Transcript

i  

KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG CARA BELAJAR EFEKTIF

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

(Penelitian Pada Peserta Didik Kelas VII SMP N 5 Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012)

SKRIPSI

Oleh :

SOFIA ISTIYANINGSIH

K 3108051

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ws8uru?{l1sl egos

eur Euua

7,102lJry 0t 'ugelurng

'e,{us uelenqred selu r$lues srurJeueru erpesJeq er(es ,uu1e1drf

Iseq tur rsdrrrls uDIIDInqlp ludep nele plnqrel ueq uerpnurel eped ellqudy

'aplsnd regup

tu?lup rralrunluecrp uep qol tu?lep uollnqeslp qelol urq srpued uup dunryp

Euaf rseuuoJur Jeqruns 'n1r ureles 'rJrpuos ur(us u,{re>1 pseq uu>ludruetu Juuoq

-reeg rln "

(ZIOZlllOg uu.ru[u1e4 unqul ugurlurns g rre8elg dI IS IIA sBIeX

{tpl(I uuesed spBd uBrlrleue4 ) uvfvrgg svrr^rrxv N\D{ry>IcNINtrIAIXNINO dIIXtr.{U UVfYTgfl YUVJ CNVINflI ISYWUOdNINVNV VT Nvf,Ilygf,f,fiX,, lnpnfteq e.,(es rsdr.qs uaqeq uu4e1e,{ueur

Eurlesuoyuu8ulqurrgT4l : rpnlg ruerSord/uusnrnf

IS080r€):qrs8ulue,(r1sJ egos :

Iul qe^{eq rp ue6ue1?pu?ileq Bue,( e,,fug

NYSITNJ N\TITSVflX NVYIVANUId

I^trIN

BrueN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ZOO I EOI66I

IS'W,U€PII?S

ler?I tr seleqas s?lrsre^run

uu{rprpued ntull uup uerun8e; SB1In>IBC

qolo uB>Fiusrc

pd'I ['qelqp"d rruru]ns I]lS 'rC :

pd'IN'oruelng .-rg:

IS 'W'TIIf quurles 'urc :

pd 'IAI'quuuefq Inlupel& 'srq :

8ue:e; prrreN

11u1o33uy

1 e1o33uy

srffleDlos

enlex

ZrcZ\nI rc: p88ue;

usules : UPH

'us>lprpuod euufte5 rele8 uulludepueur uelu:u{srod ryus qeles u{nuoluolu {n}unsuruatrrp u?p Euu{eJns leJeIAJ ffileqes $lrsJe^rufl u?>lrprpued nuru uep uurun8e;s?]ln>IeC IsdlDIS lin8ue4 ur1 uedepeqrp ue{ueqe1ledlp qelet rur Isdlqs

NYHYSUCNgd

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Sofia Istiyaningsih. KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG CARA BELAJAR EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR (Penelitian Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan layanan informasi tentang cara belajar efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental). Populasi adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive random sampling kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Masing-masing kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdiri dari 32 peserta didik yang dipilih secara random. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket aktivitas belajar yang sudah di validiasi dan reliable. Analisis data yang digunakan adalah analisis variance two way classfication.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Adanya penerimaan Ha dan tingkat signifikasi yang telah diketahui membuktikan bahwa melalui layanan informasi tentang cara belajar efektif meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Hasil penelitian ini didukung dengan taraf signifikansi 0,05 artinya 0,000 < 0,05 dan Fhitung > Ftabel yaitu 8,236 > 3,92 diartikan bahwa ada perbedaan aktivitas belajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan kelompok nilai pre test dan kelompok nilai post test. Kemudian taraf signifikansi pengukuran yaitu 0,05 artinya 0,000 < 0,05 dan Fhitung > Ftabel yaitu 14,022 > 3,92 dapat diartikan ada perbedaan aktivitas belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya taraf signifikansi kelompok dan pengukuran yaitu 0,05 artinya 0,000 < 0,05 dan Fhitung

> Ftabel yaitu 5,564 > 3,92 dapat diartikan ada interaksi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan kelompok nilai pre test dan post test dalam peningkatan aktivitas belajar. Rata-rata nilai pre test dan post test kelompok eksperimen yaitu dari 21,06 menjadi 25,19. Sedangkan kelompok kontrol yaitu 20,27 menjadi 21,66.

Simpulan penelitian ini adalah bahwa layanan informasi tentang cara belajar efektif meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kata kunci : layanan informasi, cara belajar efektif, aktivitas belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Sofia Istiyaningsih. EFFECTIVENESS OF THE INFORMATION SERVICE ABOUT THE WAY TO LEARN EFFECTIVELY TO ENHANCE THE LEARNING ACTIVITIES (Research of Students of class VII STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 5 SURAKARTA Year Lesson 2011/2012). Thesis, Faculty of Teacher Training and Education Eleven University of Surakarta March. July 2012.

The purpose of this study was to determine the effectiveness of the implementation of the information service about the way to learn effectively to enhance the learning activities of students of class VII State Junior High School 5 Surakarta Year Lesson 2011/2012.

This study is a quasi-experimental study (Quasi Experimental). The population was all students in grade VII State Junior High School 5 Surakarta Year Lesson 2011/2012. Techniques used in sampling is purposive random sampling then divided into two groups: control group and experimental group. Each control group and experimental group consisted of 32 students chosen at random. Collecting data in this study using a the learning activities questionnaire that has been in validity and reliable. Analysis of the data using two way analysis of variance classfication.

The results showed that Fcalculated > Ftabel then Ho is rejected and Ha

accepted. Ha acceptance and level of significance that have been known to prove that through the information service about the way to learn effectively improve the learning activities of students. The study was supported with a significance level of 0,05 means 0,000 <0,05 and Fcalculated> Ftable is 8,236> 3,92 means that there are differences in learning activities in the control group and experimental groups based on the value of the pre-test and post-test values . Then the significance measurement is 0,05 means 0,000 <0,05 and Fcalculated> Ftable is 14.022> 3,92 means there is a difference between the experimental group learning activities and the control group. Further significance group and measurements are 0,05 means 0,000 <0,05 and Fcalculated> Ftable is 5,564> 3,92 means there is interaction between experimental group and control group with the value of pre test and post test in improving the learning activity. The average value of pre test and post test experimental group that is of 21,06 to 25,19. The control group is 20,27 to 21,66.

The conclusions of this study is that the information service about the way to learn effectively to enhance the learning activities of students of VII State Junior High School 5 Surakarta Year Lesson 2011/2012.

Key words: information services, the way to learn effectively, learning activities

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i  

MOTTO

“It’s began from a Dream (Semua berawal dari mimpi) “

“Apapun yang terjadi janganlah patah semangat, teruslah bangkit, berjuang dan

tersenyumlah meraih mimpimu”

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya”

( Pengkhotbah 3 : 1 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii  

PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan untuk:

“ Bapak dan Ibu”

Terima kasih untuk semuanya yang membuatku bangga

memiliki kalian. Doa yang tiada henti, kerja keras yang tiada

putus, kasing sayang yang membesarkanku serta segala

pengorbanan yang kalian lakukan untukku. Kalian semangat

hidupku.

“ Almamaterku “

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii  

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur pada Tuhan Yesus Kristus, yang memberikan ilmu,

inspirasi, berkat dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG

CARA BELAJAR EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

BELAJAR (Penelitian Pada Peserta Didik Kelas VII SMP NEGERI 5

SURAKARTA Tahun Pelajaran 2011/2012).”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari

bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

kesempatan penulis untuk menyusun skripsi ini.

3. Dra. Siti Mardiyati, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah membantu dalam kelancaran

studi penulis.

4. Dr. Soetarno, M. Pd., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dr. S.S. Fadhilah, M. Pd., selaku Pembimbing II, yang dengan penuh

kesabaran memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi

ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv  

6. Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, dan Ibu Dra. Sarwati, M.Pd., selaku

Koordinator BK SMP Negeri 5 Surakarta, yang telah memberikan

kesempatan dan membantu penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Para Peserta didik SMP Negeri 5 Surakarta, khususnya kelas VII angkatan

2011/2012, yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan

penelitian ini.

8. Kakak, Mas Leo, David, terima kasih untuk doa, perhatian, dan dukungan

kalian yang terus mengiringi langkahku. Kalian yang selalu aku sayangi dan

cintai.

9. Untuk orang yang kukasihi, terima kasih untuk doa, semangat, perhatian dan

dukungan yang senantiasa kau berikan untukku. Kau menjadi inspirasiku.

10. Sahabat-sahabat Bimbingan dan Konseling angkatan 2008 dan Almarhumah

Ririn yang selama ini saling mendukung, memotivasi dan berjuang bersama

dalam mencapai proses pendewasaan.

11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, 30 Juli 2012

Penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 5

B. Kerangka Berpikir ................................................................... 28

C. Hipotesis .................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii  

B. Metode Penelitian dan Rancangan Penelitian ......................... 32

C. Variabel Penelitian .................................................................. 35

D. Subyek Penelitian .................................................................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 39

F. Teknik Analisis Data ............................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ......................................................................... 49

B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................... 58

C. Pengujian Hipotesis ................................................................. 60

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................. 65

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 67

B. Implikasi .................................................................................. 67

C. Saran ........................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70

LAMPIRAN ................................................................................................... 72

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 3.1. Jadwal penelitian ............................................................. 32

2. Tabel 3.2. Rancangan penelitian ....................................................... 35

3. Tabel 3.3. Kisi-kisi angket aktivitas belajar ...................................... 42

4. Tabel 3.4. Hasil uji validitas angket aktivitas belajar ........................ 46

5. Tabel 3.5. Rancangan analisis variance ............................................. 48

6. Tabel 4.1. Skor pretest aktivitas belajar Peserta didik kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol ................................... 54

7. Tabel 4.2. Skor post test aktivitas belajar Peserta didik kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol ................................... 56

8. Tabel 4.3. Deskripsi mean skor pretestpost test Peserta didik

tentang aktivitas belajar Peserta didik kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol ................................... 58

9. Tabel 4.4. Hasil uji normalitas .......................................................... 59

10. Tabel 4.5. Hasil uji homogenitas ....................................................... 60

11. Tabel 4.6. Hasil penghitungan nilai fhitung pada kelompok

eksperimen, kelompok kontrol, nilai pre test dan post test

serta interaksi antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dengan nilai pre test dan post test ....... 62

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan 1. 1. Kerangka Berfikir ............................................................ 29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .......................................... 72

2. Surat Keputusan Dekan ....................................................................... 73

3. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out kepada Rektor ................... 74

4. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out kepada Kepala sekolah SMP

Negeri 5 Surakarta ............................................................................... 75

5. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out kepada Kesbanglimas ....... 76

Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out kepada Kepala Bapeda ..... 77

Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out kepada Dikpora ................ 78

6. Surat Ijin Penelitian dari Dikpora ........................................................ 79

7. Silabus Materi Penelitian .................................................................... 80

8. Angket 40 item .................................................................................... 83

9. Hasil Uji Validitas Angket .................................................................. 86

10. Daftar Hasil Uji Validitas .................................................................. 87

11. Angket 30 item .................................................................................... 91

12. Lembar Jawab ..................................................................................... 93

13. Presensi Peserta didik .......................................................................... 94

14. Satuan Layanan Pemberian Treatment Pertama ................................. 95

15. Satuan Layanan Pemberian Treatment Kedua .................................... 102

16. Satuan Layanan Pemberian Treatment Ketiga .................................... 112

17. Satuan Layanan Pemberian Treatment Keempat ................................ 119

18. Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 125

19. Surat Keterangan Penelitian dari SMP N 5 Surakarta ........................ 127

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1  

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa

pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003). Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang

diberikan sebagai sumber belajar kepada peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan dan keterampilan agar peserta didik dapat mengalami perubahan

pada dirinya. Menurut Sardiman (2003: 22) “ belajar merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”. Sudjana

(dalam A.Jihad dan A.Haris, 2008: 2) juga berpendapat demikian, belajar adalah

suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang,

perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada

individu yang belajar.

Belajar merupakan kunci pokok dalam pendidikan, sebab tanpa belajar

tidak akan ada pendidikan. Inti dari belajar adalah berubah dan berkembang.

Dengan belajar individu dapat berkembang dan meningkatkan atau menaikkan

derajat hidupnya. Sekelompok manusia yang belajar tentu dapat mempertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2  

 

hidupnya ditengah-tengah persaingan dibandingkan dengan kelompok manusia

lainnya yang tidak belajar.

Belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan dalam diri individu sebagai

akibat dari pengalaman. Dimana pengalaman tersebut dapat berupa proses

penyesuaian diri dengan lingkungannya maupun sebuah usaha untuk menjadi bisa

(perubahan tingkah laku dan pola fikir) dan menambah ilmu seperti halnya

seorang anak belajar di sekolah untuk mendapatkan berbagai pengetahuan yang

disusun dalam sebuah kurikulum tertentu.

Di dalam keberhasilan proses belajar sendiri juga terletak pada

pengalaman yang individu dapatkan, dimana individu mengalami perubahan

tingkah laku dan perubahan pola fikir akan sukses dan berhasil bilamana faktor-

faktor yang mempengaruhi proses belajar itu mendukung dan sinergis secara

positif, karena semua faktor-faktor tersebut merupakan salah satu yang

menyebabkan individu dalam keadaan tidak siap, tidak baik dan negatif, maka

dalam proses belajar pun akan terganggu dengan hadirnya berbagai masalah

belajar, atau kesulitan-kesulitan dan hambatan dalam proses belajar. Adapun

keberhasilan proses belajar selain ditentukan oleh faktor yang mempengaruhinya

adalah pengkondisian diri dalam menerima pelajaran atau mengikuti proses

belajar. Pengkondisian diri itu disebut sebagai proses belajar efektif, dimana

terdapat sejumlah metode untuk mengkondisikan diri siap belajar dan sanggup

menjadikan proses pengalaman yang didapat menjadi perubahan tingkah laku

individu terhadap hasil belajar yang baik.

Kondisi nyata cara belajar Peserta didik dewasa ini perlu mendapat

perhatian karena aktivitas belajar Peserta didik SMP cukup memprihatinkan. Dari

hasil pengamatan dan wawancara peneliti kepada Peserta didik SMP Negeri 5

Surakarta khususnya kelas VII umumnya mereka kurang memiliki kemauan

belajar keras untuk meraih keberhasilan/ prestasi belajar. Mereka umumnya

hanya belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar

secara rutin. Masih cukup banyak Peserta didik yang mempunyai aktivitas belajar

kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak teratur (tidak memiliki

jadwal), belajar sambil menonton TV atau mendengarkan radio, melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3  

 

belajar dengan berpindah- pindah, terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar

pada waktu menghadapi ujian saja.

Buruknya aktivitas belajar nampaknya disebabkan oleh kurangnya

pemahaman peserta didik terhadap cara belajar yang baik dan juga merupakan

faktor penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik sehingga menyebabkan

menurunnya mutu pendidikan. Slameto (2010: 73) mengemukakan bahwa “ faktor

cara belajar yang tidak efisien merupakan penyebab masih cukup banyaknya

Peserta didik yang mengalami kegagalan dan tidak mendapat hasil yang baik

dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang baik/

efektif”.

Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana Peserta didik melaksanakan

aktivitas belajar misalnya; bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti

pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara

mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang

diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar,

sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau

gagalnya belajar.

Untuk meningkatkan aktivitas belajar Peserta didik tersebut, maka perlu

ditempuh berbagai upaya. Salah satunya adalah melalui layanan informasi.

“Layanan informasi yaitu layanan yang dimaksudkan untuk membantu peserta

didik dalam menerima dan memahami berbagai informasi; misalnya informasi-

informasi tentang diri sendiri, sosial, belajar, karier atau jabatan, dan pendidik-an

” (Soeharto dan Sutarno, 2009: 45). Kegiatan layanan informasi merupakan salah

satu jenis layanan bimbingan untuk memberikan pemahaman kepada Peserta didik

tentang cara belajar efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar Peserta didik,

dimana tingkah laku malas belajar menjadi kendala dalam proses belajar

mengajar.

Betitik tolak dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul : " Keefektifan Layanan Informasi tentang Cara Belajar

Efektif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar (Penelitian Pada Peserta Didik

Kelas VII SMP N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) .”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4  

 

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

“Apakah layanan informasi tentang cara belajar efektif mampu

meningkatkan aktivitas belajar pada Peserta didik kelas VII SMP Negeri 5

Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalah tersebut, maka tujuan penelitian yang

digunakan sebagai pedoman dan arah dari penelitian ini :

“ Untuk mengetahui keefektifan layanan informasi tentang cara belajar efektif

dalam meningkatkan aktivitas belajar Peserta didik kelas VII SMP Negeri 5

Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.”

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang keefektifan

layanan informasi tentang cara belajar efektif sebagai bagian dari jenis

layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi masukan kepada para guru dalam usaha untuk meningkatkan

aktivitas belajar para Peserta didik agar prestasi belajarnya dapat

meningkat .

b. Mensosialisasikan layanan informasi tentang cara belajar efektif bahwa

layanan informasi ini efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar para

Peserta didik sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan

dengan lancar.

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5  

 

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA

 

1. Aktivitas Belajar

a. Pengertian Aktivitas Belajar

Pengertian aktivitas belajar berasal dari aktivitas dan belajar.

Menurut Mulyono (2001), aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”.

Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi

baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono

(2001), aktivitas adalah “Segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara

jasmani atau rohani.” Aktivitas Peserta didik selama proses belajar

mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan Peserta didik

untuk belajar. Sedangkan pengertian belajar menurut Oemar Hamalik

(2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut

adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,

emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Menurut Slameto (2010 : 2) menyatakan: “Belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperolah suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebgai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Sardiman (2011: 100) berpendapat bahwa, “ aktivitas belajar

adalah kegiatan yang bersifat fisik/ jasmani maupun mental/ rohani,

kaitan antara keduanya akan menumbuhkan aktivitas balajar yang

optimal” . Dalam pencapaian proses belajar yang baik itu peserta didik

harus melakukan berbagai macam aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas

fisik meliputi kegiatan aktif peserta didik dengan anggota badannya,

membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, peserta didik tidak hanya

duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Sedangkan aktivitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6  

 

psikis (kejiwaan), jika keadaan jasmani peserta didik aktif secara optimal

ke dalam proses belajar, maka dengan sendirinya kejiwanya juga ikut

aktif, begitu juga sebaliknya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan aktivitas belajar adalah

kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam proses interaksinya

dengan orang-orang disekitarnya dan lingkungannya yang menyangkut

kegiatan fisik dan psikis dalam rangka mencapai tujuan belajar yang aktif

dan optimal.

 

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar

Slameto (2010:54) menjelaskan secara umum faktor-faktor yang

mempengaruhi proses belajar bagi peserta didik, dibedakan atas dua

kategori, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor tersebut

saling mempengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan

kualitas hasil belajar.

1) Faktor Intern

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-

faktor internal ini meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan

faktor kelelahan.

a) Faktor Jasmaniah

Faktor-faktor jasmaniah adalah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini

dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus

jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat

mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang

sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap

kegiatan belajar individu. Kedua, keadaan fungsi jasmani/

fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi

fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil

belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7  

 

dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik

pula. Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi

segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia.

Sehingga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra

yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata

dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun Peserta didik

perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif

maupun secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan

sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan

kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi

makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

b) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis

seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa

faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar

adalah kecerdasan Peserta didik, motivasi, minat, bakat,

perhatian, kematangan dan kesiapan.

(1) Kecerdasan /Inteligensi Peserta didik

Kecerdasan pada umumnya diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang

tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan

dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh

lainnya. Namun dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak

merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang

lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali

tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas

manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang

paling penting dalam proses belajar Peserta didik, karena itu

menentukan kualitas belajar Peserta didik. Semakin tinggi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8  

 

inteligensi seorang individu, semakin besar peluang

individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya,

semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit

individu itu mencapai kesuksesan belajar.

(2) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar Peserta didik.

Motivasi yang mendorong Peserta didik ingin melakukan

kegiatan belajar. Motivasi juga didefinisikan sebagai proses

di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan

arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga

diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan

keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.

Menurut Sardiman (2011: 89- 91) dari sudut

sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah

semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan

memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti

seorang Peserta didik yang gemar membaca, maka ia tidak

perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak

hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga

telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi

intrinsik memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi

intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada

motivasi dari luar (ekstrinsik).

Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari

luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap

kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib,

teladan guru, orang tua, dan lain sebagainya. Kurangnya

respons dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi

semangat belajar seseorang menjadi lemah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9  

 

(3) Minat

Secara sederhana, minat (interest) adalah

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan

kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh

terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau

bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks

belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu

membangkitkan minat Peserta didik agar tertarik terhadap

materi pelajaran yang akan dihadapinya atau dipelajarinya.

(4) Bakat

Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses

belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude)

didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

akan datang. Berkaitan dengan belajar, bakat definisikan

sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang Peserta

didik untuk belajar.

Sesuai keterangan tersebut, bakat adalah

kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang

diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat

seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya,

maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga

kemungkinan besar ia akan berhasil.

(5) Perhatian

Proses untuk dapat menjamin suatu keberhasilan

belajar yang baik, maka Peserta didik harus memiliki

perhatian yang penuh terhadap bahan yang dipelajarinya.

Oleh karena itu, bahan/ materi pelajaran yang disampaikan

oleh pengajarpun juga harus diberikan secara menarik

kepada Peserta didik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10  

 

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/ fase dalam

pertumbuhan seseorang,dimana fungsi dari organ-organ

tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

Misalnya dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan

dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, dengan

otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak, dan lain-lain.

Kematangan sendiri belum tentu berarti anak dapat

melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu

diperlukan latihan dan pelajaran. Jadi kemajuan baru untuk

memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan

belajar.

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response

atau reaksi. Kesediaan itu sendiri timbul dari dalam diri

seseorag dan juga berhubungan dengan kematangan, karena

kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan

kecakapan. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses

belajar, karena jika Peserta didik belajar dan pada dirinya

sudah ada rasa kesiapan maka hasil belajarnya juga akan

lebih baik.

c) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Yang

pertama, kelelahan jasmani pada seseorang dapat dilihat dengan

lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk

membaringkan tubuh. Kedua, kelelahan rohani juga dapat dilihat

pada seseorang dengan munculnya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilakan sesuatu

hilang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11  

 

2) Faktor-faktor Eksogen/ Eksternal

Selain karakteristik Peserta didik atau faktor- faktor intern,

faktor- faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar

Peserta didik. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar

dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu; faktor keluarga,

faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

a) Faktor Keluarga

Faktor ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar

seseorang. Karena keluarga merupakan lembaga pendidikan

yang pertama dan utama. Peserta didik juga belajar dari

penerimaan pengaruh lingkungan keluarganya. Hal-hal yang

memberikan dampak terhadap aktivitas belajar Peserta didik

dalam lingkungan keluarga yaitu, cara orang tua mendidik anak,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang

tua, latar belakang keluarga, dan relasi antar anggota keluarga.

Situasi keluarga yang baik dan harmonis maka akan sangat

membantu Peserta didik melakukan aktivitas belajar dengan

baik.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar Peserta didik

ini mencakup beberapa hal, yaitu; metode mengajar oleh guru,

kurikulum sekolah, relasi guru dengan Peserta didik, relasi antar

Peserta didik, peraturan sekolah, pelajaran serta waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar Peserta didik,

dan tugas rumah.

c) Faktor Masyarakat

Pada umumnya manusia tidak dapat hidup seorang diri

dan memerlukan interaksi sosial yang luas dengan lingkungan

sekitarnya. Keberadaan seorang individu di tengah-tengah

kehidupan sosial/ bermasyarakat pasti akan memberikan banyak

dampak pada individu tersebut. Faktor dari lingkungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12  

 

masyarakat yang dapat mempengaruhi belajar Peserta didik,

yaitu; kegiatan Peserta didik dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, dan bentuk kehidupan dari masyarakat disekitar

Peserta didik. Maka perlu untuk mengusahakan lingkungan yang

baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak

sehingga dapat belajar dengan baik.

Faktor intern dan ekstern yang diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut memiliki peranan yang penting

bagi individu dalam proses perkembangan belajarnya sekaligus berperan

untuk menentukan kualitas belajar individu.

 

c. Aspek- aspek aktivitas belajar

Menurut Oemar Hamalik (2001:172) , ada 3 aspek aktivitas

belajar peserta didik yang diamati yakni motivasi, keaktifan dan kerja

sama. Indikator-indikator yang digunakan dalam penskoran masing-

masing aspek tersebut adalah:

Untuk aspek motivasi:

1. Semangat dan ketertarikan mengikuti pembelajaran 2. Memperhatikan penjelasan guru dari awal sampai akhir

pembelajaran 3. Antusiasme yang tinggi 4. Tidak mengobrol dan melakukan aktivitas lain yang mengganggu

proses pembelajaran

Untuk aspek keaktifan:

1. Berani bertanya 2. Berani mengemukakan pendapat 3. Berani menjawab pertanyaan

4. Berani maju ke depan kelas tanpa disuruh oleh guru

Untuk aspek kerjasama, indikatornya adalah:

1. Bersedia membantu teman selama kegiatan pembelajaran 2. Menghargai pendapat dan penjelasan teman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13  

 

3. Tidak mengganggu teman saat pembelajaran

4. Tanggung jawab terhadap tugas kelompok

Aspek aspek dalam penelitian ini menyangkut kegiatan fisik dan

pskis yang terjadi di dalam ke kalas antara peserta didik dengan guru

dan teman sekelasnya. Aspek-aspek aktivitas belajar tersebut antara lain

sebagai berikut:

1) Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan guru yang

menyangkut kegiatan fisik.

2) Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan guru yang

menyangkut kegiatan psikis.

3) Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan teman sekelas yang

menyangkut kegiatan fisik.

4) Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan teman sekelas yang

menyangkut kegiatan psikis.

d. Jenis-jenis aktivitas belajar

Belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas maka

proses belajar tidak akan mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas

merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar

mengajar. Untuk dapat lebih mengembangkan aktivitas belajar Peserta

didik, sekolah juga memiliki peran yang penting sebagai pusat kegiatan

belajar mengajar. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh

Peserta didik di sekolah. Diedrich (dalam Sadiman, 2011: 101)

berpendapat bahwa kegiatan aktivitas digolongkan menjadi beberapa

jenis, antara lain;

1) Kegiatan visual (Visual activities): yaitu membaca, melihat gambar-

gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati

orang lain bekerja atau bermain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14  

 

2) Kegiatan lisan (Oral activities): mengemukakan fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi

saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.

3) Kegiatan mendengarkan (Listening activities): mendengarkan

penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,

mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan

pidato.

4) Kegiatan menulis (Writing activities): menulis cerita, menulis

laporan, memeriksa karangan, menyalin bahan-bahan, membuat

sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

5) Kegiatan menggambar (Drawing activities): menggambar, membuat

grafik, diagram, peta, pola.

6) Kegiatan motorik (Motor activities): melakukan percobaan, memilih

alat- alat, melaksanakan pameran, membuat model,

menyelenggarakan permainan, menari, berkebun.

7) Kegiatan mental (Mental activities): menanggapi, mengingat,

memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan

hubungan- hubungan, membuat keputusan.

8) Kegiatan emosional (Emotional activities): menaruh minat, merasa

bosan, berani, gembira, bersemangat, gugup, bergairah, dan tenang.

Klasifikasi aktivitas yang diuraikan di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas- aktivitas belajar dapat dilakukan oleh peserta didik

dengan berbagai macam bentuk yang kompleks dan bervariasi untuk

lebih mengembangkan aktivitas belajar peserta didik.

e. Pelaksanaan aktivitas belajar dalam pembelajaran

Pelaksanaan aktivitas belajar dapat diterapkan dalam usaha-usaha

atau upaya sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15  

 

1) Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam kelas:

Asas aktivitas dapat dilaksanakan dalam setiap tatap muka dalam

kelas yang terstruktur, baik dalam bentuk komunikasi langsung,

kegiatan kelompok, kegiatan kelompok kecil, belajar independen.

2) Pelaksanaan aktivitas pembelajaran sekolah masyarakat:

Dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam bentuk membawa

kelas kedalam masyarakat, melalui metode karyawiasata, survei,

kerja lapangan, pelayanan masyarakat, dan sebagainya. Cara lain,

mengundang nara sumber dari masyarakat ke dalam kelas, dan

pelatihan diluar.

3) Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dengan pendekatan Cara Belajar

Peserta didik Aktif (CBSA):

Pembelajaran dititik beratkan pada keaktifan Peserta didik dan guru

bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber, yang memberikan

kemudahan bagi Peserta didik untuk belajar.

2. Karakteristik anak usia sekolah menengah pertama (SMP)

Anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat

dikategorikan sebagai anak usia remaja awal. Pada umumnya ketika usia

Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah masa remaja awal setelah mereka

melalui masa-masa pendidikan Sekolah Dasar. Remaja awal ini berkisar

antara umur 10- 14 tahun. Dimasa remaja awal atau masa puber adalah

periode unik dan khusus yang ditandai dengan perubahan-perubahan

perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang

kehidupan. Dari suatu perubahan yang terjadi pada masa remaja ini membawa

suatu konsekuensi mengenai metode dan materi tentang kegiatan

pembelajaran. Namun perubahan yang terjadi di dalam individu ini juga

sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik usia

SMP itu untuk belajar.

Masa remaja yang dialami setiap individu selalu menjadi sorotan,

karena usia remaja individu sering menunjukkan gejala perilaku yang unik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16  

 

dan kadang-kadang sulit untuk dimengerti. Remaja adalah masa peralihan

dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan

dan perubahan fisik, emosional, maupun intelektual yang dialaminya sebagai

persiapan memasuki masa dewasa.

Lebih lanjut Moh Surya ( 1988: 254) berpendapat bahwa “masa

remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang sering

ditandai dengan berbagai konflik“. Al Mighwar (2006: 55) menjelaskan

remaja adalah masa berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik,

akal,kejiwaan dan sosial serta emosional. Menurut Mappiare (dalam Moh. Ali

dan Moh. Asrori, 2004:9), masa remaja berlangsung antara umur12 tahun

sampai dengan 21 tahun.

Secara lebih khusus Muhammad Al-Mighwar (2006: 68)

menyebutkan ciri khas Peserta didik SMP yang merupakan masa remaja awal

adalah sebagai berikut:

a. Tidak stabilnya emosi

b. Lebih menonjolnya sikap dan moral

c. Mulai sempurnanya kemampuan mental dan kecerdasan,

d. Membingungkannya status,

e. Banyaknya masalah yang dihadapi, dan

f. Masa yang kritis

Ciri-ciri yang tidak dimiliki masa-masa yang lain tersebut dapat

dijelaskan lebih lanjut:

a. Tidak stabilnya emosi

Perasaan dan emosi pada remaja pada umumnya cenderung mudah

berubah-ubah dan tidak menentu. Sangat wajar bila sifat remaja yang

semangat bekerja tiba-tiba menjadi lesu, yang tadinya sangat gembira

tiba-tiba menjadi sedih. Hal itu tadi hanya merupakan sebagian kecil

contoh yang dialami remaja.

b. Lebih menonjolnya sikap dan moral.

Menonjolnya sikap dan moral remaja dapat dilihat dari perilakunya

yang kadang berperilaku berlebihan dan tidak sopan. Sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17  

 

contohnya adalah keberaniannya mendekati lawan jenisnya. Remaja

akan melakukan hal-hal yang kadang dinilai masyarakat tidak sopan

dan hampir membahayakan. Hal inilah yang menyebabkan sering

terjadi masalah antara orang dewasa ataupun orang tua dengan remaja.

c. Mulai sempurnanya kemampuan mental dan kecerdasan.

Mulai sempurnanya kemampuan mental dan kecerdasan pada remaja

awal dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengerti informasi

abstrak dan kemampuannya dalam mengambil kesimpulan. Selain itu,

remaja tidak akan menerima pendapat dari orang lain tanpa adanya

alasan yang rasional.

d. Membingungkannya status.

Status remaja awal memang membingungkan sehingga orang dewasa

sering ragu dalam memberi tanggung jawab kepada remaja awal karena

masih dianggap kanak-kanak. Akan tetapi, saat remaja awal bertingkah

laku sebagai kanak-kanak, sering ditegur oleh orang dewasa sehingga

remaja awal semakin bertambah bingung dengan apa yang harus

dilakukannya.

e. Banyaknya masalah yang dihadapi.

Tidak stabilnya emosi para remaja awal menyebabkan remaja awal

mengalami banyak masalah. Orang yang emosinya tidak stabil, maka

kemampuannya akan didominasi oleh emosionalitasnya sehingga sering

tidak menggunakan akal sehat dalam menghadapi sesuatu. Oleh karena

itu, pada masa remaja awal sering terjadi konflik sosial.

f. Masa yang kritis.

Masa yang kritis pada masa remaja awal ini ditandai dengan adanya

kebimbangan remaja dalam menghadapi dan memecahkan masalah atau

menghindari masalahnya. Remaja jika tidak mampu menghadapi dan

menyelesaikan masalahnya dia akan bergantung pada orang lain, tetapi

jika dia dapat menghadapi dan menyelesaikan masalahnya, akan

menjadi bekal dalam menghadapi masalah selanjutnya hingga dewasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18  

 

3. Layanan Informasi tentang Cara Belajar yang Efektif Sebagai Teknik

Membantu Individu

a. Layanan Informasi

Layanan informasi merupakan bagian yang penting dalam

memberikan informasi yang tepat bagi peserta didik. Layanan informasi

membantu peserta didik mengembangkan kemandirian, pemahaman dan

penguasaan diri peserta didik serta lingkungannya secara objektif, positif

dan dinamis; mengambil keputusan; mengarahkan diri pada kegiatan

yang berguna sesuai keinginan peserta didik agar mampu

mengaktualisasikan diri secara lebih optimal.

Menurut Winkel dan Hastuti (2004: 316), menyatakan bahwa

layanan informasi diadakan untuk membekali para Peserta didik dengan

pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang

pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi sosial, supaya mereka

dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan

merencanakan kehidupannya sendiri.

Prayitno (2001: 83) mendefinisikan layanan informasi adalah

layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk

kepentingan peserta didik.

Dari beberapa pengertian layanan informasi diatas dapat

disimpulkan bahwa pengertian layanan informasi adalah bentuk layanan

bimbingan dan konseling yang memberikan berbagai informasi kepada

peserta didik sehingga peserta didik mampu menerima dan memahami

berbagai informasi tersebut dan peserta didik juga dapat mempergunakan

informasi yang diberikan untuk mengenali diri dan lingkungannya serta

untuk bahan pertimbangan dan pembuatan keputusan.

Secara lebih khusus, Layanan informasi tentang cara belajar

efektif adalah merupakan bentuk layanan bimbingan dan konseling yang

memberikan berbagai informasi tentang cara belajar efektif kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19  

 

sasaran layanan (peserta didik) agar dapat mengolah dan memanfaatkan

informasi tersebut untuk perkembangan dirinya dan dapat meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik.

b. Tujuan Layanan Informasi

Layanan informasi diberikan oleh konselor mempunyai tujuan

tertentu. Prayitno (2001: 83- 84) menjelaskan bahwa tujuan dari layanan

informasi yaitu untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan

dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenali diri,

merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar,

anggota keluarga, dan masyarakat.

Senada dengan pendapat itu, Winkel dan Hastuti (2004: 316)

menyatakan bahwa tujuan layanan informasi adalah untuk membekali

para Peserta didik dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang

pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi

sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih

mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri serta

pengetahuan tentang cara-cara mengikuti laju perubahan dalam

hidupnya.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa layanan

informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai

pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk

mengenali diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan

sebagai peserta didik, anggota keluarga dan anggota masyarakat.

Secara khusus tujuan dari layanan informasi tentang cara belajar

efektif adalah memberi bekal dan pengetahuan tentang cara belajar

efektif kepada peserta didik agar peserta didik mampu memiliki

pemahaman yang cukup untuk mengubah dan meningkatkan aktivitas

belajar peserta didik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20  

 

c. Fungsi Layanan Informasi

Fungsi layanan informasi pada dasarnya sama dengan fungsi

bimbingan dan konseling. Setiap fungsi bimbingan dan konseling yang

ada merupakan bentuk upaya membantu terlaksananya layanan bantuan

kepada peserta didik. Dari bentuk upaya-upaya bimbingan dan konseling

tersebut, fungsi layanan informasi tentang cara belajar efektif mengacu

pada lima fungsi bimbingan, yaitu:

1) Fungsi pemahaman

Peserta layanan dapat memahami informasi dari berbagai isi layanan

yang disampaikan. Penguasaan informasi tersebut dapat digunakan

pemecahan masalah (antara lain masalah pergaulan, kehidupan

sosial, masalah pendidikan dan masalah karir).

2) Fungsi Preventif

Melalui fungsi ini, dapat memberikan bimbingan kepada peserta

layanan tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau

kegiatan yang merugikan dirinya sehingga tidak akan membuat

individu mengalami kesulitan dalam menjalankan pendidikan dan

kegiatan belajarnya.

3) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Berkaitan dengan fungsi pengembangan dan pemeliharaan, layanan

informasi dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki Peserta didik dan memeliharanya sebagai sebuah bakat atau

kemampuan yang dapat digunakan untuk mendukung ketercapaian

prestasi belajar yang baik.

4) Fungsi Penyesuaian

Dengan fungsi ini dapat membantu peserta layanan agar dapat

menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis

dan konstruktif sehingga peserta layanan dapat mengembangkan dan

meningkatkan segala aspek yang ada pada diri dan lingkungan

peserta layanan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21  

 

d. Jenis-jenis Layanan Informasi

Berdasarkan data dan fakta yang disajikan kepada Peserta didik

sebagai informasi dibedakan menjadi tiga macam (Winkel dan Hastuti,

2004: 318- 322), yaitu :

1) Informasi Pendidikan

Informasi tentang pendidikan sekolah mencakup semua data

mengenai program-program pendidikan sekolah yang menunjang

kegiatan belajar mengajar serta membekali individu dengan

pengetahuan sehingga dapat berkembang.

2) Informasi Jabatan

Informasi tentang dunia karier/ pekerjaan yang mencakup semua

data mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan

masyarakat akan jenis pekerjaan tertentu.

3) Informasi Pribadi-Sosial

Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta

pemahaman terhadap orang lain mencakup semua data dan fakta

mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik

dan psikologis bersama dengan hubungan sosial di berbagai

lingkungan masyarakat.

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling menurut Priyatno dan

Erman Amti (1994: 267) layanan informasi terdiri dari 3 jenis informasi,

yaitu; 1) informasi pendidikan, 2) informasi jabatan, 3) informasi sosial-

budaya . Adapun penjelasannya sebagai berikut;

1) Informasi Pendidikan

Informasi pendidikan ditujukan bagi individu yang masih berstatus

sebagai Peserta didik disuatu sekolah. Informasi pendidikan wajib

diberikan oleh pihak sekolah kepada seluruh Peserta didiknya.

Informasi pendidikan yang dimaksud berisi berbagai hal mengenai

suatu sekolah. Dimulai dari informasi pendidikan mengenai keadaan

sekolah, mata pelajaran disekolah tersebut, sarana dan prasarana

yang dapat digunakan, tata tertib sekolah, guru sekolah tersebut dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22  

 

seluruh kegiatan baik akademik maupun kegiatan non akademik

yang dapat diikuti oleh Peserta didik sebagai suatu wadah untuk

meningkatkan kreativitas Peserta didik.

2) Informasi Jabatan

Informasi jabatan adalah salah satu informasi yang penting pula bagi

Peserta didik. Informasi Jabatan menginformasikan kepada Peserta

didik mengenai dunia kerja, kesempatan mengembangkan karier.

Informasi jabatan juga menginformasikan mengenai tahap

pendidikan dan jenis pendidikan yang tepat untuk mencapai suatu

jabatan/ pekerjaan tertentu.

3) Informasi Sosial-Budaya

Informasi pribadi sosial menyajikan berbagai informasi seputar

pribadi dan sosial. Informasi pribadi dimulai dari informasi

mengenai pemahaman diri agar para Peserta didik mampu

memahami diri sehingga dapat terbentuk konsep diri yang baik,

penerimaan diri, penyesuaian diri. Informasi sosial menyajikan

pemahaman mengenai orang lain, kehidupan bermasyarakat, jalinan

hubungan sosial dengan orang lain, peranan pria dan wanita, tugas

perkembangan serta nilai kehidupan dan nilai yang berlaku

dimasyarakat.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jenis layanan

informasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: a) Informasi

pendidikan; b) Informasi jabatan; c) Informasi Pribadi-Sosial; d)

Informasi Sosial-Budaya.

e. Metode dalam Layanan Informasi

Adapun metode yang dapat digunakan dalam menyampaikan

informasi tentang cara belajar efektif dapat dilakukan dengan

menggunakan metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Media, Acara

khusus, Nara sumber (Prayitno, 2004 : 8).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23  

 

Selanjutnya masing- masing metode diatas dapat diuraikan

dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi

Cara penyampaian informasi dapat menggunakan metode ceramah,

yakni di ikuti dengan Tanya jawab. Untuk mendalami infornasi

tersebut dapat dilakukan diskusi diantara para peserta didik.

2) Media

Dalam penyampaian informasi dapat digunakan media pembantu

berupa alat peraga, media tulis, dan grafis serta perangkat dan

program elektronik (seperti; radio, televisi, rekaman, computer, HP,

LCD). Papan Informasi merupakan media yang cukup efektif apabila

dikelola dengan baik dan bahan sajinya aktual.

Informasi dikemas dalam rangkaian rekaman dengan perangkat

kerasnya (rekaman audio, video, komputer). Digunakan dalam

layanan informasi yang bersifat mandiri, dalam arti peserta layanan

atau klien sendiri dapat memperoleh dan mengolah informasi yang

diperlukan. Layanan informasi mandiri ini dapat terselenggara secara

lebih luwes, tanpa tergantung pada konselor secara pribadi, bebas

dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapapun. Terlebih

dahulu, layanan informasi mandiri dirancang dan disiapkan secara

cermah oleh konselor.

3) Acara Khusus

Melalui acara khusus, di sekolah misalnya; “ Cara Belajar Efektif “

yang didalamnya ditampilkan informasi tentang cara belajar efektif

dan efisien secara menarik.

4) Nara Sumber

Penyelenggaraan layanan Informasi tidak dimonopoli oleh Konselor,

pihak-pihak lain dapat di ikut sertakan. Dalam hal ini peranan nara

sumber dapat sangat dominan. Sesuai dengan isi informasi dan para

pesertanya, nara sumber diundang untuk menyajikan informasi yang

dimaksudkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24  

 

Menurut Priyatno dan Erman Amti (1994: 275) pemberian

Layanan informasi kepada peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai

cara, seperti; metode ceramah, diskusi panel, wawancara, karyawisata,

alat-alat peraga dan alat-alat bantu lainnya, buku panduan, kegiatan

sanggar karier, sosiodrama. Adapun penjelasannya sebagai berikut;

1) Ceramah

Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling

sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat

dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan di sekolah .

2) Diskusi

Penyampaian informasi kepada peserta didik dapat dilakukan

melalui diskusi. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik

mendapatkan dorongan motivasi setelah memperoleh informasi-

informasi yang telah dibahas dan disampaikan. Selanjutnya untuk

menarik perhatian para peserta dapat ditampilkan berbagai contoh

dan peragaan lainnya.

3) Karyawisata

Karyawisata merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar

yang telah dikenal secara meluas, baik oleh masyarakat sekolah

maupun masyarakat umum. Penggunaan karyawisata untuk

membantu peserta didik mengumpulkan informasi dan

mengembangkan sikap-sikap positif, menghendaki peserta didik

berpartisipasi secara penuh baik dalam persiapan maupun

pelaksanaan berbagai kegiatan terhadap objek yang dikunjungi.

4) Buku Panduan

Buku-buku panduan dapat membantu peserta didik dalam

mendapatkan banyak informasi yang berguna, khususnya dalam nilai

informasi pendidikan dan pekerjaan.

5) Konferensi Karier

Selain melalui teknik-teknik atau metode yang diutarakan di atas,

penyampaian informasi kepada peserta didik dapat juga dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25  

 

dengan konferensi karier. Dalam konferensi karier diadakan

penyajian tentang berbagai aspek program pendidikan dan

latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para peserta didik.

Berdasarkan tinjauan diatas, menunjukkan bahwa setiap remaja

khususnya Peserta didik SMP membutuhkan layanan informasi tentang

cara belajar efektif. Layanan informasi tentang cara belajar efektif adalah

layanan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling kepada

peserta didik mengenai keterangan- keterangan tentang, agar peserta

didik mampu memahami pentingnya cara belajar efektif untuk

meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

f. Cara Belajar Efektif

Belajar adalah suatu proses kegiatan yang melibatkan terjadinya

perubahan pada orang yang belajar (Heru Suyoto, 1993: 65). Bimo

Walgito (1983: 123) menjelaskan bahwa belajar ialah usaha memasukkan

(inprenting) apa yang dipelajari, apa yang didengar, apa yang dibaca,

atau dengan yang diamati hingga menjadi milik dari individu . Heru

Suyoto (1993: 73) menambahkan bahwa aktivitas belajar efektif bila

mencapai tujuan belajar, sedangkan aktivitas belajar efisien jika

hasil/tujuan-tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang

sekecil-kecilnya.

Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi

belajar yang diterapkan Peserta didik. Cara belajar adalah rangkaian

kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya. Hamalik (1983: 38)

secara lebih jelas mengemukakan bahwa “cara belajar adalah kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya

kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian

dan sebagainya”.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

cara belajar Peserta didik adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26  

 

peserta didik pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut

merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.

Belajar tidak terbatas pada saat atau waktu suatu pendidikan

berlangsung, melainkan merupakan bagian dari keseluruhan hidup

manusia. Belajar efektif dapat membantu meningkatkan kemampuan

yang diharapkan peserta didik sesuai dengan tujuan instruksional yang

ingin dicapai.

Setiap peserta didik memiliki keunikan dalam proses menyerap

materi pelajaran dalam proses belajar mengajar. Cara belajar efektif lebih

bersifat praktis sesuai dengan situasi yang dihadapi peserta didik. Ada

beberapa cara yang bermanfaat dalam belajar efektif:

1) Pilih waktu yang tepat

Peserta didik harus memilih waktu yang tepat untuk belajar di waktu

pagi, siang ataupun malam, sehingga peserta didik dapat belajar

dengan baik dan berkonsentrasi penuh.

2) Suasana yang tenang

Suasana perlu diperhatikan, suasana tidak boleh gaduh dan harus

tenang sehingga konsentrasi peserta didik untuk belajar tidak

terganggu oleh suara-suara dari luar.

3) Tempat yang nyaman

Untuk belajar agar efektif tempat yang dipilih harus nyaman, dimana

peserta didik dapat belajar dengan penuh kenyamanan dan yang

dipelajari dapat dimengerti.

4) Membuat ringkasan

Dengan membuat ringkasan akan memudahkan peserta didik dalam

belajar dan menghafal atau memahami.

5) Membuat kelompok belajar

Kelompok belajar akan memudahkan peserta didik,dengan bertukar

pikiran dan saling membantu kesulitan belajar yang dialami.

Pembentukan kelompok belajar harus dilakukan dengan selektif,

sesuai dengan kemampuan yang seimbang antara peserta didik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27  

 

Keberhasilan prestasi peserta didik tergantung dari kemampuan

mereka dalam menguasai cara belajar secara efektif dan efisien. Setiap

peserta didik pasti mempunyai cara atau gaya belajar yang berbeda-beda.

Bayu (2008) Gaya belajar dapat dipilih untuk membantu peserta

didik belajar secara efektif beberapa diantaranya: (http://bayuihsansmart.

blogspot.com/2008/10/cara-belajar-efektif.html)

1) Belajar dengan kata-kata.

Gaya belajar ini dapat dipakain dengan mengajak seorang teman

yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca

serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa

membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainya

dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.

2) Belajar dengan pertanyaan.

Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu

dilakukan dengan cara bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita

memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap

kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan

hasil akhir atau kesimpulan.

3) Belajar dengan gambar.

Ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat

gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang

yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki kepekaan tertentu

dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat

perubahan, merangkai dan membaca kartu.

4) Belajar dengan musik.

Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu

instrumen musik, atau selalu mendengarkan musik. Ada banyak

orang yang suka mengingat beragam informasi dengan cara

mengingat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme

hidup. Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai

beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28  

 

kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan

dengan itu.

5) Belajar dengan bergerak.

Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan

tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar

yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah memahami atau

menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan penari,

olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak

salah mencoba belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas

menyenangkan seperti menari atau berolahraga.

6) Belajar dengan bersosialisasi.

Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik

mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul,

kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara cepat dan

mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat dengan

cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.

7) Belajar dengan Kesendirian.

Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya,

termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini,

biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya.

Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar pribadi

akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri.

Gaya belajar yang diterapkan pada diri peserta didik akan dapat

membantu mereka belajar secara efektif untuk mengatasi kesulitan

belajar dan mencegah tingkah laku malas belajar.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas maka dapat disusun

suatu kerangka pemikiran bahwa layanan informasi tentang cara belajar efektf

merupakan layanan yang sangat penting untuk diketahui dan dikuasai oleh peserta

didik sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29  

 

Dalam penelitian ini meneliti tentang anak-anak Peserta didik kelas VIII

SMP yang memiliki kecenderungan mengalami proses belajar yang kurang baik.

Peserta didik sering kali hanya belajar pada saat akan menghadapi ulangan, ujian

sekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Peserta didik

juga memiliki tingkat aktivitas yang sedang serta kurang merespon kegiatan

belajar mengajar. Oleh karena itu, diperlukan pemberian layanan informasi

tentang cara belajar yang efektif. Terciptanya cara belajar yang efektif serta baik

oleh peserta didik diharapkan akan dapat menjadikan Peserta didik lebih mandiri

dan aktif dalam proses belajarnya.

Agar lebih jelas kerangka pemikiran di atas, maka dapat digambarkan

skema kerangka pemikiran sebgai berikut :

Bagan 1. 1. Kerangka Berfikir

Individu Peserta Didik

Pemahaman Cara Belajar Kurang Baik

Pemahaman Cara Belajar yang Baik

Aktivitas Belajar Baik Aktivitas Belajar Kurang Baik

Layanan Informasi tentang Cara Belajar efektif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30  

 

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap penelitian atau suatu

permasalahan. Berdasarkan uraian tersebut hipotesis pada penelitian ini adalah:

“Layanan Informasi tentang Cara Belajar Efektif dapat Meningkatkan

Aktivitas Belajar Pada Peserta didik Kelas VIII SMP N 5 Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012”.

 

 

 

 

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian lapangan, yang

dilaksanakan di SMP Negeri 5 Surakarta yang beralamat Jln. Diponegoro No.

45 Surakarta.

Pertimbangan atau alasan pemilihan tempat di SMP Negeri 5

Surakarta adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik di SMP Negeri 5 Surakarta memerlukan bantuan layanan

informasi tentang cara belajar efektif untuk meningkatkan aktifitas belajar

Peserta didik.

b. Program bimbingan dan konseling yang ada di SMP Negeri 5 Surakarta

merupakan program yang tersusun dengan baik sehingga dapat

mendukung pelaksanaan pemberian layanan informasi tentang cara

belajar efektif untuk meningkatkan aktifitas belajar peserta didik.

c. Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

masukan dalam program layanan bimbingan dan konseling yang

dilaksanakan di SMP Negeri 5 Surakarta, yaitu layanan informasi tentang

cara belajar efektif dapat meningkatkan aktifitas belajar peserta didik .

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakasanakan selama 3bulan, pada semester genap tahun

pelajaran 2011/2012, yaitu pada bulan Februari sampai bulan Juni 2012.

Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan. Jadwal

dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

 

Tabel. 3. 1. Jadwal Penelitian

Jenis Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

Persiapan Penelitian 

- Penyusunan Judul

- Penyusunan

Proposal, instrument,

dan uji lapangan

- Perizinan

Pelaksanaan

Penelitian

- Pengumpulan Data

- Analisis Data

Penyusunan

Laporan

B. Metode penelitian dan Rancangan Penelitian

1. Metode Penelitian

Sutrisno Hadi (1982: 58) menjelaskan bahwa “metodologi penelitian

adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang

diperlukan, menjawab persoalan yang dihadapi serta rencana bagi persoalan

yang sedang dihadapi”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2002: 136)

mengemukakan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil pengertian metode penelitian

adalah suatu pengetahuan yang memberikan petunjuk dan syarat-syarat yang

harus ditempuh dalam mengadakan penelitian yaitu, tentang berbagai cara

kerja yang disesuaikan dengan obyek studi dalam usaha mengumpulkan,

menemukan, mengembangkan, menganalisa atau menguji kebenaran suatu

fakta atau data.

Sutarno (2010: 6) menjelaskan metode penelitian diklasifikasikan

dalam beberapa jenis, yaitu: (1). Penelitian dasar dan penelitian terapan, (2).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

 

Penelitian aksi atau penelitian tindakan, (3). Penelitian evaluasi dan (4).

Penelitian deskriptif, eksperimen, kausal komparatif dan historis metode.

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian eksperimen.

Menurut Nana (2009: 194) mendefinisikan bahwa penelitian eksperimental

merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti

memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat.

Penelitian eksperimen adalah penelitian untuk menerangkan hubungan sebab

akibat antar variabel sebab dan variabel akibat, yang dilakukan peneliti

dengan memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel sebab

(bebas), selanjutnya mengamati akibat yang terjadi atas variabel yang diamati

dan dikendalikan tersebut (Sutarno, 2010: 7).

Pengertian penelitian eksperimental dapat dijelaskan sebagai

penelitian yang tersusun secara sistematis dan sesuai digunakan untuk

menguji sebab-akibat dua variabel, yaitu antara variabel bebas dan variabel

terikat.

2. Rancangan Penelitian

Menurut Sukardi (2008: 68) Rancangan penelitian merupakan

gambaran tentang proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk dapat

memecahkan suatu perencanaan. Dalam rancangan penelitian diperlukan

desain penelitian agar validitas yang komprehensif yang mencakup validitas

internal maupun eksternal.

Lebih lanjut Nana (2009: 203), menjelaskan macam- macam desain

eksperimen yaitu eksperimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah

(pra eksperimen), dan eksperimen subjek tunggal. Sutarno, (2010: 21)

berpendapat bahwa penelitian eksperimen ada 3 jenis, yaitu; rancangan pre-

ekperimental (pra-eksperimen), quasi eksperimental (eksperimen semu) dan

true eksperimental (eksperimen sungguhan).

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

penelitian eksperimental semu (Quasi Eksperimental). Peneliti memilih

penelitian eksperimental semu karena dalam menyelenggarakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

 

eksperimen/treatment yang sebenarnya tidak memungkinkan untuk

mengontrol semua variabel yang relevan sehingga peneliti harus

memperhatikan pada keterbatasan validitas internal. Menurut Sutarno (2010:

22) Penelitian eksperimental semu (quasi eksperimental) memiliki beberapa

jenis rancangan antara lain; rancangan kelompok kontrol tidak sepadan (Non

Equivalent) dan the equivalent material single. Jenis rancangan yang dipilih

untuk melakukan penelitian menggunakan rancangan kelompok kontrol tidak

sepadan (Non Equivalent). Rancangan kelompok kontrol tidak sepadan (Non

Equivalent) adalah rancangan dengan menggunakan dua kelompok yang

bertindak sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan

pemberian pra uji (pre test) pada kedua kelompok, pemberian perlakuan pada

kelompok eksperimen dan diakhiri dengan pemberian pasca uji (post test)

pada kedua kelompok sehingga dapat diketahui dan dibandingkan hasil dari

dua kelompok.

Prosedur rancangan ini adalah sebagai berikut :

a. Pembentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Pembentukan kelompok eksperimen dibentuk berdasarkan populasi.

Dalam penelitian ini akan dibentuk 1 kelompok sebagai subjek penerima

tindakan dan 1 kelompok sebagai kelompok kontrol yang tidak menerima

tindakan.

b. Pemberian tes awal (pre test)

c. Pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen (treatment)

d. Pemberian tes akhir (post test).

e. Membandingkan pre-test dan post-test antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen.

Kelompok-kelompok dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas

VII SMP Negeri 5 Surakarta. Sedangkan treatment atau eksperimen adalah

layanan informasi tentang cara belajar efektif. Dan hasil penelitian yang

diharapkan adalah meningkatnya aktivitas belajar pada Peserta didik kelas

VII SMP Negeri 5 Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

 

Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel. 3. 2. Rancangan penelitian

Kelompok Pretest Treatment Postest

Kel. Eksperimen T.0 X T.1

Kel. Kontrol T.0 - T.2

Keterangan :

T.0, T.0 : Pretest berupa pemberian angket tentang Aktivitas Belajar

kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum

diberikannya layanan informasi tentang cara belajar efektif

kepada kelompok eksperimen.

X : Treatment, yaitu perlakuan yang diberikan berupa pemberian

layanan informasi tentang cara belajar efektif kepada

kelompok eksperimen yaitu Peserta didik kelas VII.

T.1, T.2 : Post test berupa pemberian angket Aktivitas Belajar kepada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah

kelompok eksperimen menerima layanan informasi tentang

cara belajar efektif.

C. Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2002: 97) membedakan variabel menjadi dua, yaitu:

variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau

independent variabel (X), dan variabel akibat yang disebut variabel tak bebas,

variabel tergantung, variabel terikat, atau dependent variabel (Y).

Penelitian ini menggunakan dua variable, yaitu variabel bebas dan variable

terikat. Variabel bebas adalah variabel yang memperngaruhi (Suharsimi Arikunto,

2002: 97). Variabel Bebas penelitian ini adalah Layanan Informasi Tentang Cara

Belajar Efektif. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang tergantung/tidak

dipengaruhi (Suharsimi Arikunto, 2002: 97). Variabel Terikat penelitian ini adalah

Aktivitas Belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

 

Adapun definisi criteria variable tersebut adalah sebagai berikut:

1. Definisi Konseptual

a. Layanan Informasi Tentang Cara Belajar Efektif

Layanan informasi diadakan untuk membekali para Peserta didik

dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah,

bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi sosial, supaya

mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu

mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri (Winkel dan Hastuti,

2004: 316).

Pengertian layanan informasi diatas dapat diartikan bahawa

layanan informasi adalah bentuk layanan bimbingan dan konseling yang

memberikan berbagai informasi kepada peserta didik sehingga peserta

didik mampu menerima dan memahami berbagai informasi tersebut dan

peserta didik juga dapat mempergunakan informasi yang diberikan untuk

mengenali diri dan lingkungannya serta untuk bahan pertimbangan dan

pembuatan keputusan.

Hamalik (1983: 38) mengemukakan bahwa “cara belajar adalah

kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya,

misalnya kegiatan- kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi

ulangan/ ujian dan sebagainya”.

b. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar berasal dari aktivitas dan belajar. Menurut

Mulyono (2001: 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi

segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik

fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono

(2001) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara

jasmani atau rohani. Aktivitas Peserta didik selama proses belajar

mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan Peserta didik

untuk belajar. Sedangkan pengertian belajar menurut Oemar Hamalik

(2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

 

melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut

adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,

emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Menurut Slameto (2010 : 2) menyatakan: “Belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperolah suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebgai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Sardiman (2011: 100) berpendapat bahwa, aktivitas belajar adalah

kegiatan yang bersifat fisik/ jasmani maupun mental/ rohani, kaitan

antara keduanya akan menumbuhkan aktivitas belajar yang optimal.

Aktivitas fisik meliputi kegiatan aktif peserta didik dengan anggota

badannya, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, peserta didik tidak

hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Sedangkan

aktivitas psikis (kejiwaan), jika keadaan jasmani peserta didik aktif

secara optimal ke dalam proses belajar, maka dengan sendirinya

kejiwaannya juga ikut aktif, begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam proses

interaksinya dengan orang- orang disekitarnya dan lingkungannya yang

menyangkut kegiatan fisik dan psikis dalam rangka mencapai tujuan

belajar yang aktif dan optimal.

2. Definisi Operasional

a. Layanan Informasi Tentang Cara Belajar Efektif\

Layanan informasi tentang cara belajar efektif adalah bentuk

layanan bimbingan dan konseling yang memberikan berbagai informasi

kepada peserta didik sehingga peserta didik mampu menerima dan

memahami berbagai informasi tersebut dan peserta didik juga dapat

mempergunakan informasi yang diberikan untuk mengenali diri dan

lingkungannya serta untuk bahan pertimbangan dan pembuatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

 

keputusan, informasi yang disampaikan dikhususkan tentang cara belajar

efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

b. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik

dalam proses interaksinya dengan orang-orang disekitarnya dan

lingkungannya yang menyangkut kegiatan fisik dan psikis dalam rangka

mencapai tujuan belajar yang aktif dan optimal.

D. Subyek Penelitian

Subjek Penelitian adalah sasaran dari penelitian yang telah direncanakan.

Subyek penelitian meliputi Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.

1. Populasi

Penentuan populasi merupakan salah atau tahapan dalam pelaksanaan

penelitian. Penentuan populasi dilakukan untuk menentukan obyek yang akan

diteliti dan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Populasi adalah keseluruhan subyek yang harus diteliti dalam sebuah

penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Sedangkan menurut Sutrisno

Hadi (1987:70) populasi penelitian adalah seluruh individu yang akan dikenai

sasaran generalisasi dan sampel-sampel yang akan diambil dalam suatu

penelitian.

Populasi yang dipilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah

seluruh Peserta didik kelas VII di SMP Negeri 5 Surakarta yang berjumlah

223 Peserta didik yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi penelitian yang benar-benar

mewakili populasi yang diambil (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Dari

pengertian tersebut sampel berarti sebagian populasi yang terpilih untuk

mewakili subjek penelitian. Sampel penelitian ini adalah Peserta didik kelas

VII.F sebagai kelompok eksperimen dan Peserta didik kelas VII.C sebagai

kelompok kontrol. Jumlah masing-masing kelas adalah 32 Peserta didik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

 

3. Teknik sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling. Teknik

sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan

memperhartikan sifat-sifat dan penyebaran pupolasi agar diperoleh sampel

yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Handari Nawawi,

1995:152). Penelitian ini menggunakan Teknik Purposive Random Sampling.

Purposive random sampling adalah pemilihan sekelompok subjek didasarkan

atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut

yang erat dengan ciri atau sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya (

Sutrisno Hadi,1987 : 83).

Teknik purposive random sampling sebagai teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan cara, peneliti mengambil beberapa kelas dari

keseluruhan kelas yang menjadi obyek penelitian secara random, yaitu

dengan mengundi seluruh kelas VII di SMP Negeri 5 Surakarta. Penggunaan

teknik purposive random sampling dalam penelitian ini dengan memilih dua

kelas dari keseluruhan kelas, kemudian ditetapkan hasil undian pertama

sebagai kelompok eksperimen dan hasil undian kedua sebagai kelompok

kontrol.

Penelitian ini subyek yang dipakai sebagai sampel yaitu dua kelas

yang masing-masing kelas berjumlah 31orang peserta didik. 62 peserta didik

tersebut adalah peserta didik kelas VII di SMP Negeri 5 Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif tentang

Aktivitas Belajar Peserta didik. Jenis data kuantitatif sebagai variable terikat

dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar Peserta didik kemudian dianalisis

menggunakan teknik analisis data yang telah ditentukan.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/ 2012. Peserta didik tersebut

awalnya diberikan tes sebelum treatment dilakukan dan setelah treatment

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

 

diberikan dengan menggunakan instrument penelitian. Hasil analisis

instrument tersebut sebagai data aktivitas belajar peserta didik.

3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian yang digunakan adalah teknik non

testing yang dikumpulkan dengan instrument pengumpulan data berupa

angket. Angket yaitu sejumlah daftar pertanyaan yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden mengenai pribadi maupun hal- hal

yang diketahui responden (Suharsimi Arikunto, 2002: 128). Sedangkan

Handari Nawawi (1995: 117) juga berpendapat bahwa angket merupakan

usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan

tertulis, untuk dijawab secara tertulis oleh responden.

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang

menggunakan item-item pertanyaan untuk menggali atau merekam informasi

mengenai aktivitas belajar responden dan disertai kemungkinan jawabannya,

sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dinilainya paling sesuai.

Data kualitatif dikuantifikasi melalui pemberian angket dengan cara

memberikan skor pada setiap pilihan jawaban yang telah disediakan dapat

diketahui jumlah skor yang diperoleh setiap Peserta didik.

Jenis angket yang digunakan berbentuk skala penilaian dua butir “ya”

dan ”tidak” dengan ketentuan scoring jawaban angket sebagai berikut:

a. Jawaban “ya” diberikan Skor 1

b. Jawaban “tidak” diberikan Skor 0

4. Prosedur Penyusunan Angket

Adapun prosedur penyusunan angket yang digunakan sebagai

berikut :

a. Menjelaskan Definisi Operasional

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta

didik dalam proses interaksinya dengan guru dan teman-teman sekelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

 

yang menyangkut kegiatan fisik dan psikis dalam rangka mencapai

tujuan belajar yang aktif dan optimal.

b. Menentukan Aspek- aspek

Aspek-aspek aktivitas belajar antara lain sebagai berikut :

a. Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan guru yang

menyangkut kegiatan fisik.

b. Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan guru yang

menyangkut kegiatan psikis.

c. Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan teman sekelas yang

menyangkut kegiatan fisik.

d. Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan teman sekelas yang

menyangkut kegiatan psikis.

c. Menentukan indikator

Indikator dari aktivitas belajar, yaitu;

1) Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan guru yang

menyangkut kegiatan fisik :

a) Mencari tambahan materi pelajaran yang telah disampaikan guru

b) Meniru / mencontoh materi yang telah disampaikan guru

c) Merangkum / menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

d) Mengikuti proses kegiatan belajar mengajar

e) Mendiskusikan materi pelajaran dengan guru

2) Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan guru yang

menyangkut kegiatan psikis :

a) Mempersiapkan diri mengikuti kegiatan belajar mengajar.

b) Menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan guru

c) Memperhatikan situasi belajar mengajar.

d) Mengerjakan tugas-tugas `yang diberikan oleh guru.

e) Memecahkan soal-soal / pertanyaan dari guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

 

3) Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan teman sekelas yang

menyangkut kegiatan fisik :

a) Mereaksi hubungan dengan teman sekelas

b) Membangun kerja sama dengan teman sekelas

c) Mengikuti kegiatan dalam kelompok belajar

d) Mendiskusikan pelajaran dengan teman

e) Melaksanakan tugas-tugas dalam kelompok belajar

4) Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan teman sekelas yang

menyangkut kegiatan psikis :

a) Menyesuaikan diri dengan teman sekelas

b) Menyesuaikan diri dengan teman satu kelompok belajar

c) Memecahkan permasalahan dalam diskusi kelompok

d) Menyampaikan ide yang dimiliki dalam diskusi kelompok

e) Mengevaluasi diri dalam kelompok belajar

d. Membuat kisi – kisi angket

Berikut kisi – kisi angket aktivitas belajar :

Tabel. 3. 3. Kisi-kisi angket aktivitas belajar

Konsep Dasar Aspek Indikator Nomer Item

Aktivitas Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam proses interaksinya dengan guru dan teman-teman sekelas yang menyangkut kegiatan fisik dan psikis dalam rangka mencapai tujuan belajar yang aktif dan

1. Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan guru yang menyangkut kegiatan fisik.

Mencari ragam materi pelajaran yang telah disampaikan guru

1,2

Meniru materi yang telah disampaikan guru

3,4

Menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

5,6

Mengikuti proses kegiatan belajar mengajar

7,8

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

 

optimal.

Mendiskusikan materi pelajaran dengan guru

9,10

2. Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan guru yang menyangkut kegiatan psikis.

Mempersiapkan diri mengikuti kegiatan belajar mengajar.

11,12

Menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan guru

13,14

Memperhatikan situasi belajar mengajar.

15,16

Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

17,18

Memecahkan soal-soal / pertanyaan dari guru.

19,20

3. Kemampuan untuk melakukan interaksi dengan teman sekelas yang menyangkut kegiatan fisik.

Mereaksi hubungan dengan teman sekelas

21,22

Membangun kerja sama dengan teman sekelas

23,24

Mengikuti kegiatan dalam kelompok belajar

25,26

Mendiskusikan pelajaran dengan teman

27,28

Melaksanakan tugas-tugas dalam kelompok belajar

29,30

4. Kemampuan Menyesuaikan diri 31,32

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

 

untuk melakukan interaksi dengan teman sekelas yang menyangkut kegiatan psikis.

dengan teman sekelas

Menyesuaikan diri dengan teman satu kelompok belajar

33,34

Memecahkan permasalahan dalam diskusi kelompok

35,36

Menyampaikan ide yang dimiliki dalam diskusi kelompok

37,38

Mengevaluasi diri dalam kelompok belajar

39,40

Skoring merupakan proses pemberian skor terhadap angket yang

telah diisi oleh responden. Skor tiap butir angket ditentukan sebagai

berikut :

1) Jawaban “ya”, artinya sesuai dengan keadaan responden, maka

diberikan Skor 1.

2) Jawaban “tidak”, artinya tidak sesuai dengan keadaan responden maka

diberikan Skor 0.

e. Uji coba angket

Instrumen pengumpulan data yang benar– benar memenuhi

syarat sebagai alat ukur, perlu diadakan uji coba terhadap instrumen yang

telah dibuat. Dengan uji coba akan dapat diketahui apakah angket tersebut

memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat– tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Selanjutnya

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

 

Validitas dan Reliabilitas Angket harus dapat terpenuhi sehingga

Angket dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam sebuah

penelitian.

Adapun prosedur uji coba angket ini sebagai berikut:

1) Menentukan subjek uji coba angket

Subjek uji coba angket ini diambil sebanyak 32 Peserta didik

dalam 1 (satu) kelas yang satu populasi dengan sampel penelitian.

Subjek uji coba angket ini adalah Peserta didik kelas VII SMP

Negeri 5 Surakarta dilaksanakan di ruang kelas yang pemilihannya

melalui teknik random sampling bertujuan/ purposive random

sampling.

2) Mengujicobakan angket

Langkah ini dilaksanakan dengan membagikan angket

aktivitas belajar kepada Peserta didik kelas VII untuk diisi sesuai

dengan petunjuk pengisian angket yang tersedia.

3) Skoring

Pemberian skor diberikan sesuai dengan skala penilaian

yang telah ditentukan. Jawaban “ya” diberikan Skor 1 dan jawaban

“tidak” diberikan Skor 0.

4) Uji validitas dan realibilias setiap item angket

(a) Uji validitas

Menurut Suharsimi (2002: 144- 146) validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan sesuatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah.

Adapun penghitungan tingkat validitas angket ini adalah

menggunakan korelasi Product Moment Pearson melalui

aplikasi SPSS 17, yaitu dengan cara mengorelasikan skor item

dengan skor total item. Selanjutnya pengujian signifikansi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

 

dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada tingkat

signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi (two tiled).

Tabel. 3. 4. Hasil Uji Validitas Angket Aktivitas Belajar

No.Item Angka Valid Keterangan

1 0,315 V

2 0,512 V

3 -0,188 UV

4 0,590 V

5 0,041 UV

6 0,445 V

7 0,644 V

8 0,204 UV

9 0,136 UV

10 0,658 V

11 0,512 V

12 0,590 V

13 0,445 V

14 0,239 UV

15 0,502 V

16 0,580 V

17 0,502 V

18 0,633 V

19 0,502 V

20 0,064 UV

21 0,580 V

22 0,644 V

23 0,633 V

24 0,658 V

25 0,615 V

26 0,675 V

27 0,014 UV

28 0,633 V

29 0,675 V

30 0,658 V

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

 

31 0,633 V

32 0,041 UV

33 0,559 V

34 0,557 V

35 0,658 V

36 0,458 V

37 0,455 V

38 0,509 V

39 0,590 V

40 0,041 UV

Keterangan:

V : angket valid

UV : angket tidak valid

Hasil uji coba angket aktivitas belajar terdapat 10 item

pernyataan yang tidak valid dari 40 item pernyataan yang ada.

Item yang tidak valid yaitu nomor 1, 3, 5, 8, 9, 14, 20, 27, 32

dan 40. Berdasarkan tabel yang disajikan diatas dapat

disimpulkan bahwa ada beberapa item pernyataan yang tidak

valid akan tetapi dari item- item yang tidak valid tersebut, setiap

aspek dan indikator dari angket aktivitas belajar sudah terwakili.

Maksudnya perangkat angket aktivitas belajar yang berjumlah

40 item telah mencakup semua aspek dan indikator.

(b) Reliabilitas

Kestabilan alat ukur tersebut perlu diadakan uji

reliabilitas terhadap butir – butir item yang valid sehingga

instrumen tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data

yang baik. Penghitungan tingkat reliabilitas angket ini

menggunakan analisis realibilitas dengan teknik Cronbach

Alpha melalui aplikasi SPSS 16. Reliabitias pada penelitian ini

adalah 0,899, artinya baik karena >0,800

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

 

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengolah

data hasil penelitian. Setelah data yang diperoleh, maka data tersebut harus

dianalisis agar masalah dalam penelitian terpecahkan dan tujuan penelitian

tercapai.

Untuk menguji KEEFEKTIFAN layanan informasi tentang cara belajar

efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar Peserta didik, maka digunakan

prosedur analisis data dengan menggunakan Analisis Variance (ANOVA).

Analisis Variance adalah salah satu teknik analisis statistic didalam model

analisis komparatif. Dengan teknik ANOVA ini akan dapat diuji mengenai

perbedaan mean dari masing-masing kelompok sampel yang digunakan. (Sutarno

2010 : 1)

Analisis data menggunakan ANOVA dengan Two Way Classification

dalam penelitian ini dan analisis validitas dan reliabilitas dilakukan dengan

memanfaatkan aplikasi SPSS 17. Dengan desain sebagai berikut :

Tabel. 3. 5. Rancangan Analisis Variance

Test

Kelompok

Pre Test Post Test

Kontrol

Eksperimen

Desain rancangan Analisis Variance diatas dapat dijelas prosedur

analisinya yaitu dengan membandingkan perolehan mean hasil pre test dan post

test kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Selanjutnya juga dibandingkan pula perolehan mean hasil pre test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga perolehan mean hasil post test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49  

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas belajar Peserta

didik. Skor data tentang aktivitas belajar Peserta didik diperoleh melalui pengisian

angket tentang aktivitas belajar oleh Peserta didik dari kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan beberapa rangkaian

kegiatan yang tersusun dalam rangkaian prosedur pelaksanaan penelitian. Berikut

prosedur penelitian yang telah dilaksanakan :

1. Persiapan Penelitian

Langkah awal untuk melaksanakan penelitian ini adalah melakukan

sebuah persiapan. Persiapan penelitian ini dilakukan agar kegiatan awal yang

harus dilakukan dalam penelitian dapat seluruhnya terlaksana sehingga dapat

mendukung pelaksanaan penelitian. Persiapan penelitian yang telah dilakukan

meliputi :

a. Pengambilan Sampel

Sampel penelitian merupakan salah satu komponen yang penting

untuk melaksanakaan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan telah

memilih sampel penelitian yang kemudian digunakan sebagai subjek

penelitian. Berdasarkan teknik sampling yaitu purposive random sample,

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol penelitian ini diambil secara

random dari populasi kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta. Pemilihan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil dari kelas yang

Peserta didiknya menunjukkan aktivitas belajar yang rendah. Adapun

kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas

VII.F dan kelompok control adalah Peserta didik kelas VII.C.

b. Menyusun angket aktivitas belajar Peserta didik

Angket yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini

adalah angket tentang aktivitas belajar yang sudah diujicobakan sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50  

 

layak dipakai sebagai instrumen penelitian yang memenuhi syarat

validitas dan realibilitasnya. Hasil dari uji validitas terdapat 30 item yang

valid dari 40 item yang diujikan. Dari 30 item pernyataan yang valid

telah mewakili setiap aspek dan indikator dari angket aktivitas belajar.

Pengujian tingkat reliabilitas angket ini menggunakan analisis

realibilitas dengan teknik Cronbach Alpha melalui aplikasi SPSS 16.

Hasil uji relibilitas dari angket tentang aktivitas belajar yang berjumlah

40 item memiliki tingkat realibilitas yaitu 0,899.

c. Pemberian tes awal

Pemberian tes awal (pre test) pada kelompok Eksperimen dan

kelompok Kontrol untuk mengetahui aktivitas belajar dari masing-

masing kelompok tersebut dengan menggunakan instrument angket

sebanyak 30 item pernyataan . Instrumen angket aktivitas belajar dapat

dilihat pada lampiran 6.

d. Menyusun satuan layanan informasi tentang cara belajar efektif dan

materi informasi tentang cara belajar efektif.

Satuan layanan informasi tentang cara belajar efektif dan materi

informasi tentang cara belajar efektif merupakan komponen yang penting

dalam pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen. Satuan layanan

yang disusun digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan

layanan dan materi digunakan sebagai bahan informasi yang akan

diberikan kepada Peserta didik dalam kelompok eksperimen.

2. Pelaksanaan Penelitian dengan Eksperimen

Treatment atau perlakuan dilaksanakan dengan pemberian layanan

informasi tentang cara belajar efektif kepada siswa kelompok Eksperimen.

Berkaitan dengan pemberian layanan informasi tentang cara belajar efektif,

peneliti bekerjasama dengan Bapak Salim selaku Wakasek Kurikulum dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51  

 

Ibu Sarwati selaku koordinator Guru BK di SMP Negeri 5 Surakarta untuk

pengaturan jadwal pelaksanaan penelitian.

Perlakuan berupa layanan informasi tentang cara belajar efektif

dilaksanakan pada kelas VII.F. Pemberian layanan informasi tentang cara

belajar efektif dibagi dalam 4 satuan layanan yang direncanakan dalam 4 kali

pertemuan dengan alokasi waktu 45 menit dalam setiap kali pertemuan dan 2

kali pertemuan untuk tes awal (pre tes) dan tes akhir (post test). Pemberian

layanan informasi tentang cara belajar efektif dilakukan dengan metode

ceramah dan tanya jawab kepada Peserta didik. Pemberian layanan informasi

ini dilakukan dengan memberikan materi – materi yang berisi tentang cara

belajar efektif. Tujuan diberikannya layanan informasi tentang cara belajar

efektif agar peserta didik dapat mengetahui cara belajar yang efektif dan

mampu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik melalui informasi yang

telah diberikan. Pelaksanaan layanan informasi tentang cara belajar efektif

tersebut dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut:

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilakukan dengan melaksanakan tes awal (pre

test). Tes awal (pre test) ini diberikan kepada Peserta didik kelas VII.F

sebagai kelompok eksperimen dan Peserta didik kelas VII.C sebagai

kelompok kontrol. Pre test dilakukan dengan mengisi angket tentang

aktivitas belajar Peserta didik oleh kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Pre test yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data

tentang aktivitas belajar Peserta didik yang dimiliki masing – masing

kelompok sebelum diberikan perlakuan atau treatment untuk kelompok

eksperimen. Tes awal (pre test) ini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei

2012.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua ini dilaksanakan untuk memberikan treatment

atau perlakuan awal yang berupa layanan informasi tentang cara belajar

efektif kepada kelompok eksperimen. Pertemuan kedua dilaksanakan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52  

 

ruang kelas VII.F pada tanggal 18 Mei 2012. Pada pertemuan kedua ini

diberikan materi layanan informasi tentang cara belajar efektif dengan

topik tentang Cara Belajar Efektif. Pertemuan ini bertujuan untuk

membantu Peserta didik agar Peserta didik memiliki pengertian

mengenai cara belajar yang efektif.

Materi Cara Belajar Efektif yang diberikan terdiri dari Pengertian

cara belajar efektif, tujuan cara belajar efektif, manfaat cara belajar

efektif, tips-tips cara belajar efektif, dan ketrampilan belajar serta

pemutaran video mengenai tips belajar yang efektif.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga ini dilaksanakan di ruang kelas VII.F pada

tanggal 22 Mei 2012. Pada pertemuan ketiga ini diberikan materi

layanan informasi tentang cara belajar efektif dengan topik tentang Gaya

belajar. Topik tentang Gaya belajar diberikan dengan tujuan untuk

membantu Peserta didik agar mampu mengidentifikasi dan menerapkan

gaya belajar yang baik.

Materi Gaya belajar ini terdiri dari pengertian gaya belajar,

manfaat gaya belajar, macam-macam gaya belajar, jenis-jenis gaya

belajar.

d. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat ini diberikan materi layanan informasi

tentang cara belajar efektif dengan topik mengenai Pelaksanaan Cara

Belajar Efektif. Tujuan diberikannya materi dengan topik tersebut untuk

membantu Peserta didik agar mampu menerapkan cara belajar yang

efektif dan benar di dalam kelas. Pada pertemuan keempat ini

dilaksanakan di ruang kelas VII.F pada tanggal 25 Mei 2012.

Materi mengenai pelaksanaan cara belajar efektif ini terdiri dari

tips-tips pelaksanaan cara belajar efektif dalam kegiatan belajar mengajar

dan proses pelaksanaan cara belajar efektif dalam kegiatan belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53  

 

mengajar serta pemutaran video mengenai proses belajar mengajar di

dalam kelas.

e. Pertemuan Kelima

Pertemuan terakhir dalam pemberian perlakuan dilakukan pada

pertemuan kelima. Pada pertemuan ini diberikan materi layanan informasi

tentang cara belajar efektif dengan topik mengenai Faktor-faktor yang

mempengaruhi kegiatan belajar dengan tujuan agar peserta didik dapat

melakukan kegiatan belajar dengan mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kegiatan belajarnya. Pada pertemuan kelima ini

dilaksanakan di ruang kelas VII.F pada tanggal 29 Mei 2012.

Materi mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan

belajar terdiri dari Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang

berasal dari dalam diri dan Faktor-faktor yang mendukung kegiatan

belajarnya.

3. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada pertemuan terakhir yaitu dengan pemberian

tes akhir (post test) pada kelas VII.F sebagai kelompok eksperimen, dan

Peserta didik kelas VII.C sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan

angket yang sama dengan tes awal (pre test) yaitu angket tentang aktivitas

belajar Peserta didik. Post test dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2012.

Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan terakhir dalam pelaksanaan

penelitian dengan tujuan untuk membantu Peserta didik dalam mengetahui

cara belajar yang telah diterapkan oleh para Peserta didik selama ini dan

kemudian disesuaikan dengan pemberian layanan informasi yang telah

diberikan pada pertemuan sebelum-sebelumnya mengenai cara belajar yang

efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar para Peserta didik. Selanjutnya,

berdasarkan evaluasi tersebut Peserta didik dapat mengisi angket post test

yang diberikan sehingga dari pengisian angket tersebut dapat diperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54  

 

tes akhir (post test) tentang aktivitas belajar Peserta didik dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Data yang diperoleh dari pre test dan post test tentang aktivitas

belajar Peserta didik dari kedua kelompok tersebut sebagai data penelitian,

kemudian dianalisis untuk mengetahui adanya perbedaan aktivitas belajar

Peserta didik antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas belajar yang

dimiliki oleh Peserta didik. Data yang diperoleh dari pelaksanaan pre test

kemudian digunakan sebagai data awal dan pelaksanaan post test digunakan

sebagai data akhir dari penelitian yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan pre

test dan post test diberikan kepada kelas VII.F sebagai kelompok eksperimen

dan Peserta didik kelas VII.C sebagai kelompok kontrol. Berikut rincian dari

data yang telah diperoleh tersebut :

a. Data Awal

Data awal dalam penelitian ini adalah data pre test yang telah

diperoleh sebelum pemberian treatment berupa layanan informasi tentang

cara belajar efektif kepada Peserta didik kelas VII.F dan Peserta didik

kelas VII.C. Masing-masing kelas berjumlah 31 Peserta didik dan 32

Peserta didik yang telah mengisi angket aktivitas belajar sebanyak 30

item pernyataan.

Berikut hasil data yang diperoleh dari pelaksanaan pre test :

Tabel. 4.1 . Skor Pre Test Aktivitas Belajar Peserta didik Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No.Urut No.RespondenSkor

Kel.Eksperimen Kel.Kontrol

1 1 18 26

2 2 20 25

3 3 18 25

4 4 27 16

5 5 23 21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55  

 

6 6 23 28

7 7 19 21

8 8 21 16

9 9 16 15

10 10 24 25

11 11 20 17

12 12 18 21

13 13 23 16

14 14 20 18

15 15 19 29

16 16 21 22

17 17 18 21

18 18 21 22

19 19 20 21

20 20 16 16

21 21 28 24

22 22 28 18

23 23 22 18

24 24 17 15

25 25 24 22

26 26 22 21

27 27 28 22

28 28 19 17

29 29 20 21

30 30 18 27

31 31 22 17

32 32 - 20

Sajian data awal di atas adalah data awal tentang aktivitas belajar

Peserta didik dari kelompok eksperimen yaitu kelas VII.F dan kelompok

kontrol yaitu kelas VII.C. Pada skor kelompok eksperimen perolehan

skor tertinggi 28 dan skor terendah 16. Selanjutnya pada skor kelompok

kontrol perolehan skor tertinggi 29 dan skor terendah 15.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56  

 

b. Data Akhir

Data akhir data post test yang diperoleh dari kelompok

eksperimen yang telah diberi treatment berupa layanan informasi cara

belajar yang efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar para Peserta

didik dan data akhir juga diperoleh dari kelompok kontrol yang

sebelumnya tidak diberi treatment. Data akhir tersebut diperoleh dari

pengisian angket yang sama dengan angket yang digunakan untuk

mendapatkan data awal. Pengisian angket diikuti oleh Peserta didik dari

kelompok eksperimen yaitu kelas VII.F dan kelompok kontrol yaitu kelas

VII.C.

Selanjutnya data akhir tersebut disajikan dalam tabel berikut :

Tabel. 4. 2. Skor Post Test Aktivitas Belajar Peserta didik Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No.Urut No.RespondenSkor

Kel.Eksperimen Kel.Kontrol

1 1 16 29

2 2 26 23

3 3 26 22

4 4 30 18

5 5 27 23

6 6 29 29

7 7 16 19

8 8 25 13

9 9 23 17

10 10 24 22

11 11 25 24

12 12 23 17

13 13 27 19

14 14 20 21

15 15 21 25

16 16 28 19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57  

 

17 17 24 22

18 18 29 20

19 19 27 28

20 20 16 26

21 21 30 16

22 22 29 20

23 23 29 22

24 24 23 24

25 25 26 21

26 26 25 18

27 27 30 27

28 28 27 22

29 29 29 21

30 30 23 24

31 31 28 19

32 32 - 23

Sajian data akhir di atas adalah data akhir tentang aktivitas belajar

Peserta didik dari kelompok eksperimen yaitu kelas VII.F dan kelompok

kontrol yaitu kelas VII.C. Pada skor kelompok eksperimen perolehan

skor tertinggi 30 dan skor terendah adalah 16. Selanjutnya pada skor

kelompok kontrol perolehan skor tertinggi 29 dan skor terendah 13.

Selanjutnya disajikan pula Mean masing-masing skor Pre test dan

Post test masing-masing kelompok :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58  

 

Tabel. 4. 3. Deskripsi Mean Skor PreTest-Post Test Peserta didik tentang

ktivitas Belajar Peserta didik Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Berdasarkan tabel mean dari seluruh kelompok penelitian yang

telah dihitung, maka dapat diketahui bahwa ada perbedaan mean diantara

masing – masing kelompok. Perbedaan tersebut yaitu berupa peningkatan

mean pada kelompok eksperimen dari mean sebelum diberikan treatment

sebesar = 21,06 dan mean setelah diberikan treatment mengalami

peningkatan sehingga mencapai nilai sebesar = 25,19. Sedangkan mean

pada kelompok kontrol yang pada pengukuran awal sebesar = 20,72 dan

pada pengukuran akhir sebesar = 21,66.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data yang dilakukanan ini dimaksudkan untuk

memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Adapun uji normalitas data penelitian ini menggunakan teknik

Kolmogorov-Smirnov melalui aplikasi SPSS 17 dengan kriteria signifikansi >

0,05 maka data berdistribusi normal, dan signifikansi < 0,05 maka data tidak

terdistribusi secara normal (Dwi Priyatno, 2009: 46).

Descriptive Statistics

Dependent Variable: Nilai

20,72 3,937 32

21,66 3,773 32

21,19 3,854 64

21,06 3,386 31

25,19 4,053 31

23,13 4,248 62

20,89 3,651 63

23,40 4,271 63

22,14 4,153 126

TestPre Test

Post Test

Total

Pre Test

Post Test

Total

Pre Test

Post Test

Total

KelompokKontrol

Eksperimen

Total

Mean Std. Deviation N

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59  

 

Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel. 4. 4. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel distribusi normal diatas diketahui data “pretest

kelompok kontrol” memiliki signifikansi lebih dari 0,05 (0,736> 0,05), maka

data “pretest kelompok kontrol” berdistribusi normal. Data “post test

kelompok kontrol” memiliki signifikansi lebih dari 0,05 (0,502 > 0,05) maka

data “post test kelompok kontrol” terdistribusi normal. Data “pretest

kelompok eksperimen memiliki signifikansi lebih dari 0,05 (0,777 > 0,05)

maka data “pretest kelompok eksperimen” terdistribusi normal dan data “post

test kelompok eksperimen” lebih dari 0,05 (0,740 > 0,05) maka data “post

test kelompok eksperimen” terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menjadi salah satu tahap yang harus dipenuhi sebagai

uji prasyarat analisis di dalam penelitian kuantitatif. Uji homogenitas

dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data

sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Adapun hasil

uji homogenitas data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

32 32 31 31

20,72 21,66 21,06 25,19

3,937 3,773 3,386 4,053

,130 ,089 ,140 ,133

,130 ,089 ,140 ,118

-,122 -,068 -,089 -,133

,736 ,502 ,777 ,740

,651 ,963 ,582 ,644

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Pre TestKelompok

Kontrol

Post TestKelompok

Kontrol

Pre TestKelompok

Eksperimen

Post TestKelompok

Eksperimen

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60  

 

Tabel. 4. 5. Hasil Uji Homogenitas

Dari hasil analisis data di atas karena signifikansi data > 0,05 (0,815 >

0,05), maka dapat disimpulkan bahwa varian kelompok data adalah sama atau

homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menguji diterima atau

tidaknya pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis (hipotesis

kerja). Hipotesis kerja atau disingkat Ha adalah hipotesis yang menyatakan adanya

suatu hubungan atau adanya suatu perbedaan antara dua kelompok sedangkan

hipotesis nol atau yang disingkat dengan Ho adalah hipotesis yang menyatakan

tidak ada hubungan atau tidak ada suatu perbedaan antara dua kelompok

(Suharsimi Arikunto,2006 : 71).

Ha dalam penelitian ini adalah layanan informasi tentang cara belajar

efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Pengujian hipotesis

untuk menguji Ha dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis two way

ANOVA atau analisis varian dua jalur yang merupakan analisis untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel faktor (data kategori) dengan variabel dependen.

Pengujian Ha dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menetapkan pernyataan hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengajukan 2 hipotesis yaitu :

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Nilai

,314 3 122 ,815F df1 df2 Sig.

Tests the null hypothesis that the error variance of thedependent variable is equal across groups.

Design: Intercept+Kelompok+Test+Kelompok * Testa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61  

 

a. Hipotesis 1 / Pengujian terhadap kelompok

Ho : Tidak perbedaan aktivitas belajar antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

Ha : Ada perbedaan aktivitas belajar antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

b. Hipotesis 2 / Pengujian terhadap kelompok nilai Pre test dan Post test pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Ho : Tidak ada perbedaan aktivitas belajar pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen berdasarkan kelompok nilai pre-test dan

kelompok nilai pos- test.

Ha : Ada perbedaan aktivitas belajar pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen berdasarkan kelompok nilai pre test dan

kelompok nilai post test.

c. Hipotesis 3 / Pengujian terhadap interaksi antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dengan kelompok nilai pre-test dan kelompok nilai

pos- test

Ho : Tidak terdapat interaksi antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dengan kelompok nilai pre-test dan kelompok

nilai pos- test dalam peningkatan aktivitas belajar.

Ha : Terdapat interaksi antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan kelompok nilai pre-test dan kelompok nilai pos-

test dalam peningkatan aktivitas belajar.

d. Kriteria penerimaan Hipotesis :

Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

e. Taraf signifikasi α = 0,05

α > 0,05 maka tidak signifikan

α < 0,005 maka signifikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62  

 

2. Mencari Fhitung dengan memanfaatkan fasilitas SPSS 17.0 sehingga

diperoleh penghitungan sebagai berikut :

Tabel 4.6. Hasil Penghitungan Nilai Fhitung pada Kelompok

Eksperimen, Kelompok Kontrol, Nilai Pre test dan Post test serta Interaksi

antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol dengan Nilai Pre test

dan Post test.

Berdasarkan tabel penghitungan nilai Fhitung di atas maka dapat di

ketahui perolehan nilai Fhitung sebagai berikut :

F hitung Kelompok sebesar = 8,236 dengan signifikasi sebesar = 0,005

F hitung Test sebesar = 14,022 dengan signifikasi sebesar = 0,00

F hitung interaksi antara Kelompok dan Test sebesar = 5,564 dengan

signifikasi sebesar = 0,020

3. Menghitung Degree of freedom atau derajad kebebasan

Derajad kebebasan atau Degree of freedom( df ) terdiri dari df 1 dan

df 2 digunakan untuk mencari Ftabel yang selanjutnya akan dibandingkan hasil

antara F hitung dengan Ftabel untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Nilai Ftabel berdasarkan penghitungan statistik yang telah di lakukan

adalah sebaga berikut :

F tabel untuk Kelompok sebesar = 3,92 dengan df 1 = 3 dan df 2 = 122

F tabel untuk Test sebesar = 3,92 dengan df 1 = 3 dan df 2 = 122

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Nilai

397,031a 3 132,344 9,182 ,000

61848,997 1 61848,997 4291,168 ,000

118,711 1 118,711 8,236 ,005

202,098 1 202,098 14,022 ,000

80,194 1 80,194 5,564 ,020

1758,397 122 14,413

63934,000 126

2155,429 125

SourceCorrected Model

Intercept

Kelompok

Test

Kelompok * Test

Error

Total

Corrected Total

Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = ,184 (Adjusted R Squared = ,164)a.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63  

 

F tabel untuk interaksi antara Kelompok dan Test sebesar = 3,92 dengan df

1 = 3 dan df 2 = 122

4. Pengujian Hipotesis

Hasil penghitungan Nilai F baik F hitung maupun F tabel selanjutnya

digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan,yaitu :

a. Uji Hipotesis 1 / Pengujian terhadap kelompok

Ho : Tidak ada perbedaan aktivitas belajar antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Ha : Ada perbedaan aktivitas belajar antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

Kriteria penerimaan hipotesis :

Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Fhitung< Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Berdasarkan penghitungan statistik untuk mencari nilai F

diperoleh F hitung sebesar = 8,236 sedangkan F tabel sebesar = 3,92 maka F

hitung> F tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima dan dengan signifikasi

sebesar = 0,005 < 0,05 maka ada perbedaan yang sangat signifikan.

Adanya penerimaan Ha dan tingkat signifikasi yang telah diketahui

membuktikan bahwa ada perbedaan aktivitas belajar antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dengan tingkat perbedaan yang

sangat signifikan.

b. Uji Hipotesis 2 / Pengujian terhadap kelompok nilai Pre test dan Post test

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Ho : Tidak ada perbedaan aktivitas belajar pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen berdasarkan kelompok nilai pre-test

dan kelompok nilai pos- test.

Ha : Ada perbedaan aktivitas belajar pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen berdasarkan kelompok nilai pre-test dan

kelompok nilai pos- test.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64  

 

Kriteria penerimaan hipotesis :

Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Fhitung< Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Berdasarkan penghitungan statistik untuk mencari nilai F

diperoleh F hitung sebesar = 14,022 sedangkan F tabel sebesar = 3,92

maka F hitung> F tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima dan dengan

signifikasi sebesar = 0,00 < 0,05 maka ada perbedaan yang sangat

signifikan. Adanya penerimaan Ha dan tingkat signifikasi yang telah

diketahui membuktikan bahwa ada perbedaan aktivitas belajar antara

kelompok nilai pre test dan kelompok nilai post test.

c. Uji Hipotesis 3 / Pengujian terhadap interaksi antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dengan kelompok nilai pre-test dan

kelompok nilai pos- test

Ho : Tidak terdapat interaksi antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dengan kelompok nilai pre-test dan kelompok

nilai pos-test dalam peningkatan aktivitas belajar.

Ha : Terdapat interaksi antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan kelompok nilai pre-test dan kelompok nilai pos-

test dalam peningkatan aktivitas belajar.

Kriteria penerimaan hipotesis :

Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Berdasarkan penghitungan statistik untuk mencari nilai F

diperoleh F hitung sebesar = 5,564 sedangkan F tabel sebesar = 3,92 maka

Fhitung > Ftabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima dan dengan signifikasi

sebesar = 0,020 < 0,05 maka ada perbedaan yang sangat signifikan.

Adanya penerimaan Ha dan tingkat signifikasi yang telah diketahui

membuktikan bahwa ada perbedaan aktivitas belajar, nilai pre test dan

post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65  

 

Berdasarkan seluruh pengujian hipotesis yang telah dilakukan di atas

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada uji hipotesis 1 dengan nilai F hitung sebesar = 8,236 sedangkan F tabel

sebesar = 3,92 maka F hitung> F tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

yaitu Ada perbedaan aktivitas belajar pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen berdasarkan kelompok nilai pre-test dan kelompok

nilai pos- test.

2. Pada uji hipotesis 2 dengan nilai F hitung sebesar = 14,022 sedangkan F

tabel sebesar = 3,92 maka F hitung> F tabel sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima Ada perbedaan aktivitas belajar antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

3. Pada uji hipotesis 3 dengan nilai F hitung sebesar = 5,564 sedangkan F

tabel sebesar = 3,92 maka Fhitung > Ftabel sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima Ada interaksi antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan kelompok nilai pre test dan post test dalam peningkatan

aktivitas belajar.

Berdasarkan uji hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa Fhitung >

Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Adanya penerimaan Ha dan tingkat

signifikasi yang telah diketahui membuktikan bahwa Layanan Informasi

tentang Cara Belajar Efektif untuk meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta

didik kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 diterima

kebenarannya dengan peningkatan yang sangat signifikan.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasakan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menyatakan bahwa

layanan informasi tentang cara belajar efektif untuk meningkatkan aktivitas

belajar Peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012 diterima kebenarannya dengan peningkatan yang sangat signifikan.

Pemberian layanan informasi tentang cara belajar efektif kepada peserta

didik mampu membantu memberikan pemahaman mengenai cara belajar efektif

kepada peserta didik. Pemberian layanan informasi tersebut juga memotivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66  

 

peserta didik untuk merubah cara belajarnya menjadi cara belajar yang lebih

efektif dan tepat bagi peserta didik, sehingga peserta didik yang memiliki aktivitas

belajar yang rendah mampu meningkatkan aktivitas belajarnya. Peningkatan

aktivitas belajar dari penelitian ini sesuai dengan tujuan informasi tentang cara

belajar efektif, yaitu; secara khusus tujuan dari layanan informasi tentang cara

belajar efektif adalah memberikan bekal dan pengetahuan tentang cara belajar

efektif kepada peserta didik agar peserta didik mampu memiliki pemahaman yang

cukup untuk mengubah dan meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

Aktivitas belajar yang mengalami peningkatan ini jugadipengaruhi karena

adanya pemberian layanan informasi tentang cara belajar efektif yang sesuai

dengan fungsi layanan informasi,yaitu : 1). Layanan informasi sebagai fungsi

pemahaman, 2). Layanan informasi sebagai fungsi preventif, 3). Layanan

informasi sebagai fungsi pemeliharaan dan pengembangan dan 4). Layanan

informasi sebagai fungsi penyesuaian . Terkait dengan salah satu fungsi layanan

informasi tersebut yaitu fungsi pemahaman layanan informasi tentang cara belajar

efektif yang berfungsi membantu peserta didik untuk memberi bekal dan

pengetahuan tentang cara belajar efektif kepada peserta didik agar peserta didik

mampu memiliki pemahaman yang cukup untuk mengubah dan meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

dapat membuktikan pemberian layanan informasi tentang cara belajar efektif

meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012.

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67  

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan mengenai

layanan informasi tentang cara belajar efektif untuk meningkatkan aktivitas

belajar pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Ada perubahan aktivitas belajar pada peserta didik yang diberikan treatment

mengenai layanan informasi tentang cara belajar efektif untuk meningkatkan

aktivitas belajar.

2. Layanan informasi tentang cara belajar efektif yang diberikan pada peserta

didik dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik yang pada awalnya

belum mengalami peningkatan.

3. Adanya peningkatan aktivitas belajar yang sangat signifikan terjadi pada

peserta didik yang diberikan perlakuan atau treatment dengan pemberian

layanan informasi tentang cara belajar efektif yaitu, peserta didik kelas VII.F

SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Dengan demikian simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini

adalah Layanan Informasi tentang Cara Belajar Efektif Meningkatkan Aktivitas

Belajar Pada Peserta didik Kelas VIII.F SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012 .

B. Implikasi

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, maka implikasi hasil penelitian

secara umum adalah sebagai berikut:

1. Implikasi bagi Peserta didik

Peserta didik yang mendapatkan layanan informasi tentang cara

belajar efektif mampu mengembangkan potensi dirinya serta mampu memilih

dan menerapkan cara belajar yang efektif, sehingga peserta didik dapat

belajar secara lebih mencapai aktivitas belajar nya dan membantu peserta

didik untuk mencapai prestasi belajar yang baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68  

 

2. Implikasi bagi Guru BK

Guru BK merupakan unsur penting dalam perkembangan pribadi

peserta didik di sekolah. Guru BK diharapkan mampu menuntun Peserta didik

dengan memberikan pengarahan yang tepat tentang cara belajar yang baik

bagi Peserta didik agar aktivitas belajar peserta didik mencapai hasil yang

maksimal. Dengan adanya pengarahan serta memberian informasi dari guru

bk, maka peserta didik akan semakin termotivasi untuk belajar dengan lebih

baik. Guru BK juga diharapakan mampu memberikan berbagai layanan yang

tepat bagi peserta didik terkait dengan cara belajar efektif untuk

meningkatkan aktivitas belajar Peserta didik di sekolah.

3. Implikasi bagi Sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan mencerdaskan

para peserta didik melalui penyampaian materi yang diberikan guru kepada

peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar, sehingga diharapkan

mampu mendidik para peserta didik agar memiliki kepribadian yang baik dan

mampu mencapai hasil berlajar optimal terkait dengan cara belajar efektif

untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Untuk itu, sekolah di

harapakan mampu mendukung kegiatan-kegiatan peserta didiknya dengan

cara; menciptakan suasana dan lingkungan yang menyenangkan bagi aktivitas

belajar peserta didik, menyediakan sarana dan prasarana sekolah yang lebih

baik untuk mendukung aktivitas belajar peserta didik, dan lebih

memperhatikan program-program layanan BK untuk perkembangan peserta

didik.

C. Saran

Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian di atas, maka dapat

dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi Peserta didik

a. Peserta didik hendaknya mengikuti memberian layanan informasi tentang

cara belajar efektif yang diberikan guru BK dalam upaya meningkatkan

aktivitas belajarnya dengan baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69  

 

b. Peserta didik harus mampu menetapkan cara belajar efektif yang tepat

dan sesuai dengan kondisi dirinya dalam meningkatkan kegiatan atau

aktivitas belajarnya.

2. Bagi Guru BK

a. Guru BK dapat menampilkan layanan informasi tentang cara belajar

efektif secara lebih intensif pada peserta didik untuk meningkatkan

aktivitas belajar para peserta didik sehingga peserta didik tertarik.

b. Guru BK harus berusaha untuk memberikan berbagai jenis-jenis layanan

yang terkait dengan bimbingan dan konseling yang khususnya untuk

dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar para peserta didik agar

prestasi belajarnya dapat meningkat, seperti layanan informasi tentang

cara belajar efektif.

3. Bagi Kepala Sekolah

a. Memberikan fasilitas kepada guru BK untuk memperlancar pelaksanaan

program layanan informasi, khususnya layanan informasi tentang cara

belajar efektif.

b. Untuk lebih memperhatikan program BK dalam memberikan pelayanan

bagi peserta didik, sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk

meningkatkan aktivitas belajarnya.

 

 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


Recommended