Download pdf - Buletin Qolamuna Edisi-2

Transcript
Page 1: Buletin Qolamuna Edisi-2

REFLEKSI MILAD IMM KE-51

EDISI KHUSUSmilad

Sajian Utama

Siyasah

Wawasan

Forum Alumni

Catatan Milad IMM ke-51Menuai Benang Merah Murai

Mengembalikan RuhIntelektualisme & Aktivisme

QolamunaBULETIN

Edisi Maret-April 2015

EDISI02

Mempertanyakan Ghirah Kader IMM

Refleksi Gerakan Intelektual sebagai Gerakan Tajdid

Page 2: Buletin Qolamuna Edisi-2

IKLAN PENERBITCV NUHA MEDIKA

Page 3: Buletin Qolamuna Edisi-2

INDEKS

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta, Immawan Surya Dharma Sufi mengatakan bahwa wajah perkaderan IMM masih bersifat organisatoris. Ia memandang tentang makna menjiwai semangat ber-IMM sebagai pola yang berbeda. Baca Selengkapnya..............................................................................hal. 4

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kini telah menginjak usia 51 tahun. Pada 14 Maret 1964 lalu, IMM hadir dalam rangka merespon dan mengokohkan negara Indonesia dalam pertarungan ideologi saat itu (komunis). Baca Selengkapnya...............................hal.11

WAWASAN

Di sudut pasar kota Madinah, ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya dia selalu bilang pada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai Saudaraku, jangan d e k a t i M u h a m m a d . B a c a Selengkapnya.................................hal. 13

Entrepeneur

Catatan

Sastra

Forum Alumni

23

Dinamika Ikatan 25

32

33

35

SAJIAN UTAMA

Kuntowijoyo dalam bukunya “Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika” mengemukakan sebuah analogi menarik yang available terhadap kondisi gerakan kemahasiswaan. Baca Selengkapnya..............................hal. 15

Barakallah Fii Umrik, pada umur yang ke-51 ini Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memasuki umur yang jika dibandingkan dengan manusia dapat dikatakan sudah cukup tua dan memasuki lebih dari kepala lima. Setengah abad lebih bukanlah per ja lanan yang s ingka t da lam mengarungi pergejolakan ataupun dinamika dunia pergerakan. Baca Selengkapnya..............................hal. 20

Sebuah organisasi yang besar tidak dapat terlepas dari pondasi awal yang kuat. Begitu pula Ahmad Dahlan, yang m e n d i r i k a n P e r s y a r i k a t a n Muhammadiyah. Dengan berlandaskan implementasi mengenai kajian tafsir Alquran dan Alhadits, ke dalam bentuk real untuk membentuk suatu “golongan”. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan purifikasi nilai-nilai Islam berkenaan dengan tradisi kejawen. Baca Selengkapnya...................hal.21

OASE

SIYASAH

MIMBAR PIMPINAN

Page 4: Buletin Qolamuna Edisi-2

Pemimpin Umum

Athiful Khoiri

Pemimpin Redaksi

Aris Budi Sinudarsono

Sekretaris Redaksi

Artha Pradika

Redaktur Bahasa

Ganjar Rachmawan M. Hamam Al Fajari

Redaktur PelaksanaHasbullah Syarif

KontributorHalimatus Sa’diyah, Arya

Fikri Fachrurizal, Jean AyuNur Syifa Fauziyah

M. Ridha Basri, Joko RiyantoLaela Putri Chanifa

Ancas Sanjaya MahardikaKharisma RamadhanDhani Andresmoro

Imron Musthofa

DistributorMarda Afifah

Evi Putri Wijaya

PeriklananBejo Kahono

Buletin QOLAMUNA diterbitkan olehBidang Media, Komunikasi dan

Informasi Pimpinan CabangIkatan Mahasiswa Muhammadiyah

Kabupaten Sleman

PembinaAnang Masduki

Budi AsyarieBenni Setiawan

Salam Redaksi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Salam Juang Merah!Mendengar kata IMM sudah tak asing lagi di

telinga kita. Sebagai salah satu pergerakan mahasiswa Islam yang telah didirikan sejak pada tanggal 14 Maret 1964 silam, menjadi bukti otentik akan kelahiran organisasi yang menjadi pundak harapan bagi bangsa di tengah hiruk pikuk persoalan umat.

Kini, IMM tak muda lagi. Usianya telah menginjak lebih dari setengah abad dengan menyisihkan beban amanah yang saat ini masih terus diperjuangkan. Menjaga ikatan sebuah organisasi tidak semudah kala mendirikannya, Bung! Justru, tantangan terberat ada pada eksistensi. Jangan melihat dari segi berapa lama waktu yang dipertahankan, melainkan konstelasi perjuangan apa saja yang telah diwujudkan. Tak ada gunanya bila organisasi berdiri tegak dalam waktu yang lama, tetapi tanpa ada buah hasil kontribusi nyata.

Lantas, bagaimanakah perjalanan suci yang ditempuh oleh IMM selama 51 tahun ini. Apakah memang IMM sudah mampu menjadi penopang bagi transformasi bangsa sesuai dengan apa yang dicita-citakan pergerakan? Apa saja kiranya yang perlu menjadi evaluasi dan pertanyaan besar yang harus dijawab di era 51 tahun ini?

Ya, dalam edisi-2 khusus Milad IMM ini, kami ingin mengungkap peran dan eksistensi IMM selama setengah abad. Refleksi menjadi penting tatkala ada sejarah yang mengikutinya. Maka, kami memilih tema “Refleksi IMM pasca Setengah Abad” sebagai bentuk menoleh catatan sejarah apa saja yang telah dilakukan IMM. Lantaran tujuan ikatan tidak mengenal lelah, tetapi terus mengalami progresivitas dalam hal pemikiran maupun gerakan. Tidak bisa dipungkiri, dalam perjalanannya, IMM harus menelan pahit permasalahan yang harus dihadapinya, entah persoalan orientasi gerakan, perkaderan, . Tentu berdasar pada perkembangan zaman, IMM dituntut untuk bisa terjun dalam dinamika zaman yang stagnan serta mampu meretas tantangan zaman.

Semoga Buletin Qolamuna ini mampu menjawab keresahan kader. Dirgahayu IMM-ku yang ke-51. Anggap saja coretan dalam Buletin ini sebagai kado ultah. Abadi Perjuangan-Mu! (Red)

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Gedung Muhammadiyah PCM DepokJl. Laksda Adisucipto 112B 55281Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

LayouterAris Budi Sinudarsono

Fukkar Al Wathoni

Page 5: Buletin Qolamuna Edisi-2

Sajian Utama

alam Kamus Besar Bahasa

DIndonesia, kata refleksi berarti cerminan atau gambaran. Ilmu

metafisika menjelaskan, dapat dipahami secara mendalam asalkan berabstraksi eksistensi. Secara luas, makna refleksi bukan sekedar merayakan sesuatu yang lazim setiap waktu, tetapi memiliki nilai untuk mengoreksi sesuatu yang telah berlalu. Kaitannya di IMM sangat penting dalam mengevaluasi perjalanan khittah gerakan. IMM terlahir bukan karena tidak ada maksud, tetapi karena kondisi t u n t u t a n z a m a n k a l a i t u y a n g mensegerakan membentuk gerakan m a h a s i s w a I s l a m b e r b a s i s Muhammadiyah. Faktor in terna l , dilatarbelakangi oleh motifasi idealis, suatu upaya untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah di ranah Perguruan Tinggi. Kala itu memang belum ada Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Faktor eksternal, dikarenakan pergolakan bangsa, baik dalam tradisi budaya, politik, maupun sosial. Selain itu, untuk membantu eksistensi HMI di tengah ancaman komunisme. (Agham: Melacak Sejarah dan Perkembangan IMM).

Kehadiran IMM telah memberikan pengaruh besar sejak kelahirannya 51 tahun silam. IMM telah berupaya ikut berkontribusi mempertahankan bangsa dari keganasan ideologi komunis dengan melakukan aksi perlawanan bersama dengan pergerakan mahasiswa lain. Sejarah mencatat, masa orde lama IMM turut menyambangi WAY organisasi bereksponen luar dan dalam negeri serta

ikut menumpas kepentingan elit politik di aksi Tritura dalam memperjuangkan bangsa.

IMM juga dikenal sebagai salah satu gerakan mahasiswa Islam yang berbasis keilmuan, berakhlak mulia dan memiliki jiwa yang humanis di ranah geraknya yang disebut Trilogi IMM sejak dicetuskannya deklarasi IMM Munas I di Solo pada tahun 1965. Yang kemudian hingga kini menjadi sebuah identitas gerakan IMM untuk melangkah melakukan gerakan radikal mengejewantahkan nilai-nilai yang tertanam di dalamnya.

Iklim organisasi di IMM kian larut mengalami perubahan orientasi gerakan karena adanya gesekan kepentingan-kepentingan, baik dalam urusan personal maupun karena tuntutan zaman. Hal ini sangat ideal karena posisi IMM yang tidak kaku, namun menjadi agenda pemecah persoalan bangsa.

Lantas, pertanyaan yang harus di jawab di sini ialah, bagaimana dengan kondisi kader di era pasca setengah abad ini?Apakah ikut berperan aktif dalam dinamika kebangsaan mengingat kondisi zaman yang berubah di kancah globalisasi yang serba keterbukaan?(Ars)

Refleksi MiladIMM ke-51

3

Page 6: Buletin Qolamuna Edisi-2

Sajian Utama

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah

Istimewa Yogyakarta, Immawan Surya Dharma Sufi mengatakan bahwa

wajah perkaderan IMM masih bersifat organisatoris. Ia memandang tentang

makna menjiwai semangat ber-IMM sebagai pola yang berbeda dengan

semangat organisasi. Kader selama ini cenderung masih sebatas

semangat pada berorganisasi, bukan ghirah ber-IMM.

naik turun, bahkan menyesuaikan kondisi personal. Akibatnya, tak sedikit kader berhenti saat menjalankan tugas kedinasan IMM.

Surya menambahkan, perbedaan menonjol terletak pada peran. Bagi mereka yang sekedar berorganisasi hanya menjalankan amanah saat masih menjabat di pimpinan. Selain itu. cenderung hanya ingin meretas program kerja saja. Sedangkan mereka yang memiliki jiwa ikatan, ia merasa memiliki kewajiban tanggung jawab yang besar terhadap ikatan tanpa memandang waktu, meski sudah tidak menjabat lagi. Dengan kata lain, ketika sudah menancapkan diri ke Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, maka sudah seharusnya melakukan pengorbanan terhadap ikatan ini.

Berbicara pengorbanan, Benni Pramula, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pernah mengatakan pula, berjuang di ikatan adalah pengabdian. Selama berjuang di ikatan harus ada pengorbanan dan tak ada pengorbanan yang sia-sia. “Jangan takut untuk menitikkan keringat pengorbanan, jangan katakan habis untuk senantiasa memberi, jangan katakan lelah untuk senantiasa berkiprah,” dalam akun facebooknya beberapa waktu lalu.

Pengorbanan bisa diaktualisasikan pada spirit ber-IMM, apapun bentuknya. Jika dulu IMM dikenal dengan basis keilmuannya yang unggul, maka untuk saat ini kiranya perlu digalakkan kembali sebagai wajah perkaderan IMM. Paling tidak, inilah yang kemudian menjadi daya

Mempertanyakan GhirahKader IMM

ernyataan tersebut sudah barang

Ptentu menjadi pukulan keras bagi perkaderan IMM. Pasalnya,di

usianya yang ke-51 ini, kader IMM rata-rata masih belum mampu menjiwai IMM seutuhnya. Dalam arti, ia menjalaninya sebatas untuk siklus organisasi.

Hal ini tidak jauh berbeda ketika kita menyinggungkan bagaimana tipologi mahasiswa. Baik dalam tipologi pemimpin, aktivis, maupun common. Secara garis besar, tipologi mahasiswa aktivis maupun pemimpin sangat dekat dengan mereka yang memiliki ghirah IMM. Kader yang demikian, bercirikan tidak ingin cepat lulus tetapi tidak terlalu lama, merasa memiliki peran dan tanggungjawab yang besar bagi organisasi sehingga sering aktif dalam aksi protes maupun kegiatan di organisasi. Sedangkan sisanya, tipe common, ia bisa diselarasikan dengan ghirah organisasi. Dalam tipe ini, seringkali semangatnya

4

Page 7: Buletin Qolamuna Edisi-2

Sajian Utama

tarik IMM ke depan untuk bisa dilirik oleh pergerakan mahasiswa lainnya. Immawan Irawan Puspito, dari DPP IMM pun telah menginstruksikan kepada setiap kadernya untuk menciptakan kultur keilmuan di masing-masing pimpinan pada acara pelantikan bulan Januari yang lalu.

Sangat relevan jika menumbuhkan semangat di ikatan ini tidaklah mudah. Butuh perjuangan yang tidak terkirakan. Wajar saat mengemban amanah, lika-liku persoalan pasti akan datang. Tantangan inilah yang harus dihadapi dan dijalankan dalam setiap nadi kader.

Semangat ber-IMM t idak hanya dipandang dalam satu frame saja. Justru, berbeda apa yang menjadi pandangan Immawan Fauzan Budi Raharjo. Dalam tataran IMM Sleman, i a mengu ta rakan kader Sleman telah menjiwai ber-IMM. Ini dibuktikan dengan k e a n g g u n a n d a n k e u n g g u l a n intelektualitasnya. Lantaran, kader yang bersungguh-sungguh berjuang mengabdi kepada Muhammadiyah, maka selepas masa jabatanpun, mereka masih tetap mendekatkan diri kepada ikatan melalui Forum Komunikasi yang telah dijalin oleh IMM Sleman selama ini.

Semangat ber-IMM tidak lepas pada saat ini saja. Tetapi telah ditanamkan, sudah ada sejak ada pada masa kelahirannya. Maka, apakah kita sudah bersumbangsih bagi ikatan ini, melalui semangat juang ikatan ini?

IMM Ikut berperan aktif.

Spirit kader bisa diwujudkan dalam berbagai momentum, baik dalam skala di ranah kampus, daerah maupun lingkup nasional. Pertanyaannya, apakah kader IMM telah ikut terlibat dalam kedinamikaan bangsa ini?

IMM DIY telah berupaya terlibat dalam dinamika kebangsaan. Ini dilakukan sebagai wujud implementasi dari spirit ber-IMM. Kurun waktu 1 bulan pasca pelantikan, menurut Immawan Surya, IMM telah melakukan aksi dalam memperingati 100 hari perjalanan pemerintahan Jokowi-

JK. Saat ini, juga tengah mengkaji permasalahan dan kebijakan pemerintah daerah seperti halnya pembahasan UU Keistimewaan DIY yang menuai persoalan, ancaman penggusuran pedagang kaki lima di kawasan Malioboro maupun persoalan lainnya.

Sedangkan Immawan Fauzan menyanggah, bahwa kader IMM belum mampu menjadi pelopor pergerakan mahasiswa. Bahkan, dalam tataran Sleman saja, ia masih khawatir dengan responsif kader terhadap

nalar kritis yang terjebak akan urusan akademik maupun teknologi yang merambah di pribadi kader. Persoalan untuk ingin lulus cepat serta kebijakan kampus atas absensi 75%, telah menggerogoti pergerakan kader untuk leluasa berorganisasi.

Tentu, persoalan ini seharusnya menjadi catatan refleksi pasca setengah abad ini, manakala apa yang perlu d iper t imbangkan sebaga i bahan pengevaluasian ke depan. Maka, simaklah kedua narasumber berikut tentang apa yang harus diperbaiki di IMM nanti?(Ars)

5

Page 8: Buletin Qolamuna Edisi-2

Sajian Utama

Refleksi dalam menyambut milad I M M k e - 5 1 harapannya tidak hanya men jad i acara seremonial belaka. Tetapi kita h a r u s m a m p u m e n g e n a n g kembali apa tujuan

Ikatan ini dilahirkan. Kita juga harus menjiwai bara api perjuangan Ikatan agar tidak terjebak pada nilai-nilai di luar Ikatan. Sehingga pemahaman yg utuh tentang IMM bisa tertanam di setiap kader Ikatan.Setidaknya ada beberapa hal utama yg perlu kita evaluasikan di dalam perjalanan Ikatan ini. Pertama, Logo Ikatan. Saya melihat setiap acara pasti memiliki logo tersendiri yang dimodifikasi dari logo ikatan. Seolah-olah logo Ikatan tidak baku, tidak sakral, & tidak memiliki nilai-nilai filosofis yg mendasari dibentuknya logo IMM. Kedua, , Forum Komunikasi Alumni (FOKAL) wajib diaktifkan kembali. FOKAL IMM harus bersinergi dengan IMM dalam hal pergerakan. Sehingga IMM memiliki jaringan dalam menjalankan organisasi.

Sudah saatnya alumni IMM berkumpul menjadi suatu keluarga tanpa pernah memandang perbedaan antar alumni. Sudah saatnya kita menyongsong masa depan Ikatan dengan semangat kekeluargaan tanpa mengedepankan egoisme pribadi. Ketiga, sebagai organisasi gerakan, kita harus mampu membaca gejala-gejala yang akan timbul dalam politik kedaerahan & nasional. Apa yang akan terjadi, dan langkah apa yang harus kita lakukan. Dalam hal ini, ada 2 langkah yang dapat kita lakukan. Sebagai individu, kader IMM harus memiliki kapasitas keilmuan yang memadai. Sedangkan sebagai organisasi, IMM harus memiliki kerangka berfikir yang progresif dalam melihat sebuah isu. Nilai-nilai dalam melihat sebuah persoalan haruslah sesuai dengan nilai-nilai Islam. Keempat, IMM belum memiliki tafsiran yang jelas tentang negara. Kita juga belum memiliki penafsiran mengenai bentuk negara apa yang kita inginkan. Kita juga belum memiliki langkah-langkah strategis dan taktis dalam menyongsong Indonesia ke depan demi tercapainya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.[]

I ka tan Mahas i swa Muhammadiyah (IMM) didirikan pada tanggal 14 Maret 1964 d i Yogyakarta. Sebagai organisasi gerakan mahasiswa usia 51 tahun tidaklah muda

lagi. Dari segi keorganisasian falsasah

gerakan IMM sudah bisa menjadi sebuah ideo log i . Ideo log i yang harus ditransformasikan pada setiap kader melalui pengkaderan di IMM supaya ghiroh pergerakan dan perjuangan menyatu dalam jiwa setiap kader. Diusia yang dewasa ini, ideologI ini belum sepenuhnya tertanam dalam diri kader.

Masalah Identitas & GerakanSurya Dharma Sufi, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta

Fauzan Budi Raharjo, Ketua Pimpinan CabangnIkatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Sleman

Perbaiki Pengkaderan IMM

6

Page 9: Buletin Qolamuna Edisi-2

Ada hal yang perlu direfleksikan untuk diperbaiki dalam mewujudkan tujuan IMM. Salah satu yang harus diperbaiki adalah pengkaderan. Pengkaderan tidak hanya pengkaderan formal saja,tapi pengkaderan nonformal juga harus diperhatikan. Karena pengkaderan n o n f o r m a l a k a n l e b i h b i s a mentransformasikan ideologi IMM. Kita bisa lihat dari jargon IMM fastabiqul khoirot. Apa itu sudah terimplementasi dalam setiap prilaku kader IMM?. Terkadang ini hanya menjadi jargon semata. Tantangan IMM sekarang lebih komplek. Kader harus beradapan dengan budaya mahasiswa yang hedonis. Bagaimana upaya IMM mengatisi pasi hal tersebut agar mahasiswa tetap sebagai a g e n p e r u b a h a n d a n c o n t r o l pemerintahan. Aspirasi mahasiswa dengan demo sering tak digubris oleh pemerintah. Nalar kritis dan cara membaca kepada fenomena yang terjadi mulai tak tajam. IMM terkekang dengan permasalahan internal. Wacana politik dan keilmuan harus segera kita bumikan jangan hanya berhenti pada diskusi saja tapi juga terealisasi dalam aksi. Ranah g e r a k I M M s u d a h j e l a s ,

keagamaan ,kemahas iswaan dan kemasyarakatan tinggal dimaksimalkan. Suadah saatnya IMM mendampingi dan memajukan sebuah desa untuk menjadi desa binaan. Hal ini bisa menjadi suatu upaya untuk memaksimalkan dakwah IMM, serta berkontribusi kemasyarakat secara nyata. Gagasan ini juga selaras dengan tema milad IMM ke 51 “ Mencerahkan Umat Menduniakan Gerakan Demi Indonesia Berkemajuan”. Kader bisa mentransformasikan ilmu pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan kepada masyarakat dimulai dari desa binaan. Semua kegitan yang menun jung un tuk men ingka tkan masyarakat harus dipusatakan disitu. Baik program keagamaan, kewirausahaan dan kegiatan sosial. Ber-IMM tidak sekedar melaksaanak program kerja tapi juga b e r j u a n g m e n e g a k k a n d a n mendakwahkan Agama Islam melalui ikatan kita. Sebagai kader punya tanggung jawab moral untuk selalu menjunjung tinggi ajaran Islam dan taat pada nilai-nilai perjuangan ikatan. “ Jadilah kader umat yang selalu mencari keridhoaan Allah melalui amalan-amalan kasih sayang. (Ars)

Sajian Utama

Apa Kata Mereka?

“Sebagai eksponen m a h a s i s w a d a l a m Muhammadiyah maka IMM ha rus mengu tamakan kemashlahatan ummat u n t u k m e w u j u d k a n baldatun-thoyyibantun wa rabbun ghafur. Aktif dalam

amalan kasih sayang dan program pro-rakyat yang dinamis. Metode dakwah yang

Drs. Sjamsu Udaya Nurdin (Deklarator IMM, Sekjend DPP IMM 1964)

Utamakan Kemaslahatan Umat

diperlukan pada saat ini adalah dakwah bil-hal. Seperti yang diteladankan oleh K.H. Ahmad Dahlan tempo doeloe. D e m o n s t r a s i m a h a s i s w a h a r u s ditampilkan dalam bentuk yang lebih b e r b u d a y a d a n m e n y e s u a i k a n kepribadian Muhammadiyah. Selamat Milad ke-51 IMM”

7

Page 10: Buletin Qolamuna Edisi-2

Sajian Utama

“IMM adalah kawah candradimuka kader i n t e l e k t u a l Muhammadiyah, saya bisa bekerja di birokrasi kampus serta jabatan di Persyar ikatan hasi l didikan IMM yang saya

masuki sejak tahun 1972. Pesan ke anggota sekarang, jadikanlah IMM sebagai tempat melatih diri untuk persiapan menjadi pemimpin di masa datang. Selamat Milad ke-51 IMM, s e m o g a t e r u s b e r b a k t i b a g i Persyarikatan.”

Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si, (Ketua PP Muhammadiyah 2010-2015,Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati, Bandung)

Jadikan Tempat Menempa Diri

“ IMM merupakan Ortom yang memiliki posisi strategis dalam P e r s y a r i k a t a n Muhammadiyah. Posisi itu dimiliki karena basis IMM adalah perguruan tinggi yang telah terbukti

dalam perjalanan sejarah Muhammadiyah menjadi sumber rekrukmet kader-kader yang memegang estafet perjuangan. Pentingnya basis kader itu akan lebih nyata di masa-masa mendatang. Boleh dikata bahwa hampir seluruh sumber daya insani Muhammadiyah saat ini terdiri dari mereka yang mengenyam pendidikan tinggi dan karena itulah masa depan Muhammadiyah sebagiannya akan tergantung pada kualitas kader yang dikembangkan IMM

Kegiatan IMM dalam bentuk apapun sesungguhnya harus memiliki makna pengkaderan. Jika saat ini kegiatan IMM merambah pada bidang-bidang yang bervariasi, seperti ekonomi, dakwah, p e n e l i t i a n , d a n p e m b e r d a y a a n masyarakat, maka itu semuanya harus berbasiskan pengkaderan. Pelatihan-pelatihan formal dalam bentuk Darul Arqam harus menjadi wahana yang penting tetapi lebih dari itu kegiatan-kegiatan dilapangan bahkan jauh lebih penting dalam keseluruhan proses pengkaderan. Masa berkiprah di IMM bisa disebut sebagai formative age (masa pembentukan) kepribadian. Pandangan seperti ini tentu saja tidak boleh hanya menjadi kesadaran bagi IMM saja tetapi juga bagi seluruh warga Persyarikatan

agar interaksi antargenerasi berjalan dengan positif.

Saya menyaksikan pertumbuhan yang dinamis dalam diri IMM, semoga ini m e n j a d i p e r t a n d a k e j a y a a n Muhammadiyah di masa yang akan datang. Selamat Milad ke-51 IMM, abadi perjuanganmu. ”

Ujung TombakMuhammadiyah

“IMM harus mampu menjadi garda terdepan g e r a k a n t a j d i d Muhammadiyah. Ruh g e r a k a n Muhammadiyah adalah tajdid. Ketika semangat

tajdid mati maka mati pula Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah. Maka pekerjaan

Garda Depan Tajdid MuhammadiyahDahnil Anzar Simanjuntak, ME, Ketua Umum Pimpinan PusatPemuda Muhammadiyah

8

Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, MA, (Ketua PP Muhammadiyah 2010-2015, Guru Besar UIN Sunan Ampel, Surabaya)

Page 11: Buletin Qolamuna Edisi-2

Sajian Utama

“Sebagai organisasi kemahasiswaan yang memiliki anggota yang sangat besar, kader IMM bisa berdiaspora di semua partai politik. Kawan-kawan IMM yang punya kapasitas dan ideologi keislaman yang

bagus memang kebanyakan konsen di dunia pendidikan dan birokrasi. Yang ke kampus kita dorong, yang ke birokrat kita siapkan dan yang akan menjadi politisi harus kita dukung.”

“Di usianya yang ke-51 tahun, IMM yang s e j a k d u l u mendeklarasikan dirinya sebaga i o rgan isas i k a d e r d a r i Muhammadiyah dan pergerakan mahasiswa

di Indonesia maka IMM sudah saatnya mengkonstruksi gerakan secara kolektif untuk merebut dan menduduki peran-peran strategis di Republik Indonesia. IMM harus tetap berdiri menjaga independensi untuk terus melunasi janji-janji suci ikatan yang belum terealisasi. Di usia yang tidak muda lagi ini, kader IMM tidak boleh telat jika tidak ingin terlambat dalam percaturan umat. Mundur bagi IMM adalah hancur. Berhenti dalam menggerakkan gerbong besar IMM adalah mati. Malas atau ditindas. Untuk bisa merebut dan memperbaiki itu semua tergantung dalam proses pengkaderan. Yaitu pengkaderan yang mampu membuka cakrawala seluas-luasnya demi cita-cita luhur IMM”

“Setengah abad lebih setahun dalam bilangan M i l a d i y a h , I k a t a n M a h a s i s w a Muhammadiyah (IMM) t u r u t b e r k i p r a h memajukan kehidupan bangsa . Tak sed ik i t masalah yang di lalui

organisasi otonom Muhammadiyah ini dalam derap langkahnya. Bahkan tantangan ke depannya pun semakin pelik dan kompleks. Namun semuanya tidak menjadi batu-rintangan IMM dalam

bergerak lebih dinamis dan masif lagi. Kini, --dan semoga terus ke depannya, IMM terus bergerak memajukan Indonesia sebagai panggilan dakwah dan tajdid. Mari bersama ki ta teguhkan langkah, sinergikan gerakan untuk menduniakan gerakan sebagai komponen penting dalam m e n j a d i i n s p i r a t o r I n d o n e s i a berkemajuan. Selamat Milad ke-51 IMM, Jayalah Selalu!”Berdiasporalah!

Perkuat Pengkaderan IMM

Masifkan Langkah di Usia ke-51Fauzan Budi Raharjo,Ketua Umum PC IMM Kab. Sleman 2014-2015

Muhammad Habibi Miftakhul Marwa,Sekretaris Umum DPD IMM DIY 2015-2017

Rusli Halim Fadli, Ketua UmumDPP IMM Periode 2008-2010

9

rumah IMM hari ini dan dimasa yang akan datang adalah merawat tradisi tajdid (gerakan pembaharuan), maka penting bagi IMM untuk terus menjadikan IMM sebagai basis calon cendekiawan Muhammadiyah yang otentik secara moral dan intelektual. Selamat Milad ke-51 IMM”

Page 12: Buletin Qolamuna Edisi-2

Sajian Utama

“Sebagai organisasi Mahasiswa yang sudah mencapai usia ke-51 t a h u n , I M M h a r u s m a m p u m e n j a d i organisasi yang mapan, b a i k d a r i s e g i k e o r g a n i s a s i a n , gerakan, dan juga

kebermanfaatan. Organisasi dengan tagline anggun dalam moral, unggul dalam intelektual ini seharusnya tidak hanya berhenti di tataran wacana saja, melainkan aksi nyata. Selamat Milad IMM, semoga semakin jaya, teruslah mencetak kader umat, bangsa, dan negara demi mencapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”

“Tak terasa, Ikatan yang sangat kita cintai ini telah berusia 51 tahun. Mar i k i t a ayunkan langkah bersama untuk menjalankan amanat yang telah kita pikul di pundak kita masing-masing. Singsingkan

lengan baju, singkirkan segala onak dan duri yang bersifat seremonial belaka, apalagi yang sangat profan dan menghambat langkah gerak IMM, seperti konflik, perselisihan, dan hal yang sia-sia lainnya. Rapatkan barisan dengan komitmen dan kekompakan yang tinggi lagi membumi, la lu bekerja dan berkidhmat atas nama IMM dan Muhammadiyah untuk kejayaan umat, bangsa, negara, dan seluruh alam semesta raya. Selamat Milad yang ke-51 IMM(ku), Abadi selalu perjuanganmu.”

tuntas, dan mendalam, sehingga para anggotanya men jad i cakap dan berkemajuan. Niat saya tegas: teruskan perjuangan ini. Dalam benak saya, tidak ada pilihan untuk mundur darinya, ikhlas tanpa mengharap apa-apa. Karena dengan ruh ikhlas, pasti menggembirakan. Terima kasih IMM, telah membuka wawasan cakrawala duniaku. Semoga di us ia yang ke-51 in i senant iasa memercikkan pundi-pundi kemajuan untuk menggedorkan semangat perjuangan. Terus lah bers inerg i membangun kebersamaan dalam Ikatan, agar cita-cita pergerakan terlampaui. Jayalah IMM ku!” (Ath,Rdh)

“ P e r g e r a k a n M a h a s i s w a y a n g dilandasi oleh sebuah ideologi keislaman, tak terasa kini umurnya tiada muda lagi; umur yang s u l i t u n t u k

mempertahankan sebuah eksistensi, dimana para anggotanya harus mafhum akan hakikat perjuangannya. Meski saya (masih) berada di luar jendela pergerakan, akan tetapi sebuah sinar terang telah saya dapatkan: ilmu yang tak mungkin saya dapatkan dimanapun, antara kajian keilmuan dan keislaman menjadi sinkron dan komprehensif. Seluk beluk politik, sosial, dan ekonomi dikupas secara

AKSILAH, Jangan Putus di Wacana!

Rapatkan Barisan,Dinamiskan Gerakan

Lanjutkan Perjuangan Ini!

Faisal Isnan, Ketua Umum PC IMM BSKM 2014-2015

Fahri Aldi Wiyanto,Ketua Umum IMM Fishum UIN Sunan Kalijaga

Ence Sopyan, Kader baru IMM Kabupaten Sleman

10

Page 13: Buletin Qolamuna Edisi-2

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kini telah menginjak usia 51 tahun. Pada 14 Maret 1964 lalu, IMM

hadir dalam rangka merespon dan mengokohkan negara Indonesia dalam pertarungan ideologi saat itu (komunis). Namun, saat menginjak 5 1 t a h u n k i n i , s e m a n g a t perjuangan IMM harus dihidupkan kembali. Jangan sampai IMM menjadi organisasi abu-abu, yang t idak ada bedanya dengan organisasi lain. Maka, IMM harus memil ik i c ir i khas, memiliki identitas, atau bisa dikatakan harus memiliki jenis kelamin y a n g j e l a s . O l e h karenanya, gerakan IMM harus diarahkan m e l a l u i g e r a k a n -gerakan inovatif, yakni y a n g m e m b a w a p e r u b a h a n , y a n g menebarkan cinta dan mengokohkan iman. Itulah sejatinya esensi Trilogi IMM yang selama ini mengilhami dan menjadi pedoman setiap kader IMM.

Dalam milad IMM ke 51 ini, hendaknya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

melakukan refleksi diri. Sejauh mana kita telah berjuang di IMM? Seberapa besar yang telah kita lakukan untuk IMM? Atau sudahkan kita berguna untuk masyarakat

sekitar? Maka untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus belajar dari sebuah kisah empat lilin.Disuatu malam, disaat semua gelap gulita. Saat semua terlelap dalam tidur di keheningan malam. Disitulah keempat lilin menerangi malam dengan cahaya sedunya.

L i l i n - l i l i n i t u bercengkramaLilin ke-1 : Aku adalah P e r u b a h a n . A k u l a h y a n g membawa perubahan dari gelap menjadi terang, dari masa penjajahan menjadi berdaulat, dari jaman kebodohan menjadi jaman berteknologi. Namun, banyak orang

yang kini berleha-leha, tidak mau bekerja keras, dan lebih mengaharapkan belas kasihan. Manusia kini tidak mau membawa perubahan ke arah yang lebih baik. “Maka aku memadamkan diri.”

Lilin ke-2 : Aku adalah Cinta. Tapi kini,

Mimbar Pimpinan

Kisah Empat Lilin Refleksi Milad

Sudahkah kita menjadi apa yang dimaksudkan lilin-lilin tersebut.?

Maka disaat itu belum kita lakukan, kita masih memiliki sebuah harapan, yakni dengan menguatkan kembali identitas kita. Kita harus memaknai kembali Tujuan IMM, Tri Kompetensi

Dasar dan Trilogi IMM.

11

Agung Budi Santoso*

*Sekretaris UmumPC IMM Kab. Sleman 2014-2015

&

Page 14: Buletin Qolamuna Edisi-2

manusia lupa mencintai Tuhannya. Manusia hanya mencintai dunia, hingga ia lupa menyiapkan bekal di akhirat. “Maka aku memadamkan diri.”

Lilin ke-3 : Aku adalah Iman. Akulah yang ada didalam hati manusia. Tapi aku k e c e w a , m a n u s i a k i n i t i d a k m e m b u t u h k a n k u l a g i . M e r e k a mengingkari keimanan, mereka lupa akan keimanannya. “Maka aku memadamkan diri.”

Lilin ke-4 : Tenang.... Aku adalah harapan.. Aku yakin semua manusia memiliki harapan, meski ia dalam keadaan terpuruk. Karena hanya sebuah harapan lah yang tidak bisa mati. Maka, yakinlah dengan harapan mu dan perjuangkanlah harapan mu. Lalu, ambillah aku, dan hidupkanlah kesemua lilin-lilin itu. Ahkirnya kesemua lilin tersebut hidup dari sebuah harapan.....

Dari sebuah kisah pendek tersebut,

sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) hendaknya selalu bercermin dan melakukan refleksi diri. Sudahkah kita menjadi apa yang dimaksudkan lilin-lilin tersebut.? Maka disaat itu belum kita lakukan, kita masih memiliki sebuah harapan, yakni dengan menguatkan kembali identitas kita. Kita harus memaknai kembali Tujuan IMM, Tri Kompetensi Dasar dan Trilogi IMM. Karena sejatinya, itulah ruh besar perjuangan yang selama ini harus diperjuangkan. Jangan sampai kader IMM mengaku menjadi kader, namun ia tidak mengerti arah perjuangan IMM bahkan tidak hafal tujuan IMM. Maka, saya katakan, lebih baik ikut DAD LAGI.!!

Akhirnya, Selamat Milad IMM Ke-51. Semoga mampu mencerahkan umat, menduniakan gerakan, mengabdi untuk bangsa, demi Indonesia berkemajuan. Abadi Perjuangan Mu.!![]

Mimbar Pimpinan

12

SELAMAT & SUKSES

Launching Majalahatas

KIBARkritis dan progresif

Page 15: Buletin Qolamuna Edisi-2

i sudut pasar kota Madinah, ada

Dseorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya dia selalu

b i lang pada se t iap orang yang mendekatinya, “Wahai Saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu pembohong, tukang sihir, dan gila. Apabila kalian m e n d e k a t i n y a , k a l i a n a k a n dipengaruhinya.”

Namun, setiap pagi, Rasulullah Muhammad SAW mendatanginya dengan membawakan makanan. Tanpa berucap sepatah-kata, Nabi SAW menyuapkan makanan yang di bawanya itu kepada pengemis buta tersebut dengan penuh kasih sayang. Si pengemis buta tersebut tidak tahu kalau orang yang menyuapinya adalah Rasulullah SAW; orang yang setiap harinya dicaci maki.

Setelah Rasulullah SAW wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis itu. Suatu ketika, sahabat terdekat Rasulullah SAW, Sayyidina Abu Bakar berkunjung ke rumah anaknya; 'Aisyah RA (istri Rasulullah SAW). Beliau bertanya, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum Aku kerjakan?”

‘Aisyah RA menjawab, “Wahai Ayahku, engkau adalah ahli sunnah, dan hampir tidak ada suatu kebiasaan Rasulullah SAW yang belum Ayah lakukan, kecuali satu saja,” Abu Bakar bertanya, “Apakah

itu, Wahai Putriku?” “Setiap pagi, Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar, membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, lalu menyuapinya dengan penuh belaian kasih sayang,” jawab 'Aisyah RA.

Keesokan harinya, Sayyidina Abu Bakar RA pergi ke pasar dimaksud, dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis Yahudi buta itu. Ketika Sayyidina Abu Bakar RA menyuapinya, si pengemis marah seraya menghardik.

“Siapakah kamu?”Sayyidina Abu Bakar RA menjawab,

“Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)”

“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis buta itu.

“Apabila dia datang kepadaku, tanganku ini tak usah memegang, dan mulutku tidak susah mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu dia berikan kepadaku,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Tampak mata Abu Bakar berkaca-kaca, beruraian air mata secara perlahan menetes membahasi gamisnya. Dia menangis terseduh-sedan, sambil terisak dalam tangisnya, dia berkata kepada

Suapan Menghantarkan ImanAthiful Khoiri*

Oase

13

Page 16: Buletin Qolamuna Edisi-2

Oase

pengemis buta itu.“Aku memang bukan orang yang biasa

datang padamu, melainkan Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, manusia yang mulia itu telah tiada, dia sudah bertemu dan bercengkrama mesra dengan Kekasih sejatinya, dia adalah Muhammad Rasulullah SAW”

Seketika itu juga hati pengemis terpanah, menangis dalam pangkuan Abu Bakar, kemudia berkata, “Benarkah demikian? Selama ini Aku menghinanya, menghardiknya, memfitnahnya, bahkan mencemoohnya, dia tidak pernah memarahiku sedikitpun, dia selalu mendatangiku dengan membawa makanan yang dihaluskan di setiap paginya, dia begitu mulia”

Pengemis Yahudi buta itu tersungkur, akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA saat itu juga, dan sejak hari itu

pula, dia menjadi seorang Muslim.

***Saudaraku, pesan yang disampaikan

dalam kisah diatas sudah sedemikian jelasnya. Bisakah kita senantiasa meneladani kemuliaan sifat dan akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari? Atau setidaknya, ada niatan yang terbersit dalam benak kita untuk meneladaninya? Beliau adalah ahsanul-khuluq, semulia-mulia akhlak. Kalau pun tidak bisa meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya jika kita berusaha meneladaninya sedikit demi sedikit, di mulai dari diri kita sendiri, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya, semoga Allah senantiasa memberkati dan meridhoi perjuangan kita. Amin.[]

14

*Sekbid OrganisasiPC IMM Kab. Sleman 2014-2015

BANJARMASIN, 20-22 Februari 2015

SELAMAT & SUKSESDPPDPPDPPIMMIMMIMMRAKORNAS

R a p a t K o o r d i n a s i N a s i o n a lIKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAHIKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAHIKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

SELAMAT & SUKSESSELAMAT & SUKSESSELAMAT & SUKSESMilad IMM ke-51Milad IMM ke-51Milad IMM ke-51

14 Maret 1964-14 Maret 201514 Maret 1964-14 Maret 201514 Maret 1964-14 Maret 2015

Page 17: Buletin Qolamuna Edisi-2

Wawasan

untowijoyo dalam bukunya “Islam

Ksebagai I lmu: Epistemologi, M e t o d o l o g i , d a n E t i k a ”

mengemukakan sebuah analogi menarik yang available terhadap kondisi gerakan k e m a h a s i s w a a n . K u n t o w i j o y o mengklasifikasikan secara umum ada dua jenis gerakan; antara yang berorientasi keilmuan dan politis. Keduanya bisa dibedakan dengan mengibaratkan antara pohon jati dan pohon pisang. Kedua pohon ini berbeda. Menanam pohon jati akan memakan waktu berpuluh-puluh tahun dan bahkan satu generasi untuk kemudian bisa menikmati buahnya. Berbeda dengan menanam pohon pisang, kita hanya perlu mencari momentum yang tepat dan kemudian membiarkannya tumbuh dengan sendirinya hingga pohon itu telah be rkembang dengan cepa t dan menghasilkan buah dalam waktu yang sangat singkat. Dilihat dari hasil, kedua pohon ini juga memiliki umur kehidupan yang bertolak belakang, pohon jati akan sanggup bertahan dalam waktu lama, sementara pohon pisang akan segera

dipotong atau bahkan mati dengan sendirinya setelah buahnya selesai dipanen.

P o h o n j a t i m e r u p a k a n pengejawantahan terhadap gerakan kemahasiswaan yang beorientasi keilmuan. Gerakan keilmuan akan mengalami proses tumbuh kembang selama beberapa dasawarsa bahkan melewati hitungan abad untuk kemudian bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Sementara gerakan yang bersifat politis, ia hanya perlu mencari momentum yang tepat untuk menyemai bibit, sambil mengunggang pihak yang berkepentingn. Ia juga akan cepat berkembang dan berbuah, tetapi semua itu bersifat sementara dan yang dihasilkan pun tak akan memuaskan, bahkan yang paling menyedihkan adalah setelah ia selesai berbuah, gerakan ini pun akan cepat bubar atau mati, layaknya pohon pisang.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang lahir pada tanggal 29 Syawal 1384 H/14 Maret 1964 M merupakan perwujudan dari gerakan keilmuan. Tumbuh dan berkembang dari rahim Muhammadiyah. Kelahirannya tak lepas dari faktor internal dan eksternal ketika itu. Faktor internal menyangkut dinamika yang d i a l a m i o l e h P e r s y a r i k a t a n Muhammadiyah. Misalnya desakan k e b u t u h a n k a d e r i s a s i b a g i Muhammadiyah yang sudah tumbuh besar. Selain itu, tentunya kelahiran IMM juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Di antaranya sebagai respon atas persoalan-persoalan keummatan dalam sejarah

Catatan Milad IMM ke-51Muhammad Ridha Basri*

IMM ke-51

315

Page 18: Buletin Qolamuna Edisi-2

Wawasan

bangsa ini pada periode awal kelahiran IMM. Seh ingga kehad i ran IMM sebenarnya merupakan sebuah keharusan sejarah yang tak terelakkan.

Lebih lanjut, faktor-faktor problematis dalam persoalan keummatan di masa awal kelahiran IMM antara lain adalah sebagai berikut: Pertama, Situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil, pemerintahan yang otoriter dan serba tunggal , ser ta adanya ancaman komunisme di Indonesia. Kedua , Terpecah-belahnya umat Islam datam bentuk saling curiga dan fitnah, serta kehidupan politikummat Islam yang semakin buruk. Ketiga, Terbingkai-b i n g k a i n y a k e h i d u p a n k a m p u s (mahasiswa) yang berorientasi pada kepentingan politik praktis. Keempat, Melemahnya kehidupan beragama dalam bentuk merosotnya akhlak, dan semakin tumbuhnya materialisme-individualisme. Kelima, Sedikitnya pembinaan dan pendidikan agama dalam kampus, serta masih kuatnya suasana kehidupan kampus yang sekuler. Keenam, Masih m e m b e k a s n y a k e t e r t i n d a s a n imperialisme penjajahan dalam bentuk keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan. Ketujuh, Masih banyaknya praktek-praktek kehidupan yang serba bid'ah, khurafat, bahkan kesyi rikan, serta semakin meningkatnya misionaris- Kristenisasi. Kedelapan, Kehidupan ekonomi, sosial, dan politik yang semakin memburuk. (Farid Fathoni, 1990: 102)

Kehadiran IMM tidak murni lepas dari orientasi politis. Ia mengalami masa harus berhadapan dengan realita dan hukum kausalitas yang ada. Namun kemudian, oleh para founding father berusaha mengarahkan IMM untuk berjalan di atas rel yang jauh dari gangguan politik seperti kebanyakan gerakan mahasiswa. Maka kemudian, adanya tri logi dan tri

kompetensi yang melekat pada tubuh IMM, dijadikan sebagai salah satu pembeda antara IMM dengan gerakan mahasiswa lainnya. Tri kompetensi berupa religiusitas, intelektualitas, dan humanitas ini harus tertanam dalam sanubari setiap kader, sehingga dapat menjadi paradigama yang sesuai dengan yang diinginkan oleh ikatan. Sedangkan triloginya, merupakan lahan garapan ikatan dalam tiga tempat, yaitu dunia k e m a s i s w a a n , k e g a m a a n , d a n kemasyarakatan. Ketiga ranah tersebut sudah sedemikian cukup dan bahkan sempurna untuk sebuah gerakan mahasiswa.

Kini, IMM sudah berusia lebih dari setengah abad. Dari ketiga ranah garapan IMM, hingga usianya yang ke-51 pada 14 Maret 2015, semua masih belum memuaskan. Sebagai gerakan keilmuan, mungkin selama ini apa yang sudah dilakukan dan disumbangkan oleh IMM untuk peradaban masih terlalu dini untuk dinilai. Karena biasanya gerakan keilmuan akan mengikuti prinsip kehidupan pohon jati yang lama berbuah. Namun terus-menerus mengajukan alasan itu untuk membela diri merupakan posisi jalan di tempat dan menjadi sebab kemunduran. Terjebak pada identitas sebagai gerakan keilmuan yang tidak berorientasi politis, sehingga kemudian berusaha memaklumi diri untuk bisa lebih bersantai tanpa m e r e b u t m o m e n t u m y a n g a d a , merupakan sebuah langkah mundur dan mendekati jurang kegelapan.

Di usia yang semakin menginjak dewasa, IMM dituntut untuk bersaing dengan berbagai gerakan mahasiswa yang lain, terutama di kampus negeri dan swasta yang non-Muhammadiyah. Kehadiran organisasi lain seharusnya bukan dijadikan sebagai lawan namun justru menjadi titik tumpuan dan cermin

16

Page 19: Buletin Qolamuna Edisi-2

Wawasan

untuk melejit dan berkompetensi secara fair play. Bukan tak mungkin, juga dijadikan mitra kerjasama yang saling membina silaturahim demi beberapa cakupan cita-cita yang kebetulan bisa diwujudkan bersama. Organisasi atau komunitas apapun kini bisa lahir dengan mudah sejak era reformasi. Ranah gerak dan fokus gerakan pun bisa dengan bebas disemai, tak perlu bersembunyi dari rezim yang berkuasa. Saking bebasnya, beberapa komunitas tersebut justru dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu untuk menyemai ideologi dan paham yang tidak seharusnya. Dikhawatirkan, ketika gerakan mahasiswa yang sudah lama eksis tidak mampu untuk bertransformasi dan berdialektika dengan konteks global yang terus berubah, maka nantinya massa lebih tertarik dengan gerakan yang baru lahir, yang masih segar dan belum terlihat bernoda. Padahal gerakan-gerakan baru yang belum terlalu eksis tersebut mudah untuk disusupi, didoktrin dan kemudian diarahkan untuk merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kemunculan berbagai komunitas dan organisasi baru, ternyata tidak diimbangi dengan meningkatnya minat mahasiswa untuk bergabung dan mengambil bagian dari salah satu organisasi tersebut. Terlebih tuntutan dan sistem yang diterapkan oleh pihak kampus ikut membatasi gerak gerakan mahasiswa.

Para mahasiswa dituntut dengan aturan absensi kehadiran wajib minimal 75%. Selain itu, waktu sore dan malam mereka dijejali dengan jadwal tugas perkuliahan. Jika pun sesekali tidak sedang dikejar deadline tugas perkuliahan, maka mereka lebih senang disibukkan dengan berselancar di dunia maya, menonton, berhura-hura atau pacaran sebagai ajang refresing. Sementara kultur berorganisasi yang cenderung membosankan, berupa aktivitas diskusi, rapat, memperlebar jar ingan, ber lat ih kepemimpinan, mengadakan event tertentu, et.al. dianggap sebagai ajang yang tidak urgen dikejar.

IMM di usianya yang sudah semakin matang ini dituntut untuk lebih kreatif mengepakkan sayap merahnya . Kehadiran IMM seharusnya bisa m e r e s p o n k o n t e k s k e g e l i s a h a n mahasiswa kekinian yang berminat pada kondisi yang serba instan dan merambah dunia global. IMM akan kalah bersaing dan kemudian ditinggalkan jika hanya berfokus pada runititas organisasi atau terjebak pada ranah sempit dengan cara-cara k las ik . IMM seharusnya mampu memanfaatkan semua sarana, prasarana, termasuk sosial media yang ada guna mengkonstektualisasikan semua cita-citanya, sebagai gerakan keilmuan. Selamat Milad IMM ke-51![]

SelamatSelamatSelamat&&& SuksesSuksesSuksesPelantikan PK IMM Saintek dan PK IMM TarbiyahPelantikan PK IMM Saintek dan PK IMM TarbiyahPelantikan PK IMM Saintek dan PK IMM Tarbiyah

17

*Kabid IntelektualPK IMM Ushuluddin 2014-2015

Page 20: Buletin Qolamuna Edisi-2

arakallah Fii Umrik, pada umur

Byang ke-51 ini ikatan mahasiswa muhammadiyah memasuki umur

yang jika dibandingkan dengan manusia dapat dikatakan sudah cukup tua dan memasuki lebih dari kepala lima. Setengah abad lebih bukanlah perjalanan yang s ingkat dalam mengarungi pergejolakan ataupun dinamika dunia pergerakan baik skala lokal, nasional bahkan hingga internasional. Milad IMM ke-51 sebagai gerakan mahasiswa muslim y a n g b e r l a n d a s k a n i d e o l o g i kemuhammadiyahan pada umumnya sama seperti manusia berulang tahun, dengan harapan bertambahnya umur dapat menjadi manusia yang jauh lebih baik dari masa lampau. Begitu pula dengan IMM, di ulang tahunnya yang ke-51 ini diharapkan gerakan kaum merah marun dapat merefleksikan dirinya ke arah yang lebih baik dan berkemajuan, sebagaimana belajar dari pengalaman sosio-historisnya.

Jika kita berbicara tentang refleksi dalam artian kelas kata, maka bisa terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya : pertama kata benda yang berarti “gerakan/pantulan dari luar kemampuan” dan sedangkan yang kedua dalam bentuk kata kerja “merefleksikan” yang artinya “mencerminkan” . Pada kasus in i merefleksikan bisa digunakan sebagai wadah intropeksi, penilaian maupun r e p r e s e n t a s i d i r i / i n d i v i d u a t a u kelompok/organisasi terkait hal-hal baik maupun buruk di dalam internal maupun

eksternal. Namun pada kali ini penulis berusaha merefleksikan sosio-historis ikatan ini dari prespektif yang condong reduksi bukan prespektif universal yang jauh mengkaji kebelakang. Sebenarnya tulisan ini lahir dari kegelisahan penulis terhadap kondisi ikatan, penul is menyadari betul bahwa pada akhir-akhir ini ikatan merah marun t idaklah mencerminkan t indakan maupun pemikiran yang sesuai dengan garis sosio-historis, sosi-kultural maupun garis hukum ikatan. Maka dari itu penulis bermaksud memberikan otokritik dengan pandangan yang lebih objektif. Hal ini ini dilakukan demi tercapainya kebaikkan maupun kemajuan ikatan kelak di masa depan.Pada dasarnya tema pada kali ini meminjam istilah Buya Syafi'i Ma'arif, yaitu : “Kusut Masai” terkait tulisan otokritik beliau di koran kompas terhadap konstelasi politik bangsa yang begitu carut marut oleh berbagai kepentingan. Kenapa penulis menduplikasi pula kalimat tersebut ke dalam tulisan ini ? sebenarnya alasan y a n g c u k u p r a s i o n a l b e r u s a h a dikemukakan di dalam tulisan ini. Berangkat dari tahun 2014 yang mana dikatakan sebagai tahun tahun politik, kita ketahui bersama atmosfer perpolitikkan yang penuh dengan intrik kotor, politik etis, pencitraan, persaingan tidak sehat dan aura panas yang menuju titik nadir konflik ternyata semua fenomena itu berimbas pula ke dalam ideologi politik IMM itu sendiri. Mungkin hipotesa penulis terlalu berlebihan tapi sudah bukan barang asing maupun tabu dan kita tidak dapat

Wawasan

18

Benang Merah Kusut Masai

Muhammad Ihsan Jati Kusuma*

(Memoar Menjelang Milad IMM 51 Tahun)

Page 21: Buletin Qolamuna Edisi-2

membatahnya bahwa discribe konstelasi politik bangsa pada saat ini cukup jelas tercermin di dalam ideologi politik IMM pada saat ini pula. Penulisan tidak akan menyebutkan dimana letak kesamaan itu secara explisit, tapi pada hakikatnya mayoritas kader IMM Sleman mengetahui bagaimana kontestasi yang tidak sehat itu tercerminkan di dalam kegiatan kegiatan tertentu.

Konstelasi politik bangsa saat ini direpresentasikan ke dalam kejadian-ke jad ian yang membuat penul is be rge leng-ge leng kepa la ke t i ka menyaksikannya, beberapa contoh kecil saja, seperti terjadinya politik balas budi “politik etis” di tataran elite gerakan, bagi-bagi kursi jabatan “deal political” menjadi sajian menarik dalam ikatan, saling menjatuhkan satu sama lain dengan cara meluncurkan spywar-spywar negatif guna mendapatkan simpati dari berbagai pihak dalam rangka membentuk pencitraan positif dan menjatuhkan lawan politiknya, konsolidasi dan koalisi tak mendidik diimplementasikan dengan gamblangnya dalam lobi-lobi politik standar grass sroots. Belum lagi money politic terjadi di tataran pusat yang membuat idealisme luntur karena berbenturan dengan masalah-masalah realistis, fenomena-fenomena di atas menggambarkan bahwa pendidikan dan kultural politik gerakan ini dari tataran grass sroots hingga pusat tak pantut di contoh oleh siapapun.

Mimpi RekonsiliasiMengadopsi pada filsafat politik

Socrates, turun ke Plato yang kemudian dikembangkan oleh Aristoteles terkait filsafat moral yang kemudian berkembang lagi kajiannya berfokus pada moral dan etika politik. Gerakan adalah sebuah komunitas yang dibentuk untuk sebuah kebaikkan begitu pula dengan IMM

sebagai gerakan komunitas atas nama islam yang berlandaskan ideologi Muhammad iyah guna mencapa i kebaikkan dan kebenaran hakiki. Keterkaitan antara manusia dan etika dan bagimana hubungan manusia dan moral hingga mempengaruhi terbentuknya karakter sebuah gerakan. Jika moral dan etika dalam gerakan politiknya saja sudah dicabut dari posibilitas aslinya maka akan terbentuknya sebuah gerakan yang pincang secara amoral dan non etis. Mengutip sebuah istilah “Pemilih yang bermoral dan beretika akan melahirkan sosok pemimpin yang bermoral dan beretika pula, maka pemimpin yang baik lahir dan ditentukan dari para pemilihnya yang menggunakan sebenar-benarnya hati nurani seorang manusia”.

Dalam aspek semacam ini, jika politik diterapkan dengan jargon-jargon amoral dan non etis maka dapat diidentifikasikan bahwa hukum kausalitas “sebab-akibat” akan berlaku pula. Benar saja, moral dan etika politik yang tidak benar selama ini diterapkan dari tataran grass sroots hingga pusat. Sehingga menimbulkan percikan-percikan konflik dalam tataran elite kader, pada akhirnya konflik berkepanjangan, keretakkan terjadi di dalam ikatan, timbul rasa sakit hati karena beberapa tindakan yang amoral dan non etis diterapkan di dalam perpolitikkan ikatan, bahkan konflik tidak bisa diredam hingga waktu yang tidak ditentukan. Untuk saling memaafkan saja merasa tidak sudi karena terlalu sakit hati. Kelegowoan pun sulit untuk diwujudkan, memang tidak salah jika rasa sakit hati itu timbul dari pergerakan amoral dan non etis politik kubu tertentu. Namun jika kubu yang m e l a k u k a n k e s a l a h a n s u d a h menghaturkan permintaan maaf , mengakui kesalahannya dan kemudian berusaha mengakomodir kalangan yang

19

Wawasan

Page 22: Buletin Qolamuna Edisi-2

sakit hati, bukankah itu adalah niat yang baik yang harus diterima secara lapang dada ?

Dalam posisi semacam ini penulisan berusaha menggambarkan bahwa sebenarnya setiap kubu masing-masing te lah melakukan kesalahan dan melakukan kebenaran. Seharusnya dari fenomena ini masing-masing kubu dapat mengambil hikmahnya. Ambillah hikmah yang baik dan buanglah jauh-jauh hikmah yang buruk. Keberimbangan inilah d i h a r a p k a n d a p a t m e w u j u d k a n rekonsiliasi dalam ikatan tercinta ini. bukahkan kita telah diajarkan bahwa “boleh lah kita gontok-gontokan, gebrak-gebrak meja dalam suatu forum tapi setelah itu marilah kita kembali berjabat tangan dan berpelukkan layaknya teletabis”. Namun lagi-lagi harapan terkadang berbenturan dengan realitas yang ada, rekonsiliasi sepertinya hanyalah sebuah mimpi belaka. Pada akhirnya ikatan ini terlihat layaknya “Benang Merah Kusut Masai”.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tak

lagi muda, permasalahan kompleks secara kongkrit maupun luas telah menunggu di pelupuk mata, masihkah kita berkutat dengan hal yang membuat kita semakin terpuruk ke dalam lembah nestapa ? Ikatan ini telah berumur wahai generasi muda, terkhusus bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah cabang sleman yang mungkin selama ini merasa bahwa dirinya sebagai percontohan atau episentrum dar i berbagai Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pelosok bangsa. Ikatan ini mungkin merasa secara kualitas maupun kuantitas sudah mumpuni sehingga menimbulkan stagnasi dalam pemikiran dan gerakan layaknya “Harimau gemuk yang sulit mencari mangsa”. Jangan mudah berpuas diri karena manusia tidak diajarkan untuk berpuas diri namun bukan berarti tidak bersyukur akan tetapi lebih kepada b a g a i m a n a t i d a k b e r p u a s d i r i digarisbawahi sebagai pacuan untuk berkembang dan berkemajuan.[]

20

Wawasan

*Kabid HikmahPC IMM Kab. Sleman Periode 2013-2014

Page 23: Buletin Qolamuna Edisi-2

Siyasah

ebuah organisasi yang besar tidak

Sdapat terlepas dari pondasi awal yang kuat. Begitu pula Ahmad

Dahlan, yang mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dengan berlandaskan implementasi mengenai kajian tafsir Alquran dan Alhadits, ke dalam bentuk real untuk membentuk suatu “golongan”. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan purifikasi nilai-nilai Islam berkenaan d e n g a n t r a d i s i k e j a w e n , d a n Muhammadiyah dikenal pula sebagai gerakan tajdid penangkalan penjajahan dengan bumbu kristenisasi. Seperti diketahui bersama, ada ketimpangan yang diberikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dalam memberikan sumbangan kepada umat muslim dan umat nasrani pada masa itu. Umat nasrani diberikan sumbangan pokok sebanyak 4.000 gulden, sedangkan umat muslim hanya diberi 1.700 gulden, selain itu pendirian Rumah Sakit Bethesda dan Rumah Sakit Panti Rapih adalah salah satu gerakan Kristenisasi yang dirancang untuk tercapainya “Gospel”. Maka sebagai bentuk perlawanan dengan menggunakan gerakan tajdid, Muhammadiyah melalui terobosan dari KH. Fakhruddin (murid Ahmad Dahlan) mendirikan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tentunya terobosan tersebut tidak dapat terlepas dari peran Ahmad Dahlan, dalam membangun sistem pendidikan kepada murid-muridnya di Kauman, Kasultanan Ngayogyakar ta , seh ingga dapa t menghasilkan ulama-ulama yang memiliki bobot intelektualitas yang tinggi, salah satunya adalah KH. Fakhruddin.

Sejarah mengatakan pada permulaan

abad ke-19 Kauman merupakan kampung track model para kiyai baik didalam wilayah maupun diluar wilayah Kasultanan Ngayogyakarta pada masa itu, sebagai kampung yang memiliki kajian unggul dan referensi ulama-ulama berkelas, baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang saintifik. Namun hari ini jika mencari ulama-ulama atau bahkan kiyai sekalipun di Kauman sangat sulit untuk ditemukan. Secara spekulatif dapat d is impulkan bahwa t rad is i yang dikembangkan oleh Muhammadiyah pada masa perintisan mulai hilang, baik secara penguasaan keilmuan Alquran hingga masuk kedalam ranah tradisi gerakan Almaun, dimana kader Muhammadiyah mulai disibukkan dengan pengelolaan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) namun mengesampingkan penguatan keilmuan Alquran.

Sebaga i bas is gerakan yang mentasb ihkan d i r i da lam ranah intelektualitas, maka sudah saatnya IMM merefleksi diri sebagai bentuk penguatan arah gerakan. Perwujudan dari bagian intelektualitas dengan kajian-kajian yang dilakukan oleh IMM, haruslah berkaca pada basis gerakan Muhammadiyah pada era pendirian. Banyak kader IMM bahkan tidak tahu menahu sama sekali tentang hadits, dalil-dalil Alquran yang seharusnya wajib dimiliki oleh kader IMM itu sendiri sebagai referensi arah berpijak dalam melakukan gerakan. Hal tersebut terlihat ketika seleksi LID maupun Sekolah Politik PC IMM Sleman 2014/2015. Selain itu kader IMM juga dirasa telah melupakan k e w a j i b a n n y a s e b a g a i g e r a k a n intelektual, terlihat ketika program-

Refleksi Gerakan IntelektualSebagai Gerakan Tajdid

Anang Amiruddin Nugroho*

21

Page 24: Buletin Qolamuna Edisi-2

22

program yang dirancang justru lebih dominan dalam konteks kegiatan semata tanpa adanya follow up yang berjenjang. Kader IMM harus memetakan unsur g e r a k a n d e n g a n p o r s i 8 0 % Pengembangan Diri dan 20% Sosial. Selain ranah Intelektualitas, dalam tri kompetensi IMM juga tercantum dua poin mendasar, yakni Religiusitas dan Humanitas. Ketiga ranah tersebut harus dimiliki oleh setiap kader IMM sebagai identitas. Perlu diingat pula bahwa IMM adalah formulasi tajdid dari Persyarikatan Muhammadiyah, maka sesuai dengan tujuannya, sudah menjadi keharusan IMM untuk mewujudkan c i ta-c i ta dar i Muhammadiyah yakni mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-b e n a r n y a , m e l a l u i g e r a k a n kemahasiswaan.

Di usinya ke-51 inilah, seharusnya ikatan ini sudah menuju kearah pendewasaan, baik secara sistem maupun secara lahiriah penguatan basis gerakan. Tokoh-tokoh besar mulai bermunculan, terlihat alumni dari PC IMM Sleman banyak yang menduduki posisi penting di pemerintahan dikarenakan memang pada masanya memil ik i karakteristik yang unggul, baik dalam penguatan keilmuan hingga kemampuan dalam bersosialisasi di masyarakat, sehingga kapasistas yang dimiliki sudah tidak diragukan lagi. Tokoh-tokoh tersebut yakni Bapak Sri Purnomo (Bupati Sleman), Bapak Immawan Wahyudi (Wakil Bupati Gunung Kidul), hingga Bapak Hajriyanto Y. Thohari (Wakil Ketua MPR RI 2009-2014). Sebagai solusinya, pembeda karakteristik IMM dari organisasi kemahasiswaan yang lain, gerakan Intelektual harus diusung kembali sebagai garda terdepan, ibarat formasi sebuah tim sepakbola, maka Bidang Riset dan Pengembangan Intelektual adalah strikernya.

Sesuai dengan nama bidangnya, yakni Riset dan Pengembangan Intelektual, maka kajian-kajian yang akan dibahas tentunya adalah kajian yang dapat dikategorikan sebagai riset, dimana nantinya juga menjadi pengembangan intelektual ke arah tajdid gerakan. Permulaan kajian dapat dimulai dengan kajian tafsir Alquran untuk dipahami secara bahasa hingga tafsiran yang dapat diaplikasikan dengan memadukan unsur dan masalah kekinian. Kajian tersebut dapat berupa diskusi yang kemudian mengarah pada satu tujuan pokok, yakni gerakan tajdid. Kesimpulan dari kajian yang dikembangkan dapat melahirkan solusi keumatan IMM dalam menangkal arus globalisasi hingga kristenisasi yang semakin massif. Sistem kajian tersebut tidak terlepas dari masa kejayaan Islam pada abad pertengahan, dimana seorang Ilmuwan yang juga ulama, seperti Avicena (Ibnu Sina), Averous (Ibnu Rusyd), hingga Al-Khawarizmi.

Maka, lahirnya gerakan Intelektual sebenarnya adalah sebuah solusi ditengah gersangnya strategi dakwah yang dikembangkan, karena pangkal dari semua permasalahan tersebut adalah efek globalisasi, apalagi ditahun 2015 akhir akan dimulai AEC (Asean Economic Community). Sebuah momentum yang tepat, mengingat ciri khas IMM adalah sebagai gerakan Intelektual, maka kajian yang digelontorkan juga harus terkait. Sudah sepantasnya sebagai sebuah organisasi diwajibkan untuk memiliki sebuah produk. Apa daya organisasi apabila tidak ada yang bisa dihasilkan? Produk tersebut bisa berupa teori, sistem pengembangan diri, solusi tajdid, dan aksi nyata. Gerakan Intelektual adalah basic dasar gerakan Tajdid, sudah saatnya IMM perlu berbenah dalam menghadapi tantangan di era yang akan datang.[]

Siyasah

*Kabid HikmahPK IMM Tarbiyah Periode 2014-2015

Page 25: Buletin Qolamuna Edisi-2

23

Bejo KahonoProposal Hidup,

it’s Okay?aya yakin pastilah ada diantara

Ssahaba t semua yang ak t i f berkecimpung di dunia organisasi.

Ketika anda ingin membuat acara pastilah bikin proposal bukan? Selain untuk memperkuat kepengurusan secara t e r t u l i s , p r o p o s a l j u g a m a m p u menyakinkan para sponsorship untuk mendukung acara tersebut. Kegiatannya pun paling banter mungkin 2 hari, 3 hari, paling lama mungkin 1 minggu. Lantas pernahkah kalian berfikir? Atau terlintas dipikiran kalian? Bagaimana jika itu berjalan dalam hitungan tahun? Yupz, itu hidup kita sob!Sudahkah anda membuat proposal hidup anda? Proposal untuk masa depan anda? Proposal yang mampu menguatkan jalur yang akan anda tempuh? Dan perlu digarisbawahi, ditulis itu akan membuat kita tidak pernah lupa daripada hanya kita ingat dalam pikiran.

Mungkin ada sebagian kita yang be rguman da lam ha t i nya? Dan menertawakan ini?

Dalam hati anda mungkin akan mengatakan;

“Hahahaahaha...ini masih muda bro! Ngapain ribet-ribet ngurusin sama bahas masa depan? Ntar juga ada waktunya? Hidup ini panjang, kita belum ketemu tua!”

Apa iya hidup kita akan ketemu sampai nanti tua? Anda dapat pastikan itu? Banyak juga lho yang umurnya baru 20-an sudah dipanggil Yang Maha Kuasa? Kalau ada waktunya? Kapankah itu waktu yang tepat untuk memikirkan masa depan?

Okelah boleh, kita positif thinking! Nanti kita semua akan ketemu masa tua itu. Aamiin. Dan dari sini kalian mau berkata lagi?

“Nah..saya akan memikirkan masa depan saya nanti kalau sudah tua!”

Bro, ketika kita tua? Kita cenderung sulit untuk bergerak seproduktif seperti saat kita muda? Kecekatan kita dalam bergerak saja sudah berbeda! Masa emas kita ada saat muda! Oleh karenanya, jauh lebih baik kalau kita asah sebaik-baiknya masa muda. Make it happen now. Not tomorrow.

Atau dari kalian ada yang akan bergumam ;”Jalani saja hidup ini seperti air mengalir!”

Sudah anda tanamkan keyakinan benar-benar kalau hidup itu layaknya air mengalir? Air itu mengalir tak selamanya ke tempat yang bersih sob? Tak jarang juga mengalir ke tempat yang keruh, kubangan lumpur, selokan-selokan, ujungnya ke septic tank? Nah lho! Kalau air yang kamu ikuti itu ternyata berujung ke septic tank? Apa itu yang dinamakan hidup?

Membuat proposal hidup memang terkadang terkesan ribet bagi sebagian orang, tapi coba kita bayangkan? Jika kita punya mimpi besar untuk dicapai? Jika kita membaginya dalam bagian-bagian yang kecil, beban itu bisa dibagi secara lebih panjang sehingga terasa lebih ringan. Sepakat tidak? Atau masih binggung?

Begini deh gampangnya, Ambil contoh

Bejo Kahono*

PROPOSALPROPOSAL

Entrepeneur

Page 26: Buletin Qolamuna Edisi-2

kita tiba-tiba punya keinginan membeli mobil seharga Rp 300.000.000,- dan ingin membeli hari itu juga, tanpa persiapan keuangan sebelumnya. Jika kita berfikir menyediakan sejumlah uang itu dalam waktu itu pula, mungkin akan terasa sangat berat. Tetapi jika kita memikirkan 5 tahun yang lalu, kita menabung dalam setiap bulannya. Itu jauh lebih ringan, dan kita juga belajar dan memaknai nikmatnya bersabar. Iya atau iya?

Untuk itu, mulai dari sekarang mulai bikin proposal hidup yuks! Yang sudah punya dan bikin, tetap fokus akan apa yang ingin dicapai ya! Yang belum, tuliskan proposal hidup kalian di binder, laptop, atau ditempel di dinding kamar kalian. Proposal hidup membuat hidup kita lebih tertata guys.Beranilah untuk bermimpi besar!![]

24

Entrepeneur

*Kabid Ekonomi dan KewirausahaanPK IMM Saintek Periode 2014-2015

Owner Kakilari

Page 27: Buletin Qolamuna Edisi-2

Dinamika Ikatan

25

SLEMAN. Pimpinan Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan Darul Arqam Dasar angkatan ke-3, Rabu-Sabtu, (28-31/1/2015) di Masjid Nurul Hidayah Kayen, Depok, Sleman. Kegiatan yang mngusung tema “Meneguhkan Langkah, Mensinergikan Gerakan untuk Indonesia Berkemajuan” ini diikuti sekitar 18 kader baru. Dibuka dengan Stadium General oleh Kakanda Benni Setiawan, Pembina IMM Fishum UIN Sunan Kalijaga, dengan judul ceramah: Pemimpin, Cah Angon, dan Penggembala.

Dalam sambutannya, Ketua Umum IMM Fishum UIN Sunan Kalijaga, Fahri Aldi Wiyanto mengatakan, bahwa Darul Arqam Dasar adalah sebuah perkaderan utama tingkat pertama, dari tiga tingkat perkaderan. Dan merupakan prasyarat bagi calon pimpinan IMM tingkat komisariat. Fahri juga berharap agar kader IMM Fishum, selain memiliki kompetensi sesuai dengan bidang ilmu sosial, juga memiliki jiwa pemimpin di organisasi yang s e l a n j u t n y a m e n j a d i k a d e r Muhammadiyah.

Ketua Umum PC IMM Kab. Sleman, Fauzan Budi Raharjo mengatakan, melalui kegiatan Darul Arqam Dasar ini, diharapkan seluruh kader IMM Fishum memil ik i kompetensi re l ig iusi tas, intelektualitas, serta humanitas yang tinggi. Ketiga kompetensi tersebut merupakan bentuk karakter dan kepribadian setiap kader IMM untuk mencapai kualifikasi kader IMM yang mempunyai wawasan tingkat komisariat dan cabang, internalisasi ideologi

Muhammadiyah serta dasar-dasar Islam.Pemater i dan narasumber yang didatangkan adalah mereka yang berkompeten dalam bidangnya, antara lain: Dr.Phil. Ahmad-Norma Permata, M.A., Deny Al-Asy'arie, S.H.I. M.A., Achmad Affandi, S.Ag, Hendro Sucipto, S.Th.I, Ariful Amar, S.Pd., M. Habibi Miftakhul Marwa, S.H.I. dan lain-lain.(Ak/Pc)

DAD Fishum Angkatan ke-3*Dokumentasi IMM Fishum

Kegiatan Komisariat/CabangINGIN DIMUAT di Buletin QOLAMUNA?

Redaksi Buletin Qolamunamenerima tulisan kegiatan

Komisariat/Cabang di RubrikDinamika Ikatan sebagai

penyambung tali silaturahim. Kirimkan berita kegiatan

melalui email: [email protected]

Page 28: Buletin Qolamuna Edisi-2

Dinamika Ikatan

SLEMAN. PK IMM Syari'ah dan Hukum (IMM Syarkum) menyelenggakan Sekolah Kader pada Jum'at-Ahad, (6-8/2/2015) di Pantia Asuhan Yatim Piatu dan Dhu'afa M u h a m m a d i y a h P r a m b a n a n , S l e m a n . Kegiatan diikuti oleh 40 kader, baik internal PK IMM Syarkum maupun PK IMM lainnya. Dengan mengusung t e m a , ” M e n g u s a h a k a n Terbentuknya Pribadi Kader sebagai Gerakan Intelektual Profetik dalam Penguatan I d e o l o g i G e r a k a n ” , diharapkan mampu membentuk dan menguatkan jati diri kader terhadap ideologi IMM seperti berani tampil di b e r p e n d a p a t , m u m p u n i d a l a m kepenulisan serta paham akan ideologi gerakan. “Sekolah kader ini memang diadakan untuk penguatan kader IMM yang kelak akan menduduki kursi di Pimpinan Komisariat.

Berbeda dengan konsep pada Darul Arqom Dasar pada umumnya, Sekolah k a d e r l e b i h m e n e k a n k a n p a d a pendalaman materi Ideologi dengan m e n d a t a n g k a n p e m a t e r i y a n g berkompeten. Seperti, Immawan Zamzam Muhammad Fuad (Kader Intelektual Muda IMM Jateng) menyampaikan materi Identitas IMM; Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah) mengisi materi Tajdid Muhammadiyah Abad ke-2. Materi Khittah Perjuangan dibawakan oleh Kakanda Deni

A l A s y ' a r i , S . A I , M A ( S u a r a Muhammadiyah); serta materi Peran IMM sebagai Ortonom Muhammadiyah disampaikan kader terbaik IMM Syarkum, Kakanda Khoirul Anwar, S.HI (DPD IMM DIY). Sekolah Kader ini juga membahas Rancangan Tindak Lanjut (RTL) dan evaluasi masing-masing komisariat. Sedangkan, khusus ex-DAD Al-Fatih, melakukan evaluasi dan pembahasan follow up.(Rf/Sy)

Sekolah Kader IMM Syarkum*Dokumentasi IMM Syarkum

26

Agenda Komisariatterdekat

MUSYAWARAH KOMISARIATSyari’ah dan Hukum

21-22 Maret 2015

Page 29: Buletin Qolamuna Edisi-2

Dinamika Ikatan

dan di tempat Kakanda Pradana Boy belajar yang mayoritasnya adalah non muslim, justru ditemukan nilai-nilai keislaman tumbuh dan mengejawantah pada perilaku sehari-hari. Hal ini menjadi cermin bagi kita yang tinggal di negeri muslim, apakah kita sudah menjadi muslim sejati, atau sebatas simbol Islam?”, demikian diuraikan oleh Muhammad Ridha Basri, mewakili panitia.Prosesi kegiatan bedah buku ini dibuka langsung oleh Ketua PC. IMM Sleman, Kakanda Fauzan Budi Raharjo. Kakanda Fauzan menyampaikan harapan supaya kegiatan keilmuan seperti ini rutin dilaksanakan oleh Pimpinan Komisariat IMM lainnya. Ia menambahkan bahwa kader IMM harus selalu unggul dan berbeda dengan kader-kader pergerakan mahasiswa lainnya. “Salah satu pembeda kader IMM dengan kader dari organisasi lainnya adalah terletak pada trikompetensi dasar, berupa unggul dalam ranah in te lek tua l i tas , re l ig ius i tas , dan humanitas”, ungkap alumni PK. IMM Ushuluddin ini yang disambut tepuk tangan seisi ruangan.

Acara bedah buku Bulan Sabit di Kota Vientiane ini dipandu oleh Immawan Fikri Fakrurrizal, yang juga menjabat sebagai ketua PK. IMM Dakwah UIN Sunan Kalijaga. Sebagai pembicara utama, Kakanda Pradana Boy memula i bahasannya dengan mengajak para generasi muda untuk membudayakan menul is . D ikatakannya, “Jangan meremehkan tradisi menulis, termasuk menulis cacatan perjalanan.” Menurutnya, tradisi menulis ini sudah dimulai sejak zaman Ibnu Batutah, Marco Polo, dan

27

SLEMAN. Bertempat di teatr ikal perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Sabtu (20/12/2014), Komisariat IMM Ushuluddin dan Dakwah menyelenggarakan bedah buku berjudul,“Bulan Sabit di Kota Vientiane”, karya Kakanda Pradana Boy ZTF. Buku yang mendokumentasikan catatan perjalanan penulis di tujuh negara itu, dibedah oleh Ibunda Dr. Alimatul Qibtiyah, Ph.D, dan Ayahanda Saptoni, MA, serta Kakanda Pradana Boy ZTF. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur dan Staf Penerbit Samudera Biru Yogyakarta, Kakanda Miftakhul Huda, Ketua PC. IMM Sleman, Immawan Fauzan Budi Raharjo, Ketua PK IMM Se-Sleman serta para tamu undangan lainnya.

Ketua Panitia, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini urgen untuk diselenggarakan, mengingat buku tersebut baru diterbitkan pada bulan November yang l a l u . Buku i n i mengandung banyak inspirasi dan renungan. “Misalnya dalam sebuah cuplikan buku ini penulis menggugah kita tentang rutinitas keislaman kita selama ini. Fenomena yang ditemukan di dunia barat

PK IMM Ushuluddin dan DakwahAdakan Bedah Buku

*Dokumentasi PC IMM Sleman

Page 30: Buletin Qolamuna Edisi-2

para penjelajar lainnya. dengan adanya cacatan perjalanan inilah, generasi selanjutnya bisa mengetahui banyak hal dan belajar dari sejarah.

Pembicara kedua, Ibunda Alimatu Qibtiyah, memaparkan pengalaman-pengalaman unik yang beliau dapatkan dari kunjungannya di 13 negara. Ibunda Alim yang saat ini mengabdikan diri sebagai aktivis feminis ini mengajak para peserta yang hadir untuk lebih membuka mata dan berwawasan internasional. Era

Dinamika Ikatan

SLEMAN. Siang itu, tepatnya pada Senin, (16/02/2015), Komisariat Ushuluddin bersama perwakilan PC. IMM Sleman m e n g u n j u n g i s a l a h s a t u t o k o h Muhammadiyah dan menjadi pembina PK. IMM Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. Banyak wawasan dan pengalaman yang diperoleh dari silaturahim kali ini. Sosok Ayahanda yang low profile, ternyata memiliki segudang prestasi di bidang organisasi dan ranah akademik. Beliau pernah menduduki beberapa jabatan stuktural di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Pemuda Muhammadiyah (PM). Ayahanda juga menguasai banyak b a h a s a a s i n g . K e g i g i h a n d a n kesungguhannya menempa diri di usia muda, mengantarkan beliau untuk kuliah di luar negeri dengan modal bahasa Inggris, Arab, Perancis, dan Persia y xbcc ang beliau kuasai dengan lancar.

Ayahanda sempa t be rpesan , seharusnya organisasi tidak menghampat prestasi akademis. "IMM hendaknya menjadi wadah untuk melejitkan potensi para kader. Manfaatkan apa saja yang ada di wadah i tu untuk memperoleh

globalisasi menuntut kita untuk tidak terkekang dengan norma-norma agama yang mungkin relevan di masa klasik. Salah satu cara membuka wawasan adalah dengan belajar dari siapa saja, termasuk ke Eropa, dan negara-negara barat lainnya. Beliau mengisahkan plus-minus belajar di luar negeri. Salah satu pengalaman paling mengesankan adalah ketika beliau perjuangan menjalani ujian tesis dan disertasi dalam keadaan hamil tua.(Rdh/Uy)

PK IMM USHULUDDIN SILATURAHIM KE AYAHANDA ASROFIE

*Dokumentasi IMM Ushuluddinkemanfaa t a n y a n g sebesar-besarnya . D i s a n a h a r u s dibangun suasana kompetisi dalam kebaikan secara fair. Harus diciptakan kultur keilmuan dan pengembangan diri secara c o n t i n u . D i u p a y a k a n s u a s a n a keterbukaan dan saling berbagi jaringan, bertukar informasi, wawasan, ilmu, pengalaman, dan hal lainnya." Demikian diantara wejangan dari penerjemah buku-buku karya Mitsuo Nakamura ini dalam acara kunjungan ke kediaman beliau di Kota Gede, Yogyakarta. Ust. Yusron Asrofie merupakan satu diantara alumni kader IPM dan PM yang telah merasakan atmosfer berorganisasi di ortom Muhammadiyah. Hingga mengantarkan beliau mencapai puncak karir di ranah akademik, pekerjaan, dan organisasi. (Rdh/Uy)

28

Page 31: Buletin Qolamuna Edisi-2

Dinamika Ikatan

JOGJA. Pimpinan Komisariat IMM Kecamatan Depo mengadakan Kajian The True Love Rain yang bertemakan “Menebar Cita Menggugah Taqwa”, Sabtu (14/02/2015) di Aula PWM DIY. Ini merupakan kegiatan akbar pertama kalinya yang diadakan oleh komisariat tersebut setelah hampir satu tahun didirikannya PK IMM Kecamatan Depok.Kegiatan ini merupakan kajian cinta yang diselenggarakan untuk semua kader IMM Sleman khususnya dan umumnya untuk semua remaja yang ada di Yogyakarta yang bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembalikan rasa cinta pemuda kepada cinta yang hakiki bukan dalam rangka memperingati hari kasih sayang yang biasa disebut Valentine Day. Acara ini dihadiri sebanyak 58 peserta. Pembicara kajian ini adalah Ustadz Sus Budhiarto yang merupakan Dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Budaya Universitas Islam Indonesia.

Acara ini dimulai pukul 20.30 WIB yang dipandu oleh pembawa acara yang dibantu dari kader PK IMM Tarbiyah dengan diawali pembukaan, kemudian pembacaan kalam Ilahi oleh Santri Muallimin kemudian baru acara inti yang dipandu oleh moderator yaitu Immawan Achsanul. Dari moderatornya sendiri sangat bersemangat dan menarik dalam m e m a n d u a c a r a i n i s e h i n g g a menumbuhkan gairah seluruh peserta.

Saat memasuki acara inti dimulai, Ustadz Sus memulai dengan interaksi antara Beliau dengan audince dengan cara memberikan pertanyaan apa itu Cinta dengan menuliskan pada kertas. Pertanyaan ini dijawab oleh perwakilan dari peserta putra yaitu Immawan Hasbul

Syarief dan peserta putri yaitu Immawati Lestari Ayu.

Ust Sus Budhiarto menyampaiakan bahwa ketika pemuda dan pemudi zaman sekarang yang sering dilanda kegalauan kenapa mereka lebih menceritakan dan mencurahkan kepada teman daripada Allah SWT karena teman ini ada wujudnya dan jawabannya itu disampaikan secara konkrit, sedangkan Allah memberikan jawabannya secara absurd dan tidak langsung. Selain itu kita sendiri sebelum menjawab semua kegelisahan kita tentang pertanyaan yang ada dalam benak kita, seharusnya jawaban itu sudah ada dalam pikiran kita akan tetapi kita memerlukan cerminan diri dari jawaban orang lain. (Ela/Dpy)

Kajian Cinta IMM Depok*Dokumentasi IMM Kec. Depok

29

DARUL ARQOM DASARKOMISARIAT UII-DEPOK

24-26 April 2015Coming Soon

Page 32: Buletin Qolamuna Edisi-2

BANTUL. PK IMM Dakwah kembali melakukan silaturahmi ke kediaman Ayahanda Saptoni, Jum'at (6/2/2015). Setelah sempat tersesat sedikit, akhirnya kami sampai juga di kediaman Ayahanda Saptoni, Jl. Imogiri Timur. Seperti biasa, telah menjadi tradisi di PK IMM Dakwah melakukan silaturahmi ke dosen kader Muhammadiyah maupun alumni IMM.Di kediamannya yang sederhana ini, kami diterima di teras beralaskan tikar. Suasana

Dinamika Ikatan

outdoor sangat pas untuk menghabiskan malam itu. Hadir bersama kami, Fauzan Budi, Ketua Umum PC IMM Sleman, dan Agung Budi, sekretarisnya yang juga alumni IMM Dakwah. “Gimana kabar mas?apa agenda terdekat?,” pertanyaan Ayahanda membuka malam itu. Obrolan saling

melintas ketika itu. Mulai soal pengalaman pria asal Ngawi tersebut di IMM Sleman, hingga canda-tawa yang menjadi pemanis malam itu.Meski tanpa tujuan khusus, sowan kali ini tentu memberi kesan. Meningkatkan semangat ber-IMM kami. Bukankah itu esensi silaturahmi?Tulus dan tanpa embel-embel kepentingan. (Fky/Dy)

IMM DakwahJalin Silaturahmi

*Dokumentasi IMM Dakwah

JOGJA. Ahad, (22/2/2015) PC IMM Sleman berkunjung ke salah satu radio komunitas di Yogyakarta, yakni Saka FM. Radio ini terletak dalam satu kompleks cagar budaya, Masjid Gedhe Kauman. Dengan memanfaatkan frekuensi gelombang FM 107,7 Mhz dan streaming online mampu menghantarkan syiar Islam khususnya secara luas. Seperti apa yang diungkapkan Gatot, pimpinan Radio Saka FM, bahwa radio sengaja dirintis untuk memperluas syiar

Islam masjid Gedhe akibat bangunan kota Jogja yang menghambat syiar Masjid Gedhe.”Kalau dulu, Masjid Gedhe suaranya bisa dijangkau jauh, berhubung sekarang banyak bangunan dan polusi, makanya dari Takmir menginisiatifkan

Kunjungan keSAKA FM

*Dokumentasi PC IMM Sleman

30

Page 33: Buletin Qolamuna Edisi-2

untuk membuat media, nah jadilah radio ini.”ujarnya

Kunjungan ini merupakan kunjungan kedua, setelah beberapa waktu sempat berkunjung ke Suara Muhammadiyah. Dengan tujuan, agar belajar bermedia serta menyalurkan minat dan bakat bagi kader IMM Sleman yang tertarik dalam bidang Jurnalistik maupun Broadcasting pada khususnya. Dalam kunjungannya

SLEMAN. Bidang Riset dan Keilmuan Pimpinan Cabang IMM Kabupaten Sleman mengadakan si laturrahmi keilmuan bersama bidang keilmuan Cabang BSKM, Selasa (10/2/2015) di kantor Pimpinan Cabang IMM Sleman. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 kader PC IMM Kab. Sleman dan 4 orang dari PC IMM BSKM. Hal ini dilakukan guna menjalin komunikasi serta memperkuat jaringan intelektual se kabupaten Sleman. Kegiatan ini berangkat dari i'tikad baik antar kedua PC yang menghendaki adanya kultur keilmuan yang kondusif dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kekinian, maka perlu ada gagasan terkait keilmuan bagi para kader. Adapun hasil yang diperoleh yaitu adanya kerja sama, tukar pikiran serta keterlibatan kegiatan keilmuan masing-masing PC seperti diskusi rutin, pengembangan bahasa asing, serta meningkatkan budaya menulis para kader.

Selain dengan Cabang BSKM Bidang RPK Cabang IMM Sleman, juga mengadakan silaturrahmi keilmuan pada tanggal 23 Januari 2015 dengan kakanda Deni Asyary salah satu alumni IMM Sleman yang sekarang sukses di majalah S u a r a M u h a m m a d i y a h . A c a r a

Dinamika Ikatan

pula, kader IMM Sleman disambut hangat oleh pihak manajemen radio. Sejenak, juga mengikuti kegiatan Pelatihan Kepenyiaran dari Radio Saka FM yang biasa diagendakan setiap hari Ahad-nya. Pihak Saka FM sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar di dunia kepenyiaran. Termasuk dalam kerjasama publikasi kegiatan di IMM. (Mar/Pc)

berlangsung di Kantor Majalah SM, silaturrahim yang dihadiri oleh 8 orang k a d e r I M M S l e m a n i n i k a m i mengungkapkan akan menerbitkan kembali majalah Kibar yang dulu pernah di terbitkan pada masa kepengurusan Deny Asy’ari. Beliau berpesan agar kader IMM selalu menjaga kultur keilmuan di IMM Sleman dengan mengadakan Diskusi, Membaca buku, menulis dan Membangun Jaringan hal ini penting untuk bekal dimasa akan datang.

Maka, setelah adanya RTP untuk mewujudkan internalisasi kultur keilmuan di IMM Sleman, Bidang RPK mengadakan Sekolah Menulis Jurnalistik dengan Kakanda Benni Setiawan setiap seminggu sekali dan Diskusi Keilmuan tentang Pemikiran Sosial Barat dan Pemikiran Islam dengan Kakanda Fauzi Islah setiap Dua Minggu sekali bertempat di Kantor Pimpinan Cabang IMM Sleman.(Hsb/Pc)

31

Geliat Bidang RPK PC IMM Sleman

*Dokumentasi PC IMM Sleman

Page 34: Buletin Qolamuna Edisi-2

32

Catatan

DEWAN PIMPINAN PUSATIKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

PERIODE KE PERIODE

Anggun dalam Moral,Unggul dalam Intelektual

Jayalah IMM,Abadi Perjuanganmu

Page 35: Buletin Qolamuna Edisi-2

33

Sastra

intik air membasahi bumi RJogjakarta. Kala itu musim penghujan tiba, deras mengguyur

tanpa ada belas kasih. Sepintas lalu lalang kendaraan berhenti sejenak untuk menepi. Tak sedikit pula rela menerjang hamparan air, entah karena terdesak atau sekedar bermain-main. Segelintir orang tampak menepikan kendaraanya. Tepat di sudut bangunan tua yang sudah tak terpakai. Salah satu diantaranya tengah sibuk membereskan beberapa kertas lusuh bertuliskan kata-kata. Dengan harapan, kata-kata tersebut kelak mendapat perhatian petinggi untuk merubah keadaan negeri ini. Baginya, kata-kata ini berarti penting, tidak untuk dirinya tetapi juga saudara sebangsanya. Sesekali ia mengepakkan kertas yang basah akibat hujan. Pakaian lusuh yang ia kenakan tak luput untuk sekedar mengeringkan kata-kata sakral bak suara Tuhan.

Sebut saja Rosikin. Meski usia sudah udzhur dan sudah bau tanah, ia tetap terus menggelontorkan semangat hidup. Badannya yang kurus, sandangannya tampak usang dipenuhi bercak coklat. Harap maklum, seharian ini ia berkeliling kota meneriakkan panji-panji revolusi. Sebelum hujan tiba. Dengan wajah pucat, sambil mengusap, ia terus membayangkan bagaimana kaum tertindas bisa bangkit melawan kebijakan kepentingan. Sedangkan para borjuis bersuka cita menikmati hasil kekayaan dan kekuasaan. Meski orang lain akan menganggap demikian seperti ilusi, tapi tidak baginya ia tetap berpikir dan memilih jalan mengarungi jalan terjal

yang sesungguhnya belum tentu mendapat hasil. Bergumamlah ia dalam hatinya, ”Setidaknya aku sudah berjanji untuk menyerahkan sepenuhnya jiwa raga ini untukmu bangsaku. Sekalipun, harus melewati deburan ombak yang ganas ku harus tetap menahan derasan air yang keras.”gumamnya

Selang beberapa waktu, hujan masih tetap mengguyur. Hanya saja, kali ini rintik-rintik masih tetap bersiteguh seakan tak mau hengkang dari wilayah ini. Beberapa diantaranya mulai berani keluar dari sangkar hujan. Sedangkan Rosikin masih sibuk berdebat dalam naungan diri, perlu tidaklah menerjang lautan air. Tentu, jika ia nekat coretan yang telah ia buat dengan jerih payahnya akan kembali terkotori. Belum lagi, pakaian yang ia kenakan hanyalah satu-satunya yang bersih. Bahkan ia selalu terpikir akan rumah. Ingin rasanya segera kembali ke rumah. Desus-desus itu selalu menghantui, apalagi di saat cuaca seperti ini. Tentu, anak istri akan mencari dan sibuk menalangi deretan ember-ember akibat titik-titik lubang dari dinding atap.

Seorang aktivis sekalipun akan berpandangan demikian. Keresahan yang t iada u jung pangka lnya . Masalahnya, pengrobanan mana yang akan dia ambil. Nyawapun bisa menjadi taruhan. Pengorbanan harus dikobarkan tanpa memandang itu penting atau tidak bagi keuntungan pribadi. Begitulah gambaran catatan seorang aktivis masa lalu. Relevankah untuk saat ini? Barangkali, pemandangan tersebut berbeda, acapkali bertolakbelakang.

Rintihan PerlawananAris Budi Sinudarsono*

Page 36: Buletin Qolamuna Edisi-2

34

Sastra“Memilih jalan banyak pilihan,

menjadi seorang aktivis tidak mudah. Beban moral ada di pundak, meski amanah ini sering diabaikan oleh sebagian besar orang, bahkan untuk mereka kaum terpelajar.”rintihnya dalam hati

Aktivis terpelajar atau pun bukan, bukan menjadi persoalan. Tanggung jawab tetap ada pada setiap nadi manusia. Menggerakan diri melawan pen i ndasan , k ekuasaan , a t au kepentingan. Adalah hal utama yang mutlak untuk dikerjakan. Bukan didiamkan. Sungguh beban amanat yang besar, lebih besar dari tanggungjawab perseorangan atau kelompok. Karena

Wahai simpul yang lemahHanya kekosongan dibalik berbagai titahPerisai pena telah merembeskan tintaTak ayal seakan perjuangan kehabisan cinta

Wahai simpul yang melemahkanSinar mata itu buta akan pandanganKepercayaan itu lumpuh akan segala upayaPengkhianatan itu melengkapi murka sang surya

Wahai simpul yang lemahSuara kebesaran diteriakkan dengan gagahBermahkotakan suara hati yang patahTanpa daya merangkak kehilangan arah

menyangkut kemaslahatan umat manusia.

Ia kemudian memberanikan diri berdiri mengayuhkan sepeda tua yang sudah rapuh, tapi tak serapuh dirinya. Jati diri kuat tertanam dalam diri. Berkeliling, hilir mudik ditemani rintik hujan, ia terus berjalan menyuarakan aspirasi. Biarkan hujan ini menjadi saksi bisu akan perjuangan yang dilakoninya. Kembali ia berharap, kelak hujan bisa membawa pesan, membawa kabar baik bagi negeri. Ibarat pesan suci yang harus segera disampaikan kepada leluhur-lelehurnya untuk memperbaiki segala keinginan hamba-Nya.[]

Wahai simpul yang melemahkanMalam yang damai belum tentu menenangkanJurangnya berhiaskan badai kemunafikanJutaan gugusan semakin miskin untuk berjaya

Wahai simpul yang lemah lagi melemahkanBerandai-andai dengan cahaya yang membiaskanBerangan-angan dengan sinar matahari keadilanBerdalih demi kesempurnaan sang surya

Tujuanmu tidak akan menyempurnakan sang surya...Semboyanmu tidak akan menyempurnakan sang surya...Trilogimu tidak akan menyempurnakan sang surya...Kompetensimu tidak akan menyempurnakan sang surya...Identitasmu tidak akan menyempurnakan sang surya...Penegasanmu tidak akan menyempurnakan sang surya...Nilai dasarmu tidak akan menyempurnakan sang surya...Ikatanmu... jika lemah tidak akan menyempurnakan sang surya...

Simpul yang Kuatoleh: Immawan Muhammad Masrur Rum

Ketua PK IMM Syari’ah dan Hukum

*Kabid Media, Komunikasi dan InformasiPC IMM Kab. Sleman 2014-2015

Page 37: Buletin Qolamuna Edisi-2

35

Forum Alumni

alimat Pramoedya Ananta Toer

Kdiatas menyiratkan betapa mahal dan berharganya masa muda.

Karena masa muda selain masa-masa dimana fisik masih segar dan kuat, juga potensi fikiran dan jiwa pemberontak yang masih bergelora bersemayam.

Pada tahun 1968, seorang Marxist dari Belgia, Ernest Mandel berbicara di perguruan tinggi Amerika Serikat dan Kanada, dari Harvard ke Berkeley dan dari Montreal ke Vancouver. Lebih dari 600 orang yang kesemuannya adalah anak muda dari kalangan mahasiswa memadati Education Auditorium di New York University pada tanggal 21 September 1968 untuk menghadi r i "Maje l is Internasional Gerakan Mahasiswa Revolusioner".

Pidato Mandel saat itu menjadi perdebatan serius dan menjadi polemik yang sangat hebat di kalangan mahasiswa terkait kecenderungan "aktivisme" dan "spontanisme". Menurutnya mahasiswa memiliki kewajiban menerjemahkan pengetahuan teoretis, yang mereka peroleh di universitas, ke dalam kritik-kritik yang rad ika l te rhadap keadaan masyarakat sekarang dan tentunya relevan dengan kepentingan hajat hidup kaum proletariat. Mahasiswa harus berada di garda terdepan dalam universitas dan di balik itu untuk kemakmuran bersama. Apa yang dilakukan oleh Ernest Mandel membangkitkan gerakan intelektualisme dan aktivisme di Eropa saat itu.

Tindakan yang dilakukan oleh Ernest

Mandel, tidak begitu saja mengalir tanpa sebuah pengkondisian. Dimasa mudanya dia menempa diri dan dia menularkan virus revolusioner ke darah kaum muda. Bentuk penempaan diri ini identik dengan budaya diskusi, aksi dan advokasi. Diskusi merupakan tonggak intelektualisme sebagai akar gerakan. Aksi merupakan terjemahan dari gagasan intelektual. Adapun advokasi adalah bunga dan buah dari kesalehan sosial. Hal inilah yang melatarbelakangi gerakan yang dilakukan oleh Ernest Mandel.

Dalam kontek ke-Indonesiaan, Gerakan mahas iswa merupakan komponen penting sejarah bangsa. Tenggok gerakan ditahun 1965, 1971 dan 1998. Ia telah menjelma menjadi berbagai bentuk kritik sosial terhadap status quo. Dan untuk itulah IMM berdiri tanggal 14 Maret 1964.

Mengembalikan ruh aktivisme dan Intelektualisme

Latar belakang berdirinya IMM tidak lepas dari kondisi sosial kemasyarakatan waktu itu. Adanya IMM benar benar karena kebutuhan. Terutama mahasiswa yang m e m p u n y a i k e d e k a t a n d e n g a n Muhammadiyah. Kalau sebelumnya m a h a s i s w a M u h a m m a d i y a h beraktualisasi di organ lain, dengan adanya IMM maka perkaderan bisa lebih sistematis guna mengangkat kaum mustadzafin ketempat yang selayaknya.

Dalam usianya yang mencapai lebih setengah abad, IMM dan gerakan

Mengembalikan RuhIntelektualisme dan Aktivisme

Anang Masduki*

Page 38: Buletin Qolamuna Edisi-2

mahasiswa lain seolah kehilangan arah. Ketiadaan rezim otoriter yang menjadi basis perlawanan membuatnya terbuai dalam bayang mimpi.

Soe Hoek Gie, Ahmad Wahib, Amien Rais adalah sosok poros gerakan mahasiswa yang mampu mempersatukan intelektualisme dan aktivisme. Persatuan intelektualisme dan aktivisme ini dapat dibilang pelajaran yang paling berharga dari rekaman sejarah yang diukir oleh revolusi-revolusi di belahan dunia termasuk di Indonesia. Tradisi historis yang mengandung gagasan ini dimulai dari Babeuf melalui Hegel dan sampai ke Marx.

Disinilah seharusnya IMM mengambil posisi. Mengembalikan nilai atau ruh intelektualisme menjadi aktivisme. Sehingga pembebasan manusia gerakan IMM dalam konteks kekinian (pasca reformasi) harus diarahkan pada usaha yang sadar untuk merombak tatanan masyarakat, untuk mengatasi sebuah keadaan di mana manusia didominasi oleh kekuatan ekonomi pasar yang buta dan mulai menggurat nasib dengan tangannya sendiri. Aksi pembebasan yang sadar ini tidak dapat dijalankan secara efektif, dan tentunya tidak dapat berhasil, jika orang belum menyadar i dan mengenal lingkungan sosial tempatnya hidup, mengenal kekuatan sosial yang harus dihadapinya, dan kondisi sosial ekonomi yang umum dari gerakan pembebasan itu sendiri.

IMM di Masa DepanZona nyaman, seharusnya menjadikan

IMM berusaha lebih keras. Tawaran yang bisa diberikan IMM kepada kadernya tentu harus mengacu pada intelektualisme dan aktivisme. Maka dari itu, saatnya IMM membuat grand design yang futuristik dengan perspektif multidimensional. Sebuah patokan target agar tidak mudah terombang ambing maraknya tren gerakan lain yang sedang bergema.

S y a r a t n y a , m a h a s i s w a y a n g t e r g a b u n g d a l a m I M M h a r u s meningkatkan kualitas diri sehingga mampu membangun kualitas moral dan intelektual. Mampu bertindak, tidak sekedar taktis namun juga strategis dalam merespon perkembangan sosial yang terjadi. Hasil akhir yang ingin dicapai ada la lah IMM b isa membangun keunggulan dalam tiga hal, yaitu keunggulan personal, keunggulan sistem dan keunggulan institusional.

Setiap bentuk intelektualisme yang tidak diuji melalui aktivisme bukan intelektualisme yang sahih, dan dengan sendirinya menjadi teori yang tidak berguna dari sudut pandang pembebasan manusia. Hanya melalui usaha terus menerus memajukan keduanya pada saat b e r s a m a a n , m a k a k e s a t u a n intelektualisme dan aktivisme dapat d imantapkan, seh ingga gerakan revolusioner IMM tersebut, apapun asal usul maupun tujuan sosialnya, dapat mencapai hasilnya. Salam revolusi.[]

Forum Alumni

*Dosen Universitas Ahmad Dahlan Mantan Ketua DPD IMM DIY Periode 2008-2010

36

Kunjungi blog IMM SLEMANhttp://pcimmsleman.blogspot.com/

Page 39: Buletin Qolamuna Edisi-2

Pusat Cetak PIN Pusat Cetak PIN Pusat Cetak PIN tanpa minimal order...!!!tanpa minimal order...!!!tanpa minimal order...!!!

Desain SUka-Suka | Bebas semaumu....Desain SUka-Suka | Bebas semaumu....Desain SUka-Suka | Bebas semaumu....

Botol Minum Sport|Puzzle|Asbak|Mug|Gantungan Kunci/hp/boneka/cermin dll...

Kami BANGGA telah menyelesaikan orderan dari: -Kementrian Kehutanan-Pengadilan Banjarnegara-INDOSAT

-Hotel ZODIAK-IFRAME Multimedia-Mr. Teto

-BEM UGM/UII/UNY/UIN/UAD/UMY/dll-ORGANISASI IMM / HMI /PMII/dll-Dan masih Banyak lagi....,

Rp1300,-Rp1300,-Rp1300,-***

PIN PENITIPIN PENITIPIN PENITIukuran: 4,4cmukuran: 4,4cmukuran: 4,4cm

1-291-291-29 30-9930-9930-99 >99>99>99 BanyakBanyakNEGONEGO

BanyakNEGO220022002200 145014501450 130013001300

Harga Mulai dari..,

masih bisamasih bisamasih bisaNEGONEGONEGObahan hitambahan hitambahan hitam

Langsung Order: telp/SMS/WA: 0838-4077-7779pin BB: 7d63e083

PUNYA USAHA, INGIN EKSIS DAN LARIS?

Iklankan di Buletin QolamunaTerbit setiap 2 bulan sekali!

Harga Terjangkau, Ratusan Mata Menjangkau

Hubungi SegeraBagian Pemasaran dan Periklanan

0856-4357-3866(Bejo Kahono)

Page 40: Buletin Qolamuna Edisi-2