33
http://pengertiandancontoh.blogspot.com/ VALUTA ASING A. Pengertian Pertukaran valuta asing adalah suatu kegiatan memperdagangkan mata uang dari negara-negara yang berbeda. Berbagai mata uang tersebut mengambil bentuk sebagai uang di dalam suatu negara. Uang masing-masing negara memiliki harga yang diukur oleh uang negara lain. Hal inilah yang disebut nilai tukar (exchange rate ). Apabila sesuatu barang ditukar dengan barang lain, tentu di dalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antara keduanya. Nilai tukar ini merupakan harga di dalam pertukaran tersebut. Semua transaksi valuta asing yang berlangsung seketika atau secara langsung, di mana kedua belah pihak sepakat untuk saling menukarkan simpanan bank mereka serta melaksanakan secepatnya disebut dengan kurs spot, sedangkan kesepakatannya disebut transaksi spot. Istilah seketika atau spot ini lazimnya baru dilaksanakan sampai dua hari setelah tercapainya kesepakatan. Kelambatan ini terjadi karena kebanyakan transaksi bank perlu waktu dua hari guna melaksanakan instrumen pembayaran (misalnya berupa cek). Beberapa kesepakatan valuta asing secara khusus menetapkan suatu tanggal nilai lebih dari dua hari, bisa 30 hari, 90 hari, 180 hari, atau bahkan beberapa tahun. Kurs yang menjadi dasar transaksi semacam ini disebut kurs berjangka (forward exchange rates ). Dengan demikian transaksi ini dilakukan di pasar berjangka, yaitu pasar di mana transaksi jual beli terjadi dengan harga yang disetujui pada saat transaksi dilakukan, tetapi penyerahan barang dilakukan kemudian hari. B. Fungsi Pasar Valuta Asing Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu lintas pembayaran internasional : a). Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan sistem “clearing ”. Pasar valuta asing memberikan jasa kliring bagi para pengusaha atau individu. Para turis biasanya menemukan pasar ini di banyak bandar udara., di mana tempat penukaran mata uang asing yang dilengkapi dengan papan petunjuk tingkat nilai tukar yang sedang berlaku. b). Memungkinkan dilakukannya “hedging”. Seorang pedagang melakukan hedging apabila ia pada saat yang sama melalukan transaksi jual dan beli valuta asing di pasar yang berbeda, untuk menghilangkan/mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs. Hedging dapat dilakukan di pasar berjangka (forward market ). Sebagai contoh : seorang importir dari Indonesia membeli mobil dari USA seharga US$7,000 dengan pembayaran 4 bulan yang akan datang. Kurs pada saat itu, misalnya US$ 1 = Rp.9.000, sehingga harga mobil tersebut dalam mata uang rupiah adalah Rp.63.000.000. Apabila kurs berubah menjadi US$ 1 = Rp.9.300, maka harga mobil menjadi Rp.65.100.000, dengan demikian importir harus

Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

  • Upload
    izul

  • View
    155

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

Citation preview

Page 1: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

http://pengertiandancontoh.blogspot.com/VALUTA ASINGA. PengertianPertukaran valuta asing adalah suatu kegiatan memperdagangkan mata uang dari negara-negara yang berbeda. Berbagai mata uang tersebut mengambil bentuk sebagai uang di dalam suatu negara. Uang masing-masing negara memiliki harga yang diukur oleh uang negara lain. Hal inilah yang disebut nilai tukar (exchange rate). Apabila sesuatu barang ditukar dengan barang lain, tentu di dalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antara keduanya. Nilai tukar ini merupakan harga di dalam pertukaran tersebut.Semua transaksi valuta asing yang berlangsung seketika atau secara langsung, di mana kedua belah pihak sepakat untuk saling menukarkan simpanan bank mereka serta melaksanakan secepatnya disebut dengan kurs spot, sedangkan kesepakatannya disebut transaksi spot. Istilah seketika atau spot ini lazimnya baru dilaksanakan sampai dua hari setelah tercapainya kesepakatan. Kelambatan ini terjadi karena kebanyakan transaksi bank perlu waktu dua hari guna melaksanakan instrumen pembayaran (misalnya berupa cek).Beberapa kesepakatan valuta asing secara khusus menetapkan suatu tanggal nilai lebih dari dua hari, bisa 30 hari, 90 hari, 180 hari, atau bahkan beberapa tahun. Kurs yang menjadi dasar transaksi semacam ini disebut kurs berjangka (forward exchange rates). Dengan demikian transaksi ini dilakukan di pasar berjangka, yaitu pasar di mana transaksi jual beli terjadi dengan harga yang disetujui pada saat transaksi dilakukan, tetapi penyerahan barang dilakukan kemudian hari.

B. Fungsi Pasar Valuta AsingPasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu lintas pembayaran internasional :a). Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan sistem “clearing”. Pasar valuta asing memberikan jasa kliring bagi para pengusaha atau individu. Para turis biasanya menemukan pasar ini di banyak bandar udara., di mana tempat penukaran mata uang asing yang dilengkapi dengan papan petunjuk tingkat nilai tukar yang sedang berlaku.b). Memungkinkan dilakukannya “hedging”. Seorang pedagang melakukan hedging apabila ia pada saat yang sama melalukan transaksi jual dan beli valuta asing di pasar yang berbeda, untuk menghilangkan/mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs. Hedging dapat dilakukan di pasar berjangka (forward market). Sebagai contoh : seorang importir dari Indonesia membeli mobil dari USA seharga US$7,000 dengan pembayaran 4 bulan yang akan datang. Kurs pada saat itu, misalnya US$ 1 = Rp.9.000, sehingga harga mobil tersebut dalam mata uang rupiah adalah Rp.63.000.000. Apabila kurs berubah menjadi US$ 1 = Rp.9.300, maka harga mobil menjadi Rp.65.100.000, dengan demikian importir harus membayar lebih banyak. Untuk menghindari kerugian karena harga mobil yang meningkat, maka importir dapat melakukan hedging di pasar berjangka. Caranya, importir menghubungi bank di Indonesia untuk membeli mobil seharga US$7,000 dengan penyerahan 4 bulan yang akan datang dengan kurs yang disetujui saat itu US$ 1 = Rp.9,000. Kurs tersebut disebut kurs berjangka (forward exchange rate). Perbedaan

Page 2: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

kurs berjangka dengan kurs spot menggambarkan adanya perbedaan tingkat bunga di Indonesia dan USA.

Selanjutnya bank di Indonesia yang dihubungi importir akan berusaha membeli US$ pada pasar spot dan kemudian menyimpannya selama 4 bulan di USA. Atas tindakan bank tersebut, ia (bank di Indonesia) akan memperoleh bunga dari bank di USA. Apabila tingkat bunga di USA lebih rendah dari pada di Indonesia, importir harus membayar perbedaannya. Sebaliknya, apabila tingkat bunga di USA lebih tinggi, maka perbedaannya oleh bank tersebut diberikan kepada importir. Misalnya, importir memerlukan US$7,000 untuk 4 bulan dengan kurs spot US$ 1 = Rp.9.000. Jika tingkat bunga simpanan di USA 4 % dan di Indonesia 5 %, maka bank di Indonesia yang menjual US$7,000 forward kepada importir akan meminta Rp.63.000.000 (kurs spot) ditambah dengan 1 % kerugian tingkat bunga karena uang dollar disimpan di USA. Total harga US$7,000 adalah Rp.63.000.000 + Rp.630.000 = Rp.63.630.000. Kurs forwardnya menjadi US$ 1 = 63.630.000/7.000 = Rp.9.090, yakni 1 % discount terhadap kurs spot (US$ = Rp.9.300).

Sebaliknya, apabila tingkat bunga di USA 4 % dan di Indonesia 3 %, maka harga total US$7,000 forward akan menjadi = Rp.63.000.000 – Rp.630.000 = Rp.62.370.000. Kurs forwardnya menjadi US$ 1 = 62.370.000/7.000 = Rp.8.910, yakni 1 % premium terhadap kurs spot ( US$ 1 = Rp.9.300).c). Dapat melakukan arbitrage. Ratio antara kurs forward dengan kurs spot menggambarkan perbedaan dalam tingkat bunga. Apabila terdapat perbedaan, tindakan arbitrage (tindakan menjual/membeli valuta asing di negara yang kursnya tinggi/rendah untuk memperoleh keuntungan karena perbedaan kurs di kedua negara akan menghilangkan perbedaan tersebut. Tindakan arbitrage akan cenderung menyamakan kurs valuta asing di berbagai negara. Tindakan arbitrage akan berhenti apabila keuntungan yang diperoleh karena adanya perbedaan tingkat bunga diimbangi dengan kerugian yang sama dari pasar valuta asing jangka (forward market). Hal ini biasa disebur dengan “interest parity”.

jika positif forward premium, dan jika negatif forwad discountra = kurs spot Rp/US$rf = kurs forward Rp/US$ia = tingkat bunga di USA 3 bulanie = tingkat bunga di Indonesia 3 bulan

Misalnya uang US$ 1 diinvestasikan di USA selama 3 bulan dengan tingkat bunga di USA 4 % dan kurs US$ = Rp.9.000 akan menghasilkan :US$1 (1 + ia) = US$1 (1.04) = US$1.04 dalam rupiah = Rp.9.360. Seandainya uang tersebut diinvestasikan di Indonesia dengan tingkat bunga 5 % selama 3 bulan, maka terlebih dahulu harus ditukar dengan rupiah di pasar spot, sehingga hasil yang akan diperoleh sebesarHasil tersebut terlebih dahulu ditukar dengan US$ di pasar jangka untuk membandingkan dengan hasil investasi yang diperoleh di USA, yaitu dengan cara :maka modal jangka pendek akan mengalir dari USA ke Indonesia.Sebaliknya, apabila maka modal jangka pendek akan mengalir dari Indonesia ke USA.Keadaan keseimbangan akan tercapai apabila :

Page 3: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

 di mana p adalah forward premium (jika positif) dan forward discount (jika negatif), maka persamaan di atas dapat dituliskan dengan :Persamaan di atas dapat diringkas menjadi :Tindakan arbitrage dapat digambarkan dengan lebih sederhana, yaitu misalnya harga dollar dalam rupiah yang dinyatakan dengan kurs Rp/US$ adalah US$1 = Rp.9.000 yang sedang berlaku di Jakarta, sedangkan kurs yang berlaku di New York misalnya US$1 = Rp.9.200, maka pelaku arbitrage akan membeli dollar di Jakarta dengan kurs US1 = Rp.9.000 dan segera menjualnya kembali di New York dengan kurs US$1 = Rp.9.200, sehingga dalam waktu singkat pelaku arbitrage memperoleh keuntungan sebesar Rp.200. Dalam waktu bersamaan permintaan rupiah di New York meningkat, sehingga akan menguatkan nilai tukar mata uang rupiah. Kegiatan arbitrage tersebut pada akhirnya akan menyamakan kurs di Jakarta dan New York. Hal tersebut dapat terjadi karena karena kuatnya permintaan dollar USA di Jakarta, sehingga nilai tukar rupiah/US$ akan naik di atas Rp.9.000, begitu pula permintaan rupiah yang menguat di New York akan menguatkan rupiah di New York hingga di bawah Rp.9.200. Kondisi tersebut akhirnya akan menyamakan kurs di kedua tempat. Jika kurs di kedua tempat sama, maka kegiatan arbitrage akan terhenti, karena pelaku arbitrage tidak lagi memperoleh keuntungan atas tindakannya.

C. Sistem Kurs Valuta Asing1. Sistem Kurs yang Berubah-ubah

Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran ke luar negeri (impor). Jadi permintaan valuta asing bersumber dari transaksi debet dalam neraca pembayaran internasional. Penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni dari transaksi kredit neraca pembayaran internasional. Suatu mata uang dikatakan kuat apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari pada transaksi autonomous debet (surplus neraca pembayaran). Transaksi autonomous kredit dan debet dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam maupun luar negeri, termasuk harga, pendapatan dan tingkat bunga.

Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif terhadap negara lain) makin besar kemungkinan untuk mengimpor, sehingga makin besar pula permintaan terhadap valuta asing yang mengakibatkan naiknya kurs mata uang asing (mata uang domestik turun). Begitu pula dengan kenaikan harga (inflasi) akan menyebabkan impor naik yang mengakibatkan naiknya kurs mata uang asing. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri, sehingga kurs valuta asing akan turun (mata uang domestik naik).

Berdasarkan uraian di atas, maka semua kebijakan pemerintah baik fiskal maupun moneter yang berkaitan dengan pendapatan, harga, dan tingkat bunga secara tidak langsung akan mempengaruhi kurs.

Di samping faktor-faktor ekonomi tersebut di atas, faktor-faktor non ekonomi dapat pula mempengaruhi kurs, seperti faktor politik dan psykologis. Misalnya, kepanikan yang terjadi di dalam negeri akan menyebabkan larinya dana ke luar negeri, sehingga kurs valuta asing akan naik.

Semua faktor yang disebutkan di atas akan mempengaruhi pergeseran kurva permintaan dan penawaran sebagaimana digambarkan berikut ini.

Page 4: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

Gambar di atas memperlihatkan bahwa pada kurs US$1 = Rp.2000 permintaan terhadap US$ sebanyak E2, permintaan US$ menurun menjadi E1 pada kurs US$1 = Rp.6000 dan Eo pada kurs US$1 = Rp.10000 (kondisi di mana terjadi pergerakan sepanjang kurva permintaan). Selanjutnya pergeseran kurav permintaan dari Do ke D1 menunjukkan bahwa walaupun kurs meningkatkan jumlah permintaan US$ tetap mengalami peningkatan yang disebabkan misalnya oleh kenaikan pengeluaran pemerintah, kenaikan jumlah uang beredar, aliran modal keluar karena adanya kepanikan di dalam negeri.

2. Sistem Kurs StabilPada dasarnya kurs stabil dapat timbul secara :

a) Aktif : yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs (stablization funds).b) Pasif : yakni di dalam suatu negara yang menggunakan sistem standar emas.

1). Stabilisasi KursKegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara sebagai berikut :

apabila ada tendensi kurs valuta asing akan turun, maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan adanya tambahan permintaan valuta asing di pasar, maka tendensi turunya kurs valuta asing dapat dicegah. Sebaliknya, jika kurs valuta asing bertendensi untuk naik, maka pemerintah menjual valutra asing di pasar, sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah. Misalnya, Bank Indonesia menghendaki kurs stabil pada tingkat US$1 = Rp.8.000. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan gambar berikut di bawah ini.

Pada gambar VI.2a dimisalkan ekspor meningkat, sehingga penwaran valuta asing (US$) bergeser ke kanan dari S1 ke S2. Jika permintaan tetap pada D1, kurs cenderung menjadi US$1 = Rp.7.700. Untuk mencegah turunnya kurs, pemerintah membeli US$ di pasar bebas, sehingga permintaan akan naik yang ditunjukkan oleh pergeseran dari D1 ke D2. Tindakan pemerintah tersebut akan terus dilakukan hingga kurs kembali ke US$1 = Rp.8.000.

Selanjutnya pada gambar VI.2b dimisalkan terjadi kenaikan pendapatan atau inflasi di dalam negeri, di mana impor meningkat. Kenaikan impor tersebut mengakibatkan meningkatnya permintaan valuta asing (ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan dari D1 ke D2). Jika penawarannya tetap, maka kurs akan naik menjadi US$1 = Rp.8.300. Untuk menurunkan kembali kurs pada tingkat US$1 = Rp.8.000, maka pemerintah menjual US$ di pasar bebas. Penjualan ini akan terus dilakukan hingga kurva penawaran bergeser dari S1 ke S2.

2). Standar EmasSuatu negara dikatakan menganut standar emas apabila :

Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentuSetiap orang boleh membuat serta melebur uang emas.Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang tidak terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan pemerintah).

Dalam sistem standar emas kurs mata uang suatu negara terhadap negara lain ditentukan dengan dasar emas. Misalnya, USA menetapkan bahwa 1 gram emas

Page 5: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

= US$10, dan Indonesia menetapkan bahwa 1 gram emas = Rp.50.000, maka kurs antara US$ dan Rp adalah U$1 = Rp.5.000. Kurs ini akan stabil selama syarat-syarat di atas dipenuhi dan lalu lintas emas berlangsung secara bebas.

3. Sistem Kurs Pengawasan Devisa (exchange Control)Dalam sisitem ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing.

Tujuannnya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar. Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif sedikit dibandingkan dengan permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya. Sistem kurs ini dapat dijelaskan melalui gambar berikut.Gambar VI.3 : Sistem Kurs dalam Pengawasan Devisa

Jika pasar valuta asing adalah bebas, maka kurs yang akan terjadi adalah US$1 = Rp.5.000, di mana jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta (0E1). Biasanya dalam sistem pengawasan devisa kurs pasar bebas dianggap terlalu tinggi (over valued). Pada kurs US$1 = Rp.4.500 jumlah yang diminta sebesar 0E2, sedangkan jumlah yang tersedia hanya sebanyak 0Eo. Oleh karena itu pemerintah perlu mengalokasikan jumlah yang tersedia tersebut dengan menggunakan kurs yang ditetapkan. Kurs yang ditetapkan bisa satu (single exchange rate) atau lebih (multiple exchange rate).

Penggunaan multiplke exchange rate tergantung pada tujuan penggunaan, misalnya kurs US$1 = Rp.4.500 dipergunakan untuk impor barang-barang esensial, seperti impor bahan baku yang akan dipergunakan untuk menghasilkan barang-barang ekspor. Kemudian penggunaan kurs US$1 = Rp.5.000 atau di atas Rp.5.000 misalnya untuk mencegah impor barang konsumsi yang dapat mematikan produksi industri domestik.

Di dalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat menggunakan beberapa cara, antara lain :individual allocation : setiap pemohon devisa (importir) diadakan penelitian tentang penggunaannya. Apabila disetujui lalu diberikan izin untuk membeli sejumlah tertentu devisa.Exchange quota : untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu. Apabila devisa sudah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang lebih dulu bermohon dilayani terlebih dahulu samlai jatah untuk kategori impor tersebut habis.Waiting list : ini merupakan pelengkap cara (b) di atas. Setiap surat permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar tunggu sampai devisa tersedia.

 D.  Kebijakan Devisa di IndonesiaPada umumnya sistem devisa dapat dibagi dua, yaitu sistem devisa

kontrol dan sistem devisa bebas. Dalam sistem devisa kontrol, kegiatan transaksi devisa dibatasi oleh pemerintah.  derajat tingkat pembatasan berbeda-beda pada masing-negara tergantung pada ultimate target dari kebijakan tersebut.  Sementara pada sistem devisa bebas tidak ada pembatasan dalam melalukan transaksi devisa.

1. Sistem Devisa KontrolIndonesia menerapkan sistem devisa kontrol sesuai dengan Undang-

undang Nomor 32 tahun 1964 tentang Peraturan lalu Lintas devisa yang berlangsung

Page 6: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

hingga tahun 1967.  Dalam undang-undang tersebut ditetapkan bahwa devisa yang berasal dari kekayaan alam dan usaha Indonesia dikuasai oleh negara. Eksportir wajib menjual devisa hasil ekspor kepada bank devisa yang selanjutnya dijual kembali kepada Bank Indonesia. Di samping itu, warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia wajib mendaftar dan menyimpan surat berharga dalam valuta asing yang dimilikinya pada bank devisa pemerintah.

Kebijakan devisa kontrol pada saat itu cukup berhasil dalam mengisolasikan perekonomian Indonesia dari pengaruh eksternal.  Namun, pada sisi lain kebijakan tersebut juga memberikan dampak negatif, yaitu dengan terciptanya pasar gelap valuta asing, sehingga nilai tukar rupiah di pasar valuta asing jauh di atas harga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. Sistem Devisa Bebas         Sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, Indonesia menganut sistem devisa bebas.  Undang-undang tersebut bertujuan untuk menarik masuknya modal asing dalam rangka pembiayaan investasi di dalam negeri. Namun demikian, para investor asing masih meragukan kemungkinan mereka tidak dapat mengirimkan keuntungan usaha yang diperoleh ke negaranya (profit transfer).  Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Nomor 16 tahun 1970 tentang penyempurnaan pelaksanaan ekspor, impor dan lalu lintas devisa.  Dalam ketentuan itu ditetapkan bahwa setiap orang dapat dengan bebas memperoleh dan menggunakan devisa umum.

Pada tahun 1982, Indnesia menerapkan sistem devisa bebas murni dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1982 tentang penghapusan kewajiban penjualan devisa hasil ekspor kepada bank Indonesia. Implikasi positif dari sistem devisa bebas murni adalah terjadinya aliran modal masuk ke Indonesia, baik dalam bentuk penanaman modal asing, pinjaman dan investasi portofoli di pasar modal.

Implikasi negatif dari sistem devisa bebas, yaitu derasnya aliran modal masuk (khususnya dana-dana jangka pendek dalam bentuk investasi portofolio) dapat menimbulkan kerawanan pada perekonomian dalam negeri bila tidak diikuti sikap kehati-hatian para pelaku ekonomi. Kerawanan tersebut timbul ketika aliran modal masuk berbalik menjadi lairan modal keluar. Krisis yang dialami negara Amerika Latin, seperti Meksiko pada tahun 1994, negara-negara ASEAN termasuk Indonesia pada pertengahan tahun 1997 merupakan bukti dampak negatif aliran modal masuk yang deras dan berbalik menjadi aliran modal keluar.

E. Perkembangan Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia            Sejak tahun 1970 sistem nilai tukar di Indonesia dalam perkembangannya sudah menganut tiga sistem nilai tukar, yaitu  sistem nilai tukar tetap, sistem nilai tukar mengambang terkendali dan terakhir sistem nilai tukar mengambang bebas.

1.  Sistem Nilai Tukar Tetap (fixed exchange rate)

Page 7: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

           Sistem nilai tukar tetap yang berlaku di Indonesia berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 1964 dengan nilai tukar resmi Rp. 250 per $ US, sementara nilai tukar rupiah terhadap mata uang lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah per $ US di bursa valuta asing Jakarta dan di pasar internasional.           Selama periode tersebut di atas, Indonesia menganut sistem kontrol devisa yang relatif ketat. Para eksportir diwajibkan menjual hasil devisanya kepada Bank Indonesia.  Dalam rezim ini tidak ada pembatasan dalam hal pemilikan, penjualan maupun pembelian valuta asing.  Sebagai konsekuensi kewajiban penjualan devisa tersebut, maka Bank Indonesia harus dapat memenuhi semua kebutuhan valuta asing bank komersial dalam rangka mememenuhi permintaan valuta asing oleh importir maupun masyarakat.  Berdasarkan sistem nilai tukar tetap ini, Bank Indonesia memiliki kewenangan penuh dalam mengawasi transaksi devisa. Sementara untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang telah ditetapkan, Bank Indonesia melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing.               Sistem nilai tukar tetap dengan  sitem kontrol devisa pada awal tahun 1970-an masih dimungkinkan dengan pertimbangan karena lembaga keuangan di Indonesia belum berkembang, volume transaksi devisa masih relatif kecil, pasar valuta asing dan mata uang rupiah belum menjadi tradable good serta belum adanya kegiatan spekulasi valuta asing.  Di samping itu, pemerintah masih melakukan pembatasan-pembatasan dalam hal melakukan pinjaman luar negeri, penanaman modal asing dan investasi portofolio sehingga intervensi langsung yang dilakukan pemerintah dapat bekerja efektif.

Selama periode tahun 1970 hingga tahun 1978, Indonesia telah tiga kali melakukan kebijakan devaluasi, masing-masing pada 17 April 1970 dengan kurs Rp. 378 per US $, tanggal 23 Agustus 1971 dengan kurs Rp. 415 per US $ dan pada tabggal 15 Nopember 1978 dengan kurs Rp. 625 per US $. Kebijakan devaluasi tersebut dilakukan karena nilai tukar rupiah mengalami overvalued sehingga dapat mengurangi daya saing produk-produk ekspor di pasar internasional.

2. Sistem Nilai  Tukar  Mengambang  Terkendali  (managed floating exchange rate) Sistem nilai tukar mengambang terkendali ditetapkan bersamaan dengan

kebijakan devaluasi rupiah pada tahun 1978 sebesar 33,6 persen.  Pada sistem ini nilai tukar rupiah diambangkan terhadap sekeranjang mata uang (basket currencies) negara-negara mitra dagang utama Indonesia.  Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu.  Untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, maka Bank Indonesia melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah spread.

Sesuai dengan karakteristiknya, sistem nilai tukar mengambang terkendali pada periode tersebut dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu managed floating I, managed floating II dan periode crawling band.  Periode managed floating I berlaku dari tahun 1978 –1986, di mana dalam periode ini unsur manajemennya lebih dominan dari floating.  Pada kondisi tersebut nilai tukar nominal bergerak relatif tetap dan perubahan relatif baru terjadi pada tahun-tahun tertentu, yaitu pada saat Bank Indonesia melakukan devaluasi rupiah.  Unsur manajemen yang cukup dominan, disesuaikan dengan kondisi perekonomian yang relatif belum berkembang seperti saat ini, sehingga Bank Indonesia tidak kesulitan dalam menyesuaikan nilai

Page 8: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

tukar sesuai dengan target yang diinginkan dalam rangka mengendalikan laju inflasi dan menjaga daya saing produk-produk ekspor.

Perkembangan selanjutnya (periode managed floating II), dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap perekonomian dunia, yang ditandai dengan semakin derasnya capital inflow ke Indonesia, serta semakin pesatnya perkembangan sektor keuangan dan dunia usaha, maka kebijakan nilai tukar managed floating lebih ditekankan pada unsur floating, yang berlaku sejak tahun 1987 – 1992.  Dalam periode ini kekuatan pasar semakin besar, sehingga unsur floating semakin dirasakan perlu mengingat manajemen yang terlalu dominan dapat berakibat missalignment pada nilai tukar riil.               Sejak Agustus 1992  hingga Agustus 1997, pemerintah menetapkan sistem crawling band, yaitu fleksibilitas nilai tukar rupiah semakin ditingkatkan. Peningkatan fleksibilitas nilai tukar rupiah telah mendorong perkembangan pasar valuta asing domestik, yang tercermin dengan semakin berkurangnya ketergantungan bank-bank pada Bank Indonesia dalam melakukan transaksi devisa. Kegiatan transaksi valuta asing yang sebelumnya dilakukan bank dengan Bank Indonesia hampir seluruhnya mengalami pergeseran ke pasar valuta asing antar bank.  Di samping itu jumlah pelaku transaksi juga semakin meningkat dan produk pasar valuta asing semakin bervariasi.  Pada sisi lain, peningkatan fleksibilitas melalui pelebaran rentang intervensi juga telah memberikan keleluasaan Bank Indonesia dalam melaksanakan kebijakan moneter sehingga dapat mempermudah perencanaan pelaksanaan operasi pasar terbuka.

3.  Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas (floating exchange rate)Sejak pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah mengalami tekanan

yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar USA. Tekanan tersebut berawal dari currency turmoil yang melanda Thailand dan segera menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia.  Untuk mengatasi tekanan tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi baik secara spot maupun forward dan untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar rupiah.  Namun untuk selanjutnya tekanan terhadap depresiasi rupiah semakin meningkat.  Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang, pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi

Rangkuman1.  Pertukaran valuta asing adalah suatu kegiatan memperdagangkan mata uang dari negara-negara yang berbeda. Uang masing-masing negara memiliki harga yang diukur oleh uang negara lain. Hal inilah yang disebut nilai tukar (exchange rate).2. Transaksi valuta asing yang berlangsung seketika disebut dengan kurs spot, sedangkan kesepakatannya disebut transaksi spot. Transaksi yang dilakukan di pasar berjangka, yaitu pasar di mana transaksi jual beli terjadi dengan harga yang disetujui pada saat transaksi dilakukan, tetapi penyerahan barang dilakukan kemudian hari.3. Pasar valuta memiliki fungsi-fungsi dalam transaksi keuangan internasional : melakukan kliring, hedging, arbitrage.

Page 9: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

4. Sistem kurs valuta asing dapat digolongkan ke dalam : (1) sistem kurs berubah-ubah, (2) sistem kurs stabil yang terdiri atas : (a) stabilisasi kurs, (b) standar emas; (3) sistem kurs pengawasan devisa.5. Kebijakan devisa yang pernah berlaku di Indonesia adalah : (1) sistem devisa kontrol, (2) sistem devisa bebas6. Kebijakan nilai tukar mata uang yang pernah berlaku di Indonesia adalah : (1) sistem nilai tukar tetap, (2) sistem nilai tukar mengambang terkendali, (3) sistem nilai tukar mengambang bebas.Pengertian dan Contoh : http://pengertiandancontoh.blogspot.com/ Blog ini berisikan tentang

informasi pendidikan, kesehatan dan ekonomi bisnis yang bersifat membangun dan mendidik.

Terima kasih untuk kunjungan Anda, demi kemajuan blog ini, mohon tinggalkan komentar yang

bersifat positif dan membangun di tempat yang telah kami sediakan.

Posted by Hakim Simanjuntak on - Rating: 4.5

http://rgpnd.blogspot.com/

Pengertian Kurs atau Valuta Asing (Valas)

Valuta asing atau sering disebut Kurs (exchange rate) adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. (Mankiw 2007;128). Kurs sering pula dikatakan valas ataupun nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.

Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya.Total valas yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara yang pada umumnya disebut juga sebagai cadangan devisa negara tersebut yang dapat diketahui dari posisi Balance of Payment (BOP) atau neraca pembayaran internasionalnya.

Makin banyak valas atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan penduduk suatu negara maka berarti makin besar kemampuan negara tersebut melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang.

Kurs nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sebagai contoh, jika kurs antara dolar AS dan yen Jepang adalah 120 yen per dolar, maka anda bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di pasar dunia untuk mata uang asing. Orang Jepang yang ingin mendapatkan dolar akan membayar 120 yen untuk setiap dolar yang dibelinya. Orang Amerika akan mendapatkan

Page 10: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

120 yen untuk setiap dolar yang ia bayar. Ketika orang-orang mengacu pada “kurs” di antara kedua negara, mereka biasanya mengartikan kurs nominal.

Kuras rill (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang kedua negara. Yaitu, kurs rill menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Kurs rill kadang-kadang disebut terms of trade.

http://perpustakaancyber.blogspot.com/

Pengertian Kurs Valuta Asing, Fungsi, Sistem, Permintaan dan Penawaran, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengertian Kurs Valuta Asing, Fungsi, Sistem, Permintaan dan

Penawaran, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi - Pelajarilah uraian di bawah

ini.

1. Pengertian Kurs Valuta Asing

Pertukaran barang yang terjadi dalam perdagangan internasional tidak akan

terlepas dari uang sebagai alat pembayarannya. Namun, masalah muncul

jika uang yang digunakan setiap negara berbeda. Oleh karena itu, perlu

diadakan perbandingan antar mata uang sehingga transaksi perdagangan

dapat berjalan dengan baik. Valuta asing atau mata uang asing adalah jenis-

jenis mata uang yang digunakan di negara lain. Misalnya, di Singapura (Dolar

Page 11: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

Singapura), Malaysia (Ringgit) dan Amerika Serikat (US Dolar). Seseorang

yang mengimpor barang dari Singapura harus membeli dolar Singapura dan

jika ingin membeli barang dari Malaysia, perlu mencari ringgit. Dengan kata

lain, untuk membiayai impor dan beberapa transaksi luar negeri lainnya

diperlukan mata uang asing sebagai alat pembayaran. Nilai valuta asing

adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang

diperlukan untuk mendapat satu unit mata uang asing.

Nilai berbagai mata uang asing yang berbeda akan mendorong orang untuk

bertanya, mengapa nilainya berbeda untuk setiap mata uang asing dan

mengapa nilainya selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu?

Untuk mendapat jawaban atas pertanyaan tersebut akan diterangkan cara

penentuan nilai mata uang asing dan faktor-faktor yang mengakibatkan nilai

pertukarannya mengalami perubahan dalam jangka panjang.

Penentuan nilai mata uang asing dapat dibedakan menjadi dua pendekatan

yaitu permintaan dan penawaran valuta asing.

a. Permintaan Valuta Asing

Keinginan penduduk suatu negara untuk memperoleh suatu jenis mata uang

asing dapat dipandang sebagai permintaan valuta asing oleh penduduk

negara itu. Keinginan masyarakat yang bertambah besar untuk memperoleh

barang dari suatu negara akan menaikkan permintaan mata uang negara

tersebut. Sebaliknya, jika tidak ada keinginan untuk memperoleh barang dari

suatu negara akan menurunkan permintaan mata uang negara tersebut.

Misalkan, permintaan orang Indonesia terhadap dolar untuk membeli

komputer? Katakanlah, harga komputer tersebut sebesar US$500. Berapakah

nilainya dalam rupiah? Hal ini, bergantung pada kurs dolar. Misalnya, ada

tiga kurs, yaitu (i) satu dolar bernilai Rp9.000,00; (ii) satu dolar bernilai

Rp10.000,00; dan (iii) satu dolar bernilai Rp8.000,00. Untuk kurs yang

bernilai Rp9.000,00 harga komputer tersebut sebesar Rp4.500.000,00.

Namun, jika kursnya bernilai Rp10.000,00 harga komputer tersebut sebesar

Rp5.000.000,00 dan jika kurs Rp8.000,00 harga komputer tersebut

Rp4.000.000,00. Semakin murah nilai dolar, semakin murah harga

barangnya, jika dinyatakan dalam mata uang dalam negeri.

Page 12: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

b. Penawaran Valuta Asing

Keinginan penduduk suatu negara untuk membeli uang rupiah merupakan

penawaran valuta asing. Keinginan itu menunjukkan banyaknya uang dolar

yang akan digunakan untuk membeli barang-barang buatan Indonesia.

Misalnya, seorang Amerika ingin membeli sepotong kemeja batik sutera

seharga Rp360.000,00. Berapakah harganya dalam dolar Amerika? Untuk

kurs US$1= Rp9.000,00, harganya adalah US$40, untuk kurs US$1=

Rp10.000,00 harganya adalah US$36, dan jika kursnya adalah US$1=

Rp12.000 kemeja batik tersebut harganya US$30. Semakin mahal harga

mata uang dolar, makin banyak penawarannya. Sebaliknya, jika harga dolar

murah, penawarannya semakin sedikit.

2. Fungsi Kurs Valuta Asing

Pasar valuta asing memiliki beberapa fungsi pokok dalam membantu

kelancaran lalu lintas pembayaran internasional, di antaranya sebagai

berikut.

a. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu

negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat

dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-

bank dan pedagang.

b. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera

diselesaikan pembayaran dan penyerahan barangnya, pasar valuta asing

memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual

beli secara kredit.

c. Memungkinkan dilakukannya hedging (penarikan dana). Seorang

pedagang melakukan hedging jika pada saat yang sama melakukan transaksi

jual dan beli valuta asing di pasar yang berbeda. Hal ini biasanya dilakukan

untuk menghilangkan atau mengurangi risiko kerugian akibat perubahan

kurs. Hedging dapat dilakukan pada pasar jangka (forward market). Pasar

jangka adalah pasar tempat transaksi jual-beli terjadi dengan harga yang

disetujui pada saat transaksi dilakukan, tetapi penyerahan barangnya

dilakukan kemudian hari.

Page 13: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

Hal ini, berbeda dengan spot market, yaitu transaksi dan penyerahan barang

terjadi pada saat yang bersamaan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing

Karena sifatnya yang selalu mengalami perubahan, ada beberapa faktor

penting yang memiliki pengaruh besar terhadap perubahan dalam kurs

pertukaran, yaitu sebagai berikut.

a. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat

Perubahan ini akan memengaruhi permintaan. Jika penduduk suatu negara

lebih menyukai barang-barang dari negara lain, permintaan atas mata uang

negara lain tersebut bertambah. Perubahan seperti itu memiliki

kecenderungan untuk menaikkan nilai mata uang negara lain.

b. Perubahan Harga dari Barang-Barang Ekspor

Jika barang-barang ekspor mengalami kenaikan, kenaikan tersebut akan

memengaruhi permintaan barang ekspor dan kurs valuta asing sehingga

akan menjatuhkan nilai uang negara yang mengalami kenaikan barang

ekspor.

c. Kenaikan Harga-Harga Umum (Inflasi)

Di satu pihak, kenaikan harga-harga akan menyebabkan penduduk negara

tersebut semakin banyak mengimpor dari negara lain. Oleh karena itu,

permintaan atas valuta asing akan bertambah. Di lain pihak, ekspor negara

tersebut bertambah mahal dan akan mengurangi permintaannya sehingga

akan menurunkan penawaran valuta asing.

d. Perubahan dalam Tingkat Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi

Tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat mempengaruhi

jumlah serta arah aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat

pendapatan investasi yang lebih menarik akan mendorong pemasukan modal

ke negara tersebut sehingga penawaran valuta asing yang bertambah akan

menaikkan nilai mata uang negara yang menerima modal tersebut.

Page 14: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

e. Perkembangan Ekonomi

Jika valuta asing dipengaruhi oleh perkembangan ekspor, penawaran valuta

asing akan bertambah dan menaikkan nilai mata uang. Sebaliknya, jika

dipengaruhi oleh hal-hal di luar ekspor, akan menurunkan nilai mata uang

asing.

4. Sistem Kurs Valuta Asing

Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi perubahan kurs tersebut,

diperlukan adannya penetapan sistem kurs yang dapat dikelompokkan

menjadi sebagai berikut.

a. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)

Penentuan kurs mata uang dilakukan dengan jual beli valas. Jika valas

banyak masuk ke suatu negara, pemerintah melalui bank sentral harus

membeli kelebihan valuta asing tersebut. Kurs tetap, yaitu kurs mata uang

yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak di pengaruhi oleh fluktuasi

ekonomi atau permintaan dan penawaran.

b. Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)

Kurs yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran atau oleh

kekuatan pasar, yang dibedakan atas clean float dan dirty float.

1) Clean float, adalah besar kecilnya kurs ditentukan oleh permintaan dan

penawaran di pasar dan pemerintah tidak ikut campur di dalamnya.

2) Dirty float, adalah kurs yang dibiarkan mengambang, tetapi masih ada

campur tangan dari pemerintah.

c. Kurs Stabil (Stable Exchange Rate)

Kurs yang ditentukan melalui kebijakan pemerintah untuk menstabilkannya.

Kestabilan kurs dapat dicapai dengan cara:

1) aktif, pemerintah menyediakan dana untuk stabilisasi kurs;

Page 15: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

2) pasif, pemerintah menggunakan sistem standar emas.

d. Kurs Multiple

Kurs yang digunakan dalam jual beli valuta asing, meliputi kurs jual dan kurs

beli.

1) Kurs jual, adalah nilai kurs yang ditentukan oleh bank pada saat menjual

valuta asing.

2) Kurs beli, adalah nilai kurs yang ditentukan oleh bank pada saat membeli

valuta asing.

Anda sekarang sudah mengetahui Kurs Valuta Asing. Terima kasih anda

sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Widjajanta, B., A. Widyaningsih, dan H. Tanuatmojo. 2009. Mengasah

Kemampuan Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Mandrasah

Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 146.

Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/12/pengertian-kurs-valuta-asing-fungsi-sistem.html#ixzz2vl0oGlbI

http://chakkirizki.blogspot.com/

1. Nona shinta mendapatkan uang dari ayahnya yang bekerja di perusahaan asing Amerika sebesar US$2500. Selain itu nona shinta mendapatkan upah gajinya yang belum dibayar saat bekerja di

Page 16: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

jepang sebesar US$1000. Kurs jual saat itu US$1 = Rp.9000 dan ¥1 = Rp.250 ,sedangkan kurs beli US$1 = Rp.8.800 dan ¥1 = 260 . Berapa jumlah uang yang diterima oleh nona shinta

2. Jika tuan rizki mempunyai uang Rp.27.000.000 ,kemudian ia ingin menukarkan dengan dollar (Amerika) atau yen ,berapa dollar dan berapa yen yang akan diterima oleh tuan rizki US$1 = 9.000 dan ¥1 = 300 ?

3. Tuan mubarak akan berjalan - jalan ke 5 (jerman ,inggris ,autralia ,singapura ,hongkong) negara sekaligus dalam 1 bulan ,ia berencana untuk menukarkan uang nya yang berjumlah Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) kepada bursa valas yang berada tak jauh dari rumahnya. berapa yang diterima tuan mubarak dari bursa valas jika kurs jual untuk : €1 = Rp.12.644 , £1 = Rp.14.868 , A$1 = Rp.10.210 ,$1 = Rp. 7.834 ,H$1 = Rp. 1.261

4. Bapak khoirul ingin membelanjakan sebuah barang yang ia temukan di salah satu toko yang berada di Negara Singapura. uang yang saat itu ia miliki ia lah Rp.10.000.000 dan $ 5000. ia hanya ingin menukarkan nilai mata uang rupiah ke singapura (HGD) dan dollar yang ia miliki ingin ditukarkan ke Rp jika sudah pulang ke indonesia. berapakah uang yang diterima beliau jika hanya ingin menukarkan Rp.7000.000 ? dan berapakah uang yang diterima jika beliau ingin menukarkan $ 5000 ke rupiah ?

$1 = 7.834 dan Rp1 = 8.500

5. Sepulang dari lima negara tersebut, tuan mubarak memiliki sisa uang sebanyak 2000 untuk masing-masing mata uang. Ia datang lagi ke bursa valas untuk menukarkan uang asing dengan uang rupiah. Pada saat itu kurs yang berlaku di bursa sebagai berikut €1 = Rp.12.515 , £1 = Rp.14.716 , A$1 = Rp.10.105 ,$1 = Rp. 7.755 ,H$1 = Rp. 1.248

jawab :

1. Kurs Beli

(Dollar US) 8.800 x 2.500 = 22.000.000

(Yen Jepang) 260 x 1.000 = 260.000

Total uang yang diterima = 22.260.000

Page 17: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

2. Kurs Jual

(Dollar USD) 27.000.000 : 9.000 = USD$ 3.000

(Yen) 27.000.000 : 300 = ¥90.000

3. Kurs Jual

(Euro) 150.000.000 : 12.644 = €119.000

(Gbp) 150.000.000 : 14.868 = £10.100

(Aud) 150.000.000 : 10.210 = A$14.800

(Sgd) 150.000.000 : 7.834 = $19147

(Hkd) 150.000.000 : 1.261 = H$118.953

4. Kurs Jual

(Sgd) 7000.000 : 7.834 = $1000 (Dollar Singapura)

Kurs Beli

(Idr) 5.000 x 8500 = Rp42.500.000 (Rupiah)

5. Kurs Beli

(Euro) 2.000 x 12.644 = 25.288.000

(Gbp) 2.000 x 14.716 = 29.432.000

(Aud) 2.000 x 10.105 = 20.210.000

(Sgd) 2.000 x 7.755 = 15.510.000

(Hkd) 2.000 x 1.248 = 2.496.000

Page 18: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

http://dedysuarjaya.blogspot.com/

Akuntansi Dan Bisnis InternasionalBeberapa waktu yang lalu, akuntansi memperlihatkan kemampuannya untuk menarik

perhatian publik melalui akuntansi dan pengukuran sumber daya manusia, pelaporan dan audit atas

tanggungjawab sosial berbagai organisasi. Saat ini akuntansi beroperasi antara lain dalam lingkungan

perilaku, sektor publik dan Internasional.

Akuntansi menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik

maupun internasional. Akuntansi telah meluas ke dalam area konsultasi manajemen dan melibatkan lebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan prosedurnya. Dengan demikian akuntansi

jelas tanggap terhadap stimulus lingkungan.

Menurut Choi dan Muller (1998; 1) bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang

akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) faktor

lingkungan, (2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari profesi

akuntansi. Ketiga faktor tersebut dalam perjalanan/perkembangan akuntansi sangat berperan dan

menentukan arah dari teori akuntansi yang selama bertahun-tahun dan dekade banyak para ahli

mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengembangkan teori akuntansi dan ternyata

mengalami kegagalan dan hal tersebut menyebabkan terjadinya evolusi dari ”theorizing” ke

“conceptualizing”.

2.             Perkembangan Akuntansi Internasional

Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai

akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara

yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.

Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam

pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Berikut ini

karakteristik era ekonomi global:

a. Bisnis internasional.

b. Hilangnya batasan-batasan antar negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi

negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional.

c. Ketergantungan pada perdagangan internasional.

Page 19: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

2.1.     Sudut   P andang   Sejarah Awalnya, akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan

(double entry  bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. Sistempembukuan

berpasangan (double  entry  bookkeeping), dianggap awal penciptaanakuntansi.

Akuntansi modern dimulai sejak double  entry  accounting  ditemukandan

digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda (doubleentry   bookkeeping)

yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (th

1447). Luca Paciolilahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta

yang ahli matematika,dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Lucalah orang yangpertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double 

accounting  systemdalam bukunya berjudul : Summa  the  arithmetica  geometria 

proportioni etproportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting   system bukanlah ide murni Luca namun dia

hanyamerangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan

mempublikasikannya. Hal ini diakui sendiri oleh Luca (Radebaugh, 1998) “Pacioli did not claim that 

his   ideas   were   original,   just   that   he   was   the   one   who   was   trying   to 

organize and publish them. He objective was to publish a popularbook that could be  used  by  all,  following  the  influence  of  the  venetianbusinessmen  rather  than bankers”.

Praktek bisnis dengan metode venetian yang menjadi acuan Luca menulisbuku tersebut

telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di Italia namun hampir disemua negara Eropa

seperti Jerman, Belanda, Inggris.

Luca memperkenalkan 3 (tiga ) catatan penting yang harus dilakukan:

a. Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis.

b. Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum

kemudian dicatat dalam jurnal.

c. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of the 

accounting system (Raddebaugh, 1996).

Perkembangan sistem akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan

perdagangan internasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan

dankeinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap

transaksi komersial.

Page 20: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

“Pembukuan ala Italia“ kemudian beralih ke Jermanuntuk membantu

parapedagang zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsufbisnis

Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodic dan

pemerintah Perancis menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas

pemerintah.

Tahun 1850-an double  entry  bookkeeping  mencapai Kepulauan Inggris

yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik

yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi

Inggris menyebar ke seluruh Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran

Inggris. Selain itu model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia.

Sistem akuntansi Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah

pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh diJepang, Swedia,

dan Kekaisaran Rusia.

Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika

Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi

diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II,pengaruh

Akuntansi semakin terasa di Dunia

Barat. Bagi banyak negara,akuntansi merupakan masalah nasional dengan

standar dan praktik nasional yangmelekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.

3.             Perbedaan Sistem Akuntansi

Pada dasarnya akuntansi itu sama yaitu sarana bagi manajemen untuk mengkomunikasikan

posisi keaungan, kinerja dan perubahan posisi keaungan kepada pihak yang berkepentingan. Namun,

di samping persamaan pengertian tersebut, akuntansi juga mempunyai perbedaan dalam

penerapannya. Perbedaan yang timbul disebabkan oleh: pertumbuhan ekonomi, inflasi, sistem

politik, pendidikan, profesi akuntan, peraturan perpajakan, pasar uang dan modal.

3.1.     Harmonisasi Standar Akuntansi Harmonisasi sejak lama keliru diasosiasikan dengan standardisasi secara penuh. Ini

sebenarnya berbeda dari standardisasi. Wilson menyajikan perbedaan yang bermanfaat berikut

“Istilah harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memiliki arti sebuah rekonsiliasi atas

berbagai sudut pandang yang berbeda”. Istilah ini lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan

mendamaikan daripada standardisasi, terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang

dimiliki oleh satu negara hendaknya ditetapkan oleh semua negara yang lain.

Page 21: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih

baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.

4.             Evolusi Dan Peran Bisnis Internasional

Evolusi dan perkembangan bisnis internasional dapat dijabarkan menjadi empat tahap yaitu :

a. Zaman Pra Industrialisasi

Zaman pra industri ditandai dengan terjadinya sistem merkantilisme yang disertai dengan alasan

dominasi politik serta penjajahan yang terjadi pada abad ke-16 sampai abad ke-17.

b. Zaman Industrialisasi

Pada akhir abad 18 sampai dengan abad 20 perkembangan teknologi industri dan transportasi

meningkatkan arus barang dan jasa. Pada masa ini perkembangan bisnis sangatlah berkembang

pesat.

c. Zaman Setelah Perang Dunia II

Pada masa ini stabilitas politik dunia mulai tertata rapi. Pertumbuhan bisnis internasional bertumbuh

pesat. Permintaan barang dan jasa diimbangi dengan kemampuan produksi.

d. Era Multinasional

Pada masa ini aspek internasional fungsi-fungsi perusahaan semakin penting. Volume transaksi

perusahaan internasional menjadi penyangga utama bagi ekonomi suatu negara.

5.             Aspek     Akuntansi     Dalam Bisnis Internasional

Dalam rangka bisnis internasional, perusahaan harus menyediakan informasi keungannya.

Oleh karena itu, perusahaan akan menemui berbagai kendala misalnya perbedaan bahasa, mata

uang dan standar akuntansi keuangan. Peran ahli akuntansi keuangan yang memahami berbagai

bahasa, mata uang asing dan standar akuntansi internasional sangat penting untuk mengatasi

masalah ini.

6.             Bidang Akuntansi Internasional

Akuntansi internasional meliputi dua aspek bahasan utama yaitu deskripsi dan pembandingan

akuntansi dan dimensi akuntansi atas transaksi internasional. Pada aspek yang pertama, akuntansi

Page 22: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

internasional membahas gambaran standar akuntansi dan praktek akuntansi pada berbagai negara

serta membandingkan standar dan praktek tersebut pada masing-masing negara yang dibahas.

Selain itu, aspek akuntansi internasional juga membahas mengenai pelaporan keuangan, valuta

asing, perpajakan, audit internasional serta manajemen untuk bisnis internasional.

7.             Faktor Lingkungan   Yang Berpengaruh Terhadap Pengembangan Akuntansi

Choi et. al (1998; 36) menjelaskan sejumlah faktor lingkungan yang diyakini memiliki pengaruh

langsung terhadap pengembangan akuntansi, antara lain :

a. Sistem Hukum

Kodifikasi standar-standar dan prosedur-prosedur akuntansi kelihatannya alami dan cocok dalam

negara-negara yang menganut code  law. Sebaliknya, pembentukan kebijakan akuntansi yang non

legalistis oleh organisasi-organisasi professional yang berkecimpung dalam sektor swasta lebih

sesuai dengan sistem yang berlaku di negara-negara hukum umum (common law).

b. Sistem Politik

Sistem politik yang ada pada suatu negara pun ikut mewarnai akuntansi, karena sistem politik

tersebut “mengimpor” dan “mengekspor” standar-standar dan praktik-praktik akuntansi.

c. Sifat Kepemilikan Bisnis

Kepemilikan publik yang besar atas saham-saham perusahaan menyiratkan prinsip-prinsip pelaporan

dan pengungkapan akuntansi keuangan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang

kepemilikannya didominasi oleh keluarga atau bank.

d. Perbedaan Besaran dan Kompleksitas Perusahaan-Perusahaan Bisnis

Perusahaan konglomerasi besar yang beroperasi dalam lini bisnis yang sangat beragam

membutuhkan teknik-teknik pelaporan keuangan yang berbeda dengan perusahaan kecil yang

menghasilkan produk tunggal. Perusahaan-perusahaan multinasional juga membuthkan sistem

akuntansi yang berbeda dengan sistem akuntansi perusahaan-perusahaan domestik.

e. Iklim Sosial

Iklim sosial turut memberikan sumbangan dalam pengembangan akuntansi di berbagai belahan

dunia.

Page 23: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

f. Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis Dan Komunitas Keuangan

Kompetensi atau kemampuan manajemen bisnis dan pengguna dari output akuntansi akan sangat

menentukan perkembangan akuntansi.

g. Tingkat Campur Tangan Bisnis Legislatif

Regulasi mengenai perpajakan mungkin memerlukan prinsip-prinsip akuntansi tertentu.

h. Ada Legislasi Akuntansi tertentu

Dalam beberapa kasus, terdapat peraturan legislative khusus untuk aturan-aturan dan teknik-teknik

akuntansi tertentu.

i. Kecepatan Inovasi Bisnis

Semula, kegiatan merger dan akuisisi tidak diperhitungkan secara akuntansi, namun karena

penggabungan bisnis yang begitu popular di eropa memaksa akuntansi turut berkembang untuk

memenuhi kebutuhan dari mereka yang berkepentingan.

j. Tahap pembangunan Ekonomi

Negara yang masih mengandalkan ekonomi pertanian membutuhkan prinsip-prinsip akuntansi yang

berbeda dengan negara industri maju.

k. Pola pertumbuhan Ekonomi

Kondisi perekonomian yang stabil mendorong peningkatan persaingan memperebutkan pasar-pasar

yang ada sehingga memerlukan suatu pola akuntansi yang stabil dan akan jauh berbeda pada negara

yang kondisinya sedang mengalami perang berkepanjangan.

l. Status Pendidikan dan Organisasi Profesional

Karena ketiadaan profesionalisme akuntansi yang terorganisir dan sumber otoritas akuntansi local

suatu negara, standar-standar dari area lain atau negara lain mungkin digunakan untuk mengisi

kekosongan tersebut.

8.             Kesimpulan

Akuntansi saat ini menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik

maupun internasional. Akuntansi telah meluas ke dalam area konsultasi manajemen dan melibatkan

lebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan prosedurnya. Dengan demikian akuntansi

jelas tanggap terhadap stimulus lingkungan.Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh

lingkungan dan kondisi hukum, sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal-hal

Page 24: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

tersebut menyebabkan suatu standar akuntansi di suatu negara berbeda dengan di negara lain.

Globalisasi yang tampak antara lain dari kegiatan perdagangan antar negara serta munculnya

perusahaan multinasional mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang

berlaku secara luas di seluruh dunia.

http://politik.kompasiana.com/

Dinamika Sistem Moneter InternasionalREP | 14 February 2014 | 09:32  Dibaca: 40     Komentar: 0     0

1. Kebijakan dan Penetapan Nilai Tukar Mata Uang

Penentuan nilai tukar mata uang yang terjadi di dalam sebuah mekanisme pasar, ditetapkan di dalam pasar mata uang (foreign exchange market) yang sistem operasinya sangat berbeda dengan pasar bursa saham atau komoditi yang eksis dalam bentuk lembaga yang para pialang salaing bertemu dan melakukan transaksi. Dalam pasar mata uang transaksi lebih banyak dilakukan melalui telepon, faksimile dan internet. Kehadiran pasar mata uang tidak mengenal batas-batas geografis karena dapat dilakukan di seluruh dunia dengan cara akses telekomunikasi.

Para ekonom menganggap bahwa nilai tukar mata uang suatu negara ditentukan oleh hukum pasar. Tinggi rendahnya suatu nilai mata uang tertentu jika dikonversikan terhadap berbagai mata uang lain ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut. Penawaran biasanya ditentukan oleh jumlah uang yang dimiliki oleh pemerintah suatu negara. Mencetak mata uang merupakan suatu cara yang dilakukan pemerintah secara cepat untuk mendapatkan dana, tetapi pencetakan dalam jumlah yang banyak akan menurunkan nilai mata uang di pasar internasional karena jumlah penawaran akan melebihi permintaan. Pada situasi domestik, peredaran uang yang terlampau banyak dapat memacy inflasi karena pertambahan jumlah uang tidak diikuti dengan pertambahan jumlah barang.

Page 25: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

· Teori Purchasing Power ParityTeori ini menyatakan bahwa nilai tukar antar mata uang cenderung mengarah pada suatu kondisi ekuilibrium apabila daya beli masyarakat di suatu negara ekuivalen dengan daya beli masyarakat di negara lain. Contoh, nilai tukar mata uang Rp 9.000 = US$1 akan mengalami ekuilibrium apabila uang sejumlah Rp 9.000 di Indonesia dapat membeli barang yang setara dengan barang senilai US$1 di AS.Perbedaan daya beli masyarakat di tembat yang berbeda akan terus menerus disertakan oleh fluktuasi nilai tukar mata uang antar negara. Akan tetapi teori ini mulai diragukan oleh para pakar, karena gejolak moneter yang dialami negara ternyata lebih disebabkan oleh banyak faktor temporer, seperti inflasi, kebijakan pemerintah dan juga spekulasi. Yang kenyataannya sangat menetukan perubahan nilai tukar mata uang. Bukan merupakan hasil dari proses daya beli masyarakat sebagiamana yang dikemukakan oleh Teori Purchasing Power Parity.

· Jenis-Jenis Kebijakan Pertukaran Mata Uang

a. Kebijakan Nilai Tukar Mengambang / Fleksibel

Nilai tukar mata uang mengarah pada ekuilibrium sebagaimana dikemukakan oleh teori Purchasing Power Parity. Suatu negara unyuk mengambangkan nilai tukar mata uangnya daripada mematok pada harga tertentu karena laju inflasi dan juga nilai tukar mata uang yang tepat.  Faktor-faktor temporer yang memacuu spekulasi tidak akan berdampak besar bagi nilai tukar mata uang karena mekanisme pasar memiliki kecenderungan dimana pelaku bisnis cenderung berperilaku rasional dalam merespon situasi pasar. Contoh, ketika neraca pembayaran menghadapi defisit yang berakibat pada depresiasi mata uang, para pelaku bisnis dengan sendirinya akan mengurangi proporsi pinjaman dalam bentuk mata uang asing secara signifikan sehingga meredam kecenderunagn peningkatan dalam bentuk mata uang lokal yang gilirannya dapat mengurangi tekanan depresiasi mata uang lokal.

Kebijakan nilai tukar mengambang menciptakan lembaga keuangan yang independen, lembaga keuangan dapat menemtukan kebijakan moneter yang mandiri dengan memegang pedoman pada neraca pembayaran dan suplai mata uang asing serta lokal, tanpa harus mengaitkan kepentingan politik. Menurut Moris Goldstein terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan kebijakan nilai tukar mengambang, yaitu:

· Tidak mampu memberikan perlindungan maksimal bagi kondisi moneter suatu negara terhadap berbagai pengaruh negatif gejolak eksternal.

Page 26: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

· Kebijakan ini memberikan otonomi penuh kepada para pelaku bisnis untuk menciptakan ekuilibrium nilai tukar dengan cara berperilaku rasional dalam merespon pasar.

· Tidak mempunyai keterkaitan langsung dengan indikator ekonomi suatu negara seperti inflasi, angka pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.

· Negara yang menerapkan kebijakan nilai tukar mengambang biasanya lebih memiliki resistensi terhadap pengaruh gangguan moneter.

b. Kebijakan Nilai Tukar Terkait

Kebijakan ini merupakan kombinasi dari sistem nilai tukar mengambang dan nilai tukar tetap yang dilakukan oleh negara sosialis. Suatu negara mematok nilai tukar mata uangnya pada mata uang tertentu dalam periode tertentu.  Kebijakan ini populer digunakan oleh negara-negara berkembang, dengan dasar pertimbangan untuk menerapkan sistem ini adalah keinginan untuk mempertahankan stabilitas mata uang agar tidak terpengaruh fluktuasi moneter dunia.

2. Pasar Mata Uang Dunia (Spot Rate dan Forward Rate)

- Perdagangan Normal, transaksi mata uang sebagai konsekuensi dari perdagangan antar negara. Untuk membiayai impor, pelaku bisnis suatu negara harus membeli mata uang asing.

- Hedging, transaksi antar negara, salah satu pihak biasanya ingin mendapatkan keuntungan dari proses perubahan nilai tukar mata uang tertentu.

- Abitrasi, dilakukan oleh pialng, yaitu suatu aktivasi membeli sejumlah mata uang tertentu pada waktu dan tempat tertentu pula. dan menjualnya pada waktu dan tempat berbeda dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

- Spekulasi, melakukan transaksi dengan memanfaatkan ketidakpastian yang ada di dalam mekanisme pasar bebas.

3. Rezim-Rezim Moneter Dunia

Sejarah perubahan yang terjadi dan dialami oleh sistem moneter dunia mengalami empat tahap yaitu:

- 1950, ditandai dengan pemberlakuan sistem konversi bebas bagi setiap mata uang menggantikan sistem lama di bawah program Marshall Plan

Page 27: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

dan European Payments Union, yang membatasi konversi mata uang dunia pada mata uang tertentu.

- 1958, AS mempelpori sistem nilai tukar tetap yang dikombinasi dengan penghapusan berbagai hambatan aliran modal antar negara dan pengaitan nilai tukar Dollar AS dengan harga emas.

- 1971, AS tidak mampu untuk mempertahankan konversi Dollarnya dengan harga emas, sejak saat itu nilai tukar mata uang kembali ke sistem mengambang.

- 1999, munculnya Euro sebagai mata uang bersama negara-negara anggota Uni Eropa (kecuali Inggris). Sistem nilai tukar yang berlaku pada tahap ini mulai bergerak lagi kearah sistem mengambang dengan mengandalkan mekanisme pasar.

4. Kebijakan Nilai Tukar dan Krisis Moneter Negara Berkembang

Negara yang sedang berkembang cenderung menggunakan mata uang utama dunia (Dollar, Markm Yen) dalam melakukan aktivitas pertukaran moneter internasionalnya daripadamata uang mereka sendiri. Akibatnya, dalam menyusun kebijakan moneter negara berkembvang harus melihat fluktuasi yang terjadi pada mata uang utama dunia sebagai suatu given (tidak dapat diubah).

Dampak langsung situasi moneter negara berkembang saat ini rentan terhadap gejolak yang terjadi di pasar mata uang dunia. Pelaku bisnis di negara berkembang biasanya mengalami kesulitan untuk meminjam uang dalam mata uang lokal, sedangkan investor asing biasanya enggan untuk menaruh modal dalam bentuk mata uang lokal dalam jangka panjang.

Keterbatasan nilai tukar terkait dalam mengatasi banyaknya gejolak yang timbul dari krisi moneter, adalah karena pemerintah negara berkembang yang mengadopsi nilai tukar terkait pada umumnya dihadapkan pada posisi sulit antara kebutuhan untuk mempertahankan nilaitukar, keterbatasan dan cadangandan keengganan menikkan suku bunga semakin memperburuk iklim investasi di dalam negeri. Hal tersebut mendorong pialang untuk membeli mata uang asing dengan segera melarikan modal ke luar negeri. Sementara pemerintah lokal tidak memiliki dana cadangan yang cukup tidak bisa berbuat maksimal untuk menstabilkan nilai tukar, sehingga nilai tukar menjadi makin tidak terkendali.

Tags:

 

Laporkan

Page 28: Valuta AsingValuta AsingValuta AsingValuta Asing

Tanggapi

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.