Download pdf - Analisis Swot

Transcript
  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Penelitian

    4.1.1. Sejarah Singkat PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java

    PT Coca Cola di Jawa Tengah dirintis oleh dua orang pengusaha

    yaitu Partogius Hutabarat (Alm.) dan Mugijanto. Nama yang dipilih

    adalah PT Panjava Bottling Company yang resmi didirikan pada tanggal 1

    November 1974. Perusahaan ini mulai beroperasi pada tanggal 5

    Desember 1976 dan pada tanggal ini diperingati sebagai hari jadi PT Coca

    Cola di Jawa Tengah, karena perkembangan perusahaan yang cukup pesat,

    maka pada bulan April 1992 PT Panjava Bottling Company, melakukan

    kerjasama dengan Coca Cola Amatil Limited, Australia, sehingga sejak itu

    PT Panjava Bottling berubah namanya menjadi PT Coca Cola Panjava.

    Kemudian Coca Cola mengadakan merger pada tanggal 1 Agustus 1999,

    yang mengubah nama perusahaan itu menjadi PT Coca Cola Amatil

    Indonesia, Semarang Operation Unit.

    Selanjutnya perusahaan mengadakan kegiatan di bidang industri

    pembotolan minuman ringan dan usaha jasa distribusi agen pemasaran.

    Demi konsistensi peristilahan yang menjalankan kaitan antara nama dan

    area yang dikelola, PT Coca Cola Amatil, Semarang Operation Unit

    berubah namanya menjadi PT Coca-Cola Amatil Indonesia Bottling,

    Central Java (PT Coca Cola Bottling Indonesia, Central Java). Secara

  • 1

    kongkrit pendirian PT Coca Cola Bottling Indonesia bertujuan

    meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sehingga dapat memenuhi

    permintaan pasar dan selera konsumen, serta dapat membantu pemerintah

    Indonesia dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan minuman ringan

    dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

    4.1.2. Lokasi PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java

    PT Coca Cola Bottling Indonesia, Central Java terletak di desa

    Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Pabrik dan Kantor

    terletak dalam satu lokasi, yang terletak di Jalan Raya Semarang-Bawen

    KM 30, PO BOX 119 Ungaran 50501 Jawa Tengah.

    4.1.3. Gambaran Produk Frestea

    Frestea diluncurkan pertama kali pada tahun 2002 dan merupakan

    bagian dari Beverage Partners Worldwide (BWP), yaitu perusahaan

    patungan hasil kemitraan yang sukses antara The Coca-Cola Company

    dengan Nestle, SA. Menurut Bapak Handoko Widihartono, Manajer

    Produksi PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java, Frestea

    dikembangkan untuk menangkap pengalaman dalam menikmati teh

    tubruk, dengan rasa, aroma, dan warna menjadi faktor terpenting dimana

    konsumen bisa membedakan kualitas sebuah produk. Cita rasa tehnya

    yang sangat khas dan inovatif tercipta melalui sajian aroma melati yang

    menyenangkan dan rasa teh yang unggul. Botolnya yang unik

    menonjolkan kualitas rasa teh asli, dengan tekstur emboss dua elemen

    daun yang saling bersilang. Varian rasa yang tersedia yaitu: Jasmine,

  • 2

    Green, Green Honey, Apel, Lemon, dan Markisa. Kemasan yang tersedia

    yaitu RGB : 220 ml; PET : 500 ml; Tetra Brik Aseptic (TBA) : 250 ml;

    Tetra Wedge Aseptic (TWA) : 200 ml.

    4.1.4. Pemasaran Produk Frestea

    Menurut Bapak Andi Wiranto, Manajer Distribusi PT Coca Cola

    Bottling Indonesia Central Java, sebagian besar produk-produk Frestea

    didistribusikan melalui lebih dari 120 pusat penjualan yang tersebar di

    seluruh Jawa Tengah. Produk-produk tersebut diangkut ke pusat-pusat

    penjualan tersebut oleh armada truk berukuran besar dan kemudian

    didistribusikan ke pedagang-pedagang eceran oleh kendaraan distribusi

    yang lebih kecil. Tim penjualan frestea yang sangat besar tidak saja

    menjual produk-produk frestea kepada para pelanggan, tetapi mereka juga

    memberikan saran bagaimana sebaiknya mereka menjual produk-produk

    Coca-Cola. Frestea memiliki Consumer Response Teams dan program-

    program yang dilaksanakan di semua area operasi di seluruh Indonesia

    untuk menampung setiap masukan yang disampaikan oleh para konsumen

    dan pelanggan festea, yang kemudian meneruskan masukan tersebut

    kepada pihak-pihak yang tepat di dalam perusahaan untuk menjamin

    bahwa standar kualitas produk yang tinggi tetap terjaga.

    Menurut Bapak Handoko Widihartono, Manajer Produksi PT Coca

    Cola Bottling Indonesia Central Java, Frestea Green sendiri merupakan

    produk andalan dari brand Frestea, karena memiliki points of difference

  • 3

    yang kuat. Hal ini disebabkan karena Frestea Green memiliki asosiasi

    yang kuat dengan minuman kesehatan.

    Menurut Manajer Pemasaran PT Coca Cola Bottling Indonesia

    Central Java, Bapak Bambang Rachmadi, strategi pemasaran dari produk

    frestea terbagi dalam beberapa elemen, yakni:

    1. Program Promosi

    Frestea mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya

    untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga

    meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produknya. Menurut

    Manajer Promosi PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java,

    Bapak Kristanto Adi, berbagai program promosi diadakan sesuai

    dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik,

    pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan

    TV. Promo Frestea juga seringkali memanfaatkan momentum tertentu,

    misalnya: Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Natal. Pilihan Generasi

    Fres adalah slogan yang dipilih oleh Frestea. Slogan ini

    menyampaikan bahwa Frestea merupakan minuman pilihan bagi

    generasi muda.

    2. Layanan Konsumen

    PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java memiliki Customer

    Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan yang didesain

    untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-

    menerus terhadap produk-produk Coca-Cola, salah satunya Frestea,

  • 4

    yaitu dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh

    pelanggan. Tujuannya adalah menciptakan outlet ideal di seluruh

    Indonesia. CSS merencanakan dengan matang dan meninjau-ulang

    seluruh aspek dan peluang penjualan yang tersedia bagi setiap

    pelanggan, kemudian menawarkan langkah-langkah korektif bagi para

    pelanggan dan secara bersama-sama menerapkan program-program

    perbaikan yang sesuai dengan standar perusahaan.

    3. Area Marketing Contractor

    Terbatasnya sumber daya dan kemampuan untuk melakukan

    pengembangan daerah tertentu, mendorong Coca-Cola untuk secara

    serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan distribusi tak

    langsung ke UKM di Indonesia. Sistem distribusi ini mengandalkan

    dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua

    kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street

    Vending. Area Marketing Contractor (AMC) merupakan bentuk

    kerjasama dengan para pengusaha mikro untuk melayani area dengan

    tingkat ekonomi kelas C dan D atau daerah yang sulit dijangkau oleh

    sistem distribusi langsung Coca-Cola. Street Vending merupakan suatu

    bentuk kerjasama distribusi yang dirancang untuk melayani area yang

    memiliki tingkat lalu lintas konsumen yang sangat tinggi, melalui

    penggunaan media operasional berkemampuan mobilitas yang tinggi.

    Tipe-tipe sarana penjualan yang termasuk dalam Street Vending ini

  • 5

    adalah kios berjalan (Mobil Kios), kereta dorong (Push Cart) dan

    rombong.

    4. Layanan Pendingin Produk

    Riset membuktikan bahwa 90% konsumen lebih menyukai membeli

    produk-produk Coca-Cola dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan

    bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat

    penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong

    tingkat keuntungan Frestea.

    5. HoReCa

    Frestea bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Caf

    ternama seperti misalnya McDonalds dan Pizza Hut.

    4.2. Analisis SWOT Pemasaran Produk Frestea

    Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) merupakan

    suatu analisis yang digunakan untuk membandingkan antara faktor eksternal

    Opportunity dan Threat dengan faktor internal Strength dan Weakness.

    Rekapitulasi faktor eksternal Opportunity dan Threat dan faktor internal

    Strength dan Weakness adalah sebagai berikut:

    1. Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal Strategi Pemasaran Frestea:

    a) Lokasi pemasaran strategis

    b) Kualitas produk yang baik

    c) Kegiatan promosi yang baik

    d) Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain

  • 6

    e) Harga produk terjangkau

    2. Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal Strategi Pemasaran Frestea:

    a) Kurangnya kunjungan ke para supplier

    b) Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan

    konsumen

    c) Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro

    d) Team bagian pemasaran belum jelas

    3. Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal Strategi Pemasaran Frestea:

    a) Pesaing hanya menyediakan produk tertentu saja

    b) Market share yang dimiliki Frestea

    c) Berpotensi melakukan ekspansi

    4. Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal Strategi Pemasaran Frestea:

    a) Munculnya pendatang baru

    b) Pasar yang semakin selektif

    c) Stabilitas perekonomian Indonesia yang tidak menentu

    4.2.1. Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal

    Penentuan bobot dalam penelitian ini dilakukan oleh Manajer

    Pemasaran PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java, Bapak Bambang

    Rachmadi, yaitu dengan mengisi kuesioner pembobotan faktor internal dan

    faktor eksternal. Berdasarkan hasil bobot tersebut akan digunakan untuk

    mengukur kemungkinan relatif dengan metode perbandingan berpasangan.

    Konsep dari teknik ini adalah membandingkan dua alternatif dari faktor

    yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan suatu kriteria dan memilih

  • 7

    salah satu di antaranya. Adapun bobot yang diberikan dalam kuesioner ini

    adalah :

    Bobot angka 3 : pengaruhnya paling besar terhadap posisi strategis dan

    prestasi perusahaan

    Bobot angka 2 : pengaruhnya sedang terhadap posisi strategis dan prestasi

    perusahaan

    Bobot angka 1 : pengaruhnya kecil terhadap posisi strategis dan prestasi

    perusahaan

    Berikut ini adalah hasil kuesioner pembobotan internal strategi

    pemasaran Frestea:

    Tabel 4.1

    Hasil Kuesioner 36 Item Pembobotan Faktor Internal Pemasaran Frestea

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No

    Pilihan

    Mana yang

    lebih

    berpengaruh

    A/B?

    Bobot

    1 A Lokasi pemasaran strategis (S1) A 3

    B Kualitas produk yang baik (S2)

    2 A Lokasi pemasaran strategis (S1) B 3

    B Kegiatan promosi yang baik (S3)

    3

    A Lokasi pemasaran strategis (S1)

    A 3

    B Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain (S4)

    4 A Lokasi pemasaran strategis (S1) A 3

    B Harga produk terjangkau (S5)

    5 A Lokasi pemasaran strategis (S1)

    B 3

    B Kurangnya kunjungan ke para supplier (W1)

    6 A Lokasi pemasaran strategis (S1)

    B 3

    B Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan

    konsumen (W2)

    7 A Lokasi pemasaran strategis (S1)

    A 3

    B Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro (W3)

  • 8

    8

    A Lokasi pemasaran strategis (S1)

    B 2

    B

    Team bagian pemasaran belum jelas (W4)

    9 A Kualitas produk yang baik (S2)

    B 2

    B Kegiatan promosi yang baik (S3)

    10 A Kualitas produk yang baik (S2)

    A 2

    B Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain (S4)

    11 A Kualitas produk yang baik (S2)

    A 2

    B Harga produk terjangkau (S5)

    12 A Kualitas produk yang baik (S2)

    B 3

    B Kurangnya kunjungan ke para supplier (W1)

    13 A Kualitas produk yang baik (S2)

    B 3

    B Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan

    konsumen (W2)

    14 A Kualitas produk yang baik (S2)

    A 3

    B Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro (W3)

    15 A Kualitas produk yang baik (S2)

    B 3

    B Team bagian pemasaran belum jelas (W4)

    16 A Kegiatan promosi yang baik (S3)

    A 3

    B Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain (S4)

    17 A Kegiatan promosi yang baik (S3)

    A 3

    B Harga produk terjangkau (S5)

    18 A Kegiatan promosi yang baik (S3)

    B 3

    B Kurangnya kunjungan ke para supplier (W1)

    19 A Kegiatan promosi yang baik (S3)

    B 3

    B Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan

    konsumen (W2)

    20 A Kegiatan promosi yang baik (S3)

    A

    3

    B Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro (W3)

    21 A Kegiatan promosi yang baik (S3)

    A 3

    B Team bagian pemasaran belum jelas (W4)

    22 A Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain (S4) A 2

    B Harga produk terjangkau (S5)

    23 A Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain (S4) B 3

    B Kurangnya kunjungan ke para supplier (W1)

    24 A Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain (S4) B 3

    B Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan

    konsumen (W2)

  • 9

    25 A Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain (S4) A 2

    B Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro (W3)

    26 A Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain (S4) B 2

    B Team bagian pemasaran belum jelas (W4)

    27 A Harga produk terjangkau (S5)

    B 2

    B Kurangnya kunjungan ke para supplier (W1)

    28 A Harga produk terjangkau (S5)

    B 2

    B Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan

    konsumen (W2)

    29 A Harga produk terjangkau (S5)

    A 3

    B Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro (W3)

    30 A Harga produk terjangkau (S5)

    B 3

    B Team bagian pemasaran belum jelas (W4)

    31 A Kurangnya kunjungan ke para supplier (W1) B 2

    B Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan

    konsumen (W2)

    32 A Kurangnya kunjungan ke para supplier (W1)

    A 3

    B Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro (W3)

    33 A Kurangnya kunjungan ke para supplier (W1)

    A 3

    B Team bagian pemasaran belum jelas (W4)

    34 A Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan

    konsumen (W2)

    A 3

    B Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro (W3)

    35 A Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan

    konsumen (W2)

    A 3

    B Team bagian pemasaran belum jelas (W4)

    36 A Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro (W3) B 2

    B Team bagian pemasaran belum jelas (W4)

    (Sumber: Data yang diolah, 2012)

    Tabel 4.1 merupakan data mentah hasil penelitian pembobotan faktor

    internal yang nantinya akan diolah dengan metode perbandingan

    berpasangan (hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6).

  • 10

    Berikut ini adalah hasil kuesioner pembobotan eksternal strategi

    pemasaran Frestea:

    Tabel 4.2

    Hasil Kuesioner 15 Item Pembobotan Faktor Eksternal Pemasaran Frestea

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No

    Pilihan

    Mana yang

    lebih

    berpengaruh

    A/B?

    Bobot

    1 A Pesaing hanya menyediakan produk tertentu saja (O1) B 2

    B Market share yang dimiliki Frestea (O2)

    2 A Pesaing hanya menyediakan produk tertentu saja (O1)

    B 2

    B Berpotensi melakukan ekspansi (O3)

    3

    A Pesaing hanya menyediakan produk tertentu saja (O1)

    B 2

    B Munculnya pendatang baru (T1)

    4 A Pesaing hanya menyediakan produk tertentu saja (O1) B 2

    B Pasar yang semakin selektif (T2)

    5 A Pesaing hanya menyediakan produk tertentu saja (O1) A 2

    B Stabilitas perekonomian Indonesia yang tidak menentu (T3)

    6 A Market share yang dimiliki Frestea (O2) B 2

    B Berpotensi melakukan ekspansi (O3)

    7 A Market share yang dimiliki Frestea (O2) B 2

    B Munculnya pendatang baru (T1)B

    8

    A Market share yang dimiliki Frestea (O2)

    B 3

    B

    Pasar yang semakin selektif (T2)

    9 A Market share yang dimiliki Frestea (O2)

    A 2

    B Stabilitas perekonomian Indonesia yang tidak menentu (T3)

    10 A Berpotensi melakukan ekspansi (O3) B 2

    B Munculnya pendatang baru (T1)

    11

    A Berpotensi melakukan ekspansi (O3) B 3

    B Pasar yang semakin selektif (T2)

    12 A Berpotensi melakukan ekspansi (O3) A

    2

    B Stabilitas perekonomian Indonesia yang tidak menentu (T3)

    13

    A Munculnya pendatang baru (T1)

    B

    3 B Pasar yang semakin selektif (T2)

    14

    A Munculnya pendatang baru (T1)

    A 2

    B Stabilitas perekonomian Indonesia yang tidak menentu (T3)

    15

    A Pasar yang semakin selektif (T2)

    A

    3 B Stabilitas perekonomian Indonesia yang tidak menentu (T3)

    (Sumber: Data yang diolah, 2012)

  • 11

    Tabel 4.2 merupakan data mentah hasil penelitian pembobotan faktor

    eksternal yang nantinya akan diolah dengan metode perbandingan

    berpasangan (hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7 dan tabel 4.8).

    4.2.2. Hasil Kuesioner Peratingan Faktor Internal dan Eksternal Frestea

    Penentuan rating dalam penelitian ini dilakukan oleh Manajer

    Pemasaran PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java, Bapak

    Bambang Rachmadi yaitu dengan mengisi kuesioner peratingan.

    Penilaian rating untuk faktor internal adalah sebagai berikut:

    Rating 4 : Kekuatan utama

    Rating 3 : Kekuatan kecil

    Rating 2 : Kelemahan kecil

    Rating 1 : Kelemahan utama

    Penilaian rating untuk faktor eksternal adalah sebagai berikut:

    Rating 4 : Peluang utama

    Rating 3 : Peluang kecil

    Rating 2 : Ancaman kecil

    Rating 1 : Ancaman utama

    Berikut ini adalah hasil dari kuesioner peratingan faktor internal :

  • 12

    Tabel 4.3

    Hasil Kuesioner 9 Item Peratingan Faktor Internal Pemasaran Frestea

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No Faktor Internal Rating

    1 Lokasi pemasaran strategis (S1) 4

    2 Kualitas produk yang baik (S2) 4

    3 Kegiatan promosi yang baik (S3) 4

    4 Ada differensiasi produk dibandingkan dengan produk lain (S4) 4

    5 Harga produk terjangkau (S5) 3

    6 Kurangnya kunjungan ke para supplier (W1) 1

    7 Kurangnya sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan konsumen (W2) 1

    8 Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro (W3) 2

    9 Team bagian pemasaran belum jelas (W4) 1

    (Sumber: Data yang diolah, 2012)

    Berdasarkan hasil dari kuesioner peratingan faktor internal pada

    tabel 4.3, maka lokasi pemasaran strategis (S1), kualitas produk yang baik

    (S2), kegiatan promosi yang baik (S3), differensiasi produk dibandingkan

    dengan produk lain (S4) merupakan kekuatan utama dari pemasaran

    Frestea pada PT Coca Cola Bottling Indonesia. Harga produk terjangkau

    (S5) termasuk dalam kekuatan kecil dari strategi pemasaran Frestea pada

    PT Coca Cola Bottling Indonesia. Frestea pemain baru dalam bisnis ini

    dibandingkan Sosro (W3) masuk ke dalam kelemahan kecil dari

    pemasaran Frestea pada PT Coca Cola Bottling Indonesia. Kurangnya

    kunjungan ke para supplier (W1), kurangnya sumber daya manusia yang

    terlibat langsung dengan konsumen (W2) dan Team bagian pemasaran

    belum jelas (W4), masuk ke dalam kelemahan utama dari pemasaran

    Frestea pada PT Coca Cola Bottling Indonesia. Berikut ini adalah hasil

    dari kuesioner peratingan faktor eksternal :

  • 13

    Tabel 4.4

    Hasil Kuesioner 6 Item Peratingan Faktor Eksternal Pemasaran Frestea

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No Faktor Eksternal Rating

    1 Pesaing hanya menyediakan produk tertentu saja (O1) 3

    2 Market share yang dimiliki Frestea (O2) 4

    3 Berpotensi melakukan ekspansi (O3) 4

    4 Munculnya pendatang baru (T1) 2

    5 Pasar yang semakin selektif (T2) 2

    6 Stabilitas perekonomian Indonesia yang tidak menentu (T3) 2 (Sumber: Data yang diolah, 2012)

    Berdasarkan hasil dari kuesioner peratingan faktor eksternal pada

    tabel 4.4, maka Market share yang dimiliki Frestea (O2) dan potensi

    melakukan ekspansi (O3) merupakan peluang utama dari pemasaran

    Frestea pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java. Pesaing hanya

    menyediakan produk tertentu saja (O1) termasuk dalam peluang kecil dari

    pemasaran Frestea pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java.

    Munculnya pendatang baru (T1), Pasar yang semakin selektif (T2) dan

    Stabilitas perekonomian Indonesia yang tidak menentu (T3) masuk ke

    dalam ancaman kecil dari pemasaran Frestea pada PT Coca Cola Bottling

    Indonesia Central Java.

    4.2.3. Penentuan Bobot Berdasarkan Perbandingan Berpasangan

    Setelah pengumpulan data-data berdasarkan kuesioner pembobotan

    faktor internal dan eksternal serta kuesioner peratingan faktor internal dan

    eksternal, maka tahap selanjutnya adalah menginput data-data tersebut ke

    dalam penentuan bobot dengan perbandingan berpasangan baik untuk

    faktor internal maupun untuk faktor eksternal. Pemberian bobot yang

  • 14

    diberikan dapat dijelaskan sebagai berikut: Jika alternatif A lebih dipilih

    dibanding alternatif B dan bobotnya adalah 3, maka alternatif A berbobot

    3, sedangkan alternatif B berbobot 1/3. Jika alternatif B lebih dipilih

    dibanding alternatif A dan diberi bobot sebesar 2, maka alternatif B

    berbobot 2, sedangkan alternatif A berbobot . Demikian pula halnya

    dengan pemberian bobot sebesar 1. Setelah diperoleh masing-masing

    bobot, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan bobot-bobot tersebut

    berdasarkan kolomnya. Kemudian nilai pada masing-masing kolom dibagi

    dengan hasil penjumlahan kolom tersebut. Hasilnya kemudian

    dinormalisasi. Langkah terakhir adalah merata-ratakan nilai pada masing-

    masing baris.

    Berikut ini adalah hasil dari penentuan bobot faktor internal

    dengan metode perbandingan berpasangan:

  • 15

    Tabel 4.5

    Penentuan Bobot Faktor Internal Berdasarkan Perbandingan Berpasangan

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No Faktor Internal S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4

    S1

    Lokasi pemasaran

    strategis 1 3 0.3 3 3 0.3 0.3 3 0.5

    S2

    Kualitas produk yang

    baik 0.3 1 0.5 2 2 0.3 0.3 3 0.3

    S3

    Kegiatan promosi yang

    baik 3 2 1 0.3 3 0.3 0.3 3 3

    S4

    Ada differensiasi

    produk dibandingkan

    dengan produk lain 0.3 0.5 0.3 1 2 0.3 0.3 2 0.5

    S5

    Harga produk

    terjangkau 0.3 0.5 0.3 0.5 1 0.3 0.3 3 0.3

    W1

    Kurangnya kunjungan

    ke para supplier 3 3 3 3 3 1 0.3 3 3

    W2

    Kurangnya sumber

    daya manusia yang

    terlibat langsung

    dengan konsumen 3 3 3 3 3 3 1 3 3

    W3

    Frestea pemain baru

    dalam bisnis ini

    dibandingkan Sosro 0.3 0.3 0.3 0.5 0.5 0.3 0.3 1 0.3

    W4

    Team bagian

    pemasaran belum jelas 2 3 0.3 2 0.3 0.3 0.3 3 1

    TOTAL 13.2 16.3 9 13.5 17.8 6 3.4 21.2 11.9

    (Sumber: Data yang diolah, 2013)

    Hasil penentuan bobot faktor internal dengan perbandingan

    berpasangan dari tabel 4.5 kemudian dinormalisasi. Hasil dari normalisasi

    bobot faktor internal pemasaran Frestea dapat dilihat pada tabel 4.6.

  • 16

    Tabel 4.6

    Normalisasi Bobot Faktor Internal Pemasaran Frestea

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No Faktor Internal S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 Bobot

    S1

    Lokasi pemasaran

    strategis 0.08 0.18 0.03 0.17 0.15 0.05 0.09 0.13 0.04 0.1

    S2

    Kualitas produk

    yang baik 0.02 0.06 0.06 0.11 0.1 0.05 0.09 0.13 0.03 0.07

    S3

    Kegiatan promosi

    yang baik 0.23 0.12 0.11 0.17 0.15 0.05 0.09 0.13 0.25 0.14

    S4

    Ada differensiasi

    produk

    dibandingkan

    dengan produk lain 0.02 0.03 0.03 0.06 0.1 0.05 0.09 0.09 0.04 0.06

    S5

    Harga produk

    terjangkau 0.02 0.03 0.03 0.03 0.05 0.05 0.09 0.09 0.03 0.05

    W1

    Kurangnya

    kunjungan ke para

    supplier 0.23 0.18 0.33 0.17 0.15 0.16 0.09 0.13 0.25 0.19

    W2

    Kurangnya sumber

    daya manusia yang

    terlibat langsung

    dengan konsumen 0.23 0.18 0.33 0.17 0.15 0.49 0.29 0.13 0.25 0.25

    W3

    Frestea pemain

    baru dalam bisnis

    ini dibandingkan

    Sosro 0.02 0.02 0.03 0.03 0.02 0.05 0.09 0.04 0.03 0.04

    W4

    Team bagian

    pemasaran belum

    jelas 0.15 0.18 0.03 0.11 0.15 0.05 0.09 0.13 0.08 0.11

    TOTAL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

    (Sumber: Data yang diolah, 2013)

    Berdasarkan tabel 4.6, maka dapat diketahui bobot kekuatan dari

    strategi pemasaran Frestea yaitu: lokasi pemasaran strategis memiliki

    bobot sebesar 0.1; kualitas produk yang baik memiliki bobot sebesar 0.07;

    kegiatan promosi yang baik memiliki bobot sebesar 0.14; differensiasi

    produk dibandingkan dengan produk lain memiliki bobot sebesar 0.06;

    harga produk terjangkau memiliki bobot sebesar 0.05. Hal ini

  • 17

    mengindikasikan bahwa kekuatan yang memiliki pengaruh paling besar

    bagi strategi pemasaran Frestea adalah kegiatan promosi yang baik dan

    lokasi pemasaran yang strategis.

    Bobot kelemahan dari strategi pemasaran Frestea yaitu: kurangnya

    kunjungan ke para supplier memiliki bobot sebesar 0.19; kurangnya sumber

    daya manusia yang terlibat langsung dengan konsumen memiliki bobot sebesar

    0.25; Frestea pemain baru dalam bisnis ini dibandingkan Sosro memiliki bobot

    sebesar 0.04; Team bagian pemasaran belum jelas memiliki bobot sebesar

    0.11. Hal ini mengindikasikan bahwa kelemahan yang memiliki pengaruh

    paling besar bagi strategi pemasaran Frestea adalah kurangnya sumber daya

    manusia yang terlibat langsung dengan konsumen.

    Berikut ini adalah hasil dari penentuan bobot faktor eksternal

    dengan metode perbandingan berpasangan:

    Tabel 4.7

    Penentuan Bobot Berdasarkan Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No Faktor Eksternal O1 O2 O3 T1 T2 T3

    O1

    Pesaing hanya menyediakan produk tertentu

    saja 1 0.5 0.5 0.5 0.3 2

    O2 Market share yang dimiliki Frestea 2 1 0.5 0.5 0.3 2

    O3 Berpotensi melakukan ekspansi 2 2 1 0.5 0.3 0.3

    T1 Munculnya pendatang baru 2 2 2 1 0.3 2

    T2 Pasar yang semakin selektif 3 3 3 3 1 3

    T3

    Stabilitas perekonomian Indonesia yang

    tidak menentu 0.5 0.5 3 0.5 0.3 1

    TOTAL 10.5 9 10 6 2.5 10.3

    (Sumber: Data yang diolah, 2013)

  • 18

    Hasil penentuan bobot faktor eksternal dengan perbandingan

    berpasangan pada tabel 4.7 kemudian dinormalisasi. Berikut ini adalah

    hasil dari normalisasi bobot faktor internal pemasaran Frestea:

    Tabel 4.8

    Normalisasi Bobot Faktor Eksternal Pemasaran Frestea

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No Faktor Eksternal O1 O2 O3 T1 T2 T3 Bobot

    O1

    Pesaing hanya menyediakan

    produk tertentu saja 0.1 0.06 0.05 0.08 0.12 0.19 0.1

    O2

    Market share yang dimiliki

    Frestea 0.19 0.11 0.05 0.08 0.12 0.19 0.12

    O3 Berpotensi melakukan ekspansi 0.19 0.22 0.1 0.08 0.12 0.03 0.12

    T1 Munculnya pendatang baru 0.19 0.22 0.2 0.17 0.12 0.19 0.18

    T2 Pasar yang semakin selektif 0.29 0.33 0.3 0.5 0.4 0.29 0.35

    T3

    Stabilitas perekonomian Indonesia

    yang tidak menentu 0.05 0.06 0.3 0.08 0.12 0.1 0.12

    TOTAL 1 1 1 1 1 1 1

    (Sumber: Data yang diolah, 2013)

    Berdasarkan tabel 4.8, maka dapat diketahui bobot peluang bagi

    strategi pemasaran Frestea yaitu: Pesaing hanya menyediakan produk

    tertentu saja memiliki bobot sebesar 0.1; Market share yang dimiliki

    Frestea memiliki bobot sebesar 0.12; berpotensi melakukan ekspansi

    memiliki bobot sebesar 0.12. Hal ini mengindikasikan bahwa peluang

    yang memiliki pengaruh paling besar bagi strategi pemasaran Frestea

    adalah Market share yang dimiliki Frestea dan potensi melakukan

    ekspansi. Bobot ancaman bagi strategi pemasaran Frestea yaitu: munculnya

    pendatang baru memiliki bobot sebesar 0.18; pasar yang semakin selektif

    memiliki bobot sebesar 0.35; stabilitas perekonomian Indonesia yang tidak

    menentu memiliki bobot sebesar 0.12. Hal ini mengindikasikan bahwa

  • 19

    ancaman yang memiliki pengaruh paling besar bagi strategi pemasaran

    Frestea adalah pasar yang semakin selektif.

    4.2.4. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

    Matriks IFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis

    internal perusahaan tersebut dalam kerangka Strength and Weakness

    perusahaan. Di dalam matriks IFAS, data yang diperoleh adalah data yang

    berasal dari tabel normalisasi bobot faktor internal dan juga data yang

    diperoleh dari kuesioner penilaian rating / skor faktor internal strategi

    pemasaran frestea. Matriks IFAS dapat dilihat pada tabel 4.9.

    Tabel 4.9

    Matriks IFAS Pemasaran Frestea

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

    S1 Lokasi pemasaran strategis 0.10 4 0.41

    S2 Kualitas produk yang baik 0.07 4 0.29

    S3 Kegiatan promosi yang baik 0.14 4 0.58

    S4

    Ada differensiasi produk

    dibandingkan dengan produk lain 0.06 4 0.22

    S5 Harga produk terjangkau 0.05 3 0.14

    Subtotal Strengths 1.63

    W1

    Kurangnya kunjungan ke para

    supplier 0.19 1 0.19

    W2

    Kurangnya sumber daya manusia

    yang terlibat langsung dengan

    konsumen 0.25 1 0.25

    W3

    Frestea pemain baru dalam bisnis ini

    dibandingkan Sosro 0.04 2 0.07

    W4 Team bagian pemasaran belum jelas 0.11 1 0.11

    Subtotal Weakness 0.62

    TOTAL FAKTOR INTERNAL 2.25

    (Sumber: Data yang diolah, 2013)

    Berdasarkan hasil dari matriks IFAS yang telah disusun pada tabel

    4.9 diketahui bahwa nilai dari IFAS sebesar 2.25 yang didapat dari

  • 20

    penjumlahan total faktor kekuatan strategi pemasaran frestea (sebesar

    1.63) dan total faktor kelemahan strategi pemasaran frestea (sebesar 0.62).

    4.2.5. Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)

    Matrik EFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis

    eksternal perusahaan tersebut dalam kerangka Opportunities and Threats

    perusahaan. Di dalam matriks EFAS, data yang diperoleh adalah data yang

    berasal dari tabel normalisasi bobot faktor eksternal dan juga data yang

    diperoleh dari kuesioner penilaian rating/skor faktor eksternal strategi

    pemasaran frestea. Matriks EFAS dapat dilihat pada tabel 4.10.

    Tabel 4.10

    Matriks EFAS Pemasaran Frestea

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, Tahun 2012

    No Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

    O1

    Pesaing hanya menyediakan

    produk tertentu saja 0.10 4 0.40

    O2

    Market share yang dimiliki

    Frestea 0.12 4 0.50

    O3 Berpotensi melakukan ekspansi 0.12 4 0.50

    Subtotal Opportunities 1.40

    T1 Munculnya pendatang baru 0.18 2 0.36

    T2 Pasar yang semakin selektif 0.35 2 0.70

    T3

    Stabilitas perekonomian

    Indonesia yang tidak menentu 0.12 2 0.23

    Subtotal Threats 1.30

    TOTAL FAKTOR EKSTERNAL 2.70

    (Sumber: Data yang diolah, 2013)

    Berdasarkan hasil dari matriks EFAS yang telah disusun pada tabel

    4.10 diketahui bahwa nilai dari EFAS sebesar 2.70 yang didapat dari

  • 21

    penjumlahan total faktor peluang strategi pemasaran frestea (sebesar 1.40)

    dan total faktor ancaman strategi pemasaran frestea (sebesar 1.30).

    4.2.6. Hasil Matriks IE (Internal External)

    Hasil matriks Internal External (IE) didapatkan dari kekuatan

    internal perusahaan PT Coca Cola Bottling Indonesia, Central Java dan

    pengaruh eksternal yang dihadapi guna memperoleh strategi pemasaran

    yang lebih detail. Berdasarkan hasil dari matriks IFAS dan matriks EFAS

    yang telah disusun pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 diketahui bahwa nilai dari

    IFAS sebesar 2.25 dan nilai dari EFAS sebesar 2.70. Nilai dari IFAS dan

    nilai dari EFAS kemudian dipertemukan pada matriks Internal External

    (IE), sehingga didapatkan strategi pemasaran frestea PT Coca Cola

    Bottling Indonesia Central Java berada pada posisi sel ke-5 (dapat dilihat

    pada Gambar 4.1).

    Gambar 4.1. Hasil Matriks Internal Ekternal (IE)

  • 22

    Strategi yang dapat digunakan pada posisi sel ke-5 adalah strategi

    pertumbuhan melalui integrasi horizontal yaitu suatu kegiatan untuk

    memperluas pemasaran frestea PT Coca Cola Bottling Indonesia Central

    Java dengan cara membangun jaringan distribusi yang lain yang belum

    dijangkau frestea dan meningkatkan kualitas produk. Tujuannya relatif

    lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan

    profit.1 PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java dapat memperluas

    pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal

    maupun eksternal.

    4.2.7. Hasil Diagram SWOT

    Setelah didapatkan hasil dari tabel IFAS sebesar 2.25 dan tabel

    EFAS sebesar 2.70, maka langkah selanjutnya adalah membuat titik

    potong antara sumbu X dan sumbu Y, dimana nilai dari sumbu X didapat

    dari selisih antara subtotal strength dan subtotal weakness, sedangkan

    untuk nilai sumbu Y didapat dari selisih antara subtotal opportunities dan

    subtotal threats. Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan titik

    potong sumbu X dan sumbu Y.

    Sumbu X = subtotal strengths subtotal weakness

    = 1.63 0.62

    = 1.01

    Sumbu Y = subtotal opportunities subtotal threats

    = 1.40 1.30

    = 0.10

    1 Freddy Rangkuti. Op.cit. hal 45.

  • 23

    Berdasarkan hasil perhitungan sumbu X dan sumbu Y, maka

    didapatkan titik potong antara kedua sumbu tersebut adalah (1.01, 0.10).

    Gambaran titik potong antara sumbu X dan sumbu Y pada diagram SWOT

    pemasaran Frestea PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java dapat

    dilihat pada Gambar 4.2.

    Gambar 4.2. Hasil Diagram SWOT

    Berdasarkan gambar 4.2, maka titik potong antara sumbu X dan

    sumbu Y berada pada kuadran I. Strategi yang harus diterapkan dalam

    kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

    (Growth Oriented Strategy).2 Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan

    sehingga dapat memanfaatkan peluang yang memungkinkan pihak

    2 Ibid. hal 20.

  • 24

    manajemen pemasaran Frestea PT Coca Cola Bottling Indonesia Central

    Java untuk mendayagunakan secara optimal keuntungan kompetitifnya

    dengan cara melaksanakan tindakan yang cukup agresif untuk

    mempertahankan dan merebut pangsa pasar yang baru.

    4.2.8. Hasil Matriks SWOT

    Langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil IFAS dan EFAS

    dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT digunakan untuk

    menyusun faktor-faktor strategis pemasaran Frestea PT Coca Cola

    Bottling Indonesia Central Java. Matriks ini dapat menggambarkan secara

    jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi PT Coca

    Cola Bottling Indonesia Central Java dalam melakukan pemasaran Frestea

    dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

    Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif

    strategis, kombinasi antara faktor internal dan eksternal untuk saling

    melengkapi dan memperkecil kelemahan satu sama lain. Hasil matriks

    SWOT yang telah disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.11.

  • 25

    Tabel 4.11

    Matriks SWOT Pemasaran Frestea

    PT Coca Cola Amatil Indonesia, 2012

    STRENGTHS WEAKNESS

    INTERNAL S1 Lokasi pemasaran strategis W1

    Kurangnya kunjungan ke

    para supplier

    S2 Kualitas produk yang baik W2

    Kurangnya sumber daya

    manusia yang terlibat

    langsung dengan

    konsumen

    EKSTERNAL S3 Kegiatan promosi yang baik W3

    Frestea pemain baru

    dalam bisnis ini

    dibandingkan Sosro

    S4

    Ada differensiasi produk

    dibandingkan dengan produk

    lain

    W4

    Team bagian pemasaran

    belum jelas

    S5 Harga produk terjangkau

    OPPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO

    O1

    Pesaing hanya menyediakan

    produk tertentu saja

    Memelihara kualitas serta menjaga differensiasi produk

    dibandingkan para pesaing. (S2,

    S4, O1)

    Meningkatkan market share dengan melakukan kegiatan

    promosi dan menjaga agar harga

    produk terjangkau oleh

    konsumen. (S3, S5, O2)

    Melakukan ekspansi secara horizontal ke wilayah strategis

    yang sedang berkembang dalam

    rangka memperluas jaringan

    pemasaran. (S1, O3)

    Memelihara kualitas serta mutu pelayanan produk

    kepada pelanggan lama

    maupun baru (W1, O1)

    Meningkatkan market share dengan memperluas

    jaringan distribusi. (W3,

    O2)

    Meningkatkan kualitas tenaga kerja dan prosedur

    operasional perusahaan.

    (W2, W4, O3)

    O2

    Market share yang dimiliki

    Frestea

    O3

    Berpotensi melakukan

    ekspansi

    THREATS STRATEGI ST STRATEGI WT

    T1 Munculnya pendatang baru Menjaga dan membina

    hubungan yang baik dengan para

    supplier dan pelanggan. (S1, S2,

    S4, S5, T1, T3)

    Memberikan promosi hadiah sebagai strategi pemasaran untuk

    menghadapi persaingan harga

    diantara pesaing. (S3, T2)

    Memaksimalkan pengembangan jaringan

    distribusi dan penyebaran

    produk. (W1, W2, T1,T2)

    Mengoptimalkan kegiatan promosi untuk mendukung

    strategi pemasaran (W3,

    W4, T3)

    T2 Pasar yang semakin selektif

    T3

    Stabilitas perekonomian

    Indonesia yang tidak menentu

    (Sumber: Data yang diolah, 2013)

  • 26

    4.3. Pembahasan

    Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha

    pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing

    tingkat dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan

    perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan

    persaingan yang selalu berubah.3

    Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting umumnya

    untuk keberhasilan usaha dan khususnya di bidang pemasaran, maka strategi

    pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah apa yang akan

    dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap peluang pada pasar.

    Pada penelitian ini, Manajer Pemasaran produk Frestea PT Coca-Cola

    Amatil Indonesia (Central Java), Bapak Bambang Rachmadi merupakan

    partisipan, sedangkan bagian-bagian lainnya seperti bagian produksi, bagian

    promosi, bagian distribusi produk Frestea PT Coca-Cola Amatil Indonesia

    (Central Java) merupakan informan dalam triangulasi. Penulis memilih informan

    ini berasal dari pihak internal perusahaan, karena penelitian ini bertujuan untuk

    mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang mendeskripsikan strategi

    pemasaran produk Frestea yang diterapkan PT Coca-Cola Amatil Indonesia

    (Central Java) untuk menghadapi persaingan produk teh kemasan dalam bentuk

    botol. Setelah dilakukan penelitian, maka dapat diidentifikasi bahwa keberhasilan

    pemasaran Frestea PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java dalam

    menguasai pangsa pasar (market share) dengan memanfaatkan keunggulan

    bersaing yang ada selama ini, yaitu keunggulan lokasi yang strategis, promosi

    yang baik, layanan konsumen melalui Customer Service System (CSS) dan

    3 Sofjian Assauri. Op.cit. hal 168.

  • 27

    differensiasi produk menyebabkan pemasaran Frestea PT Coca Cola Bottling

    Indonesia Central Java terus mengalami peningkatan di dalam penjualannya.

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebagai alternatif strategi

    pemasaran bagi PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) untuk memperoleh

    pangsa pasar yang lebih besar, PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java

    sebaiknya melakukan strategi integrasi horizontal pemasaran Frestea, yaitu

    dengan cara memperluas lini produk dan saluran distribusinya ke wilayah-wilayah

    potensial lainnya secara intensif. Pemasaran Frestea PT Coca Cola Bottling

    Indonesia Central Java berada pada posisi sel ke-5, strategi yang dapat digunakan

    adalah strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal yaitu suatu kegiatan

    untuk memperluas pemasaran Frestea dengan cara membangun jaringan distribusi

    yang lain yang belum dijangkau frestea dan meningkatkan kualitas produk.

    Berada dalam sel ke 5 ini, maka PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java

    dapat memperluas pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan

    internal maupun eksternal pemasaran Frestea. Berdasarkan hasil diagram SWOT

    pemasaran Frestea PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java berada pada

    kuadran I, yaitu kuadran yang mendukung strategi agresif, yaitu strategi yang

    memungkinkan pihak manajemen pemasaran Frestea PT Coca Cola Bottling

    Indonesia Central Java untuk mendayagunakan secara optimal keuntungan

    kompetitifnya dengan cara melaksanakan tindakan yang cukup agresif untuk

    mempertahankan dan merebut pangsa pasar yang baru.

  • 28

    Menurut Porter, perumusan strategi bersaing harus mempertimbangkan

    empat faktor utama yang menentukan batas-batas yang dapat dicapai oleh

    perusahaan agar berhasil, antara lain:

    1. Kekuatan dan kelemahan perusahaan merupakan profil dari kekayaan dan ketrampilannya relatif terhadap pesaing yang

    meliputi sumber daya keuangan, posisi teknologi, identifikasi

    merek dan lain-lain.

    2. Nilai-nilai pribadi dari organisasi, merupakan motivasi dan

    kebutuhan para eksekutif kunci dan personel lain yang harus

    menerapkan strategi yang sudah dipilih.

    3. Peluang dan ancaman industri dan lingkungan persaingan,

    dengan resiko imbalan potensial yang menyertainya.

    4. Harapan masyarakat, mencerminkan dampak dari hal-hal seperti

    kebijakan pemerintah, kepentingan sosial, adat istiadat yang

    berkembang dan banyak lagi yang lain terhadap perusahaan. 4

    Berdasarkan keempat faktor utama yang menentukan batas-batas yang

    dapat dicapai oleh perusahaan agar berhasil, maka pihak manajemen pemasaran

    Frestea PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java perlu mempertimbangkan

    sejumlah informasi internal dan eksternal yang dapat mendukung untuk

    menentukan strategi pemasaran Frestea dalam menghadapi persaingan produk

    minuman teh dalam kemasan. Hasil matriks SWOT yang telah disusun oleh

    peneliti mengindikasikan bahwa pihak manajemen pemasaran Frestea PT Coca

    Cola Bottling Indonesia Central Java harus mengembangkan alternatif rencana

    strategis perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.

    Rencana strategis dalam jangka pendek yang dapat dilakukan pihak

    manajemen pemasaran Frestea PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java

    adalah :

    4 Michael E. Porter. Op.cit. hal 24.

  • 29

    1. Memelihara kualitas serta mutu pelayanan produk kepada pelanggan

    lama maupun baru.

    2. Memelihara serta menjaga differensiasi produk dibandingkan para

    pesaing.

    3. Menjaga dan membina hubungan yang baik dengan para supplier dan

    pelanggan.

    4. Memberikan promosi hadiah sebagai strategi pemasaran untuk

    menghadapi persaingan harga diantara pesaing.

    Rencana strategis dalam jangka panjang yang dapat dilakukan pihak

    manajemen pemasaran Frestea PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java

    adalah :

    1. Memaksimalkan pengembangan jaringan distribusi dan penyebaran

    produk.

    2. Mongoptimalkan kegiatan promosi untuk mendukung strategi

    pemasaran.

    3. Meningkatkan market share dengan memperluas jaringan distribusi.

    4. Meningkatkan kualitas tenaga kerja dan prosedur operasional

    perusahaan.

    5. Meningkatkan market share dengan melakukan kegiatan promosi dan

    menjaga agar harga produk terjangkau oleh konsumen.

    6. Melakukan ekspansi secara horizontal ke wilayah strategis yang sedang

    berkembang dalam rangka memperluas jaringan pemasaran.