KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI STRUKTUR
BUMI DAN MATAHARI KELAS V SD NEGERI PESAYANGAN 01 KABUPATEN TEGAL
Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Silvia Novabriani
1401412569
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-
benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian
atau keseluruhannya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Hari, tanggal : Rabu, 3 Agustus 2016
Tempat : Tegal
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Keefektifan Media Audio Visual terhadap Minat dan Hasil
Belajar Materi Struktur Bumi dan Matahari Kelas V SD Negeri Pesayangan 01
Kabupaten Tegal” oleh Silvia Novabriani 1401412569, telah dipertahankan di
hadapan sidang panitia ujian skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
(1) Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah
untuk dirinya sendiri. (Qs. Al-Ankabut: 6)
(2) Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar. (Qs. Ali Imran: 146)\
(3) Waktu itu bagaikan sebilah pedang, kalau engkau tidak memanfaatkannya,
maka ia akan memotongmu (Ali bin Abu Talib)
(4) Jadikan masa lalu sebagai pelajaran hidup dan masa depan sebagai tujuan
hidup (Peneliti)
Persembahan
Untuk Bapak Suwarno, Ibu
Puryani, Mbak Fitri, Mas Nur, dan
Mas Jefri.
vi
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul “Keefektifan Media Audio Visual terhadap
Minat dan Hasil Belajar Materi Struktur Bumi dan Matahari Kelas V SD Negeri
Pesayangan 01 Kabupaten Tegal”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Skripsi ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dan bimbingan
berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak, seperti:
1. Prof. Dr. Fathur Rakhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menempuh
pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini..
3. Drs. Isa Anshori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Jurusan PGSD.
4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal
yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyusun skripsi.
5. Dra. Umi Setijowati, M.Pd., pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada peneliti dalam menyusun
skripsi.
vii
6. Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd., pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada peneliti dalam menyusun
skripsi.
7. Drs. Yuli Witanto, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan pada peneliti.
8. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP
Tegal yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
9. Kepala sekolah di SD Negeri Pesayangan 02, yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk mengambil data.
10. Kepala sekolah di SD Negeri Pesayangan 01, yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti.
11. Nuripah, S.Pd., sebagai guru kelas V SD Negeri Pesayangan 02, yang telah
membantu peneliti dalam mengambil data.
12. Ifa Dwi Mayasari, S.Pd., dan MM. Suparti, S.Pd., sebagai guru kelas V SD
Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti.
13. Bapak, ibu dan saudara-saudaraku yang selalu memberikan inspirasi,
motivasi, dan semangat.
14. Teman-teman seperjuangan PGSD UPP Tegal yang telah memberikan
motivasi dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.
15. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini baik secara moril
maupun materiil yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
viii
Semoga semua pihak tersebut senantiasa mendapatkan curahan kasih
sayang dari Allah SWT serta mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Peneliti
juga berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak dan
pembaca.
Tegal, Juli 2016
Peneliti
ix
ABSTRAK
Silvia Novabriani. 2016. Keefektifan Media Audio Visual terhadap Minat dan Hasil Belajar Materi Struktur Bumi dan Matahari Kelas V SD Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: I. Dra. Umi Setijowati, M.Pd, II. Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci : Media Audio Visual, Minat Belajar, dan Hasil Belajar.
IPA merupakan mata pelajaran eksak yang mengkaji tentang makhluk hidup
dan proses kehidupannya, benda atau materi, energi dan perubahan, serta bumi
dan alam semesta. Tujuan pembelajaran IPA di SD yaitu mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut,
diperlukan pembelajaran yang berkualitas. Sayangnya, pembelajaran IPA di SD
masih didominasi dengan media pembelajaran konvensional yang membuat siswa
pasif, sehingga minat dan hasil belajar yang diperoleh siswa kurang optimal. Oleh
karena itu, diperlukan media pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Salah
satunya yaitu media pembelajaran audio visual. Media pembelajaran audio visual
merupakan salah satu media pembelajaran aktif. Penerapan media pembelajaran
ini yaitu dengan menampilkan video pembelajaran di dalam kelas serta
menggunakan metode diskusi di dalam proses pembelajarannya.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan media audio visual
terhadap minat dan hasil belajar materi Struktur Bumi dan Matahari. Sampel
dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Pesayangan 01 Kabupaten
Tegal, yang terdiri dari 24 siswa kelas eksperimen dan 23 siswa kelas kontrol.
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasy experimental dengan bentuk nonequivalent control group design. Pengujian hipotesis
menggunakan uji independent sample t test dan uji pihak kanan one sample t test.Hasil perhitungan uji t pada minat belajar siswa menunjukkan nilai thitung=
2,621, dan pada hasil belajar siswa menunjukkan bahwa nilai thitung= 3,243. Nilai
thitung tersebut lebih besar dari nilai ttabel, 2,621 > 2,014 dan 3,243 > 2,014, maka
keputusanya Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan terdapat
perbedaan minat dan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hasil uji keefektifan melalui uji pihak kanan pada minat belajar siswa
menunjukkan nilai thitung= 3,827, dan pada hasil belajar thitung= 4,605. Nilai thitung
tersebut lebih besar dari nilai ttabel, 3,827 > 2,069 dan 4,605 > 2,069, maka
keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga diperoleh kesimpulan pada
penelitian ini yaitu media audio visual efektif terhadap minat dan hasil belajar
materi Struktur Bumi dan Matahari siswa kelas V SD Negeri Pesayangan 01
Kabupaten Tegal. Peneliti menyarankan agar guru dapat menerapkan media audio
visual dalam pembelajaran IPA khususnya materi Struktur Bumi dan Matahari.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................. i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................. iii
Pengesahan ....................................................................................................... iv
Motto Dan Persembahan .................................................................................. v
Prakata .............................................................................................................. vi
Abstrak ............................................................................................................. ix
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Tabel ..................................................................................................... xv
Daftar Gambar .................................................................................................. xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii
Bab
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
1.3 Pembatasan Masalah........................................................................ 6
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.5.1 Tujuan Umum .................................................................................. 8
1.5.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 8
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
xi
1.6.1 Manfaat Teoritis .............................................................................. 9
1.6.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 9
1.6.2.1 Bagi Siswa ....................................................................................... 9
1.6.2.2 Bagi Guru ........................................................................................ 9
1.6.2.3 Bagi Sekolah .................................................................................... 9
1.6.2.4 Bagi Peneliti .................................................................................... 10
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori .................................................................................... 11
2.1.1 Pengertian Belajar............................................................................ 11
2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar ....................................... 12
2.1.3 Pengertian Pembelajaran ................................................................. 15
2.1.4 Minat Belajar ................................................................................... 17
2.1.5 Hasil Belajar .................................................................................... 18
2.1.6 Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar .......................................... 22
2.1.7 Hakikat Pembelajaran IPA .............................................................. 26
2.1.8 Hakikat Media Pembelajaran........................................................... 29
2.1.9 Jenis Media Pembelajaran ............................................................... 31
2.1.9.1 Media Visual . ................................................................................. 31
2.1.9.2 Media Audio. ................................................................................... 34
2.1.9.3 Media Audio Visual ........................................................................ 34
2.1.10 Media Audio Visual ........................................................................ 34
2.1.11 Materi Struktur Bumi dan Matahari ................................................ 37
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................. 41
2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 45
2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 47
3. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 50
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 51
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 52
3.3.1 Populasi ........................................................................................... 52
3.3.2 Sampel ............................................................................................. 54
xii
3.4 Variabel Penelitian .......................................................................... 54
3.4.1 Variabel Bebas ................................................................................. 55
3.4.2 Variabel Terikat ............................................................................... 55
3.5 Data Penelitian ................................................................................. 55
3.5.1 Sumber Data .................................................................................... 55
3.5.2 Jenis Data. ........................................................................................ 56
3.5.2.1 Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Pesayangan 01 Kabupaten
Tegal ................................................................................................ 56
3.5.2.2 Data Nilai Tes Awal. ....................................................................... 56
3.5.2.3 Data Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Pesayangan 01
Kabupaten Tegal Materi Struktur Bumi dan Matahari .................... 56
3.5.2.4 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Pesayangan 01
Kabupaten Tegal Materi Struktur Bumi dan Matahari .................... 57
3.5.2.5 Data Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media
Pembelajaran ................................................................................... 57
3.6 Teknik Pengumpulan Data. ............................................................. 58
3.6.1 Wawancara Tidak Terstruktur. ........................................................ 58
3.6.2 Observasi. ........................................................................................ 59
3.6.3 Dokumentasi. ................................................................................... 60
3.6.4 Angket ............................................................................................. 60
3.6.5 Test. ................................................................................................. 61
3.7 Instrumen Penelitian ........................................................................ 62
3.7.1 Pedoman Wawancara ...................................................................... 63
3.7.2 Lembar Observasi ............................................................................ 63
3.7.3 Dokumentasi .................................................................................... 64
3.7.4 Angket ............................................................................................. 64
3.7.4.1 Pengujian Validitas .......................................................................... 65
3.7.4.2 Pengujian Reliabilitas ...................................................................... 67
3.7.5 Instrumen Tes .................................................................................. 68
3.7.5.1 Pengujian Validitas .......................................................................... 69
3.7.5.2 Pengujian Reliabilitas ...................................................................... 71
xiii
3.7.5.3 Taraf Kesukaran .............................................................................. 71
3.7.5.4 Daya Pembeda ................................................................................. 72
3.8 Teknik Analisis Data ....................................................................... 75
3.8.1 Deskripsi Data ................................................................................. 75
3.8.2 Uji Prasyarat Analisis ...................................................................... 75
3.8.2.1 Uji Normalitas ................................................................................. 75
3.8.2.2 Uji Homogenitas .............................................................................. 76
3.8.3 Analisis Akhir .................................................................................. 76
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen dan Konrol ......... 79
4.1.1 Kelas Eksperimen ............................................................................ 79
4.1.2 Kelas Kontrol ................................................................................... 83
4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian ................................................. 87
4.2.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Bebas ......................................... 87
4.2.2 Analisis Data Variabel Terikat ........................................................ 88
4.2.2.1 Tes Awal .......................................................................................... 89
4.2.2.2 Minat Belajar Siswa ........................................................................ 90
4.2.2.3 Tes Akhir ......................................................................................... 91
4.3 Analisis Statistik Data Penelitian .................................................... 92
4.3.1 Minat Belajar Siswa ........................................................................ 92
4.3.1.1 Uji Normalitas Data Minat Belajar Siswa ....................................... 93
4.3.1.2 Uji Homogenitas Data Minat Belajar Siswa .................................. 94
4.3.1.3 Uji Hipotesis Data Minat Belajar Siswa .......................................... 95
4.3.2 Hasil Belajar .................................................................................... 100
4.3.2.1 Uji Normalitas Nilai Hasil Belajar Siswa ........................................ 100
4.3.2.2 Uji Homogenitas Nilai Hasil Belajar Siswa .................................... 102
4.3.2.3 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa......................................... 103
4.4 Pembahasan ..................................................................................... 108
5. PENUTUP
5.1 Simpulan .......................................................................................... 116
5.2 Saran ................................................................................................ 117
xiv
5.2.1 Bagi Guru ........................................................................................ 118
5.2.2 Bagi Siswa ....................................................................................... 118
5.2.3 Bagi Sekolah .................................................................................... 118
5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 120
LAMPIRAN ..................................................................................................... 123
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Dimensi dan Indikator Minat Belajar Siswa ........................................... 18
3.1 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata ................................................................ 53
3.2 Skala Likert ............................................................................................. 61
3.3 Rekapitulasi Uji Validitas Angket Uji Coba .......................................... 66
3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................. 67
3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Uji Coba ............................... 70
3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................. 71
3.7 Rekapitulasi Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................. 72
3.8 Rekapitulasi Analisis Daya Pembeda Instrumen ................................... 74
4.1 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Menggunakan Media Audio
Visual di Kelas Eksperimen.................................................................... 82
4.2 Data Hasil Pengamatan Video Pembelajaran di Kelas Eksperimen ....... 83
4.3 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Menggunakan Media Gambar
di Kelas Kontrol ...................................................................................... 86
4.4 Data Hasil Pengamatan Media Gambar di Kelas Kontrol ...................... 87
4.5 Deskripsi Nilai Tes Awal IPA ................................................................ 89
4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal IPA ............................................... 90
4.7 Deskripsi Data Minat Belajar ................................................................. 90
4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Minat Belajar IPA ........................................ 91
4.9 Deskripsi Nilai Tes Akhir ....................................................................... 91
4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Belajar IPA .................................. 92
4.11 Hasil Uji Normalitas Data Minat Belajar Siswa ..................................... 94
4.12 Hasil Uji Homogenitas Data Minat Belajar Siswa ................................. 95
4.13 Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Minat Belajar Siswa .............................. 97
4.14 Hasil Uji Hipotesis Keefektifan Minat Belajar Siswa ............................ 99
4.15 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa ...................................... 101
4.16 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa .................................. 103
4.17 Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Siswa ............................... 105
4.18 Hasil Uji Hipotesis Keefektifan Hasil Belajar Siswa ............................. 107
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Struktur Bumi ........................................................................................... 39
2.2 Struktur Matahari .................................................................................... 40
2.3 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................ 47
3.1 Gambar Desain Penelitian ........................................................................ 50
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
1. Pedoman Wawancara.............................................................................. 123
2. Daftar Nilai UH Materi Struktur Bumi dan Matahari dan Matahari
Kelas V SD Negeri Pesayangan 01 Tahun Pelajaran 2014/2015 ........... 126
3. Daftar Nama Siswa Kelas V A Tahun Pelajaran 2015/2016 ................. 127
4. Daftar Nama Siswa Kelas V B Tahun Pelajaran 2015/2016................... 128
5 Silabus Pembelajaran .............................................................................. 129
6. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen ............................................. 130
7. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol.................................................... 135
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ......................... 139
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................... 151
10. Media Pembelajaran ............................................................................... 187
11. Kisi-Kisi Angket Minat Belajar .............................................................. 196
12. Lembar Validasi Angket Minat Belajar .................................................. 197
13. Angket Uji Coba Minat Belajar Siswa ................................................... 203
14. Kisi-kisi Soal Uji Coba ........................................................................... 206
15. Lembar Validasi Soal ............................................................................. 211
16. Soal Uji Coba .......................................................................................... 218
17. Analisis ButirAngket .............................................................................. 227
18. Analisis Butir Soal .................................................................................. 230
19. Hasil Uji Validitas Angket...................................................................... 234
20. Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar ....................................................... 238
21. Hasil Uji Validitas Soal. .......................................................................... 239
22. Hasil Uji Reliabilitas Soal ....................................................................... 245
23. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal .................................................. 246
24. Hasil Analisis Daya Beda Soal ............................................................... 248
25. Tes Akhir Kisi-kisi Angket Minat Belajar.............................................. 250
26 Angket Minat Belajar Siswa ................................................................... 251
27. Kisi-kisi Soal Tes Awal dan Akhir ......................................................... 254
28. Soal Tes Awal dan Akhir ........................................................................ 259
29. Analisis Butir Angket Kelas Eksperimen ............................................... 264
xviii
30. Analisis Butir Angket Kelas Kontrol ...................................................... 265
31. Nilai Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen ........................................ 266
32. Nilai Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol ............................................... 267
33. Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen.......................................... 268
34. Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ................................................ 269
35. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Merencanakan
Pembelajaran Menggunakan APKG I di Kelas Eksperimen .................. 270
36. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Melaksanakan
Pembelajaran Menggunakan APKG II di Kelas Eksperimen ................. 274
37. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Media Video Pembelajaran di Kelas
Eksperimen ............................................................................................. 278
38. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Merencanakan
Pembelajaran Menggunakan APKG I di Kelas Kontrol ......................... 280
39. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran
Menggunakan APKG II di Kelas Kontrol .............................................. 284
40. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Media Gambar di Kelas Kontrol.......... 288
41. Output Uji Normalitas Data Tes Awal Siswa ......................................... 289
42. Output Uji Homogenitas Data Tes Awal Siswa ..................................... 290
43. Output Uji Hipotesis (Uji t) Data Tes Awal Siswa ................................ 291
44. Output Uji Normalitas Data Minat Belajar Siswa .................................. 292
45. Output Uji Homogenitas Data Minat Belajar Siswa............................... 293
46. Output Uji Hipotesis (Uji t) Data Minat Belajar Siswa ......................... . 294
47. Output Pengujian One Sample t Test Data Minat Belajar Siswa ........... 295
48. Output Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa ................................... 296
49. Output Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa ................................ 297
50. Output Uji Hipotesis (Uji t) Data Hasil Belajar Siswa ........................... 298
51. Output Pengujian One Sample t Test Data Hasil Belajar Siswa ............ 299
52. Foto Pembelajaran di Kelas Eksperimen ................................................ 300
53. Foto Pembelajaran di Kelas Kontrol....................................................... 303
54. Surat-surat ............................................................................................... 304
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan dijelaskan tentang: latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat
penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
Dengan adanya pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan, keahlian,
dan keterampilan yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi, dan bakat
yang dimilikinya. Tanpa adanya pendidikan, manusia sangat sulit menjalani
kehidupan karena manusia tidak tahu bagaimana dan apa yang harus dilakukan
untuk menjalankan kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting
dijadikan sebagai jalan untuk memperoleh tujuan hidup. Pendidikan tidak sebatas
digunakan untuk menggali pengetahuan semata, melainkan juga untuk mengasah
kemampuan spiritual, emosional, dan sosial manusia. Hal tersebut sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
2
Berdasarkan rumusan tersebut, dalam melaksanakan pendidikan harus
terdapat tujuan yang jelas. Apabila pendidikan tidak memiliki tujuan yang jelas,
maka pencapaiannya tidak maksimal, bahkan bisa saja gagal. Tujuan Pendidikan
Nasional tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka pemerintah
menyelenggarakan program wajib belajar 9 tahun meliputi jenjang pendidikan
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Program pemerintah
tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 pasal 1
ayat 7 yang menjelaskan bahwa:
Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan
formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang
diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu
kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk
Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk
lain yang sederajat.
Menurut Arsyad (2013: 1), “pendidikan diselenggarakan secara formal di
sekolah-sekolah, tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri
siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap”. Pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap siswa dapat
terjadi selama proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, pendidikan di
sekolah diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
3
sikap positif pada diri siswa.
Pembelajaran di SD mencakup berbagai muatan mata pelajaran, salah
satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA
merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah. Ruang lingkup IPA meliputi makhluk hidup dan proses kehidupannya,
benda atau materi, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta.
Berdasarkan ruang lingkup tersebut, maka IPA sebagai mata pelajaran
memiliki kekhasan yang membedakan dengan mata pelajaran lain. Karakteristik
belajar IPA menurut Jacobson & Bergman (1980) dalam Susanto (2013: 170)
yaitu: (1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori; (2) proses
ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk
juga penerapannya; (3) sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam; (4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi
hanya sebagian atau beberapa saja; dan (5) keberanian IPA bersifat subjektif dan
bukan kebenaran yang bersifat objektif.
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA dan tahap perkembangan
intelektual anak usia SD yang masuk dalam fase operasional konkret, maka dalam
membelajarkan IPA harus dimulai dari yang konkret ke abstrak, dari sederhana ke
rumit, dan dari dekat ke jauh sehingga siswa dapat dengan mudah memahami
konsep pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu, Susanto (2013:
170) menjelaskan kembali bahwa dalam pembelajaran IPA di SD tidak dalam
bentuk hafalan terhadap kumpulan konsep IPA, namun harus dilakukan dengan
penyelidikan sederhana. Dalam kegiatan penyelidikan ini, siswa akan mendapat
4
pengalaman langsung dari pengamatan sehingga dapat menumbuhkan sikap
ilmiah pada diri siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Pesayangan
01 pada hari Selasa, 5 Januari 2016, diperoleh keterangan bahwa pembelajaran
IPA khususnya materi Struktur Bumi dan Matahari masih menekankan konsep-
konsep yang ada dalam buku dan belum menggunakan media yang bervariasi. Hal
ini dikarenakan guru belum memanfaatkan media secara optimal dan kurang
memanfaatkan media yang tersedia di sekolah. Keadaan tersebut mengakibatkan
pembelajaran yang berlangsung terkesan monoton sehingga mengurangi minat
siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kurangnya minat
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akan berdampak pada hasil belajar
yang akan diperolehnya. Berdasarkan hasil Ulangan Harian materi Struktur Bumi
dan Matahari kelas V tahun pelajaran 2014/2015, diperoleh nilai rata-rata kelas
yaitu 63,91. Perolehan nilai siswa pada Ulangan Harian materi Struktur Bumi dan
Matahari dapat dibaca pada Lampiran 2. Dari jumlah keseluruhan 23 siswa,
terdapat 13 siswa atau 56,5 % belum mencapai KKM yaitu 65. Oleh karena itu,
perlu adanya pengembangan media pembelajaran yang efektif serta bervariasi
yang dapat diterapkan di SD Negeri Pesayangan 01. Media tersebut dapat berupa
media audio visual seperti video pembelajaran.
Warsita (2008: 30-2) mengemukakan bahwa “media audiovisual atau sering
disebut video mempunyai potensi tinggi dalam penyampaian pesan maupun
kemampuannya dalam menarik minat dan perhatian peserta didik”. Media video
adalah media visual gerak yang dapat diatur percepatan dan gerakannya, sehingga
5
memungkinkan media video efektif bila digunakan untuk membelajarkan materi
yang berhubungan dengan unsur gambar, dan gerak yang disertai dengan suara.
Berdasarkan pengertian tersebut, media audio visual sangat tepat untuk
diterapkan dalam pembelajaran materi Struktur Bumi dan Matahari. Hal ini
dikarenakan dalam pembelajaran materi Struktur Bumi dan Matahari memerlukan
unsur gambar untuk memperjelas pemahaman siswa tentang materi Struktur Bumi
dan Matahari. Selain itu media audio visual juga dapat menarik perhatian siswa
melalui tampilan video yang berupa gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Dengan adanya penggunaan media yang menarik seperti media audio visual
dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam materi Struktur Bumi dan
Matahari. Media audio visual juga dapat membuat hasil belajar menjadi lebih baik
apabila pembelajarannya berjalan dengan baik.
Media audio visual terbukti memiliki kemampuan yang efektif untuk
menyampaikan informasi dalam dunia pendidikan. Hal ini telah dibuktikan dalam
penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Hastuti dan Budianti (2014) dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual terhadap Hasil Belajar Siswa
pada mata pelajaran IPA Kelas II SDN Bantargebang II Kota Bekasi”. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan dan pengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa kelas II pada mata pelajaran IPA. Serta penelitian yang dilakukan
oleh Windaviv (2014) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual
untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak di Kelompok B TK Pertiwanida Rejoso
Nganjuk”. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
6
minat belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan
menggunakan media audio visual.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Keefektifan Media Audio Visual terhadap Minat dan
Hasil Belajar Materi Struktur Bumi dan Matahari Kelas V SD Negeri Pesayangan
01 Kabupaten Tegal”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah
penelitian sebagai berikut:
(1) Pembelajaran IPA masih bersifat konvensional.
(2) Guru belum menggunakan media pembelajaran secara optimal.
(3) Guru belum pernah menggunakan media audio visual.
(4) Minat dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Pesayangan 01 pada materi
Struktur Bumi dan Matahari tahun 2014/2015 masih rendah.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka masalah penelitian perlu dibatasi
sebagai berikut:
(1) Populasi dalam penelitian ini terbatas hanya pada siswa kelas V A dan B
semester II SD Negeri Pesayangan 01.
(2) Materi yang digunakan dalam penelitian hanya terbatas pada Struktur Bumi
dan Matahari.
7
(3) Variabel dalam penelitian yang akan dilakukan terbatas pada minat dan hasil
belajar materi Struktur Bumi dan Matahari menggunakan media audio visual.
(4) Penelitian ini memfokuskan pada keefektifan media video terhadap minat dan
hasil belajar IPA materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD
Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah maka masalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
(1) Apakah terdapat perbedaan minat belajar IPA materi Struktur Bumi dan
Matahari pada siswa kelas V antara pembelajaran yang menggunakan media
audio visual dengan yang menggunakan media gambar?
(2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA materi Struktur Bumi dan
Matahari pada siswa kelas V antara pembelajaran yang menggunakan media
audio visual dengan yang menggunakan media gambar?
(3) Apakah media audio visual efektif terhadap minat belajar IPA materi Struktur
Bumi dan Matahari pada siswa kelas V?
(4) Apakah media audio visual efektif terhadap hasil belajar IPA materi Struktur
Bumi dan Matahari pada siswa kelas V?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mencakup tujuan umum dan tujuan khusus sebagai
berikut:
8
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakannya penelitian yaitu untuk menguji keefektifan
penggunaan media audio visual dan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPA khususnya materi Struktur Bumi dan Matahari.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat khusus atau fokus tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan khusus dilaksanakannya penelitian ini yaitu:
(1) Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan minat belajar IPA materi Struktur
Bumi dan Matahari pada siswa kelas V antara pembelajaran yang
menggunakan media audio visual dengan yang menggunakan media gambar.
(2) Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar IPA materi Struktur
Bumi dan Matahari pada siswa kelas V antara pembelajaran yang
menggunakan media audio visual dengan yang menggunakan media gambar.
(3) Untuk menguji keefektifan penggunaan media audio visual terhadap minat
belajar IPA materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD
Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal.
(4) Untuk menguji keefektifan penggunaan media audio visual terhadap hasil
belajar IPA materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD
Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua manfaat, yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:
9
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan tambahan pengetahuan
tentang penerapan video pembelajaran terhadap minat dan hasil belajar siswa pada
materi Struktur Bumi dan Matahari dalam kehidupan sehari-hari.
1.6.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi siswa, guru,
sekolah, dan peneliti.
1.6.2.1 Bagi Siswa
(1) Diharapkan dapat memudahkan siswa kelas V SD Negeri Pesayangan 01
dalam mempelajari mata pelajaran IPA khususnya pada materi Struktur Bumi
dan Matahari.
(2) Diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar materi Struktur
Bumi dan Matahari.
1.6.2.2 Bagi Guru
(1) Memberi masukan tentang efektivitas penggunaan media audio visual dalam
upaya meningkatkan minat dan hasil belajar materi Struktur Bumi dan
Matahari.
(2) Membantu dalam menunjang peningkatan minat dan hasil belajar siswa.
1.6.2.3 Bagi Sekolah
(1) Diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD Negeri
Pesayangan 01 pada materi Struktur Bumi dan Matahari.
10
(2) Diharapkan dapat menambah inovasi dalam proses pembelajaran, sehingga
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri Pesayangan 01.
(3) Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi Struktur
Bumi dan Matahari kelas V SD Negeri Pesayangan 01.
1.6.2.4 Bagi Peneliti
(1) Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan
media audio visual dalam proses pembelajaran IPA pada materi Struktur
Bumi dan Matahari.
(2) Diharapkan dapat meningkatkan daya pikir dan keterampilan dalam
melakukan pembelajaran IPA materi Struktur Bumi dan Matahari dengan
menggunakan media audio visual.
11
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian kajian pustaka, akan dijelaskan mengenai: kajian teori, penelitian
terdahulu yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
2.1 Kajian Teori
Dalam kajian teori akan dibahas tentang pengertian belajar, faktor-faktor
yang memengaruhi belajar, pengertian pembelajaran, minat belajar, hasil belajar,
karakteristik anak usia sekolah dasar, hakikat pembelajaran IPA, hakikat media
pembelajaran, jenis media pembelajaran, media audio visual, dan materi struktur
bumi dan matahari.
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia dengan
tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya. Belajar dapat
dilakukan dimana saja, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di
masyarakat. Menurut Djamarah (2011: 13), “belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotor”.
Menurut Susanto (2013: 4), “belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
12
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak”. Sedangkan Rifa’i dan Ani (2012: 66) menjelaskan bahwa “belajar
merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang”.
Dari beberapa pengertian belajar menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah
laku karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Perubahan-
perubahan yang terjadi disadari oleh individu yang belajar dan meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar
Dalam kegiatan belajar ada beberapa faktor yang memengaruhi belajar
siswa sehingga siswa merasa kesulitan untuk berkonsentrasi terhadap materi
pelajaran yang sedang dipelajarinya. Rifa’i dan Ani (2012: 81) mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar siswa adalah
kondisi internal dan eksternal pada diri siswa. Kondisi internal mencakup kondisi
fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan
intelektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi
dengan lingkungan. Sedangkan faktor eksternal seperti variasi dan tingkat
kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar,
iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan memengaruhi
kesiapan, proses, dan hasil belajar.
13
Menurut Slameto (2013: 54-74) kegiatan belajar dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, meliputi jasmaniah, psikologis, dan kelelahan.
Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, meliputi
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor Internal jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. Agar
seseorang dapat belajar dengan baik, ia harus menjaga kesehatan badannya
dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar,
istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah. Apabila seseorang
mengalami cacat tubuh maka dapat memengaruhi kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar membutuhkan semua alat indera yang terdapat pada setiap
manusia seperti mata, telingga, mulut, tangan, dan kaki.
Faktor psikologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat,
kematangan, dan kesiapan. Intelegensi atau kecakapan yang dimiliki seseorang
dapat memengaruhi belajar. Begitu pula dengan perhatian dan minat. Apabila
siswa tidak memiliki perhatian dan minat pada bahan pelajaran, ia bisa merasa
bosan dan tidak suka terhadap apa yang dipelajarinya. Faktor kematangan anak
juga memengaruhi hasil belajar. Anak yang sudah siap (matang) belajarnya akan
lebih berhasil dalam proses pembelajaran. Selain kematangan, kesiapan anak
dalam belajar juga perlu diperhatikan, karena jika siswa belajar dan sudah ada
kesiapan pada anak, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
Faktor kelelahan terdiri dari kelelahan jasmani dan rohani. Keduanya dapat
memengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, diusahakan agar
tidak sampai mengalami kelelahan dalam belajarnya.
14
Faktor eksternal keluarga yaitu berupa cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi rumah tangga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan keluarga
merupakan tempat pertama anak belajar, oleh karena itu keluarga mempunyai
peranan yang penting dalam mendidik anak.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk
mencerdaskan anak bangsa. Faktor sekolah yang memengaruhi kegiatan belajar
yaitu mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
Adapun hal-hal yang dapat memengaruhi belajar siswa dalam masyarakat yaitu
kegiatan siswa di masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan mengenai faktor eksternal, faktor yang paling
memengaruhi belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA materi Struktur
Bumi dan Matahari yaitu faktor sekolah, terutama metode mengajar. Menurut
Anitah (2014: 1.21), “metode adalah cara yang digunakan guru dalam
membelajarkan siswa. Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah
metode sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar”.
Bentuk metode mengajar diantaranya yaitu: ceramah, diskusi, tanya jawab,
simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi, eksperimen, pemecahan
masalah, inkuiri, dan sebagainya.
15
Setiap kegiatan pembelajaran, guru perlu menggunakan beberapa metode
mengajar untuk menyampaikan materi kepada siswa. Sebelum guru memilih
metode mengajar guru juga harus mempertimbangkan materi atau bahan
pelajaran, tujuan pembelajaran, keadaan siswa, kondisi kelas, dan fasilitas belajar
mengajar yang ada di sekolah. Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk
mempermudah proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan proses
pembelajaran.
Dalam membelajarkan IPA materi Struktur Bumi dan Matahari, guru
menggunakan berbagai jenis metode mengajar diantaranya yaitu diskusi, ceramah,
tanya jawab, dan penugasan. Guru menggunakan metode diskusi dikarenakan
media yang digunakannya yaitu media audio visual. Hal ini sejalan dengan
pendapat Arsyad (2013: 142) media audio visual dapat memicu keterlibatan siswa
secara aktif dalam pembelajaran yaitu melalui metode diskusi. Dalam media ini
guru menggunakan fasilitas yang ada di sekolah seperti LCD, komputer dan
speaker.
Dengan adanya metode mengajar seperti metode diskusi, diharapkan siswa
dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, dapat mempertinggi partisipasi untuk
mengeluarkan pendapat, memperluas cakrawala dan wawasan berfikir,
menumbuhkan sikap toleransi dalam berpendapat, serta hasil diskusi yang
diperolehnya lebih mudah dipahami dan diingat sehingga dapat memperoleh hasil
belajar yang maksimal.
2.1.3 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses berlangsungnya penyampaian informasi
yang dilakukan oleh guru dan telah direncanakan untuk mencapai tujuan belajar.
16
Menurut Susanto (2013: 18-9), “kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua
aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis
cenderung lebih dominan pada siswa, sementara secara instruksional dilakukan
oleh guru”.
Menurut Usman (2011) dalam Jihat dan Haris (2013: 12), “pembelajaran
adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai
pemegang peranan utama”. Dengan kata lain keberhasilan proses pendidikan
sangat bergantung pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Oleh
karena itu sebelum guru melakukan proses pembelajaran di dalam kelas, guru
harus membuat perencanaan pembelajaran supaya pembelajaran yang dilakukan
dapat berjalan secara maksimal.
Jihat dan Haris (2013: 11) menjelaskan bahwa “proses pembelajaran bukan
sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses kegiatan,
yaitu interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa”. Jadi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru bukan hanya menyampaikan ilmu kepada
siswa saja, tetapi juga menuntut keterlibatan siswa dalam pembelajaran seperti
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu siswa juga diajak untuk
berinteraksi dengan siswa lainnya seperti dalam kegiatan diskusi di dalam kelas.
Berdasarkan pengertian pembelajaran menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan perpaduan antara dua aktivitas, yaitu aktivitas
mengajar yang dilakukan oleh guru dan aktivitas belajar yang dilakukan oleh
siswa. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya memberikan pengetahuan
kepada siswa saja namun juga melatih siswa untuk pandai berbicara dan
17
menyampaikan pendapat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus
melakukan aktivitas mengajar yang semenarik mungkin sehingga siswa merasa
tertarik mengikuti pembelajaran sehingga dapat ikut terlibat aktif di dalamnya.
2.1.4 Minat Belajar
Minat merupakan suatu hal yang sangat penting untuk ditumbuhkan pada
diri siswa yang sedang belajar. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran
sebaiknya guru memunculkan minat siswa lewat apersepsi sehingga siswa tertarik
untuk mengikuti proses pembelajaran. Slameto (2013: 180) berpendapat bahwa:
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri. semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minatnya.
Menurut Daajali (2007: 121), ”minat dapat diekspresikan melalui
pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas”.
Perasaan menyukai tersebut dapat ditunjukkan dengan sikap lebih memperhatikan
penjelasan guru. Sedangkan partisipasi dapat ditunjukkan dengan kegiatan tanya
jawab tentang materi tersebut, serta aktif mengikuti serangkaian kegiatan dalam
pembelajaran.
Dari beberapa definisi tentang minat, dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan rasa ketertarikan anak yang muncul dari dalam dirinya sendiri yang
ditunjukkan dengan sikap lebih menyukai sesuatu tersebut daripada yang ada
disekitarnya. Anak yang berminat pada pembelajaran yang sedang disampaikan
oleh guru pasti mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi tersebut.
18
Oleh sebab itu minat sangat penting untuk dimunculkan sebelum proses
pembelajaran berlangsung, guru dapat memunculkan minat siswa lewat apersepsi
dengan menghubungkan materi dengan hal-hal yang disukai anak pada umumnya.
Lebih lanjut menurut Slameto (2013:180) menyatakan bahwa “cara yang
paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah
dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada”. Misalnya siswa
menaruh minat pada olahraga sepak bola, sebelum mengajarkan mata pelajaran
IPA materi percepatan gerak, sebaiknya guru memberikan apersepsi dengan
menceritakan sedikit mengenai pertandingan sepak bola yang baru saja
berlangsung, setelah itu diarahkan ke materi yang sebenarnya.
Sudaryono, dkk (2013: 90) menyatakan bahwa minat belajar dapat diukur
melalui 4 dimensi, yaitu: 1) kesukaan, 2) ketertarikan, 3) perhatian, dan 4)
keterlibatan. Dimensi-dimensi tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator
yang terangkum dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Dimensi dan Indikator Minat Belajar Siswa
No. Dimensi Indikator
1. KesukaanGairah
Inisiatif
2. KetertarikanReponsif
Kesegeraan
3. PerhatianKonsentrasi
Ketelitian
4. Keterlibatan
Kemauan
Keuletan
Kerja keras
2.1.5 Hasil Belajar
Secara umum hasil belajar dapat dikatakan sebagai nilai yang diperoleh
siswa selama mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Hasil belajar siswa
19
dikatakan baik apabila siswa telah mencapai batas ketuntasan minimal (KKM).
Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh
anak setelah mengikuti serangkaian kegiatan belajar di kelas. Anak dikatakan
berhasil dalam belajar apabila anak tersebut berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran. Benyamin Bloom dalam Sudjana (2011: 22-9) menjelaskan bahwa
hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintetis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan
empat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap. Ranah afektif terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Berdasarkan penjelasan ketiga ranah tersebut, berikut akan dibahas
mendalam mengenai ranah kognitif. Ranah kognitif terdiri dari enam aspek yaitu
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi.
Pengetahuan, dalam aspek ini meliputi pengetahuan hafalan atau ingatan
seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama tokoh,
dan nama-nama kota. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat
20
rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi
tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini
berlaku bagi semua bidang studi, baik matermatika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, dan bahasa.
Pemahaman, aspek ini dibedakan menjadi tiga kategori yaitu: 1)
pemahaman terjemahan, pemahaman ini merupakan tingkat terendah. Kategori ini
bertujuan untuk menerjemahkan ke dalam arti yang sebenarnya; 2) pemahaman
penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya, menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, dan
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok; 3) pemahaman ekstrapolasi,
pemahaman ini merupakan pemahaman tingkat tinggi. Dengan adanya
ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat
membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti
waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
Aplikasi, aspek ini merupakan penerapan abstraksi ke dalam situasi baru.
Apabila penerapan tersebut dilakukan secara berulang-ulang pada situasi lama
maka akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu situasi
akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah
kecuali ada satu unsur yang masuk yaitu abstraksi itu perlu berupa prinsip atau
generalisasi. Prinsip atau generalisasi merupakan sesuatu yang umum sifatnya
untuk diterapkan pada situasi khusus.
Analisis, aspek ini merupakan usaha memilah suatu integritas menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya.
Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan
21
dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai
pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-
bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal
lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.
Apabila kecakapan analisis telah dapat dikembangkan pada seseorang, maka ia
akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.
Sintetis, aspek ini merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke
dalam bentuk menyeluruh. Keempat aspek yang telah dijelaskan diatas dapat
dipandang sebagai berpikir konvergen karena pemecahan atau jawabannya akan
sudah pasti diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya. Namun, sintetis
merupakan berpikir divergen karena pemecahan atau jawabannya belum dapat
dipastikan. Dengan kemampuan sintetis, orang dapat menemukan hubungan
kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya atau operasionalnya.
Evaluasi, aspek ini merupakan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode,
materi dll. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu
kriteria atau standar tertentu. Dalam tes esai, standar atau kriteria tersebut muncul
dalam bentuk frase. Apabila seseorang mengembangkan kemampuan evaluasi
dengan dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan tesis maka orang tersebut
akan mempertinggi mutu evaluasinya.
Dengan adanya keenam aspek tersebut, maka guru dapat memberikan
penilaian hasil belajar kepada siswa. Dalam membuat soal guru juga perlu untuk
menerapkan keenam aspek tersebut, sehingga siswa tidak hanya menghafal materi
22
yang telah diterimanya, melainkan juga mengolah materi tersebut dengan cara
memahami, menerapkan, menganalisis, menyatukan unsur-unsur ke dalam bagian
yang menyeluruh, dan dapat memberikan keputusan berupa pendapat atau
sebagainya.
2.1.6 Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Pada umumnya anak sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain,
bergerak, serta meniru perkataan dan perbuatan orang lain yang dilihatnya. Oleh
karena itu dalam pembelajaran di dalam kelas guru harus menyampaikan materi
yang dapat melibatkan anak untuk bermain dan bergerak sesuai dengan
karakteristik usianya. Menurut Susanto (2013: 73-6) tahap perkembangan anak
usia sekolah dasar meliputi: perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan
moral.
Perkembangan intelektual usia sekolah dasar (usia 6-12 tahun) yaitu pada
usia ini anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan
tugas-tugas belajar yang menuntut anak untuk memiliki kemampuan intelektual
atau kemampuan kognitif, seperti membaca, menulis dan berhitung. Selain itu,
pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
bersifat sederhana.
Bahasa merupakan simbol-simbol sebagai sarana yang digunakan oleh
seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Simbol-simbol tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, gambar maupun gerakan yang
mengandung kata-kata Dengan bahasa, maka seseorang dapat memperoleh
pengetahuan dan informasi dari sumber-sumber informasi. Dalam perkembangan
23
bahasa, anak usia SD minimal harus menguasai tiga kategori, yaitu: (1) dapat
membuat kalimat yang lebih sempurna; (2) dapat membuat kalimat majemuk; dan
(3) dapat menyusun dan mengajukan pertanyaan.
Perkembangan sosial berkaitan dengan cara anak berinteraksi sosial dengan
orang lain. Dalam perkembangan sosial anak belajar untuk menyesuaikan diri
dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral keagamaan. Pada masa anak
SD masuk pada masa objektif, dimana perkembangan sosial pada anak-anak SD
ditandai dengan adanya perluasan hubungan, seperti menjalin ikatan baru dengan
teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan
sosialnya menjadi bertambah luas. Selain itu, pada anak usia SD mulai memiliki
kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris), sikap bekerjasama
(kooperatif), dan sikap peduli atau mau memerhatikan kepentingan orang lain
(sosiosentris).
Emosi adalah perasaan yang diungkapkan dalam bentuk perbuatan atau
perkataan kepada orang lain atau pada diri sendiri untuk menyatakan suasana
hatinya. Emosi seseorang dapat terlihat dari tindakan dan perilakunya yang
terwujud dalam perkataan, perbuatan dan sikap yang ditunjukkannya. Emosi ini
dimiliki oleh setiap orang, mulai dari anak-anak sampai dewasa, namun kadar
atau kapasitas dan intensitas emosi setiap orang berbeda-beda. Pada anak usia SD
sudah mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi tidak boleh sembarangan,
mereka mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar maka akan
berakibat dibenci oleh orang lain.
Perkembagan moral pada anak usia SD adalah bahwa anak sudah dapat
mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua dan lingkungan sosialnya. Pada
24
akhir usia ini (usia 11 atau 12 tahun), anak sudah dapat memahami alasan yang
mendasari suatu peraturan. Selain itu, anak sudah dapat mengasosiasikan setiap
bentuk perilaku dengan konsep benar salah atau baik buruk.
Dalam perkembangan bahasa yang telah dijelaskan diatas, pada usia sekolah
dasar, anak telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam kemampuan
mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Hal ini sesuai
dengan pendapat dari Abin Syamsuddin dalam Susanto (2013: 74), “pada awal
masa ini (usia 6-7 tahun), anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada
masa akhir (usia 11-12 tahun), anak telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata”.
Selain karakteristik perkembangan tersebut, lebih lanjut Susanto (2013: 76)
mengemukakan bahwa “secara umum, karakteristik perkembangan anak pada
kelas awal (kelas 1,2,3) sekolah dasar biasanya pertumbuhan fisiknya telah
mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan
keseimbangannya”. Pada umumnya apabila dilihat dari segala aspek, tahap
perkembangan siswa yang berada di kelas awal (kelas 1-3) memiliki tahap periode
perkembangan yang berbeda dengan kelas akhir (kelas 4-6). Tahap periode
perkembangan yang dimaksud yaitu berkaitan dengan tahap perkembangan
kognitif pada diri siswa dalam setiap kelompok umurnya, sebagaimana
dikemukakan oleh Piaget (1950) dalam Susanto (2013: 77-8), yang menyatakan
bahwa “setiap tahapan perkembangan kognitif tersebut mempunyai karakteristik
yang berbeda yang secara garis besarnya dikelompokkan kepada empat tahap,
yaitu: tahap sensori motor, tahap pra-operasional konkret, tahap operasional
konkret, dan tahap operasional formal”. Pada anak usia SD memasuki dua tahapan
yaitu tahap pra-operasional dan tahap operasional konkret.
25
Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan skema
kognitifnya masih terbatas. Siswa suka meniru perilaku orang lain. Perilaku yang
ditiru terutama perilaku orang lain (khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia
lihat ketika orang lain itu merespons terhadap perilaku orang, keadaan dan
kejadian yang dihadapi pada masa lampau. Serta siswa mulai mampu
menggunakan kata-kata dengan benar dan mampu mengekspresikan kalimat-
kalimat pendek secara efektif.
Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), pada tahap ini siswa sudah
mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah,
mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan
benda yang bervariasi tingkatannya dan mampu berfikir sistematis mengenai
benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
Menurut Sumantri (2013: 6.3-4), ”karakteristik yang menonjol pada anak
usia Sekolah Dasar adalah senang bermain, selalu bergerak, bermain atau bekerja
dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan dan/atau merasakan sendiri”.
Karakterisik senang bermain. Pada karakteristik ini, guru perlu memasukkan
unsur permainan dalam kegiatan pembelajaran. Tujuannya yaitu agar anak tertarik
mengikuti pembelajaran dan tidak bosan untuk belajar di dalam kelas.
Karakteristik senang bergerak. Pada karakteristik ini, menghendaki guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu merancang model pembelajaran
yang dapat membuat anak aktif bergerak selama kegiatan pembelajaran.
Karakteristik senang belajar dalam kelompok. Pada karakteristik ini, guru
perlu menerapkan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran. Tujuannya yaitu
26
agar membuat anak bekerja atau belajar bersama kelompokknya.. Dalam
berkelompok, siswa dapat mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas yang
diberikan oleh guru secara bersama-sama.
Karakteristik senang merasakan atau melakukan/meragakan sesuatu secara
langsung. Pada karakteristik ini, guru perlu melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran. Tujuannya yaitu agar siswa lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru apabila mengalami atau melaksanakan sendiri.
2.1.7 Hakikat Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA pada umumnya merupakan mata pelajaran yang
mempelajari tentang makhluk hidup, alam semesta, serta benda-benda yang ada
dipermukaan bumi, di dalam perut bumi maupun di luar angkasa. Hakikat Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) menurut Trianto (2014: 141) adalah “ilmu pengetahuan
yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan
proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud
sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa
konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal”. Proses ilmiah dalam
pembelajaran IPA meliputi kegiatan mengamati, mengukur, mengklasifikasi, dan
menyimpulkan.
Donosepoetro (1990) dalam Trianto (2014: 137) menjelaskan bahwa IPA
dipandang sebagai proses, produk, dan prosedur. Proses diartikan semua kegiatan
ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan baru. Produk diartikan sebagai hasil proses, berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah atau bahan bacaan
27
untuk penyebaran pengetahuan. Prosedur maksudnya adalah metodologi atau cara
yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang lazim disebut metode ilmiah.
Sesuai dengan hakikat IPA , menurut Laksmi (1986) dalam Trianto (2014:
141-2) nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain
sebagai berikut:
1) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis
menurut langkah-langkah metode ilmiah.
2) Keterampilandan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,
mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.
3) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah
baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam
kehidupan.
Dengan demikian, pembelajaran IPA pada umumnya lebih menekankan
pada pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa dapat menemukan fakta-
fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah sehingga pada
akhirnya siswa dapat menemukan dan menerapkan ide-idenya dalam kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan pada pembelajaran IPA di SD, Susanto (2013 : 171)
menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD berdasarkan Badan Nasional
Standar Pendidikan (BSNP, 2006) yaitu:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
28
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dann keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Selain itu Susanto (2013: 170-1) juga menjelaskan bahwa dalam kaitannya
dengan tujuan pembelajaran IPA, maka pada anak SD harus diberikan
pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan
bersikap terhadap alam. Tujuannya yaitu agar anak dapat mengetahui rahasia dan
gejala-gejala alam. Oleh karena itu, pada pembelajaran IPA di SD dilakukan
dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep
IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, pembelajaran IPA akan mendapat
pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana.
Pembelajaran yang demikian dapat menumbuhan sikap ilmiah siswa yang
diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga
mampu berfikir kritis melalui pembelajaran IPA.
Menurut Sumantri (2011: 6.3), siswa SD pada umumnya memiliki
karakteristik yaitu senang bermain, selalu bergerak, bermain atau bekerja dalam
kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan dan atau merasakan sendiri.
Berdasarkan karakteristik anak usia SD, maka dalam pembelajaran IPA perlu
disesuaikan dengan karakteristik tersebut.
Berdasarkan karakteristik senang bermain, maka dalam pembelajaran IPA
guru perlu memuat unsur permainan dalam setiap pembelajaran yang berlangsung.
Karakteristik selalu bergerak, maka guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA
perlu menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan anak aktif bergerak
selama kegiatan pembelajaran. Karakteristik bermain atau bekerja dalam
29
kelompok, maka dalam pembelajaran IPA guru perlu menerapkan metode diskusi
yang memungkinkan anak untuk berkelompok sehingga anak dapat bermain atau
bekerja bersama kelompoknya. Karakteristik senantiasa ingin melaksanakan dan
atau merasakan sendiri, maka guru perlu melibatkan anak secara langsung dalam
proses pembelajaran. Tujuannya yaitu agar anak dapat merasakan, mengalami dan
memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran IPA.
2.1.8 Hakikat Media Pembelajaran
Arsyad (2013: 3) menjelaskan bahwa “kata media berasal dari bahasa Latin
medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan”. Sedangkan menurut Kustandi dan Sutjipto (2013: 8-9), “media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna”. Selain itu media
pembelajaran juga merupakan sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar. Oleh sebab itu dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus memilih
media pembelajaran yang tepat agar efektif saat digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengertian media pembelajaran menurut para ahli, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang
berfungsi untuk membantu menyampaikan dan memperjelas materi pelajaran
sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu,
30
media pembelajaran juga dapat memberikan kesan yang bermakna kepada siswa
sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Menurut Kustandi dan Sutjipto (2013: 21), “dalam pendidikan, media
difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karenanya
informasi yang terdapat dalam media harus dapat melibatkan siswa, baik dalam
benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga
pembelajaran dapat terjadi”. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru sebaiknya
merancang materi secara sistematis serta memperhatikan karakteristik usia siswa.
Dengan adanya media pembelajaran, maka dapat membantu guru dalam
penyampaian materi dan memberikan pengalaman yang menyenangkan terhadap
siswa.
Gagne dan Bringgs (1975) dalam Arsyad (2013: 4) menjelaskan bahwa
media pembelajaran merupakan alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi dari bahan atau materi pembelajaran. Contoh media
pembelajaran yaitu buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film,
slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media
pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai komponen sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
membuat siswa merasa semangat untuk belajar.
Dalam dunia pendidikan media pembelajaran memiliki banyak manfaat.
Menurut Arsyad (2013: 29-30), manfaat praktis dari penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar diantaranya yaitu: (1) media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
31
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (2) media pembelajaran
dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan
lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya; (3) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan
indera, ruang, dan waktu; dan (4) media pembelajaran dapat memberikan
kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan
siswa, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya.
2.1.9 Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran pada dasarnya merupakan alat atau sarana yang
membantu guru dalam menyampaikan bahan atau materi pembelajaran. Media
sangat beranekagaram dan dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Menurut
Heinrich dkk (1996) dalam Sapriati (2014: 5.5), “media pembelajaran antara lain
terdiri atas: (1) media tidak diproyeksikan (non projected media), (2) media
diproyeksikan (projected visual/media), (3) audio, (4) media gerak (motion
media), (5) computer, dan (6) media radio dan televisi”. Sedangkan Anitah (2014:
6.16-30) menjelaskan bahwa pada umumnya media pembelajaran dikelompokkan
menjadi tiga jenis yaitu media visual, media audio, dan media audio visual.
2.1.9.1 Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat menggunakan indera
penglihatan. Media visual ini terdiri atas media yang dapat diproyeksikan
32
(projectes visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non projected
visual).
Media visual yang diproyeksikan merupakan media yang dalam
menampilkan gambar atau tulisan dengan ukuran yang besar harus dengan
bantuan alat proyeksi (projector). Media proyeksi ini bisa berbentuk media
proyeksi diam, misalnya gambar diam (still pictures) dan media proyeksi gerak,
misalnya gambar bergerak (motion pictures).
Untuk menampilakan proyeksi diam seperti gambar diam (still pictures)
dapat digunakan alat proyeksi seperti Opaque Projection, Overhead Projection
(OHP) , dan slide projection. Opaque Projection adalah alat proyeksi yang
mampu memproyeksikan benda-benda dan gambar/huruf dari halaman buku atau
majalah atau lembar kertas biasa. Berbeda dengan proyektor OHP dan slide
projector yang memproyeksikan gambar-gambar dan huruf-huruf melalui lembar
plastik yang tembus pandang (transparan). Sedangkan untuk menampilkan
gambar hidup (motion pictures) dapat ditampilkan dengan bantuan alat proyeksi
yang disebut filmstrip atau film projection dan Liquid Crystal Display (LCD). Alat
proyeksi ini dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik karena dapat
menampilkan berbagai hal yang terkait dengan pencapaian kompetensi/tujuan
pembelajaran dibandingkan alat proyeksi lainnya.
Media visual yang tidak diproyeksikan (Non Projected Visual)
merupakan media yang tidak membutuhkan bantuan alat proyeksi lain dalam
menampilkan tulisan atau gambar. Jenis media ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu
gambar fotografik, garfis, dan media tiga dimensi.
33
Gambar fotografi merupakan gambar yang dibuat melalui proses
fotografi dan termasuk gambar diam/mati (still picture), misalnya yaitu gambar
tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan
isi/bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Media ini sering
digunakan oleh guru karena murah dan mudah mendapatkannya. Media ini
banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender dan sebagainya.
Namun media ini kurang efektif apabila digunakan dalam kelompok besar karena
terkesan kecil dan tidak dapat dilihat oleh siswa yang duduk paling belakang.
Grafis merupakan media pandang dua dimensi yang dirancang secara
khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur-unsur yang ada
dalam media ini yaitu gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk
mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka, dan
bentuk simbol (lambang). Karakteristik dari media ini yaitu sederhana, menarik
perhatian, murah dan mudah disimpan atau dibawa. Media grafis yang sering
digunakan dalam pembelajaran yaitu seperti grafik, bagan, diagram, poster,
karikatur/kartun, dan komik.
Media tiga dimensi terdiri atas media realia dan model. Realia
merupakan alat bantu visual berupa benda asli yang digunakan sebagai alat bantu
dalam pembelajaran. Contoh realia dalam pembelajaran IPA yaitu sepeti katrol,
neraca, timbangan, organ manusia (mata, telinga, hidung), tumbuhan dan
binatang. Sedangkan model merupakan tiruan dari benda asli dalam bentuk tiga
dimensi. Media model ini ukurannya bisa lebih kecil, lebih besar atau sama
dengan benda aslinya. Contoh model yang digunakan dalam pembelajaran IPA
yaitu model mata, telinga, tata surya, bagan batang, dan bagian daun.
34
2.1.9.2 Media Audio
Media audio merupakan media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya bisa didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan siswa untuk mempelajari materi atau bahan pembelajaran. Jenis
media ini terdiri atas program kaset suara (audio cassette), CD audio, dan
program radio. Pada umumnya, media ini dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu dengan tujuan untuk melatih keterampilan yang berhubungan
dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
2.1.9.3 Media Audio Visual
Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan media
visual. Jadi, media ini dapat didengar dan dilihat oleh siswa. Contoh dari media
audio visual yaitu program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional,
program slide suara (sound slide), dan program CD interaktif.
2.1.10 Media Audio Visual
Menurut Seels dan Richey (2000) dalam Warsita (2008: 29-32) media audio
visual merupakan media yang dalam menyampaikan bahan atau materi pelajaran
menggunakan peralatan elektronik sehingga dapat menyajikan pesan-pesan dalam
bentuk audio dan visual secara bersamaan. Media audiovisual atau sering disebut
video dapat ditampilkan melalui penggunaan komputer dengan bantuan alat
proyeksi Liquid Crystal Display (LCD) serta penggunaan televisi dengan alat
proyeksi yang berupa Video Compact Disk (VCD) atau Digital Versatile Disc
(DVD). Penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran yaitu untuk
35
mengatasi keterbatasan pengalaman siswa terhadap objek yang langkahnya terlalu
cepat atau lambat dan memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Selain itu
menurut Arsyad (2013: 142) media audio visual juga dapat memicu keterlibatan
siswa secara aktif dalam pembelajaran yaitu melalui diskusi serta mendorong
munculnya pola pembelajaran yang bervariasi.
Daryanto (2013: 86-7) menjelaskan bahwa media video merupakan suatu
medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk
pembelajaran dalam skala besar, individual, maupun berkelompok. Karakteristik
media video yaitu dapat menyajikan gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Hal ini, dapat membuat siswa memperoleh pengalaman dalam pembelajaran
karena siswa akan merasa seperti berada disuatu tempat yang sama dengan
program yang ditayangkan dalam video tersebut. Pembelajaran menggunakan
media video dapat meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa terhadap materi
pelajaran karena proses pemerolehan informasi didapat melalui indera
pendengaran dan penglihatan.
Media video yang digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran
memiliki keuntungan dan kekurangan, menurut Warsita (2008: 33) keuntungan
media video yaitu: (1) meningkatkan pengetahuan siswa; (2) menumbuhkan
keinginan atau motivasi untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lebih
lanjut; (3) meningkatkan perbendaharaan kosakata, dan kemampuan berbahasa
secara verbal dan non verbal; (4) meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas
siswa; (5) menimbulkan daya berpikir kritis pada siswa; dan (6) memicu minat
baca dan motivasi belajar pada siswa. Selain itu, media video juga memiliki
36
kelemahan, Menurut Daryanto (2013: 89) kelemahan pengguaan media video
yaitu: fine details, size information, third dimention, opposition, setting, budget
dan material pendukung.
Fine details, artinya media tayangnya tidak dapat menampilkan obyek
sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna. Pada media video, tidak dapat
menampilkan gambar dengan ukuran yang sangatt kecil. Apabila ditayangkan
dalam ukuran yang sangat kecil, maka gambar tesebut akan terlihat tidak jelas.
Oleh karena itu dalam media video selalu menghindari gambar yang terlalu
mendetail.
Size information, artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran
yang sebenarnya. Secara umum, objek yang ditampilkan dalam video adalah
gambar yang telah diatur besar kecilnya saat akan ditampilkan. Objek yang dalam
kenyataannya besar akan diperkecil tampilannya, begitupula dengan objek yang
kecil maka tampilannya akan diperbesar. Hal ini bertujuan untuk mengatasi
keterbatasan ruang tampilan dalam video serta memperjelas objek yang kecil.
Third dimention, artinya gambar yang diproyeksikan oleh video umumnya
berbentuk dua dimensi. Untuk tampak seperti tiga dimensi dalam pembuatan
video dapat diatasi dengan cara mengatur pengambilan gambar, letak property,
atau pengaturan cahaya.
Opposition, artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan
timbulnya keraguan siswa dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya. Oleh sebab
itu dalam video harus mencantumkan dengan jelas apa yang sebenarnya ingin
diperlihatkan kepada penonton.
37
Setting, artinya apabila yang ditampilkan hanya adegan orang yang sedang
berbicara saja, maka penonton akan sulit untuk menebak dimana kejadian tersebut
berlangsung. Oleh karena itu dalam membuat video harus menampilkan letak atau
tempat orang yang sedang berbicara.
Budget, artinya biaya untuk membuat program video membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Biaya yang dikeluarkan seperti membeli peralatan yang
digunakan untuk merekam video seperti kamera, serta alat pendukung lainnya
yang berkaitan dengan isi cerita yang ada dalam video.
Material pendukung, artinya dalam menampilkan gambar yang terdapat
dalam video membutuhkan alat proyeksi yang berupa LCD, DVD, dan VCD. Alat
proyeksi tersebut akan dihubungkan dengan komputer atau televisi sehingga dapat
menampilkan video dengan ukuran yang lebih besar.
2.1.11 Materi Struktur Bumi dan Matahari
Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu materi Struktur Bumi dan
Matahari. Materi ini dibelajarkan pada siswa kelas V semester II dengan Standar
Kompetensi: 7. Memahami Perubahan yang Terjadi di Alam dan Hubungannya
dengan Penggunaan Sumber Daya Alam. Kompetensi Dasar: 7.3 Mendeskripsikan
struktur bumi. Pada materi ini menjelaskan tentang lapisan-lapisan yang terdapat
pada bagian bumi dan matahari.
Bumi merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup (manusia, hewan, dan
tumbuhan) karena di bumi terdapat oksigen dan air yang menunjang kehidupan
bagi makhluk hidup. Tanpa adanya oksigen makhluk hidup tidak dapat bernafas,
begitu pula tanpa air tumbuhan tidak bisa melakukan proses fotosintesis, hewan
38
tidak dapat minum dan manusia tidak dapat memenuhi kehidupan sehari-hari
seperti memasak, mencuci, minum, mandi, dan sebagainya.
Suhu di bumi tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Hal ini karena
bumi memliki lapisan atmosfer. Lapisan inilah yang melindungi bumi dari sinar
dan panas matahari agar tidak berlebihan masuk ke bumi. Selain itu lapisan
atmosfer juga melindungi bumi dari benda-benda angkasa, menjaga agar air tidak
menguap ke luar angkasa, dan menghalangi sinar ultraviolet dari matahari
menerobos bumi. Azmiyawati, Choiril dkk (2008: 140) menjelaskan bahwa
lapisan atmosfer dari bawah ke atas adalah lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer,
dan termosfer.
Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan Bumi.
Lapisan inilah yang memengaruhi cuaca. Sebagian besar awan yang menyebabkan
hujan terbentuk di lapisan ini.
Lapisan stratosfer berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di
lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis. Balon cuaca dan beberapa pesawat
terbang dapat mencapai lapisan stratosfer. Lapisan ozon berada di atas lapisan ini.
Lapisan ozon adalah lapisan yang penting karena melindungi bumi dari sinar
ultraviolet dari matahari. Sinar ultraviolet ini jika langsung mengenai bumi akan
membunuh semua makhluk hidup.
Lapisan mesosfer berjarak 50-80 km di atas permukaan bumi. Mesosfer
memiliki campuran oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida yang sama dengan
lapisan di bawahnya. Namun, kandungan uap airnya sangat sedikit.
Lapisan termosfer terbentang pada ketinggian 80–500 km di atas permukaan
bumi. Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut aurora.
39
Lapisan eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas permukaan bumi. Setelah
lapisan eksosfer adalah angkasa luar. Lapisan ini adalah lapisan yang paling jauh
dari permukaan bumi.
Bumi tersusun atas beberapa lapisan. Lapisan tersebut, menurut Sulistyanto
dan Wiyono (2008: 152-3) dari dalam sampai luar yaitu lapisan inti bumi dalam,
inti bumi luar, selimut bumi, dan kerak bumi.
Gambar 2.1 Struktur Bumi
Lapisan inti bumi dalam merupakan pusat bumi. Lapisan inti dalam
memiliki diameter sebesar 2600 km. Lapisan ini terbentuk dari besi dan nikel
padat dan merupakan lapisan yang paling panas.
Lapisan inti bumi luar merupakan lapisan yang tersusun atas cairan yang
sangat kental. Ketebalan lapisan ini adalah 2200 km. Lapisan inti bumi luar
berbatasan dengan lapisan selimut bumi.
Lapisan selimut bumi memiliki ketebalan 2900 km dan terdiri atas cairan
silikat kental. Pada bagian inilah sering terjadi pergerakan yang diakibatkan
karena melelehnya kerak bumi bagian bawah dan menerobosnya cairan silikat
kental panas melalui celah-celah kerak bumi. Cairan ini dikenal dengan sebutan
magma. Pergerakan magma inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi.
40
Lapisan kerak bumi merupakan lapisan dimana makhluk hidup tinggal. Pada
lapisan ini banyak terdapat batuan. Selain itu juga terdapat mineral dan tanah.
Lebih lanjut, Sulistyanto dan Wiyono (2008: 154-5) juga menjelaskan
tentang struktur matahari. Pada lapisan matahari tersusun dari gas hidrogen,
helium, oksigen, dan beberapa gas lainnya. Diameter pada matahari yaitu sekitar
1.400.000 km. Matahari terdiri dari beberapa lapisan diantaranya adalah fotosfer,
kromosfer, korona, dan inti.
Gambar 2.2 Struktur Matahari
Fotosfer merupakan lapisan terluar dari matahari yang menyerupai piringan
berwarna emas. Pada lapisan inilah sinar matahari dipancarkan ke bumi. Fotosfer
merupakan lapisan gas panas dengan tebal sekitar 320 km. Pada lapisan ini suhu
rata-ratanya adalah 5.700 kelvin.
Kromosfer merupakan lapisan yang memiliki ketebalan sekitar 16.000 km.
Lapisan ini akan terlihat jelas apabila terjadi gerhana matahari total. Pada lapisan
ini terdapat partikel-partikel inti seperti proton, neutron, dan elektron. Suhu
permukaan pada lapisan kromosfer adalah sekitar 6.000-20.000 kelvin.
Korona merupakan lapisan terluar matahari yang melingkupi lapisan
fotosfer dan kromosfer. Lapisan ini memiliki ketebalan sekitar 2.500.000 km
41
dengan suhu rata-rata 1.000.000 kelvin. Pada korona banyak terkandung besi,
nikel, zat kapur, dan argon. Lapisan ini juga terlihat jelas apabila terjadi gerhana
matahari total. Bagian dalamnya berwarna kuning sedangkan bagian luarnya
berwarna merah.
Inti matahari merupakan bagian terdalam dari struktur matahari. Lapisan ini
memiliki suhu yang sangat tinggi yaitu 15.000.000 0C. Sedangkan suhu
dipermukaan matahari yaitu sekitar 6.000 0C.
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang mendukung pada penelitian ini diantaranya
yaitu:
(1) Penelitian yang dilakukan oleh Ni’am pada tahun 2011 dengan judul
“Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual terhadap
Hasil Prestasi Belajar Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Sejarah
Pembentukan Bumi Pada Kelas X Semester I SMA N 1 Purwodadi
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011”. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan media audio visual pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Dari hasil penelitian
diperoleh rata-rata hasil belajar menggunakan media audio visual yaitu
78,02 sedangkan rata-rata hasil belajar secara konvensional yaitu 69,82.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan media audio visual lebih efektif bila dibandingkan dengan
pembelajaran secara konvensional.
42
(2) Penelitian dilakukan oleh Primavera dan Suwarna pada tahun 2014 dengan
judul ”Pengaruh Media Audio-Visual (Video) terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas XI Pada Konsep Elastisitas”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebelum guru menerapkan media audio-visual (video), rata-rata hasil belajar
siswa hanya mencapai 57,68. Hasil belajar tersebut meningkat mencapai
65,82 setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan media
audio-visual (video). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
media audio-visual (video) dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap hasil belajar siswa pada konsep Elastisitas kelas XI di SMA Negeri
87 Jakarta.
(3) Penelitian yang dilakukan oleh Anggini tahun 2015 dengan judul “Pengaruh
Media Audio-Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep
Sistem Organisasi Kehidupan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif pada pembelajaran dengan menggunakan
media audio-visual dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan
media power point di SMPN 13 Tanggerang Selatan. Hal ini dapat terlihat
pada hasil uji-t terhadap nilai postest kelas eksperimen dan kontrol yaitu
thitung > ttabel (2,017 > 1,992) yang berarti menolak Ho dan menerima Ha,
serta lebih tingginya nilai rata-rata kelas eksperimen dibandingkan kelas
kontrol yaitu (78,4 >71).
(4) Penelitian yang dilakukan oleh Marsytha tahun 2015 dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Memelihara Baterai di SMKN 1
43
Wadaslintang”. Hasil penelitian menunjukkan dengan adanya media
pembelajaran audio visual pada proses pembelajaran, terdapat perbedaan
minat belajar siswa SMK Negeri 1 Wadaslintang antara siswa yang
diajarkan menggunakan media pembelajaran audio visual dengan siswa
yang diajarkan menggunakan media konvensional. Berdasarkan angket yang
telah diisi oleh siswa, diperoleh hasil bahwa rata-rata kelas kontrol yaitu
55,62 sedangkan kelas eksperimen yaitu 72,55 %. Dengan hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa peningkatan minat siswa terjadi setelah
menggunakan media pembelajaran audio visual.
(5) Penelitian yang dilakukan oleh Afiya tahun 2008 dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Media Audio Visual terhadap Minat Siswa Kelas X pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 6 Semarang Tahun
Pelajaran 2007/2008”. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual
dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan
adanya pengaruh yang positif penggunaan media audio visual terhadap
minat siswa pada pembelajaran PAI yaitu sebesar 0,415 yang sebesar 0,312
pada taraf signifikan 5 % dan 0,403 pada taraf signififan 1 %, Karena rxy >
rt, maka hasilnya signifikan.
(6) Penelitian yang dilakukan oleh Baharuddin tahun 2014 dengan judul
“Efektifitas Penggunaan Media Video Tutorial sebagai Pendukung
Pembelajaran Matematika Terhadap Minat dan Hasil belajar Peserta Didik
SMA Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan”. Hasil penelitian
44
menunjukkan minat belajar matematika peserta didik sebelum menggunakan
video tutorial dalam kategori sedang dengan rata-rata 84,88 dari nilai ideal
120 dan setelah menggunakan video tutorial juga berada pada kategori
sedang dengan rata-rata 89,06 dari nilai ideal 120. Sedangkan hasil belajar
peserta didik sebelum menggunakan video tutorial berada pada kategori
sangat rendah yaitu 33,75 dari nilai ideal 100 dan setelah menggunakan
video tutorial berada pada kategori sedang yaitu 78,25 dari nilai ideal 100.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata
minat dan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menerapkan
media video tutorial.
(7) Penelitian yang dilakukan oleh Mendoza, dkk tahun 2015 dengan judul
“Effectiveness of Video Presentation to Students’ Learning”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada
tingkat akademis siswa ketika menggunakan video presentasi, selain itu
penelitian juga membuktikan bahwa video presentasi sangat efektif untuk
membelajarkan siswa.
(8) Penelitian yang dilakukan oleh Kay dan Kletskin tahun 2012 dengan judul
“Evaluating the use of problem-based video podcasts to teach mathematics
in higher education”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa
yang menggunakan video podcast mendapatkan keuntungan pengetahuan
yang signifikan dalam konsep pra-kalkulus. Hal ini dikarenakan video
podcast dirasa sangat berguna, mudah digunakan serta merupakan alat
pembelajaran yang efektif.
45
Penelitian-penelitian tersebut merupakan faktor pendukung bagi peneliti
untuk melakukan penelitian. Penelitian-penelitian di atas memiliki kesamaan pada
media yang digunakan yaitu media audio visual atau video serta hasil yang
diperoleh dapat meningkatkan minat dan hasil belajar pada siswa. Dalam
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah hasil belajar IPA materi Struktur
Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD yang mendapat pembelajaran
menggunakan media audio visual lebih efektif atau tidak dibandingkan dengan
pembelajaran yang menggunakan media gambar.
2.3 Kerangka Berpikir
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari tentang
makhluk hidup, alam semesta, serta benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di
dalam perut bumi maupun di luar angkasa. Mata pelajaran IPA merupakan mata
pelajaran yang penting untuk diajarkan di sekolah dasar, karena dapat membekali
pengetahuan, dan keterampilan pada siswa untuk digunakannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA di SD, maka anak SD harus diberikan
pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
bersikap terhadap alam, sehingga mampu mengetahui rahasia dan gejala-gejala
alam. Pengalaman pada pembelajaran IPA dapat diberikan dengan cara
melibatkan siswa secara langsung selama proses pembelajaran atau dapat juga
diberikan dengan cara memberikan gambaran yang sesungguhnya kepada siswa
melalui penggunaan media audio visual.
46
Media audio visual dapat memberikan gambaran yang jelas kepada siswa
terutama dalam pembelajaran materi Struktur Bumi dan Matahari. Hal ini
dikarenakan media ini memiliki unsur gambar yang dapat memperjelas struktur
lapisan pada materi Struktur Bumi dan Matahari. Media audio visual juga dapat
menarik perhatian siswa melalui tampilan video yang berupa gambar bergerak
yang disertai dengan suara.
Dengan adanya media yang menarik seperti media audio visual, siswa akan
merasa senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat
meningkatkan minat siswa untuk mempelajari materi Struktur Bumi dan Matahari
sehingga hasil belajar yang akan diperolehnya menjadi maksimal. Dari uraian
tersebut, dapat digambarkan alur pemikiran dalam penelitian sebagai berikut:
47
Bagan 2.3 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010: 96), “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
Pembelajaran IPA materi Struktur Bumi dan
Matahari kelas V SD Negeri Pesayangan 01
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Pembelajaran
menggunakan
media gambar
Pembelajaran
menggunakan
media audio
visual
Proses
pembelajaran
dibandingkan Hasil belajar
siswa
Hasil belajar
siswa
dibandingkan Minat belajar
siswa
Minat belajar
siswa
Apakah terdapat perbedaan antara hasil dan
minat belajar yang pembelajarannya
menggunakan media audio visual dan
pembelajaran yang menggunakan media
gambar?
48
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan kajian teori dan
kerangka berpikir, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
Ho1: tidak terdapat perbedaan minat belajar IPA materi Struktur Bumi dan
Matahari pada siswa kelas V antara pembelajaran yang menggunakan
media audio visual dengan yang menggunakan media gambar (µ1 =
µ2).
Ha1: terdapat perbedaan minat belajar IPA materi Struktur Bumi dan
Matahari pada siswa kelas V antara pembelajaran yang menggunakan
media audio visual dengan yang menggunakan media gambar (µ1 ≠
µ2).
Ho2: tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA materi Struktur Bumi dan
Matahari pada siswa kelas V antara pembelajaran yang menggunakan
media audio visual dengan yang menggunakan media gambar (µ1 =
µ2).
Ha2: terdapat perbedaan hasil belajar IPA materi Struktur Bumi dan
Matahari pada siswa kelas V antara pembelajaran yang menggunakan
media audio visual dengan yang menggunakan media gambar (µ1 ≠
µ2).
Ho3: media audio visual tidak efektif terhadap minat belajar IPA materi
Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V (µ1 ≤µ2).
Ha3: media audio visual efektif terhadap minat belajar IPA materi Struktur
Bumi dan Matahari pada siswa kelas V (µ1 >µ2).
49
Ho4: media audio visual tidak efektif terhadap hasil belajar IPA materi
Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V (µ1 ≤µ2).
Ha4: media audio visual efektif terhadap hasil belajar IPA materi Struktur
Bumi dan Matahari pada siswa kelas V (µ1 >µ2).
116
BAB 5
PENUTUP
Bagian ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari hipotesis,
berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Sementara itu,
saran dalam penelitian ini berupa saran bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti
lanjutan.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian eksperimen
yang berjudul “Keefektifan Media Audio Visual terhadap Minat dan Hasil Belajar
Materi Struktur Bumi dan Matahari Kelas V SD Negeri Pesayangan 01 Kabupaten
Tegal”, maka dapat dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut:
(1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar IPA
materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD Negeri
Pesayangan 01 antara pembelajaran yang menggunakan media audio visual
dengan yang menggunakan media gambar. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
hipotesis menggunakan independent samples t test melalui program SPSS
versi 20 yang menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (2,621 > 2,014) dan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 (0,012 < 0,05).
(2) Minat belajar IPA materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD
Negeri Pesayangan 01 yang menggunakan media audio visual lebih tinggi
daripada media gambar. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis
117
menggunakan one sample t test melalui program SPSS versi 20 yang
menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (3,827 > 2,069) dan nilai signifikansi
kurang dari 0,05 (0,001 < 0,05), sehingga dapat dikatakan media audio visual
efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa.
(3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA
materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD Negeri
Pesayangan 01 antara pembelajaran yang menggunakan media audio visual
dengan yang menggunakan media gambar. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
hipotesis menggunakan independent samples t test melalui program SPSS
versi 20 yang menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (3,243 > 2,014) dan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 (0,002 < 0,05).
(4) Hasil belajar IPA materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD
Negeri Pesayangan 01 yang menggunakan media audio visual lebih tinggi
daripada media gambar. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis
menggunakan one sample t test melalui program SPSS versi 20 yang
menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (4,605 > 2,069) dan nilai signifikansi
kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga dapat dikatakan media audio visual
efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan bahwa media audio visual terbukti efektif dalam
meningkatkan pembelajaran IPA materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa
kelas V SD Negeri Pesayangan 01. Dengan demikian, peneliti memberikan
beberapa saran bagi guru, siswa, sekolah dan peneliti selanjutnya yaitu sebagai
berikut:
118
5.2.1 Bagi Guru
Agar pembelajaran menggunakan media audio visual dapat berjalan
optimal, maka disarankan kepada guru untuk: (1) memahami langkah-langkah
dalam menggunakan media audio visual; (2) merencanakan pembelajaran dengan
baik; (3) menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
audio visual, sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran yang sedang
berlangsung; (4) memerhatikan suasana kelas agar tetap kondusif supaya proses
pembelajaran berjalan dengan baik; (5) membimbing siswa saat berdiskusi
bersama kelompoknya; serta (6) meningkatkan wawasan dan keterampilan
mengenai media audio visual melalui pengoperasian komputer.
5.2.2 Bagi Siswa
Melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, disarankan
kepada siswa agar (1) membaca materi terlebih dahulu sebelum proses
pembelajaran, sehingga telah memiliki sedikit gambaran mengenai video
pembelajaran yang akan ditampilkan oleh guru; (2) memerhatikan video
pembelajaran dan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. (3) mampu
bekerjasama dengan kelompoknya, serta (4) dapat menghargai perbedaan
pendapat ketika berdiskusi.
5.2.3 Bagi Sekolah
Untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, peneliti menyarankan
kepada pihak sekolah agar dapat memberikan fasilitas yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran menggunakan media audio visual, seperti LCD,
komputer, dan speaker. Sekolah juga perlu mendukung guru untuk menerapkan
119
media audio visual dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada materi Struktur
Bumi dan Matahari.
5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya hendaknya menjadikan penelitian ini sebagai
bahan referensi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan saat menggunakan media
audio visual. Dengan demikian penelitian yang akan dilaksanakannya dapat
memberikan hasil yang lebih baik.
120
DAFTAR PUSTAKA
Afiya, Laily. 2008. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Minat Siswa Kelas X pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 6 Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008. Available at
ibrary.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=18994 [accessed
21/01/2016].
Anitah, Sri. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 2013: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
________, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluais Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Azmiyawati, Choiril. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Baharuddin, Ilham. 2014. Efektifitas Penggunaan Media Video Tutorial sebagai Pendukung Pembelajaran Matematika Terhadap Minat dan Hasil belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. Available at ojs.unm.ac.id/index.php/nalar/article/download/1190/356 [accessed 21/01/2016].
Besral. 2010. Pengolahan dan Analisis Data. Jakarta: FKM UI. Online. Available
at http://www.spssindonesia.com/2014/02/download-ebook-spss-gratis. html [accessed 10/1/2016].
Daajali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta. Gava Media.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
_________. 2010. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hastuti, Ari dan Yudi Budianti. 2014. Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran IPA Kelas II SDN Bantargebang II Kota Bekasi. Available at http://www.ejournal-
unisma.net/ojs/index.php/PEDAGOGIK/article/view/851. [accessed
21/01/2016].
121
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi
Kay, Robin dan Ilona Kletskin. 2012. Evaluating The Use of Problem-Based Video Podcast to Teach Mathematics in Higher Education. Available at
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131512000644.
[accessed 27/05/2016]
Kholil, Munawar dan Dini Prowida. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Marsytha, Suci. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Memelihara Baterai di SMKN 1 Wadaslintang. Available at
http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/autotext/article/view/2294. [accessed
21/01/2016].
Mendoza, dkk. 2015. Efeectiveness of Video Presentation to Students' Learning. Available at article.sapub.org/10.5923.j.nursing.20150502.07.html.
[accessed 27/05/2016].
Musfiqon. 2012. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
PT Prestasi Pustakaraya.
Ni’am, Dian Khoirun. 2011. Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual terhadap Hasil Prestasi Belajar Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Sejarah Pembentukan Bumi Pada Kelas X Semester I SMA N 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. Available at
http://lib.unnes.ac.id/2801/ [accessed 21/01/2016].
Primavera, Ika Risqi Citra dan Iwan Permana Suwarna. 2014. Pengaruh Media Audio-Visual (Video) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Elastisitas. Available at epository.uinjkt.ac.id. [accessed 21/01/2016].
Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Priyono dan Titik Sayekti. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Badung:
Alfabeta.
________. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unnes Press.
122
Sapriati. 2014. Pembelajara IPA di SD. Banten. Universitas Terbuka.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
________. 2013. Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sulistyanto, Heri dan Edi Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sumantri, Mulyani. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Banten: Universitas
Terbuka
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif.Malang: Madani.
Trianto. 2014 Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Warsita, Bambang 2008. Teknologi Pembelajaran landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Winarti, Wiwik. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas 5. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Windaviv, Silviana. 2014. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak di Kelompok B TK Pertiwanida Rejoso Nganjuk. Available at ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/6518. [accessed 21/01/2016].
Yonny, Acep dkk. 2012. Menyusun penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Familia.