24
1. Bagaimana metabolism bilirubin? 2. Apa saja kemungkinan yang menyebabkan kulit kuning? Ikterus pada neonatus dapat bersifat fisiologis dan patologis. Ikterusfisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kernicterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Ikterus patologis ialah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus Fisiologis Dalam keadaan normal, kadar bilirubin indirek dalam serum tali pusat adalah sebesar 1-3 mg/dl dan akan meningkat dengan kecepatan kurang dari 5mg/dl/24 jam; dengan demikian ikterus baru terlihat pada hari ke 2-3, biasanya mencapai puncaknya antara hari ke 2-4, dengan kadar 5-6 mg/dl untuk selanjutnyamenurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2 mg/dl antara lain ke 5-7 kehidupan.Ikterus

Zuni Lbm 2-Tumbang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nbchgdiyt

Citation preview

Page 1: Zuni Lbm 2-Tumbang

1. Bagaimana metabolism bilirubin?2. Apa saja kemungkinan yang menyebabkan kulit kuning?

Ikterus pada neonatus dapat bersifat fisiologis dan patologis.

Ikterusfisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga

yang tidak mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang

membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kernicterus dan tidak

menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.

Ikterus patologis ialah ikterus yang mempunyai dasar  patologis atau kadar

bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia.

Ikterus Fisiologis

Dalam keadaan normal, kadar bilirubin indirek dalam serum tali pusat

adalah sebesar 1-3 mg/dl dan akan meningkat dengan kecepatan kurang dari

5mg/dl/24 jam; dengan demikian ikterus baru terlihat pada hari ke 2-3,

biasanya mencapai puncaknya antara hari ke 2-4, dengan kadar 5-6 mg/dl

untuk selanjutnyamenurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2 mg/dl antara

lain ke 5-7 kehidupan.Ikterus akibat perubahan ini dinamakan ikterus

“fisiologis” dan diduga sebagai akibat hancurnya sel darah merah janin yang

disertai pembatasan sementara padakonjugasi dan ekskresi bilirubin oleh

hati.Diantara bayi-bayi prematur, kenaikan bilirubin serum cenderung sama

atau sedikit lebih lambat daripada pada bayi aterm, tetapi berlangsung lebih

lama, pada umumnya mengakibatkan kadar yang lebih tinggi, puncaknya

dicapai antara hari ke 4-7, pola yang akan diperlihatkan bergantung pada

waktu yang diperlukan oleh bayi preterm mencapai pematangan mekanisme

metabolisme ekskresi.

Ikterus Patologis

Page 2: Zuni Lbm 2-Tumbang

Ikterus patologis mungkin merupakan petunjuk penting untuk diagnosis

awal dari banyak penyakit neonatus. Ikterus patologis dalam 36 jam pertama

kehidupan biasanya disebabkan oleh kelebihan produksi bilirubin, karena

klirens bilirubin yang lambat jarang menyebabkan peningkatan konsentrasi

diatas 10mg/dl pada umur ini. Jadi, ikterus neonatorum dini biasanya

disebabkan oleh penyakit hemolitik.Ada beberapa keadaan ikterus yang

cenderung menjadi patologik:

1.Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan

2.Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebihsetiap 24

jam

3.Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah,defisiensi

G6PD, atau sepsis).

Ikterus yang disertai oleh:

oBerat lahir <2000 gram

oMasa gestasi 36 minggu

oAsfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates (SGNN)

oInfeksi

oTrauma lahir pada kepala

oHipoglikemia, hiperkarbia

oHiperosmolaritas darah5.Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia

>8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB).

Sumber :

Neonatal Health Care Modules HSP

Page 3: Zuni Lbm 2-Tumbang

Kuliah mahasiswa tingkat IV FKUI. Ikterus Neonatorum

3. Apakah di scenario tjd ikterus pd bayi fisiologis/patologis? Ikterus patologis pd bayi premature?

4. Klasifikasi ikterus5. Faktor Resiko ikterus (etiologi)

KPDinfeksi menyebabkan hiperbilirubinemia?6. Px metode Kramer Intepretasi dari Kramer 1?

Penentuan derajat ikterus menurut pembagian zona tubuh (menurut

KRAMER)

− Kramer I Daerah kepala (Bilirubin total 5 7 mg)

− Kramer II daerah dada pusat (Bilirubin total 7 10 mg%)

− Kramer III Perut dibawah pusat s/d lutut (Bilimbin total 10 13

mg)

− Kramer IV lengan s/d pergelangan tangan tungkai bawah s/d

pergelangan kaki (Bilirubin total 13 17 mg%)

− Kramer V s/d telapak tangan dan telapak kaki (Bilirubin total >17

mg%)

(Buku Ajar Neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008)

Kenapa ikterus paling ringan di mulai dari kepala lebih dulu?

7. Hubungan HbSAg ibu (-) dg imunisasi hepatitis B pd bayinya?

HBsAg: Hasil yang negatif mengindikasikan orang tersebut belum pernah

terpapar terhadap virus atau tengah pulih dari infeksi hepatitis akut dan telah

Page 4: Zuni Lbm 2-Tumbang

berhasil bebas dari virus (atau jika ada maka itu infeksi yang tersembunyi).

Nilai positif (reaktif) mengindikasikan sebuah infeksi aktif namun tidak

mengindikasikan apakah virus itu bisa ditularkan atau tidak.

Bayi yang terinfeksi virus hepatitis B berisiko mengalami penyakit hati

kronis. Namun, penularan virus dapat dicegah dengan vaksinasi segera,

maksimal 12 jam setelah dilahirkan.

Ibu dengan HBsAg positif berpeluang 90 persen menularkan virus hepatitis

B ke bayi. Sementara ibu dengan HBsAg negatif (hepatitis tersamar)

berpeluang menularkan sekitar 40 persen.

Pemberian imunisasi HB pada bayi berdasarkan

status HBsAg ibu pada saat melahirkan, sebagai

berikut:

1. Bayi lahir dari ibu dengan status HBsAg yang tidak

diketahui.

Diberikan vaksin rekombinan (10 mg) secara

intramuskular, dalam waktu 12 jam sejak lahir.

Dosis ke dua diberikan pada umur 1-2 bulan dan

dosis ke tiga pada umur 6 bulan. Apabila pada

pemeriksaan selanjutnya diketahui HbsAg ibu

positif, segera berikan 0,5 ml imunoglobulin anti

hepatitis (HBIG) (sebelum usia 1 minggu).

2. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg positif.

Dalam waktu 12 jam setelah lahir, secara bersamaan

Page 5: Zuni Lbm 2-Tumbang

diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin rekombinan

secara intramuskular di sisi tubuh yang berlainan.

Dosis ke dua diberikan 1-2 bulan sesudahnya, dan

dosis ke tiga diberikan pada usia 6 bulan.

3. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg negatif.

Diberikan vaksin rekombinan secara intramuskular

pada umur 2-6 bulan. Dosis ke dua diberikan 1-2

bulan kemudian dan dosis ke tiga diberikan 6 bulan

setelah imunisasi pertama.

Bayi prematur, termasuk bayi berat lahir rendah, tetap dianjurkan untuk

diberikan imunisasi, sesuai dengan umur kronologisnya dengan dosis dan

jadwal yang sama dengan bayi cukup bulan. Memperlihatkan pola

pemberian imunisasi pada bayi prematur atau bayi berat lahir rendah.

Pemberian vaksin HB pada bayi prematur dapat juga dilakukan dengan cara

di bawah ini:

1. Bayi prematur dengan ibu HBsAg positif harus

diberikan imunisasi HB bersamaan dengan HBIG

pada 2 tempat yang berlainan dalam waktu 12 jam.

Dosis ke-2 diberikan 1 bulan kemudian, dosis ke-

3 dan ke-4 diberikan umur 6 dan 12 bulan.

2. Bayi prematur dengan ibu HBsAg negatif

pemberian imunisasi dapat dengan :

Page 6: Zuni Lbm 2-Tumbang

a. Dosis pertama saat lahir, ke-2 diberikan pada

umur 2 bulan, ke-3 dan ke-4 diberikan pada

umur 6 dan 12 bulan. Titer anti Hbs diperiksa

setelah imunisasi ke-4.

b. Dosis pertama diberikan saat bayi sudah

mencapai berat badan 2000 gram atau sekitar

umur 2 bulan. Vaksinasi HB pertama dapat

diberikan bersama-sama DPT, OPV (IPV)

dan Haemophylus influenzae B (Hib). Dosis

ke-2 diberikan 1 bulan kemudian dan dosis

ke-3 pada umur 8 bulan. Titer antibodi

diperiksa setelah imunisasi ke-3.

(Buku Ajar Neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008)

8. Intepretasi dari APGAR score 8-9-10?9. Mengapa terjadi kenaikan suhu bayi pada hari ke 3?

Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun

dapatdisebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi ikterus

neonatorumdapat dibagi :

1. Produksi yang berlebihanHal ini melebihi kemampuan bayi untuk

mengeluarkannya, misalnya padahemolisis yang meningkat pada

inkompatibilitas darah Rh, AB0, golongan darahlain, defisiensi enzim G-6-

PD, piruvat kinase, perdarahan tertutup dan sepsis.

Page 7: Zuni Lbm 2-Tumbang

2. Gangguan dalam proses “uptake” dan konjugasi hepar Gangguan ini dapat

disebabkan oleh bilirubin, gangguan fungsi hepar,akibat asidosis, hipoksia

dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoroniltransferase (sindrom

criggler-Najjar). Penyebab lain yaitu defisiensi protein.Protein Y dalam

hepar yang berperan penting dalam “uptake” bilirubin ke selhepar.

3. Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin

kemudian diangkat ke hepar.Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat

dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat,sulfafurazole. Defisiensi albumin

menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam

darah yang mudah melekat ke sel otak.

4. Gangguan dalam ekskresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi

dalam hepar atau diluar hepar.Kelainan diluar hepar biasanya disebabkan

oleh kelainan bawaan. Obstruksidalam hepar biasanya akibat infeksi atau

kerusakan hepar oleh penyebab lain.

Sumber :

Neonatal Health Care Modules HSP

Kuliah mahasiswa tingkat IV FKUI. Ikterus Neonatorum

10. Di ruang PERISTI bayinya di apain aja? Foto terapinya apa?

11. Adakah hub. Pemberian asi pd kondisi bayi?

Ikterus dan pemberian ASI

Ikterus yang berhubungan dengan pemberian ASI disebabkan oleh

Page 8: Zuni Lbm 2-Tumbang

peningkatan bilirubin indirek. Ada 2 jenis ikterus yang berhubungan dengan

pemberian ASI, yaitu :

(1) Jenis pertama: ikterus yang timbul dini (hari kedua atau ketiga) dan

disebabkan oleh asupan makanan yang kurang karena produksi ASI masih

kurang pada hari pertama,

(2) Jenis kedua: ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama, bersifat

familial disebabkan oleh zat yang  ada di dalam ASI.

Ikterus dini

Bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat mengalami ikterus. Ikterus ini

disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari hari pertama.

Bayi mengalami kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin direk yang

sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan dan tidak dikeluarkan

melalui anus bersama makanan. Di dalam usus, bilirubin direk ini diubah

menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali ke dalam darah dan

mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik. Keadaan ini tidak

memerlukan pengobatan dan jangan diberi air putih atau air gula. Untuk

mengurangi terjadinya ikterus dini perlu tindakan sebagai berikut :

bayi dalam waktu 30 menit diletakkan ke dada ibunya selama 30-60 menit

posisi dan perlekatan bayi pada payudara harus benar

berikan kolostrum karena dapat membantu untuk membersihkan mekonium

dengan segera.

Mekonium yang mengandung bilirubin tinggi bila tidak segera dikeluarkan,

bilirubinnya dapat diabsorbsi kembali sehingga meningkatkan kadar

bilirubin dalam darah.

bayi disusukan sesuai kemauannya tetapi paling kurang 8 kali sehari.

Page 9: Zuni Lbm 2-Tumbang

jangan diberikan air putih, air gula atau apapun lainnya sebelum ASI keluar

karena akan mengurangi asupan susu.

monitor kecukupan produksi ASI dengan melihat buang air kecil bayi paling

kurang 6-7 kali sehari dan buang air besar paling kurang 3-4 kali sehari.

Ikterus karena ASI

Iketrus karena ASI pertama kali didiskripsikan pada tahun 1963.

Karakteristik ikterus karena ASI adalah kadar bilirubin indirek yang masih

meningkat setelah 4-7 hari pertama, berlangsung lebih lama dari ikerus

fisiologis yaitu sampai 3-12 minggu dan tidak ada penyebab lainnya yang

dapat menyebabkan ikterus. Ikterus karena ASI berhubungan dengan

pemberian ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul ikterus

pada setiap bayi yang disusukannya. Selain itu, ikterus karena ASI juga

bergantung kepada kemampuan bayi mengkonjugasi bilirubin indirek

(misalnya bayi prematur akan lebih besar kemungkinan terjadi ikterus).

(Buku Ajar Neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008)

12. Adakah hub. Dg ketuban pecah dini dg keadaan bayi?13. Komplikasi hiperubinemia?14. Apa yang dimaksud Kern ikterus?15. Patofisiologi infeksi16. Manifestasi klinis infeksi

Infeksi Neonatorum

Definisi

Infeksi yang terjadi pada bayi baru lahir ada dua yaitu:

Page 10: Zuni Lbm 2-Tumbang

early infection (infeksidini) dan late infection (infeksi lambat). Disebut infeksi dini

karena infeksi diperoleh darisi ibu saat masih dalam kandungan sementara infeksi

lambat adalah infeksi yangdiperoleh dari lingkungan luar, bisa lewat udara atau

tertular dari orang lain.

Adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif dan ditandai dengan

ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sumsum tulang atau

air kemih.

Etiologi

Pola kuman penyebab sepsis tidak selalu sama antara 1 RS dengan RS yang lain.

Perbedaan tersebut terdapat pula antar suatu negara dengan negara lain. Perbedaan

pola kuman ini akan berdampak terhadap pemilihan antibiotik yang dipergunakan

pada pasien. Perbedaan pola kuman mempunyai kaitan pula dengan prognosa serta

komplikasi jangka panjang yang mungkin diderita bayi baru lahir.

Hampir sebagian besar kuman penyebab di negara berkembang adalah kuman

gram negatif berupa kuman enterik seperti Enterobakter sp, Klebsiella sp dan Coli

sp. Sedangkan di Amerika utara dan eropa barat 40% penderita terurama

disebabkan oleh Streptokokus grup B. Selanjutnya kuman lain seperti Coli sp,

Listeria sp dan Enterovirus ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikt.

(Buku Ajar Neonatologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008)

Patogenesis

Infeksi pada bayi baru lahir sering ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih

seringditemukan pada bayi yang lahir dirumah sakit dibandingkan dengan bayi

Page 11: Zuni Lbm 2-Tumbang

yang lahir diluar rumah sakit. Bayi baru lahir mendapat kekebalan atau imunitas

transplasenta terhadapkuman yang berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar

dengan kuman yang juga berasal dari orang lain dan terhadap kuman dari orang

lain.Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blanc membaginya dalam

3golongan, yaitu :

1. Infeksi Antenatal 

Kuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta. Di sini kuman itumelalui

batas plasenta dan menyebabkan intervilositis. Selanjutnya infeksi melaluisirkulasi

umbilikus dan masuk ke janin. Kuman yang dapat menyerang janin melalui jalan

ini ialah :

a). Virus, yaitu rubella, polyomyelitis, covsackie, variola, vaccinia,

cytomegalicinclusion ;(b). Spirokaeta, yaitu treponema palidum ( lues ) ;(c).

Bakteri jarang sekali dapat melalui plasenta kecuali E. Coli dan

listeriamonocytogenes. Tuberkulosis kongenital dapat terjadi melalui infeksi

plasenta.Fokus pada plasenta pecah ke cairan amnion dan akibatnya janin

mendapattuberkulosis melalui inhalasi cairan amnion tersebut.

2. Infeksi Intranatal 

Infeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi daripada cara yang

lain.Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah

ketuban pecah. Ketubah pecah lama ( jarak waktu antara pecahnya ketuban dan

lahirnya bayilebih dari 12 jam ), mempunyai peranan penting terhadap timbulnya

plasentisitas danamnionitik. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih

utuh misalnya pada partuslama dan seringkali dilakukan manipulasi vagina. Infeksi

janin terjadi dengan inhalasilikuor yang septik sehingga terjadi pneumonia

kongenital selain itu infeksi dapatmenyebabkan septisemia. Infeksi intranatal dapat

Page 12: Zuni Lbm 2-Tumbang

juga melalui kontak langsung dengankuman yang berasal dari vagina misalnya

blenorea dan ” oral trush ”.

3. Infeksi Pascanatal 

Infeksi ini terjadi setelah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi yang

berakibatfatal terjadi sesudah lahir sebagai akibat kontaminasi pada saat

penggunaan alat atauakibat perawatan yang tidak steril atau sebagai akibat infeksi

silang. Infeksi pasacanatalini sebetulnya sebagian besar dapat dicegah. Hal ini

penting sekali karena mortalitassekali karena mortalitas infeksi pascanatal ini

sangat tinggi. Seringkali bayi mendapatinfeksi dengan kuman yang sudah tahan

terhadap semua antibiotika sehingga pengobatannya sulit.

Diagnosa infeksi perinatal sangat penting, yaitu disamping untuk kepentingan bayi

itusendiri tetapi lebih penting lagi untuk kamar bersalin dan ruangan perawatan

bayinya.Diagnosis infeksi perianatal tidak mudah. Tanda khas seperti yang

terdapat bayi yang lebihtua seringkali tidak ditemukan. Biasanya diagnosis dapat

ditegakkan dengan observasi yangteliti, anamnesis kehamilan dan persalinan yang

teliti dan akhirnya dengan pemeriksaan fisisdan laboratarium seringkali diagnosis

didahului oleh persangkaan adanya infeksi, kemudian berdasarkan persangkalan itu

diagnosis dapat ditegakkan dengan permeriksaan selanjutnya.Infeksi pada nonatus

cepat sekali menjalar menjadi infeksi umum, sehingga gejalainfeksi lokal tidak

menonjol lagi. Walaupun demikian diagnosis dini dapat ditegakkan kalaukita

cukup wasdpada terhadap kelainan tingkah laku neonatus yang seringkali

merupakantanda permulaan infeksi umum. Neonatus terutama BBLR yang dapat

hidup selama 72 jam pertama dan bayi tersebut tidak menderita penyakit atau

kelaianan kongenital tertentu, namuntiba – tiba tingkah lakunya berubah,

hendaknya harus selalu diingat bahwa kelainan tersebutmungkin sekali disebabkan

Page 13: Zuni Lbm 2-Tumbang

oleh infeksi. Beberapa gejala yang dapat disebabkan diantaranyaialah malas,

minum, gelisah atau mungkin tampak letargis. Frekuensi pernapasan

meningkat, berat badan tiba – tiba turun, pergerakan kurang, muntah dan diare.

Selain itu dapat terjadiedema, sklerna, purpura atau perdarahan, ikterus,

hepatosplehomegali dan kejang. Suhu tubuhdapat meninggi, normal atau dapat

pula kurang dari normal. Pada bayi BBLR seringkaliterdapat hipotermia dan

sklerma. Umumnya dapat dikatakan bila bayi itu ” Not Doing Well ”kemungkinan

besar ia menderita infeksi.Pembagian infeksi perinatal.Infeksi pada neonatus dapat

dibagi menurut berat ringannya dalam dua golongan besar, yaitu berat dan infeksi

ringan.1. Infeksi berat ( major in fections ) : sepsis neonatal, meningitis,

pneumonia, diareepidemik, plelonefritis, osteitis akut, tetanus neonaturum.2.

Infeksi ringan ( minor infection ) : infeksi pada kulit, oftalmia neonaturum,

infeksiumbilikus ( omfalitis ), moniliasis

Menegakkan kemungkinan infeksi pada bayi baru lahir sangat penting,

terutama pada bayi BBLR, karena infeksi dapat menyebar dengan cepat dan

menimbulkan angkakematian yang tinggi. Disamping itu, gejala klinis infeksi pada

bayi tidak khas. Adapungejala yang perlu mendapat perhatian yaitu :

- Malas minum

- Bayi tertidur 

- Tampak gelisah

- Pernapasan cepat

- Berat badan turun drastic

- Terjadi muntah dan diare

Page 14: Zuni Lbm 2-Tumbang

- Panas badan bervariasi yaitu dapat meningkat, menurun atau dalam batas normal

- Pergerakan aktivitas bayi makin menurun

- Pada pemeriksaan mungkin dijumpai : bayi berwarna kuning, pembesaran

hepar, purpura (bercak darah dibawah kulit) dan kejang-kejang

- Terjadi edema

- sklerema

2.4. Patogenesis

Selama dalam kandungan janin relatif aman terhadap kontaminasi kuman karena

terlindung oleh berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput amnion, khorion, dan

beberapa faktor anti infeksi dari cairan amnion.19

Infeksi pada neonatus dapat terjadi antenatal, intranatal dan pascanatal. Lintas

infeksi perinatal dapat digolongkan sebagai berikut:

2.4.1. Infeksi Antenatal.

Infeksi antenatal pada umumnya infeksi transplasenta, kuman berasal dari ibu,

kemudian melewati plasenta dan umbilikus dan masuk ke dalam tubuh bayi

melalui sirkulasi bayi. Infeksi bakteri antenatal antara lain oleh Streptococcus

Group B. Penyakit lain yang dapat melalui lintas ini adalah toksoplasmosis,

malaria dan sifilis. Pada dugaan infeksi tranplasenta biasanya selain skrining untuk

sifilis, juga dilakukan skrining terhadap TORCH (Toxoplasma, Rubella,

Cytomegalovirus dan Herpes).

2.4.2. Infeksi Intranatal

Page 15: Zuni Lbm 2-Tumbang

Infeksi intranatal pada umumnya merupakan infeksi asendens yaitu infeksi yang

berasal dari vagina dan serviks. Karena ketuban pecah dini maka kuman dari

serviks dan vagina menjalar ke atas menyebabkan korionitis dan amnionitis.

Akibat korionitis, maka infeksi menjalar terus melalui umbilikus dan akhirnya ke

bayi. Selain itu korionitis menyebabkan amnionitis dan liquor amnion yang

terinfeksi ini masuk ke traktus respiratorius dan traktus digestivus janin sehingga

menyebabkan infeksi disana

Infeksi lintas jalan lahir ialah infeksi yang terjadi pada janin pada saat melewati

jalan lahir melalui kulit bayi atau tempat masuk lain. Pada umumnya infeksi ini

adalah akibat kuman Gram negatif yaitu bakteri yang menghasilkan warna merah

pada pewarnaan Gram dan kandida. Menurut Centers for Diseases Control and

Prevention (CDC) Amerika, paling tidak terdapat bakteria pada vagina atau rektum

pada satu dari setiap lima wanita hamil, yang dapat mengkontaminasi bayi selama

melahirkan.

2.4.3. Infeksi Pascanatal

Infeksi pascanatal pada umumnya akibat infeksi nosokomial yang diperoleh bayi

dari lingkungannya di luar rahim ibu, seperti kontaminasi oleh alat-alat, sarana

perawatan dan oleh yang merawatnya. Kuman penyebabnya terutama bakteri, yang

sebagian besar adalah bakteri Gram negatif. Infeksi oleh karena kuman Gram

negatif umumnya terjadi pada saat perinatal yaitu intranatal dan pascanatal

Bila paparan kuman ini berlanjut dan memasuki aliran darah, akan terjadi respons

tubuh yang berupaya untuk mengeluarkan kuman dari tubuh. Berbagai reaksi tubuh

yang terjadi akan memperlihatkan pula bermacam gambaran gejala klinis pada

pasien. Tergantung dari perjalanan penyakit, gambaran klinis yang terlihat akan

Page 16: Zuni Lbm 2-Tumbang

berbeda. Oleh karena itu, pada penatalaksanaan selain pemberian antibiotika, harus

memperhatikan pula gangguan fungsi organ yang timbul akibat beratnya penyakit

1. penatalaksanaan

- suportif

monitoring cairan, elektrolit dan glukosa, berikan koreksi jika tjd hipovolemia,

hiponatremia, hipoglikemia.

Bila tjd SIADH (syndrom of inappropriate antidiuretic hormone), batasi cairan

- kausatif

antobiotik diberikan sebelum kuman peneyebab diketahui. Biasanya digunakan dg

golongan penisilin spt ampisilin ditambah aminoglikosida spt gentamisin.

Setelah didapatkan hasil biakan dan uji sensitivitas, diberikan antibiotik yg sesuai.

Terapi dilakukan selama 10-14 hr. Bila terjadi meningitis antibiotik diberikan

selamA 14-21 HR DG DOSIS SESUI MENINGITIS

(Kapita Selekta kedokteran, ed 2)