Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

17

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Sebelum memberikan pengertian tentang metode peer

tutoring (tutor sebaya), terlebih dahulu penulis akan memberikan

pengertian tentang metode itu sendiri. Metode atau metoda

berasal dari bahasa Yunani yaitu metha dan hodos, metha berarti

melalui atau melewati, sedangkan hodos berarti jalan atau cara.1

Selanjutnya berkembang dalam proses belajar mengajar menjadi

methode of teaching atau metode mengajar.

Metode pembelajaran adalah seperangkat cara, jalan dan

teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran

agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau

kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata

pelajaran.2 Dengan demikian jika dikaitkan dengan istilah

mengajar, dimana mengajar berarti menyajikan atau

menyampaikan, sedangkan metode mengajar sendiri adalah salah

1 Isma’il SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,

(Semarang: Rasail Media Group, 2008), 7. 2 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Radar

Jaya Offset, 2008), 4.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

18

satu cara yang digunakan pendidik untuk menyampaikan

pelajaran terkait kepada peserta didik. Karena penyampaian

tersebut dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat

diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam

mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat

berlangsungnya pengajaran. Jadi, metode mengajar merupakan

alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.3

Pendidik dan peserta didik merupakan komponen yang

terpenting dalam proses belajar mengajar, maka hubungan

diantara mereka harus ada keakraban agar tercipta keserasian,

keharmonisan dan kesenangan. Tujuan pengajaran akan dicapai

secara bersama-sama antara pendidik dan peserta didik, maka

usaha atau cara yang ditempuh pendidik sangat berpengaruh

sekali.

Hal ini pendidik harus cermat dalam memilih metode

mengajar, karena metode yang kurang baik akan mempengaruhi

belajar peserta didik. Dengan demikian pendidik seyogyanya

memilih metode mengajar yang lebih sesuai dengan peserta didik.

3 Djamaludin Darwis, Strategi Belajar Mengajar, (Semarang: Pustaka

Pelajar, 2000), 226.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

19

Seorang peserta didik ada kalanya lebih mudah memahami

pelajaran atau menerima keterangan yang diberikan oleh

temannya sendiri. Untuk itu diperlukan metode yang sesuai

dengan keadaan di atas.

Jika ditinjau dari jenis metode, banyaknya metode yang

sudah dikenal dapat digunakan untuk mengajar. Metode tersebut

antara lain:

1. Metode pemberian tugas dan resitasi, yaitu melaksanakan

tugas yang diberikan oleh guru dan melaporkan hasilnya.

2. Metode diskusi.

3. Metode pendekatan proses (proses approach).

4. Metode penemuan (inquiry aproach).

5. Metode kerja kelompok.

6. Metode eksperimen.

7. Metode tanya jawab, dan metode lain serta gabungan dari

metode tersebut.

Kita tahu bahwa masing-masing metode tersebut

mempunyai kebaikan dan kelemahan, serta mempunyai daya

cocok yang berbeda bagi masing-masing siswa. Itulah sebabnya

Page 4: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

20

guru sudah memilih sesuatu metode yang paling baik menurut

pemikirannya, akan tetapi mungkin tidak cocok bagi beberapa

orang tua atau siswa.4 Dengan demikian maka sebagai pelaksana

program perbaikan, guru seyogianya memilih metode mengajar

yang lebih seseuai bagi siswa.

Disamping itu adakalanya seorang siswa lebih mudah

menerima keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau

kawan-kawan untuk melaksanakan program perbaikan. Dan

metode yang dapat digunakan salah satunya adalah metode

pembelajaran peer tutoring.

B. Pengertian Metode Peer Tutoring

Pada dasarnya hakikat pembelajaran dan tujuan

pembelajaran yang mulia hanya dapat dicapi melalui program

yang terarah, terpadu, dan disertai dengan semangat yang tinggi

untuk selalu memperbaharui mekanisme dan pola pembelajaran

kearah tercapainya tujuan pendidikan sesuai dengan tuntutan

zaman. Oleh karena itu, kesadaran untuk melakukan inovasi-

4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), cet. ke-5, 25

Page 5: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

21

inovasi dan terobosan dari insan-insan pendidikan perlu

dikembangkan dan disebarluaskan.

Melakukan strategi pembelajaran secara dini merupakan

suatu upaya mengantisipasi kesulitan yang dihadapi siswa agar

tidak berdampak jauh terhadap hasil belajar siswa. Salah satunya

metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan serta dapat mengatasi kesulitan

belajar siswa adalah dengan menggunakan metode peer tutoring.

Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk/ditugaskan

membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena

hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan

hubungan guru dengan siswa.5 Sedangkan peer tutoring atau

lebih dikenal dengan teman sebaya atau antar peserta didik, hal

ini bisa terjadi ketika peserta didik terlebih dahulu mampu

menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu

peserta didik lainnya yang kurang mampu meyelesaikan

pekerjaannya.

5 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2013), cet. ke-3, 184.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

22

Metode peer tutoring adalah kegiatan bimbingan yang

dilaksanakan oleh siswa yang memiliki pemahaman tentang

keterampilan komunikasi dan konseling (tutor) untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan yaitu membantu teman-temannya

yang mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits agar memperoleh hasil belajar yang baik. Melalui metode

ini siswa bisa berdialog dan berinteraksi dengan sesama siswa

dan berinteraksi dibawah bimbingan guru sehingga siswa

termotivasi untuk menguasai bahan ajar yang disajikan sesuai

dengan standar lulusan yang telah ditetapkan. Metode ini

digunakan karena dalam pelaksanaannya mampu menciptakan

ruang psikologis yang nyaman bagi setiap anggota yang ada di

dalamnya. Bantuan yang diberikan oleh teman sebaya pada

umumnya terasa lebih dekat dibandingkan dengan guru. Siswa

yang ditunjuk sebagai tutor ditugaskan untuk membantu siswa

lain yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan petunjuk-

petunjuk yang diberikan oleh guru. Bukan bertugas sebagai

pengganti guru ataupun guru.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

23

Metode pembelajaran peer tutoring merupakan salah satu

alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa dalam proses

belajar mengajar. Siswa cenderung merasa takut dan tidak berani

untuk bertanya atau mengeluarkan pendapatnya kepada guru,

tetapi siswa akan lebih suka dan berani bertanya atau

mengeluarkan pendapatnya tentang materi pelajaran kepada

temannya atau siswa lain. Sehingga diterapkannya model

pembelajaran peer tutoring ini diharapkan dapat membantu siswa

untuk dapat menerima materi pelajaran.

Pembelajaran peer tutoring merupakan kegiatan belajar

yang berpusat pada pserta didik, sebab anggota komunitas belajar

merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk

dirinya sendiri dan orang lain. Pembelajaran akan sukses jika

terjadi timbal balik antara teman sebaya yang secara bersama-

sama membuat rencana dan memfasilitasi kegiatan belajar dan

dapat belajar dari kegiatan belajar kelompok lainnya.

Menurut Erman Suherman dalam bukunya, mendefinisikan

peer tutoring sebagai berikut:

Metode peer tutoring adalah suatu metode pembelajaran

yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang

Page 8: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

24

memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok siswa itu

sendiri untuk menjadi tutor bagi teman-temannya, dimana

teman yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan

materi belajar dan latihan kepada teman-temannya (tutee)

yang belum paham terhadap materi atau latihan yang

diberikan guru dengan dilandasi aturan yang telah

disepakati bersama dalam kelompok tersebut, sehingga

akan terbangun suasana belajar kelompok yang bersifat

kooperatif bukan kompetitif.6

Pendapat lain mengatakan, model pembelajaran peer

tutoring yaitu pembelajaran yang dilakukan oleh teman-temannya

yang mempunyai usia hampir sebaya sesamanya.7

Peer tutoring merupakan sekelompok siswa yang telah

tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada

siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan

pelajaran.8 Pada peer tutoring, teman sebaya yang lebih pandai

memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya.

Dengan cara ini siswa akan mudah memahami materi karena

bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu tidak ada

rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga

6 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer, (Bandung: UPI, 2003), 277. 7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), cet. ke-5, 25. 8 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer, (Bandung: UPI, 2003), 276.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

25

diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk

mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dipahaminya.

Penggunaan metode peer tutoring diharapkan tiap siswa

lebih terbuka dan saling komunikasi antara siswa yang satu

dengan siswa yang lain, sehingga diharapkan dapat melatih

kecakapan komunikasi. Fungsi lainnya adalah dengan adanya

peer tutoring, siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak

malu untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas

sehingga akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Pada

pembelajaran peer tutoring, baik tutor maupun yang ditutori

sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman

sedangkan yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima

pelajaran.

Pembelajaran peer tutoring dalam kelompok kecil dapat

dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan

belajar siswa sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih

bermakna. Karena peer tutoring merupakan sebuah metode

latihan atau praktik membelajarkan, yang menjadi sasarannya

Page 10: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

26

adalah temannya sendiri yang bertujuan untuk memperoleh

keterampilan dalam membelajarkan.9

Pembelajaran peer tutoring dalam kelompok kecil

merupakan pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kecil

dengan seorang siswa yang prestasinya lebih tinggi dalam

kelompoknya itu memberi bantuan atau menjadi guru bagi siswa

yang lain. Karena dengan bantuan teman sebaya dapat

menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih

mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan,

rendah diri dan malu. Jadi proses belajarnya lebih efektif.

Proses pelaksanaan peer tutoring biasanya disebut dengan

tutorial sebaya. Bagaimanapun yang melaksanakan kegiatan

pembelajaran adalah guru itu sendiri. Sehingga yang menjadi

tutor harus memiliki kriteria tertentu. Untuk menentukan siapa

yang akan dijadikan tutor, diperlukan pertimbangan-

pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu siswa yang

paling pandai. Yang penting diperhatikan siapa yang menjadi

tutor tersebut adalah:

9 M. Shobri Sutikno, Belajar dan Pembelajaran: Upaya Kreatif dalam

Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil, (Bandung: Prospect, 2009) 96.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

27

1. Memiliki hubungan emosional yang baik.

2. Dapat diterima (disetujui) oleh teman yang ditutorkan.

3. Menguasai bahan yang ditutorkan.

4. Dapat menerangkan bahan perbaikan yang diperlukan

oleh siswa yang menerima program perbaikan.

5. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama

kawan.

6. Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk

memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan

pelajaran kepada kawannya.

7. Mampu menjalin kerjasama dengan sesama siswa.

Adapun cara peneliti dalam menentukan tutor adalah

dengan melakukan seleksi kepada siswa yang akan menjadi tutor

sebaya. Pemilihan tutor sebaya ini dilakukan oleh peneliti dan

juga dibantu oleh guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits dengan

pengamatan dan perbandingan nilai al-Qur’an Hadits siswa. Tutor

yang terpilih adalah siswa yang memiliki kemampuan akademik

yang terbaik.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

28

Tutor atau ketua memiliki tugas dan tanggung jawab

diantaranya sebagai berikut:

1. Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi

ajar yang sedang dipelajari.

2. Mengkoordinir presentasi diskusi agar berlangsung

dengan kreatif dan dinamis.

3. Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing

apabila ada materi ajar yang belum dipahami.

4. Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok

lain saat tatap muka dikelas maupun diluar kelas.

5. Melaporkan setiap perkembangan akademis

kelompoknya kerpada pembimbing pada setiap materi

yang dipelajari.

Dengan menggunakan metode peer tutoring pada umumnya

memberikan hasil yang cukup baik, yaitu terjalinnya hubungan

antara siswa yang satu dengan yang lainnya lebih harmonis

dibandingkan dengan guru. Murid yang menjadi tutor sebaiknya

diperhatikan baik dari segi kemampuan dalam penguasaan materi

dan kemampuan membantu orang lain. Itu berarti bahwa tutor

Page 13: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

29

adalah murid yang memiliki prestasi yang baik dan mempunyai

hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya.

1. Tujuan pembelajaran peer tutoring

Pembelajaran peer tutoring mempunyai beberapa tujuan

diantaranya:

a. Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para

siswa sesuai dengan yang dimuat modul-modul,

melakukan usaha-usaha pengayaan materi yang

relevan;

b. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan

siswa tentang cara memecahkan masalah, mengatasi

kesulitan atau hambatan agar mampu membimbing

diri sendiri;

c. Untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang

cara belajar mandiri dan menerapkan pada masing-

masing modul yang sedang dipelajari.10

2. Langkah-langkah metode peer tutoring

Pembelajaran peer tutoring dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a. Guru menyusun kelompok belajar. Setiap kelompok

belajar beranggota 3 atau 4 orang yang memiliki

kemampuan beragam. Setiap kelompok minimal

memiliki satu orang peserta didik yang memiliki

kemampuan tinggi untuk menjadi tutor.

b. Guru menjelaskan tentang cara penyelesaian tugas

melalui belajar kelompok dengan metode peer

10

Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar

Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), 74.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

30

tutoring, wewenang, dan tanggung jawab masing-

masing anggota kelompok, dan memberi penjelasan

tentang mekanisme penilaian tugas melaalui penilaian

sejawat (peer assessment) dan penilaian diri (self

assessment).

c. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada semua

peserta didik dan memberi peluang tanya jawab

apabila terdapat materi yang belum jelas.

d. Guru memberi tugas dengan catatan peserta didik

yang kesulitan dalam mengerjakan tugas dapat

meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk

sebagai tutor/guru.

e. Guru mengamati aktivitas belajar dan memberi

penilaian kompetensi.

f. Guru, tutor, dan peserta didik memberikan evaluasi

proses belajar untuk menetapkan tindak lanjut

kegiatan putaran berikutnya.11

Tahapan Metode Peer Tutoring

Tahapan pembelajaran dengan peer tutoring pada

umumnya mengikuti pola sebagai berikut.12

Guru mrngidentifikasi beberapa peserta didik yang

memiliki kemampuan yang lebih baik daripada temannya

di kelas yang sama untuk dijadikan tutor. Jumlah tutor

sama dengan jumlah kelompok belajar yang akan

dibentuk.

Guru melatih tutor dalam materi yang akan dipelajari oleh

kelas dan menjelaskan latihan serta evaluasi yang akan

11 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2014), cet. ke-2, 201. 12 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2014), cet. ke-2, 200.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

31

dilaksanakan.

Guru menjelaskan materi pelajaran secara ringkas pada

semua peserta didik dan memberikan kesempatan tanya-

jawab.

Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan dan tata

cara melakukan evaluasi (penilaian diri dan penilaian

sejawat).

Tutor sejawat membantu temannya dalam mengerjakan

tugas dan memberikan penjelasan tentang materi yang

belum dipahami oleh temannya dalam satu kelompok.

Guru mengevaluasi proses belajar. Tutor menilai hasil

kerja temannya dalam satu kelompok dan membuat

laporan penilaian diri dan penilaian teman sejawat

mengikuti format yang disediakan.

3. Kelebihan dan kekurangan metode Peer Tutoring

Kelebihan dan kekurangan metode peer tutoring adalah

sebagai berikut:

a. Kelebihan

1) Dapat meningkatkan semangat belajar.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

32

2) Siswa belajar untuk berbicara dan mampu

meningkatkan ekspresi, perasaan, atau pendapat

pribadi.

3) Dapat menimbulkan bakat mereka yang lain.

4) Mampu memberikan respon yang cepat

dibandingkan guru.

b. Kekurangan

1) Tidak semua siswa dapat menjelaskan pada

temannya.

2) Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan

temannya dengan baik.

Syaiful dalam bukunya mengemukakan kelebihan dan

kekurangan metode peer tutoring sebagai berikut.

Kelebihan metode peer tutoring adalah sebagai berikut:

1) Adakalanya hasilnya baik bagi beberapa anak yang

mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru.

2) Bagi tutor akan mempunyai akibat memperkuat konsep

yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada

Page 17: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

33

anak lain seolah-olah ia menelaah serta

menghafalkannya kembali.

3) Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri

memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu

tugas dan melatih kesabaran.

4) Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga

mempertebal perasaan sosial.13

Namun disamping kebaikan tersebut, ada kesulitan dalam

melaksanakan pekerjaan tutoring ini, karena:

1) Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena

hanya berhadapan dengan kawannya, sehingga hasilnya

kurang memuaskan.

2) Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya, karena

takut rahasianya diketahui kawanya.

3) Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar

dilaksanakan, karena perbedaan kelamin antara tutor

dengan siswa yang diberi program perbaikan.

13 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), cet. ke-5, 26.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

34

4) Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang

tepat bagi seorang atau beberapa orang siswa yang

harus dibimbing.

5) Tidak semua siswa yang pandai atau cepat waktu

belajarnya dapat mengerjakannya kembali kepada

kawan-kawannya.14

Pembelajaran dengan menggunakan metode peer tutoring

diharapkan setiap siswa lebih mudah dan leluasa dalam

menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang

bersangkutan terpacu semangatnya untuk belajar.

C. Pengertian Hasil Belajar

Sebelum penulis menguraikan tentang hasil belajar, disini

penulis terlebih dahulu akan menguraikan tentang belajar itu

sendiri. Banyak definisi yang dikemukakan oleh pakar mengenai

teori belajar, namun penulis hanya mengutip beberapa dari sekian

banyak teori yang ada.

Skinner dalam Muhibbin Syah berpendapat bahwa belajar

adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang

14 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), cet. ke-5, 27.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

35

berlangsung secara progresif. B.F. Skinner percaya bahwa proses

adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila

ia diberi penguat (reinforce).15

Pendapat lain mengatakan belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.16

Hintzman mengatakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau

hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi

tingkah laku organisme tersebut. Jadi dalam pandangan

Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut

baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.17

Lester D. Crow dan Alice Crow, menyebutkan bahwa

belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan,

dan sikap. Menurut R. Gagne belajar adalah suatu proses untuk

15

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), cet.

ke-14, 64. 16

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2013), cet. ke-6, 2. 17

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),

cet. ke-14, 65.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

36

memperoleh modivikasi dalam pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan yang diperoleh dari interaksi.18

Munculnya aneka ragam pendapat para ahli tesebut di atas

adalah perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan sudut

pandang. Akan tetapi, dalam beberapa hal tertentu yang mendasar

para ahli sepakat seperti dalam penggunaan istilah “berubah” dan

“tingkah laku”.

Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi,

secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif.19

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia,

dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan

sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan.

Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh

siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di

18

Darwyan Syah dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Diadit

Media, 2009), cet. ke-1, 35. 19

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),

cet. ke-14, 68.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

37

sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap

semester.

Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil

yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus

dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai

maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan

yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar

pengaruh strategi belajar terhadap keberhasilan belajar siswa.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam

pembelajaran. Nana Sudjana mendefinisikan hasil belajar siswa

pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil

belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotorik.20

Dimyati dan Mudjiono juga

menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar dari sisi guru, tindak mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil

20

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2014), cet. ke-18, 3.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

38

belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses

belajar.21

Menurut Suprijono sebagaimana dalam buku Muhammad

Thobroni dan Arif Mustofa, hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi, dan keterampilan dan menurut Lindgren, hasil

pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan

sikap.22

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja.23

Artinya, aspek tersebut menyangkut aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik.

Horward Kingsley dalam Sudjana membagi tiga macam

hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)

pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-

masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima

kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan

21

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), 3-4. 22

M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Depok:

Ar-Ruzz Media, 2013), 24. 23

M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, 26.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

39

intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan

motoris.24

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam

proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu

perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk

menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil,

setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan

filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita

berpedoman pada kurikulum yang saat ini telah disempurnakan,

antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu

bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan

intruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai.25

Untuk mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran khusus,

guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu

bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui

24

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2014), cet. ke-18, 22. 25

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), cet-ke-5, 105.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

40

sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus

yang ingin dicapai.

1. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak

jenisnya, tetapi dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yakni

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang

ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor

ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor intern

Faktor intern terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1) Faktor jasmaniah

a) Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika

kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga

ia akan cepat lelah, kurang bersemangat,

mudah pusing, mengantuk jika bandannya

lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-

Page 25: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

41

gangguan/kelainan-kelaianan fungsi alat

inderanya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik

haruslah mengusahakan kesehatan badannya

tetap terjamin dengan cara selalu

mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang

bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan,

olahraga, rekreasi dan ibadah.

b) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang

menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan

cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa

yang cacat, belajarnya juga terganggu. Jika hal

ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga

pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu

agar dapat menghindari atau mengurangi

pengaruh kecacatannya itu.

2) Faktor psikologis

Page 26: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

42

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang

tergolong ke dalam faktor psikologis yang

mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah:

Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif,

Kematangan, Kesigapan26

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit

untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani (bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah

lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk

membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi

karena terjadi kekacauan subtansi sisa

pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah

tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

26

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2013), cet.ke-6, 54-55

Page 27: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

43

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.27

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar,

dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor

keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi

antara anggota keluarga, suasana rumah tangga

dan keadaan ekonomi keluarga.28

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini

mencangkup metode mengajar, kurikulum, relasi

guru, dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

27

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi,59. 28

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, 60.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

44

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar

dan tugas rumah.29

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu

terjadi karena keberadaannya siswa dalam

masyarakat.30

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa

sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, faktor pendekatan

belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses

belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa

mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, mungkin

sekali berpeluang untuk meraih prestasi hasil belajar yang

bermutu dariapada siswa yang menggunakan pendekatan belajar

surface atau reproductive.31

2. Indikator Hasil belajar

29

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, 64. 30

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, 69. 31

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),

cet. ke-14, 156-157.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

45

Adapun yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar

mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut:

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan

mencapai prestatsi tinggi, baik secara individual

maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan

pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai

siswa, baik secara individual maupun kelompok.32

Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai

tolok ukur keberhasilan adalah daya serap.

Adapun indikator dari pembelajaran hukum mad layyin,

mad ‘iwadh dan mad ‘aridh lissukun adalah sebagai berikut:

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian mad ‘iwadh, mad

layyin, dan mad ‘aridh lissukun

2. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri hukum bacaan mad

‘iwadh, mad layyin, dan mad ‘aridh lissukun

3. Siswa dapat mendeskripsikan cara membuyikan hukum

mad ‘iwadh, mad layyin, dan mad ‘aridh lissukun

32

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), cet. ke-5, 106.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

46

4. Siswa dapat mengidentifikasi hukum bacaan mad

‘iwadh, mad layyin, dan mad ‘aridh lissukun

5. Siswa dapat mempraktikan bacaan mad ‘iwadh, mad

layyin, dan mad ‘aridh lissukun

Sedangkan indikator lain yang dapat digunakan mengukur

keberhasilan belajar:

1. Hasil belajar yang dicapai siswa

Hasil belajar yang dimaksudkan di sini adalah

pencapaian prestasi belajar yang dicapai siswa dengan

kriteria atau nilai yang telah ditetapkan baik

menggunakan penilaian acuan patokan maupun

penialaian acuan norma.

2. Proses belajar mengajar

Hasil belajar yang dimaksudkan di sisni adalah prestasi

belajar yang dicapai siswa dibandingkan anatara

sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan belajar

mengajar atau diberikan pengalaman belajar.33

33

Darwyan Syah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Diadit

Media, 2009), cet. ke-1, 46

Page 31: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

47

Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang

diharapkan dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut

ahmad Tafsir, hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku

yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan

pembelajaran yang meliputi tiga aspek yaitu:

1. Tahu, mengetahui (knowing)

2. Terampil melaksankan atau mengerjakan yang ia

ketahui itu (doing)

3. Melaksanakan yang ia ketahui secara rutin dan

konsekwen (being)

Sedangkan menurut Muhibbin Syah mengatakan bahwa

pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat

pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian,

pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu,

khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan

Page 32: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

48

perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat

diraba).34

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Ketiga ranah tersebut di atas terbagi lagi ke dalam beberapa

aspek, yakni sebagai berikut.

1. Ranah kognitif

Benyamin S. Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono

menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif

sebagai berikut:

a. Pengetahuan atau ingatan, mencapai

kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,

34

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),

cet. ke-14, 216

Page 33: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

49

peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip,

atau metode.

b. Pemahaman, mencakup kemampuan

menangkap arti dan makna tentang hal yang

dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan

metode dan kaidah untuk menghadapi masalah

yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan

prinsip.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu

kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga

struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi

bagian yang telah kecil.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk

suatu pola baru. Misalnya kemampuan

menyusun suatu program.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk

pendapat tentang beberapa hal berdasarkan

Page 34: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

50

kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai

hasil ulangan.35

Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan

ke-empat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2. Ranah afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,

penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3. Ranah psikomotoris

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil

belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada

enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.

Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak

35

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), 26-27.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

51

dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan

kemampuan para siswa danlam menguasai isi bahan pengajaran.

Untuk mengungkap hasil belajar pada ketiga ranah di atas

diperlukan patokan atau indikator sebagai petujuk bahwa

seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari

ketiga ranah tersebut. Dalam hal ini Muhibbin Syah menjelaskan

bahwa kunci pokok untuk memeroleh ukuran dan data hasil

belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui

garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu)

dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau

diukur.36

Selanjutnya agar lebih memahami mengenai kunci pokok

tadi dan untuk memudahkan dalam menggunakan alat dan kiat

evaluasi yang dipandang tepat, reliabel dan valid, berikut akan

disajikan tabel yang penulis kutip dari Muhibbin Syah dalam

buku Psikologi Belajar.

36

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 216.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

52

Tabel 2.1

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara

Evaluasi

A. Ranah Cipta (Kognitif)

1. Pengamatan

2. Ingatan

3. Pemahaman

4. Aplikasi/penerapan

5. Analisis (pemeriksaan

dan pemilihan secara

teliti)

1. Dapat

menunjukan

2. Dapat

membandingkan

3. Dapat

menghubungkan

1. Dapat

menyebutkan;

2. Dapat

menunjukan

Kembali

1. Dapat

menjelaskan;

2. Dapat

mendefinisikan

dengan lisan

sendiri.

1. Dapat

memberikan

contoh;

2. Dapat

menggunakan

secara tepat.

1. Dapat

menguraikan; 2. Dapat

mengklasifikasikan/

memilah-milah.

1. Tes lisan

2. Tes

tertulis

3. Observasi

1. Tes lisan;

2. Tes

tertulis;

3. Observasi

1. Tes lisan;

2. Tes

tertulis.

1. Tes

tertulis;

2. Pemberian

tugas;

3. Observasi.

1. Tes

tertulis

2. Pemberian

tugas.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

53

6. Sintesis (membuat

panduan baru dan

utuh)

1. Dapat

menghubungkan

materi-materi,

sehingga menjadi

kesatuan baru;

2. Dapat

menyimpulkan;

3. Dapat

menggeneralisasi

kan (membuat

prinsip umum)

1. Tes

tertulis;

2. Pemberian

tugas.

B. Ranah Rasa (Afektif)

1. Penerimaan

2. Sambutan

3. Apresiasi (sikap

menghargai)

4. Internalisasi

1. Menunjukan

sikap menerima;

2. Menunjukan

sikap menolak.

1. Kesediaan

berpartisipasi/

terlibat;

2. Kesediaan

memanfaatkan

1. Menganggap

penting dan

bermanfaat;

2. Menganggap

indah dan

harmonis;

3. Mengagumi.

1. Mengakui dan

meyakini;

2. Mengingkari.

1. Tes

tertulis;

2. Tes skala

sikap

3. Observasi

1. Tes skala

sikap;

2. Pemberian

tugas;

3. Observasi

1. Tes skala

penilaian

sikap;

2. Pemberian

tugas;

3. Observasi.

1. Tes skala

sikap;

2. Pemberian

tugas

ekspresif

(yang

Page 38: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

54

5. Karakterisasi

1. Melembagakan

atau

meniadakan;

2. Menjelmakan

dalam pribadi

dan perilaku

sehari-hari.

menyataka

n sikap)

dan tugas

proyektif

(yang

menyataka

n

perkiraan

atau

ramalan).

1. Pemberian

tugas

ekspresif

dan

proyektif;

2. Observasi.

C. Ranah Karsa

(psikomotor)

1. Keterampilan bergerak

dan bertindak.

2. Kecakapan ekspresi

verbal dan non verbal

Kecakapan

mengkoordinasikan

gerak mata, tangan

kaki, dan anggota

tubuh lainnya.

1. Kefasihan

melafalkan/

mengucapkan;

2. Kecakapan

membuat

mimik dan

gerakan

jasmani.

1. Observasi;

2. Tes

tindakan.

1. Tes lisan;

2. Observasi;

3. Tes

tindakan.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Metode Pembelajaranrepository.uinbanten.ac.id/2084/4/BAB II.pdf · diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

55

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.37

Pada hakikatnya

hipotesis adalah jawaban sementara (dugaan) atau jawaban dari

suatu rumusan masalah. Sebagai jawaban sementara atau dugaan

sudah barang tentu jawaban itu masih belum tentu akan

kebenarannya, oleh karena itu perlu adanya pembuktian atau uji

kebenarannya.

Dengan demikian, penulis merumuskan sebagai berikut:

Ho : = 0 : tidak ada pengaruh pengunaan metode peer

tutoring terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

Ha : > 0 : terdapat pengaruh yang positif antara

penggunaan metode peer tutoring terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-

Qur’an Hadits.

37

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2011), 64.


Recommended