213
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN BAGIAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN LANGGANAN DALAM MEMBELI LAYANAN MEDICAL CHECK UP RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA TAHUN 2012 TESIS DEASTRI PRATIWI 1106039705 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JANUARI 2013 Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

universitas indonesia analisis faktor

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: universitas indonesia analisis faktor

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKANBAGIAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN LANGGANAN

DALAM MEMBELI LAYANAN MEDICAL CHECK UPRUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

TAHUN 2012

TESIS

DEASTRI PRATIWI1106039705

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATPROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS INDONESIADEPOK

JANUARI 2013

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 2: universitas indonesia analisis faktor

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKANBAGIAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN LANGGANAN

DALAM MEMBELI LAYANAN MEDICAL CHECK UPRUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

TAHUN 2012

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

DEASTRI PRATIWI1106039705

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATPROGRAM STUDI PASCA SARJANA

KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKITUNIVERSITAS INDONESIA

DEPOKJANUARI 2013

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 3: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 4: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 5: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 6: universitas indonesia analisis faktor

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa Syukurillaah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan

karunia –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Analisis

Faktor- Faktor yang Dipertimbangkan Bagian Kepegawaian Perusahaan Langganan

dalam Membeli Layanan Medical Check Up Rumah Sakit Pusat Pertamina Tahun 2012”

Penyusunan tesis ini dapat terlaksana berkat dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua Orang Tuaku Papi Drs. H. Amir Syarifuddin Ishak SH., M.BL Mbuy

Dra. Hj. Isnaini May B.Sc., MM., tiada kata yang dapat terucapkan hanya rasa

syukur kepada Allah SWT karena diberikan orang tua yang hebat yang selalu

mendoakan dan mendukung anaknya. Terimakasih atas hesabaran, kepercayaan,

kasih sayang dan semangat yang selalu diberikan, Hanya Allah yang dapat

membalas semua jasa papi dan mbuy dengan Jannah Nya kelak, Aamiin.

2. Saudara- saudaraku (Liza Anggraeni S.Psi., M. Psi., dr. Hj. Widya Lestari, dr.

Elen Melinda) Saudara ipar ku (dr. Faisal Mi’raj Sp.OT dan drg. Aditya Ardian),

Keponakanku yang tersayang (Farras Hafidz Abriel, Muhammad Hafidz Akilah

dan Ammar Daryl Ardian) terimakasih atas cinta dan kasih sayang dukungan

doa dan semangat kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan.

3. Ibu Kurniasari S.KM, M.SE selaku pembimbing tesis ini , yang telah banyak

meluangkan waktu nya dengan sabar untuk memberikan arahan, pembelajaran

dan ilmu yang banyak sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.

4. Seluruh Jajaran Direksi RSPP khususnya Direktur RSPP dr. Mustafa Fauzi

Sp.An, Wadir Pelayanan Medis dr. Wid Patria Sp.S atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk belajar dan melakukan penelitian di RSPP.

5. Seluruh staff dan karyawan bagian Sumber Daya Manusia RSPP terutama Ibu

Ida Chairani S.Psi dan Mba Yuni yang sedari awal telah membantu mulai dari

kepengurusan surat hingga selesai.

6. Seluruh staff dan Karyawan bagian Manajemen Bisnis RSPP terutama Kepala

Manajemen Bisnis Bapak dr. Syafik Ahmad, Kepala Pemasaran Ibu Mardalena

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 7: universitas indonesia analisis faktor

vi

S.Sos., MARS., terimakasih banyak tak terhingga atas kepercayaan, perjuangan,

kemudahan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis sejak mulai

residensi hingga tesis ini selesai. Mba Ken, Mas Dolly, Mba Tari, Mas Hadi,

Mba Yuli dan staff lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

terimakasih banyak atas bantuan, kesabaran, doa dan semangat yang diberikan

hingga tesis ini dapat terselesaikan.

7. Seluruh staff dan karyawan Instalasi Medical Check Up RSPP terutama Kepala

Instalasi dr. Siselia Titis M.KK, Kepala Perawatan Ibu Ety, Mas Yunus, Seluruh

Perawat, staff admin dan dokter di Instalasi MCU, terimakasih atas waktu dan

bimbingan yang diberikan kepada penulis.

8. Seluruh Jajaran Direksi dan staff RS Trisakti Tangerang terimakasih atas

semangat, doa, pengertian perhatian yang tidak pernah berhenti diberikan

kepada penulis.

9. Seluruh Perusahaan yang menjalin kerjasama dengan MCU RSPP selama tahun

2011- 2012 terimakasih banyak atas partisipasinya sebagai sampel dan populasi

tesis ini.

10. Seluruh staff pengajar, staff akademik, dan administrasi di FKM UI atas segala

inspirasi, pengetahuan, arahan, dan fasilitas yang penulis dapatkan selama

penulis menempuh pendidikan ini.

11. Rekan-rekan seangkatan Program Pasca Sarjana FKM UI yang telah memberi

dukungan, semangat, masukan-masukan dan saran-saran dalam penyusunan dan

perbaikan tesis ini.

12. Keluarga Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc. Ph.D atas dukungan semangat dan doa

yang diberikan kepada penulis.

13. Last but not Least terimakasih banyak kepada Dipl. Ing. Tegar Yulian Rinaldy

ST., MT. atas doa, semangat, saran dan kesabarannya selama ini. Terimakasih

telah menjadi Inspirasi dan sahabat sejati dalam penulisan tesis ini.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 8: universitas indonesia analisis faktor

vii

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangan, sehingga

dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik, saran dan semua koreksi dari

semua pihak untuk dapat melengkapi dan memperbaiki tesis ini.

Akhir kata penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Januari 2013

Penulis

Deastri Pratiwi, dr.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 9: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 10: universitas indonesia analisis faktor

ix

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : dr. Deastri PratiwiJenis Kelamin : PerempuanTempat, Tanggal lahir : Jakarta, 1 Agustus 1984Status Pernikahan : Belum menikahAgama : IslamAlamat : Jl. Pendidikan No. 50 Rt.010/ Rw.006

Bintaro – Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12320

Riwayat Pendidikan

2006 – 2009 : Program Profesi Dokter Umum- FK Trisakti,Jakarta

2002 - 2006 : Program Sarjana S-1 Kedokteran- FK Trisakti,Jakarta

2000 – 2002 : SMU Al- Azhar I, Jakarta1998 – 2002 : SMP Al-Azhar Pusat, Jakarta1993 - 1998 : SD Al-Azhar Pusat, Jakarta1991 - 1993 : TK Hang Tuah VII, Jakarta

Riwayat Pekerjaan

Maret 2005 : Surveyor untuk SwissContact EnvironmentProject, Jakarta

April – Desember 2005 : Dermatologist& Key Speaker – Biore “Just BeYou!” roadshows, JaBoDeTaBek

2006-2007 : Dermatologist& Key Speaker – Vaseline“Healthy Moments” Event Promotions, wilayahJaBoDeTaBek – Bandung

Januari – Desember 2010 : Junior Medical Manager and Medical Advisor(Key Speaker) Road show event product naturalPT. Darya Varia Laboratoria, Tbk. (Blood Care,HOBAT, Natur E dan Decolgen Herba Flu).

Januari - Agustus 2011 : Dokter dan Analis Kesehatan Medical Check UpKlinik Westerindo, Jakarta.

Agustus 2011- Oktober 2012 : Kepala Bagian Pemasaran RS Trisakti,Tangerang.

Januari 2011- Sekarang : Sebagai Staff Pengajar (Dosen) di AkademiKebidanan Karya Bunda Husada (Akbid- KBH)dan Akademi Kebidanan Cipta Daya Husada(Akbid- CDH), Karawaci- Tangerang.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 11: universitas indonesia analisis faktor

x

ABSTRAK

Nama : Deastri PratiwiProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah Sakit (KARS)Judul Tesis : Analisis Faktor- Faktor yang Dipertimbangkan Bagian

Kepegawaian Perusahaan Langganan dalam MembeliLayanan Medical Check Up Rumah Sakit PusatPertamina Tahun 2012

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan bagiankepegawaian perusahaan langganan dalam membeli Layanan Medical Check UpRumah Sakit Pusat Pertamina Tahun 2012. Penelitian ini juga menentukan faktor-faktor apa saja yang berperan paling besar sebagai pertimbangan bagian kepegawaianperusahaan langganan dalam membeli layanan Medical Check Up RSPP Tahun 2012.

Dalam penelitian ini digunakan 31 (tiga puluh satu) variabel dengan populasipenelitian perusahaan pelanggan MCU RSPP yang telah menjalin kerjasama denganMCU RSPP selama 2 (dua) tahun berturut- turut yaitu tahun 2011- 2012 sebanyak 88(delapan puluh delapan) perusahaan. Sebanyak 45 (empat puluh lima) perusahaansebagai responden yang diambil dengan teknik purposive sampling.

Metode Principal Component Analysis (PCA), menghasilkan 6 (enam) faktoryang dipertimbangkan bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam membeliLayanan Medical Check Up Rumah Sakit Pusat Pertamina Tahun 2012 dan mampumenjelaskan 25 variabel dalam data, yaitu sebesar 79,3 persen. Keenam faktor tersebutadalah Faktor 1 (Alat Promosi yang Menarik dan Informatif), memiliki eigen valuesebesar 10,077 dan variansi sebesar 40,3 persen. Faktor 2 (Kecukupan TersedianyaTempat Parkir) memiliki eigen value sebesar 2,719 dan variansi sebesar 10,8 persen.Faktor 3 (Mutu Produk) memiliki eigen value sebesar 2,062 dan variansi sebesar 8,2.Faktor 4 (Kesesuaian Harga) memiliki eigen value sebesar 1.487 dan variansi sebesar5,9 persen. Faktor 5 (Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan) memiliki eigen valuesebesar 1,305 variansi sebesar 5,2 persen. Faktor 6 (Transportasi menuju Rumah Sakit)memiliki eigen value sebesar 1,026 dan variansi sebesar 4,1 persen. Ketepatan modelyang dihasilkan berdasarkan hasil estimasi matriks faktor adalah sebesar 38 persen atausebanyak 115 residual dengan nilai absolut di atas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwamodel memiliki ketepatan sebesar 62 persen pada tingkat penyimpangan 5 persen.

Kepustakaan 49 (1970- 2012), Gambar 13, Tabel 23, Lampiran 16.Kata Kunci: Analisis Faktor, Pemasaran, , Bauran Pemasaran, Perusahaan Langganan,

Medical Check Up.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 12: universitas indonesia analisis faktor

xi

ABSTRACT

Name : Deastri PratiwiStudy Major/Program : Hospital Administration Studies (KARS)Title of Thesis : Analysis of Considered Factors in Human Resources &

Development Departments of Existing CorporateClients in Purchasing to Medical Check-Up Services ofPertamina Central Hospital in 2012.

The problems derived from the study - be that as it may, were the factorsconsidered by the clientele of Human Resources Departments In Subscribing to MedicalCheck-Up Service of Pertamina Central Hospital in 2012. The purpose of this study wasto analyze and determine the most affecting factors as far as clients are concerned due totheir commitment and preferences in proceeding with the Medical Check-Up ofPertamina Central Hospital in 2012.

In order to decide the most dominant variables representing each factorestablished and in conjunction to assess the other remaining variables included in thefully-formed dominant factors, this study picked out 31 (thirty-one) variables and thepopulation, namely the existing customers of RSPP’s MCU service who have workedclosely over the past 2 (two) consecutive years, 2011-2012.

The mass of the addressed population comprised of 88 (eighty-eight) companiesand the quantity of the respondents taken as study sample were narrowed down to 45(forty-five) companies altogether and conducted by purposive sampling techniques.

The Principal Component Analysis (PCA) method, resulting 6 (six) factors thatwere taken into consideration by the Human Resources Departments of existingcustomers in trying out the Medical Check-Up services provided by Pertamina CentralHospital in 2012 and were able to explain 25 (twenty-five) variables in data, whichamounted to 79,3 percent.The 6 (six) underlying factors as previously mentioned were Factor 1 (Informative andAttractive Promotional Tools) with 10.077 eigen value and 40,3 percent variance.Factor 2 (The Parking Space Availability) with 2,719 eigen value and 10,8 percentvariance. Factor 3 (Product Quality), with 2,062 eigen value and 8,2 percent variance.Factor 4 (Price Reasonability/Affordability), with 1,487 eigen value and 5,9 percentvariance. Factor 5 (Punctuality of Examination Results), with 1,026 eigen value and 4.1percent variance. Last but not least, Factor 6 (Transportation Means to the Hospital),with 1,026 percent of eigen value and a 4,1 percent variance. All the model precisiongenerated were based on the size of residuals, which is the difference from the producedcorrelations; in accordance to the matrix estimation outcome, the factor was as large as38 percent or as many as 115 residuals, with absolute significance value above 0,05.These numbers statistically showed that the model had performed accuracy of 62percent by 0,05 deviation, or 5 percent so to speak/per se.

Bibliography 49 (1970-2012), Figure 13, Table 23, Appendix 16.Keywords: Factor Analysis, Marketing, Marketing Mix,Corporate Clients, MedicalCheck-Up.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 13: universitas indonesia analisis faktor

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... iiSURAT PERNYATAAN........................................................................................ iiiHALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ivKATA PENGANTAR ............................................................................................ vHALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................................... viiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ ixABSTRAK .............................................................................................................. xDAFTAR ISI ........................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL................................................................................................... xivDAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvDAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xviDAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xvii

1. PENDAHULUAN.............................................................................................. . 11.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 11.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 61.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 71.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 71.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 71.6 Ruang Lingkup Penelitian................................................................................. 8

2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 102.1 Rumah Sakit ...................................................................................................... ..102.2 Pelayanan Kesehatan......................................................................................... ..112.2.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Utilisasi Pelayanan Kesehatan............... 112.2.2Konsumen Rumah Sakit.................................................................................. ..112.3 Pemasaran Jasa.................................................................................................. ..122.4 Bauran Pemasaran Produk Jasa ........................................................................ ..152.5 Pemasaran Rumah Sakit .................................................................................... ..212.6 Etika Promosi Rumah Sakit .............................................................................. ..232.7 Medical Check Up ............................................................................................. ..272.8 Konsep Pemasaran dan Orientasi Pada Konsumen........................................... ..282.9 Perilaku Konsumen ........................................................................................... ..292.10 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku konsumen ............................................ ..302.11 Pasar Organisasi dan Perilaku Pasar Organisasi ............................................. ..332.11.1 Perilaku Pasar Organisasi............................................................................. ..332.11.2 Perilaku Pembelian Organisasi .................................................................... ..362.12 Tahap Keputusan Pembelian Organisasi ......................................................... ..372.13 Proses Pembelian Organisasi .......................................................................... ..39

3. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA................. ..433.1Sejarah Rumah Sakit Pertamina......................................................................... 433.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah ............................................................ 443.3 Profil Rumah Sakit Pusat Pertamina ................................................................. 46

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 14: universitas indonesia analisis faktor

xiii

3.4 Struktur Organisasi ........................................................................................... 473.5 Fasilitas dan Pelayanan ..................................................................................... 473.6 Sumber Daya Manusia ...................................................................................... 533.7 Produk Unggulan .............................................................................................. 533.8 Unit Medical Check Up RSPP .......................................................................... 54

4. KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .......... ..594.1 Kerangka Teori.................................................................................................. 594.2 Kerangka Konsep .............................................................................................. 614.3 Definisi Operasional Variabel........................................................................... 63

5. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... ..755.1 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 755.2 Unit Analisis, Populasi dan Sampel .................................................................. 755.3 Pengumpulan Data ............................................................................................ 785.4 Skala Pengukuran Data ..................................................................................... 795.5 Uji Instrumen Penelitian ................................................................................... 795.6 Teknik Analisis Data......................................................................................... 865.7 Pengolahan Data................................................................................................ 905.8 Penyajian Data .................................................................................................. 90

6. HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 916.1 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................................... 916.2 Karakteristik Responden Penelitian .................................................................. 936.3 Karakteristik Perusahaan Penelitian.................................................................. 966.4 Hasil Analisis Faktor ......................................................................................... 103

7. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ......................................................... 1147.1 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 1147.2 Pembahasan Karakteristik Responden .............................................................. 1167.3 Pembahasan Karakteristik Perusahaan.............................................................. 1187.4 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................................. 123

8. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 1368.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 1368.2 Saran.................................................................................................................. 140

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 144

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 15: universitas indonesia analisis faktor

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model Perilaku Konsumen.................................................................... 29Tabel 2.2 Perbedaan Pasar Bisnis dan Pasar Konsumen....................................... 35Tabel 3.1 Jumlah Karyawan RSPP Per Oktober 2012.......................................... 53Tabel 4.1 Model Perilaku Pembeli ........................................................................ 59Tabel 4.2 Definisi Operasional ............................................................................. 64Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner ............................................................... 82Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .............................................. 83Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ........................................................... 85Tabel 5.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian........................................... 86Tabel 6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.......................................... 93Tabel 6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 94Tabel 6.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Dalam Perusahaan ...... 95Tabel 6.4 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jenis Perusahaan ..................... 96Tabel 6.5 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jumlah Karyawan.................... 97Tabel 6.6 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jumlah Karyawan yang

Tertanggung .......................................................................................... 98Tabel 6.7 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Lokasi Perusahaan .................. 99Tabel 6.8 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Lama Bekerja Sama dengan

MCU RSPP ........................................................................................... 100Tabel 6.9 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Paket yang Bekerja Sama........ 101Tabel 6.10 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Harga Per Paket Per Orang ..... 102Tabel 6.11 Hasil Uji KMO dan Barletts Test .......................................................... 103Tabel 6.12 Hasil Uji MSA ...................................................................................... 104Tabel 6.13 Hasil Total Variance Explain ............................................................... 106Tabel 6.14 Hasil Rotated Component Matrix ......................................................... 108

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 16: universitas indonesia analisis faktor

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Pemetaan Kunjungan Pasien Medical Check UpRSPP Tahun 2008- 2011......................................................................3

Gambar 2.1 Bauran Pemasaran Jasa ..................................................................... ..16Gambar 2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen........ ..33Gambar 2.3 Model Perilaku Pembeli Bisnis ......................................................... ..36Gambar 2.4 Urutan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pasar Industri..38Gambar 2.5 Model Proses Pembelian Lima Tahap.................................................42Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi MCU RSPP...........................................54Gambar 3.2 Alur Proses Pemeriksaan Pasien MCU RSPP.....................................57Gambar 3.3 Alur Pelayanan Pasien MCU RSPP....................................................58Gambar 4.1 Model Perilaku Pembeli Bisnis...........................................................60Gambar 4.2 Kerangka Konsep................................................................................62Gambar 6.1 Alur Penyebaran Kuesioner Kepada Perusahaan Langganan ........... 92Gambar 6.2 Scree Plot Total Variance Explain .................................................... 107

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 17: universitas indonesia analisis faktor

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Pengisian KuesionerLampiran 2 Lembar KuesionerLampiran 3 Struktur Organisasi RSPPLampiran 4 Struktur Organisasi Instalasi MCULampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas KuesionerLampiran 6 Deskripsi Statistik Uji Validitas dan Reliabilitas KuesionerLampiran 7 Karakteristik Responden PerusahaanLampiran 8 Desktripsi StatistikLampiran 9 Uji InstrumentasiLampiran 10 Analisis FaktorLampiran 11 Deskripsi Statistik Hasil Uji MSALampiran 12 Deskripsi Statistik Ketepatan Model PenelitianLampiran 13 Surat Keputusan Direktur RSPP Tentang Kebijakan Tarif

Khusus Bagi Perusahaan PelangganLampiran 14 Sasaran Mutu Pelayanan MCU RSPPLampiran 15 Daftar Nama Perusahaan yang Bekerja Sama dengan Instalasi MCU

RSPP tahun 2011sd 2012Lampiran 16 Contoh Brosur dan Paket yang Ditawarkan oleh MCU RSPP

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 18: universitas indonesia analisis faktor

xvii

DAFTAR SINGKATAN

EP : Eksplorasi ProduksiFGD : Focused Group DiscussionHRD : Human Resources DevelopmentHSE : Health Safety EnvironmentJOB : Joint Operational BodyMCU : Medical Check UpNP : Non PertaminaPEP : Pertamina Eksplorasi ProduksiPT : Perseroan TerbatasRSPP : Rumah Sakit Pusat PertaminaSMS : Short Messages ServiceUP : Unit PengolahanUPMS : Unit Pemasaran

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 19: universitas indonesia analisis faktor

1UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini, pertumbuhan usaha di bidang jasa kesehatan

seperti rumah sakit berkembang sangat pesat di Indonesia, hal ini disebabkan oleh

kebutuhan dan permintaan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang semakin

beragam. Oleh karena itu, Menurut Lumenta Benyamin (1989), dari semua sistem

yang membentuk sistem pemberian jasa kesehatan, maka Rumah Sakit merupakan

institusi yang paling kompleks secara organisatoris, paling rumit dalam teknologi

kesehatan dan paling mahal dalam arti terbatasnya sumber daya bagi tak

terbatasnya dedikasi pemberi jasa.

Pemasaran modern memerlukan suatu integrasi dari berbagai macam

komponen yang saling mendukung, sehingga tidak hanya sekedar

mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga menarik dan

lain- lain. Tapi juga dituntut berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada

sekarang dan pelanggan potensial, pihak- pihak yang memiliki kepentingan pada

perusahaan tersebut, dan masyarakat umum. Dalam pemasaran produk atau jasa,

sering kali suatu rumah sakit lebih mementingkan produk yang mereka tawarkan

(product oriented) ketimbang memikirkan pelanggan (customer oriented), padahal

seharusnya rumah sakit lebih memikirkan perilaku pelanggan sehingga nantinya

rumah sakit dapat mengerti apa saja kebutuhan dan permintaan pelanggan. Bauran

pemasaran Rumah Sakit memerlukan perencanaan yang baik dan didukung

dengan pelaksanaan yang terkontrol. Tentunya perlu dipertimbangkan segala

bentuk promosi tanpa meninggalkan etika promosi rumah sakit yang ada.

Setiap pemasar selalu berharap bahwa produknya dapat diterima oleh

pasar. Salah satu indikator diterimanya suatu produk tertentu oleh pasar adalah

terjadinya pembelian berulang-ulang atas produk itu oleh konsumen. Kendala

yang dihadapi oleh pemasar adalah begitu luasnya pasar dan begitu beragamnya

keinginan, tingkat kemampuan, serta sifat dan perilaku pembelian, sehingga

tidaklah mungkin bagi pemasar untuk melayani semua kategori pembeli. Karena

itu pemasar terlebih dahulu harus dapat mengenali kelompok pembeli yang

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 20: universitas indonesia analisis faktor

2

UNIVERSITAS INDONESIA

menjadi target pasarnya, sehingga dapat melayani dengan strategi yang tepat dan

sesuai dengan rencana pemasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam merencanakan pemasaran produk maka satu dari sekian konsep

yang paling universal yang telah dikembangkan adalah bauran pemasaran

(marketing mix) yang menurut Kotler (1997) dipusatkan pada empat komponen

(4P) yaitu: Price, Product, Place dan Promotion. Sementara itu menurut Zeithaml

(2000), untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas dengan

penambahan unsur non-traditional marketing mix, yaitu orang (people), Fasilitas

fisik (physical evidence), dan proses (process), sehingga menjadi 7P.

Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) adalah rumah sakit swasta di

wilayah Jakarta Selatan yang juga aktif memasarkan produk layanan

kesehatannya. Untuk terus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan

kesehatan yang paripurna, RSPP juga terus berupaya dalam meningkatkan

pelayanan kesehatannya untuk dapat terus berkompetisi dengan rumah sakit

lainnya. Selain didukung dengan pelayanan yang ramah, fasilitas lengkap, alat

yang canggih, RSPP juga terus berinovasi dengan melakukan differensiasi produk

layanan dan menciptakan produk unggulan untuk dipasarkan kepada masyarakat.

Instalasi Medical Check Up (MCU) merupakan salah satu produk

unggulan RSPP yang mempunyai tingkat permintaan yang cukup tinggi terutama

konsumen dari sektor Perusahaan, selain itu juga, unit MCU RSPP ini merupakan

unit revenue centre yang diharapkan dapat memberikan keuntungan kepada rumah

sakit. Instalasi Medical Check Up RSPP memiliki keunggulannya dalam teknologi

medis yang modern, dengan mengadaptasi sistem “One Stop Service” yang

memberikan layanan terpadu dalam satu atap dan menawarkan berbagai macam

paket pemeriksaan untuk melayani kebutuhan pribadi maupun perusahaan.

Saat ini kunjungan pasien untuk melakukan Medical Check Up di RSPP

jumlahnya terus meningkat, terutama dari pasien Perusahaan yang melakukan

kerjasama dengan Pertamina yang dapat dilihat dalam diagram berikut:

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 21: universitas indonesia analisis faktor

3

UNIVERSITAS INDONESIA

Sumber: Data internal unit MCU RSPP, 2011 (Telah diolah kembali)

Gambar 1.2 Diagram Pemetaan Kunjungan Pasien Medical Check Up RSPP

Tahun 2008 – 2011

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan

kunjungan yang cukup signifikan pada pelanggan perusahaan yang setiap

tahunnya terus meningkat dari tahun 2008 berjumlah 1.899 unit, tahun 2009

berjumlah 1.945 unit (naik 2, 42%), tahun 2010 berjumlah 2.092 unit (naik 7,5

%), dan tahun 2011 berjumlah 2.680 unit (naik 28,12%). Sehingga Dapat

diartikan Instalasi Medical Check Up RSPP cukup produktif dalam penjualan

unitnya dan produk yang ditawarkan cukup diminati oleh konsumen dari

perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Medical Check Up RSPP

(perusaahaan langganan).

Keterangan tentang pengelompokkan pasien adalah RSPP merupakan

kelompok pasien yang terdiri dari seluruh pegawai RSPP dan pegawai PT.

Pertamedika yang memang merupakan hak pegawai untuk melakukan

Pemeriksaan MCU setiap tahunnya. Pertamina adalah kelompok pasien yang

terdiri anak perusahaan PT. Pertamina yang diberikan kebebasan untuk memilih

sendiri tempat pemeriksaannya, namun beberapa Perusahaan masih melakukan

pemeriksaan di RSPP. NP- Jaminan adalah Kelompok Non Petamina Jaminan

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 22: universitas indonesia analisis faktor

4

UNIVERSITAS INDONESIA

yang terdiri dari Perusahaan Langganan termasuk Asuransi yang memiliki ikatan

kerja sama dengan MCU RSPP untuk pemeriksaan tahunan pegawai ataupun

pemeriksaan untuk kebutuhan pembuatan Asuransi. Sedangkan pasien NP Tunai

(Non Pertamina- Tunai) adalah pasien yang datang sendiri ke MCU RSPP dan

tidak memiliki ikatan kerjasama dengan MCU RSPP. Sehingga selain kelompok

RSPP dan NP Tunai dimasukkan kedalam kelompok Perusahaan Langganan.

Fungsi pemasaran rumah sakit dalam mempromosikan produk Medical

Check Up sangat berperan dalam mempertahankan volume penjualan dalam unit

MCU, dan fungsi bagian kepegawaian dalam suatu perusahaan juga memegang

peranan yang penting dalam keputusan pembelian suatu perusahaan yang

berhubungan dengan kepegawaian salah satunya adalah layanan MCU tahunan

untuk karyawan perusahaannya karena bagian kepegawaian perusahaan langganan

tersebut yang akan menghubungi atau dihubungi untuk urusan selanjutnya.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari bagian pemasaran Rumah

Sakit bahwa saat ini beberapa perusahaan telah menggunakan sistem “ Proyek

Tender ” terhadap beberapa Rumah Sakit yang menawarkan layanan Medical

Check Up kepada perusahaannya dengan maksud agar antar vendor Rumah Sakit

dapat bersaing dalam harga dan spesifikasi produk yang akhirnya perusahaan

dapat memutuskan layanan dari Rumah Sakit manakah yang paling sesuai dengan

kebutuhan dan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaannya.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kunjungan pasien ke

Instalasi MCU RSPP didominasi oleh pasien dari golongan NP Jaminan,

sedangkan untuk pasien dari kelompok Pertamina sendiri jumlahnya tidak

mengalami peningkatan yang berarti disetiap tahunnya, sehingga pihak

manajemen RSPP perlu memberikan perhatian khusus kepada kelompok NP

Jaminan yang dalam hal ini merupakan perusahaan langganan diluar dari anak

perusahaan PT Pertamina yang didominasi oleh perusahaan yang bergerak di

bidang Minyak dan Gas bumi baik berskala Nasional dan Internasional. Namun

kenyataan yang ada sekarang, pihak manajemen pemasaran RSPP belum

melakukan evaluasi secara khusus tentang pertimbangan yang dilakukan oleh

Bagian Kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli layanan MCU untuk

Perusahaannya. Sedangkan Hal ini penting dilakukan oleh pihak pemasaran RSPP

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 23: universitas indonesia analisis faktor

5

UNIVERSITAS INDONESIA

sebagai langkah awal dalam penyusunan rencana pengembangan produk dan

Peningkatan layanan MCU untuk masa mendatang.

Mengingat jumlah kunjungan dari anak perusahaan PT. Pertamina yang

tidak berpengaruh banyak terhadap target penjualan unit MCU setiap tahunnya,

sedangkan pasien dari golongan NP Jaminan jumlahnya terus meningkat setiap

tahunnya, Namun pihak manajemen tidak boleh lengah terhadap ancaman dari

luar yaitu RS Pesaing yang juga memasarkan produk yang sama dengan RSPP,

sehingga tidak menutup kemungkinan bila pihak manajemen RSPP tidak segera

melakukan evaluasi dan meningkatkan pelayanannya maka perusahaan pelanggan

dapat berpindah dan berakibat menurunnya volume penjualan unit MCU RSPP.

Medical Check Up RSPP merupakan salah satu produk unggulan dan

sebagai Revenue Center bagi RSPP karena dengan adanya instalasi MCU

merupakan pintu masuk bagi pasien baru untuk berobat di rumah sakit sehingga

utilisasi produknya perlu mendapatkan perhatian khusus dari manajemen rumah

sakit. Kenyataan bahwa banyaknya RS pesaing yang memiliki produk layanan

yang sama yang ditawarkan kepada konsumen baik pribadi dan perusahaan maka

RSPP perlu melakukan evaluasi terhadap produk yang ditawarkan dan strategi

pemasaran yang dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan minat beli dari

konsumen, merebut pasar pesaing, dan meningkatkan market share dari produk

MCU di pasaran.

Berdasarkan hal diatas maka pihak Rumah Sakit perlu mengetahui

pentingnya Pertimbangan Bagian Kepegawaian perusahaan langganan dalam

membeli Layanan MCU RSPP selama ini, dan diharapkan kedepannya pihak

pemasaran dapat menjadikan hal ini sebagai dasar untuk selalu

mempertimbangkan perilaku pengambilan keputusan dari konsumen perusahaan

langganan, mengetahui sifat dan keinginan konsumen perusahaan terhadap

kualitas produk berdasarkan bukti yang valid di lapangan dan tidak berdasarkan

persepsi pihak manajemen rumah sakit saja, sehingga model pemasaran Produk

MCU dapat lebih terarah lagi dan kedepannya dapat sesuai dengan yang

ditetapkan oleh JCI, yaitu dapat meningkatkan kualitas pelayanan, memberikan

pelayanan yang lebih fokus terhadap pasien dengan standart Internasional. Hasil

akhir yang diharapkan adalah dapat memuaskan kebutuhan konsumen perusahaan

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 24: universitas indonesia analisis faktor

6

UNIVERSITAS INDONESIA

dan membuat perusahaan langganan menjadi Loyal terhadap Layanan MCU

RSPP.

Berdasarkan dari hal tersebut, maka bagian Pemasaran RSPP dan Bagian

Pelayanan di Instalasi Medical Check Up RSPP perlu untuk mengetahui faktor-

faktor yang menjadi pertimbangan Bagian Kepegawaian Perusahaan Langganan

dalam membeli Pelayanan MCU untuk perusahaannya, sehingga kedepannya

MCU RSPP dapat terus meningkatkan layanannya menuju kualitas pelayanan

bertaraf Internasional.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa pemasaran suatu produk

kepada perusahaan tidak terlepas dari suatu kebijakan program bauran pemasaran

yang dilaksanakan oleh RSPP dan keputusan pembelian yang dilakukan oleh

Perusahaan tidak lepas dari pertimbangan- pertimbangan yang dilakukan oleh

perusahaan tersebut. Walaupun saat ini bagian pemasaran RSPP telah

mendapatkan informasi tentang faktor- faktor yang membuat mereka membeli

layanan MCU, Namun Identifikasi lebih mendalam belum dilakukan oleh pihak

pemasaran, sehingga selama ini bagian pemasaran lebih menitik beratkan dalam

pemasaran dan penjualan produk MCU, daripada mengimbanginya dengan

melakukan evaluasi tentang pelayananannya kepada perusahaan pelanggan.

Berdasarkan kebijakan yang diambil oleh pihak rumah sakit telah

diputuskan dilakukannya bauran pemasaran khusus untuk program pemasaran

Instalasi Medical check Up Perusahaan dengan penekanan pada sistem potongan

harga, penyesuaian item pemeriksaan dan kemudahan cara pembayaran, dengan

harapan layanan Medical Check Up dapat terus diminati oleh perusahaan

langganan ataupun pelanggan potensial lainnya.

Melihat bauran pemasaran memiliki peran yang cukup besar dalam

penjualan produk ini, maka penulis ingin meneliti faktor- faktor yang

dipertimbangkan bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli

layanan Medical Check Up RSPP. Berdasarkan pengembangan dari bauran

pemasaran dan persepsi perusahaan langganan dalam membeli layanan MCU

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 25: universitas indonesia analisis faktor

7

UNIVERSITAS INDONESIA

yang meliputi faktor Preferensi, Teknologi, Produk, Harga, Lokasi, Promosi,

Proses, Distribusi, Personil dan Kondisi Fisik Rumah sakit.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Dari uraian diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti

adalah:

Faktor apa saja yang mengambil peranan paling dipertimbangkan

dan menjadi prioritas bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam

membeli layanan Medical Check Up RSPP? (berdasarkan komponen

Preferensi, Teknologi, Produk, Harga, Lokasi, Promosi, Proses, Distribusi,

Personil dan Kondisi Fisik Rumah sakit).

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari

penulisan ini adalah:

Umum:

Menganalisis dan mengetahui faktor- faktor apa saja yang berperan

paling besar sebagai pertimbangan bagian kepegawaian perusahaan

langganan dalam membeli layanan Medical Check Up RSPP Tahun 2012.

Khusus:

a. Untuk menentukan variabel apa yang paling dominan mewakili tiap faktor

yang terbentuk.

b. Untuk mengetahui variabel lain yang termasuk dalam faktor dominan yang

terbentuk.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak sebagai masukan untuk bahan kajian, pertimbangan dan penentuan

kebijaksanaan dikemudian hari.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 26: universitas indonesia analisis faktor

8

UNIVERSITAS INDONESIA

1. Bagi Rumah Sakit Pusat Pertamina:

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan dalam

menerapkan dan melaksanakan pemasaran dalam meningkatkan

pelayanan dan volume penjualan unit Medical Check Up khususnya

pada konsumen Organisasi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan, masukan dan informasi yang berguna bagi manajerial

Rumah Sakit dalam mengambil kebijakan strategis, terutama mengenai

faktor-faktor perilaku konsumen organisasi dalam pertimbangannya

memilih suatu layanan Kesehatan.

c. Sebagai salah satu referensi bagi pihak perusahaan, dan para calon

peneliti selanjutnya.

2. Bagi Peneliti :

Mendapatkan pengetahuan mengenai bauran pemasaran dalam

memasarkan suatu layanan rumah sakit, dapat mengetahui faktor- faktor yang

menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan keputusan pembelian suatu

layanan Kesehatan, dan akan menambah pengalaman dalam bidang Administrasi

Rumah Sakit sebagai bekal penunjang pelaksanaan tugas dimasa mendatang.

3. Bagi Program Studi Kajian Administrasi Rumah sakit Universitas

Indonesia:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman

serta wawasan yang lebih mendalam sebagai acuan atau referensi bagi pembaca

mengenai masalah yang mempengaruhi faktor-faktor perilaku konsumen

organisasi terhadap keputusan membeli produk layanan kesehatan (pada

umumnya) khususnya layanan Medical Check Up.

Memperluas wawasan kepustakaan tentang lokasi dan jenis layanan

kesehatan serta menjadi masukan dalam proses belajar mengajar dan evaluasi

kemampuan peserta program dalam menerapkan ilmunya dilapangan.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap produk Medical CheckUp di RSPP yang

akan meneliti bauran pemasaran penjualannya kepada perusahaan pelanggan.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 27: universitas indonesia analisis faktor

9

UNIVERSITAS INDONESIA

Penelitian difokuskan terhadap persepsi perusahaan pelanggan dalam membeli

layanan yang terkait dengan 7P (product, price, place, promotion, people,

physical evidence, dan process) ditambah dengan variabel Persepsi dan

Teknologi. Data- data diperoleh melalui analisa data primer perusahaan yang

menjalin kerja sama dalam pelayanan Medical Check Up pekerjanya tahun 2011

dan 2012, serta data sekunder yang diambil dari berbagai unit yang bersangkutan,

seperti unit rekam medis, pemasaran dan hubungan masyarakat, sumber daya

manusia, dan keuangan.

Lokasi penelitian mengambil tempat di Bagian Pemasaran RSPP dan

Instalasi Medical Check Up RSPP serta Bagian Kepegawainan Perusahaan

Langganan MCU RSPP tahun 2011- 2012.

Penelitian dilakukan sejak bulan September 2012 sampai dengan bulan Januari

2013.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 28: universitas indonesia analisis faktor

10UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

Menurut undang- undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang

dimaksudkan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Menurut UU no. 44 tahun 2009 dalam Hartono (2010), Rumah Sakit di

Indonesia berdasarkan kepemilikannya dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yakni:

a. Rumah sakit Publik, yaitu Rumah Sakit yang dikelola oleh pemerintah

(termasuk pemerintah daerah) dan badan hukum lain yang bersifat nirlaba

b. Rumah sakit privat, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum

dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas (PT) atau Persero.

Tugas Rumah sakit sesuai dengan UU no. 44 tahun 2009 adalah

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/SK/XI/1992 dalam

Aditama (2000), tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara

berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan

pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya

peningkatan pencegahan serta melaksanakan rujukan.

Sedangkan fungsi Rumah Sakit dalam UU no. 44 tahun 2009 adalah :

a. Penyelenggara pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standart pelayanan rumah sakit

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang peripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis

c. Penyelenggaraan pendididkan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dan pemberian pelayanan kesehatan

d. Penyelenggara penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 29: universitas indonesia analisis faktor

11

UNIVERSITAS INDONESIA

2.2 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan menurut Lavey dan Loomba (1973) dalam Ilyas

(2003), adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama- sama

dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

2.2.1 Faktor- faktor yang mempengaruhi utilisasi pelayanan kesehatan

Pengiriman pasien ke rumah sakit tentunya berhubungan dengan

pemanfaatan fasilitas pelayanan rumah sakit tersebut. Dalam teori yang akan

dipaparkan berikut ini dapat diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

atau mendorong individu dan organisasi membutuhkan dan menggunakan

pelayanan kesehatan.

Grover dalam Sorkin (1997) telah mengidentifikasi 5 (lima) faktor utama

yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap layanan kesehatan yaitu:

1. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan disebabkan oleh rasa sakit baik

secara fisik maupun psikis yang dirasakan perlu upaya penyembuhan

2. Realisasi dari kebutuhan berdasarkan harapan individu, kepercayaan

individu, pengalaman sebelumnya adat istiadat dan agama.

3. Kemampuan finansial untuk membayar pelayaan kesehatan yang didapat

4. Motivasi untuk mendapat pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

5. Faktor lingkungan, yaitu tersedianya layanan kesehatan.

2.2.2 Konsumen Rumah Sakit

Sulastomo (2000) mengemukakan bahwa dalam manajemen pelayanan

kesehatan, ada tiga kelompok yang terlibat dalam proses kegiatan pelayanan

kesehatan:

1. Kelompok penyelenggara kesehatan (health provider; misalnya dokter,

perawat)

2. Kelompok penerima jasa ( pasien)

3. Kelompok yang tidak secara langsung terlibat, misalnya para administrator

rumah sakit.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 30: universitas indonesia analisis faktor

12

UNIVERSITAS INDONESIA

Pada umumnya, jumlah pembeli industrial relatif sedikit, tetapi volume

pembeliannya lebih besar daripada volume pembelian pasar konsumen. Pembelian

barang yang dilakukan oleh pasar industrial adalah lebih kontinyu ( terus-

menerus) dan melakukan pembelian dalam jangka panjang. Pembelian organisasi

umumnya adalah profesional, rasional, dan berpengalaman. Permintaan organisasi

secara keseluruhan adalah bersifat inelastik dan permintaan pembelian organisasi

bersifat turunan.

2.3 Pemasaran Jasa

Lingkungan pemasaran terdiri dari sejumlah pelaku dan atau kekuatan

yang terlibat dalam aktivitas pemasaran dan mempengaruhi keberhasilan

pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2001) pelaku dan kekuatan dalam

lingkungan pemasaran mempengaruhi kemampuan manajemen dalam

mengembangkan dan memelihara keberhasilan hubungan dengan pasar

sasarannya. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang

membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan

orang lain.

Menurut Kotler (2002), pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses

sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Swastha

dan Handoko (2000), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensial.

Dengan demikian kegiatan pemasaran memiliki cakupan luas. Kotler

(2003) dan Sucherly (1996) mengemukakan sejumlah faktor yang menunjukkan

luasnya cakupan kegiatan pemasaran, sebagai berikut :

1. Melibatkan berbagai pihak.

2. Melibatkan fungsi manajerial.

3. Yang dipasarkan tidak hanya barang tetapi produk dalam arti luas

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 31: universitas indonesia analisis faktor

13

UNIVERSITAS INDONESIA

termasuk gagasan, jasa, informasi dan pengalaman.

4. Sasaran yang ingin dicapai adalah kepuasan pihak-pihak yang terlibat

dalam pertukaran.

Sedangkan Valarie A. Zethaml dan Mary Jo Bitner (1996) dalam

Lupiyoadi dan Hamdani (2006) menyebutkan bahwa jasa merupakan semua

aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi,

yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan

nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan

konsumen.

Produk jasa menurut Kotler (2000) merupakan “Segala sesuatu yang dapat

ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan”. Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang atau

pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi produk dapat berupa manfaat tangible

maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.

Produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan yang tidak berwujud dan

cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat

berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Sesungguhnya

pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari

sesuatu yang ditawarkan.

Pemasaran jasa merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah

perusahaan jasa, dimana melalui kegiatan pemasaran jasa maka dapat terwujud

hubugan yang baik antara produsen, konsumen, maupun calon konsumen. Yang

dimaksud pemasaran jasa disini adalah suatu proses mempersepsikan, memahami,

menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus,

dengan menyalurkan seluruh sumber daya yang dimiliki sebuah perusahaan.

Perbedaan Barang dan Jasa juga disampaikan oleh ahli lain. Menurut

Lovelock (1991) terdapat tujuh hal yang membedakan pemasaran barang dan jasa,

meliputi:

1. Nature of the product, yaitu produk digambarkan sebuah obyek, alat,

atau benda, sedang jasa adalah perbuatan, penampilan atau usaha.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk jasa sebagai kinerja yang tak

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 32: universitas indonesia analisis faktor

14

UNIVERSITAS INDONESIA

berwujud. Pada jasa seperti RS, manfaat tersebut, kepemilikan dan

penggunaan berasal dari sifat penyampaiannya.

2. Greater involvement of customer, yaitu konsumen aktif terlibat dalam

proses produksi. Penyediaan jasa melibatkan penggabungan dan

penyampaian output dari perpaduan fasilitas fisik dan tenaga kerja fisik

atau mental. Sering pelanggan aktif terlibat dalam membantu

menciptakan produk jasa, baik dengan melayani dirinya sendiri atau

melalui kerja sama dengan petugas jasa seperti di Rumah Sakit.

3. People as part of the product, yaitu konsumen terlibat dalam produksi

penggunaan jasa. Dalam jasa yang tingkat kontaknya tinggi seperti RS,

pelanggan tidak hanya berhubungan dengan petugas jasa tetapi juga

bersinggungan dengan pelanggan lain.

4. Greater difficults in maintaining quality control standart, yaitu pada jasa

sulit distandarisasikan, tetapi pada barang dapat distandarisasi.

5. Absense of inventories, yaitu jasa merupakan performance yang tidak

dapat disimpan seperti barang.

6. Importance of time factor, yaitu faktor waktu untuk jasa sangat penting,

misalnya dalam jasa RS, jasa diberikan pada saat itu juga dengan kata

lain pelanggan hadir secara fisik untuk menerima jasa. Ada batas

seberapa lama pelanggan bersedia menunggu, juga jasa RS perlu

disampaikan dengan cepat sehingga pelanggan tidak perlu membuang

waktu.

7. Different distribution channel, yaitu pada jasa saluran distribusi

bervariasi. Tidak seperti pabrik, jasa RS tidak membutuhkan distribusi

fisik untuk mengantarkan barang ke pelanggan tetapi menggabungkan

tempat pembuatan jasa pelayanan, tempat penjualan, dan tempat

mengkonsumsinya di satu tempat.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sifat khusus pemasaran jasa

adalah :

1. Produk lebih bersifat kinerja atau tampilan

2. Pelanggan terlibat dalam proses operasi jasa

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 33: universitas indonesia analisis faktor

15

UNIVERSITAS INDONESIA

3. Orang merupakan bagian dari jasa

4. Kualitas jasa sulit distandarisasi (pelayanan antara pelanggan tidak bisa

sama)

5. Tidak dapat dibentuk persediaan (stok produk)

6. Waktu menjadi faktor penting

7. Distribusi atau penyampaian jasa sangat bervariasi

Sesuai dengan tujuan manajemen jasa yaitu untuk mencapai tingkat

kualitas jasa pelayanan, dalam hal ini erat hubungannya dengan tingkat kepuasan

pelanggan. Karena sulitnya pelayanan kualitas jasa, maka perlu strategi dalam

konsep manajemen pemasaran jasa seperti yang dikemukakan Yuyus Suryana

(1999) adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan suatu strategi pelayanan

2. Mengkomunikasikan kualitas pada pelanggan

3. Menetapkan suatu standart yang jelas dan terukur

4. Menetapkan sistem pelayanan yang efektif pada pelanggan

5. Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan

6. Survai tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan

2.4 Service Marketing Mix (Bauran Pemasaran Produk Jasa)

Jasa merupakan aktivitas atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu

pihak kepihak lainnya dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan. Jasa

tidak berwujud , tidak dapat dipisahkan, berubah-ubah dan tidak tahan lama.

Konsep bauran pemasaran tradisional menurut Kotler (2002) terdiri dari

4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat atau lokasi (place), dan promosi

(promotion). Sementara itu menurut Zeithaml (2000), untuk pemasaran jasa perlu

bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur non-traditional

marketing mix, yaitu orang (people), Fasilitas fisik (physical evidence), dan proses

(process), sehingga menjadi 7P. Masing-masing dari tujuh unsur bauran

pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan

mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 34: universitas indonesia analisis faktor

16

UNIVERSITAS INDONESIA

Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena

jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud,

tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan mudah lenyap. Seperti yang

dikemukakan oleh Ziethaml dan Bitner (2000) bauran pemasaran jasa terdiri dari

7P yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process.

Unsur-unsur bauran pemasaran jasa (7P) dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber : Valerie Zeithaml & Mary Jo Bitner (2000) Service Marketing

Gambar 2.1 Bauran Pemasaran Jasa

Untuk menjangkau pasar sasaran yang telah ditetapkan, maka setiap

perusahaan perlu mengelola kegiatan pemasarannya dengan baik. Oleh karena itu

perusahaan harus dapat mengkombinasikan unsur-unsur bauran pemasaran dalam

proporsi yang tepat sehingga pemasarannya sesuai dengan lingkungan perusahaan,

dapat memuaskan pasar sasaran dan tetap sejalan dengan sasaran perusahaan

dalam bidang pemasaran secara keseluruhan. Bauran pemasaran yang telah

PRODUCTPhysical Good

FeaturesQuality LevelAccessoriesPackagingWarranties

Product LineBranding

PROCESSFlow of

ActivitiesStandardizedCustomized

Number of StepsSimple

CompleksCustomerInvoiment

PHYSICALEVIDENCE

Facility DesignEquipment

SignageEmployes dressOther Tangible

ReportsBusiness Cards

StatementsGuarantees

PEOPLEEmployees

Recruiting, Training,

Motivation, Rewards,

Teamwork

Customers

Education Training

PRICEFlexibilityPrice level

TermsDifferentiation

DiscountAllowances

PLACEChannel Type

ExposureIntermediaries

Outlet LocationTtransportation

StorageManagingChannels

PROMOTIONPromotion Blend

Sales PeopleNumber Selection

Training, IncentivesAdvertising

Target, Media Types,Types of ads, Copy

ThrutsSales Promotion

Publicity

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 35: universitas indonesia analisis faktor

17

UNIVERSITAS INDONESIA

ditetapkan perusahaan sebaiknya selalu disesuaikan dengan kondisi dan situasi

yang dihadapi.

1. Produk Jasa (The Service Product)

a. Barang nyata,

b. Barang nyata yang disertai jasa,

c. Jasa utama yang disertai dengan barang dan jasa tambahan, dan

d. Murni jasa

Jadi pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang

kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat

yang akan mereka terima dari produk tersebut.

2. Harga (Price)

Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa

karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha atau bisnis. Keputusan

penentuan harga juga sangat signifikan di dalam penentuan nilai atau manfaat

yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam

gambaran kualitas jasa. Strategi penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat

menggunakan penentuan tarif premium pada saat permintaan tinggi dan tarif

diskon pada saat permintaan menurun. Keputusan penentuan tarif dari sebuah

produk jasa baru harus memperhatikan beberapa hal. Hal yang paling utama

adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan strategi pemasaran

secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar juga harus

dipertimbangkan.

Selanjutnya Zeithaml dan Bitner (2000), menjelaskan tiga dasar penetapan

harga yang biasa digunakan dalam menentukan harga, yaitu penetapan harga

berdasarkan biaya, penetapan harga berdasarkan persaingan, dan penetapan harga

berdasarkan permintaan.

3. Tempat atau Lokasi Pelayanan (Place or Service Location)

Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan

mengenai dimana operasi dan staff nya akan ditempatkan, yang paling penting

dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Terdapat tiga macam

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 36: universitas indonesia analisis faktor

18

UNIVERSITAS INDONESIA

tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan

pemilihan lokasi, yaitu sebagai berikut :

a. Pelanggan mendatangi penyedia jasa,

b. Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau

c. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.

Untuk tipe interaksi dimana pelanggan mendatangi penyedia jasa, letak

lokasi menjadi sangat penting. Didalam interaksi ini penyedia jasa yang

menginginkan pertumbuhan dapat mempertimbangkan menawarkan jasa mereka

dibeberapa lokasi. Jika penyedia jasa mendatangi pelanggan, maka letak lokasi

menjadi tidak begitu penting meskipun perlu dipertimbangkan pula kedekatan

terhadap pelanggan untuk menjaga kualitas jasa dan pelanggan menggunakan

media perantara dalam berinteraksi, maka letak lokasi dapat diabaikan meskipun

beberapa media perantara memerlukan interaksi fisik antara mereka dengan

pelanggan.

4. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

mendengarkannya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi

mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya menurut

Buchori Alma (2004) pengertian promosi adalah : “Promosi adalah suatu bentuk

komunikasi pemasaran. Yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau mengingatkan

pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,

dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan

membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran

pemasarannya.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 37: universitas indonesia analisis faktor

19

UNIVERSITAS INDONESIA

Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang

sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas

khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi (promotion

mix), yaitu :

a. Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual

dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon

pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

sehingga mereka akan mencoba dan membelinya.

b. Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media

komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak umum. Ada

dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas. Periklanan

merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan

dalam mempromosikan produknya.

Menurut Buchari Alma (2004) iklan adalah semua bentuk pembayaran

untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara

non personal oleh sponsor yang jelas. Sedangkan periklanan adalah

seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan iklan. Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide,

barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi

yang diuntungkan tidak membayar untuk itu.

Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung

dalam suatu produk untuk membentuk citra poduk yang bersangkutan.

c. Promosi Penjualan (sales promotion) adalah bentuk persuasi langsung

melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang

pembelian poduk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang

yang dibeli pelanggan.

d. Hubungan Masyarakat (Public relations) merupakan upaya komunikasi

menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,

keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.

e. Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang

memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon

yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 38: universitas indonesia analisis faktor

20

UNIVERSITAS INDONESIA

f. Word of Mouth penyerahan dan komunikasi dari mulut ke mulut

merupakan salah satu ciri khusus dari promosi dalam bisnis jasa. Biasanya

pelanggan memperhatikan dengan teliti penyerahan jasa kemudian

menceritakan pengalamannya pada pelanggan potensial lainnya.

5. Orang (People)

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) ”Orang adalah semua pelaku yang

memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi

pembeli”. Elemen-elemen dari orang (people) adalah pegawai perusahaan,

konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan

karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi

konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).

People dalam jasa ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam

menjalankan segala aktivitas perusahaan, dan merupakan faktor yang memegang

peranan penting bagi semua organisasi. Oleh perusahaan jasa unsur people ini

bukan hanya memegang peranan penting dalam bidang produksi atau operasional

saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen.

Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam

mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan yang

bersangkutan.

6. Bukti Fisik (Physical evidence)

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) Bukti fisik adalah suatu hal yang

secara nyata turut memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Bukti fisik merupakan lingkungan

fisik perusahaan jasa dimana layanan diciptakan dan di mana penyedia jasa dan

pelanggan berinteraksi, ditambah unsur-unsur berwujud yang ada yang dipakai

untuk berkomunikasi atau mendukung peran jasa. Dalam bisnis jasa, pemasar

harus berusaha mengimbangi dimensi ketidakterwujudannya dengan menyediakan

petunjuk-petunjuk fisik untuk menguatkan positioning dan citra dan

mengembangkan product surround.

7. Proses (Process)

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) ”Proses adalah semua prosedur

aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaaikan

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 39: universitas indonesia analisis faktor

21

UNIVERSITAS INDONESIA

jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam

menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumennya.

Untuk perusahaan jasa, kerja sama antara pemasaran dan operasional

sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani segala

kebutuhan dan keinginan kosumen. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen,

maka kualitas jasa dapat dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya.

2.5 Pemasaran Rumah Sakit

Pada prinsipnya manajemen rumah sakit tidak berbeda dengan manajemen

pemasaran produk jasa lainnya. Budiarso (1993) menyatakan Kegiatan pemasaran

rumah sakit adalah suatu proses pertukaran yang melibatkan pengelola rumah

sakit untuk mengetahui keinginan calon penderita, kelompok calon penderita yang

paling sesuai untuk rumah sakitnya (konsumen sasaran), menghasilkan produk

jasa kesehatan yang benar- benar dibutuhkan oleh kelompok tersebut dengan

pembebanan biaya yang terjangkau, menginformasikannya, membuat prosedur,

agar produk tersebut dapat sampai ke penderita yang membutuhkan secara tepat,

cepat dan nyaman.

Pada dasarnya semua kegiatan pemasaran rumah sakit berpusat pada

sekitar tugas pemasaran utama yaitu analisa pasar, penentuan pasar sasaran,

menentukan posisi produk dan mengembangkan bauran pemasaran, yang

semuanya memerlukan sistem manajemen pemasaran guna mendukungnya.

Kotler (1997) menyatakan beberapa hal yang mendukung pemasaran

rumah sakit yaitu:

a. Rumah sakit memerlukan promosi untuk menjual produk jasa pelayanan

kesehatannya

b. Masyarakat memerlukan informasi yang benar dan jujur mengenai produk

atau jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dan segala sesuatu yang terkait

dengan fasilitas serta jasa yang ditawarkan

c. Terjadi kompetisi antara sesama rumah sakit untuk memperoleh pangsa

pasar sehingga mendorong digiatkannya upaya pemasaran

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 40: universitas indonesia analisis faktor

22

UNIVERSITAS INDONESIA

d. Melalui mekanisme dan riset pemasaran, rumah sakit haruslah mendapat

informasi serta umpan balik tentang produk atau jasa pelayanan kesehatan

yang dibutuhkan masyarakat.

Menurut Budiarso (1993), rumah sakit perlu melaksanakan proses

manajemen pemasaran rumah sakit untuk meningkatkan kinerja rumah sakit yang

dikelolanya. Proses itu meliputi:

a. Rumah sakit mengembangkan bauran pemasaran untuk suatu produk

sehingga betul- betul akan memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta

keinginan konsumen juga kepentingan rumah sakit dan kepentingan

mayarakat luas

b. Dalam mengembangkan bauran pemasaran, rumah sakit menggunakan

beberapa subsistem pemasaran yang ada yaitu: Sistem Informasi

Pemasaran, Sistem Informasi Perencanaan Pemasaran, dan Sistem

Pengawasan Pemasaran. Subsistem tadi saling terkait dan menghasilkan

kebijaksanaan pemasaran yang akan dilaksanakan oleh bidang pemasaran

serta harus dievaluasi secara periodik.

Tujuan pemasaran bagi rumah sakit menurut Berkowitz (1996) adalah:

a. Memperkenalkan rumah sakit pada masyarakat

b. Memberikan informasi yang jelas dan benar tentang berbagai fasilitas dan

pelayanan yang ada baik pada masyarakat luas maupun pada karyawannya

c. Membina dan meningkatkan image yang baik bagi rumah sakit melalui

kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan rumah sakit

d. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia rumah sakit agar

lebih efektif dan efisisen sehingga akhirnya akan meningkatkan

pendapatan rumah sakit.

Sedangkan menurut Depkes (1997), dalam pemasaran Rumah Sakit ada

kebijakan yang harus dijalankan sebagai berikut:

a. Pemasaran rumah sakit hendaknya tidak dilepaskan dari tujuan

pembangunan kesehatan yaitu; meningkatkan cakupan dan mutu

pelayanan agar derajad kesehatan masyarakat menjadi lebih baik

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 41: universitas indonesia analisis faktor

23

UNIVERSITAS INDONESIA

b. Rumah sakit boleh melakukan promosi. Tapi tujuan dari promosi bukan

untuk memaksimalkan profit tapi harus berlandaskan fungsi sosial dan

kemanusiaan. Jangan sampai terjadi supply induced demand dan

persaingan yang tidak sehat antara rumah sakit lainnya

c. Pemasaran rumah sakit dapat dilaksanakan agar penggunaan rumah sakit

menjadi optimal sehingga dapat meningkatkan rujukan medik dan

meluaskan cakupan sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap

peningkatan derajad kesehatan masyarakat

d. Rumah sakit dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat

informatif, berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan dan

berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia.

2.6 Etika Promosi Rumah sakit

Dalam menjalankan kegiatan promosi jasa, rumah sakit memiliki aturan

main yang berbeda dengan kegiatan promosi dalam penjualan produk lainnya.

Rumah sakit memiliki pedoman etika promosi tersendiri. Adapun inti dari

pedoman etika promosi rumah sakit terdapat dalam Keputusan Rapat Kerja

Nasional MAKERSI tahun 2005 di Semarang adalah:

A. Dasar Hukum

Dalam menjalankan promosi rumah sakit memiliki setidaknya 4 (empat)

dasar hukum, yaitu:

1. Undang- undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

2. Perundang-undangan R.I yang mengacu kepada “Tata Krama dan Tata

Cara Periklanan Indonesia yang Disempurnakan” 19 Agustus 1996

berbunyi “Jasa jasa pengobatan dan perawatan, termasuk klinik-klinik

spesialis tidak boleh diiklankan, kecuali merupakan pengumuman tentang

buka, tutup, dan pindah praktek, sesuai dengan Kode Etik Profesi masing-

masing.

3. KODERSI 2001, Bab VI, Lain-lain, Pasal 23 ; Rumah Sakit dalam

melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif,

berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan Kode

Etik Rumah Sakit Indonesia. Dengan penjelasan sebagai berikut : Dalam

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 42: universitas indonesia analisis faktor

24

UNIVERSITAS INDONESIA

pelayanan kesehatan konsep “pemasaran” (marketing) nampaknya lebih

berkonotasi negatif dari pada positif, karena membangkitkan pemikiran ke

arah promosi periklanan dan penjualan (sales), padahal saripati pemasaran

adalah komunikasi. Dengan demikian promosi sebagai alat pemasaran

rumah sakit dapat dilakukan dan lebih merupakan penyuluhan yang

bersifat informatif, edukatif, preskriptif dan preparatif bagi khalayak ramai

umumnya dan pasien khususnya.

4. K

eputusan Rapat Kerja Nasional MAKERSI tanggal 23 Juli 2005 di

Semarang.

B. M

edia Promosi

Tidak seperti penjualan produk, rumah sakit hanya memiliki beberapa

media yang bisa digunakan untuk promosi. Media promosi yang dilakukan

di rumah sakit untuk masyarakat pengunjung rumah sakit yaitu:

B

rosur atau leaflet

B

uku saku

T

V atau Home Video

M

ajalah dinding

C

CTV

C

D

S

panduk

U

mbul- umbul

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 43: universitas indonesia analisis faktor

25

UNIVERSITAS INDONESIA

S

eminar untuk awam

C

eramah atau pertemuan

P

oster

A

udio visual

M

ajalah Rumah Sakit

P

ameran

G

athering Pasien

K

emasan produk (paket melahirkan dan mendapatkan tas bayi).

Sedangkan media promosi yang dilakukan diluar rumah sakit yaitu:

M

edia cetak

K

egiatan sosial

W

ebsite

P

ameran perdagangan

P

ress release

A

dvertensi

B

illboard

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 44: universitas indonesia analisis faktor

26

UNIVERSITAS INDONESIA

T

elepon

S

MS, Email dan Direct mail

C. M

ateri dan bentuk Promosi yang boleh dilakukan dalam mempromosikan

suatu rumah sakit adalah:

a. Menyampaikan informasi tentang:

Letak rumah sakit;

Jenis dan kapasitas rumah sakit;

Kemudahan- kemudahan yang dapat diperoleh terkait dengan pelayanan

rumah sakit;

Fasilitas pelayanan yang dimiliki dengan sarana pendukung atau

penunjangnya;

Kualitas dan mutu pelayanan yang telah dicapai seperti

Telah mengikuti dan lulus akneditasi.

Telah mendapatkan sertifikat ISO dan lain-lain.

Telah mendapatkan award (penghargaan) dalam pelayanan.

b. Informasi diberikan dalam bentuk:

Wawancara untuk cover story oleh media cetak dapat diberikan

penjelasan bersifat informasi dan edukasi tentang jenis pelayanan yang

dapat diberikan, sejarah rumah sakit, fasilitas, lokasi, dan cara

menghubungi rumah sakit tersebut (alamat, nomor telepon, fax, e-mail,

website, dll) dapat disertakan foto peralatan, foto fasilitas kamar rawat,

peta lokasi, fasilitas rawat jalan, fasilitas OK, foto ruangan, foto direktur,

foto tampak depan rumah sakit.

Leaflet dan brosur (di rumah sakit, seminar, tidak di tempat umum):

Penjelasan tentang biaya harus jelas dan harus disebutkan biaya

tersebut mencakup jenis pelayanan apa saja.

Harga dapat ditulis tetapi tidak membandingkan dengan harga

sebelumnya.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 45: universitas indonesia analisis faktor

27

UNIVERSITAS INDONESIA

Bila memang lebih murah maka dapat ditulis harga khusus.

Dapat pula menyebutkan nama dan keahlian dokter serta jam

praktek.

Bila ada penjelasan yang lebih detail dapat ditulis : Untuk

keterangan lebih lanjut, anda dapat menghubungi petugas rumah

sakit.

Siaran radio atau televisi, dapat mengumumkan kegiatan seminar atau

melakukan talk show dengan ketentuan dokter hanya menyampaikan

masalah teknis medis dan humas rumah sakit atau petugas yang ditunjuk

dapat mempromosikan fasilitas dan sarana rumah sakit.

Melalui kegiatan sosial misalnya pemberian bantuan pengobatan, bantuan

tenaga kesehatan, bantuan makanan atau bantuan uang.

Website yang dibuat dengan tampilan yang menarik.

Pameran perdagangan misalnya pameran Audiovisual, lab gratis, spanduk,

ceramah, poster.

Press Release peliputan event, press conference.

Advertensi:

Iklan tentang corporal (perusahaan).

Ikian tentang produk

Advertorial tanpa menulis nama dokter, jam praktek dokter dan

pengalaman dokter.

Billboard hanya berupa petunjuk arah.

Telepon, sms, e-mail, direct mail hanya untuk relasi, pasien, dan mantan

pasien.

c. Lain-lain:

Program khusus potongan harga, namun tidak dari rumah sakit. Misalnya

dengan menggunakan kartu kredit bank tertentu biaya lebih murah 5%

Rumah sakit dapat menjadi sponsor kegiatan jalan sehat dll.

2.7 Medical Check Up (MCU)

MCU merupakan mata rantai dalam usaha peningkatan derajad kesehatan

yang optimal dengan melakukan usaha deteksi dini penyakit keganasan dan non-

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 46: universitas indonesia analisis faktor

28

UNIVERSITAS INDONESIA

keganasan. Banyak manfaat diperoleh dari MCU, disamping untuk mengetahui

kondisi kesehatan secara berkala juga menjadi sarana unggulan untuk deteksi dini

penyakit- penyakit keganasan, kardiovaskular dan degeneratif serta untuk

memantau perkembangan penyakit kronis, seperti kanker, hipertensi (darah

tinggi), diabetes, kelainan pada hati dan jantung iskemik yang sering dihubungkan

dengan kehidupan dan gaya hidup modern. Dan seperti diketahui masih banyak

penyakit yang saat ini belum dapat disembuhkan bila ditemukan dalam fase lanjut,

misalnya beberapa jenis kanker.

MCU menjadi syarat penting daam proses penerimaan calon pegawai

suatu perusahaan dengan kualitas keehatan prima, dicapai produktivitas kerja

yang tinggi. Namun melalui deteksi dini serta petunjuk medis yang benar,

penyakit atau ancaman tersebut dapat ditindak dan dicegah.

Program pemeriksaan kesehatan MCU ini dirancang dengan tujuan:

1. Menilai bagaimana tubuh kita menanggulangi stress yang disebabkan pola

hidup atau gaya hidup modern

2. Mendeteksi dini dan menyelidiki lebih lanjut gejala penyakit yang

ditemukan

3. Memberikan anjuran kepada kita untuk merubah gaya hidup dan pola

makan jika diperlukan.

Layanan MCU ditawarkan melalui tingkatan golongan atau kategori yang

dapat direncanakan sesuai kebutuhan konsumen yaitu sebagai berikut:

a. Melayani pasien yang sakit ataupun yang sehat

b. Memiliki sistem paket yang dapat disesuaikan sesuai keinginan

c. Melayani pemeriksaan sesuai kebutuhan

Karakteristik utama MCU adalah:

a. Bersifat spesifik

b. Akurat (akurasi tinggi)

c. High Cost (biaya mahal)

d. Sifat pemeriksaannya dapat mengikuti kebutuhan pasien

e. Kontak langsung dengan pasien

f. Variasi banyak

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 47: universitas indonesia analisis faktor

29

UNIVERSITAS INDONESIA

g. Dapat terkait dengan berbagai bidang medis

h. Waktu pemeriksaan tergantung jumlah MCU yang dipilih

2.8 Konsep Pemasaran dan Orientasi pada Konsumen

Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar utama yaitu pasar sasaran,

kebutuhan, keinginan pelanggan, dan pemasaran yang terkoordinir serta

keuntungan perusahaan. Konsep pemasaran didasarkan pada pandangan dari luar

ke dalam, mulai pasar yang didefinisikan dengan baik, memusatkan perhatian

kepada konsumen, mengkoordinir semua kegiatan yang bersangkutan dengan

konsumen dan menghasilkan keuntungan melalui kepuasan konsumen.

Konsep pemasaran memusatkan perhatian pada kebutuhan membeli dan

selalu menekankan gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Konsep

pemasaran menganut pandangan dari luar kedalam, yaitu melalui pasar yang

didefinisikan dengan baik, memusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan,

memadukan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan

menghasilkan laba melalui pemuasan pelanggan. Perusahaan yang berorientasi

pada konsumen harus memadukan keputusan-keputusan pemasar dengan fungsi

lain dari perusahaan.

Menurut Swastha (2000), pada dasarnya perusahaan yang ingin

mempraktekkan orientasi konsumen ini harus :

1. Menentukan kebutuhan pokok dan konsumen yang akan dilayani dan

dipenuhi.

2. Memiliki kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.

3. Menentukan produk dan program pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan

menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik

beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang

menarik.

2.9 Perilaku Konsumen

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 48: universitas indonesia analisis faktor

30

UNIVERSITAS INDONESIA

Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat

mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah

bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya

mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.

Dua wujud konsumen adalah :

1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang

atau jasa untuk penggunaannya sendiri.

2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi

tersebut.

Menurut Swastha dan Handoko (2000), perilaku konsumen dapat

didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya

proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan

tersebut. Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan-

rangsangan perilaku konsumen oleh Kotler (2002). Untuk mengetahui bagaimana

konsumen memberikan tanggapan terhadap rangsangan pemasaran yang

dilakukan, digambarkan pada Tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1. Model Perilaku Pembeli

StimulusPemasaran

Stimuluslainnya

KarakteristikPembeli

ProsesKeputusan

Pembeli

KeputusanPembeli

Produk

Harga

Distribusi

Promosi

Ekonomi

Teknologi

Politik

Budaya

Budaya

Sosial

Pribadi

Psikologi

Pengenalanmasalah

Pencarianinformasi

Keputusanpembeli

Perilakupembeli

Pilihan produk

Pilihan merek

Pilihan pemasok

Penentuan saatpembelian

Jumlahpembelian

Sumber : Phillip Kotler dan Sweet Hoong Ang, et.all. 2002, (Telah diolah kembali).

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 49: universitas indonesia analisis faktor

31

UNIVERSITAS INDONESIA

Tabel 2.1 menjelaskan bahwa konsumen memperoleh rangsangan dari luar

yang terdiri atas produk, harga, promosi, distribusi, kecanggihan teknologi, politik

dan budaya yang mempengaruhi keputusan pembeliannya. Rangsangan

pemasaran dan lingkungan masuk kedalam kesadaran pembeli. Karakteristik dan

proses pengambilan keputusan pembeli menghasilkan keputusan pembeli tertentu

lainnya. Tugas dari pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran

pembeli antara datangnya stimulus luar dan keputusan pembelian.

2.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), Struktur yang mencakup beberapa

komponen dari kumpulan sejumlah keputusan konsumen diantaranya adalah:

1. Keputusan tentang jenis produk.

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk

atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan

harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat

membeli produknya serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk.

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk

tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula harga, mutu layanan dan

sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran

untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar

dapat memaksimalkan daya tarik merknya.

3. Keputusan tentang merk

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan

dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal

ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah

merk.

4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan di Rumah sakit mana layanan

tersebut akan dibeli. Dalam hal ini pemasar produk rumah sakit harus

mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5. Keputusan tentang jumlah produk

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 50: universitas indonesia analisis faktor

32

UNIVERSITAS INDONESIA

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk

yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin

lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan

banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para

pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan

pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya anggaran untuk

membeli layanan. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu

pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi

dan kegiatan pemasarannya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara

pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan.

Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan

jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui

keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

Menurut Kotler (2005), Perilaku pembelian yang dilakukan konsumen

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Budaya

Perilaku konsumen dalam melakukan proses pembelian sangat

dipengaruhi faktor-faktor budaya. Berbagai macam merek yang dipilih oleh

pembeli disesuaikan dengan budaya yang merupakan penentu keinginan dan

perilaku konsumen yang paling mendasar. Sub-budaya memberikan lebih banyak

ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggotanya, seperti agama, suku dan daerah

geografis. Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen

dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan memiliki anggota, nilai-nilai,

minat dan perilaku yang serupa. Variabel yang terkandung di dalam faktor budaya

yaitu : Keramahan personil pemasaran, Kecakapan personil pemasaran, dan

Penampilan dari personil pemasaran.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 51: universitas indonesia analisis faktor

33

UNIVERSITAS INDONESIA

2. Faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

melakukan proses pembelian terdiri atas, kelompok acuan merupakan seseorang

yang terdiri dari semua kelompok yang memilki pengaruh langsung (tatap muka)

terhadap sikap dan perilaku seseorang. Keluarga merupakan organisasi pembeli

yang paling penting dalam masyarakat, yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-

anaknya. Setiap keputusan dalam proses pembelian selalu dipengaruhi oleh faktor

keluarga dan bersifat signifikan. Variabel yang terkandung di dalam faktor sosial

yaitu : Preferensi, Keluarga, Tingkat harga, Perbandingan harga, Kesesuaian

harga, Potongan harga, dan Teman sejawat.

3. Faktor Pribadi

Karakteristik pribadi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli suatu produk. Karakteristik pribadi yang dimiliki

konsumen terdiri dari gaya hidup yang merupakan pola hidup seseorang di dunia

yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Kepribadian yang

merupakan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungannya. Variabel yang terkandung di dalam faktor pribadi yaitu :

Pengalaman, Tingkat pendidikan, Tingkat pendapatan, Kepribadian, dan Gaya

hidup.

4. Faktor Psikologis (Kejiwaan)

Faktor psikologis yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh 5 (lima)

faktor. Pertama, motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan

dan memelihara perilaku manusia. Teori Motivasi Maslow menyatakan bahwa

manusia berusaha untuk memotivasi dirinya untuk mendapatkan kebutuhan yang

tersusun dalam hirarkis dari yang kurang mendesak sampai yang paling

mendesak, dibagi atas lima tingkatan yaitu kebutuhan fisik, keamanan, sosial,

kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri. Kedua, persepsi merupakan

proses bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran

dunia yang memiliki arti. Ketiga, pembelajaran merupakan proses dimana

manusia mempelajari tentang seluk beluk produk yang diinginkannya. Keempat,

keyakinan (belief) merupakan pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 52: universitas indonesia analisis faktor

34

UNIVERSITAS INDONESIA

suatu hal. Kelima, sikap (attitude) merupakan evaluasi, perasaan emosional dan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan

bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. Variabel

yang terkandung di dalam faktor psikologis yaitu : Motivasi, Persepsi terhadap

Medical Check Up RSPP, Situasi Rumah sakit, Lingkungan Rumah Sakit,

Macam atau jenis produk, Mutu produk, Kesesuaian produk dengan kebutuhan

dan keinginan, Pengenalan produk baru, dan Konsultasi ulang setelah hasil

pemeriksaan didapatkan.

BUDAYASOSIAL

PRIBADIPSIKOLOGI

PembeliBudaya

SubBudaya

Kelas Sosial

Umur dan Tahapdaur Hidup

PekerjaanStatus Ekonomi

Gaya Hidup

Kepribadian danKonsep Diri

KelompokAcuan

Keluarga

Peran dan Status

Motivasi

Persepsi

Pengetahuan

Keyakinan danSikap

Sumber: Philip Kotler (1997)

Gambar 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah LakuKonsumen

2.11 Pasar Organisasi dan Perilaku Pasar Organisasi

2.11.1 Perilaku Pasar Industrial (Organisasi)

Pasar industrial, pasar produsen atau pasar organisasional (produsen,

pedagang, pemerintah dan lembaga-lembaga nonprofit) adalah kelompok

organisasional yang membeli produk dan jasa untuk dijual kembali atau diproses

menjadi produk lain yang akan dijual untuk kepentingan organisasinya.

Pada umumnya, jumlah pembeli industrial relatif sedikit, tetapi volume

pembeliannya lebih besar dari pada volume pembelian pasar konsumen.

Pembelian barang yang dilakukan oleh pasar industrial adalah lebih kontinyu

(terus menerus secara periodik), timbal-balik (saling mengadakan pembelian hasil

produknya masing-masing) dan melalui syarat-syarat pembelian secara formal

(dengan kontrak dan perjanjian yang mengikat untuk pembelian tunai, kredit,

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 53: universitas indonesia analisis faktor

35

UNIVERSITAS INDONESIA

ataupun leasing), dependent (umumnya banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor

organisasi), dan melakukan pembelian dalam jangka panjang.

Karekteristik permintaan yang membedakan pasar bisnis dari pasar

konsumen adalah sifat permintaan, stabilitas permintaan dan elastisitas. Sifat

permintaan bisnis merupakan permintaan turunan (derived demand) dari

permintaan konsumen. Artinya, naik turunnya permintaan terhadap produk-

produk bisnis dipengaruhi oleh besar kecilnya permintaan konsumen terhadap

sesuatu.

Elastisitas permintaan dalam pasar bisnis sering ditemukan elastisitas

terbalik, sedangkan dalam pasar konsumen elastisitas demikian jarang terjadi.

Esensi dari elastisitas terbalik adalah kalau harga naik, permintaan akan naik.

Sebaliknya, kalau harga turun, permintaan malah naik. Hal ini terjadi karena sifat

spekulasi dalam pasar bisnis. Pada awal kenaikan harga, pasar bisnis cenderung

menumpuk produk dengan spekulasi bahwa harga akan naik lebih tinggi. Jadi,

sebelum harga membumbung, lebih baik membeli produk saat ini.

Stabilitas permintaan lebih mudah terganggu (more volatile) pada pasar

bisnis dibanding pasar konsumen. Hal ini disebabkan karena pembeli dalam pasar

bisnis jumlahnya sedikit, tetapi skala pembelian setiap pembeli besar. Jadi

perusahaan menggantungkan penjualan pada jumlah pembeli yang terbatas.

Dibandingkan dengan pembelian konsumen, pembelian bisnis biasanya

melibatkan peserta keputusan yang lebih banyak dan usaha pembelian yang lebih

professional. Seringkali pembelian bisnis dilakukan oleh para agen pembeli

terlatih yang menghabiskan kehidupan kerja mereka untuk mempelajari cara

melakukan pembelian yang lebih banyak.

Pembeli bisnis biasanya menghadapi keputusan pembelian yang lebih

kompleks daripada pembeli konsumen. Pembelian sering melibatkan jumlah yang

besar, pertimbangan teknis dan ekonomi yang rumit, serta interaksi diantara

banyak orang diberbagai tingkat organisasi pembeli. Karena proses pembelian

lebih rumit, pembeli bisnis mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk

mengambil keputusan. Proses pembelian bisnis juga cenderung lebih formal

daripada proses pembelian konsumen. Dalam pasar bisnis, hubungan antara

penjual dan pembeli umumnya dekat (hubungan personal) dan stabil. Sedangkan

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 54: universitas indonesia analisis faktor

36

UNIVERSITAS INDONESIA

dalam pasar konsumen, hubungan antara penjual dan pembeli umumnya jauh

(hubungan non-personal) dan seringkali pembeli bertukar-tukar produk maupun

tempat membeli.

Perbedaan mengenai karakteristik pemasaran dapat dilihat melalui tabel

sebagai berikut :

Tabel 2.2 Perbedaan Pasar Bisnis dan Pasar Konsumen

FAKTOR PEMBEDA KARAKTERISTIK PASAR BISNIS PASAR KONSUMENFilosofi Pemasaran Segementasi pasar Emporografis Demografis

Perspektif pasar Global Regional / nasionalPenekanan taktik pemasaranKinerja keuntungan Pangsa pasarInteraksi pembeli-penjual Kemitraan TransaksionalPelanggan utama Penting Tidak perluPendidikan pelanggan Kuat Lemah

Bauran Produk atauLayanan

Daur hidup produk Lebih pendek Lebih panjangPemberian merek Corporate family Produk individualWaktu pembelian Memerlukan perencanaan Penggunaan segeraTingkat pabrikasi Dibutuhkan proses

tambahanUmumnya produk akhir

Tipe kemasan Protectif PromotionalLayanan Lebih banyak, termasuk

sebelum dan setelahtransaksi

Jarang, paling pelayanankonter

Konsistensi kualitas Vital Tidak vitalPenekanan promosi Personal selling Iklan

Promosi Sasaran promosi Merangsang terjadinya“sales call”

Menempatkan produk danlayanan

Tema promosi Rasional, faktual ImajinatifPeranan wiraniaga Pemecahan masalah PersuasiAlat promosi penjualan Katalog, direct mail,

pameran dagangKupon, sampel

Bauran Distribusi Panjang saluran Pendek, langsung Panjang, tidak langsungKompleksitas saluran Kompeks SederhanaPengetahuan pasar Kuat LemahKetersediaan antaran Krusial Tidak krusial

Harga Tawar menawarkompensasi

Umum terjadi Jarang terjadi

Negosiasi harga Umum terjadi Jarang terjadiSumber: Kotler and Lane, 2008 (telah diolah kembali).

2.11.2 Perilaku Pembelian Organisasi

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 55: universitas indonesia analisis faktor

37

UNIVERSITAS INDONESIA

Pada tingkat yang paling dasar, pemasar ingin tahu bagaimana cara

pembeli bisnis merespons berbagai rangsangan pemasaran. Perilaku pembelian

bisnis (business buying behaviour) mengacu pada perilaku pembelian organisasi

yang membeli barang dan jada untuk digunakan dalam produksi produk dan jasa

lain yang dijual, disewakan atau dipasok kepada pihak lain.

Pada gambar dibawah ini, diperlihatkan model perilaku pembeli bisnis.

Dalam model ini, pemasaran dan rangsangan lain mempengaruhi organisasi

pembelian serta menghasilkan respons pembeli tertentu. Seperti halnya pembelian

konsumen, rangsangan pemasaran bisnis terdiri dari 4P : Product (produk), Price

(harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).

Sumber : Kotler (2008)

Gambar 2.3 Model Perilaku Pembeli Bisnis

Tipe utama situasi pembelian bisnis terdiri dari :

1. Straight rebuy : pembelian dilakukan secara teratur seperti yang sudah

dilakukan sebelumnya, tanpa modifikasi

2. Modified rebuy : pembeli ingin melakukan modifikasi (perubahan)

spesifikasi produk, harga, persyaratan pengantaran dan syarat-syarat

lainnya

3. New task : pembeli membeli produk atau jasa untuk pertama kali. Disini

dibutuhkan lebih banyak informasi, lebih banyak orang terlibat dan waktu

yang lebih panjang untuk membuat keputusan.

LingkunganRangsangan RangsanganPembelian lain

Produk EkonomiHarga TeknologiDistribusi PolitikPromosi Budaya

Persaingan

Organisasi Pembelian

Pusat Pembelian

ProsesKeputusanPembelian

(Pengaruh Antarpribadi)

(Pengaruh Organisasi)

Respons Pembeli

Pilihan Produk

Pilihan Pemasok

Jumlah Pesanan

Persyaratan Penyerahandan Frekuensi

Persyaratan PelayananPembayaran

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 56: universitas indonesia analisis faktor

38

UNIVERSITAS INDONESIA

2.12 Tahap Keputusan Pembelian Organisasi

Pembelian organisasional adalah proses pengambilan keputusan oleh

organisasi formal dalam menentapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang

dapat dibeli dan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih diantara alternatif

merek dan pemasok.

Pertimbangan keputusan pembelian organisasi lebih kompleks daripada

keputusan pembelian konsumen. Selain aspek personal dan lingkungan yang lebih

umum, ada beberapa faktor yang lebih penting dalam mempengaruhi keputusan

pembelian organisasi sebagai berikut:

1. Faktor Lingkungan

Pembeli bisnis sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam lingkungan

ekonomi baru dan diharapkan, seperti tingkat permintaan primer, tinjauan

ekonomi, dan biaya uang. Faktor lingkungan lain adalah kelangkaan bahan

utama. Pembeli bisnis juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, politik

dan persaingan didalam lingkungan. Terkahir, budaya dan adat istiadat bisa

sangat mempengaruhi reaksi pembeli bisnis terhadap perilaku dan strategi

pemasar, terutama dalam lingkungan pemasaran internasional.

2. Faktor Organisasi

Masing-masing organisasi pembelian mempunyai tujuan, kebijakan,

prosedur, struktur dan sistemnya sendiri. Pemasar bisnis harus memahami

faktor-faktor ini dengan baik.

3. Faktor Antar pribadi

Pusat pembelian biasanya meliputi banyak peserta yang saling

mempengaruhi satu sama lain, jadi faktor antarpribadi juga mempengaruhi

proses pembelian bisnis.

4. Faktor Individual

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 57: universitas indonesia analisis faktor

39

UNIVERSITAS INDONESIA

Faktor individual ini dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia,

pendapatan, pendidikan, identifikasi professional, kepribadian dan sikap

terhadap resiko.

Sumber : Kotler (2008)

Gambar 2.4 Urutan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku PasarIndustri

Menurut Engel dkk, (1994) Keputusan pembelian adalah proses

merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah

satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Sumarwan (2004),

mendefinisikan keputusan sebagai pengambilan tindakan dari dua atau lebih

pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia

harus memiliki pilihan alternatif.

Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli

dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup

mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan. Menurut Engel dkk,

(1994) beberapa peran dalam keputusan membeli:

a. Pengguna (users)

Anggota organisasi pembelian yang benar-benar menggunakan produk

atau jasa yang dibeli

b. Orang yang mempengaruhi (influencers)

Lingkungan

Tingkat permintaan Organisasi

Ramalan ekonomi Tujuan Antar pribadi

Tingkat bunga Kebijakan Minat Pribadi

Tingkat perubahan

teknologi

Prosedur Wewenang Umur

Struktur

organisasi

Status Penghasilan Pembeli

BisnisPerkembangan politik

dan peraturan

Empati Pendidikan

Sistem Daya bujuk Jabatan

Perkembangan persaingan Kepribadian

Perhatian pada tanggung

jawab sosial

Sikapterhadap

resiko

Budaya

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 58: universitas indonesia analisis faktor

40

UNIVERSITAS INDONESIA

Orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang mempengaruhi

keputusan pembelian; mereka sering membantu menetapkan spesifikasi

dan juga memberikan informasi untuk mengevaluasi alternatif

c. Pembeli (buyers)

Orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang melakukan

pembelian sesungguhnya.

d. Pengambil keputusan (deciders)

Orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang mempunyai

kekuatan resmi atau tidak resmi untuk memilih atau menyetujui pemasok

akhir.

e. Penjaga gerbang (gate keepers)

Orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang mengendalikan

aliran informasi kepada pihak lain.

2.13 Proses Pembelian Organisasi

Pembeli bisnis tidak membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

Mereka membeli barang dan jasa untuk menghasilkan uang, atau untuk

mengurangi biaya operasi, atau untuk memenuhi kewajiban sosial atau hukum.

Untuk membeli barang yang dibutuhkan, pembeli bisnis menempuh proses

pembelian atau perolehan, Robbins (2003) telah mengidentifikasi 8 (delapan)

tahap proses pembelian industri dan menamakannya fase pembelian.

Delapan fase pembelian, yaitu:

1. Kesadaran terhadap masalah (problem recognition).

Yaitu tahap pertama dalam organisasi dimana terdapat masalah yang bisa

diatasi dengan membeli suatu produk.

2. Deskripsi kebutuhan secara umum (general need description)

Tahap dalam proses pembelian bisnis dimana perusahaan

mendeskripsikan karakteristik dan kuantitas produk yang dibutuhkan

secara umum.

3. Spesifikasi produk (product specification).

Tahap dalam proses pembelian bisnis, dimana pembeli menetapkan

dan menggambarkan spesifikasi teknis produk yang paling baik.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 59: universitas indonesia analisis faktor

41

UNIVERSITAS INDONESIA

4. Pencarian pemasok (supplier search).

Tahap dimana pembeli bisnis berusaha untuk menemukan pemasok

paling baik.

5. Permintaan proposal (proposal solicitation).

Tahap dimana pembeli bisnis meminta proposal dan memilih pemasok

6. Pemilihan pemasok (supplier selection).

Tahap dimana pembeli bisnis meninjau proposal dan memilih pemasok.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam tahap ini adalah harga, kualitas

produk, jaminan layanan, dan reputasi pemasok.

7. Spesifikasi order rutin (routine – order specification).

Setelah meleawati tahap-tahap diatas, sekaranglah saat kedua perusahaan

membicarakan hal-hal yang bersifat teknis dalam pemesanan, seperti

banyaknya pesanan, waktu pengiriman, garansi, kebijakan pengembalian

produk (return policies) dan lain-lain.

8. Penilaian kinerja (performance review).

Setelah kerjasama berlangsung, bukan berarti proses pembelian telah

berhenti. Pembeli tentu akan mengevaluasi kinerja pemasok dan

pasokannya. Caranya dengan melihat kualitas output ataupun menganalisa

kepuasan pemakai.

Sedangkan menurut Kotler (2005) menyatakan bahwa tahap-tahap dalam

proses keputusan pembelian yang dilalui konsumen meliputi:

1. Pengenalan masalah

Merupakan tahap awal dimulainya proses pembelian. Pada tahap ini

pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktualnya dengan

keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat ditimbulkan oleh

rangsangan eksternal maupun internal diri pembeli yang kemudian menjadi

dorongan untuk mencari pemuasan terhadap kebutuhan tersebut.

2. Pencarian informasi

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 60: universitas indonesia analisis faktor

42

UNIVERSITAS INDONESIA

Pada saat ini konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak lagi, baik secara aktif maupun tidak.

Melalui pengumpulan informasi, konsumen akan mengatasi tentang merek-

merek yang bersaing dan keistimewaan merek tersebut, dan dengan informasi

yang lebih banyak lagi akan mengantarkan konsumen kepada keputusan akhir

mereka.

3. Evaluasi alternatif

Pada tahap ini konsumen akan dihadapkan kepada beberapa alternatif

pilihan merek yang tersedia. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana bagi

konsumen dalam situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi

keputusan yang berorientasi kognitif, yaitu menganggap konsumen

membentuk penilaian atas produk terutama secara sadar dan rasional.

4. Keputusan pembelian

Dalam tahap ini, konsumen akan membentuk preferensi atas merek-merek

dalam kumpulan pilihan, dimana konsumen juga mungkin membentuk niat

untuk membeli produk yang paling disukai. Namun, ada dua faktor yang

berada diantara niat pembeli dan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain

dan faktor situasi yang tidak terinspirasi.

5. Perilaku pasca pembelian

Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan pembeli

konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan

pada kepuasan atau ketidak puasan mereka.

Menurut Kotler dan Armstrong (2004) yang menentukan puas tidak

pusanya pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan

kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen,

maka konsumen kecewa; jika produk memenuhi harapannya, konsumen

terpuaskan; jika melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat senang.

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami tingkat

kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku

pembelian berikutnya. Konsumen yang puas cenderung akan menjadi sarana

yang baik dalam mempromosikan produk tersebut kepada orang lain.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 61: universitas indonesia analisis faktor

43

UNIVERSITAS INDONESIA

Sumber : Philip Kotler dan AB. Susanto, Pemasaran di Indonesia, (1999)

Gambar 2.5 Model Proses Pembelian Lima Tahap

PengenalanKebutuhan

Perilakusetelah

pembelian

KeputusanPembelian

EvaluasiAlternatif

PencarianInformasi

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 62: universitas indonesia analisis faktor

43UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 3GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

3.1 Sejarah RS Pusat Pertamina

Pada mulanya RSPP didirikan sebagai upaya untuk mengoptimalkan

produksi dengan pemanfaatan SDM (sumber daya manusia) PT Pertamina sebagai

satu- satunya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang

minyak dan gas (migas) serta pertambangan. Oleh karena itu, PT Pertamina

memberikan penghargaan terhadap hasil kerja para karyawannya dengan

memperhatikan kesehatan mereka, mengingat usaha yang dijalankan Pertamina

rawan kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja.

Pembangunan RS Pusat Pertamina dimulai pada tahun 1968 atas prakarsa

Direktur Utama Pertamina pada saat itu yaitu Bapak Letnan Jendral TNI Dr. H.

Ibnu Sutowo sebagai pendukung kegiatan operasional Pertamina.

RSPP dibangun diatas tanah seluas 30.975 m2 dengan luas lantai

bangunan 22. 474 m2 di jalan Kyai Maja No. 43, Kebayoran baru, Jakarta 12120.

Pada awal beroperasinya, jumlah karyawan RSPP adalah 71 orang, dan memiliki

kapasitas 200 tempat tidur (TT) dengan 7 spesialisasi antara lain bedah syaraf,

kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, penyakit

jiwa (psychiatry) dan penyakit syaraf. RSPP diresmikan oleh mantan Presiden

Soeharto pada tanggal l 6 januari 1972, dengan pertimbangan pendiriannya adalah

sebagai berikut:

1. RS ini didirikan terutama sebagai rujukan untuk poliklinik atau RS kecil

daerah tempat Pertamina beroperasi, sehingga RSPP akan menampung

karyawan dan keluarganya jika membutuhkan perawatan kesehatan.

2. Mengingat fasilitas dan jasa RS di Indonesia terutama Jakarta pada saat itu

belum baik dibandingkan dengan fasilitas di negara- negara maju, maka

sebagian besar karyawan kontraktor asing dan keluarganya berobat

menggunakan jasa RS lainnya di luar negeri.

3. Untuk menampung corps diplomatic asing selama ini berobat diluar

negeri.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 63: universitas indonesia analisis faktor

44

UNIVERSITAS INDONESIA

4. Selain itu juga layanan RS ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum

terutama yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya, mengingat letak RS

yang strategis ditengah pemukiman.

Untuk menunjang kegiatan operasional pada masa berdiri, pada tahun

1972 didirikan sekolah Pengatur Rawat (SPR) yang menyediakan tenaga perawat

ahli bagi RS. Selain itu, dibangun pula asrama perawat dan perumahan dokter

didalam lingkungan RSPP untuk mendukung perawatan pasien emergency yang

datang sewaktu- waktu.

Saat ini, luas semua bangunan bertambah menjadi 27.063 m2 dengan

adanya penambahan gedung dan fasilitas lainnya dan jumlah karyawannya

menjadi 1058 orang (per Oktober 2012).

Sejak awal didirikan, RSPP secara langsung berada dibawah Direktorat

Umum Pertamina. Tetapi karena adanya beberapa perubahan peraturan dan

ketentuan lain, maka Pertamina melepas usaha- usaha lain selain BBM dan Gas

yang merupakan usaha inti, sehingga sejak tahun 1998, RS Pusat Pertamina mulai

berpisah dari induknya dan menjadi badan usaha mandiri yang dikelola oleh PT

RSPP. PT RSPP juga membawahi delapan unit usaha dibidang kesehatan lain,

termasuk Akademi Keperawatan dan Poliklinik lain- lain. Pada tahun 2002, nama

PT. RSPP diganti menjadi PT Pertamina Bina Medika (PT PERTAMEDIKA).

RSPP adalah unit usaha (strategic business unit) dari PT PERTAMEDIKA.

Dengan berada dibawah naungan PT PERTAMEDIKA, RS Pusat

Pertamina diharapkan menjadi rumah sakit yang memberi pelayanan kesehatan

yang mandiri dan berkualitas. Kemandirian tersebut mengubah pola usaha yang

berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan tanpa mengabaikan fungsi

sosialnya. RS Pusat Pertamina juga mengubah pola fikir, budaya kerja, sikap dan

perilaku baru secara terencana sehingga mampu bersaing dalam menghadapi era

globalisasi.

3.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah RS Pusat Pertamina

Berdasarkan surat keputusan Direktur Utama Pertamina No. Kpts- 581

A00000 03- S8 tanggal 17 Oktober 2003 perihal Visi, Misi, Motto dan Tujuan

RSPP.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 64: universitas indonesia analisis faktor

45

UNIVERSITAS INDONESIA

1. Visi:

Menjadi RS terbaik yang menggunakan konsep pelayanan medis mutakhir.

2. Misi:

a. Sebagai RS yang secara komprehensif memberikan pelayanan kesehatan

spesialistik.

b. Membangun loyalitas melalui kepuasan pelanggan dengan sumber daya

manusia yang professional berbudaya kerja prima.

c. Meningkatkan pertumbuhan pendapatan disertai pengendalian secara

efisien dan efektif.

3. Motto:

“We Care and We Cure”

4. Tujuan dan Falsafah

A. Tujuan Umum

Tercapainya derajad kesehatan masyarakat bagi pekerja pertamina pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya, dengan menyelenggarakan

pelayanan yang meliputi upaya penyembuhan, pemeliharaan kesehatan dan

meringankan penderitaan, menjadi pusat rujukan dari seluruh unit Pertamina

yang tersebar di seluruh Indonesia serta tempat pendidikan latihan tenaga

dokter dan dokter spesialis serta tenaga kesehatan lainnya.

Tujuan khusus

a. Membentuk orgaisasi rumah sakit yang antap sehingga mampu menjadi

wadah yang kokoh untuk mengembangkan rumah sakit sebagai lembaga

sosial ekonomi.

b. Terlaksananya sistem manajemen rumah sakit yang mampu mendukung

penyelenggaraan rumah sakit yang efektif, efisien, dan menguntungkan,

sehingga tercapai kemandirian RS serta memberikan kontribusi laba bagi

pemegang saham.

c. Menyediakan layanan kesehatan yang lengkap dengan standar pelayanan

mutakhir bagi setiap jenis pelayanan.

d. Meningkatkan kemampuan SDM RS, sehingga professional dibidangnya

dan berperan aktif untuk mencapai visi RS melalui misi RS yang telah

disepakati bersama.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 65: universitas indonesia analisis faktor

46

UNIVERSITAS INDONESIA

e. Menyelenggarakan sistem informasi RS yang mendukung manajemen RS

dan tenaga professional dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan.

f. Terpenuhinya sarana dan prasarana yang memenuhi kebutuhan pelayanan.

g. Menjadi pusat rujukan bagi rumah sakit- rumah sakit Pertamina di seluruh

Indonesia dan RS lain serta tempat pendidikan dan pelatihan bagi tenaga

dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

h. Mengoptimalkan asset kesehatan melalui pengolahan yang efektif, efisien

dan menguntungkan serta melaksanakan peningkatan pemanfaatan dan

pengembangan asset kesehatan.

i. Mengembengkan RS menjadi unit usaha yang sehat dan mampu

menghasilkan pendapatan untuk mempertahankan keberadaan dan

meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.

j. Memenuhi kebutuhan akan layanan kesehatan bagi pekerja, keluarganya,

pensiunan Pertamina, mitra usaha dan masyarakat dengan berorientasi

kepada kepuasan dan kenyamanan pelanggan berdasarkan standart profesi

peraturan dan etik kedokteran.

B. Falsafah

a. Landasan Idiil dan Konstitusional adalah Pancasila dan UUD 1945, yang

mengharuskan untuk selalu menjunjung tinggi nilai luhur, etika profesi

yang mengutamakan kepentingan pasien

b. Primum Non Nocere; menghindari terjadinya tambahan beban penderitaan

pasien yang diusahakan dengan mengatasinya secara sungguh- sungguh.

c. Kegiatan RS menjunjung tinggi Etika Rumah Sakit (ERSI)

3.3 Profil RS Pusat Pertamina

Nama Rumah sakit : Rumah Sakit Pusat Pertamina

Kelas Rumah sakit : B + Pendidikan

Status Kepemilikan : Ex. BUMN Pertamina pada tanggal 8

Agustus 2002. status ini berubah menjadi

PT. PERTAMEDIKA.

Alamat : Jl. Kyai Maja No. 43 Kebayoran Baru

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 66: universitas indonesia analisis faktor

47

UNIVERSITAS INDONESIA

Kodya : Jakarta Selatan

Propinsi : DKI Jakarta

3.4 Struktur Organisiasi

Organisasi dalam RSPP secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:

1. Satuan Pengawas Internal

2. Manajemen Resiko

3. Manajemen Bisnis

4. Administrasi Pasien

5. Instalasi Pelayanan Medis & Penunjang Medis

6. Keperawatan & unit- unit lainnya

7. Keuangan

8. SDM

9. Logistik

10. Layanan Teknik

11. Layanan Umum

Struktur organisasi RSPP secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 3.

3.5. Fasilitas dan pelayanan yang tersedia di RS Pusat Pertamina

1. Fasilitas Pelayanan Medis

a. Rawat Jalan,

Beberapa Poliklinik yang tersedia di RSPP, yaitu:

1. Poliklinik Umum

2. Poliklinik gigi dan Mulut, terdiri dari; bedah mulut, orthodonsi dan

prostodonsi

3. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam/ Hari

4. Instalasi Medical Check Up (MCU)

5. Poliklinik Spesialis, terdiri dari:

Poliklinik Penyakit Dalam (internist)

Poliklinik Penyakit Jantung

Poliklinik Penyakit Paru

Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin

Poliklinik Penyakit jiwa (Psychiatry) dan Psikologi

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 67: universitas indonesia analisis faktor

48

UNIVERSITAS INDONESIA

Poliklinik Bedah Jantung

Poliklinik Bedah Onkologi

Poliklinik Bedah Umum

Poliklinik Bedah Anak

Poliklinik Bedah Urologi

Poliklinik Bedah Tulang

Poliklinik Bedah Plastik

Poliklinik Bedah Syaraf

Poliklinik Kesehatan Anak

Poliklinik Rehabilitasi Medik

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

Poliklinik Penyakit Mata

Poliklinik Akupuntur

Poliklinik Penyakit Syaraf

Poliklinik Andrologi

Poliklinik Penyakit THT

b. Rawat Inap

Fasilitas Rawat Inap di RSPP terdiri dari:

Kantor Perawatan Dewasa, terbagi menjadi 2 bagian, terdiri dari:

1. Kantor perawatan Umum, yaitu:

President suite

VVIP

VIP

VIP Kebidanan

Kelas IA

Kelas IB

Kelas II

Kelas III, yaitu kelas IIIA dan IIIB

2. Kamar Perawatan Khusus, yaitu:

Ruang Perawatan Luka Bakar (Burn Unit) dan ICU

Intensive Care Unit (ICU)

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 68: universitas indonesia analisis faktor

49

UNIVERSITAS INDONESIA

Kamar Operasi

3. Kamar Perawatan Anak, terbagi menjadi 1 bagian, terdiri dari:

Kamar Perawatan Umum, yaitu:

VIP A1

VIP A2

VIP 1A

Kelas II

Kelas III

Kamar perawatan Khusus, yaitu:

1. Intensive Care Unit (ICU)

2. Kamar Bayi dan Perawatan Bayi dengan Inkubator

2. Fasilitas Pelayanan Penunjang Medis

Jenis pelayanan penunjang medis yang tersedia di RSPP, terdiri dari:

a. Laboratorium, jenis pemeriksaan diantaranya adalah:

Pemeriksaan rutin darah, urine dan faeces

Pemantauan kadar obat

Endokrinologi

Mikrobiologi

Hematologi, haemostatis dan sumsum tulang

Kimia klinik

Immunologi, immunitas Humoral dan selular

b. Patologi, jenis pemeriksaan diantaranya adalah:

Histopatologi (Rutin dan Cito)

Sitopatologi (Rutin dan Cito)

Histokimia untuk histopatologi dan Sitopatologi

Frozen section

Immunopatologi

Bagian patologi dilengkapi dengan 2 unit alat histokenet yang

berguna untuk memeriksa jaringan dalam tubuh apakah terdapat

tumor ganas atau tidak, serta satu alat Cryostate untuk pemeriksaan

potong beku.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 69: universitas indonesia analisis faktor

50

UNIVERSITAS INDONESIA

c. Laboratorium gigi, jenis pemeriksaannya adalah:

Full dentures

Partial dentures

Crown and bridge works

Inlay atau onlay atau uplay

Orthodontics

Radiologi gigi dan mulut

d. Radiologi, jenis pemeriksaan diantaranya adalah:

CT Scanning

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Helical CT Scanning

Mammography

Angiography

Lymphography

Arteriography

Radiodiagnostic

Radiologi terdiri dari 2 bagian, yaitu:

Bagian diagnostik yang dilengkapi dengan pesawat Multi Pro

Unit (Siemens), pesawat Multi CPA Pro Unit, pesawat

Sireskop unit (Fluoroscophy) dan pesawat Mammography unit

e. Fisioterapi, bagian ini terdiri dari:

Electrotheraphy

Actinotheraphy

Speaktheraphy

Exercise theraphy

Alat- alat penunjang yang digunakan berupa infra merah, diatermi,

tens, ultrasonic, traksi dan talting table.

f. Kedokteran nuklir

Bagian ini dilengkapi dengan 2 unit pesawat Diagnostic Ultra

Sound Graph (USG) dan satu unit Diagnostic gamma camera

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 70: universitas indonesia analisis faktor

51

UNIVERSITAS INDONESIA

g. Instalasi Farmasi

Bagian ini dilengkapi dengan alat untuk pembuatan obat khusus

yang digunakan oleh RSPP sendiri

h. Sitologi

Bagian ini memeriksa cairan tubuh seseorang yang diduga

menderita penyakit kanker atau tidak melalui pemeriksaan

papsmear dan cairan- cairan dalam seperti cairan pleura, ascites,

kista

i. Medical Check Up (MCU)

Untuk mengetahui kondisi kesehatan secara berkala, sarana ini

digunakan untuk mendeteksi dini penyakit- penyakit ganas,

kardiovaskuler dan degeneratif serta untuk memantau

perkembangan penyakit kronis.

j. Kamar jenazah

k. Instalasi pemeliharaan sarana RS (IPSRS)

3. Fasilitas Pelengkap Medis

a. Bagian Bedah

Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah kamar bedah yang

dilengkapi sistem Monitoring dan Video Tape. Terdapat pula

penghancur batu ginjal, sistem central gas outlet dan heart lung

machine

b. Bagian sterilisasi sentral

Untuk memenuhi kebutuhan sterilisasi, RSPP membangun CSSD.

Bagian ini dilengkapi dengan sistem automatic recording dan

ultrasonic cleaning.

c. Bagian intensive care unit (ICU)

Dilengkapi dengan 20 tempat tidur yang dilengkapi dengan sistem

monitor

d. Bagian obstetrik dan ginekologi

Dilengkapi dengan 31 tempat tidur neonatal sehat, baby

pulmonator dan inkubator

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 71: universitas indonesia analisis faktor

52

UNIVERSITAS INDONESIA

e. Bagian emergensi

f. Bagian kardiologi

Bagian ini memiliki fasilitas, yaitu:

Treadmill

Ruang rehabilitasi medik

Holter monitoring

Echocardiography

Colour Doppler echocardiography

Vector

Late potential

Caroted Doppler

g. Bagian gigi dan mulut

Bagian ini dilengkapi dengan beberapa pesawat rontgen “status X”

yang membuat gambar panoramik gigi dengan satu Laboratorium

untuk membuat protease dari bahan plastik, porselen emas dan

baja.

4. Prasarana

Kapasitas tempat tidur 467 TT

Luas bangunan 27.063 m2

Insenerator

Sumber air dari PAM DKI lengkap dengan system cadangan

dan pemurnian air.

AC dengan sistem sentral dengan 4 cooling unit besar dan 6

package unit tersendiri

Fire warning dan alarm system

Power plant: 6 buah transformator listrik dari PLN (4x 1000

KVA dan 2x 630 KVA)

Sistem komunikasi

Sistem ozonisasi untuk sterilisasi udara, air dan pengobatan

luka bakar.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 72: universitas indonesia analisis faktor

53

UNIVERSITAS INDONESIA

3.6 Sumber Daya Manusia

Jumlah Sumber Daya Manusia yang bekerja di RSPP berdasarkan data

bagian Sumber Daya Manusia RSPP periode bulan Oktober tahun 2012 Adalah

1058 Orang.

Status kepegawaian terbagi menjadi dua, yaitu PWT (Pekerja Waktu

Tertentu) atau kontrak dan PWTT (Pekerja Waktu Tak Tentu) atau pegawai tetap.

Secara lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel. 3.1.Data Pekerja RSPP Berdasarkan Status Pekerja per Oktober 2012

Bagian PWTT PWT KM Jumlah

Medis Umum 11 12 4

Dokter gigi 1 1 2

Medis Spesialis 44 5 77

Paramedis perawatan 480 57

Paramedis non perawatan 127 18 3

Non Medis 254 8

Total1058orang

Sumber: Bagian SDM RSPP, 2012 (telah diolah kembali).

3.7. Produk Unggulan RSPP

RSPP mempunyai beberapa produk layanan unggulan yang memang

mempunyai reputasi dan kualitas yang baik sehingga dapat dijadikan alasan

pilihan bagi pelanggannya. Produk layanan unggulan itu sendiri adalah kombinasi

dari program atau aktivitas dengan bauran pemasaran yang tepat, ditambahkan

dengan keunggulan- keunggulan lain seperti fasilitas dan alat medis yang

mutakhir, serta pelayanan khusus yang diberikan. Produk- produk tersebut adalah:

Stroke Center

Heart Center lengkap dengan Klub Jantung

Asthma Center

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 73: universitas indonesia analisis faktor

54

UNIVERSITAS INDONESIA

Diabetes Center

One- stop- service Medical Check Up

Burn Unit

Kedokteran Nuklir dengan Kamera Gamma Skylight

3.8. Unit Medical Check Up RSPP

Karena unit yang menjadi fokus penelitian ini adalah unit MCU, maka unit

ini dibahas tersendiri. Unit MCU merupakan salah satu produk layanan unggulan

RSPP. Keunggulan unit ini adalah karena menggunakan sistem pelayanan terpadu

yang berada pada satu tempat dengan beberapa paket yang dapat dipilih sesuai

dengan kebutuhan pelanggan serta didikung dengan teknologi mutakhir.

Pada awalnya MCU ini merupakan bagian dari Unit Rawat Jalan.

Kedudukan MCU berada dibawah Wakil Direktur Medis. Unit MCU mulai berdiri

sendiri dengan pindah dan beroperasi di gedung H lantai 5 sejak 4 Mei 1999.

Peresmiannya pada tanggal 22 September 1999 oleh Direktur Utama Pertamina

pada saat itu Bpk. Martiono Hadianto.

Unit MCU dikepalai oleh seorang dokter umum sebagai kepala unit MCU

yang posisinya berada dibawah Wakil Direktur Medis RSPP. Struktur Organisasi

unit MCU RSPP adalah sebagai berikut:

sumber : Stuktur Organisasi Instalasi MCU RSPP, 2008 (telah diolah kembali)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi MCU RSPP

SK Direksi No.221/A00000/2007/S8,Tanggal 30 Maret 2007

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 74: universitas indonesia analisis faktor

55

UNIVERSITAS INDONESIA

Yang mendasari MCU untuk berdiri sendiri adalah program

pengembangan instalasi MCU dengan fasilitas terpadu yang berada pada satu

lantai, yaitu di gedung H lantai 5 dengan konsep “one- stop- service” dengan

tujuan:

- Layanan yang menyeluruh, efektif, efisien dan nyaman bagi pasien

- Pemeriksaan terpadu yang lebih cepat serta berkomputerisasi

- Hasil yang cepat dan akurat.

Sumber Daya Manusia di Unit MCU disepakati dan ditentukan oleh Wadir

Medis, Kepala Staff Medis Fungsional terkait dan kepala Perawatan yang terdiri

dari:

a. SDM tetap (struktural):

Kepala unit MCU, yaitu seorang dokter umum

1 orang tenaga dokter umum

1 orang tenaga dokter umum (mitra kerja) dikarenakan hanya 3x praktek

dalam 1 minggu

7 orang tenaga perawat

1 orang refraksionis

3 orang tenaga administrasi

b. SDM diperbantukan (fungsional) diperbantukan khusus untuk MCU:

1 dokter spesialis kardiologi

1 dokter USG

1 dokter gigi dan 1 perawat gigi mulut

1 analis Laboratorium

c. Bertugas sesuai jadwal yang diatur Ka. SMF/ instalasi terkait:

- Spesialis mata dan refraksionis

- Radiologis dan penata rontgen

- Spesialis Obgyn

- Spesialis THT

Unit MCU menawarkan 8 (delapan) paket pemeriksaan yang secara umum

terdiri dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, foto torak atau dada, pemeriksaan

laboratorium dasar yaitu darah dan urin rutin dan pemeriksaan pilihan seperti tes

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 75: universitas indonesia analisis faktor

56

UNIVERSITAS INDONESIA

visus dan buta warna, jantung, tes fungsi paru, pemeriksaan gigi, USG, gula

darah, dan pemeriksaan tambahan lainnya. Paket- paket tersebut bukanlah hal

yang mengikat karena unit MCU RSPP siap merancang paket yang disesuaikan

dengan kebutuhan pelanggan, dalam hal ini pasien individual ataupun perusahaan.

Ada beberapa paket pemeriksaan yang tersedia untuk pasien individual,

seperti paket basic yang terdiri dari pemeriksaan laboratorium dasar, Excel yang

ditambahkan dengan beberapa pemeriksaan lain, Exclusive yang lebih lengkap

lagi pemeriksaannya dan Executive yang merupakan pemeriksaan keseluruhan

tubuh pasien, dan Corporate yang biasanya digunakan untuk calon pegawai

perusahaan. Untuk rincian pemeriksaan setiap paket terdapat pada lampiran 16.

Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang menjadi pelanggan MCU

RSPP yang mengirimkan pegawainya untuk melakukan Check Up secara berkala:

1. PLN

2. Perusahaan Gas Negara

3. Citic Seram Energy

4. CNOOC

5. Petrochina

6. Elnusa

7. Premier Oil

8. IMM Japan

9. Kalrez

10. Bank Indonesia

11. Jakarta Convention Centre

12. PDAM

13. PUSRI

14. Pupuk Kaltim

15. Dan Lain- lain (Keterangan Lebih Lengkap ada di Lampiran 15)

MCU dilaksanakan setiap hari kerja, yaitu hari Senin sampai Jumat mulai

pukul 07.30 dan penerimaan pasien terakhir adalah pukul 09.30. pasien harus

membuat perjanjian sebelumnya dan pihak RSPP akan memberitahukan agar

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 76: universitas indonesia analisis faktor

57

UNIVERSITAS INDONESIA

berpuasa terlebih dahulu. Hasil pemeriksaan akan selesai dalam waktu maksimal 7

(tujuh) hari

Sumber: Data Internal Instalasi Medical Check Up RSPP 2007, (telah diolah kembali).

Gambar 3.2 Alur Proses Pemeriksaan Pasien MCU RSPP

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 77: universitas indonesia analisis faktor

58

UNIVERSITAS INDONESIA

Sumber: Data Internal Instalasi Medical Check Up RSPP, 2007

Gambar 3.3 Alur Pelayanan Pasien Instalasi MCU RSPP

Sejak berdiri pada tahun 1999 MCU RSPP mempunyai komitmen yaitu

memberikan layanan kesehatan “one- stop- service” yang professional, cepat,

nyaman, akurat dan terpadu. Sejak tahun 1999 angka kunjungan terus meningkat,

terutama di segmen Perusahaan Langganan. Maka dari itu untuk meningkatkan

terus volume penjualan dan memenangkan persaingan pasar perlu diadakan

analisa mengenai faktor- faktor yang dipertimbangkan Bagian Kepegawaian

perusahaan langganan dalam membeli layanan Medical Check Up RSPP tahun

2012.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 78: universitas indonesia analisis faktor

59UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 4KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN

DEFINISI OPERASIONAL

4.1. Kerangka Teori

Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya tentang perilaku konsumen

dalam mengambil keputusan pembelian meliputi banyak faktor yang menjadi

pertimbangan, dan ini terjadi baik konsumen individu ataupun konsumen

perusahaan (organisasi).

Konsep bauran pemasaran tradisional menurut Kotler (1997) terdiri dari

4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat atau lokasi (place), dan promosi

(promotion). Sementara itu menurut Zeithaml (2000), untuk pemasaran jasa perlu

bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur non-traditional

marketing mix, yaitu orang (people), Fasilitas fisik (physical evidence), dan proses

(process), sehingga menjadi 7P. Masing-masing dari tujuh unsur bauran

pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan

mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya.

Sedangkan menurut Kotler (2002), Pada saat melakukan proses

pengambilan keputusan yang ditempuh organisasi resmi untuk menentukan

kebutuhan akan produk dan jasa yang akan dibeli, dari sekian banyaknya produk

yang ditawarkan oleh pemasok ataupun yang terdapat di pasar, perlu kiranya

sebuah organisasi memilih secara selektif produk yang dibutuhkan. Sehingga

organisasi tersebut akan melakukan identifikasi, evaluasi serta memilih merek-

merek alternatif dari produk tersebut.

Tabel 4.1 Model Perilaku Pembeli

StimulusPemasaran Stimuluslainnya Karakteristik

Pembeli

ProsesKeputusan

Pembeli

KeputusanPembeli

Produk

Harga

Distribusi

Ekonomi

Teknologi

Politik

Budaya

Sosial

Pribadi

Pengenalanmasalah

Pencarianinformasi

Pilihan produk

Pilihan merek

Pilihan pemasok

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 79: universitas indonesia analisis faktor

60

UNIVERSITAS INDONESIA

Lanjutan Tabel 4.1

StimulusPemasaran Stimuluslainnya Karakteristik

Pembeli

ProsesKeputusan

Pembeli

KeputusanPembeli

Promosi Budaya Psikologi

Keputusanpembeli

Perilaku pembeli

Penentuan saatpembelian

Jumlah pembelianSumber : Phillip Kotler dan Sweet Hoong Ang, et.all. 2002, (Telah diolah kembali).

Sedangkan untuk perilaku pembelian pasar bisnis (organisasi) tidak jauh

berbeda, Perilaku pembelian bisnis (business buying behaviour) mengacu pada

perilaku pembelian organisasi yang membeli barang dan jasa untuk digunakan

dalam produksi produk dan jasa lain yang dijual, disewakan atau dipasok kepada

pihak lain.

Pemasaran dan rangsangan lain mempengaruhi organisasi pembelian serta

menghasilkan respons pembeli tertentu. Seperti halnya pembelian konsumen,

rangsangan pemasaran bisnis terdiri dari 4P : Product (produk), Price (harga),

Place (tempat), dan Promotion (promosi).

Sumber : Kotler (2008)

Gambar 4.1 Model Perilaku Pembeli Bisnis

Pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan pelanggan

serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk

memperoleh profit. Pengambilan keputusan dalam bidang pemasaran hampir

selalu berkaitan dengan variabel-variabel dari bauran pemasaran (Marketing Mix).

Lingkungan

Rangsangan RangsanganPembelian lain

Produk EkonomiHarga TeknologiDistribusi PolitikPromosi Budaya

Persaingan

Organisasi Pembelian

Pusat Pembelian

ProsesKeputusanPembelian

(Pengaruh Antarpribadi)

(Pengaruh Organisasi)

Respons Pembeli

Pilihan Produk

Pilihan Pemasok

Jumlah Pesanan

Persyaratan Penyerahandan Frekuensi

Persyaratan PelayananPembayaran

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 80: universitas indonesia analisis faktor

61

UNIVERSITAS INDONESIA

Bauran pemasaran merupakan alat yang dikembangkan dengan baik yang

dipakai sebagai struktur oleh para pemasar. Bauran pemasaran terdiri dari

berbagai macam unsur program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar

berhasil melaksanakan strategi dan positioning pemasaran dalam pasar-pasar

perusahaan.

Bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang

dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen

dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. Berdasarkan definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan unsur-unsur pemasaran yang

saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga

perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus

memuaskan kebutuhan dan keinginan kosumen.

4.2. Kerangka Konsep

Dari penjelasan teori diatas, oleh karena itu peneliti membuat kerangka

konsep penelitian sebagai berikut:

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 81: universitas indonesia analisis faktor

62Gambar 4.2 Kerangka Konsep

UNIVERSITAS INDONESIA

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 82: universitas indonesia analisis faktor

63

UNIVERSITAS INDONESIA

Kerangka konsep tersebut menjelaskan variabel- variabel yang akan

diteliti berdasarkan bauran pemasaran menurut Kotler dan bauran pemasaran

menurut Zeithaml dan Bitner (2000), juga Model Perilaku Pembelian konsumen

Organisasi dalam pengambilan keputusan menurut Philip Kotler (2002) dan

Kotler (2008). Dengan menggunakan tehnik analisis faktor, penulis merasa

memiliki kesempatan untuk membuat model pemasaran baru khusus MCU RSPP

dengan dibentuknya faktor- faktor berdasarkan pengolahan dari 31 variabel yang

diolah. Sehingga akan diketahui dari variabel tersebut manakah yang menjadi

pertimbangan dominan terhadap keputusan membeli Layanan MCU RSPP oleh

bagian kepegawaian perusahaan Langganan.

Dikarenakan keterbatasan data yang didapatkan oleh peneliti di lapangan,

maka tidak terdapat variasi pada variabel dependen (keputusan pembelian).

Sehingga penelitian hanya dilakukan terhadap perusahaan- perusahaan yang telah

membeli layanan MCU RSPP.

4.3. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel menurut Simamora (2004:67), adalah definisi yang

dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran. Tujuannya

adalah agar pembaca lain juga memiliki pengertian yang sama. Variabel-variabel

yang diteliti dapat didefinisikan sebagai berikut:

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 83: universitas indonesia analisis faktor

64

UNIVERSITAS INDONESIA

Tabel 4.2 Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala

A Faktor Preferensi

Konsumen Perusahaan

Sikap konsumen memilih suatu produk dari merek

tertentu, sebagai akibat dari adanya kepuasan

menggunakan merek tersebut di masa lalu.

Variabel yang termasuk: (X 1) sd (X 5)

Kuesioner Pertanyaan No

1 sd 5

Dikelompokkan menjadi:

Sangat Dipertimbangkan = 4

Dipertimbangkan = 3

Tidak Dipertimbangkan = 2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan = 1

Likert (ordinal)

1. Motivasi (X1) Kebijakan dan Dorongan Kebutuhan Perusahaan

mengenai pembelian Layanan Medical Check Up

RSPP.

2. Referensi dari Luar

Perusahaan (X2)

Sumber Informasi dari Luar yang didapatkan

Konsumen Perusahaan dalam memilih Produk

MCU RSPP.

3. Pengalaman sebelumnya

dalam menggunakan layanan

MCU RSPP (X3)

Pengalaman yang dimiliki oleh konsumen

perusahaan dalam menggunakan Medical Check

Up RSPP Sebelumnya.

4. Persepsi terhadap produk

MCU RSPP (X4)

Cara pandang konsumen Organisasi terhadap

Produk Medical Check Up RSPP.

5. Referensi antar Individu

dalam Perusahaan (X5)

Pendapat, informasi, daya bujuk dan pengaruh

yang didapatkan dari berbagai macam pihak dalam

organisasi mengenai kebijakan Layanan Medical

Check Up RSPP

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 84: universitas indonesia analisis faktor

65

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala

B Faktor Teknologi Faktor alat pemeriksaan yang menggunakan

Teknologi Terbaru

Variabel yang termasuk: (X6)

Kuesioner Pertanyaan no. 6 Dikelompokkan menjadi:

Sangat Dipertimbangkan = 4

Dipertimbangkan = 3

Tidak Dipertimbangkan = 2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan = 1

Likert (ordinal)

6. Teknologi alat

pemeriksaan (X6)

Alat pemeriksaan MCU yang menggunakan

teknologi terbaru.

C Faktor Produk Layanan Kesehatan berupa Pemeriksaan Medical

Check Up.

Variabel yang termasuk: (X7) sd (X 11)

Kuesioner Pertanyaan no. 7

sd 11

Dikelompokkan menjadi:

Sangat Dipertimbangkan = 4

Dipertimbangkan = 3

Tidak Dipertimbangkan = 2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan = 1

Likert (ordinal)

7. Branding Image Medical

Check Up RSPP (X7)

Persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh

konsumen; tercermin dalam asosiasi yang terjadi

dalam memori konsumen tentang MCU RSPP.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 85: universitas indonesia analisis faktor

66

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala

8. Macam atau jenis produk

yang ditawarkan (X8)

Banyak macam produk MCU yang tersedia dan

ditawarkan kepada Konsumen Organisasi.

9. Mutu produk (X9) Bermutu baik dan berkualitasnya produk MCU

yang tersedia dan ditawarkan kepada konsumen

Organisasi.

10. Kesesuaian item produk

dengan kebutuhan dan

keinginan (X10)

Tersedianya item produk dan sesuai dengan yang

dibutuhkan dan diinginkan konsumen

Organisasi.

11. Kesesuaian Model

Hasil (template) laporan

Pemeriksaan dengan

kebutuhan dan keinginan

(X11)

Kesesuaian Rangka Model pelaporan hasil

pemeriksaan MCU RSPP yang dapat dipenuhi

oleh MCU RSPP untuk Konsumen Organisasi.

D Faktor Proses Layanan Proses Pelayanan Pemeriksaan MCU Karyawan

Perusahaan Langganan.

Variabel yang termasuk: (X 12) sd (X 14)

Kuesioner Pertanyaan No. 12

sd 14

Dikelompokkan menjadi:

Sangat Dipertimbangkan = 4

Dipertimbangkan = 3

Tidak Dipertimbangkan = 2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan = 1

Likert (ordinal)

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 86: universitas indonesia analisis faktor

67

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

12. Konsultasi ulang dari

dokter setelah hasil

didapatkan (X12)

Adanya sesi konsultasi ulang dengan dokter

yang memeriksa tentang hasil pemeriksaan yang

dilakukan oleh Pasien.

13. Ketepatan waktu

memulai dan

menyelesaikan

pemeriksaan (X13)

Ketepatan waktu dalam memulai pemeriksaan

yaitu saat poli pelayanan buka (jam 07.30 pagi)

dan selesai dalam waktu kurang dari 4 (empat)

jam untuk paket non basic dan kurang dari 3

(tiga) jam untuk paket basic.

(sesuai ketentuan sasaran mutu pelayanan MCU

RSPP tahun 2012).

14. Ketepatan penerimaan

hasil Pemeriksaan (X14)

Ketepatan penerimaan hasil pemeriksaan oleh

konsumen yaitu 4 (empat) hari kerja untuk paket

basic dan 7 (tujuh) hari untuk non Basic. (sesuai

ketentuan sasaran mutu pelayanan MCU RSPP

tahun 2012).

E Faktor Harga Sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh

konsumen Perusahaan untuk membayar Layanan

Pemeriksaan MCU RSPP.

Variabel yang termasuk: (X 15) sd (X 18)

Kuesioner Pertanyaan No. 15

sd 18

Dikelompokkan menjadi:

Sangat Dipertimbangkan = 4

Dipertimbangkan = 3

Tidak Dipertimbangkan = 2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan = 1

Likert (ordinal)

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 87: universitas indonesia analisis faktor

68

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasioanl Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

15. Perbandingan harga

(X15)

Perbandingan harga Layanan MCU RSPP

dengan layanan dari Pesaing.

16. Kesesuaian harga (X16) Kesesuaian harga Pemeriksaan dengan Anggaran

yang disediakan oleh Perusahaan.

17. Potongan harga (X17) Pemberian discount pada konsumen Organisasi

yang membeli layanan dalam jumlah tertentu

dan dapat melunasi pembayaran sesuai waktu

yang disepakati dalam perjanjian.

18. Kemudahan cara

pembayaran (X18)

Kemudahan yang diberikan MCU RSPP kepada

konsumen dengan cara dapat melakukan

pembayaran selambat- lambatnya 60 (enam

puluh) hari terhitung sejak tagihan diterima

hingga saat pembayaran atau transfer.

F Faktor Distribusi Kemudahan akses terhadap Lokasi dimana Jasa

pelayanan MCU RSPP berada, dalam hali ini

Lokasi, jarak tempuh dan kemudahan akses

RSPP dari dan ke Perusahaan langganan.

Variabel yang termasuk: (X 19) sd (X 20)

Kuesioner Pertanyaan No. 19

sd 20

Dikelompokkan menjadi:

Sangat Dipertimbangkan = 4

Dipertimbangkan = 3

Tidak Dipertimbangkan = 2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan = 1

Likert (ordinal)

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 88: universitas indonesia analisis faktor

69

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

19. Jarak Lokasi Rumah

Sakit dengan Perusahaan

(X19)

Jarak tempuh dari perusahaan menuju Rumah

Sakit

20. Kemudahan Akses

Transportasi dari dan ke

Rumah Sakit (X20)

Kemudahan mendapatkan transportasi dari dan

ke Rumah Sakit

G Faktor Promosi Usaha yang dilakukan oleh Rumah Sakit untuk

menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Variabel yang termasuk: (X 21) sd (X 25)

Kuesioner Pertanyaan No. 21

sd 25

Dikelompokkan menjadi:

Sangat Dipertimbangkan = 4

Dipertimbangkan = 3

Tidak Dipertimbangkan = 2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan = 1

Likert (ordinal)

21. Keramahan personil

pemasar MCU RSPP (X21)

Sikap Ramah- tamah yang ditunjukkan Personil

pemasar dalam Memasarkan Layanan MCU

RSPP.

22. Kecakapan personil

pemasar MCU RSPP (X22)

Kecakapan dalam Komunikasi dan pemberian

informasi tentang layanan MCU RSPP.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 89: universitas indonesia analisis faktor

70

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

23. Penampilan personil

pemasar MCU RSPP (X23)

Penampilan yang menarik dan Professional dari

Personil Pemasar dalam memasarkan layanan

MCU RSPP.

24. Alat promosi yang

menarik dan informatif

(X24)

Alat promosi yang dipakai untuk menawarkan

layanan MCU ke Perusahaan. Berupa Brosur

MCU, Company profile Rumah Sakit, Proposal

Penawaran harga yang cukup informatif dan

menarik bagi Perusahaan.

25. Patient Relation untuk

pelanggan khusus (X25)

Pendampingan Khusus oleh personil Humas

yang akan mengatur rencana pemeriksaan

pelanggan khusus agar jalannya pemeriksaan

dapat lebih lancar sejak pemeriksaan dimulai

sampai pemeriksaan selesai.

H Faktor Personil (orang) Orang- orang yang terlibat dalam proses

pelayanan MCU.

Variabel yang termasuk: (X 26) sd (X 27)

Kuesioner Pertanyaan No. 26

sd 27

Dikelompokkan menjadi:

Sangat Dipertimbangkan = 4

Dipertimbangkan = 3

Tidak Dipertimbangkan = 2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan = 1

Likert (ordinal)

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 90: universitas indonesia analisis faktor

71

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

26. Keramahan Petugas

dalam pelayanan

Pemeriksaan MCU (X26)

Keramah tamahan seluruh petugas di Instalasi

MCU RSPP.

27. Kemampuan

(kompetensi) Petugas

dalam melakukan

pelayanan dan pemeriksaan

MCU (X27)

Kemampuan petugas Instalasi MCU dalam

melakukan pelayanan, pemeriksaan dan

menggunakan alat peleriksaan dengan baik

sehingga menghasilkan hasil yang akurat.

I Faktor kondisi fisik Faktor lingungan fisik yang dapat dilihat dan

dirasakan oleh konsumen dan berfungsi sebagai

pendukung berlangsungnya suatu pelayanan

kesehatan.

Variabel yang termasuk: (X 28) sd (X 31)

Kuesioner Pertanyaan No. 28

sd 31

Dikelompokkan menjadi:

Sangat Dipertimbangkan = 4

Dipertimbangkan = 3

Tidak Dipertimbangkan = 2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan = 1

Likert (ordinal)

28. Lingkungan Rumah

Sakit (X28)

Suasana yang tercipta didalam lingkungan

sekitar RSPP.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 91: universitas indonesia analisis faktor

72

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

29. Lokasi Gedung

Instalasi MCU RSPP (X29)

Lokasi Gedung tempat Instalasi MCU RSPP

berada.(gedung H) yang memberikan kesan

“privat” dan memberikan pelayanan lengkap

dalam satu atap “One Stop Service” MCU

RSPP.

30. Kecukupan Tersedianya

Tempat Parkir (X30)

Tersedianya pelayanan vallet parkir, parkir

khusus wanita dan lahan parkir yang nyaman

dan luas untuk pelanggan Instalasi MCU

31. Fasilitas RSPP lainnya

(X31)

Tersedianya Masjid, Café, Kantin, Bank, ATM

di lingkungan Rumah Sakit dan tersedianya Lift

untuk menuju Instalasi MCU RSPP.

JKarakteristik Responden

Penelitian

1 Usia Umur Pasien yang dihitung saat penelitian KuesionerPertanyaan tentangIdentitas pengisikuesioner

Dikelompokkan:1. < 25 tahun.2. 25 – 30 tahun.3. 31 – 35 tahun.4. 36-40 tahun.5. 41- 45 tahun.6. 46- 50 tahun.7. > 50 tahun.

Interval

2 Jenis Kelamin Perbedaan Jenis Kelamin menurut biologis KuesionerPertanyaan tentangIdentitas pengisikuesioner

Dikelompokkan:1. Laki- Laki2. Perempuan

Nominal

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 92: universitas indonesia analisis faktor

73

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

3 Jabatan dalam Perusahaan Posisi pekerjaan dalam perusahaan saat mengisikuesioner Kuesioner

Pertanyaan tentangIdentitas pengisikuesioner

Dikelompokkan:1. Kepala HRD2. Kepala HSE3. Lain- Lain (Pejabat setaraManajer yang ditugaskanuntuk mengatur perihalMedical check upperusahaan).

Nominal

K Karakteristik PerusahaanPenelitian

4 Jenis Perusahaan Sektor atau bidang dimana perusahaanberproduksi Kuesioner

Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner

Dikelompokkan:1. Minyak dan gas (MIGAS)2. Non MIGAS

Nominal

5 Jumlah Karyawan dalamPerusahaan

Jumlah pekerja atau pegawai dalam perusahaantersebut. (berdasarkan SK Menteri PerindustrianNo.19/M/I/1986, tentang Jenis-jenis atau MacamIndustri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja)

Kuesioner

Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner

Dikelompokkan:1. < 50 orang.2. 50 – 100 orang.3. > 100 orang

Interval

6Jumlah Karyawan yangtertanggung dalamPerusahaan

Jumlah pekerja atau pegawai dalam perusahaantersebut yang tertanggung untuk dilakukanpemeriksaan kesehatan tahunan. (berdasarkanUU No I th 1970 mengenai kewajibanpemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan UUKesehatan no.23 / 1992, pasal 23, ayat 2 yangmengatur Pelaksanaan dari pemeriksaankesehatan pegawai dan SK MenteriPerindustrian No.19/M/I/1986, tentang Jenis-jenis atau Macam Industri Berdasarkan JumlahTenaga Kerja)

Kuesioner

Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner

Dikelompokkan:1. < 50 orang.2. 50 – 100 orang.3. > 100 orang

Interval

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 93: universitas indonesia analisis faktor

74

UNIVERSITAS INDONESIA

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

7 Lokasi Perusahaan Tempat perusahaan berada berdasarkan alamat Kuesioner

Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner

Dikelompokkan:1. Jabodetabek2. Luar Jabodetabek

Nominal

8 Lama Bekerjasama denganMCU RSPP

Lamanya perusahaan menjalin kerjasama dalammenggunakan layanan MCU RSPP (dalamtahun) berdasarkan Perjanjian Kerjasama denganmanajemen RSPP.

Kuesioner

Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner

Dikelompokkan:1. < 5 tahun.2. 5- 10 tahun.3. > 10 tahun.

Interval

9 Paket yang bekerja samaPaket pemeriksaan MCU yang dipilih olehperusahaan pelanggan untuk karyawanperusahaannya.

Kuesioner

Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner

Dikelompokkan:1. Paket umum RSPP.2. Paket khusus perusahaanyang bersangkutan.

Nominal

10 Harga per Paket per Orang

Kisaran harga per paket per orang yang dipilih

oleh perusahaan langganan untuk karyawannya.

(berdasarkan kisaran harga untuk paket Basic

dan Paket Corporate < 1.500.000,- Paket Excell

dan paket Executive di kisaran harga 1.500.000,-

sampai 3.000.000,- dan paket Exclusive di

kisaran harga > 3.000.000,-.

Kuesioner

Pertanyaan tentangIdentitasperusahaan pengisikuesioner dandaftar paketpemeriksaan MCURSPP (Lampiran16)

Dikelompokkan:1. < Rp 1.500.000,-2. Rp 1.500.000- 3.000.000,-3. > Rp 3.000.000,-

Interval

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 94: universitas indonesia analisis faktor

75UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 5METODOLOGI PENELITIAN

5.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan

data secara cross sectional. Pendekatan analisa yang digunakan adalah analisa

kuantitatif.

5.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jl. Kyai

Maja No. 43 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, bertempat di Instalasi Medical

Check Up di Gedung H lantai 5 dan Bagian Manajemen Bisinis RSPP di lantai 4.

Alasan melakukan penelitian ini karena sebelumnya belum pernah ada penelitian

tentang perilaku konsumen ditempat ini, dalam hal ini konsumen adalah

Perusahaan Pelanggan Medical Check Up RSPP.

5.1.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilakukan sejak bulan September 2012 sampai dengan

bulan Januari 2013.

5.1.3. Obyek Penelitian

Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor

yang dipertimbangkan bagian kepegawaian Perusahaan terhadap keputusan

membeli Layanan Medical Check Up RSPP.

5.2. Unit analisis, Populasi dan Sampel

5.2.1 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah bagian kepegawaian perusahaan-

perusahaan yang menjadi langganan Instalasi MCU RSPP 2 (dua) tahun berturut-

turut yaitu tahun 2011- 2012.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 95: universitas indonesia analisis faktor

76

UNIVERSITAS INDONESIA

5.2.2 Populasi

Menurut Malhotra (1998) Populasi merupakan kumpulan dari semua

elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, terdiri atas himpunan untuk

tujuan penelitian pemasaran.

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang menjalin

kerja sama dengan Instalasi MCU RSPP tahun 2011 sd 2012. Terdapat 88

(Delapan puluh delapan) perusahaan yang bekerja sama dengan MCU RSPP

selama tahun 2011 dan 2012.

5.2.3 Sampel Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey dan pengambilan sampel ini

menggunakan teknik purposive sampling dangan mengambil semua total sampel

penelitian (sampel jenuh). Dimana menurut Sugiono (2008) purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu anggota

populasi dipilih sebagai sampel adalah seluruh perusahaan langganan yang

bekerja sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP tahun 2011 sd 2012

terdapat 88 (Delapan puluh delapan) perusahaan. Pengumpulan data dilakukan

selama ± 1 bulan.

Kriteria sampel penelitian yang dapat dilakukan penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Kriteria inklusi :

Adalah Kepala Bagian Kepegawaian atau Kesehatan Pegawai Perusahaan

langganan atau Pejabat setara Manajer yang ditunjuk perusahaan untuk

mengurus Medical Check Up karyawan Perusahaannya (yang berperan

sebagai pemrakarsa, pengambil keputusan sekaligus sebagai pengguna

layanan) yang bersedia ikut dalam penelitian ini dan memiliki nomor

telepon yang dapat dihubungi.

b. Kriteria Eksklusi :

Adalah Kepala Bagian Kepegawaian atau Kesehatan Pegawai Perusahaan

langganan atau Pejabat setara Manajer yang ditunjuk perusahaan untuk

mengurus Medical Check Up karyawan Perusahaannya (yang berperan

sebagai pemrakarsa, pengambil keputusan sekaligus sebagai pengguna

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 96: universitas indonesia analisis faktor

77

UNIVERSITAS INDONESIA

layanan) yang tidak bersedia ikut dalam penelitian ini dan tidak dapat

dihubungi.

5.2.4 Identifikasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) : Motivasi (X1)

2) : Referensi dari luar perusahaan (X2)

3) : Pengalaman sebelumnya dalam menggunakan layanan MCU RSPP

(X3)

4) : Persepsi terhadap produk MCU RSPP (X4)

5) : Referensi antar individu dalam perusahaan (X5)

6) : Teknologi alat pemeriksaan (X6)

7) : Branding Image Medical Check Up RSPP (X7)

8) : Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8)

9) : Mutu produk MCU RSPP (X9)

10) : Kesesuaian item produk dengan kebutuhan dan keinginan (X10)

11) : Kesesuaian Model Hasil (template) laporan Pemeriksaan dengan

kebutuhan dan keinginan (X11)

12) : Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12)

13) : Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13)

14) : Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14)

15) : Perbandingan harga (X15)

16) : Kesesuaian harga (X16)

17) : Potongan harga (X17)

18) : Kemudahan cara pembayaran (X18)

19) : Jarak Lokasi RSPP dengan Perusahaan (X19)

20) : Kemudahan Akses Transportasi dari dan ke Rumah Sakit (X20)

21) : Keramahan personil pemasar MCU RSPP (X21)

22) : Kecakapan personil pemasar MCU RSPP (X22)

23) : Penampilan personil pemasar MCU RSPP (X22)

24) : Alat promosi yang menarik dan informatif (X24)

25) : Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25)

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 97: universitas indonesia analisis faktor

78

UNIVERSITAS INDONESIA

26) : Keramahan petugas dalam pelayanan dan pemeriksaan MCU RSPP

(X26)

27) : Kemampuan (kompetensi) petugas Instalasi MCU RSPP dalam

pelayanan, pemeriksaan dan pelaksanaan MCU RSPP (X27)

28) : Lingkungan RSPP (X28)

29) : Lokasi Gedung Instalasi MCU RSPP (X29)

30) : Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir (X30)

31) : Fasilitas lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31)

5.3 Pengumpulan data

5.3.1 Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data berdasarkan sifatnya

Penelitian ini menggunakan data Kuantitatif. Data kuantitatif merupakan

data yang berupa angka-angka yang dapat dihitung secara sistematis seperti, data

kunjungan pasien ke Instalasi MCU RSPP tahun 2008- 2012 dan data hasil

pengisian kuesioner yang dinilai dengan skala Likert.

b. Data berdasarkan sumbernya

1) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang

diteliti, yaitu berupa hasil wawancara langsung dan jawaban responden terhadap

kuisioner tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan perusahaan langganan

terhadap keputusan membeli layanan MCU RSPP.

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait serta dari

berbagai sumber pustaka lainnya. Data ini bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti dan tidak perlu diolah kembali, seperti data daftar

perusahaan langganan MCU RSPP tahun 2011- 2012, Laporan kunjungan tahunan

dari perusahaan pelanggan Instalasi MCU RSPP, macam jenis paket produk yang

ditawarkan MCU RSPP, dan lain- lain.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 98: universitas indonesia analisis faktor

79

UNIVERSITAS INDONESIA

5.3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode

pengisian kuisioner yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan menyebarkan daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai

faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku perusahaan langganan terhadap

keputusan membeli layanan medical check up RSPP tahun2012.

5.4 Skala Pengukuran Data

Menurut Sugiyono (2001), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada

dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran

akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan adalah

Skala Likert, menurut Sugiono (2001) dengan empat angka yang mewakili

pendapat atau jawaban tersebut, yaitu:

a. Sangat Dipertimbangkan = 4

b. Dipertimbangkan = 3

c. Tidak Dipertimbangkan = 2

d. Sangat Tidak Dipertimbangkan = 1

Skala likert dipergunakan karena mempunyai beberapa kelebihan seperti

kemudahan dalam menyusun pertanyaan, memberi skor, skor yang lebih tinggi

tarafnya mudah dibandingkan dengan skor yang lebih rendah, luwes, lebih

fleksibel dan mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan berdasarkan

intensitas sikap tertentu.

5.5 Uji Instrumen Penelitian

Menurut Algifari (1997), Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk

menguji instrumen penelitian dimana instrumen yang dipakai dalam penelitian

akan dapat berfungsi baik apabila instrumen tersebut valid dan reliabel. Instrumen

yang baik akan mampu mengumpulkan data yang benar-benar menggambarkan

fenomena yang ada.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 99: universitas indonesia analisis faktor

80

UNIVERSITAS INDONESIA

Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner

masing- masing sebanyak 2 (dua) kali. Uji pertama dilakukan untuk menguji

instrumen sebelum diberikan kepada sampel penelitian dan uji yang kedua

dilakukan setelah kuesioner dikembalikan oleh sampel (saat pengolahan hasil

penelitian).

Mengingat Populasi yang terbatas dan sampel penelitian adalah sampel

jenuh, maka uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 30 (tiga puluh)

responden dengan mencari sampel yang mirip dengan populasi untuk penelitian.

Dengan harapan dapat mewakili populasi penelitian yang sebenarnya. Sehingga

uji validitas dan reliabilitas yang pertama dilakukan pada pasien yang datang

untuk melakukan MCU tahunan yang merupakan end user (pengguna) dari

layanan dan uji validitas dan reliabilitas yang kedua dilakukan pada Bagian

Kepegawaian Perusahaan Langganan yang merupakan decision maker (pengambil

keputusan) dan end user (pengguna) dari layanan MCU RSPP.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada pasien dari perusahaan

langganan yang datang melakukan MCU tahunan di Instalasi MCU RSPP selama

3 (tiga) hari yaitu tanggal 3-5 November 2012. Adapun yang dimaksud dengan

perusahaan langganan disini adalah perusahaan yang merupakan populasi dalam

penelitian.

5.5.1 Uji Validitas

Uji Validitas bertujuan untuk memeriksa apakah kuisioner sudah tepat

untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh semua

responden yang diindikasikan oleh kecilnya persentase jawaban responden yang

terlalu menyimpang dari jawaban responden lainnya.

Menurut Umar (2000), menyebutkan uji validitas dapat dilakukan dengan

jalan menyerahkan instrumen untuk dinilai dan diisi oleh responden minimal 30

responden atau sepertiga dari total sampel. Kemudian korelasi antara masing-

masing pertanyaan dihitung dengan teknik analisis Koefisien Korelasi Produk-

Moment Pearson (Pearson Product-Moment Corelation Coeficient) dengan

bantuan komputer. Adapun rumus korelasinya adalah sebagai berikut:

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 100: universitas indonesia analisis faktor

81

UNIVERSITAS INDONESIA

2222 )()()()(

))(()(

YYnXXn

YXXYnrxy (5.1)

Dimana:

rxy = Nilai korelasi X dan Y

x = Skor total tiap item konsumen

y = Skor total instrument pada masing-masing responden

N = Jumlah responden

Ketentuan penilaian validitas dengan kriteria sebagai berikut:

0.800<Rxy≤1.000 Validitas yang sangat tinggi

0.600<Rxy≤0.800 Validitas tinggi

0.400<Rxy≤0.600 Validitas cukup tinggi

0.200<Rxy≤0.400 Validitas rendah

0.000<Rxy≤0.200 Validitas sangat rendah

Rxy≤0.000 Tidak Valid

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan

komputer dengan paket program SPSS for Windows 19.00.

a. Hasil Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan korelasi antara variabel

atau item dengan total variabel. Uji validitas dilakukan dengan mengambil 30

responden dengan signifikansi α= 5%. Setelah dilakukan perhitungan uji validitas

dengan menggunakan bantuan paket program SPSS versi 19, maka dapat

diperoleh skor tiap item instrumen pernyataan kuesioner yang digunakan dalam

penelitian kali ini sebanyak 31 (tiga puluh satu) item pernyataan dari 30 (tiga

puluh) responden, dan diperoleh hasil dari tabel sebesar r 0.239 sebagai batas

valid yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 101: universitas indonesia analisis faktor

82

UNIVERSITAS INDONESIA

Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas

Pernyataan

Corrected Item-Total

Correlation R Tabel Keterangan

1 0.770 0.239 Valid

20.357

0.239 Valid

3 0.676 0.239 Valid

40.541

0.239 Valid

5 0.790 0.239 Valid

60.635

0.239 Valid

7 0.521 0.239 Valid

80.721

0.239 Valid

9 0.363 0.239 Valid

100.648

0.239 Valid

11 0.6130.239 Valid

120.683

0.239 Valid

13 0.5010.239 Valid

140.308

0.239 Valid

15 0.4680.239 Valid

160.444

0.239 Valid

17 0.6150.239 Valid

180.638

0.239 Valid

19 0.5310.239 Valid

200.612

0.239 Valid

21 0.6030.239 Valid

220.620

0.239 Valid

23 0.6400.239 Valid

240.736

0.239 Valid

25 0.7710.239 Valid

260.652

0.239 Valid

27 0.7250.239 Valid

280.614

0.239 Valid

29 0.6360.239 Valid

300.292

0.239 Valid

31 0.3360.239 Valid

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 6)

Oleh karena seluruh nilai correlated item-total correlation (nilai uji

validitas) pada kuesioner lebih besar dari r tabel sebagai batas valid sebesar 0.239

maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item dalam kuesioner telah valid.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 102: universitas indonesia analisis faktor

83

UNIVERSITAS INDONESIA

b. Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Penelitian

Setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan

paket program SPSS versi 19, maka dapat diperoleh skor tiap item instrumen

pernyataan kuesioner yang digunakan dalam penelitian kali ini sebanyak 31 item

pernyataan dari 45 responden, dan diperoleh hasil dari tabel sebesar r 0.201

sebagai batas valid yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Pernyataan Corrected Item-Total Correlation R Tabel Keterangan

Motivasi (X1) 0.298 0.201 Valid

Referensi dari luar Perusahaan (X2) 0.209 0.201 Valid

Pengalaman sebelumnya (X3) 0.431 0.201 Valid

Persepsi terhadap produk MCU (X4) 0.451 0.201 Valid

Referensi antar individu dalamperusahaan (X5) 0.309 0.201 Valid

Teknologi alat pemeriksaan (X6) 0.359 0.201 Valid

Branding Image Medical Check UpRSPP (X7) 0.349 0.201 Valid

Macam atau jenis produk yangditawarkan (X8) 0.284 0.201 Valid

Mutu produk (X9) 0.673 0.201 Valid

Kesesuaian produk dengankebutuhan dan keinginan (X10) 0.217 0.201 Valid

Kesesuaian model hasil (template)dengan kebutuhan dan keinginan(11)

0.298 0.201 Valid

Konsultasi ulang dari dokter setelahhasil didapatkan (X12) 0.617 0.201 Valid

Ketepatan waktu memulai danmenyelesaikan pemeriksaan (X13) 0.621 0.201 Valid

Ketepatan penerimaan hasilPemeriksaan (X14) 0.45 0.201 Valid

Perbandingan harga (X15) 0.352 0.201 Valid

Kesesuaian harga (X16) 0.435 0.201 Valid

Potongan harga (X17) 0.601 0.201 Valid

Kemudahan cara pembayaran (X18) 0.747 0.201 Valid

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 103: universitas indonesia analisis faktor

84

UNIVERSITAS INDONESIA

Jarak Lokasi Rumah Sakit denganPerusahaan (X19) 0.553 0.201 Valid

Transportasi menuju Rumah Sakit(X20) 0.454 0.201 Valid

Keramahan personil pemasar (X21) 0.792 0.201 Valid

Kecakapan personil pemasar (X22) 0.82 0.201 Valid

Penampilan personil pemasar (X23) 0.643 0.201 Valid

Alat promosi yang menarik danInformatif (X24) 0.572 0.201 Valid

Patient Relation untuk pelanggankhusus (X25) 0.638 0.201 Valid

Keramahan dalam pelayanan (X26) 0.574 0.201 Valid

Kemampuan (kompetensi) dalampelaksanaan pelayanan (X27) 0.812 0.201 Valid

Lingkungan Rumah Sakit (X28) 0.798 0.201 Valid

Bangunan Rumah Sakit (X29) 0.593 0.201 Valid

Tempat Parkir (X30) 0.536 0.201 Valid

Sarana lainnya (masjid, kantin, café,Bank, dll) (X31) 0.577 0.201 Valid

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 9)

Oleh karena seluruh nilai correlated item-total correlation (nilai uji

validitas) pada kuesioner lebih besar dari r tabel sebagai batas valid sebesar 0.201

maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item dalam kuesioner telah valid.

5.5.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas bertujuan untuk memberi tahu sampai sejauh mana

konsistensi alat ukur yang digunakan, sehingga bila alat ukur tersebut digunakan

kembali untuk meneliti objek yang sama dengan teknik yang sama walaupun

waktunya berbeda, maka hasil yang akan diperoleh akan sama.

Menurut Umar (2000), menyatakan bahwa reliabilitas adalah suatu rangka

indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama. Uji reliabilitas mampu menunjukan sejauh mana instrumen dapat dipercaya

atau dapat dihandalkan. Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas data

digunakan teknik analisis konsistensi internal dengan formula Alpha Cronbach

dengan bantuan komputer yang rumusnya sebagai berikut:

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 104: universitas indonesia analisis faktor

85

UNIVERSITAS INDONESIA

2

2

11 11 t

b

Vkk

r

(5.2)

Dimana:

R11 = Reliabilitas Responden

K = Banyaknya butir pertanyaan

σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varian total

Pengujian reliabilitas instrument ini juga akan dilakukan dengan

menggunakan komputer dengan paket SPSS for Windows 19.00. pengujian

dilakukan untuk memastikan variabel yang dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya.

a. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Setelah dilakukan uji validitas selanjutnya adalah melakukan uji

reliabilitas data yang dilakukan pada 30 responden dengan jumlah item

pernyataan dalam kuesoiner sebesar 31 item. Perhitungan koefisien reliabilitas

instrumen (cronbach alpha) dengan menggunakan bantuan paket program SPSS

versi 19. Nilai-nilai untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item

kuesioner sebanyak 31 item yang valid. Item yang tidak valid tidak dilibatkan

dalam pengujian reliabilitas, Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach Alpha Batasan Reliabel Keterangan

0.942 0.600 Reliabel

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 6)

Husein Umar (2002) menyatakan bahwa nilai suatu instrumen dikatakan

reliabel bila nilai Alpha Croncbach ≥ 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa

pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang konsisten, apabila dilakukan

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 105: universitas indonesia analisis faktor

86

UNIVERSITAS INDONESIA

pengukuran kembali terhadap obyek yang sama. Oleh karena nilai cronbach alpha

(nilai uji reliabilitas) pada kuesioner penelitian kali ini lebih besar dari r tabel

sebagai batas reliabilitas sebesar 0,600 maka dapat disimpulkan bahwa semua

item dalam kuesioner telah reliabel. Dengan demikian semua item pernyataan

pada kuesioner telah valid dan reliabel, sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

b. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Penelitian

Setelah dilakukan uji validitas selanjutnya adalah melakukan uji

reliabilitas data yang dilakukan pada 45 responden dengan jumlah item

pernyataan dalam kuesoiner sebesar 31 item. Perhitungan koefisien reliabilitas

instrumen (cronbach alpha) dengan menggunakan bantuan paket program SPSS

versi 19. Nilai-nilai untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item

kuesioner sebanyak 31 item yang valid. Item yang tidak valid tidak dilibatkan

dalam pengujian reliabilitas, Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Cronbach Alpha Batasan Reliabel Keterangan

0.927 0.600 Reliabel

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 9)

Oleh karena nilai cronbach alpha (nilai uji reliabilitas) pada kuesioner

penelitian kali ini lebih besar dari r tabel sebagai batas reliabilitas sebesar 0,600

maka dapat disimpulkan bahwa semua item dalam kuesioner telah reliabel.

Dengan demikian semua item pernyataan pada kuesioner telah valid dan reliabel,

sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya.

5.6 Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis faktor. Analisis faktor

menurut Malhotra (1998) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 106: universitas indonesia analisis faktor

87

UNIVERSITAS INDONESIA

mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set

indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti.

Analisis faktor merupakan salah satu metode multivariat yang digunakan

untuk menganalisis variabel-variabel yang diduga memiliki keterkaitan satu sama

lain sehingga keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan dipetakan atau

dikelompokkan pada faktor yang tepat. Penggunaan analisis faktor dalam

penelitian ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi variabel- variabel yang saling

terkait yang menjadi pertimbangan dalam keputusan membeli layanan MCU pada

perusahaan langganan sehingga nantinya variabel tersebut akan tereduksi menjadi

beberapa model faktor- faktor baru yaitu faktor-faktor yang dipertimbangkan

perusahaan langganan terhadap keputusan pembelian layanan Medical Check Up

RSPP tahun 2012.

Menurut Anderson, Sweeney dan Williams (2002), Analisis faktor terdiri

dari beberapa tahap yaitu:

1. Merumuskan masalah

Dalam perumusan masalah perlu dilakukan perumusan secara jelas dari

analisis faktor tersebut dan variabel-variabel yang akan disertakan harus

diterapkan berdasarkan penelitan, teori, dan pendapat peneliti sendiri.

Variabel-variabel dan data-data yang diperoleh dianalisis dengan

menggunakan model analisis faktor sebagai berikut:

Xi = Ai1F1+Ai2F2+Ai3F3+………………+AimFm+ViUi (5.3)

Dimana:

Xi = Variabel ke-i yang distandarisasi

Aij = Koefisien regresi berganda yang distandarisasi dari variabel (i) pada

faktor umum (common factor)

F = Faktor Umum (common factor)

Vi = Koefisien standar regresi dari variabel i pada faktor khusus

(unique factor) i

Ui = Faktor khusus (unique factor) untuk variabel i

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 107: universitas indonesia analisis faktor

88

UNIVERSITAS INDONESIA

m = Jumlah faktor-faktor umum

Faktor-faktor umum (F) dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari

variabel-variabel yang dapat diamati dengan formula sebagai berikut:

Fi = Wi1X1+Wi2X2+………….+Wik.Xk (5.4)

Dimana:

F = Estimasi faktor ke-i

Wi = Bobot atau koefisien nilai faktor ke-i

k = Jumlah variabel yaitu sebanyak 31 variabel.

2. Membuat matrik korelasi

Semua data yang masuk dan diolah akan menghasilkan matrik korelasi.

Dengan adanya matrik korelasi dapat diidentifikasikan variabel-variabel tertentu

yang tidak mempunyai korelasi dengan variabel lain, sehingga dapat dikeluarkan

dari analisis. Pada tahap ini juga diketahui variabel-variabel yang menimbulkan

multikolinearitas yaitu dua variabel dengan koefisien korelasi yang relatif tinggi

dan variabel tersebut dijadikan satu atau dipilih salah satu untuk dianalisis lebih

lanjut (Barlett’s Test of Sphericity).Kemudian digunakan uji KMO (Kaiser-

Meyer-Olkin) untuk mengetahui kecukupan sampelnya. Analisis faktor dikatakan

layak apabila besaran KMO nilainya minimal 0,5. Besaran lainnya yang dilihat

adalah nilai MSA (Measure of Sampling Adequency). Besaran ini digunakan

sebagai indikator untuk menentukan apakah analisis faktor ini dapat dilanjutkan

atau tidak dengan kriteria MSA≥0,5.

3. Menentukan jumlah faktor

Variabel disusun kembali berdasarkan pada pola korelasi hasil langkah

pada butir dua, untuk menentukan jumlah faktor yang diperlukan untuk mewakili

data. Penentuan jumlah faktor dimana masing-masing faktor merupakan gabungan

dari beberapa faktor yang saling berhubungan (berkorelasi) didasarkan atas

besarnya eigen value, percentage of variance dari setiap faktor yang muncul.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 108: universitas indonesia analisis faktor

89

UNIVERSITAS INDONESIA

Eigen value adalah penjumlahan variance nilai-nilai korelasi setiap faktor

terhadap masing-masing variabel yang membentuk faktor yang bersangkutan.

Untuk menentukan berapa jumlah faktor yang dapat diterima secara empirik dapat

dilakukan berdasarkan besarnya eigen value setiap faktor yang muncul. Semakin

besar eigen value setiap faktor semakin representative faktor tersebut untuk

mewakili sekelompok variabel. Faktor-faktor yang dipilih faktor yang memiliki

eigen value>1. Demikian juga didasarkan pada percentage of variance suatu

faktor dapat menjadi pertimbangan konsumen apabila memiliki nilai lebih besar

dari 5%, dan apabila didasarkan pada cummulative of variance ketentuannya

adalah nilai minimum sebesar 60%, maka faktor tersebut dapat digunakan dalam

model.

4. Rotasi faktor

Hasil penyederhanaan faktor dalam matrik faktor memperlihatkan

hubungan antar faktor dengan variabel individual, tetapi dalam faktor-faktor

tersebut terdapat banyak variabel yang berkorelasi sehingga sulit

diinterpretasikan. Dengan menggunakan rotasi faktor matrik, matrik faktor

ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana sehingga mudah untuk

diinterpretasikan. Dalam perilaku ini digunakan rotasi varimax, karena

menghasilkan hasil yang lebih baik.

5. Interpretasi faktor

Interpretasi faktor dapat dilakukan dengan mengelompokkan variabel-

variabel yang mempunyai loading factor tertinggi di dalam faktor tersebut.

Untuk menginterpretasikan hasil penelitian ini, loading faktor minimal 0,4

dan variabel yang mempunyai loading faktor kurang dari 0,4 dikeluarkan dari

model.

a. Perhitungan skor faktor

Perhitungan skor faktor yang ada dasarnya dimaksudkan untuk mencari

nilai faktor yang dapat digunakan untuk menganalisis multivariat.

b. Penyeleksian variabel pengganti

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 109: universitas indonesia analisis faktor

90

UNIVERSITAS INDONESIA

Penyeleksian variabel pengganti adalah mencari salah satu variabel dalam

setiap faktor sebagai wakil dari masing-masing faktor.

6. Menentukan ketepataan model

Tahap akhir dari analisis faktor adalah menentukan apakah model mampu

menjelaskan dengan baik. Fenomena data yang ada perlu diuji dengan teknik PCA

(Principal Component Analysis) yaitu dengan melihat jumlah residual antara

korelasi yang diamati dengan korelasi yang direproduksi. Apabila nilai persentase

residual semakin tinggi maka semakin tidak baik kemampuan model dalam

menjelaskan fenomena yang ada.

5.7 Pengolahan data

Sebelum diolah data primer yang telah dikumpulkan dari responden

penelitian, diperiksa kembali kelengkapan pengisiannya. Dilakukan seleksi

terlebih dahulu, yang memenuhi kriteria inklusi akan dimasukkan dalam

penelitian ini. data yang telah diseleksi ini dilakukan pengkodean untuk setiap

pertanyaan atau variabel penelitian yang ada. Selanjutnya data tersebut

dipindahkan kedalam software statistik unuk pengolahannya. Data yang telah

dikumpulkan diolah dengan menggunakan software statistic SPSS versi 19.00.

5.8. Penyajian Data

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 110: universitas indonesia analisis faktor

91UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 6HASIL PENELITIAN

6.1 Pelaksanaan Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian ini ditentukan dengan menelaah catatan

Rekam Medik kunjungan pasien perusahaan langganan ke Instalasi Medical

Check Up RSPP yang perusahaannya mengirimkan pasien selama 2 (dua) tahun

berturut- turut yaitu tahun 2011 dan 2012 serta dengan menelaah Perjanjian

Kerja Sama (PKS) perusahaan dan instansi yang memanfaatkan layanan MCU

RSPP selama tahun tersebut. Didapatkan 88 (delapan puluh delapan) perusahaan

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Semua perusahaan yang memenuhi

kriteria inklusi eksklusi akan diberikan sebuah kuesioner dengan sebelumnya

dihubungi via telepon oleh peneliti. Pihak dari perusahaan yang berwenang

dalam kepengurusan MCU Perusahaannya, dalam hal ini bagian kepala bagian

HRD (Human Resources Development), kepala bagian bagian HSE (Health,

Safety, Environment) atau Pejabat setara Manajer yang ditugaskan untuk

mengatur perihal Medical Check Up perusahaan tersebut. Penyebaran kuesioner

dilakukan selama ± 1 (satu) bulan, sejak 3 November 2012 sampai dengan 30

November 2012. Adapun cara penyebaran kuesioner pada perusahaan dapat

dilihat dari diagram berikut ini.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 111: universitas indonesia analisis faktor

92

UNIVERSITAS INDONESIA

Gambar 6.1 Alur Penyebaran Kuesioner Kepada Perusahaan Langganan MCU RSPP

Populasi Penelitian: 88 Perusahaan

Menelepon Perusahaan

Dapat DihubungiTidak Dapat Dihubungi

EksklusiTidak Bersedia: 5

Tidak Dapatdihubungi: 25

Menjelaskan Tentang Pengisian Kuesioner

Bersedia Menjadi Responden Tidak Bersedia

A.Appointmentdgn PYB utk

datang ke PRS.

Datang ke PRS

PengisianKuesioner oleh

PYB(didampingi)

PengecekanKelengkapan

Kuesioner

Ttd& CapInstitusi

Kuesioner

SELESAI*kuesioner terisi: 9

*Perusahaan ygdikunjungi: 9

B. Pengiriman via Email(di Cc. ke MCU&

Pemasaran)

Konfirmasi Emailditerima PRS

Follow up Balasan viaEmail/telepon/sms

Balasan Email

Ya

Inklusi

Tidak

Eksklusi

PengecekanKelengkapan

Kuesioner

SELESAI*kuesioner terkirim: 37

*Balasan Email: 24Tidak membalas: 13

(Ekslusi)

C. Pengiriman viaKurir

Konfirmasi AlamatPRS

PengirimanKuesioner

Follow up Balasan viaEmail/telepon/sms

Kiriman Balik

Ya

Inklusi

Tidak

Eksklusi

PengecekanKelengkapan

Kuesioner

SELESAI*kuesioner terkirim: 1

*Balasan: 1

D. Bertemu ditempat MCU

PengisianKuesionerditempat

PengecekanKelengkapan

Kuesioner

SELESAI*kuesioner

terkumpul: 11

Total sample (Inklusi):9 + 1+ 24 + 11 = 45

Total Eksklusi:13 + 5 + 25 = 43

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 112: universitas indonesia analisis faktor

93

UNIVERSITAS INDONESIA

Dari hasil penyebaran kuesioner tersebut berhasil dikumpulkan 45

(empat puluh lima) kuesioner. Seluruh kuesioner yang terkumpul, diteliti

kembali kelengkapan pengisiannya, dilakukan pengkodean, dimasukkan didalam

tabel induk penelitian kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data

menggunakan SPSS versi 19.00. hasil dari pengolahan data disajikan dengan

analisis deskriptif dan narasi.

6.2 Karakteristik Responden Penelitian

6.2.1 Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia responden, digolongkan menjadi 7 (tujuh) kategori,

yaitu: kurang dari 25 tahun, 25 – 30 tahun, 31 – 35 tahun, 36-40 tahun, 41- 45

tahun, 46- 50 tahun dan di atas 50 tahun. Karakteristik data responden

berdasarkan usia dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase (%)

< 25 tahun 2 4.4 %

25 - 30 tahun 7 15.6 %

31 - 35 tahun 6 13.3 %

36 - 40 tahun 5 11.1 %

41 - 45 tahun 6 13.3 %

46 - 50 tahun 5 11.1 %

> 50 tahun 14 31.1 %

Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 113: universitas indonesia analisis faktor

94

UNIVERSITAS INDONESIA

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik responden berdasarkan

usia menunjukkan bahwa responden yang berusia kurang dari 25 tahun sebanyak

2 responden (4.4%), responden yang berusia antara 25 - 30 tahun sebanyak 7

responden (15.6%), kemudian responden yang berusia antara 31 - 36 tahun dan

41 - 45 tahun, yaitu sebanyak 6 responden (13.3%), selanjutnya responden yang

berusia antara 36 - 40 tahun dan 46 - 50 tahun sebanyak 5 responden (11.0%),

serta yang terakhir responden yang berusia lebih besar dari 50 tahun sebanyak

14 responden (31.1%). Hal ini menunjukkan bahwa usia responden yang

diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (31.1%) adalah usia di atas 50

tahun.

6.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin responden, dapat digolongkan kedalam 2

(dua) kategori, yaitu: Laki-laki, dan Perempuan. Data karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 24 53.3 %

Perempuan 21 46.7 %

Total 45 100 %

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Dari hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa responden

mayoritas berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 24 responden (53.3%).

Sisanya, yaitu sebanyak 21 responden (46,7%) berjenis kelamin perempuan.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 114: universitas indonesia analisis faktor

95

UNIVERSITAS INDONESIA

6.2.3 Berdasarkan Jabatan dalam Perusahaan

Berdasarkan Jabatan dalam Perusahaan responden, digolongkan menjadi

3 (tiga) kategori, yaitu: Bagian Personalia (HRD), bagian kesehatan

kepegawaian (HSE) dan lain -lain, apa bila responden memiliki jawaban diluar

bagian HRD atau HSE. Karakteristik data responden berdasarkan Jabatan dalam

Perusahaan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan dalamPerusahaan

Jabatan Dalam Perusahaan Jumlah Persentase (%)

Bagian Personalia (HRD) 14 31.1 %

Bagian Kesehatan Kepegawaian (HSE) 15 33.3 %

Lain - lain 16 35.6 %

Total 45 100 %

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik responden berdasarkan

Jabatan dalam Perusahaan menunjukkan bahwa responden yang memiliki

jabatan sebagai kepala di bagian HRD sebanyak 14 responden (31.1%),

kemudian responden yang memiliki jabatan sebagai kepala di bagian kesehatan

kepegawaian, yaitu sebanyak 15 responden (33.3%), serta yang terakhir

resonden yang memiliki jabatan di bagian luar kedua Kriteria sebelumnya

sebanyak 16 responden (35.6%). Hal ini menunjukkan bahwa jabatan yang

diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (35.6%) adalah Pejabat setara

Manajer yang ditugaskan untuk mengatur perihal Medical Check Up perusahaan

tersebut (yang dimasukkan dalam kelompok lain- lain) .

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 115: universitas indonesia analisis faktor

96

UNIVERSITAS INDONESIA

6.3 Karakteristik Perusahaan Penelitian

6.3.1 Berdasarkan Jenis Perusahaan

Berdasarkan Jenis Perusahaan, digolongkan menjadi 2 (dua) kategori,

yaitu: perusahaaan yang bergerak dibidang migas dan perusahaan yang bergerak

dibidang non migas, misalnya bergerak dibidang asuransi, pupuk, konstruksi,

perkapalan dan sebagainya. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis

Perusahaan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6.4 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jenis Perusahaan

Jenis Perusahaan Jumlah Persentase (%)

MIGAS 25 55.6 %

Non MIGAS 20 44.4 %

Total 45 100 %

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Jenis Perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak dibidang

migas sebanyak 25 perusahaan (55.6%), perusahaan yang bergerak dibidang

non migas sebanyak 20 perusahaan (44.4%). Hal ini menunjukkan bahwa

karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis Perusahaan yang diperoleh pada

penelitian kali ini sebagian besar (55.6%) adalah perusahaan yang bergerak

dibidang migas.

6.3.2 Berdasarkan Jumlah Karyawan

Pengelompokan ini dibuat berdasarkan SK Menteri Perindustrian

No.19/M/I/1986, tentang Jenis-jenis atau Macam Industri Berdasarkan Jumlah

Tenaga Kerja dibagi dalam Industri Rumah Tangga adalah industri yang jumlah

karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang, Industri Kecil adalah

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 116: universitas indonesia analisis faktor

97

UNIVERSITAS INDONESIA

industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 5- 49 orang,

Industri Sedang atau Industri Menengah adalah industri yang jumlah karyawan

atau tenaga kerja berjumlah antara 50-99 orang, Industri Besar adalah industri

yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

Berdasarkan Jumlah Karyawan, digolongkan menjadi 3 (tiga) kategori,

yaitu: perusahaaan dengan jumlah karyawan sebanyak kurang dari 50 orang,

dengan jumlah karyawan sebanyak 50 - 100 orang dan dengan jumlah lebih dari

100 orang. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan dapat

ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6.5 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jumlah Karyawan

Jumlah Karyawan Jumlah Persentase (%)

< 50 orang 4 8.9 %

50 - 100 orang 7 15.6 %

> 100 orang 30 66.7 %

Tidak Mengisi (Lain- lain) 4 8.9 %

Total 45 100 %

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Jumlah Karyawan menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki karyawan

kurang dari 50 orang sebanyak 4 perusahaan (8.9%), perusahaan yang memiliki

karyawan 50 - 100 orang sebanyak 7 perusahaan (15.6%), perusahaan yang

memiliki karyawan lebih dari 100 orang sebanyak 30 perusahaan (66.7%) dan

terdapat sebanyak 4 perusahaan atau sebanyak 8.9% yang tidak mengisi atau

mengosongkan jawabannya. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik

Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan yang diperoleh pada penelitian kali

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 117: universitas indonesia analisis faktor

98

UNIVERSITAS INDONESIA

ini sebagian besar (66.7%) adalah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan

lebih dari 100 orang atau bisa digolongkan sebagai perusahaan besar.

6.3.3 Berdasarkan Jumlah Karyawan yang Tertanggung

. Karakteristik ini dibuat berdasarkan UU No I th 1970 mengenai

kewajiban pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan UU Kesehatan no.23 / 1992,

pasal 23, ayat 2 yang mengatur Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan

pegawai termasuk didalamnya mengatur tentang kewajiban perusahaan untuk

mengadakan pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawannya dan

penggolongannya berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986

tentang jenis industri berdasarkan jumlah karyawan.

Berdasarkan Jumlah Karyawan yang tertanggung, digolongkan menjadi 3

(tiga) kategori, yaitu: Perusahaaan dengan jumlah karyawan yang tertanggung

sebanyak kurang dari 50 orang, dengan jumlah karyawan yang tertanggung

sebanyak 50 - 100 orang dan dengan jumlah karyawan yang tertanggung lebih

dari 100 orang. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan yang

Tertanggung dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6.6 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Jumlah Karyawanyang Tertanggung

Jumlah Karyawan yang Tertanggung JumlahPersentase

(%)

< 50 orang 15 33.3 %

50 - 100 orang 8 17.8 %

> 100 orang 17 37.8 %

Tidak Mengisi (Lain- lain) 5 11.1 %

Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 118: universitas indonesia analisis faktor

99

UNIVERSITAS INDONESIA

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Jumlah Karyawan yang tertanggung menunjukkan bahwa perusahaan yang

memiliki karyawan kurang dari 50 orang sebanyak 15 perusahaan (33.3%),

perusahaan yang memiliki karyawan yang tertanggung 50 - 100 orang sebanyak

8 perusahaan (17.8%), perusahaan yang memiliki karyawan yang tertanggung

lebih dari 100 orang sebanyak 17 perusahaan (37.8%) dan terdapat sebanyak 5

perusahaan atau sebanyak 11.1% yang tidak mengisi atau menjawab selain

ketiga kriteria sebeumnya misalnya menyesuaikan kebutuhan perusahaan. Hal

ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan

yang tertanggung yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (37.8%)

adalah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang tertanggung lebih dari

100 orang atau bisa digolongkan sebagai perusahaan besar.

6.3.4 Berdasarkan Lokasi Perusahaan

Berdasarkan Lokasi Perusahaan, digolongkan menjadi 2 (dua) kategori,

yaitu: perusahaaan yang berlokasi disekitar JABODETABEK dan perusahaan

yang berlokasi di luar JABODETABEK. Karakteristik Perusahaan berdasarkan

Lokasi Perusahaan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6.7 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Lokasi Perusahaan

Lokasi Perusahaan Jumlah Persentase (%)

Jabodetabek 35 77.8 %

Luar Jabodetabek 10 22.2 %

Total 45 100 %

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Lokasi Perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang berlokasi disekitar

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 119: universitas indonesia analisis faktor

100

UNIVERSITAS INDONESIA

JABODETABEK sebanyak 35 perusahaan (77.8%), perusahaan yang berlokasi

di luar JABODETABEK sebanyak 10 perusahaan (22.2%). Hal ini menunjukkan

bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis Perusahaan yang diperoleh

pada penelitian kali ini sebagian besar (77.8%) adalah perusahaan yang

berlokasi disekitar JABODETABEK.

6.3.5 Berdasarkan Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP

Berdasarkan Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP, digolongkan

menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: Perusahaaan dengan lama bekerjasama dengan

MCU RSPP kurang dari 5 tahun, selama 5 - 10 tahun dan lama bekerjasama

dengan MCU RSPP lebih dari 10 tahun. Karakteristik Perusahaan berdasarkan

Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP dapat ditunjukkan pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 6.8 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Lama Bekerjasamadengan MCU RSPP

Lama Bekerjasama Jumlah Persentase (%)

< 5 tahun 23 51.1 %

5 - 10 tahun 12 26.7 %

> 10 tahun 8 17.8 %

Tidak Mengisi (Lain- Lain) 2 4.44 %

Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP menunjukkan bahwa perusahaan yang

lama bekerjasama kurang dari 5 tahun sebanyak 23 perusahaan (51.1%),

perusahaan yang yang lama bekerjasama 6 - 10 tahun sebanyak 12 perusahaan

(26.7%), perusahaan yang lama bekerjasama lebih dari 10 tahun sebanyak 8

perusahaan (17.8%) dan terdapat sebanyak 2 perusahaan atau sebanyak 4.4%

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 120: universitas indonesia analisis faktor

101

UNIVERSITAS INDONESIA

yang tidak mengisi atau mengosongkan jawabanya. Hal ini menunjukkan bahwa

karakteristik Perusahaan berdasarkan Lama bekerjasama dengan MCU RSPP

yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (51.1%) adalah

perusahaan yang lama bekerjasama kurang dari 5 tahun.

6.3.6 Berdasarkan Paket yang Bekerjasama

Berdasarkan Paket yang bekerjasama, digolongkan menjadi 2 (dua)

kategori, yaitu: Paket umum RSPP dan paket khusus perusahaan yang

bersangkutan. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Paket yang bekerjasama

dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6.9 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Paket yangBekerjasama

Paket yang Bekerjasama Jumlah Persentase (%)

Paket Umum RSPP 26 57.8 %

Paket Khusus Perusahaan yangBersangkutan

19 42.2 %

Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Paket yang bekerjasama menunjukkan bahwa perusahaan yang bekerjasama

dengan paket umum RSPP sebanyak 26 perusahaan (57.8%), perusahaan yang

bekerjasama dengan paket khusus perusahaan sebanyak 19 perusahaan (42.2%).

Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan paket yang

bekerjasama yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (57.8%)

adalah perusahaan yang bekerjasama dengan paket umum yang dibuat oleh

RSPP.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 121: universitas indonesia analisis faktor

102

UNIVERSITAS INDONESIA

6.3.7 Berdasarkan Harga Per Paket Per Orang yang Bekerjasama

Penggolongan ini dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan kisaran harga

paket MCU RSPP. Dengan kisaran harga untuk paket Basic dan Paket

Corporate < 1.500.000,- Paket Excell dan paket Executive di kisaran harga

1.500.000,- sampai 3.000.000,- dan paket Exclusive di kisaran harga >

3.000.000,-.

Berdasarkan Harga per paket yang bekerjasama, digolongkan menjadi 3

(tiga) kategori, yaitu: harga per paket kurang dari Rp 1.500.00,- , dengan harga

per paket Rp 1.500.000,- - Rp 3.000.000,- dan dengan harga perpaket lebih dari

Rp3.000.000,- . Karakteristik Perusahaan berdasarkan Harga Per Paket yang

Bekerjasama dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6.10 Karakteristik Perusahaan Berdasarkan Harga Per PaketPer Orang yang Bekerjasama

Harga Per Paket (per orang) JumlahPersentase

(%)

< Rp 1.500.000,- 7 15.6 %

Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000,- 33 73.3 %

> Rp 3.000.000,- 5 11.1 %

Total 45 100 %Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 7)

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Harga per Paket yang Bekerjasama menunjukkan bahwa perusahaan yang harga

per paket kurang dari Rp 1.500.00,- sebanyak 7 perusahaan (15.6%), perusahaan

yang harga per paket Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000,- sebanyak 33 perusahaan

(73.3%), perusahaan yang harga per paket lebih dari Rp 3.000.000,- sebanyak 5

perusahaan (11.1%). Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan

berdasarkan Harga per paket per orang yang bekerja yang diperoleh pada

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 122: universitas indonesia analisis faktor

103

UNIVERSITAS INDONESIA

penelitian kali ini sebagian besar (73.3%) adalah perusahaan yang menggunakan

layanan MCU RSPP dengan harga per paket Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000,- per

orang.

6.4 Hasil Analisis Faktor

6.4.1 Hasil Determinant of Correlation Matrix

Correlation Matrixa

a. Determinant = 7.38E-011

Dari data di atas dapat terlihat bahwa nilai determinan dari matrik

korelasi yang terbentuk sebesar 7.38

6.4.2 Hasil Uji KMO dan Bartlett

Langkah pertama dalam melakukan analisis faktor adalah menguji setiap

variabel yang ada dengan uji KMO dan Bartlett test, uji ini dimaksudkan untuk

menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor. Uji ini juga untuk memastikan

setiap variabel yang digunkan bukan merupakan matriks korelasi yang bukan

matriks identitas, karena matriks identitas tidak dapat digunakan. Hasil uji KMO

dan Bartlett dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6.11 Hasil Uji KMO dan Bartlett

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .793

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 812.668

Df 300

Sig. .000Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 10)

Pada tabel di atas terlihat nilai signifikansi dari uji Bartlett sebesar

0.0000. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi αsebesar 0.05. Hal

ini berarti bahwa sampel yang digunakan pada analisis ini sudah memadai

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 123: universitas indonesia analisis faktor

104

UNIVERSITAS INDONESIA

untuk dianalisis lebih lanjut. Selain itu juga diketahui nilai uji KMO sebesar

0.793 atau 79.3, hal ini berarti sebesar 79.3% variansi dapat dijelaskan oleh

faktor-faktor tersebut.

6.4.3 Hasil Uji MSA

Selain menggunakan uji KMO dan Bartlett, untuk mengetahui apakah

proses pengambilan sampel telah memadai atau tidak memadai, dilakukan

pengujian atau pengukuran menggunakan Measure of Sampling Adequancy

(MSA). Nilai MSA yang rendah sebaiknya tidak diikutsertakan pada analisis

tahap selanjutnya dikarenakan variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat

digunakan analisis selanjutnya. Sebagai batas ideal nilai MSA agar variabel

dapat digunakan pada analisis tahap selanjutnya, maka nilai variabel tersebut

harus lebih besar dari 0.5. Berikut ini hasil uji MSA setelah mengeluarkan

beberapa variabel yang memiliki nilai uji MSA kurang dari 0.5, dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 6.12 Hasil Uji MSA

Variabel MSA

Referensi dari Luar Organisasi (X2) 0.604

Pengalaman sebelumnya (X3) 0.691

Persepsi terhadap produk MCU (X4) 0.681

Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) 0.516

Mutu produk (X9) 0.703

Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan

(X12)0.765

Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan

pemeriksaan (X13)0.79

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 124: universitas indonesia analisis faktor

105

UNIVERSITAS INDONESIA

Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) 0.692

Perbandingan harga (X15) 0.595

Kesesuaian harga (X16) 0.793

Potongan harga (X17) 0.742

Kemudahan cara pembayaran (X18) 0.895

Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) 0.746

Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) 0.715

Keramahan personil pemasar (X21) 0.916

Kecakapan personil pemasar (X22) 0.936

Penampilan personil pemasar (X23) 0.884

Alat promosi yang menarik dan informatif (X24) 0.818

Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) 0.806

Keramahan dalam pelayanan (X26) 0.783

Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan

pelayanan (X27)0.88

Lingkungan Rumah Sakit (X28) 0.886

Lokasi Gedung Instalasi MCU (X29) 0.796

Tersedianya Tempat Parkir (X30) 0.781

Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) 0.729

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 11)

Berdasarkan tabel di atas sudah terlihat bahwa semua nilai uji MSA telah

lebih besar dari pada batas ideal nilai MSA yaitu 0.5. Variabel yang memiliki

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 125: universitas indonesia analisis faktor

106

UNIVERSITAS INDONESIA

nilai uji MSA yang lebih kecil dari 0.5 dan tidak diikutsertakan dalam analisis

selanjutnya antara lain adalah Motivasi (X1), Referensi antar individu dalam

perusahaan (X5), Teknologi alat pemeriksaan (X6), Branding Image Medical

Check Up RSPP (X7), Kesesuaian produk dengan kebutuhan dan keinginan

(X10) dan Kesesuaian model hasil (template) dengan kebutuhan dan keinginan

(11).

6.4.4 Menentukan Jumlah Faktor yang terbentuk (Hasil Total Variance

Explain )

Tabel Total Variance Explain dapat digunakan untuk melihat jumlah

faktor yang dapat terbentuk dari variabel yang ada. Dalam tabel tersebut yang

perlu diperhatikan adalah hanya yang memiliki nilai eigen yang lebih besar dari

1, karena faktor yang memiliki nilai eigen kurang dari 1 merupakan faktor yang

tidak signifikan, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat ada tabel berikut :

Tabel 6.13 Hasil Total Variance Explain

Faktor yangTerbentuk Eigen Value Percent of

VarianceCumulative

variance

1 10.077 40.309 40.309

2 2.719 10.874 51.183

3 2.062 8.248 59.432

4 1.487 5.949 65.381

5 1.305 5.22 70.601

6 1.026 4.106 74.706Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 10)

Dari tabel di atas terdapat 6 (enam) komponen yang memiliki nilai eigen

yang lebih besar dari pada 1, hal ini berarti terdapat 6 faktor yang dapat

dibentuk dari sebanyak 25 variabel atau dari sebanyak 25 variabel dapat

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 126: universitas indonesia analisis faktor

107

UNIVERSITAS INDONESIA

diringkas menjadi 6 faktor. Faktor pertama memiliki nilai eigen sebesar 10.077

dan variansi sebesar 40.3%, selanjutnya faktor 2 memiliki nilai eigen sebesar

2.719 dan variansi sebesar 10.9%, selanjutnya faktor 3 memiliki nilai eigen

sebesar 2.062 dan variansi sebesar 8.3%, selanjutnya faktor 4 memiliki nilai

eigen sebesar 1.487 dan variansi sebesar 5.9%, selanjutnya faktor 5 memiliki

nilai eigen sebesar 1.305 dan variansi sebesar 5.2% dan terakhir faktor 6

memiliki nilai eigen sebesar 1.026 dan variansi sebesar 4.1%. Dari total faktor

yang dapat dibentuk dapat menjelaskan sebanyak 74.706% dari variasi dalam

25 variabel. Selain menggunakan tabel di atas, faktor yang dapat terbentuk

dapat dilihat dari scree plot sebagai berikut :

Gambar 6.2 Scree Plot Total Variance Explain

Dari 25 Variabel yang diolah, terlihat 6 titik yang nilainya di atas 1

(memiliki nilai eigen lebih dari 1). Sehingga terdapat 6 faktor yang akan

terbentuk.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 127: universitas indonesia analisis faktor

108

UNIVERSITAS INDONESIA

6.4.5 Hasil Rotated Componen Matrix

Pada proses rotasi (rotated component matrix) memperlihatkan lebih

nyata penggolongan setiap variabel yang akan masuk kedalam suatu faktor.

Sebagai pembatas masuknya suatu variabel adalah nilai faktor loadingnya harus

lebih besar dari 0.4. Variabel yang memiliki nilai faktor loading kurang dari 0.4

tidak dapat secara nyata digolongkan kedalam salah satu faktor yang ada. Hasil

proses rotasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6.14 Hasil Rotated Componen Matrix

Variabel Faktor yang TerbentukNilaiEigenValue

FaktorLoading

PercentofVariance

Alat promosi yang menarikdan informatif (X24)

Faktor 1 Alat Promosi yang Menarik danInformatif (24)

10.077 0.773 40.309

Kecakapan personilpemasar (X22) 0.715

Penampilan personilpemasar (X23) 0.69

Potongan harga (X17) 0.676

Keramahan personilpemasar (X21) 0.662

Keramahan dalampelayanan (X26) 0.643

Kemampuan (kompetensi)dalam pelaksanaanpelayanan (X27)

0.586

Kemudahan carapembayaran (X18) 0.548

Lingkungan Rumah Sakit(X28) 0.52

Kecukupan TersedianyaTempat Parkir (X30) Faktor 2 Kecukuipan Tersedianya

Tempat Parkir (X30)

2.719 0.857 10.874

Lokasi Gedung InstalasiMCU RSPP (X29) 0.778

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 128: universitas indonesia analisis faktor

109

UNIVERSITAS INDONESIA

Sarana lainnya (masjid,kantin, café, Bank, dll)(X31)

0.725

Patient Relation untukpelanggan khusus (X25) 0.617

Mutu produk (X9)

Faktor 3 Mutu Produk (X9)

2.062 0.805 8.248

Macam atau jenis produkyang ditawarkan (X8) 0.77

Pengalaman sebelumnya(X3) 0.739

Persepsi terhadap produkMCU (X4) 0.685

Konsultasi ulang daridokter setelah hasildidapatkan (X12)

0.614

Referensi dari LuarPerusahaan (X2) 0.444

Kesesuaian harga (X16)Faktor 4 Kesesuaian Harga (X16)

1.487 0.842 5.949

Perbandingan harga (X15) 0.761

Ketepatan penerimaanhasil Pemeriksaan (X14)

Faktor 5 Ketepatan penerimaan hasilPemeriksaan (X14)

1.305 0.784 5.22

Ketepatan waktu memulaidan menyelesaikanpemeriksaan (X13)

0.712

Transportasi menujuRumah Sakit (X20) Faktor 6 Transportasi menuju Rumah

Sakit (X20)

1.026 0.729 4.106

Jarak Lokasi Rumah Sakitdengan Perusahaan (X19) 0.669

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2012 (Lampiran 10)

6.4.6 Hasil Penamaan Faktor

Berdasarkan tabel Rotated Componen Matrix dengan berdasarkan teori

yang ada maka penamaan faktor dapat dilakukan. Nama masing masing faktor

diambil dari nilai faktor loading yang tertinggi antara variabel yanga ada dalam

satu faktor, untuk lebih lengkap penamaan faktornya sebagai berikut:

1. Faktor 1 disebut sebagai Faktor Alat Promosi yang Menarik dan Informatif,

penamaan tersebut berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 129: universitas indonesia analisis faktor

110

UNIVERSITAS INDONESIA

variabel yang ada pada faktor 1 untuk mewakili variabel-variabel lainnya,

variabel tersebut adalah variabel alai promosi yang menarik dan informatif

(X24) dengan nilai faktor loading sebesar 0.773.

2. Faktor 2 disebut sebagai Faktor Kecukupan Tersedianya tempat Parkir,

penamaan tersebut berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari

variabel yang ada pada faktor 2 untuk mewakili variabel-variabel lainnya,

variabel tersebut adalah variabel kecukupan tersedianya tempat parkir (X30)

dengan nilai faktor loading sebesar 0.857.

3. Faktor 3 disebut sebagai Faktor Mutu Produk, penamaan tersebut

berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari variabel yang ada pada

faktor 3 untuk mewakili variabel-variabel lainnya, variabel tersebut adalah

variabel mutu produk (X9) dengan nilai faktor loading sebesar 0.805.

4. Faktor 4 disebut sebagai Faktor Kesesuaian Harga, penamaan tersebut

berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari variabel yang ada pada

faktor 4 untuk mewakili variabel-variabel lainnya, variabel tersebut adalah

variabel Kesesuaian Harga (X16) dengan nilai faktor loading sebesar 0.842.

5. Faktor 5 disebut sebagai Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan,

penamaan tersebut berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari

variabel yang ada pada faktor 5 untuk mewakili variabel-variabel lainnya,

variabel tersebut adalah variabel Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan

(X14) dengan nilai faktor loading sebesar 0.784.

6. Faktor 6 disebut sebagai Faktor Transportasi menuju Rumah Sakit,

penamaan tersebut berdasarkan nilai faktor loading yang terbesar dari

variabel yang ada pada faktor 6 untuk mewakili variabel-variabel lainnya,

variabel tersebut adalah variabel Transportasi menuju Rumah Sakit (X20)

dengan nilai faktor loading sebesar 0.729.

6.4.7 Hasil Interpretasi Faktor

Setelah dilakukan penamaan factor selanjutnya adalah interpretasi faktor,

yaitu:

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 130: universitas indonesia analisis faktor

111

UNIVERSITAS INDONESIA

a. Faktor 1 (Alat Promosi yang Menarik dan Informatif), memiliki eigen

value sebesar 10.077 dan variansi sebesar 40.3% dari hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa faktor ini merupakan faktor yang paling utama

dipertimbangkan oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam

membeli Layanan MCU untuk Perusahaannya, dengan anggota-

anggotanya adalah variabel :

Alat promosi yang menarik dan informatif (X24) dengan nilai factor

loading sebesar 0.773.

Kecakapan personil pemasar (X22) dengan nilai factor loading sebesar

0.715.

Penampilan personil pemasar (X23) dengan nilai factor loading sebesar

0.690.

Potongan harga (X17) dengan nilai factor loading sebesar 0.616.

Keramahan personil pemasar (X21) dengan nilai factor loading sebesar

0.662.

Keramahan dalam pelayanan (X26) dengan nilai factor loading sebesar

0.643.

Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan (X27) dengan

nilai factor loading sebesar 0.586.

Kemudahan cara pembayaran (X18) dengan nilai factor loading sebesar

0.548.

Lingkungan Rumah Sakit (X28) dengan nilai factor loading sebesar

0.522.

b. Faktor 2 (Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir) memiliki eigen value

sebesar 2.719 dan variansi sebesar 10.8% merupakan faktor kedua yang

dipertimbangkan oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam

membeli Layanan MCU untuk Perusahaannya, dengan anggota-

anggotanya adalah variabel :

Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir (X30) dengan nilai factor loading

sebesar 0.857.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 131: universitas indonesia analisis faktor

112

UNIVERSITAS INDONESIA

Lokasi Bangunan Insalasi MCU RSPP (X29) dengan nilai factor loading

sebesar 0.778.

Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) dengan nilai

factor loading sebesar 0.725.

Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) dengan nilai factor

loading sebesar 0.617.

c. Faktor 3 (Mutu Produk) memiliki eigen value sebesar 2.062 dan variansi

sebesar 8.2% merupakan faktor ketiga yang dipertimbangkan oleh bagian

kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli Layanan MCU

untuk Perusahaannya, dengan anggota-anggotanya adalah variabel :

Mutu produk (X9) dengan nilai factor loading sebesar 0.805.

Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) dengan nilai factor

loading sebesar 0.770.

Pengalaman sebelumnya menggunakan produk MCU RSPP (X3) dengan

nilai factor loading sebesar 0.739 .

Persepsi terhadap produk MCU (X4) dengan nilai factor loading sebesar

0.685.

Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12) dengan nilai

factor loading sebesar 0.614.

Referensi dari Luar Organisasi (X2) dengan nilai factor loading sebesar

0.444.

d. Faktor 4 (Kesesuaian Harga) memiliki eigen value sebesar 1.487 dan

variansi sebesar 5.9% merupakan faktor keempat yang dipertimbangkan

oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli Layanan

MCU untuk Perusahaannya,dengan anggota-anggotanya adalah variabel :

Kesesuaian harga paket (X16) dengan nilai factor loading sebesar 0.842.

Perbandingan harga paket (X15) dengan nilai factor loading sebesar

0.761.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 132: universitas indonesia analisis faktor

113

UNIVERSITAS INDONESIA

e. Faktor 5 (Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan) memiliki eigen value

sebesar 1.305 dan variansi sebesar 5.2% merupakan faktor kelima yang

dipertimbangkan oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam

membeli Layanan MCU untuk Perusahaannya, dengan anggota-

anggotanya adalah variabel :

Ketepatan waktu penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) dengan nilai

factor loading sebesar 0.784.

Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13)

dengan nilai factor loading sebesar 0.712.

f. Faktor 6 (Transportasi menuju Rumah Sakit) memiliki eigen value

sebesar 1.026 dan variansi sebesar 4.1 % merupakan faktor keenam yang

dipertimbangkan oleh bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam

membeli Layanan MCU untuk Perusahaannya, dengan anggota-

anggotanya adalah variabel :

Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) dengan nilai factor loading

sebesar 0.729.

Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) dengan nilai factor

loading sebesar 0.669.

6.4.8 Menentukan Ketepatan Model

Langkah terakhir dalam analisis faktor adalah menentukan ketepatan

model. Ketepatan model ditentukan oleh besarnya residual, yaitu perbedaan dari

korelasi yang direproduksi, berdasarkan hasil estimasi matriks faktor. Dalam

penelitian ini, residual yang diperoleh adalah sebesar 38% atau sebanyak 115

residual dengan nilai absolut di atas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model

memiliki ketepatan sebesar 62% pada tingkat penyimpangan 0.05 atau sebesar

5%. (Lampiran 12).

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 133: universitas indonesia analisis faktor

114UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 7PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

7.1 Keterbatasan Penelitian

7.1.1 Keterbatasan Jumlah, Jenis Sampel dan Responden

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan

data secara cross sectional. Pendekatan analisa yang digunakan adalah analisa

kuantitatif yang tujuannya untuk mengetahui faktor- faktor yang menjadi

pertimbangan bagian kepegawaian perusahaan pelanggan dalam membeli

layanan Medical Check Up RSPP tahun 2012.

Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 45

(empat puluh lima) perusahaan dari awalnya adalah 88 (delapan puluh delapan)

perusahaan yang telah menjadi pelanggan layanan MCU RSPP selama 2 tahun

berturut- turut yaitu selama tahun 2011 sampai dengan tahun2012. Masing-

masing perusahaan diberikan satu kuesioner untuk diisi dan dalam waktu satu

bulan terdapat 45 (empat puluh lima) perusahaan yang mengembalikan

kuesioner.

Peneliti memberikan batasan bahwa yang dapat menjadi responden

dalam penelitian ini adalah pejabat yang bekerja di bagian kepegawaian

perusahaan yang memang bertugas untuk mengurus Medical Check Up pegawai

perusahaan tersebut, karena diharapkan sebagai orang yang mengetahui proses

pengambilan keputusan suatu perusahaan untuk pemilihan layanan Medical

Check Up dan sekaligus sebagai pengguna jasa layanan tersebut. Kriteria

tersebut ditetapkan agar data yang diperoleh akurat dan representatif.

Penelitian kuantitatif dengan metode analisis faktor ini dimaksudkan

untuk mendapatkan data yang lebih rinci dan mendalam tentang faktor- faktor

yang menjadi pertimbangan bagian kepegawaian perusahaan langganan dalam

keputusan membeli layanan Medical Check Up RSPP tahun 2012.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 134: universitas indonesia analisis faktor

115

UNIVERSITAS INDONESIA

7.1.2 Kuesioner Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

yang berisikan 31 (tiga puluh satu) pertanyaan dengan menggunakan skala

Likert dalam memberikan jawaban dan kesemuanya dibuat sendiri oleh peneliti.

Dalam penyebaran kuesioner, peneliti menyadari adanya keterbatasan waktu

yang cukup singkat (hanya 1 bulan) dan dalam cara penyebaran kuesioner

penelitian terutama kuesioner yang pengisiannya tidak didampingi oleh peneliti

(pengiriman kuesioner lewat email dan pos).

Meskipun dalam penyebaran kuesioner peneliti juga melampirkan tabel

definisi operasional sebagai acuan responden dalam mengisi kuesioner, namun

peneliti tidak mempunyai guideline (panduan) pengisian kuesioner untuk

responden, sehingga kemungkinan bias pada jawaban tidak dapat dihindarkan

karena Responden yang merupakan karyawan bagian kepegawaian perusahaan

yang diharapkan dapat berperan sebagai seorang pengambil keputusan sekaligus

pengguna layanan mungkin berperan sebagai pengguna layanan saja, sehingga

data yang didapatkan tidak sepenuhnya menggambarkan pertimbangan

keputusan membeli dari perusahaan langganan.

Dengan adanya keterbatasan waktu penelitian, maka pertanyaan yang

dituangkan dalam kuesioner berupa pertanyaan tertutup. Keterbatasan dari sifat

pertanyaan tertutup pada kuesioner adalah tidak memungkinkannya responden

menyampaikan inspirasi dan tanggapan yang bersifat lebih pribadi. Padahal ada

kemungkinan tanggapan yang bersifat pribadi tersebut amat beragam tergantung

dari pengalaman dan persepsi responden terhadap pertanyaan yang diajukan.

7.1.3 Kepustakaan

Rujukan yang digunakan untuk pemahaman konsep dan teori memang

tidak terbatas. Namun kemudahan akses untuk mendapatkan rujukan yang tepat

bukanlah hal yang mudah. Selain itu mencari dan menemukan rujukan

kepustakaan yang tepat dan sesuai dengan topik penelitian yang dipilih oleh

peneliti juga tidak mudah. Sehingga peneliti menyadari masih kurangnya

tinjauan kepustakaan yang didapatkan untuk penelitian ini.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 135: universitas indonesia analisis faktor

116

UNIVERSITAS INDONESIA

7.2 Pembahasan Karakteristik Responden

7.2.1 Usia

Apabila ditinjau dari segi pemasaran, semua penduduk pada semua usia

merupakan konsumen. Konsumen pada setiap jenjang usia tertentu cenderung

memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan segmentasi

pasar untuk memudahkan sasaran pasar yang dituju dan mendapatkan pasar

yang potensial untuk produk yang dipasarkan.

Pada penelitian ini didapatkan Responden terbanyak berasal dari

golongan usia > 50 tahun. Hal tersebut dikarenakan konsumen pada usia > 50

tahun mempunyai tingkat kebutuhan, informasi dan pengalaman tentang

Medical check Up yang relatif tinggi, selain itu juga disebabkan oleh tingkat

kesadaran akan pentingnya kesehatan sehingga semakin selektif dalam memilih

produk Medical Check Up yang ditawarkan.

7.2.2 Jenis Kelamin

Menurut Kotler (1997) Jenis kelamin merupakan aspek utama yang

penting diketahui perusahaan jasa, tidak terkecuali Rumah Sakit. Adanya

perbedaan jenis kelamin akan membentuk perilaku pembelian yang berbeda

pula. Secara umum laki- laki, lebih mudah diyakinkan dengan data yang

spesifik dan jelas, ketimbang harga atau penawaran lain dan After sales service

lebih penting ketimbang faktor lain saat memutuskan membeli sebuah produk

atau jasa.

Laki- laki Dewasa sering disebut sebagai ‘considerate buyer’ karena

kemampuannya menimbang sebelum memutuskan untuk membeli dan biasanya

cenderung loyal terhadap sesuatu produk atau jasa yang dibelinya. Bagi

Pemasar, penting untuk mengetahui siapakah target produk kita, dan jika kita

mengetahui bahwa itu adalah laki- laki, maka hendaknya kita mampu

memberikan informasi yang jelas,ringkas dan padat. Kepraktisan akan menjadi

acuan utama didalam penilaiannya, disamping faktor benefit tambahan.Untuk itu

Faktor kredibilitas dan performance dari penjual akan sangat mempengaruhi

keputusan pembelian Laki- laki.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 136: universitas indonesia analisis faktor

117

UNIVERSITAS INDONESIA

Berdasarkan jenis kelamin, konsumen dalam penelitian ini didominasi

oleh Laki- laki sebanyak 53,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa Laki-laki lebih

sering terlibat dalam proses keputusan pembelian. Hal ini sejalan dan cukup

menjelaskan faktor- faktor yang disebutkan diatas ternyata juga terbukti dalam

penelitian ini seperti pentingnya mutu produk, informasi promosi yang baik,

faktor penampilan pemasar serta adanya after sales service dengan konsultasi

ulang setelah pemeriksaan ternyata cukup menjadi pertimbangan bagi

perusahaan pelanggan dengan laki- laki yang menjabat di bagian kepegawaian.

7.2.3 Jabatan dalam Perusahaan

Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli

dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk. Menurut

Enggel dkk, (1994) beberapa peran dalam keputusan membeli yaitu Pengguna

(users), Orang yang mempengaruhi (influencers), Pembeli (buyers), Pengambil

keputusan (deciders), dan Penjaga gerbang (gate keepers).

Karyawan yang bekerja di bagian kepegawaian suatu perusahaan dapat

berperan sebagai pemberi pengaruh dan dapat sebagai pengambil keputusan

untuk membeli suatu produk layanan Medical Check Up untuk karyawan

perusahaan tersebut, selain itu juga mereka akan membantu proses pembelian

sekaligus sebagai pengguna layanan MCU, karena berdasarkan wewenang

pekerjaan hal tentang kesehatan pegawai merupakan bagian dari tanggung

jawabnya. sehingga pendapatnya biasanya akan dipertimbangkan oleh para

direksi perusahaan.

Jabatan dalam perusahaan pada penelitian ini 31,1% adalah karyawan

yang bekerja di bagian HRD (Human Rescources Development), 33,3% di

bagian HSE (Health Safety Environment) dan 35, 6% adalah karyawan yang

mengisi selain HRD dan HSE, namun yang tetap berhubungan dengan

kepegawaian dalam perusahaan tersebut seperti Medical Manager, Provider

Relation, dan lain- lain.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 137: universitas indonesia analisis faktor

118

UNIVERSITAS INDONESIA

7.3 Pembahasan Karakteristik Perusahaan

7.3.1 Jenis Perusahaan

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Jenis Perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak dibidang

Migas sebanyak 55.6%, perusahaan yang bergerak dibidang non migas sebanyak

44.4%. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis

Perusahaan yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar (55.6%)

adalah perusahaan yang bergerak dibidang migas.

Banyaknya perusahaan migas yang bekerja sama dengan MCU RSPP

dikarenakan RSPP dulunya tergabung dalam BUMN PT. Pertamina, sehingga

setelah terlepas dari BUMN dan berada dibawah naungan PT. Pertamedika,

perusahaan migas Nasional dan milik Asing yang bekerja sama dengan PT.

Pertamina ataupun anak perusahaan PT. Pertamina sendiri yang sedari dulu

melakukan MCU di RSPP masih menjadi pelanggan setia di MCU RSPP. Dan

juga ditambah dengan perusahaan yang bergerak dibidang non migas, misalnya

bergerak dibidang asuransi, pupuk, kontruksi, perkapalan dan sebagainya.

7.3.2 Jumlah Karyawan

Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986, Jenis-jenis atau

Macam Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja dibagi dalam Industri Rumah

Tangga adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah

antara 1-4 orang, Industri Kecil adalah industri yang jumlah karyawan atau

tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang, Industri Sedang atau Industri

Menengah adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah

antara 20-99 orang, Industri Besar adalah industri yang jumlah karyawan atau

tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Jumlah Karyawan yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar

(66.7%) adalah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 100 orang

atau bisa digolongkan sebagai perusahaan besar, hal ini juga menjelaskan bahwa

perusahaan besar juga cenderung akan bekerja sama dengan perusahaan yang

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 138: universitas indonesia analisis faktor

119

UNIVERSITAS INDONESIA

besar pula dan sudah berpengalaman seperti RSPP, yang mutu produk dan

layanannya telah terstandarisasi dengan baik.

7.3.3 Jumlah Karyawan Tertanggung

Berdasarkan UU No I th 1970 mengenai kewajiban pemeriksaan

kesehatan tenaga kerja dan UU Kesehatan no.23 / 1992, pasal 23, ayat 2 yang

mengatur Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai yang isinya tentang

Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang

optimal, Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan

penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja sehingga Setiap tempat kerja

wajib menyelenggarakan kesehatan kerja maka jelaslah setiap perusahaan wajib

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai dan calon pegawainya.

Dari hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah

Karyawan yang tertanggung yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian

besar (66.7%) adalah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang

tertanggung lebih dari 100 orang atau bisa digolongkan sebagai perusahaan

besar, hal ini sejalan dengan jenis perusahaan yang didominasi oleh perusahaan

Migas yang memiliki karyawan berjumlah lebih dari 100 orang. Dan

berdasarkan data didapatkan hampir seluruh perusahaan langganan tersebut

mempercayakan pemeriksaan MCU seluruh pegawainya pada MCU RSPP.

7.3.4 Lokasi Perusahaan

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000), Lokasi berhubungan dengan

keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai dimana operasi dan stafnya

akan ditempatkan, yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat

interaksi yang terlibat. Terdapat tiga macam tipe interaksi antara penyedia jasa

dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi, yaitu Pelanggan

mendatangi penyedia jasa, Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau Penyedia

jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.

Untuk tipe interaksi dimana pelanggan mendatangi penyedia jasa, letak

lokasi menjadi sangat penting. Karena letak yang terlalu jauh dari tempat

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 139: universitas indonesia analisis faktor

120

UNIVERSITAS INDONESIA

perusahaan tersebut akan menjadi pertimbangan perusahaan untuk menggunakan

jasa yang ditawarkan karena akan menambah pengeluaran dari perusahaan. Jika

penyedia jasa mendatangi pelanggan, maka letak lokasi menjadi tidak begitu

penting meskipun perlu dipertimbangkan pula kedekatan terhadap pelanggan

untuk menjaga kualitas jasa dan pelanggan menggunakan media perantara dalam

berinteraksi, maka letak lokasi dapat diabaikan meskipun beberapa media

perantara memerlukan interaksi fisik antara mereka dengan pelanggan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Lokasi Perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang berlokasi disekitar

JABODETABEK sebanyak 77.8%, perusahaan yang berlokasi di luar

JABODETABEK sebanyak 22.2%. Dikarenakan dalam hal ini pelanggan yang

mendatangi penyedia jasa, sehingga karakteristik perusahaan pelanggan

berdasarkan lokasi yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar

(77.8%) adalah perusahaan yang berlokasi disekitar JABODETABEK.

7.3.5 Lama Bekerjasama Dengan MCU RSPP

Menurut Kotler (2000), Loyalitas pelanggan diartikan sebagai kesetiaan

pelanggan terhadap suatu perusahaan yang telah menyediakan barang atau jasa

(service) kepadanya. Tingkat loyalitas atau tangga loyalitas pelanggan (level of

customer loyalty) merupakan klasifikasi konsumen didasarkan pada frekuensi

(jumlah kedatangan atau berapa kali) pembelian dilakukan di suatu perusahaan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Lama Bekerjasama dengan MCU RSPP menunjukkan bahwa perusahaan yang

lama bekerjasama kurang dari 5 tahun sebanyak 51.1%, perusahaan yang yang

lama bekerjasama 6 - 10 tahun sebanyak 26.7%, perusahaan yang lama

bekerjasama lebih dari 10 tahun sebanyak 17.8% dan terdapat sebanyak 2

perusahaan atau sebanyak 4.4% yang tidak mengisi atau mengosongkan

jawabanya. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik Perusahaan berdasarkan

Lama bekerjasama dengan MCU RSPP yang diperoleh pada penelitian kali ini

sebagian besar 51.1% adalah perusahaan yang lama bekerjasama kurang dari 5

tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan pelanggan cukup puas

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 140: universitas indonesia analisis faktor

121

UNIVERSITAS INDONESIA

dengan pelayanan MCU RSPP, terbukti dengan adanya pembelian ulangan oleh

perusahaan tersebut.

7.3.6 Paket yang Bekerjasama

Menurut Kotler (1995), Produk adalah barang atau jasa yang dapat

ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau

dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2002) Produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,

disewakan, digunkan, atau dikonsumsi pasar (baik pasar konsumen akhir atau

maupun pasar industri) sebagai pemenuh kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan.

Dari kedua definisi diatas dapat dinyatakan bahwa dimana pemenuhan

keinginan dan kebutuhan dengan cara menawarkan segala sesuatu yang

termasuk di dalamnya adalah objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan

gagasan.

Jadi produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat

memuaskan pelanggan. Dari produk-produk yang ditawarkan sejenis, yang

menjadi pembeda antara produk perusahaan yang satu dengan perusahaan yang

lainnya adalah kualitas produk itu sendiri, sehingga suatu produk jika ingin

diminati oleh konsumen haruslah memiliki kualitas yang baik, serta dapat

menyesuaikan baik bentuk dan kemasan dengan konsumen yang akan

menggunakannya. Terlebih dalam penelitian ini produk yang ditawarkan bersifat

jasa yang produknya lebih bersifat kinerja atau tampilan, Pelanggan terlibat

dalam proses operasi jasa maka tantangannya adalah karena produk jasa

Kualitasnya sulit distandarisasi (pelayanan antara pelanggan tidak bisa sama),

sehingga tanggapan tiap konsumen akan berbeda satu sama lain.

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Paket yang bekerjasama menunjukkan bahwa perusahaan yang bekerjasama

dengan paket umum RSPP sebanyak 57.8%, perusahaan yang bekerjasama

dengan paket khusus perusahaan sebanyak 42.2%. Hal ini menunjukkan bahwa

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 141: universitas indonesia analisis faktor

122

UNIVERSITAS INDONESIA

karakteristik Perusahaan berdasarkan paket yang bekerjasama yang diperoleh

pada penelitian kali ini sebagian besar (57.8%) adalah perusahaan yang

bekerjasama dengan paket umum yang dibuat oleh RSPP. Dapat diartikan

dengan paket yang telah disediakan oleh RSPP telah cukup memenuhi

kebutuhan MCU perusahaan pelanggan, sehingga sebagian besar perusahaan

tidak memerlukan pembuatan paket khusus untuk perusahaan mereka. Namun

bagi perusahaan lain dengan kebutuhan layanan yang lebih spesifik, pihak

manajemen RSPP dapat bersifat fleksibel dan dapat menyesuaikan dan

memenuhi kebutuhan konsumen.

7.3.7 Harga Paket Per Orang

Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat suatu produk (bagi konsumen

maupun produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan uang. Demikian

juga Buchari (1992) menegaskan bahwa variabel harga berjalan sejajar dengan

kualitas produk. Apabila kualitas produk baik, maka konsumen akan berani

membayar lebih tinggi.

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000), Penentuan harga merupakan titik

kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari

suatu usaha atau bisnis. Keputusan penentuan harga juga sangat signifikan di

dalam penentuan nilai atau manfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan

memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa. Keputusan

penentuan tarif dari sebuah produk jasa baru harus memperhatikan beberapa hal.

Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai

dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di

berbagai pasar juga harus dipertimbangkan.

Selanjutnya Zeithaml dan Bitner (2000), menjelaskan tiga dasar

penetapan harga yang biasa digunakan dalam menentukan harga, yaitu

penetapan harga berdasarkan biaya, penetapan harga berdasarkan persaingan,

dan penetapan harga berdasarkan permintaan. Sedangkan harga yang diterapkan

oleh MCU RSPP berdasarkan gabungan dari ketiga hal tersebut.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 142: universitas indonesia analisis faktor

123

UNIVERSITAS INDONESIA

Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik Perusahaan berdasarkan

Harga per Paket yang Bekerjasama menunjukkan bahwa perusahaan yang harga

per paket per orang yang diperoleh pada penelitian kali ini sebagian besar

(73.3%) adalah perusahaan yang menggunakan layanan MCU RSPP dengan

harga per paket Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000,- per orang.

Dari data ini dapat disimpulkan perusahaan pelanggan banyak

menggunakan layanan MCU dengan harga tersebut karena harga yang

ditawarkan sesuai dengan anggaran yang disediakan perusahaan, serta harganya

cukup kompetitif dan isi paket sesuai dengan permintaan atau kebutuhan

perusahaan.

7.4 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 6 (enam) faktor dan 25 variabel

yang dipertimbangkan perusahaan langganan dalam membeli layanan Medical

Check Up RSPP. Keenam faktor tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam

bahasan berikut ini.

7.4.1 Faktor 1: Alat Promosi yang Menarik dan Informatif

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu

program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen

belum pernah mendengarkannya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan

berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Menurut

Payne (1993), promosi adalah alat yang digunakan perusahaan jasa untuk

berkomunikasi dengan pasar sasaran.

Sedangkan menurut Buchari Alma (2004) pengertian promosi adalah

suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 143: universitas indonesia analisis faktor

124

UNIVERSITAS INDONESIA

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi

dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan

bauran pemasarannya.

Sejalan dengan hal diatas, bagian pemasaran RSPP juga melakukan

promosi yang berkesinambungan terhadap produk layanan Medical Check Up

RSPP agar dapat lebih dikenal oleh konsumen yang dalam hal ini adalah

perusahaan pelanggan. Tujuan dari promosi yang dilakukan selain untuk terus

meningkatkan target penjualan terhadap pelanggan lama dan calon pelanggan,

tapi juga untuk memberikan informasi, mengingatkkan serta membina

pelanggan yang telah ada.

Adapun langkah-langkah promosi yang dilakukan oleh pemasaran RSPP

untuk produk MCU adalah dengan mengadakan brosur tentang informasi paket-

paket MCU, melakukan healthy talk (talk show kesehatan) ke perusahaan

pelanggan, mengadakan siang klinik yang membahas seputar kesehatan dengan

mengundang perwakilan perusahaan pelanggan, serta melakukan promosi di

media cetak dan elektronik. Menurut informasi dari bagian pemasaran, semua

bentuk promosi ini dikemas secara menarik dan informatif sehingga dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen tentang produk MCU

RSPP.

Namun berdasarkan informasi dari pihak pemasaran, Hal yang menjadi

pertimbangan utama bagi Perusahaan Pelanggan dalam memilih layanan MCU

sebenarnya adalah hal yang berhubungan dengan harga, baik potongan harga

dan kesesuaian harga, karena setiap perusahaan telah memiliki anggaran

tersendiri setiap tahunnya untuk MCU Karyawannya. Sedangkan alat promosi

yang yang menarik dan informatif berdasarkan pengolahan data kuesioner di

lapangan menjadi hal pertama yang penting bagi perusahaan pelanggan untuk

mengetahui informasi tentang produk MCU RSPP. Sehingga kemungkinan

bahwa responden dari bagian kepegawainan perusahaan yang mengisi kuesioner

bertindak sebagai pengguna akhir (end user) dimunculkan dalam pengisian

kuesioner ini sehingga belum tentu merepresentasikan perusahaan tersebut.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 144: universitas indonesia analisis faktor

125

UNIVERSITAS INDONESIA

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Yuliana (2006) di

Rumah Sakit yang merupakan pesaing dalam hal MCU yang melakukan

penelitian berdasarkan uji regresi linear antara promosi dan loyalitas pelanggan

di RS XYZ, ternyata variabel promosi memiliki nilai uji yang tidak signifikan

sehingga tidak memberi pengaruh kepada loyalitas konsumen. Hal ini

menandakan masih kurang baiknya faktor promosi yang dilakukan oleh RS

XYZ.

Dari hal diatas terlihat perbedaan yang cukup jelas di lapangan antara

MCU RSPP dengan MCU RS XYZ sebagai pesaing, dalam hal ini faktor alat

promosi yang dilakukan RSPP untuk produk MCU ternyata cukup mendapat

respon yang baik dan efektif, terbukti dengan faktor alat promosi yang menarik

dan informatif menjadi faktor pertama yang menjadi pertimbangan bagi

perusahaan langganan dalam memilih MCU untuk perusahaannya.

Faktor alat promosi yang informatif juga tidak berdiri sendiri, namun

setelah didapatkannya informasi awal tentang suatu produk yang dibutuhkan,

maka langkah selanjutnya seperti yang dijelaskan oleh Robbins (2003) adalah

mencari informasi yang lebih lanjut tentang produk salah satunya dengan

mendeskripsikan kebutuhan mereka secara umum, kemudian membicarakan

spesifikasi produk yang diinginkan lalu perusahaan tersebut akan mencari

pemasok. Saat pencarian pemasok inilah variabel- variabel lain yang mendukung

faktor alat promosi yang informatif, yaitu: kecakapan personil pemasar,

penampilan personil pemasar dan keramahan personil pemasar yang juga

mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian, dengan kecakapan dalam

komunikasi dan memberikan informasi serta penampilan yang menarik akan

memberi kesan professional serta makin meyakinkan pembeli.

Hal yang tidak bisa dilepaskan untuk menarik minat dan menjadi

pertimbangan dari perusahaan pelanggan untuk memilih MCU RSPP adalah

adanya kebijakan potongan harga (discount) yang ditetapkan oleh pihak RSPP

untuk perusahaan yang memiliki kerja sama dalam MCU karyawan dengan

RSPP. Hal ini juga sejalan dengan adanya kemudahan cara pembayaran yang

diberikan oleh pihak pemasaran RSPP dengan memberikan jangka waktu dalam

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 145: universitas indonesia analisis faktor

126

UNIVERSITAS INDONESIA

penagihan dan pelunasan serta adanya discount tambahan bagi perusahaan yang

dapat membayar lebih cepat dari waktu yang telah di tetapkan. (Lampiran 13)

Hal lain yang juga menjadi pertimbangan perusahaan pelanggan dalam

membeli kembali layanan MCU RSPP karena keramahan dalam pelayanan dan

kemampuan (kompetensi) personil di Instalasi MCU RSPP yang cukup

memberikan kesan baik yang membekas pada pelanggan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Robbins (2003) yang menyatakan tahap akhir dari delapan fase

pembelian organisasi adalah Penilaian kinerja (performance review), yaitu

Setelah kerjasama berlangsung, bukan berarti proses pembelian telah berhenti.

Pembeli tentu akan mengevaluasi kinerja pemasok dan pasokannya. Caranya

dengan melihat kualitas output ataupun menganalisa kepuasan pemakai yang

akan menentukan apakah akan melakukan pembelian ulang atau tidak.

Hal ini juga dijelaskan oleh Kotler dan Armstrong (2004) yang

menyatakan tahap kelima dari perilaku pembelian adalah Perilaku pasca

pembelian, yang merupakan tahap proses keputusan pembeli konsumen

melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan

atau ketidak puasan mereka. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan

mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan

mempengaruhi perilaku pembelian berikutnya. Konsumen yang puas cenderung

akan menjadi sarana yang baik dalam mempromosikan produk tersebut kepada

orang lain.

Variabel terakhir yang juga menjadi pertimbangan dalam faktor pertama

ini adalah Lingkungan yang tercipta di RSPP, karena Menurut Zeithaml dan

Bitner (2000) Bukti fisik adalah suatu hal yang secara nyata turut memengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang

ditawarkan. Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan jasa dimana

layanan diciptakan dan di mana penyedia jasa dan pelanggan berinteraksi,

ditambah unsur-unsur berwujud yang ada yang dipakai untuk berkomunikasi

atau mendukung peran jasa.

Dalam bisnis jasa, pemasar harus berusaha mengimbangi dimensi

ketidakterwujudannya dengan menyediakan petunjuk-petunjuk fisik untuk

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 146: universitas indonesia analisis faktor

127

UNIVERSITAS INDONESIA

menguatkan positioning dan citra dan mengembangkan product surround.

Lingkungan RSPP yang nyaman dan tertata baik memberikan nilai tambah bagi

RSPP sebagai pertimbangan untuk perusahaan pelanggan melakukan Medical

Check Up RSPP.

7.4.2 Faktor 2: Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir

Kecukupan tersedianya tempat parkir ternyata cukup menjadi

pertimbangan bagi perusahaan pelanggan dalam membeli layanan MCU RSPP,

karena berdasarkan hasil olah data tentang lokasi perusahaan langganan yang

sebagian besar berlokasi sekitar JABODETABEK, sehingga untuk mencapai

lokasi RSPP kebanyakan menggunakan kendaraan pribadi.

Semenjak tahun 2010 telah dibangun gedung parkir baru di RSPP

dengan 6 lantai dan dapat menampung ± 300 mobil, sehingga lahan parkir motor

juga lebih luas karena tidak terpakai untuk parkir mobil. RSPP juga

meningkatkan layanan demi kenyamanan pelanggan dengan menyediakan

fasilitas parkir vallet dan lahan parkir khusus untuk pengemudi wanita.

Lokasi gedung Instalasi MCU RSPP juga menjadi pertimbangan bagi

perusahaan pelanggan, karena medical check up sifat layanannya bukan

merupakan pengobatan, sehingga lingkungan yang lebih privat sangat menjadi

perhatian bagi pelanggan. Hal ini sejalan dengan model yang dipakai oleh MCU

RSPP dalam rangka program pengembangan instalasi MCU dengan fasilitas

terpadu yang berada pada satu lantai, yaitu di gedung H lantai 5 dengan konsep

“one- stop- service” dengan tujuan agar terciptanya Layanan yang menyeluruh,

efektif, efisien dan nyaman bagi pasien dalam “satu atap”, Pemeriksaan terpadu

yang lebih cepat serta berkomputerisasi sehingga memberikan Hasil yang cepat

dan akurat.

Fasilitas lain yang diberikan oleh RSPP juga berpengaruh terhadap

pertimbangan membeli layanan MCU RSPP. Menurut Tjiptono (2006), Fasilitas

adalah sumber daya fisik yang ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada

konsumen. Segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan dan

kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 147: universitas indonesia analisis faktor

128

UNIVERSITAS INDONESIA

yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Penting bagi Rumah

sakit yang menghasilkan produk jasa untuk memperhatikan pentingnya fasilitas

tambahan bagi pelanggan. Karena Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab

bila tidak puas akan meninggalkan dan mencari Tempat lain yang merupakan

pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan.

Dalam hal fasilitas, RSPP juga memiliki fasilitas tambahan yang cukup

lengkap, seperti bank, ATM, café, kantin, musholla, dll. Dan ditambah fasilitas

Patient Relation untuk pasien MCU khusus ternyata cukup mendapat respon

positif dari perusahaan pelanggan dan menjadi bahan pertimbangan dalam

membeli layanan MCU untuk perusahaannya dan karena fasilitas Patient

Relation ini belum pernah ada dan dilakukan oleh RS Pesaing.

7.4.3 Faktor 3: Mutu Produk

Saat ini semua industri yang bergerak di bidang jasa harus

memperhatikan segi pelayanan mereka. Pelayanan yang baik merupakan salah

satu syarat kesuksesan perusahaan jasa. Mutu (kualitas) pelayanan dipandang

sebagai salah satu komponen yang perlu diwujudkan oleh perusahaan karena

memiliki pengaruh untuk mendatangkan konsumen baru dan dapat mengurangi

kemungkinan pelanggan lama untuk berpindah ke perusahaan lain. Dengan

semakin banyaknya pesaing maka akan semakin banyak pilihan bagi konsumen

untuk menjatuhkan pilihan. Hal ini akan semakin membuat semakin sulit untuk

mempertahankan konsumen lama, karenanya kualitas layanan harus ditingkatkan

semaksimal mungkin.

Menurut Zeithaml et al (1998), Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai

penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau

layanan secara menyeluruh. Sedangkan menurut Tjiptono (2006), Kualitas

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan

penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 148: universitas indonesia analisis faktor

129

UNIVERSITAS INDONESIA

Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan berdasarkan sudut

pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, akan tetapi sudut pandang penilaian

persepsi pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan pelanggan adalah pihak yang

mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan. Faktor Persepsi pelanggan

terhadap kualitas yang diberikan dari produk MCU RSPP, Pengalaman

sebelumnya yang cukup memuaskan pelanggan ditambah adanya konsultasi

ulang yang diberikan oleh dokter MCU kepada pasien yang telah melakukan

pemeriksaan merupakan nilai menyeluruh atas keunggulan dari produk MCU

yang juga menjadi faktor yang juga dipertimbangkan oleh perusahaan pelanggan

dalam membeli layanan MCU RSPP selain itu pula, pembelian organisasi yang

cukup kompleks sehingga referensi dari pihak luar organisasi juga cukup

memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan suatu organisasi lain.

Adapun lima dimensi kualitas pelayanan yang diidentifikasikan oleh

Tjiptono (2006) meliputi Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk

melaksanakan jasa yang disajikan dengan tepat dan terpercaya, Responsif

(responsiveness) yaitu keinginan untuk membantu para konsumen dan

memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin, Keyakinan (assurance) yaitu

pengetahuan dan kesopansantunan para pegawai perusahaan serta kemampuan

menumbuhkan rasa percaya diri konsumen terhadap perusahaan, Empati

(empathy) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan dan Berwujud

(tangible) yaitu penampilan, peralatan, personil, dan media komunikasi.

Variabel lain yang juga penting adalah macam atau jenis produk yang

ditawarkan oleh MCU RSPP, seperti yang diungkapkan oleh Kotler (2004)

tentang salah satu variabel yang mendukung bauran pemasaran adalah tentang

keragaman produk. Di dalam kondisi persaingan, sangatlah berbahaya bagi

sebuah perusahaan bila hanya mengandalkan produk tanpa usaha untuk

mengembangkannya. Oleh karena itu di dalam mempertahankan dan

meningkatkan penjualan dan market share perlu mengadakan penyempurnaan

dan pengembangan produk yang di hasilkan lebih baik, sehingga dapat

memberikan daya guna, daya pemuas, serta daya tarik yang lebih besar.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 149: universitas indonesia analisis faktor

130

UNIVERSITAS INDONESIA

Hal diatas semakin diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yuliana (2006) pada RS XYZ sebagai pesaing utama dalam MCU RSPP yang

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel keragaman dan kualitas dari

produk merupakan hal yang paling besar berpengaruh terhadap loyaliyas dari

pelanggan, kemudian baru diikuti oleh Price (Harga) dan Place (Lokasi).

Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pelanggan saat ini telah memahami

pentingnya kualitas dari suatu produk, sehingga harga bukan lagi merupakan

kendala bagi pelanggan untuk membeli suatu pelayanan, namun menjaga mutu

dari produk menjadi hal yang lebih penting, sehingga untuk meningkatkan

penjualannya MCU RSPP harus menjaga mutu produk dan layanannya agar

tidak kalah bersaing dengan RS Pesaing yang memiliki pelayanan yang serupa.

Dalam hal strategi produk yang dilakukan adalah menetapkan cara dan

menyediakan produk yang lebih tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat

memuaskan konsumen dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan

perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan

peningkatan market share nya.

Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu atau

kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options), gaya (style), merek

(brand lines), macam produk (product item), jaminan (guaranties), dan

pelayanan (services). Sehingga strategi produk merupakan unsur penting karena

dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Karena dengan bervariasinya

macam atau jenis dari paket yang ditawarkan maka akan meningkatkan daya

tarik dari konsumen untuk menggunakan produk karena banyaknya pilihan yang

ditawarkan sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang

disediakan oleh perusahaannya.

Dari penjabaran diatas, maka sudah jelas bahwa faktor mutu produk akan

menjadi faktor penting dalam pertimbangan pembelian layanan MCU oleh

perusahaan pelanggan. Ditambah lagi proses pembelian organisasi lebih rumit

dan kompleks dalam pelaksanaannya, dan salah satu faktor yang

dipertimbangkan perusahaan adalah mutu dari produk itu sendiri. Pentingnya

menjaga mutu pelayanan dan mutu produk telah lama menjadi perhatian oleh

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 150: universitas indonesia analisis faktor

131

UNIVERSITAS INDONESIA

pihak MCU RSPP, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan konsumennya,

dan hal ini terbukti dengan dilakukannya pembelian kembali oleh perusahaan

pelanggan dan merupakan bagian dari pertimbangan mereka dalam membeli

kembali layanan MCU RSPP.

7.4.4 Faktor 4: Kesesuaian Harga

Salah satu strategi dalam upaya peningkatan penjualan ialah dengan

pendekatan harga. Menurut Basu Swastha (2001) harga adalah jumlah uang

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang beserta

pelayanannya. Sedangkan Menurut Peter dan Olson (2005) harga merupakan

pengorbanan yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh barang atau

jasa. Pertukaran dalam pemasaran baru akan terjadi jika terdapat kesesuaian

antara harga yang ingin dibayarkan konsumen dengan harga yang ingin dijual

oleh perusahaan.

Menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2004), Konsumen lebih tertarik

untuk mendapatkan harga yang masuk akal, yang berarti memiliki nilai sesuai

dengan yang diinginkan konsumen pada saat transaksi. Dengan begitu semakin

pantas harga sebuah barang atau jasa maka semakin besar kemungkinan produk

atau jasa tersebut dibeli.

Di dalam pemasaran, harga merupakan faktor yang penting dalam

menciptakan kepuasan pelanggan, karena kapanpun pelanggan mengevaluasi

nilai dari suatu barang atau jasa, mereka biasanya selalu berpikir mengenai

harga, sehingga penting bagi pemasar untuk menetapkan harga yang pantas agar

terciptanya kepuasan pelanggan.

Pelanggan akan melihat wajar tidaknya harga yang diperoleh dari orang

lain atas produk serupa, atau dengan membandingkan harga yang diperoleh

orang lain atas produk serupa, sehingga tingkat perbandingan harga tidak dapat

dipisahkan dengan tingkat kesesuaian harga.

Harga menjadi faktor penting dalam memepengaruhi konsumen untuk

menggunakan atau tidak suatu produk atau jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi

akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 151: universitas indonesia analisis faktor

132

UNIVERSITAS INDONESIA

akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Harga

merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga

menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari

penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Maka itu harga berperan

penting dalam meningkatkan penjualan dan harga selalu menjadi bahan

pertimbangan konsumen untuk membeli produk atau menggunakan jasa yang

akan menciptakan rasa kepuasan bagi konsumen yang akhirnya diharapkan akan

menciptakan suatu konsumen yang loyal.

Sejalan dengan hal diatas, penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2006)

pada RS XYZ, pandangan konsumen terhadap harga memberikan hasil yang

berkorelasi kuat, sehingga harga juga termasuk pertimbangan pelanggan akan

loyalitasnya terhadap produk. Dari penelitian disebutkan bahwa kisaran harga

yang dipasang oeh RS XYZ juga cukup tinggi, pada kisaran 2- 5 juta per paket,

walaupun RS tersebut memasang harga yang cukup tinggi, namun pelanggan

tidak mempersoalkan masalah tersebut demi memenuhi kepuasannya.

Sehingga hal ini juga menjadi suatu informasi yang cukup baik untuk

MCU RSPP mengingat RS tersebut merupakan pesaing kuat MCU RSPP.

Kenyataan paket pemeriksaan RSPP memiliki harga yang lebih terjangkau

diharapkan dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi RSPP untuk

meningkatkan volume penjualannya.

Kesesuaian harga juga menjadi pertimbangan penting di dalam

melakukan pembelian oleh perusahaan langganan. Perusahaan harus melakukan

penyesuaian harga ke setiap produk yang dikeluarkan oleh penyedia jasa karena

sangat terkait dengan anggaran tahunan yang disediakan oleh Perusahaan untuk

MCU karyawannya.

Perbandingan harga juga menjadi pertimbangan perusahaan langganan

dalam mengambil suatu keputusan pembelian. Perusahaan langganan yang

sebelumnya sudah pernah membeli Layanan MCU RSPP, dapat

membandingkan harga layanan MCU antara rumah sakit satu dengan yang

lainnya. Dengan melakukan berbagai promosi dan memberikan penawaran

potongan harga (discount) khusus serta kemudahan dalam cara pembayaran,

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 152: universitas indonesia analisis faktor

133

UNIVERSITAS INDONESIA

maka Layanan MCU RSPP akan mampu menarik minat konsumen yang akan

membeli layanan MCU dan akan memilih produk MCU RSPP, karena berbagai

kemudahan yang ditawarkan.

7.4.5 Faktor 5: Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan

Seperti yang dibahas pada penjelasan sebelumnya, Kualitas suatu produk

merupakan hal yang subyektif oleh konsumen. Penelitian ini ditentukan oleh

persepsi pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh konsumen terhadap

produk tersebut. Produk yang berkualitas mempunyai peranan penting untuk

membentuk kepuasan pelanggan.

Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan maka kepuasan

yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan

keuntungan bagi badan usaha tersebut.

Demikian pula sebaiknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan

pelanggan pindah pada produk lain karena kualitas produk berhubungan sekali

dengan loyalitas pelanggan.

Jika barang dan jasa yang dibeli cocok dengan apa yang diharapkan oleh

konsumen, maka akan terdapat kepuasan atau loyalitas pelanggan dan

sebaliknya. Bila kenikmatan yang diperoleh konsumen melebihi harapannya,

maka konsumen akan betul-betul merasa puas dan sudah pasti mereka akan terus

melakukan pembelian ulang.

Dalam hal mutu, waktu juga harus menjadi bahan pertimbangan bagi

pemasar jasa, karena konsumen jasa dalam hal ini adalah perusahaan pelanggan

kebutuhan dan harapannya sangat bervariasi sehingga dalam strategi pemasaran

jasa Menurut Yuyus Suryana (1999) adalah dengan Merumuskan suatu strategi

pelayanan, Mengkomunikasikan kualitas pada pelanggan, Menetapkan suatu

standart yang jelas dan terukur, Menetapkan sistem pelayanan yang efektif pada

pelanggan, Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan dan Survei

tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan.

Maka dari penjelasan diatas, merupakan hal yang wajar ketepatan waktu

menerima hasil menjadi hal yang penting dalam pertimbangan bagian

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 153: universitas indonesia analisis faktor

134

UNIVERSITAS INDONESIA

kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli produk MCU RSPP. Pihak

Manajemen sendiri telah menerapkan standart mutu pelayanan dengan dapat

menyelesaikan hasil dalam waktu maksimal 7 (tujuh) hari kerja dengan target

pencapaian 100% (Lampiran 14). Hal ini pun selalu dijaga oleh pihak RSPP

demi kepuasan pelanggan. Terbukti bahwa setiap bulannya target ini tercapai.

Hal lain yang juga merupakan standart mutu layanan MCU RSPP yang

ternyata juga merupakan pertimbangan perusahaan pelanggan dalam membeli

layanan MCU adalah ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan

pemeriksaan. Instalasi MCU mempunyai standart mutu untuk durasi

pemeriksaan dari mulai datang sampai pemeriksaan selesai yaitu kurang dari 4

(empat) jam dengan target pencapaian 100%. Dan target ini pun dapat dipenuhi

oleh pihak MCU RSPP setiap bulannya. Dengan selalu menjaga mutu

pelayanan, maka kepuasan pelanggan dapat selalu terpenuhi sehingga

menjadikan MCU RSPP sebagai pilihan mereka dalam melakukan Medical

Check Up Perusahaannya.

7.4.6 Faktor 6: Transportasi menuju Rumah Sakit

Menurut Tjiptono (2002) hal- hal yang menjadi Pertimbangan-

pertimbangan konsumen yang berhubungan dengan lokasi antara lain:

Kemudahan (Akses) atau kemudahan untuk dijangkau dengan sarana transportasi

umum, Visibilitas yang baik yaitu keberadaan lokasi yang dapat dilihat dengan

jelas dari tepi jalan. Lokasi berada pada lalu lintas (Traffic), Tempat parkir yang

luas dan aman, Lingkungan sekitar yang mendukung, yaitu daerah sekitar yang

mendukung barang dan jasa yang ditawarkan.

Berdasarkan hal diatas sudah cukup menjelaskan bahwa lokasi

berhubungan erat dengan transportasi menuju lokasi, kemudahan akan akses

transportasi otomatis akan memudahkan berjalannya penjualan terutama produk

jasa yang tingkat kepuasan pelanggan menjadi hal yang utama.

Penelitian yang dilakukan Yuliana (2006) juga menyatakan hal yang

serupa yang terjadi di pelanggan RS XYZ bahwa lokasi juga berkorelasi dengan

loyalitas pelanggan. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa pelanggan juga

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 154: universitas indonesia analisis faktor

135

UNIVERSITAS INDONESIA

berasal dari Jabodetabek dan letak perusahaan atau rumah pelanggan yang cukup

jauh tidak menjadi masalah bagi pelanggan, selama tersedia kemudahan akses

transportasi. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian bagi pihak Pemasaran

MCU RSPP karena dapat menjadi hal yang menguntungkan sekaligus ancaman

oleh karena RS XYZ.

Lokasi RSPP yang berada di tengah kota Jakarta selatan (Kebayoran

baru) yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan terminal bus Blok M

sehingga akses transportasi mudah didapatkan untuk menuju rumah sakit

dikarenakan kebanyakan perusahaan langganan MCU RSPP berlokasi di daerah

Jl. Sudirman- MH. Thamrin dan Kuningan, sehingga hal ini menjadi

pertimbangan mereka dalam membeli Layanan Medical Check Up untuk

karyawannya, kemudahan transportasi memudahkan konsumen untuk menuju

suatu lokasi dengan berbagai jenis kendaraan yang melintas di sekitar lokasi

Rumah Sakit.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 155: universitas indonesia analisis faktor

136UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 8KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap

Karakteristik Responden dan Karakteristik Perusahaan sebagai sampel penelitian

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden penelitian berdasarkan Usia didominasi oleh usia >

50 tahun.

2. Karakteristik Responden penelitian berdasarkan Jenis Kelamin didominasi

oleh laki- laki.

3. Karakteristik Responden penelitian berdasarkan Jabatan dalam peruahaan

didominasi oleh Pejabat setara Manajer yang ditugaskan untuk mengatur

perihal Medical Check Up perusahaan tersebut (yang dimasukkan dalam

kelompok lain- lain) .

4. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jenis Perusahaan didominasi oleh

Perusahaan yang bergerak dibidang migas.

5. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan didominasi oleh

perusahaan yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 100 orang atau bisa

digolongkan sebagai perusahaan besar.

6. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Jumlah Karyawan yang Tertanggung

didominasi oleh perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang

tertanggung lebih dari 100 orang atau bisa digolongkan sebagai perusahaan

besar.

7. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Lokasi Perusahaan didominasi oleh

perusahaan yang berlokasi disekitar JABODETABEK.

8. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Lama Bekerjasama dengan MCU

RSPP didominasi oleh perusahaan yang lama bekerjasama kurang dari 5

(lima) tahun.

9. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Paket yang Bekerjasama didominasi

oleh perusahaan yang bekerjasama dengan paket umum yang dibuat oleh

RSPP.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 156: universitas indonesia analisis faktor

137

UNIVERSITAS INDONESIA

10. Karakteristik Perusahaan berdasarkan Harga Per Paket Per Orang didominasi

oleh layanan MCU RSPP dengan harga per paket Rp 1.500.000 - Rp

3.000.000,- per orang.

Berdasarkan Hasil dari analisis data, dapat disimpulkan bahwa melalui

Metode pengolahan data Principal Component Analysis (PCA) dari 31 (tiga

puluh satu) variabel diperoleh 6 (enam) faktor yang dipertimbangkan bagian

kepegawaian perusahaan langganan dalam membeli layanan Medical Check Up

RSPP tahun 2012 dan mampu menjelaskan semua varian yang ada dalam data,

yaitu sebesar 74.706%, Keenam faktor tersebut, yaitu:

1. Faktor 1 (Alat Promosi yang Menarik dan Informatif), memiliki nilai eigen

value sebesar 10.077 dan variansi sebesar 40.3%.

2. Faktor 2 (Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir) memiliki nilai eigen value

sebesar 2.719 dan variansi sebesar 10.8%.

3. Faktor 3 (Mutu Produk) memiliki nilai eigen value sebesar 2.062 dan

variansi sebesar 8.2%.

4. Faktor 4 (Kesesuaian Harga) memiliki nilai eigen value sebesar 1.487 dan

variansi sebesar 5.9%.

5. Faktor 5 (Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan) memiliki nilai eigen

value sebesar 1.305 dan variansi sebesar 5.2%.

6. Faktor 6 (Transportasi menuju Rumah Sakit) memiliki nilai eigen value

sebesar 1.026 dan variansi sebesar 4.1 %.

Variabel yang mewakili setiap faktor yang dipertimbangkan bagian

kepegawaian perusahaan pelanggan dalam membeli layanan Medical Check Up

tahun 2012 adalah:

1. Variabel alat promosi yang menarik dan informatif (X24) dengan nilai

Faktor loading sebesar 0.773. dengan anggotanya adalah variabel:

Alat promosi yang menarik dan informatif (X24) dengan nilai Faktor loading

sebesar 0.773.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 157: universitas indonesia analisis faktor

138

UNIVERSITAS INDONESIA

Kecakapan personil pemasar (X22) dengan nilai Faktor loading sebesar

0.715.

Penampilan personil pemasar (X23) dengan nilai Faktor loading sebesar

0.690.

Potongan harga (X17) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.616.

Keramahan personil pemasar (X21) dengan nilai Faktor loading sebesar

0.662.

Keramahan dalam pelayanan (X26) dengan nilai Faktor loading sebesar

0.643.

Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan (X27) dengan nilai

Faktor loading sebesar 0.586.

Kemudahan cara pembayaran (X18) dengan nilai Faktor loading sebesar

0.548.

Lingkungan Rumah Sakit (X28) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.522.

2. Variabel tersebut adalah variabel tersedianya tempat parkir (X30) dengan

nilai faktor loading sebesar 0.857. dengan anggotanya adalah variabel:

Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir (X30) dengan nilai Faktor loading

sebesar 0.857.

Lokasi Bangunan Insalasi MCU RSPP (X29) dengan nilai Faktor loading

sebesar 0.778.

Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) dengan nilai Faktor

loading sebesar 0.725.

Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) dengan nilai Faktor loading

sebesar 0.617.

3. Variabel tersebut adalah variabel mutu produk (X9) dengan nilai faktor

loading sebesar 0.805. dengan anggotanya adalah variabel:

Mutu produk (X9) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.805.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 158: universitas indonesia analisis faktor

139

UNIVERSITAS INDONESIA

Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) dengan nilai Faktor loading

sebesar 0.770.

Pengalaman sebelumnya menggunakan produk MCU RSPP (X3) dengan

nilai Faktor loading sebesar 0.739 .

Persepsi terhadap produk MCU (X4) dengan nilai Faktor loading sebesar

0.685.

Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12) dengan nilai

Faktor loading sebesar 0.614.

Referensi dari Luar Organisasi (X2) dengan nilai Faktor loading sebesar

0.444.

4. Variabel Kesesuaian Harga (X16) dengan nilai faktor loading sebesar 0.842.

dengan anggotanya adalah variabel:

Kesesuaian harga paket (X16) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.842.

Perbandingan harga paket (X15) dengan nilai Faktor loading sebesar 0.761.

5. Variabel Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) dengan nilai faktor

loading sebesar 0.784. dengan anggotanya adalah variabel:

Ketepatan waktu penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) dengan nilai Faktor

loading sebesar 0.784.

Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13) dengan

nilai Faktor loading sebesar 0.712.

6. Variabel Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) dengan nilai faktor

loading sebesar 0.729. dengan anggotanya adalah variabel:

Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) dengan nilai Faktor loading sebesar

0.729.

Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) dengan nilai Faktor

loading sebesar 0.669.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 159: universitas indonesia analisis faktor

140

UNIVERSITAS INDONESIA

8.2 Saran

8.2.1 Bagi Rumah Sakit

Berdasarkan hasil penelitian, Hal -hal yang perlu dipehatikan pihak

Manajemen RSPP khususnya bagian Pemasaran dan Pelayanan Medical Check

Up untuk masa mendatang adalah:

1. Faktor 1 (Alat Promosi yang Menarik dan Informatif)

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa variabel alat promosi yang menarik

dan informatif menjadi hal utama dalam pertimbangan perusahaan

pelanggan, sehingga perlu adanya perhatian khusus dalam hal promosi

produk, menelaah lebih dalam lagi media promosi apa yang paling

berpengaruh terhadap peningkatan penjualan kepada konsumen perusahaan

menandakan alat (media) promosi tersebut yang paling diminati oleh

perusahaan pelanggan.

Membuat Rencana Strategis (Renstra), Business Plan dan Action Plan

khusus untuk pelayanan MCU.

Memperbaiki media promosi yang digunakan untuk layanan MCU RSPP dan

evaluasi berkala akan efektifitas dari media promosi tersebut termasuk

dengan mencari informasi akan bentuk media yang digunakan oleh rumah

sakit pesaing dan atau selalu mencari innovasi media promosi baru sebagai

alat untuk mempromosikan layanan MCU (misal: liputan singkat tentang

layanan MCU RSPP yang berisikan Profil RS dan Profil dari layanan yang

dapat ditanyangkan di televisi di lingkungan RS ataupun dapat dikirimkan

kepada perusahaan pelanggan atau calon perusahaan pelanggan.

Membuat perencanaan yang lebih baik dan lebih terarah tentang promosi

paket- paket MCU RSPP untuk konsumen perusahaan dengan menjaga

hubungan baik dengan perusahaan langganan dan calon pelanggan baru.

Membina dan memelihara hubungan baik dengan Perusahaan pelanggan,

sebagai contoh dengan menambah jadwal melakukan gathering konsumen,

menambah layanan pesan singkat (SMS) pelanggan, ucapan ulang tahun,

idul fitri, natal dan tahun baru bagi perusahaan pelanggan, SMS reminder

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 160: universitas indonesia analisis faktor

141

UNIVERSITAS INDONESIA

bagi pasien dari perusahaan pelanggan yang akan melakukan pemeriksaan

esok harinya, dll.

Perlu direncanakan pelatihan tentang kemampuan berkomunikasi dan

kepuasan pelanggan untuk personil pemasar maupun pelayanan MCU bila

memungkinkan memberikan pelatihan tentang dasar- dasar pemeriksaan

MCU untuk personil pemasaran dan pelatihan dasar tehnik pemasaran untuk

personil bagian pelayanan MCU.

Pentingnya selalu menjaga penampilan, etika dan budaya sopan santun bagi

semua personil pemasaran dan layanan MCU RSPP mengingat hal tersebut

juga mencerminkan citra produk MCU dan RSPP sendiri.

Meningkatkan promosi penjualan dengan menambah kemudahan cara

pembayaran, misalnya dengan bekerja sama dengan layanan asuransi atau

kartu kredit bank tertentu (bila konsumen pribadi) dengan dapat dilakukan

cicilan bayaran dengan bunga rendah atau tanpa bunga.

2. Faktor 2 (Kecukupan Tersedianya Tempat Parkir).

Saling berkoordinasi dalam menjaga fasilitas yang tersedia di dalam rumah

sakit khususnya disekitar area MCU.

Jika memungkinkan adanya parkir khusus didepan Gedung H yang memang

disediakan untuk pelanggan MCU sehingga konsumen lebih merasa nyaman.

Karena letak Instalasi MCU terpisah dari gedung perawatan lain, perlu

adanya penunjuk arah yang mudah terbaca di tempat- tempat tertentu dan

adanya penambahan tulisan (tanda) bagian depan gedung H tentang instalasi

MCU RSPP.

3. Faktor 3 (Mutu Produk).

Selalu berusaha menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dan produk

salah satunya dengan cara mengkalibrasi berkala alat- alat yang dipakai

untuk pemeriksaan.

Mengatur ulang jadwal kerja dokter Instalasi MCU (bila perlu adanya revisi

alur kerja) dokter MCU agar waktu untuk konsultasi ulang pasien lebih

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 161: universitas indonesia analisis faktor

142

UNIVERSITAS INDONESIA

banyak dan lebih terjadwal tanpa mengganggu waktu untuk input data dan

penyelesaian resume pasien lainnya.

Selalu membuka peluang untuk adanya pengembangan macam produk

(paket) sebagai contoh paket pemeriksaan khusus Penyakit Jantung atau

Diabetes, dll.

Melakukan survey kepuasan pelanggan secara berkala dan melakukan revisi

terhadap model dan isi pertanyaan dari kuesioner kepuasan pelanggan

dengan pertanyaan yang lebih spesifik lagi.

Peningkatan mutu pelayanan juga bisa diwujudkan dengan adanya inovasi

produk yang belum dilakukan oleh RS Pesaing, misalnya dengan membuka

waktu layanan yang lebih lama, pendaftaran melalui internet (online

register) dan membuka pelayanan pada hari minggu atau hari- hari besar

tertentu, tentunya dengan sebelumnya melakukan survey kepada pelanggan.

4. Faktor 4 (Kesesuaian Harga).

Selalu melakukan penyesuaian harga paket dan mencari informasi akan

paket layanan dari RS Pesaing termasuk harga paket mereka sebagai dasar

atau informasi tambahan untuk potongan harga dan penetapan harga paket

pemeriksaan.

Melakukan inovasi- inovasi yang memungkinkan dalam hal potongan harga

paket dengan melakukan evaluasi unit cost layanan. Untuk melakukan hal

tersebut dibutuhkan koordinasi dengan pihak keuangan dengan harapan

didapatkan potongan harga yang lebih besar sehingga meningkatkan minat

beli pelanggan.

Bekerjasama dengan layanan kartu kredit bank atau asuransi tertentu tentang

potongan harga pemeriksaan.

5. Faktor 5 (Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan).

Mempertahankan sasaran mutu yang ingin dicapai oleh bagian Instalasi

MCU dengan perbaikan sistem input data dan pengolahan data agar sasaran

mutu dapat tercapai 100% dan melakukan koordinasi dan pemantauan

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 162: universitas indonesia analisis faktor

143

UNIVERSITAS INDONESIA

dangan bagian pemasaran, manajemen mutu atau bagian terkait lainnya.

6. Faktor 6 (Transportasi menuju Rumah Sakit)

Meskipun faktor ini merupakan hal yang sulit untuk di intervensi oleh pihak

manajemen RSPP, namun salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

dengan memberikan denah lokasi pada alat promosi dan bila memungkinkan

menambahkan akses tentang nomor Bus atau rute Tol yang dilalui bagi

pengguna kendaraan pribadi.

Dengan lebih memberi perhatian pada faktor Alat promosi yang menarik

dan informatif, Kecukupan tersedianya tempat parkir, Mutu produk MCU RSPP,

Kesesuaian Harga, Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan dan Transportasi

menuju Rumah Sakit. Dengan cara lebih meningkatkan keenam faktor tersebut,

maka pasar pada segmen Pelanggan dari Perusahaan yang sudah dimiliki MCU

RSPP saat ini pada akan mampu dipertahankan, dan yang lebih penting pasar

yang belum tergarap atau pasar potensial akan dapat ditarik menjadi konsumen

Layanan Medical Check Up RSPP.

8.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

yang lebih mendalam dengan ditambahkannya desain penelitian Kualitatif

seperti adanya wawancara mendalam pada pihak manajemen RSPP dan bagian

Kepegawaian perusahaan langganan atau melakukan FGD (Focus Group

Discussion) kepada pihak- pihak terkait agar didapatkan data yang lebih

mendalam dan terperinci untuk diterapkan dikemudian hari.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 163: universitas indonesia analisis faktor

144UNIVERSITAS INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandara Yoga, 2000. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. UI-Press,

Jakarta.

Agus Suroso. 2010. Faktor-Faktor Yang Dipertimbangka Konsumen Dalam

Keputusan Pembelian Notebook. Dalam jurnal Fakultas Ekonomi

Universitas Jenderal Soedirman.

Algifari. 1997. Statistika Ekonomi. Bagian penerbitan dan percetakan YKPN.

Edisi ke empat

Alma Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi.

Bandung: Alfabeta

Anderson, Sweeney, and Williams. 2002. Statistiks for Business and Economics.

8th edition. South-Western/Thomson LearningTM

Anonim.1986. SK Menteri Perindustrian No 19/M/I/1986 tentang Klasifikasi

Industri.

Budiarso AW. 1993. Penerapan Manajemen Pemasaran Rumah Sakit Dalam

Dasawarsa 90-an. Jurnal Administrasi Rumah Sakit. 1993. l(2).

Berkowitz E, 1996. Essentials of Health care Marketing. Gaithersburg, Maryland

: An Aspen Publication.

Cristhoper H Lovelock dan Lauren K. Wright, 1991, Manajemen Pemasaran

Jasa, Alih bahasa Agus Widyantoro, Cetakan Kedua, Jakarta; PT.

INDEKS.

Depkes RI, 2003. Indikator Kinerja Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan

Medik Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Diyah Malini Dewi. 2004 Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam

keputusan pembelian sepeda motor Honda di PT. Asaparis Denpasar.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Engel, JF, RD Blockwell, D.W Miniard, 1994. Perilaku Konsumen, Edisi

Keenam, Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Ilyas Yaslis, Kiat Sukses Tim Kerja, Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Jeni Raharjani. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan

Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja. Dalam jurnal Fakultas

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 164: universitas indonesia analisis faktor

145

UNIVERSITAS INDONESIA

Ekonomi Universitas Diponegoro.

Keputusan Rapat kerja Nasional Majelis Etika Rumah Sakit Indonesia

(MAKERSI) tanggal 23 Juli 2005.dalam www.pdpersi.co.id diunduh pada

30 september 2012.

Kotler, Philip and garry Amstrong, 1997. Dasar--dasar Pemasaran, Prehalindo,

Jakarta

Kotler, (terjemahan A.B. Susanto), 2001, Manajemen Pemasaran di Indonesia,

Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip, 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Prehalindo,

Jakarta.

Kotler Philip dan Gary Amstrong. 2003. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi

Kedua. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip. And Armstrong, Garry. 2004. Dasar-dasar Pemasaran (edisi

kesembilan). PT. Indeks, Jakarta.

Kotler Philip. 2004. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta:

Prenhallindo 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1.

Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia

Kotler, Philip, 2005. Marketing Management, The Millenium Edition, Prentice

Hall Inc, New Jersey.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid 2. -----:

PT Indeks.

Lamb Jr, Hair Jr, McDaniel. 2004. Pemasaran. Edisi Pertama. Diterjemahkan

oleh David Octaveria. Jakarta: Salemba Empat.

Lumenta, Benyamin, 1989. Pasien, Citra, Peran dan Perilaku. Jogjakarta :

Kanisius

Lupiyoadi, R., A. Hamdani., 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi pertama,

Salemba Empat, Jakarta.

Malhotra, Naresh K. 1998. Marketing Research: An Applied Orientation. New

Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Parasuraman, Valarie A. Zeithaml dan Leonard L. Berry, 1985, A Conceptual

Model Of Service Quality and Its Implication Of Future Research, Journal

Of Marketing, Fall.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 165: universitas indonesia analisis faktor

146

UNIVERSITAS INDONESIA

Parasuraman, A Zeithaml V.A, and Berry LL, 1988. Servequal : A Mutiple Item

Measuring Costumer Perception of Service Quality, Journal of Retailling

Payne, Adrian (1993), The Essence of Services Marketing. New York: Pretince

Hall.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.159b/Menkes/PER/1988/

tentang Fungsi Rumah Sakit Di Indonesia.

Peter, J. Paul. dan Jerry, C. Olson. 2005. Consumer Behavior, Perilaku Konsumen

dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku organisasi. Jakarta : PT. Indeks Kelompok

GRAMEDIA

Santoso, Singgih. Pengolahan Data dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Schiffman, leon. And Kanuk, Leslie Lazar. 2004. Perilaku Konsumen (edisi

ketujuh). PT. Indeks, Jakarta.

Sugiyono. 2001. Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Sulastomo, 2000, Manajemen Kesehatan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Swastha, Basu dan Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran, Analisis

Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: BPFE

Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Biro Hukum

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

_______, No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Biro Hukum Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 : Tentang Keselamatan Kerja

UU Kesehatan RI No.23, 1992. Jakarta : DepKes RI 1992.

Umar Husein. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan

Kelima. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Yuliana. 2006. Analisis Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Persespsi Kepuasan

yang Dipengaruhi oleh Bauran Pemasaran di Executive Health Check Up

RS Pondok Indah . Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas

Indonesia.

Zeithmal, Valeria A, A, Para Suraman, Engel, and Leonard L, Berry, Delivering

Quality Service, The Free Press, New York, 2000.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 166: universitas indonesia analisis faktor

147

UNIVERSITAS INDONESIA

www.pertamina.com/

www.pertamedika.co.id/

www.pertaminahospital.com/

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 167: universitas indonesia analisis faktor

PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

Dengan hormat,

Dalam rangka perbaikan dan peningkatan layanan Instalasi Medical Check

Up RSPP dan penulisan thesis saya yang berjudul “ Analisis Faktor- faktor

Yang Dipertimbangkan Perusahaan Langganan Dalam Membeli Layanan

Medical Check Up RSPP Tahun 2012” , saya mohon dengan hormat kepada

Bapak/Ibu/ Sdr/Sdri untuk mengisi kuesioner penelitian ini secara jujur dan

objektif.

Keterangan tentang Bapak/Ibu/ Sdr/Sdri akan dirahasiakan oleh peneliti.

Hasil survey ini akan disajikan tanpa nama dan jawaban kuesioner ini semata-

mata hanya untuk peneliti dan tidak akan diberikan kepada pihak lain.

Saya percaya bantuan Bapak/Ibu/ Sdr/Sdri akan sangat bermanfaat untuk

peningkatan pelayanan kepada Instalasi MCU RSPP.

Atas perhatian, bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan banyak

terimakasih.

Jakarta, November 2012

Hormat Saya,

dr. Deastri Pratiwi

Kajian Administrasi Rumah Sakit

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia

Rumah Sakit Pusat Pertamina- Jakarta

2012

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 168: universitas indonesia analisis faktor

Lembar Kuesioner

Berikut ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

dipertimbangkan Perusahaan Langganan dalam membeli Layanan Medical Check

Up RSPP Jakarta. Anda bebas memberikan jawaban yang anda anggap sesuai dan

mewakili Perusahaan anda.

I. Petunjuk pengisian kuesioner :

Berilah tanda centang (V) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penilaian

Bapak/Ibu/ Sdr/Sdri, atau isilah jawaban pada titik- titik di klom yang telah

disediakan.Isi dari kuesioner ini dijamin kerahasiaannya oleh Peneliti.

Data Pribadi

1. Nama : ………………………

Telepon : …………………………

2. Umur : ……………………... Tahun

3. Jenis kelamin : ( ) Laki- Laki ( ) Perempuan

4. Nama Perusahaan :

5. Bergerak di Bidang:

6. Alamat : …………............................................................

Kota ……………………………..

7. Jabatan Dalam Perusahaan :

8. Telah Bekerja sama dengan MCU RSPP Sejak :

9. Paket MCU yang bekerja sama :

10. Harga Kontrak/ Harga per paket:

11. Jumlah Karyawan yang tertanggung: …

Dari Total Karyawan:….

Tandatangan dan Cap Institusi Yang Mengisi,

( )

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 169: universitas indonesia analisis faktor

Keterangan:

SD = Sangat Dipertimbangkan

D = Dipertimbangkan

TD = Tidak Dipertimbangkan

STD = Sangat Tidak Dipertimbangkan

Jawaban

No. Pertanyaan STD TD D SD

1

Motivasi yang didapat tentang kebutuhan akan Layanan Medical Check Up RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli Layanan MCU RSPP

2 Referensi dari pihak luar perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli Layanan MCU RSPP

3 Pengalaman dalam membeli Layanan MCU RSPP sebelumnya menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli Layanan MCU RSPP.

4 Persepsi terhadap produk MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli layanan MCU RSPP

5

Referensi antar Individu didalam organisasi dalam hal memberikan pengaruh dan saran menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP

6 Teknologi dari alat yang digunakan pemeriksaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP

7 Branding image (Citra Produk) pelayanan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP

8

Macam atau jenis produk yang tersedia dan ditawarkan kepada perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

9 Mutu produk MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

10

Kesesuaian item produk yang dapat dipenuhi MCU RSPP dengan kebutuhan, keinginan serta anggaran yang disediakan perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

11

Kesesuaian Model Hasil (template) laporan hasil Pemeriksaan dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

12

Adanya Layanan Konsultasi ulang dengan dokter pemeriksa setelah hasil pemeriksaan didapatkan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 170: universitas indonesia analisis faktor

Jawaban

No. Pertanyaan STD TD D SD

17 Potongan harga yang diberikan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

18 Kemudahan dan keleluasaan waktu dalam cara pembayaran menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

19 Jarak lokasi RSPP dengan Perusahaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

20 Kemudahan akses Transportasi dari dan ke RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

21

Keramahan Personil Pemasaran dalam menawarkan layanan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

22

Kecakapan personil dalam berkomunikasi dan memberikan informasi tentang produk MCU RSPP oleh personil pemasaran menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

23

Penampilan personil pemasar yang menarik dan Professional dalam menawarkan layanan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

24

Alat promosi yang informatif dan Proposal pemawaran yang menarik menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

25

Fasilitas Patient Relation untuk pelanggan khusus (VIP) dalam pelaksanaan Pemeriksaan MCU RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

26

Keramah- tamahan seluruh petugas Instalasi MCU RSPP dalam pelayanan dan pemeriksaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

27

Kemampuan (kompetensi) seluruh petugas Instalasi MCU RSPP dalam melaksanakan pelayanan dan melakukan pemeriksaan menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

28 Suasana yang tercipta disekitar Lingkungan RSPP menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 171: universitas indonesia analisis faktor

Jawaban

No. Pertanyaan STD TD D SD

29

Lokasi Gedung Pemeriksaan MCU RSPP (Gedung H) yang terpisah, berdiri sendiri sehingga memberikan pelayanan yang “Privat” dan menyeluruh dalam satu atap “One Stop Service MCU RSPP” menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

30

Tersedianya Parkir vallet, parkir khusus untuk wanita dan kecukupan tersedianya tempat Parkir yang luas dan aman menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

31 Sarana dan fasilitas lainnya (Musholla, bank, ATM, café, dll) menjadi pertimbangan perusahaan anda dalam membeli pelayanan MCU RSPP.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 172: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 173: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 174: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 175: universitas indonesia analisis faktor

LAMPIRAN

1. Lampiran 7 (Karakteristik Responden dan Perusahaan)

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 25 tahun 2 4.4 4.4 4.4

25 - 30 tahun 7 15.6 15.6 20.0

31 - 35 tahun 6 13.3 13.3 33.3

36 - 40 tahun 5 11.1 11.1 44.4

41 - 45 tahun 6 13.3 13.3 57.8

46 - 50 tahun 5 11.1 11.1 68.9

> 50 tahun 14 31.1 31.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki - laki 24 53.3 53.3 53.3

Perempuan 21 46.7 46.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Jabatan dalam Perusahaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bagian Personalia (HRD) 14 31.1 31.1 31.1

Bagian Kesehatan

Kepegawaian (HSE)

15 33.3 33.3 64.4

Lain - lain 16 35.6 35.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 176: universitas indonesia analisis faktor

Jenis Perusahaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid MIGAS 25 55.6 55.6 55.6

Non MIGAS 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Lokasi Perusahaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Jabodetabek 35 77.8 77.8 77.8

Luar Jabodetabek 10 22.2 22.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Jumlah Karyawan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lain - lain 4 8.9 8.9 8.9

< 50 orang 4 8.9 8.9 17.8

50 - 100 orang 7 15.6 15.6 33.3

> 100 orang 30 66.7 66.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Lama Bekerja Sama dengan MCU RSPP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lain - lain 2 4.4 4.4 4.4

< 5 tahun 23 51.1 51.1 55.6

5 - 10 tahun 12 26.7 26.7 82.2

> 10 tahun 8 17.8 17.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 177: universitas indonesia analisis faktor

Paket yang Bekerjasama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Paket Umum RSPP 26 57.8 57.8 57.8

Paket Khusus Perusahaan

yang Bersangkutan

19 42.2 42.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Jumlah Karyawan yang Tertanggung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lain - lain 5 11.1 11.1 11.1

< 50 orang 15 33.3 33.3 44.4

50 - 100 orang 8 17.8 17.8 62.2

> 100 orang 17 37.8 37.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Kisaran Harga Per Paket yang Bekerjasama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < Rp 1.500.000,- 7 15.6 15.6 15.6

Rp 1.500.000,- - Rp

3.000.000,-

33 73.3 73.3 88.9

> Rp 3.000.000,- 5 11.1 11.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 178: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 179: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 180: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 181: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 182: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 183: universitas indonesia analisis faktor

2. Lampiran 8 (Deskriptif Statistik)

Motivasi (X1)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 4.4

Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 53.3

Sangat Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Preferensi (X2)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Disi / Kosong 1 2.2 2.2 2.2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan

2 4.4 4.4 6.7

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 184: universitas indonesia analisis faktor

Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 17.8

Dipertimbangkan 27 60.0 60.0 77.8

Sangat Dipertimbangkan 10 22.2 22.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Pengalaman sebelumnya (X3)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 6.7

Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 51.1

Sangat Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Persepsi terhadap produk MCU (X4)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 4.4

Dipertimbangkan 27 60.0 60.0 64.4

Sangat Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

Teman sejawat (antar organisasi) (X5)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

2 4.4 4.4 4.4

Tidak Dipertimbangkan 6 13.3 13.3 17.8

Dipertimbangkan 26 57.8 57.8 75.6

Sangat Dipertimbangkan 11 24.4 24.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 185: universitas indonesia analisis faktor

Teknologi alat pemeriksaan (X6)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 3 6.7 6.7 6.7

Dipertimbangkan 14 31.1 31.1 37.8

Sangat Dipertimbangkan 28 62.2 62.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Branding Image Medical Check Up RSPP (X7)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 2.2

Dipertimbangkan 26 57.8 57.8 60.0

Sangat Dipertimbangkan 18 40.0 40.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 2.2

Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 53.3

Sangat Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Mutu produk (X9)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 4.4

Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 40.0

Sangat Dipertimbangkan 27 60.0 60.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 186: universitas indonesia analisis faktor

Kesesuaian produk dengan kebutuhan dan keinginan (X10)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 2.2

Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 48.9

Sangat Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

Kesesuaian model hasil (template) dengan kebutuhan dan keinginan (11)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 4.4

Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 55.6

Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Tidak Dipertimbangkan 6 13.3 13.3 15.6

Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 51.1

Sangat Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 22.2

Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 73.3

Sangat Dipertimbangkan 12 26.7 26.7 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 187: universitas indonesia analisis faktor

Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan (X13)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 22.2

Dipertimbangkan 23 51.1 51.1 73.3

Sangat Dipertimbangkan 12 26.7 26.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 2.2

Dipertimbangkan 13 28.9 28.9 31.1

Sangat Dipertimbangkan 31 68.9 68.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Perbandingan harga (X15)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 20.0

Dipertimbangkan 19 42.2 42.2 62.2

Sangat Dipertimbangkan 17 37.8 37.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Kesesuaian harga (X16)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 20.0

Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 55.6

Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 188: universitas indonesia analisis faktor

Potongan harga (X17)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

3 6.7 6.7 6.7

Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 17.8

Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 62.2

Sangat Dipertimbangkan 17 37.8 37.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Kemudahan cara pembayaran (X18)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Tidak Dipertimbangkan 3 6.7 6.7 8.9

Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 55.6

Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

3 6.7 6.7 6.7

Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 17.8

Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 64.4

Sangat Dipertimbangkan 16 35.6 35.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 189: universitas indonesia analisis faktor

Transportasi menuju Rumah Sakit (X20)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

2 4.4 4.4 4.4

Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 15.6

Dipertimbangkan 24 53.3 53.3 68.9

Sangat Dipertimbangkan 14 31.1 31.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

Keramahan personil pemasar (X21)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

3 6.7 6.7 6.7

Dipertimbangkan 25 55.6 55.6 62.2

Sangat Dipertimbangkan 17 37.8 37.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Kecakapan personil pemasar (X22)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

3 6.7 6.7 6.7

Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 8.9

Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 53.3

Sangat Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 190: universitas indonesia analisis faktor

Penampilan personil pemasar (X23)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Tidak Dipertimbangkan 9 20.0 20.0 22.2

Dipertimbangkan 25 55.6 55.6 77.8

Sangat Dipertimbangkan 10 22.2 22.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Alat promosi yang informative dan menarik (X24)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Tidak Dipertimbangkan 6 13.3 13.3 15.6

Dipertimbangkan 30 66.7 66.7 82.2

Sangat Dipertimbangkan 8 17.8 17.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Diisi / Kosong 1 2.2 2.2 2.2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan

2 4.4 4.4 6.7

Tidak Dipertimbangkan 2 4.4 4.4 11.1

Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 55.6

Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 191: universitas indonesia analisis faktor

Keramahan dalam pelayanan (X26)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 51.1

Sangat Dipertimbangkan 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan (X27)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

2 4.4 4.4 4.4

Tidak Dipertimbangkan 1 2.2 2.2 6.7

Dipertimbangkan 17 37.8 37.8 44.4

Sangat Dipertimbangkan 25 55.6 55.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

Lingkungan Rumah Sakit (X28)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

1 2.2 2.2 2.2

Tidak Dipertimbangkan 5 11.1 11.1 13.3

Dipertimbangkan 25 55.6 55.6 68.9

Sangat Dipertimbangkan 14 31.1 31.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

Bangunan Rumah Sakit (X29)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

2 4.4 4.4 4.4

Tidak Dipertimbangkan 3 6.7 6.7 11.1

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 192: universitas indonesia analisis faktor

Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 55.6

Sangat Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Tempat Parkir (X30)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Diisi / Kosong 1 2.2 2.2 2.2

Sangat Tidak

Dipertimbangkan

2 4.4 4.4 6.7

Tidak Dipertimbangkan 7 15.6 15.6 22.2

Dipertimbangkan 21 46.7 46.7 68.9

Sangat Dipertimbangkan 14 31.1 31.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Dipertimbangkan

2 4.4 4.4 4.4

Tidak Dipertimbangkan 8 17.8 17.8 22.2

Dipertimbangkan 20 44.4 44.4 66.7

Sangat Dipertimbangkan 15 33.3 33.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Sum Mean Std. Deviation Variance

Motivasi (X1) 45 154.00 3.4222 .58344 .340

Preferensi (X2) 45 133.00 2.9556 .85162 .725

Pengalaman sebelumnya

(X3)

45 153.00 3.4000 .68755 .473

Persepsi terhadap produk

MCU (X4)

45 149.00 3.3111 .55687 .310

Teman sejawat (antar

organisasi) (X5)

45 136.00 3.0222 .75344 .568

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 193: universitas indonesia analisis faktor

Teknologi alat pemeriksaan

(X6)

45 160.00 3.5556 .62361 .389

Branding Image Medical

Check Up RSPP (X7)

45 152.00 3.3778 .53466 .286

Macam atau jenis produk

yang ditawarkan (X8)

45 155.00 3.4444 .54588 .298

Mutu produk (X9) 45 159.00 3.5333 .66058 .436

Kesesuaian produk dengan

kebutuhan dan keinginan

(X10)

45 157.00 3.4889 .54864 .301

Kesesuaian model hasil

(template) dengan

kebutuhan dan keinginan

(11)

45 153.00 3.4000 .57997 .336

Konsultasi ulang dari dokter

setelah hasil didapatkan

(X12)

45 149.00 3.3111 .79264 .628

Ketepatan waktu memulai

dan menyelesaikan

pemeriksaan (X13)

45 136.00 3.0222 .75344 .568

Ketepatan penerimaan hasil

Pemeriksaan (X14)

45 165.00 3.6667 .52223 .273

Perbandingan harga (X15) 45 143.00 3.1778 .74739 .559

Kesesuaian harga (X16) 45 146.00 3.2444 .77329 .598

Potongan harga (X17) 45 141.00 3.1333 .86865 .755

Kemudahan cara

pembayaran (X18)

45 150.00 3.3333 .70711 .500

Jarak Lokasi Rumah Sakit

dengan Perusahaan (X19)

45 140.00 3.1111 .85870 .737

Transportasi menuju

Rumah Sakit (X20)

45 140.00 3.1111 .77525 .601

Keramahan personil

pemasar (X21)

45 146.00 3.2444 .77329 .598

Kecakapan personil

pemasar (X22)

45 149.00 3.3111 .82082 .674

Penampilan personil

pemasar (X23)

45 134.00 2.9778 .72265 .522

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 194: universitas indonesia analisis faktor

Alat promosi yang

informative dan menarik

(X24)

45 135.00 3.0000 .63960 .409

Patient Relation untuk

pelanggan khusus (X25)

45 146.00 3.2444 .90843 .825

Keramahan dalam

pelayanan (X26)

45 155.00 3.4444 .62361 .389

Kemampuan (kompetensi)

dalam pelaksanaan

pelayanan (X27)

45 155.00 3.4444 .75545 .571

Lingkungan Rumah Sakit

(X28)

45 142.00 3.1556 .70568 .498

Bangunan Rumah Sakit

(X29)

45 148.00 3.2889 .78689 .619

Tempat Parkir (X30) 45 135.00 3.0000 .92932 .864

Sarana lainnya (masjid,

kantin, café, Bank, dll) (X31)

45 138.00 3.0667 .83666 .700

Valid N (listwise) 45

3. Lampiran 9 (Uji Instrumentasi)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Motivasi (X1) 97.7778 154.631 .298 .927

Preferensi (X2) 98.2444 154.780 .179 .930

Pengalaman sebelumnya

(X3)

97.8000 151.527 .431 .926

Persepsi terhadap produk

MCU (X4)

97.8889 152.783 .451 .926

Teman sejawat (antar

organisasi) (X5)

98.1778 152.968 .309 .928

Teknologi alat pemeriksaan

(X6)

97.6444 153.371 .359 .927

Branding Image Medical

Check Up RSPP (X7)

97.8222 154.377 .349 .927

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 195: universitas indonesia analisis faktor

Macam atau jenis produk

yang ditawarkan (X8)

97.7556 155.143 .284 .927

Mutu produk (X9) 97.6667 148.045 .673 .923

Kesesuaian produk dengan

kebutuhan dan keinginan

(X10)

97.7111 156.028 .217 .928

Kesesuaian model hasil

(template) dengan

kebutuhan dan keinginan

(11)

97.8000 154.664 .298 .927

Konsultasi ulang dari dokter

setelah hasil didapatkan

(X12)

97.8889 146.828 .617 .924

Ketepatan waktu memulai

dan menyelesaikan

pemeriksaan (X13)

98.1778 147.377 .621 .924

Ketepatan penerimaan hasil

Pemeriksaan (X14)

97.5333 153.209 .450 .926

Perbandingan harga (X15) 98.0222 152.249 .352 .927

Kesesuaian harga (X16) 97.9556 150.453 .435 .926

Potongan harga (X17) 98.0667 145.927 .601 .924

Kemudahan cara

pembayaran (X18)

97.8667 146.027 .747 .922

Jarak Lokasi Rumah Sakit

dengan Perusahaan (X19)

98.0889 147.037 .553 .925

Transportasi menuju

Rumah Sakit (X20)

98.0889 150.083 .454 .926

Keramahan personil

pemasar (X21)

97.9556 143.998 .792 .921

Kecakapan personil

pemasar (X22)

97.8889 142.556 .820 .921

Penampilan personil

pemasar (X23)

98.2222 147.495 .643 .923

Alat promosi yang

informative dan menarik

(X24)

98.2000 149.936 .572 .925

Patient Relation untuk

pelanggan khusus (X25)

97.9556 144.543 .638 .923

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 196: universitas indonesia analisis faktor

Keramahan dalam

pelayanan (X26)

97.7556 150.143 .574 .925

Kemampuan (kompetensi)

dalam pelaksanaan

pelayanan (X27)

97.7556 144.007 .812 .921

Lingkungan Rumah Sakit

(X28)

98.0444 145.225 .798 .922

Bangunan Rumah Sakit

(X29)

97.9111 147.356 .593 .924

Tempat Parkir (X30) 98.2000 146.391 .536 .925

Sarana lainnya (masjid,

kantin, café, Bank, dll) (X31)

98.1333 146.891 .577 .924

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.927 31

4. Lampiran 10 (Analisis Faktor)

Correlation Matrixa

a. Determinant = 7.38E-011

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .793

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 812.668

df 300

Sig. .000

Communalities

Initial Extraction

Preferensi (X2) 1.000 .662

Pengalaman sebelumnya (X3) 1.000 .672

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 197: universitas indonesia analisis faktor

Persepsi terhadap produk MCU

(X4)

1.000 .776

Macam atau jenis produk yang

ditawarkan (X8)

1.000 .697

Mutu produk (X9) 1.000 .820

Konsultasi ulang dari dokter

setelah hasil didapatkan (X12)

1.000 .677

Ketepatan waktu memulai dan

menyelesaikan pemeriksaan (X13)

1.000 .793

Ketepatan penerimaan hasil

Pemeriksaan (X14)

1.000 .742

Perbandingan harga (X15) 1.000 .695

Kesesuaian harga (X16) 1.000 .804

Potongan harga (X17) 1.000 .620

Kemudahan cara pembayaran

(X18)

1.000 .718

Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan

Perusahaan (X19)

1.000 .762

Transportasi menuju Rumah Sakit

(X20)

1.000 .761

Keramahan personil pemasar

(X21)

1.000 .831

Kecakapan personil pemasar (X22) 1.000 .836

Penampilan personil pemasar

(X23)

1.000 .757

Alat promosi yang informative dan

menarik (X24)

1.000 .700

Patient Relation untuk pelanggan

khusus (X25)

1.000 .719

Keramahan dalam pelayanan

(X26)

1.000 .630

Kemampuan (kompetensi) dalam

pelaksanaan pelayanan (X27)

1.000 .811

Lingkungan Rumah Sakit (X28) 1.000 .767

Bangunan Rumah Sakit (X29) 1.000 .817

Tempat Parkir (X30) 1.000 .850

Sarana lainnya (masjid, kantin,

café, Bank, dll) (X31)

1.000 .760

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 198: universitas indonesia analisis faktor

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Compone

nt

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared

Loadings

Rotation Sums of Squared

Loadings

Total

% of

Varianc

e

Cumulativ

e % Total

% of

Varianc

e

Cumulativ

e % Total

% of

Varianc

e

Cumulativ

e %

1 10.07

7

40.309 40.309 10.07

7

40.309 40.309 4.92

2

19.689 19.689

2 2.719 10.874 51.183 2.719 10.874 51.183 3.41

4

13.656 33.344

3 2.062 8.248 59.432 2.062 8.248 59.432 3.41

0

13.641 46.986

4 1.487 5.949 65.381 1.487 5.949 65.381 2.70

8

10.832 57.818

5 1.305 5.220 70.601 1.305 5.220 70.601 2.18

0

8.720 66.537

6 1.026 4.106 74.706 1.026 4.106 74.706 2.04

2

8.169 74.706

7 .965 3.859 78.566

8 .791 3.166 81.731

9 .659 2.638 84.369

10 .597 2.388 86.757

11 .550 2.198 88.955

12 .486 1.943 90.898

13 .424 1.695 92.593

14 .365 1.459 94.053

15 .300 1.202 95.254

16 .254 1.018 96.272

17 .178 .710 96.982

18 .143 .570 97.553

19 .140 .558 98.111

20 .111 .443 98.554

21 .096 .383 98.937

22 .078 .312 99.249

23 .074 .298 99.547

24 .062 .249 99.796

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 199: universitas indonesia analisis faktor

25 .051 .204 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

1 2 3 4 5 6

Preferensi (X2) .158 .720 -

.267

-

.126

-

.060

-

.166

Pengalaman sebelumnya (X3) .402 .640 .195 .152 -

.191

-

.065

Persepsi terhadap produk MCU (X4) .387 .528 .241 -

.121

.524 -

.016

Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) .241 .429 .636 .220 -

.011

.050

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 200: universitas indonesia analisis faktor

Mutu produk (X9) .628 .481 .366 .211 -

.083

-

.090

Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12) .618 .380 .146 .043 .309 .180

Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan

(X13)

.669 .092 -

.163

-

.051

.017 .554

Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) .541 -

.026

-

.128

-

.134

-

.450

.460

Perbandingan harga (X15) .418 -

.438

.532 -

.154

-

.119

-

.089

Kesesuaian harga (X16) .502 -

.368

.592 .078 -

.241

-

.030

Potongan harga (X17) .675 -

.125

-

.150

-

.214

-

.183

-

.216

Kemudahan cara pembayaran (X18) .799 -

.201

-

.003

.046 -

.163

-

.100

Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) .642 -

.421

.110 .077 .376 .114

Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) .540 -

.469

.103 .148 .436 .165

Keramahan personil pemasar (X21) .865 -

.168

.104 -

.191

-

.070

-

.031

Kecakapan personil pemasar (X22) .880 -

.034

-

.086

-

.229

-

.004

.014

Penampilan personil pemasar (X23) .693 .083 -

.281

-

.344

.258 .074

Alat promosi yang informative dan menarik (X24) .635 -

.108

-

.097

-

.312

.239 -

.348

Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) .710 -

.083

-

.196

.191 .097 -

.352

Keramahan dalam pelayanan (X26) .636 .103 -

.008

-

.420

-

.196

.030

Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan

(X27)

.875 -

.077

.115 -

.029

-

.133

-

.093

Lingkungan Rumah Sakit (X28) .820 .265 -

.095

-

.035

-

.116

.009

Bangunan Rumah Sakit (X29) .653 -

.119

-

.033

.612 -

.017

.019

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 201: universitas indonesia analisis faktor

Tempat Parkir (X30) .618 -

.079

-

.487

.412 -

.107

-

.209

Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) .616 .049 -

.455

.385 .008 .148

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 6 components extracted.

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3 4 5 6

Preferensi (X2) .282 .054 .444 -

.529

.057 -

.315

Pengalaman sebelumnya (X3) .127 .183 .739 -

.037

.145 -

.234

Persepsi terhadap produk MCU (X4) .290 -

.132

.685 -

.213

-

.086

.391

Macam atau jenis produk yang ditawarkan (X8) -

.141

-

.048

.770 .286 .006 .021

Mutu produk (X9) .219 .268 .805 .200 .108 -

.026

Konsultasi ulang dari dokter setelah hasil didapatkan (X12) .269 .140 .614 -

.064

.221 .394

Ketepatan waktu memulai dan menyelesaikan pemeriksaan

(X13)

.261 .219 .208 -

.041

.712 .352

Ketepatan penerimaan hasil Pemeriksaan (X14) .245 .175 .034 .173 .784 -

.075

Perbandingan harga (X15) .296 -

.063

.042 .761 .024 .147

Kesesuaian harga (X16) .163 .118 .186 .842 .107 .092

Potongan harga (X17) .676 .296 .013 .198 .184 -

.041

Kemudahan cara pembayaran (X18) .520 .466 .122 .383 .240 .107

Jarak Lokasi Rumah Sakit dengan Perusahaan (X19) .319 .282 .007 .351 .099 .669

Transportasi menuju Rumah Sakit (X20) .194 .279 -

.050

.328 .069 .729

Keramahan personil pemasar (X21) .662 .248 .187 .401 .301 .209

Kecakapan personil pemasar (X22) .715 .275 .197 .167 .364 .225

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 202: universitas indonesia analisis faktor

Penampilan personil pemasar (X23) .690 .128 .124 -

.185

.301 .353

Alat promosi yang informative dan menarik (X24) .773 .153 .061 .074 -

.103

.243

Patient Relation untuk pelanggan khusus (X25) .525 .617 .138 .098 -

.083

.167

Keramahan dalam pelayanan (X26) .643 -

.005

.201 .131 .397 -

.044

Kemampuan (kompetensi) dalam pelaksanaan pelayanan

(X27)

.586 .378 .291 .399 .257 .123

Lingkungan Rumah Sakit (X28) .548 .377 .426 .032 .374 .040

Bangunan Rumah Sakit (X29) .039 .778 .236 .265 .146 .249

Tempat Parkir (X30) .319 .857 -

.016

-

.055

.101 .014

Sarana lainnya (masjid, kantin, café, Bank, dll) (X31) .184 .725 .098 -

.171

.348 .202

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 16 iterations.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 203: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 204: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 205: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 206: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 207: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 208: universitas indonesia analisis faktor

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 209: universitas indonesia analisis faktor

No1

23

45

67

89

1011

12

1314

1516

1718

1920

2122

Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP

Tahun 2011 sd 2012

Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact PersonAJB BUMI PUTERA 1912

ALLIANZ ASURANSI - KLAIM ADMEDIKAARUN NGL- LHOKSEUMAWE P.T

ASKES - JAMKESMENAVIVA INDONESIA ASS.- KLAIM ADMEDIKA

B C A (BANK CENTRAL ASIA)

GANESHA AGGIES JAYA PTGEO DIPA ENERGI PT.

GLOBAL ASISTENSI MANAJEMEN INDONESIA.PT

COSTA INT GROUP LTD - JOB.DKI BANK

DRILLING SERVICESELNUSA HARAPAN PT(PATRA NIAGA)

ELNUSA PETRO TEKNIK PT.EMP KANGEAN ENERGY INDONESIA LTD.

BADAK P.T(JAKARTA)

BNI LIFE INSURANCEBTN BANK

BUMI SIAK PUSAKO (PT.BSP)CITIC SERAM ENERGY , LTD

CNOOC . SES. LTD

HUTAMA KARYA ( PERSERO ). PT

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 210: universitas indonesia analisis faktor

No23

2425

2627

2829

3031

3233

34

3536

3738

3940

4142

4344

Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP

Tahun 2011 sd 2012

Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact PersonIMECO INTER SARANA PT

IMM JAPANINDRILLCO HULU ENERGY LTD

INHEALTH-ASKES KOMERSIAL PLATINUM

PERTAMINA EP PT -AREA RANTAU REG SUMATRA

PERTAMINA EP PT (KANTOR PUSAT)PERTAMINA EP CEPU PT.

PATRA SK PT

PEP FIELD PANGKALAN SUSU PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA VI PTPERKEBUNAN NUSANTARA XIII PT (PERSERO)

PERT - DIT. PEMASARAN & NIAGAPERT DIT. PENGOLAHAN

PERT.GEOTHERMAL ENERGYPERT.PERKAPALAN-PEMASARAN & NIAGA

PERTAGAS, PT. - MPPK

KALREZ

KALTIM PASIFIK AMONIAK PTKODECO ENERGY ( PHE WEST MADURA OFFSHORE )

MANULIFE ASSURANSI - KLAIM ADMEDIKAMITSUI SUMITOMO INDONESIA ASURANSI PT (MSIG)

PAM - PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DKI JAKARTA

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 211: universitas indonesia analisis faktor

No45

4647

4849

5051

5253

5455

56

5758

5960

6162

6364

6566

Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP

Tahun 2011 sd 2012

Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact PersonPERTAMINA EP FIELD BUNYU PT.

PERTAMINA EP PT - CIREBON REG.JAWA

PERTAMINA HULU ENERGY ONWJ LTD

PERTAMINA PERTAGAS

PERTAMINA EP PT-PRABUMULIH REG SUMATRA

PERTAMINA HULU ENERGY

PETRO CHINA INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA

PETROCHINA SALAWATI JOB-PERTAMINA

PERTAMINA RETAIL PT.

PERUSAHAAN GAS NEGARA.(PERSERO.TBK.PT)

PLAZA INDONESIA REALTY. PTPLN PT - KANTOR PUSAT

PETROCINA EAST JAVA -JOB

PHE RANDUGUNTING PT.

PLN PT - JASA MANAJEMEN KONTRUKSIPREMIER OIL NATUNA SEA

PLN PT - UP.RIDWAN RAIS (KTR DISTRIBUSI)PLN PT- PUSAT ENJINIRING KETENAGALISTRIKAN

PUPUK ISKANDAR MUDA PTPUPUK KALTIM

PRSH. GAS NEGARA Tbk SBU DIST. WILAYAH I JBBPUMPA CAKRAWALA MULIA PT

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 212: universitas indonesia analisis faktor

No67

6869

7071

7273

7475

7677

78

7980

8182

8384

8586

8788

PUSRI .PT.

RELIFE- JIWA RECAPITAL (INDRAPURA ASSURANSI)

Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPPTahun 2011 sd 2012

Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact Person

TALISMAN OGAN KOMERING, Ltd - JOB

TONGKANG P.T(PERT TRANS KONTINENTAL)

SANTOS ( SAMPANG ) PTY.LTD,

TALISMAN JAMBI MERANG - JOB

UNIT BISNIS PERT. EP- LIMAU

UNIT BISNIS PERT.SANGASANGA & TARAKAN

TOYOTA ASTRA INTERNATIONAL PT

TUGU PRATAMA INDONESIA PT

UNIT BISNIS PERTAMINA EP TANJUNGUP II - DUMAI

UNIT BISNIS PERTAMINA EP ADERA - (LEKOM MARAS)

UNIT BISNIS PERTAMINA EP -LIRIK

UP V - BALIKPAPANUP VII - SORONG

UP III - PLAJUUP IV CILACAP

UPMS II PALEMBANGUPMS III - JAKARTA

UP.VI - BALONGANUPMS I MEDAN

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012

Page 213: universitas indonesia analisis faktor

No89

9091

UPMS VIII - JAYAPURA

UPMS. VI .BALIKPAPAN

Daftar Perusahaan Langganan yang Bekerja Sama dengan Instalasi Medical Check Up RSPP

Tahun 2011 sd 2012

Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Contact Person

ZAKIRAH HEALTH CARE PT.

Analisis faktor..., Deastri Pratiwi, FKM UI, 2012