Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKANBAGIAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN LANGGANAN
DALAM MEMBELI LAYANAN MEDICAL CHECK UPRUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA
TAHUN 2012
TESIS
DEASTRI PRATIWI1106039705
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATPROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS INDONESIADEPOK
JANUARI 2013
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKANBAGIAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN LANGGANAN
DALAM MEMBELI LAYANAN MEDICAL CHECK UPRUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA
TAHUN 2012
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
DEASTRI PRATIWI1106039705
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATPROGRAM STUDI PASCA SARJANA
KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKITUNIVERSITAS INDONESIA
DEPOKJANUARI 2013
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa Syukurillaah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan
karunia –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Analisis
Faktor- Faktor yang Dipertimbangkan Bagian Kepegawaian Perusahaan Langganan
dalam Membeli Layanan Medical Check Up Rumah Sakit Pusat Pertamina Tahun 2012”
Penyusunan tesis ini dapat terlaksana berkat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orang Tuaku Papi Drs. H. Amir Syarifuddin Ishak SH., M.BL Mbuy
Dra. Hj. Isnaini May B.Sc., MM., tiada kata yang dapat terucapkan hanya rasa
syukur kepada Allah SWT karena diberikan orang tua yang hebat yang selalu
mendoakan dan mendukung anaknya. Terimakasih atas hesabaran, kepercayaan,
kasih sayang dan semangat yang selalu diberikan, Hanya Allah yang dapat
membalas semua jasa papi dan mbuy dengan Jannah Nya kelak, Aamiin.
2. Saudara- saudaraku (Liza Anggraeni S.Psi., M. Psi., dr. Hj. Widya Lestari, dr.
Elen Melinda) Saudara ipar ku (dr. Faisal Mi’raj Sp.OT dan drg. Aditya Ardian),
Keponakanku yang tersayang (Farras Hafidz Abriel, Muhammad Hafidz Akilah
dan Ammar Daryl Ardian) terimakasih atas cinta dan kasih sayang dukungan
doa dan semangat kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan.
3. Ibu Kurniasari S.KM, M.SE selaku pembimbing tesis ini , yang telah banyak
meluangkan waktu nya dengan sabar untuk memberikan arahan, pembelajaran
dan ilmu yang banyak sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.
4. Seluruh Jajaran Direksi RSPP khususnya Direktur RSPP dr. Mustafa Fauzi
Sp.An, Wadir Pelayanan Medis dr. Wid Patria Sp.S atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk belajar dan melakukan penelitian di RSPP.
5. Seluruh staff dan karyawan bagian Sumber Daya Manusia RSPP terutama Ibu
Ida Chairani S.Psi dan Mba Yuni yang sedari awal telah membantu mulai dari
kepengurusan surat hingga selesai.
6. Seluruh staff dan Karyawan bagian Manajemen Bisnis RSPP terutama Kepala
Manajemen Bisnis Bapak dr. Syafik Ahmad, Kepala Pemasaran Ibu Mardalena
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
vi
S.Sos., MARS., terimakasih banyak tak terhingga atas kepercayaan, perjuangan,
kemudahan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis sejak mulai
residensi hingga tesis ini selesai. Mba Ken, Mas Dolly, Mba Tari, Mas Hadi,
Mba Yuli dan staff lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
terimakasih banyak atas bantuan, kesabaran, doa dan semangat yang diberikan
hingga tesis ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh staff dan karyawan Instalasi Medical Check Up RSPP terutama Kepala
Instalasi dr. Siselia Titis M.KK, Kepala Perawatan Ibu Ety, Mas Yunus, Seluruh
Perawat, staff admin dan dokter di Instalasi MCU, terimakasih atas waktu dan
bimbingan yang diberikan kepada penulis.
8. Seluruh Jajaran Direksi dan staff RS Trisakti Tangerang terimakasih atas
semangat, doa, pengertian perhatian yang tidak pernah berhenti diberikan
kepada penulis.
9. Seluruh Perusahaan yang menjalin kerjasama dengan MCU RSPP selama tahun
2011- 2012 terimakasih banyak atas partisipasinya sebagai sampel dan populasi
tesis ini.
10. Seluruh staff pengajar, staff akademik, dan administrasi di FKM UI atas segala
inspirasi, pengetahuan, arahan, dan fasilitas yang penulis dapatkan selama
penulis menempuh pendidikan ini.
11. Rekan-rekan seangkatan Program Pasca Sarjana FKM UI yang telah memberi
dukungan, semangat, masukan-masukan dan saran-saran dalam penyusunan dan
perbaikan tesis ini.
12. Keluarga Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc. Ph.D atas dukungan semangat dan doa
yang diberikan kepada penulis.
13. Last but not Least terimakasih banyak kepada Dipl. Ing. Tegar Yulian Rinaldy
ST., MT. atas doa, semangat, saran dan kesabarannya selama ini. Terimakasih
telah menjadi Inspirasi dan sahabat sejati dalam penulisan tesis ini.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
vii
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangan, sehingga
dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik, saran dan semua koreksi dari
semua pihak untuk dapat melengkapi dan memperbaiki tesis ini.
Akhir kata penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Januari 2013
Penulis
Deastri Pratiwi, dr.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
ix
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : dr. Deastri PratiwiJenis Kelamin : PerempuanTempat, Tanggal lahir : Jakarta, 1 Agustus 1984Status Pernikahan : Belum menikahAgama : IslamAlamat : Jl. Pendidikan No. 50 Rt.010/ Rw.006
Bintaro – Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12320
Riwayat Pendidikan
2006 – 2009 : Program Profesi Dokter Umum- FK Trisakti,Jakarta
2002 - 2006 : Program Sarjana S-1 Kedokteran- FK Trisakti,Jakarta
2000 – 2002 : SMU Al- Azhar I, Jakarta1998 – 2002 : SMP Al-Azhar Pusat, Jakarta1993 - 1998 : SD Al-Azhar Pusat, Jakarta1991 - 1993 : TK Hang Tuah VII, Jakarta
Riwayat Pekerjaan
Maret 2005 : Surveyor untuk SwissContact EnvironmentProject, Jakarta
April – Desember 2005 : Dermatologist& Key Speaker – Biore “Just BeYou!” roadshows, JaBoDeTaBek
2006-2007 : Dermatologist& Key Speaker – Vaseline“Healthy Moments” Event Promotions, wilayahJaBoDeTaBek – Bandung
Januari – Desember 2010 : Junior Medical Manager and Medical Advisor(Key Speaker) Road show event product naturalPT. Darya Varia Laboratoria, Tbk. (Blood Care,HOBAT, Natur E dan Decolgen Herba Flu).
Januari - Agustus 2011 : Dokter dan Analis Kesehatan Medical Check UpKlinik Westerindo, Jakarta.
Agustus 2011- Oktober 2012 : Kepala Bagian Pemasaran RS Trisakti,Tangerang.
Januari 2011- Sekarang : Sebagai Staff Pengajar (Dosen) di AkademiKebidanan Karya Bunda Husada (Akbid- KBH)dan Akademi Kebidanan Cipta Daya Husada(Akbid- CDH), Karawaci- Tangerang.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
x
ABSTRAK
Nama : Deastri PratiwiProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah Sakit (KARS)Judul Tesis : Analisis Faktor- Faktor yang Dipertimbangkan Bagian
Kepegawaian Perusahaan Langganan dalam MembeliLayanan Medical Check Up Rumah Sakit PusatPertamina Tahun 2012
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan bagiankepegawaian perusahaan langganan dalam membeli Layanan Medical Check UpRumah Sakit Pusat Pertamina Tahun 2012. Penelitian ini juga menentukan faktor-faktor apa saja yang berperan paling besar sebagai pertimbangan bagian kepegawaianperusahaan langganan dalam membeli layanan Medical Check Up RSPP Tahun 2012.
Dalam penelitian ini digunakan 31 (tiga puluh satu) variabel dengan populasipenelitian perusahaan pelanggan MCU RSPP yang telah menjalin kerjasama denganMCU RSPP selama 2 (dua) tahun berturut- turut yaitu tahun 2011- 2012 sebanyak 88(delapan puluh delapan) perusahaan. Sebanyak 45 (empat puluh lima) perusahaansebagai responden yang diambil dengan teknik purposive sampling.
Metode Principal Component Analysis (PCA), menghasilkan 6 (enam) faktoryang dipertimbangkan bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam membeliLayanan Medical Check Up Rumah Sakit Pusat Pertamina Tahun 2012 dan mampumenjelaskan 25 variabel dalam data, yaitu sebesar 79,3 persen. Keenam faktor tersebutadalah Faktor 1 (Alat Promosi yang Menarik dan Informatif), memiliki eigen valuesebesar 10,077 dan variansi sebesar 40,3 persen. Faktor 2 (Kecukupan TersedianyaTempat Parkir) memiliki eigen value sebesar 2,719 dan variansi sebesar 10,8 persen.Faktor 3 (Mutu Produk) memiliki eigen value sebesar 2,062 dan variansi sebesar 8,2.Faktor 4 (Kesesuaian Harga) memiliki eigen value sebesar 1.487 dan variansi sebesar5,9 persen. Faktor 5 (Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan) memiliki eigen valuesebesar 1,305 variansi sebesar 5,2 persen. Faktor 6 (Transportasi menuju Rumah Sakit)memiliki eigen value sebesar 1,026 dan variansi sebesar 4,1 persen. Ketepatan modelyang dihasilkan berdasarkan hasil estimasi matriks faktor adalah sebesar 38 persen atausebanyak 115 residual dengan nilai absolut di atas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwamodel memiliki ketepatan sebesar 62 persen pada tingkat penyimpangan 5 persen.
Kepustakaan 49 (1970- 2012), Gambar 13, Tabel 23, Lampiran 16.Kata Kunci: Analisis Faktor, Pemasaran, , Bauran Pemasaran, Perusahaan Langganan,
Medical Check Up.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
xi
ABSTRACT
Name : Deastri PratiwiStudy Major/Program : Hospital Administration Studies (KARS)Title of Thesis : Analysis of Considered Factors in Human Resources &
Development Departments of Existing CorporateClients in Purchasing to Medical Check-Up Services ofPertamina Central Hospital in 2012.
The problems derived from the study - be that as it may, were the factorsconsidered by the clientele of Human Resources Departments In Subscribing to MedicalCheck-Up Service of Pertamina Central Hospital in 2012. The purpose of this study wasto analyze and determine the most affecting factors as far as clients are concerned due totheir commitment and preferences in proceeding with the Medical Check-Up ofPertamina Central Hospital in 2012.
In order to decide the most dominant variables representing each factorestablished and in conjunction to assess the other remaining variables included in thefully-formed dominant factors, this study picked out 31 (thirty-one) variables and thepopulation, namely the existing customers of RSPP’s MCU service who have workedclosely over the past 2 (two) consecutive years, 2011-2012.
The mass of the addressed population comprised of 88 (eighty-eight) companiesand the quantity of the respondents taken as study sample were narrowed down to 45(forty-five) companies altogether and conducted by purposive sampling techniques.
The Principal Component Analysis (PCA) method, resulting 6 (six) factors thatwere taken into consideration by the Human Resources Departments of existingcustomers in trying out the Medical Check-Up services provided by Pertamina CentralHospital in 2012 and were able to explain 25 (twenty-five) variables in data, whichamounted to 79,3 percent.The 6 (six) underlying factors as previously mentioned were Factor 1 (Informative andAttractive Promotional Tools) with 10.077 eigen value and 40,3 percent variance.Factor 2 (The Parking Space Availability) with 2,719 eigen value and 10,8 percentvariance. Factor 3 (Product Quality), with 2,062 eigen value and 8,2 percent variance.Factor 4 (Price Reasonability/Affordability), with 1,487 eigen value and 5,9 percentvariance. Factor 5 (Punctuality of Examination Results), with 1,026 eigen value and 4.1percent variance. Last but not least, Factor 6 (Transportation Means to the Hospital),with 1,026 percent of eigen value and a 4,1 percent variance. All the model precisiongenerated were based on the size of residuals, which is the difference from the producedcorrelations; in accordance to the matrix estimation outcome, the factor was as large as38 percent or as many as 115 residuals, with absolute significance value above 0,05.These numbers statistically showed that the model had performed accuracy of 62percent by 0,05 deviation, or 5 percent so to speak/per se.
Bibliography 49 (1970-2012), Figure 13, Table 23, Appendix 16.Keywords: Factor Analysis, Marketing, Marketing Mix,Corporate Clients, MedicalCheck-Up.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... iiSURAT PERNYATAAN........................................................................................ iiiHALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ivKATA PENGANTAR ............................................................................................ vHALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................................... viiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ ixABSTRAK .............................................................................................................. xDAFTAR ISI ........................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL................................................................................................... xivDAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvDAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xviDAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xvii
1. PENDAHULUAN.............................................................................................. . 11.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 11.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 61.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 71.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 71.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 71.6 Ruang Lingkup Penelitian................................................................................. 8
2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 102.1 Rumah Sakit ...................................................................................................... ..102.2 Pelayanan Kesehatan......................................................................................... ..112.2.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Utilisasi Pelayanan Kesehatan............... 112.2.2Konsumen Rumah Sakit.................................................................................. ..112.3 Pemasaran Jasa.................................................................................................. ..122.4 Bauran Pemasaran Produk Jasa ........................................................................ ..152.5 Pemasaran Rumah Sakit .................................................................................... ..212.6 Etika Promosi Rumah Sakit .............................................................................. ..232.7 Medical Check Up ............................................................................................. ..272.8 Konsep Pemasaran dan Orientasi Pada Konsumen........................................... ..282.9 Perilaku Konsumen ........................................................................................... ..292.10 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku konsumen ............................................ ..302.11 Pasar Organisasi dan Perilaku Pasar Organisasi ............................................. ..332.11.1 Perilaku Pasar Organisasi............................................................................. ..332.11.2 Perilaku Pembelian Organisasi .................................................................... ..362.12 Tahap Keputusan Pembelian Organisasi ......................................................... ..372.13 Proses Pembelian Organisasi .......................................................................... ..39
3. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA................. ..433.1Sejarah Rumah Sakit Pertamina......................................................................... 433.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah ............................................................ 443.3 Profil Rumah Sakit Pusat Pertamina ................................................................. 46
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
xiii
3.4 Struktur Organisasi ........................................................................................... 473.5 Fasilitas dan Pelayanan ..................................................................................... 473.6 Sumber Daya Manusia ...................................................................................... 533.7 Produk Unggulan .............................................................................................. 533.8 Unit Medical Check Up RSPP .......................................................................... 54
4. KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .......... ..594.1 Kerangka Teori.................................................................................................. 594.2 Kerangka Konsep .............................................................................................. 614.3 Definisi Operasional Variabel........................................................................... 63
5. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... ..755.1 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 755.2 Unit Analisis, Populasi dan Sampel .................................................................. 755.3 Pengumpulan Data ............................................................................................ 785.4 Skala Pengukuran Data ..................................................................................... 795.5 Uji Instrumen Penelitian ................................................................................... 795.6 Teknik Analisis Data......................................................................................... 865.7 Pengolahan Data................................................................................................ 905.8 Penyajian Data .................................................................................................. 90
6. HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 916.1 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................................... 916.2 Karakteristik Responden Penelitian .................................................................. 936.3 Karakteristik Perusahaan Penelitian.................................................................. 966.4 Hasil Analisis Faktor ......................................................................................... 103
7. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ......................................................... 1147.1 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 1147.2 Pembahasan Karakteristik Responden .............................................................. 1167.3 Pembahasan Karakteristik Perusahaan.............................................................. 1187.4 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................................. 123
8. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 1368.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 1368.2 Saran.................................................................................................................. 140
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 144
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Model Perilaku Konsumen.................................................................... 29Tabel 2.2 Perbedaan Pasar Bisnis dan Pasar Konsumen....................................... 35Tabel 3.1 Jumlah Karyawan RSPP Per Oktober 2012.......................................... 53Tabel 4.1 Model Perilaku Pembeli ........................................................................ 59Tabel 4.2 Definisi Operasional ............................................................................. 64Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner ............................................................... 82Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .............................................. 83Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ........................................................... 85Tabel 5.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian........................................... 86Tabel 6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.......................................... 93Tabel 6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 94Tabel 6.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Dalam Perusahaan ...... 95Tabel 6.4 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jenis Perusahaan ..................... 96Tabel 6.5 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jumlah Karyawan.................... 97Tabel 6.6 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jumlah Karyawan yang
Tertanggung .......................................................................................... 98Tabel 6.7 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Lokasi Perusahaan .................. 99Tabel 6.8 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Lama Bekerja Sama dengan
MCU RSPP ........................................................................................... 100Tabel 6.9 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Paket yang Bekerja Sama........ 101Tabel 6.10 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Harga Per Paket Per Orang ..... 102Tabel 6.11 Hasil Uji KMO dan Barletts Test .......................................................... 103Tabel 6.12 Hasil Uji MSA ...................................................................................... 104Tabel 6.13 Hasil Total Variance Explain ............................................................... 106Tabel 6.14 Hasil Rotated Component Matrix ......................................................... 108
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Pemetaan Kunjungan Pasien Medical Check UpRSPP Tahun 2008- 2011......................................................................3
Gambar 2.1 Bauran Pemasaran Jasa ..................................................................... ..16Gambar 2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen........ ..33Gambar 2.3 Model Perilaku Pembeli Bisnis ......................................................... ..36Gambar 2.4 Urutan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pasar Industri..38Gambar 2.5 Model Proses Pembelian Lima Tahap.................................................42Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi MCU RSPP...........................................54Gambar 3.2 Alur Proses Pemeriksaan Pasien MCU RSPP.....................................57Gambar 3.3 Alur Pelayanan Pasien MCU RSPP....................................................58Gambar 4.1 Model Perilaku Pembeli Bisnis...........................................................60Gambar 4.2 Kerangka Konsep................................................................................62Gambar 6.1 Alur Penyebaran Kuesioner Kepada Perusahaan Langganan ........... 92Gambar 6.2 Scree Plot Total Variance Explain .................................................... 107
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Pengisian KuesionerLampiran 2 Lembar KuesionerLampiran 3 Struktur Organisasi RSPPLampiran 4 Struktur Organisasi Instalasi MCULampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas KuesionerLampiran 6 Deskripsi Statistik Uji Validitas dan Reliabilitas KuesionerLampiran 7 Karakteristik Responden PerusahaanLampiran 8 Desktripsi StatistikLampiran 9 Uji InstrumentasiLampiran 10 Analisis FaktorLampiran 11 Deskripsi Statistik Hasil Uji MSALampiran 12 Deskripsi Statistik Ketepatan Model PenelitianLampiran 13 Surat Keputusan Direktur RSPP Tentang Kebijakan Tarif
Khusus Bagi Perusahaan PelangganLampiran 14 Sasaran Mutu Pelayanan MCU RSPPLampiran 15 Daftar Nama Perusahaan yang Bekerja Sama dengan Instalasi MCU
RSPP tahun 2011sd 2012Lampiran 16 Contoh Brosur dan Paket yang Ditawarkan oleh MCU RSPP
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
xvii
DAFTAR SINGKATAN
EP : Eksplorasi ProduksiFGD : Focused Group DiscussionHRD : Human Resources DevelopmentHSE : Health Safety EnvironmentJOB : Joint Operational BodyMCU : Medical Check UpNP : Non PertaminaPEP : Pertamina Eksplorasi ProduksiPT : Perseroan TerbatasRSPP : Rumah Sakit Pusat PertaminaSMS : Short Messages ServiceUP : Unit PengolahanUPMS : Unit Pemasaran
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
1UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, pertumbuhan usaha di bidang jasa kesehatan
seperti rumah sakit berkembang sangat pesat di Indonesia, hal ini disebabkan oleh
kebutuhan dan permintaan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang semakin
beragam. Oleh karena itu, Menurut Lumenta Benyamin (1989), dari semua sistem
yang membentuk sistem pemberian jasa kesehatan, maka Rumah Sakit merupakan
institusi yang paling kompleks secara organisatoris, paling rumit dalam teknologi
kesehatan dan paling mahal dalam arti terbatasnya sumber daya bagi tak
terbatasnya dedikasi pemberi jasa.
Pemasaran modern memerlukan suatu integrasi dari berbagai macam
komponen yang saling mendukung, sehingga tidak hanya sekedar
mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga menarik dan
lain- lain. Tapi juga dituntut berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada
sekarang dan pelanggan potensial, pihak- pihak yang memiliki kepentingan pada
perusahaan tersebut, dan masyarakat umum. Dalam pemasaran produk atau jasa,
sering kali suatu rumah sakit lebih mementingkan produk yang mereka tawarkan
(product oriented) ketimbang memikirkan pelanggan (customer oriented), padahal
seharusnya rumah sakit lebih memikirkan perilaku pelanggan sehingga nantinya
rumah sakit dapat mengerti apa saja kebutuhan dan permintaan pelanggan. Bauran
pemasaran Rumah Sakit memerlukan perencanaan yang baik dan didukung
dengan pelaksanaan yang terkontrol. Tentunya perlu dipertimbangkan segala
bentuk promosi tanpa meninggalkan etika promosi rumah sakit yang ada.
Setiap pemasar selalu berharap bahwa produknya dapat diterima oleh
pasar. Salah satu indikator diterimanya suatu produk tertentu oleh pasar adalah
terjadinya pembelian berulang-ulang atas produk itu oleh konsumen. Kendala
yang dihadapi oleh pemasar adalah begitu luasnya pasar dan begitu beragamnya
keinginan, tingkat kemampuan, serta sifat dan perilaku pembelian, sehingga
tidaklah mungkin bagi pemasar untuk melayani semua kategori pembeli. Karena
itu pemasar terlebih dahulu harus dapat mengenali kelompok pembeli yang
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
2
UNIVERSITAS INDONESIA
menjadi target pasarnya, sehingga dapat melayani dengan strategi yang tepat dan
sesuai dengan rencana pemasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam merencanakan pemasaran produk maka satu dari sekian konsep
yang paling universal yang telah dikembangkan adalah bauran pemasaran
(marketing mix) yang menurut Kotler (1997) dipusatkan pada empat komponen
(4P) yaitu: Price, Product, Place dan Promotion. Sementara itu menurut Zeithaml
(2000), untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas dengan
penambahan unsur non-traditional marketing mix, yaitu orang (people), Fasilitas
fisik (physical evidence), dan proses (process), sehingga menjadi 7P.
Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) adalah rumah sakit swasta di
wilayah Jakarta Selatan yang juga aktif memasarkan produk layanan
kesehatannya. Untuk terus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan
kesehatan yang paripurna, RSPP juga terus berupaya dalam meningkatkan
pelayanan kesehatannya untuk dapat terus berkompetisi dengan rumah sakit
lainnya. Selain didukung dengan pelayanan yang ramah, fasilitas lengkap, alat
yang canggih, RSPP juga terus berinovasi dengan melakukan differensiasi produk
layanan dan menciptakan produk unggulan untuk dipasarkan kepada masyarakat.
Instalasi Medical Check Up (MCU) merupakan salah satu produk
unggulan RSPP yang mempunyai tingkat permintaan yang cukup tinggi terutama
konsumen dari sektor Perusahaan, selain itu juga, unit MCU RSPP ini merupakan
unit revenue centre yang diharapkan dapat memberikan keuntungan kepada rumah
sakit. Instalasi Medical Check Up RSPP memiliki keunggulannya dalam teknologi
medis yang modern, dengan mengadaptasi sistem “One Stop Service” yang
memberikan layanan terpadu dalam satu atap dan menawarkan berbagai macam
paket pemeriksaan untuk melayani kebutuhan pribadi maupun perusahaan.
Saat ini kunjungan pasien untuk melakukan Medical Check Up di RSPP
jumlahnya terus meningkat, terutama dari pasien Perusahaan yang melakukan
kerjasama dengan Pertamina yang dapat dilihat dalam diagram berikut:
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
3
UNIVERSITAS INDONESIA
Sumber: Data internal unit MCU RSPP, 2011 (Telah diolah kembali)
Gambar 1.2 Diagram Pemetaan Kunjungan Pasien Medical Check Up RSPP
Tahun 2008 – 2011
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan
kunjungan yang cukup signifikan pada pelanggan perusahaan yang setiap
tahunnya terus meningkat dari tahun 2008 berjumlah 1.899 unit, tahun 2009
berjumlah 1.945 unit (naik 2, 42%), tahun 2010 berjumlah 2.092 unit (naik 7,5
%), dan tahun 2011 berjumlah 2.680 unit (naik 28,12%). Sehingga Dapat
diartikan Instalasi Medical Check Up RSPP cukup produktif dalam penjualan
unitnya dan produk yang ditawarkan cukup diminati oleh konsumen dari
perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Medical Check Up RSPP
(perusaahaan langganan).
Keterangan tentang pengelompokkan pasien adalah RSPP merupakan
kelompok pasien yang terdiri dari seluruh pegawai RSPP dan pegawai PT.
Pertamedika yang memang merupakan hak pegawai untuk melakukan
Pemeriksaan MCU setiap tahunnya. Pertamina adalah kelompok pasien yang
terdiri anak perusahaan PT. Pertamina yang diberikan kebebasan untuk memilih
sendiri tempat pemeriksaannya, namun beberapa Perusahaan masih melakukan
pemeriksaan di RSPP. NP- Jaminan adalah Kelompok Non Petamina Jaminan
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
4
UNIVERSITAS INDONESIA
yang terdiri dari Perusahaan Langganan termasuk Asuransi yang memiliki ikatan
kerja sama dengan MCU RSPP untuk pemeriksaan tahunan pegawai ataupun
pemeriksaan untuk kebutuhan pembuatan Asuransi. Sedangkan pasien NP Tunai
(Non Pertamina- Tunai) adalah pasien yang datang sendiri ke MCU RSPP dan
tidak memiliki ikatan kerjasama dengan MCU RSPP. Sehingga selain kelompok
RSPP dan NP Tunai dimasukkan kedalam kelompok Perusahaan Langganan.
Fungsi pemasaran rumah sakit dalam mempromosikan produk Medical
Check Up sangat berperan dalam mempertahankan volume penjualan dalam unit
MCU, dan fungsi bagian kepegawaian dalam suatu perusahaan juga memegang
peranan yang penting dalam keputusan pembelian suatu perusahaan yang
berhubungan dengan kepegawaian salah satunya adalah layanan MCU tahunan
untuk karyawan perusahaannya karena bagian kepegawaian perusahaan langganan
tersebut yang akan menghubungi atau dihubungi untuk urusan selanjutnya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari bagian pemasaran Rumah
Sakit bahwa saat ini beberapa perusahaan telah menggunakan sistem “ Proyek
Tender ” terhadap beberapa Rumah Sakit yang menawarkan layanan Medical
Check Up kepada perusahaannya dengan maksud agar antar vendor Rumah Sakit
dapat bersaing dalam harga dan spesifikasi produk yang akhirnya perusahaan
dapat memutuskan layanan dari Rumah Sakit manakah yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaannya.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kunjungan pasien ke
Instalasi MCU RSPP didominasi oleh pasien dari golongan NP Jaminan,
sedangkan untuk pasien dari kelompok Pertamina sendiri jumlahnya tidak
mengalami peningkatan yang berarti disetiap tahunnya, sehingga pihak
manajemen RSPP perlu memberikan perhatian khusus kepada kelompok NP
Jaminan yang dalam hal ini merupakan perusahaan langganan diluar dari anak
perusahaan PT Pertamina yang didominasi oleh perusahaan yang bergerak di
bidang Minyak dan Gas bumi baik berskala Nasional dan Internasional. Namun
kenyataan yang ada sekarang, pihak manajemen pemasaran RSPP belum
melakukan evaluasi secara khusus tentang pertimbangan yang dilakukan oleh
Bagian Kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli layanan MCU untuk
Perusahaannya. Sedangkan Hal ini penting dilakukan oleh pihak pemasaran RSPP
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
5
UNIVERSITAS INDONESIA
sebagai langkah awal dalam penyusunan rencana pengembangan produk dan
Peningkatan layanan MCU untuk masa mendatang.
Mengingat jumlah kunjungan dari anak perusahaan PT. Pertamina yang
tidak berpengaruh banyak terhadap target penjualan unit MCU setiap tahunnya,
sedangkan pasien dari golongan NP Jaminan jumlahnya terus meningkat setiap
tahunnya, Namun pihak manajemen tidak boleh lengah terhadap ancaman dari
luar yaitu RS Pesaing yang juga memasarkan produk yang sama dengan RSPP,
sehingga tidak menutup kemungkinan bila pihak manajemen RSPP tidak segera
melakukan evaluasi dan meningkatkan pelayanannya maka perusahaan pelanggan
dapat berpindah dan berakibat menurunnya volume penjualan unit MCU RSPP.
Medical Check Up RSPP merupakan salah satu produk unggulan dan
sebagai Revenue Center bagi RSPP karena dengan adanya instalasi MCU
merupakan pintu masuk bagi pasien baru untuk berobat di rumah sakit sehingga
utilisasi produknya perlu mendapatkan perhatian khusus dari manajemen rumah
sakit. Kenyataan bahwa banyaknya RS pesaing yang memiliki produk layanan
yang sama yang ditawarkan kepada konsumen baik pribadi dan perusahaan maka
RSPP perlu melakukan evaluasi terhadap produk yang ditawarkan dan strategi
pemasaran yang dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan minat beli dari
konsumen, merebut pasar pesaing, dan meningkatkan market share dari produk
MCU di pasaran.
Berdasarkan hal diatas maka pihak Rumah Sakit perlu mengetahui
pentingnya Pertimbangan Bagian Kepegawaian perusahaan langganan dalam
membeli Layanan MCU RSPP selama ini, dan diharapkan kedepannya pihak
pemasaran dapat menjadikan hal ini sebagai dasar untuk selalu
mempertimbangkan perilaku pengambilan keputusan dari konsumen perusahaan
langganan, mengetahui sifat dan keinginan konsumen perusahaan terhadap
kualitas produk berdasarkan bukti yang valid di lapangan dan tidak berdasarkan
persepsi pihak manajemen rumah sakit saja, sehingga model pemasaran Produk
MCU dapat lebih terarah lagi dan kedepannya dapat sesuai dengan yang
ditetapkan oleh JCI, yaitu dapat meningkatkan kualitas pelayanan, memberikan
pelayanan yang lebih fokus terhadap pasien dengan standart Internasional. Hasil
akhir yang diharapkan adalah dapat memuaskan kebutuhan konsumen perusahaan
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
6
UNIVERSITAS INDONESIA
dan membuat perusahaan langganan menjadi Loyal terhadap Layanan MCU
RSPP.
Berdasarkan dari hal tersebut, maka bagian Pemasaran RSPP dan Bagian
Pelayanan di Instalasi Medical Check Up RSPP perlu untuk mengetahui faktor-
faktor yang menjadi pertimbangan Bagian Kepegawaian Perusahaan Langganan
dalam membeli Pelayanan MCU untuk perusahaannya, sehingga kedepannya
MCU RSPP dapat terus meningkatkan layanannya menuju kualitas pelayanan
bertaraf Internasional.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa pemasaran suatu produk
kepada perusahaan tidak terlepas dari suatu kebijakan program bauran pemasaran
yang dilaksanakan oleh RSPP dan keputusan pembelian yang dilakukan oleh
Perusahaan tidak lepas dari pertimbangan- pertimbangan yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut. Walaupun saat ini bagian pemasaran RSPP telah
mendapatkan informasi tentang faktor- faktor yang membuat mereka membeli
layanan MCU, Namun Identifikasi lebih mendalam belum dilakukan oleh pihak
pemasaran, sehingga selama ini bagian pemasaran lebih menitik beratkan dalam
pemasaran dan penjualan produk MCU, daripada mengimbanginya dengan
melakukan evaluasi tentang pelayananannya kepada perusahaan pelanggan.
Berdasarkan kebijakan yang diambil oleh pihak rumah sakit telah
diputuskan dilakukannya bauran pemasaran khusus untuk program pemasaran
Instalasi Medical check Up Perusahaan dengan penekanan pada sistem potongan
harga, penyesuaian item pemeriksaan dan kemudahan cara pembayaran, dengan
harapan layanan Medical Check Up dapat terus diminati oleh perusahaan
langganan ataupun pelanggan potensial lainnya.
Melihat bauran pemasaran memiliki peran yang cukup besar dalam
penjualan produk ini, maka penulis ingin meneliti faktor- faktor yang
dipertimbangkan bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli
layanan Medical Check Up RSPP. Berdasarkan pengembangan dari bauran
pemasaran dan persepsi perusahaan langganan dalam membeli layanan MCU
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
7
UNIVERSITAS INDONESIA
yang meliputi faktor Preferensi, Teknologi, Produk, Harga, Lokasi, Promosi,
Proses, Distribusi, Personil dan Kondisi Fisik Rumah sakit.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Dari uraian diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti
adalah:
Faktor apa saja yang mengambil peranan paling dipertimbangkan
dan menjadi prioritas bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam
membeli layanan Medical Check Up RSPP? (berdasarkan komponen
Preferensi, Teknologi, Produk, Harga, Lokasi, Promosi, Proses, Distribusi,
Personil dan Kondisi Fisik Rumah sakit).
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari
penulisan ini adalah:
Umum:
Menganalisis dan mengetahui faktor- faktor apa saja yang berperan
paling besar sebagai pertimbangan bagian kepegawaian perusahaan
langganan dalam membeli layanan Medical Check Up RSPP Tahun 2012.
Khusus:
a. Untuk menentukan variabel apa yang paling dominan mewakili tiap faktor
yang terbentuk.
b. Untuk mengetahui variabel lain yang termasuk dalam faktor dominan yang
terbentuk.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak sebagai masukan untuk bahan kajian, pertimbangan dan penentuan
kebijaksanaan dikemudian hari.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
8
UNIVERSITAS INDONESIA
1. Bagi Rumah Sakit Pusat Pertamina:
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan dalam
menerapkan dan melaksanakan pemasaran dalam meningkatkan
pelayanan dan volume penjualan unit Medical Check Up khususnya
pada konsumen Organisasi.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan, masukan dan informasi yang berguna bagi manajerial
Rumah Sakit dalam mengambil kebijakan strategis, terutama mengenai
faktor-faktor perilaku konsumen organisasi dalam pertimbangannya
memilih suatu layanan Kesehatan.
c. Sebagai salah satu referensi bagi pihak perusahaan, dan para calon
peneliti selanjutnya.
2. Bagi Peneliti :
Mendapatkan pengetahuan mengenai bauran pemasaran dalam
memasarkan suatu layanan rumah sakit, dapat mengetahui faktor- faktor yang
menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan keputusan pembelian suatu
layanan Kesehatan, dan akan menambah pengalaman dalam bidang Administrasi
Rumah Sakit sebagai bekal penunjang pelaksanaan tugas dimasa mendatang.
3. Bagi Program Studi Kajian Administrasi Rumah sakit Universitas
Indonesia:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman
serta wawasan yang lebih mendalam sebagai acuan atau referensi bagi pembaca
mengenai masalah yang mempengaruhi faktor-faktor perilaku konsumen
organisasi terhadap keputusan membeli produk layanan kesehatan (pada
umumnya) khususnya layanan Medical Check Up.
Memperluas wawasan kepustakaan tentang lokasi dan jenis layanan
kesehatan serta menjadi masukan dalam proses belajar mengajar dan evaluasi
kemampuan peserta program dalam menerapkan ilmunya dilapangan.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap produk Medical CheckUp di RSPP yang
akan meneliti bauran pemasaran penjualannya kepada perusahaan pelanggan.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
9
UNIVERSITAS INDONESIA
Penelitian difokuskan terhadap persepsi perusahaan pelanggan dalam membeli
layanan yang terkait dengan 7P (product, price, place, promotion, people,
physical evidence, dan process) ditambah dengan variabel Persepsi dan
Teknologi. Data- data diperoleh melalui analisa data primer perusahaan yang
menjalin kerja sama dalam pelayanan Medical Check Up pekerjanya tahun 2011
dan 2012, serta data sekunder yang diambil dari berbagai unit yang bersangkutan,
seperti unit rekam medis, pemasaran dan hubungan masyarakat, sumber daya
manusia, dan keuangan.
Lokasi penelitian mengambil tempat di Bagian Pemasaran RSPP dan
Instalasi Medical Check Up RSPP serta Bagian Kepegawainan Perusahaan
Langganan MCU RSPP tahun 2011- 2012.
Penelitian dilakukan sejak bulan September 2012 sampai dengan bulan Januari
2013.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
10UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Sakit
Menurut undang- undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang
dimaksudkan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Menurut UU no. 44 tahun 2009 dalam Hartono (2010), Rumah Sakit di
Indonesia berdasarkan kepemilikannya dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yakni:
a. Rumah sakit Publik, yaitu Rumah Sakit yang dikelola oleh pemerintah
(termasuk pemerintah daerah) dan badan hukum lain yang bersifat nirlaba
b. Rumah sakit privat, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum
dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas (PT) atau Persero.
Tugas Rumah sakit sesuai dengan UU no. 44 tahun 2009 adalah
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/SK/XI/1992 dalam
Aditama (2000), tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan pencegahan serta melaksanakan rujukan.
Sedangkan fungsi Rumah Sakit dalam UU no. 44 tahun 2009 adalah :
a. Penyelenggara pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standart pelayanan rumah sakit
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang peripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis
c. Penyelenggaraan pendididkan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dan pemberian pelayanan kesehatan
d. Penyelenggara penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
11
UNIVERSITAS INDONESIA
2.2 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menurut Lavey dan Loomba (1973) dalam Ilyas
(2003), adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama- sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
2.2.1 Faktor- faktor yang mempengaruhi utilisasi pelayanan kesehatan
Pengiriman pasien ke rumah sakit tentunya berhubungan dengan
pemanfaatan fasilitas pelayanan rumah sakit tersebut. Dalam teori yang akan
dipaparkan berikut ini dapat diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
atau mendorong individu dan organisasi membutuhkan dan menggunakan
pelayanan kesehatan.
Grover dalam Sorkin (1997) telah mengidentifikasi 5 (lima) faktor utama
yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap layanan kesehatan yaitu:
1. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan disebabkan oleh rasa sakit baik
secara fisik maupun psikis yang dirasakan perlu upaya penyembuhan
2. Realisasi dari kebutuhan berdasarkan harapan individu, kepercayaan
individu, pengalaman sebelumnya adat istiadat dan agama.
3. Kemampuan finansial untuk membayar pelayaan kesehatan yang didapat
4. Motivasi untuk mendapat pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
5. Faktor lingkungan, yaitu tersedianya layanan kesehatan.
2.2.2 Konsumen Rumah Sakit
Sulastomo (2000) mengemukakan bahwa dalam manajemen pelayanan
kesehatan, ada tiga kelompok yang terlibat dalam proses kegiatan pelayanan
kesehatan:
1. Kelompok penyelenggara kesehatan (health provider; misalnya dokter,
perawat)
2. Kelompok penerima jasa ( pasien)
3. Kelompok yang tidak secara langsung terlibat, misalnya para administrator
rumah sakit.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
12
UNIVERSITAS INDONESIA
Pada umumnya, jumlah pembeli industrial relatif sedikit, tetapi volume
pembeliannya lebih besar daripada volume pembelian pasar konsumen. Pembelian
barang yang dilakukan oleh pasar industrial adalah lebih kontinyu ( terus-
menerus) dan melakukan pembelian dalam jangka panjang. Pembelian organisasi
umumnya adalah profesional, rasional, dan berpengalaman. Permintaan organisasi
secara keseluruhan adalah bersifat inelastik dan permintaan pembelian organisasi
bersifat turunan.
2.3 Pemasaran Jasa
Lingkungan pemasaran terdiri dari sejumlah pelaku dan atau kekuatan
yang terlibat dalam aktivitas pemasaran dan mempengaruhi keberhasilan
pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2001) pelaku dan kekuatan dalam
lingkungan pemasaran mempengaruhi kemampuan manajemen dalam
mengembangkan dan memelihara keberhasilan hubungan dengan pasar
sasarannya. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan
orang lain.
Menurut Kotler (2002), pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses
sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Swastha
dan Handoko (2000), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
Dengan demikian kegiatan pemasaran memiliki cakupan luas. Kotler
(2003) dan Sucherly (1996) mengemukakan sejumlah faktor yang menunjukkan
luasnya cakupan kegiatan pemasaran, sebagai berikut :
1. Melibatkan berbagai pihak.
2. Melibatkan fungsi manajerial.
3. Yang dipasarkan tidak hanya barang tetapi produk dalam arti luas
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
13
UNIVERSITAS INDONESIA
termasuk gagasan, jasa, informasi dan pengalaman.
4. Sasaran yang ingin dicapai adalah kepuasan pihak-pihak yang terlibat
dalam pertukaran.
Sedangkan Valarie A. Zethaml dan Mary Jo Bitner (1996) dalam
Lupiyoadi dan Hamdani (2006) menyebutkan bahwa jasa merupakan semua
aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi,
yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan
nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan
konsumen.
Produk jasa menurut Kotler (2000) merupakan “Segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan”. Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang atau
pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi produk dapat berupa manfaat tangible
maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.
Produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan yang tidak berwujud dan
cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat
berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Sesungguhnya
pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari
sesuatu yang ditawarkan.
Pemasaran jasa merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah
perusahaan jasa, dimana melalui kegiatan pemasaran jasa maka dapat terwujud
hubugan yang baik antara produsen, konsumen, maupun calon konsumen. Yang
dimaksud pemasaran jasa disini adalah suatu proses mempersepsikan, memahami,
menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus,
dengan menyalurkan seluruh sumber daya yang dimiliki sebuah perusahaan.
Perbedaan Barang dan Jasa juga disampaikan oleh ahli lain. Menurut
Lovelock (1991) terdapat tujuh hal yang membedakan pemasaran barang dan jasa,
meliputi:
1. Nature of the product, yaitu produk digambarkan sebuah obyek, alat,
atau benda, sedang jasa adalah perbuatan, penampilan atau usaha.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk jasa sebagai kinerja yang tak
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
14
UNIVERSITAS INDONESIA
berwujud. Pada jasa seperti RS, manfaat tersebut, kepemilikan dan
penggunaan berasal dari sifat penyampaiannya.
2. Greater involvement of customer, yaitu konsumen aktif terlibat dalam
proses produksi. Penyediaan jasa melibatkan penggabungan dan
penyampaian output dari perpaduan fasilitas fisik dan tenaga kerja fisik
atau mental. Sering pelanggan aktif terlibat dalam membantu
menciptakan produk jasa, baik dengan melayani dirinya sendiri atau
melalui kerja sama dengan petugas jasa seperti di Rumah Sakit.
3. People as part of the product, yaitu konsumen terlibat dalam produksi
penggunaan jasa. Dalam jasa yang tingkat kontaknya tinggi seperti RS,
pelanggan tidak hanya berhubungan dengan petugas jasa tetapi juga
bersinggungan dengan pelanggan lain.
4. Greater difficults in maintaining quality control standart, yaitu pada jasa
sulit distandarisasikan, tetapi pada barang dapat distandarisasi.
5. Absense of inventories, yaitu jasa merupakan performance yang tidak
dapat disimpan seperti barang.
6. Importance of time factor, yaitu faktor waktu untuk jasa sangat penting,
misalnya dalam jasa RS, jasa diberikan pada saat itu juga dengan kata
lain pelanggan hadir secara fisik untuk menerima jasa. Ada batas
seberapa lama pelanggan bersedia menunggu, juga jasa RS perlu
disampaikan dengan cepat sehingga pelanggan tidak perlu membuang
waktu.
7. Different distribution channel, yaitu pada jasa saluran distribusi
bervariasi. Tidak seperti pabrik, jasa RS tidak membutuhkan distribusi
fisik untuk mengantarkan barang ke pelanggan tetapi menggabungkan
tempat pembuatan jasa pelayanan, tempat penjualan, dan tempat
mengkonsumsinya di satu tempat.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sifat khusus pemasaran jasa
adalah :
1. Produk lebih bersifat kinerja atau tampilan
2. Pelanggan terlibat dalam proses operasi jasa
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
15
UNIVERSITAS INDONESIA
3. Orang merupakan bagian dari jasa
4. Kualitas jasa sulit distandarisasi (pelayanan antara pelanggan tidak bisa
sama)
5. Tidak dapat dibentuk persediaan (stok produk)
6. Waktu menjadi faktor penting
7. Distribusi atau penyampaian jasa sangat bervariasi
Sesuai dengan tujuan manajemen jasa yaitu untuk mencapai tingkat
kualitas jasa pelayanan, dalam hal ini erat hubungannya dengan tingkat kepuasan
pelanggan. Karena sulitnya pelayanan kualitas jasa, maka perlu strategi dalam
konsep manajemen pemasaran jasa seperti yang dikemukakan Yuyus Suryana
(1999) adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan suatu strategi pelayanan
2. Mengkomunikasikan kualitas pada pelanggan
3. Menetapkan suatu standart yang jelas dan terukur
4. Menetapkan sistem pelayanan yang efektif pada pelanggan
5. Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan
6. Survai tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan
2.4 Service Marketing Mix (Bauran Pemasaran Produk Jasa)
Jasa merupakan aktivitas atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu
pihak kepihak lainnya dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan. Jasa
tidak berwujud , tidak dapat dipisahkan, berubah-ubah dan tidak tahan lama.
Konsep bauran pemasaran tradisional menurut Kotler (2002) terdiri dari
4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat atau lokasi (place), dan promosi
(promotion). Sementara itu menurut Zeithaml (2000), untuk pemasaran jasa perlu
bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur non-traditional
marketing mix, yaitu orang (people), Fasilitas fisik (physical evidence), dan proses
(process), sehingga menjadi 7P. Masing-masing dari tujuh unsur bauran
pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan
mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
16
UNIVERSITAS INDONESIA
Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena
jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud,
tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan mudah lenyap. Seperti yang
dikemukakan oleh Ziethaml dan Bitner (2000) bauran pemasaran jasa terdiri dari
7P yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process.
Unsur-unsur bauran pemasaran jasa (7P) dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Valerie Zeithaml & Mary Jo Bitner (2000) Service Marketing
Gambar 2.1 Bauran Pemasaran Jasa
Untuk menjangkau pasar sasaran yang telah ditetapkan, maka setiap
perusahaan perlu mengelola kegiatan pemasarannya dengan baik. Oleh karena itu
perusahaan harus dapat mengkombinasikan unsur-unsur bauran pemasaran dalam
proporsi yang tepat sehingga pemasarannya sesuai dengan lingkungan perusahaan,
dapat memuaskan pasar sasaran dan tetap sejalan dengan sasaran perusahaan
dalam bidang pemasaran secara keseluruhan. Bauran pemasaran yang telah
PRODUCTPhysical Good
FeaturesQuality LevelAccessoriesPackagingWarranties
Product LineBranding
PROCESSFlow of
ActivitiesStandardizedCustomized
Number of StepsSimple
CompleksCustomerInvoiment
PHYSICALEVIDENCE
Facility DesignEquipment
SignageEmployes dressOther Tangible
ReportsBusiness Cards
StatementsGuarantees
PEOPLEEmployees
Recruiting, Training,
Motivation, Rewards,
Teamwork
Customers
Education Training
PRICEFlexibilityPrice level
TermsDifferentiation
DiscountAllowances
PLACEChannel Type
ExposureIntermediaries
Outlet LocationTtransportation
StorageManagingChannels
PROMOTIONPromotion Blend
Sales PeopleNumber Selection
Training, IncentivesAdvertising
Target, Media Types,Types of ads, Copy
ThrutsSales Promotion
Publicity
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
17
UNIVERSITAS INDONESIA
ditetapkan perusahaan sebaiknya selalu disesuaikan dengan kondisi dan situasi
yang dihadapi.
1. Produk Jasa (The Service Product)
a. Barang nyata,
b. Barang nyata yang disertai jasa,
c. Jasa utama yang disertai dengan barang dan jasa tambahan, dan
d. Murni jasa
Jadi pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang
kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat
yang akan mereka terima dari produk tersebut.
2. Harga (Price)
Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa
karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha atau bisnis. Keputusan
penentuan harga juga sangat signifikan di dalam penentuan nilai atau manfaat
yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam
gambaran kualitas jasa. Strategi penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat
menggunakan penentuan tarif premium pada saat permintaan tinggi dan tarif
diskon pada saat permintaan menurun. Keputusan penentuan tarif dari sebuah
produk jasa baru harus memperhatikan beberapa hal. Hal yang paling utama
adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan strategi pemasaran
secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar juga harus
dipertimbangkan.
Selanjutnya Zeithaml dan Bitner (2000), menjelaskan tiga dasar penetapan
harga yang biasa digunakan dalam menentukan harga, yaitu penetapan harga
berdasarkan biaya, penetapan harga berdasarkan persaingan, dan penetapan harga
berdasarkan permintaan.
3. Tempat atau Lokasi Pelayanan (Place or Service Location)
Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan
mengenai dimana operasi dan staff nya akan ditempatkan, yang paling penting
dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Terdapat tiga macam
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
18
UNIVERSITAS INDONESIA
tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan
pemilihan lokasi, yaitu sebagai berikut :
a. Pelanggan mendatangi penyedia jasa,
b. Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau
c. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.
Untuk tipe interaksi dimana pelanggan mendatangi penyedia jasa, letak
lokasi menjadi sangat penting. Didalam interaksi ini penyedia jasa yang
menginginkan pertumbuhan dapat mempertimbangkan menawarkan jasa mereka
dibeberapa lokasi. Jika penyedia jasa mendatangi pelanggan, maka letak lokasi
menjadi tidak begitu penting meskipun perlu dipertimbangkan pula kedekatan
terhadap pelanggan untuk menjaga kualitas jasa dan pelanggan menggunakan
media perantara dalam berinteraksi, maka letak lokasi dapat diabaikan meskipun
beberapa media perantara memerlukan interaksi fisik antara mereka dengan
pelanggan.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarkannya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya menurut
Buchori Alma (2004) pengertian promosi adalah : “Promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran. Yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,
dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan
membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran
pemasarannya.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
19
UNIVERSITAS INDONESIA
Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang
sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas
khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi (promotion
mix), yaitu :
a. Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual
dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon
pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka akan mencoba dan membelinya.
b. Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak umum. Ada
dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas. Periklanan
merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan
dalam mempromosikan produknya.
Menurut Buchari Alma (2004) iklan adalah semua bentuk pembayaran
untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara
non personal oleh sponsor yang jelas. Sedangkan periklanan adalah
seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan iklan. Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide,
barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi
yang diuntungkan tidak membayar untuk itu.
Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung
dalam suatu produk untuk membentuk citra poduk yang bersangkutan.
c. Promosi Penjualan (sales promotion) adalah bentuk persuasi langsung
melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian poduk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang
yang dibeli pelanggan.
d. Hubungan Masyarakat (Public relations) merupakan upaya komunikasi
menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
e. Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon
yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
20
UNIVERSITAS INDONESIA
f. Word of Mouth penyerahan dan komunikasi dari mulut ke mulut
merupakan salah satu ciri khusus dari promosi dalam bisnis jasa. Biasanya
pelanggan memperhatikan dengan teliti penyerahan jasa kemudian
menceritakan pengalamannya pada pelanggan potensial lainnya.
5. Orang (People)
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) ”Orang adalah semua pelaku yang
memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembeli”. Elemen-elemen dari orang (people) adalah pegawai perusahaan,
konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan
karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi
konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
People dalam jasa ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam
menjalankan segala aktivitas perusahaan, dan merupakan faktor yang memegang
peranan penting bagi semua organisasi. Oleh perusahaan jasa unsur people ini
bukan hanya memegang peranan penting dalam bidang produksi atau operasional
saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen.
Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam
mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan yang
bersangkutan.
6. Bukti Fisik (Physical evidence)
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) Bukti fisik adalah suatu hal yang
secara nyata turut memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan
menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Bukti fisik merupakan lingkungan
fisik perusahaan jasa dimana layanan diciptakan dan di mana penyedia jasa dan
pelanggan berinteraksi, ditambah unsur-unsur berwujud yang ada yang dipakai
untuk berkomunikasi atau mendukung peran jasa. Dalam bisnis jasa, pemasar
harus berusaha mengimbangi dimensi ketidakterwujudannya dengan menyediakan
petunjuk-petunjuk fisik untuk menguatkan positioning dan citra dan
mengembangkan product surround.
7. Proses (Process)
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) ”Proses adalah semua prosedur
aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaaikan
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
21
UNIVERSITAS INDONESIA
jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam
menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumennya.
Untuk perusahaan jasa, kerja sama antara pemasaran dan operasional
sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani segala
kebutuhan dan keinginan kosumen. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen,
maka kualitas jasa dapat dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya.
2.5 Pemasaran Rumah Sakit
Pada prinsipnya manajemen rumah sakit tidak berbeda dengan manajemen
pemasaran produk jasa lainnya. Budiarso (1993) menyatakan Kegiatan pemasaran
rumah sakit adalah suatu proses pertukaran yang melibatkan pengelola rumah
sakit untuk mengetahui keinginan calon penderita, kelompok calon penderita yang
paling sesuai untuk rumah sakitnya (konsumen sasaran), menghasilkan produk
jasa kesehatan yang benar- benar dibutuhkan oleh kelompok tersebut dengan
pembebanan biaya yang terjangkau, menginformasikannya, membuat prosedur,
agar produk tersebut dapat sampai ke penderita yang membutuhkan secara tepat,
cepat dan nyaman.
Pada dasarnya semua kegiatan pemasaran rumah sakit berpusat pada
sekitar tugas pemasaran utama yaitu analisa pasar, penentuan pasar sasaran,
menentukan posisi produk dan mengembangkan bauran pemasaran, yang
semuanya memerlukan sistem manajemen pemasaran guna mendukungnya.
Kotler (1997) menyatakan beberapa hal yang mendukung pemasaran
rumah sakit yaitu:
a. Rumah sakit memerlukan promosi untuk menjual produk jasa pelayanan
kesehatannya
b. Masyarakat memerlukan informasi yang benar dan jujur mengenai produk
atau jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dan segala sesuatu yang terkait
dengan fasilitas serta jasa yang ditawarkan
c. Terjadi kompetisi antara sesama rumah sakit untuk memperoleh pangsa
pasar sehingga mendorong digiatkannya upaya pemasaran
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
22
UNIVERSITAS INDONESIA
d. Melalui mekanisme dan riset pemasaran, rumah sakit haruslah mendapat
informasi serta umpan balik tentang produk atau jasa pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan masyarakat.
Menurut Budiarso (1993), rumah sakit perlu melaksanakan proses
manajemen pemasaran rumah sakit untuk meningkatkan kinerja rumah sakit yang
dikelolanya. Proses itu meliputi:
a. Rumah sakit mengembangkan bauran pemasaran untuk suatu produk
sehingga betul- betul akan memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta
keinginan konsumen juga kepentingan rumah sakit dan kepentingan
mayarakat luas
b. Dalam mengembangkan bauran pemasaran, rumah sakit menggunakan
beberapa subsistem pemasaran yang ada yaitu: Sistem Informasi
Pemasaran, Sistem Informasi Perencanaan Pemasaran, dan Sistem
Pengawasan Pemasaran. Subsistem tadi saling terkait dan menghasilkan
kebijaksanaan pemasaran yang akan dilaksanakan oleh bidang pemasaran
serta harus dievaluasi secara periodik.
Tujuan pemasaran bagi rumah sakit menurut Berkowitz (1996) adalah:
a. Memperkenalkan rumah sakit pada masyarakat
b. Memberikan informasi yang jelas dan benar tentang berbagai fasilitas dan
pelayanan yang ada baik pada masyarakat luas maupun pada karyawannya
c. Membina dan meningkatkan image yang baik bagi rumah sakit melalui
kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan rumah sakit
d. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia rumah sakit agar
lebih efektif dan efisisen sehingga akhirnya akan meningkatkan
pendapatan rumah sakit.
Sedangkan menurut Depkes (1997), dalam pemasaran Rumah Sakit ada
kebijakan yang harus dijalankan sebagai berikut:
a. Pemasaran rumah sakit hendaknya tidak dilepaskan dari tujuan
pembangunan kesehatan yaitu; meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan agar derajad kesehatan masyarakat menjadi lebih baik
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
23
UNIVERSITAS INDONESIA
b. Rumah sakit boleh melakukan promosi. Tapi tujuan dari promosi bukan
untuk memaksimalkan profit tapi harus berlandaskan fungsi sosial dan
kemanusiaan. Jangan sampai terjadi supply induced demand dan
persaingan yang tidak sehat antara rumah sakit lainnya
c. Pemasaran rumah sakit dapat dilaksanakan agar penggunaan rumah sakit
menjadi optimal sehingga dapat meningkatkan rujukan medik dan
meluaskan cakupan sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan derajad kesehatan masyarakat
d. Rumah sakit dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat
informatif, berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan dan
berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia.
2.6 Etika Promosi Rumah sakit
Dalam menjalankan kegiatan promosi jasa, rumah sakit memiliki aturan
main yang berbeda dengan kegiatan promosi dalam penjualan produk lainnya.
Rumah sakit memiliki pedoman etika promosi tersendiri. Adapun inti dari
pedoman etika promosi rumah sakit terdapat dalam Keputusan Rapat Kerja
Nasional MAKERSI tahun 2005 di Semarang adalah:
A. Dasar Hukum
Dalam menjalankan promosi rumah sakit memiliki setidaknya 4 (empat)
dasar hukum, yaitu:
1. Undang- undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
2. Perundang-undangan R.I yang mengacu kepada “Tata Krama dan Tata
Cara Periklanan Indonesia yang Disempurnakan” 19 Agustus 1996
berbunyi “Jasa jasa pengobatan dan perawatan, termasuk klinik-klinik
spesialis tidak boleh diiklankan, kecuali merupakan pengumuman tentang
buka, tutup, dan pindah praktek, sesuai dengan Kode Etik Profesi masing-
masing.
3. KODERSI 2001, Bab VI, Lain-lain, Pasal 23 ; Rumah Sakit dalam
melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif,
berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan Kode
Etik Rumah Sakit Indonesia. Dengan penjelasan sebagai berikut : Dalam
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
24
UNIVERSITAS INDONESIA
pelayanan kesehatan konsep “pemasaran” (marketing) nampaknya lebih
berkonotasi negatif dari pada positif, karena membangkitkan pemikiran ke
arah promosi periklanan dan penjualan (sales), padahal saripati pemasaran
adalah komunikasi. Dengan demikian promosi sebagai alat pemasaran
rumah sakit dapat dilakukan dan lebih merupakan penyuluhan yang
bersifat informatif, edukatif, preskriptif dan preparatif bagi khalayak ramai
umumnya dan pasien khususnya.
4. K
eputusan Rapat Kerja Nasional MAKERSI tanggal 23 Juli 2005 di
Semarang.
B. M
edia Promosi
Tidak seperti penjualan produk, rumah sakit hanya memiliki beberapa
media yang bisa digunakan untuk promosi. Media promosi yang dilakukan
di rumah sakit untuk masyarakat pengunjung rumah sakit yaitu:
B
rosur atau leaflet
B
uku saku
T
V atau Home Video
M
ajalah dinding
C
CTV
C
D
S
panduk
U
mbul- umbul
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
25
UNIVERSITAS INDONESIA
S
eminar untuk awam
C
eramah atau pertemuan
P
oster
A
udio visual
M
ajalah Rumah Sakit
P
ameran
G
athering Pasien
K
emasan produk (paket melahirkan dan mendapatkan tas bayi).
Sedangkan media promosi yang dilakukan diluar rumah sakit yaitu:
M
edia cetak
K
egiatan sosial
W
ebsite
P
ameran perdagangan
P
ress release
A
dvertensi
B
illboard
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
26
UNIVERSITAS INDONESIA
T
elepon
S
MS, Email dan Direct mail
C. M
ateri dan bentuk Promosi yang boleh dilakukan dalam mempromosikan
suatu rumah sakit adalah:
a. Menyampaikan informasi tentang:
Letak rumah sakit;
Jenis dan kapasitas rumah sakit;
Kemudahan- kemudahan yang dapat diperoleh terkait dengan pelayanan
rumah sakit;
Fasilitas pelayanan yang dimiliki dengan sarana pendukung atau
penunjangnya;
Kualitas dan mutu pelayanan yang telah dicapai seperti
Telah mengikuti dan lulus akneditasi.
Telah mendapatkan sertifikat ISO dan lain-lain.
Telah mendapatkan award (penghargaan) dalam pelayanan.
b. Informasi diberikan dalam bentuk:
Wawancara untuk cover story oleh media cetak dapat diberikan
penjelasan bersifat informasi dan edukasi tentang jenis pelayanan yang
dapat diberikan, sejarah rumah sakit, fasilitas, lokasi, dan cara
menghubungi rumah sakit tersebut (alamat, nomor telepon, fax, e-mail,
website, dll) dapat disertakan foto peralatan, foto fasilitas kamar rawat,
peta lokasi, fasilitas rawat jalan, fasilitas OK, foto ruangan, foto direktur,
foto tampak depan rumah sakit.
Leaflet dan brosur (di rumah sakit, seminar, tidak di tempat umum):
Penjelasan tentang biaya harus jelas dan harus disebutkan biaya
tersebut mencakup jenis pelayanan apa saja.
Harga dapat ditulis tetapi tidak membandingkan dengan harga
sebelumnya.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
27
UNIVERSITAS INDONESIA
Bila memang lebih murah maka dapat ditulis harga khusus.
Dapat pula menyebutkan nama dan keahlian dokter serta jam
praktek.
Bila ada penjelasan yang lebih detail dapat ditulis : Untuk
keterangan lebih lanjut, anda dapat menghubungi petugas rumah
sakit.
Siaran radio atau televisi, dapat mengumumkan kegiatan seminar atau
melakukan talk show dengan ketentuan dokter hanya menyampaikan
masalah teknis medis dan humas rumah sakit atau petugas yang ditunjuk
dapat mempromosikan fasilitas dan sarana rumah sakit.
Melalui kegiatan sosial misalnya pemberian bantuan pengobatan, bantuan
tenaga kesehatan, bantuan makanan atau bantuan uang.
Website yang dibuat dengan tampilan yang menarik.
Pameran perdagangan misalnya pameran Audiovisual, lab gratis, spanduk,
ceramah, poster.
Press Release peliputan event, press conference.
Advertensi:
Iklan tentang corporal (perusahaan).
Ikian tentang produk
Advertorial tanpa menulis nama dokter, jam praktek dokter dan
pengalaman dokter.
Billboard hanya berupa petunjuk arah.
Telepon, sms, e-mail, direct mail hanya untuk relasi, pasien, dan mantan
pasien.
c. Lain-lain:
Program khusus potongan harga, namun tidak dari rumah sakit. Misalnya
dengan menggunakan kartu kredit bank tertentu biaya lebih murah 5%
Rumah sakit dapat menjadi sponsor kegiatan jalan sehat dll.
2.7 Medical Check Up (MCU)
MCU merupakan mata rantai dalam usaha peningkatan derajad kesehatan
yang optimal dengan melakukan usaha deteksi dini penyakit keganasan dan non-
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
28
UNIVERSITAS INDONESIA
keganasan. Banyak manfaat diperoleh dari MCU, disamping untuk mengetahui
kondisi kesehatan secara berkala juga menjadi sarana unggulan untuk deteksi dini
penyakit- penyakit keganasan, kardiovaskular dan degeneratif serta untuk
memantau perkembangan penyakit kronis, seperti kanker, hipertensi (darah
tinggi), diabetes, kelainan pada hati dan jantung iskemik yang sering dihubungkan
dengan kehidupan dan gaya hidup modern. Dan seperti diketahui masih banyak
penyakit yang saat ini belum dapat disembuhkan bila ditemukan dalam fase lanjut,
misalnya beberapa jenis kanker.
MCU menjadi syarat penting daam proses penerimaan calon pegawai
suatu perusahaan dengan kualitas keehatan prima, dicapai produktivitas kerja
yang tinggi. Namun melalui deteksi dini serta petunjuk medis yang benar,
penyakit atau ancaman tersebut dapat ditindak dan dicegah.
Program pemeriksaan kesehatan MCU ini dirancang dengan tujuan:
1. Menilai bagaimana tubuh kita menanggulangi stress yang disebabkan pola
hidup atau gaya hidup modern
2. Mendeteksi dini dan menyelidiki lebih lanjut gejala penyakit yang
ditemukan
3. Memberikan anjuran kepada kita untuk merubah gaya hidup dan pola
makan jika diperlukan.
Layanan MCU ditawarkan melalui tingkatan golongan atau kategori yang
dapat direncanakan sesuai kebutuhan konsumen yaitu sebagai berikut:
a. Melayani pasien yang sakit ataupun yang sehat
b. Memiliki sistem paket yang dapat disesuaikan sesuai keinginan
c. Melayani pemeriksaan sesuai kebutuhan
Karakteristik utama MCU adalah:
a. Bersifat spesifik
b. Akurat (akurasi tinggi)
c. High Cost (biaya mahal)
d. Sifat pemeriksaannya dapat mengikuti kebutuhan pasien
e. Kontak langsung dengan pasien
f. Variasi banyak
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
29
UNIVERSITAS INDONESIA
g. Dapat terkait dengan berbagai bidang medis
h. Waktu pemeriksaan tergantung jumlah MCU yang dipilih
2.8 Konsep Pemasaran dan Orientasi pada Konsumen
Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar utama yaitu pasar sasaran,
kebutuhan, keinginan pelanggan, dan pemasaran yang terkoordinir serta
keuntungan perusahaan. Konsep pemasaran didasarkan pada pandangan dari luar
ke dalam, mulai pasar yang didefinisikan dengan baik, memusatkan perhatian
kepada konsumen, mengkoordinir semua kegiatan yang bersangkutan dengan
konsumen dan menghasilkan keuntungan melalui kepuasan konsumen.
Konsep pemasaran memusatkan perhatian pada kebutuhan membeli dan
selalu menekankan gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Konsep
pemasaran menganut pandangan dari luar kedalam, yaitu melalui pasar yang
didefinisikan dengan baik, memusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan,
memadukan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan
menghasilkan laba melalui pemuasan pelanggan. Perusahaan yang berorientasi
pada konsumen harus memadukan keputusan-keputusan pemasar dengan fungsi
lain dari perusahaan.
Menurut Swastha (2000), pada dasarnya perusahaan yang ingin
mempraktekkan orientasi konsumen ini harus :
1. Menentukan kebutuhan pokok dan konsumen yang akan dilayani dan
dipenuhi.
2. Memiliki kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
3. Menentukan produk dan program pemasarannya.
4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik
beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang
menarik.
2.9 Perilaku Konsumen
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
30
UNIVERSITAS INDONESIA
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat
mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan
memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah
bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya
mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen adalah :
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang
atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi
tersebut.
Menurut Swastha dan Handoko (2000), perilaku konsumen dapat
didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya
proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut. Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan-
rangsangan perilaku konsumen oleh Kotler (2002). Untuk mengetahui bagaimana
konsumen memberikan tanggapan terhadap rangsangan pemasaran yang
dilakukan, digambarkan pada Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1. Model Perilaku Pembeli
StimulusPemasaran
Stimuluslainnya
KarakteristikPembeli
ProsesKeputusan
Pembeli
KeputusanPembeli
Produk
Harga
Distribusi
Promosi
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologi
Pengenalanmasalah
Pencarianinformasi
Keputusanpembeli
Perilakupembeli
Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan pemasok
Penentuan saatpembelian
Jumlahpembelian
Sumber : Phillip Kotler dan Sweet Hoong Ang, et.all. 2002, (Telah diolah kembali).
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
31
UNIVERSITAS INDONESIA
Tabel 2.1 menjelaskan bahwa konsumen memperoleh rangsangan dari luar
yang terdiri atas produk, harga, promosi, distribusi, kecanggihan teknologi, politik
dan budaya yang mempengaruhi keputusan pembeliannya. Rangsangan
pemasaran dan lingkungan masuk kedalam kesadaran pembeli. Karakteristik dan
proses pengambilan keputusan pembeli menghasilkan keputusan pembeli tertentu
lainnya. Tugas dari pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran
pembeli antara datangnya stimulus luar dan keputusan pembelian.
2.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), Struktur yang mencakup beberapa
komponen dari kumpulan sejumlah keputusan konsumen diantaranya adalah:
1. Keputusan tentang jenis produk.
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk
atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan
harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat
membeli produknya serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk.
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk
tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula harga, mutu layanan dan
sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran
untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar
dapat memaksimalkan daya tarik merknya.
3. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan
dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal
ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah
merk.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di Rumah sakit mana layanan
tersebut akan dibeli. Dalam hal ini pemasar produk rumah sakit harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
32
UNIVERSITAS INDONESIA
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk
yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin
lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan
banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para
pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan
pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya anggaran untuk
membeli layanan. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu
pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi
dan kegiatan pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara
pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan.
Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan
jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui
keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.
Menurut Kotler (2005), Perilaku pembelian yang dilakukan konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor Budaya
Perilaku konsumen dalam melakukan proses pembelian sangat
dipengaruhi faktor-faktor budaya. Berbagai macam merek yang dipilih oleh
pembeli disesuaikan dengan budaya yang merupakan penentu keinginan dan
perilaku konsumen yang paling mendasar. Sub-budaya memberikan lebih banyak
ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggotanya, seperti agama, suku dan daerah
geografis. Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen
dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan memiliki anggota, nilai-nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Variabel yang terkandung di dalam faktor budaya
yaitu : Keramahan personil pemasaran, Kecakapan personil pemasaran, dan
Penampilan dari personil pemasaran.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
33
UNIVERSITAS INDONESIA
2. Faktor Sosial
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
melakukan proses pembelian terdiri atas, kelompok acuan merupakan seseorang
yang terdiri dari semua kelompok yang memilki pengaruh langsung (tatap muka)
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Keluarga merupakan organisasi pembeli
yang paling penting dalam masyarakat, yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-
anaknya. Setiap keputusan dalam proses pembelian selalu dipengaruhi oleh faktor
keluarga dan bersifat signifikan. Variabel yang terkandung di dalam faktor sosial
yaitu : Preferensi, Keluarga, Tingkat harga, Perbandingan harga, Kesesuaian
harga, Potongan harga, dan Teman sejawat.
3. Faktor Pribadi
Karakteristik pribadi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
konsumen untuk membeli suatu produk. Karakteristik pribadi yang dimiliki
konsumen terdiri dari gaya hidup yang merupakan pola hidup seseorang di dunia
yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Kepribadian yang
merupakan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungannya. Variabel yang terkandung di dalam faktor pribadi yaitu :
Pengalaman, Tingkat pendidikan, Tingkat pendapatan, Kepribadian, dan Gaya
hidup.
4. Faktor Psikologis (Kejiwaan)
Faktor psikologis yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh 5 (lima)
faktor. Pertama, motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan
dan memelihara perilaku manusia. Teori Motivasi Maslow menyatakan bahwa
manusia berusaha untuk memotivasi dirinya untuk mendapatkan kebutuhan yang
tersusun dalam hirarkis dari yang kurang mendesak sampai yang paling
mendesak, dibagi atas lima tingkatan yaitu kebutuhan fisik, keamanan, sosial,
kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri. Kedua, persepsi merupakan
proses bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran
dunia yang memiliki arti. Ketiga, pembelajaran merupakan proses dimana
manusia mempelajari tentang seluk beluk produk yang diinginkannya. Keempat,
keyakinan (belief) merupakan pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
34
UNIVERSITAS INDONESIA
suatu hal. Kelima, sikap (attitude) merupakan evaluasi, perasaan emosional dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. Variabel
yang terkandung di dalam faktor psikologis yaitu : Motivasi, Persepsi terhadap
Medical Check Up RSPP, Situasi Rumah sakit, Lingkungan Rumah Sakit,
Macam atau jenis produk, Mutu produk, Kesesuaian produk dengan kebutuhan
dan keinginan, Pengenalan produk baru, dan Konsultasi ulang setelah hasil
pemeriksaan didapatkan.
BUDAYASOSIAL
PRIBADIPSIKOLOGI
PembeliBudaya
SubBudaya
Kelas Sosial
Umur dan Tahapdaur Hidup
PekerjaanStatus Ekonomi
Gaya Hidup
Kepribadian danKonsep Diri
KelompokAcuan
Keluarga
Peran dan Status
Motivasi
Persepsi
Pengetahuan
Keyakinan danSikap
Sumber: Philip Kotler (1997)
Gambar 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah LakuKonsumen
2.11 Pasar Organisasi dan Perilaku Pasar Organisasi
2.11.1 Perilaku Pasar Industrial (Organisasi)
Pasar industrial, pasar produsen atau pasar organisasional (produsen,
pedagang, pemerintah dan lembaga-lembaga nonprofit) adalah kelompok
organisasional yang membeli produk dan jasa untuk dijual kembali atau diproses
menjadi produk lain yang akan dijual untuk kepentingan organisasinya.
Pada umumnya, jumlah pembeli industrial relatif sedikit, tetapi volume
pembeliannya lebih besar dari pada volume pembelian pasar konsumen.
Pembelian barang yang dilakukan oleh pasar industrial adalah lebih kontinyu
(terus menerus secara periodik), timbal-balik (saling mengadakan pembelian hasil
produknya masing-masing) dan melalui syarat-syarat pembelian secara formal
(dengan kontrak dan perjanjian yang mengikat untuk pembelian tunai, kredit,
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
35
UNIVERSITAS INDONESIA
ataupun leasing), dependent (umumnya banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor
organisasi), dan melakukan pembelian dalam jangka panjang.
Karekteristik permintaan yang membedakan pasar bisnis dari pasar
konsumen adalah sifat permintaan, stabilitas permintaan dan elastisitas. Sifat
permintaan bisnis merupakan permintaan turunan (derived demand) dari
permintaan konsumen. Artinya, naik turunnya permintaan terhadap produk-
produk bisnis dipengaruhi oleh besar kecilnya permintaan konsumen terhadap
sesuatu.
Elastisitas permintaan dalam pasar bisnis sering ditemukan elastisitas
terbalik, sedangkan dalam pasar konsumen elastisitas demikian jarang terjadi.
Esensi dari elastisitas terbalik adalah kalau harga naik, permintaan akan naik.
Sebaliknya, kalau harga turun, permintaan malah naik. Hal ini terjadi karena sifat
spekulasi dalam pasar bisnis. Pada awal kenaikan harga, pasar bisnis cenderung
menumpuk produk dengan spekulasi bahwa harga akan naik lebih tinggi. Jadi,
sebelum harga membumbung, lebih baik membeli produk saat ini.
Stabilitas permintaan lebih mudah terganggu (more volatile) pada pasar
bisnis dibanding pasar konsumen. Hal ini disebabkan karena pembeli dalam pasar
bisnis jumlahnya sedikit, tetapi skala pembelian setiap pembeli besar. Jadi
perusahaan menggantungkan penjualan pada jumlah pembeli yang terbatas.
Dibandingkan dengan pembelian konsumen, pembelian bisnis biasanya
melibatkan peserta keputusan yang lebih banyak dan usaha pembelian yang lebih
professional. Seringkali pembelian bisnis dilakukan oleh para agen pembeli
terlatih yang menghabiskan kehidupan kerja mereka untuk mempelajari cara
melakukan pembelian yang lebih banyak.
Pembeli bisnis biasanya menghadapi keputusan pembelian yang lebih
kompleks daripada pembeli konsumen. Pembelian sering melibatkan jumlah yang
besar, pertimbangan teknis dan ekonomi yang rumit, serta interaksi diantara
banyak orang diberbagai tingkat organisasi pembeli. Karena proses pembelian
lebih rumit, pembeli bisnis mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk
mengambil keputusan. Proses pembelian bisnis juga cenderung lebih formal
daripada proses pembelian konsumen. Dalam pasar bisnis, hubungan antara
penjual dan pembeli umumnya dekat (hubungan personal) dan stabil. Sedangkan
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
36
UNIVERSITAS INDONESIA
dalam pasar konsumen, hubungan antara penjual dan pembeli umumnya jauh
(hubungan non-personal) dan seringkali pembeli bertukar-tukar produk maupun
tempat membeli.
Perbedaan mengenai karakteristik pemasaran dapat dilihat melalui tabel
sebagai berikut :
Tabel 2.2 Perbedaan Pasar Bisnis dan Pasar Konsumen
FAKTOR PEMBEDA KARAKTERISTIK PASAR BISNIS PASAR KONSUMENFilosofi Pemasaran Segementasi pasar Emporografis Demografis
Perspektif pasar Global Regional / nasionalPenekanan taktik pemasaranKinerja keuntungan Pangsa pasarInteraksi pembeli-penjual Kemitraan TransaksionalPelanggan utama Penting Tidak perluPendidikan pelanggan Kuat Lemah
Bauran Produk atauLayanan
Daur hidup produk Lebih pendek Lebih panjangPemberian merek Corporate family Produk individualWaktu pembelian Memerlukan perencanaan Penggunaan segeraTingkat pabrikasi Dibutuhkan proses
tambahanUmumnya produk akhir
Tipe kemasan Protectif PromotionalLayanan Lebih banyak, termasuk
sebelum dan setelahtransaksi
Jarang, paling pelayanankonter
Konsistensi kualitas Vital Tidak vitalPenekanan promosi Personal selling Iklan
Promosi Sasaran promosi Merangsang terjadinya“sales call”
Menempatkan produk danlayanan
Tema promosi Rasional, faktual ImajinatifPeranan wiraniaga Pemecahan masalah PersuasiAlat promosi penjualan Katalog, direct mail,
pameran dagangKupon, sampel
Bauran Distribusi Panjang saluran Pendek, langsung Panjang, tidak langsungKompleksitas saluran Kompeks SederhanaPengetahuan pasar Kuat LemahKetersediaan antaran Krusial Tidak krusial
Harga Tawar menawarkompensasi
Umum terjadi Jarang terjadi
Negosiasi harga Umum terjadi Jarang terjadiSumber: Kotler and Lane, 2008 (telah diolah kembali).
2.11.2 Perilaku Pembelian Organisasi
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
37
UNIVERSITAS INDONESIA
Pada tingkat yang paling dasar, pemasar ingin tahu bagaimana cara
pembeli bisnis merespons berbagai rangsangan pemasaran. Perilaku pembelian
bisnis (business buying behaviour) mengacu pada perilaku pembelian organisasi
yang membeli barang dan jada untuk digunakan dalam produksi produk dan jasa
lain yang dijual, disewakan atau dipasok kepada pihak lain.
Pada gambar dibawah ini, diperlihatkan model perilaku pembeli bisnis.
Dalam model ini, pemasaran dan rangsangan lain mempengaruhi organisasi
pembelian serta menghasilkan respons pembeli tertentu. Seperti halnya pembelian
konsumen, rangsangan pemasaran bisnis terdiri dari 4P : Product (produk), Price
(harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).
Sumber : Kotler (2008)
Gambar 2.3 Model Perilaku Pembeli Bisnis
Tipe utama situasi pembelian bisnis terdiri dari :
1. Straight rebuy : pembelian dilakukan secara teratur seperti yang sudah
dilakukan sebelumnya, tanpa modifikasi
2. Modified rebuy : pembeli ingin melakukan modifikasi (perubahan)
spesifikasi produk, harga, persyaratan pengantaran dan syarat-syarat
lainnya
3. New task : pembeli membeli produk atau jasa untuk pertama kali. Disini
dibutuhkan lebih banyak informasi, lebih banyak orang terlibat dan waktu
yang lebih panjang untuk membuat keputusan.
LingkunganRangsangan RangsanganPembelian lain
Produk EkonomiHarga TeknologiDistribusi PolitikPromosi Budaya
Persaingan
Organisasi Pembelian
Pusat Pembelian
ProsesKeputusanPembelian
(Pengaruh Antarpribadi)
(Pengaruh Organisasi)
Respons Pembeli
Pilihan Produk
Pilihan Pemasok
Jumlah Pesanan
Persyaratan Penyerahandan Frekuensi
Persyaratan PelayananPembayaran
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
38
UNIVERSITAS INDONESIA
2.12 Tahap Keputusan Pembelian Organisasi
Pembelian organisasional adalah proses pengambilan keputusan oleh
organisasi formal dalam menentapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang
dapat dibeli dan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih diantara alternatif
merek dan pemasok.
Pertimbangan keputusan pembelian organisasi lebih kompleks daripada
keputusan pembelian konsumen. Selain aspek personal dan lingkungan yang lebih
umum, ada beberapa faktor yang lebih penting dalam mempengaruhi keputusan
pembelian organisasi sebagai berikut:
1. Faktor Lingkungan
Pembeli bisnis sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam lingkungan
ekonomi baru dan diharapkan, seperti tingkat permintaan primer, tinjauan
ekonomi, dan biaya uang. Faktor lingkungan lain adalah kelangkaan bahan
utama. Pembeli bisnis juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, politik
dan persaingan didalam lingkungan. Terkahir, budaya dan adat istiadat bisa
sangat mempengaruhi reaksi pembeli bisnis terhadap perilaku dan strategi
pemasar, terutama dalam lingkungan pemasaran internasional.
2. Faktor Organisasi
Masing-masing organisasi pembelian mempunyai tujuan, kebijakan,
prosedur, struktur dan sistemnya sendiri. Pemasar bisnis harus memahami
faktor-faktor ini dengan baik.
3. Faktor Antar pribadi
Pusat pembelian biasanya meliputi banyak peserta yang saling
mempengaruhi satu sama lain, jadi faktor antarpribadi juga mempengaruhi
proses pembelian bisnis.
4. Faktor Individual
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
39
UNIVERSITAS INDONESIA
Faktor individual ini dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia,
pendapatan, pendidikan, identifikasi professional, kepribadian dan sikap
terhadap resiko.
Sumber : Kotler (2008)
Gambar 2.4 Urutan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku PasarIndustri
Menurut Engel dkk, (1994) Keputusan pembelian adalah proses
merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah
satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Sumarwan (2004),
mendefinisikan keputusan sebagai pengambilan tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia
harus memiliki pilihan alternatif.
Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli
dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup
mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan. Menurut Engel dkk,
(1994) beberapa peran dalam keputusan membeli:
a. Pengguna (users)
Anggota organisasi pembelian yang benar-benar menggunakan produk
atau jasa yang dibeli
b. Orang yang mempengaruhi (influencers)
Lingkungan
Tingkat permintaan Organisasi
Ramalan ekonomi Tujuan Antar pribadi
Tingkat bunga Kebijakan Minat Pribadi
Tingkat perubahan
teknologi
Prosedur Wewenang Umur
Struktur
organisasi
Status Penghasilan Pembeli
BisnisPerkembangan politik
dan peraturan
Empati Pendidikan
Sistem Daya bujuk Jabatan
Perkembangan persaingan Kepribadian
Perhatian pada tanggung
jawab sosial
Sikapterhadap
resiko
Budaya
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
40
UNIVERSITAS INDONESIA
Orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang mempengaruhi
keputusan pembelian; mereka sering membantu menetapkan spesifikasi
dan juga memberikan informasi untuk mengevaluasi alternatif
c. Pembeli (buyers)
Orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang melakukan
pembelian sesungguhnya.
d. Pengambil keputusan (deciders)
Orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang mempunyai
kekuatan resmi atau tidak resmi untuk memilih atau menyetujui pemasok
akhir.
e. Penjaga gerbang (gate keepers)
Orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang mengendalikan
aliran informasi kepada pihak lain.
2.13 Proses Pembelian Organisasi
Pembeli bisnis tidak membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.
Mereka membeli barang dan jasa untuk menghasilkan uang, atau untuk
mengurangi biaya operasi, atau untuk memenuhi kewajiban sosial atau hukum.
Untuk membeli barang yang dibutuhkan, pembeli bisnis menempuh proses
pembelian atau perolehan, Robbins (2003) telah mengidentifikasi 8 (delapan)
tahap proses pembelian industri dan menamakannya fase pembelian.
Delapan fase pembelian, yaitu:
1. Kesadaran terhadap masalah (problem recognition).
Yaitu tahap pertama dalam organisasi dimana terdapat masalah yang bisa
diatasi dengan membeli suatu produk.
2. Deskripsi kebutuhan secara umum (general need description)
Tahap dalam proses pembelian bisnis dimana perusahaan
mendeskripsikan karakteristik dan kuantitas produk yang dibutuhkan
secara umum.
3. Spesifikasi produk (product specification).
Tahap dalam proses pembelian bisnis, dimana pembeli menetapkan
dan menggambarkan spesifikasi teknis produk yang paling baik.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
41
UNIVERSITAS INDONESIA
4. Pencarian pemasok (supplier search).
Tahap dimana pembeli bisnis berusaha untuk menemukan pemasok
paling baik.
5. Permintaan proposal (proposal solicitation).
Tahap dimana pembeli bisnis meminta proposal dan memilih pemasok
6. Pemilihan pemasok (supplier selection).
Tahap dimana pembeli bisnis meninjau proposal dan memilih pemasok.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam tahap ini adalah harga, kualitas
produk, jaminan layanan, dan reputasi pemasok.
7. Spesifikasi order rutin (routine – order specification).
Setelah meleawati tahap-tahap diatas, sekaranglah saat kedua perusahaan
membicarakan hal-hal yang bersifat teknis dalam pemesanan, seperti
banyaknya pesanan, waktu pengiriman, garansi, kebijakan pengembalian
produk (return policies) dan lain-lain.
8. Penilaian kinerja (performance review).
Setelah kerjasama berlangsung, bukan berarti proses pembelian telah
berhenti. Pembeli tentu akan mengevaluasi kinerja pemasok dan
pasokannya. Caranya dengan melihat kualitas output ataupun menganalisa
kepuasan pemakai.
Sedangkan menurut Kotler (2005) menyatakan bahwa tahap-tahap dalam
proses keputusan pembelian yang dilalui konsumen meliputi:
1. Pengenalan masalah
Merupakan tahap awal dimulainya proses pembelian. Pada tahap ini
pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktualnya dengan
keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat ditimbulkan oleh
rangsangan eksternal maupun internal diri pembeli yang kemudian menjadi
dorongan untuk mencari pemuasan terhadap kebutuhan tersebut.
2. Pencarian informasi
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
42
UNIVERSITAS INDONESIA
Pada saat ini konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak lagi, baik secara aktif maupun tidak.
Melalui pengumpulan informasi, konsumen akan mengatasi tentang merek-
merek yang bersaing dan keistimewaan merek tersebut, dan dengan informasi
yang lebih banyak lagi akan mengantarkan konsumen kepada keputusan akhir
mereka.
3. Evaluasi alternatif
Pada tahap ini konsumen akan dihadapkan kepada beberapa alternatif
pilihan merek yang tersedia. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana bagi
konsumen dalam situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi
keputusan yang berorientasi kognitif, yaitu menganggap konsumen
membentuk penilaian atas produk terutama secara sadar dan rasional.
4. Keputusan pembelian
Dalam tahap ini, konsumen akan membentuk preferensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan, dimana konsumen juga mungkin membentuk niat
untuk membeli produk yang paling disukai. Namun, ada dua faktor yang
berada diantara niat pembeli dan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain
dan faktor situasi yang tidak terinspirasi.
5. Perilaku pasca pembelian
Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan pembeli
konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan
pada kepuasan atau ketidak puasan mereka.
Menurut Kotler dan Armstrong (2004) yang menentukan puas tidak
pusanya pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan
kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen,
maka konsumen kecewa; jika produk memenuhi harapannya, konsumen
terpuaskan; jika melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat senang.
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku
pembelian berikutnya. Konsumen yang puas cenderung akan menjadi sarana
yang baik dalam mempromosikan produk tersebut kepada orang lain.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
43
UNIVERSITAS INDONESIA
Sumber : Philip Kotler dan AB. Susanto, Pemasaran di Indonesia, (1999)
Gambar 2.5 Model Proses Pembelian Lima Tahap
PengenalanKebutuhan
Perilakusetelah
pembelian
KeputusanPembelian
EvaluasiAlternatif
PencarianInformasi
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
43UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 3GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA
3.1 Sejarah RS Pusat Pertamina
Pada mulanya RSPP didirikan sebagai upaya untuk mengoptimalkan
produksi dengan pemanfaatan SDM (sumber daya manusia) PT Pertamina sebagai
satu- satunya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang
minyak dan gas (migas) serta pertambangan. Oleh karena itu, PT Pertamina
memberikan penghargaan terhadap hasil kerja para karyawannya dengan
memperhatikan kesehatan mereka, mengingat usaha yang dijalankan Pertamina
rawan kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja.
Pembangunan RS Pusat Pertamina dimulai pada tahun 1968 atas prakarsa
Direktur Utama Pertamina pada saat itu yaitu Bapak Letnan Jendral TNI Dr. H.
Ibnu Sutowo sebagai pendukung kegiatan operasional Pertamina.
RSPP dibangun diatas tanah seluas 30.975 m2 dengan luas lantai
bangunan 22. 474 m2 di jalan Kyai Maja No. 43, Kebayoran baru, Jakarta 12120.
Pada awal beroperasinya, jumlah karyawan RSPP adalah 71 orang, dan memiliki
kapasitas 200 tempat tidur (TT) dengan 7 spesialisasi antara lain bedah syaraf,
kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, penyakit
jiwa (psychiatry) dan penyakit syaraf. RSPP diresmikan oleh mantan Presiden
Soeharto pada tanggal l 6 januari 1972, dengan pertimbangan pendiriannya adalah
sebagai berikut:
1. RS ini didirikan terutama sebagai rujukan untuk poliklinik atau RS kecil
daerah tempat Pertamina beroperasi, sehingga RSPP akan menampung
karyawan dan keluarganya jika membutuhkan perawatan kesehatan.
2. Mengingat fasilitas dan jasa RS di Indonesia terutama Jakarta pada saat itu
belum baik dibandingkan dengan fasilitas di negara- negara maju, maka
sebagian besar karyawan kontraktor asing dan keluarganya berobat
menggunakan jasa RS lainnya di luar negeri.
3. Untuk menampung corps diplomatic asing selama ini berobat diluar
negeri.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
44
UNIVERSITAS INDONESIA
4. Selain itu juga layanan RS ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum
terutama yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya, mengingat letak RS
yang strategis ditengah pemukiman.
Untuk menunjang kegiatan operasional pada masa berdiri, pada tahun
1972 didirikan sekolah Pengatur Rawat (SPR) yang menyediakan tenaga perawat
ahli bagi RS. Selain itu, dibangun pula asrama perawat dan perumahan dokter
didalam lingkungan RSPP untuk mendukung perawatan pasien emergency yang
datang sewaktu- waktu.
Saat ini, luas semua bangunan bertambah menjadi 27.063 m2 dengan
adanya penambahan gedung dan fasilitas lainnya dan jumlah karyawannya
menjadi 1058 orang (per Oktober 2012).
Sejak awal didirikan, RSPP secara langsung berada dibawah Direktorat
Umum Pertamina. Tetapi karena adanya beberapa perubahan peraturan dan
ketentuan lain, maka Pertamina melepas usaha- usaha lain selain BBM dan Gas
yang merupakan usaha inti, sehingga sejak tahun 1998, RS Pusat Pertamina mulai
berpisah dari induknya dan menjadi badan usaha mandiri yang dikelola oleh PT
RSPP. PT RSPP juga membawahi delapan unit usaha dibidang kesehatan lain,
termasuk Akademi Keperawatan dan Poliklinik lain- lain. Pada tahun 2002, nama
PT. RSPP diganti menjadi PT Pertamina Bina Medika (PT PERTAMEDIKA).
RSPP adalah unit usaha (strategic business unit) dari PT PERTAMEDIKA.
Dengan berada dibawah naungan PT PERTAMEDIKA, RS Pusat
Pertamina diharapkan menjadi rumah sakit yang memberi pelayanan kesehatan
yang mandiri dan berkualitas. Kemandirian tersebut mengubah pola usaha yang
berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan tanpa mengabaikan fungsi
sosialnya. RS Pusat Pertamina juga mengubah pola fikir, budaya kerja, sikap dan
perilaku baru secara terencana sehingga mampu bersaing dalam menghadapi era
globalisasi.
3.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah RS Pusat Pertamina
Berdasarkan surat keputusan Direktur Utama Pertamina No. Kpts- 581
A00000 03- S8 tanggal 17 Oktober 2003 perihal Visi, Misi, Motto dan Tujuan
RSPP.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
45
UNIVERSITAS INDONESIA
1. Visi:
Menjadi RS terbaik yang menggunakan konsep pelayanan medis mutakhir.
2. Misi:
a. Sebagai RS yang secara komprehensif memberikan pelayanan kesehatan
spesialistik.
b. Membangun loyalitas melalui kepuasan pelanggan dengan sumber daya
manusia yang professional berbudaya kerja prima.
c. Meningkatkan pertumbuhan pendapatan disertai pengendalian secara
efisien dan efektif.
3. Motto:
“We Care and We Cure”
4. Tujuan dan Falsafah
A. Tujuan Umum
Tercapainya derajad kesehatan masyarakat bagi pekerja pertamina pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, dengan menyelenggarakan
pelayanan yang meliputi upaya penyembuhan, pemeliharaan kesehatan dan
meringankan penderitaan, menjadi pusat rujukan dari seluruh unit Pertamina
yang tersebar di seluruh Indonesia serta tempat pendidikan latihan tenaga
dokter dan dokter spesialis serta tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan khusus
a. Membentuk orgaisasi rumah sakit yang antap sehingga mampu menjadi
wadah yang kokoh untuk mengembangkan rumah sakit sebagai lembaga
sosial ekonomi.
b. Terlaksananya sistem manajemen rumah sakit yang mampu mendukung
penyelenggaraan rumah sakit yang efektif, efisien, dan menguntungkan,
sehingga tercapai kemandirian RS serta memberikan kontribusi laba bagi
pemegang saham.
c. Menyediakan layanan kesehatan yang lengkap dengan standar pelayanan
mutakhir bagi setiap jenis pelayanan.
d. Meningkatkan kemampuan SDM RS, sehingga professional dibidangnya
dan berperan aktif untuk mencapai visi RS melalui misi RS yang telah
disepakati bersama.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
46
UNIVERSITAS INDONESIA
e. Menyelenggarakan sistem informasi RS yang mendukung manajemen RS
dan tenaga professional dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan.
f. Terpenuhinya sarana dan prasarana yang memenuhi kebutuhan pelayanan.
g. Menjadi pusat rujukan bagi rumah sakit- rumah sakit Pertamina di seluruh
Indonesia dan RS lain serta tempat pendidikan dan pelatihan bagi tenaga
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
h. Mengoptimalkan asset kesehatan melalui pengolahan yang efektif, efisien
dan menguntungkan serta melaksanakan peningkatan pemanfaatan dan
pengembangan asset kesehatan.
i. Mengembengkan RS menjadi unit usaha yang sehat dan mampu
menghasilkan pendapatan untuk mempertahankan keberadaan dan
meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.
j. Memenuhi kebutuhan akan layanan kesehatan bagi pekerja, keluarganya,
pensiunan Pertamina, mitra usaha dan masyarakat dengan berorientasi
kepada kepuasan dan kenyamanan pelanggan berdasarkan standart profesi
peraturan dan etik kedokteran.
B. Falsafah
a. Landasan Idiil dan Konstitusional adalah Pancasila dan UUD 1945, yang
mengharuskan untuk selalu menjunjung tinggi nilai luhur, etika profesi
yang mengutamakan kepentingan pasien
b. Primum Non Nocere; menghindari terjadinya tambahan beban penderitaan
pasien yang diusahakan dengan mengatasinya secara sungguh- sungguh.
c. Kegiatan RS menjunjung tinggi Etika Rumah Sakit (ERSI)
3.3 Profil RS Pusat Pertamina
Nama Rumah sakit : Rumah Sakit Pusat Pertamina
Kelas Rumah sakit : B + Pendidikan
Status Kepemilikan : Ex. BUMN Pertamina pada tanggal 8
Agustus 2002. status ini berubah menjadi
PT. PERTAMEDIKA.
Alamat : Jl. Kyai Maja No. 43 Kebayoran Baru
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
47
UNIVERSITAS INDONESIA
Kodya : Jakarta Selatan
Propinsi : DKI Jakarta
3.4 Struktur Organisiasi
Organisasi dalam RSPP secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:
1. Satuan Pengawas Internal
2. Manajemen Resiko
3. Manajemen Bisnis
4. Administrasi Pasien
5. Instalasi Pelayanan Medis & Penunjang Medis
6. Keperawatan & unit- unit lainnya
7. Keuangan
8. SDM
9. Logistik
10. Layanan Teknik
11. Layanan Umum
Struktur organisasi RSPP secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 3.
3.5. Fasilitas dan pelayanan yang tersedia di RS Pusat Pertamina
1. Fasilitas Pelayanan Medis
a. Rawat Jalan,
Beberapa Poliklinik yang tersedia di RSPP, yaitu:
1. Poliklinik Umum
2. Poliklinik gigi dan Mulut, terdiri dari; bedah mulut, orthodonsi dan
prostodonsi
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam/ Hari
4. Instalasi Medical Check Up (MCU)
5. Poliklinik Spesialis, terdiri dari:
Poliklinik Penyakit Dalam (internist)
Poliklinik Penyakit Jantung
Poliklinik Penyakit Paru
Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin
Poliklinik Penyakit jiwa (Psychiatry) dan Psikologi
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
48
UNIVERSITAS INDONESIA
Poliklinik Bedah Jantung
Poliklinik Bedah Onkologi
Poliklinik Bedah Umum
Poliklinik Bedah Anak
Poliklinik Bedah Urologi
Poliklinik Bedah Tulang
Poliklinik Bedah Plastik
Poliklinik Bedah Syaraf
Poliklinik Kesehatan Anak
Poliklinik Rehabilitasi Medik
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
Poliklinik Penyakit Mata
Poliklinik Akupuntur
Poliklinik Penyakit Syaraf
Poliklinik Andrologi
Poliklinik Penyakit THT
b. Rawat Inap
Fasilitas Rawat Inap di RSPP terdiri dari:
Kantor Perawatan Dewasa, terbagi menjadi 2 bagian, terdiri dari:
1. Kantor perawatan Umum, yaitu:
President suite
VVIP
VIP
VIP Kebidanan
Kelas IA
Kelas IB
Kelas II
Kelas III, yaitu kelas IIIA dan IIIB
2. Kamar Perawatan Khusus, yaitu:
Ruang Perawatan Luka Bakar (Burn Unit) dan ICU
Intensive Care Unit (ICU)
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
49
UNIVERSITAS INDONESIA
Kamar Operasi
3. Kamar Perawatan Anak, terbagi menjadi 1 bagian, terdiri dari:
Kamar Perawatan Umum, yaitu:
VIP A1
VIP A2
VIP 1A
Kelas II
Kelas III
Kamar perawatan Khusus, yaitu:
1. Intensive Care Unit (ICU)
2. Kamar Bayi dan Perawatan Bayi dengan Inkubator
2. Fasilitas Pelayanan Penunjang Medis
Jenis pelayanan penunjang medis yang tersedia di RSPP, terdiri dari:
a. Laboratorium, jenis pemeriksaan diantaranya adalah:
Pemeriksaan rutin darah, urine dan faeces
Pemantauan kadar obat
Endokrinologi
Mikrobiologi
Hematologi, haemostatis dan sumsum tulang
Kimia klinik
Immunologi, immunitas Humoral dan selular
b. Patologi, jenis pemeriksaan diantaranya adalah:
Histopatologi (Rutin dan Cito)
Sitopatologi (Rutin dan Cito)
Histokimia untuk histopatologi dan Sitopatologi
Frozen section
Immunopatologi
Bagian patologi dilengkapi dengan 2 unit alat histokenet yang
berguna untuk memeriksa jaringan dalam tubuh apakah terdapat
tumor ganas atau tidak, serta satu alat Cryostate untuk pemeriksaan
potong beku.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
50
UNIVERSITAS INDONESIA
c. Laboratorium gigi, jenis pemeriksaannya adalah:
Full dentures
Partial dentures
Crown and bridge works
Inlay atau onlay atau uplay
Orthodontics
Radiologi gigi dan mulut
d. Radiologi, jenis pemeriksaan diantaranya adalah:
CT Scanning
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Helical CT Scanning
Mammography
Angiography
Lymphography
Arteriography
Radiodiagnostic
Radiologi terdiri dari 2 bagian, yaitu:
Bagian diagnostik yang dilengkapi dengan pesawat Multi Pro
Unit (Siemens), pesawat Multi CPA Pro Unit, pesawat
Sireskop unit (Fluoroscophy) dan pesawat Mammography unit
e. Fisioterapi, bagian ini terdiri dari:
Electrotheraphy
Actinotheraphy
Speaktheraphy
Exercise theraphy
Alat- alat penunjang yang digunakan berupa infra merah, diatermi,
tens, ultrasonic, traksi dan talting table.
f. Kedokteran nuklir
Bagian ini dilengkapi dengan 2 unit pesawat Diagnostic Ultra
Sound Graph (USG) dan satu unit Diagnostic gamma camera
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
51
UNIVERSITAS INDONESIA
g. Instalasi Farmasi
Bagian ini dilengkapi dengan alat untuk pembuatan obat khusus
yang digunakan oleh RSPP sendiri
h. Sitologi
Bagian ini memeriksa cairan tubuh seseorang yang diduga
menderita penyakit kanker atau tidak melalui pemeriksaan
papsmear dan cairan- cairan dalam seperti cairan pleura, ascites,
kista
i. Medical Check Up (MCU)
Untuk mengetahui kondisi kesehatan secara berkala, sarana ini
digunakan untuk mendeteksi dini penyakit- penyakit ganas,
kardiovaskuler dan degeneratif serta untuk memantau
perkembangan penyakit kronis.
j. Kamar jenazah
k. Instalasi pemeliharaan sarana RS (IPSRS)
3. Fasilitas Pelengkap Medis
a. Bagian Bedah
Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah kamar bedah yang
dilengkapi sistem Monitoring dan Video Tape. Terdapat pula
penghancur batu ginjal, sistem central gas outlet dan heart lung
machine
b. Bagian sterilisasi sentral
Untuk memenuhi kebutuhan sterilisasi, RSPP membangun CSSD.
Bagian ini dilengkapi dengan sistem automatic recording dan
ultrasonic cleaning.
c. Bagian intensive care unit (ICU)
Dilengkapi dengan 20 tempat tidur yang dilengkapi dengan sistem
monitor
d. Bagian obstetrik dan ginekologi
Dilengkapi dengan 31 tempat tidur neonatal sehat, baby
pulmonator dan inkubator
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
52
UNIVERSITAS INDONESIA
e. Bagian emergensi
f. Bagian kardiologi
Bagian ini memiliki fasilitas, yaitu:
Treadmill
Ruang rehabilitasi medik
Holter monitoring
Echocardiography
Colour Doppler echocardiography
Vector
Late potential
Caroted Doppler
g. Bagian gigi dan mulut
Bagian ini dilengkapi dengan beberapa pesawat rontgen “status X”
yang membuat gambar panoramik gigi dengan satu Laboratorium
untuk membuat protease dari bahan plastik, porselen emas dan
baja.
4. Prasarana
Kapasitas tempat tidur 467 TT
Luas bangunan 27.063 m2
Insenerator
Sumber air dari PAM DKI lengkap dengan system cadangan
dan pemurnian air.
AC dengan sistem sentral dengan 4 cooling unit besar dan 6
package unit tersendiri
Fire warning dan alarm system
Power plant: 6 buah transformator listrik dari PLN (4x 1000
KVA dan 2x 630 KVA)
Sistem komunikasi
Sistem ozonisasi untuk sterilisasi udara, air dan pengobatan
luka bakar.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
53
UNIVERSITAS INDONESIA
3.6 Sumber Daya Manusia
Jumlah Sumber Daya Manusia yang bekerja di RSPP berdasarkan data
bagian Sumber Daya Manusia RSPP periode bulan Oktober tahun 2012 Adalah
1058 Orang.
Status kepegawaian terbagi menjadi dua, yaitu PWT (Pekerja Waktu
Tertentu) atau kontrak dan PWTT (Pekerja Waktu Tak Tentu) atau pegawai tetap.
Secara lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel. 3.1.Data Pekerja RSPP Berdasarkan Status Pekerja per Oktober 2012
Bagian PWTT PWT KM Jumlah
Medis Umum 11 12 4
Dokter gigi 1 1 2
Medis Spesialis 44 5 77
Paramedis perawatan 480 57
Paramedis non perawatan 127 18 3
Non Medis 254 8
Total1058orang
Sumber: Bagian SDM RSPP, 2012 (telah diolah kembali).
3.7. Produk Unggulan RSPP
RSPP mempunyai beberapa produk layanan unggulan yang memang
mempunyai reputasi dan kualitas yang baik sehingga dapat dijadikan alasan
pilihan bagi pelanggannya. Produk layanan unggulan itu sendiri adalah kombinasi
dari program atau aktivitas dengan bauran pemasaran yang tepat, ditambahkan
dengan keunggulan- keunggulan lain seperti fasilitas dan alat medis yang
mutakhir, serta pelayanan khusus yang diberikan. Produk- produk tersebut adalah:
Stroke Center
Heart Center lengkap dengan Klub Jantung
Asthma Center
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
54
UNIVERSITAS INDONESIA
Diabetes Center
One- stop- service Medical Check Up
Burn Unit
Kedokteran Nuklir dengan Kamera Gamma Skylight
3.8. Unit Medical Check Up RSPP
Karena unit yang menjadi fokus penelitian ini adalah unit MCU, maka unit
ini dibahas tersendiri. Unit MCU merupakan salah satu produk layanan unggulan
RSPP. Keunggulan unit ini adalah karena menggunakan sistem pelayanan terpadu
yang berada pada satu tempat dengan beberapa paket yang dapat dipilih sesuai
dengan kebutuhan pelanggan serta didikung dengan teknologi mutakhir.
Pada awalnya MCU ini merupakan bagian dari Unit Rawat Jalan.
Kedudukan MCU berada dibawah Wakil Direktur Medis. Unit MCU mulai berdiri
sendiri dengan pindah dan beroperasi di gedung H lantai 5 sejak 4 Mei 1999.
Peresmiannya pada tanggal 22 September 1999 oleh Direktur Utama Pertamina
pada saat itu Bpk. Martiono Hadianto.
Unit MCU dikepalai oleh seorang dokter umum sebagai kepala unit MCU
yang posisinya berada dibawah Wakil Direktur Medis RSPP. Struktur Organisasi
unit MCU RSPP adalah sebagai berikut:
sumber : Stuktur Organisasi Instalasi MCU RSPP, 2008 (telah diolah kembali)
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi MCU RSPP
SK Direksi No.221/A00000/2007/S8,Tanggal 30 Maret 2007
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
55
UNIVERSITAS INDONESIA
Yang mendasari MCU untuk berdiri sendiri adalah program
pengembangan instalasi MCU dengan fasilitas terpadu yang berada pada satu
lantai, yaitu di gedung H lantai 5 dengan konsep “one- stop- service” dengan
tujuan:
- Layanan yang menyeluruh, efektif, efisien dan nyaman bagi pasien
- Pemeriksaan terpadu yang lebih cepat serta berkomputerisasi
- Hasil yang cepat dan akurat.
Sumber Daya Manusia di Unit MCU disepakati dan ditentukan oleh Wadir
Medis, Kepala Staff Medis Fungsional terkait dan kepala Perawatan yang terdiri
dari:
a. SDM tetap (struktural):
Kepala unit MCU, yaitu seorang dokter umum
1 orang tenaga dokter umum
1 orang tenaga dokter umum (mitra kerja) dikarenakan hanya 3x praktek
dalam 1 minggu
7 orang tenaga perawat
1 orang refraksionis
3 orang tenaga administrasi
b. SDM diperbantukan (fungsional) diperbantukan khusus untuk MCU:
1 dokter spesialis kardiologi
1 dokter USG
1 dokter gigi dan 1 perawat gigi mulut
1 analis Laboratorium
c. Bertugas sesuai jadwal yang diatur Ka. SMF/ instalasi terkait:
- Spesialis mata dan refraksionis
- Radiologis dan penata rontgen
- Spesialis Obgyn
- Spesialis THT
Unit MCU menawarkan 8 (delapan) paket pemeriksaan yang secara umum
terdiri dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, foto torak atau dada, pemeriksaan
laboratorium dasar yaitu darah dan urin rutin dan pemeriksaan pilihan seperti tes
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
56
UNIVERSITAS INDONESIA
visus dan buta warna, jantung, tes fungsi paru, pemeriksaan gigi, USG, gula
darah, dan pemeriksaan tambahan lainnya. Paket- paket tersebut bukanlah hal
yang mengikat karena unit MCU RSPP siap merancang paket yang disesuaikan
dengan kebutuhan pelanggan, dalam hal ini pasien individual ataupun perusahaan.
Ada beberapa paket pemeriksaan yang tersedia untuk pasien individual,
seperti paket basic yang terdiri dari pemeriksaan laboratorium dasar, Excel yang
ditambahkan dengan beberapa pemeriksaan lain, Exclusive yang lebih lengkap
lagi pemeriksaannya dan Executive yang merupakan pemeriksaan keseluruhan
tubuh pasien, dan Corporate yang biasanya digunakan untuk calon pegawai
perusahaan. Untuk rincian pemeriksaan setiap paket terdapat pada lampiran 16.
Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang menjadi pelanggan MCU
RSPP yang mengirimkan pegawainya untuk melakukan Check Up secara berkala:
1. PLN
2. Perusahaan Gas Negara
3. Citic Seram Energy
4. CNOOC
5. Petrochina
6. Elnusa
7. Premier Oil
8. IMM Japan
9. Kalrez
10. Bank Indonesia
11. Jakarta Convention Centre
12. PDAM
13. PUSRI
14. Pupuk Kaltim
15. Dan Lain- lain (Keterangan Lebih Lengkap ada di Lampiran 15)
MCU dilaksanakan setiap hari kerja, yaitu hari Senin sampai Jumat mulai
pukul 07.30 dan penerimaan pasien terakhir adalah pukul 09.30. pasien harus
membuat perjanjian sebelumnya dan pihak RSPP akan memberitahukan agar
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
57
UNIVERSITAS INDONESIA
berpuasa terlebih dahulu. Hasil pemeriksaan akan selesai dalam waktu maksimal 7
(tujuh) hari
Sumber: Data Internal Instalasi Medical Check Up RSPP 2007, (telah diolah kembali).
Gambar 3.2 Alur Proses Pemeriksaan Pasien MCU RSPP
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
58
UNIVERSITAS INDONESIA
Sumber: Data Internal Instalasi Medical Check Up RSPP, 2007
Gambar 3.3 Alur Pelayanan Pasien Instalasi MCU RSPP
Sejak berdiri pada tahun 1999 MCU RSPP mempunyai komitmen yaitu
memberikan layanan kesehatan “one- stop- service” yang professional, cepat,
nyaman, akurat dan terpadu. Sejak tahun 1999 angka kunjungan terus meningkat,
terutama di segmen Perusahaan Langganan. Maka dari itu untuk meningkatkan
terus volume penjualan dan memenangkan persaingan pasar perlu diadakan
analisa mengenai faktor- faktor yang dipertimbangkan Bagian Kepegawaian
perusahaan langganan dalam membeli layanan Medical Check Up RSPP tahun
2012.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
59UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 4KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN
DEFINISI OPERASIONAL
4.1. Kerangka Teori
Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya tentang perilaku konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian meliputi banyak faktor yang menjadi
pertimbangan, dan ini terjadi baik konsumen individu ataupun konsumen
perusahaan (organisasi).
Konsep bauran pemasaran tradisional menurut Kotler (1997) terdiri dari
4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat atau lokasi (place), dan promosi
(promotion). Sementara itu menurut Zeithaml (2000), untuk pemasaran jasa perlu
bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur non-traditional
marketing mix, yaitu orang (people), Fasilitas fisik (physical evidence), dan proses
(process), sehingga menjadi 7P. Masing-masing dari tujuh unsur bauran
pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan
mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya.
Sedangkan menurut Kotler (2002), Pada saat melakukan proses
pengambilan keputusan yang ditempuh organisasi resmi untuk menentukan
kebutuhan akan produk dan jasa yang akan dibeli, dari sekian banyaknya produk
yang ditawarkan oleh pemasok ataupun yang terdapat di pasar, perlu kiranya
sebuah organisasi memilih secara selektif produk yang dibutuhkan. Sehingga
organisasi tersebut akan melakukan identifikasi, evaluasi serta memilih merek-
merek alternatif dari produk tersebut.
Tabel 4.1 Model Perilaku Pembeli
StimulusPemasaran Stimuluslainnya Karakteristik
Pembeli
ProsesKeputusan
Pembeli
KeputusanPembeli
Produk
Harga
Distribusi
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Sosial
Pribadi
Pengenalanmasalah
Pencarianinformasi
Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan pemasok
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
60
UNIVERSITAS INDONESIA
Lanjutan Tabel 4.1
StimulusPemasaran Stimuluslainnya Karakteristik
Pembeli
ProsesKeputusan
Pembeli
KeputusanPembeli
Promosi Budaya Psikologi
Keputusanpembeli
Perilaku pembeli
Penentuan saatpembelian
Jumlah pembelianSumber : Phillip Kotler dan Sweet Hoong Ang, et.all. 2002, (Telah diolah kembali).
Sedangkan untuk perilaku pembelian pasar bisnis (organisasi) tidak jauh
berbeda, Perilaku pembelian bisnis (business buying behaviour) mengacu pada
perilaku pembelian organisasi yang membeli barang dan jasa untuk digunakan
dalam produksi produk dan jasa lain yang dijual, disewakan atau dipasok kepada
pihak lain.
Pemasaran dan rangsangan lain mempengaruhi organisasi pembelian serta
menghasilkan respons pembeli tertentu. Seperti halnya pembelian konsumen,
rangsangan pemasaran bisnis terdiri dari 4P : Product (produk), Price (harga),
Place (tempat), dan Promotion (promosi).
Sumber : Kotler (2008)
Gambar 4.1 Model Perilaku Pembeli Bisnis
Pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan pelanggan
serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk
memperoleh profit. Pengambilan keputusan dalam bidang pemasaran hampir
selalu berkaitan dengan variabel-variabel dari bauran pemasaran (Marketing Mix).
Lingkungan
Rangsangan RangsanganPembelian lain
Produk EkonomiHarga TeknologiDistribusi PolitikPromosi Budaya
Persaingan
Organisasi Pembelian
Pusat Pembelian
ProsesKeputusanPembelian
(Pengaruh Antarpribadi)
(Pengaruh Organisasi)
Respons Pembeli
Pilihan Produk
Pilihan Pemasok
Jumlah Pesanan
Persyaratan Penyerahandan Frekuensi
Persyaratan PelayananPembayaran
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
61
UNIVERSITAS INDONESIA
Bauran pemasaran merupakan alat yang dikembangkan dengan baik yang
dipakai sebagai struktur oleh para pemasar. Bauran pemasaran terdiri dari
berbagai macam unsur program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
berhasil melaksanakan strategi dan positioning pemasaran dalam pasar-pasar
perusahaan.
Bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang
dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen
dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. Berdasarkan definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan unsur-unsur pemasaran yang
saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga
perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus
memuaskan kebutuhan dan keinginan kosumen.
4.2. Kerangka Konsep
Dari penjelasan teori diatas, oleh karena itu peneliti membuat kerangka
konsep penelitian sebagai berikut:
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
62Gambar 4.2 Kerangka Konsep
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
63
UNIVERSITAS INDONESIA
Kerangka konsep tersebut menjelaskan variabel- variabel yang akan
diteliti berdasarkan bauran pemasaran menurut Kotler dan bauran pemasaran
menurut Zeithaml dan Bitner (2000), juga Model Perilaku Pembelian konsumen
Organisasi dalam pengambilan keputusan menurut Philip Kotler (2002) dan
Kotler (2008). Dengan menggunakan tehnik analisis faktor, penulis merasa
memiliki kesempatan untuk membuat model pemasaran baru khusus MCU RSPP
dengan dibentuknya faktor- faktor berdasarkan pengolahan dari 31 variabel yang
diolah. Sehingga akan diketahui dari variabel tersebut manakah yang menjadi
pertimbangan dominan terhadap keputusan membeli Layanan MCU RSPP oleh
bagian kepegawaian perusahaan Langganan.
Dikarenakan keterbatasan data yang didapatkan oleh peneliti di lapangan,
maka tidak terdapat variasi pada variabel dependen (keputusan pembelian).
Sehingga penelitian hanya dilakukan terhadap perusahaan- perusahaan yang telah
membeli layanan MCU RSPP.
4.3. Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel menurut Simamora (2004:67), adalah definisi yang
dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran. Tujuannya
adalah agar pembaca lain juga memiliki pengertian yang sama. Variabel-variabel
yang diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut:
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
64
UNIVERSITAS INDONESIA
Tabel 4.2 Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
A Faktor Preferensi
Konsumen Perusahaan
Sikap konsumen memilih suatu produk dari merek
tertentu, sebagai akibat dari adanya kepuasan
menggunakan merek tersebut di masa lalu.
Variabel yang termasuk: (X 1) sd (X 5)
Kuesioner Pertanyaan No
1 sd 5
Dikelompokkan menjadi:
Sangat Dipertimbangkan = 4
Dipertimbangkan = 3
Tidak Dipertimbangkan = 2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan = 1
Likert (ordinal)
1. Motivasi (X1) Kebijakan dan Dorongan Kebutuhan Perusahaan
mengenai pembelian Layanan Medical Check Up
RSPP.
2. Referensi dari Luar
Perusahaan (X2)
Sumber Informasi dari Luar yang didapatkan
Konsumen Perusahaan dalam memilih Produk
MCU RSPP.
3. Pengalaman sebelumnya
dalam menggunakan layanan
MCU RSPP (X3)
Pengalaman yang dimiliki oleh konsumen
perusahaan dalam menggunakan Medical Check
Up RSPP Sebelumnya.
4. Persepsi terhadap produk
MCU RSPP (X4)
Cara pandang konsumen Organisasi terhadap
Produk Medical Check Up RSPP.
5. Referensi antar Individu
dalam Perusahaan (X5)
Pendapat, informasi, daya bujuk dan pengaruh
yang didapatkan dari berbagai macam pihak dalam
organisasi mengenai kebijakan Layanan Medical
Check Up RSPP
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
65
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
B Faktor Teknologi Faktor alat pemeriksaan yang menggunakan
Teknologi Terbaru
Variabel yang termasuk: (X6)
Kuesioner Pertanyaan no. 6 Dikelompokkan menjadi:
Sangat Dipertimbangkan = 4
Dipertimbangkan = 3
Tidak Dipertimbangkan = 2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan = 1
Likert (ordinal)
6. Teknologi alat
pemeriksaan (X6)
Alat pemeriksaan MCU yang menggunakan
teknologi terbaru.
C Faktor Produk Layanan Kesehatan berupa Pemeriksaan Medical
Check Up.
Variabel yang termasuk: (X7) sd (X 11)
Kuesioner Pertanyaan no. 7
sd 11
Dikelompokkan menjadi:
Sangat Dipertimbangkan = 4
Dipertimbangkan = 3
Tidak Dipertimbangkan = 2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan = 1
Likert (ordinal)
7. Branding Image Medical
Check Up RSPP (X7)
Persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh
konsumen; tercermin dalam asosiasi yang terjadi
dalam memori konsumen tentang MCU RSPP.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
66
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
8. Macam atau jenis produk
yang ditawarkan (X8)
Banyak macam produk MCU yang tersedia dan
ditawarkan kepada Konsumen Organisasi.
9. Mutu produk (X9) Bermutu baik dan berkualitasnya produk MCU
yang tersedia dan ditawarkan kepada konsumen
Organisasi.
10. Kesesuaian item produk
dengan kebutuhan dan
keinginan (X10)
Tersedianya item produk dan sesuai dengan yang
dibutuhkan dan diinginkan konsumen
Organisasi.
11. Kesesuaian Model
Hasil (template) laporan
Pemeriksaan dengan
kebutuhan dan keinginan
(X11)
Kesesuaian Rangka Model pelaporan hasil
pemeriksaan MCU RSPP yang dapat dipenuhi
oleh MCU RSPP untuk Konsumen Organisasi.
D Faktor Proses Layanan Proses Pelayanan Pemeriksaan MCU Karyawan
Perusahaan Langganan.
Variabel yang termasuk: (X 12) sd (X 14)
Kuesioner Pertanyaan No. 12
sd 14
Dikelompokkan menjadi:
Sangat Dipertimbangkan = 4
Dipertimbangkan = 3
Tidak Dipertimbangkan = 2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan = 1
Likert (ordinal)
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
67
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
12. Konsultasi ulang dari
dokter setelah hasil
didapatkan (X12)
Adanya sesi konsultasi ulang dengan dokter
yang memeriksa tentang hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh Pasien.
13. Ketepatan waktu
memulai dan
menyelesaikan
pemeriksaan (X13)
Ketepatan waktu dalam memulai pemeriksaan
yaitu saat poli pelayanan buka (jam 07.30 pagi)
dan selesai dalam waktu kurang dari 4 (empat)
jam untuk paket non basic dan kurang dari 3
(tiga) jam untuk paket basic.
(sesuai ketentuan sasaran mutu pelayanan MCU
RSPP tahun 2012).
14. Ketepatan penerimaan
hasil Pemeriksaan (X14)
Ketepatan penerimaan hasil pemeriksaan oleh
konsumen yaitu 4 (empat) hari kerja untuk paket
basic dan 7 (tujuh) hari untuk non Basic. (sesuai
ketentuan sasaran mutu pelayanan MCU RSPP
tahun 2012).
E Faktor Harga Sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh
konsumen Perusahaan untuk membayar Layanan
Pemeriksaan MCU RSPP.
Variabel yang termasuk: (X 15) sd (X 18)
Kuesioner Pertanyaan No. 15
sd 18
Dikelompokkan menjadi:
Sangat Dipertimbangkan = 4
Dipertimbangkan = 3
Tidak Dipertimbangkan = 2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan = 1
Likert (ordinal)
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
68
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasioanl Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
15. Perbandingan harga
(X15)
Perbandingan harga Layanan MCU RSPP
dengan layanan dari Pesaing.
16. Kesesuaian harga (X16) Kesesuaian harga Pemeriksaan dengan Anggaran
yang disediakan oleh Perusahaan.
17. Potongan harga (X17) Pemberian discount pada konsumen Organisasi
yang membeli layanan dalam jumlah tertentu
dan dapat melunasi pembayaran sesuai waktu
yang disepakati dalam perjanjian.
18. Kemudahan cara
pembayaran (X18)
Kemudahan yang diberikan MCU RSPP kepada
konsumen dengan cara dapat melakukan
pembayaran selambat- lambatnya 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak tagihan diterima
hingga saat pembayaran atau transfer.
F Faktor Distribusi Kemudahan akses terhadap Lokasi dimana Jasa
pelayanan MCU RSPP berada, dalam hali ini
Lokasi, jarak tempuh dan kemudahan akses
RSPP dari dan ke Perusahaan langganan.
Variabel yang termasuk: (X 19) sd (X 20)
Kuesioner Pertanyaan No. 19
sd 20
Dikelompokkan menjadi:
Sangat Dipertimbangkan = 4
Dipertimbangkan = 3
Tidak Dipertimbangkan = 2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan = 1
Likert (ordinal)
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
69
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
19. Jarak Lokasi Rumah
Sakit dengan Perusahaan
(X19)
Jarak tempuh dari perusahaan menuju Rumah
Sakit
20. Kemudahan Akses
Transportasi dari dan ke
Rumah Sakit (X20)
Kemudahan mendapatkan transportasi dari dan
ke Rumah Sakit
G Faktor Promosi Usaha yang dilakukan oleh Rumah Sakit untuk
menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Variabel yang termasuk: (X 21) sd (X 25)
Kuesioner Pertanyaan No. 21
sd 25
Dikelompokkan menjadi:
Sangat Dipertimbangkan = 4
Dipertimbangkan = 3
Tidak Dipertimbangkan = 2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan = 1
Likert (ordinal)
21. Keramahan personil
pemasar MCU RSPP (X21)
Sikap Ramah- tamah yang ditunjukkan Personil
pemasar dalam Memasarkan Layanan MCU
RSPP.
22. Kecakapan personil
pemasar MCU RSPP (X22)
Kecakapan dalam Komunikasi dan pemberian
informasi tentang layanan MCU RSPP.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
70
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
23. Penampilan personil
pemasar MCU RSPP (X23)
Penampilan yang menarik dan Professional dari
Personil Pemasar dalam memasarkan layanan
MCU RSPP.
24. Alat promosi yang
menarik dan informatif
(X24)
Alat promosi yang dipakai untuk menawarkan
layanan MCU ke Perusahaan. Berupa Brosur
MCU, Company profile Rumah Sakit, Proposal
Penawaran harga yang cukup informatif dan
menarik bagi Perusahaan.
25. Patient Relation untuk
pelanggan khusus (X25)
Pendampingan Khusus oleh personil Humas
yang akan mengatur rencana pemeriksaan
pelanggan khusus agar jalannya pemeriksaan
dapat lebih lancar sejak pemeriksaan dimulai
sampai pemeriksaan selesai.
H Faktor Personil (orang) Orang- orang yang terlibat dalam proses
pelayanan MCU.
Variabel yang termasuk: (X 26) sd (X 27)
Kuesioner Pertanyaan No. 26
sd 27
Dikelompokkan menjadi:
Sangat Dipertimbangkan = 4
Dipertimbangkan = 3
Tidak Dipertimbangkan = 2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan = 1
Likert (ordinal)
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
71
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
26. Keramahan Petugas
dalam pelayanan
Pemeriksaan MCU (X26)
Keramah tamahan seluruh petugas di Instalasi
MCU RSPP.
27. Kemampuan
(kompetensi) Petugas
dalam melakukan
pelayanan dan pemeriksaan
MCU (X27)
Kemampuan petugas Instalasi MCU dalam
melakukan pelayanan, pemeriksaan dan
menggunakan alat peleriksaan dengan baik
sehingga menghasilkan hasil yang akurat.
I Faktor kondisi fisik Faktor lingungan fisik yang dapat dilihat dan
dirasakan oleh konsumen dan berfungsi sebagai
pendukung berlangsungnya suatu pelayanan
kesehatan.
Variabel yang termasuk: (X 28) sd (X 31)
Kuesioner Pertanyaan No. 28
sd 31
Dikelompokkan menjadi:
Sangat Dipertimbangkan = 4
Dipertimbangkan = 3
Tidak Dipertimbangkan = 2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan = 1
Likert (ordinal)
28. Lingkungan Rumah
Sakit (X28)
Suasana yang tercipta didalam lingkungan
sekitar RSPP.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
72
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
29. Lokasi Gedung
Instalasi MCU RSPP (X29)
Lokasi Gedung tempat Instalasi MCU RSPP
berada.(gedung H) yang memberikan kesan
“privat” dan memberikan pelayanan lengkap
dalam satu atap “One Stop Service” MCU
RSPP.
30. Kecukupan Tersedianya
Tempat Parkir (X30)
Tersedianya pelayanan vallet parkir, parkir
khusus wanita dan lahan parkir yang nyaman
dan luas untuk pelanggan Instalasi MCU
31. Fasilitas RSPP lainnya
(X31)
Tersedianya Masjid, Café, Kantin, Bank, ATM
di lingkungan Rumah Sakit dan tersedianya Lift
untuk menuju Instalasi MCU RSPP.
JKarakteristik Responden
Penelitian
1 Usia Umur Pasien yang dihitung saat penelitian KuesionerPertanyaan tentangIdentitas pengisikuesioner
Dikelompokkan:1. < 25 tahun.2. 25 – 30 tahun.3. 31 – 35 tahun.4. 36-40 tahun.5. 41- 45 tahun.6. 46- 50 tahun.7. > 50 tahun.
Interval
2 Jenis Kelamin Perbedaan Jenis Kelamin menurut biologis KuesionerPertanyaan tentangIdentitas pengisikuesioner
Dikelompokkan:1. Laki- Laki2. Perempuan
Nominal
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
73
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
3 Jabatan dalam Perusahaan Posisi pekerjaan dalam perusahaan saat mengisikuesioner Kuesioner
Pertanyaan tentangIdentitas pengisikuesioner
Dikelompokkan:1. Kepala HRD2. Kepala HSE3. Lain- Lain (Pejabat setaraManajer yang ditugaskanuntuk mengatur perihalMedical check upperusahaan).
Nominal
K Karakteristik PerusahaanPenelitian
4 Jenis Perusahaan Sektor atau bidang dimana perusahaanberproduksi Kuesioner
Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner
Dikelompokkan:1. Minyak dan gas (MIGAS)2. Non MIGAS
Nominal
5 Jumlah Karyawan dalamPerusahaan
Jumlah pekerja atau pegawai dalam perusahaantersebut. (berdasarkan SK Menteri PerindustrianNo.19/M/I/1986, tentang Jenis-jenis atau MacamIndustri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja)
Kuesioner
Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner
Dikelompokkan:1. < 50 orang.2. 50 – 100 orang.3. > 100 orang
Interval
6Jumlah Karyawan yangtertanggung dalamPerusahaan
Jumlah pekerja atau pegawai dalam perusahaantersebut yang tertanggung untuk dilakukanpemeriksaan kesehatan tahunan. (berdasarkanUU No I th 1970 mengenai kewajibanpemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan UUKesehatan no.23 / 1992, pasal 23, ayat 2 yangmengatur Pelaksanaan dari pemeriksaankesehatan pegawai dan SK MenteriPerindustrian No.19/M/I/1986, tentang Jenis-jenis atau Macam Industri Berdasarkan JumlahTenaga Kerja)
Kuesioner
Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner
Dikelompokkan:1. < 50 orang.2. 50 – 100 orang.3. > 100 orang
Interval
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
74
UNIVERSITAS INDONESIA
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
7 Lokasi Perusahaan Tempat perusahaan berada berdasarkan alamat Kuesioner
Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner
Dikelompokkan:1. Jabodetabek2. Luar Jabodetabek
Nominal
8 Lama Bekerjasama denganMCU RSPP
Lamanya perusahaan menjalin kerjasama dalammenggunakan layanan MCU RSPP (dalamtahun) berdasarkan Perjanjian Kerjasama denganmanajemen RSPP.
Kuesioner
Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner
Dikelompokkan:1. < 5 tahun.2. 5- 10 tahun.3. > 10 tahun.
Interval
9 Paket yang bekerja samaPaket pemeriksaan MCU yang dipilih olehperusahaan pelanggan untuk karyawanperusahaannya.
Kuesioner
Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner
Dikelompokkan:1. Paket umum RSPP.2. Paket khusus perusahaanyang bersangkutan.
Nominal
10 Harga per Paket per Orang
Kisaran harga per paket per orang yang dipilih
oleh perusahaan langganan untuk karyawannya.
(berdasarkan kisaran harga untuk paket Basic
dan Paket Corporate < 1.500.000,- Paket Excell
dan paket Executive di kisaran harga 1.500.000,-
sampai 3.000.000,- dan paket Exclusive di
kisaran harga > 3.000.000,-.
Kuesioner
Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner dandaftar paketpemeriksaan MCURSPP (Lampiran16)
Dikelompokkan:1. < Rp 1.500.000,-2. Rp 1.500.000- 3.000.000,-3. > Rp 3.000.000,-
Interval
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
75UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 5METODOLOGI PENELITIAN
5.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan
data secara cross sectional. Pendekatan analisa yang digunakan adalah analisa
kuantitatif.
5.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jl. Kyai
Maja No. 43 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, bertempat di Instalasi Medical
Check Up di Gedung H lantai 5 dan Bagian Manajemen Bisinis RSPP di lantai 4.
Alasan melakukan penelitian ini karena sebelumnya belum pernah ada penelitian
tentang perilaku konsumen ditempat ini, dalam hal ini konsumen adalah
Perusahaan Pelanggan Medical Check Up RSPP.
5.1.2 Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilakukan sejak bulan September 2012 sampai dengan
bulan Januari 2013.
5.1.3. Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
yang dipertimbangkan bagian kepegawaian Perusahaan terhadap keputusan
membeli Layanan Medical Check Up RSPP.
5.2. Unit analisis, Populasi dan Sampel
5.2.1 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah bagian kepegawaian perusahaan-
perusahaan yang menjadi langganan Instalasi MCU RSPP 2 (dua) tahun berturut-
turut yaitu tahun 2011- 2012.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
76
UNIVERSITAS INDONESIA
5.2.2 Populasi
Menurut Malhotra (1998) Populasi merupakan kumpulan dari semua
elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, terdiri atas himpunan untuk
tujuan penelitian pemasaran.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang menjalin
kerja sama dengan Instalasi MCU RSPP tahun 2011 sd 2012. Terdapat 88
(Delapan puluh delapan) perusahaan yang bekerja sama dengan MCU RSPP
selama tahun 2011 dan 2012.
5.2.3 Sampel Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey dan pengambilan sampel ini
menggunakan teknik purposive sampling dangan mengambil semua total sampel
penelitian (sampel jenuh). Dimana menurut Sugiono (2008) purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu anggota
populasi dipilih sebagai sampel adalah seluruh perusahaan langganan yang
bekerja sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP tahun 2011 sd 2012
terdapat 88 (Delapan puluh delapan) perusahaan. Pengumpulan data dilakukan
selama ± 1 bulan.
Kriteria sampel penelitian yang dapat dilakukan penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Kriteria inklusi :
Adalah Kepala Bagian Kepegawaian atau Kesehatan Pegawai Perusahaan
langganan atau Pejabat setara Manajer yang ditunjuk perusahaan untuk
mengurus Medical Check Up karyawan Perusahaannya (yang berperan
sebagai pemrakarsa, pengambil keputusan sekaligus sebagai pengguna
layanan) yang bersedia ikut dalam penelitian ini dan memiliki nomor
telepon yang dapat dihubungi.
b. Kriteria Eksklusi :
Adalah Kepala Bagian Kepegawaian atau Kesehatan Pegawai Perusahaan
langganan atau Pejabat setara Manajer yang ditunjuk perusahaan untuk
mengurus Medical Check Up karyawan Perusahaannya (yang berperan
sebagai pemrakarsa, pengambil keputusan sekaligus sebagai pengguna
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
77
UNIVERSITAS INDONESIA
layanan) yang tidak bersedia ikut dalam penelitian ini dan tidak dapat
dihubungi.
5.2.4 Identifikasi Variabel
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) : Motivasi (X1)
2) : Referensi dari luar perusahaan (X2)
3) : Pengalaman sebelumnya dalam menggunakan layanan MCU RSPP
(X3)
4) : Persepsi terhadap produk MCU RSPP (X4)
5) : Referensi antar individu dalam perusahaan (X5)
6) : Teknologi alat pemeriksaan (X6)
7) : Branding Image Medical Check Up RSPP (X7)
8) : Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8)
9) : Mutu produk MCU RSPP (X9)
10) : Kesesuaian item produk dengan kebutuhan dan keinginan (X10)
11) : Kesesuaian Model Hasil (template) laporan Pemeriksaan dengan
kebutuhan dan keinginan (X11)
12) : Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12)
13) : Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13)
14) : Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14)
15) : Perbandingan harga (X15)
16) : Kesesuaian harga (X16)
17) : Potongan harga (X17)
18) : Kemudahan cara pembayaran (X18)
19) : Jarak Lokasi RSPP dengan Perusahaan (X19)
20) : Kemudahan Akses Transportasi dari dan ke Rumah Sakit (X20)
21) : Keramahan personil pemasar MCU RSPP (X21)
22) : Kecakapan personil pemasar MCU RSPP (X22)
23) : Penampilan personil pemasar MCU RSPP (X22)
24) : Alat promosi yang menarik dan informatif (X24)
25) : Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25)
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
78
UNIVERSITAS INDONESIA
26) : Keramahan petugas dalam pelayanan dan pemeriksaan MCU RSPP
(X26)
27) : Kemampuan (kompetensi) petugas Instalasi MCU RSPP dalam
pelayanan, pemeriksaan dan pelaksanaan MCU RSPP (X27)
28) : Lingkungan RSPP (X28)
29) : Lokasi Gedung Instalasi MCU RSPP (X29)
30) : Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir (X30)
31) : Fasilitas lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31)
5.3 Pengumpulan data
5.3.1 Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data berdasarkan sifatnya
Penelitian ini menggunakan data Kuantitatif. Data kuantitatif merupakan
data yang berupa angka-angka yang dapat dihitung secara sistematis seperti, data
kunjungan pasien ke Instalasi MCU RSPP tahun 2008- 2012 dan data hasil
pengisian kuesioner yang dinilai dengan skala Likert.
b. Data berdasarkan sumbernya
1) Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang
diteliti, yaitu berupa hasil wawancara langsung dan jawaban responden terhadap
kuisioner tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan perusahaan langganan
terhadap keputusan membeli layanan MCU RSPP.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait serta dari
berbagai sumber pustaka lainnya. Data ini bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti dan tidak perlu diolah kembali, seperti data daftar
perusahaan langganan MCU RSPP tahun 2011- 2012, Laporan kunjungan tahunan
dari perusahaan pelanggan Instalasi MCU RSPP, macam jenis paket produk yang
ditawarkan MCU RSPP, dan lain- lain.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
79
UNIVERSITAS INDONESIA
5.3.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode
pengisian kuisioner yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan menyebarkan daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai
faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku perusahaan langganan terhadap
keputusan membeli layanan medical check up RSPP tahun2012.
5.4 Skala Pengukuran Data
Menurut Sugiyono (2001), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan adalah
Skala Likert, menurut Sugiono (2001) dengan empat angka yang mewakili
pendapat atau jawaban tersebut, yaitu:
a. Sangat Dipertimbangkan = 4
b. Dipertimbangkan = 3
c. Tidak Dipertimbangkan = 2
d. Sangat Tidak Dipertimbangkan = 1
Skala likert dipergunakan karena mempunyai beberapa kelebihan seperti
kemudahan dalam menyusun pertanyaan, memberi skor, skor yang lebih tinggi
tarafnya mudah dibandingkan dengan skor yang lebih rendah, luwes, lebih
fleksibel dan mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan berdasarkan
intensitas sikap tertentu.
5.5 Uji Instrumen Penelitian
Menurut Algifari (1997), Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk
menguji instrumen penelitian dimana instrumen yang dipakai dalam penelitian
akan dapat berfungsi baik apabila instrumen tersebut valid dan reliabel. Instrumen
yang baik akan mampu mengumpulkan data yang benar-benar menggambarkan
fenomena yang ada.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
80
UNIVERSITAS INDONESIA
Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner
masing- masing sebanyak 2 (dua) kali. Uji pertama dilakukan untuk menguji
instrumen sebelum diberikan kepada sampel penelitian dan uji yang kedua
dilakukan setelah kuesioner dikembalikan oleh sampel (saat pengolahan hasil
penelitian).
Mengingat Populasi yang terbatas dan sampel penelitian adalah sampel
jenuh, maka uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 30 (tiga puluh)
responden dengan mencari sampel yang mirip dengan populasi untuk penelitian.
Dengan harapan dapat mewakili populasi penelitian yang sebenarnya. Sehingga
uji validitas dan reliabilitas yang pertama dilakukan pada pasien yang datang
untuk melakukan MCU tahunan yang merupakan end user (pengguna) dari
layanan dan uji validitas dan reliabilitas yang kedua dilakukan pada Bagian
Kepegawaian Perusahaan Langganan yang merupakan decision maker (pengambil
keputusan) dan end user (pengguna) dari layanan MCU RSPP.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada pasien dari perusahaan
langganan yang datang melakukan MCU tahunan di Instalasi MCU RSPP selama
3 (tiga) hari yaitu tanggal 3-5 November 2012. Adapun yang dimaksud dengan
perusahaan langganan disini adalah perusahaan yang merupakan populasi dalam
penelitian.
5.5.1 Uji Validitas
Uji Validitas bertujuan untuk memeriksa apakah kuisioner sudah tepat
untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh semua
responden yang diindikasikan oleh kecilnya persentase jawaban responden yang
terlalu menyimpang dari jawaban responden lainnya.
Menurut Umar (2000), menyebutkan uji validitas dapat dilakukan dengan
jalan menyerahkan instrumen untuk dinilai dan diisi oleh responden minimal 30
responden atau sepertiga dari total sampel. Kemudian korelasi antara masing-
masing pertanyaan dihitung dengan teknik analisis Koefisien Korelasi Produk-
Moment Pearson (Pearson Product-Moment Corelation Coeficient) dengan
bantuan komputer. Adapun rumus korelasinya adalah sebagai berikut:
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
81
UNIVERSITAS INDONESIA
2222 )()()()(
))(()(
YYnXXn
YXXYnrxy (5.1)
Dimana:
rxy = Nilai korelasi X dan Y
x = Skor total tiap item konsumen
y = Skor total instrument pada masing-masing responden
N = Jumlah responden
Ketentuan penilaian validitas dengan kriteria sebagai berikut:
0.800<Rxy≤1.000 Validitas yang sangat tinggi
0.600<Rxy≤0.800 Validitas tinggi
0.400<Rxy≤0.600 Validitas cukup tinggi
0.200<Rxy≤0.400 Validitas rendah
0.000<Rxy≤0.200 Validitas sangat rendah
Rxy≤0.000 Tidak Valid
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan
komputer dengan paket program SPSS for Windows 19.00.
a. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan korelasi antara variabel
atau item dengan total variabel. Uji validitas dilakukan dengan mengambil 30
responden dengan signifikansi α= 5%. Setelah dilakukan perhitungan uji validitas
dengan menggunakan bantuan paket program SPSS versi 19, maka dapat
diperoleh skor tiap item instrumen pernyataan kuesioner yang digunakan dalam
penelitian kali ini sebanyak 31 (tiga puluh satu) item pernyataan dari 30 (tiga
puluh) responden, dan diperoleh hasil dari tabel sebesar r 0.239 sebagai batas
valid yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
82
UNIVERSITAS INDONESIA
Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas
Pernyataan
Corrected Item-Total
Correlation R Tabel Keterangan
1 0.770 0.239 Valid
20.357
0.239 Valid
3 0.676 0.239 Valid
40.541
0.239 Valid
5 0.790 0.239 Valid
60.635
0.239 Valid
7 0.521 0.239 Valid
80.721
0.239 Valid
9 0.363 0.239 Valid
100.648
0.239 Valid
11 0.6130.239 Valid
120.683
0.239 Valid
13 0.5010.239 Valid
140.308
0.239 Valid
15 0.4680.239 Valid
160.444
0.239 Valid
17 0.6150.239 Valid
180.638
0.239 Valid
19 0.5310.239 Valid
200.612
0.239 Valid
21 0.6030.239 Valid
220.620
0.239 Valid
23 0.6400.239 Valid
240.736
0.239 Valid
25 0.7710.239 Valid
260.652
0.239 Valid
27 0.7250.239 Valid
280.614
0.239 Valid
29 0.6360.239 Valid
300.292
0.239 Valid
31 0.3360.239 Valid
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 6)
Oleh karena seluruh nilai correlated item-total correlation (nilai uji
validitas) pada kuesioner lebih besar dari r tabel sebagai batas valid sebesar 0.239
maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item dalam kuesioner telah valid.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
83
UNIVERSITAS INDONESIA
b. Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Penelitian
Setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan
paket program SPSS versi 19, maka dapat diperoleh skor tiap item instrumen
pernyataan kuesioner yang digunakan dalam penelitian kali ini sebanyak 31 item
pernyataan dari 45 responden, dan diperoleh hasil dari tabel sebesar r 0.201
sebagai batas valid yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Pernyataan Corrected Item-Total Correlation R Tabel Keterangan
Motivasi (X1) 0.298 0.201 Valid
Referensi dari luar Perusahaan (X2) 0.209 0.201 Valid
Pengalaman sebelumnya (X3) 0.431 0.201 Valid
Persepsi terhadap produk MCU (X4) 0.451 0.201 Valid
Referensi antar individu dalamperusahaan (X5) 0.309 0.201 Valid
Teknologi alat pemeriksaan (X6) 0.359 0.201 Valid
Branding Image Medical Check UpRSPP (X7) 0.349 0.201 Valid
Macam atau jenis produk yangditawarkan (X8) 0.284 0.201 Valid
Mutu produk (X9) 0.673 0.201 Valid
Kesesuaian produk dengankebutuhan dan keinginan (X10) 0.217 0.201 Valid
Kesesuaian model hasil (template)dengan kebutuhan dan keinginan(11)
0.298 0.201 Valid
Konsultasi ulang dari dokter setelahhasil didapatkan (X12) 0.617 0.201 Valid
Ketepatan waktu memulai danmenyelesaikan pemeriksaan (X13) 0.621 0.201 Valid
Ketepatan penerimaan hasilPemeriksaan (X14) 0.45 0.201 Valid
Perbandingan harga (X15) 0.352 0.201 Valid
Kesesuaian harga (X16) 0.435 0.201 Valid
Potongan harga (X17) 0.601 0.201 Valid
Kemudahan cara pembayaran (X18) 0.747 0.201 Valid
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
84
UNIVERSITAS INDONESIA
Jarak Lokasi Rumah Sakit denganPerusahaan (X19) 0.553 0.201 Valid
Transportasi menuju Rumah Sakit(X20) 0.454 0.201 Valid
Keramahan personil pemasar (X21) 0.792 0.201 Valid
Kecakapan personil pemasar (X22) 0.82 0.201 Valid
Penampilan personil pemasar (X23) 0.643 0.201 Valid
Alat promosi yang menarik danInformatif (X24) 0.572 0.201 Valid
Patient Relation untuk pelanggankhusus (X25) 0.638 0.201 Valid
Keramahan dalam pelayanan (X26) 0.574 0.201 Valid
Kemampuan (kompetensi) dalampelaksanaan pelayanan (X27) 0.812 0.201 Valid
Lingkungan Rumah Sakit (X28) 0.798 0.201 Valid
Bangunan Rumah Sakit (X29) 0.593 0.201 Valid
Tempat Parkir (X30) 0.536 0.201 Valid
Sarana lainnya (masjid, kantin, café,Bank, dll) (X31) 0.577 0.201 Valid
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 9)
Oleh karena seluruh nilai correlated item-total correlation (nilai uji
validitas) pada kuesioner lebih besar dari r tabel sebagai batas valid sebesar 0.201
maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item dalam kuesioner telah valid.
5.5.2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas bertujuan untuk memberi tahu sampai sejauh mana
konsistensi alat ukur yang digunakan, sehingga bila alat ukur tersebut digunakan
kembali untuk meneliti objek yang sama dengan teknik yang sama walaupun
waktunya berbeda, maka hasil yang akan diperoleh akan sama.
Menurut Umar (2000), menyatakan bahwa reliabilitas adalah suatu rangka
indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang
sama. Uji reliabilitas mampu menunjukan sejauh mana instrumen dapat dipercaya
atau dapat dihandalkan. Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas data
digunakan teknik analisis konsistensi internal dengan formula Alpha Cronbach
dengan bantuan komputer yang rumusnya sebagai berikut:
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
85
UNIVERSITAS INDONESIA
2
2
11 11 t
b
Vkk
r
(5.2)
Dimana:
R11 = Reliabilitas Responden
K = Banyaknya butir pertanyaan
σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Varian total
Pengujian reliabilitas instrument ini juga akan dilakukan dengan
menggunakan komputer dengan paket SPSS for Windows 19.00. pengujian
dilakukan untuk memastikan variabel yang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.
a. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Setelah dilakukan uji validitas selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data yang dilakukan pada 30 responden dengan jumlah item
pernyataan dalam kuesoiner sebesar 31 item. Perhitungan koefisien reliabilitas
instrumen (cronbach alpha) dengan menggunakan bantuan paket program SPSS
versi 19. Nilai-nilai untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item
kuesioner sebanyak 31 item yang valid. Item yang tidak valid tidak dilibatkan
dalam pengujian reliabilitas, Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach Alpha Batasan Reliabel Keterangan
0.942 0.600 Reliabel
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 6)
Husein Umar (2002) menyatakan bahwa nilai suatu instrumen dikatakan
reliabel bila nilai Alpha Croncbach ≥ 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa
pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang konsisten, apabila dilakukan
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
86
UNIVERSITAS INDONESIA
pengukuran kembali terhadap obyek yang sama. Oleh karena nilai cronbach alpha
(nilai uji reliabilitas) pada kuesioner penelitian kali ini lebih besar dari r tabel
sebagai batas reliabilitas sebesar 0,600 maka dapat disimpulkan bahwa semua
item dalam kuesioner telah reliabel. Dengan demikian semua item pernyataan
pada kuesioner telah valid dan reliabel, sehingga dapat dilakukan analisis
selanjutnya.
b. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Penelitian
Setelah dilakukan uji validitas selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data yang dilakukan pada 45 responden dengan jumlah item
pernyataan dalam kuesoiner sebesar 31 item. Perhitungan koefisien reliabilitas
instrumen (cronbach alpha) dengan menggunakan bantuan paket program SPSS
versi 19. Nilai-nilai untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item
kuesioner sebanyak 31 item yang valid. Item yang tidak valid tidak dilibatkan
dalam pengujian reliabilitas, Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Cronbach Alpha Batasan Reliabel Keterangan
0.927 0.600 Reliabel
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 9)
Oleh karena nilai cronbach alpha (nilai uji reliabilitas) pada kuesioner
penelitian kali ini lebih besar dari r tabel sebagai batas reliabilitas sebesar 0,600
maka dapat disimpulkan bahwa semua item dalam kuesioner telah reliabel.
Dengan demikian semua item pernyataan pada kuesioner telah valid dan reliabel,
sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya.
5.6 Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis faktor. Analisis faktor
menurut Malhotra (1998) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
87
UNIVERSITAS INDONESIA
mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set
indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti.
Analisis faktor merupakan salah satu metode multivariat yang digunakan
untuk menganalisis variabel-variabel yang diduga memiliki keterkaitan satu sama
lain sehingga keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan dipetakan atau
dikelompokkan pada faktor yang tepat. Penggunaan analisis faktor dalam
penelitian ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi variabel- variabel yang saling
terkait yang menjadi pertimbangan dalam keputusan membeli layanan MCU pada
perusahaan langganan sehingga nantinya variabel tersebut akan tereduksi menjadi
beberapa model faktor- faktor baru yaitu faktor-faktor yang dipertimbangkan
perusahaan langganan terhadap keputusan pembelian layanan Medical Check Up
RSPP tahun 2012.
Menurut Anderson, Sweeney dan Williams (2002), Analisis faktor terdiri
dari beberapa tahap yaitu:
1. Merumuskan masalah
Dalam perumusan masalah perlu dilakukan perumusan secara jelas dari
analisis faktor tersebut dan variabel-variabel yang akan disertakan harus
diterapkan berdasarkan penelitan, teori, dan pendapat peneliti sendiri.
Variabel-variabel dan data-data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan model analisis faktor sebagai berikut:
Xi = Ai1F1+Ai2F2+Ai3F3+………………+AimFm+ViUi (5.3)
Dimana:
Xi = Variabel ke-i yang distandarisasi
Aij = Koefisien regresi berganda yang distandarisasi dari variabel (i) pada
faktor umum (common factor)
F = Faktor Umum (common factor)
Vi = Koefisien standar regresi dari variabel i pada faktor khusus
(unique factor) i
Ui = Faktor khusus (unique factor) untuk variabel i
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
88
UNIVERSITAS INDONESIA
m = Jumlah faktor-faktor umum
Faktor-faktor umum (F) dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari
variabel-variabel yang dapat diamati dengan formula sebagai berikut:
Fi = Wi1X1+Wi2X2+………….+Wik.Xk (5.4)
Dimana:
F = Estimasi faktor ke-i
Wi = Bobot atau koefisien nilai faktor ke-i
k = Jumlah variabel yaitu sebanyak 31 variabel.
2. Membuat matrik korelasi
Semua data yang masuk dan diolah akan menghasilkan matrik korelasi.
Dengan adanya matrik korelasi dapat diidentifikasikan variabel-variabel tertentu
yang tidak mempunyai korelasi dengan variabel lain, sehingga dapat dikeluarkan
dari analisis. Pada tahap ini juga diketahui variabel-variabel yang menimbulkan
multikolinearitas yaitu dua variabel dengan koefisien korelasi yang relatif tinggi
dan variabel tersebut dijadikan satu atau dipilih salah satu untuk dianalisis lebih
lanjut (Barlett’s Test of Sphericity).Kemudian digunakan uji KMO (Kaiser-
Meyer-Olkin) untuk mengetahui kecukupan sampelnya. Analisis faktor dikatakan
layak apabila besaran KMO nilainya minimal 0,5. Besaran lainnya yang dilihat
adalah nilai MSA (Measure of Sampling Adequency). Besaran ini digunakan
sebagai indikator untuk menentukan apakah analisis faktor ini dapat dilanjutkan
atau tidak dengan kriteria MSA≥0,5.
3. Menentukan jumlah faktor
Variabel disusun kembali berdasarkan pada pola korelasi hasil langkah
pada butir dua, untuk menentukan jumlah faktor yang diperlukan untuk mewakili
data. Penentuan jumlah faktor dimana masing-masing faktor merupakan gabungan
dari beberapa faktor yang saling berhubungan (berkorelasi) didasarkan atas
besarnya eigen value, percentage of variance dari setiap faktor yang muncul.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
89
UNIVERSITAS INDONESIA
Eigen value adalah penjumlahan variance nilai-nilai korelasi setiap faktor
terhadap masing-masing variabel yang membentuk faktor yang bersangkutan.
Untuk menentukan berapa jumlah faktor yang dapat diterima secara empirik dapat
dilakukan berdasarkan besarnya eigen value setiap faktor yang muncul. Semakin
besar eigen value setiap faktor semakin representative faktor tersebut untuk
mewakili sekelompok variabel. Faktor-faktor yang dipilih faktor yang memiliki
eigen value>1. Demikian juga didasarkan pada percentage of variance suatu
faktor dapat menjadi pertimbangan konsumen apabila memiliki nilai lebih besar
dari 5%, dan apabila didasarkan pada cummulative of variance ketentuannya
adalah nilai minimum sebesar 60%, maka faktor tersebut dapat digunakan dalam
model.
4. Rotasi faktor
Hasil penyederhanaan faktor dalam matrik faktor memperlihatkan
hubungan antar faktor dengan variabel individual, tetapi dalam faktor-faktor
tersebut terdapat banyak variabel yang berkorelasi sehingga sulit
diinterpretasikan. Dengan menggunakan rotasi faktor matrik, matrik faktor
ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana sehingga mudah untuk
diinterpretasikan. Dalam perilaku ini digunakan rotasi varimax, karena
menghasilkan hasil yang lebih baik.
5. Interpretasi faktor
Interpretasi faktor dapat dilakukan dengan mengelompokkan variabel-
variabel yang mempunyai loading factor tertinggi di dalam faktor tersebut.
Untuk menginterpretasikan hasil penelitian ini, loading faktor minimal 0,4
dan variabel yang mempunyai loading faktor kurang dari 0,4 dikeluarkan dari
model.
a. Perhitungan skor faktor
Perhitungan skor faktor yang ada dasarnya dimaksudkan untuk mencari
nilai faktor yang dapat digunakan untuk menganalisis multivariat.
b. Penyeleksian variabel pengganti
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
90
UNIVERSITAS INDONESIA
Penyeleksian variabel pengganti adalah mencari salah satu variabel dalam
setiap faktor sebagai wakil dari masing-masing faktor.
6. Menentukan ketepataan model
Tahap akhir dari analisis faktor adalah menentukan apakah model mampu
menjelaskan dengan baik. Fenomena data yang ada perlu diuji dengan teknik PCA
(Principal Component Analysis) yaitu dengan melihat jumlah residual antara
korelasi yang diamati dengan korelasi yang direproduksi. Apabila nilai persentase
residual semakin tinggi maka semakin tidak baik kemampuan model dalam
menjelaskan fenomena yang ada.
5.7 Pengolahan data
Sebelum diolah data primer yang telah dikumpulkan dari responden
penelitian, diperiksa kembali kelengkapan pengisiannya. Dilakukan seleksi
terlebih dahulu, yang memenuhi kriteria inklusi akan dimasukkan dalam
penelitian ini. data yang telah diseleksi ini dilakukan pengkodean untuk setiap
pertanyaan atau variabel penelitian yang ada. Selanjutnya data tersebut
dipindahkan kedalam software statistik unuk pengolahannya. Data yang telah
dikumpulkan diolah dengan menggunakan software statistic SPSS versi 19.00.
5.8. Penyajian Data
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
91UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 6HASIL PENELITIAN
6.1 Pelaksanaan Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian ini ditentukan dengan menelaah catatan
Rekam Medik kunjungan pasien perusahaan langganan ke Instalasi Medical
Check Up RSPP yang perusahaannya mengirimkan pasien selama 2 (dua) tahun
berturut- turut yaitu tahun 2011 dan 2012 serta dengan menelaah Perjanjian
Kerja Sama (PKS) perusahaan dan instansi yang memanfaatkan layanan MCU
RSPP selama tahun tersebut. Didapatkan 88 (delapan puluh delapan) perusahaan
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Semua perusahaan yang memenuhi
kriteria inklusi eksklusi akan diberikan sebuah kuesioner dengan sebelumnya
dihubungi via telepon oleh peneliti. Pihak dari perusahaan yang berwenang
dalam kepengurusan MCU Perusahaannya, dalam hal ini bagian kepala bagian
HRD (Human Resources Development), kepala bagian bagian HSE (Health,
Safety, Environment) atau Pejabat setara Manajer yang ditugaskan untuk
mengatur perihal Medical Check Up perusahaan tersebut. Penyebaran kuesioner
dilakukan selama ± 1 (satu) bulan, sejak 3 November 2012 sampai dengan 30
November 2012. Adapun cara penyebaran kuesioner pada perusahaan dapat
dilihat dari diagram berikut ini.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
92
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambar 6.1 Alur Penyebaran Kuesioner Kepada Perusahaan Langganan MCU RSPP
Populasi Penelitian: 88 Perusahaan
Menelepon Perusahaan
Dapat DihubungiTidak Dapat Dihubungi
EksklusiTidak Bersedia: 5
Tidak Dapatdihubungi: 25
Menjelaskan Tentang Pengisian Kuesioner
Bersedia Menjadi Responden Tidak Bersedia
A.Appointmentdgn PYB utk
datang ke PRS.
Datang ke PRS
PengisianKuesioner oleh
PYB(didampingi)
PengecekanKelengkapan
Kuesioner
Ttd& CapInstitusi
Kuesioner
SELESAI*kuesioner terisi: 9
*Perusahaan ygdikunjungi: 9
B. Pengiriman via Email(di Cc. ke MCU&
Pemasaran)
Konfirmasi Emailditerima PRS
Follow up Balasan viaEmail/telepon/sms
Balasan Email
Ya
Inklusi
Tidak
Eksklusi
PengecekanKelengkapan
Kuesioner
SELESAI*kuesioner terkirim: 37
*Balasan Email: 24Tidak membalas: 13
(Ekslusi)
C. Pengiriman viaKurir
Konfirmasi AlamatPRS
PengirimanKuesioner
Follow up Balasan viaEmail/telepon/sms
Kiriman Balik
Ya
Inklusi
Tidak
Eksklusi
PengecekanKelengkapan
Kuesioner
SELESAI*kuesioner terkirim: 1
*Balasan: 1
D. Bertemu ditempat MCU
PengisianKuesionerditempat
PengecekanKelengkapan
Kuesioner
SELESAI*kuesioner
terkumpul: 11
Total sample (Inklusi):9 + 1+ 24 + 11 = 45
Total Eksklusi:13 + 5 + 25 = 43
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
93
UNIVERSITAS INDONESIA
Dari hasil penyebaran kuesioner tersebut berhasil dikumpulkan 45
(empat puluh lima) kuesioner. Seluruh kuesioner yang terkumpul, diteliti
kembali kelengkapan pengisiannya, dilakukan pengkodean, dimasukkan didalam
tabel induk penelitian kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data
menggunakan SPSS versi 19.00. hasil dari pengolahan data disajikan dengan
analisis deskriptif dan narasi.
6.2 Karakteristik Responden Penelitian
6.2.1 Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia responden, digolongkan menjadi 7 (tujuh) kategori,
yaitu: kurang dari 25 tahun, 25 – 30 tahun, 31 – 35 tahun, 36-40 tahun, 41- 45
tahun, 46- 50 tahun dan di atas 50 tahun. Karakteristik data responden
berdasarkan usia dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
< 25 tahun 2 4.4 %
25 - 30 tahun 7 15.6 %
31 - 35 tahun 6 13.3 %
36 - 40 tahun 5 11.1 %
41 - 45 tahun 6 13.3 %
46 - 50 tahun 5 11.1 %
> 50 tahun 14 31.1 %
Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
94
UNIVERSITAS INDONESIA
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik responden berdasarkan
usia menunjukkan bahwa responden yang berusia kurang dari 25 tahun sebanyak
2 responden (4.4%), responden yang berusia antara 25 - 30 tahun sebanyak 7
responden (15.6%), kemudian responden yang berusia antara 31 - 36 tahun dan
41 - 45 tahun, yaitu sebanyak 6 responden (13.3%), selanjutnya responden yang
berusia antara 36 - 40 tahun dan 46 - 50 tahun sebanyak 5 responden (11.0%),
serta yang terakhir responden yang berusia lebih besar dari 50 tahun sebanyak
14 responden (31.1%). Hal ini menunjukkan bahwa usia responden yang
diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (31.1%) adalah usia di atas 50
tahun.
6.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin responden, dapat digolongkan kedalam 2
(dua) kategori, yaitu: Laki-laki, dan Perempuan. Data karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 24 53.3 %
Perempuan 21 46.7 %
Total 45 100 %
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Dari hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa responden
mayoritas berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 24 responden (53.3%).
Sisanya, yaitu sebanyak 21 responden (46,7%) berjenis kelamin perempuan.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
95
UNIVERSITAS INDONESIA
6.2.3 Berdasarkan Jabatan dalam Perusahaan
Berdasarkan Jabatan dalam Perusahaan responden, digolongkan menjadi
3 (tiga) kategori, yaitu: Bagian Personalia (HRD), bagian kesehatan
kepegawaian (HSE) dan lain -lain, apa bila responden memiliki jawaban diluar
bagian HRD atau HSE. Karakteristik data responden berdasarkan Jabatan dalam
Perusahaan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan dalamPerusahaan
Jabatan Dalam Perusahaan Jumlah Persentase (%)
Bagian Personalia (HRD) 14 31.1 %
Bagian Kesehatan Kepegawaian (HSE) 15 33.3 %
Lain - lain 16 35.6 %
Total 45 100 %
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik responden berdasarkan
Jabatan dalam Perusahaan menunjukkan bahwa responden yang memiliki
jabatan sebagai kepala di bagian HRD sebanyak 14 responden (31.1%),
kemudian responden yang memiliki jabatan sebagai kepala di bagian kesehatan
kepegawaian, yaitu sebanyak 15 responden (33.3%), serta yang terakhir
resonden yang memiliki jabatan di bagian luar kedua Kriteria sebelumnya
sebanyak 16 responden (35.6%). Hal ini menunjukkan bahwa jabatan yang
diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (35.6%) adalah Pejabat setara
Manajer yang ditugaskan untuk mengatur perihal Medical Check Up perusahaan
tersebut (yang dimasukkan dalam kelompok lain- lain) .
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
96
UNIVERSITAS INDONESIA
6.3 Karakteristik Perusahaan Penelitian
6.3.1 Berdasarkan Jenis Perusahaan
Berdasarkan Jenis Perusahaan, digolongkan menjadi 2 (dua) kategori,
yaitu: perusahaaan yang bergerak dibidang migas dan perusahaan yang bergerak
dibidang non migas, misalnya bergerak dibidang asuransi, pupuk, konstruksi,
perkapalan dan sebagainya. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis
Perusahaan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.4 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jenis Perusahaan
Jenis Perusahaan Jumlah Persentase (%)
MIGAS 25 55.6 %
Non MIGAS 20 44.4 %
Total 45 100 %
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Jenis Perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak dibidang
migas sebanyak 25 perusahaan (55.6%), perusahaan yang bergerak dibidang
non migas sebanyak 20 perusahaan (44.4%). Hal ini menunjukkan bahwa
karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis Perusahaan yang diperoleh pada
penelitian kali ini sebagian besar (55.6%) adalah perusahaan yang bergerak
dibidang migas.
6.3.2 Berdasarkan Jumlah Karyawan
Pengelompokan ini dibuat berdasarkan SK Menteri Perindustrian
No.19/M/I/1986, tentang Jenis-jenis atau Macam Industri Berdasarkan Jumlah
Tenaga Kerja dibagi dalam Industri Rumah Tangga adalah industri yang jumlah
karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang, Industri Kecil adalah
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
97
UNIVERSITAS INDONESIA
industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 5- 49 orang,
Industri Sedang atau Industri Menengah adalah industri yang jumlah karyawan
atau tenaga kerja berjumlah antara 50-99 orang, Industri Besar adalah industri
yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
Berdasarkan Jumlah Karyawan, digolongkan menjadi 3 (tiga) kategori,
yaitu: perusahaaan dengan jumlah karyawan sebanyak kurang dari 50 orang,
dengan jumlah karyawan sebanyak 50 - 100 orang dan dengan jumlah lebih dari
100 orang. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan dapat
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.5 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jumlah Karyawan
Jumlah Karyawan Jumlah Persentase (%)
< 50 orang 4 8.9 %
50 - 100 orang 7 15.6 %
> 100 orang 30 66.7 %
Tidak Mengisi (Lain- lain) 4 8.9 %
Total 45 100 %
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Jumlah Karyawan menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki karyawan
kurang dari 50 orang sebanyak 4 perusahaan (8.9%), perusahaan yang memiliki
karyawan 50 - 100 orang sebanyak 7 perusahaan (15.6%), perusahaan yang
memiliki karyawan lebih dari 100 orang sebanyak 30 perusahaan (66.7%) dan
terdapat sebanyak 4 perusahaan atau sebanyak 8.9% yang tidak mengisi atau
mengosongkan jawabannya. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik
Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan yang diperoleh pada penelitian kali
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
98
UNIVERSITAS INDONESIA
ini sebagian besar (66.7%) adalah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan
lebih dari 100 orang atau bisa digolongkan sebagai perusahaan besar.
6.3.3 Berdasarkan Jumlah Karyawan yang Tertanggung
. Karakteristik ini dibuat berdasarkan UU No I th 1970 mengenai
kewajiban pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan UU Kesehatan no.23 / 1992,
pasal 23, ayat 2 yang mengatur Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan
pegawai termasuk didalamnya mengatur tentang kewajiban perusahaan untuk
mengadakan pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawannya dan
penggolongannya berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986
tentang jenis industri berdasarkan jumlah karyawan.
Berdasarkan Jumlah Karyawan yang tertanggung, digolongkan menjadi 3
(tiga) kategori, yaitu: Perusahaaan dengan jumlah karyawan yang tertanggung
sebanyak kurang dari 50 orang, dengan jumlah karyawan yang tertanggung
sebanyak 50 - 100 orang dan dengan jumlah karyawan yang tertanggung lebih
dari 100 orang. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan yang
Tertanggung dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.6 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jumlah Karyawanyang Tertanggung
Jumlah Karyawan yang Tertanggung JumlahPersentase
(%)
< 50 orang 15 33.3 %
50 - 100 orang 8 17.8 %
> 100 orang 17 37.8 %
Tidak Mengisi (Lain- lain) 5 11.1 %
Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
99
UNIVERSITAS INDONESIA
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Jumlah Karyawan yang tertanggung menunjukkan bahwa perusahaan yang
memiliki karyawan kurang dari 50 orang sebanyak 15 perusahaan (33.3%),
perusahaan yang memiliki karyawan yang tertanggung 50 - 100 orang sebanyak
8 perusahaan (17.8%), perusahaan yang memiliki karyawan yang tertanggung
lebih dari 100 orang sebanyak 17 perusahaan (37.8%) dan terdapat sebanyak 5
perusahaan atau sebanyak 11.1% yang tidak mengisi atau menjawab selain
ketiga kriteria sebeumnya misalnya menyesuaikan kebutuhan perusahaan. Hal
ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan
yang tertanggung yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (37.8%)
adalah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang tertanggung lebih dari
100 orang atau bisa digolongkan sebagai perusahaan besar.
6.3.4 Berdasarkan Lokasi Perusahaan
Berdasarkan Lokasi Perusahaan, digolongkan menjadi 2 (dua) kategori,
yaitu: perusahaaan yang berlokasi disekitar JABODETABEK dan perusahaan
yang berlokasi di luar JABODETABEK. Karakteristik Perusahaan berdasarkan
Lokasi Perusahaan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.7 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Lokasi Perusahaan
Lokasi Perusahaan Jumlah Persentase (%)
Jabodetabek 35 77.8 %
Luar Jabodetabek 10 22.2 %
Total 45 100 %
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Lokasi Perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang berlokasi disekitar
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
100
UNIVERSITAS INDONESIA
JABODETABEK sebanyak 35 perusahaan (77.8%), perusahaan yang berlokasi
di luar JABODETABEK sebanyak 10 perusahaan (22.2%). Hal ini menunjukkan
bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis Perusahaan yang diperoleh
pada penelitian kali ini sebagian besar (77.8%) adalah perusahaan yang
berlokasi disekitar JABODETABEK.
6.3.5 Berdasarkan Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP
Berdasarkan Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP, digolongkan
menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: Perusahaaan dengan lama bekerjasama dengan
MCU RSPP kurang dari 5 tahun, selama 5 - 10 tahun dan lama bekerjasama
dengan MCU RSPP lebih dari 10 tahun. Karakteristik Perusahaan berdasarkan
Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP dapat ditunjukkan pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 6.8 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Lama Bekerjasamadengan MCU RSPP
Lama Bekerjasama Jumlah Persentase (%)
< 5 tahun 23 51.1 %
5 - 10 tahun 12 26.7 %
> 10 tahun 8 17.8 %
Tidak Mengisi (Lain- Lain) 2 4.44 %
Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP menunjukkan bahwa perusahaan yang
lama bekerjasama kurang dari 5 tahun sebanyak 23 perusahaan (51.1%),
perusahaan yang yang lama bekerjasama 6 - 10 tahun sebanyak 12 perusahaan
(26.7%), perusahaan yang lama bekerjasama lebih dari 10 tahun sebanyak 8
perusahaan (17.8%) dan terdapat sebanyak 2 perusahaan atau sebanyak 4.4%
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
101
UNIVERSITAS INDONESIA
yang tidak mengisi atau mengosongkan jawabanya. Hal ini menunjukkan bahwa
karakteristik Perusahaan berdasarkan Lama bekerjasama dengan MCU RSPP
yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (51.1%) adalah
perusahaan yang lama bekerjasama kurang dari 5 tahun.
6.3.6 Berdasarkan Paket yang Bekerjasama
Berdasarkan Paket yang bekerjasama, digolongkan menjadi 2 (dua)
kategori, yaitu: Paket umum RSPP dan paket khusus perusahaan yang
bersangkutan. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Paket yang bekerjasama
dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.9 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Paket yangBekerjasama
Paket yang Bekerjasama Jumlah Persentase (%)
Paket Umum RSPP 26 57.8 %
Paket Khusus Perusahaan yangBersangkutan
19 42.2 %
Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Paket yang bekerjasama menunjukkan bahwa perusahaan yang bekerjasama
dengan paket umum RSPP sebanyak 26 perusahaan (57.8%), perusahaan yang
bekerjasama dengan paket khusus perusahaan sebanyak 19 perusahaan (42.2%).
Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan paket yang
bekerjasama yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (57.8%)
adalah perusahaan yang bekerjasama dengan paket umum yang dibuat oleh
RSPP.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
102
UNIVERSITAS INDONESIA
6.3.7 Berdasarkan Harga Per Paket Per Orang yang Bekerjasama
Penggolongan ini dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan kisaran harga
paket MCU RSPP. Dengan kisaran harga untuk paket Basic dan Paket
Corporate < 1.500.000,- Paket Excell dan paket Executive di kisaran harga
1.500.000,- sampai 3.000.000,- dan paket Exclusive di kisaran harga >
3.000.000,-.
Berdasarkan Harga per paket yang bekerjasama, digolongkan menjadi 3
(tiga) kategori, yaitu: harga per paket kurang dari Rp 1.500.00,- , dengan harga
per paket Rp 1.500.000,- - Rp 3.000.000,- dan dengan harga perpaket lebih dari
Rp3.000.000,- . Karakteristik Perusahaan berdasarkan Harga Per Paket yang
Bekerjasama dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.10 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Harga Per PaketPer Orang yang Bekerjasama
Harga Per Paket (per orang) JumlahPersentase
(%)
< Rp 1.500.000,- 7 15.6 %
Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000,- 33 73.3 %
> Rp 3.000.000,- 5 11.1 %
Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Harga per Paket yang Bekerjasama menunjukkan bahwa perusahaan yang harga
per paket kurang dari Rp 1.500.00,- sebanyak 7 perusahaan (15.6%), perusahaan
yang harga per paket Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000,- sebanyak 33 perusahaan
(73.3%), perusahaan yang harga per paket lebih dari Rp 3.000.000,- sebanyak 5
perusahaan (11.1%). Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan
berdasarkan Harga per paket per orang yang bekerja yang diperoleh pada
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
103
UNIVERSITAS INDONESIA
penelitian kali ini sebagian besar (73.3%) adalah perusahaan yang menggunakan
layanan MCU RSPP dengan harga per paket Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000,- per
orang.
6.4 Hasil Analisis Faktor
6.4.1 Hasil Determinant of Correlation Matrix
Correlation Matrixa
a. Determinant = 7.38E-011
Dari data di atas dapat terlihat bahwa nilai determinan dari matrik
korelasi yang terbentuk sebesar 7.38
6.4.2 Hasil Uji KMO dan Bartlett
Langkah pertama dalam melakukan analisis faktor adalah menguji setiap
variabel yang ada dengan uji KMO dan Bartlett test, uji ini dimaksudkan untuk
menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor. Uji ini juga untuk memastikan
setiap variabel yang digunkan bukan merupakan matriks korelasi yang bukan
matriks identitas, karena matriks identitas tidak dapat digunakan. Hasil uji KMO
dan Bartlett dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.11 Hasil Uji KMO dan Bartlett
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .793
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 812.668
Df 300
Sig. .000Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 10)
Pada tabel di atas terlihat nilai signifikansi dari uji Bartlett sebesar
0.0000. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi αsebesar 0.05. Hal
ini berarti bahwa sampel yang digunakan pada analisis ini sudah memadai
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
104
UNIVERSITAS INDONESIA
untuk dianalisis lebih lanjut. Selain itu juga diketahui nilai uji KMO sebesar
0.793 atau 79.3, hal ini berarti sebesar 79.3% variansi dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor tersebut.
6.4.3 Hasil Uji MSA
Selain menggunakan uji KMO dan Bartlett, untuk mengetahui apakah
proses pengambilan sampel telah memadai atau tidak memadai, dilakukan
pengujian atau pengukuran menggunakan Measure of Sampling Adequancy
(MSA). Nilai MSA yang rendah sebaiknya tidak diikutsertakan pada analisis
tahap selanjutnya dikarenakan variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat
digunakan analisis selanjutnya. Sebagai batas ideal nilai MSA agar variabel
dapat digunakan pada analisis tahap selanjutnya, maka nilai variabel tersebut
harus lebih besar dari 0.5. Berikut ini hasil uji MSA setelah mengeluarkan
beberapa variabel yang memiliki nilai uji MSA kurang dari 0.5, dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 6.12 Hasil Uji MSA
Variabel MSA
Referensi dari Luar Organisasi (X2) 0.604
Pengalaman sebelumnya (X3) 0.691
Persepsi terhadap produk MCU (X4) 0.681
Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) 0.516
Mutu produk (X9) 0.703
Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan
(X12)0.765
Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan
pemeriksaan (X13)0.79
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
105
UNIVERSITAS INDONESIA
Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) 0.692
Perbandingan harga (X15) 0.595
Kesesuaian harga (X16) 0.793
Potongan harga (X17) 0.742
Kemudahan cara pembayaran (X18) 0.895
Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) 0.746
Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) 0.715
Keramahan personil pemasar (X21) 0.916
Kecakapan personil pemasar (X22) 0.936
Penampilan personil pemasar (X23) 0.884
Alat promosi yang menarik dan informatif (X24) 0.818
Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) 0.806
Keramahan dalam pelayanan (X26) 0.783
Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan
pelayanan (X27)0.88
Lingkungan Rumah Sakit (X28) 0.886
Lokasi Gedung Instalasi MCU (X29) 0.796
Tersedianya Tempat Parkir (X30) 0.781
Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) 0.729
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 11)
Berdasarkan tabel di atas sudah terlihat bahwa semua nilai uji MSA telah
lebih besar dari pada batas ideal nilai MSA yaitu 0.5. Variabel yang memiliki
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
106
UNIVERSITAS INDONESIA
nilai uji MSA yang lebih kecil dari 0.5 dan tidak diikutsertakan dalam analisis
selanjutnya antara lain adalah Motivasi (X1), Referensi antar individu dalam
perusahaan (X5), Teknologi alat pemeriksaan (X6), Branding Image Medical
Check Up RSPP (X7), Kesesuaian produk dengan kebutuhan dan keinginan
(X10) dan Kesesuaian model hasil (template) dengan kebutuhan dan keinginan
(11).
6.4.4 Menentukan Jumlah Faktor yang terbentuk (Hasil Total Variance
Explain )
Tabel Total Variance Explain dapat digunakan untuk melihat jumlah
faktor yang dapat terbentuk dari variabel yang ada. Dalam tabel tersebut yang
perlu diperhatikan adalah hanya yang memiliki nilai eigen yang lebih besar dari
1, karena faktor yang memiliki nilai eigen kurang dari 1 merupakan faktor yang
tidak signifikan, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat ada tabel berikut :
Tabel 6.13 Hasil Total Variance Explain
Faktor yangTerbentuk Eigen Value Percent of
VarianceCumulative
variance
1 10.077 40.309 40.309
2 2.719 10.874 51.183
3 2.062 8.248 59.432
4 1.487 5.949 65.381
5 1.305 5.22 70.601
6 1.026 4.106 74.706Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 10)
Dari tabel di atas terdapat 6 (enam) komponen yang memiliki nilai eigen
yang lebih besar dari pada 1, hal ini berarti terdapat 6 faktor yang dapat
dibentuk dari sebanyak 25 variabel atau dari sebanyak 25 variabel dapat
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
107
UNIVERSITAS INDONESIA
diringkas menjadi 6 faktor. Faktor pertama memiliki nilai eigen sebesar 10.077
dan variansi sebesar 40.3%, selanjutnya faktor 2 memiliki nilai eigen sebesar
2.719 dan variansi sebesar 10.9%, selanjutnya faktor 3 memiliki nilai eigen
sebesar 2.062 dan variansi sebesar 8.3%, selanjutnya faktor 4 memiliki nilai
eigen sebesar 1.487 dan variansi sebesar 5.9%, selanjutnya faktor 5 memiliki
nilai eigen sebesar 1.305 dan variansi sebesar 5.2% dan terakhir faktor 6
memiliki nilai eigen sebesar 1.026 dan variansi sebesar 4.1%. Dari total faktor
yang dapat dibentuk dapat menjelaskan sebanyak 74.706% dari variasi dalam
25 variabel. Selain menggunakan tabel di atas, faktor yang dapat terbentuk
dapat dilihat dari scree plot sebagai berikut :
Gambar 6.2 Scree Plot Total Variance Explain
Dari 25 Variabel yang diolah, terlihat 6 titik yang nilainya di atas 1
(memiliki nilai eigen lebih dari 1). Sehingga terdapat 6 faktor yang akan
terbentuk.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
108
UNIVERSITAS INDONESIA
6.4.5 Hasil Rotated Componen Matrix
Pada proses rotasi (rotated component matrix) memperlihatkan lebih
nyata penggolongan setiap variabel yang akan masuk kedalam suatu faktor.
Sebagai pembatas masuknya suatu variabel adalah nilai faktor loadingnya harus
lebih besar dari 0.4. Variabel yang memiliki nilai faktor loading kurang dari 0.4
tidak dapat secara nyata digolongkan kedalam salah satu faktor yang ada. Hasil
proses rotasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.14 Hasil Rotated Componen Matrix
Variabel Faktor yang TerbentukNilaiEigenValue
FaktorLoading
PercentofVariance
Alat promosi yang menarikdan informatif (X24)
Faktor 1 Alat Promosi yang Menarik danInformatif (24)
10.077 0.773 40.309
Kecakapan personilpemasar (X22) 0.715
Penampilan personilpemasar (X23) 0.69
Potongan harga (X17) 0.676
Keramahan personilpemasar (X21) 0.662
Keramahan dalampelayanan (X26) 0.643
Kemampuan (kompetensi)dalam pelaksanaanpelayanan (X27)
0.586
Kemudahan carapembayaran (X18) 0.548
Lingkungan Rumah Sakit(X28) 0.52
Kecukupan TersedianyaTempat Parkir (X30) Faktor 2 Kecukuipan Tersedianya
Tempat Parkir (X30)
2.719 0.857 10.874
Lokasi Gedung InstalasiMCU RSPP (X29) 0.778
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
109
UNIVERSITAS INDONESIA
Sarana lainnya (masjid,kantin, café, Bank, dll)(X31)
0.725
Patient Relation untukpelanggan khusus (X25) 0.617
Mutu produk (X9)
Faktor 3 Mutu Produk (X9)
2.062 0.805 8.248
Macam atau jenis produkyang ditawarkan (X8) 0.77
Pengalaman sebelumnya(X3) 0.739
Persepsi terhadap produkMCU (X4) 0.685
Konsultasi ulang daridokter setelah hasildidapatkan (X12)
0.614
Referensi dari LuarPerusahaan (X2) 0.444
Kesesuaian harga (X16)Faktor 4 Kesesuaian Harga (X16)
1.487 0.842 5.949
Perbandingan harga (X15) 0.761
Ketepatan penerimaanhasil Pemeriksaan (X14)
Faktor 5 Ketepatan penerimaan hasilPemeriksaan (X14)
1.305 0.784 5.22
Ketepatan waktu memulaidan menyelesaikanpemeriksaan (X13)
0.712
Transportasi menujuRumah Sakit (X20) Faktor 6 Transportasi menuju Rumah
Sakit (X20)
1.026 0.729 4.106
Jarak Lokasi Rumah Sakitdengan Perusahaan (X19) 0.669
Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 10)
6.4.6 Hasil Penamaan Faktor
Berdasarkan tabel Rotated Componen Matrix dengan berdasarkan teori
yang ada maka penamaan faktor dapat dilakukan. Nama masing masing faktor
diambil dari nilai faktor loading yang tertinggi antara variabel yanga ada dalam
satu faktor, untuk lebih lengkap penamaan faktornya sebagai berikut:
1. Faktor 1 disebut sebagai Faktor Alat Promosi yang Menarik dan Informatif,
penamaan tersebut berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
110
UNIVERSITAS INDONESIA
variabel yang ada pada faktor 1 untuk mewakili variabel-variabel lainnya,
variabel tersebut adalah variabel alai promosi yang menarik dan informatif
(X24) dengan nilai faktor loading sebesar 0.773.
2. Faktor 2 disebut sebagai Faktor Kecukupan Tersedianya tempat Parkir,
penamaan tersebut berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari
variabel yang ada pada faktor 2 untuk mewakili variabel-variabel lainnya,
variabel tersebut adalah variabel kecukupan tersedianya tempat parkir (X30)
dengan nilai faktor loading sebesar 0.857.
3. Faktor 3 disebut sebagai Faktor Mutu Produk, penamaan tersebut
berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari variabel yang ada pada
faktor 3 untuk mewakili variabel-variabel lainnya, variabel tersebut adalah
variabel mutu produk (X9) dengan nilai faktor loading sebesar 0.805.
4. Faktor 4 disebut sebagai Faktor Kesesuaian Harga, penamaan tersebut
berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari variabel yang ada pada
faktor 4 untuk mewakili variabel-variabel lainnya, variabel tersebut adalah
variabel Kesesuaian Harga (X16) dengan nilai faktor loading sebesar 0.842.
5. Faktor 5 disebut sebagai Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan,
penamaan tersebut berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari
variabel yang ada pada faktor 5 untuk mewakili variabel-variabel lainnya,
variabel tersebut adalah variabel Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan
(X14) dengan nilai faktor loading sebesar 0.784.
6. Faktor 6 disebut sebagai Faktor Transportasi menuju Rumah Sakit,
penamaan tersebut berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari
variabel yang ada pada faktor 6 untuk mewakili variabel-variabel lainnya,
variabel tersebut adalah variabel Transportasi menuju Rumah Sakit (X20)
dengan nilai faktor loading sebesar 0.729.
6.4.7 Hasil Interpretasi Faktor
Setelah dilakukan penamaan factor selanjutnya adalah interpretasi faktor,
yaitu:
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
111
UNIVERSITAS INDONESIA
a. Faktor 1 (Alat Promosi yang Menarik dan Informatif), memiliki eigen
value sebesar 10.077 dan variansi sebesar 40.3% dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa faktor ini merupakan faktor yang paling utama
dipertimbangkan oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam
membeli Layanan MCU untuk Perusahaannya, dengan anggota-
anggotanya adalah variabel :
Alat promosi yang menarik dan informatif (X24) dengan nilai factor
loading sebesar 0.773.
Kecakapan personil pemasar (X22) dengan nilai factor loading sebesar
0.715.
Penampilan personil pemasar (X23) dengan nilai factor loading sebesar
0.690.
Potongan harga (X17) dengan nilai factor loading sebesar 0.616.
Keramahan personil pemasar (X21) dengan nilai factor loading sebesar
0.662.
Keramahan dalam pelayanan (X26) dengan nilai factor loading sebesar
0.643.
Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan (X27) dengan
nilai factor loading sebesar 0.586.
Kemudahan cara pembayaran (X18) dengan nilai factor loading sebesar
0.548.
Lingkungan Rumah Sakit (X28) dengan nilai factor loading sebesar
0.522.
b. Faktor 2 (Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir) memiliki eigen value
sebesar 2.719 dan variansi sebesar 10.8% merupakan faktor kedua yang
dipertimbangkan oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam
membeli Layanan MCU untuk Perusahaannya, dengan anggota-
anggotanya adalah variabel :
Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir (X30) dengan nilai factor loading
sebesar 0.857.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
112
UNIVERSITAS INDONESIA
Lokasi Bangunan Insalasi MCU RSPP (X29) dengan nilai factor loading
sebesar 0.778.
Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) dengan nilai
factor loading sebesar 0.725.
Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) dengan nilai factor
loading sebesar 0.617.
c. Faktor 3 (Mutu Produk) memiliki eigen value sebesar 2.062 dan variansi
sebesar 8.2% merupakan faktor ketiga yang dipertimbangkan oleh bagian
kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli Layanan MCU
untuk Perusahaannya, dengan anggota-anggotanya adalah variabel :
Mutu produk (X9) dengan nilai factor loading sebesar 0.805.
Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) dengan nilai factor
loading sebesar 0.770.
Pengalaman sebelumnya menggunakan produk MCU RSPP (X3) dengan
nilai factor loading sebesar 0.739 .
Persepsi terhadap produk MCU (X4) dengan nilai factor loading sebesar
0.685.
Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12) dengan nilai
factor loading sebesar 0.614.
Referensi dari Luar Organisasi (X2) dengan nilai factor loading sebesar
0.444.
d. Faktor 4 (Kesesuaian Harga) memiliki eigen value sebesar 1.487 dan
variansi sebesar 5.9% merupakan faktor keempat yang dipertimbangkan
oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli Layanan
MCU untuk Perusahaannya,dengan anggota-anggotanya adalah variabel :
Kesesuaian harga paket (X16) dengan nilai factor loading sebesar 0.842.
Perbandingan harga paket (X15) dengan nilai factor loading sebesar
0.761.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
113
UNIVERSITAS INDONESIA
e. Faktor 5 (Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan) memiliki eigen value
sebesar 1.305 dan variansi sebesar 5.2% merupakan faktor kelima yang
dipertimbangkan oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam
membeli Layanan MCU untuk Perusahaannya, dengan anggota-
anggotanya adalah variabel :
Ketepatan waktu penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) dengan nilai
factor loading sebesar 0.784.
Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13)
dengan nilai factor loading sebesar 0.712.
f. Faktor 6 (Transportasi menuju Rumah Sakit) memiliki eigen value
sebesar 1.026 dan variansi sebesar 4.1 % merupakan faktor keenam yang
dipertimbangkan oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam
membeli Layanan MCU untuk Perusahaannya, dengan anggota-
anggotanya adalah variabel :
Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) dengan nilai factor loading
sebesar 0.729.
Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) dengan nilai factor
loading sebesar 0.669.
6.4.8 Menentukan Ketepatan Model
Langkah terakhir dalam analisis faktor adalah menentukan ketepatan
model. Ketepatan model ditentukan oleh besarnya residual, yaitu perbedaan dari
korelasi yang direproduksi, berdasarkan hasil estimasi matriks faktor. Dalam
penelitian ini, residual yang diperoleh adalah sebesar 38% atau sebanyak 115
residual dengan nilai absolut di atas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model
memiliki ketepatan sebesar 62% pada tingkat penyimpangan 0.05 atau sebesar
5%. (Lampiran 12).
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
114UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 7PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
7.1 Keterbatasan Penelitian
7.1.1 Keterbatasan Jumlah, Jenis Sampel dan Responden
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan
data secara cross sectional. Pendekatan analisa yang digunakan adalah analisa
kuantitatif yang tujuannya untuk mengetahui faktor- faktor yang menjadi
pertimbangan bagian kepegawaian perusahaan pelanggan dalam membeli
layanan Medical Check Up RSPP tahun 2012.
Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 45
(empat puluh lima) perusahaan dari awalnya adalah 88 (delapan puluh delapan)
perusahaan yang telah menjadi pelanggan layanan MCU RSPP selama 2 tahun
berturut- turut yaitu selama tahun 2011 sampai dengan tahun2012. Masing-
masing perusahaan diberikan satu kuesioner untuk diisi dan dalam waktu satu
bulan terdapat 45 (empat puluh lima) perusahaan yang mengembalikan
kuesioner.
Peneliti memberikan batasan bahwa yang dapat menjadi responden
dalam penelitian ini adalah pejabat yang bekerja di bagian kepegawaian
perusahaan yang memang bertugas untuk mengurus Medical Check Up pegawai
perusahaan tersebut, karena diharapkan sebagai orang yang mengetahui proses
pengambilan keputusan suatu perusahaan untuk pemilihan layanan Medical
Check Up dan sekaligus sebagai pengguna jasa layanan tersebut. Kriteria
tersebut ditetapkan agar data yang diperoleh akurat dan representatif.
Penelitian kuantitatif dengan metode analisis faktor ini dimaksudkan
untuk mendapatkan data yang lebih rinci dan mendalam tentang faktor- faktor
yang menjadi pertimbangan bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam
keputusan membeli layanan Medical Check Up RSPP tahun 2012.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
115
UNIVERSITAS INDONESIA
7.1.2 Kuesioner Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
yang berisikan 31 (tiga puluh satu) pertanyaan dengan menggunakan skala
Likert dalam memberikan jawaban dan kesemuanya dibuat sendiri oleh peneliti.
Dalam penyebaran kuesioner, peneliti menyadari adanya keterbatasan waktu
yang cukup singkat (hanya 1 bulan) dan dalam cara penyebaran kuesioner
penelitian terutama kuesioner yang pengisiannya tidak didampingi oleh peneliti
(pengiriman kuesioner lewat email dan pos).
Meskipun dalam penyebaran kuesioner peneliti juga melampirkan tabel
definisi operasional sebagai acuan responden dalam mengisi kuesioner, namun
peneliti tidak mempunyai guideline (panduan) pengisian kuesioner untuk
responden, sehingga kemungkinan bias pada jawaban tidak dapat dihindarkan
karena Responden yang merupakan karyawan bagian kepegawaian perusahaan
yang diharapkan dapat berperan sebagai seorang pengambil keputusan sekaligus
pengguna layanan mungkin berperan sebagai pengguna layanan saja, sehingga
data yang didapatkan tidak sepenuhnya menggambarkan pertimbangan
keputusan membeli dari perusahaan langganan.
Dengan adanya keterbatasan waktu penelitian, maka pertanyaan yang
dituangkan dalam kuesioner berupa pertanyaan tertutup. Keterbatasan dari sifat
pertanyaan tertutup pada kuesioner adalah tidak memungkinkannya responden
menyampaikan inspirasi dan tanggapan yang bersifat lebih pribadi. Padahal ada
kemungkinan tanggapan yang bersifat pribadi tersebut amat beragam tergantung
dari pengalaman dan persepsi responden terhadap pertanyaan yang diajukan.
7.1.3 Kepustakaan
Rujukan yang digunakan untuk pemahaman konsep dan teori memang
tidak terbatas. Namun kemudahan akses untuk mendapatkan rujukan yang tepat
bukanlah hal yang mudah. Selain itu mencari dan menemukan rujukan
kepustakaan yang tepat dan sesuai dengan topik penelitian yang dipilih oleh
peneliti juga tidak mudah. Sehingga peneliti menyadari masih kurangnya
tinjauan kepustakaan yang didapatkan untuk penelitian ini.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
116
UNIVERSITAS INDONESIA
7.2 Pembahasan Karakteristik Responden
7.2.1 Usia
Apabila ditinjau dari segi pemasaran, semua penduduk pada semua usia
merupakan konsumen. Konsumen pada setiap jenjang usia tertentu cenderung
memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan segmentasi
pasar untuk memudahkan sasaran pasar yang dituju dan mendapatkan pasar
yang potensial untuk produk yang dipasarkan.
Pada penelitian ini didapatkan Responden terbanyak berasal dari
golongan usia > 50 tahun. Hal tersebut dikarenakan konsumen pada usia > 50
tahun mempunyai tingkat kebutuhan, informasi dan pengalaman tentang
Medical check Up yang relatif tinggi, selain itu juga disebabkan oleh tingkat
kesadaran akan pentingnya kesehatan sehingga semakin selektif dalam memilih
produk Medical Check Up yang ditawarkan.
7.2.2 Jenis Kelamin
Menurut Kotler (1997) Jenis kelamin merupakan aspek utama yang
penting diketahui perusahaan jasa, tidak terkecuali Rumah Sakit. Adanya
perbedaan jenis kelamin akan membentuk perilaku pembelian yang berbeda
pula. Secara umum laki- laki, lebih mudah diyakinkan dengan data yang
spesifik dan jelas, ketimbang harga atau penawaran lain dan After sales service
lebih penting ketimbang faktor lain saat memutuskan membeli sebuah produk
atau jasa.
Laki- laki Dewasa sering disebut sebagai ‘considerate buyer’ karena
kemampuannya menimbang sebelum memutuskan untuk membeli dan biasanya
cenderung loyal terhadap sesuatu produk atau jasa yang dibelinya. Bagi
Pemasar, penting untuk mengetahui siapakah target produk kita, dan jika kita
mengetahui bahwa itu adalah laki- laki, maka hendaknya kita mampu
memberikan informasi yang jelas,ringkas dan padat. Kepraktisan akan menjadi
acuan utama didalam penilaiannya, disamping faktor benefit tambahan.Untuk itu
Faktor kredibilitas dan performance dari penjual akan sangat mempengaruhi
keputusan pembelian Laki- laki.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
117
UNIVERSITAS INDONESIA
Berdasarkan jenis kelamin, konsumen dalam penelitian ini didominasi
oleh Laki- laki sebanyak 53,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa Laki-laki lebih
sering terlibat dalam proses keputusan pembelian. Hal ini sejalan dan cukup
menjelaskan faktor- faktor yang disebutkan diatas ternyata juga terbukti dalam
penelitian ini seperti pentingnya mutu produk, informasi promosi yang baik,
faktor penampilan pemasar serta adanya after sales service dengan konsultasi
ulang setelah pemeriksaan ternyata cukup menjadi pertimbangan bagi
perusahaan pelanggan dengan laki- laki yang menjabat di bagian kepegawaian.
7.2.3 Jabatan dalam Perusahaan
Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli
dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk. Menurut
Enggel dkk, (1994) beberapa peran dalam keputusan membeli yaitu Pengguna
(users), Orang yang mempengaruhi (influencers), Pembeli (buyers), Pengambil
keputusan (deciders), dan Penjaga gerbang (gate keepers).
Karyawan yang bekerja di bagian kepegawaian suatu perusahaan dapat
berperan sebagai pemberi pengaruh dan dapat sebagai pengambil keputusan
untuk membeli suatu produk layanan Medical Check Up untuk karyawan
perusahaan tersebut, selain itu juga mereka akan membantu proses pembelian
sekaligus sebagai pengguna layanan MCU, karena berdasarkan wewenang
pekerjaan hal tentang kesehatan pegawai merupakan bagian dari tanggung
jawabnya. sehingga pendapatnya biasanya akan dipertimbangkan oleh para
direksi perusahaan.
Jabatan dalam perusahaan pada penelitian ini 31,1% adalah karyawan
yang bekerja di bagian HRD (Human Rescources Development), 33,3% di
bagian HSE (Health Safety Environment) dan 35, 6% adalah karyawan yang
mengisi selain HRD dan HSE, namun yang tetap berhubungan dengan
kepegawaian dalam perusahaan tersebut seperti Medical Manager, Provider
Relation, dan lain- lain.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
118
UNIVERSITAS INDONESIA
7.3 Pembahasan Karakteristik Perusahaan
7.3.1 Jenis Perusahaan
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Jenis Perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak dibidang
Migas sebanyak 55.6%, perusahaan yang bergerak dibidang non migas sebanyak
44.4%. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis
Perusahaan yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (55.6%)
adalah perusahaan yang bergerak dibidang migas.
Banyaknya perusahaan migas yang bekerja sama dengan MCU RSPP
dikarenakan RSPP dulunya tergabung dalam BUMN PT. Pertamina, sehingga
setelah terlepas dari BUMN dan berada dibawah naungan PT. Pertamedika,
perusahaan migas Nasional dan milik Asing yang bekerja sama dengan PT.
Pertamina ataupun anak perusahaan PT. Pertamina sendiri yang sedari dulu
melakukan MCU di RSPP masih menjadi pelanggan setia di MCU RSPP. Dan
juga ditambah dengan perusahaan yang bergerak dibidang non migas, misalnya
bergerak dibidang asuransi, pupuk, kontruksi, perkapalan dan sebagainya.
7.3.2 Jumlah Karyawan
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986, Jenis-jenis atau
Macam Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja dibagi dalam Industri Rumah
Tangga adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah
antara 1-4 orang, Industri Kecil adalah industri yang jumlah karyawan atau
tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang, Industri Sedang atau Industri
Menengah adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah
antara 20-99 orang, Industri Besar adalah industri yang jumlah karyawan atau
tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Jumlah Karyawan yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar
(66.7%) adalah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 100 orang
atau bisa digolongkan sebagai perusahaan besar, hal ini juga menjelaskan bahwa
perusahaan besar juga cenderung akan bekerja sama dengan perusahaan yang
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
119
UNIVERSITAS INDONESIA
besar pula dan sudah berpengalaman seperti RSPP, yang mutu produk dan
layanannya telah terstandarisasi dengan baik.
7.3.3 Jumlah Karyawan Tertanggung
Berdasarkan UU No I th 1970 mengenai kewajiban pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja dan UU Kesehatan no.23 / 1992, pasal 23, ayat 2 yang
mengatur Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai yang isinya tentang
Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal, Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja sehingga Setiap tempat kerja
wajib menyelenggarakan kesehatan kerja maka jelaslah setiap perusahaan wajib
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai dan calon pegawainya.
Dari hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah
Karyawan yang tertanggung yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian
besar (66.7%) adalah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang
tertanggung lebih dari 100 orang atau bisa digolongkan sebagai perusahaan
besar, hal ini sejalan dengan jenis perusahaan yang didominasi oleh perusahaan
Migas yang memiliki karyawan berjumlah lebih dari 100 orang. Dan
berdasarkan data didapatkan hampir seluruh perusahaan langganan tersebut
mempercayakan pemeriksaan MCU seluruh pegawainya pada MCU RSPP.
7.3.4 Lokasi Perusahaan
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000), Lokasi berhubungan dengan
keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai dimana operasi dan stafnya
akan ditempatkan, yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat
interaksi yang terlibat. Terdapat tiga macam tipe interaksi antara penyedia jasa
dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi, yaitu Pelanggan
mendatangi penyedia jasa, Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau Penyedia
jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.
Untuk tipe interaksi dimana pelanggan mendatangi penyedia jasa, letak
lokasi menjadi sangat penting. Karena letak yang terlalu jauh dari tempat
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
120
UNIVERSITAS INDONESIA
perusahaan tersebut akan menjadi pertimbangan perusahaan untuk menggunakan
jasa yang ditawarkan karena akan menambah pengeluaran dari perusahaan. Jika
penyedia jasa mendatangi pelanggan, maka letak lokasi menjadi tidak begitu
penting meskipun perlu dipertimbangkan pula kedekatan terhadap pelanggan
untuk menjaga kualitas jasa dan pelanggan menggunakan media perantara dalam
berinteraksi, maka letak lokasi dapat diabaikan meskipun beberapa media
perantara memerlukan interaksi fisik antara mereka dengan pelanggan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Lokasi Perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang berlokasi disekitar
JABODETABEK sebanyak 77.8%, perusahaan yang berlokasi di luar
JABODETABEK sebanyak 22.2%. Dikarenakan dalam hal ini pelanggan yang
mendatangi penyedia jasa, sehingga karakteristik perusahaan pelanggan
berdasarkan lokasi yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar
(77.8%) adalah perusahaan yang berlokasi disekitar JABODETABEK.
7.3.5 Lama Bekerjasama Dengan MCU RSPP
Menurut Kotler (2000), Loyalitas pelanggan diartikan sebagai kesetiaan
pelanggan terhadap suatu perusahaan yang telah menyediakan barang atau jasa
(service) kepadanya. Tingkat loyalitas atau tangga loyalitas pelanggan (level of
customer loyalty) merupakan klasifikasi konsumen didasarkan pada frekuensi
(jumlah kedatangan atau berapa kali) pembelian dilakukan di suatu perusahaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP menunjukkan bahwa perusahaan yang
lama bekerjasama kurang dari 5 tahun sebanyak 51.1%, perusahaan yang yang
lama bekerjasama 6 - 10 tahun sebanyak 26.7%, perusahaan yang lama
bekerjasama lebih dari 10 tahun sebanyak 17.8% dan terdapat sebanyak 2
perusahaan atau sebanyak 4.4% yang tidak mengisi atau mengosongkan
jawabanya. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan
Lama bekerjasama dengan MCU RSPP yang diperoleh pada penelitian kali ini
sebagian besar 51.1% adalah perusahaan yang lama bekerjasama kurang dari 5
tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan pelanggan cukup puas
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
121
UNIVERSITAS INDONESIA
dengan pelayanan MCU RSPP, terbukti dengan adanya pembelian ulangan oleh
perusahaan tersebut.
7.3.6 Paket yang Bekerjasama
Menurut Kotler (1995), Produk adalah barang atau jasa yang dapat
ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau
dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2002) Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
disewakan, digunkan, atau dikonsumsi pasar (baik pasar konsumen akhir atau
maupun pasar industri) sebagai pemenuh kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan.
Dari kedua definisi diatas dapat dinyatakan bahwa dimana pemenuhan
keinginan dan kebutuhan dengan cara menawarkan segala sesuatu yang
termasuk di dalamnya adalah objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan
gagasan.
Jadi produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat
memuaskan pelanggan. Dari produk-produk yang ditawarkan sejenis, yang
menjadi pembeda antara produk perusahaan yang satu dengan perusahaan yang
lainnya adalah kualitas produk itu sendiri, sehingga suatu produk jika ingin
diminati oleh konsumen haruslah memiliki kualitas yang baik, serta dapat
menyesuaikan baik bentuk dan kemasan dengan konsumen yang akan
menggunakannya. Terlebih dalam penelitian ini produk yang ditawarkan bersifat
jasa yang produknya lebih bersifat kinerja atau tampilan, Pelanggan terlibat
dalam proses operasi jasa maka tantangannya adalah karena produk jasa
Kualitasnya sulit distandarisasi (pelayanan antara pelanggan tidak bisa sama),
sehingga tanggapan tiap konsumen akan berbeda satu sama lain.
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Paket yang bekerjasama menunjukkan bahwa perusahaan yang bekerjasama
dengan paket umum RSPP sebanyak 57.8%, perusahaan yang bekerjasama
dengan paket khusus perusahaan sebanyak 42.2%. Hal ini menunjukkan bahwa
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
122
UNIVERSITAS INDONESIA
karakteristik Perusahaan berdasarkan paket yang bekerjasama yang diperoleh
pada penelitian kali ini sebagian besar (57.8%) adalah perusahaan yang
bekerjasama dengan paket umum yang dibuat oleh RSPP. Dapat diartikan
dengan paket yang telah disediakan oleh RSPP telah cukup memenuhi
kebutuhan MCU perusahaan pelanggan, sehingga sebagian besar perusahaan
tidak memerlukan pembuatan paket khusus untuk perusahaan mereka. Namun
bagi perusahaan lain dengan kebutuhan layanan yang lebih spesifik, pihak
manajemen RSPP dapat bersifat fleksibel dan dapat menyesuaikan dan
memenuhi kebutuhan konsumen.
7.3.7 Harga Paket Per Orang
Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat suatu produk (bagi konsumen
maupun produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan uang. Demikian
juga Buchari (1992) menegaskan bahwa variabel harga berjalan sejajar dengan
kualitas produk. Apabila kualitas produk baik, maka konsumen akan berani
membayar lebih tinggi.
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000), Penentuan harga merupakan titik
kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari
suatu usaha atau bisnis. Keputusan penentuan harga juga sangat signifikan di
dalam penentuan nilai atau manfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan
memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa. Keputusan
penentuan tarif dari sebuah produk jasa baru harus memperhatikan beberapa hal.
Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai
dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di
berbagai pasar juga harus dipertimbangkan.
Selanjutnya Zeithaml dan Bitner (2000), menjelaskan tiga dasar
penetapan harga yang biasa digunakan dalam menentukan harga, yaitu
penetapan harga berdasarkan biaya, penetapan harga berdasarkan persaingan,
dan penetapan harga berdasarkan permintaan. Sedangkan harga yang diterapkan
oleh MCU RSPP berdasarkan gabungan dari ketiga hal tersebut.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
123
UNIVERSITAS INDONESIA
Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan
Harga per Paket yang Bekerjasama menunjukkan bahwa perusahaan yang harga
per paket per orang yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar
(73.3%) adalah perusahaan yang menggunakan layanan MCU RSPP dengan
harga per paket Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000,- per orang.
Dari data ini dapat disimpulkan perusahaan pelanggan banyak
menggunakan layanan MCU dengan harga tersebut karena harga yang
ditawarkan sesuai dengan anggaran yang disediakan perusahaan, serta harganya
cukup kompetitif dan isi paket sesuai dengan permintaan atau kebutuhan
perusahaan.
7.4 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 6 (enam) faktor dan 25 variabel
yang dipertimbangkan perusahaan langganan dalam membeli layanan Medical
Check Up RSPP. Keenam faktor tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam
bahasan berikut ini.
7.4.1 Faktor 1: Alat Promosi yang Menarik dan Informatif
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen
belum pernah mendengarkannya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan
berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Menurut
Payne (1993), promosi adalah alat yang digunakan perusahaan jasa untuk
berkomunikasi dengan pasar sasaran.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2004) pengertian promosi adalah
suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
124
UNIVERSITAS INDONESIA
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi
dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan
bauran pemasarannya.
Sejalan dengan hal diatas, bagian pemasaran RSPP juga melakukan
promosi yang berkesinambungan terhadap produk layanan Medical Check Up
RSPP agar dapat lebih dikenal oleh konsumen yang dalam hal ini adalah
perusahaan pelanggan. Tujuan dari promosi yang dilakukan selain untuk terus
meningkatkan target penjualan terhadap pelanggan lama dan calon pelanggan,
tapi juga untuk memberikan informasi, mengingatkkan serta membina
pelanggan yang telah ada.
Adapun langkah-langkah promosi yang dilakukan oleh pemasaran RSPP
untuk produk MCU adalah dengan mengadakan brosur tentang informasi paket-
paket MCU, melakukan healthy talk (talk show kesehatan) ke perusahaan
pelanggan, mengadakan siang klinik yang membahas seputar kesehatan dengan
mengundang perwakilan perusahaan pelanggan, serta melakukan promosi di
media cetak dan elektronik. Menurut informasi dari bagian pemasaran, semua
bentuk promosi ini dikemas secara menarik dan informatif sehingga dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen tentang produk MCU
RSPP.
Namun berdasarkan informasi dari pihak pemasaran, Hal yang menjadi
pertimbangan utama bagi Perusahaan Pelanggan dalam memilih layanan MCU
sebenarnya adalah hal yang berhubungan dengan harga, baik potongan harga
dan kesesuaian harga, karena setiap perusahaan telah memiliki anggaran
tersendiri setiap tahunnya untuk MCU Karyawannya. Sedangkan alat promosi
yang yang menarik dan informatif berdasarkan pengolahan data kuesioner di
lapangan menjadi hal pertama yang penting bagi perusahaan pelanggan untuk
mengetahui informasi tentang produk MCU RSPP. Sehingga kemungkinan
bahwa responden dari bagian kepegawainan perusahaan yang mengisi kuesioner
bertindak sebagai pengguna akhir (end user) dimunculkan dalam pengisian
kuesioner ini sehingga belum tentu merepresentasikan perusahaan tersebut.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
125
UNIVERSITAS INDONESIA
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Yuliana (2006) di
Rumah Sakit yang merupakan pesaing dalam hal MCU yang melakukan
penelitian berdasarkan uji regresi linear antara promosi dan loyalitas pelanggan
di RS XYZ, ternyata variabel promosi memiliki nilai uji yang tidak signifikan
sehingga tidak memberi pengaruh kepada loyalitas konsumen. Hal ini
menandakan masih kurang baiknya faktor promosi yang dilakukan oleh RS
XYZ.
Dari hal diatas terlihat perbedaan yang cukup jelas di lapangan antara
MCU RSPP dengan MCU RS XYZ sebagai pesaing, dalam hal ini faktor alat
promosi yang dilakukan RSPP untuk produk MCU ternyata cukup mendapat
respon yang baik dan efektif, terbukti dengan faktor alat promosi yang menarik
dan informatif menjadi faktor pertama yang menjadi pertimbangan bagi
perusahaan langganan dalam memilih MCU untuk perusahaannya.
Faktor alat promosi yang informatif juga tidak berdiri sendiri, namun
setelah didapatkannya informasi awal tentang suatu produk yang dibutuhkan,
maka langkah selanjutnya seperti yang dijelaskan oleh Robbins (2003) adalah
mencari informasi yang lebih lanjut tentang produk salah satunya dengan
mendeskripsikan kebutuhan mereka secara umum, kemudian membicarakan
spesifikasi produk yang diinginkan lalu perusahaan tersebut akan mencari
pemasok. Saat pencarian pemasok inilah variabel- variabel lain yang mendukung
faktor alat promosi yang informatif, yaitu: kecakapan personil pemasar,
penampilan personil pemasar dan keramahan personil pemasar yang juga
mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian, dengan kecakapan dalam
komunikasi dan memberikan informasi serta penampilan yang menarik akan
memberi kesan professional serta makin meyakinkan pembeli.
Hal yang tidak bisa dilepaskan untuk menarik minat dan menjadi
pertimbangan dari perusahaan pelanggan untuk memilih MCU RSPP adalah
adanya kebijakan potongan harga (discount) yang ditetapkan oleh pihak RSPP
untuk perusahaan yang memiliki kerja sama dalam MCU karyawan dengan
RSPP. Hal ini juga sejalan dengan adanya kemudahan cara pembayaran yang
diberikan oleh pihak pemasaran RSPP dengan memberikan jangka waktu dalam
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
126
UNIVERSITAS INDONESIA
penagihan dan pelunasan serta adanya discount tambahan bagi perusahaan yang
dapat membayar lebih cepat dari waktu yang telah di tetapkan. (Lampiran 13)
Hal lain yang juga menjadi pertimbangan perusahaan pelanggan dalam
membeli kembali layanan MCU RSPP karena keramahan dalam pelayanan dan
kemampuan (kompetensi) personil di Instalasi MCU RSPP yang cukup
memberikan kesan baik yang membekas pada pelanggan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Robbins (2003) yang menyatakan tahap akhir dari delapan fase
pembelian organisasi adalah Penilaian kinerja (performance review), yaitu
Setelah kerjasama berlangsung, bukan berarti proses pembelian telah berhenti.
Pembeli tentu akan mengevaluasi kinerja pemasok dan pasokannya. Caranya
dengan melihat kualitas output ataupun menganalisa kepuasan pemakai yang
akan menentukan apakah akan melakukan pembelian ulang atau tidak.
Hal ini juga dijelaskan oleh Kotler dan Armstrong (2004) yang
menyatakan tahap kelima dari perilaku pembelian adalah Perilaku pasca
pembelian, yang merupakan tahap proses keputusan pembeli konsumen
melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan
atau ketidak puasan mereka. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan
mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan
mempengaruhi perilaku pembelian berikutnya. Konsumen yang puas cenderung
akan menjadi sarana yang baik dalam mempromosikan produk tersebut kepada
orang lain.
Variabel terakhir yang juga menjadi pertimbangan dalam faktor pertama
ini adalah Lingkungan yang tercipta di RSPP, karena Menurut Zeithaml dan
Bitner (2000) Bukti fisik adalah suatu hal yang secara nyata turut memengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang
ditawarkan. Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan jasa dimana
layanan diciptakan dan di mana penyedia jasa dan pelanggan berinteraksi,
ditambah unsur-unsur berwujud yang ada yang dipakai untuk berkomunikasi
atau mendukung peran jasa.
Dalam bisnis jasa, pemasar harus berusaha mengimbangi dimensi
ketidakterwujudannya dengan menyediakan petunjuk-petunjuk fisik untuk
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
127
UNIVERSITAS INDONESIA
menguatkan positioning dan citra dan mengembangkan product surround.
Lingkungan RSPP yang nyaman dan tertata baik memberikan nilai tambah bagi
RSPP sebagai pertimbangan untuk perusahaan pelanggan melakukan Medical
Check Up RSPP.
7.4.2 Faktor 2: Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir
Kecukupan tersedianya tempat parkir ternyata cukup menjadi
pertimbangan bagi perusahaan pelanggan dalam membeli layanan MCU RSPP,
karena berdasarkan hasil olah data tentang lokasi perusahaan langganan yang
sebagian besar berlokasi sekitar JABODETABEK, sehingga untuk mencapai
lokasi RSPP kebanyakan menggunakan kendaraan pribadi.
Semenjak tahun 2010 telah dibangun gedung parkir baru di RSPP
dengan 6 lantai dan dapat menampung ± 300 mobil, sehingga lahan parkir motor
juga lebih luas karena tidak terpakai untuk parkir mobil. RSPP juga
meningkatkan layanan demi kenyamanan pelanggan dengan menyediakan
fasilitas parkir vallet dan lahan parkir khusus untuk pengemudi wanita.
Lokasi gedung Instalasi MCU RSPP juga menjadi pertimbangan bagi
perusahaan pelanggan, karena medical check up sifat layanannya bukan
merupakan pengobatan, sehingga lingkungan yang lebih privat sangat menjadi
perhatian bagi pelanggan. Hal ini sejalan dengan model yang dipakai oleh MCU
RSPP dalam rangka program pengembangan instalasi MCU dengan fasilitas
terpadu yang berada pada satu lantai, yaitu di gedung H lantai 5 dengan konsep
“one- stop- service” dengan tujuan agar terciptanya Layanan yang menyeluruh,
efektif, efisien dan nyaman bagi pasien dalam “satu atap”, Pemeriksaan terpadu
yang lebih cepat serta berkomputerisasi sehingga memberikan Hasil yang cepat
dan akurat.
Fasilitas lain yang diberikan oleh RSPP juga berpengaruh terhadap
pertimbangan membeli layanan MCU RSPP. Menurut Tjiptono (2006), Fasilitas
adalah sumber daya fisik yang ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada
konsumen. Segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan dan
kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
128
UNIVERSITAS INDONESIA
yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Penting bagi Rumah
sakit yang menghasilkan produk jasa untuk memperhatikan pentingnya fasilitas
tambahan bagi pelanggan. Karena Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab
bila tidak puas akan meninggalkan dan mencari Tempat lain yang merupakan
pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan.
Dalam hal fasilitas, RSPP juga memiliki fasilitas tambahan yang cukup
lengkap, seperti bank, ATM, café, kantin, musholla, dll. Dan ditambah fasilitas
Patient Relation untuk pasien MCU khusus ternyata cukup mendapat respon
positif dari perusahaan pelanggan dan menjadi bahan pertimbangan dalam
membeli layanan MCU untuk perusahaannya dan karena fasilitas Patient
Relation ini belum pernah ada dan dilakukan oleh RS Pesaing.
7.4.3 Faktor 3: Mutu Produk
Saat ini semua industri yang bergerak di bidang jasa harus
memperhatikan segi pelayanan mereka. Pelayanan yang baik merupakan salah
satu syarat kesuksesan perusahaan jasa. Mutu (kualitas) pelayanan dipandang
sebagai salah satu komponen yang perlu diwujudkan oleh perusahaan karena
memiliki pengaruh untuk mendatangkan konsumen baru dan dapat mengurangi
kemungkinan pelanggan lama untuk berpindah ke perusahaan lain. Dengan
semakin banyaknya pesaing maka akan semakin banyak pilihan bagi konsumen
untuk menjatuhkan pilihan. Hal ini akan semakin membuat semakin sulit untuk
mempertahankan konsumen lama, karenanya kualitas layanan harus ditingkatkan
semaksimal mungkin.
Menurut Zeithaml et al (1998), Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai
penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau
layanan secara menyeluruh. Sedangkan menurut Tjiptono (2006), Kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan
penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
129
UNIVERSITAS INDONESIA
Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan berdasarkan sudut
pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, akan tetapi sudut pandang penilaian
persepsi pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan pelanggan adalah pihak yang
mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan. Faktor Persepsi pelanggan
terhadap kualitas yang diberikan dari produk MCU RSPP, Pengalaman
sebelumnya yang cukup memuaskan pelanggan ditambah adanya konsultasi
ulang yang diberikan oleh dokter MCU kepada pasien yang telah melakukan
pemeriksaan merupakan nilai menyeluruh atas keunggulan dari produk MCU
yang juga menjadi faktor yang juga dipertimbangkan oleh perusahaan pelanggan
dalam membeli layanan MCU RSPP selain itu pula, pembelian organisasi yang
cukup kompleks sehingga referensi dari pihak luar organisasi juga cukup
memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan suatu organisasi lain.
Adapun lima dimensi kualitas pelayanan yang diidentifikasikan oleh
Tjiptono (2006) meliputi Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk
melaksanakan jasa yang disajikan dengan tepat dan terpercaya, Responsif
(responsiveness) yaitu keinginan untuk membantu para konsumen dan
memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin, Keyakinan (assurance) yaitu
pengetahuan dan kesopansantunan para pegawai perusahaan serta kemampuan
menumbuhkan rasa percaya diri konsumen terhadap perusahaan, Empati
(empathy) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan dan Berwujud
(tangible) yaitu penampilan, peralatan, personil, dan media komunikasi.
Variabel lain yang juga penting adalah macam atau jenis produk yang
ditawarkan oleh MCU RSPP, seperti yang diungkapkan oleh Kotler (2004)
tentang salah satu variabel yang mendukung bauran pemasaran adalah tentang
keragaman produk. Di dalam kondisi persaingan, sangatlah berbahaya bagi
sebuah perusahaan bila hanya mengandalkan produk tanpa usaha untuk
mengembangkannya. Oleh karena itu di dalam mempertahankan dan
meningkatkan penjualan dan market share perlu mengadakan penyempurnaan
dan pengembangan produk yang di hasilkan lebih baik, sehingga dapat
memberikan daya guna, daya pemuas, serta daya tarik yang lebih besar.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
130
UNIVERSITAS INDONESIA
Hal diatas semakin diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yuliana (2006) pada RS XYZ sebagai pesaing utama dalam MCU RSPP yang
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel keragaman dan kualitas dari
produk merupakan hal yang paling besar berpengaruh terhadap loyaliyas dari
pelanggan, kemudian baru diikuti oleh Price (Harga) dan Place (Lokasi).
Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pelanggan saat ini telah memahami
pentingnya kualitas dari suatu produk, sehingga harga bukan lagi merupakan
kendala bagi pelanggan untuk membeli suatu pelayanan, namun menjaga mutu
dari produk menjadi hal yang lebih penting, sehingga untuk meningkatkan
penjualannya MCU RSPP harus menjaga mutu produk dan layanannya agar
tidak kalah bersaing dengan RS Pesaing yang memiliki pelayanan yang serupa.
Dalam hal strategi produk yang dilakukan adalah menetapkan cara dan
menyediakan produk yang lebih tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat
memuaskan konsumen dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan
peningkatan market share nya.
Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu atau
kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options), gaya (style), merek
(brand lines), macam produk (product item), jaminan (guaranties), dan
pelayanan (services). Sehingga strategi produk merupakan unsur penting karena
dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Karena dengan bervariasinya
macam atau jenis dari paket yang ditawarkan maka akan meningkatkan daya
tarik dari konsumen untuk menggunakan produk karena banyaknya pilihan yang
ditawarkan sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang
disediakan oleh perusahaannya.
Dari penjabaran diatas, maka sudah jelas bahwa faktor mutu produk akan
menjadi faktor penting dalam pertimbangan pembelian layanan MCU oleh
perusahaan pelanggan. Ditambah lagi proses pembelian organisasi lebih rumit
dan kompleks dalam pelaksanaannya, dan salah satu faktor yang
dipertimbangkan perusahaan adalah mutu dari produk itu sendiri. Pentingnya
menjaga mutu pelayanan dan mutu produk telah lama menjadi perhatian oleh
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
131
UNIVERSITAS INDONESIA
pihak MCU RSPP, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan konsumennya,
dan hal ini terbukti dengan dilakukannya pembelian kembali oleh perusahaan
pelanggan dan merupakan bagian dari pertimbangan mereka dalam membeli
kembali layanan MCU RSPP.
7.4.4 Faktor 4: Kesesuaian Harga
Salah satu strategi dalam upaya peningkatan penjualan ialah dengan
pendekatan harga. Menurut Basu Swastha (2001) harga adalah jumlah uang
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta
pelayanannya. Sedangkan Menurut Peter dan Olson (2005) harga merupakan
pengorbanan yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh barang atau
jasa. Pertukaran dalam pemasaran baru akan terjadi jika terdapat kesesuaian
antara harga yang ingin dibayarkan konsumen dengan harga yang ingin dijual
oleh perusahaan.
Menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2004), Konsumen lebih tertarik
untuk mendapatkan harga yang masuk akal, yang berarti memiliki nilai sesuai
dengan yang diinginkan konsumen pada saat transaksi. Dengan begitu semakin
pantas harga sebuah barang atau jasa maka semakin besar kemungkinan produk
atau jasa tersebut dibeli.
Di dalam pemasaran, harga merupakan faktor yang penting dalam
menciptakan kepuasan pelanggan, karena kapanpun pelanggan mengevaluasi
nilai dari suatu barang atau jasa, mereka biasanya selalu berpikir mengenai
harga, sehingga penting bagi pemasar untuk menetapkan harga yang pantas agar
terciptanya kepuasan pelanggan.
Pelanggan akan melihat wajar tidaknya harga yang diperoleh dari orang
lain atas produk serupa, atau dengan membandingkan harga yang diperoleh
orang lain atas produk serupa, sehingga tingkat perbandingan harga tidak dapat
dipisahkan dengan tingkat kesesuaian harga.
Harga menjadi faktor penting dalam memepengaruhi konsumen untuk
menggunakan atau tidak suatu produk atau jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi
akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
132
UNIVERSITAS INDONESIA
akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Harga
merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Maka itu harga berperan
penting dalam meningkatkan penjualan dan harga selalu menjadi bahan
pertimbangan konsumen untuk membeli produk atau menggunakan jasa yang
akan menciptakan rasa kepuasan bagi konsumen yang akhirnya diharapkan akan
menciptakan suatu konsumen yang loyal.
Sejalan dengan hal diatas, penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2006)
pada RS XYZ, pandangan konsumen terhadap harga memberikan hasil yang
berkorelasi kuat, sehingga harga juga termasuk pertimbangan pelanggan akan
loyalitasnya terhadap produk. Dari penelitian disebutkan bahwa kisaran harga
yang dipasang oeh RS XYZ juga cukup tinggi, pada kisaran 2- 5 juta per paket,
walaupun RS tersebut memasang harga yang cukup tinggi, namun pelanggan
tidak mempersoalkan masalah tersebut demi memenuhi kepuasannya.
Sehingga hal ini juga menjadi suatu informasi yang cukup baik untuk
MCU RSPP mengingat RS tersebut merupakan pesaing kuat MCU RSPP.
Kenyataan paket pemeriksaan RSPP memiliki harga yang lebih terjangkau
diharapkan dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi RSPP untuk
meningkatkan volume penjualannya.
Kesesuaian harga juga menjadi pertimbangan penting di dalam
melakukan pembelian oleh perusahaan langganan. Perusahaan harus melakukan
penyesuaian harga ke setiap produk yang dikeluarkan oleh penyedia jasa karena
sangat terkait dengan anggaran tahunan yang disediakan oleh Perusahaan untuk
MCU karyawannya.
Perbandingan harga juga menjadi pertimbangan perusahaan langganan
dalam mengambil suatu keputusan pembelian. Perusahaan langganan yang
sebelumnya sudah pernah membeli Layanan MCU RSPP, dapat
membandingkan harga layanan MCU antara rumah sakit satu dengan yang
lainnya. Dengan melakukan berbagai promosi dan memberikan penawaran
potongan harga (discount) khusus serta kemudahan dalam cara pembayaran,
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
133
UNIVERSITAS INDONESIA
maka Layanan MCU RSPP akan mampu menarik minat konsumen yang akan
membeli layanan MCU dan akan memilih produk MCU RSPP, karena berbagai
kemudahan yang ditawarkan.
7.4.5 Faktor 5: Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan
Seperti yang dibahas pada penjelasan sebelumnya, Kualitas suatu produk
merupakan hal yang subyektif oleh konsumen. Penelitian ini ditentukan oleh
persepsi pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh konsumen terhadap
produk tersebut. Produk yang berkualitas mempunyai peranan penting untuk
membentuk kepuasan pelanggan.
Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan maka kepuasan
yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan
keuntungan bagi badan usaha tersebut.
Demikian pula sebaiknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan
pelanggan pindah pada produk lain karena kualitas produk berhubungan sekali
dengan loyalitas pelanggan.
Jika barang dan jasa yang dibeli cocok dengan apa yang diharapkan oleh
konsumen, maka akan terdapat kepuasan atau loyalitas pelanggan dan
sebaliknya. Bila kenikmatan yang diperoleh konsumen melebihi harapannya,
maka konsumen akan betul-betul merasa puas dan sudah pasti mereka akan terus
melakukan pembelian ulang.
Dalam hal mutu, waktu juga harus menjadi bahan pertimbangan bagi
pemasar jasa, karena konsumen jasa dalam hal ini adalah perusahaan pelanggan
kebutuhan dan harapannya sangat bervariasi sehingga dalam strategi pemasaran
jasa Menurut Yuyus Suryana (1999) adalah dengan Merumuskan suatu strategi
pelayanan, Mengkomunikasikan kualitas pada pelanggan, Menetapkan suatu
standart yang jelas dan terukur, Menetapkan sistem pelayanan yang efektif pada
pelanggan, Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan dan Survei
tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan.
Maka dari penjelasan diatas, merupakan hal yang wajar ketepatan waktu
menerima hasil menjadi hal yang penting dalam pertimbangan bagian
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
134
UNIVERSITAS INDONESIA
kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli produk MCU RSPP. Pihak
Manajemen sendiri telah menerapkan standart mutu pelayanan dengan dapat
menyelesaikan hasil dalam waktu maksimal 7 (tujuh) hari kerja dengan target
pencapaian 100% (Lampiran 14). Hal ini pun selalu dijaga oleh pihak RSPP
demi kepuasan pelanggan. Terbukti bahwa setiap bulannya target ini tercapai.
Hal lain yang juga merupakan standart mutu layanan MCU RSPP yang
ternyata juga merupakan pertimbangan perusahaan pelanggan dalam membeli
layanan MCU adalah ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan
pemeriksaan. Instalasi MCU mempunyai standart mutu untuk durasi
pemeriksaan dari mulai datang sampai pemeriksaan selesai yaitu kurang dari 4
(empat) jam dengan target pencapaian 100%. Dan target ini pun dapat dipenuhi
oleh pihak MCU RSPP setiap bulannya. Dengan selalu menjaga mutu
pelayanan, maka kepuasan pelanggan dapat selalu terpenuhi sehingga
menjadikan MCU RSPP sebagai pilihan mereka dalam melakukan Medical
Check Up Perusahaannya.
7.4.6 Faktor 6: Transportasi menuju Rumah Sakit
Menurut Tjiptono (2002) hal- hal yang menjadi Pertimbangan-
pertimbangan konsumen yang berhubungan dengan lokasi antara lain:
Kemudahan (Akses) atau kemudahan untuk dijangkau dengan sarana transportasi
umum, Visibilitas yang baik yaitu keberadaan lokasi yang dapat dilihat dengan
jelas dari tepi jalan. Lokasi berada pada lalu lintas (Traffic), Tempat parkir yang
luas dan aman, Lingkungan sekitar yang mendukung, yaitu daerah sekitar yang
mendukung barang dan jasa yang ditawarkan.
Berdasarkan hal diatas sudah cukup menjelaskan bahwa lokasi
berhubungan erat dengan transportasi menuju lokasi, kemudahan akan akses
transportasi otomatis akan memudahkan berjalannya penjualan terutama produk
jasa yang tingkat kepuasan pelanggan menjadi hal yang utama.
Penelitian yang dilakukan Yuliana (2006) juga menyatakan hal yang
serupa yang terjadi di pelanggan RS XYZ bahwa lokasi juga berkorelasi dengan
loyalitas pelanggan. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa pelanggan juga
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
135
UNIVERSITAS INDONESIA
berasal dari Jabodetabek dan letak perusahaan atau rumah pelanggan yang cukup
jauh tidak menjadi masalah bagi pelanggan, selama tersedia kemudahan akses
transportasi. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian bagi pihak Pemasaran
MCU RSPP karena dapat menjadi hal yang menguntungkan sekaligus ancaman
oleh karena RS XYZ.
Lokasi RSPP yang berada di tengah kota Jakarta selatan (Kebayoran
baru) yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan terminal bus Blok M
sehingga akses transportasi mudah didapatkan untuk menuju rumah sakit
dikarenakan kebanyakan perusahaan langganan MCU RSPP berlokasi di daerah
Jl. Sudirman- MH. Thamrin dan Kuningan, sehingga hal ini menjadi
pertimbangan mereka dalam membeli Layanan Medical Check Up untuk
karyawannya, kemudahan transportasi memudahkan konsumen untuk menuju
suatu lokasi dengan berbagai jenis kendaraan yang melintas di sekitar lokasi
Rumah Sakit.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
136UNIVERSITAS INDONESIA
BAB 8KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap
Karakteristik Responden dan Karakteristik Perusahaan sebagai sampel penelitian
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden penelitian berdasarkan Usia didominasi oleh usia >
50 tahun.
2. Karakteristik Responden penelitian berdasarkan Jenis Kelamin didominasi
oleh laki- laki.
3. Karakteristik Responden penelitian berdasarkan Jabatan dalam peruahaan
didominasi oleh Pejabat setara Manajer yang ditugaskan untuk mengatur
perihal Medical Check Up perusahaan tersebut (yang dimasukkan dalam
kelompok lain- lain) .
4. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis Perusahaan didominasi oleh
Perusahaan yang bergerak dibidang migas.
5. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan didominasi oleh
perusahaan yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 100 orang atau bisa
digolongkan sebagai perusahaan besar.
6. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan yang Tertanggung
didominasi oleh perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang
tertanggung lebih dari 100 orang atau bisa digolongkan sebagai perusahaan
besar.
7. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Lokasi Perusahaan didominasi oleh
perusahaan yang berlokasi disekitar JABODETABEK.
8. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Lama Bekerjasama dengan MCU
RSPP didominasi oleh perusahaan yang lama bekerjasama kurang dari 5
(lima) tahun.
9. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Paket yang Bekerjasama didominasi
oleh perusahaan yang bekerjasama dengan paket umum yang dibuat oleh
RSPP.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
137
UNIVERSITAS INDONESIA
10. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Harga Per Paket Per Orang didominasi
oleh layanan MCU RSPP dengan harga per paket Rp 1.500.000 - Rp
3.000.000,- per orang.
Berdasarkan Hasil dari analisis data, dapat disimpulkan bahwa melalui
Metode pengolahan data Principal Component Analysis (PCA) dari 31 (tiga
puluh satu) variabel diperoleh 6 (enam) faktor yang dipertimbangkan bagian
kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli layanan Medical Check Up
RSPP tahun 2012 dan mampu menjelaskan semua varian yang ada dalam data,
yaitu sebesar 74.706%, Keenam faktor tersebut, yaitu:
1. Faktor 1 (Alat Promosi yang Menarik dan Informatif), memiliki nilai eigen
value sebesar 10.077 dan variansi sebesar 40.3%.
2. Faktor 2 (Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir) memiliki nilai eigen value
sebesar 2.719 dan variansi sebesar 10.8%.
3. Faktor 3 (Mutu Produk) memiliki nilai eigen value sebesar 2.062 dan
variansi sebesar 8.2%.
4. Faktor 4 (Kesesuaian Harga) memiliki nilai eigen value sebesar 1.487 dan
variansi sebesar 5.9%.
5. Faktor 5 (Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan) memiliki nilai eigen
value sebesar 1.305 dan variansi sebesar 5.2%.
6. Faktor 6 (Transportasi menuju Rumah Sakit) memiliki nilai eigen value
sebesar 1.026 dan variansi sebesar 4.1 %.
Variabel yang mewakili setiap faktor yang dipertimbangkan bagian
kepegawaian perusahaan pelanggan dalam membeli layanan Medical Check Up
tahun 2012 adalah:
1. Variabel alat promosi yang menarik dan informatif (X24) dengan nilai
Faktor loading sebesar 0.773. dengan anggotanya adalah variabel:
Alat promosi yang menarik dan informatif (X24) dengan nilai Faktor loading
sebesar 0.773.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
138
UNIVERSITAS INDONESIA
Kecakapan personil pemasar (X22) dengan nilai Faktor loading sebesar
0.715.
Penampilan personil pemasar (X23) dengan nilai Faktor loading sebesar
0.690.
Potongan harga (X17) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.616.
Keramahan personil pemasar (X21) dengan nilai Faktor loading sebesar
0.662.
Keramahan dalam pelayanan (X26) dengan nilai Faktor loading sebesar
0.643.
Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan (X27) dengan nilai
Faktor loading sebesar 0.586.
Kemudahan cara pembayaran (X18) dengan nilai Faktor loading sebesar
0.548.
Lingkungan Rumah Sakit (X28) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.522.
2. Variabel tersebut adalah variabel tersedianya tempat parkir (X30) dengan
nilai faktor loading sebesar 0.857. dengan anggotanya adalah variabel:
Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir (X30) dengan nilai Faktor loading
sebesar 0.857.
Lokasi Bangunan Insalasi MCU RSPP (X29) dengan nilai Faktor loading
sebesar 0.778.
Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) dengan nilai Faktor
loading sebesar 0.725.
Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) dengan nilai Faktor loading
sebesar 0.617.
3. Variabel tersebut adalah variabel mutu produk (X9) dengan nilai faktor
loading sebesar 0.805. dengan anggotanya adalah variabel:
Mutu produk (X9) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.805.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
139
UNIVERSITAS INDONESIA
Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) dengan nilai Faktor loading
sebesar 0.770.
Pengalaman sebelumnya menggunakan produk MCU RSPP (X3) dengan
nilai Faktor loading sebesar 0.739 .
Persepsi terhadap produk MCU (X4) dengan nilai Faktor loading sebesar
0.685.
Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12) dengan nilai
Faktor loading sebesar 0.614.
Referensi dari Luar Organisasi (X2) dengan nilai Faktor loading sebesar
0.444.
4. Variabel Kesesuaian Harga (X16) dengan nilai faktor loading sebesar 0.842.
dengan anggotanya adalah variabel:
Kesesuaian harga paket (X16) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.842.
Perbandingan harga paket (X15) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.761.
5. Variabel Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) dengan nilai faktor
loading sebesar 0.784. dengan anggotanya adalah variabel:
Ketepatan waktu penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) dengan nilai Faktor
loading sebesar 0.784.
Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13) dengan
nilai Faktor loading sebesar 0.712.
6. Variabel Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) dengan nilai faktor
loading sebesar 0.729. dengan anggotanya adalah variabel:
Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) dengan nilai Faktor loading sebesar
0.729.
Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) dengan nilai Faktor
loading sebesar 0.669.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
140
UNIVERSITAS INDONESIA
8.2 Saran
8.2.1 Bagi Rumah Sakit
Berdasarkan hasil penelitian, Hal -hal yang perlu dipehatikan pihak
Manajemen RSPP khususnya bagian Pemasaran dan Pelayanan Medical Check
Up untuk masa mendatang adalah:
1. Faktor 1 (Alat Promosi yang Menarik dan Informatif)
Dari hasil penelitian menyatakan bahwa variabel alat promosi yang menarik
dan informatif menjadi hal utama dalam pertimbangan perusahaan
pelanggan, sehingga perlu adanya perhatian khusus dalam hal promosi
produk, menelaah lebih dalam lagi media promosi apa yang paling
berpengaruh terhadap peningkatan penjualan kepada konsumen perusahaan
menandakan alat (media) promosi tersebut yang paling diminati oleh
perusahaan pelanggan.
Membuat Rencana Strategis (Renstra), Business Plan dan Action Plan
khusus untuk pelayanan MCU.
Memperbaiki media promosi yang digunakan untuk layanan MCU RSPP dan
evaluasi berkala akan efektifitas dari media promosi tersebut termasuk
dengan mencari informasi akan bentuk media yang digunakan oleh rumah
sakit pesaing dan atau selalu mencari innovasi media promosi baru sebagai
alat untuk mempromosikan layanan MCU (misal: liputan singkat tentang
layanan MCU RSPP yang berisikan Profil RS dan Profil dari layanan yang
dapat ditanyangkan di televisi di lingkungan RS ataupun dapat dikirimkan
kepada perusahaan pelanggan atau calon perusahaan pelanggan.
Membuat perencanaan yang lebih baik dan lebih terarah tentang promosi
paket- paket MCU RSPP untuk konsumen perusahaan dengan menjaga
hubungan baik dengan perusahaan langganan dan calon pelanggan baru.
Membina dan memelihara hubungan baik dengan Perusahaan pelanggan,
sebagai contoh dengan menambah jadwal melakukan gathering konsumen,
menambah layanan pesan singkat (SMS) pelanggan, ucapan ulang tahun,
idul fitri, natal dan tahun baru bagi perusahaan pelanggan, SMS reminder
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
141
UNIVERSITAS INDONESIA
bagi pasien dari perusahaan pelanggan yang akan melakukan pemeriksaan
esok harinya, dll.
Perlu direncanakan pelatihan tentang kemampuan berkomunikasi dan
kepuasan pelanggan untuk personil pemasar maupun pelayanan MCU bila
memungkinkan memberikan pelatihan tentang dasar- dasar pemeriksaan
MCU untuk personil pemasaran dan pelatihan dasar tehnik pemasaran untuk
personil bagian pelayanan MCU.
Pentingnya selalu menjaga penampilan, etika dan budaya sopan santun bagi
semua personil pemasaran dan layanan MCU RSPP mengingat hal tersebut
juga mencerminkan citra produk MCU dan RSPP sendiri.
Meningkatkan promosi penjualan dengan menambah kemudahan cara
pembayaran, misalnya dengan bekerja sama dengan layanan asuransi atau
kartu kredit bank tertentu (bila konsumen pribadi) dengan dapat dilakukan
cicilan bayaran dengan bunga rendah atau tanpa bunga.
2. Faktor 2 (Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir).
Saling berkoordinasi dalam menjaga fasilitas yang tersedia di dalam rumah
sakit khususnya disekitar area MCU.
Jika memungkinkan adanya parkir khusus didepan Gedung H yang memang
disediakan untuk pelanggan MCU sehingga konsumen lebih merasa nyaman.
Karena letak Instalasi MCU terpisah dari gedung perawatan lain, perlu
adanya penunjuk arah yang mudah terbaca di tempat- tempat tertentu dan
adanya penambahan tulisan (tanda) bagian depan gedung H tentang instalasi
MCU RSPP.
3. Faktor 3 (Mutu Produk).
Selalu berusaha menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dan produk
salah satunya dengan cara mengkalibrasi berkala alat- alat yang dipakai
untuk pemeriksaan.
Mengatur ulang jadwal kerja dokter Instalasi MCU (bila perlu adanya revisi
alur kerja) dokter MCU agar waktu untuk konsultasi ulang pasien lebih
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
142
UNIVERSITAS INDONESIA
banyak dan lebih terjadwal tanpa mengganggu waktu untuk input data dan
penyelesaian resume pasien lainnya.
Selalu membuka peluang untuk adanya pengembangan macam produk
(paket) sebagai contoh paket pemeriksaan khusus Penyakit Jantung atau
Diabetes, dll.
Melakukan survey kepuasan pelanggan secara berkala dan melakukan revisi
terhadap model dan isi pertanyaan dari kuesioner kepuasan pelanggan
dengan pertanyaan yang lebih spesifik lagi.
Peningkatan mutu pelayanan juga bisa diwujudkan dengan adanya inovasi
produk yang belum dilakukan oleh RS Pesaing, misalnya dengan membuka
waktu layanan yang lebih lama, pendaftaran melalui internet (online
register) dan membuka pelayanan pada hari minggu atau hari- hari besar
tertentu, tentunya dengan sebelumnya melakukan survey kepada pelanggan.
4. Faktor 4 (Kesesuaian Harga).
Selalu melakukan penyesuaian harga paket dan mencari informasi akan
paket layanan dari RS Pesaing termasuk harga paket mereka sebagai dasar
atau informasi tambahan untuk potongan harga dan penetapan harga paket
pemeriksaan.
Melakukan inovasi- inovasi yang memungkinkan dalam hal potongan harga
paket dengan melakukan evaluasi unit cost layanan. Untuk melakukan hal
tersebut dibutuhkan koordinasi dengan pihak keuangan dengan harapan
didapatkan potongan harga yang lebih besar sehingga meningkatkan minat
beli pelanggan.
Bekerjasama dengan layanan kartu kredit bank atau asuransi tertentu tentang
potongan harga pemeriksaan.
5. Faktor 5 (Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan).
Mempertahankan sasaran mutu yang ingin dicapai oleh bagian Instalasi
MCU dengan perbaikan sistem input data dan pengolahan data agar sasaran
mutu dapat tercapai 100% dan melakukan koordinasi dan pemantauan
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
143
UNIVERSITAS INDONESIA
dangan bagian pemasaran, manajemen mutu atau bagian terkait lainnya.
6. Faktor 6 (Transportasi menuju Rumah Sakit)
Meskipun faktor ini merupakan hal yang sulit untuk di intervensi oleh pihak
manajemen RSPP, namun salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan memberikan denah lokasi pada alat promosi dan bila memungkinkan
menambahkan akses tentang nomor Bus atau rute Tol yang dilalui bagi
pengguna kendaraan pribadi.
Dengan lebih memberi perhatian pada faktor Alat promosi yang menarik
dan informatif, Kecukupan tersedianya tempat parkir, Mutu produk MCU RSPP,
Kesesuaian Harga, Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan dan Transportasi
menuju Rumah Sakit. Dengan cara lebih meningkatkan keenam faktor tersebut,
maka pasar pada segmen Pelanggan dari Perusahaan yang sudah dimiliki MCU
RSPP saat ini pada akan mampu dipertahankan, dan yang lebih penting pasar
yang belum tergarap atau pasar potensial akan dapat ditarik menjadi konsumen
Layanan Medical Check Up RSPP.
8.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
yang lebih mendalam dengan ditambahkannya desain penelitian Kualitatif
seperti adanya wawancara mendalam pada pihak manajemen RSPP dan bagian
Kepegawaian perusahaan langganan atau melakukan FGD (Focus Group
Discussion) kepada pihak- pihak terkait agar didapatkan data yang lebih
mendalam dan terperinci untuk diterapkan dikemudian hari.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
144UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tjandara Yoga, 2000. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. UI-Press,
Jakarta.
Agus Suroso. 2010. Faktor-Faktor Yang Dipertimbangka Konsumen Dalam
Keputusan Pembelian Notebook. Dalam jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal Soedirman.
Algifari. 1997. Statistika Ekonomi. Bagian penerbitan dan percetakan YKPN.
Edisi ke empat
Alma Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi.
Bandung: Alfabeta
Anderson, Sweeney, and Williams. 2002. Statistiks for Business and Economics.
8th edition. South-Western/Thomson LearningTM
Anonim.1986. SK Menteri Perindustrian No 19/M/I/1986 tentang Klasifikasi
Industri.
Budiarso AW. 1993. Penerapan Manajemen Pemasaran Rumah Sakit Dalam
Dasawarsa 90-an. Jurnal Administrasi Rumah Sakit. 1993. l(2).
Berkowitz E, 1996. Essentials of Health care Marketing. Gaithersburg, Maryland
: An Aspen Publication.
Cristhoper H Lovelock dan Lauren K. Wright, 1991, Manajemen Pemasaran
Jasa, Alih bahasa Agus Widyantoro, Cetakan Kedua, Jakarta; PT.
INDEKS.
Depkes RI, 2003. Indikator Kinerja Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Diyah Malini Dewi. 2004 Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
keputusan pembelian sepeda motor Honda di PT. Asaparis Denpasar.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Engel, JF, RD Blockwell, D.W Miniard, 1994. Perilaku Konsumen, Edisi
Keenam, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Ilyas Yaslis, Kiat Sukses Tim Kerja, Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Jeni Raharjani. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan
Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja. Dalam jurnal Fakultas
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
145
UNIVERSITAS INDONESIA
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Keputusan Rapat kerja Nasional Majelis Etika Rumah Sakit Indonesia
(MAKERSI) tanggal 23 Juli 2005.dalam www.pdpersi.co.id diunduh pada
30 september 2012.
Kotler, Philip and garry Amstrong, 1997. Dasar--dasar Pemasaran, Prehalindo,
Jakarta
Kotler, (terjemahan A.B. Susanto), 2001, Manajemen Pemasaran di Indonesia,
Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, Philip, 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Prehalindo,
Jakarta.
Kotler Philip dan Gary Amstrong. 2003. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip. And Armstrong, Garry. 2004. Dasar-dasar Pemasaran (edisi
kesembilan). PT. Indeks, Jakarta.
Kotler Philip. 2004. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta:
Prenhallindo 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1.
Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia
Kotler, Philip, 2005. Marketing Management, The Millenium Edition, Prentice
Hall Inc, New Jersey.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid 2. -----:
PT Indeks.
Lamb Jr, Hair Jr, McDaniel. 2004. Pemasaran. Edisi Pertama. Diterjemahkan
oleh David Octaveria. Jakarta: Salemba Empat.
Lumenta, Benyamin, 1989. Pasien, Citra, Peran dan Perilaku. Jogjakarta :
Kanisius
Lupiyoadi, R., A. Hamdani., 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi pertama,
Salemba Empat, Jakarta.
Malhotra, Naresh K. 1998. Marketing Research: An Applied Orientation. New
Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Parasuraman, Valarie A. Zeithaml dan Leonard L. Berry, 1985, A Conceptual
Model Of Service Quality and Its Implication Of Future Research, Journal
Of Marketing, Fall.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
146
UNIVERSITAS INDONESIA
Parasuraman, A Zeithaml V.A, and Berry LL, 1988. Servequal : A Mutiple Item
Measuring Costumer Perception of Service Quality, Journal of Retailling
Payne, Adrian (1993), The Essence of Services Marketing. New York: Pretince
Hall.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.159b/Menkes/PER/1988/
tentang Fungsi Rumah Sakit Di Indonesia.
Peter, J. Paul. dan Jerry, C. Olson. 2005. Consumer Behavior, Perilaku Konsumen
dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku organisasi. Jakarta : PT. Indeks Kelompok
GRAMEDIA
Santoso, Singgih. Pengolahan Data dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Schiffman, leon. And Kanuk, Leslie Lazar. 2004. Perilaku Konsumen (edisi
ketujuh). PT. Indeks, Jakarta.
Sugiyono. 2001. Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Sulastomo, 2000, Manajemen Kesehatan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Swastha, Basu dan Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran, Analisis
Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: BPFE
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Biro Hukum
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
_______, No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Biro Hukum Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 : Tentang Keselamatan Kerja
UU Kesehatan RI No.23, 1992. Jakarta : DepKes RI 1992.
Umar Husein. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan
Kelima. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Yuliana. 2006. Analisis Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Persespsi Kepuasan
yang Dipengaruhi oleh Bauran Pemasaran di Executive Health Check Up
RS Pondok Indah . Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas
Indonesia.
Zeithmal, Valeria A, A, Para Suraman, Engel, and Leonard L, Berry, Delivering
Quality Service, The Free Press, New York, 2000.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
147
UNIVERSITAS INDONESIA
www.pertamina.com/
www.pertamedika.co.id/
www.pertaminahospital.com/
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER
Dengan hormat,
Dalam rangka perbaikan dan peningkatan layanan Instalasi Medical Check
Up RSPP dan penulisan thesis saya yang berjudul “ Analisis Faktor- faktor
Yang Dipertimbangkan Perusahaan Langganan Dalam Membeli Layanan
Medical Check Up RSPP Tahun 2012” , saya mohon dengan hormat kepada
Bapak/Ibu/ Sdr/Sdri untuk mengisi kuesioner penelitian ini secara jujur dan
objektif.
Keterangan tentang Bapak/Ibu/ Sdr/Sdri akan dirahasiakan oleh peneliti.
Hasil survey ini akan disajikan tanpa nama dan jawaban kuesioner ini semata-
mata hanya untuk peneliti dan tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Saya percaya bantuan Bapak/Ibu/ Sdr/Sdri akan sangat bermanfaat untuk
peningkatan pelayanan kepada Instalasi MCU RSPP.
Atas perhatian, bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan banyak
terimakasih.
Jakarta, November 2012
Hormat Saya,
dr. Deastri Pratiwi
Kajian Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Rumah Sakit Pusat Pertamina- Jakarta
2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Lembar Kuesioner
Berikut ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
dipertimbangkan Perusahaan Langganan dalam membeli Layanan Medical Check
Up RSPP Jakarta. Anda bebas memberikan jawaban yang anda anggap sesuai dan
mewakili Perusahaan anda.
I. Petunjuk pengisian kuesioner :
Berilah tanda centang (V) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penilaian
Bapak/Ibu/ Sdr/Sdri, atau isilah jawaban pada titik- titik di klom yang telah
disediakan.Isi dari kuesioner ini dijamin kerahasiaannya oleh Peneliti.
Data Pribadi
1. Nama : ………………………
Telepon : …………………………
2. Umur : ……………………... Tahun
3. Jenis kelamin : ( ) Laki- Laki ( ) Perempuan
4. Nama Perusahaan :
5. Bergerak di Bidang:
6. Alamat : …………............................................................
Kota ……………………………..
7. Jabatan Dalam Perusahaan :
8. Telah Bekerja sama dengan MCU RSPP Sejak :
9. Paket MCU yang bekerja sama :
10. Harga Kontrak/ Harga per paket:
11. Jumlah Karyawan yang tertanggung: …
Dari Total Karyawan:….
Tandatangan dan Cap Institusi Yang Mengisi,
( )
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Keterangan:
SD = Sangat Dipertimbangkan
D = Dipertimbangkan
TD = Tidak Dipertimbangkan
STD = Sangat Tidak Dipertimbangkan
Jawaban
No. Pertanyaan STD TD D SD
1
Motivasi yang didapat tentang kebutuhan akan Layanan Medical Check Up RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli Layanan MCU RSPP
2 Referensi dari pihak luar perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli Layanan MCU RSPP
3 Pengalaman dalam membeli Layanan MCU RSPP sebelumnya menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli Layanan MCU RSPP.
4 Persepsi terhadap produk MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli layanan MCU RSPP
5
Referensi antar Individu didalam organisasi dalam hal memberikan pengaruh dan saran menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP
6 Teknologi dari alat yang digunakan pemeriksaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP
7 Branding image (Citra Produk) pelayanan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP
8
Macam atau jenis produk yang tersedia dan ditawarkan kepada perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
9 Mutu produk MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
10
Kesesuaian item produk yang dapat dipenuhi MCU RSPP dengan kebutuhan, keinginan serta anggaran yang disediakan perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
11
Kesesuaian Model Hasil (template) laporan hasil Pemeriksaan dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
12
Adanya Layanan Konsultasi ulang dengan dokter pemeriksa setelah hasil pemeriksaan didapatkan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Jawaban
No. Pertanyaan STD TD D SD
17 Potongan harga yang diberikan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
18 Kemudahan dan keleluasaan waktu dalam cara pembayaran menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
19 Jarak lokasi RSPP dengan Perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
20 Kemudahan akses Transportasi dari dan ke RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
21
Keramahan Personil Pemasaran dalam menawarkan layanan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
22
Kecakapan personil dalam berkomunikasi dan memberikan informasi tentang produk MCU RSPP oleh personil pemasaran menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
23
Penampilan personil pemasar yang menarik dan Professional dalam menawarkan layanan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
24
Alat promosi yang informatif dan Proposal pemawaran yang menarik menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
25
Fasilitas Patient Relation untuk pelanggan khusus (VIP) dalam pelaksanaan Pemeriksaan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
26
Keramah- tamahan seluruh petugas Instalasi MCU RSPP dalam pelayanan dan pemeriksaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
27
Kemampuan (kompetensi) seluruh petugas Instalasi MCU RSPP dalam melaksanakan pelayanan dan melakukan pemeriksaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
28 Suasana yang tercipta disekitar Lingkungan RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Jawaban
No. Pertanyaan STD TD D SD
29
Lokasi Gedung Pemeriksaan MCU RSPP (Gedung H) yang terpisah, berdiri sendiri sehingga memberikan pelayanan yang “Privat” dan menyeluruh dalam satu atap “One Stop Service MCU RSPP” menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
30
Tersedianya Parkir vallet, parkir khusus untuk wanita dan kecukupan tersedianya tempat Parkir yang luas dan aman menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
31 Sarana dan fasilitas lainnya (Musholla, bank, ATM, café, dll) menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
LAMPIRAN
1. Lampiran 7 (Karakteristik Responden dan Perusahaan)
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 25 tahun 2 4.4 4.4 4.4
25 - 30 tahun 7 15.6 15.6 20.0
31 - 35 tahun 6 13.3 13.3 33.3
36 - 40 tahun 5 11.1 11.1 44.4
41 - 45 tahun 6 13.3 13.3 57.8
46 - 50 tahun 5 11.1 11.1 68.9
> 50 tahun 14 31.1 31.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki - laki 24 53.3 53.3 53.3
Perempuan 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Jabatan dalam Perusahaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bagian Personalia (HRD) 14 31.1 31.1 31.1
Bagian Kesehatan
Kepegawaian (HSE)
15 33.3 33.3 64.4
Lain - lain 16 35.6 35.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Jenis Perusahaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid MIGAS 25 55.6 55.6 55.6
Non MIGAS 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Lokasi Perusahaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Jabodetabek 35 77.8 77.8 77.8
Luar Jabodetabek 10 22.2 22.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Jumlah Karyawan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Lain - lain 4 8.9 8.9 8.9
< 50 orang 4 8.9 8.9 17.8
50 - 100 orang 7 15.6 15.6 33.3
> 100 orang 30 66.7 66.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Lama Bekerja Sama dengan MCU RSPP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Lain - lain 2 4.4 4.4 4.4
< 5 tahun 23 51.1 51.1 55.6
5 - 10 tahun 12 26.7 26.7 82.2
> 10 tahun 8 17.8 17.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Paket yang Bekerjasama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Paket Umum RSPP 26 57.8 57.8 57.8
Paket Khusus Perusahaan
yang Bersangkutan
19 42.2 42.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Jumlah Karyawan yang Tertanggung
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Lain - lain 5 11.1 11.1 11.1
< 50 orang 15 33.3 33.3 44.4
50 - 100 orang 8 17.8 17.8 62.2
> 100 orang 17 37.8 37.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Kisaran Harga Per Paket yang Bekerjasama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < Rp 1.500.000,- 7 15.6 15.6 15.6
Rp 1.500.000,- - Rp
3.000.000,-
33 73.3 73.3 88.9
> Rp 3.000.000,- 5 11.1 11.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
2. Lampiran 8 (Deskriptif Statistik)
Motivasi (X1)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 4.4
Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 53.3
Sangat Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Preferensi (X2)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Disi / Kosong 1 2.2 2.2 2.2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan
2 4.4 4.4 6.7
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 17.8
Dipertimbangkan 27 60.0 60.0 77.8
Sangat Dipertimbangkan 10 22.2 22.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Pengalaman sebelumnya (X3)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 6.7
Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 51.1
Sangat Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Persepsi terhadap produk MCU (X4)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 4.4
Dipertimbangkan 27 60.0 60.0 64.4
Sangat Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Teman sejawat (antar organisasi) (X5)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
2 4.4 4.4 4.4
Tidak Dipertimbangkan 6 13.3 13.3 17.8
Dipertimbangkan 26 57.8 57.8 75.6
Sangat Dipertimbangkan 11 24.4 24.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Teknologi alat pemeriksaan (X6)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 3 6.7 6.7 6.7
Dipertimbangkan 14 31.1 31.1 37.8
Sangat Dipertimbangkan 28 62.2 62.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Branding Image Medical Check Up RSPP (X7)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 2.2
Dipertimbangkan 26 57.8 57.8 60.0
Sangat Dipertimbangkan 18 40.0 40.0 100.0
Total 45 100.0 100.0
Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 2.2
Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 53.3
Sangat Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Mutu produk (X9)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 4.4
Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 40.0
Sangat Dipertimbangkan 27 60.0 60.0 100.0
Total 45 100.0 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Kesesuaian produk dengan kebutuhan dan keinginan (X10)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 2.2
Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 48.9
Sangat Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
Kesesuaian model hasil (template) dengan kebutuhan dan keinginan (11)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 4.4
Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 55.6
Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Tidak Dipertimbangkan 6 13.3 13.3 15.6
Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 51.1
Sangat Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 22.2
Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 73.3
Sangat Dipertimbangkan 12 26.7 26.7 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 22.2
Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 73.3
Sangat Dipertimbangkan 12 26.7 26.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 2.2
Dipertimbangkan 13 28.9 28.9 31.1
Sangat Dipertimbangkan 31 68.9 68.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Perbandingan harga (X15)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 20.0
Dipertimbangkan 19 42.2 42.2 62.2
Sangat Dipertimbangkan 17 37.8 37.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Kesesuaian harga (X16)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 20.0
Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 55.6
Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Potongan harga (X17)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
3 6.7 6.7 6.7
Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 17.8
Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 62.2
Sangat Dipertimbangkan 17 37.8 37.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Kemudahan cara pembayaran (X18)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Tidak Dipertimbangkan 3 6.7 6.7 8.9
Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 55.6
Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
3 6.7 6.7 6.7
Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 17.8
Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 64.4
Sangat Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Transportasi menuju Rumah Sakit (X20)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
2 4.4 4.4 4.4
Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 15.6
Dipertimbangkan 24 53.3 53.3 68.9
Sangat Dipertimbangkan 14 31.1 31.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
Keramahan personil pemasar (X21)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
3 6.7 6.7 6.7
Dipertimbangkan 25 55.6 55.6 62.2
Sangat Dipertimbangkan 17 37.8 37.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Kecakapan personil pemasar (X22)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
3 6.7 6.7 6.7
Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 8.9
Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 53.3
Sangat Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Penampilan personil pemasar (X23)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 22.2
Dipertimbangkan 25 55.6 55.6 77.8
Sangat Dipertimbangkan 10 22.2 22.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Alat promosi yang informative dan menarik (X24)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Tidak Dipertimbangkan 6 13.3 13.3 15.6
Dipertimbangkan 30 66.7 66.7 82.2
Sangat Dipertimbangkan 8 17.8 17.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Diisi / Kosong 1 2.2 2.2 2.2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan
2 4.4 4.4 6.7
Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 11.1
Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 55.6
Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Keramahan dalam pelayanan (X26)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 51.1
Sangat Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan (X27)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
2 4.4 4.4 4.4
Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 6.7
Dipertimbangkan 17 37.8 37.8 44.4
Sangat Dipertimbangkan 25 55.6 55.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Lingkungan Rumah Sakit (X28)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
1 2.2 2.2 2.2
Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 13.3
Dipertimbangkan 25 55.6 55.6 68.9
Sangat Dipertimbangkan 14 31.1 31.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
Bangunan Rumah Sakit (X29)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
2 4.4 4.4 4.4
Tidak Dipertimbangkan 3 6.7 6.7 11.1
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 55.6
Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Tempat Parkir (X30)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Diisi / Kosong 1 2.2 2.2 2.2
Sangat Tidak
Dipertimbangkan
2 4.4 4.4 6.7
Tidak Dipertimbangkan 7 15.6 15.6 22.2
Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 68.9
Sangat Dipertimbangkan 14 31.1 31.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Dipertimbangkan
2 4.4 4.4 4.4
Tidak Dipertimbangkan 8 17.8 17.8 22.2
Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 66.7
Sangat Dipertimbangkan 15 33.3 33.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Sum Mean Std. Deviation Variance
Motivasi (X1) 45 154.00 3.4222 .58344 .340
Preferensi (X2) 45 133.00 2.9556 .85162 .725
Pengalaman sebelumnya
(X3)
45 153.00 3.4000 .68755 .473
Persepsi terhadap produk
MCU (X4)
45 149.00 3.3111 .55687 .310
Teman sejawat (antar
organisasi) (X5)
45 136.00 3.0222 .75344 .568
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Teknologi alat pemeriksaan
(X6)
45 160.00 3.5556 .62361 .389
Branding Image Medical
Check Up RSPP (X7)
45 152.00 3.3778 .53466 .286
Macam atau jenis produk
yang ditawarkan (X8)
45 155.00 3.4444 .54588 .298
Mutu produk (X9) 45 159.00 3.5333 .66058 .436
Kesesuaian produk dengan
kebutuhan dan keinginan
(X10)
45 157.00 3.4889 .54864 .301
Kesesuaian model hasil
(template) dengan
kebutuhan dan keinginan
(11)
45 153.00 3.4000 .57997 .336
Konsultasi ulang dari dokter
setelah hasil didapatkan
(X12)
45 149.00 3.3111 .79264 .628
Ketepatan waktu memulai
dan menyelesaikan
pemeriksaan (X13)
45 136.00 3.0222 .75344 .568
Ketepatan penerimaan hasil
Pemeriksaan (X14)
45 165.00 3.6667 .52223 .273
Perbandingan harga (X15) 45 143.00 3.1778 .74739 .559
Kesesuaian harga (X16) 45 146.00 3.2444 .77329 .598
Potongan harga (X17) 45 141.00 3.1333 .86865 .755
Kemudahan cara
pembayaran (X18)
45 150.00 3.3333 .70711 .500
Jarak Lokasi Rumah Sakit
dengan Perusahaan (X19)
45 140.00 3.1111 .85870 .737
Transportasi menuju
Rumah Sakit (X20)
45 140.00 3.1111 .77525 .601
Keramahan personil
pemasar (X21)
45 146.00 3.2444 .77329 .598
Kecakapan personil
pemasar (X22)
45 149.00 3.3111 .82082 .674
Penampilan personil
pemasar (X23)
45 134.00 2.9778 .72265 .522
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Alat promosi yang
informative dan menarik
(X24)
45 135.00 3.0000 .63960 .409
Patient Relation untuk
pelanggan khusus (X25)
45 146.00 3.2444 .90843 .825
Keramahan dalam
pelayanan (X26)
45 155.00 3.4444 .62361 .389
Kemampuan (kompetensi)
dalam pelaksanaan
pelayanan (X27)
45 155.00 3.4444 .75545 .571
Lingkungan Rumah Sakit
(X28)
45 142.00 3.1556 .70568 .498
Bangunan Rumah Sakit
(X29)
45 148.00 3.2889 .78689 .619
Tempat Parkir (X30) 45 135.00 3.0000 .92932 .864
Sarana lainnya (masjid,
kantin, café, Bank, dll) (X31)
45 138.00 3.0667 .83666 .700
Valid N (listwise) 45
3. Lampiran 9 (Uji Instrumentasi)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Motivasi (X1) 97.7778 154.631 .298 .927
Preferensi (X2) 98.2444 154.780 .179 .930
Pengalaman sebelumnya
(X3)
97.8000 151.527 .431 .926
Persepsi terhadap produk
MCU (X4)
97.8889 152.783 .451 .926
Teman sejawat (antar
organisasi) (X5)
98.1778 152.968 .309 .928
Teknologi alat pemeriksaan
(X6)
97.6444 153.371 .359 .927
Branding Image Medical
Check Up RSPP (X7)
97.8222 154.377 .349 .927
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Macam atau jenis produk
yang ditawarkan (X8)
97.7556 155.143 .284 .927
Mutu produk (X9) 97.6667 148.045 .673 .923
Kesesuaian produk dengan
kebutuhan dan keinginan
(X10)
97.7111 156.028 .217 .928
Kesesuaian model hasil
(template) dengan
kebutuhan dan keinginan
(11)
97.8000 154.664 .298 .927
Konsultasi ulang dari dokter
setelah hasil didapatkan
(X12)
97.8889 146.828 .617 .924
Ketepatan waktu memulai
dan menyelesaikan
pemeriksaan (X13)
98.1778 147.377 .621 .924
Ketepatan penerimaan hasil
Pemeriksaan (X14)
97.5333 153.209 .450 .926
Perbandingan harga (X15) 98.0222 152.249 .352 .927
Kesesuaian harga (X16) 97.9556 150.453 .435 .926
Potongan harga (X17) 98.0667 145.927 .601 .924
Kemudahan cara
pembayaran (X18)
97.8667 146.027 .747 .922
Jarak Lokasi Rumah Sakit
dengan Perusahaan (X19)
98.0889 147.037 .553 .925
Transportasi menuju
Rumah Sakit (X20)
98.0889 150.083 .454 .926
Keramahan personil
pemasar (X21)
97.9556 143.998 .792 .921
Kecakapan personil
pemasar (X22)
97.8889 142.556 .820 .921
Penampilan personil
pemasar (X23)
98.2222 147.495 .643 .923
Alat promosi yang
informative dan menarik
(X24)
98.2000 149.936 .572 .925
Patient Relation untuk
pelanggan khusus (X25)
97.9556 144.543 .638 .923
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Keramahan dalam
pelayanan (X26)
97.7556 150.143 .574 .925
Kemampuan (kompetensi)
dalam pelaksanaan
pelayanan (X27)
97.7556 144.007 .812 .921
Lingkungan Rumah Sakit
(X28)
98.0444 145.225 .798 .922
Bangunan Rumah Sakit
(X29)
97.9111 147.356 .593 .924
Tempat Parkir (X30) 98.2000 146.391 .536 .925
Sarana lainnya (masjid,
kantin, café, Bank, dll) (X31)
98.1333 146.891 .577 .924
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.927 31
4. Lampiran 10 (Analisis Faktor)
Correlation Matrixa
a. Determinant = 7.38E-011
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .793
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 812.668
df 300
Sig. .000
Communalities
Initial Extraction
Preferensi (X2) 1.000 .662
Pengalaman sebelumnya (X3) 1.000 .672
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Persepsi terhadap produk MCU
(X4)
1.000 .776
Macam atau jenis produk yang
ditawarkan (X8)
1.000 .697
Mutu produk (X9) 1.000 .820
Konsultasi ulang dari dokter
setelah hasil didapatkan (X12)
1.000 .677
Ketepatan waktu memulai dan
menyelesaikan pemeriksaan (X13)
1.000 .793
Ketepatan penerimaan hasil
Pemeriksaan (X14)
1.000 .742
Perbandingan harga (X15) 1.000 .695
Kesesuaian harga (X16) 1.000 .804
Potongan harga (X17) 1.000 .620
Kemudahan cara pembayaran
(X18)
1.000 .718
Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan
Perusahaan (X19)
1.000 .762
Transportasi menuju Rumah Sakit
(X20)
1.000 .761
Keramahan personil pemasar
(X21)
1.000 .831
Kecakapan personil pemasar (X22) 1.000 .836
Penampilan personil pemasar
(X23)
1.000 .757
Alat promosi yang informative dan
menarik (X24)
1.000 .700
Patient Relation untuk pelanggan
khusus (X25)
1.000 .719
Keramahan dalam pelayanan
(X26)
1.000 .630
Kemampuan (kompetensi) dalam
pelaksanaan pelayanan (X27)
1.000 .811
Lingkungan Rumah Sakit (X28) 1.000 .767
Bangunan Rumah Sakit (X29) 1.000 .817
Tempat Parkir (X30) 1.000 .850
Sarana lainnya (masjid, kantin,
café, Bank, dll) (X31)
1.000 .760
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Compone
nt
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared
Loadings
Rotation Sums of Squared
Loadings
Total
% of
Varianc
e
Cumulativ
e % Total
% of
Varianc
e
Cumulativ
e % Total
% of
Varianc
e
Cumulativ
e %
1 10.07
7
40.309 40.309 10.07
7
40.309 40.309 4.92
2
19.689 19.689
2 2.719 10.874 51.183 2.719 10.874 51.183 3.41
4
13.656 33.344
3 2.062 8.248 59.432 2.062 8.248 59.432 3.41
0
13.641 46.986
4 1.487 5.949 65.381 1.487 5.949 65.381 2.70
8
10.832 57.818
5 1.305 5.220 70.601 1.305 5.220 70.601 2.18
0
8.720 66.537
6 1.026 4.106 74.706 1.026 4.106 74.706 2.04
2
8.169 74.706
7 .965 3.859 78.566
8 .791 3.166 81.731
9 .659 2.638 84.369
10 .597 2.388 86.757
11 .550 2.198 88.955
12 .486 1.943 90.898
13 .424 1.695 92.593
14 .365 1.459 94.053
15 .300 1.202 95.254
16 .254 1.018 96.272
17 .178 .710 96.982
18 .143 .570 97.553
19 .140 .558 98.111
20 .111 .443 98.554
21 .096 .383 98.937
22 .078 .312 99.249
23 .074 .298 99.547
24 .062 .249 99.796
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
25 .051 .204 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6
Preferensi (X2) .158 .720 -
.267
-
.126
-
.060
-
.166
Pengalaman sebelumnya (X3) .402 .640 .195 .152 -
.191
-
.065
Persepsi terhadap produk MCU (X4) .387 .528 .241 -
.121
.524 -
.016
Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) .241 .429 .636 .220 -
.011
.050
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Mutu produk (X9) .628 .481 .366 .211 -
.083
-
.090
Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12) .618 .380 .146 .043 .309 .180
Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan
(X13)
.669 .092 -
.163
-
.051
.017 .554
Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) .541 -
.026
-
.128
-
.134
-
.450
.460
Perbandingan harga (X15) .418 -
.438
.532 -
.154
-
.119
-
.089
Kesesuaian harga (X16) .502 -
.368
.592 .078 -
.241
-
.030
Potongan harga (X17) .675 -
.125
-
.150
-
.214
-
.183
-
.216
Kemudahan cara pembayaran (X18) .799 -
.201
-
.003
.046 -
.163
-
.100
Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) .642 -
.421
.110 .077 .376 .114
Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) .540 -
.469
.103 .148 .436 .165
Keramahan personil pemasar (X21) .865 -
.168
.104 -
.191
-
.070
-
.031
Kecakapan personil pemasar (X22) .880 -
.034
-
.086
-
.229
-
.004
.014
Penampilan personil pemasar (X23) .693 .083 -
.281
-
.344
.258 .074
Alat promosi yang informative dan menarik (X24) .635 -
.108
-
.097
-
.312
.239 -
.348
Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) .710 -
.083
-
.196
.191 .097 -
.352
Keramahan dalam pelayanan (X26) .636 .103 -
.008
-
.420
-
.196
.030
Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan
(X27)
.875 -
.077
.115 -
.029
-
.133
-
.093
Lingkungan Rumah Sakit (X28) .820 .265 -
.095
-
.035
-
.116
.009
Bangunan Rumah Sakit (X29) .653 -
.119
-
.033
.612 -
.017
.019
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Tempat Parkir (X30) .618 -
.079
-
.487
.412 -
.107
-
.209
Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) .616 .049 -
.455
.385 .008 .148
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 6 components extracted.
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6
Preferensi (X2) .282 .054 .444 -
.529
.057 -
.315
Pengalaman sebelumnya (X3) .127 .183 .739 -
.037
.145 -
.234
Persepsi terhadap produk MCU (X4) .290 -
.132
.685 -
.213
-
.086
.391
Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) -
.141
-
.048
.770 .286 .006 .021
Mutu produk (X9) .219 .268 .805 .200 .108 -
.026
Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12) .269 .140 .614 -
.064
.221 .394
Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan
(X13)
.261 .219 .208 -
.041
.712 .352
Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) .245 .175 .034 .173 .784 -
.075
Perbandingan harga (X15) .296 -
.063
.042 .761 .024 .147
Kesesuaian harga (X16) .163 .118 .186 .842 .107 .092
Potongan harga (X17) .676 .296 .013 .198 .184 -
.041
Kemudahan cara pembayaran (X18) .520 .466 .122 .383 .240 .107
Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) .319 .282 .007 .351 .099 .669
Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) .194 .279 -
.050
.328 .069 .729
Keramahan personil pemasar (X21) .662 .248 .187 .401 .301 .209
Kecakapan personil pemasar (X22) .715 .275 .197 .167 .364 .225
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Penampilan personil pemasar (X23) .690 .128 .124 -
.185
.301 .353
Alat promosi yang informative dan menarik (X24) .773 .153 .061 .074 -
.103
.243
Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) .525 .617 .138 .098 -
.083
.167
Keramahan dalam pelayanan (X26) .643 -
.005
.201 .131 .397 -
.044
Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan
(X27)
.586 .378 .291 .399 .257 .123
Lingkungan Rumah Sakit (X28) .548 .377 .426 .032 .374 .040
Bangunan Rumah Sakit (X29) .039 .778 .236 .265 .146 .249
Tempat Parkir (X30) .319 .857 -
.016
-
.055
.101 .014
Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) .184 .725 .098 -
.171
.348 .202
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 16 iterations.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
No1
23
45
67
89
1011
12
1314
1516
1718
1920
2122
Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP
Tahun 2011 sd 2012
Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact PersonAJB BUMI PUTERA 1912
ALLIANZ ASURANSI - KLAIM ADMEDIKAARUN NGL- LHOKSEUMAWE P.T
ASKES - JAMKESMENAVIVA INDONESIA ASS.- KLAIM ADMEDIKA
B C A (BANK CENTRAL ASIA)
GANESHA AGGIES JAYA PTGEO DIPA ENERGI PT.
GLOBAL ASISTENSI MANAJEMEN INDONESIA.PT
COSTA INT GROUP LTD - JOB.DKI BANK
DRILLING SERVICESELNUSA HARAPAN PT(PATRA NIAGA)
ELNUSA PETRO TEKNIK PT.EMP KANGEAN ENERGY INDONESIA LTD.
BADAK P.T(JAKARTA)
BNI LIFE INSURANCEBTN BANK
BUMI SIAK PUSAKO (PT.BSP)CITIC SERAM ENERGY , LTD
CNOOC . SES. LTD
HUTAMA KARYA ( PERSERO ). PT
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
No23
2425
2627
2829
3031
3233
34
3536
3738
3940
4142
4344
Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP
Tahun 2011 sd 2012
Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact PersonIMECO INTER SARANA PT
IMM JAPANINDRILLCO HULU ENERGY LTD
INHEALTH-ASKES KOMERSIAL PLATINUM
PERTAMINA EP PT -AREA RANTAU REG SUMATRA
PERTAMINA EP PT (KANTOR PUSAT)PERTAMINA EP CEPU PT.
PATRA SK PT
PEP FIELD PANGKALAN SUSU PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA VI PTPERKEBUNAN NUSANTARA XIII PT (PERSERO)
PERT - DIT. PEMASARAN & NIAGAPERT DIT. PENGOLAHAN
PERT.GEOTHERMAL ENERGYPERT.PERKAPALAN-PEMASARAN & NIAGA
PERTAGAS, PT. - MPPK
KALREZ
KALTIM PASIFIK AMONIAK PTKODECO ENERGY ( PHE WEST MADURA OFFSHORE )
MANULIFE ASSURANSI - KLAIM ADMEDIKAMITSUI SUMITOMO INDONESIA ASURANSI PT (MSIG)
PAM - PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DKI JAKARTA
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
No45
4647
4849
5051
5253
5455
56
5758
5960
6162
6364
6566
Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP
Tahun 2011 sd 2012
Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact PersonPERTAMINA EP FIELD BUNYU PT.
PERTAMINA EP PT - CIREBON REG.JAWA
PERTAMINA HULU ENERGY ONWJ LTD
PERTAMINA PERTAGAS
PERTAMINA EP PT-PRABUMULIH REG SUMATRA
PERTAMINA HULU ENERGY
PETRO CHINA INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA
PETROCHINA SALAWATI JOB-PERTAMINA
PERTAMINA RETAIL PT.
PERUSAHAAN GAS NEGARA.(PERSERO.TBK.PT)
PLAZA INDONESIA REALTY. PTPLN PT - KANTOR PUSAT
PETROCINA EAST JAVA -JOB
PHE RANDUGUNTING PT.
PLN PT - JASA MANAJEMEN KONTRUKSIPREMIER OIL NATUNA SEA
PLN PT - UP.RIDWAN RAIS (KTR DISTRIBUSI)PLN PT- PUSAT ENJINIRING KETENAGALISTRIKAN
PUPUK ISKANDAR MUDA PTPUPUK KALTIM
PRSH. GAS NEGARA Tbk SBU DIST. WILAYAH I JBBPUMPA CAKRAWALA MULIA PT
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
No67
6869
7071
7273
7475
7677
78
7980
8182
8384
8586
8788
PUSRI .PT.
RELIFE- JIWA RECAPITAL (INDRAPURA ASSURANSI)
Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPPTahun 2011 sd 2012
Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact Person
TALISMAN OGAN KOMERING, Ltd - JOB
TONGKANG P.T(PERT TRANS KONTINENTAL)
SANTOS ( SAMPANG ) PTY.LTD,
TALISMAN JAMBI MERANG - JOB
UNIT BISNIS PERT. EP- LIMAU
UNIT BISNIS PERT.SANGASANGA & TARAKAN
TOYOTA ASTRA INTERNATIONAL PT
TUGU PRATAMA INDONESIA PT
UNIT BISNIS PERTAMINA EP TANJUNGUP II - DUMAI
UNIT BISNIS PERTAMINA EP ADERA - (LEKOM MARAS)
UNIT BISNIS PERTAMINA EP -LIRIK
UP V - BALIKPAPANUP VII - SORONG
UP III - PLAJUUP IV CILACAP
UPMS II PALEMBANGUPMS III - JAKARTA
UP.VI - BALONGANUPMS I MEDAN
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012
No89
9091
UPMS VIII - JAYAPURA
UPMS. VI .BALIKPAPAN
Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP
Tahun 2011 sd 2012
Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact Person
ZAKIRAH HEALTH CARE PT.
Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012