18
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki makna yang luas, selain diartikan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, yang dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu, pariwisata juga sudah menjadi industri yang paling besar, dinamis, dan kompleks serta berpengaruh sangat besar terhadap kegiatan ekonomi, maka dari itu Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi kawasan tujuan wisata dunia, karena mempunyai tiga unsur pokok yang membedakan Indonesia dengan negara lain. Ketiga unsur tersebut adalah masyarakat (people). Masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahannya dan bisa bersahabat dengan bangsa manapun. Potensi ke dua adalah alam (nature heritage). Indonesia mempunyai alam yang indah, yang tidak dimiliki olehi negara-negara lain, misalnya pegunungan yang ada di setiap pulau, pantai yang indah, goa, serta hamparan sawah yang luas dan enak untuk dinikmati. Potensi yang ketiga adalah budaya (cultural haritage). Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan budaya yang beragam. Setiap suku, kota, dan pulau mempunyai ciri khas, baik dari segi logat, baju, bangunan rumah, musik, maupun upacara-upacara adat. Semuanya menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya budaya. Ketiga unsur tersebut yang akan mendukung pesatnya kemajuan kepariwisataan Indonesia di masa yang akan datang. Sebagai negara kepulauan, Indonesia didukung letak geografis Indonesia yang sangat strategis, dimana banyak sekali potensi yang tersebar di masing – masing kawasaan baik potensi alam maupun potensi budaya. Potensi alam serta budaya yang dimiliki masing – masing kawasan tersebut 1

Wisata Religi Yang Bener

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wisata religi

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki makna yang luas, selain diartikan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, yang dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu, pariwisata juga sudah menjadi industri yang paling besar, dinamis, dan kompleks serta berpengaruh sangat besar terhadap kegiatan ekonomi, maka dari itu Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi kawasan tujuan wisata dunia, karena mempunyai tiga unsur pokok yang membedakan Indonesia dengan negara lain. Ketiga unsur tersebut adalah masyarakat (people). Masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahannya dan bisa bersahabat dengan bangsa manapun. Potensi ke dua adalah alam (nature heritage). Indonesia mempunyai alam yang indah, yang tidak dimiliki olehi negara-negara lain, misalnya pegunungan yang ada di setiap pulau, pantai yang indah, goa, serta hamparan sawah yang luas dan enak untuk dinikmati. Potensi yang ketiga adalah budaya (cultural haritage). Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan budaya yang beragam. Setiap suku, kota, dan pulau mempunyai ciri khas, baik dari segi logat, baju, bangunan rumah, musik, maupun upacara-upacara adat. Semuanya menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya budaya. Ketiga unsur tersebut yang akan mendukung pesatnya kemajuan kepariwisataan Indonesia di masa yang akan datang. Sebagai negara kepulauan, Indonesia didukung letak geografis Indonesia yang sangat strategis, dimana banyak sekali potensi yang tersebar di masing masing kawasaan baik potensi alam maupun potensi budaya. Potensi alam serta budaya yang dimiliki masing masing kawasan tersebut mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik pariwisata secara utuh.Wisata religi adalah fenomena keagamaan, wisata ini bermaksud untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual kita. Wisata religi bukanlah wisata biasa yang dimaksudkan untuk bersenang-senang, menghilangkan kepenatan pikiran, dan seperti pergi ke tempat hiburan. Tujuan wisata religi tidaklah sempit, namun memiliki cakupan yang sangat luas dan sifatnya cukup personal, artinya tempat-tempat tujuan wisata religi tidak terbatas, selain pemakaman para wali masih banyak lagi tempat wisata religi seperti museum-museum kesejarahan islam, tempat-tempat bersejarah, atau tempat apapun yang bisa menyampaikan kita pada tujuan yang dikehendaki dalam wisata religi tersebut, tergantung kecendrungan kejiwaan dan kepercayaan masing-masing orang. Wisata religi ini lebih kepada kepercayaan budaya masing-masing orang yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, dan mereka yakini sampai saat ini, Wisata religi memang tidak dilakukan setiap hari, tetapi dibutuhkan waktu-waktu khusus Untuk mengembangkan wisata religi di indonesia maka dilakukannya partisipasi, dimana wisatawan tidak hanya datang, tetapi melakukan sesuatu hal yang lain, seperti ritual-ritual tertentu, kostum khusus saat mengunjungi tempat ibadah dan banyak aktifitas lainnya. NTB selain kaya akan alamnya yang indah dan ragam budaya , juga memiliki ciri khas sebagai daerah yang religius, Itulah sebabnya daerah yang terdiri 2 pulau Lombok dan Sumbawa dikenal dengan sebutan negeri seribu mesjid. Sebagai daerah kunjungan wisata daerah ini memiliki potensi untuk mengembangkan wisata religi. Selain di hampir setiap kampung ada mesjid besar,makam-makam keramat, dan juga berkembang pondok pesantren.1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang wisata religi, dapat diidentifiksikan masalahnya yaitu pengaruh sosial budaya, pribadi konsumen dan psikologis orang dengan melakukan terhadap wisata religi.1.3 Perumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh faktor-faktor sosial, budaya, pribadi seorang konsumen, dan psikologisnya terhadap pariwisata religi1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor sosial budaya pribadi seorang konsumen, dan psikologisnya terhadap pariwisata religi.1.4.2. Manfaat PenelitianAdapun manfaat dilakukannya penelitian ini: 1. Secara akademis untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk mata kuliah Manajemen Pemasaran.2. Secara teoritis sebagai wahana untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan khususnya tentang manajemen pemasaran dan pariwisata religi. 3. Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan diskusi dalam mempelajari lebih jauh tentang pariwisata religi serta menjadi semangat rekan-rekan mahasiswa lainnya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Konsumen Definisi perilaku konsumenPerilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer, user. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku. Ruang lingkup perilaku konsumen Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.Di samping mempelajari pemakaian konsumen dan evaluasi pasca-pembelian produk yang mereka beli, para peneliti konsumen juga tertarik untuk mengetahui cara individu membuang produk. Dengan tujuan adalah bahwa mereka harus menyesuaikan produksi mereka dengan kekerapan konsumen membeli penggantinya. Pendekatan perilaku konsumenPendekatanuntuk mempelajariperilakukonsumen dalammengkonsumsisuatubarang:1.Pendekatan Kardinal 2.Pendekatan Ordinal1. Pendekatan Kardinala. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.b. Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasanc. Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil.( Mula mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun).Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.d. Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.2. Pendekatan OrdinalKelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens(kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

Ciri-ciri kurva indiferens: Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi) Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution) Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda Wisata ReligiWisata religi dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama, biasanya berupa tempat ibadah, makam ulama atau situs-situs kuno yang memiliki kelebihan. Kelebihan ini misalnya dilihat dari sisi sejarah, adanya mitos dan legenda mengenai tempat tersebut, ataupun keunikan dan keunggulan arsitektur bangunannya.

Adapun tempat-tempat yang dapat di Ziarahi adalah makam-makam orang yang semasa hidupnya membawa misi kebenaran dan kesejahteraan untuk masyarakat atau kemanusiaan, makam-makam itu adalah, a. Makam para Nabi, yang semasa hidupnya menyampaikan pesan-pesan dan yang berjuang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju terang benderang.b. Makam para Ulama (ilmuan) yang memperkenalkan Ayat-ayat Tuhan, baik Kauniyyah maupun Qur Aniyyah. Khususnya yang dalam kehidupan sehari-hari-nya telah memberikan teladan yang baik.c. Para pahlawan (shuhada) yang telah mengorbankan jiwa dan raganya dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan, keadilan dan kebebasan. Dalam hal ini, imam Al-Ghazali menulis dalam Ihya Ulumuddin bagian kedua bepergian adalah untuk ibadah, seperti untuk jihad di jalan Allah, Haji,Ziarah makam para nabi, sahabat dan Thabiin serta para wali setiap orang yang Ziarah kepada-nya semasa hidup mereka mendapat berkah begitu pula setelah kematian mereka.d. Masjid-masjid seperti Masjid Al-Aqsha, Masjid Al-Haram dan sebagainya. Adapun wisata Kemasjid-masjid, secara tegas Al-Quran menyatakan bahwa memakmurkan Masjid merupakan salah satu ciri-ciri orang yang beriman (QS 9:18)9 kata makmurkan yang digunakan. Oleh ayat yang ditunjuk itu tidak terbatas pengertian-nya pada membangun, memelihara dan Shalat, tetapi Nabi Muhammad SAW sendiri, bersama sekian banyak sahabat setiap hari sabtu berkunjung ke Masjid Quba di Madinah, demikian di tentukan dalam riwayat Imam Bukhori. Selama kita melakukan wisata religius banyak sekali hikmah yang dapat kita ketahui atau kita renungi. Salah satunya adalah: a. Sejarah para nabi, yang menyampaikan pesan-pesan tuhan dan yang berjuang untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju terang benderang.b. Sejarah para ulama (ilmuan) yang memperkenalkan ayat-ayat tuhan, baik kawniyyah maupun Quraniyyah, khususnya mereka yang dalam kehidupan kesehariannaya telah memberikan teladan yang baik.c. Sejarah para pahlawan (syuhada) yang telah mengorbankan jiwa dan raganya dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan, keadilan dan kebebasan16.Dalam rangka menjadi ziarah ke makam-makam dan tempat-tempat tersebut mempunyai nilai dakwah, maka butir-butir berikut harus menjadi perhatian utama:a. Hendaknya ziarah tersebut, tidak mengantarkan kepada hal-hal yang bertentangan dengan budaya dan agam, apa lagi mengakibatkan pengkultusan pemilik makam yang mengarah kepada syirik.b. Hendaknya dapat di tumbuhkan rasa kagum dan hormat terhadap jasa-jasa pemilik makam, atu pemakarsa bangunan bersejarah. Hal ini tentunya baru dapat terlaksana apabila dalam melaksanakan ziarah tersebut, para pengunjung dapat mengetahui peranan mereka ketika hidup.

c. Hendaknya dijelaskan pokok-pokok ajaran dan pandangan-pandangan ke agamaan yang di yakini oleh pemilik makam, dan atau nilai-nilai perjuangan mereka, sehingga melahirkan wawasan ke agamaan serta serta kebangsaan yang luas.

BudayaBudaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.Citra yang memaksa itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti individualisme kasar di Amerika, keselarasan individu dengan alam d Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Ziarah makamZiarah makam adalah mengunjungi makam keluarga, kerabat, ataupun makam para ulama yang telah berjasa bagi perkembangan agama Islam. Ada yang melaksanakannya setiap hari jumat, adapula menjelang hari Raya Idul Fitri, dan ada juga pada bulan-bulan tertentu saat perayaan hari besar. Hukum ziarah kubur adalah sunnah, artinya, barang siapa yang melakukannya akan mendapat pahala bagi yang meninggalkannya pun tidak berdosa. Sabda Rasulullah SAW.

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Metode yang digunakanSesuai dengan tujuan penelitian dan pokok permasalahan yang ada, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Wawancara. Wawancara adalah teknik pengumpulan data utama dalam metodologi kualitatif. Wawancara beragam sesuai dengan jumlah orang yang terlibat dalam wawancara, tingkatan struktur, kedekatan pewawancara dengan informan dan jumlah wawancara yang dilakukan selama penelitian. Wawancara dapat dilakukan secara indvidu maupun kelompok.

3.2 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada makam keramat yang ada di lombok yaitu makam loang baloq dan makam Batu layar. Alasan peneliti memilih tempat ini adalah karena selalu ramenya kunjungan ke tempat ini, ini akan memudahkan peneliti untuk mewawancarai wisatawan yang berkunjung.

3.3 Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Data primer dan Data Sekunder. 1. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui hasil dari wawancara peneliti dengan nara sumber. 2. Data skunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti, buku, jurnal, laporan, internet, dan lain-lain. 3.4 Metode dan teknik pengumpulan data Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.3.5 Penentuan responden Responden adalah peziarah yang berkunjung dan penjaga tempat wisata religi tersebut. Metode penentuan responden adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan orang-orang yang ditunjuk untuk menjawab dan memberikan keterangan terhadap masalah yang diteliti baik secara tertulis maupun lisan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Sejarah dan gambaran umum lokasi penelitian 1. Loang balokLoang Baloq bukanlah nama seseorang, tapi Loang Balok merupakan bahasa Sasak yang berarti pohon beringin yang berlubang. Pohon beringin itu sendiri diyakini sudah berumur ratusan tahun, terlihat akar dan batang yang sangat tua. Makam Loang Baloq sebenarnya komplek pemakaman, Di komplek makam itu telah bersemayam puluhan jasad dan di lingkungan makam ditumbuhi sejumlah pohon kamboja layaknya pemakaman-pemakaman pada umumnya. Namun, dari makam -makam yang ada, ada tiga makam yang dikeramatkan. Makam tersebut satu diantaranya berada di dalam lubang besar yang terbentuk dari akar-akar pohon beringin, satu lainnya di lubang sisi lain, dan satu lainnya lagi disamping pohon beringin. Pada tahun 1866 masehi,seorang ulama besar bernama MAULANA SYECH GAUS ABDURRAZAK yang berasal dari jazirah arab datang ke palembang dari palembang kemudian melanjutkan perjalanan dan mendarat di pesisir pantai ampenan kota mataram. Beliau menyampaikan petuah-petuah ajaran kebenaran islam sehingga ajarran tersebut sangat di percaya oleh masyarakat lombok.Selain makam GAUS ABDURRAZAK juga terdapat makam datuk laut dan makam anak yatim.makam ini sering di kunjungi oleh para peziarah baik dari pulau lombok dan bahkan dari luar pulau lombok,yang tidak lain tujuannya untuk mendoakan semoga arwah beliau di terima di sisi Allah SWT.2. Batu layarMakam Batu Layar tepat menghadap ke laut panai Senggigi yang dibatasi oleh tindakan raya Senggigi. Untuk wisatawan atau penziarah yang datang kesini dengan tujuan memperoleh rizki sebelum datang ke makam, sebaiknya anda terlebih dahulu mengambil air di Lingkuk Mas. Lokasinya tak jauh dari makam Batu Layar. Makam Batu layar ini adalah makam dari Bapak Said Abdurrahman Al Idrus dari Arab ,beliau merupakan titisan dari para wali,dan merupakan titisan dari rasulullah.beliau merupakan ahli tasauf.Beliau adalah seseorang yg menyebarkan agama islam sebelum adanya wali songo. Adapun beliau meninggalkan pakaian,jubah,tongkat,sorban dan senjatanya di makam batu layar ini. Makam batu layar ini juga sudah diresmikan sebelumnya oleh Bapak Gubernur.4.2 Kegiatan dan kepercayaan para peziarah1. Loang baloqAdapun kegiatan yang dilakukan para peziarah adalah, para peziarah mengikat di pohon beringin yang ada di makam loang baloq ini itu tergantung dengan kepercayaan masing-masing orang,dan juga karena nazar. Jika sudah di ikat dan bernazar maka peziarah harus kembali untuk membuka ikatannya jika nazarnya tercapai. Menurut pendapat peziarah jika ikatan yang telah di ikat tidak di buka,akan menimbulkan penyakit.kegiatan lainnya yang biasaa di lakukan peziarah yaitu tahlilan dan berdoa untuk di berikan keselamatan dan rezeki, Kegiatan ini biasa dilakukan dengan membawa air beserta rampe untuk berdoa dengan membasuh muka dengan air yang di bawa oleh peziarah. Para peziarah yang berkunjung juga biasa membawa makanan yang akan di konsumsi bersama dengan rombongan peziarahnya. Setelah berkunjung ke makam loang baloq biasanya peziarah merasakan ketenangan.2.Makam Batu layarSetiap lebaran topat tiba para peziarah baik dari pelosok pedesaan aupun dari kota mataram, kabupaten lombok tengah, lombok timur datang berbondong-bondong, selain untuk bertujuan rekreasi ada juga diantaranya yang khusus datang membayar nazar yang setelah sebelumnya mempunyai nadar atau hajat. Makam Batu layar tidak hanya ramai dikunjungi pada saat lebaran topat, pada musim naik haji dan pulang haji juga ramai. Prosesi berkunjung ke makam Batu layar ada yang dilakukan langsung mendatangi makam kemudian berdoa dan berzikir. Bagi mereka yang mempunyai niat-niat tertentu misalnya, agar dilimpahkan banyak rezeki maka mereka terlebih dahulu mampir di lingkuk emas cukup dengan berjalan kaki dari lokasi batu layar, tujuang lingkuk emas tersebut untuk mengambil air menggunakan ceret serta di pandu oleh tokoh masyarakat dan marbot. Air tadi kemudian di bawa ke lokasi makam Batu layar untuk di upacarakan (bejanjam) dengan pembacaan doa dan zikir yang dipimpin oleh penjaga makam Batu layar. Setelah berdoa selesai dilanjutkan dengan besembeq atau mengolesi kening dengan sirih yang telah dikunyah kemudian di kejames yakni membasahi bagian kepala dengan air dan beseraup dengan mengusapkan air ke wajah. 4.4 Pembahasan 4.4.1 Pendekatan perilaku konsumen Wisata religi dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama, biasanya berupa tempat ibadah dan makam ulama yang memiliki kelebihan. Kelebihan ini misalnya dilihat dari sisi sejarah, adanya mitos dan legenda mengenai tempat tersebut yang sampai sekarang masih tetap di percayai oleh masyarakat. Potensi wisata religi di Lombok sangatlah besar. Hal ini dikarenakan sejak dulu lombok dikenal sebagai kota seribu masjid yang masyarakatnya begitu religius. Banyak makam-makam keramat yang dipercayai masyarakat sampai saat ini. Diantaranya makam loang baloq dan makam batu layar. Selain itu, hampir semua penduduk lombok adalah umat beragama, merupakan sebuah potensi tersendiri bagi berkembangnya wisata religi.

4.4.2 Pengaruh faktor-fator sosial, budaya, pribadi dan psikologis faktor sosialIni terjadi saat manusia melakukan interaksi antar sesamanya melalui komunikasi.faktor sosial yang ada dalam diri seseorang akan memotivasi untuk melakukan ziarah makam ke para makam leluhur,tokoh agama dan alim ulama yang telah berjasa dalam penyebaran agama islam yang kemudian membawa kepercayaan di kalangan masyarakat akan adanya hal-hal spritual di saat mengunjungi makam. faktor BudayaWisata religi yang dilakukan secara frekuensi yang tetap atau bahkan meningkat dengan otomatis akan membentuk kebiasaan di tengah-tengah masyarakat yang kemudian akan melahirkan menjadi budaya, seperti berziarah dan berdoa ke makam-makam keramat. Budaya inilah yag sampai sekarang masih dilakukan dan dipercayai oleh masyarakat. faktor pribadi seseorangDalam melakukan ziarah itu tergantung pada faktor pribadi yang ada dalam diri seseorang,atau tergantung kepercayaan masing-masing orang. faktor psikologiskondisi psikologis seseoang dapat mempengaruhi tindakan seseorang begitu juga dengan tindakan yang berhubungan dengan wisata religi ini sendiri. Hal ini didukung oleh fakta bahwa lemahnya atau menurunnya keseimbangan psikologis seseorang yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu dapat jadi pemicu dilakukannya wisata religi ini.

BAB VKESIMPULAN

5.1 KesimpulanDalam berwisata religi di pengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor sosial,budaya,pribadi masing-masing orang dan psikologis manusia. Dalam faktor sosial ini terjadi saat manusia melakukan interaksi antar sesamanya melalui komunikasi.faktor budaya dan pariwisata memang berkaitan erat dan mungkin tidak dapat dipisahkan, karena bukan hanya tempat pariwista saja yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tertentu, budaya-budaya daerah setempat juga menarik simpati wisatawan. Begitupula dengan NTB dalam konteks wisata religinya yang dimana sebagian besar masyarakat NTB adalah masyarakat beragama. Selain memiliki beragam budaya religi NTB juga memiliki tempat-tempat wisata religi yang memiliki prospek besar dalam pemasaran pariwisata.faktor pribadi seseorang, dalam melakukan ziarah itu tergantung pada faktor pribadi yang ada dalam diri seseorang,atau tergantung kepercayaan masing-masing orang.faktor psikologis, sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh di masa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang.faktor psikologis seseorang bergantung dari faktor lingkungan yang ada di sekitarnya.karena manusia identik untuk melakukan hubungan sosial.karena faktor-faktor tersebutlah yang mendorong kegiatan pariwisata religi ini.5.2 SaranDalam melakukan pariwisata religi atau berziarah ada baiknya kita harus meluruskan niat kita sebelumnya.bukan untuk meminta-minta hal yang bersifat spiritual dan yang belum pasti kebenarnnya.karena tiada lain tempat kita meminta dan berdoa yaitu kepada Allah SWT.

LAMPIRAN

1