Download docx - Anemia dan tipe anemia

Transcript
Page 1: Anemia dan tipe anemia

ANEMIA

1. DEFENISI

Anemia ialah berkurangnya jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin atau kadar

hematokrit dalam darah tepi di bawah nilai-nilai normal untuk umur dan jenis kelamin

penderita sehingga kemampuan darah untuk memberikan oksigen pada jaringan

berkurang.

Table 1. Batas Hemoglobin terendah

Umur Kadar Hb normal (g/dl)

6 bulan -6 tahun 11 g/dl

> 6 tahun 12 g/dl

2. PEMBAGIAN ANEMIA

Anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi dan etiologinya. Untuk

menegakkan diagnosis suatu anemia harus digabungkan pertimbangan morfologis dan

etiologi

2.1. Etiologi : penyebab anemia

Berdasarkan etiologis maka anemia dibagi atas:

1) Produksi sel-sel darah merah menurun

Yang disebabkan oleh gangguan sel-sel induk (aplastik) dan

defisiensi.

2) Pemecahan eritrosit yang meningkat (Anemia Hemolitik)

Terjadi akibat penghancuran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan.

Hal ini dibedakan menjadi dua faktor yaitu :

Table 2. Nilai Hemoglobin Normal

Umur Kadar Hb normal (g/dl)

Darah tali pusat 13,5 - 20,5

Hari pertama 15,0 - 23,5

2 – 3 bulan 9,0 - 12,5

6 bulan – 6 tahun 11,0 - 14,5

6 tahun – 14 tahun 12,0 - 15,5

Page 2: Anemia dan tipe anemia

a) Faktor intrasel

Misalnya thallassemia, hemoglobinopatia

(thallassemia HbE, sickle cell anemia), sferositos

kongenital, defisiensi enzim eritrosit (G-6PD,

piruvat kinase, glutation reduktase).

b) Faktor ekstrasel

Misalnya toksin yang dihasilkan oleh tumbuhan

atau binatang tertentu, infeksi (malaria),

imunologis (inkompabilitas golongan darah, reaksi

hemolitik pada transfusi darah).

3) Anemia penyakit perdarahan (Post Hemorrhagic)

Terjadi akibat perdarahan yang masif (seperti kecelakaan, luka

operasi, persalinan dan sebagainya)

4) Anemia Defisiensi

Karena kekurangan faktor pematangan eritrosit (besi, asam folat,

vitamin B12, protein, piridoksin, eritropoetin, dan sebagainya).

5) Anemia penyakit kronis

Akibat gangguan homeostasis besi atau oleh mekanisme yang

lain.

6) Anemia penyakit keganasan

Contohnya disebabkan penyakit leukemia, limfoma maligna, atau

jenis karsinoma yang lain di mana terjadi infiltrasi sel ganas di

sumsum tulang

Page 3: Anemia dan tipe anemia

2.2. Morfologi : Indeks eritrosit

1) Besarnya sel:

Anemia normositik MCV 76 – 96 µ3 (fl)

Anemia mikrositik MCV < 76 µ3 (fl)

Anemia makrositik MCV > 96 µ3 (fl)

2) Konsentrasi hemoglobin

Berdasarkan morfologinya maka dibagi atas:

Anemia normositik normokrom

Ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung

hemoglobin dalam jumlah normal (MCV dan MCHC normal atau normal

rendah) tetapi individu menderita anemia

Pendarahan akut

Anemia hemolotik

Kegagalan sumsung tulang (aplasia)

Anemia mikrositik hipokrom

Mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam

jumlah yang kurang dari normal (MCV rendah; MCHC rendah).

Anemia defisiensi besi

Anemia normokrom MCHC 32-38% / MCH 27 – 32 pq

Anemia hipokrom MCHC <32 % / MCH < 27pq

Page 4: Anemia dan tipe anemia

Anemia sideroblastik

Thalasemia

Intoksikasi timah hitam

Anemia kerana penyakit kronik

Anemia makrositik normokrom

Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal

tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV

meningkat; MCHC normal).

Anemia megaloblastik:

Defisiensi B12

Defisiensi Asam Folat

3. GEJALA KLINIK

Manifestasi gejala dan keluhan anemia tergantung dari beberapa faktor, yaitu :

penurunan kapasitas daya angkut oksigen dari darah serta kecepatan dari

penurunannya,

derajat serta kecepatan perubahan dari volume darah,

penyakit dasar penyebab anemia

kapasitas kompensasi sistem kardiopulmonal.

Gejala awal anemia tidak terlalu kelihatan dengan jelas, seperti:

mudah lelah,

cepat capet bila berolahraga atau bila melakukan aktivitas yang berlebihan,

sulit berkonsentrasi atau mudah lupa

bahkan anemia pada awalnya bisa tidak menimbulkan gejala/asimtomatik

Gejala anemia bila keadaan sudah makin parah sehingga kelihatan seperti: seperti

kulit pucat,

jantung berdebar-debar,

Page 5: Anemia dan tipe anemia

pusing,

mudah sesak napas ketika melakukan aktivitas yang berlebihan

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk menegakkan suatu diagnosa anemia dan penyakit yang mendasarinya, perlu

dilakukan pemeriksaan lengkap, di antaranya:

Pemeriksaan darah lengkap (Complete blood count)

Hb, eritrosit, hematokrit, indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), lekosit, trombosit dan

hitung jenis.

Retikulosit : normal, menurun atau meningkat

Apusan darah tepi

Sedangkan untuk mengetahui etiologi anemia secara lebih spesifik, perlu dilakukan

pemeriksaan penunjang lain, di antaranya :

Elektroforesis Hb untuk kecurigaan adanya hemoglobinopati

Serum besi, feritin dan TIBC untuk kemungkinan anemia defisiensi besi

Bilirubin total dan bilirubin indirek untuk anemia hemolitik

Coombs test untuk kecurigaan anemia hemolitik autoimun

Kadar folat dan vitamin B12 jika ada anemia makrositik

Pemeriksaan enzim eritrosit untuk defisiensi G6PD atau defisiensi enzim piruvat

kinase

Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang atau BMP untuk menyingkirkan anemia

aplastik atau anemia karena infiltrasi sel-sel leukemia pada sumsum tulang

Urine rutin untuk melihat adanya bukti hemolisis pada anemia hemolitik

Feses rutin untuk melihat adanya infeksi parasit tertentu yang dapat menyebabkan

anemia defisiensi besi.

Page 6: Anemia dan tipe anemia

Anamnesa tentang riwayat perdarahan spontan sebelumnya, riwayat asupan

makanan, riwayat penyakit kronik, riwayat minum obat-obatan tertentu, dan riwayat

penyakit dalam keluarga perlu ditanyakan untuk membantu penegakkan diagnosa suatu

anemia.

Catatan :

a. Parameter lain yang abnormal, yaitu adanya organomegali (limfadenopati,

hepatomegali, splenomegali), dan manifestasi perdarahan, baik perdarahan spontan

(misalnya peteki, ekimosis, hematom, epistaksis, hematemesis, melena) atau

perdarahan yang diprovokasi (rumple leede test)

b. Eritrosit yang abnormal pada apusan darah tepi : fragmentasi, mikrosferosit atau

normoblast.

5. PENANGANAN

Penanganan yang tepat bagi penderita anemia adalah:

a. Sesuai dengan jenis, etiologi anemia dan penyakit yang mendasarinya

b. Pemberian transfusi

anemia dengan perdarahan yang akut dan masif

anemia berat dengan adanya tanda-tanda anoksia jaringan,

anemia yang terjadi sebelum pemberian kemoterapi (misalnya pada pasien

leukemia)

anemia pada penderita thallasemia (pada batas-batas tertentu)

c. Pemberian besi, vitamin B12 atau asam folat sesuai dengan etiologinya

anemia defisiensi besi:

diberikan preparat besi dengan dosis 4-6 mg besi

elemental/kgbb/hari sampai 3-4 bulan setelah hemoglobin

normal.

anemia karena defisiensi B12

Page 7: Anemia dan tipe anemia

injeksi vitamin B12 1 mg/hari intramuskular minimal selama 2

minggu, kemudian dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan

seumur hidup dengan cara pemberian injeksi 1 mg vitamin

B12/bulan.

anemia karena defisiensi asam folat,

terapi awal dimulai dengan dosis 0,5-1 mg/hari diberikan peroral

atau perenteral. Pemberian asam folat dilanjutkan selama 3-4

minggu sampai sudah terjadi perbaikan hematologis yang

menetap, dilanjutkan pemeliharaan dengan multivitamin yang

mengandung 0,2 mg asam folat.

Anamnesa

Pemeriksaan Fisik

Anemia

Page 8: Anemia dan tipe anemia

Algoritme Diagnostik Anemia Pada Anemia

BAGIAN ILMU KESEHATANANAKFAKULTAS KEDOKTERAN

Complete Blood Count Retikulosit Apusan darah tepi Indeks eritrosit

Normositik Normokrom (MCV normal)

Mikrositik Hipokrom (MCV menurun)

Makrositik Normokrom (MCV meningkat)

Ferritin serum atau

Saturasi transferin

Retikulosit Kadar serum folat dan

vitamin B12

An. Defisiensi besi

Thallasemia

Hb Elektroforesis

Rendah Normal Meningkat

An. Pasca Perdaraha

n

Tidak meningkat

dan adanya

parameter lain yang abnormal

An. Hemolitik

Eritrosit abnorma lpada apusan darah tepi Coombs test, DDR

Bilirubin darah, urine rutin, Feses rutin

An. Aplastik Infiltrasi leukemia

Anemia Defisiensi Asam folat

Anemia Defisiensi

B12

Page 9: Anemia dan tipe anemia

UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANEMIA

DISUSUN OLEH :

NOR SYAHIDA BINTI SULAIMAN

C111 09 871

PEMBIMBING SUPERVISOR:

Prof. Dr. dr. Syarifuddin Rauf, Sp.A (K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013