42
YB Mangunwijaya Yusuf Bilyarta Mangunwijaya tidak saja dikenal sebagai seorang Arsitek, tetapi beliau juga seorang budayawan, sastrawan, dan Pastor. Karya arsitekturnya menyentuh bahkan sampai ke mereka-mereka yang dipinggirkan (kaum marjinal). Karya arsitekturnya tidak saja sebuah sosok bangunan, tetapi sekaligus karya total dengan pembangunan manusianya, “Guna dan Citra”. “Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 27, No. 2, Desember 1999, 40-47, Abstrak”

YB Mangunwijaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mengetahui lebih jauh tentang arsitetktur romo mangun

Citation preview

YB Mangunwijaya

YB MangunwijayaYusuf Bilyarta Mangunwijaya tidak saja dikenal sebagai seorang Arsitek, tetapi beliau juga seorang budayawan, sastrawan, dan Pastor. Karya arsitekturnya menyentuh bahkan sampai ke mereka-mereka yang dipinggirkan (kaum marjinal). Karya arsitekturnya tidak saja sebuah sosok bangunan, tetapi sekaligus karya total dengan pembangunan manusianya, Guna dan Citra.

Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 27, No. 2, Desember 1999, 40-47, AbstrakBiografi

Nama: Yusuf Bilyarta MangunwijayaTempat tanggal lahir: Ambarawa, 6 Mei 1929Meninggal: Jakarta, 10 Februari 1999Pendidikan: SD Swasta di Muntilan ST di Semarang Seminari Menengah Kanisius, Magelang Seminari Tinggi Sancti Pauli, Yogyakarta Institut Tehnologi Bandung Universitas Tehnik Aachen, Jerman Barat

Paham YB Mangunwijaya dalam Dunia ArsitekturRomo Mangun melebur trilogi arsitektur dari Vitruvius: Utilitas (Fungsi), Firmitas (Konstruksi), dan Venustas (Estetika) menjadi dua yaitu Guna dan CitraGuna bukan hanya dari segi pemanfaatan, pelayanan, efisiensi material dan kenikmatan, melainkan Guna yang mampu membuat kualitas hidup manusia meningkatCitra bukan hanya menunjuk suatu gambaran atau image, tetapi lebih kepada kesan penghayatan yang memberikan arti bagi seseorang. Citra tidak jauh sekali dari Guna, tetapi lebih bertingkat spiritual.Paham YB Mangunwijaya dalam Dunia ArsitekturFilosofi arsitektur Guna dan Citra didukung dengan tradisi kerja pada pribadi Mangunwijaya.Beliau meyakini bahwa berarsitektur pada dasarnya adalah berfilsafat.Menurut Beliau arsitektur harus jujur, wajar, karena keindahan adalah pancaran kebenaran.Menurut Beliau, seorang arsitek tidak harus menciptakan buah karya yang megah dan mewah, cukup dengan membentuk arsitektur yang biasa, namun dengan kualitas yang luar biasa.Karya-karya YB MangunwijayaPeziarahan Sendangsono

Nama: Kawasan Peziarahan SendangsonoLokasi: Kulonprogo, YogyakartaFungsi: Tempat PeziarahanDibangun: 1972-1992Sendangsono adalah salah satu karya YB Mangunwijaya yang mendapat penghargaan khusus dari IAI. Sendangsono berasal dari kata mata air (Sendang) yang muncul dari sebuah pohon besar (Sono), sebagai tempat dan sumber air yang dikeramatkan sejak dahulu. Sendangsono adalah bangunan mata air asli bersejarah tempat dimandikannya generasi awal sejarah Katholik Kali Bawang dan Muntilan yang dibawa oleh Van Lith S.JSistem StrukturSendangsono mempunyai banyak bentuk bangunan dengan sistem struktur yaang berbeda-bedaStruktur Kapel menggunakan sistem struktur masif dengan dinding terbuat dari pasangan batu kali sebagai pemikul bebanGazebo terbentuk dari struktur rangka kayu

DetailDetail Dinding

Terdapat bermacam jenis dinding seperti dinding batu kali, terdapat batuan cetak motif pada kapel dan dinding batu alam dengan pola zigzag pada tempat pemberhentian peziarahan

Detail Lantai

Pada lantai ruang meditasi Goa Maria lantai menggunakan paving blok jenis hexagonal.Pada tempat lain lantai diselesaikan dengan plesteran rabat kasar sehingga memberi kesan alami dan kokoh secara konstruksi

Gereja Maria Assumpta

Nama Bangunan: Gereja Maria AssumptaFungsi: Tempat PeribadatanLokasi: Klaten, Jawa TengahDibangun: 1968Gereja Maria Assumpta pada awalnya merupakan bekas gudang senjata yang dialih fungsikan sebagai gereja, kemudian dibangun kembali dengan mengintegrasikan gereja lama menjadi gereja baruSistem StrukturGereja Maria Assumpta memiliki soko guru, akan tetapi tidak empat melainkan hanya dua, yang terletak pada sisi barat dan timur bangunan.Setiap soko guru terdiri atas 3 tiangAtap gereja ditopang oleh dua soko guru tersebut dan tidak memiliki kuda-kuda dikarenakan konstruksi atap yang berprinsip konstruksi tenda

DetailDetail Kolom

Detail kolom terbagi atas dua jenis yaitu kolom dengan ukiran yang berwarna coklat tua, terletak di bagian luar gereja dan ruang pendapa, sedangkan pada ruang dalam yaitu kolom beton berwarna putih

Detail Dinding

Dinding Gereja Maria Assumpta merupakan hasil seni ketrampilan tangan. Pada salah satu dindingnya plesteran halus dibuat berdampingan dengan plesteran kasar, sedangkan pada bagian lainnya dinding dibuat sebagai hasil seni grafis sebagai unsur dekoratif interior

Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono

Nama Bangunan: Pertapaan Bunda Pemersatu GedonoFungsi: Tempat PeribadatanLokasi: Dukuh Weru, Desa Jetak, Kec. Getasan SalatigaDibangun: 1985Petapaan ini merupakan petapaan rubiah, merupakan pengembangan dari pertapaan pertama rahib di Rawaseneng. Bunda Pemersatu Gedono adalah pertapaan pertama rubiah Katolik Ordo Cisterciencis Strictoris Observatiae OSCO yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama Ordo TrappistSistem StrukturStruktur mengikuti kontur yang berbeda ketinggiannyaBentuk bangunan terdiri dari dua macam struktur yaitu struktur rangka dan sistem struktur massif dengan dinding terbuat dari pasangan batu gunung

DetailDetail Kolom

Kolom pada bangunan pertapaan terdiri dari dua macam yaitu kolom beton dengan dilapisi batu dan kolom kayu. Kolom beton merupakan kolom utama dalam bangunan. Sedangkan kolom kayu banyak terdapat pada daerah teras untuk menopang tritisan

Detail Dinding

Bangunan pada kompleeks pertapaan Bunda Pemersatu menggunakan dinding batu gunung yang diekspose.

Detail Lantai

Lantai Pertapaan gedono terbuat dari beton cetakan (tegel) dengan pola geometris.

Detail Atap

Atap pada pertapaan Bunda Pemersatu Gedono berupa atap kampung Jompongan. Atap ini merupakan perpaduan antara atap pelanan dengan atap limasan.

Rumah Tinggal Arief Budiman

Nama Bangunan: Rumah Tinggal Arief BudimanFungsi: Rumah TinggalLokasi: Salatiga, Jawa TengahDibangun: 1984-1986Rumah ini dibangun diatas tanah seluas 3000 m2 dengan tipe tanah berkontur dan banyak vegetasi alam. Rumah ini terdiri dari 3 massa bangunan yang terpisah, sistem struktur rangka terbuka dengan bentuk panggung menyesuaikan kontur tanah.Denah

Tampak

Sistem StrukturMenggunakan sistem struktur rangka terbuka dimana penyaluran beban tidak dipikul oleh dinding pemikul melainkan langsung oleh balok dan kolom untuk diteruskan ke pondasi tapakPondasi yang digunakan adalah pondasi Foot Plate yang sesuai dengan lahan berkontur dan untuk mengantisipasi gempa

DetailDetail Kolom

Kolom pada lantai dasar terbuat dari beton ekspose. Sedangkan kolom pada lantai atas terbuat dari beton tetapi di lapis dengan papan kayu bengkirai.

Detail Dinding

Dinding pada lantai dasar terbuat dari pasangan bata ekspose. Pola pemasangan dinding membentuk pola anyaman gedek (bambu) yang biasa terdapat pada rumah tradisional JawaDinding pada lantai atas terbuat dari anyaman bambu dengan pola kepang

Detail Lantai

Lantai dasar terdiri dari dua macam yaitu lantai yang terbuat dari teraso warna hitam untuk ruang makan dan lantai dengan mozaik batu alam untuk ruang tamuSedangkan lantai atas menggunakan lantai papan kayu jenis bengkirai

Detail Atap

Atap Rumah Arief Budiman berbentuk atap kampung Srotongan tetapi dengan penyelesaian akhir diujung listplang seperti pada atap rumah tradisional kalimantan.

Wisma DED (Kuwera)

Nama Bangunan: Wisma DED (Kuwera)Fungsi: Perkantoran SederhanaLokasi: Jl. Gejayan, Gg Kuwera, Mrican, YogyakartaDibangun: 1986-1999Rumah ini sangat unik, dahulu merupakan tempat peristirahatan Romo Mangun. Sekarang tempat ini digunakan sebagai bangunan perkantoran untuk aktivitas pendampingan pendidikan anak-anak tak mampu.Denah

Sistem StrukturMenggunakan sistem struktur rangka terbuka dan berbentuk panggungKonstruksi atap terbuat dari rangka kayu berbentuk trapesium dengan sisi atas bersudut landai. Sisi samping mempunyai sudut kemiringan curam dan sekaligus berfungsi sebagai dinding bangunan lantai 2

DetailDetail Kolom

Ada dua macam jenis kolom yaitu kolom dari beton bertulang dan kolom kayu

Detail Dinding

Dinding bagian dalam rumah tidak hanya berisi dinding polos, tetapi dibuat ukiran motif tumbuhan. Dinding lebih didominasi oleh bahan kayu dan bambu seperti anyaman, sekaligus menunjukkan kesederhanaan.

Detail Lantai

Lantai kamar terbuat dari bambu yang dibentuk sebagai anyaman, agar selaras dengan dinding yang sebagian juga terbuat dari bambu. Lantai luar memakai lantai teraso. Sebagian merupakan teraso utuh dengan sebagian lain teraso pecah, namun disusun sedemikian rupa sehingga memiliki citra tersendiri

Detail Atap

Penutup atap memakai asbes datar yang disusun secara pola sisik ikan. Sambungan antara pola satu dengan yang lainnya memperlihatkan ketrampilan dan kesabaran

Karakteristik KaryaKekuatan karya-karya arsitektur YB Mangunwijaya tidak terlepas dari unsur tektonika. Tektonika merupakan ekspresi-ekspresi bentuk yang dihasilkan dari sebuah sistem struktur yang stabil, yang tidak roboh, dan dapat diandalkan.Hampir seluruh karyanya dibentuk dari sikap hormatnya pada bahan dan bagaimana memperlakukannya.Tektonika yang dibentuk YB Mangunwijaya tidak terlepas dari filosofi dasar yang dianut beliau yaitu Citra dan GunaKesimpulanDalam karya bangun atau arsitektur, YB Mangunwijaya mengajarkan kejujuran dengan filosofinya yang dikenal dengan dwilogi yaitu Guna dan CitraDalam filosofi tersebut disimpulkan bahwa Arsitektur selalu sekaligus menghadirkan wadah dan makna, antara seni dan teknologiDaftar PustakaMangunwijaya, Y.B. Wastu Citra, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Cetakan Keempat 2009Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 27, No 2, Desember 1999: 40-47Yamanto, Hersy. 2003. Tektonika dalam Semiotik Arsitektur Studi Karya YB Mangunwijaya. Tesis Pascasarjana Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro Semarang