Transcript
Page 1: Aksi Integratif Susunan Saraf

PERCOBAAN II

AKSI INTEGRATIF SUSUNAN SARAF

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu Menjelaskan aksi

integrative susunan saraf hewan.

II. DASAR TEORI

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang berfungsi untuk

menyampaikan rangsangan yang dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf

memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf terdiri atas

banyak sel saraf, yang biasa disebut dengan neuron. Sel saraf berfungsi

mengirimkan pesan yang berupa rangsangan atau tanggapan dari badan sel

menuju ke dendrit. Setelah menerima berjuta-juta rangsangan informasi yang

berasal baik dari luar maupun dari dalam tubuh, rangsangan tersebut

diintegrasikan dan kemudian digunakan untuk menentukan respon apa yang akan

diberikan oleh tubuh. Penjalaran atau propagasi serta proses integrasi impuls sel

saraf merupakan hal yang menarik untuk dipelajari. Semua fungsi di dalam tubuh

suatu organisme di atur dan dikoordinasikan oleh fungsi-fungsi organ lain serta

diintergrasikan sesuai dengan kebutuhan di seluruh tubuh. Koordinasi dan

integrasi fungsi alat-alat tubuh ini dilaksanakan oleh sistem saraf (neural) dan

sistem endokrin (hormon). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi utama

dari sistem saraf adalah sebagai alat komunikasi tubuh, yaitu mempunyai

kemampuan menerima, mengubah rangsanagn menjadi impuls (energi listrik)

untuk kemudian menyalurkan kesusunan saraf pusat. Secara umum susunan saraf

dapat dibagi tiga, yaitu susunan saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum

tulang belakang, susunan saraf tepi yang terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal,

dan susunan saraf otonom yang terbagi atas 2 kelompok yaitu saraf simpatis dan

saraf parasimpatis (Storer, 2005).

Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian tubuh itu saja

yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut tetapi juga bagian-bagian tubuh yang

lain. Hal ini terjadi karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka

Page 2: Aksi Integratif Susunan Saraf

rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf eferen. Di pusat, rangsangan

diteruskan ke beberapa saraf asesori menuju ke saraf eferen dan lebih dari satu

efektor, jadi apabila saraf eferen terangsang, efektor akan serempak bereaksi.

Matriks pokok dari system saraf yang telah dijelaskan oleh Longuet-Higgins

bahwa saraf yang terjaminkan adalah alat-alat dasar pada pemasangan gambar

untuk dapat menganalisis susunan otak (Richard, 2005).

Katak adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal.

Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung

anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal,

sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput,

kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat

pelvis serta bagian kaudal pendek (Subowo, 2001).

Katak yang memiliki bahasa latin Rana sp ini memiliki caput dan cervix

yang lebar bersatu. Pada trusncus terdapat dua pasang extrimitas, seluruh tubuh

terbungkus oleh kulit halus yang licin. Pada kepala terdapat rimaoris yang lebar

untuk masuknya makanan; nares aksterna mempunyia peranan dalam pernapasan,

sepasang organon visus (mata) yang bulat. Di belakang mata terdapat membrane

tympani untuk menerima getaran suara. Pada akhir tubuh terdapat anus yang

berfungsi sebagai pintu pelepas faeces, urin dan sel kelamin. Pada katak jantan

dari banyak species memiliki succus vocalis (saku suara) yang terbuka disebelah

muka dari ostium pharyngeum auditiva Eustachii. Saku suara itu dapat dikembang

kempiskan sehingga menimbulkan suara (Subowo, 2001).

Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian tubuh itu saja

yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut tetapi juga bagian-bagian tubuh yang

lain. Hal ini terjadi karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka

rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf eferen. Di pusat, rangsangan tersebut

diteruskan melalui beberapa saraf asesori menuju beberepa saraf eferen dan lebih

dari satu efektor, jadi apabila saraf eferen terangsang, efektor tersebut akan

serempak bereaksi (Supeni, 2003).

Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian tubuh itu saja

yang bereaksi terhadap rangsangan terhadap tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh

yang lain. Hal ini terjadi bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka

Page 3: Aksi Integratif Susunan Saraf

rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa saraf asesoris menuju ke

beberapa saraf eferen dan lebih dari satu efektor. Jadi, bila dari eferen teransang,

afektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi. Peranan sistem saraf bagi hewan

adalah untuk memungkinkan makhluk hidup mengadakan orientasi terhadap

lingkungan di sekitarnya, yaitu dengan menerima rangsang dari luar dan

selanjutnya memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut untuk

mengadakan kontrol (pengaturan) internal agar fungsi dari sekalian organ atau

sistem lainnya bekerja secara selaras yang juga dibantu oleh sistem endokrin .

Medulla spinalis berfungsi mengkonduksi 2 arah antara saraf tepi dengan otak.

Fungsi saraf-saraf spinal sebagai konduksi 2 arah antara saraf-saraf perifer dan

sumsum punggung. Fungsi cerebrum yaitu melaksanakan semua fungsi yang

disadari. Pengendalian pertukaran gas melibatkan proses kimiawi dan saraf.

Bagian saraf terdiri dari bagian yang berlokasi di pons, medulla, dan korda

spinalis dengan koordinasi irama pernafasan dan mengatur kedalaman pernafasan.

Saraf-saraf spinal merupakan saraf yang datang dari korda spinalis. Saraf spinal

terdiri dari saraf aferen dan eferen, dimana serabut untuk saraf aferen berupa 2

serabut dorsal yang keluar dari substansi grisea dan saraf eferen berupa 4 serabut

ventral yang keluar dari substansi alba (Junguieira, 2008).

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Maret 2015, pukul

14.00-17.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat,

Banjarbaru.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sonde, gunting, papan,

tali, kawat dan baskom.

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah 5 ekor katak,

H2SO4 0,2% dan 0,4%.

Page 4: Aksi Integratif Susunan Saraf

IV. PROSEDUR KERJA

A. Amatilah reaksi-reaksi berikut ini pada katak normal

- Diamati sikap badan, yakni sudut antar

kepala dengan lantai, sikap kaki kondisi

kelopak mata, refleks bangkit

- Diamati gerakkan spontan, dilakukan dengan

mengagetkan katak

- Diamati cara mengambang & berenang

- Diamati arah kepala, badan & sikap kaki

(reaksi terhadap pengangkatan tiba-tiba)

- Diamati frekuensi nafas (1 menit) melalui

bagian leher

- Diamati frekuensi denyut jantung (1 menit)

dilihat melalui bagian dada.

B. Amatilah reaksi-reaksi berikut ini pada katak normal

- Diikat erat ke 2 kakinyaa dengan tali ulangi

prosedur A

- Dicelupkan salah satu kaki katak dengan

H2SO4 0,2% diamati yang terjadi

- Diceleupkan lagi salah satu kaki katak

dengan H2SO4 0,4% diamati apa yang terjadi

Katak

Hasil

Katak

Hasil

Page 5: Aksi Integratif Susunan Saraf

V. HASIL DAN PEMBAHASAAN

A. HASIL

Hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah :

Perlakuan Katak Normal Katak inhibisiRefleks bangkit Balik badan kekanan,

kaki belakang kiri bergerak

Balik badan kekiri, kaki belakang kanan bergerak

Sikap badan sudut Sikap kaki

45o Kepala menempel pada lantai, kaki mengankat (0o)

Menekuk MenekukGerakan Spontan Tidak Respon Kaki belakang

bergerakBerenang dan mengambang Gerakan kaki depan Mengayuh Tidak mengayu

Cara mengambang Punggung timbul Mata dan punggung timbul, kaki belakang terbuka lebar

Cara berenang Tungkai belakang bergerak bersamaan, kaki depan dan kaki belakang terbuka lebar

Tidak berenang

Sinkronisasi gerakan Sinkron Tidak sinkronKelopak mata Terbuka TerbukaPengangkatan tiba-tiba Arah kepala Diam Diam

Sikap badan Diam Meringkuk Sikap kaki Melipat Melipat

Pemutaran papan Arah kepala Diam Diam

Sikap badan Diam Diam Sikap kaki Diam Diam

Frekuensi nafas 83 78Frekuensi denyut nadi 99 111Reaksi dengan H2SO4 0.2% - DiamReaksi dengan H2SO4 0.4% - Diam dan kulit kaki

Page 6: Aksi Integratif Susunan Saraf

melepuh

B. PEMBAHASAAN

Praktikum ini menggunakan katak karena karena mudah di dapat dan

memiliki susunan sistem saraf yang lebih sederhana dari hewan lain. Pada katak

normal ketika diberikan perlakuan, katak terlihat tidak begitu agresif dan aktif.

Hal ini mungkin disebabkan karena katak tersebut terlalu lama ditempatkan di

dalam kantong plastik dan berjejal dengan katak lainnya, sehingga ia merasa

lemas dan tidak banyak bergerak. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, katak

normal yang diberi perlakuan refleks bangkit adalah bangkit dengan berbalik

badan kearah kanan, dengan menggunakan kaki belakang kiri bergerak dan katak

inhibisi beralik badan ke arah kiri, dengan menggunakan kaki belakang kanan

bergerak . Sikap badan katak normal sekitar 450 sudut tubuhnya. Sedangkan katak

inhibisi sudut tubuhnya 0 0 dengan arah kepala yang menempel ke lantai. Untuk

sikap kaki pada katak normal tungkai belakang melipat sedangkan katak inhibisi

tungkai belakang melipat juga. Frekuensi nafas katak normal dari hasil

pengamatan berkisar 83 kali/menit. Sedangkan pada katak inhibisi 78 kali/menit.

Untuk frekuensi denyut jantung katak normal berkisar 99 kali/menit. Sedangkan

frekuensi denyut jantung pada katak inhibisi adalah 111 kali/menit.

Perlakuan lain yang diamati yaitu gerakan spontan pada katak normal

adalah tidak merespon, dan katak inhibisi kaki belakangnya bergerak. Cara

berenang dan mengambang katak normal gerakan kaki depan mengayuh dan kaki

belakang pada katak inhibisi tidak mengayuh. Cara mengambangnya pada katak

normal punggung muncul kepermukaan air dan katak inhibibisi Mata dan

punggung timbul, kaki belakang terbuka lebar. Cara berenang pada katak normal

adalah tungkai bergantian, dan pada katak inhibisi diam. Kemudian sinkronisasi

gerakan pada katak normal adalah sinkron dan katak inhibisi tidak sinkron.

Kelopak mata pada katak normal terbuka dan pada katak inhibisi juga

terbuka. Perlakuan berikunya adalah pengangkatan tiba-tiba, arah kepala katak

normal diam sedangkan katak inhibisi diam. Sikap badan untuk katak normal

diam dan katak inhibisi meringkuk. Sikap kaki pada katak normal adalah tetap

melipat sedangkan katak imbibisi juga melipat. Perlakuan selanjutnya yaitu

Page 7: Aksi Integratif Susunan Saraf

dengan pemutaran papan. Arah kepala katak normal diam sedangkan katak

inhibisi diam. Sikap badan katak normal diam dan katak inhibisi diam. Sikap kaki

pada katak normal diam sedangkan katak inhibisi juga diam.

Percobaan selanjutnya adalah dengan memberikan larutan H2SO4 0,2% dan

H2SO4 0,4%. Sehingga diperoleh hasil dari mencelupkan dalam larutan H2SO4

0,2% katak normal responnya tidak diketahui, katak inhibisi kulit kaki diam.

Sedangkan hasil mencelupkan dalam larutan H2SO4 0,4% katak normal tidak

diketahui, dan katak inhibisi hanya diam dan kulit melepuh. Menggunakan larutan

H2SO4 memberikan efek dapat merusak kulit dan menimbulkan luka.

Hasil perlakuan inhibisi ini menunjukkan bahwa dengan mengikat kaki

katak berpengaruh pada gerak respon spontan katak yang  semakin lambat bahkan

berhenti merespon. Hal ini disebabkan karena saraf efektor gerakan pada kakinya

diikat dengan kencang yang menyebabkan terjadinya penghambatan aliran

stimulus atau rangsangan menuju saraf eferan yang berfungsi menghantarkannya

ke efektor. Selanjutnya katak dilepas ikatannya dan kembali pada kondisi semula

dimana keseimbangannya, sikap badan, gerak spontan, frekuensi nafas, dan

kemampuan berenangnya kembali normal.Hal ini disebabkan oleh pemutusan

ikatan pada kaki katak yang menyebabkan sarafnya kembali beraktivitas seperti

semula.

Respon katak inhibisi berbeda dengan katak normal, apabila suatu bagian

tubuh katak normal dirangsang, maka bukan bagian tubuh itu saja yang bereaksi

terhadap rangsangan tersebut tetapi juga bagian-bagian tubuh yang lain. Hal ini

terjadi karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka rangsangan

tersebut diteruskan melalui saraf eferen. Di pusat, rangsangan tersebut diteruskan

melalui beberapa saraf asesori menuju beberepa saraf eferen dan lebih dari satu

efektor, jadi apabila saraf eferen terangsang, efektor tersebut akan serempak

bereaksi.

Respon pada katak ini adalah ditentukan karena akibat perintah otak.

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi

secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang

merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin

dilaksanakan. Sedangkan medulla oblongata berfungsi menghantar impuls yang

Page 8: Aksi Integratif Susunan Saraf

datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga

mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah,

volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar

pencernaan.Pada penampang melintang sumsum tulang belakang (medula

spinalis) ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk

dorsaldan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor

dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls

motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.

Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang

akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf

motor. Oleh karena itu, jika suatu saraf spinal dirusak, maka pengahantaran

impuls akan terganggu.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum tentang aksi integratif susunan

saraf ini adalah sebagai berikut :

1. Katak merupakan bahan yang mudah didapat, selain itu katak memiliki

susunan sistem saraf yang lebih sederhana dari hewan lain.

2. Respon katak normal apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan

bagian tubuh itu saja yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut tetapi juga

bagian-bagian tubuh yang lain.

3. Respon katak inhibisi dengan mengikat kaki katak akan berpengaruh

terhadap gerak respon spontan yang  semakin lambat bahkan berhenti

merespon.

4. Penggunaan H2SO4 yaitu berfungsi unuk mengetahui reaksi refleks pada

katak dengan menggunakan zat kimia dengan kadar yang rendah,

penggunaan bahan kimia tingkat rendah berfungsi agar katak tidak tersakiti.

Page 9: Aksi Integratif Susunan Saraf

DAFTAR PUSTAKA

Jungueira L. C. 2008. Histologi Dasar. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Richard. 2005. Journal. Multilinear Relationships between Coordinates of Corresponding Image Points and Lines.

Subowo, 2001. Histologi Umum. Bumi aksara: Jakarta

Supeni, T. 20034. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta.