Transcript
Page 1: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016
Page 2: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Penanggungjawab: Zainal A. Hasibuan

Pemimpin Redaksi: Bambang Suryadi

Redaksi Eksekutif:Kiki Yuliati

Nanang Arif GuntoroZaki Su’udKhomsiyah

Redaksi Pelaksana: Teuku Ramli Zakaria

Penyunting/Editor:Titi Savitri Prihatiningsih

Erika Budiarti LaconiIpung Yuwono

Djoko Luknanto

Desain Grafis & FotograferArief Rifai Dwiyanto

Ibar Warsita

Sekretaris RedaksiNing Karningsih

Alamat: BADAN STANDAR NASIONAL

PENDIDIKAN

Gedung D Lantai 2, Mandikdasmen

Jl. RS. Fatmawati, CipeteJakarta Selatan

Telp. (021) 7668590 Fax. (021) 7668591

Email: [email protected]: http://www.bsnp-indonesia.org

Vol. XI/No. 2/Juni 20162

Keterangan Gambar Cover

Laporan Kunjungan Kerja ke Australia (Bagian ketiga/terakhir)

Daftar Isi

Pengantar Redaksi

3-8

13-23 Berita BSNP:- BSNP dan Balitbang Lakukan Harmonisasi Empat Standar

Acuan Revisi Kurikulum 2013- Tantangan Lembaga Kursus dan Pelatihan ke Depan Lebih

Berat; Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana Lembaga Kursus dan Pelatihan

- Anies Baswedan Serahkan Hasil UN SMA Sederajat ke Panitia SNMPTN di Bandung: Peningkatan Mutu dan Kredibilitas UN Terus Dilakukan

- Kepala Balitbang Serahkan Hasil UN SMP ke Dinas Pendidikan Provinsi, Komisi X DPR-RI Apresiasi Pelaksanaan UN 2016

- BSNP Berpartisipasi dalam Acara Harmoni Bersama Masyarakat; Warga Antusias dan Puas Mendapat Informasi dan Layanan Pendidikan dan Kebudayaan

- Penilaian Buku Teks Pelajaran SMA/MA Kelompok Peminatan; 198 Buku Lolos dan 25 Tidak Lolos Penilaian- Penilaian Buku Matematika dan PJOK Kelas IV SD; Ketua

BSNP: Buku Berkualitas Melahirkan Peserta Didik Berkualitas- Pendaftaran Uian Nasional Perbaikan SMA Sederajat Telah

Dibuka Mulai 1 Juni 2016- Kabalitbang : Laksanakan UNBK Secara Alami, Jangan

Paksakan Diri!

Lensa BSNP24-27

Alhamdulillah, di tengah-tengah menjalankan ibadah pua-sa Ramadhan, kami bisa menghadirkan Buletin BSNP Edisi

Kedua tahun 2016 ke tangan pembaca. Pada edisi kedua ini kami sajikan laporan bagian ketiga (terakhir) dari kunjungan kerja ang-gota BSNP ke Australia untuk melihat lebih dekat tentang sistem penilaian, kurikulum, dan pendidikan vokasi. Kami juga menyaji-kan 10 kebijakan Wali Kota Surabaya dalam mengimplementasi-kan Kurikulum 2013. Selain itu, ulasan tentang pelaksanaan Ujian Nasional juga kami jadikan kado istimewa buat pembaca. Tidak kalah pentingnya adalah informasi tentang penilaian buku teks pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan (PJOK) kelas IV SD/MI.

Atas nama pengelola Buletin BSNP, kami mengucapkan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1437 H. Mohon maaf lahir dan batin.

Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berfoto bersama siswi Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta pada hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional SMP sederajat (12/5/2016/foto atas). Kiki Yuliati anggota BSNP (kanan) menyerahkan cinderamata kepada mahasiswa program doktor dan dosen dari Michigan State University seusai dialog tentang sistem pendidikan nasional di BSNP (12/5/2016/foto bawah)

9-10 Kuliah Umum Pendidikan Sains- Profesor Bruce Alberts: Generasi Masa Depan Perlu

Memiliki Pola Pikir Ilmiah- Anies Baswedan: Mari Kita Tumbuhkan Tradisi Ilmiah10 Kebijakan Walikota Surabaya Untuk Implementasi Kurikulum 2013; BSNP Siap Memfasilitasi Forum Berbagi Pengalaman

11-12

Page 3: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 3

Bambang Suryadi*

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KE AUSTRALIA

Bagian Ketiga (Terakhir)

* Anggota BSNP dan dosen

Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

1. ACARA

a. LembagaACARA merupakan sebuah badan

nasional yang bertanggungjawab dalam mengembangkan dan menerapkan kuri-kulum nasional dan melaksanakan asesmen nasional. Di Indonesia ACARA ini seperti Badan Pengembangan dan Penelitian (Balitbang) yang menangani kurikulum dan penilaian pendidikan.

SelainMelbourne dan Canberra, salah satu negara bagian yang menjadi tar-get kunjungan delegasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah

negara bagian Sydney. Selama di Sydney (17-18/9/2015), rombongan melakukan kunjungan kerja ke dua

lembaga yaitu Australian Curriculum, Assessment, and Reporting Authority

(ACARA) dan Board of Studies Teaching and Educational Standards

(BOSTER). Berikut ini catatan hasil kun-jungan di dua lembaga tersebut.

Kantor ACARA berada di Level 10, 255 Pitt Street, Sydney NSW 2000. Website: www.acara.edu.au.

Dalam pertemuan yang berlangsung tiga jam, rombongan mendapat penjela-san dari Robert Randall CEO ACARA dan Dr. Stanley Rabinowitz General Manager, Assessment and Reporting.

Selain ACARA, di Australia juga ada badan yang menangani peningkatan kualitas guru, yaitu Australian Institute for Teaching and School Leadership Limited (AITSL). Lembaga ini memiliki tanggungjawab mengembangkan stan-dar guru dan kepemimpinan kepala sekolah.

Terkait dengan pelayanan pendi-dikan, Australia memiliki badan yang disebut dengan Education Services Australia (ESA).

Menarik untuk dicatat, antara ACARA, AITSL, dan ESA ada koordinasi dan kerjasama yang baik, sehingga ke-bijakan yang telah dibuat, dalam imple-mentasinya, mendapat dukungan dari semua pihak dan berhasil diterapkan.

b. Isu yang dibahas Ada dua isu penting yang dibahas di

ACARA, yaitu kurikulum dan asesmen.

Rombongan memanfaatkan

waktu untuk berfoto bersama di ruang

tamu ACARA, sebelum diskusi dimulai.

Dari kiri ke kanan, Bambang Suryadi, Anindito Aditomo,

Sarah Lendon, Nizam, Doni Koesoema

Albertus, dan Suprananto. Dadang

Sudiyarto, tidak nampak di gambar.

Page 4: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 20164

Gambar 1: Struktur Kurikulum Australia F-10

Bagian yang paling menarik dari kuri-kulum adalah konsep kurikulum yang mensinergikan antara tiga aspek, yaitu (1) kemampuan umum (general capabil-ities) yang harus dicapai siswa, (2) mata pelajaran atau learning areas yang ha-rus dipelajari siswa, dan (3) cross-curric-ulum priorities.

Hubungan antar ketiga aspek terse-but diilustrasikan dalam gambar di atas.

Delapan mata pelajaran (learning areas) yang diajarkan memberikan kon-tribusi kepada dua aspek lainnya, yai-tu 7 general capabilities dan 3 cross-curriculum priorities. Ada ukurannya tersendiri, sekian persen kontribusi dari masing-masing pelajaran terhadap dua aspek tersebut.

Penting untuk dicatat, khusus un-tuk mata pelajaran bahasa Inggris, Matematika, dan Sains, tidak dituntut untuk memberikan kontribusi kepada cross-curriculum priorities. Sedangkan mata pelajaran lainnya, tetap memberi-kan kontribusi dengan porsi tersendiri.

Mulai tahun 2015, siswa dari negara bagian mana saja memiliki kesempatan untuk menerima isi kurikulum nasional dan prestasi mereka bisa diukur den-gan alat ukur yang baku (standardized test).

Bagian yang menarik dari asesmen adalah adanya minimum standards and Common Scale, seperti yang dipaparkan dalam gambar 1 di atas.

Keterangan:1. Secara nasional ada 10 band yang

menggambarkan pencapaian (capa-

bilities) siswa. 2. Pada tahun tertentu, ada 6 band

yang harus dicapai siswa. 3. Siswa tahun 3, harus mencapai band

1-6. Band 1 artinya, siswa berada di bawah standar nasional minimal. Band 2 artinya, siswa berada pada standar nasional minimal. Band 3-6 artinya, siswa berada di atas standar nasional minimal.

4. Siswa tahun 5, harus mencapai band 3-8. Band 3 artinya, siswa berada di bawah standar nasional minimal. Band 4 artinya, siswa berada pada standar nasional minimal. Band 5-8 artinya, siswa berada di atas standar nasional minimal.

5. Siswa tahun 7, harus mencapai band 4-9. Band 4 artinya, siswa berada di bawah standar nasional minimal. Band 5 artinya, siswa berada pada standar nasional minimal. Band 6-9 artinya, siswa berada di atas standar

Page 5: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 5

nasional minimal.6. Siswa tahun 9, harus mencapai band

5-10. Band 5 artinya, siswa berada di bawah standar nasional minimal. Band 6 artinya, siswa berada pada standar nasional minimal. Band 7-10 artinya, siswa berada di atas standar nasional minimal.

7. Siswa yang belum mencapai stan-dar nasional minimal, mendapat in-tervensi dari pihak guru (sekolah) sampai siswa yang bersangkutan mencapai standar nasional minimal, bahkan melebihi.

2. BOSTES

a. Lembaga Selain ke ACARA, rombongan juga

mengunjungi Board of Studies Teaching

negara bagian yang mengimplementa-sikan kebijakan nasional yang dibuat oleh ACARA. Penjelasan tentang kuriku-lum disampaikan oleh Howard Kennedy Director Curriculum and Assessment Standards. Sedangkan Chris Thompson Project Manager, Literacy and Numeracy menjelaskan tentang asesmen dan NAPLAN.

b. Isu-Isu yang dibahas1) Standard Setting Dalam menentukan standard set-

ting ada dua langkah yang dilaku-kan oleh BOSTES. Pertama, judg-es (experienced markers) work through the examination and look at student responses to di-termine what they think are cut-scores at each band level. Kedua,

and Educational Standards (BOSTES), yaitu sebuah badan yang bertanggung-jawab menangani kurikulum, asesmen, dan standar pengajaran untuk sekeo-lah-sekolah di Negara Bagian New Short Wales.

BOSTES merupakan badan di tingkat

Robert Randall (tengah) Chief

Executive Officer ACARA,

didampingi Dr. Stanley

Rabinowits (deret kanan, paling

kiri) menerima rombongan

untuk bertukar pengajaran

tentang kurikulum dan asesmen.

Consultative Committee reviews the judges’ recommendation and determines the actual cut-scores.

2) Soal asesmen terdiri atas pilihan ganda (40%), short answer (40%), dan Essay (20%).

3) Rentang nilai dari 0-100, dengan

BOSTES: Rombongan

berpose bersama sebelum acara

sharing dan diskusi tentang kurikulum dan

asesmen dimulai (17/9/2015).

Page 6: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 20166

standar nasional minimal pada angka 50.

4) Satu lembar jawaban dinilai oleh tiga orang (2 orang independen dan 1 orang guru ahli pada mata pelajaran tertentu). Mulai ta-hun2015 sudah dimulai penilaian jawaban dengan scanning.

5) Prosedur penilaian dan moder-asi nilai NAPLAN, Nilai Sekolah, hasil Moderasi, dan Performance Band diilustrasikan dalm Bagan 1 berikut.

6) Pelaporan hasil diilustrasikan dalam Tabel 1 berikut.

Bagan 1. Alur Modeerasi Nilai NAPLAN dan Nilai Sekolah

Tabel 1. Contoh Pelaporan Nilai Capaian Siswa

2014 Board Development Course Examinat ion Mark

Assessment Mark

HSC Mark Performance Band

2 unit Chemistry 73/100 76/100 75 42 unit Dance 85/100 85/100 85 52 unit English (Standard) 83/100 78/100 81 52 unit Mathematics 76/100 77/100 77 41 unit Mathematic Extention I 34/50 31/50 33 E22 unit Personal Development, Health, and

Physical Education83/100 79/100 81 5

Sumber: BOSTES (2015)

Dari pelaporan di atas ada beber-apa hal yang dapat dipahami se-bagai berikut: a. siswa mengambil 11 (sebelas)

unit dari enam learning areas. Minimum unit untuk dapat lulus dari satuan pendidikan adalah 10 (sepuluh).

b. Jika ada perbedaan antara ni-lai NAPLAN dan nilai asesmen sekolah, dilakukan moderasi. Fungsi NAPLAN, meskipun tidak bersifat sebagai high stake assessment, adalah se-bagai pengendali mutu bagi asesmen sekolah.

7) Mulai tahun 2017, NAPLAN dilak-sanakan secara online dengan persiapan dua tahun sebelum-nya. Hal yang menarik, selama dua tahun masa persiapan ada 7 (tujuh) penelitian yang dilakukan untuk memastikan pelaksanaan asesmen online sukses. Ketujuh penelitian tersebut dapat digam-barkan dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2: NAPLAN online research and development plan

No Study Purpose of Study1 Trailling

study-2015To evaluate:

. item and tested performance

. testlet construction and targeting of items

To finalize parameters for TTD in all domains (numeracy, reading, spelling, G&P)

2 Device effect study-2015/2016

What is the magnitude of measurement in-variance when NAPLAN is delivered across devices?

Are there variance that are specific to do-mains?

Page 7: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 7

No Study Purpose of Study3 Readibility and

layout study-2015Investigate students’ engagement with Reading prompts and material in NAPLAN Reading tests; investigate the presentation of material on the screen, access to th ema-terial during the tests, options for scrolling, and manipulating size and position of the Reading prompts.

4 Impact of acces-sibility adjust-ment on perfor-mance-2016

Need accurate/valid measure of proficiency of all students, including those using adjust-ments.

5 Autoscoring (Auto-mated scoring of writing es-say(-2015/2016

Conduct research needed to complete cus-tomisation of EAS

Does customisation of algorithms provide valid results for NAPLAN writing?

Setting of algorithms for training of marking. 6 Scaling studi

(includes linking study) - 2016

Establish the online scale in advance of the 2017 NAPLAN tests in order to provide faster turnaround of NAPLAN results using the rep-resentative sample of Australia schools and students.

7 Proficiency level and stan-dards-2016

Establish new and enhanced proficiency standard (s) and performance bands for LAPLAN tests aligned with the new ass-essent framework and Australian Curricu-lum.

Dari studi di atas dapat kita pahami persiapan yang baik (well planned) dan peta jalan yang jelas (clear road map), menjadi kunci utama dalam menentu-kan keberhasilan pelaksanaan NAPLAN online.

3. AUSTRALIA AWARD EVENT: Aus tralia and Indonesia-Friendship Through Education

Pada malam terakhir kunjungan ker-ja di Australia, DFAT menyelenggara-

kan jamuan makan malam untuk mem-pertemukan delegasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan beberapa perwakilan dari akademisi dan praktisi pendidikan di Sydney ser-ta mahasiswa Indonesia yang belajar di Sydeney. Bertempat di Waterfront Restaurant, 27 Circular Quay W, The Rocks, NSW (17/9/2015).

Dalam kesempatan ini, sebe-lum sambutan dari Nizam mewaki-li delegasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, ada dua pemaparan singkat dari AIEF (Australian Indegenous Education Foundation) dan NSW Education Public School. AIEF merupakan lembaga swasta, non profit yang bergerak dalam bidang pembe-dayaan anak-anak asli Australia melalui bantuan pendidikan untuk membangun masa depan mereka yang lebih baik. Bantuan beasiswa AIEF pertama kali diberikan pada tahun 2008 dan sam-pai tahun 2015 AIEF telah memberikan 500 beasiswa untuk belajar di 35 insti-tusi mulai dari pendidikan dasar dan menengah sampai ke perguruan tinggi.

KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

Berdasarkan informasi dan diskusi dengan berbagai pihak selama kunjun-gan kerja di tiga negara bagian, yaitu Melbourne, Canberra, dan Sydney, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Kelembagaan, kewenangan, dan koordinasi.

a. Hubungan yang baik anta-ra Pemerintah Australia dan Indonesia dalam dunia pendidi-

Nizam Kepala Puspendik

Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan RI

(kanan), mewakili delegasi Indonesia

menyampaikan kata sambutan

dan menjelaskan secara singkat

tentang reformasi pendidikan di

Indonesia serta tantangan yang

dihadapi saat ini.

Page 8: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 20168

kan memiliki dampak yang luar biasa. Hal ini bisa dilihat dari ban-yaknya pelajar atau mahasiswa Indonesia yang menerima bea-siswa untuk belajar di berbagai perguruan tinggi di Australia. Hubungan baik ini perlu dijaga dan dipertahankan, bahkan dit-ingkatkan dari waktu ke waktu.

b. Sebagai negara federal, sistem pendidikan di Australia mem-berikan kewenangan yang sangat tinggi kepada negara bagian dan wilayah dengan guiding princi-ples dari pemerintah pusat. Ada badan atau lembaga yang me-miliki otoritas mengembangkan kurikulum, melaksanakan ases-men dan pelaporan, dan pelati-han bagi guru-guru.

c. Koordinasi, sinkronisasi, dan har-monisasi yang sangat baik antara pusat dan negara bagian serta pi-hak swasta, sehingga kebijakan yang ditetapkan pemerintah pusat dapat diimplementasikan dengan baik di masing-masing negara bagian dengan beberapa improvisasi dan penyesuaian.

d. Dalam menerapkan kebijakan dari pemerintah pusat, ada ru-ang gerak dan fleksibelitas yang diberikan kepada negara bagian. Dengan demikian, ada keraga-man di antara negara-negara ba-gian, namun tetap menuju kuali-tas yang ditetapkan pemerintah pusat.

2. Kurikulum a. Kurikulum nasional Australia

dikembangkan melalui berbagai pendekatan dengan mengacu ke-pada kompetensi (capabilities) dan cross-curriculum priorities.

b. Kompetensi yang harus dicapai siswa di setiap jenjang, mulai dari F-10, sangat jelas, achiev-able, dan measurable.

c. Siswa dan satuan pendidikan di-beri kebebasan untuk menentu-kan mata pelajaran yang akan diambil sesuai dengan bakat dan minatnya, dengan minimum per-syaratan untuk lulus sebanyak 16 unit.

d. Kurikulum pada semua jenjang memberikan keterampilan hidup untuk membekali siswa dengan kompetensi yang dibutuhkan di

dunia kerja. e. Bagi siswa yang sudah menyele-

saikan program belajar di kelas 12 (SMA), ada dua jenis sertifi-kat yang diberikan masing-ma-sing negara bagian. Untuk neg-ara bagian Victoria, disebut Victorian Sertificate of Education (VSE) dan Victorian Certificate of Applied Learning (VCAL). Untuk mendapatkan VSE siswa har-us mencapai minimum 16 unit (mata pelajaran), tetapi sebagian besar siswa mengambil 20-24 unit. Siswa bisa mengambil 16 unit tersebut sejak SD atau SMP. Sedangkan VCAL meliputi empat area yaitu (1) personal develop-ment, (2) literacy and numeracy, (3) work-related skills, dan (4) in-dustry-related skills.

3. Ujian nasional a. Fungsi ujian nasional (NAPLAN)

adalah untuk pemetaan dan ti-dak menentukan kelulusan siswa dari satuan pendidikan. Kelulusan siswa dari satuan pendidikan menjadi wewenang penuh satuan pendidikan.

b. Sistem moderasi (equiting) ni-lai antara nilai NAPLAN dan ni-lai asesmen sekolah menjadi-kan NAPLAN sebagai pengendali mutu.

c. NAPLAN dilakukan pada tahun ganjil, yaitu tahun 3, 5, 7, dan 9. Hasil NAPLAN dilaporkan kepa-da negara bagian dan sekolah un-tuk ditindaklanjuti dengan mem-berikan intervensi supaya siswa dapat mencapai standar yang ditetapkan.

d. Persiapan NAPLAN online di-rancang dengan matang dengan road map yang jelas dan terukur, selama dua tahun melalui tujuh penelitian pada tahun 2015 dan 2016 sebelum diterapkan secara menyeluruh pada tahun 2017.

Page 9: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 9

Generasi masa depan harus men-guasai sains dan teknologi. Untuk itu mereka harus memiliki kreati-

vitas, rasionalitas, keterbukaan, dan tol-eransi sebagai karakteristik pola pikir ilmiah. Sains merupakan keperluan se-tiap individu dan pola pikir ilmiah men-jadi sebuah kebutuhan. Dengan memi-liki pola pikir ilmiah, generasi muda kita akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah ke-tika mereka bekerja di berbagai sektor.

Demikian pesan penting dari Profes-sor Bruce Alberts Utusan Khusus Ame-rika Serikat Bidang Sains untuk In do-nesia dan Pakistan dalam acara Kuliah Umum Pendidikan Sains di Kementerian Pendidikan dan Ke budayaan, Selasa, 29 Maret 2016. Acara ini diselengga rakan oleh Badan Penelitian dan Pengem-bang an (Balitbang) Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan AIPI, USAID, ACDP Indonesia dan Inovasi. Turut hadir dalam acara ini adalah seluruh anggota BSNP, para pe-mangku kepentingan bidang pendidi-kan, diantaranya guru, pengawas, para pejabat dari LPMP, Dinas Pendidikan, dan Direktorat terkait di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bagaimana sains seharusnya diajar-kan di sekolah? Menurut Alberts, ac-tive learning merupakan cara yang tepat untuk dilakukan dalam menumbuhkan budaya ilmiah di sekolah. Mengajarkan sains bukan sekedar mengajarkan ejaan, menghapal, dan mengingat angka-angka atau fakta.

“Kita tidak ingin anak-anak kita ta-kut pada sians. Kita ingin mengajarkan Sains kepada anak-anak kita dengan cara yang benar, tidak hanya seke-dar menghafal ejaan atau formula ter-tentu”, ucap guru besar bidang Biosel dari Universitas California Sanfransisco tersebut.

KULIAH UMUM PENDIDIKAN SAINS

Professor Bruce Alberts: Generasi Masa Depan Perlu Memiliki Pola Pikir Ilmiah

Terkait dengan peran guru, Alberst berpandangan pentingnya pemberda-yaan guru sebagai aktor pendidi-kan. Sebab sebaik apapun muatan sebu-ah kurikulum dan fasilitas pendidikan, jika gurunya tidak kompeten, tujuan pendidikan sulit dicapai.

Dalam konteks inilah, tambahn-ya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki tugas dan tang-gungjawab untuk memberdayakan dan memberi penguatan kepada guru dalam pembelajaran sains. Melalui pemberday-aan guru akan terjadi proses perbaikan yang berkelanjutan dan sikap percaya diri (self confidence) dalam menjadikan sains sebagai budaya ilmiah di sekolah.

Sementara itu Totok Supriyatno Kepala Balitbang dalam kapasitasnya sebagai ketua pelaksana menyampaikan bahwa melalui seminar ini diharapkan dapat menginspirasi para pelaku pen-didikan terkait dengan implementasi Kurikulum 2013.

“Salah satu ciri K-13 adalah pendeka-tan saintifik. Oleh karena itu momentun pelaksanaan seminar ini sangat relevan dan tepat dengan semangat K-13”, ucap Totok yang pagi itu memakai pakaian adat khas Ponorogo. Dalam konteks sistem pendidikan nasional, tambah Totok, keberadaan standar pendidikan sains di sekolah menjadi penting untuk dijadikan acuan bagi guru-guru dalam menerapkan kurikulum.

Prof Sangkot Marzuki Ketua Aka-demi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dalam sambutannya mengatakan saat ini AIPI tengah berusaha untuk meningkatkan ekosistem sains dan teknologi di Indonesia.

“Inti scientific culture of excel-lence adalah menjadikan sains sebagai po la pikir bangsa”, ucapnya seraya me-nam bahkan sains merupakan awal dari sebuah inovasi.

Page 10: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 201610

Ilmu pengetahuan menjadi kun-ci dalam menentukan arah perjalanan se buah bangsa dan institusi lainnya. Untuk menyiapka anak-anak menjadi saintis diperlukan guru dan sumber bela jar. Lebih penting lagi, sains seb-agai character building. Artinya, belajar sains bukan hanya sekedar sebagai pen-getahuan tetapi sebagai pembentukan karakter bangsa.

Demikian catatan penting dari kuliah umum tentang pendidikan sains yang di-laksanakan Balitbang Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan bekerja sa ma dengan AIPI, USAID, ACDP Indo ne sia dan Inovasi, pada hari Selasa (29/3/16) di Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan. Pembicara utama da lam aca-ra ini adalah Dr. Bruce Al berts Utusan Khusus Amerika Serikat Bi dang Sains un-tuk Indonesia dan Pakis tan.

Sementara itu, Anies Baswedan Men-teri Pendidikan dan Kebudayaan dalam sambutannya menekankan pentingnya ilmu pengetahuan sebagai kekuatan pe-nentu masa depan bangsa. Ilmu penge-tahuan menjadi kunci dalam menentu-kan arah perjalanan sebuah bangsa dan institusi lainnya.

“Sains tidak hanya sebagai hulu ino vasi, tetapi juga sebagai kebutuhan dalam kehidupan. Karakter dan seman-gat dalam sains itu ibarat “ramai-ramai mencari barang hilang. Begitu ketemu semua merasa senang”, ucap mantan Rektor Paramadina tersebut.

Berpikir IlmiahMenurut Anies Kebiasaan berpikir

ilmiah memiliki dampak bukan hanya untuk meraih kebahagiaan tetap juga mencapai kesejahteraan dan keadilan. Pendidikan sains harus mampu me-numbuhkan pola pikir kritis dan inova-tif yang tidak hanya diukur melalui ke-juaraan olimpiade sains.

“Pendidikan sains bukan hanya mem bangun scientific knowledge tapi juga membangun scientific process and procedure”, ucap Anies.

Anies juga berharap generasi muda untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan kolabora-

tif untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan bangsa. Pendidikan tidak pernah lepas dari permasalahan dan tantangan. Sebab ketika sebuah perma-salahan dan tantangan diatasi, muncul permasalahan dan tantangan lain. Salah satu permasalahan yang sedang kita atasi adalah melakukan transforma-si kurikulum, termasuk pelatihan bagi para instruktur nasional dan guru-guru.

“Membuat satu sekolah hebat itu sangat memingkinkan. Tetapi membuat semua sekolah hebat masih misterius”, ucapnya seraya menceritakan pengala-mannya ketika melakukan kunjungan ke kelas inspirasi di sebuah sekolah di Jakarta.

Lebih lanjut Anies melontarkan per-tanyaan kritis, “Bisakah teknologi meng-gantikan guru”?

Jika pertanyaan ini ditujukan kepa-da para guru, tambah Anies, pasti mer-eka akan menjawab “Tidak bisa”. Nah, justru pertanyaannya yang perlu dibah, “Guru seperti apa yang bisa diganti-kan dengan teknologi dan guru seperti apa yang tidak bisa digantikan dengan teknologi”?

“Guru yang memiliki jiwa pendi-dik, pola pikir kreatif dan kritis, tidak bisa digantikan dengan eknologi. Hanya guru yang tergantung kepada paparan power point dan laptop yang bisa di-gantikan dengan teknologi”, ucap Anies mengakhiri sambutannya.

KULIAH UMUM PENDIDIKAN SAINSAnies Baswedan: Mari Kita Tumbuhkan Tradisi Ilmiah

Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan kata sambutan dalam acara kuliah umum tentang pendidikan sains di Kemdikbud (29/3/2016). Acara ini diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan AIPI, USAID, ACDP Indonesia dan Inovasi.

Page 11: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 11

Implementasi Standar Nasional Pendi-dikan (SNP) dan Kurikulum 2013 per-lu mendapat dukungan dari semua

pe mangku kepentingan dalam bidang pendidikan, termasuk Kepala Daerah. Salah satu bentuk dukungan dari Kepala Daerah adalah adanya kebijakan dan komitmen yang kuat supaya SNP dan Kurikulum 2013 tersebut dapat diterap-kan dan pencapaiannya dapat diukur. Demikian salah satu catatan penting dari hasil rapal pleno BSNP tanggal 6-7 Juni 2016 di Jakarta.

“Kebijakan dan komitmen kepada daerah sangat penting supaya standar yang kita kembangkan dapat diimple-mentasikan dengan baik”, ucap Zainal A. Hasibuan dalam rapat pleno BSNP se raya menambahkan ada praktik baik di Kota Surabaya yang bisa kita jadikan model atau percontohan.

Praktik baik yang berupa kebijakan tersebut, tambah Zainal, disampaikan oleh Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya kepada Ketua BSNP ketika mendampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan da lam melakukan pemantauan Ujian Nasio nal SMA sederajat di Surabaya pada bulan April yang lalu.

Sementara Bambang Suryadi Sekre-taris BSNP mengatakan bahwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, melalui surat resmi nomor 420/2640/436.6.4./2016, tanggal 31 Mei 2016, menyebutkan ada 10 progam unggulan untuk persiapan implementasi Kurikulum 2013.

“Ada sepuluh program unggulan yang disiapkan Wali Kota Surabaya un-tuk implementasi Kurikulum 2013. Seluruh satuan pendidikan di Kota Sura-baya yang tidak ditunjuk menjadi seko-lah sasaran Kurikulum 2013 tahun pela-jaran 2016/2017 dapat diizinkan untuk me laksanakan Kurikulum 2013 mulai tahun pelajaran 2016/2017”, ucap Bam-bang mengutip isi surat tersebut.

Apakah sepuluh program unggulan tersebut? Pertama, penyediaan alokasi anggaran buku Kurikulum 2013 berupa buku siswa dan buku guru baik wajib maupun peminatan untuk seluruh seko-

lah negeri dan swasta yang bukan seko-lah sasaran.

Kedua, pelatihan dan pendampin-gan implementasi Kurikulum 2013 se-cara komprehensif bagi seluruh pendi-dik dan tenaga kependidikan di semua jenjang baik negeri maupun swasta. Ketiga, penyediaan aplikasi penilaian berupa “Rapor Online” untuk memu-dahkan implementasi Kurikulum 2013.

Program unggulan keempat ada-lah penyediaan fasilitas konsultasi Kurikulum berupa “Klinik Kurikulum 2013” secara tatap muka maupun on-line melalui Facebook, Twitter, dan Website Dinas Pendidikan. Program keli-ma adalah penyediaan layanan “e-learn-ing” berupa materi pembelajaran dan media pembelajaran serta materi pela-tihan melalui portal website “Surabaya Belajar”.

Keenam, Risma panggilan akrab Tri Rismaharini juga menyediakan layanan “Sahabat Dispendik” bagi siswa dan ma-syarakat yang ingin mendapatkan infor-masi berkaitan implementasi Kurikulum 2013 dan program pendidikan melalui website dispendik.surabaya.go.id.

Terkait dengan guru, Risma mem-buat empat kebijakan unggulan, yaitu, pertama, melaksanakan Pemetaan dan Peningkatan Kompetensi Guru Surabaya (P2KGS) secara periodic dalam rangka meningkatkan kompetensi guru sesuai denan kebutuhan profesionalisme mas-ing-masing guru di sekolah negeri mau-pun swasta. Kedua, penyediaan aplikasi Kenaikan Pangkat Online. Ketiga, pem-berian tunjangan kinerja bagi pendi-dik dan tenaga kependidikan. Keempat, penyediaan aplikasi dan penerbitan “Jurnal Online” yang telah didaftarkan di LIPI sebagai sarana publikasi karya il-miah guru setelah mendapat pelatihan dan pendampingan.

Penting untuk diketahui, satuan pen didikan yang akan menerapkan Kuri kulum 2013 pada tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 346 sekolah, den-gan rincian 172 SD, 192 SMP, 98 SMK, dan 75 SMK, baik negeri maupun swasta.

10 KEBIJAKAN WALI KOTA SURABAYA UNTUK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BSNP Siap Memfasilitasi Forum Berbagi Pengalaman

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 11

Page 12: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 201612

Tanggapan BSNPMenanggapi 10 program unggulan

tersebut, muncul berbagai respon dan tanggapan dari anggota BSNP.

Bagi Zainal A.Hasibuan Ketua BSNP, menghadapi persaingan global, praktik pendidikan tidak bisa dilepaskan dari intervensi teknologi informasi dan ko-munikasi (TIK).

“Intervensi TIK mutlak dilakukan un tuk meningkatkan mutu pendidi-kan”, ucap Guru Besar dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ter sebut.

Menurut Ketua BSNP prinsip yang diterapkan Wali Kota Surabaya sangat sederhana. Satuan pendidikan yang su-dah siap dilakan jalan, sedangkan satu-an pendidikan yang belum siap, difasili-tasi oleh Pemerintah Kota.

Dalam konteks Ujian Nasional Ber-basis Komputer (UNBK), tambah Zai nal UNBK tidak hanya try out UNBK, te tapi juga untuk memberdayakan Musya-ra warah Guru Mata Pelajaran (MGMP) da lam membuat soal yang dilengkapi dengan pembahasannya. Siswa yang men jawab soal dengan salah, bisa men-dapatkan penjelasan mengapa jawaban-nya salah dan penjelasan jawaban yang benar.

Bagi Zaki Suud, anggota BSNP, komit-men Wali Kota Surabaya dalam pening-katan mutu pendidikan perlu diikuti oleh Bupatia tau Wali Kota di provinsi

lain. “Jika ada lima sampai sepuluh pe-

mimpin daerah yang berani membuat kebijakan seperti Bu Risma, saya op-timis, kualitas pendidikan kita akan maju”, ucap Guru Besar pada bidang nuklir dari ITB tersebut.

Sementara Erika Budiarti Laconi mem berikan apresiasi terhadap praktik baik di Kota Surabaya dan mengusulkan supaya BSNP memfasilitasi terwujud-nya forum berbagi pengalaman dengan mengundang Wali Kota Surabaya.

“Saya mengusulkan supaya BSNP mem fasilitasi forum berbagi pengala-man dan praktik baik dalam bidang pen-didikan di Kota Surabaya dengan men-gundang Ibu Tri Rismaharini ke BSNP”, uca Erika.

Forum berbagi praktik baik yang di usulkan Erika mendapat sambutan po sitif dari Bambang Suryadi dengan catatan pelaksanaannya perlu dikoordi-nasikan dengan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Saya menyambut baik untuk diada-kan forum berbagi pengalaman dan praktik baik tersebut, namun pelaksa-naannya perlu dikoordinasikan dengan Balitbang. Dengan demikian akan ba-nyak pihak yang terlibat dan mendapat-kan lesson learned dari praktik baik di Kota Surabaya”, ucap Bambang yang memimpin rapat pleno. (BS)

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (keempat dari kiri) berbincang dengan Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP (kedua dari kanan), sesaat sebelum pemantuan Ujian Nasional SMA sederajat tanggal 4-6 April 2016. Turut serta dalam dialog ini adalah Totok Suprayitno (ketiga dari kiri) Kepala Belitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Vol. XI/No. 2/Juni 201612

Page 13: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 13

*Bambang Suryadi

Berita BSNP*

BSNP sebagai badan independen dan profe-sional yang berwewenang mengembang-

kan standar nasional pendidikan telah melaku-kan revisi empat standar yang menjadi acuan perbaikan Kurikulum 2013. Keempat standar tersebut adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Stan-dar Penilaian. Revisi dilakukan berdasarkan ha-sil pemantauan implementasi keempat standar tersebut yang dilaksanakan pada tahun 2015.

Salah satu proses yang mesti dilakukan dalam penetapan standar adalah adanya kon-sensus dari pemangku kepentingan dan pihak yang terlibat. Untuk itu, BSNP dan Balitbang melakukan harmonisasi empat standar terse-but, di ruang rapat BSNP di Cipete (17/5/2016). Turut hadir dalam acara ini seluruh anggota BSNP, Kepala Balitbang Totok Suprayitno dan Ketua BSNP Zainal A. Hasibuan, Staf Ahli Menteri Bidang Regulasi Pendidikan Chatarina Muliana Girsang, Kepala Puskurbuk Tjipto Sumadi, dan Kepala Biro Hukum.

Dalam penjelasannya Totok Suprayitno me nekankan empat hal, yaitu koherensi stan-dar dengan kurikulum, kurikulum dan pem-bentukan Karakter, pembelajaran abad XXI, dan silabus.

Koherensi Standar dengan Kurikulum

Kepala Balitdang Totok Suprayitno menga-takan dalam proses perbaikan Kurikulum 2013, dimulai pada hal-hal yang sifatnya praktikal, terutama pada level Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Revisi KI dan KD ini ada pada ranah dan kewenangan Puskurbuk. Sedangkan revisi empat standar ada pada ra-nah dan kewenangan BSNP.

BSNP DAN BALITBANG LAKUKAN HARMONISASI EMPAT STANDAR ACUAN

REVISI KURIKULUM 2013

“Hari ini, kita melakukan harmonisai antar empat standar dan dokumen Kurikulum 2013 supaya terlihat koherensi dari empat standar (SKL, SI, Proses, dan Penilaian), KI-KD, silabur dan buku teks pelajaran”, ucap Totok yang saat itu memakai pakaian adat khas Bali.

Terkait dengan penataan KI-1 dan KI-2, me nurut Totok, sikap spiritual dan sosial sifat-nya terintegrasi dalam semua pelajaran, kecu-ali pada dua mata pelajaran,yaitu Agama dan Budi Pekerti serta PPKn.

Kurikulum dan Pembentukan Karakter

Lebih lanjut Kepala Balitbang menekan-kan bahwa kurikulum itu tidak hanya dibatasi pada dokumen yang tertulis, tetapi juga men-cakup keseluruhan bagian yang direncanakan guru dalam proses pembelajaran, meskipun ti-dak tertulis.

“Guru itu merupakan Kurikulum ‘berjalan’. Sikap dan cara guru mengajar di dalam kelas serta interaksinya dengan peserta didik meru-pakan bagian dari Kurikulum”, ucap Totok sera-ya menambahkan esensi dari proses ini adalah adalah pembentukan karakter. Oleh karena itu, perbaikan Kurikulum yang sekarang dilakukan didesain untuk pembentukan Karakter peserta didik.

Pembelajaran Abad XXIRevisi empat standar dan perbaikan Kuri-

kulum 2013 juga mengakomodasi empat ciri pem belajaran abad 21 yang sering disebut dengan 4C. Empat sifat pembelajaran terse-but adalah kreatifitas (creativity), berpikir kri-tis (critical thinking), kolaborasi (collaboration), dan keterampilan komunikasi (communication

BSNP, Balitbang, dan Staf Ahli

Menteri Bidang Regulasi

Pendidikan melakukan

harmonisasi revisi Standar

Kompetensi Lulusan, Standar

Isi, Standar Proses, dan

Standar Penilaian di ruang rapat

BSNP di Cipete (17/5/2016).

Keempat standar tersebut

merupakan acuan dalam melakukan

revisi Kurikulum 2013.

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 13

Page 14: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNPskills).

Implikasinya dalam proses pembelajaran, tambah Totok, melalui K-13 ini kita ingin men-dorong terjadinya perubahan paradigma yang ditandai dengan students-centered learning dan active learning. Hal ini berbeda dengan paradigm lama yang melakukan pendekatan saintifik dibatasi pada 5M, bersifat mekanik dan terkotak-kotak. Sebagai contoh, keteram-pilan bertanya (inquiry) dibatasi pada kete-rampilan bertanya dalam arti asking question.

SilabusDalam melakukan revisi Kurikulum 2013,

do kumen silabus tidak dijadikan bagian dari lampiran Peraturan menteri, tetapi menjadi dokumen yang terpisah dengan harapan guru dapat menyusun sendiri.

“Dalam hal guru tidak menemukan silabus yang cocok, guru dapat menggunakan silabus dari Pemerintah”, ucap Totok seraya menam-bahkan dokume silabus dari Pemerintah itu si-fatnya inspiratif.

Revisi 4 StandarSetelah proses harmonisasi dilakukan,

ang gota BSNP meneruskan rapat pleno untuk menindaklanjuti hasil dari harmonisasi terse-but. Dalam dalam pleno tersebut, anggota BSNP menyetujui empat draf rekomendasi standar yang disampaikan kepada Menteri, dengan beberapa catatan.

Pertama, untuk SKL tidak ada perubahan pada isi dari Peraturan Menteri, perubahan ada pada bagian lampiran, khususnya terkait de-ngan lingkup pengetahuan yang meliputi fak-tual, konseptual, prosedural, dan meta kognitif untuk semua jenjang, mulai dari SD/MI sam-

pai SMA/MA. Perubahan lain ada pada tingkat kompetensi yang semula ada enam tingkat, mulai dari 0-6, sekarang dilakukan pengelom-pokan (regrouping) sehingga menjadi tiga ting-kat, yaitu kompetensi pada tingkat TK, pendidi-kan dasar, dan pendidikan menengah.

Kedua, revisi SI dilakukan dengan menam-bahkan tujuan akhir per mata pelajaran pada setiap jenjang. Dengan adanya penambahan ini, akan terlihat gradasi kompetensi peserta didik pada masing-masing jenjang untuk se-tiap mata pelajaran.

Ketiga, untuk Standar Proses tidak ada per-ubahan pada Peraturan Menteri. Perubahan di-lakukan pada lampiran,khususnya yang terkait dengan jumlah rombongan belajar dan jum-lah siswa per kelas. Pada jenjang SD/MI, jum-lah rombel adalah 6-24 dengan jumlah maksi-mum siswa per kelas 28 siswa. Pada jenjang SMP/MTs, jumlah rombel adalah 3-33 dengan jumlah maksimum siswa per kelas 32 siswa. Pada jenjang SMA/MA, jumlah rombel adalah 3-36 dengan jumlah maksimum siswa per ke-las 36 siswa. Pada jenjang SMK, jumlah rombel adalah 3-72 dengan jumlah maksimum siswa per kelas 36 siswa.

Keempat, terkait dengan perubahan pada Standar Penilaian, penilaian sikap tidak lagi di-lakukan dalam bentuk angka, tetapi dilakukan secara diskriptif dan menjadi tanggungajwab semua guru. Sementara itu, penilaian penge-tahuan dan keterampilan menggunakan an-gka dengan skala dari 0-100 dan dilengkapi de ngan deskripsi. Hal ini berbeda dengan stan-dar lamal dimana penilaian dilakukan dengan skala dari 0-4. Revisi lainnya adalah tidak ada KKM nasional, karena KKM nasional ada dalam SKL.

TANTANGAN LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KE DEPAN LEBIH BERATPengembangan Standar Sarana dan Prasarana

Lembaga Kursus dan Pelatihan

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

bekerjasama dengan BSNP melakukan kegiat-an penyusunan standar sarana dan prasarana di Bogor, mulai tanggal 14 sampai dengan 16 Maret 2016. Kegiatan ini dilanjutkan de ngan validasi draf standar, juga dilaksanakan di Bogor, pada tanggal 8 sampai dengan 10 Juni 2016. Ada lima standar sarana dan prasarana untuk kursus dan pelatihan yang dikembang-kan, yaitu animasi, teknisi komputer, komputer jaringan, pekarya kesehatan, dan pengelasan.

Yusuf Muhyiddin Direktur Pembinaan Kur-sus dan Pelatihan mengatakan bahwa kursus

dan pelatihan diselenggarakan untuk membe-rikan layanan kepada masyarakat yang ingin mengembangkan diri atau bekerja. Dalam hal ini kontribusi lembaga kursus dan pelatih-an dalam memenuhi kebutuhan kerja sangat tinggi.

“Sumbangan lembaga kursus dan pelatih-an dalam memenuhi kebutuhan terhadap pe kerja terampil sangat tinggi. Supaya lem-baga ini dapat meningkatkan kontribusinya, perlu dilakukan pembinaan terhadap lemba-ga kursus dan pelatihan, diantaranya melalui pengembangan standar sarana dan prasara-na”, ucap Yusuf Muhyidin.

Vol. XI/No. 2/Juni 201614

Page 15: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNPPembinaan lainnya, tambah Yusuf, secara

kelembagaan Pemerintah mendirikan Balai La-tihan Kerja (BLK) di daerah. Namun sejak ada otonomi daerah, BLK dikelola oleh Pemerintah Daerah.

Terkait dengan pengembangan standar sa-rana dan prasarana, Yusuf Muhyiddin menegas-kan bahwa setiap lembaga pendidikan formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu. Tujuan penjaminan mutu adalah su paya masing-masing lembaga kursus dan pe latihan dapat memenuhi standar nasional, bahkan

fikasi yang berbeda nama, yaitu Lembaga Ser-tifikasi Profesi (LSP) dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK), menurut Muhyiddin LSP dibentuk dengan mengacu kepada Undang-Undang tentang Tenaga kerja, sementera SLK dibentuk berdasarkan Undang-undang ten-tang Sistem Pendidikan Nasional.

Sementara itu, Bambang Suryadi dalam ka pasitasnya sebagai nara sumber dari SBNP menegaskan bahwa standar sarana dan prasa-na yang dikembangkan merupakan kriteria mi-nimal. Makna minimal secara sederhana, jika

Yusuf Muhyiddin (kiri) Direktur

Pembinaan Kursus dan Pelatihan

didampingi I Gede Panca (kanan)

Kasubdit Sarana dan Prasarana,

menyampaikan sambutan dan

pengarahan kepada peserta

penyusun standar sarana dan

prasaranan di Bogor.

melampauinya, sebab tantangan lembaga kur-sus dan pelatihan ke depan semakin berat.

“Dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asia, tantangan lembaga kursus dan pelatihan ke depan semakin berat. Lembaga kursus dan pe latihan dituntut untuk meningkatkan kuali-tas pendidikan supaya lulusannya memiliki daya saing baik dalam kancah nasional mau-pun internasional”, ucapnya.

Peran Direktorat Pembinaan Kursus dan Pela tihan adalah untuk membina agar setiap lembaga kursus dan pelatihan dapat me me-nuhi standar. “Jika ada lembaga kursus dan pe latihan masih belum memenuhi standar, di-rektorat memiliki kewajiban memberikan pem-binaan supaya lembaga kursus dan pelatihan dapat memenuhi standar”.

Mengomentari adanya dua lembaga serti-

sarana dan prarasana tersebut tidak ada, maka proses pembelajaran pada lembaga kursus dan pelatihan tidak dapat berjalan. Selain itu, krite-ria minial juga diartikan, dalam tempoh waktu lima sampai enam tahun mayoritas lembaga kursus dan pelatihan dapat memenuhinya.

“Mengingat standar merupakan kriteria minimal, maka dalam proses pengembangan-nya harus memperhatikan keragaman di NKRI dan menggunakan acuan kriteria bukan acuan norma”, ucapnya.

Secara teknis, tambah Bambang, ada be-berapa hal yang perlu diperhatikan dalam pe-ngembangan standar sarana dan prasara na. Diantaranya adalah aspek keterbacaan dan keterkaitan standar dengan SKL, Standar Isi, Standar Proses, dan Kerangka Kualifikasi Na-sional Indonesia (KKNI).

ANIES BASWEDAN SERAHKAN HASIL UN SMA SEDERAJAT KE PANITIA SNMPTN DI BANDUNG

Peningkatan Mutu dan Kredibilitas UN Terus Dilakukan

Kamis, 28 April 2016, Kota Bandung men-jadi saksi sejarah dalam pelaksanaan

Ujian Nasional 2016 dengan diserahkannya hasil Ujian Nasional (UN) SMA sederajat kepa-da Perguruan Tinggi Negeri untuk digunakan

dalam penerimaan mahasiswa baru, baik me-lalui jalur SNMPTN maupun SBMPTN.

Acara penyerahan dilakukan langsung oleh Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kepada Ketua Panitia SNMPTN

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 15

Page 16: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNP

Rochmat Wahab Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, didampingi oleh Dirjen Belmawa Kemenristekdikti, Sekretaris Jenderal, Dirjen Dikdasmen, Kepala Balitbang, Irjen, Kepala Pus pendik Kemdikbud, Ketua BSNP, Rektor ITB, UPI, dan UNPAD.

“Alhamdulillah, acara serah terima berja-lan lancar. Terimakasih atas kerja sama semua teman-teman BSNP, terutama tim UN”, ungkap Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP meluahkan rasa syukurnya melalui pesan singkat group WA BSNP.

Lebih lanjut, Ucok panggilan Zainal A. Hasibuan, menambahkan dengan adanya pe-nyerahan hasil UN ini kredibilitas dan pen-gakuan masyarakat terhadap hasil UN semakin menguat. Demikian juga perhatian perguruan tinggi terhadap hasil UN juga meningkat.

Dengan mengutip pernyataan Rektor ITB, Ucok mengatakan bahwa ITB sudah menggu-nakan hasil UN sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik. Sementara menurut Rektor UNY fungsi hasil UN adalah sebagai correct­ing factor dan memperkaya pertimbangan ter-hadap nilai rapor dari masing-masing satuan pendidikan.

Isu Kebocoran Soal Menjadi Usang“Saya betul-betul bersyukur, sebab UN di-

anggap semakin kredibel dan akseptabel, se-hingga isu kebocoran soal atau kunci jawaban menjadi usang dan tidak menarik perhatian masyarakat”, ucap Ucok seraya mengucapkan alhamdulillah dan terimakasih beberapa kali sebagai ekspresi rasa syukurnya terhadap kerja keras semua pihak yang terlibat selama ini.

Terkait dengan pertanyaan wartawan ter-kait masalah kebocoran soal dan kunci jawab-

an, dengan mengutip pernyataan Menteri Pen-didikan dan Kebudayaan, Ucok mengatakan bahwa perlu dibedakan antara kriminalisasi UN dan substansinya.

“Kita tidak mungkin menghilangkan ke-jahatan di muka bumi ini, termasuk kejahatan dalam pelaksanaan UN dengan membocorkan soal atau kunci jawaban. Dengana danya in-deks integritas dan dipakainya hasil UN dalam proses seleksi mahasiswa baru, isu kriminalisa-si UN sekarang ini sudah usang. Oleh karena itu mulai saat ini kita akan lebih fokus kepada perbaikan pelaksanaan UN ke depan”, ungkap Menteri sebagaimana ditirukan Ketua BSNP via telepon kepada penulis.

Terkait dengan substansi UN, tambah Men teri, harus mendapat perhatian lebih ba-nyak untuk perbaikan pelaksanaan UN pada masa mendatang. Perbaikan harus dilakukan mulai dari hulu sampai ke hilir. Pada tingkat hulu, kualitas soal dan proses penulisan soal menjadi penting untuk selalu ditingkatkan, ter-masuk meningkatkan soal yang bersifat Higher Order Thinking (HOT).

Terobosan UN Dalam forum ini juga dibahas beberapa

terobosan yang telah dilakukan oleh BSNP se-bagai penyelenggara UN dan Balitbang Kem-dikbud sebagai pelaksana UN.

Menurut Ucok diantara terobosan yang di-rasakan dalam pelaksanaan UN 2016 dan per-lu ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang adalah perluasan Ujian Nasional Berbasis Kom-puter (UNBK), pembentukan testing center di daerah, pelaksanaan UN yang lebih dari satu kali, dan rencana pelaksanaan skoring meng-gunakan metode yang modern, yaitu dengan

Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (tengah) menyerahkan hasil Ujian Nasional SMA sederajat kepda Dirjen Belmawa Kemenristekdikti yang selanjutnya disampaikan kepada Ketua Panitiai SNMPTN, di Bandung (28/4/2016). Nilai UN digunakan dalam penerimaan mahasiswa baru, baik melalui jalur SNMPTN maupun SBMPTN.

Vol. XI/No. 2/Juni 201616

Page 17: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNP

Item Response Theory (IRT). “Peran BSNP menjadi sangat penting se-

bagai penyelenggara UN untuk melakukan tero-bosan-terobosan ini, supaya hasil UN le bih kre-dibel, akseptabel, dan akuntabel”, ucap Ucok.

Tindak LanjutLebih lanjut, Ketua BSNP mengingatkan

ada hal yang perlu ditindaklanjuti BSNP sesuai dengan pesan Kepala Puspendik, terkait de-ngan pemanfaatan hasil UN bagi siswa yang mengikuti UN Perbaikan.

“Perlu dibuat surat edaran dari BSNP ten-tang pemanfaatan hasil UN bagi siswa yang mengikuti UN Utama dan UN Perbaikan. Dalam hal ini, nilai yang digunakan adalah nilai yang terbaik dari UN Utama dan UN Perbaikan. Dengan demikian tidak ada peserta UN yang dirugikan oleh pengguna”, ucap Ucok meni-rukan pesan Kepala Puspendik seraya menam-bahkan edara ini idealnya dikirim ke Dinas Pendidikan Provinsi untuk diteruskan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan instansi ter-kait lainnya.

Totok Suprayitno Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemen-

te rian Pendidikan dan Kebudayaan menyerah-kan hasil Ujian Nasional (UN) SMP sederajat ke-pada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, hari ini, Sabtu, pukul 10.00 (4/6/2016). Secara simbolik penyerahan hasil UN SMP sederajat diserahkan oleh Kepala Balitbang kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Sedangkan untuk 32 provinsi lainnya diserah-kan oleh tim dari Sekretariat UN.

Turut hadir dalam acara penyerahan ini adalah Daryanto Irjen Kemdikbud, Supriyono Direktur Pembinaan SMP, Nizam Kepala Pus-pendik, Dadang Sudiyarto Sekretaris Balit-bang, Asianto Kepala BKLM, Bambang Suryadi Sekretaris BSNP, dan para Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.

Dadang Sudiyarto Sekretaris Balitbang yang memandu jalannya acara mengatakan jadwal penyerahan hasil UN SMP sederajat dimajukan dari tanggal 6 Juni ke tanggal 4 Juni

KEPALA BALITBANG SERAHKAN HASIL UN SMP KE DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KOMISI X DPR-RI APRESIASI PELAKSANAAN UN 2016

Totok Suprayitno Kepala Balitbang

Kemdikbud menyerahkan hasil

UN SMP sederajat kepada Kepala

Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan

Sumatera Utara pada hari Sabtu, 4

Juni 2016 di Ruang Sidang Balitbang. karena tanggal 6 tersebut merupakan hari per-

tama puasa Ramadhan.Pada kesempatan tersebut Totok Su-

pra yitno Kepala Balitbang Kemdikbud men-gatakan bahwa bahwa pelaksanaan UN SMP sederajat tahun 2016 sukses dan lebih baik dari pelaksanaan UN tahun 2015. Apa indika-tornya?

“Indikator kesuksesan tersebut adalah adanya apresiasi terhadap pelaksanaan UN dari berbagai pihak, termasuk Komisi X DPR-RI, “, ucap Totok, panggilan akrabnya, seraya menyampaikan apresiasi kepada Panitia UN Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan serta semua pihak yang ter-libat dalam pelaksanaan UN.

Anggota Komisi X DPR-RI, tambah Totok, dalam dua kali Rapat Dengar Pendapat, tang-gal 25 Mei dan 2 Juni 2016, memberikan apr-esiasi luar biasa terhadap pelaksanaan UN ta-hun ini. Pelaksanaan UN Berbasis Komputer merupakan model UN yang ideal.

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 17

Page 18: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNP

Sebagaimana kita ketahui UN SMP Se-derajat dilaksanakan pada tanggal 9 sampai dengan 12 Mei 2016, diikuti oleh 4.207.331 siswa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 155.011 siswa adalah peserta UNBK yang dilak-sanakan di 1.005 sekolah/madrasah di seluruh Indonesia.

Sementara itu Daryanto Irjen Kemdikbud menyampaikan bahwa salah satu faktor kes-uksesan pelaksanaan UN 2016 adalah adanya pusat layanan informasi UN yang memberikan respon secara cepat dan tepat terhadap semua jenis pertanyaan dan pengaduan dari masyara-kat.

“Kami menyediakan delapan pusat infor-masi UN. Para petugas mulai bekerja pada H-2 sampai H+1. Begitu ada masalah, langsung kami tangani dengan cepat. Kami menerapkan prinsip: mengambil ikan di kolam, tapi airnya tidak keruh”, ucap Daryanto.

Bagi BSNP, membaiknya pelaksanaan UN dari tahun ke tahun merupakan indikator men-guatnya penerapan pendidikan berbasis stan-dar. Oleh karena itu UN merupakan salah satu instrumen untuk mengukur pencapaian stan-dar nasional pendidikan.

“Kesuksesan pelaksanaan UN ini membuk-tikan semakin menguatnya sistem penilaian kita. Olehb sebab itu, BSNP bersama Balitbang dan mitra kerja lainnya, selalu melakukan per-

baikan pelaksanaan UN berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari kapangan”, ucap Bambang Suryadi dalam kapasitasnya mewaki-li Ketua BSNP.

Meskipun penyerahan hasil UN SMP seder-ajat ini sengaja kita lakukan lebih awal dari jad-wal semula yaitu 6 Juni 2016. Namun demikian, pengumuman kelulusan peserta didik dari sat-uan pendidikan tetap dilaksanakan pada tang-gal 11 Juni 2016, sesuai dengan POS UN.

Terkait dengan rencana pelaksanaan UNBK tahun 2017, Nizam Kepala Puspendik menyampaikan perlunya penguatan pusat pengujian atau testing center yang berbasis sekolah/madrasah.

“UNBK jenjang pendidikan menengah atas akan dijadwalkan selama 10 hari. Sehingga di satu sekolah penyelenggara UNBK enam hari akan digunakan untuk ujian SMA/MA dan em-pat hari untuk SMK/MAK. Sementara itu pelak-sanaan UNBK SMP sederajat bisa menggunak-an infrastruktur yang ada di SMA dan SMK”, ucap Nizam.

Dengan pola seperti ini, tambah Nizam, peserta UNBK tidak mesti mengikuti ujian di sekolah asal, tetapi bisa mengikuti ujian di sekolah yang terdekat dari rumahnya. Selain itu, dengan pola seperti ini, kita bisa mening-katkan tingkat keamanan dan kerahasiaan se-hingga hasil UN semakin kredibel. (BS)

Bertempat di samping Gedung FX Jalan Jendral Soedirman, dengan memanfaat-

kan momentun Car Free Day, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan acara Har moni Bersama Masyarakat, Ahad, 22 Mei 2016, mulai pukul 06.00 WIB dibuka secara resmi oleh Totok Suprayitno, Kepala Balit-bang Kemendibud. Turut berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah Puslitjak, Puskurbuk,  Puspendik, Puslit Arkenas, Sekretariat Balit-bang, BSNP, BAN PAUD & PNF, BAN S/M, IKAPI, ACDP dan ACER.

Menurut Dadang Sudiyarto Sekretaris Balit bang, acara ini  merupakan rentetan dari peringatan hari  pendidikan nasional yang telah dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

“Setiap minggu, pada bulan Mei, Kemen-terian Pendidikan dan Kebudayaan menye-leng garakan kegaiatan harmoni bersama

BSNP BERPARTISIPASI DALAM ACARA HARMONI BERSAMA MASYARAKAT

Warga Antusias dan Puas Mendapat informasi dan Layanan Pendidikan dan kebudayaan

masyarakat. Melalui kegiatan ini diharapkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan semakin meningkat”, ucap Dadang dalam sambutannya.

Acara yang dikemas dalam bentuk olahra-ga massal (senam), pertunjukan  kesenian, pa-meran dan penyebaran informasi,  olah raga, perlombaan, kuis dan pembagian souvenir/doorprize  itu sempat  menyedot perhatian ma-syarakat, khususnya mereka yang berolah raga di Jalan  Soedirman dan M.H. Thamrin, dengan mengunjungi stand-stand pameran yang ada.

“Senang sekali mendapat souvenir gratis dari stand pendidikan”, ucap seorang warga yang tidak mau disebut namanya, seraya me-nunjukkan PIN dan pulpen  berlogo BSNP.

Acara  harmoni bersama masyarakat juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan, dian-taranya  Drum band TK Angkasa, Tari Kipas TK Al Azhar, Angklung SDI PB Sudirman, Kolaborasi Musik SMPN 265 dan 73 Jakarta, Tari Lenggang

Vol. XI/No. 2/Juni 201618

Page 19: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNP

Nyai SMAN 3 Jakarta, Band SMKN 41 Jakarta, Tari Saman Mahasiswa Gayo Lues Aceh, dan Tari Kecak dari Puslit Arkenas.

Acara tampak lebih meriah dengan kreati-vitas anak-anak usia PAUD dan TK yang melaku-kan aktivitas menggambar. Yessi Gusman, Anggota BAN PAUD dan PNF turut serta terjun langsung mengamati anak2 tsb. “Anak-anak kita latih untuk mendengarkan dongeng yg disampaikan pengurus HIMPAUDI, lalu apa yg mereka dengar dan hayati dari dongeng terse-but dituangkan dalam gambar” papar Yessi. Animo masyarakat terhadap kegiatan meng-gambar cukup banyak. “Banyak yang hadir, an-tara lain dari PAUD Mekar Asih, PAUD Lil’Bie, TK Al Hikmah, TK Al Azhar dan anak2 karyawan Kemendikbud serta masyarakat yg sedang olahraga” tambah Yessi.

Informasi pendidikan diwujudkan dengan menyediakan leaflet, buku, brosur dan jurnal hasil dari masing-masing unit kerja di bawah Balitbang. Sementara konsep hiburan dan olah raga diwujudkan dengan senam aerobik dan pentas seni. Selain itu, ada lomba game kelu-arga, dan lomba basket 2 in 1.

Area halaman kantor Kemendikbud tam-pak lebih konsentrasi, karena berlangsung Lomba Game Keluarga yg memainkan teka-teki game yang penuh tantangan. “Peserta kita ajak membuat program melalui game yg seru dan mengasikan” jelas Aranggi Soemardjan dari Clevio. Kegiatan yg digagas bersama oleh Komunitas Guru TIK dan KKPI serta dari pemerhati TIK mendapat sambutan positif dari Balitbang. “Bagus sekali krn anak dilatih untuk berpikir kritis dan teliti dalam menyelesaikan setiap tantangan pada game tsb” komentrar Prof Nizam. Tim dari SMAN 3 berhasil menyele-saikan game tercepat dan menggondol Tropi Kemdikbud, beasiswa kursus senilai 1jt, serta HP dari Microsoft. Sedangkan tercepat kedua dan ketiga mendapatkan tropi Kemdikbud, serta besiswa masing2 senilai 750rb dan 500rb serta HP yang diserahkan oleh Sekretaris Ba lit-bang Kemdikbud.

Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Indo-nesia Intenational Book Fair (IIBF) hadir dan tu-rut serta di acara ini merasa puas atas gelaran

yg berlangsung meriah.“Dalam kegiatan ini, selain memperingati

bulan pendidikan dan kebudayaan, IKAPI dan IIBF juga mengajak masyarakat untuk sama-sama memperingati Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei” jelas Melvi koordinator pameran stand IKAPI.

Di stan IKAPI-IIBF, masyarakat bisa men-dapatkan buku secara gratis, dengan syarat menjadi bagian dalam gerakan kampanye liter-asi dan mengajak masyarakat untuk membaca buku (#bacabukuyuk) . “Sekitar 250 buku dan majalah anak-anak yang dapat dipilih masyara-kat. Hal ini merupakan salah satu upaya IKAPI untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat serta mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dan menjadi bagian dari gerakan literasi”, imbuh Melvi.

Pada stand ACDP Indonesia, beragam stu-di menarik terkait dunia pendidikan dipamer-kan, mulai dari tentang pengembangan guru, penggunaan teknologi di sekolah, kesetaraan gender dalam pendidikan, pengembangan pen didikan anak usia dini, hingga tentang ba-hasa Ibu dan peranannya dalam perkemban-gan anak.

Selain dipamerkan dalam bentuk buku, ACDP juga mengemas studi-studi tersebut da-lam bentuk yang lebih populis dan ringkas un-tuk dinikmati, seperti risalah kebijakan, poster infografis, dan videografis. Tim ACDP juga me-nyajikan kuis edukatif dengan hadiah souvenir yang bermanfaat seperti tote bag, mug, dan notebook.

Keterlibatan ACDP Indonesia dalam aca-ra Harmoni Bersama Masyarakat ini meru pa-kan wujud nyata sebuah usaha untuk mem-bumikan hasil riset akademis, dalam rangka mendorong rencana pembangun an masyara-kat yang cerdas dan ber penge ta huan (know­ledge­based­society). ACDP me yakini bah-wa masyarakat yang cerdas me ru pakan pilar penentu kualitas sumberdaya se buah bangsa.

Sebagaimana kita ketahui, tema Hari Pen-didikan Nasional tahun 2016 adalah “Nyalakan Pelita Terangkan Cita-Cita”. Acara puncak per-ingatan akan dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2016 di Jakarta. (BS dan HM)

PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA/MA KELOMPOK PEMINATAN

198 Buku Lolos dan 25 Tidak Lolos Penilaian

Buku teks pelajaran yang berkualitas tidak bisa dihasilkan tanpa komitmen, kerjasa-

ma dan kerja keras dari penulis, editor, tim pengembang, tim pendamping, penerbit dan pihak lain yang terkait. Dalam konteks ini, buku

teks pelajaran kelompok peminatan yang su-dah direvisi atau diperbaiki penulis dan pener-bit, perlu direview kembali oleh tim. Tujuannya adalah untuk memeriksa kesesuaian dengan Kurikulum 2013 yang disempurnakan.

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 19

Page 20: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNP

Demikian catatan penting dari kegiatan rapat kerja review dan revisi buku teks pela-jaran SMA/MA Kelompok Peminatan berda-sarkan perbaikan Kurikulum 2013, di Bogor, 20-22 April 2016. Kegiatan ini dilaksanakan Puskurbuk bekerjasama dengan BSNP. Hadir dalam kegiatan ini adalah anggota BSNP, tim Puskurbuk, tim pengembang dari berbagai perguruan tinggi/lembaga, tim psikometri, tim pendamping, dan para penulis serta editor dari penerbit. Rapat kerja ini merupakan tindak lan-jut dari pertemuan pada tanggal 13 Februari 2016 di Puskurbuk.

“Tim pengembang akan memeriksa hasil revisi atau perbaikan yang dilakukan penulis dan editor dari masing-masing penerbit sela-ma kurang lebih dua bulan setelah pertemuan di Puskurbuk”, ucap Bambang Suryadi anggota BSNP seraya menjelaskan prinsip-prinsip pe-nilaian buku teks pelajaran yang berorientasi kepada “zero error”.

Pada kesempatan tersebut, BSNP juga men jelaskan semangat dan muatan yang ada di dalam Permendikbud No 8 Tahun 2016 ten tang Buku yang Digunakan Oleh Sa tuan Pendidikan.Aspek yang penting dalam Per-mendikbud ini adalah semangat untuk mem-bangun komunikasi dan interaksi antar peng-guna dengan penulis, editor, konsultan,

peni lai, reviewer,dan penerbit.Sementara itu, dari tim psikometri, Sai-

fuddin menjelaskan teknis penilaian dan indi-kator dalam instrumen penilaian buku teks pe-lajaran.

Hasil PenilaianHasil penilaian buku teks pelajaran terse-

but disampaikan dalam rapat pleno BSNP tanggal 26 April 2016. Setelah memperhatikan catatan dari tim pengembang dan mengacu kepada Prosedur Operasional Standar (POS) penilaian buku teks pelajaran, BSNP menetap-kan sebanyak 198 buku dinyatakan lolos dan sebanyak 25 buku tidak lolos.

Rapat pleno juga memutuskan pada cover buku teks pelajaran perlu ditulis “Edisi Revisi”, sedangkan pada kata pengantar ditulis “Edisi Revisi Berdasarkan Perbaikan Kurikulum 2013”. Penulisan ini dimaksudkan untuk membeda-kan buku yang sudah direvisi dan yang be-lum direvisi. Dengan demikian para pengguna buku teks dapat dengan mudah membedakan antara kedua buku tersebut.

Selanjutnya, BSNP akan merekomendasi-kan hasil penilaian buku teks tersebut kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk di-tetapkan sebagai buku teks pelajaran yang la-yak digunakan di satuan pendidikan.

Tim pengembang (kanan) menjelaskan hasil penilaian kepada penulis dan/atau editor (kiri) untuk dilakukan perbaikan dan revisi. Ada empat aspek yang dinilai yaitu isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan.

PENILAIAN BUKU MATEMATIKA DAN PJOK KELAS IV SDKetua BSNP: Buku Berkualitas Melahirkan Peserta

Didik Berkualitas

BSNP bekerjasama dengan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan melakukan peni-laian buku teks pelajaran Matematika dan

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (PJOK) untuk kelas IV SD/MI, di Bogor, mulai tanggal 8 sampai dengan 12 Juni 2016. Dalam kegiatan ini ada 34 buku Matematika dan 28

Vol. XI/No. 2/Juni 201620

Page 21: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNPbuku PJOK dengan melibatkan 150 orang pe-nilai. Penilaian dilakukan pada aspek isi, baha-sa, penyajian, dan kegrafikaan. Satu buku dini-lai oleh lima penilai, dengan rincian dua orang guru, satu orang ahli materi, satu orang ahli pembelajaran, dan satu orang ahli kegrafikaan.

Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP dalam pa-par an pengarahan mengatakan bahwa dalam proses penilaian kedua buku ini, ada langkah-langkah penilaian buku yang selama ini disu-sun BSNP, belum sepenuhnya dijalankan, kare-na keadaan yang kurang kondusif. Oleh karena itu BSNP perlu mengantisipasi “akibat” yang mungkin terjadi kedepan.

“Kami di BSNP menyadari betul bahwa saat ini kondisinya kurang ideal sehingga pro ses penilaian buku belum bisa dilaksanakan sesu-ai dengan POS Penilaian Buku Teks Pelajaran. Oleh karena itu BSNP perlu mengantisipasi ke-mungkinan yang muncul pada masa depan”, ucapnya.

Namun di sisi lain, tambahnya, perlu dica-tat bahwa proses penyusunan dan penilaian buku seperti ini merupakan praktik baik untuk meningkatkan kekayaan intelektual bangsa dalam khazanah perbukuan. Buku yang ber-kualitas akan melahirkan peserta didik yang ber kualitas pula.

Secara terpisah Kepala Bidang Perbukuan Supriyatno mengatakan bahwa pada prinsip-

nya pembelajaran di SD/MI menggunakan pen dekatan tematik integrative. Khusus untuk mata pelajaran Matematika dan PJOK pada ke-las IV, kedua materi tersebut tidak diajarkan se-cara tematik dan integratif.

“Kedua buku tersebut merupakan buku utama mengingat materinya tidak diajar-kan secara tematik dan integratif sebagaima-na materi lainnya. Oleh sebab itu Puskurbuk akan menerbitkan Panduan Teknis Strategi Pembelajaran Matematika dan PJOK. Dalam praktiknya, tidak ada penambahan waktu jam pelajaran”, ucap Supriyatno dalam rapat pleno BSNP tanggal 6 Juni 2016.

Menurut Zaki Suud anggota BSNP yang sekaligus koordinator penilaian buku teks pela jaran, dalam proses penilaian kali ini, ha-nya ada dua katagori hasil penilaian, yaitu lolos dan tidak lolos.

Sampai laporan ini ditulis, sesuai den-gan hasil pleno BSNP tanggal 20 Juni 2016, dari 34 buku Matematika, ada 12 buku yang dinyatakan lolos dan 22 buku yang tidak lo-los. Sedangkan untuk buku PJOK dari 28 buku yang dinilai ada 8 buku yang dinyatakan lolos dan 20 yang tidak lolos. Buku yang dinyatakan lolos akan direkomendasikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai buku yang layak digunakan di satuan pendidikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membuka pendaftaran peserta Ujian

Nasional Perbaikan (UNP) mulai tanggal 1 Juni 2016 sampai dengan 16 Juli 2016. Pedaftaran dilakukan oleh calon peserta secara online pada laman http://unp.kemdikbud.go.id.

“Waktu pendaftaran ini sesuai den-gan Surat Edaran BSNP Nomor 0072/SDAR/BSNP/V/2016, tanggal 17 Mei 2016”, ucap Nizam Kepala Puspendik Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud seraya me-nambahkan surat tersebut telah dikirim ke Dinas Pendidikan Provinsi dan Kantor Wilayah Kementerian Agama untuk diteruskan ke Dinas Pendidikan Kabupate/Kota dan Kantor Kemenag Kabupaten/Kota.

Dalam surat edaran tersebut dinyatakan bahwa UNP tahun 2016 diperuntukkan bagi peserta UN tahun pelajaran 2014/2015 dan 2015/2016 yang memenuhi persyaratan ter-tentu, yaitu memiliki nomor peserta UN seperti yang tercantum dalam kartu peserta UN 2015 dan 2016, serta memiliki nilai kurang dari atau sama dengan 55 (lima puluh lima) pada mata

PENDAFTARAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN SMA SEDERAJAT TELAH DIBUKA MULAI 1 JUNI 2016

ujian tertentu. Selain itu, UNP juga disediakan bagi peser-

ta UN yang belum menempuh UN atau UN Susulan atau belum menempuh UN secara lengkap.

“Mereka yang belum menempuh UN kare-na sakit dan pada saat UN Susulan juga masih sakit, berhak menempuh UN Perbaikan yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus sampai dengan 7 September 2016”, ucap Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP dalam rapat pleno di Jakarta.

Lebih Lanjut Nizam mengatakan bahwa berdasarkan jumlah pendaftar, Panitia UN Tingkat Pusat akan menetapkan satuan pen-didikan pelaksana UNP. Peserta UNP mesti melakukan pendaftaran ulang di satuan pen-didikan pelaksana UNP pada tanggal 9 sampai dengan 11 Agustus 2016. Latihan atau simulasi UNP akan dilaksanakan pada tanggal 22 sam-pai dengan 24 Agustus 2016.

Penting untuk diketahui bahwa UNP dilak-sanakan dalam bentuk ujian berbasis komputer (UNBK) dan akan diselenggarakan di sekolah-

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 21

Page 22: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNP

sekolah penyelenggara UNBK. Hasil UNP dil-aporkan dalam bentuk SHUNP yang memuat nilai mata ujian yang ditempuh pada UNP dan ditandatangani oleh Ketua Pelaksana/penang-gung jawab UNP di tingkat satuan pendidikan

Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Kom-puter (UNBK) pada tahun kedua (2016)

menjadi success story yang perlu diapresiasi. UNBK telah terbukti menjadi instrumen yang efektif untuk menanamkan karakter dan ke-jujuran melalui capaian indeks integritas. Na-mun pelaksanaan UNBK tidak boleh dipaksa-kan. Biarkan UNBK berlangsung secara alami dan perlu diimbangi dengan penilaian kelas dan penilaian sekolah yang lebih berkualitas. Oleh sebab itu, peningkatan kompetensi guru dalam melakukan penilaian mutlak dilakukan.

Demikian pesan dan arahan Totok Supra-yitno Kepala Balitbang dalam acara pembu-kaan Evaluasi Pelaksanaan UNBK dan Persiapan Ujian Nasional Perbaikan pada hari Senin sore (13/6/2016) di Jakarta. Turut hadir dalam ke-giatan yang berlangsung sampai tanggal 15 Juni 2016 ini adalah para Kepala Dinas Pen-didikan Provinsi seluruh Indonesia dan perwa-kilan dari 20 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Sementara dari BSNP sebagai badan indepen-den yang berwewenang menyelenggarakan UN, yang ikut serta dalam kegiatan ini adalah Teuku Ramli Zakaria, Nanang Arif Guntoro, Kiki Yuliati, dan Bambang Suryadi.

Menurut Totok panggilan akrab Kaba lit-

yang ditetapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nilai yang digunakan bagi peser-ta UNP adalah nilai yang terbaik dari hasil UN dan UNP.

KABALITBANG: LAKSANAKAN UNBK SECARA ALAMI, JANGAN PAKSAKAN DIRI!

bang, selama ini hasil UN kurang menggam-barkan kenyataan yang sebenarnya karena data yang digunakan diperoleh dengan ke-curangan. Baru dua tahun terakhir ini, setelah UNBK dilaksanakan, kita memperoleh data yang valid.

“UNBK efektif untuk menghentikan praktik ketidakjujuran di sekolah. Sekolah yang selama ini tidak jujur, meskipun capaian nilai UN-nya tidak turun, telah terkoreksi dengan adanya UNBK. Oleh karena itu, selama dua tahun tera-khir ini kita tidak memberikan apresiasi atas ca-paian nilai UN, tetapi kita lebih mengapresiasi capaian kejujuran atau indeks integritas”, ucap Totok.

Lebih lanjut Totok mengatakan bahwa kita, para pelaksana UN, merupakan pemberani dan pionir perubahan melalui pelaksanaan UNBK. Sebab sampai saat ini perguruan tinggi saja belum siap melaksanakan seleksi masuk perguruan tinggi dengan tes berbasis kompu-ter. Bahkan negara Australia pun ‘gumun’ (he-ran) dengan keberanian dan keberhasilan kita melaksanakan UNBK. Namun demikian, kita ti-dak boleh lengah atau terlena dengan keber-hasilan ini. Apalagi mencederai keberhasilan ini dengan kekurangsiapan kita untuk melak-

Peserta rapat evaluasi pelaksanaan UNBK dan persiapan UN Perbaikan tahun 2016. Anggota BSNP, baris depan, dari kiri ke kanan, Nanang Arif Guntoro, Kiki Yuliati, Teuku Ramli Zakaria, dan Bambang Suryadi. Acara dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan perwakilan dari 20 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Vol. XI/No. 2/Juni 201622

Page 23: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Berita BSNP

sanakan UNBK pada masa yang akan datang. Pada kesempatan tersebut Totok juga

meng ingatkan para kepala dinas dan seluruh peserta rapat evaluasi pelaksanaan UNBK dan persiapan UN Perbaikan untuk tidak menjadi-kan UNBK sebagai justifikasi atau alasan peng-adaan komputer secara besar-besaran.

“Kalau pun sekolah atau dinas pendidikan membeli komputer, harus dimaksudkan untuk peningkatan proses pembelajaran, bukan ha-nya untuk UNBK. Jika kita memaksakan diri un-tuk melaksanakan UBNK, kita telah mencederai esensi UNBK itu sendiri”, pesan Kabalitbang.

Totok tidak menafikan kenyataan di balik kesuksesan pelaksanaan UNBK, masih ada ken-dala dan hambatan yang perlu dijadikan pela-jaran pada masa mendatang. Oleh karena itu, forum evaluasi seperti ini perlu dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh peserta.

“Rapat evaluasi ini merupakan forum un-tuk berbagi informasi dan pengalaman dari berbagai daerah, yang terkait dengan success story maupun kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan UNBK”, ucap Totok seraya meminta para peserta untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam diskusi kelompok yang akan dilaksanakan pada hari Selasa.

Di akhir sambutannya, Kepala Balitbang juga menyampaikan pesan bahwa hasil UN bu kan akhir dari segala proses pembelajaran, sebab hasil UN bukan pengadilan atau judg-ment. “Pelaksanaan UN tidak berhenti di sini (hasil). Sebab UN bukan hari pengadilan. UN merupakan bagian dari proses pembelajaran dan UN memberi masukan untuk perbaikan pembelajaran”, ucap Totok mengakhiri sam-butannya.

Pada sesi malam, Teuku Ramli Zakaria dalam kapasitasnya sebagai Koordinator Pelak-sana UN di BSNP menyampaikan pokok-pokok pemikiran tentang ujian nasional. Ramli me-nyampaikan tiga pemikiran, yaitu posisi Ujian Nasional dalam sistem pendidikan yang ber-basis standar, hasil evaluasi pelaksanaan UNBK berdasarkan pemantauan yang dilaksanakan BSNP, dan persiapan pelaksanaan Ujian Nasional Perbaikan.

“Mainstreaming UN masa depan adalah UNBK atau Computer Based Test. Pelaksanaan UNBK dengan pola resource sharing dan “test­ing center” sebagaimana diterapkan di Kota Surabaya, bisa dijadikan model bagi Kabu pa-ten/Kota lain, ucap Ramli.

Sementara Nizam Kepala Puspendik pada kesempatan tersebut memaparkan analisis hasil UN dan strategi perluasan pelaksanaan UNBK. Tentang hasil UN yg menurun dan in-tegritas pelaksanaan UN di sekolah, Nizam me-nyampaikan bahwa tahun ini terjadi trend yg menggembirakan.

“Banyak sekali sekolah yg meningkatkan integritas dalam pelaksanaan UN. Hal ini terli-hat dari meningkatnya Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) di lebih dari 70% sekolah/ma-drasah penyelenggara Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Peningkatan integ-ritas pelaksanaan UN telah berdampak pada koreksi capaian nilai UN sekolah dan daerah”, ucapnya.

Lebih lanjut Nizam berpesan agar penu-runan nilai karena peningkatan integritas tersebut tidak dipenalti oleh daerah tapi pe-ningkatan integritasnya diapresiasi sementara capaian UN nya diperbaiki melalui peningka-tan mutu pembelajaran.

Terkait dengan rencana pelaksanaan UNBK tahun 2017, Nizam menyampaikan per-lunya penguatan pusat pengujian atau testing center yang berbasis sekolah/madrasah.UNBK jenjang pendidikan menengah atas akan dijad-walkan selama 10 hari. Sehingga di satu seko-lah penyelenggara UNBK enam hari akan di-gunakan untuk ujian SMA/MA dan empat hari untuk SMK/MAK. Sementara itu pelaksanaan UNBK SMP sederajat bisa menggunakan infra-struktur yang ada di SMA dan SMK.

Dengan pola seperti ini, tambah Nizam, peserta UNBK tidak mesti mengikuti ujian di sekolah asal, tetapi bisa mengikuti ujian di sekolah yang terdekat dari rumahnya. Selain itu, dengan pola seperti ini, kita bisa mening-katkan tingkat keamanan dan kerahasiaan se-hingga hasil UN semakin kredibel.

Sebagaimana kita ketahui, pendaftaran UN Perbaikan telah dimulai pada tanggal 1 Juni 2016 melalui secara online pada laman http://unp.kemdikbud.go.id. Sampai berita ini ditulis sudah ada sekitar 50.000 pendaftara.

TINDAK LANJUTDari acara diskusi dan tanya jawab, ada

tiga hal yang perlu segera ditindaklanjuti. 1. Petunjuk teknis (operasional dan detail)

bagi peserta UN Perbaikan yang belum menempuh UN sama sekali (katagori c dalam surat edaran BSNP).

2. Definisi “tidak mengikuti Ujian Nasional”. Mereka yang sudah mengikuti 5 mapel (SMA sederajat), tetapi tidak ikut satu ma-pel, apakah dikatakan “tidak mengikuti UN” atau bagaimana.

3. Pihak yang berwewenang menanda-tangani SHUNP, bagi peserta UNP dari SMA/MA atau SMK yang mengikuti UNP di sekolah pelaksana UNP yang dari jenjang SMP. Peserta rapat dari dinas pendidikan merasa tidak tepat, jika peserta UNP dari SMA/MA atau SMK, tapi SHUN-nya ditan-datangani oleh kepala SMP (dengan stem-pel SMP pula). (BS)

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 23

Page 24: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Lensa BSNP

Anies Baswedan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (ketiga dari kiri)

bersama Ketua BSNP Zainal A. Hasibuan

(kedua dari kiri) dan Pejabat Eselon

Satu di Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan dalam acara konferensi

pers tentang hasil Ujian Nasional SMA

sederajat. Indeks integritas UN untuk

SMA sederajat mengalami kenaikan

yang perlu diapresiasi.

Anies Baswedan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan didampingi Tri

Rismaharini (berjilbab hitam) dan Soekarwo Gubernur Jawa Timur

(kedua dari kiri), berdialog dengan

peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer

(UNBK) sebelum pelaksanaan ujian,

di SMA swasta di Surabaya. Kebijakan Wali Kota Surabaya

pada tahun 2016 seluruh satuan pendidikan di

Kota Surabaya melaksanakan UNBK.

Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP (tengah) bersama Kepala Puspendik, Kepala Balitbang, Sekretaris Balitbang, dan Staf Khusus Menteri (dari kiri ke kanan) menyampaikan hasil pemantuan pelaksanaan UN SMA sederajat pada hari pertama, dalam acara konferensi pers di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (5/4/2016).

Vol. XI/No. 2/Juni 201624

Page 25: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Lensa BSNP

Rapat pleno BSNP untuk membahas pengembangan standar kompetensi guru bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan di ruang rapat BSNP.

Tim ahli pengembangan Standar Kompetensi Guru

Anggota BSNP berpose bersama dosen dan

mahasiswa program doktor dari Michigan

State University Amerika Serikat dalam

kunjungan mereka ke BSNP (12/5/2016) untuk berdialog dan

tukar informasi seputas standar nasional

pendidikan, Ujian Nasional, Kurikulum,

dan isu-isu pendidikan lainnya.

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 25

Page 26: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Lensa BSNP

Dari kiri ke kakan, Direktur Pembinaan SMP, Irjen, Kepala Balitbang, Perwakilan

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dan Aceh, Kepala Puspendik, Sekretaris BSNP dan Sekretaris Balitbang, berpose

bersama setelah proses penyerahan hasil UN SMP sederajat dari Panitia Pelaksana

UN Tingkat Pusat kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi di Gedung E Lantai

Dua (4/6/2016).

Totok Suprayitno Kepala Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (memakai rompi) menyerahkan hasil UN SMP sederajat kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan Sumatera Utara di ruang rapat Balitbang (4/6/2016).

(Kedua dari kiri, lajur depan) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Singkawang Kalimantan Barat menjelaskan rencana penggunaan buku teks pelajaran di sekolah pada tahun pelajaran 2016/2017 di kantor BSNP.

Vol. XI/No. 2/Juni 201626

Anggota BSNP dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Singkawang Kalimantan Barat (kedelapan dari kiri) beserta rombongan,

berfoto bersama setelah membahas buku teks pelajaran pendidikan dasar dan

menengah.

Page 27: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Lensa BSNP

Peserta UNBK di SMKN 2 Banjarmasin tetap ceria sesaat menjelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sesi kedua.

Wakil Wali Konta Banjarmasin (keenam dari kiri) berpose

bersama Kepala Sekolah, Pengawas, dan anggota

BSNP (kelima dari kanan) ketika memantau UNBK di SMKN 2 Banjarmasin

(4/4/2016).

Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada siswa kelas VIII SMPN 1 Prambanan. Acara ini dilakukan di sela-sela pemantauan UN SMP sederajat pada tanggal 12 Mei 2016.

Vol. XI/No. 2/Juni 2016 27

Zainal A. Hasibuan, Ketua BSNP (kiri) berjabat tangan dengan Sumarna

Surapranata, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, sebagai tanda dimulainya

Pembahasan Standar Kompetensi Guru di ruang sidang BSNP.

Page 28: Buletin BSNP Edisi 2 Tahun 2016

Ketua, Anggota, dan seluruh staf Sekretariat dan Keuangan BSNP

Mengucapkan

Selamat Idul Fitri 1 Syawwal 1437 H

Mohon maaf lahir dan batinSemoga Allah menerima puasa dan amalan ibadah kita serta menjadikan kita ke dalam

golongan orang-orang yang bertakwa. Amin


Recommended