Transcript
Page 1: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

bulletin bpksdmBADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Page 2: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

D ar i Redaksi

Oleh: Cakra Nagara

alaysian Technical Co-operation Programme (MTCP) yang dididrikanpada 1980 merupakan pengejawantahan dari semangat KerjasamaSelatan-Selatan. MTCP menyakini bahwa pembangunan suatunegara sangat tergantung kepada sumber daya manusianya. Untukmewujudkan hal itu tidak terlepas dari pembinaan SDM yang pada

kesempatan ini MTCP lebih memfokuskan kepada peningkatan kompetensiberupa pelatihan kepada SDM di Malaysia, dimana perwujudan dari pelatihanini didukung sepenuhnya oleh beberapa Perguruan Tinggi dan institusi-institusipelatihan yang berkompeten. Pelatihan ini ditujukan untuk meng-upgradekemampuan dasar sehingga para partisipan mampu bekerja lebih profesional dibidangnya masing-masing dan mampu berbagi informasi dan pengalaman,sehingga dapat mempercepat pembangunan bangsanya.

Untuk melaksanakan program MTCP dibidang pelatihan ini maka ditunjuklahITiDi (Ikram Training and Infrastructure Development Institute) sebagai tempat/organisasi yang dianggap mampu memberikan pelatihan secara internasional.

Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi, BKSDM,Departemen Pekerjaan Umum

Bagian Pertama

Page 3: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

ITiDi merupakan bagian dari Kumpulan Ikram Sdn.Bhd.yang bergerak dalam bidang pelatihan. Pada awal ITiDimerupakan bagian dari Departemen PU PemerintahMalaysia yang bergerak dibidang Penelitian dan Pelatihansampai kemudian ia diprivatisasi sejak tahun 1997. Dalamperjalanannya, ITiDi yang pada awalnya disubsidi olehpemerintah Malaysia ternyata menunjukan hasil yang sangatbaik untuk pemerintah Malaysia dan pihak swasta dalamhal peningkatan kemampuan SDM secara profesional. Darikeadaan ini maka semakin banyaklah KerjasamaOperasional (KSO) antara ITiDi-Pemerintah dan ITiDi-Swasta yang pada hakikatnya saling menguntungkan dikedua belah pihak. Untuk saat ini ITiDi menangani bidangketeknikan, teknologi informasi, manajemen, pelayananindustri atau beberapa pelatihan lainnya yang diperlukanoleh pasar.

ITiDi merupakan suatu tim yang berpengalaman dengantenaga pengajar dan fasilitator yang profesional dalammenjalankan pelatihan bagi peserta dalam dan luar negeri.ITiDi memiliki kelengkapan fasilitas pelatihan yang baikdengan kapasitas tampung 1000 peserta, dan bahkan dalamhal ini ITiDi telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000.

Pelatihan International Course on Road Construction andMaintenance untuk negara-negara ASEAN ini merupakanyang ketiga kalinya diadakan oleh ITiDi atas program MTCP.Pelatihan pertama diadakan pada tahun 2003 khusus untukbidang Road Construction and Maintenance saja. Padatahun 2004 ditambahkan program pelatihan yang lainnyayaitu Building Construction and Maintenance, namundemikian saat itu Indonesia hanya mendapat jatah pelatihanRoad Construction and Maintenance saja. Pada tahun 2005ini Indonesia mendapat jatah keduanya yaitu RoadConstruction and Maintenance dan Building Constructionand Maintenance. Untuk Road Construct ion andMaintenance (8 Mei-19 Juni 2005) terdiri dari 7 pesertadan Building Construction and Maintenance (5 Juni-17 Juli2005) terdiri dari 12 peserta.

Sejak tahun 2003-2005, untuk pelatihan Road Construc-tion and Maintenance, organisasi profesi sebagai pintumasuk dan yang mengurus pelatihan ini di Indonesia adalahPII (Persatuan Insinyur Indonesia). Tahap seleksi berkas-berkas administratif pun dilakukan dalam dua tahap, yaituoleh PII di Indonesia dan oleh pihak ITiDi di Malaysia.

Pelatihan Road Construction and Maintenance di Malaysiaini memberikan manfaat yang cukup besar. Para partisipandapat menyaksikan secara langsung pembangunan negaraberkembang seperti Malaysia tumbuh bergerak menujunegara maju. Dalam pelatihan Road Construction and Main-tenance ini secara langsung maupun tidak langsung dapatdipelajari sebagai suatu perbandingan beberapa hal yangberkaitan dengan segala permasalahan tentang jalan, antaralain: perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, main-tenance, pengoperasian sistem dan overview konsepkebijakan penanganan jalan yang mempengaruhi tata ruang.Para partisipan dapat menyaksikan bagaimana jalan sebagaisuatu sistem dapat dikelola dengan baik sehingga dapatmemberikan dampak manfaat secara langsung maupuntidak langsung tehadap pertumbuhan ekonomi negaraMalaysia.

Maksud dari pelatihan yang diadakan oleh MTCP ini antaralain:

Untuk berbagi pengalaman dalam hal pembangunandan pemeliharaan jalan antara negara-negaraberkembang.Untuk memperkuat hubungan bilateral antara Malaysiadengan negara-negara berkembang.Sebagai pengejawantahan dari kerja sama Selatan-Selatan.Untuk mendorong kerjasama dalam bidang keteknikanbersama seluruh negara berkembang.

1. HIGHLIGT BEBERAPA KOMPONEN MATERIPELATIHAN DAN BEBERAPA KONDISIPEMBANGUNAN DI MALAYSIABerikut ini diberikan highlight beberapa komponen darimateri pelatihan dan beberapa kondisi pembangunandi Malaysia yang dianggap penting dan menarik olehpenulis.

1.1. Road ScannerRoad scanner digunakan untuk mengumpulkan datakondisi dan geometri jalan menggunakan teknologi laserdan GPS (Global Positioning System). Dari hasil RoadScanner inilah keluar data otentik kondisi jalan existing.Road Scanner ini men-scan jalan untuk satu lajur saja.

Gambar 1. Kendaraan Road Scanner

Berikut ini diberikan cara kerja Multi Laser Profiler (MLP),sampel gambar hasil rekaman kamera, sampel dataoutput dari olahan data dan data rerouting dari alat GPSyang ada pada Road Scanner.

Gambar 2. Tipikal Kinerja Alat Multi Laser Profiler (MLP) pada Road Scanner

Gambar 3. Contoh Gambar Lalu Lintas dan Tekstur Permukaan Jalan Hasil RekamanRoad Scanner

Gambar 4. Contoh Data Tracking oleh alat GPS yang Terpasang pada RoadScanner

Page 4: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

Berikut ini diberikan analisis harga dari penggunaanPavement Recycling dibandingkan dengan ConventionalPavement pada suatu perkerasan jalan.

Road Scanner dilengkapi dengan berbagai perangkat,selain berfungsi untuk men-scan jalan juga dapatberfungsi untuk mendokumentasikan kondisi permukaanjalan. Data-data hasil scanning ini dibawa ke laboratoriumuntuk diolah lebih lanjut sehingga dapat diidentifikasisecara akurat kondisi jalan eksisting, apakah mengalamikondisi rusak ringan, rusak berat, retak, alur,bergelombang, dll. Tidak ada rekayasa data pada RoadScanner ini dan semua data terkumpul secara objektif.

Tidak semuanya data yang dihasilkan oleh Road Scannermenghasilkan data output yang siap dipakai untukmenjustifikasi bentuk kerusakan jalan. Road Scannerhanya berfungsi sebagai perekam kondisi jalan saja,sedangkan hasil rekaman tersebut harus diolah lebihlanjut secara visual oleh bantuan operator.

1.2. Ground Penetrating Radar (GPR)Ground Penetrating Radar (GPR) digunakan untuk men-scan lapisan permukaan di bawah struktur jalan. Seluruhlapisan permukaan jalan dari surface course, basecourse, subbase course sampai subgrade dapat terlihatdi layar scanner. Dari GPR ini dapat dilihat pula ketebalanperkerasan jalan setiap lapisnya dan kerusan apa yangterjadi di bawah permukaan perkerasan jalan.

Gambar 5. Kendaraan Ground Penetrating Radar (GPR) dan Contoh Output Hasil Rekamannya

Gambar 6. Penggelaran Pavement Recycling dengan Cold In Place-Recycling

Dari pengumpulan data Road Scanner dan GroundPenetrating Radar dalam merekam data kondisi eksistingjalan, ditentukanlah kebijakan penanganan jalan yangmeliputi:

Pemeliharaan rutinPemeliharaan berkalaBetterment/ Widening

1.3. Pavement RecyclingData yang didapat dari Road Scanner merumuskan salahsatu rekomendasinya adalah betterment. Dalam konsepbetterment yang ada salah satu penanganannya adalahdengan Pavement Recyling. Pada dasarnya beberapakeuntungan dari Pavement Recycling antara lain:

Penerapan inovasi teknologi yang ramah lingkungan.Penghematan sumber daya alam.Perhitungan tebal perkerasan jalan secara benarsehingga permukaan jalan tidak semakin tinggi dantinggi lagi setelah dilakukan overlay beberapa kali.Biaya konstruksi lebih murah.

Terdapat 4 metoda Pavement Recycling, yaitu:Hot in Plant-RecyclingHot in Place-RecyclingCold in Plant-RecyclingCold in Place-Recycling

Berikut ini diberikan contoh penggunaan PavementRecycling pada suatu perkerasan jalan.

Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa penggunaanPavement Recycling bisa menghemat anggaran sampai33,3% dibandingkan dengan Conventional Pavement.Bahkan dalam kasus-kasus lainya penggunaan PavementRecycling bisa menghemat anggaran sampai 49%.

Pada gambar di bawah ini diperlihatkan pelaksanaanpenggelaran Pavement Recycling di lapangan denganmetoda Cold In Place-Recycling. Jenis perekat yangdipergunakan adalah Foam bitumen dan semen.

1.4. Slope ManagementDisadari dengan sesungguhnya bahwa pekerjaan tanahmerupakan pekerjaan termahal pada suatu konstruksijalan. Tentunya manajemen pemeliharaan jalan sangatdiperlukan dalam menjaga keberlangsungan aset negara,termasuk didalamnya Slope Management.

Kegiatan yang dilakukan dalam Slope Managementmeliputi:

Earthworks InventoryHazard and Risk AnalysisEngineering Assessment

Slope Management merupakan pengembangan dariilmu stabilitas kemiringan lereng galian atau timbunan.Dalam Slope Management ini dilakukan inspeksi secararutin antara 3-12 bulan sekali untuk mengidentifikasikondisi kemiringan lereng suatu bangunan jalan terutamapada area galian dan timbunan. Hal ini dilakukan untuk

Page 5: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

menghindari bahaya yang lebih besar yangdimungkinkan terjadi akibat pergerakan tanah padadinding lereng galian atau timbunan. Data slope inidikumpulkan menjadi suatu database tertentu dandibuatkan penjadwalan yang baik untuk dilakukanpemeriksaan setiap periode tertentu.

Secara umum dari kegiatan Slope Management dapatdirumuskan untuk dilakukan tindakan sebagai berikut:1. Prioritization of Inspection, Inspection Program for

Every Slopes Based on Priority:3-month cycle6-month cycle12-month cycle

2. Prioritization of Maintenance, Classify Defects andDevelop Action Program Based on Priority:

Drain repairErosion controlSlope failureMore frequent maintenance on areas susceptibleto distress

3. Status TrackingInspection StatusNotification of DefectsDesign / InvestigationWork OrderRepair and Construction ProgressExpenditure

dll. Berikut ini adalah contoh manufacturing prosespembuatan geotextile.

Gambar 8. Contoh Pemeliharaan Slope

Gambar 7. Contoh Slope

1.5. Geotextile IndustryDalam kegiatan site visit dilakukan kunjungan kepadasalah satu pabrik pembuatan geotextile terbesar keduadi Malaysia. Di pabrik ini ditunjukan proses pembuatangeotextile dari bahan mentah sampai barang jadi. Dipabrik ini pula ditunjukan cara pengetesan kualitas bahangeotextile secara benar, artinya melalui mekanismepengujian laboratorium yang meliputi: uji kuat tarik, ujikuat tekan, uji ketahanan sobek terhadap benda tajam,

Pada dasarnya setiap pabrik mengeluarkan spesifikasitersendiri, namun demikian dengan melihat beberapapengujian standar kita dapat memilih kualitas geotextileyang baik sesuai dengan peruntukannya. Sangatberagamnya jenis geotextile ini menyebabkan parapengguna harus berhati-hati dalam memilih jenis mate-rial dan peruntukannya.

Berikut ini adalah proyek exciting dari penggunaangeotextile dalam penanganan masalah abrasi pantai diPulau Langkawi. Dari penanganan pencegahan erosipantai ini malah di bentuk 2 pulau baru yang diberinama Pulau Beratusa dan Pulau Beratus, sehingga selainpenyelesaian masalah juga didapat nilai estetisnya.

Gambar 9. Beach Improvement in Pantai Kok Langkawi

1.6. Road Design & Maintenance SoftwareDalam pelatihan ini ditunjukan beberapa software yangberkaitan dengan desain dan maintenance jalan. Padaumumnya software untuk Road Design berkisar padaperencanaan alinyemen vertikal dan horizontal,perhitungan galian dan timbunan, dengan penambahantools berupa penggambaran secara 3 Dimensi. Namunsangat disayangkan biasanya software seperti ini sangatrentan terhadap pembajakan sehingga animomasyarakat untuk membeli software asli seperti inisangat rendah, masyarakat lebih senang membelisoftware bajakan karena harganya jauh sangat murah.

Page 6: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

Kebutuhan akan marka jalan yang baik merupakan salahsatu kebutuhan primer yang tidak terpisahkan dariperencanaan transportasi. Apalagi untuk jalan-jalandengan tingkat demand yang tinggi (jalan arteri, jalantol, jalan kota), jalan-jalan seperti ini sangat memerlukant ingkat pelayanan yang t inggi karena t ingkatokupansinya pun sangat tinggi, setiap saat dilalui banyakorang. Dengan pengunaan dan pemasangan marka jalansecara baik dan benar dapat mengurangi tingkatkecelakaan di jalan raya secara signifikan.

1.8. Road Safety AuditRoad Safety Audit adalah cabang ilmu baru yangdikembangkan oleh pemerintah Malaysia pada tahun90-an. Tujuan Road Safety Audit adalah untuk membuatsistem database tentang kecelakaan dan kematian yangterjadi di jalan akibat penggunaan jalan yang kemudiandilanjutkan dengan penanganannya. Terdapat 4 macamsumber data Road Safety Audit, yaitu:

Kondisi perkerasan jalanKondisi geometrik jalanKondisi rambu dan marka jalanData kecelakaan di kepolisian dan rumah sakit

Saat ini penelitian Road Safety Audit di Malaysiadikembangkankan oleh Universiti Putra Malaysia (UPM).Dari penelitian ini Malaysia bisa memposisikan dirinyadibandingkan dengan negara-negara di dunia dalam halkeselamatan lalu lintas. Saat ini malaysia berusaha kerasuntuk dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintasdengan cara melakukan perencanaan dan penangananyang baik dari sisi teknik lalu lintas dan perkerasan jalan.Selain itu setiap harinya dilakukan kampanye melaluiseluruh jaringan televisi di Malaysia yang dibiayai olehPemerintah Malaysia tentang Keselamatan Berlalu lintas,misalnya: Kampanye agar setiap orang tua menuntunanaknya untuk berhati-hati dalam menyeberang jalan.

1.9. Value ManagementValue Management merupakan salah satu materipelatihan yang cukup menarik. Pada intinya dalammateri Value Management ini bagaimana melaksanakansuatu sistem agar berfungsi lebih efektif dan efisien. Nilaiefektif dan efisien ini ditandai dengan Nilai Indekstertentu. Jika Indeks > 1 maka nilai proyek adalah efektif-efisien, dan sebaliknya.

Jenis software lain adalah Road Maintenance Software.Software yang diperkenalkan adalah HDM-4. Parapengguna dibebaskan untk mendefinisikan jalannyadengan susunan database tertentu. Dari database yangada keluarlah rekomendasi penanganan pemeliharaanjalan. Di Indonesia telah memiliki software pemeliharaanjalan yang lebih spesifik untuk kondisi jalan di Indonesia,yaitu IIRMS (Indonesia Integrated Road ManagementSystem). Konsep software IIRMS ini sangat baik dandianggap kondisi paling ideal untuk Indonesia.

Namun demikian beberapa hal yang harus diingat darisifat-sifat software, antara lain:

Software digunakan untuk mempermudah danmempercepat pekerjaan.GIGO (Garbage In Garbage Out), dalam pengertian:jika data yang dimasukan adalah benar maka outputyang dikeluarkan akan merepresentasikan kondisiyang sesungguhnya pada suatu sistem, dansebaliknya.

Dari kedua sifat software di atas hendaknya parapengguna harus berhati-hati dalam pemilihan softwaredan penggunaan data agar sesuai dengan kebutuhanyang diharapkan.

1.7. Road Signage ProductRoad Signage merupakan salah satu hal penting dalamatribut jalan. Dalam salah satu materi pelatihan inidiperkenalkan suatu produk Road Signage/marka jalan.Produk ini cukup teruji dalam dua hal, yiatu:

Durabilitas, merupakan ketahanan Road Signageterhadap pengaruh cuaca selama 5 tahun.Sifat fluorisensi, memantulkan cahaya secara baikketika disinari cahaya.

Hal lain yang harus diperhatikan pada Road Signageadalah pemasangan rambu dan marka jalan. Konsepcara kerja dari Road Signage adalah:

Diffuse ReflectionMirror ReflectionRetroreflection

Hal ini tentunya akan berpengaruh secara langsung padapemilihan kualitas material yang akan digunakan,sehingga tidak hanya murah saja namun juga tahan lamadan dapat berfungsi dengan baik dalam setiap keadaan(siang, malam, panas dan hujan). Berikuti ini diberikanbeberapa contoh penggunaan Road Signage.

Gambar 10. Fluorescent Yellow Green During Rainy and Day Time

Gambar 11. Contoh Rambu-Rambu Lalu Lintas yang Bersifat Fluorisasnsi

Gambar 12. Contoh Penggunaan Rambu Lalu Lintas Kondisi Siang dan Malam 1

Gambar 13. Contoh Penggunaan Rambu Lalu Lintas Kondisi Siang dan Malam 2

Page 7: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

Materi pelajaran Value Management ini sebaiknyadipelajari oleh para policy maker agar dalam setiappengambilan keputusan selalu berdasarkan lingkupefektif dan efisien sehingga mengenai semua sasaran.Konsep efesien dan efekt if ini tentunya akanmenyediakan sisi keuntungan yang lebih besar sehinggaalokasi dana dapat disebarkan ke beberapa proyek lainyang juga diperlukan penanganannya.

1.10. Tata Ruang Sempadan JalanPada dasarnya tidak ada yang istimewa dari penataankoridor jalan di Malaysia, hanya saja Pemerintah Malaysiaberhasil mengendalikan penataan ruang di negaranya.Beberapa hal yang terlihat dengan jelas antara lain:

Tidak ada satupun pedagang kaki lima yang beradadi tepi jalur-jalur utama. Pedagang kaki lima berhasildilokalisir di daerah-daerah tertentu.Penggunaan sempadan jalan sesuai dengan fungsidan peruntukannya.Fungsi hierarki jalan (jalan arteri, kolektor dan lokal)di lakukan dengan baik dan benar. Konsepaksesibilitas dan mobilitas dilakukan dengan benar.Jalan akses ke perumahan-perumahan yangmerupakan jalan lokal dibatasi, sehingga kendaraantidak seenaknya keluar masuk suatu kawasan.Walaupun rumah seseorang dekat sekali denganjalan raya, namun suka tidak suka ia harus mengikutiaturan untuk memutar memaliu pintu gerbangperumahan, kemudian baru ke jalan raya.

Dari sini terlihat keseriusan pemerintah Malaysia dalammengendalikan masalah tata ruang sehingga fungsi kotamenjadi tidak semrawut.

1.11. Lampu Lalu Lintas Ber-TimerDibeberapa lokasi terdapat lampu lalu lintas yangmenggunakan timer yang berguna untuk menunjukanseberapa lama waktu merah menyala dan seberapa lamawaktu penyeberang jalan diperbolehkan menyeberangijalan ketika lampu lalu lintas dalam kondisi merah.

Tidak semua tempat mempergunakan lampu lalu lintasdengan timer ini, hanya di kota-kota besar saja yangmemiliki jalan-jalan yang lebar saja (4 lajur 2 arah).Lamanya waktu merah dan waktu hijau bukanmerupakan fix time disemua tempat, tapi melaluiperhitungan cycle time dari setiap keadaan fungsi aruslalu lintas di setiap persimpangan.

Berikut ini diberikan contoh gambar lampu lalu lintasber-timer.

Bersambung .............

Gambar 14. Contoh Lampu Ber-Timer 1

Gambar 15. Contoh Lampu Ber-Timer 2

endahuluan Dalam rangka menghadapi tuntutanperkembangan dunia menuju era pasar globaldan tuntutan para Pengguna Jasa KonstruksiNasional terhadap kualitas yang lebih baik, makadalam hal ini Departemen Pekerjaan Umummemiliki keperdulian untuk memberdayakan

para Penyedia Jasa Konstruksi Nasional, terutama BadanUsaha Golongan Kecil, agar memiliki kemampuan dankompetensi yang cukup dalam menghadapi tuntutanmasyarakat akan mutu konstruksi dan persaingan yangberkualitas. Salah satu upaya strategis yang harus dilakukanadalah memberikan pemahaman dan keterampilan kepadaBadan Usaha Golongan Kecil agar mampu menerapkansistem manajemen mutu yang sesuai dengan kebutuhannya.

Departemen Pekerjaan Umum dalam hal ini PusatPembinaan Penyelenggaraan Konstruksi - BPK SDM,berkepentingan untuk menyampaikan informasi lepadaBadan Usaha Jasa Konstruksi, terutama Badan UsahaGolongan Kecil, agar segera mendapatkan informasi tentangpenerapan sistem manajemen mutu. Oleh karena ituBPKSDM berusaha untuk membuat pedoman sebagai acuanpenerapan sistem manajemen mutu yang sesuai dengankondisi dan kebutuhan Badan Usaha Golongan Kecil.

Dengan pedoman tersebut diharapkan, bahwa setiapPenyedia Jasa Konstruksi dapat menyajikan proses kerjadan produk yang berkualitas sebagai mitra kerja PenggunaJasa Konstruksi.

Pedoman Sistem Manajemen Mutu ini dibuat untukmembantu memberikan arahan yang komprehensif terhadaptuntutan kepuasan Pengguna Jasa dan penerapan sistemmanajemen mutu bagi Badan Usaha penyedia jasakonstruksi golongan kecil dengan menggunakan pendekatanpersyaratan SNI 19-9001 :2001 atau standar intemasionallSO 9001 :2000.

Badan Usaha penyedia jasa konstruksi golongan kecil harusmemiliki wawasan terhadap mutu proses maupun mutuproduk dan memiliki kompetensi yang cukup untuk mampumenerapkan sistem manajemen mutu secara umum.Pemerintah dalam hal ini Depertemen Pekerjaan Umum,dalam kapasitasnya sebagai pembina di bidang jasakonstruksi selalu berupaya untuk meningkatkan/ mendorongkualitas, kompetensi, professional mitra kerja untukmenghadapi tantangan-tantangan tersebut, denganmembuat dan melakukan kegiatan bimbingan teknis SistemManajemen Mutu untuk Badan Usaha Golongan Kecil.Diharapkan Badan Usaha penyedia jasa konstruksi golongankecil dapat memanfaatkan pedoman ini sebagai upayamemulai menerapkan sistem manajemen mutu dan memilikikomitmen untuk selalu berusaha menciptakan kepuasanPengguna Jasa dan melakukan perbaikan secara terus-

Sistem ManajemenMutu Konstruksi

Bagi Penyedia Jasa Golongan KecilOleh : Ir. Sudaryono

Page 8: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

menerus dalam setiap proses kerja, demi tercapainya mutukegiatan . sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Maksud dan TujuanPedoman sistem manajemen mutu disusun dengan maksudagar Penyedia Jasa Konstruksi Golongan Kecil dapatmengetahui dan memahami serta diharapkan dapatmenerapkan sistem manajemen mutu yang mengacu kepadaSNI 19-9001 :2001, sesuai dengan kondisi proyek yangdilaksanakannya.

Pedoman ini menjelaskan ketentuan-ketentuan danpersyaratan meliputi sistem manajemen mutu, tanggungjawab manajemen, manajemen sumberdaya, prosespelaksanaan proyek, pemantauan dan tindakan perbaikanyang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalammelaksanakan proyek konstruksi.

Pedoman ini dapat dipergunakan bagi Pengguna Jasamaupun oleh Penyedia Jasa golongan kecil agar prosespekerjaan dapat dilaksanakan secara konsisten denganjaminan mutu (quality assurance) dan memuaskan PenggunaJasa.

Lokasi PenyelengaraanBerdasarkan uraian tersebut diatas, mulai tahun 2004 telahdilaksanakan penyelenggaraan yang dilaksanakan dibeberapa ibukota provinsi tersebar di seluruh Indonesia.Tahun 2004 diselengarakan di 4 provinsi dengan jumlahpeserta antara 30 sd 40 orang/ perusahaan. Tahun 2005diselenggarakan di 8 provnsi dengan jumlah peserta antara50 sd 80 orang/ perusahaan.

Sifat PenyelenggaraanSifat dari penyelenggaraan yang dilaksanakan oleh BPK-SDM ini adalah sebagai STIMULAN. Art inyapenyelenggaraan yang memiliki sifat mengawali kegiatanDinas PU/ Kimpraswil masing-masing provinsi, untukkemudian dapat melanjutkan kegiatan tersebut pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini dilakukan karena Penyedia JasaGolongan Kecil di masing-masing provinsi jumlahnya sangatbesar (mencapai 2000 sd 3000 perusahaan), sehinggasesuai kebutuhan, waktu dan tenaga penyelenggara/pengajar yang tersedia tidak mungkin diselenggarakanseluruhnya oleh pusat.

Pembimbingan dilaksanakan dengan dibantu oleh paraNarasumber yang memiliki sertifikat ISO dan punyapengalaman di bidang jasa konstruksi.

Kriteria PesertaPenerapan Sistem Manajemen MutuKonstruksi akan berhasil apabila ditunjangdengan adanya komitmen pimpinan .Tanpa adanya kepedulian pimpinanperusahaan terhadap penyelenggaraanSMMK tersebut, pada umumnya tujuanmendapatkan efektifitas/ efisiensi kerja akankurang berhasil.

Atas dasar konsep manajemen tersebut,maka disyaratkan peserta adalah DirekturPerusahaan atau Penanggung Jawab Teknik(PJT), sehingga tujuan penyelenggaraanBimbingan Teknis dapat tercapai, yaitu dapatmemperoleh efekt ifitas/ efisiensi bagiPenjedia Jasa dan dapat memperoleh MutuPekerjaan yang baik bagi Pengguna Jasa.

Penyelenggaraan di daerahMeskipun belum diselenggarakan kegiatan khusus berupaTraining of Trainers namun di beberapa provinsi pada

saat penyelenggaraan Bimbingan Teknis telah mengikutsertakan calon pengajar. Respon terhadap konsep stimulanprogram Bimbingan Teknis tersebut diperoleh di beberapaprovinsi, antara lain DI. Yogyakarta dan Sulawesi Tengah.Di provinsi DI. Yogyakarta, penyelenggaraan BimbinganTeknis diselenggarakan pada bulan Agustus 2005; dan padatahun anggaran yang sama telah menyelenggarakan sendiriBimbingan Teknis tersebut. Sedangkan di provinsi SulawesiTengah pada saat penyelenggaraan Bimbingan Teknis telahmengikut sertakan 10 orang staf Kimpraswil, dimana 5diantaranya berpendidikan S2. Tinggal menunggukesiapan dana daerah untuk penyelenggaraannya.

Pemantauan Hasil PelaksanaanSejauh mana keberhasilan pelaksanaan Bimbingan Teknisini, perlu adanya kegiatan pemantauan. Dengan demikiandapat diamati sejauh mana Bimbingan Teknis telahdilaksanakan di masing-masing perusahaan yang telahmengikuti Bimbingan Teknis tersebut serta kendala-kendalanya dalam pelaksanaan. Pada tahun 2006 ini mulaidilakukan kegiatan pemantauan tersebut.

PenutupDiharapkan untuk kedepannya jumlah peserta BimbinganTeknis ini dapat lebih banyak lagi, langsung dilaksanakanoleh masing-masing Dinas PU/ Kimpraswil di daerah, agardapat memperoleh manfaat yang sebesar-besamya, siapmenghadapi globalisasi dan mampu menjadi tuan rumahdi negeri sendiri.

Dengan dilaksanakannya SMMK bagi Penyedia JasaGolongan Kecil ini, diharapkan akan semakin banyakperusahaan yang memahami dan menerapkan quality as-surance, mampu menjamin mutu pekerjaan sesuai denganspesifikasi yang ada.

Penerapan SMMK ini tentunya tidak dapat merubah polasistem kerja sekaligus, akan lebih baik diawali dengan falsafah3 M: mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulaisaat ini juga. Kemudian secara bertahap ada perbaikan yangberkelanjutan.

Penulis : Staf Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi BPKSDM

Page 9: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

Kepala BadanPembinaan Konstruksidan Sumber Dayamanusia membukaPelatihan Project CycleAngkatan ke - 3

Kursus Penyegaran Pejabat Eselon IV dan Staf Senior (Bidang PenataanRuang) dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum

Tranning of Trainer Bidang PengadaanBadan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Departemen PekerjaanUmum

Pelatihan Penyelenggaraan Perpustakaan dan Kearsipan/Dokumentasi dilingkungan Badan Pembinaan Konstruksi dan

Sumber Daya Manusia

Pelatihan dan Pendampingan Tenaga Kerja Konstruksidi Daerah Pasca Bencana di NAD

Rapat Koordinasi Pembina Jasa Konstruksi daerah Tingkat Kabupaten/ Kota

Page 10: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

Konsep KnowledgeManagement

Organisasi-organisasim e n d a p a t k a np e n g e t a h u a n(knowledge) darilingkungan eksternal daninternalnya. Darilingkungan external,pengetahuan padaumumnya diperoleh melalui prosesbenchmarking (ident ifying,understanding and adapting) dariorganisasi lain. Dari lingkunganinternal pengetahuan didapat daripenerapan manajemen dan teknologiyang pada gilirannya menghasilkanproduk-produk pengembangan, bestpractices dan inovation. Mendapatkanpengetahuan dari kedua lingkungantersebut mendorong organisasi untukmelakukan internal benchmarking,yaitu proses mengident ifikasi,membagi dan menggunakanpengetahuan dan pengalaman praktekdi dalam organisasinya sendiri. Namunbanyak organisasi yang lupa atau lalaimenyelamatkan (menyimpan) internalmemory and capacity yang dimilikinyasehingga menyebabkan timbulnyakesulitan dalam mereplikasikan danmengembangkan inovasi-inovasitersebut.

Untuk menyelamatkan internalmemory and capacity yang diperlukanbagi internal benchmarking tersebut,muncul gagasan mengelolapengetahuan agar lebih berdaya gunamelalui Knowledge Management (KM)yaitu proses mengident ifikasi,menangkap dan mengembangkanpengetahuan untuk membantuorganisasi meningkatkan kinerjanya.Membagi atau mentransferpengetahuan adalah merupakan bukti

yang terukur darisebuah learningorganizat ion yaituorganisasi yang dapatm e n g a n a l i s a ,merefleksikan, belajardan berubahb e r d a s a r k a npengalamannya.

Semua kebutuhan inibukan barang baru, karena parapengambil kebijakan dalam suatuinstitusi telah sejak lama menyadariketidakmampuan organisasi untukmengident ifikasi dan/ ataumentransfer pengalaman yang sangatberharga (outstanding practices) darisatu unit ke unit/ fungsi lainnya didalam organisasi.

Mari sekarang kita menggambarkanKnowledge Management. Knowledgemanagement (or KM) is an approachto improving organizational outcomesand organizat ional learning byintroducing into an organization arange of specific processes andpractices for identifying and capturingknowledge, know-how, expertise andother intellectual capital within theorganization, and for making suchknowledge assets available for transferand reuse across the organization.Knowledge management programs aretypically tied to specific organizationalobjectives and typically lead to theachievement of specific targetedresults such as improved performance,competitive advantage, or higher levelsof innovation (From Wikipedia, thefree encyclopedia)

Dalam kalimat yang lebih sederhana,Knowledge Management adalah suatusistem untuk memudahkan pelajaran,inovasi dan berbagi untuk mencapai

sasaran hasil yang strategis dari suatuorganisasi.

M engapa KnowledgeManagement diperlukan?

Knowledge Management mulaimenjadi isu ketika diketahui betapasulitnya mereplikasi pengetahuan(knowledge), baik yang tertulis maupunyang tersimpan di ingatan para ahlidari suatu unit organisasi ke bagianlain dari organisasi tersebut. Kesulitan-kesulitan untuk mereplikasikan ituterjadi karena:1. Banyak unit organisasi hanya

terfokus untuk memaksimumkandirinya sendiri, yang tanpa disadarimembatasi informasi yang keluardan masuk dari unit/ fungsinya.Organisasi yang mampumemaksimalkan kemampuannyaadalah mereka yang memilikibudaya yang saling mendukung,fokus yang sama dan harapanyang sama.

2. Adanya budaya yang lebihmenghargai keahlian teknis dankreasi pengetahuan (knowledge)dari pada membagi pengetahuan(knowledge sharing). Hal inibanyak dialami oleh organisasiyang bersifat teknis dan berbasispengetahuan (engineering andknowledge based organization)misalnya Departemen PU(termasuk BPKSDM), lembagariset dan consulting.

3. Kurangnya kontak dan perspektifyang sama di antara orang-orangyang bekerja namun t idakberdampingan secara fisik.Seringkali suatu unit tidak tahu apayang dikerjakan oleh unit-unitlainnya, bahkan tidak tahu kalauada unit-unit lain yang potensialbisa membantunya.

4. Transfer pengetahuan yangeksplisit lebih banyak terjadi daripada transfer pengetahuan yangtidak eksplisit (tacit knowledge).Banyak pengetahuan danpengalaman yang belum dan tidakdapat dituliskan secara formal, dimana untuk membaginya ataumentransfernya dibutuhkan dialoginterakt if antara pemilikpengetahuan dan penerimanya.Seorang ahli mengatakan bahwa80% know how ada pada area

Konsep Knowledge Managementdalam Manajemen Konstruksi

Oleh: Doedoeng Z. Arifin

Page 11: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

yang tidak mudah atau tidak dapatdikodifikasi.

5. Banyak kasus yangmemperlihatkan kenyataansulitnya sebuah unit organisasimempertahankan seorang ahlidalam jangka panjang karenapergerakan mutasi, promosi dansebagainya.

Proses-proses dalam KM

Proses-proses dalam KnowledgeManagement terdiri dari menangkap,mengkodifikasi, membagi danmengembangkan pengetahuan.Menangkap pengetahuan dapatdilakukan dengan melakukan koleksihasil-hasil dari masa lalu. ProsesCapturing dan Codifying ini pada

umumnya terjadi dalam satu rangkaiankegiatan. Menangkap pengetahuanjuga bisa berarti merekrut ahli-ahliyang kompeten dalam bidang tertentu.

Menyimpan pengetahuan dilakukandengan membuat library atauNetwork Library . Kegiatan ini

memerlukan ruangan danperlengkapan teknologi informasi yangmemadai. Menyimpan pengetahuanjuga dapat berarti melaksanakanRetent ion Program misalnya

mempertahankan pekerja berkualitasdengan insentif dan reward.

Membagi pengetahuan dapat berupadiseminasi ataupun transferpengetahuan atau Best Practicesuntuk digunakan/ dimanfaatkan,

melalui training. Selain itu membagipengetahuan juga dapat dilakukandalam bentuk penugasan kepadapekerja berpengetahuan pada suatuunit yang membutuhkan. SedangkanPengembangan pengetahuan dapatdilakukan di dalam individual unit yangmemiliki kompetensi tersebut atau unitlain yang memerlukan sebagian daripengetahuan tersebut. Pengembangandapat juga dilakukan dalampemecahan persoalan bersama(Collaborative Problem Solving),belajar bersama (Collective Learning),ataupun pengiriman personil keinstitusi pendidikan dalam/ luar negeri(Training and Educat ion) untukmenghasilkan pekerja yangberpengetahuan.

Proses-proses menangkap,mengkodifikasi, membagi danmengembangkan pengetahuan padaakhirnya dapat menghasilkan inovasi,Best Pract ices baru ataupunKnowledge Worker baru yang pada

gilirannya akan memberi masukanbagi proses Capturing , Codifyingdan Saving . Secara diagramatis,Proses KM dapat di lihat padaGambar 1.

M anfaat KM (KnowledgeM anagement) dalam CD(Construction Development)

Pembangunan di bidang jasakonstruksi di Indonesia telahmenghasi lkan berbagai produkpembangunan fisik, produk

pembinaan dan pengaturan sertaproduk Sumber Daya Manusia berupapara ahli dalam bidang jasa konstruksi,baik di tingkat daerah maupun ditingkat pusat. Di samping hasil-hasiltersebut, berbagai pengetahuan yangmendukung terlaksananyapembangunan tersebut ter tulismaupun tidak, juga telah dimiliki dandikembangkan. Sungguh sangat disayangkan banyak hasil-hasil yangtelah dicapai tidak tersimpan denganbaik. Jangankan yang tidak tertulis(tacit knowledge), yang tertulis sajamasih banyak yang tidak terkoleksidengan baik. Karena itu, hasil-hasildari masa lalu dan juga hasil-hasil yangtelah dilaksanakan dalam rangka CDharus diselamatkan dandikembangkan lebih lanjut denganmemanfaatkan berbagai gagasanKMCD.

Sebagai Knowledge Center , unit inidiharapkan dapat menjadi pusatinisiatif pengelolaan pengetahuanbidang jasa konstruksi dan menjadiPusat Informasi sumber daya manusiayang terlibat di dalamnya, mengingatbahwa masyarakat jasa konstruksi diseluruh Indonesia masih terusmembutuhkan banyak pekerjaberpengetahuan ( KnowledgeWorker ) yang kompeten.

Sumber Daya Manusia berkualitas inibisa dipenuhi bilamana peta Supplydan Demand mengenai berbagaiposisi pekerjaan dapat di identifikasioleh unit ini. Sementara pengetahuandan pekerja ahli bidang jasa konstruksisebenarnya ada, namun semua inibelum teridentifikasi dengan baik danpendistribusian pengetahuan danpekerja-pekerja konstruksiberpengetahuan ini perlu dikelolasecara lebih baik pula.

Sebuah institusi yang mengembanprogram KMCD akan membantuterlaksananya pengembangan danpenerapan berbagai macam prosesKM, aplikasinya dan teknologipendukungnya, KMCCD akan sangatbermanfaat untuk menjembatanihi langnya (sebagai akibatdesentralisasi) kesinambungankomunikasi antara berbagai unit danfungsi pembangunan dan pembinaan

Gambar 1. Diagram Proses Knowledge management

Page 12: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

jasa konstruksi yang tersebar di seluruhIndonesia. Secara umum KnowledgeManagement akan membantuterlaksananya proses belajar bersama(Collective Learning), pemecahanpersoalan bersama (CollaborativeProblem Solving) dan inovasi dalambidang pengembangan jasa konstruksi.

Gambaran Kegiatan KMCD

Konsep Knowledge Management (KM)muncul bersamaan dengan teknologipendukungnya, misalnya teknologidigital dan Informat ion andCommunication Technology (ICT).Namun tidak semua proses dalamKMCD harus didukung oleh teknologiICT. Bukan hanya karena mahalnyabiaya pembangunan teknologi tersebuttetapi juga karena belum lengkapnyadata-data jasa konstruksi yang kitamiliki. Umpamanya Expert System ,memerlukan tempat simpan( Repository ) data yang sangatbanyak, di mana data-data tersebutbanyak yang masih harus dikumpulkandan dikodifikasi. Pekerjaan ini sangatbesar sehingga tidak dapat memberihasil yang cepat. Dalam segalaketerbatasan yang dimiliki oleh bidangjasa konstruksi, konsep KnowledgeManagement ini hanya dapat berhasildengan melaksanakan beberapakegiatan misalnya:

Dokumentasi Produk-produk danstudi-studi yang telah, sedang danakan dikelola oleh BPKSDM danLPJK dan juga identifikasi danpenulisan kembali pengetahuandan pengalaman para ahli dilingkungan Departemen PekerjaanUmum.Diseminasi pengetahuanmengenai jasa konstruksi dansektor-sektornya melalui Training,On the Job Training, On LineTraining dan sebagainya.Penyediaan lingkungan untukberkolaborasi mengatasi persoalanatau berdiskusi bersama mengenaipengembangan suatu bidang ataupengalaman tentang GoodPractices . Lingkungan tersebutdapat berupa ruang kerja virtualdi internet, forum pertemuan/seminar, penyiapan modul-modulsecara collaborat ive dansebagainya.

Penulis adalah Kepala Sub Bagian Evaluasidan Pelaporan Bagian Perencanaan SekretariatBPKSDM.

ebelum masalahlingkungan hidupmenjadi sorotanmasyarakat dunia,kegiatan suatu proyek

pembangunan hanya didasarkan padakelayakan teknis dan ekonomis. Akantetapi sejak diberlakukan Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1982 yangtelah diganti dengan UU Nomor 23Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup dan diterbitkannyaperaturan-peraturan pendukungnya,maka setiap rencana suatu usaha ataukegiatan yang diperkirakan berdampaknegatif penting, wajib dilengkapi studikelayakan lingkungan. Penerapan studikelayakan lingkungan merupakanwujud dan penompang konseppembangunan berwawasan lingkunganyang berkelanjutan sebagaimana telahdicanangkan pemerintah Indonesia.Dengan demikian, kegiatanpembangunan dan hasilnyadiharapkan t idak hanya bersifatsementara, tetapi berkelanjutan darisatu generasi ke generasi berikutnya.

Sustainabilitas telah menjadi isupenting dalam pembangunan ekonomidunia terutama dalam beberapadekade terakhir, karena masyarakatdunia sudah mulai menyadari bahwaeksploitasi sumberdaya alam bisamengakibatkan degradasi lingkungan.Semakin meningkatnya kasus-kasusdan masalah lingkungan baik di negaramaju maupun negara berkembang,memberikan andil utama bagimunculnya gagasan pembangunanyang berkelanjutan atau berwawasanlingkungan. Dalam beberapa hal,eksploitasi sumberdaya yang tidakterkontrol bukan hanya bisa

Penciptaan sarana penyimpananinformasi berupa perpustakaanjasa konstruksi dalam bentuktradisional maupun digital.Menciptakan berbagai gagasanuntuk mengident ifikasi,menangkap, membagi danmentransfer pengetahuan jasakonstruksi dari satu daerah kedaerah lainnya, melalui proses-proses pengeloloan pengetahuanyang berdaya guna, mudah danterjangkau secara finansial.Memberikan solusi masalahsumber informasi (KMCD tidakmemberikan solusi persoalan),masalah sumber pengetahuan daninformasi pembinaan dan SDMbidang konstruksi yang dibutuhkanoleh kota-kota di seluruhIndonesia.

Demikian sekilas uraian mengenaipengelolaan pengetahuan dalampengembangan jasa konstruksi(knowledge management inconstruction development/ KMCD).Mudah-mudahan dapat memberigambaran mengenai anatomi danhistology dari unit baru, yang mudah-mudahan dapat diwujudkan dalamwaktu yang tidak terlalu lama, sebagaiupaya memberikan arah pertumbuhandan perkembangan jasa konstruksiuntuk mewujudkan struktur usahayang kokoh, andal, berdaya saingtinggi, dan hasil pekerjaan konstruksiyang berkualitas. [dza 140806]

Page 13: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

mengakibatkan kelangkaansumberdaya tetapi juga dapatmengakibatkan menurunnya kualitaslingkungan. Oleh karenanyapembangunan harus mengarah kepembangunan yang berwawasanlingkungan atau pembangunan yangberkelanjutan.

Dalam konsep dasar pembangunanyang berwawasan lingkungan ada duaaspek penting yang menjadi perhatianutama yaitu lingkungan (ecology, theenvironment) dan pembangunan (de-velopment). Pembangunanberwawasan lingkungan berar t ipembangunan yang baik dari titikpandang ekologi atau lingkungan (eco-logically sound development).Berwawasan lingkungan berar t iadanya keharmonisan dalamhubungan manusia dan alam (nature)atau lebih spesifik lagi antaramasyarakat dan lingkungan fisiknya.Pada sisi lain pembangunanmerupakan proses perubahan yangterus-menerus yang ditandai antara lainmelalui kegiatan pertumbuhanekonomi, industrialisasi, sebagai modaluntuk memenuhi kesejahteraan materi.Dalam konsep pembangunanberwawasan lingkungan, kedua aspekini harus berjalan secara harmonis danterpadu, serta memperoleh perhatianyang sama dalam penentuankebijaksanaan pembangunan.

Sebagaimana kita perhat ikanbelakangan ini pembangunaninfrastruktur prasarana dan saranabidang pekerjaan umum sedangbanyak berlangsung untuk memenuhikebutuhan infrastruktur wilayah kotametropolitan, besar, sedang maupunperdesaan. Setiap pembangunankonstruksi infrastruktur prasarana dansarana perkotaan ataupun perdesaanselalu berkaitan dengan kondisilingkungan yang akan terbangun.Sebagai upaya pengelolahan

lingkungan Departemen telahmenerbitkan peraturan-peraturan yangberkaitan tentang kewajiban-kewajibanpara pelaksana kegiatan proyek dalamhal pengelolahan lingkungan.Peraturan tersebut berbentuk KepmenPermukiman dan Prasarana WilayahNo. 17/ KPTS/ M/ 2003 tentangPenetapan Jenis Usaha dan/ atauKegiatan Bidang Permukiman danPrasarana Wilayah yang WajibDilengkapi dengan Upaya PengelolaanLinkungan (UKL) dan UpayaPemantauan Lingkungan yangditetapkan pada tanggal 3 Februari2003. Kepmen ini diturunkan denganadanya pemberlakuan KepmenNegara Lingkungan Hidup No. 17tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapidengan Analisis Mengenai DampakLingkungan Hidup.

Kepmen Kimpraswil No.17/ KPTS/M/ 2003 diatas harus dilaksanakanoleh para pemrakarsa di lingkunganDepartemen Pekerjaan Umum yangbesaran kegiatan proyek termasukdalam batasan Kepmen tersebutuntuk melaksanakan pengelolaan danpemantauan lingkungan terhadappotensi-potensi yang dapatmenimbulkan dampak penting darimulai tahap prakonstruksi, tahap

konstruksi dan tahap paskakonstruksi,sehingga dampak yang timbul dapatditangani sesuai dengan jenisdampaknya.

Penelahaan usaha-usaha dalammelaksanakan pengelolaan danpemantauan lingkungan terhadapt imbulnya dampak, sebaiknyadilakukan melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut:1. Pendekatan sosial ekonomi.2. Pendekatan kelembagaan3. Pendekatan teknologi

1. Pendekatan sosial ekonomiContoh pada prakonstruksi(persiapan). Rencana kegiatanpembebasan tanah berpotensimenimbulkan dampak pentingberupa keresahan masyarakat.Dalam hal ini pendekatan sosialekonomi yang dapat dilakukanpemrakarsa antara lain:a. Pemrakarsa bersama instansi

terkait melakukan penyuluhankepada masyarakat tentangrencana kegiatan danmanfaatnya bagi masyarakat,daerah dan atau negara.

b. Pemrakarsa melakukanmusyawarah mufakat denganpemilik tanah (tidak melaluiperantara atau pihak ketiga)untuk menentukan besar nilaitanah,tanaman dan ataubangunan, dengan tetapbepedoman pada ketentuanyang berlaku

c. Penduduk menerima uangpenggantian tanah secara utuh(tidak menggunakan jasa pihakketiga)

d. Pemrakarsa mengutamakan

Menjaga KelestarianLingkungan Hidup

Oleh : Sari Mustika

Page 14: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

penduduk yang terkenapembebasan lahan menjaditenaga kerja, sepanjangmemenuhi persyaratan yangditetapkan.

Contoh pada tahap konstruksi(pekerjaan fisik). Kegiatanpengangkutan materialmenimbulkan dampak pentingberupa kerusakan jalan. Untuk itupemrakarsa wajib memperbaikijalan yang rusak dan sebaiknyajalan tesebut menjadi lebih baikdaripada sebelum ada kegiatan.

Contoh pada tahappaskakonstruksi (operasional).Suatu usaha atau kegiatan setelahberoperasi ternyata limbah cairnyamengakibatkan pencemaranterhadap sumur pendudukdisekitarnya. Pendekatan sosialekonomi dilakukan pemrakarsadengan menyediakan air bersihatau membuat sumur dalam.

Untuk penanganan dampak yangkemungkinan timbul, pemrakarsasebaiknya mengalokasikan danasocial untuk membantu dan ataumembina masyarakat disekitarkegiatan.

2. Pendekatan kelembagaan (institusi)Sehubungan dengan contoh diatas, untuk kegiatan pembebasantanah, pendekatan kelembagaanyang dilakukan pemrakarsabergantung pada lokasi rencanakegiatan. Dalam hal pembebasanlahan, pemrakarsa bekerja samadengan Pemerintah Daerah, BadanPertanahan Nasional, dan Camatuntuk memberikan penjelasanmelalui penyuluhan tentang usahaatau kegiatan yang akandilaksanakan. Demikian juga dalampendataan lahan, tanamantumbuhan dan bangunan yangakan dibebaskan, serta penentuanbesarnya ganti rugi harus dicapaimelalui musyawarah mufakat,tanpa adanya tekanan atauint imidasi terhadap anggotamasyarakat.

Untuk melakukan perbaikan jalan,misalnya pemrakarsa dapat bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan

Umum, untuk pencemaran udaradan perairan bekerja sama denganDinas Kesehatan dan BadanPengendalian Lingkungan HidupDaerah (BPLHD), masalahketenagakerjaan melakukankoordinasi dengan Dinas TenagaKerja.

3. Pendekatan teknologiPendekatan teknologi dalampengelolaan lingkungan dilakukanpada tahap konstruksi danpaskakonstruksi. Pada prinsipnyapedekatan teknologi adalahpenggunaan teknologi yang dapatmeminimalkan dampak lingkungandan secara ekonomis t idakmerugikan pemrakarsa.

Sebagai contoh pendekatanteknologi adalah pada pekerjaanpembukaan lahan. Pekerjaan iniakan menimbulkan dampak besardan pent ing berupa erosi.Pendekatan teknologi untukmenekan erosi dapat dilakukandengan membuat saluran-saluranpembuang (drainase) pada tempat-tempat tertentu, mengolah tanahmenurut garis kontur dan membuatguludan untuk menahan laju aliranpermukaan. Setelah pengolahantanah selesai, pada lokasi yangkemiringan lerengnya lebih dari 8% dibuat teras atau rorak, dandilakukan penanaman tanamanpenutup tanah. Untuk mencegahterjadinya tanah longsor dapatdilakukan dengan menanampohon ditempat-tempat yang terjalatau membuat tanggul penahanlongsor.

Pencemaran udara dapatditanggulangi melalui upayapengurangan polutan (pencemar)yang masuk keudara, misalkanmenggunakan alat penangkapdebu (dust collector) atau saringandebu. Untuk mengurangi bisingbising dapat dilakukan denganmemasang peredam suara,menempatakan mesin pada jaraktertentu atau menempatkan mesindalam ruang tertutup.

Penulis : Kepala Sub Bidang Analisa Dampak LingkunganKonstruksi, Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi,BPKSDM.

1. Pendahuluan

Sesuai UU 38 Tahun 2004 tentangjalan, dinyatakan bahwa jalan(termasuk jembatan) sebagai bagiandari sistem transportasi nasionalmempunyai peranan pent ingterutama dalam mendukung bidangekonomi. sosial dan budaya serta1ingkungan dan dikembangkanmelalui pendekatanpengembangan wi1ayah agartercapai keseimbangan danpemerataan pembangunan antardaerah, membentuk danmemperkukuh kesatuan nasionaluntuk memantapkan pertahanandan keamanan nasional sertamembentuk struktur ruang dalamrangka mewujudkan sasaranpembangunan nasional dalammenuju masyarakat yang adil dansejahtera.

Dalam 60 tahun Indonesiamerdeka, tidak kurang 98 ribubuah jembatan atau ekivalenpanjang kurang lebih 1.200 kmyang telah diinventarisir dansebagian telah dibangun sertadiperbaiki. Dari jumlah tersebuttidak kurang dari 32 ribu buahjembatan berada di ruas jalannasional dan provinsi atau ekivalenpanjang kurang lebih 550 km dansisanya berada di ruas jalankabupaten.

Untuk mempercepat programpembangunan prasarana jalankhususnya jembatan,kebijaksanaan pemerintahdiarahkan pada standarisasibangunan atas, baik dengan caramenyediakan stok komponenbentang standar maupun penyediastandar konstruksi yang dapatdibuat lapangan. Standardisasibangunan atas jembatan ini

Page 15: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

dimaksudkan agar mendapatkankualitas konstruksi yang memenuhipersyaratan yang ditetapkandisamping untuk mempermudahpelaksanaanya.

Pembangunan jembatan diIndonesia sejak awal erakemerdekaan sampai saat ini lebihdidominasi menggunakanteknologi bangunan atas standardiantaranya: konstruksi RangkaBaja, 35m s/ d l00m; GelagarKomposit 20m s/d 3Om; Balok T,6m s/ d 25m; Balok BetonPratekan 16m s/ d 40m; VoidedSlab (Balok Beton Berongga), 5 s/d 16m dan lain sebagainya.Intensive kebijaksanan di bidangjembatan dalam menggunakankonstruksi bangunan atas standarpada saat itu merupakan pilihanyang tepat karena kebutuhan akanpembangunan jembatan yang

sangat mendesak mengingatbanyaknya bagian-bagian daerah diIndonesia yang perlu dihubungkandengan prasarana jalan daratsecepatnya.

Walaupun penggunaan konstruksibangunan atas standar begitubanyak dalam programpembangunan prasarana jalan diIndonesia, bukan berar t ipenggunaan jenis bangunan atasnon-standar dit inggalkan,khususnya untuk melintasi sungai,selat ataupun lembah yang sangatlebar dan dalam. Saat ini teknologipembangunan jembatan bentangpanjang juga mengalamiperkembangan yang pesat daritahun ke tahun termasuk peraturanperencanaan, teknologi bahan(beton, baja, kabel), teknologiperencanaan dan pelaksanaan.

2. Standar Perencanaan

Pada awal tahun 1970-an,pegangan untuk perencanaanhanya ada Peraturan MuatanIndonesia, PMI 1970. Peraturanmuatan ini, tidak secara khususdiperuntukkan untuk perencanaanjembatan dan oleh karena itu,untuk merencanakan suatujembatan umumnya paraperencana masih menggunakanperaturan-peraturan dari negaralain seperti dari Amerika Serikat(AASHTO), Inggris (Brit ishStandard), Australia (Austroad) dandari negara lainnya.

Perkembangan peraturanperencanaan khususnya untukkonstruksi jembatan selama kurunwaktu 1971 sampai dengandekade 90-an tidak banyak berartidan masih terbatas pada upayapenyempurnaan-penyempurnaanseperti penyempurnaan PeraturanMuatan Jalan Raya danpengembangan PeraturanPerencanaan Gempa untuk JalanRaya dan Jembatan dan lainsebagainya.

Upaya penyusunan peraturanperencanaan jembatan secaralengkap baru terlaksana pada tahun1992 yang dikenal dengan BridgeManajemen System, BMS 92terdiri dari 17 modul. Keseluruhanmodul tersebut diperuntukkanuntuk semua kegiatan penangananjembatan mulai dari manajemenaset, kegiatan perencanaan,pelaksanaan sampai denganoperasionalisasi jembatan.Walaupun sampai saat ini sebagaimodul peraturan ini masih bersifatdraft, namun substansi dancakupan bahasan yang sangat luas,telah memudahkan perencanadalam melaksanakan untukkegiatan perencanaan jembatankhususnya untuk perencanaanjembatan dengan panjang bentangsampai dengan 100 meter.Disamping itu tersedia juga manualpenggunaannya, yang akanmemberikan petunjuk-petunjukprakt is dalam memilih danmenentukan t ipe konstruksi,sehingga dapat mempermudah

Bagian Pertama

Page 16: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

dalam melakukan perencanaanawal.

Mulai dari tahun 2001, sebagiandari modul BMS tersebut mulai diSNI-kan khususnya untukperaturan perencanaan jembatanseperti peraturan pembebanan,peraturan beton, peraturan bajauntuk jembatan dan lainsebagainya.

3. Jembatan Sistem Gelagar

Penggunaan konstruksi ini tidakluput dari perkembangan teknologibaja dan beton pratekan diIndonesia dan pemilihan bentukkonstruksi yang umumnya menerusdi atas empat tumpuan sehinggadapat dilaksanakan dengan caraBalance Cantilever. Keuntunganlain dari pelaksanaan sistem iniadalah adanya redistribusi momendari konstruksi t iga bentangsehingga penampang jembatanlebih optimal.

Jembatan dengan sistem gelagarbox beton yang telah dibangunadalah:a) Jembatan Rantau Berangin

(200m), Provinsi Riau denganbentang utama 121 m danbentang sisi simetris 39, 5 myang dibangun pada kurunwaktu 1972 -1974.

b) Jembatan Rajamandala(222m), Provinsi Jawa Baratdengan bentang utama 132 mdan bentang sisi simetris 45 myang dibangun pada kurunwaktu 1972 -1979.

c) Jembatan Serayu Kesugihan(274m), Provinsi Jawa Tengahdengan bentang utama 128 mdan bentang sisi masing-masing 62 m dan 84 m yangdibangun pada tahun 1978-1985.

d) Jembatan Mojokerto (230m),Provinsi Jawa Timur denganbentang utama 62 m.Konfigurasi jembatan22+62+62+62+22 m dibangunpada kurun waktu 1975 -1977.

e) Jembatan Arakundo (210m),Provinsi Aceh dengan bentangutama 96 m dan bentang sisisimetris 57 m yang dibangunpada tahun 1987- 1990.

f) Jembatan Tonton-Nipah(420m), Provinsi Riaukepulauan, Batam denganbentang utama 160m danbentang sisi simetris 95+35myang dibangun pada tahun1995- 1998.

g) Jembatan Setoko-Rempang(365m), Provinsi Riaukepulauan, Batam denganbentang utama 145m danbentang sisi simetris 35+35myang dibangun pada tahun1994-1997.

Jembatan dengan sistem girderbaja yang telah dibangun adalah:

a) Jembatan Ampera (354m) tipeGelagar Baja, Provinsi Sumseldengan bentang utama 75mdan bentang sisi simetris58.5+58.5+22.5m yangdibangun pada kurun waktu1962 - 1965.

b) Fly Over Cemara di Medan tipeBox Baja bentang utama 45mdan Jembatan Tol HarbourRoad (Ancol) tipe Box GirderPratekan.

4. Jembatan Pelengkung

Penggunaan konstruksi ini tidakluput dari perkembangan betondan teknologi baja di Indonesia.Pemilihan bentuk konstruksi padaawa1nya di atas dua tumpuan laluberkembang menjadi menerus diatas empat tumpuan.

Di Indonesia jembatan PeIengkungtipe beton yang teIah di bangunadalah:a) Jembatan Rempang-Galang

(385m), Provinsi Riaukepulauan, Batam denganbentang utama 245m danbentang sisi simetris 35+35myang dibangun pada tahun1995- 1998.

b) Jembatan Serayu Cindaga(214m), Provinsi Jateng denganbentang utama 90m danbentang sisi masing-masing31m dan 31m yang dibangunpada tahun 1993-1998.

c) Jembatan Besok Koboan(125m), Provinsi Jatim denganbentang utama 80m dan

bentang sisi masing-masing22.5 m yang seIesai dibangunpada tahun 2000.

d) Jembatan Kelok 9 di ProvinsiSumatera Barat.

Di Indonesia jembatan pelengkungtipe baja yang telah dibangunadalah:

a) Jembatan Kahayan (635m),Provinsi Kalteng, denganbentang utama 150m yangdibangun pada tahun 1995-2000.

b) Jembatan Martadipura (560m),Provinsi Kalt im, denganbentang utama 200m yangse1esai di bangun pada tahun2004.

c) Jembatan Rumbai Jaya(720m), Provinsi Riau, denganbentang utama 120m yangselesai dibangun pada tahun2002.

d) Saat ini yang dalampembangunan adalahJembatan Rumpiang (740m) diProvinsi Kalsel dengan bentangutama 200m, JembatanBatang IIari II (1.272 m) diProvinsi Jambi dengan bentangutama 150m.

e) Saat ini yang masih dalamperencanaan berupa jembatanpelengkung baja menerusdengan empat perletakanJembatan Siak III di ProvinsiRiau (520m) dengan bentangutama 120m dan bentang tepimasing-masing 15m, JembatanTeluk Mesjid (1.500 m) diProvinsi Riau dengan bentangutama 250m dan bentang tepimasing-masing 90m, JembatanTering di Provinsi Kalt imdengan bentang utama 150mdan bentang tepi masing-masing 30m, JembatanRosenberg (150 m) di ProvinsiMaluku Tenggara denganbentang utama 80m danbentang tepi masing-masing35m.

Bersambung .............

Penulis : Kepala Bidang Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi,Pusat Pembinaan Usaha Konstruksi, BPKSDM.

Page 17: Buletin BPKSDM Edisi ketiga.pdf

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.


Recommended