14
Seminar Nasional Peternakan clan Veteriner 2000 UPAYA HKTI DALAM MENDUKUNG PROGRAM KETAHANAN PANGAN NASIONAL DAN AGRIBISNIS PETERNAKAN SISWONO YuDo HusoDo Himpututn Kerukunan Tani Indonesia Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi hadirin sekalian clan selamat pagi, Yang saya hormati Kepala Pusat Penelitian Peternakan, Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian, Sdr. Dr. Kusuma Diwyanto ; Yang saya hormati Ketua Panitia Seminar Nasional clan Pameran Teknologi Peternakan clan Veteriner, Sdr . Dr. R.M . Abdu l Madjid; Sdr . Moderator clan hadirin peserta seminar yang saya hormati . Dengan memanjatkan piji daz syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan senang hati saya memenuhi undangan Sdr. Dr. Kusuma Diwyanto, untuk memberikan masukan pada seminar yang penting ini. Dr . Kusuma Diwyanto meminta saya memberikan masukan tentang Upaya HKTI Dalam Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional clan Agribisnis Peternakan Hadirin yang saya hormati, Pembangunan pangan clan gizi merupakan bagian yang ticlak clapat dipisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan dalam rangka meningkatnyn kualitas sumber daya manusia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan mengingat pangan adalah satu kebutuhan dasar manusia yang hakiki . Sebelum krisis multi dimensi sekarang ini melanda Indonesia, ketahanan pangan sudah menjadi masalah, terutama menyangkut ketersediaan yang cukup sepanjang tahun dari produksi nasional sendiri clan daya jangkau pangan kelompok miskin yang jumlahnya sudah semakin berkurang, clan masalah kesadaran masyarakat terhadap kwalitas konsumsi pangan . Penyediaan pangan melalui kebijakan swasembacla masih menghadapi persoalan, ditanlbah tuntutan pangan yang aman dann bermutu terus meningkat . Krisis multi dimensi ini telah mempertinggi resiko ketahanan pangan karena turunnya daya beli disatu sisi clan meningkatnya harga, yang telah memperburuk gizi sebagian masyarakat, baik yang tinggal di kota maupun di desa, baik masyarakat miskin baru maupun masyarakat miskin lama/kronis . Penyebabnya antara lain karena (i) meningkatnya jumlah pengganguran, (ii) bertambahnya penduduk miskin, (iii) penurunan pendapatan riil masyarakat, clan (iv) meningkatnya harga pangan di pasar . Kebijakan pangan mendatang tidak saja harus mampu mengatasi berbagai masalah yang telah memperlemah ketahanan pangan, akan tetapi harus juga berpijak kepada tujuan jangka panjang seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan. Untuk menuju ke tingkat ketahanan pangan yang berkelanjutan adalah amat bergantung kepada kemampuan kita untuk mengelola ketahanan pangan secara lestari . Apabila pada jangka pendek ini tidak dapat diatasi dengan baik, maka negara akan menanggung beban ekonomi maupun sosial politik yang besar .

upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

SeminarNasional Peternakan clan Veteriner 2000

UPAYAHKTI DALAMMENDUKUNGPROGRAMKETAHANANPANGAN NASIONAL DANAGRIBISNIS PETERNAKAN

SISWONO YuDo HusoDoHimpututn Kerukunan Tani Indonesia

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh,Salam sejahtera bagi hadirin sekalian clan selamat pagi,Yang saya hormati Kepala Pusat Penelitian Peternakan, Badan Penelitian clan PengembanganPertanian, Sdr. Dr. Kusuma Diwyanto ;Yang saya hormati Ketua Panitia Seminar Nasional clan Pameran Teknologi Peternakan clanVeteriner, Sdr . Dr. R.M . Abdu l Madjid;Sdr. Moderator clan hadirin peserta seminar yang saya hormati .

Dengan memanjatkan piji daz syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan senang hatisaya memenuhi undangan Sdr. Dr. Kusuma Diwyanto, untuk memberikan masukan pada seminaryang penting ini.

Dr . Kusuma Diwyanto meminta saya memberikan masukan tentang Upaya HKTI DalamMendukung Program Ketahanan Pangan Nasional clan Agribisnis Peternakan

Hadirin yang saya hormati,

Pembangunan pangan clan gizi merupakan bagian yang ticlak clapat dipisahkan daripembangunan nasional secara keseluruhan dalam rangka meningkatnyn kualitas sumber dayamanusia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan mengingat pangan adalah satu kebutuhandasar manusia yang hakiki .

Sebelum krisis multi dimensi sekarang ini melanda Indonesia, ketahanan pangan sudah menjadimasalah, terutama menyangkut ketersediaan yang cukup sepanjang tahun dari produksi nasionalsendiri clan daya jangkau pangan kelompok miskin yang jumlahnya sudah semakin berkurang, clanmasalah kesadaran masyarakat terhadap kwalitas konsumsi pangan. Penyediaan pangan melaluikebijakan swasembacla masih menghadapi persoalan, ditanlbah tuntutan pangan yang aman dannbermutu terus meningkat .

Krisis multi dimensi ini telah mempertinggi resiko ketahanan pangan karena turunnya daya belidisatu sisi clan meningkatnya harga, yang telah memperburuk gizi sebagian masyarakat, baik yangtinggal di kota maupun di desa, baik masyarakat miskin baru maupun masyarakat miskinlama/kronis . Penyebabnya antara lain karena (i) meningkatnya jumlah pengganguran, (ii)bertambahnya penduduk miskin, (iii) penurunan pendapatan riil masyarakat, clan (iv) meningkatnyaharga pangan di pasar .

Kebijakan pangan mendatang tidak saja harus mampu mengatasi berbagai masalah yang telahmemperlemah ketahanan pangan, akan tetapi harus juga berpijak kepada tujuan jangka panjangseperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan. Untuk menujuke tingkat ketahanan pangan yang berkelanjutan adalah amat bergantung kepada kemampuan kitauntuk mengelola ketahanan pangan secara lestari . Apabila pada jangka pendek ini tidak dapat diatasidengan baik, maka negara akan menanggung beban ekonomi maupun sosial politik yang besar .

Page 2: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000

Dalam upaya memenuhi ketersediaan pangan yang cukup bagi konsumsi masyarakat, harus puladipikirkan upaya untuk meningkatkan pendapatan produsen karena besarnya jumlah petani kita.Pembangunan pangan dan gizi mencakup banyak kegiatan yang saling terkait, mulai dari kegiatanproduksi distribusi dan perdagangan .

Dalam upaya itu, maka kebijaksanaan dibidang pangan sepatutnya mengandung tujuan

o

Memantapkan ketahanan pangan dengan usaha penganeka ragaman konsumsi pangan yangsebisa mungkin bertumpu pads produksi lokal menjamin ketersediaan pangan dan distribusinyaserta keterjangkauan masyarakat ;

o

Memperbaiki konsumsi pangan dan status gizi masyarakat ;o

Meningkatkan mutu dan keamanan pangan ;o

Memantapkan kelembagaan pangan;o

Meningkatkan kesejahteraan produsen pangan .

Pada saat krisis seperti sekarang ini, kebijaksanaan dibidang pangan perlu diarahkan untuk :

o

Memperkecil resiko ketahanan pangan, dano

Memperbaiki gizi masyarakat yang rawan pangan sebagai kelompok sasaran .

Hadirin yang saya hormati,

Sesuai dengan judul yang dimintakan, makalah ini terdiri dari tiga bagian, Bagian pertamaberisi upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan rumah tangga. Bagian kedua berisiagribisnis peternakan . Dan bagian ketiga penutup .

UPAYA MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN NASIONAL DAN RUMAH TANGGA

Konsumsi pangan

a.

Sebelum krisis ekonomi beralngsung, telah terjadi berbagai perubahan dalam pola konsumsipangan masyarakat . Perubahan-perubahan penting tersebut antara lain

o

Menurun secar pesat tingkat konsumsi umbi-umbian (ubi kayu dan ubi rambat) untukkonsumsi langsung manusia, karena umbi-umbian menjadi pangan yang dianggap inferior(menurun tingkat konsumsinya dengan meningkatnya pendapatan masyarakat) . Namundemikian permintaan umbi-umbian untuk bahan baku industri cenderung meningkat .

o

Peningkatan konsumsi beras dan jagung dalam laju yang lebih lambat terutama banyakditentukan oleh perkembangan penduduk daripada ditentukan oleh peningkatan pendapatan .

o

Meningkatnya konsumsi pangan yang berasal dari gandum seiring dengan peningkatanpendapatan penduduk, terutama kelompok berpendapatan tinggi juga oleh medernisasi danglobalisasi .

o

Meningkatnya konsumsi jagung dan kedelai untuk pakan ternak,(pada industri peternakanunggas)

o

Meningkat dengan cepat makanan yang mengandung protein seperti daging (ayam dantelor) sehingga mendorong terjadinya peningkatan permintaan akan pakan ternak. Demikianjuga telah terjadi peningkatan permintaan terhadap protein hewani yang berasal dari daging,ikan dan susu .

o

Meningkat cepat makanan yang banyak mengadung vitamin dan mineral terutama yangberasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan, khususnya buat kelompok rumah tanggaberpenadapatan tinggi .

Page 3: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

o

Konsumsi pangan olahan dan siap konsumsi (prepared food) meningkat cepat dan padaumumnya pangan jenis ini berasala dari impor, khususnya buat kelompok berpendapatantinggi di perkotaan

o

Indeks ketahanan pangan rumah tangga secara nasional terus meningkat menuju angka 100 .Pada tahun 1996, indek ketahanan pangan untuk energi dan protein masing-masing sebesar77 dan 74 (Jatileksono 1997) . Suatu negara dikatakan ketahanan pangannya rendah bilaindeksnya berkisar antara 65 - 75, sedang bila indeksnya 75 - 85 sesuai dengan (FAO,1997) . Diperkirakan indeks ini telah menurun selama periode krisis, yaitu kurang dari 65yang merupakan ketahanan pangan krisis .

b. Berikut ini diuraikan sejumlah perbuatan dalam konsumsi rumah tangga selama krisis 1998 .Proporsi pengeluaran untuk meneurin seiring dengan meningkatnya pendapatan keluarga,demikian juga sebaliknya. Pengeluaran rumah tangga untuk pangan meningkat selama krisisdijumpai harnpir semua kelompok rumah tangga baik didesa maupun kota. Pangsa pengeluarandi desa mencapai 70 persen dan di kota mencapai 54 persen, dobandingkan dengan tahun 1996masing - masung hanya 63 persen dan 48 persen (Tabel 1) Pengeluaran untuk kelompok miskin(berpendapat kurang dari Rp 30,000) jauh lebih besar, mencapai antara 70 - 76 persen .Implikasinya adalah setiap kenaikan harga pangan, akan memukul kelompok berpendapatanrendah juauh lebih parah dibandingkan dengan kelompok berpendapat tinggi,

c.

Sejumlah studi mikro memperlihatkan bahwa rumah tangga telah mengurangi konsumsi berasdan mengkonsumsi beras berkualitas rendah, karena penurunan pendapatan riil dan tingginyaharga beras . Pangsa pengeluaran rumah tangga untuk serealia dan umbi-umbian meningkat, danmenurunnya pengeluaran untuk sayuran dan preparedfood (Tabel 2) . Makanan jenis terakhir,umumnya berasal dari impor yang tentunya harganya melonjak lebih dari 300 persen sebagaiakibat dari depresiasi rupiah terhadap nilai dolar Amerika .

Tabel 1 . Pangsa pengeluaran untuk pangan, dirinci menurut kelompok pengeluaran dan area (%)

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000

Sumber : SusENAs BPs (1996 dan 1998), seperti yang dikutip oleh SUDARYANTO et al. (1999)

Kelompok Pengeluaran RT UntukPangan (Rp)

1996

Desa

1998

Kota

1996 1998< 15.000 74,4 77,1 , 82,7 73,415.000 -19.999 73,7 75,8 72,2 70,420.000 -29.999 71,3 75,6 69 72,330.000- 39.000 69,7 74,6 54,4 7040.000 - 59.999 67,5 72,8 62,3 66,860.000 -79.000 64,1 70,5 58 6380.000 -99.000 60,2 67,9 54,8 59,1100.000 - 149.999 53,5 63,5 50,3 55,3150.000 - 199.999 45,7 56,7 44,8 49,9200.000 -299.999 36,6 52 37,8 45,8> 300.000 20 57,2 42,2 34,2

63,1 69,6 48 53,8

Page 4: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

d .

Suplai pangan dalam negeri

a.

b .

c .

Seminar NasionalPeternakan dan Veteriner 2000

Tabel 2. Pangsa pengeluaran rumah tangga menurut komoditas pangan 1990 -1998(%)

Sumber : SusENAs Brs (berbagai tahun), seperti yang dikutip oleh SUDARYANTO et al. (1999)

Pengeluaran masayarakat menurun tajam dalam periode krisis 1998, tidak hanya pengeluaranuntuk pangan tapi juga pengeluaran lainnya apalagi pendapatan riil mereka menurun, untukmempertahankan hidup demi pangan, mereka akan menjuak aset atau mereka menghentikananak dari sekolah .

Produser terbesar (sekitar 60-70%) pangan khususnya padi, tebu dan palawija, sayur-sayurandan bush-buahan serta ternak dihasilkan di pulauJawa yang luasnya hanya 6 persen dari luasIndonesia dan dihuni oleh hampir 70 persen penduduk Indonesia . Lahan subur di Jawa terusdikonversi ke non- sawah atau non-pertanian diperkirakan mencapai angka 30 sampai 40 ribuhektar pertahun untuk industri . Real estate, pembangunan sarana jalan dan lain-lain . Banyakdiantaranya adalah sawah-sawah beririgrasi yang investasinya tidak murah . Fungsi sawahseharusnya tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi semata, tetapi juga harus dilihat dari multifungsi sawah terutama untuk resapan air, lingkungan hidup, mencegah erosi, tempat kehidupanbiota dan tanaman, serta terkait dengan aspek kebudayaan atau pedesaan . Harga lahan sawahterutama yang beririgasi harus dinilai tidak saja dari segi ekonomi tapi juga nilai sosial .

Lemahnya infrastruktur pemasaran khususnya untuk sub-sektor sayuran dan bush-buahan yangmudah rusak dan produksi yang tergantung musim, mengakibatkan fluktuasi harga yang sangattajam, infrastruktur pemasaran seperti jalan aspal ketersediaan listrik, gudang, cold storage,pelabuhan laut, jumlah kapal laut, truk, alat telekomunikasi dan sebagainya . Pengembangansektor pangan khususnya yang cepat rusak di luar Jawa terkendala karena faktor-faktor tersebut.Kelemahan infrastruktur tersebut telah mempengaruhi perkembangan industri pangan yangbahan bakunya berasal dari dalam negeri. Bahan baku yang dihasilkan secara musiman tidakdapat disebarkan secara kontinue sepanjang tahun. Sementara itu keburuban konsumen relatiftetap sepanjang tahun. Masih menonjolnya kehilangan pangan pasta panen karena kekurangpengetahuan dan rendahnya teknologi pasta panen . Untuk padi misalnya kehilangan dapatmencapai 1 juta ton beras setiap musimnya .

Kecuali daging dan telur ayam buras, hampir semua produksi daging dan telur menurun dalamtahun 1997 dan 1998 dibandingkan dengan tahun 1996 (Tabe13) . Penurunan ini terkait denganmahalnya pakan ternak yang berasal dari impor sebagai akibat dan depresiasi rupiah yang begitutinggi . Demikian juga produksi susu juga merosot pada tahun 1998 dibandingkan dengan tahun1994-1997 .

Komoditas 1990 1993 1996 1998

Serealia 29,9 24,3 23,1 25,4

Umbi-umbian 1,7 1,5 1,2 1,6

Berasal dari binatang (animal origin) 18,8 19,5 19,8 21,1

Sayuran dan legumes 18,4 17,5 17,7 15,5

Makanan jadi (preparedfood) 8,4 13,5 15,4 10,1

Tembakau 7,8 8,7 8 8,8

Page 5: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Seminar Nasional Perernakan dan Veieriner 2000

Tabel 3. Produksi daging, telur dan susu 1993-1996 (ton)

Sumber : Bas (1998) seperti dikutip oleh SUDARYANCO el al. (1999)

d .

Penurunan produksi pangan seperti yang disebutkan, telah menurunkan suplai yang berasal daridalam negeri, clan kekurangan tersebut terpaksa harus impor . Seperti betas misalnya pada tahun1998 pemerintah telah mengimpor betas cukup banyak yaitu : mencapai 5,8 juta ton, danmerupakan impor tertinggi sejak kemerdekaan .

Distribusi dan perdagangan pangan

a .

Salah satu perubahan dalam perdagangan pangan adalah dihapusnya monopoli pemerintahan .Selama ini, impor sejumlah komoditas pangan seperti : beras, kedelai, gandum dan guladimonopoli oleh pemerintah (BULOG). Akan tetapi sejak akhir tahun 1998, semua komoditastersebut telah dapat diimpor oleh swasta . Swasta diperlakukan sama dengan bulog dalam impormaupun ekspor . Petani harus siap menerima harga rendah pada saat tertentu dan menerimapendapatan yang lebih tinggi bila harga luar negeri lebih tinggi dari dalam negeri . Petanidihadapkan pada pasar persaingan global lebih awal dari yang disepakati (kesepakatan WTOadalah tahun 2020 untuk negara-negara berkembang, APEC TAHUN 2010 DAN AFTA sampaitahun 2003) . Implikasi dari perubahan ini adalah petani akan menghadapi resiko terhadapperubahan harga diluar negeri khususnya beras clan gula. Dan akan mempengaruhiketidakstabilan harga pangan dalam negeri yang selanjutaya mempertinggi resiko ketahananpangan rumah tangga .

b. Pemerintah telah mengalihkan kebijakan subsidi pangan untuk konsumen umum melaluikebijakan stok publik ke mekanisme pasar, sehingga harga pangan akan sepenuhnya ditentukanoleh mekanisme pasar tidak terkecuali beras.Khusus untuk kelompok miskin yang rawanpangan, pemerintah mensubsidi beras dengan harga yang jauh lebih murah daru hargapasar.Kebijakan ini jauh lebih murah dibandingkan dengan general subsidi dengan operasi pasar(OP) mumi, sehingga pemerintah dapat menghemat dana cara ini jugs tidak bebas daripenyimpangan dengan melihatnya beredarnya dipasar beras yang diperuntukan untuk kelompok

Kornoditas1993

Sebelurn1994

krisis1995 1996

Periode1997

krisis1998

Daging 346,3 3365 312 347,2 353,7 351,4

Lernbu 51,2 48,2 46,1 48,7 47,4 50,5

Karnbing/Domba 111,2 99,7 94,3 98,6 107,2 105,3

Babi 169,3 183,6 177,8 189,5 146,8 155,8

Ayam Buras 242,4 282,1 269,4 281,5 314 323,7

Layer 22,6 22,6 33,1 40,1 48,9 25,1

Ayam Ras 422,7 498,5 551,7 605 515,3 435,7

Itik 10,9 19,5 21,4 20,4 20,4 23,4

Telur 93,6 119,5 125,3 128,8 123,7 125,8

Ayam Buras 354,7 423,5 457 500,6 483,1 317,6

Layer 124,6 145,6 153,8 150,4 158,2 156,5

Itik 388 427 433,4 441,2 423,7 405,5

Page 6: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000

Tabel 4 . Operasi pasar betas : rata-rata per bulan dalam periode 1990-1996

yang miskin yang telah jatuh kesasaran yang tidak tepat oada tahun 1999 sampai dengan bulanFebruari, peran operasi pasar khusus (OPK) betas telah mencapai sekitar 70 persen dari total OP(label 4) Pada periode 1990-1996, rata-rata OP beras pertahun mencapai tidak lebih dari 0,5juta ton, akan tetapi seterusnya meningkat menjadi 1,3 juta ton tahun 1997, dan kemudian tahun1998 meningkat tajam menjadi 3,4 juta ton, OP betas terbesar selama 30 tahun terakhir .

c .

Pemerintah masih tetap mempertahankan harga dasar gabah, memebri kredit murah kepadapetani (padi), serta menyediakan kredit pengadaan pangan kepada koperasi agar petaniterangsang untuk tetap memproduksi padi . Kebijakan harga dasar semakin sulit diterapkan padaharga beras di luar negeri jauh lebih murah dari dalam negeri tanpa perlindungan berupa tarifbea masuk .

Konsumsi pangan protein hewani

a .

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, pendapatan dan days beli, pertumbuhanpariwisata, serta kesadaran gizi yang membaik, meningkat pula permintaan konsumsi panganprotein hewan setiap tahunnya . Walaupun demikian, konsumsi pangan masyarakat Indonesiaakan protein hewai per kapita per tahun masih sangat rendah .

b .

Konsumsi pangan protein hewani masyarakat Indonesia per kapita per tahun baru mencapai 1,95kilogram . Negara-negara seperti Amerika, Eropa,dan Asia lainnya, konsumsi pangan proteinhewan per kapita per tahunnya sudah sangat tinggi . Sebagai perbandingan dapat disajikanberikut :

.

Bulan Rata-rata per tahun1990-1996

1997 1998 % OPK terhadap1998

total OP1999

Januari 96.239 50.533 413.974 0 68,97Februari 55.532 18.770 482.793 0 66,28Maret 21 .013 26.362 386.882 0 tadApril 12.213 59.612 120.080 0Mei 14.785 40.744 77.632 0Juni 18.085 12.364 162.519 0Juli 16.398 21 .904 216.437 0,67Agustus 13 .143 15.266 310.320 11,11September 18.725 34.951 365.870 17,68Olctober 26.405 269.276 265.857 26,73Nopember 58.324 341 .901 . 241 .196 35,10Desember 80.461 445.734 316.233 44,99Total 431 .322 1 .337.417 3.361 .793

r Argentina 69,5 kilogramr Amerika Utara 43,6 kilogramr Australia 36,3 kilogramr Uruguay 61,7 kilogramr Negara Eropa Barat 20,2 kilogram

Page 7: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Bagi Indonesia kenaikan 1 kilogram konsumsi pangan protein hewan per kapita per tahunmempunyai konsekwensi diperlukan tambahan 1 juta ekor sapi per tahun

Tabel 5 . Proyeksi suplai-demand daging sapi dan Kerbau serta upaya yang dilakukan (000 ton

Sumber: Ditjen Peternakan, 1977

c .

Dari Tabel 5, terlihat bahwa pada tahun 1999 kita akan kekurangan daging sebagai sumberpangan protein hewani sebesar 196.800 ton dan meningkat menjadi 346.900 ton pada tahun2003. Harapan untuk memenuhi kekurangannya dari produksi peternakan rakyat mulai terbatas,sehingga Indonesia pada saat ini sudah menggantungkan 25% kebutuhan daging dari impor .Oleh karena itu, apabila tidak segera dilakukan perubahan yang mendasar, kita akan menjadipasar yang empuk bagi negara-negara exportir daging.

Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan rumah tangga, diperlukan kebijakan yangsaling mendukung dan saling melengkapi dari berbagai instansi .

Ekonomi makro

1 .

Kestabilan ekonomi makro khususnya inflasi, nilai tukar serta pertumbuhan ekonomi merupakansyarat mutlak untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, dan rumah tangga . Penciptaanlapangan kerja, mengurangi penduduk miskin dan pemerataan pendapatan, perlu mempe~rlehpenanganan serius dari pemerintah .

Konsumsi

2 .

Hampir semua komoditas pangan telah dilepas ke mekanisme pasar dan petani produsen harussiap bersaing di pasar global . Implikasi dari hal ini adalah petani harus siap menghadapifluktuasi harga pangan. Kebijakan yang tepat untuk itu adalah memberikan perlindungan dan

No . Uraian1995

Tahun1999 2003

1. Konsumsi Nasional 462,0 578,7 781,22. Produksi Daging 347,1 381,9 434,3

Sapi 300,0 333,8 384,8Kerbau 47,1 48,1 49,5

3. Kekurangan 114,9 196,8 346,94. Upaya-upaya

INSAPP 15,9 75,1 177,2Impor Bakalan 76,5 93,4 131,1Impor Daging 22,5 28,3 38,6

SeminarNasional Peternakan dan Veteriner 2000

v Hongkong 12 kilogramr Korea Selatan 8,4 kilogramr Jepang 9,3 kilogramr Israel 16,3 kilogramr Mesir 9,6 kilogramr Arab Saudi 4,3 kilogram

Page 8: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

SeminarNasiona! Peternakan dan Veteriner 1000

dorongan agar petani tetap tertarik untuk berproduksi . Dalam kaitan denga hal itu, maka upayamencapai swasembada pangan merupakan langkah yang tepat untuk dicapai . Penerapan beamasuk yang flexibel untuk melindungi produsen dalam negeri juga diperlukan .

3 . Membuka pasar secara global dan menghapus subsidi pangan secara umum, akanmenguntungkan sebagian masyarakat yang mampu bersaing, akan tetapi sekelompok masyarakatlain akan mengalami kesulitan dalam mengakses pangan di pasar karena mereka miskin . Olehkarena itu tetap diperlukan kebijakan yang mampu melindungi mereka . Dalam jangka pendek,kebijakan yang perlu ditempuh adalah meneruskan program JPS untuk melindungi keluargarawan pangan dan gizi .

4 .

Kebijakan penganekaragaman panga perlu terus disosialisasikan . Penelitian teknologi pangantentang manfaat umbi-umbian harus secara besar-besaran, sehingga kelompok kaya tidakmelihat umbi-umbian sebagai pangan inferior .

Produksi pangan dalam negeri

5 . Kebijakan meningkatkan produksi pangan dalam negeri khususnya pangan yang memilikikeunggulan komparatif baik komoditas nabati maupun hewani perlu ditingkatkan . Usaha iniakan berhasil apabila kita mampu melakukan investasi untuk mengembangan dan memperbaikidistribusi, dan infrastruktur pemasaran . Investasi dalam bidang R & D perlu lebih banyakdiberikan untuk mendukung industri benih dan bibit serta perbaikan pasca panen.

6 .

Kebijakan ini terkait erat dengan usaha untuk menyediakan suplai bahan baku berkualitas dankontinu untuk mendukung sektor agroindustri sebagai sektor andalan dimasa mendatang .

7 .

Kebijakan perpajakan yang tinggi untuk pihak-pihak yang mengkonversi lahan sawit beririgasiperlu diterapkan, sehingga lahan-lahan subur penghasil pangan dapat terlindungi .

1 0

AGRIBISNIS PETERNAKAN

Ternak dalam keluarga petani sejak dulu memiliki fungsi sosial, sering-sering bahkan lebihmenonjol dari fungsi ekonominya . Petani yang memiliki ternak lebih banyak, memiliki kedudukansosial yang lebih baik . Di daerah-daerah peternakan seperti NTT atau Kalimantan Selatan, fungsiternak sebagai status sosial sangat menyolok; indikator status sosial seseorang diukur dari jumlahternak (sapi atau kerbau) yang dimiliki . Secara ekonomi, di keluarga petani, kedudukan ternak inisangat sederhana, yakni sebagai tabungan atau penghasil pupuk untuk mendukung pertaniannya .Tidak banyak petani yang bisnis utamanya adalah ternak, kecuali di Sumba, NTT, NTB khususnyaDompu, Bima, Sumbawa dan beberapa tempat di Sulawesi . Bisnis peternakan dalam arti yangsesungguhnya sebagai usaha pokok masih sangat terbatas . Kendala utama bagi rakyat adalah biayapengusahaannya yang tidak kecil. Di pasar ternak, adalah sangat sulit mengatur harga berdasarkancost plus profit, terutama untuk unggas, karena di pasar masuk pula produk dari peternak-peternaksambilan, yang kecil-kecil tapi jumlahnya sangat banyak, yang tidak menghitung cost . Biaya terbesardari pengusahaan ternak adalah pakan . Contoh yang paling sederhana adalah peternak ayamkampung di rumah-rumah, yang bisa berjalan tanpa diberi makan secara khusus karena ayamnyamencari sendiri sisa-sisa makanan . Demikian pula dengan ternak bebek diwaktu yang lalu, yangsekarang masih dilakukan di beberapa tempat . Sistemnya dengan mengangon sepanjang tahun, daripanen yang satu ke panen yang lain, dan petak sawah yang satu ke yang lain dengan jalan kaki,sampai bebek tersebut harus dijual untuk dipotong karena sudah tidak menghasilkan telur lagi .Pengusaha cukup menyediakan pangan secara terbatas, karena bebek mencari sendiri pangannya .

Page 9: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000

Sekarang setelah banyak digunakan pestisida di sawah, peternak bebek angon itdxemahin berjai&ng .:Peternakan bebek sekarang kebanyakan dikandangkan oleh juraganjuragan--bebek=tdengmi -,mbdalyang besar .

Secara umum, memang sedang terjadi pergeseran di negara kita, yakni tanab-tana milllc petanidijual kepada yang bukan petani, pemilik-pemilik usaha pertanian (agribisitis5'teb4si~zk

b6kan)petani . Petani yang sesungguhnya menjadi buruh tani atau terlempar ke sektor,non pe,

ian, .menjadi buruh di perkotaan . Demikian pula dengan peternakan . Hal ini terladi"kueni, . 4litikpertanian kita untuk waktu yang lama menekankan kepada upaya menyediakan pangan yang murah,bukan membuat petaninya sejahtera . Secara politik pemerintah memiliki 2 pilit%h -~Oitwnze1jridungiikepentingan petani dengan membuat harga-harga produk pertanian tinggi, sepertiyang dianut'Jepangdan negara-negara maju yang lain, atau melindungi kepentingan konsumen yang akhirnya-- ,Aapatmenghancurkan potensi pertaniannya.

Biasanya rumusan strategis yang kita tetapkan itu mengambang melindungi-konsumen,tanpamerugikan petani, yang sebenarnya merupakan pilihan melindungi konsumen .

Kita juga telah salah membiarkan rakyat yang tidak tahu atau tidak sidar,Jbekerja: df, bawahskala ekonomi untuk menjadikannya sejahtera, seperti petani-petani yang bekerja -di lahan ;,~angsempit yang tidak menjamin kesejahtemannya, peternak yang menternakkan beberapa-akorj'terngkyang tak akan cukup mensejahterakan dirinya . Di Australia, tidak ada peternak yangteternakkurangdari 100 ekor sapi, karena hal itu akan menjadikannya miskin . Di Jepang setiap petaniberlahan-lebihdari 1 hektar dan dikelola dengan sangat produktif dan efisien. Sebagai ilustrasi,`40°/o'petani :diDaerah Istimewa Yogyakarta memiliki lahan kurang dari 1.000 MZ .

Di banyak tempat, kita melihat kondisi lahan-lahan pertanian kita mempiihatinkan -karenaterlalu banyak memperoleh masukan pupuk-pupuk kimia . Dalam keadaan yang deniikian . itu,pemanfaatan pupuk organik secara masal di daerah pertanian menjadi - mendesak: - Untuhmenyediakan pupuk organik dimaksud, maka pengembangan peternakan menjadi suatu yang mutlak .Tidak ada pertanian tanpa peternakan.

Dalam pada itu, dengan penuh keprihatinan kita juga menyaksikan masalah-masalah mendasardi bidang peternakan yang belum dapat diatasi, yang Secara garis besar digambarkan sebagai berikut,

1 .

Jumlah penduduk meningkat, jumlah ternak menurun . Populasi ternak akan semakin menurunkarena jumlah yang dipotong telah lebih banyak daripada anakannya . Pertumbuhan populasiternak besar kita negatif Jumlah ternak tapi di Australia 26 juta ekor mampu memproduksi 7juta ekor pertahunnya (28%) dan pertumbuhannya tetap tinggi . Jumlah ternak sapi kita 11 jutahanya mampu memproduksi sekitar 1,5 juta ekor (14%) dan sudah menyebabkan pertumbuhanyang menurun .

2 .

Konsumsi per kapita daging meningkat dari tahun 1969 (awal pelita) sebesar 2,74 kilogram perkapita per tahun menjadi 7,95 kilogram per kapita per tahun pada tahun 1997 (awal resesi),karena daya beli meningkat sejalan dengan kenaikan income per kapita. Konsumsi rakyatIndonesia 7,95 kilogram per kapita per tahun . Peningkatan 1 kilogram saja. Berarti pertumbuhanpermintaan 200 juta kilogram. Konsumsi per kapita daging ayam 3,6 kilogram per kapita pertahun atau t 1 ekor ayam per 100 hari . Terbuka peluang meningkat 1 kilogram dalam beberapatahun ke depan, yang berarti penambahan kebutuhan lebih dari 200 juta ekor per tahun.

3 .

Daya beli naik, daya produksi menurun .

4 .

Harga daging impor semakin lebih murah daripada daging lokal .

Page 10: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Seneinar Nasional Peternakan clan Veteriner 2000

5 . Negara lain dengan kesungguhan berhasil memperbesar/memperberat ternaknya denganberbagai persilangan clan rekayasa genetika lamnya, sementara ternak kita karena inbreedingclan persilangan yang tak terarah menjadi semakin kecil . Demikian juga dengan ayam kampungyang semakin mengecil clan gays tahannya melemah.

6 .

Masyarakat menuntut daging yang semakin bermutu .

7 .

Impor daging clan ternak hidup semakin tinggi . Kebutuhan daging semakin di dominasi dagingimpor.

8 .

Ongkos angkut ternak dari New Zealand atau Australia ke pulau Jawa sebagai konsumen lebihmurah dibandingkan ongkos angkut ternak antar pulau di Indonesia dari pulau Sumba ke pulauJawa.

9 .

Pulau Jawa clan Pulau Bali yang merupakan daerah produksi ternak terbesar, semakin tidakmampu menampung peternakan, padang penggembalaan/tanah pangonan semakin menyempit.

Keadaan sekarang pertumbuhan ternak negatif, sedangkan pertumbuhan penduduk 1,6% pertahun. Dengan pertumbuhan penduduk sebesar itu, dalam waktuy 40 tahun, jumlah penduduk kitasudah akan menjadi dua kali lipat _+ 400 juta clan konsumsi per kapita 2 kali sekarang clan tanpaupaya-upaya yang terencana dengan baik, sapi kita akan habis atau daging impor akan mendominasikebutuhan daging kits. Negaranegara Australia clan New Zealand beruntung mempunyai tetanggaseperti Indonesia, yang mempakan pasar ternak yang sangat besar, termasuk jeroannya yang dalamwaktu dekat belum mampu berswasembada. Di Australia clan New Zealand, jeroan itu menjadi dogfood.

Sebelum krisis moneter (1998) produksi claging sapi clan kerbau kita mencapai 389.000 ton atausebesar 31,7% dari total produksi daging kita sebesar 1,2 juta ton . Konsumsi daging sapi clan kerbaupada tahun yang sama adalah 419.000 ton, sehingga terdapat kekurangan 30.000 ton .

Jumlah ternak besar tinggal 12 juta, terdiri dari sapi 19 juta, kerbau 3 juta . Sebelum resesijumlah sapi saja sekitar 11 juta. Selama krisisi ekonomi dimana harga dolar meningkat tajam, imporsapi potong clan daging sapi berkurang, sehigga kita terpaksa memotong sapi yang ada, sehinggajumlahnya menurun tinggal 9 juta ekor.

Sebelum krisis rata-rata per tahunnya kita mengimpor sapi potong 400.000 ekor clan imporclaging sekitar 30.000 ton . Sekarang kita seperti menghadapi buah simalakama. Kalau terus menerusimpor akan semakin membesar, devisa kita akan banyak terpakai untuk daging yang sebenarnyatidak perlu . Untuk menghemat devisa (karena negara kita hutang Valuta asingnya telah sangat besar),kalau kita stop impor lagi, maka ternak kita yang ada, yang kira-kira jumlahnya tinggal 12 juta ekorlagi akan habis . Kalau kita mulai dengan breeding, maka akan memakan waktu yang cukup lama .

Hadirin yang saya hormati

Dalam konteks pembangunan peternakan, saya melihat bahwa pemerintah telah membangunorganisasi pernerintahan di bidang peternakan sampai ke tingkat kecamatan clan membuat kebijakan-kebijakan tentang pembangunan peternakan .

Luar biasa upaya itu, tetapi saya kurang tahu dimana salahnya, yang terjadi bukan meningkatnyakekuatan peternakan rakyat, tetapi malah sebaliknya peternakan rakyat relatif menjadi semakinlemah . Atau karena sifat pembinaannya, menjadikan peternak tergantung pada pemerintah . Kitamenyaksikan, produksi ternak kita semakin tidak mampu memenuhi meningkatnya permintaan .

12

Page 11: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Seminar NasionalPeternakan dan Veteriner 2000

Kualitas ternak juga menurun, ditandai dengan menurunnya berat rata-rata sapi. Di zamanBelanda, sapi Bali rata-rata beratnya 350 kilogram. Sekarang sulit mencari yang beratnya 300kilogram . Berat ayam dan daya tahannya terhadap penyakit juga menurun. Hal itu antara lain terjadikarena inbreeding yang berlangsung terus menerus, yang kita kurang aktifmencegahnya.

Sekarang kita semakin banyak mengimpor daging sapi dari Australia dan New Zealand . Prosesitu tidak datang mendadak sontak. Semula (sampai tahun 70 an),, kita mengekspor ternak, bagianterbesar ke Hongkong dan Singapura. Selanjutnya, bukannya menjadi semakin banyak ekspornyadengan kualitas yang semakin baik, tetapi lalu tidak mampu ekspor. Selanjutnya negara kita bahkanmenjadi pengimpor daging serta jeroan . Pada tahun 1997 (sebelum resesi), kita mengimpor sapihidup 370 .000 ekor (ekivalen 96.000 ton) dan mengimpor daging sebanyak 27.000 ton (eldvalen1.03:000 ekor) . Seluruh impor kita 123.000 ton (ekivalen 473 .000 ekor) atau sekitar 24,50% dariseluruh konsumsi kita. Nilai impor ini adalah sekitar Rp 1 . 152,5 triliun, belum terhitung impor ternakdan daging lainnya. Perbandingan antara impor daging sapi dan sapi hidup adalah 1 : 3 . Jangansampai tahap selanjutnya kita mengimpor 100% daging beku. Kita perlu menyadari bahwa tentu adayang salah dalam kebijakan yang mengatur peternakan kita.

Ke depan, tampaknya pemerintah perlu menyusun strategi pembangunan peternakan yangmenghasilkan peternakan rakyat yang tangguh . Masalah besar yang kita hadapi adalahbagaimananya, tetapi keputusan politik yang perlu diputuskan terlebih dahulu adalah bahwakebijakan di bidang peternakan itu haruslah mensejahterakan peternak, menghasilkan peternak yangkaya . Ini menyangkut 3 hal pokok yaitu, harga temak, biaya pengusahaannya dan skala ekonomiusaha ternak.

Kebijakan yang tepat di bidang peternakan adalah yang dapat meningkatkan produksi clankualitas daging dalam negeri dan ransangan penambahan populasi dengan menciptakan harga dagingyang baik. Dengan melihat kondisi petani dan petemak kita, pada waktu ini petani clan peternak perluperlindungan dan dalam sisa waktu yang sangat terbatas sebelum semakin bebasnya pasar dunia,perlu upaya maksimal untuk membangun daya saing yang tinggi.

Di bidang pertanian, untuk waktu yang lama, kita berorientasi pada peningkatan produksi yangdiharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Produksi memang telah meningkat, tetapi padakenyataannya kesejahteraan petani tidak meningkat.

Ke depan sebaiknya kita berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani/peternak, yangakan berdampak pada peningkatan produksi . Negara-negara yang kuat umumnya melindungi petaniclan peternaknya. Apabila negara seperti Indonesia yang hampir 50% angkatan kerjanya bekerja disektor pertanian dalam arti yang luas .

Kebutuhan mendasar yang harus ditempuh -pemerintah adalah membuat pertanian/peternakankita menghasilkan petani/peternak yang kaya . Pasar hasil pertanian clan peternakan yang sangat besaryang kita miliki harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya untuk mensejahterakan petani/peternakclan memperkuat pertanian dan peternakan kita dan memperkuat daya saing kita.

Semua teori bisnis mengajarkan bahwa dari berbagai unsur bisnis, yang paling penting adalahmemperoleh pasar. The most important thing is how to sell . Dan pasar itu ada pada kits. Jangansampai pasar amat besar yang kita miliki ini menjadi pasar yang empuk bagi peternak-peternak lain(sekarang hal itu sudah terjadi).

Membangun bangsa kita sendiri tentu lebih baik daripada memberi peluang bangsa lainmembangun dirinya.

13

Page 12: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Seminar NasionalPeternakan dan Veteriner 2000

Kedepan, perhatian yang cukup besar perlu diberikan kepada upaya untuk meningkatkanjurnlahpopulasi ternak di tanah air kita, baik melalui breeding ataupun impor, sampai sejumlah yanghasilnya dapat membuat kita swasembada daging dalam waktu 10 tahun yang akan datang, danselanjutnya menjadi pengekspor bersamaan dengan membangun daya swing .

Tidak kalah pentingnya adalah menjaga dan meningkatkan kualitas ternak dan daging, jangansampai terjadi inbreeding, bersamaan dengan upaya upgrading ras, dan perbaikan makanan ternak .Ternak-ternak yang buruk sebaiknya disingkarkan secara bertahap agar tidak terjadi degradasikualitas . Kita telah lama lengah tentang hal ini, dan karenannya terjadi penurunan kualitas di banyakproduk pertanian, seperti mangga yang asam, pisang yang jelek, berat ayam yang menurun, kambingdan sapi yang mengecil dan lain-lain .

Membiarkan inbreeding dan membiarkan ternak-ternak yang buruk kualitasnya berada dilapangan, merusak masa depan peternakan kita.

Dilihat dari alternatifyang tersedia, tampaknya secara ekstrim terdapat 4 pilihan alternatifyangperlu dikombinasikan satu dengan yang lain. Tak mungkin kits menerapkan model tunggal untukkondisi wilayah kita yang berbeda.

Pertama dalah pendekatan revolusioner, yang hasilnya akan cepat, tetapi kurang melibatkanpeternak-peternak kecil . Kita mengganti sistem yang ads dengan bentuk baru, seperti yang dianutoleh negara-negara maju yang memiliki basis peternakan yang kuat, seperti Amerika Serikart,Australia dan New Zealand . Orientasi dasarnya adalah memperbesar produksi, dengan mengundangpengusaha-pengusaha besar dan di beri subsidi . Seperti tempo hari kita mendorong sektor perbankan,sektor properti dan sektor riil lainnya, hasilnya akan cepat . Bibit yang kita perlukan, jutaan ekor, didatangkan dari luar negeri . Usaha breeding itu, tidak menguntungkan. Oleh karena itu perlu subsidipemerintah . Yang akan menerima subsidi adalah peternak-peternak besar. Kebijakan ini akanmendorong peternak besar, bukan peternakan rakyat. Korbannya dalah peternak kecil, seperti padakejadian pertekstilan tempo dulu. ATBM (alat tenut bukan mesin) di ganti ATM (alat tenun mesin) .Hasilnya kita swasembada tekstil bahkan mampu mengekspor, tetapi usaha tenun rakyat hancur .

Kedua, yang sifatnya bertahap, melibatkan peternak-peternak kecil . Orientasinya dasarnyaadalah membangun peternakan rakyat. Cara ini lebih populis . Dengan cara ini kits harus bersabar.Pendekatan yang manapun yang akan diambil, ads konsekuensinya. Yang tidak kalah penting adalahkonsistensi pemerintah terhadap setiap pilihan . Biasanya setelah pemerintah menetapkan suatuperubahan policy, dan umumnya begitu terjadi perubahan policy, terjadi gejolak politik. Pemerintahtakut, lantas konsep yang baru berjalan dihentikan dan diganti lagi dengan mengikuti arus. Kalaupolitik sudah ikut berbicara terhadap masalah-masalah teknik, seperti disektor perbankan sekarangini, maka konsep peternak sebaiknya apapun akan hancur. Kita akhirnya memilih status quo, kitakembali seperti sekarang yang akan menuju kekehancuran . Ingat dengan kasus gula . Alternatif lainadalah bergabungnya peternak-peternak kecil dalam satu koperasi yang besar, diberi modal dansubsidi yang besar untuk mengikuti model yang pertama . Pengalaman mengajarkan kita, KUD yangtelah dibina puluhan tahun dengan dana trilyunan rupih, belum mampu berkembang seperti yang kitaharapkan menjadi unit ekonomi yang handal bagi petani .

Ketiga, dalam menunjang pilihan yang kedua, langkah-langkah Belanda tempo hari perlu kitacermati, yang baik-baik kita ulang dan sempurnakan . Misalnya hidupkan kembali tanah-tanahpangonan . Kita membangun kantong-kantong peternakan yang sesuai dengan kondisi alamnya . Kitagerakan rakyat untuk membangun peternakan . Kita subsidi dan beri modal pada peternak-peternakkecil, dan kits upgrade ternak-ternak yang ads kits tambah dengan ternak-ternak yang bagus . Kitacegah hewan-hewan subur di potong. Populasinya ditambah dari luar negeri dengan bibit yang baik-

14

Page 13: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000

baik. Propinsi atau wilayah yang kita jadikan sumber atau gudang ternak harus mendapat perhatianpemerintah. Tidak perlu dipaksakan seluruh propinsi memelihara ternak. Untuk kepentinganlingkungan, sesuai tata ruang, lokasi-lokasi tertentu di pulau Jawa dipertahankan sebagai penghasilternak, lengkap dengan tanah-tanah pangonan yang memadai sesuai kebutuhan, danmendayagunakan secara optimal semua potensi pakan ternak yang ads, antara lain jerami padi sertapotensi lahan yang ads untuk pakan tern* antara lain bantaran sungai, tepi-tepi jalan, bekas-bekassemak belukar dan lain-lain (seperti di negara Belanda, dikiri kanan parit dan jalan ditanamimakanan ternak) .

Landasan pengembangan petemakan jangan dipolakan seragam. Model di NTT biarkan sajaseperti yang mereka anut, skalanya besar-besar . Model di Sulawesi Tengah dan lain-lain tempat,skalanya relatif kecil. Sistem pemeliharaan kerbau rawa (kerbau kalang) di Kahmatan Selatan danKalimantan Tengah perlu dilestarikan dan ditingkatkan . Kalau dulu kerbau kalang atau kerbau rawatergusur PLG, maka setelah PLG dihentikan, sebaian dari lahan tersebut kita gunakan kembali untukpeternakan kerbau kalang. Saluran-saluran yang telah kita bangun menjadi tempat kerbau mandi,lahannya kita tanami rumput makanan kerbau . Ada sekitar 6.000 hektar lahan PLG yangbersebelahan dengan desa Rantau Bahuang, Kecamatan Jenamas yang sudah dibangun saluranprimer dan sekunder yang merupakan habitatnya kerbau kalang/iawa. Sebelum adanya PLG, satudesa saja bisa memiliki tiga sampai empat ribu kerbau.

Keempat, alternatif lain adalah modemisasi potensi rakyat yang bisa menjadi besar . Di NTTkhususnya Pulau Sumba, banyak umbu-umbu yang kaya memilki sapi yang cukup banyak.Pemerintah perlu mendorong dan membina umbu-umbu tersebut menjadi peternak-peternak yangprofesional . Kita bantu mereka membangun rach yang baik, yang modern. Beri mereka modal yangbesar, sapinya ditambah dengan impor. Daripada mengimpor lebih baik kita memberi modal saudara-saudara kita. Kebijakan pemerintah jangan bertentangan, apalagi menghancurkan kearifan-kearifantradisional, tetapi harus menunjang agar hasilnya lebih bermanfaat bagi semua pihak.

Sebagai negara yang karuniai daratan yang luas, hampir 2 juta km2 dengan hamparan sabanayang luas di NTB, NTT, Sultra, Sulteng, Merauke, sangatlah disayangkan kalau kita tidak mampumemenuhi sendiri kebutuhan daging kita . Kualitas sabana-sabana kita jauh lebih baik daripadasabana di Northen Teritory dan North Queensland di Australia. Kita belum optimal memanfaatkanpotensi-potensi sabana kita. Kita juga belum optimal memanfaatkan dan mengendalikan potensi airhujan untuk pertanian dan petemak di wilayah-wilayah kita yang kering yang sangat luas seperti diPulau Sumbawa, Pulau Bima, Pulau Flores, Pulau Timor, Kabupaten Memuke di Sulawesi Tengara,di Kabupaten Palu dan lain-lain seperti yang dilakukan Australia di Northern Tenytory dan NorthQueensland. Mengenai teknologi embung untuk peternakan kita memang perlu belajar dari Australia .

PENUTUP

Sebagai negara yang berpenduduk sangat banyak, lebih dari 200 juta orang dengan jumlahpetani yang banyak lebih dari 20 juta orang, dengan potensi makanan ternak yang sangat banyakberupa padang slang-slang, padang rumput danjerami padi, keputusan untuk berswasembada dagingmenyakut harga diri bangsa ini .

Kami sangat mengharapkan, bersama pemerintah mewujudkan mimpin ini dalam waktu yangtidak terlalu lama . Kita pernah menjadi nett exporter ternak, sampai tahun 1970 an. Marilah kitasusun bersama langkah-langkah yang efektifuntuk kembali menjadi exportir ternak.

15

Page 14: upaya hkti dalam mendukung program ketahanan pangan nasional

Waktu yang tersedia kita amat terbatas sebelum dunia ini secara bertahap menjadi satu pasarbebas, ingat 2003 pasar bebas ASEAN, 2010 pasar bebas ASIA PACIFIK dan 2020 pasar bebasdunia.

Demikianlah hat-hal yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. Atas perhatiannya sayaucapkan terima kasih .

Seminar Nasiona!Peternakan dan Vetermer 2000