26
 19 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN MENGENAI PENGGUNAAN VAKSIN MENINGITIS MENURUT HUKUM ISLAM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN A. Pengertian, Sejarah, dan Jenis-jenis Vaksin. 1. Pengertian Vaksinasi Vaksin berasal dari bahasa inggris yaitu vaccine dan bahasa latin yaitu vaccinum, yang artinya suspensi bibit penyakit yang hidup, tetapi telah dilemahkan atau dimatikan untuk menimbulkan kekebalan. 13  2. Sejarah Vaksinasi  Masalah-masalah penting yang kita hadapi tidak dapat dipecahkan dengan pemikiran yang sama tingkatannya, seperti ketika kita menciptakan masalah-masalah tersebut”  (Albert Einstein). 14  Dengan berpegang pada kata-kata Albert Einstein di atas dapat dibayangkan bagaimana kehidupan masyarakat pada zaman dimana cacar merajalela, hidup dihantui dengan kecemasan. Cacar air telah dikenal sejak sebelum masehi. Diduga Raja Mesir Ramses V yang meninggal pada tahun 1156 sebelum masehi, berdasarkan gambaran diwajahnya diduga pernah terkena cacar air. Angka kematian cacar antara 20%-60%, bahkan saat cacar menyerang anak-anak di London saat itu, 80% anak yang terkena meninggal. 13. M. Ahmad Ramali, Kamus Kedokteran, Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 473. 14. J.B. Suharjo B. Cahyono, Vaksinasi, Kanisius, Yogyakarta, 2010, hlm. 18.

vaksin islam.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 1/26

19

BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN MENGENAI PENGGUNAAN

VAKSIN MENINGITIS MENURUT HUKUM ISLAMDIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36

TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

A. Pengertian, Sejarah, dan Jenis-jenis Vaksin.

1. Pengertian Vaksinasi

Vaksin berasal dari bahasa inggris yaitu vaccine dan bahasa latin yaitu

vaccinum, yang artinya suspensi bibit penyakit yang hidup, tetapi telah

dilemahkan atau dimatikan untuk menimbulkan kekebalan. 13

2. Sejarah Vaksinasi

“ Masalah-masalah penting yang kita hadapi tidak dapat dipecahkandengan pemikiran yang sama tingkatannya, seperti ketika kitamenciptakan masalah-masalah tersebut” (Albert Einstein). 14

Dengan berpegang pada kata-kata Albert Einstein di atas dapat

dibayangkan bagaimana kehidupan masyarakat pada zaman dimana cacar

merajalela, hidup dihantui dengan kecemasan. Cacar air telah dikenal sejak

sebelum masehi. Diduga Raja Mesir Ramses V yang meninggal pada tahun

1156 sebelum masehi, berdasarkan gambaran diwajahnya diduga pernah

terkena cacar air. Angka kematian cacar antara 20%-60%, bahkan saat cacar

menyerang anak-anak di London saat itu, 80% anak yang terkena meninggal.

13. M. Ahmad Ramali, Kamus Kedokteran, Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 473.14. J.B. Suharjo B. Cahyono, Vaksinasi, Kanisius, Yogyakarta, 2010, hlm. 18.

Page 2: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 2/26

20

Jika kemungkinan tidak meninggal, cacar akan meninggalkan bekas goresan

yang menyeramkan di wajah, karena adanya cacar vaksinasi ditemukan. 15

Ahli pengobatan tradisional di Afrika, India, dan Cina, sebelum abad

ke-18 telah berusaha melakukan pencegahan terhadap cacar air melalui

metode variolation atau inoculation. Ahli pengobatan (dokter) pada zaman itu

menggoreskan cairan penderita cacar dengan menggunakan pisau kecil atau

lancet dan digoreskan pada seorang yang belum terkena penyakit cacar.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman mereka, orang-orang yang di

inokulasi 16 dengan cairan tersebut mengalami serangan cacar lebih ringan atau

tidak terkena cacar sama sekali. Cara inokulasi saat itu ternyata juga

mengundang kontroversi. Sebagian dokter waktu itu tidak setuju inokulasi

digunakan sebagai cara untuk mencegah serangan cacar. Karena menurut

pengamatan mereka inokulasi berarti mempercepat penularan penyakit

cacar. 17

Pada tahun 1721, dokter Boylston dan Mather melakukan penelitian

dengan menggunakan metode statistik untuk membandingkan angka kematian

kelompok yang menderita cacar karena tertular secara alami dan yang terkena

cacar akibat dilakukan inokulasi. Pada saat itu wabah cacar terjadi sebanyak

12.000 orang mendapatkan inokulasi untuk mencegah infeksi cacar. Pada

akhir penelitian, Boylston dan Mather menyimpulkan bahwa kelompok yang

15. Ibid. hlm. 18.16. Lihat Kamus Lengkap Biologi, hlm. 240.17. J.B. Suharjo B. Cahyono, op.cit. hlm. 19.

Page 3: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 3/26

21

tertular cacar secara alami yang meninggal sebanyak 14% dibandingkan

kelompok yang memperoleh inokulasi hanya 2%. Artinya, pemberian

inokulasi atau yang kini dikenal dengan vaksinasi atau imunisasi memberikan

perlindungan lebih baik dibandingkan dengan tanpa inokulasi. Tonggak

sejarah vaksinasi dicanangkan oleh Edward Jenner. Jenner bukan penggagas

orisinal vaksinasi. Tetapi dia orang yang pertama kali memberikan istilah

vaksinasi dan melakukan pengkajian secara ilmiah. Vaksinasi menurut asal

katanya, berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Apa

yang dilakukan Jenner saat itu didasari oleh pemikiran bahwa memberikan

cairan atau materi dari cacar sapi kepada seorang yang sehat akan

memberikan efek perlindungan terhadap orang tersebut dari serangan cacar,

dengan demikian Edward Jenner dikenal sebagai pelopor vaksinasi. 18

Upaya dalam pencegahan terhadap penyakit cacar saat itu, yaitu

melalui inokulasi atau vaksinasi, memang belum memberikan efek

perlindungan yang optimal. Pada abad ke-19 diketahui bahwa pemberian

inokulasi vaksinasi tidak cukup sekali. Pemberian vaksin harus diulang karena

sistem kekebalan yang dibentuk dengan hanya memberikan satu kali vaksinasi

belum mencukupi. Metode vaksinasi terus diperbaiki. memberikan inokulasi

begitu saja tanpa mengolah antigen virus terlebih dahulu, yang berasal dari

pasien yang menderita cacar dan diberikan kepada orang lain yang sehat

merupakan tindakan yang tidak bijaksana. Dengan semakin majunya ilmu dan

18. Ibid. hlm. 20.

Page 4: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 4/26

22

teknologi kedokteran, kini telah ditemukan bagaimana cara pembuatan vaksin

yang aman. Virus atau kuman harus dimatikan atau dilemahkan sehingga

antigen yang ada pada virus atau kuman tersebut mampu meningkatkan

antibodi atau sistem kekebalan tubuh tanpa harus membahayakan orang yang

menerima vaksinasi. Berkat vaksinasi, cacar telah hilang dari peredaran bumi.

Sebelum penyakit cacar ditemukan, penyakit ini menewaskan 15 juta

orang setiap tahunnya. Kasus terakhir cacar dilaporkan di Somalia pada tahun

1977. Saat ini teknologi kedokteran makin maju dan makin banyak mikro

organisme terungkap. Demikian pula cara pencegahannya dengan mengetahui

pola penularan, perbaikan gizi, higienis diri dan lingkungan, serta penemuan

vaksin, maka angka kejadian beberapa penyakit infeksi dapat ditekan.

Berbagai jenis vaksin telah dikembangkan untuk mencegah berbagai

macam penyakit infeksi. Tidak ada cara efektif dalam menangkal penyakit

kecuali dapat dicegah melalui vaksinasi, harus diakui bahwa tidak semua

penyakit dapat dicegah melalui vaksinasi, namun sebagian penyakit infeksi

dapat dicegah melalui vaksinasi. Berikut ini beberapa jenis penemuan awal

vaksin, yaitu: 19

19. Ibid, hlm. 24.

Page 5: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 5/26

23

Penemuan Awal Jenis Vaksin• 1798 vaksin cacar air (smallpox) • 1855 vaksin rabies• 1897 vaksin sampar• 1923 vaksin difteri• 1926 vaksin pertusis• 1927 vaksin tuberculosis • 1927 vaksin tetanus• 1935 vaksin yellow fever • 1955 vaksin polio injeksi• 1962 vaksin polio oral• 1964 vaksin campak• 1967 vaksin gondongan (mumps) • 1970 vaksin Rubella• 1981 vaksin hepatitis B

Karya Jenner telah disempurnakan oleh Louis Pasteur pada tahun

1881, Pasteur melakukan penelitian pada penyakit kolera ayam (Chicken

cholera) . Saat itu Pasteur membuat suatu hipotesis bahwa kuman patogen

dapat dilemahkan melalui berbagai cara, misalnya dengan cara pemanasan,

oksigen, dan cara kimiawi. Pasteur kemudian membuktikan hipotesisnya

dengan melakukan kultur virus campak dan rabies. Dengan menggunakan

virus campak dan rabies yang dilemahkan, Pasteur menemukan vaksin untuk

mengatasi kedua penyakit tersebut. tidak lama berselang, berbagai macam

vaksin berhasil ditemukan melengkapi vaksin yang telah dikembangkan oleh

Pasteur.

Page 6: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 6/26

Page 7: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 7/26

25

mendekati 100% berarti akan menciptakan pagar kuat yang tidak dapat

ditembus oleh kuman. Seandainya kuman atau virus menginfeksi seseorang,

namun kuman atau virus tersebut tidak akan menyebar ke orang lain karena

mereka telah memiliki proteksi yang diperoleh melalui vaksinasi. Pada

akhirnya kuman atau virus akan frustasi karena tempat hidupnya (manusia)

telah dijaga oleh ‘tentara’ atau antibodi, dan mereka akan hilang dari bumi

menyusul virus smallpox. 21

3. Jenis-jenis Vaksin

Berikut ini beberapa jenis vaksin dibuat berdasarkan proses

produksinya antara lain:

a. Vaksin hidup (Live attenuated vaccine)

Vaksin yang terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih

antigenik namun tidak patogenik. Contohnya adalah virus polio oral. Oleh

karena itu, vaksin diberikan sesuai infeksi alamiah (oral), virus dalam

vaksin akan hidup dan berkembang biak di epitel saluran pencernaan,

sehingga akan memberikan kekebalan lokal. Sekresi antibodi lgA lokal

yang ditinggatkan akan mencegah virus liar yang masuk ke dalam sel

tubuh.

b. Vaksin mati (Killed vaccine / Inactivated vaccine)

Vaksin mati jelas tidak patogenik dan tidak berkembang biak dalam

tubuh. oleh karena itu diperlukan pemberian beberapa kali.

21. J.B. Suharjo B. Cahyono, op.cit. hlm. 25.

Page 8: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 8/26

26

c. Rekombinan

Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop

organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui

isolasi dan penentuan kode gena epitop bagi sel penerima vaksin.

d. Toksoid

Bahan yang bersifat imunogenik dibuat dari toksin kuman.

Pemanasan dan penambahan formalin biasanya digunakan dalam proses

pembuatannya. Hasil dari pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut

sebagai natural fluid plain toxoid, dan merangsang terbentuknya antibodi

antitoksin. Imunisasi bakterial toksoid efektif selama satu tahun. Bahan

adjuvan digunakan untuk memperlambat rangsangan antigenik dan

meningkatkan imunogensitasnya.

e. Vaksin Plasma DNA (Plasmid DNA vaccines)

Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung

kode antigen yang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan

penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukan

bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan

selular yang cukup kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini

sedang dilakukan .22

22. Atikah Proverawati dan Citra Setyo Dwi Andhini, Imunisasi dan Vaksinasi, NuhaOffset, Yogyakarta, 2010, hlm. 21.

Page 9: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 9/26

27

Tidak semua negara menerapkan kebijakan vaksinasi yang sama pada

masyarakatnya. Namun biasanya rekomendasi vaksinasi lebih diprioritaskan bagi

bayi dan anak-anak, karena kelompok usia ini dianggap belum mempunyai sistem

kekebalan tubuh yang sempurna. Di Indonesia, pemerintah mengambil kebijakan

dalam pemberian vaksinasi menjadi dua, yaitu vaksin wajib (sebagai program

imunisasi nasional), khususnya ditujukan bagi bayi dan anak serta vaksin yang

dianjurkan (bukan program imunisasi nasional) diperuntukan bagi kelompok

dewasa. Vaksinasi wajib diberikan pada anak secara gratis karena menjadi

program nasional, sedangkan vaksin yang dianjurkan belum menjadi vaksin wajib

mengingat pendanaan yang harus dikeluarkan pemerintah sangat besar. Berikut

adalah tabel penggolongan vaksinasi menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia :23

23. J.B. Suharjo B. Cahyono, op.cit, hlm. 33.

Page 10: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 10/26

28

Vaksin sesuai dengan programimunisasi nasional (Vaksinasi wajib)

Vaksin bukan program imunisasinasional (Vaksin yang dianjurkan)

• Tuberkulosis• Hepatitis B• DFT (diftri, tetanus, pertusis)• Poliomielitis• Campak

• MMR (campak, gondong, rubella)• Haemophilus influenza tipe B (HiB)• Demam tifoid• Varisela• Hepatitis A• Rabies• Influenza• Pneumokokus• Rotavirus• Kolera + ETEC• Yellow Fever • Japannese encephalitis • Meningokokus• Human Papiloma Virus (HPV)

Kemudian terdapat ketentuan penggunaan vaksinasi bagi pelancong

menurut Internasional Travel and Health tahun 2005, meskipun setiap negara

mempunyai pola infeksi yang berbeda-beda. Misalnya penyakit yellow fever 24

tidak dijumpai di Indonesia, Penyakit demam tifoid di Amerika jarang ditemukan,

sedangkan di negara tropis banyak ditemukan penyakit ini. Oleh karena itu,

kebijakan setiap negara dalam memberikan jenis imunisasi juga berbeda.

Pemberian vaksinasi tersebut sebaiknya diberikan 4-6 minggu sebelum

24 . Yellow Fever adalah demam penyakit kuning

Page 11: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 11/26

29

melakukan perjalanan. Vaksinasi bagi orang yang hendak melakukan perjalanan

atau travelling dibagi menjadi 3, berdasarkan tabel dibawah ini: 25

Kategori Vaksin

Vaksinasi Rutin

• DPT (difteri, pertusis,dan tetanus)• Hepatitis B• Haemophilus influenza tipe B (HiB)• MMR (campak, gondong, rubella)• Polio

Vaksinasi selektif• Kolera

• Influenza

• Hepatitis A

• Japannese encephalitis vaccine

• Pneumokokus

• Rabies

• Tuberkolusis

• Demam tifoid

• Yellow Fever• Tick – Borne encephalitis

Vaksinasi Wajib• Yellow Fever • Meningitis (terutama yang mempunyai

tujuan menunaikan ibadah haji)

Dengan demikian sesuai dengan judul dari penulisan hukum ini, secara

khusus penulis membahas mengenai vaksin meningitis, terjadi kontroversi di

negara Indonesia ini mengenai penggunaan vaksin meningitis karena terdapat

unsur babi dalam proses pembuatannya sehingga menjadi polemik bagi umat

Islam dalam pelaksanaan ibadah haji. Maka dengan ini penulis membahas tentang

25. J.B. Suharjo B. Cahyono, op.cit. hlm. 36.

Page 12: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 12/26

30

vaksin meningitis, penyebab terjadinya meningitis, penyebaran dan cara

penularan, gejala dan tanda, pengobatan, serta pencegahan.

B. Pengaturan Penggunaan Vaksin Meningitis Menurut Hukum Islam dan

Undang-Undang Kesehatan

1. Pengertian Penyakit Meningitis

Meningitis meningokokus adalah infeksi bakterial akut yang

disebabkan oleh Neisseria meningitidis. Bakteri ini merupakan penyebab

utama meningitis (radang selaput yang melindungi otak dan sumsum tulang

belakang). Pada manusia, menjalar ke selaput otak lewat darah dari

nasofaring. Juga dapat menyebabkan kematian dalam waktu 6 sampai 12 jam.

Timbulnya luka-luka patogenik pada kulit, tulang, dan kelenjar adrenalin

diduga disebabkan karena endotoksin. Di Amerika Serikat setiap tahun

diperkirakan terjadi 18.000 kasus meningitis bakterial dengan 2.500 kematian.

Neisseria adalah diplokokus gram negatif dan tidak bergerak sel-selnya

berbentuk khas seperti ginjal dengan sisi-sisi cekungnya terletak bersebelahan.

Bakteri ini bergaris tengah 0,6 sampai 1,0 μ m. Masa inkubasi rata-rata

seminggu setelah terkenai. Gejala mula-mulanya ialah sikresi berlebihan dari

hidung, radang pangkal tenggorok, pusing, demam, rasa sakit di leher dan

punggung, hilangnya ketajaman mental, dan mungkin adanya ruam. Fluida

tulang belakang, darah, dan ulasan dari nasofaring, serta olesan dan biakan

dari kulit, dapat diwarnai dan diperiksa untuk melihat diagnosis diferensial

Page 13: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 13/26

31

yang cepat sehingga dapat dilakukan kemoterapi dini secara efektif,

identifikasi akhir bergantung pada uji fermentasi gula dan uji serologis kultur

biakan hasil isolasi. 26

Kejadian meningitis terbanyak terdapat di Afrika yang dikenal dengan

daerah “sabuk Meningitis” dan Arab Saudi. Daerah ini terbentang dari

Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Dilaporkan bahwa pada tahun 1996,

terjadi wabah meningitis yang menyebabkan 250.000 orang terinfeksi dan

sebanyak 25.000 jiwa diantaranya meninggal dunia. Meningitis jarang

menyerang anak usia kurang dari 3 bulan. Lebih dari setengah kasus terjadi

pada usia 1-10 tahun dan paling banyak terjadi pada usia kurang dari 2 tahun.

Kejadian meningkat lagi pada usia 15-24 tahun. Pada usia di atas 45 tahun,

kejadiannya kurang dari 10%. Penyebaran penyakit ini sangat cepat sehingga

dapat mengakibatkan kejadian endemik (angka kejadiannya selalu ada setiap

tahunnya meskipun dalam jumlah yang kecil) dan kejadian epidemik / wabah

(tingginya angka kejadian yang sebelumnya tidak ada). Ironisnya, meskipun

mendapatkan penanganan yang cepat dengan pengobatan yang maksimal,

jumlah kematian akibat meningitis masih sangat tinggi, yakni sebanyak 5%-

10% orang meninggal dalam 24-48 jam setelah timbul gejala. Selain itu,

26. M. J. Pelcaar dan E. C. S. Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta, 2009,hlm. 664.

Page 14: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 14/26

32

angka kecacatan yang timbul akibat penyakit ini mencapai 20% dari kasus

yang selamat. 27

Pencegahan terhadap meningitis dapat ditempuh dengan pencegahan

umum dan khusus. Pencegahan umum dilakukan dengan cara menjaga

kebersihan diri sendiri, menutup mulut dengan tangan jika sedang bersin atau

batuk, manghindari jarak yang dekat dengan orang yang sedang batuk atau

saat orang tersebut sedang bersin. Pencegahan khusus dilakukan dengan

pemberian vaksin. Vaksin meningitis pertama diperkenalkan pada tahun 1978.

Awalnya, vaksin ini hanya mampu melindungi dari 2 subtipe bakteri

meningokokus (A&C). namun vaksin ini telah mengalami banyak

perkembangan, sekarang dapat melindungi 4 subtipe dari bakteri

meningokokus, yaitu: A, C, Y, dan W-135. Mengingat kejadian meningitis

terbanyak terjadi di Arab Saudi yang juga menjadi tujuan melaksanakan

ibadah haji, maka demi melindungi para jemaah dari penyakit meningitis, duta

besar Arab Saudi di Jakarta mewajibkan setiap calon jemaah haji, tenaga

kerja, dan umrah mendapat vaksinasi meningitis sebagai syarat untuk

mendapatkan visa. 28

27. J.B. Suharjo B. Cahyono, op.cit. hlm. 136.28. Ibid. hlm. 140

Page 15: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 15/26

33

2. Pengertian Vaksin Meningitis

Vaksin meningitis adalah vaksin yang disuntikkan kepada para jemaah

haji yang hendak melaksanakan ibadah haji dengan tujuan mencegah

penularan meningitis meningokokus. 29

3. Tujuan Vaksin Meningitis

Tujuan vaksin meningitis adalah untuk mencegah kerusakan otak.

Sebab meningitis adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang selaput

pelapis otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini pertama kali

ditemukan pada tahun 1805, pada saat terjadi wabah di Geneva, Swiss. Setiap

tahun kejadian penyakit ini terus meningkat, yang menurut Badan Kesehatan

Dunia (WHO), diperkirakan ada 223.000 kasus baru pada tahun 2002. 30

Tujuan vaksinasi bagi calon jemaah haji adalah meningkatkan

kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, menjaga agar jemaah haji

dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah sampai tiba kembali di tanah

air dan mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin

menular oleh jemaah haji. jika ada calon jemaah haji tidak bisa dilakukan

vaksinasi karena ada indikasi alergi atau hal lainnya yang menurut indikasi

medis tidak boleh dilakukan vaksinasi, maka untuk warga negara Indonesia

29. M.Shiddiq Al-Jawi, Loc. cit. 30. J.B. Suharjo B. Cahyono, Loc. cit.

Page 16: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 16/26

34

yang akan berpergian keluar negeri maka akan dibuat surat keterangan dari

kantor kesehatan pelabuhan bukan dari dinas kesehatan. 31

4. Penggunaan Vaksin Meningitis Menurut Hukum Islam dan Undang-Undang

Kesehatan

a. Penggunaan barang haram dalam pengobatan menurut hukum Islam

terdapat dalam Al Quran, hadist dan pandangan ulama dijelaskan sebagai

berikut:

1) Surat Al-Baqarah (2) ayat 173

”Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu: bangkai, darah,

daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)

selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa

(memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula)

melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah

Maha pengampun lagi Maha Penyayang”.

2) Surat An-Nahl (15) ayat 115

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu: bangkai, darah,

daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain

Allah”.

31. Penyelenggaraan kesehatan haji , Pedoman yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan,tanpa pengarang dan tanpa tahun.

Page 17: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 17/26

35

3) Surat Al-An’am (7) ayat 145

“Katakanlah (Ya Muhammad): Tiada aku dapati wahyu yang

diturunkan kepadamu sesuatu yang diharamkan memakannya bagi

seseorang, kecuali bangkai, darah yang cair, daging babi, karena ia itu

kotor, membahayakan atau fasik yaitu yang disembelih menyebut

selain nama Allah”.

Penggunaan barang haram dalam pengobatan berdasarkan penjelasan

dari hadits adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abi Darda, yang menerangkan

bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit

dan obat dan Ia menjadikan bagi tiap-tiap penyakit ada obatnya, maka

berobatlah kamu tetapi janganlah kamu berobat dengan yang

haram.”(H.R: Abu Daud). Hadits lain yang dirawi oleh Wail bin Hajar.

“Bahwa Thariq bin Suwaid pernah bertanya kepada Rasulullah tentang

Khamar, maka Rasulullah melarangnya, lalu Thariq berkata pula: “Saya

hanya membuatnya untuk berobat”. Nabi s.a.w. pun berkata: “Itu bukan

obat, tetapi penyakit” (dirawi oleh R. Ahmad, Muslim, Abu Daud,

Tirmidzi dan dishahihkannya).

2. Hadits riwayat Ibnu Qayyim, bahwa Nabi s.a.w. pernah ditanya orang

tentang khamar yang dimasukan ke dalam obat, Nabi s.a.w. bersabda:

”Sesungguhnya khamar itu penyakit, bukan obat”.

Page 18: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 18/26

Page 19: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 19/26

37

3. Menurut sebagian ahli fiqih membolehkan dalam keadaan darurat setelah

diyakini bahwa satu-satunya obat yang mungkin didapatkan sebagai

penyembuh dan tidak ada obat lain yang dapat menggantikannya. Para

ulama fiqih membuat batasan darurat, bahwa apa yang dibolehkan karena

suatu halangan akan hilang kebolehan manakala halangan tersebut lenyap,

dan sesuatu bahaya tidak boleh dihilangkan dengan mendatangkan bahaya

yang lain. Dalam konteks darurat ini, menurut sebagian ulama, orang sakit

diperbolehkan meminum darah, kencing, atau bangkai untuk obat jika

seorang dokter muslim mengatakan itulah penyembuhannya dan jika tidak

diperoleh obat lain sebagai pengganti. Namun menurut dokter akan lekas

sembuhnya dengan menggunakan hal-hal tersebut, ada dua pendapat

ulama, sebagian membolehkan dan sebagian melarangnya. 33

Penggunaan vaksin meningitis diatur dalam bab Sembilan tentang

penyakit menular Pasal 152, Pasal 153, Pasal 154, Pasal 155 dan Pasal 156

Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Kemudian bunyi

Pasal 152, sebagai berikut:

(1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawabmelakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan

penyakit menular serta akibat yang ditimbulkannya.(2) Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk melindungimasyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit,cacat dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosialdan ekonomi akibat penyakit menular.

33. Ibid. hlm. 121.

Page 20: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 20/26

Page 21: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 21/26

39

kerja sama dengan negara lain mengenai penyediaan vaksin tersebut.

Kemudian bunyi Pasal 153, sebagai berikut:

Pemerintah menjamin ketersediaan bahan imunisasi yang aman,bermutu, efektif, terjangkau, dan merata bagi masyarakat untuk upaya

pengendalian penyakit menular melalui imunisasi.

Bahwa pemerintah berkewajiban memberikan imunisasi yang aman

baik secara medis dan aman menurut hukum Islam, maka pemberian vaksinasi

meningitis bagi calon jemaah haji harus menggunakan vaksin yang halal.

Pasal 154 berbunyi, sebagai berikut:

(1) Pemerintah secara berkala menetapkan dan mengumumkan jenis dan persebaran penyakit yang berpotensi menular dan/atau menyebar dalamwaktu yang singkat, serta menyebutkan daerah yang dapat menjadi

sumber penularan.(2) Pemerintah dapat melakukan surveilans terhadap penyakit menular

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).(3) Dalam melaksanakan surveilans sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Pemerintah dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat dan negaralain.

(4) Pemerintah menetapkan jenis penyakit yang memerlukan karantina,tempat karantina, dan lama karantina.

Pasal 155 berbunyi, sebagai berikut:

(1) Pemerintah daerah secara berkala menetapkan dan mengumumkan jenisdan persebaran penyakit yang berpotensi menular dan/atau menyebardalam waktu yang singkat, serta menyebutkan daerah yang dapat menjadi

sumber penularan.(2) Pemerintah daerah dapat melakukan surveilans terhadap penyakit

menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1)(3) Dalam melaksanakan surveilans sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat.(4) Pemerintah daerah menetapkan jenis penyakit yang memerlukan

karantina, tempat karantina, dan lama karantina.(5) Pemerintah daerah dalam menetapkan dan mengumumkan jenis dan

persebaran penyakit yang berpotensi menular dan/atau menyebar dalam

Page 22: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 22/26

40

waktu singkat dan pelaksanaan surveilans serta menetapkan jenis penyakit yang memerlukan karantina, tempat karantina, dan lamakarantina berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1).

Pasal 156 berbunyi, sebagai berikut:

(1) Dalam melaksanakan upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular sebagaimana dimaksud dalam Pasal154 ayat (1), Pemerintah dapat menyatakan wilayah dalam keadaanwabah, letusan, atau kejadian luar biasa (KLB).

(2) Penentuan wilayah dalam keadaan wabah, letusan, atau kejadian luarbiasa (KLB) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukanberdasarkan hasil penelitian yang diakui keakuratannya.

(3) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan upaya penanggulangan keadaan wabah, letusan, atau kejadian luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Penentuan wilayah dalam keadaan wabah, letusan, atau kejadian luarbiasa dan upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (3), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Kemudian penggunaan vaksin meningitis dihubungkan dengan Pasal

154, Pasal 155 dan Pasal 156 adalah menjelaskan mengenai kewajiban

pemerintah untuk memberikan informasi secara berkala kepada calon jemaah

haji tentang jenis penyakit dan daerah yang berpotensi penyebaran penyakit

menular dalam pelaksanaan ibadah haji salah satunya penyakit meningitis,

pemerintah melakukan upaya pencegahan penyebaran penyakit meningitis

tersebut melalui pemberian vaksin meningitis bagi calon jemaah haji sesuai

ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Page 23: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 23/26

41

C. Halal dan Haramnya Vaksin Meningitis

1. Vaksin Meningitis Kriteria Haram

Berdasarkan keterangan resmi pemerintah melalui kementerian agama

dan Majelis Ulama Indonesia dinyatakan bahwa vaksin meningitis dari

Belgia, yaitu Mancevax ACWY 135 yang diproduksi oleh Glaxo Smith Kline

Beecham Parmaceutical haram digunakan bagi calon jemaah haji, karena

proses pembuatannya terdapat unsur babi yaitu enzim pankreas babi.

Vaksin meningitis yang digunakan untuk calon jemaah haji dikatakan

haram karena dari proses pembuatannya menggunakan unsur babi. Walaupun

di akhir pembuatan tidak ditemukan adanya unsur babi, tetapi vaksin tersebut

tetap dinyatakan haram. Menurut Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat

dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) wilayah Yogyakarta

Tridjoko Wisnu Murti, “Majelis Ulama Indonesia dalam menyatakan vaksin

meningitis itu haram berpegang teguh pada sistem proses yang diikuti oleh

pabrik dalam pembuatan vaksin tersebut”. Menurut Wakil Direktur Lembaga

Pengkajian Pangan, Obat, dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-

MUI) wilayah Yogyakarta bidang sertifikasi Umar Santosa, “apabila dalam

proses produksi tersebut menggunakan unsur babi hal ini telah mengharamkan

proses selanjutnya, dalam menentukan haramnya suatu produk itu

mendahulukan sistem manajemen produk dan komitmen analisis kimia”. Bagi

yang tidak mengetahui prinsip-prinsip halal suatu produk memang hanya

melihat dari hasil akhirnya saja. Padahal, ia menambahkan, pada prinsipnya

Page 24: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 24/26

42

segala sesuatu yang diproses dari bahan haram semuanya akan menjadi

haram. 34

Penggunaan vaksin meningitis dihubungkan dengan kaidah sadd Adz-

Dzari’ah menurut imam Asy-Syatibi artinya adalah melaksanakan suatu

pekerjaan yang semula mengandung kemaslahatan menuju pada suatu

kerusakan (Kemafsadatan) . Dari pengertian tersebut diketahui bahwa sadd-

Dzari’ah adalah perbuatan yang dilakukan seseorang yang sebelumnya

mengandung kemaslahatan, tetapi berakhir dengan suatu kerusakan.

Menurut imam Asy-Syatibi, ada kriteria yang menjadi suatu perbuatan

itu dilarang, yaitu: (a) perbuatan yang tadinya boleh dilakukan itu

mengandung kerusakan, (b) kemafsadatan lebih kuat daripada kemaslahatan,

dan (c) perbuatan yang dibolehkan oleh syara’ mengandung lebih banyak

unsur kemafsadatannya. Menurut Ibnu Qayyim “ kemafsadatan suatu

perbuatan lebih kuat daripada kemanfaatannya”. 35

Penulis berpendapat bahwa benda najis secara substansi benda tersebut

yang bersifat qath’i (sudah ditentukan secara nash al-Quran tidak bisa

dirubah), artinya meskipun menggunakan pencucian secara syariat Islam

benda tersebut tetap najis, sangat berbeda sekali dengan benda mutanajis.

Sebagai landasan ialah surat al Baqarah ayat 173, dalam surat tersebut

terdapat kata harammah yang menunjukan bentuk nahi (larangan)

34. Nashir Muhammad, Vaksin Meningitis bisa dilihat Proses Buatannya,<www.Republika.co.id>, diakses pada hari senin tanggal 7 November 2010.

35. Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, Pustaka Setia, Bandung, 2007, hlm. 132.

Page 25: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 25/26

43

“mengharamkan bagimu bangkai, darah, dan daging babi.” Ayat tersebut

menunjukan bahwa bangkai, darah, daging babi, termasuk kategori haram

yang mutlak. Artinya walaupun menggunakan pencucian sesuai dengan

syariat pun benda tersebut tetap najis, sebab binatang tersebut termasuk

kedalam kategori najis dalam hukum awalnya. Jadi status hukumnya tidak

dapat dipersamakan dengan benda mutanajis (ketiban najis). 36 Selain itu

terdapat kaidah yang artinya: “asal dari suatu larangan itu menunjukan adanya

kewajiban untuk ditinggalkan”.

2. Vaksin meningitis Kriteria Halal

Berdasarkan keterangan dari kementerian agama dan majelis ulama

Indonesia telah menemukan vaksin meningitis yang halal yaitu Menveo

Menigococcal Group A, C, W 135 dan Y Conyugate yang diproduksi oleh

Novartis Vaccine and Diagnostics S.r.i, dalam proses produksi vaksin tersebut

tidak bersentuhan dengan babi atau bahan yang tercemar babi tetapi

bersentuhan dengan bahan najis selain babi dan dapat disucikan kembali dan

telah memenuhi ketentuan pencucian secara syara’ ( tahrir Syar’an) dan proses

pembuatannya tidak mengandung babi tetapi menggunakan sapi sebagai

bahan pembuatan vaksin tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian penulis, bahwa vaksin tersebut dapat

dikategorikan halal mengingat bahan dasar dari vaksin tersebut berasal dari

36. Benda mutanajis adalah benda yang hukum asalnya suci, tapi karena ada bendanajis yang mencampurinya maka hukum benda tersebut menjadi najis.

Page 26: vaksin islam.pdf

8/14/2019 vaksin islam.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/vaksin-islampdf 26/26

44

benda atau binatang yang suci, yaitu tidak haram atau najis secara substansi.

Sedangkan benda atau binatang yang tidak suci atau haram secara substansi

bendanya seperti anjing, babi, celeng dan lain sebagainya.