Transcript
Page 1: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

Pembentukan Senyawa Fenolik dan Fitoaleksin

“Makalah”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi tumbuhan

Disusun Oleh :

Erik Herdiyansyah

Lia Aidah Y

Ratih Rahmita

Yeni Nur Aeni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2011

1

Page 2: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

Kata Pengantar

Fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik

memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi (OH-) dan gugus-gugus lain

penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa

fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut sebagai polifenol.

Fenol biasanya dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada kerangka

penyusunnya. Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid, yang merupakan

senyawa yang secara umum dapat ditemukan pada semua jenis tumbuhan.

Senyawa fenolik sebagai antioksidan mampu menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi

kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai

dari pembentukan radikal bebas. Fenolik merupakan senyawa yang memiliki kemampuan

untuk merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai antiradikal bebas. Penelitian

ini dilakukan untuk melihat korelasi antara kadar fenolik total terhadap aktivitas penangkap

radikal ekstrak etanol daun

Fitoaleksin adalah zat toksin yang dihasilkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup hanya

setelah dirangsang oleh berbagai mikroorganisme patogenik atau oleh kerusakan mekanis dan

kimia.

2

Page 3: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………i

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………………………………………….4B. Tujuan …………………………………………………………………………..4

BAB II Pembahasan

A. Senyawa Fenolik………………………………………………………………..6a) Asam amino aromatik……………………………………………………...6b) Indole Acetat Acid ( IAA )…………………………………………………7c) Asam Shikimat dan Transinamat………………………………………….8d) Fenolik sederhana…………………………………………………………..8e) Fenil Propanoid …………………………………………………………….8

f) Asam Ferulat ……………………………………………………………….8

g) Lignin………………………………………………………………………..8h) Etil Ferulat ………………………………………………………………….9

i) Flavonoid……………………………………………………………………10

B. Senyawa Fitoaleksin……………………………………………………………11

BAB III Penutup

A. Kesimpulan …………………………………………………………………....13

B. Saran…………………………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian senyawa organic bahan alam adalah senyawa-senyawa aromatic. Senyawa-

senyawa ini tersebar luas sebagai zat warna alam yang menyebebkan warna pada

bunga. Kayu pohon tropis, bermacam-macam kepang dan lumut tersmasuk zat warna

alizarin.

Senyawa aromatic ini mengandung cincin karboaromatik yaitu cincin aromatic yang

hanya terdiri dari atom karbon seperti benzen, naftalen dan antrasen. Cincin

karboaromatik ini biasanya tersubstitusi oleh satu atau lebih gugus hidroksil atau

gugus lainnya yang ekivalen ditinjau dari segi biogenetiknya. Oleh karena into

senyawa bahan alam aromatic ini, serig disebut sebagai senyawa-senyawa fenol,

walaupun sebagian diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol

dalam keadaan bebas.

Ilmu kimia senyawa-senyawa fenol yang ditemukan di alam mengalami kemajuan

yang sangat pesat setelah berhasil menetapkan struktur dari cincin aromatic, bahkan

struktur dari beberapa senyawa fenol telah dapat ditetapkan sejak abad ke-19. Oleh

karena itu, ilmu kimia senyawa-senyawa fenol kadang-kadang dianggap sudah usang.

Akan tetapi topic-topik menarik mengenai senyawa-senyawa itu terus menerus

muncul dengan adanya penemuan-penemuan baru. Dengan demikian senyawa-

senyawa fenol dapat dianggap sebagai cabang dari ilmu kimia bahan alam yang terus

berkembang, seperti halnya terpenoida, dan steroida.

Sifat-sifat kimia dari semua senyawa-senyawa fenol adalah sama, aakan tetapi dari

segi biogenetic senyawa-senyawa ini dapat dibedakan atas dua jenis utama, yaitu:

1. Senyawa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat

2. Senyawa fenol yang berasal dari jalur asetat-malonat

Ada juga senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur

biosentesa ini yaitu senyawa-senyawa flavonoida.

4

Page 5: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

Begitu banyak penyakit yang dapat menyerang tanaman, sehingga dapat

berdampak fatal karena dapat mengganggu varietas dari tanaman itu sendiri. Ada

berbagi alternative untuk meminimalisir itu semua. Salah satu alterntif untuk

mengendalikan penyakit pada tanaman ini yaitu dengan induksi mutasi. Mutasi dapat

di induksi secara kimia maupun fisika. Mutasi secara fisika dapat dilakukan dengan

radiasi sinar gamma, sinar UV dan sinar mengion. Induksi mutasi mutagen kimia

tergolong sangat mudah dan praktis dilakukan. Dengan mutasi ini dapat mengurangi

gejala penyakit pada tumbuhan. Perubahan faktor-faktor biokimia dalam tanaman

dapat menjadikan tanaman tahan terhadap berbagai jenis penyakit. Mekanisme paling

spesifik adalah terbentuknya fitoaleksin pada tanaman yang dihubungkan dengan

ketahanan pada tanaman terhadap serangan pathogen. Induksi ketahanan suatu

tanaman dapat dapat diidentifikasi dari terbentuknya senyawa metabolit sekunder

berupa fitoaleksin dan meningkatnya aktifitas-aktifitas enzim pertahanan seperti

peroksida, polifenol oksidasi dan fenilalaniliase. Terbentuknya fitoaleksin bukan

merupakan respon yang spesifik terhadap infeksi karena dapat juga terbentuk akibat

jaringan yang diperlukan dengan metabolit mikroorganisme, antibiotik, pestisida,

radiasi ultra violet, senyawa organic dan anorganik, luka, dan stres.

B. Tujuan

1. Mengetahui proses pembentukan senyawa fenolik dan fitoaleksin

2. Mengetahui peranan dari senyawa fenolik dan fitoaleksin

5

Page 6: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

BAB II

PEMBAHASAN

A. Senyawa Fenolik

Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang

mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus OH3.

Senyawa penolik di alam saangatr luas, mempunyai pariasi srtukrur yang luas, mudah d

temukan di semua tanaman, daun, bunga dan buah.ribuan senyawa penolik alam,telah

diketahui struktrunya antara lain Flavonoid fenol monosiklik sederhana, fenil

fropanoaid,polifenol(lignin, melain, tannin), dan quoin fenolik.

Banyak senyawa fenolik alami mengadung sekurang-kurabgnya satu gugus hidroksil dan

lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester, atau glioksida dari pada senyawa

bebesnya. Senyawa ester ,atau eter fenol tersebut memiliki kelarutan yang lebih besar

dalam air dari pada senyawa fenol dan glioksidanya. Dalam keadaan murni, senyawa

fenol berupa zat padat yang tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi akan berubah menjadi

gelap. Kelarutan fenol dalam air akan bertambah, jika gugus hidroksil makin banyak.

Senyawa fenolik memiliki aktivitas biologis yang beraneka ragam, dan banyak digunakan

dalam reaksi enzimatik oksidasi kopling sebagai substrat donor H. Reaksi oksidasi

kopling, selain membutuhkan suatu oksidator juga memerlukan adanya suatu senyawa

yang dapat mendonorkan H. Senyawa fenolik merupakan contoh ideal dari senyawa yang

mudah mendonorkan atom H.

a) Asam amino aromatik

Asan amino aromatik ini meliputi

(a) fenilalanin, yang merupakan suatu asam amino penting dan banyak terdapat pada

makanan, biasa disingkat dengan Phe atau F, yang bersama-sama dengan asam

amino tirosin (Tyr, Y) dan triptofan (Trp, W) merupakan kelompok asam amino

aromatik yang memiliki cincin benzena. Fenil alanin mempunyai gugus –R

aromatic dan tidak dapat disintesis dalam tubuh.

(b) Tirosin merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Ia memiliki satu

gugus fenol (fenil dengan satu tambahan gugus hidroksil). Bentuk yang umum

6

Page 7: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

adalah L-tirosina (S-tirosina), yang juga ditemukan dalam tiga isomer struktur:

para, meta, dan orto. Pembentukan tirosina menggunakan bahan baku fenilalanina

oleh enzim fenilalanin hidroksilase. Enzim ini hanya membuat para-tirosina. Dua

isomer yang lain terbentuk apabila terjadi "serangan" dari radikal bebas pada

kondisi oksidatif tinggi (keadaan stress). Oksidasi tirosina menghasilkan

monoiodotirosin (MIT) dan di-iodotirosin (DIT). Kombinasi dari dua molekul

DIT menghasilkan hormon tiroksin (T4), sedangkan kombinasi antara molekul

DIT dan MIT melalui proses monodeiodinasi menghasilkan hormon T3 Rumus

kimia C9H11NO3 tirosin memiliki peran kunci dalam pengaktifan beberapa enzim

tertentu melalui proses fosforilasi (membentuk fosfotirosina).

(c) Triptofan merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein yang bersifat

esensial bagi manusia. Gugus fungsional yang dimiliki triptofan, tidak dimiliki

asam-asam amino dasar lainnya. Akibatnya, triptofan menjadi prekursor banyak

senyawa biologis penting yang tersusun dalam kerangka indol. Triptofan adalah

prekursor melatonin (hormon perangsang tidur), serotonin (suatu transmiter pada

sistem saraf) dan niasin (suatu vitamin). Triptofan tidak dapat diproduksi oleh

tubuh, tetapi didapat sebagai nutrisi asupan dari proses pencernaan dengan enzim

proteolitik. Asam amino ini banyak dikandung oleh cokelat, oat, durian, mangga,

dried dates, susu, yogurt, keju, daging merah, telur, daging unggas, wijen,

chickpeas, biji bunga matahari, biji labu, spirulina, kacang. Triptofan juga

merupakan prekursor dari vitamin B3 yang menginduksi sensasi relaks dan rasa

kantuk. Rumus kimia C11H12N2O2

b) Indole Acetat Acid ( IAA )

Senyawa ini terdapat cukup banyak di ujung koleoptil tanaman kea rah cahaya. Dua

mekanisme sintesis IAA yaitu pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir dari

rantai triftopan. Enzim yang paling aktif untuk mengubah triptofan menjadi IAA

terdapat di jaringan muda seperti meristem tajuk, daun, serta buah yang sedang

tumbuh. Semua jaringan ini kandungan IAA nya paling tinggi karena disintesis

didaerah tersebut. IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hamper sama dengan di

bagian tumbuhan lainnya. IAA sangat sangat memacu pemanjangan akar pada

konsentrasi rendah. IAA adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat dalam

tanaman. IAA berperan dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu

pembesaran sel pada koleoptil atau batang

7

Page 8: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

c) Asam Shikimat dan Asam Transinamat

Asam shikimat dapat menggantikan asam amino essential fenilalanin, tirosin, dan

triptofan dalam auksotropik mutan Escherichia coli hingga menjadi zat antara dalam

serangkaian biosintesis.

Asam transinamat merupakan senyawa fenol yang dihasilkan dari lintasan asam

shikimat, dan reaksi berikutnya. Bahan dasarnya adalah fenilalanin, dan tirosin.

Turunannya berupa fitoaleksin, kumarin, lignin, dan berbagai flavonoid senyawa yang

sedikit larut dalam air.

.

d) Fenolik Sederhana

Golongan senyawa-senyawa yang termasuk fenolik sederhana antara lain meliputi

guaiakol, vanilli dan kresol. Umumnya radikal fenoksi yang terbentuk dari senyawa

golongan fenolik terhadap gugus sederhana, mengalami pengkopelan pada posisi orto

atau para terhadap gugus hidroksi fenolat3. Posisi ini lebih disukai, karena tidak

terlalu sterik sehingga memudahkan radikal lain untuk berikatan pada posisi tersebut.

e) Fenil Propanoid

Fenil propanoid merupakan senyawa fenol alam yang mempunyai cincin aromatik

dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon. Golongan fenil propanoid yang

paling tersebar luas adalah asam hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang

merupakan bangunan dasar lignin . Empat macam asam hidroksi sinamat banyak

terdapat dalam tumbuhan. Keempat senyawa tersebut yaitu asam ferulat, sinapat,

kafeat dan p-kumarat5. Radikal fenoksi dari senyawa ini umumnya mengalami

pengkopelan di posisi atom C8, membentuk struktur dengan jembatan 8-8

f) Lignan

Senyawa-senyawa golongan fenil propanoid membentuk suatu senyawa dimer dengan

struktur lignin. Senyawaan lignan memiliki struktur dasar (struktur induk) yang terdiri

dari 2 unit fenil propanoid yang tergabung melalui ikatan tertentu. Ikatan khas ini

digunakan sebagai dasar penamaan lignan6. Penggabungan 2 unit fenil propanoid

dapat pula terjadi melalui ikatan selain membentuk 8-8, yang digolongkan ke dalam

neolignan. Sedangkan jika 2 unit fenil propanoid bergabung melalui atom O, senyawa

yang terbentuk tergolong dalam oxineolignan6. salah satu zat komponen penyusun

tumbuhan. Komposisi bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin

8

Page 9: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

terutama terakumulasi pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Pada

batang, lignin berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya,

sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak

Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur kimia lignin

sangat kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatik ditemukan pada lignin,

yang saling dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon. Proses

pirolisis lignin menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol, terutama

kresolSenyawaan ini tersebar luas di dunia tumbuhan, dan banyak digunakan secara

niaga sebagai antioksidan dan sebagai komponen sinergistik dalam insektisida. Selain

itu, lignin merupakan komponen kimia yang aktif dalam tumbuhan obat tertentu7.

Salah satu senyawa golongan lignan, yaitu podophyllotoxin, diketahui dapat

menghambat tumor. Dalam pengobatan Cina, lignan banyak dipakai untuk mengobati

penyakit hepatitis dan pengobatan.

g) Asam Ferulat

Asam ferulat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat, yang memiliki

kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman. Hal ini memungkinkan untuk

dapat memberikan keuntungan yang signifikan di bidang kesehatan, karena senyawa

asam ferulat memiliki aktivitas antikanker dan antioksidan. Selain itu juga dapat

menjadi prekursor dalam pembuatan senyawa aromatik lain yang bermanfaat.

Sebagai antioksidan, asam ferulat kemungkinan menetralkan radikal bebas, seperti

spesies oksigen reaktif (ROS). ROS kemungkinan yang menyebabkan DNA rusak

dan mempercepat penuaan. Dengan studi pada hewan dan studi in vitro,

mengarahkan bahwa asam ferulat kemungkinan memiliki hubungan dengan aktivitas

antitumor perlawanan kanker payudara dan kanker hati. Asam ferulat memiliki

kemungkinan sebagai pencegah kanker yang efektif, yang disebabkan oleh paparan

senyawa karsinogenik, sepertin benzopirene dan 4-nitroquinoline 1-oksida. Namun

perlu menjadi catatan, bahwa hal itu tidak diuji coba kontrol random pada manusia,

sehingga hasilnya kemungkinan pula tidak dapat dimanfaatkan untuk manusia1. Jika

ditambahkan pada asam askorbat dan vitamin E, asam ferulat kemungkinan dapat

mengurangi stress oksidasi dan pembentukan dimer timidine dalam kulit1. Dengan

pentosan arabinoxilan dan hemiselulosa, sehingga dinding sel tidak mudah

9

Page 10: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

dihidrolisis secara enzimatis selama proses perkecambahan. Asam ferulat banyak

ditemukan dalam padi (terutama beras merah), gandum, kopi, buah apel, nanas, jeruk

dan kacang tanah. Dalam perindustrian, asam ferulat memiliki kelimpahan dan dapat

dimanfaatkan sebagai prekursor dalam pembuatan vanilli, agen perasa sintesis yang

sering digunakan dalam ekstrak vanilla alami. Asam ferulat adalah senyawa fenolik

yang dapat dihasilkan salah satunya ialah dengan reaksi kondensasi vanilli dengan

asam malonat.

h) Etil Ferulat

Etil ferulat tergolong ke dalam turunan senyawa asam hidroksi sinamat, yang

merupakan turunan dari asam ferulat dalam bentuk ester. Senyawa fenolik ini

terdistribusi secara luas pada berbagai jenis tanaman yang dapat dikonsumsi oleh

makhluk hidup. Senyawa tersebut terdapat dalam tanaman, terutama pada benih padi

dan gandum, tetapi dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, senyawa ini biasanya

disintesis dari prekursor asam ferulat7. Bentuk fisik etil ferulat berupa kristal

berwarna putih dan memiliki aktifitas sebagai antioksidan yang sangat baik

dibandingkan asam bebasnya. Etil ferulat digunakan sebagai bahan aktif dalam

pengobatan terapi untuk antihipertensi. Pada tumbuhan, asam ferulat meningkatkan

rigiditas dan kekuatan dinding sel tanaman, melalui ikatan silang

i) Flavonoid

Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenolik di samping fenol sederhana,

fenilpropanoid,dan kuinonfenolik (Harborne 1986). Sebanyak 2% dari seluruh karbon

yang difotosintesis oleh tanamandiubah menjadi flavonoid atau senyawa yang

berhubungan erat dengannya (Markham 1988). Dalamtumbuhan, aglikon flavonoid

terdapat dalam berbagai bentuk struktur. Semuanya mengandung 15 atomC dalam inti

dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin

aromatik dihubungkan oleh 3 karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin

ketiga. Cincin diberi nama A,B, dan C, atom karbon dinomori menurut sistem

penomoran yang menggunakan angka untuk cincin Adan C serta angka beraksen

untuk cincin B. Struktur umum flavonoid dapat dilihat pada Gambar 1.

10

Page 11: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

Senyawa yang termasuk kedalam golongan flavonoid diantaranya:

(a) Antosianin

Antosianin adalah pewarna alami yang berasal dari familia flavonoid yang larut

dalam air yang menimbulkan warna merah, biru, violet dan tersebar sangat luas

didunia tumbuhan. Stabilitas antosianin dipengaruhi oleh pH, radiasi sinar, logam,

reduktor oksidator dan suhu.

(b) Flavonol

flavonol adalah kelompok yang kuat, fitonutrien meningkatkan kesehatan yang dapat

ditemukan dalam buah-buahan, sayuran dan teh. Manfaat dari flavonol mengurangi

reaksi alergi dan menjaga visi Anda kuat. Meningkatkan kesehatan kulit Anda,

Menjaga darah Anda sehat, Mendukung visi sehat, Meminimalkan reaksi alergi,

B. Senyawa Fitoaleksin

Fitoaleksin adalah zat toksin yang dihasilkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup

hanya setelah dirangsang oleh berbagai mikroorganisme patogenik atau oleh kerusakan

mekanis dan kimia. Fitoaleksin dihasilkan oleh sel sehat yang berdekatan dengan sel-sel

rusak dan nekrotik sebagai jawaban terhadap zat yang berdifusi dari sel yang rusak.

Fitoaleksin terakumulasi mengelilingi jaringan nekrosis yang rentan dan resisten.

Ketahanan terjadi apabila satu jenis fitoaleksin atau lebih mencapai konsentrasi yang

cukup untuk mencegah patogen berkembang (Agrios, 1997). Beberapa fitoaleksin dikenal

sebagai agensia resistensi terhadap cendawan dan bakteri, tetapi hanya ada beberapa

contoh dari aktivitasnya terhadap nematoda. Suatu kajian resistensi pada P. scribneri

menunjukkan dalam beberapa hari setelah nematoda melakukan penetrasi ke dalam akar

kacang lima (Phaseolus lunatus), terdapat konsentrasi yang tinggi dari dua senyawa yaitu

11

Page 12: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

coumestrol dan psoralidin yang terskumulasi pada bidang nekrosis disekitar nematoda.

Pada kacang lima yang tidak terinfeksi juga mempunyai senyawa ini, tetapi

konsentrasinya rendah. Suatu kultivar kedelai yang resisten terhadap M. incognita

terakumulasi. Senyawa gliseolin di dalam akar pada jaringan stele dengan konsentrasi di

atas tingkat yang dapat mengakibatkan nematoda tidak dapat bergerak. Fitoaleksin

tersebut tidak akan mencapai tingkat yang tinggi pada kombinasi yang kompatibel antara

Meloidogyne dan tanaman kedelai yang rentan. Suatu contoh lain, tanaman kapas yang

diinokulasi dengan Meloidogyne spp., kombinasi antara kapas dan nematoda dari

resistensi yang tinggi hingga rendah. Sejumlah antibiotik (gossipal dan senyawa yang

terkait) terakumulasi di sekitar nematoda dengan konsentrasi dari tinggi hingga rendah

sesuai dengan tingkat resistensinya.

12

Page 13: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang

mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus

OH3

2. senyawa fenolik alami mengadung sekurang-kurabgnya satu gugus hidroksil dan lebih

banyak yang membentuk senyawa eter, ester, atau glioksida dari pada senyawa

bebesnya.

3. senyawa yang termasuk fenolik sederhana antara lain meliputi guaiakol, vanilli dan

kresol

4. Fenil propanoid merupakan senyawa fenol alam yang mempunyai cincin aromatik

dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon

5. Senyawaan lignan memiliki struktur dasar (struktur induk) yang terdiri dari 2 unit

fenil propanoid yang tergabung melalui ikatan tertentu

6. Asam ferulat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat, yang memiliki

kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman.

7. Fitoaleksin adalah zat toksin yang dihasilkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup

hanya setelah dirangsang oleh berbagai mikroorganisme patogenik atau oleh

kerusakan mekanis dan kimia

8. fitoaleksin pada tanaman yang dihubungkan dengan ketahanan pada tanaman agar

tahan terhadap serangan pathogen

13

Page 14: Fenolik Fitoaleksin Resveratrol

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi. Anna & F.M Titin Supriyanti. 2009. Dasar-dasar BIOKIMIA. Jakarta : UI-Press.

Anonim. 2009.hormon-iaa-asam-indol-3-asetat.html. (online).

Tersedia: www. hormon-iaa-asam-indol-3-asetat.html. [25 Oktober 2011]

Anonym. 2009.flavonoid. (online).

Tersedia: www.google/search.com. [25 Oktober 2011]

14


Recommended