19
LAPORAN PRAKTIKUM SIG WILAYAH BAHAYA BENCANA CUACA EKSTRIM KAB. SUMBAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT Muhardiyan Erawan 1206259442 DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA

Wilayah Bahaya Cuaca Ekstrim

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugass

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

Muhardiyan Erawan12.06.25.9442Praktikum SIG

WILAYAH BAHAYA BENCANACUACA EKSTRIM

KAB. SUMBAWA BARATNUSA TENGGARA BARAT

Muhardiyan Erawan1206259442

LAPORAN PRAKTIKUMSIG

DEPARTEMEN GEOGRAFIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS INDONESIABAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBencana dapat disebabkan oleh kejadian alam maupun oleh ulah manusia. Komponen-komponen yang dapat menyebabkan tingginya risiko bencana suatu daerah antara lain:1. Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards). Menurut United Nations-International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) bahaya alam dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards), dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation).2. Kerugian (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur, serta elemen-elemen di dalam kota/kawasan yang berisiko bencana.3. Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat.Sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Praktikum SIG ini saya mengambil tema Bahaya Bencana Cuaca Ekstrim di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sumbawa Barat merupakan wilayah yang dominan berada di tepi pantai di Pulau Sumbawa dan juga rentan akan terkena dampak El Nino dan La Nina.Sebagai upaya dalam memetakan bencana salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografi. Konsep dan teknis pembuatan peta bahaya, kerugian, dan kapasitas penting untuk dipelajari. Berdasarkan Pembuatan Peta-Peta tersebut diatas maka dapat diturunkan menjadi matrik kajian risiko bencana.

1.2 TujuanTujuan dari penelitian ini untuk mengetahui wilayah bahaya cuaca ekstrim di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

1.3 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka muncul pertanyaan, Wilayah mana di Kabupaten Sumbawa Barat yang merupakan wilayah bahaya cuaca ekstrim ?

1.4 BatasanGeomer untuk analisis adalah Kabupaten Sumbawa Barat dengan lokasi administratif di sebelah Barat Pulau Sumbawa, berbatasan dengan Laut Flores di sebelah utara, Kabupaten Sumbawa di sebelah timur, Samudera Hindia di sebelah selatan, dan Selat Alas di sebelah barat.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cuaca EkstrimCuaca ekstrim adalah keadaan atau fenomena atmosfer di suatu tempat pada waktu tertentu dan berskala jangka pendek, khususnya fenomena cuaca yang mempunyai potensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbulkan korban jiwa manusia.

2.2 El NinoEl Nino adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan oleh naiknya suhu permukaan laut Samudera Pasifik sekitar khatulistiwa bagian tengah dan timur. Naiknya suhu di Samudera Pasifik ini mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan yang ada di atasnya. Pada saat normal hujan banyak turun di Australia dan Indonesia, namun akibat El Nino ini hujan banyak turun di Samudera Pasifik sedangkan di Australia dan Indonesia menjadi kering.

2.3 La NinaLa Nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan suhu permukaan laut Samudera Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Akibat dari La Nina adalah hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia. Dengan demikian di daerah ini akan terjadi hujan lebat dan banjir di mana-mana.

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kajian LiteraturUntuk mengetahui wilayah bahaya cuaca ekstrim di Kabupaten Sumbawa Barat adalah dengan melakukan identifikasi variabel yang untuk kajian wilayah bahaya cuaca ekstrim. Variabel tersebut digambarkan dalam suatu peta yang kemudian diolah dengan menggunakan teknik overlay peta yang kemudian akan menghasilkan peta bahaya cuaca ekstrim di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat.

3.2 Wilayah PenelitianWilayah penelitian yang dijadikan tempat untuk mengetahui resiko banjir adalah Wilayah Bahaya Cuaca Ekstrim, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

3.3 Variabel PenelitianVariabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Topografi atau Kemiringan lereng2. Pengunaan Lahan3. Data Curah Hujan

3.4 Pengumpulan DataData yang dikumpulkan merupakan data sekunder, yaitu data yang di dapat dari instansi terkait dengan data yang diperlukan. Data yang termasuk dalam kategori tersebut adalah: 1.Peta Dasar (Rupa Bumi) Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat dan sekitarnya2.Peta Ketinggian (Kontur) 3.Peta Kemiringan Lereng4.Peta Penggunaan Lahan5.Peta Pola Curah Hujan

3.5 Pengolahan Data dan PetaSemua data yang diperoleh akan disusun dan diolah dalam sistem data yang berbasis GIS dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.1, dimana semua data tersebut akan diinformasikan melalui visualisasi peta yang mengandung informasi database spatial.a.Pembuatan Peta TematikUntuk analisis peta yang dibutuhkan adalah Peta Kemiringan Lereng, Peta Penggunaan Lahan, dan Peta Pola Curah Hujan.b.Klasifikasi KesesuaianSetelah mendapatkan data-data/ peta-peta tematik yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah membuat klasifikasi penentuan kerawanan yang akan digunakan untuk menentukan Wilayah Bahaya Bencana Cuaca Ekstrim di Kabupaten Sumbawa Barat. Klasifikasi data untuk unsur fisik dibagi menjadi 3 kelas wilayah, yaitu Tidak Rawan, Rawan, dan Sangat Rawan. Penentuan klasifikasi secara rinci dijelaskan dalam tabel di bawah ini :Tabel 1 Distribusi Nilai Keseuaian Wilayah Bahaya Bencana Cuaca EkstrimVariabelScoreBobot

135

Curah Hujan< 4.000 mm/th4.000 10.000 mm/th> 10.000 mm/th40 %

Kemiringan Lereng> 45%25 45%< 25%30 %

Penggunaan LahanHutan, Perairan Darat, PertambanganKebun, Persawahan, Pertanian Tanah keringPadang, Permukiman, Tanah Terbuka30 %

Tabel 2 Range Nilai dan Klasifikasi Wilayah Bahaya Bencana Cuaca EkstrimKelas KlasifikasiTidak RawanRawanSangat Rawan

Range Score< 2,502,51 4,004,01 5,00

Peta Kemiringan lerengPeta kemiringan lereng sangat diperlukan untuk mengetahui daerah mana yang berpotensi terkena bahaya bencana cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim seperti hujan dan badai sering melanda wilayah yang landai atau dengan kemiringan sekitar < 25%. Peta Penggunaan LahanKeterbukaan lahan mengakibatkan mudahnya terkena dampak cuaca ekstrim. Peta bahaya ini juga dibuat untuk antisipasi bagi warga setempat, jadi wilayah permukiman juga menjadi prioritas dibuatnya peta ini. Peta Pola Curah HujanPeta curah hujan merupakan data sekunder yang paling krusial dalam pembuatan peta cuaca ekstrim, oleh karena itu bobot data ini lebih tinggi dari bobot data lainnya (40 %) . Peta curah hujan menentukan wilayah yang terkena dampak curah hujan, semakin tinggi curah hujan, semakin besar kemungkinan suatu wilayah mengalami cuaca ekstrim.3.6 Analisis DataAnalisis yang digunakan untuk menentukan wilayah rawan banjir adalah dengan menggunakan metode analisis overlay yang digambarkan sebagai berikut :

Peta Curah HujanPeta Penggunaan LahanPeta Kemiringan LerengOverlayPeta Cuaca Ekstrim

Bagan 1 Model GIS Analisa Peta Cuaca Ekstrim

Tabel 3 Daftar Query Analisa Wilayah Bahaya Cuaca EkstrimVariabelNilaiQuery

Score Curah Hujan1[Curah_Hujan] < 4000

3[Curah_Hujan] >= 4000 AND[Curah_Hujan] = 10000

Score Kemiringan Lereng1[Lereng] = > 45 %

3[Lereng] = 25 45 %

5[Lereng] = < 25 %

Score Penggunaan Lahan1[Landuse] = Hutan OR [Landuse] = Perairan Darat OR [Landuse] = Pertambangan

3[Landuse] = Kebun OR [Landuse] = Persawahan OR [Landuse] = Pertanian Tanah Kering

5[Landuse] = Padang OR [Landuse] = Permukiman OR [Landuse] = Tanah Terbuka

Total Score([Score_CH]*0.4) + ([Score_Landuse]*0.3) + ([Score_Lereng]*0.3)

Kelas Bahaya Cuaca EkstrimTidak Rawan[Total] 2.50 AND [Total] 4.00

Bagan 2 Model Analisa Peta Cuaca Ekstrim dengan ArcMap 10.1

BAB 4GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1 Kabupaten Sumbawa BaratKabupaten Sumbawa Barat sebagai salah satu daerah dari sembilan kabupaten/kota yang berada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat terletak diujung barat pulau Sumbawa pada posisi 11642 sampai dengan 117 05 BT dan 08 30 sampai dengan 09 07 LS, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara: Kec. Alas Barat dan Kec. Alas Kabupaten Sumbawa Sebelah Timur: Kec. Batu Lanteh dan Kec. Lunyuk Kab. Sumbawa Sebelah Selatan: Samudera Hindia Sebelah Barat: Selat Alas4.1.1. TopografiMenurut karakteristik topografinya, permukaan tanah Kabupaten Sumbawa cenderung berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0-1.100 meter diatas permukaan laut (mdpl). Ketinggian 0-100 mdpl mencapai luas 26,81%; 100-500 mdpal 53,43%; 500-1.000 mdpal 19,63% dan >1.000 mdpl 0,1%. Adapun berdasarkan klasifikasi kemiringan lahan, kemiringan < 25% sebesar 73,90%; 25 40% sebesar 24,60%; > 40% sebesar 1,50%. (Sumber : Analisa dengan ArcMap 10.1 berdasar Peta Kontur dengan interval 100 meter)4.1.1. Penggunaan Lahan dan Tutupan LahanPenggunaan Lahan merupakan kondisi karakteristik dipermukaan bumi yang secara umum dibuat atau didapat karena adanya aktifitas manusia yang terlibat didalamnya, sedangkan Tutupan Lahan merupakan kondisi karakteristik dipermukaan bumi yang terjadi secara alamiah, tanpa dipengaruhi aktifitas manusia. Walaupun 2 variabel ini berbeda, namun biasanya dimasukkan dalam 1 variabel karena tidak mungkin 2 variabel ini terpisah dalam satu wilayah dipermukaan bumi. Penggunaan atau tutupan lahan di Kabupaten Sumbawa didominasi oleh Hutan yaitu sebesar 58,56%, lalu diikuti oleh Perkebunan sebesar 12,38%, Sawah irigasi 8,53%; Sawah musiman 7,98%; Padang 7,03%; Tanah Terbuka 2,62%; Perairan Darat 1,12%; Pertambangan 1,06%; dan Permukiman 0,61%. (Sumber : Analisa dengan ArcMap 10.1 berdasarkan data penggunaan lahan, Badan Informasi dan Geospasial 2010)

BAB 5HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab berikut ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian. Didalam prosen untuk menentukan Wilayah Bahaya Cuaca Ekstrim ini perlu diketahui beberapa variable yang berpengaruh, diantaranya adalah Pola Curah Hujan, Penggunaan Lahan, dan kemiringan Lereng. Penghitungan indeks ancaman bencana cuaca ekstrim mengacu kepada beberapa parameter berdasarkan pedoman umum pengkajian risiko bencana. Parameter yang dilihat untuk menghitung indeks ancaman bencana cuaca ekstrim adalah keterbukaan lahan, kemiringan lereng, curah hujan tahunan sehingga menghasilkan skor bahaya. Perhitungan untuk mendapat kan kelas indeks ancaman dari luas kawasan terpapar dan indeks penduduk terpapar dilaksanakan dalam pengkajian risiko bencana pada dokumen kajian risiko bencana Kabupaten pada tahun 2012. Dari hasil penelitian diperoleh matriks dan luasan wilayah bahaya bencana cuaca ekstrim sebagai berikut :Tabel 4 Matriks Tingkat Bahaya dan Luasan Wilayah Bahaya Bencana Cuaca Ekstrim di Kab. Sumbawa BaratKlasifikasiLuas Wilayah (km2)Persentase (%)

Tidak Rawan65736,70

Rawan79944,64

Sangat Rawan33418,66

Jika melihat Peta Wilayah Bahaya Bencana Cuaca Ekstrim, semakin ke daerah tepi pantai sebelah utara, maka wilayah tersebut makin berpotensi terkena dampak bahaya cuaca ekstrim. Hal ini disebabkan karena efek La Nina, sehingga hujan turun lebih banyak di wilayah Kabupaten Sumbawa sebelah barat dan utara. Dengan demikian di daerah ini akan terjadi hujan lebat dan banjir di mana-mana. Penggunaan dan tutupan lahan juga berperan dalam menentukan wilayah ini, makin ke arah barat dan selatan, tutupan lahan makin didominasi oleh hutan dan perkebunan. Sedangkan kemiringan lereng didominasi oleh wilayah dengan kemiringan < 25 %, yang juga memberikan dampak potensi bahaya bencana cuaca ekstrim, terutama di wilayah barat Kabupaten Sumbawa Barat.Berikut adalah sebaran Wilayah Bahaya Cuaca Ekstrim di Kabupaten Sumbawa di tiap kecamatan :Tabel 5 Sebaran Wilayah Cuaca Ekstrim di Kabupaten Sumbawa BaratKecamatanKlasifikasi BahayaLuas Wilayah (Km2)PersentaseLuas Wilayah Kecamatan (Km2)Persentase (Berdasarkan Luas Wilayah Kab. Sumbawa Barat)

Brang EneTidak Rawan (Km2)9443 %222 12 %

Rawan (Km2)12556 %

Sangat Rawan (Km2)31 %

Brang ReaTidak Rawan (Km2)11843 %27816 %

Rawan (Km2)15355 %

Sangat Rawan (Km2)62 %

JerewehTidak Rawan (Km2)30264 %47326 %

Rawan (Km2)14531 %

Sangat Rawan (Km2)266 %

MalukTidak Rawan (Km2)1316 %825 %

Rawan (Km2)4150 %

Sangat Rawan (Km2)2835 %

Poto TanoTidak Rawan (Km2)001689 %

Rawan (Km2)3722 %

Sangat Rawan (Km2)13178 %

SekongkangTidak Rawan (Km2)11442 %26815 %

Rawan (Km2)13349 %

Sangat Rawan (Km2)228 %

SetelukTidak Rawan (Km2)1111 %985 %

Rawan (Km2)3535 %

Sangat Rawan (Km2)5354 %

TaliwangTidak Rawan (Km2)53 %20111 %

Rawan (Km2)13265 %

Sangat Rawan (Km2)6532 %

Dari tabel diatas dapat diamati, Kecamatan Poto Tano memiliki wilayah yang relatif kecil (9%) di Kabupaten Sumbawa Barat, namun memiliki potensi bahaya cuaca ekstrim yang sangat tinggi (Sangat Rawan : 78%, Rawan : 22%, Tidak Rawan : 0%), dibandingkan dengan Kecamatan Jereweh yang merupakan wilayah yang terluas (26 %) di Kabupaten Sumbawa Barat yang memiliki potensi bahaya cuaca ekstrim yang sangat rendah (Sangat Rawan : 6%, Rawan : 31%, Tidak Rawan : 64%) . Setelah diamati dan melihat peta tiap variabel cuaca ekstrim, ternyata Kecamatan Poto Tano berada pada wilayah utara Kab. Sumbawa dan sangat dekat dengan laut, karena efek La Nina tersebut menyebabkan curah hujan turun sangat tinggi di daerah tersebut, dan didukung oleh penggunaan lahan yang didominasi oleh non-hutan juga menyebabkan potensi bahaya cuaca ekstrim menjadi tinggi di wilayah tersebut.BAB 6KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode overlay didapatkan hasil bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Sumbawa Barat berpotensi Bencana Cuaca Ekstrim (Rawan : 44,64%, Sangat Rawan : 18,66%). Wilayah yang berpotensi ini didominasi oleh wilayah yang dekat dengan tepi pantai dengan curah hujan yang tinggi, memiliki daerah yang landai dan dominan memiliki keterbukaan lahan yang cukup luas. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa wilayah yang berpotensi tinggi Bencana Cuaca Ekstrim ini yaitu wilayah Kecamatan Poto Tano (78%), Seteluk (54%), Maluk (35%), dan Taliwang (32%).

Wilayah Bahaya Cuaca EkstrimHal. 4