ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011
DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011
PROVINSI DKI JAKARTA
1. TINJAUAN UMUM
1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan
asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm
adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar
seluas 1m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap.
1.2. Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama
28 atau 29 hari untuk bulan Februari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulan lainnya.
1.3. Sifat Hujan Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif selama satu
bulan di suatu tempat dengan rata-ratanya atau normalnya pada bulan dan tempat yang
sama.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:
a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap
rata-ratanya.
b. Sifat Hujan Normal : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap
rata-ratanya.
c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap
rata-ratanya.
Rata-rata curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing
bulan dengan minimal periode 10 tahun. Sedangkan normal curah hujan bulanan didapat
dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
1.4. Intensitas Hujan Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu.
Umumnya memiliki satuan mm/jam. Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu:
a. enteng (tipis) : nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam
b. sedang : nilai curah hujan antara 13 - 38 mm/jam
c. lebat : nilai curah hujan lebih dari 38 mm/jam
1.5. Cuaca Ekstrim
Yaitu keadaan cuaca yang terjadi bila:
1. Jumlah hari hujan yang tercatat paling banyak melebihi harga rata-rata pada bulan
yang bersangkutan di stasiun tersebut.
2. Intensitas hujan terbesar dalam 1 jam selama periode 24 jam dan intensitas dalam 1
hari selama periode satu bulan yang melebihi rata-ratanya.
3. Terjadi kecepatan angin > 45 km/jam dan suhu udara > 35oC atau < 15oC
Curah hujan ekstrim:
Curah hujan dengan intensitas > 50 mm/hari menjadi parameter terjadinya hujan dengan
intensitas lebat. Sedangkan curah hujan ekstrim memiliki curah hujan > 100 mm/hari.
(Jaja Supriatna, diklat meteorologi Publik 2008)
1.6. SOI (Southern Oscillation Index) Indeks ini menunjukkan perbedaan tekanan udara antara daerah Tahiti (mewakili daerah
Amerika Selatan) dan Darwin (mewakili India-Australia). Jika nilai SOI negatif, berarti
tekanan udara permukaan sepanjang Amerika Selatan lebih daripada wilayah India-
Australia, dan jika SOI positif akan terjadi sebaliknya.
1.7. DMI (Dipole Model Index) Fenomena DMI yaitu fenomena yang ditandai dengan interaksi laut-atmosfer di Samudera
Hindia, dimana terjadi penurunan suhu muka air laut dari keadaan normalnya di
Samudera Hindia tropis bagian timur (pantai barat Sumatera) dan kenaikan temperatur
dari normalnya di Samudera Hindia tropis bagian barat atau bagian timur Afrika.
Menganalisis kejadian DMI digunakan indeks sederhana, yaitu berupa dipole anomali
suhu muka laut yang didefinisikan
1.8. Peta Rata-rata Curah Hujan
Gambar 1. Peta Rata-rata Hujan Bulan Juni Prop. Banten dan DKI Jakarta
Gambar 2. Peta Rata-rata Hujan Bulan Agustus Prop. Banten dan DKI
Gambar 3. Peta Rata-rata Hujan Bulan Juni Prop. Banten dan DKI Jakarta
Gambar 4. Peta Rata-rata Hujan Bulan Juni Prop. Banten dan DKI Jakarta
2. ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011
Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari stasiun/pos hujan di propinsi Banten dan DKI
Jakarta, maka analisis curah hujan bulan Oktober 2011 dapat diinformasikan sebagai berikut:
2.1. Analisis Sifat Hujan Bulan Juni 2011
SIFAT HUJAN WILAYAH
Bawah Normal (BN)
DKI Jakarta bagian Tengah, Kota Tangerang bagian selatan, Kota
Tangerang Selatan, Kab.Serang bagian tengah, Kota Serang,
Kab.Pandeglang bagian utara dan selatan, Kab.Lebak bagian
tengah dan selatan.
Normal (N) Kab.Tangerang bagian tengah, Kab.Serang bagian selatan,
Kab.Pandeglang bagian utara, Kab.Lebak bagian utara.
Atas Normal (AN)
DKI Jakarta bagian utara, Kab.Tangerang bagian barat daya, Kota
Cilegon, Kab.Pandeglang bagian tengah, Kab.Lebak bagian barat
daya.
Gambar 5. Peta Distribusi Sifat Hujan Bulan Juni 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
2.2. Analisis Curah Hujan Bulan Juni 2011
CURAH HUJAN WILAYAH
Rendah
(0-100mm)
DKI Jakarta, Kab.Tangerang bagian utara, Kota Tangerang bagian
utara, Kab.Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kab.Pandeglang
bagian tengah, Kab.Lebak bagian tengah dan timur
Menengah
(101-300mm)
Kab.Tangerang bagian selatan, Kab.Pandeglang bagian utara dan
selatan, Kab.Lebak bagian utara dan selatan
Tinggi
(301-400 mm) -
Sangat Tinggi
(>401 mm) -
Gambar 6. Peta Distribusi Curah Hujan Bulan Juni 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
2.3. Informasi Cuaca/Iklim Ekstrim Bulan Juni 2011
KRITERIA TERJADI TANGGAL
Angin dengan kecepatan > 45 km/jam -
Suhu udara > 35oC -
Suhu udara < 17oC -
Kelembaban udara < 40% -
Curah hujan harian > 100 mm Jakarta
- Setiabudi Timur, 1 Mei 2011; 112 mm
2.4. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Juni 2011
Tabel 1. Curah Hujan Maksimum Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Juni 2011 (mm)
Periode 5 menit 30 menit 60 menit 2 jam 3 jam 6 jam 12 jam
mm 10.0 26.0 26.0 26.0 26.0 26.0 26.0
Tanggal 29 29 29 29 29 29 29
Curah hujan maksimum pada bulan Juni 2011 tercatat pada tangggal 29. Besar curah
hujan maksimum untuk periode 5 menit-an adalah 10.0 mm, sedangkan untuk periode
30 menit-an sampai dengan 12 jam-an adalah sebesar 26.0 mm
Gambar 7. Intensitas hujan harian pada area Pondok Betung bulan juni 2011
Dari gambar di samping diketahui bahwa intensitas hujan harian bulan Juni 2011 untuk kategori enteng terjadi sebesar 54%, sedang terjadi sebesar 7% dan kategori lebat terjadi sebesar 3%. Kejadian hujan dengan nilai TTU terjadi sebesar 3% dan kejadian tidak ada hujan adalah sebesar 33%.
Gambar 8. Suhu udara harian pada area Pondok Betung bulan juni 2011
Grafik di atas menunjukkan bahwa suhu udara rata-rata bulan Juni 2011 berkisar
26.3-29.2oC dan bernilai maksimum pada tanggal 3 sebesar 29.2oC dan bernilai minimum pada
tanggal 30 sebesar 26.3oC. Suhu udara maksimum absolut terjadi pada tanggal 15, 17 dan 21
sebesar 34.0 sedangkan suhu udara minimum absolut terjadi pada tanggal 18 sebesar 23.4oC.
Gambar 9. Kelembaban udara harian pada area Pondok Betung bulan juni 2011
Kelembaban udara yang terjadi pada bulan Juni 2011 memiliki nilai rata-rata 65-88%.
Kelembaban udara bernilai maksimum pada tangggal 28 sebesar 88% sedangkan bernilai
minimum pada tanggal 18 sebesar 65%.
Gambar 10. Penguapan Udara pada area Pondok Betung bulan Juni 2011
Nilai rata-rata penguapan yang terukur pada Panci Penguapan bulan Juni 2011 sebesar
3,8 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 10 sebesar 5,7 mm dan bernilai minimum pada
tanggal 7 sebesar 1,8 mm. Sedangkan untuk penguapan yang terkur pada ruangan (Pitche)
rata-rata sebesar 3,3 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 27 sebesar 5,0 mm dan
bernilai minimum pada tanggal 29 sebesar 1,2 mm.
Gambar 11. Windrose area Pondok Betung bulan Juni 2011
Windrose bulan Juni 2011 menunjukkan bahwa angin yang terjadi pada bulan tersebut
berasal dari arah utara dan untuk frekuensi kejadian dengan kategori calm sebesar 0%,
0-2 knots sebesar 13,3%, 2-4 knots sebesar 80% dan 4-6 knots sebesar 6,7%,
Gambar 12. Temperatur Tanah Gundul dan tanah Berumput Rata-rata pada area Pondok Betung bulan Juni 2011
Gambar 13. Lama Penyinaran Matahari Harian pada area Pondok Betung Juni 2011
Dari gambar di atas terlihat bahwa lama penyinaran matahari pada bulan Juni 2011
bernilai maksimum pada tanggal 25 sebesar 98% dan bernilai minimum pada tanggal 15
sebesar 0%.
2.5. Data Iklim bulan Juni 2011 Stasiun BMKG Propinsi DKI Jakarta
No Pos Hujan
Temperatur (oC)
Kelembaban
Udara (%)
Lama
Penyinaran
Matahari
(%)
Hujan
Rata-
rata Maks Min
Jumlah
(mm)
Hari
Hujan
1 Stasiun Klimatologi
Pondok Betung 28.0 33.3 24.6 75 59 76 6
2 Stasiun Meteorologi
Cengkareng 27.6 31.8 24.0 74 14 60 8
3 Stasiun Maritim
Tanjung Priuk 28.7 32.3 26.0 73 14 103 6
3. PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011
3.1. Kondisi Dinamis Atmosfer secara Global
Kondisi dinamis atmosfer regional sampai dengan akhir bulan Juli 2011 menunjukkan
bahwa keadaan Suhu Muka Laut (SML) di perairan wilayah Indonesia masih dalam kondisi
hangat tetapi terus memiliki kecenderungan yang terus menurun. Saat ini kisaran SML perairan
Indonesia mencapai 27-29oC (gambar 14-a). Indeks Dipole (Indian Ocean Dipole) sampai bulan
Juni 2011 memiliki nilai kecenderungan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya dan
diprakirakan pada bulan berikutnya akan memiliki kecenderungan yang berfluktuatif pada nilai
0 - 0.4, artinya masih dalam batas normalnya (gambar 14-b).
Prakiraan keadaan anomali Nino 3.4 masih memiliki nilai anomali negatif serta memiliki
kecenderungan yang terus meningkat. Pada bulan Juni meningkat dibandingkan bulan
sebelumnya yaitu bernilai anomali masih di sekitar -0.2oC dan diprakirakan mulai Juli 2011
akan terus cenderung konstan pada nilai -0.3oC (gambar 15-a).
Dari nilai IOD dan Nino 3.4 tersebut mengndikasikan wilayah Samudera Hindia
mengalami pendinginan suhu yang cukup signifikan, kemudian Indonesia pada umumnya juga
memiliki kecenderungan penurunan SML, demikian juga wilayah Pasifik mengalami penurunan
SML.
Gambar 14. (a) Suhu Permukaan Laut Juli 2011 dan (b) Dipole Mode
Pola angin di Indonesia secara umum mulai didominasi oleh pola angin timuran. Hal tersebut
terlihat dari nilai anomali SML yang berimplikasi terhadap pola tekanan udara di wilayah utara
perairan Indonesia yang memiliki anomali tekanan udara yang lebih negatif dibandingkan
dengan wilayah perairan selatan Indonesia. Anomali SML di wilayah perairan Indonesia pada
kondisi terkini per tanggal 17 Juli 2011 memiliki penjalaran anomali yang negatif mulai dari
perairan utara Australia ke perairan selatan Jawa hingga perairan Laut Cina Selatan. Hal
tersebut mengindikasikan akan meningkatnya kecepatan angin di wilayah Jawa pada umumnya
menandai masuknya musim kemarau di wilayah Indonesia (gambar 15-b).
Gambar 15. (a) Prakiraan Anomali Wilayah Nino 3.4 dan (b) Anomali SST
Analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) memperlihatkan adanya anomali OLR yang
bervariasi mulai positif dan negatif. Wilayah yang memiliki anomali positif dominan terjadi di
wilayah perairan barat Sumatera mulai pertengahan Juli dan nilai negatif dominan terjadi di
wilayah Indonesia secara keseluruhan. Nilai anomali negatif di sekitar perairan Indonesia akan
terus terjadi hingga awal bulan Agustus tetapi sebaran dominannya terjadi di wilayah Indonesia
bagian utara. Hal terseut mengindikasikan bahwa konsentrasi awan akan masih terkonsentrasi
di bagian utara Indonesia sampai bulan tersebut. Sebaliknya, adanya defisit uap air juga masih
terjadi terus di wilayah Pasifik dan Afrika (gambar 16-b), prakiraan anomali SML tiga bulanan
yaitu September-Oktober-Nopember 2011 mengindikasikan masih adanya penurunan suhu
muka laut di wilayah Pasifik, kemudian wilayah perairan Afrika mulai meningkat sedangkan
Indonesia masih menurun sehingga hal tersebut mengindikasikan masih defisitnya uap air di
wilayah Indonesia (gambar 16-a).
Gambar 16. (a) Prakiraan Anomali Suhu Muka September-Nopember 2011 dan (b) OLR
3.2. Prakiraan Kondisi Hujan sampai Bulan Oktober 2011 Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer global serta regional maka diprakirakan untuk
wilayah DKI Jakarta memiliki kondisi anomali hujan bulan September-Oktober-Nopember 2011
diprakirakan positif dengan konsistensi nilai anomali mencapai 0.3 s/d 0.6 mm/hari (gambar 17).
Keadaan cuaca pada bulan Juli untuk wilayah Indonesia pada umumnya kondisinya mulai
mengalami penurunan intensitas curah hujan seiring sudah masuknya musim kemarau. Kondisi
cuaca cerah hingga cerah berawan dan terkadang masih memiliki potensi hujan dengan
intensitas ringan pada malam hari mendominasi tetapi umumnya kondisi cuacanya pada pagi
hari masih dengan keadaan cerah dan cerah berawan.
Gambar 17. Prakiraan Anomali Curah Hujan Harian
bulan September s/d Nopember 2011
3.3. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2011
SIFAT HUJAN WILAYAH
Bawah Normal
(BN)
DKI Jakarta bagian Selatan, Kab.Tangerang bagian utara, Kota
Tangerang Selatan, Kab. Serang bagian utara, Kota Cilegon, Kab.
Pandeglang bagian tengah, Kab. Lebak bagian tengah
Normal DKI Jakarta bagian tengah, Kab. Serang bagian utara, Kab.
Pandeglang bagian tengah, Kab. Lebak bagian tengah
Atas Normal (AN)
DKI Jakarta bagian timur, Kota Tangerang, Kab. Tangerang bagian
tengah, Kab. Serang bagian selatan, Kab. Pandeglang bagian utara
dan selatan, Kab. Lebak bagian utara dan selatan
Gambar 19. Peta Prakiraan Sifat Hujan bulan Agustus 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.4. Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2011
CURAH HUJAN WILAYAH
Rendah
(0-100mm)
DKI Jakarta, Kab.Tangerang bagian tengah dan utara, Kab.Serang
bagian tengah, Kab.Pandeglang bagian tengah, Kab.Lebak bagian
tengah
Menengah
(101-300mm)
Kota Tangerang, Kab.Tangerang bagian tengah, Kota Tangerang
Selatan, Kab. Serang bagian selatan, Kab.Pandeglang bagian utara,
Kab.Lebak bagian utara
Tinggi
(301-400 mm) Kab.Pandeglang bagian selatan, Kab.Lebak bagian selatan
Sangat Tinggi
(>401 mm) Ujung Kulon
Gambar 20. Peta Prakiraan Curah Hujan bulan Agustus 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.5. Prakiraan Sifat Hujan BulanSeptember 2011
SIFAT HUJAN WILAYAH
Bawah Normal
(BN)
DKI Jakarta bagian tengah dan selatan, Kab.Tangerang bagian
tenggara, Kab. Serang bagian utara, Kab. Lebak bagian tengah,
tenggara dan barat, Kab. Pandeglang bagian tengah
Normal
DKI Jakarta bagian barat laut dan timur laut, Kab. Tangerang, Kab.
Serang bagian tengah, timur, selatan dan barat, Kab. Lebak bagian
tengah dan utara, Kab. Pandeglang bagian selatan dan utara
Atas Normal (AN)
DKI Jakarta bagian timur laut, Kota Tangerang, Kab. Serang bagian
tenggara dan barat daya, Kab. Lebak bagian timur laut, Kab.
Pandeglang bagian selatan dan utara
Gambar 21. Peta Prakiraan Sifat Hujan bulan September 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.6. Prakiraan Curah Hujan Bulan September 2011
CURAH HUJAN WILAYAH
Rendah
(0-100mm)
DKI Jakarta, Kab.Tangerang, Kab.Serang, Kab.Pandeglang bagian
tengah, timur dan barat
Menengah
(101-300mm)
DKI Jakarta bagian timur dan barat, Kab.Tangerang bagian barat
daya, Kab. Serang bagian selatan, barat dan barat laut
Tinggi
(301-400 mm) Kab. Serang bagian barat laut, Kab.Pandeglang bagian barat daya
Sangat Tinggi
(>401 mm) Kab.Pandeglang bagian barat daya
Gambar 22. Peta Prakiraan Curah Hujan bulan September 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.7. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Oktober 2011
SIFAT HUJAN WILAYAH
Bawah Normal
(BN)
DKI Jakarta bagian tengah dan utara, Kab. Serang bagian tengah,
Kab. Pandeglang bagian utara, Kab. Lebak
Normal Kab. Serang bagian timur, Kab. Pandeglang bagian timur, Kab. Lebak
bagian barat
Atas Normal (AN)
DKI Jakarta bagian selatan, Kab. Tangerang, Kota Tangerang bagian
utara, Kab. Serang bagian utara, Kota Serang, Kota Cilegon, Kab.
Pandeglang bagian selatan
Gambar 23. Peta Prakiraan Sifat Hujan bulan September 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
3.8. Prakiraan Curah Hujan Bulan Oktober 2011
CURAH HUJAN WILAYAH
Rendah
(0-100mm)
DKI Jakarta, Kab.Tangerang bagian utara, Kota Tangerang, Kota
Tangerang Selatan, Kab.Serang bagian utara, Kota Serang,
Kab.Pandeglang bagian tengah, Kab. Lebak bagian tengah dan
selatan
Menengah
(101-300mm)
Kab.Tangerang bagian selatan, Kab. Serang bagian selatan, Kota
Cilegon, Kab.Pandeglang bagian utara dan selatan, Kab. Lebak
bagian utara
Tinggi
(301-400 mm) Kota Cilegon, Ujung Kulon
Sangat Tinggi
(>401 mm) -
Gambar 24. Peta Prakiraan Curah Hujan bulan Oktober 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
4. PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROPINSI DKI JAKARTA
Prakiraan potensi banjir bulan Agustus dan September 2011 propinsi DKI Jakarta yang disampaikan meliputi potensi banjir tinggi, menengah, rendah dan aman dari kejadian banjir.
4.2. Prakiraan Potensi Banjir Bulan Agustus 2011
Gambar 25. Peta Prakiraan Potensi Banjir bulan Agustus 2011 Propinsi DKI Jakarta
Wilayah potensi banjir untuk bulan Agustus 2011 di wilayah DKI Jakarta diprakirakan dalam kondisi Aman.
4.3. Prakiraan Potensi Banjir Bulan September 2011
Gambar 26. Peta Prakiraan Potensi Banjir
bulan September 2011 Propinsi DKI Jakarta
Wilayah potensi banjir untuk bulan September 2011 di wilayah DKI Jakarta diprakirakan dalam kondisi Aman.
Lampiran 1. Analisa Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan Juni 2011
ANALISA HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA
BULAN : JUNI 2011
WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT
DKI JAKARTA
1. BMKG Kemayoran
2. Pondok Betung (BMKG)
3. Tanjung Priok (BMKG)
4. Cengkareng (BMKG)
5. Halim
6. Pakubuwono
7. Kedoya Selatan
75
118
54
51
98
125
159
64 – 86
100 – 136
46 – 62
43 – 59
83 – 113
106 – 144
135 – 183
60
76
103
60
14
26
83
BN
BN
AN
AN
BN
BN
BN
Keterangan: X : rata-rata curah hujan bulanan (mm); tahun 1981-2010 N : normal curah hujan (antara 0.85X – 1.15X) RR : curah hujan bulan berjalan (mm)
Lampiran 2. Analisa Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan Agustus 2011
ANALISA HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA
BULAN : AGUSTUS 2011
WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT
DKI JAKARTA
1. BMKG Kemayoran
2. Pondok Betung (BMKG)
3. Tanjung Priok (BMKG)
4. Cengkareng (BMKG)
5. Halim
6. Pakubuwono
7. Kedoya Selatan
61
137
38
52
34
70
83
52 – 70
116 – 158
32 – 44
44 – 60
29 – 39
60 – 81
71 – 95
53
107
19
36
36
41
104
N
BN
BN
BN
N
BN
AN
Keterangan: X : rata-rata curah hujan bulanan (mm); tahun 1981-2010 N : normal curah hujan (antara 0.85X – 1.15X) RR : prakiraan curah hujan (mm)
Lampiran 3. Analisa Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan September 2011
ANALISA HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA
BULAN : SEPTEMBER 2011
WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT
DKI JAKARTA
1. BMKG Kemayoran
2. Pondok Betung (BMKG)
3. Tanjung Priok (BMKG)
4. Cengkareng (BMKG)
5. Halim
6. Pakubuwono
7. Kedoya Selatan
53
136
43
36
53
112
105
45 – 61
116 – 156
37 – 49
31 – 41
45 – 61
95 – 129
89 – 121
16
15
42
34
38
30
118
BN
BN
N
N
BN
BN
N
Keterangan: X : rata-rata curah hujan bulanan (mm); tahun 1981-2010 N : normal curah hujan (antara 0.85X – 1.15X) RR : prakiraan curah hujan (mm)
Lampiran 4. Analisa Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan Oktober 2011
ANALISA HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA
BULAN : OKTOBER 2011
WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT
DKI JAKARTA
1. BMKG Kemayoran
2. Pondok Betung (BMKG)
3. Tanjung Priok (BMKG)
4. Cengkareng (BMKG)
5. Halim
6. Pakubuwono
7. Kedoya Selatan
53
136
43
36
53
112
105
45 – 61
116 – 156
37 – 49
31 – 41
45 – 61
95 – 129
89 – 121
28
20
26
101
48
121
88
BN
BN
BN
AN
N
N
BN
Keterangan: X : rata-rata curah hujan bulanan (mm); tahun 1981-2010 N : normal curah hujan (antara 0.85X – 1.15X) RR : prakiraan curah hujan (mm)