Upload
chikita-artia-sari
View
274
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
VERUKA VULGARIS
Definisi Hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh HPV
(virus bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang-orang dan dapat juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien yang sama dengan cara autoinokulasi).
Epidemiologi Veruka vulgaris dapat terjadi pada semua usia.
Prevalensi terbanyak pada usia 5-20 tahun dan hanya 15% terjadi setelah usia 35 tahun.
Masa inkubasi dapat bervariasi dari beberapa minggu hingga lebih dari 1 tahun. Timbulnya veruka dapat terjadi setelah 20 bulan terinfeksi.
Etiologi Tipe HPV yang paling
sering menimbulkan veruka vulgaris adalah HPV tipe 2 dan 4. Juga dapat disebabkan oleh HPV tipe 1, 3, 27 dan
57.
Patogenesis Infeksi HPV terjadi akibat inokulasi virus ke dalam
epidermis melalui defek pada epithelium. Adanya maserasi pada kulit dapat menjadi faktor predisposisi yang sangat penting. Kemudian virus terikat melalui reseptor seluler HPV tipe integrin α6β4 di permukaan sel keratinosit.
Pada saat terjadi pembelahan sel basal, genom virus akan mengalami replikasi kemudian bermigrasi ke permukaan kulit untuk membentuk lapisan epitel.
Gambaran Klinis(1)
Lesi hiperkeratotik, eksopitik dan berbentuk kubah, papula atau nodul terutama terletak pada jari, tangan, lutut, siku dan penyebarannya dapat ke bagian lain tubuh termasuk mukosa mulut dan hidung.
Lesi yang nampak bentuknya bulat berwana abu-abu, besarnya lentikular atau jika berkonfluensi berbentuk plakat, dengan permukaan yang kasar (verukosa), dapat tampak menyebar, berkelompok atau timbul di sekitar kuku.
Gambaran Klinis(2)
Bertambahnya ukuran lesi berlangsung beberapa pekan hingga beberapa bulan. Lesi berwarna abu-abu dengan permukaan yang kasar sehingga disebut verrucous. Pada permukaan veruka tersebut, terlihat titik-titik hitam yang kecil, yang merupakan bekuan darah akibat dilatasi kapiler.
Ukuran bervariasi mulai dari pinpoint hingga lebih dari 1 cm, tetapi rata-rata 5 mm.
Gambaran Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya
hiperplasia dari semua lapisan epidermis.
Perubahan seluler yang disebut koilositosis,
merupakan karakteristik infeksi HPV.
Diagnosis Gambaran klinis, riwayat penyakit, papul yang
membesar secara perlahan (biasanya sudah sangat membantu untuk membangun diagnosis veruka.)
Pemeriksaan histologi dapat digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Diagnosis Banding Tuberkulosis kutis verukosa (lesi tunggal, lebih
kasar dan dapat memanjang dengan penyebaran serpiginosa)
Prurigo Nodularis (biasanya di ektremitas bagian ekstensor disertai rasa gatal)
Tatalaksana Umum Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini
bukan penyakit keturunan dan tidak dicetuskan oleh makanan tertentu. Penyakit ini timbul akibat infeksi menular yang dapat timbul berulang
Tatalaksana Khusus
Pengobatan dapat berupa tindakan bedah atau non bedah. Tindakan bedah antara lain bedah beku N2 cair
(Cryoteraphy), bedah listrik dan bedah laser Tindakan non-bedah: asam salisiliat, glutaral
dehida, cimetidine, Intralesional bleomycin
Prognosis Penyakit ini sering residif, walaupun diberikan
pengobatan yang adekuat. Namun, 65% dapat sembuh spontan dalam 2 tahun
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Definisi Suatu penyakit infeksi virus pada kulit yang
disebabkan oleh virus golongan poxvirus genus Molluscipox dengan wujud klinis berupa benjolan pada kulit atau papul-papul multipel yang berumbilikasi di tengah, mengandung badan moluskum, serta dapat sembuh dengan sendirinya.
Epidemiologi
Ditemukan di seluruh dunia, terutama di negara tropis. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak. Pada negara tropis, insiden paling tinggi pada anak-anak dengan rentang usia 2 dan 3 tahun. Sedangkan pada negara maju, biasanya pada anak-anak sekolah karena penggunaan kolam renang yang bersama-sama.
Biasanya pada dewasa oleh karena hubungan seksual. Media penularan penyakit ini melalui kontak langsung. Penyakit ini menyebar dengan cepat pada suatu komunitas yang padat dengan higienitas yang kurang.
Etiologi Molluscum Contagiosum Virus yaitu Poxvirus
(DNA Virus) dengan diameter 200-300nm yang mengalami replikasi di dalam sitoplasma sel yang terinfeksi
Patogenesis
Inkubasi rata-rata moluskum kontagiosum adalah 2-7 minggu, dengan kisaran ekstrim sampai 6 bulan. Infeksi dan infestasi MOCV menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi epidermis.
Inti virus bebas dapat ditemukan pada epidermis (paling banyak berlokasi di lapisan sel granular dan malphigi). Badan moluskum banyak mengandung virion MOCV matur yang banyak mengandung struktur collagen-lipid-rich saclike intraseluler yang diduga berperan penting dalam mencegah reaksi sistem imun host untuk mengenalinya.
Ruptur dan pecahnya sel yang mengandung virus terjadi pada bagian tengah lesi. MOCV menimbulkan tumor jinak selain juga menyebabkan lesi pox nekrotik.
Gambaran Histopatologi(1)
Proliferasi sel-sel stratum spinosum membentuk lobuli. Lobuli dipisahkan oleh septa jaringan ikat, di dalamnya terdapat badan moluskum atau badan Henderson-Paterson, berukuran diameter 35 µm dan menggeser nukleus ke pinggiran sel.
Badan moluskum terbungkus kantung dengan membran yang banyak mengandung virion moluskum kontagiosum. Dermis sekitarnya relatif tampak normal
Gambaran Histopatologi(2)
Diagnosis(1)
Anamnesis Jika pasiennya anak-anak biasanya orang tua
menjelaskan adanya eksposur dengan anak-anak lain yang terinfeksi moluskum kontagiosum di sekolah, asrama, atau fasilitas rekreasi publik.
Pada orang dewasa juga sering terjadi pada orang yang memiliki banyak pasangan seksual dengan frekuensi hubungan seksual yang meningkat
Diagnosis(2)
Pemeriksaan Fisik Pada kulit akan tampak lesi umbilikata yang
multipel. Lesi tersebut papul berbatas tegas, licin, dan berbentuk kubah (dome shaped) sewarna kulit. Ukuran papul bervariasi dari 2-6 milimeter.
Di bagian tengah lesi, biasanya terdapat lekukan (delle) kecil, berisi bahan seperti nasi dan berwarna putih yang merupakan ciri khas dari moluskum kontagiosum.
Diagnosis(3)
Pemeriksaan Fisik Benjolan biasanya tidak terasa gatal, tidak terasa
nyeri. Namun papul bisa meradang, misalnya karena garukan, sehingga teraba hangat dan berwarna kemerahan.
Jika terjadi infeksi sekunder, bisa terjadi supurasi. Lokasi bisa di wajah, badan, terkadang pada perut, bagian bawah perut dan genitalia
Diagnosis(4)
Pemeriksaan Penunjang Tzank Test
Pada pemeriksaan histopatologi di daerah epidermis dapat ditemukan badan moluskum yang mengandung partikel virus di atas stratum basal. Selain itu pada pemeriksaan histopatologik dijumpai hipertrofi dan hiperplasia dari epidermis.
Diagnosis Banding
Karsinoma Sel Basal (pada orang tua, sering mengalami ulserasi)
Veruka Vulgaris (vegetasi lentikular, permukaan kasar, kering, warna keabu-abuan, kulit di sekitarnya tidak meradang)
Keratoakantoma (biasanya nodula-nodula keras, pada bagian tengah didapati sumbatan keratin. Biasanya ditemukan di daerah wajah, telinga dan punggung tangan)
Tatalaksana Umum Menerangkan kepada pasien tentang sifat infeksi
dan penularan penyakit untuk mengurangi transmisi moluskum kontagiosum kepada orang lain, serta untuk menghindari infeksi ulang dimasa depan dan meminimalkan autoinokulasi.
Menyuruh pasien untuk menghindari menyentuh atau menggaruk lesi karena bisa menimbulkan infeksi sekunder, tidak saling meminjam barang yang dapat terkontaminasi seperti handuk, baju dan sisir
Tatalaksana Khusus
Pengobatan dapat berupa tindakan bedah atau non bedah. Tindakan bedah antara lain kuretase tajam
(bersihkan kemudian beri salap), bedah beku dengan nitrogen cair atau salju CO2, mengeluarkan badan moluskum dengan menusuk papula kemudian diberikan salap antibiotik
Prognosis Dengan menghilangkan semua lesi yang ada,
maka jarang atau tidak akan residif.