11
1 EKSPLORASI PENEMPATAN SUARA CEMPRENG PADA LAGU PA’TEINDE ARANSEMEN YOHAN C. TINUNGKI OLEH PADUAN SUARA MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR Sheila Priscilla Sari Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia [email protected] Abstrak Karya tulis ini merupakan suatu hasil observasi terhadap karya musik yang menggabungkan idiom-idiom musik tradisi kedalam musik Barat dengan tujuan menghasilkan karya seni yang unik dan kreatif. Penulisan karya tulis ini, menggunakan langkah-langkah dengan mengumpulkan data berupa dokumentasi dan wawancara. Data-data yang diperoleh kemudian dikaji dan diolah untuk membentuk karya tulis ini. Lagu yang diteliti pada karya tulis ini berjudul Pa’teinde karya Pdt. Tiku Rari di aransemen oleh Yohan C. Tinungki. Bentuk asli lagu tersebut merupakan lagu rohani yang bersifat sakral dengan format satu suara. Yohan C. Tinungki sebagai aranger membuat modifikasi dari lagu tersebut ke dalam bentuk paduan suara. eksplorasi yang dilakukannya meliputi: pengolahan tata suara cempreng yang tetap mempertahankan makna awal sebagai lagu sakral. Aransemen yang dibuat menempatkan suara cempreng di tengah suara UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/1418/6/JURNAL SHEILA PRISCILLA SARI.pdfmenghadirkan teknik suara cempreng khas Toraja ke dalam lagu, seperti teknik yang digunakan

Embed Size (px)

Citation preview

1  

EKSPLORASI PENEMPATAN SUARA CEMPRENG PADA LAGU PA’TEINDE ARANSEMEN YOHAN C. TINUNGKI OLEH PADUAN

SUARA MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR

Sheila Priscilla Sari

Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia

[email protected]

Abstrak

Karya tulis ini merupakan suatu hasil observasi terhadap karya musik yang

menggabungkan idiom-idiom musik tradisi kedalam musik Barat dengan tujuan

menghasilkan karya seni yang unik dan kreatif. Penulisan karya tulis ini,

menggunakan langkah-langkah dengan mengumpulkan data berupa dokumentasi

dan wawancara. Data-data yang diperoleh kemudian dikaji dan diolah untuk

membentuk karya tulis ini. Lagu yang diteliti pada karya tulis ini berjudul

Pa’teinde karya Pdt. Tiku Rari di aransemen oleh Yohan C. Tinungki. Bentuk asli

lagu tersebut merupakan lagu rohani yang bersifat sakral dengan format satu

suara. Yohan C. Tinungki sebagai aranger membuat modifikasi dari lagu tersebut

ke dalam bentuk paduan suara. eksplorasi yang dilakukannya meliputi:

pengolahan tata suara cempreng yang tetap mempertahankan makna awal sebagai

lagu sakral. Aransemen yang dibuat menempatkan suara cempreng di tengah suara

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

2  

vokal bergaya klasik barat. Disamping itu eksplorasi pada lagu ini menampilkan

perpindahan suara cempreng yang cukup dinamis tanpa menghilangkan keaslian

lagu pokoknya.

Kata kunci: Eksplorasi, analisis, paduan suara, Toraja

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

3  

Abstract

This paper was constitute an outcome observation of musical works that combines

the idioms of traditional music into Western music with the the goal of producing

artworks that is unique and creative. The writing of this paper, using the steps to

collect data such as documentation and interviews. The data which is obtained

subsequently be assessed and processed this paper. The song which observed in

this paper called Pa’teinde art work by Tiku Rari ,S.th arrangment by Yohan C.

Tinungki. The original form of the song is a spiritual songs which is sacred with

the format a single voice. Yohan C. Tinungki as arranger of the song made

modifications into a chorus form. the exploration he did include: processing shrill

voice that retains the initial significance as sacred song. Arrangements are made

to place voice in the middle of the vowel voice shrill western classical style.

Besides, exploration of this song featuring displacement dynamic shrill voice

enough without losing the authenticity of the songs anyway.

Keywords : Exploration , analysis , choir , Toraja

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

4  

PENDAHULUAN

Di Indonesia, musik telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Di

antara berbagai jenis musik yang berkembang di Indonesia salah satunya adalah

paduan suara (koor). Seni paduan suara di Indonesia juga telah ada dalam suku-

suku masyarakatnya yang dihadirkan dalam ritual adat dan keagamaan, untuk

melambangkan kesedihan ataupun ungkapan syukur. Masyarakat Indonesia sangat

menjunjung nilai-nilai budaya suatu daerah. Hingga saat ini masyarakat di

berbagai daerah masih melakukan beberapa tradisi yang diamanahkan oleh nenek

moyang mereka, khususnya dalam seni musik tradisional. Hal tersebut terjadi pula

di seni suara Tana Toraja.

Seni paduan suara di Indonesia juga telah ada dalam suku-suku

masyarakatnya yang dihadirkan dalam ritual adat dan keagamaan, untuk

melambangkan kesedihan ataupun ungkapan syukur. Masyarakat Indonesia sangat

menjunjung nilai-nilai budaya suatu daerah. Hingga saat ini masyarakat di

berbagai daerah masih melakukan beberapa tradisi yang diamanahkan oleh nenek

moyang mereka, khususnya dalam seni musik tradisional. Hal tersebut terjadi pula

di seni suara Tana Toraja.

Ada keunikan yang hadir dalam tradisi kebudayaan Toraja yaitu memiliki

kekhasan suara bersuara cempreng. Namun sampai saat ini masyarakat juga masih

kurang mengerti asal-usul suara cempreng tersebut. Karena nilai khasnya

tersebutlah, suara cempreng yang terdapat dalam seni suara masyarakat Toraja

menjadi suatu ciri khas yang dapat dijadikan bahan dan melahirkan bentuk-bentuk

eksplorasi dengan menggunakan keunikan suara cempreng tersebut. Di antaranya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

5  

karya yang diciptakan oleh Pdt Tiku Rari yang kemudian diarasemen ulang oleh

Yohan C. Tinungki dengan memanfaatkan idiom musik tradisi ke dalam musik

paduan suara. Lagu tersebut berjudul Pa’teinde. Dalam karya tersebut arranger

menghadirkan teknik suara cempreng khas Toraja ke dalam lagu, seperti teknik

yang digunakan dalam salah satu tari dan nyanyian suku Toraja. Dalam arasemen

Yohan C. Tinungki, suara cempreng tersebut mengalami perubahan dari suara

cempreng yang sederhana yang hanya menggunakan satu jenis suara menjadi

beberapa suara dan menghasilkan harmonisasi utuh Sopran Alto Tenor dan Bass

(SATB). Rumusan masalah yang dibahas dalam skripsi penulis meliputi dua hal,

yaitu: (1) Analisis Aransemen, (2) Penampilan paduan suara paduan suara

mahasiswa Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar dalam Membawakan

lagu Pa’teinde dengan menggunakan suara cempreng.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan

jenis metode yang digunakan adalah jenis metode kualitatif. Metode merupakan

cara atau jalan yang ditempuh dengan upaya ilmiah sehingga menyangkut

masalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu

bersangkutan. Selanjutnya penelitian merupakan proses pengumpulan informasi

suatu kegiatan berdasarkan fakta melalui usaha pemikiran peneliti dalam

mengolah dan menganalisa objek.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah (sebagai lawan eksperimen) peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secaa trianggulasi (gabungan), analisis data

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

6  

bersifat induktif, dan hasil penelitian kuaitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi. Adapun penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu:

1. Observasi

pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan, dengan

disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek

sasaran. Dalam hal ini penulis juga terlibat secara langsung. Peneliti

semacam ini disebut dengan participant observer.

2. Study Pustaka

Mencari dan mempelajari refrensi berupa buku-buku, makalah, artikel,

dan berbagai sumber catatan yang berhubungan dengan permasalahan.

3. Wawancara

Adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara atas pertanyaan tersebut. Wawancara adalah salah

satu teknik pengumpulan data yang cukup baik pula. Dalam penelitian

ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstruktur.

4. Dokumentasi

Untuk mengumpulkan data hasil pengamatan maupun pencatatan maka

diperlukan suatu bentuk pendokumentasian dalam bentuk foto dan

video untuk memperkuat suatu data atau tulisan.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

7  

PEMBAHASAN

Gambaran Lagu Pa’teinde

Lagu berjudul Pa’teinde ini diciptakan oleh seorang pendeta asal tana

Toraja bernama Tiku Rari. Lagu ini menggunakan bahasa Toraja yang memiliki

makna seruan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Puang) dan merupakan salah satu

daftar lagu yang masuk dalam Nyanyian Jemaat Nuansa Etnik (NJNE). Lagu dan

Lagu yang bersifat dogmatis ini diaransemen oleh ulang oleh Yohan C. Tinungki,

S.Mus.,M.Sn yang merupakan dosen musik dibeberapa kampus swasta di

Makassar. Lagu Pa’teinde dinyanyikan pada dasar nada “La” = B (2 kruis) dengan

sukat 2/4. Lagu Pa’teinde merupakan lagu yang mempunyai durasi pendek (43

detik) dan tempo 70 pada metronom serta terdiri dari 20 birama, mempunyai alur

melodi yang sangat sederhana. Lagu Pa’teinde hanya terdiri dari satu bentuk saja,

dan hanya mengalami repitisi pada birama-birama berikutnya.

Analisis Aransemen Lagu Pa’teinde

Aaransemen lagu Pa’teinde dibuat dalam bentuk paduan suara. Dalam

aransemen ini, lagu menggunakan gendang Toraja dan suling Toraja sebagai

pengiring. Lagu ini digubah menjadi delapan suara, Sopran 1, Sopran2, Alto 1,

Alto 2, Tenor 1, Tenor 2, Bass 1, dan Bass 2. Secara sederhana konstruksi dari

lagu ini hanya terdiri dari unsur introduksi ( introduction), lagu (song), dan bagian

akhir (coda).

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

8  

Pada aransemen ini memiliki 2 bagian introduksi, introduksi terdiri dari 13

birama. Intro dimulai pada birama satu ketukan ke-1 dan diakhiri pada birama

tigabelas ketukan ke-1. Terdapat 3 motif dalam introduksi ini, yaitu a, a1, a2, dan

introduksi bagian kedua terdapat 2 motif, yaitu motif a, a1. Setiap motif terdiri

dari 2 birama. Pada arransemen lagu Pa’teinde untuk paduan suara campuran (S A

T B) yang terdiri dari sopran 1, sopran 2, alto 1, alto 2, tenor 1, tenor 2, bas 1, dan

bas 2, arranger berusaha untuk memperkaya gerakan-gerakan ritme serta melodi

pada lagu Pa’teinde yang sangat minimalis dari gerakan melodi dan ritme yang

digunakan tanpa menghilangkan karakter khas lagu etnik daerah Toraja.

Intro pada lagu Pa’teinde dibuat oleh arranger sebanyak 12 birama dengan

sukat 4/4, dengan membuat 2 karakter pada intro. Karakter pertama sebanyak 6

birama, dan karakter kedua juga sebanyak 6 birama. Kedua karakter ini berisi

muatan yang sama yaitu seruan kepada ‘Puang’ (Tuhan) dan dibedakan pada

permainan pola ritme dan dialektika antara suara dengan tujuan memperkaya

melodi minimalis dari lagu Pa’teinde. Pada intro kata “Puang” (Tuhan) sengaja

dipertegas oleh arranger untuk memperjelas isi lagu Pa’teinde yang bersifat

dogmatis. Seruan kepada Tuhan dengan ‘O” yang berjalan dengan melismatik

sengaja dibuat sebagai simbol dari seruan kepada Tuhan (Ohh Tuhan). Seruan itu

dinyanyikan secara bergantian oleh wanita dan pria (S/A dan T/B).

Cantus firmus pada lagu ini dinyanyikan oleh suara sopran dan tenor

dengan menggunakan suara etnik Toraja (cempreng) yang dimana suara ini

menjadi media dalam mengungkapkan syukur kepada Tuhan, seperti pada makna

lagu Pa’teinde yaitu seruan Doa. Dalam birama terakhir terdapat tanda D.S (Dal

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

9  

Segno) yaitu perintah pengulangan yang dimulai dari tanda Segno. Tanda segno

berada pada birama tiga belas, yang berarti pengulangan dimulai kembali pada

melodi utama lagu bagian pertama atau periode A.

Aransemen ini dibawakan oleh paduan suara mahasiswa Universitas

Kristen Indonesia Paulus Makassar dalam ajang International Choir Competition

and Festival kategori Folklore di Praha, Ceko. Dalam pertunjukan ini, arranger

juga menghadirkan seni tari Toraja, properti yang berupa Lakkian (miniature

rumah adat Toraja). Seperti dalam score Pa’teinde adanya pengulangan-

pengulangan yang ditemukan, sama halnya dalam pertunjukan ini, mulai dari lagu

hingga gerakan banyak terjadi pengulangan dikarenakan lagu asli juga yang

memang berdurasi sangat singkat.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengolahan data, dalam kaitannya dengan pembahasan

pada karya tulis ini terdapat beberapa hal yang dapat diambil kesimpulannya,

yaitu mengenai penggarapan aransemen lagu, prosen pembentukan suara, dan

bagaimana paduan suara mahasiswa Universitas Kristen Indonesia Paulus

Makassar membawakan lagu tersebut.

Lagu Pa’teinde karya Pdt Tiku Rari yang diaransemen oleh Yohan C.

Tinungki ini merupakan komposisi musik paduan suara yang menceritakan

tentang ungkapan syukur manusia kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam

penggarapan aransemen dibuat dalam 8 suara, yaitu sopran 1, sopran 2, alto 1, alto

2, tenor 1, tenor 2, bass 1, bass 2, dan terdapat idiom musik tradisi asal Toraja

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

10  

yaitu jenis suara cempreng yang merupakan ciri khas masyarakat Toraja dimana

suara cempreng tersebut juga hadir dalam salah satu ritual adat Toraja. Dalam

penampilan paduan suara mahasiswa Universitas Kristen Indonesia Paulus

Makassar, suara sopran bernyanyi dengan mengunakan suara cempreng pada

melodi. Cempreng dalam karya ini memiliki makna sebagai media penyampaian

doa lewat syair berbahasa Toraja yang diserukan oleh suara sopran dan tenor. Ini

merupakan perpaduan yang unik dimana jenis suara cempreng khas Toraja

digabungkan dengan suara paduan suara atau sering disebut choral sound menjadi

harmonisasi yang utuh. Dalam penampilan tersebut juga menggabungkan sedikit

gerakan-gerakan yang merupakan ciri khas dari Tana Toraja.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

11  

DAFTAR PUSTAKA

Ewen David. 1965. The Home Book of Musical Knowledge. New York. Prentice Hall. Karp Theodore. 1976. Dictionary of Music. Dell Publisher. New York.

Lestari dkk. 2012. Etnik Toraja Sa’dan desa Sa’dan Malimbong kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Toraja. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI. PML. 2011. Menjadi Dirigen III. Yogyakarta. Pusat Musik Liturgi. Prier Karl-Edmund. 2011. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta. Pusat Musik Liturgi. Prier Karl-Edmund. 1991. Sejarah Musik jilid I. Yogyakarta. Tim Pusat Musik Liturgi. Rappoport. 2014. Nyanyian Tana Diperciki Tiga Dara. Musik Ritual Toraja dariPulau Sulawesi “Bunga Rampai Toraja”. Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia.

Smith and Young, 1980 “Chorus”, The New Grove Dictionary of Music and Musician, Vol. 4. London. Macmillan Publishers Ltd. Stein. Leon 1979. Struktur Dan Gaya “Studi dan Analisis Bentuk-Bentuk Musikal”, terj. Dr. Andre Indrawan, M.Hum.,M.Mus.ST. USA. Summy-BichardMusic. Sugiyono. 2013. MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung. Alfabeta.

Webtografi:

http://www.tanatorajakab.go.id/id/content/letak-geografis, (diakses pada tanggal 30 Oktober 2015). KBBIonline.com (diakses pada tanggal 30 Noevember 2015).  

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta