Download doc - fraktur akar

Transcript

Fraktur Akar

Fraktur akar merupakan tipe fraktur yang hanya melibatkan bagian akar yaitu sementum, dentin, dan pulpa. Insidensi fraktur akar sekitar 3% dari semua trauma gigi. Fraktur akar juga disebut sebagai fraktur intraalveolus, fraktur akar horizontal dan fraktur transversal. Fraktur ini jarang terjadi dan sukar dideteksi. Secara radiografi, fraktur akar terlihat jika berkas sinar-x menembus garis fraktur. Fraktur bisa tidak terlihat jika arah berkas utama tidak sejajar atau hampir sejajar dengan garis fraktur.

Penyebab utama terjadinya fraktur akar adalah trauma fisik, faktor iatrogenik yang sering terjadi pada gigi dengan restorasi yang luas, seperti tekanan yang berlebih pada saat preparasi saluran akar, insersi pasak atau sementasi inlay. Fraktur dapat berkembang lambat yang penyebabnya adalah bruxism atau clenching, kebiasaan menggigit es atau sebagai akibat efek wedging restorasi oklusal yang luas.

Secara klinis, fraktur akar termanifestasi sebagai gigi yang goyang atau berubah letak yang disertai rasa nyeri ketika menggigit. Pada umumnya, gejalanya ringan. Jika gigi goyang, terjadi sedikit perubahan posisi pada mahkota gigi atau tidak ada sama sekali, pasien mungkin tidak mengeluhkan apa-apa dan tidak mencari perawatan. Biasanya, jika fraktur makin ke servikal, maka gigi semakin goyang dan kemungkinan terjadinya nekrosis pada segmen ini semakin besar. Klasifikasi Fraktur Akar

1. Fraktur Akar HorizontalFraktur akar horizontal/transversal merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada individu dewasa muda yang disebabkan trauma fisik pada gigi anterior. Secara umum, fraktur akar horizontal dibagi berdasarkan:

a. Posisi garis fraktur

Zona 1: Meluas dari oklusal/ujung insisal hingga ke puncak tulang alveolar.Zona 2: Meluas dari puncak tulang alveolar hingga 5 mm di bawahnya.Zona 3: Meluas dari 5 mm di bawah puncak tulang alveolar hingga apeks gigi.

Gambar 1. Fraktur akar horizontal berdasarkan posisi garis fraktur

Sumber : A Review of Root Fractureb. Berdasarkan jumlah garis fraktur yaitu fraktur akar tunggal dan ganda.c. Berdasarkan lokasi garis fraktur yaitu fraktur akar servikal, pertengahan dan apikal.d. Berdasarkan perluasannya yaitu fraktur akar sebagian dan total.e. Berdasarkan posisi fragmen korona yaitu fraktur akar not displaced dan displaced.Jumlah Garis FrakturLokasi FrakturPerluasannya Posisi fragmen korona

Gambar 2. Macam-macam fraktur akar horizontalSumber: A Review of Root Fracture. 2. Fraktur Akar VertikalMerupakan fraktur akar yang biasanya terjadi pada gigi posterior pasien usia tua karena iatrogenik. Garis fraktur meluas melalui axis panjang akar menuju apeks. Prevalensi fraktur akar vertikal adalah 2-5%.Fraktur akar vertikal diklasifikasikan berdasarkan :

a. Pemisahan fragmen Fraktur tidak lengkap (Incomplete Fracture)Dilihat dari aspek horizontal, fraktur vertikal meluas ke lateral dari dinding saluran akar ke permukaan akar dimana dapat menghasilkan fraktur yang tidak lengkap yang mengenai satu sisi akar.

Gambar 3. Fraktur incomplete pada sisi bukal dari akar mesial dari gigi molar mandibula (A) dan dari premolar akar tunggal (B). Fraktur ini terbentuk dari saluran akar ke dinding bukal.

Sumber: erin Fraktur Lengkap (Complete Fracture)Fraktur lengkap meluas dari sisi yang berlawanan dari saluran akar dan melibatkan dua permukaan akar. Gambar 4. Cross-section dari fraktur akar vertikal pada premolar maksila menunjukkan fraktur complete dari sisi bukal ke lingual (A). (B) Fraktur lengkap (complete) dari sisi bukal ke lingual dari gigi premolar maksila dengan dua saluran akar.Sumber : erinb. Posisi fraktur Fraktur Supraosseous Fraktur Supraosseous merupakan fraktur yang berakhir di atas tulang alveolar dan tidak menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal. Fraktur Intraosseous Fraktur Intraosseous merupakan fraktur yang melibatkan tulang pendukung dan menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal.Pemisahan fragmenPosisi fraktur

Gambar 5. Macam-macam fraktur akar verticalSumber : A Review of Root FractureMacam-macam Penyembuhan Fraktur Akar

1. Pembentukan jaringan keras (formation of hard tissue)Dentin terbentuk dari odontoblas dan sementum terbentuk dari jaringan periodonsium diantara celah fraktur. Ketika odontoblas mengalami trauma atau tidak ditemukan pada garis fraktur, sel baru diambil dari pulpa dan akan berubah menjadi sel seperti odontoblas (odontoblast-like cells). Terbentuk zona yang berada diatas lapisan dentin dari jaringan yang tidak mengalami mineralisasi.Gambaran radiologi dan pemeriksaan klinis : Gambaran radiografi menunjukkan garis fraktur nyata, tapi fragmennya masih berkontak dekat. Biasanya, mahkota berubah warna menjadi kuning karena obliterasi pulpa. Sensibilitas pulpa normal.

Mobilitas gigi normal. Pulpa tetap vital selama beberapa tahun. Perkusi tidak menyebabkan nyeri. Proses penyembuhan tipe ini dapat dilakukan pada fraktur akar not displaced.

Gambar 6. Proses penyembuhan dengan pembentukan jaringan kerasSumber : Essentials of Traumatic Injuries to the Teeth2. Pembentukan jaringan ikat (formation of connective tissue)Dimana sel ligamen periodontal memasuki celah fraktur dan menutupi fragmen. Jaringan penghubung akan muncul sebagai suatu garis fraktur pada radiograf. Gambaran radiologi dan pemeriksaan klinis :

Terjadi mobilitas pada fragmen korona Sensibilitas pulpa normal Segmen-segmen biasanya terpisah. Tepi fraktur telah berubah bentuk dan terlihat membulat. Perkusi mungkin memberi respon yang bervariasi tetapi bukan respon terhadap nyeri Garis fraktur terlihat radiolusen. Saluran pulpa sering menunjukkan kalsifikasi yang meluas Proses penyembuhan tipe ini dapat dilakukan pada fraktur akar displaced.

Gambar 7. Proses penyembuhan dengan pembentukan jaringan ikatSumber : Essentials of Traumatic Injuries to the Teeth3. Interposisi tulang dan jaringan ikat (interposition of bone and connective tissue)Perbaikan posisi fragmen korona yang inadekuat mengarah pada interposisi tulang. Pada penyembuhan ini, tulang baru akan berkembang di antara segmen-segmen yang fraktur jika terjadi pemisahan dan mobilitas. Permukaan fraktur dibatasi oleh sementum dengan ligamen periodontal baru yang berkembang di antara gigi dan tulang baru. Gambaran radiologi dan pemeriksaan klinis :

Timbul bila dijumpai pemisahan segmen-segmen fraktur yang luas Kalsifikasi ruang pulpa yang meluas Pulpa tetap vital tetapi respon berkurang Mobilitas dalam batas fisiologis Penyembuhan dengan tipe ini dapat dilakukan pada midle third fracture (mid root fracture).

Gambar 8. Penyembuhan dengan tulang dan jaringan ikatSumber : Pathology of the Hard Dental Tissue 4. Jaringan granulasi diantara fragmen (granulation tissue between the fragments)Merupakan bentuk penyembuhan yang terjadi ketika nekrosis pulpa terinfeksi karena masuknya bakteri pada tahap awal kerusakan di ligamen periodontal. Jaringan granulasi akan terbentuk diantara dua fragmen sebagai respon terhadap saluran akar yang terinfeksi.Gambaran radiologi dan pemeriksaan klinis : Terutama akibat kontaminasi pulpa pada waktu trauma Jarak antara fragmen dan resorpsi tulang Gigi mengalami mobilitas Sensitif terhadap perkusi Ekstrusi Gigi mungkin mengalami perubahan warna Mungkin ada fistula pada garis fraktur

Penyembuhan ini dapat dilakukan pada fraktur akar lengkap (complete) dan dislokasi yang luas.Gambar 9. Interposisi jaringan granulasi

Sumber : Pathology of the Hard Dental TissueRespon Jaringan terhadap Fraktur Akar4 respon jaringan setelah terjadinya fraktur akar menurut Andreasen dan Hjorting Hansen :

Awalnya, fragmen pada bagian apikal dan korona disatukan oleh jaringan keras, yang berasal dari dentinoid ataupun sementumoid. Pada respon yang lain, fragmen akar tidak disatukan, tetapi bagian korona gigi dipertahankan dengan garis fraktur yang terisi oleh jaringan ikat lunak (mungkin ligamen periodontal). Tulang, jaringan ikat lunak dan jaringan granulasi menunjukkan suatu respon inflamasi baik terhadap infeksi pulpa maupun gingiva dan dihubungkan dengan perluasan garis fraktur dan radiolusensi lateral.

Gambar 10. Respon jaringan terhadap fraktur akarSumber : Textbook of Endodontology 2nd EditionPerawatan Fraktur Akar Jika gigi tidak mengalami mobilitas, asimpotamtik dan terjadi fraktur pada bagian 1/3 apikal akar maka tidak perlu dilakukan perawatan. Tetapi, jika terjadi mobilitas pada fragmen korona, maka perlu dilakukan perawatan yang diawali dengan mengembalikan posisi gigi (jika gigi displaced) yang dilakukan dengan tekanan jari-jari, perawatan ortodonsi (untuk menggeser bagian yang displaced ke posisi yang tepat) dan menstabilisasi gigi dengan splinting. Splinting merupakan perawatan dengan menggunakan kawat ortodonsi tipis pada bagian labial yang direkatkan dengan resin komposit selama 4-6 minggu.

Gambar 11. Salah satu contoh splinting Sumber : Textbook of Endodontology 2nd Edition.a. Prognosis pada fraktur akar

Perawatan fraktur akar vertikal cukup sulit dan tergantung pada jenis gigi serta pada batas, durasi dan lokasi fraktur. Sedangkan, secara umum fraktur akar horizontal memiliki prognosis yang lebih baik. Penyembuhan yang cepat ditemukan pada pasien yang berusia lebih muda dengan akar yang immature, sensitivitas pulpa positif, dislokasi minimal, diastasis, mobilitas dan kerusakan jaringan periodontal.

Prognosis untuk gigi berakar tunggal kurang baik dan ekstraksi sering menjadi pilihan dari perawatan. Regenerasi tulang telah terbukti terjadi setelah operasi pengangkatan segmen yang fraktur dari gigi anterior, tapi tindak lanjut jangka panjang terbukti tidak menguntungkan karena menimbulkan pocket yang dalam dan menyebabkan mobilitas. Sedangkan prognosis untuk gigi posterior adalah baik, fraktur dapat dihilangkan secara keseluruhan. Perawatan gigi multiakar sering sukses dilakukan dengan resecting fraktur akar, baik dengan amputasi atau hemiseksi pada akar. b. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan dan prognosis fraktur akar :1. Jarak pergeseran (dislokasi) dan derajat mobilitas segmen koronaJarak pergeseran dan derajat mobilitas mempengaruhi prognosis. Semakin berat dislokasi maka prognosis semakin buruk karena fraktur semakin sulit diperbaiki dan pulpa telah rusak berat.2. Status pulpaPulpa yang vital dan sensibilitas pulpa positif pada saat trauma berhubungan dengan cepatnya penyembuhan dan perbaikan jaringan keras yang fraktur. Hampir pada semua kasus, pulpa pada segmen apikal gigi yang fraktur tetap vital.3. Posisi garis frakturFraktur 2/3 merupakan fraktur yang memiliki prognosis terbaik. Tetapi, prognosis penyembuhan dengan jaringan keras buruk jika garis fraktur sangat dekat dengan puncak gingiva. 4. Hubungan dengan rongga mulutJika terdapat celah antara sulkus gingiva dan daerah yang mengalami fraktur, maka prognosis buruk karena adanya kontaminasi bakteri.5. Tahap tumbuh kembang gigi Semakin immature gigi, maka semakin baik pula kemampuan pulpa dalam menyembuhkan trauma. Banyak suplai pembuluh darah pada gigi yang muda dan immature. 6. Jenis kelaminPenyembuhan dengan jaringan keras lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki karena perempuan jarang mengalami trauma.Faktor lainnya :

7. Diastasis / pemisahan antara segmen yang fraktur 8. Terjadi kesalahan saat pengisian saluran akar seperti overobturasi9. Adanya marginal periodontitisDAFTAR PUSTAKA

1. Andreasen J.O and Andreasen F.M. 2000. Essentials of Traumatic Injuries to the Teeth. USA: Blackwell Munksgaard.2. Andreasen, Bakland, Flores. 2011. Traumatic Dental Injuries: A Manual, 3rd Edition. USA: Wiley-Blackwell.3. Bergenholtz, Bindslev, Reit. 2010. Textbook of Endodontology, 2nd Edition. USA: Wiley-Blackwell.4. Berman, Blanco, Cohan. 2007. A Clinical Guide to Dental Traumatology. USA: Mosby Elsevier.5. Malhotra, Kundabala, Acharaya. A Review of Root Fractures: Diagnosis, Treatment and Prognosis. Dental Update. Nov 2011.

6. Ingle, Bakland. 2002. Endodontics, 5th Edition. 2002. USA: BC Decker Inc.7. Schuurs, Albert. Pathology of the Hard Dental Tissue. USA. Wiley-Blackwell.8. Diagnosis and Management of Teeth with Vertical Root Fracture. 1999; 44 (2):75-87.

6


Recommended