya 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 160 88.9 88.9 88.9

Tidak 20 11.1 11.1 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Teman Sebaya 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 74 41.1 41.1 41.1

Tidak 106 58.9 58.9 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Teman Sebaya 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 130 72.2 72.2 72.2

1 50 27.8 27.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Teman Sebaya 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 63 35.0 35.0 35.0

1 117 65.0 65.0 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Iklan Rokok 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 147 81.7 81.7 81.7

Tidak 33 18.3 18.3 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 157: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Pengaruh Iklan Rokok 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 151 83.9 83.9 83.9

Tidak 29 16.1 16.1 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Iklan Rokok 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 134 74.4 74.4 74.4

Tidak 46 25.6 25.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Iklan Rokok 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 148 82.2 82.2 82.2

Tidak 32 17.8 17.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Iklan Rokok 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 117 65.0 65.0 65.0

Tidak 63 35.0 35.0 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Iklan Rokok 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 44 24.4 24.4 24.4

Tidak 136 75.6 75.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Iklan Rokok 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 61 33.9 33.9 33.9

Tidak 119 66.1 66.1 100.0

Total 180 100.0

100.0

Page 158: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Alasan Psikologis 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 22 12.2 12.2 12.2

Setuju 48 26.7 26.7 38.9

Tidak Setuju 50 27.8 27.8 66.7

Sangat Tidak Setuju 60 33.3 33.3 100.0

Total 180 100.0 100.0

Alasan Psikologis 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 8 4.4 4.4 4.4

Setuju 45 25.0 25.0 29.4

Tidak Setuju 63 35.0 35.0 64.4

Sangat Tidak Setuju 64 35.6 35.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Alasan Psikologis 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 9 5.0 5.0 5.0

Setuju 35 19.4 19.4 24.4

Tidak Setuju 70 38.9 38.9 63.3

Sangat Tidak Setuju 66 36.7 36.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pengaruh Iklan Rokok 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 175 97.2 97.2 97.2

Tidak 5 2.8 2.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 159: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Alasan Psikologis 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 21 11.7 11.7 11.7

Setuju 44 24.4 24.4 36.1

Tidak Setuju 52 28.9 28.9 65.0

Sangat Tidak Setuju 63 35.0 35.0 100.0

Total 180 100.0 100.0

Alasan Psikologis 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 22 12.2 12.2 12.2

Setuju 69 38.3 38.3 50.6

Tidak Setuju 39 21.7 21.7 72.2

Sangat Tidak Setuju 50 27.8 27.8 100.0

Total 180 100.0 100.0

Alasan Psikologis 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 15 8.3 8.3 8.3

Setuju 65 36.1 36.1 44.4

Tidak Setuju 44 24.4 24.4 68.9

Sangat Tidak Setuju 56 31.1 31.1 100.0

Total 180 100.0 100.0

Alasan Psikologis 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 8 4.4 4.4 4.4

Setuju 53 29.4 29.4 33.9

Tidak Setuju 65 36.1 36.1 70.0

Sangat Tidak Setuju 54 30.0 30.0 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 160: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Alasan Psikologis 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 18 10.0 10.0 10.0

Setuju 58 32.2 32.2 42.2

Tidak Setuju 48 26.7 26.7 68.9

Sangat Tidak Setuju 56 31.1 31.1 100.0

Total 180 100.0 100.0

Alasan Psikologis 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 15 8.3 8.3 8.3

Setuju 46 25.6 25.6 33.9

Tidak Setuju 50 27.8 27.8 61.7

Sangat Tidak Setuju 69 38.3 38.3 100.0

Total 180 100.0 100.0

Alasan Psikologis 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 34 18.9 18.9 18.9

Setuju 39 21.7 21.7 40.6

Tidak Setuju 41 22.8 22.8 63.3

Sangat Tidak Setuju 66 36.7 36.7 100.0

Total 180 100.0 100.0

Page 161: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampiran 8. Hasil Cek Similarity

Page 162: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampiran 9. Dokumentasi

Page 163: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …
Page 164: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Lampiran 10. Manuskrip

MANUSKRIP

Judul :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA

SISWA DI SMPN 12 PADANG TAHUN 2020

Peneliti :

Agustina Yubelina Wakum1

Dr. dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, M.KM1

(Dr. Yessy Markolinda, S.Si., M.Repro1

Institusi Afiliasi : 1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat 25613

Korespondensi

Dr. dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, M.KM

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

Jl.Perintis Kemerdekaan, Padang, Sumatera Barat, 25148

Email : [email protected]

Alamat email :

AYW : [email protected]

DGAN : [email protected]

YM : [email protected]

Nama Pembimbing Paraf

Dr. dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, M.KM

Dr. Yessy Markolinda, S.Si., M.Repro

Page 165: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

ABSTRAK

Tujuan. Perilaku merokok remaja saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. Data BPS

menunjukan Sumatera Barat termasuk di dalam 10 provinsi dengan jumlah perokok usia remaja

terbanyak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang. Metode. Penelitian

analitik kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. sampel pada penelitian ini sebanyak 180

responden diambil menggunakan teknik accidental sampling. Analisis data menggunakan

analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik chi-square dengan derajat kepercayaan

95% (α=0,05) dan analisis multivariat dengan uji regresi logistic. Hasil. Hasil penelitian

menunjukan tingkat pengetahuan (p=0,000, POR 38,647), Sikap (p=0,000, POR 35,077),

pengaruh orang tua (p=0,000, POR 3,667), pengaruh teman sebaya (p=0,000, POR 23,125),

pengaruh iklan rokok (p=0,840), alasan psikologis (p=0,000, POR 64,917). Hasil analisis

multivariate menunjukan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku merokok adalah

alasan psikologi POR = 64,917. Kesimpulan. Pengetahuan, sikap, pengaruh orang tua, pengaruh

teman sebaya, dan alasan psikologis memiliki hubungan bermakna dengan perilaku merokok.

Alasan psikologis adalah variabel yang paling berpengaruh. Disarankan kepada tenaga pendidik

di SMPN 12 Padang perlu melakukan upaya preventif dengan memberikan edukasi berkala

kepada siswa tentang bahaya merokok.

Kata Kunci : Remaja, Perilaku Merokok

Page 166: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

ABSTRACT

Objective. Adolescent smoking behavior is currently experiencing a significant increase. BPS

data shows that West Sumatra is included in the 10 provinces with the highest number of

adolescent smokers in Indonesia. This study aims to determine the factors associated with

smoking behavior in students at SMPN 12 Padang. Method. Quantitative analytic research, with

approach cross sectional. the sample in this study were 180 respondents were taken using

accidental sampling technique. Data analysis used univariate analysis, bivariate analysis

withstatistical test chi-square with 95% confidence degree (α=0.05) and multivariate analysis

with logistic regression test. Result. The results of the study show knowledge level (p= 0.000,

POR 38.647), attitude (p= 0.000, POR 35.077), influence of parents (p= 0.000, POR 3.667), peer

influence (p= 0.000, POR 23.125), influence of cigarette advertising (p= 0.840), psychological

reasons (p= 0.000, POR 64.917). The results of multivariate analysis showed that the most

influential variable on smoking behavior was the psychological reason POR= 64,917.

Conclusion. Knowledge, attitude, parental influence, peer influence, and psychological reasons

have a significant relationship with smoking behavior. Psychological reasons is the most

influential variables. It is recommended that educators at SMPN 12 Kota need to make

preventive efforts by providing periodic education to students about the dangers of smoking.

Keywords : Teenagers, Smoking Behavior

Page 167: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Pendahuluan

Tembakau dapat dihasilkan dari beberapa jenis tanaman yaitu, nicotina tabacum, nicotina

rustica dan spesies lain. Merokok atau Mendukung asap rokok dapat membahayakan kesehatan

dan menyebabkan kematian karena rokok mengandung 4000 zat adiktif termasuk karbon

monoksida, nikotin dan tar yang bersifat adiktif dan karsinogenik (1)

.

Perokok di Dunia menurut WHO (2016) lebih dari 1,1 miliar penduduk dunia berusia ≥ 15

tahun adalah perokok dengan persentase sebesar 21,9%. Persentase perokok di Afrikasebesar

13,9%, Amerika sebesar 16,9%, Eropa sebesar 28,7% dan Asia Tenggara sebesar 24,8% (2)

.

Tobacco Free Kids tahun (2020) dalam Framework Convention on Tobacco Control

(FCTC) merekomendasikan negara-negara mendanai pengendalian tembakau dan promosi

kesehatan sebesar 250 Miliar dolar tetapi hanya menghabiskan 1 Miliar dolar untuk mengontrol

tembakau, termasuk Indonesia dengan 2% dialokasikn untuk program sosial, ekonomi dan

kesehatan melalui program JKN diatur dalam UU cukai PMK 22/2017 (3)

.

Data dari Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) tahun 2016, menunjukan

di wilayah Asean, Indonesia merupakan Negara dengan presentase angka perokok tertingi

dengan usia 13-15 tahun sebesar 19,4%. Selanjutnya terdapat Negara Malaysia sebesar 14,8%

dan Filipina sebesar 14,5% (4)

.

Menurut Riskesdas tahun 2018, prevalensi merokok remaja di Indonesia yang berusia ≥

10 tahun sebesar 28,9% pada tahun 2018. Prevalensi merokok tertinggi terdapat pada Provinsi

Lampung yaitu sebesar 28,1%, Bengkulu 27,8%, Gorontalo 27,4%, Jawa Barat 27,1% dan

Sumatera Barat 26,9%. Prevalensi merokok pada remaja usia sekolah (10-18 tahun) di Indonesia

mengalami kenaikan sebesar 9,1%, di bawah target RPJMN 2019 yang menargetkan prevalensi

sebesar 5,4% (5)

.

Page 168: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Data prevalensi dari Badan pusat statistik (BPS) tahun 2018 menunjukan bahwa

Sumatera Barat termasuk di dalam 10 provinsi dengan jumlah perokok usia remaja terbanyak di

Indonesia dengan persentase merokok pada umur ≥ 15 tahun sebesar 35,%. Di Kota Padang

jumlah perokok pada anak usia dibawah 20 tahun mencapai 66,2%. Penelitian yang dilakukan di

lima sekolah, didapatkan data bahwa dari 1000 siswa didapatkan 59% siswa merokok (6,7)

.

Kehidupan remaja yang dimulai pada usia sekolah menegah sangat mudah untuk

terpengaruh terhadap hal-hal yang bersifat pencarian jati diri dan gaya, termasuk kebiasaan

merokok. Semakin muda seseorang mulai merokok, semakin besar kemungkinan mereka untuk

terus merokok, dan semakin besar juga resiko yang akan dialaminya (8)

.

Menurut teori dari Lawrence W. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2014) menyatakan

bahwa faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah faktor predisposisi (predisposisi

factor) merupakan faktor dasar motivasi untuk bertindak.. Faktor pemungkin (enabling factor)

merupakan faktor yang memungkinkan suatu motivasi pelaksana dan faktor penguat (reinforcing

factor) merupakan faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang (9,10)

.

Perilaku merokok pada remaja saat ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu

internal dan eksternal. Fakor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri remaja tersebut

seperti pengetahuan dan sikap. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekitar

yang dapat mempengaruhi remaja dalam berperilaku seperti pengaruh dari keluarga dan teman

sebaya dan iklan rokok (11)

.

Sikap remaja sangat berpengaruh terhadap perilaku merokok. Sikap remaja terhadap

perilaku bisa berwujud positif ataupun negatif. Sikap negatif mempunyai kecenderungan

berperilaku merokok sedangkan sikap positif cenderungan berperilaku tidak merokok. Hal ini

akan dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktor pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor

Page 169: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, pengalaman pribadi, lembaga

pendidikan, lembaga agama dan emosi dari dalam individu (12)

.

Teman sebaya dapat menjadi faktor dominan dalam perilaku merokok pada remaja

merokok. Merokok dijadikan untuk meningkatkan status sosial anak laki-laki diantara teman-

teman mereka dan meningkatkan rasa percaya diri, lebih dewasa, dan lebih kaya dari rekan-rekan

mereka (8)

.

Iklan rokok sebagai media promosi rokok sangat potensial mempengaruhi perilaku

merokok remaja. Karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan

adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok sehingga terlihat seakan orang yang merokok

adalah orang yang sukses dan tangguh yang dapat melalui rintangan apapun. Hal ini membuat

remaja mulai mengenal dan mencoba untuk merokok (13)

.

Alasan psikologis juga dapat mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. Menurut

Wulan (2012), perilaku merokok pada remaja umumnya karena faktor psikososial antara lain

karena ikut-ikutan, mencontoh orang tua dan saudara kandung, ikut mencontoh teman sebaya,

ingin disebut dewasa, coba-coba dan lain-lain. Penelitian yang dilakukan oleh Sabri, dkk

didapatkan lebih dari tiga SMP terpilih di Kota Padang, 27,7% atau seperempat dari sampel yang

didapat pernah merokok dan semuanya laki-laki, yang mencoba merokok pada usia kurang dari

10 tahun sebanyak 29%, murid yang masih merokok 37%, hampir seperlima atau 46% sudah

ketagihan merokok dan murid yang pernah merokok yang latar belakang orangtuanya perokok

sebanyak 77,1% (8)

.

Penelitian yang dilakukan oleh Damang (tentang faktor yang berhubungan dengan

perilaku merokok pada remaja di SMP Negeri 7 Langgudu Kabupaten Bima. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada hubungan faktor kontrol orang tua (p 0,000), kontrol diri (p 0,001),

Page 170: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

teman sebaya (p 0,008), dan sikap (p 0,004) dengan perilaku merokok pada siswa. Sedangkan

faktor pengaruh iklan (p 0,154) tidak berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja (14)

.

Remaja yang merokok dan mengalami ketergantungan sering beranggapan bahwa rokok

tidak memiliki dampak negatif bagi kesehatannya, padahal rokok memiliki efek samping jangka

pendek yaitu stres, batuk, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, penyakit periodontal,

hingga ulkus peptikum. Ketergantungan lain rokok dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi

seperti menurunnya kualitas sperma dan disfungsi ereksi(15,16)

.

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah merokok pada remaja diatur dalam PP

Republik Indonesia Nomor 109 tahun 2012 pasal 25 yang menyatakan bawah pemerintah daerah

wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di media dan menetapkan ketentuan iklan rokok (17)

.

Dalam Undang Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pada pasal 59

dan pasal 67 menyatakan bahwa negara dan pemerintah wajib bertanggung jawab memeberikan

perlindungan khusus kepada anak yang menjadi korban zat adiktif (18)

.

Pemerintah kota Padang juga telah menetapkan peraturan daerah No. 24 tahun 2012

tentang kawasan tanpa rokok dalam penciptaan Kota Padang sebagai kota layak anak (19)

.

Menurut peneliti kebijakan ini belum sepenuhnya dijalankan karena masih banyak remaja di kota

padang yang merokok dan masih banyak orang merokok di kawasan tanpa rokok.

Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas yang menunjukan bahwa kebanyakan

perokok adalah remaja, hal ini berdasarkan Riskesdas tahun 2018 yang menyatakan remaja

perokok di Indonesia ≥ 10 tahun sebesar 28,9% (5)

. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa di SMP N 12 Padang.

Page 171: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Metode

Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif, dengan pendekatan cross

sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability sampling yaitu

accidental sampling, menurut Sugiyono (2013) Nonprobability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam Accidental Sampling setiap populasi yang

memenuhi syarat dapat dijadikan sampel, pada penelitian ini jumlah sampel sebanyak 180.

Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik chi-square

dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dan analisis multivariat dengan uji regresi logistic.

Hasil

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil dari 180 responden yang diteliti, lebih dari

separuh sudah merokok yaitu 98 orang (54,4%) dan separuh responden belum pernah merokok

yaitu 82 orang (45,6) pada siswa di SMP 12 Padang. Pada penelitian ini juga ditemukan jumlah

rokok yang dihisap 1-10 batang perhari (57,2%) dan sebanyak (51,7%) dengan jenis rokok yang

dihisap adalah filter. Lebih dari separuh remaja 51,1% merokok ketika berkumpul bersama

teman- temannya. Ditemukan 52,8% remaja mendapakan rokok dari temannya. Peneliti juga

menemukan 42,8% responden menyatakan bahwa merokok itu menyenangkan dan 37,2%

responden menyatakan merokok membantu mengurangi rasa marah cemas dan gelisah. Pada

penelitian ini juga ditemukan 51,7 responden tidak pernah merokok ketika bangun pagi dan

54,4% responden menyatakan ingin merokok di pagi hari ketika bangun tidur.

Page 172: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 180 responden, separuh responden

yaitu 90 orang (50,0%) memiliki pengetahuan rendah tentang merokok,. hasil penelitian pada

variabel sikap ditemukan 78 orang (43,3%) memiliki sikap negatif tentang perilaku merokok.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 180 responden yang diteliti

ditemukan pengaruh orang tua yang mendukung perilaku merokok yaitu 90 responden (50%).

Pada variabel pengaruh teman sebaya ditemukan sebanyak 78 orang (43,3%) memiliki pengaruh

teman sebaya terhadap perilaku merokok.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 180 responden yang diteliti ditemukan

pengaruh iklan yang mendukung perilaku merokok adalah 175 responden (97,2%). Pada variabel

alasan psikologis ditemukan yang mendukung adalah 88 responden (48,9%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa di SMPN 12 Padang

memperlihatkan bahwa responden yang merokok lebih banyak pada responden yang memiliki

pengetahuan rendah (45,0%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan tinggi

(9,4%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang

artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12

Padang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SMPN 12 Kota Padang

memperlihatkan bahwa Responden yang merokok lebih banyak pada sikap negatif (40,0%)

dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap positif (14,4%). Hasil uji statistik

menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan

antara sikap dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Responden yang merokok lebih banyak

memiliki pengaruh orang tua mendukung (35,0%) dibandingkan dengan responden yang

Page 173: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

memiliki pengaruh orang tua tidak mendukung (19,4%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi

square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara pengaruh orang tua

dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa di SMPN 12 Kota Padang yang

memperlihatkan Responden yang merokok lebih banyak memiliki pengaruh teman sebaya

mendukung (38,9%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pengaruh teman sebaya

tidak mendukung (15,6%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai

p=0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku

merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa Responden yang merokok lebih

banyak mengalami pengaruh iklan rokok Mendukung (53,3%) dibandingkan dengan responden

yang mengalami pengaruh iklan rokok tidak Mendukung (1,1%). Hasil uji statistik menggunakan

uji chi square didapatkan nilai p=0,840 (p>0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara

pengaruh iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SMPN 12 Padang

memperlihatkan hasil responden yang merokok lebih banyak pada alasan psikologisnya

mendukung (63,3%) dibandingkan dengan alasan psikologis yang tidak mendukung (44,2%).

Hasil uji statistik didapat nilai p=0,001 (p<0,05) artinya tidak ada hubungan antara alasan

psikologis dengan perilaku merokok pada siswa di SMPN di Kota Padang tahun 2020.

Berdasarkan hasil analisis multivariat yang dilakukan pada siswa di SMPN 12 Padang

didapatkan alasan psikologis sebagai variabel yang paling berpengaruh dibandingkan dengan

variabel lainnya dengan nilai POR = 17,161 yang artinya responden yang memiliki alasan

Page 174: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

psikologis yang mendukung berpeluang 17,161 kali untuk berperilaku merokok dibandingkan

dengan responden yang memiliki alasan psikologis yang tidak mendukung untuk merokok.

Pembahasan

Pengetahuan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang

bahaya merokok, zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam rokok dan efek samping yang

timbulkan akibat rokok. Menurut peneliti penyebab rendahnya pengetahuan adalah siswa tidak

memahami dengan baik informasi dan edukasi yang diberikan guru dan orangtua. Upaya yang

dilakukan untuk memberdayakan remaja yaitu melalui pendidikan teman sebaya seperti

pembentukan RADAR (Remaja Aktif Duta Anti Rokok).

Dalam penelitian ini yang menjadi pembahasan dan indikator yang digunakan untuk

mengukur sikap yaitu aspek koknitif sikap menerima ajakan untuk merokok, dan pengetahuan

mengenai bahaya rokok, aspek afektif meliputi perasaan suka/tidak suka terhadap perilaku

merokok), dan aspek konatif meliputi keinginan untuk merokok. Untuk mengatasi sikap negatif

diperlukan berbagai upaya seperti berbagi pengalaman kepada siswa tentang akibat buruk

merokok dengan cara mengirimkan orang yang mempunyai pengalaman menarik tentang akibat

buruk rokok. Selain itu juga sekolah dan orang tua bisa memberikan pendidikan moral kepada

siswa agar siswa menjaga sikapnya dan tidak merokok di tempat yang dilarang untuk merokok

serta diharapkan kepada para orang tua agar bisa mengawasi pergaulan anak-anaknya mengingat

sikap negatif ini bisa dipengaruhi oleh pengaruh orang yang luar/terdekat.

Pada penelitian ini yang menjadi pembahasan pengaruh orang tua adalah pengaruh orang

tua yang mendukung perilaku anak, peran orang tua jika anak merokok, bagaimana tindakan

orangtua jika anaknya merokok, dan apakah siswa pernah merokok dengan keluarga/orang

tuanya. Menurut peneliti, seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Jika mereka

Page 175: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

melihat orang tua merokok maka ia juga ingin mencoba rokok. Ketika orang tua mengasuh

anak-anaknya, maka akan terbentuk interaksi antara orang tua dan anak. Orang tua memiliki

pengaruh pada anak nya dalam hal merokok, khususnya orang tua perokok, kemungkinan besar

akan membuat anaknya meniru perilaku merokok yang lakukan oleh orang tuanya. Diharapkan

orang tua bisa memberikan sikap tegas kepada anaknya untuk tidak merokok, menasihati

anaknya jika merokok dan memberikan hukuman yang sewajarnya kepada anak jika tidak patuh

dengan nasihat orang tua.

Dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur bagi pengaruh teman sebaya adalah

keinginan responden jika temannya menawarkan rokok dan bagaimana tindakan temannya

merokok. Remaja akan cenderung ingin di terima dalam kelompoknya, sehingga remaja akan

berpotensi meniru apa yang dilakukan oleh teman sebayanya. Demikian pula jika anggota

kelompok memiliki perilaku merokok, maka remaja akan cenderung mengikuti hal yang sama

pula tanpa memperdulikan akibatnya. Didalam kelompok sebaya, remaja akan berusaha

menemukan konsep dirinya. Disini dia bersama teman sebayanya tanpa memperdulikan sanksi-

sanksi dewasa kelak. Kelompok sebaya akan memberikan dimana tempat remaja bersosialisasi

dimana nilai yang di dapat bukan nilai yang di terpakan oleh orang dewasa. Untuk menghindari

pengaruh teman yang merokok ini sebaiknya remaja banyak mencari tahu informasi tentang

bahaya rokok, menghindar dari teman-teman yang sedang merokok dan yakin bahwa rokok

bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan teman.

Melihat iklan rokok di media cetak dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa

perokok adalah lambang sifat jantan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk

mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Iklan rokok di berbagai media cetak

ataupun elektronik membuat remaja mudah terpengaruh. Iklan rokok memiliki peran yang sangat

Page 176: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

besar dalam mempengaruhi perilaku merokok pada remaja, Untuk mencegah pengaruh iklan

pada remaja, remaja harus bisa menghindarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan rokok

seperti tidak melihat iklan rokok, poster rokok. selain itu pihak sekolah harus bisa membuat

aturan tegas untuk melarang iklan rokok di lingkungan sekitar sekolah dan Pemerintah mengawasi

dan membatasi iklan rokok pengaturan jam tayang iklan rokok di televise, radio ataupun internet

dan tidak memasang iklan rokok di sekolah. Selain itu sponsor iklan rokok saat adanya kegiatan

pertandingan atau olimpiade sebaiknya ditiadakan. .

Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan-tuntutan psikologis yang harus dipenuhi,

jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Remaja pun juga seperti itu, jika

tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan dalam

perkembangannya menuju kedewasaan. Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan

oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan

kelompoknya karena mereka sangat tertatik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain

terikat dengan kelompoknya. alasan psikologis yang menyebabkan seseorang merokok yaitu

demi relaksasi, serta mengurangi kecemasan, kebosanan, ketegangan, ingin mencoba,

menghilangkan stresnya dengan refresing dan ingn diterima dalam pergaulan. Untuk mengatasi

rasa ingin tahu remaja yang tinggi tentang rokok orang tua, guru perlu memberikan pengarahan

kepada remaja tentang bahaya merokok, edukasi mendalam dan adanya kerja sama dari sekolah

dan puskesmas untuk lebih tingkatkan program penyuluhan dan terapi, pengawasan orangtua

lebih terhadap pergaulan anak anak.

Kesimpulan

Pengetahuan, sikap, pengaruh orang tua, pegaruh teman sebaya dan alasan psiklogis

menunjukan ada hubungan yang bermakna dengan perilaku merokok pada siswa dengan nilai

Page 177: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

p=0,000, kemudian tidak ada hubungan antara pengaruh iklan rokok dengan perilaku merokok

pada siswa dengan nilai p=0,840. Alasan psikologis adalah variabel yang paling berpengaruh

dengan nilai POR = 64,917 terhadap perilaku merokok pada siswa di SMPN 12 Padang.

Diharapkan kepada tenaga pendidik di SMPN 12 Kota Padang perlu melakukan upaya-

upaya preventif dengan memberikan edukasi berkala kepada siswa tentang bahaya merokok,

memberikan penyuluhan melalui video dan gambar kerusakan organ ubuh akiba merokok,

sehingga bisa mendatangkan rasa aku remaja untuk merokok, membentuk group diskusi di

sekolah dan bekerjasama dengan Puskesmas terdekat untuk memberikan terapi rokok kepada

siswa yang kecanduan rokok.

Penghargaan/pengakuan

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Andalas, kepada Dosen pembimbing atas bimbingannya, kepada seluruh dosen dan

staf akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas dan kepala kepala sekolah

dan guru BK SMPN 12 Padang beserta seluruh jajaran yang turut berpartisipasi dan membantu

dalam penelitian ini.

Page 178: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

DAFTAR PUSTAKA

1. Alamsyah A. Determinan Perilaku Merokok Pada Remaja. J Endur. 2017;2(1):25.

2. Ngatwadi. Pengaruh Orang Tua, Iklan Dan Teman Sebaya Terhadap Kebiasaan Merokok

Siswa Di Sma Negeri 5 Langsa. 2020;3(1):44–53.

3. Tobacco Free Kids. Strategic Investment of Tobacco Tax Revenue. 2020;(January):1–7.

Available from:

https://www.tobaccofreekids.org/assets/global/pdfs/en/strategic_investment_tobacco_tax_

revenue.pdf

4. Southeast Asia Tobacco Control Alliance. Indonesia Negara dengan Jumlah Perokok

Terbanyak di Asean [Internet]. 2019/09/09. 2016. Available from:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/09/angka-remaja-indonesia-yang-

merokok-tertinggi-di-asean

5. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Vol. 44. Jakarta; 2018.

6. Badan Pusat Statistik. Persentase Merokok Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun Menurut

Kelompok Umur, 2015-2018 [Internet]. 2020. 2019. Available from:

https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/07/02/1517/persentase-merokok-pada-

penduduk-umur-15-tahun-menurut-kelompok-umur-2015-2018.html

7. Sari A, Kesehatan P, Padang K. Perilaku Merokok di Kalangan Siswa Sekolah Menengah

Atas di Kota Padang Smoking Behavior among High School Students in Padang City.

11:238–44.

8. Sabri YS, Khairsyaf O, Awal R. Profil Merokok pada Pelajar di Tiga SMP di Kota

Padang. J Kesehat Andalas. 2015;4(3):973–7.

9. Baharrudin. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada anak usia

remaja madya. Universitas Nusantara PGRI Kediri; 2017.

10. Notoadmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. pertama. PT Asdi Mahasatya, editor.

Jakarta: PT RINEKA CIPTA; 2003. 114–125 p.

11. Partiningsih N. Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Perilaku Merokok Siswa Laki-Laki

Di SLTP 33 Padang Tahun 2013. 2014.

12. Negoro SH. Pembentukan Sikap Oleh Perokok Remaja Melalui Peringatan Bahaya

Merokok Pada Kemasan Rokok. Interak J Ilmu Komun. 2017;5(2):112.

13. Rachmat M, Thaha RM, Syafar M. Perilaku Merokok Remaja Sekolah Menengah

Pertama. Kesmas Natl Public Heal J. 2013;7(11):502.

14. Damang SA, Syakur R, Andriani R. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok

Pada Remaja Di Smp Negeri 7 Langgudu Kabupaten Bima. J Komunitas Kesehat Masy.

2019;1(1):32–9.

15. Munir M. Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Risiko Merokok pada Santri

Mahasiswa di Asrama UIN Sunan Ampel Surabaya. Klorofil. 2018;1(2):93–104.

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan

Page 179: UNIVERSITAS ANDALAS FAKTOR-FAKTOR YANG …

Tabel

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada

Siswa Di SMP Negeri 12 Padang

Perilaku Merokok Frekuensi (f) Persentase (%)

Merokok 98 54,4

Tidak Merokok 82 45,6

Total 180 100.0

Tabel 2

Hubungan Antara Alasan Psikologis Dengan Perilaku

Merokok PadaSiswa Di SMP 12 Padang

Variabel

Perilaku Merokok POR

(95%

CI)

p-

value

Merokok Tidak

Merokok Total

f % f % f %

Alasan Psikologis :

Mendukung

Tidak Mendukung

Jumlah

82

16

98

45,6

8,9

54,4

6

76

82

3,3

42,2

45,6

88

92

180

48,9

51,1

100,0

64,917

(24,150-

174,497)

Tabel 3

Full Model Analisis Multivariat Variabel Yang Paling

Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa di SMP N 12 Padang

Variabel Nilai p POR 95% CI

Lower Upper

Pengetahuan 0,049 3,854 1,009 14,729

Sikap 0,401 1,999 0,398 10,055

Pengaruh Orang Tua 0,384 0,607 0,197 1,868

Pengaruh Teman Sebaya 0,252 2,225 0,567 8,728

Pengaruh Iklan Rokok 0,259 5,600 0,282 111,359

Alasan Psikologis 0,000 17,161 4,617 63,788