Transcript
Page 1: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA

KOMISI V DPR RI KE PROVINSI PAPUA BARAT

TANGGAL 22 - 26 FEBRUARI 2015

KOMISI V DPR-RI

JAKARTA, 2015

Page 2: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………….. 1

I.1. Dasar Hukum …………………………………………………………………………… 1

I.2. Maksud dan Tujuan …………………………………………………………………….. 1

I.3. Lokasi dan Waktu ……………………………………………………………………….. 2

I.4. Daftar Anggota Rombongan …………………………………………………………… 2

II. GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA BARAT.……………………………………………. 5

III. HASIL KUNJUNGAN KERJA PAPUA BARAT ……………………………………………… 6

III.1. Sektor Pekerjaan Umum ……………………………………………….……………. 6

III.1. 1. Subsektor Bina Marga ……………………………………………………. 6

Permasalahan …………………………………………………………….. 9

III.1. 2. Subsektor Sumber Daya Air …………………………………………… ..10

Permasalahan …………………………………………………………….. 11

III.1. 3. Subsektor Cipta Karya ………………………….………………………... 11

Permasalahan …………………………………………………………….. 13

III.2. Sektor Perhubungan …………………………………………………..………….… 14

III.2.1. Subsektor Perhubungan Udara ……………………………………….... 14

III.2.1.1 Bandara Rendani ………………………………………………. 14

Permasalahan …………………………………………………… 16

III.2.1.2 Bandara Domine Eduard Osok (DEO) ………………………. 16

Permasalahan …………………………………………………… 17

III.2.1.3 Bandara Marinda ……………………………………………….. 18

Page 3: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal iii

Permasalahan ……….. ……………………………………..….. 19

III.2.2 Subsektor Perhubungan Darat dan Penyeberangan………………….. 19

Permasalahan ………………………………………………………..….. 22

III.2.3. Subsektor Pengembangan Sumber Daya Manusia ………………..…. 22

Permasalahan ………………………………………………………...….. 23

III.3. Sektor Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ………………….………………. . 25

Permasalahan …………………………………………………………………….. 25

III.4. Sektor Pencarian dan Pertolongan ………………………………..………………. 26

III.4.1. Kantor SAR Manokwari ………………………………………………….. 26

Permasalahan ……………………………………………………….…… 28

III.4.2. Kantor SAR Sorong ………………………………………………….…… 28

Permasalahan ……………………………………………………….…… 29

IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI …………………………………….…………………. 30

V. PENUTUP ……………………………………………………………….……….……………….. 32

Page 4: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 1

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE PROVINSI PAPUA BARAT RESES MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2014 - 2015

TANGGAL 22 - 26 FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN I.1. Dasar Hukum 1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan

Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23; 2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

4. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR-RI tanggal 19 Januari 2015 tentang Membahas dan Membicarakan Daerah Tujuan Kunjungan Kerja Spesifik dan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI.

I.2. Maksud dan Tujuan Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah:

a. Untuk melakukan pengawasan dengan melihat secara langsung hasil-hasil pembangunan di Provinsi Papua Barat khususnya Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bidang Perhubungan, Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang menjadi tanggung jawab Komisi V DPR RI;

b. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di Provinsi Papua Barat, utamanya pembangunan Infrastruktur dan pembiayaannya melalui APBN 2014; dan

c. Untuk menyerap aspirasi di masyarakat Provinsi Papua Barat terkait pembangunan infrastruktur dan pembiayaannya melalui APBN 2014 dan APBN 2015.

Page 5: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 2

Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka melaksanakan Fungsi dan Tugas Dewan sesuai dengan Pasal 58, ayat (3), Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yaitu: butir a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk

APBN, serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;

butir d. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.

Selanjutnya Tata Tertib DPR RI Pasal 59 ayat (3) juga menyatakan bahwa: ”Dalam melaksanakan tugas komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, komisi dapat:” butir f mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau mengadakan kunjungan

kerja spesifik dalam masa sidang, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti.

I.3. Lokasi dan Waktu Dalam Reses Masa Sidang II Tahun Sidang 2014 - 2015, Komisi V DPR RI melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Papua Barat pada tanggal 22 -26 Februari 2015. Dalam masa kunjungan yang dilakukan selama 4 hari itu, Komisi V DPR RI melakukan peninjauan, pertemuan, penyerapan aspirasi, dialog, dan melakukan komunikasi intensif dengan pemerintah daerah, para mitra kerja serta masyarakat luas. Agenda kunjungan di Provinsi Papua Barat adalah sebagai berikut:

1. Peninjauan Bandara Rendani Manokwari disertai dengan Penjelasan Kepala Bandara, BMKG, dan Basarnas dilanjutkan;

2. Pertemuan dengan Bupati Manokwari, Bupati Manokwari Selatan, dan Bupati Pegunungan Arfak disertai dengan paparan para Bupati terkait kondisi infrastruktur, serta sarana dan prasarana transportasi di masing-masing kabupaten;

3. Peninjauan Proyek Pembangunan Bendung Wariori di Kabupaten Manokwari; 4. Pertemuan dengan Gubernur Papua Barat mendiskusikan mengenai kondisi

infrastruktur, serta sarana dan prasarana transportasi di Provinsi Papua Barat; 5. Peninjauan Bandara DEO Sorong dilanjutkan Paparan Kepala Bandara, BMKG, dan

Basarnas; 6. Peninjauan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong; 7. Pertemuan dengan Bupati Sorong disertai dengan Paparan Bupati mengenai kondisi

infrastruktur, serta sarana dan prasarana transportasi; 8. Pertemuan dengan Walikota Sorong disertai dengan paparan Walikota mengenai

kondisi infrastruktur, serta sarana dan prasarana transportasi, didahului jamuan makan malam;

9. Peninjauan Dermaga Penyeberangan Waigeo di Kabupaten Raja Ampat; 10. Peninjauan Rumah Pintar “KORFAKOR”; dan 11. Peninjauan Bandara Marinda, Waisai, Kabupaten Raja Ampat.

Page 6: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 3

I.4. Daftar Anggota Rombongan Anggota Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja ke Provinsi Papua Barat yang dilakukan pada Hari Minggu sampai dengan Kamis, 22-26 Februari 2015 adalah sebagai berikut:

NO.

NO. ANGG.

N A M A FRAKSI KETERANGAN

1. A-457 MICHAEL WATTIMENA, SE, MM PD PIMPINAN

2. A-178 NUSYIRWAN SOEJONO, ST PDI-P ANGGOTA

3. A-225 IR. H. RENDHY A. LAMADJIDO, MBA PDI-P ANGGOTA

4. A-318 DRS. H. ROEM KONO PG ANGGOTA

5. A-265 H. DANIEL MUTAQIN SYAFIUDIN, ST PG ANGGOTA

6. A-390 H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, SE GERINDRA ANGGOTA

7. A-360 HJ. NOVITA WIJAYANTI, SE, MM GERINDRA ANGGOTA

8. A-453 DRS. H. UMAR ARSAL PD ANGGOTA

9. A-417 ANTON SUKARTONO SURATTO PD ANGGOTA

10 A-502 IR. H. ANDI TAUFAN TIRO PAN ANGGOTA

11. A-83 PEGGI PATRICIA PATTIPI PKB ANGGOTA

12. A-114 IR. H. SIGIT SOSIANTOMO PKS ANGGOTA

13. A-521 HJ. NURHAYATI PPP ANGGOTA

14. A-04 SAHAT SILABAN, SE P-NASDEM ANGGOTA

Sedangkan mitra kerja Komisi V DPR-RI yang ikut serta dalam kegiatan Kunjungan Kerja Ke Provinsi Papua sebagai Tim Pendamping, adalah sebagai berikut:

NO. N A M A JABATAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

1. Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Eng.Sc Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan

Nasional X, Ditjen Bina Marga

2. Ir. Srie Handono Mashudi, M.Eng.Sc Kasubdit Wil IIID, Ditjen Bina Marga

3. Ir. Muhammad Asidin Thalid Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Barat,

Ditjen Sumber Daya Air

4. Ir. M. Amir Hamzah, MM Kasubdit Wil.IIID, Ditjen SDA

5. Ir. Adjar Prajudi, MCM, MCE Direktur Penataan Bangunan Lingkungan,

Ditjen Cipta Karya

6. Ir. Irianto Kasie. Wil. IIB Air Minum, Ditjen Cipta

Page 7: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 4

NO. N A M A JABATAN

Karya

7. Ir. Bambang Purwanto, MM Asdep Fasilitasi & Pemberdayaan

Komunitas Swadaya, Perumahan Rakyat

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

1. Mirza Keumala Staf Khusus Menteri Bidang Hubungan

Antar Lembaga Mirza Keumala

2. Ir. Bintang Hidayat Direktur Bandar Udara Ditjen Hubud

3. Willem Maryem

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan

Otoritas Pelabuhan Kelas II Sorong Ditjen

Hubla

4. Ir. M. Ali Malawat Kepala Kantor Distrik Navigasi Kelas II

Sorong Ditjen Hubla

5. Ir Johnny Siagian MM Kasubdit Pelabuhan SDP- Direktorat ASDP

Ditjen Hubdat

6. Capt. Jacobus Parinussa Kepala Kantor Kesyahbandaran dan

Otoritas Pelabuhan Manokwari Ditjen Hubla

7. Ir. Agus Budi Hartono, M.Mar.E Kepala Bidang Pendidikan PPSDM

Perhubungan Laut BPSDMP

8. Sri Hardianto, ST, MMTr Kasubag Pemantauan dan Evaluasi Ditjen

Hubdat

9. Tri Danarsih Kasubdit Sistem Informasi, Direktorat

Angkutan Udara, Ditjen Hubud

10. Daranto Kepala Seksi Fasilitas Bantu Penerbangan,

Ditjen Hubud

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Bpk. Anang

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

1. Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA Kapal Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas

Udara

2. Frans Raharawins Koordinator BMKG Provinsi Papua Barat

BADAN SAR NASIONAL

1. Rusliansyah, S.Sos Bagian Umum

2. Septinus Adolf Domo, S.A.P Kepala Kantor SAR Manokwari

3. Budi Cahyadi, S.Sos Kepala Kantor SAR Sorong

Page 8: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 5

II. GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA BARAT

IKHTISAR SINGKAT PROVINSI PAPUA BARAT

Administratif

• Nama Papua Barat

• Hari jadi 4 Oktober 1999

• Dasar hukum UU Nomor 45 Tahun 1999 dan PP Nomor 24 Tahun 2007

• Ibu kota Manokwari

• Gubernur Abraham Octavianus Atururi

• Jumlah Kabupaten 12

• Jumlah Kota 1

Geografis

• Total Area 97.024,37 km2

• Koordinat 4º 30' LS - 1º 30' LU 128º 50' - 135º 20' BT

• Zona waktu WIT

Demografi

• Jumlah Pendduduk (2010) 760.422

• Kepadatan 6.6/km2 (17/sq mi)

Wilayah Provinsi Papua Barat mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") di masa Hindia Belanda.

Page 9: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 6

Papua Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat disingkat Irjabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak dibagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus. Provinsi Papua Barat ini meski telah dijadikan provinsi tersendiri, namun tetap mendapat perlakuan khusus sebagaimana provinsi induknya. Provinsi ini juga telah mempunyai KPUD sendiri dan menyelenggarakan pemilu untuk pertama kalinya pada tanggal 5 April 2004. Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik dalam sektor pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupatenFak-Fak serta beragam potensi lainnya. Selain itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Papua Barat, seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km, luas darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000 ha kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan. Disamping itu baru-baru ini, ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam di dunia oleh tim ekspedisi speologi Perancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter. Kawasan pegunungan di Papua Barat masih menyimpan misteri kekayaan alam yang perlu diungkap. III. HASIL PENINJAUAN KUNJUNGAN KERJA PAPUA BARAT III.1. Sektor Pekerjaan Umum III.1.1. Sub Sektor Bina Marga Propinsi Papua Barat adalah salah satu propinsi terluas di seluruh Indonesia, tetapi tingkat kepadatan penduduk yang rendah dengan sebaran penduduk sampai ke pedalaman, sehingga untuk membuka akses transportasi darat ke lokasi permukiman diperlukan adanya sarana dan prasarana jalan dan jembatan. Untuk menunjang laju perkembangan pembangunan di daerah pedalaman maka pembangunan sarana dan prasarana transportasi perlu mendapat perhatian utama guna membuka isolasi ke daerah pedalaman Ruas Jalan yang berada di dalam kewenangan Satker Wilayah II Papua Barat terdiri dari :

Page 10: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 7

1. Ruas Jalan Nasional (sepanjang 108.600 Km ) yaitu : a. Ruas Jalan Yos Sudarso (1.593 Km) b. Ruas Jalan A Yani (5,07 Km) c. Ruas Jalan Basuki Rahmat (11.657 Km) d. Ruas Jalan Bts Kota Sorong – Klamono ( 30.09 Km) e. Ruas Jalan Klamono – Bts Kab. Sorsel ( 60,08 Km)

2. Ruas Jalan Strategis Nasional yaitu :

a. Ruas Jalan Sorong – Makbon (23.7 Km) b. Ruas Jalan Makbon - Mega (73.3 Km ) c. Ruas Jalan Mega – Sausafor ( 29 Km) d. Ruas Jalan Sausafor Saukorem (90.5 Km) e. Ruas Jalan Sorong – Pelabuhan Arar ( 48,79 Km)

Page 11: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 8

Page 12: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 9

Permasalahan Beberapa permasalahan terkait dengan akses jalan di Provinsi Papua Barat yang dihimpun oleh Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI antara lain:

1. Belum adanya akses jalan menuju beberapa lokasi, sehingga diperlukan melakukan pembangunan infrastruktur jalan di lokasi tersebut, antara lain:

a. Kabupaten Sorong: i. Pembangunan Jalan Pelabuhan Arar Sorong 49.69 Km dengan total

pembiayaan Rp. 124 Miliar; ii. Pembangunan Jalan rUAS aimas - bandara segun 31 Km

total pembiayaan 342 M iii. Pembangunan Jalan rUAS ring road aimas –pesantren km.27 -

makabusun 20 Km total pembiayaan 117 M iv. Pembangunan jalan ruas ruas Aimas – Klamono - Klabra – Klabot 105

km dengan total pembiayaan Rp. 350 Miliar; v. Pembangunan jalan ruas klamono – segun – bandara 41 km

total pembiayaan 140 M vi. Pembangunan jalan ruas Tanjung Demon – Baum – Dasri 40 km

dengan total pembiayaan Rp. 168 Miliar; dan vii. Pembangunan jalan ruas Aimas – Jl.Kontener – Pantai Warmanda 6.63

km total pembiayaan Rp. 67 Miliar b. Kabupaten Manokwari

i. Ruas Jalan SP6,-Yowen Koyani- Majemus-Wariori Indah 11 Km c. Kabupaten Pegunungan Arfak:

i. Pembangunan Ruas Jalan Mbeisba - Sisrang ii. Pembangunan Ruas Jalan lingkar Danau Anggi Giji

d. Kabupaten Manokwari Selatan: i. Pembangunan ruas jalan Nenei – Sibjo

2. Perlunya peningkatan infrastruktur Jalan di berbagai lokasi antara lain:

a. Kabupaten Sorong: i. Peningkatan jalan ruas malawor - mega 85 km dengan total

pembiayaan 420 M b. Kabupaten Manokwari yaitu:

i. Peningkatan Jalan SP7 Koyani 4 Km ii. Peningkatan Jalan Wosi Pami 5 Km

c. Kabupaten Pegunungan Arfak: i. Peningkatan Ruas Jalan Prafi - Minyambouw - Anggi ii. Peningkatan Ruas Jalan Anggi - Anggida - Ransiki iii. Peningkatan Ruas Jalan Membey – Ransiki

d. Kabupaten Manokwari Selatan: i. Peningkatan jalan Nuhuwei – Mambrema sepanjang 3 Km (menjadi

Jalan Strategis Nasional) ii. Peningkatan jalan Tahota – Sumeba sepanjang 10 Km (menjadi Jalan

Strategis Nasional) iii. Peningkatan jalan Waren – Nij sepanjang 10 Km (menjadi Jalan

Page 13: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 10

Strategis Nasional) iv. Peningkatan jalan Isim – Bintuni sepanjang 25 Km (menjadi Jalan

Strategis Nasional III.1.2. Sub Sektor Sumber Daya Air Salah satu program Ditjen Sumber Daya Air di Provinsi papua Barat adalah pembangunan Bendung Wariori pada Daerah Irigasi Wariori. Daerah Irigasi Wariori terletak di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari. Kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi daerah penghasil tanaman pertanian karena mempunyai sumber air yang cukup memadai yakni dari Sungai Wariori. A. Daerah Irigasi (D.I.) Wariori Sungai Wariori mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup luas karena daerah bagian hulu sungai banyak anak sungai yang bermuara ke Sungai Wariori. Menurut informasi masyarakat setempat air pada Sungai Wariori ini selalu mengalir sepanjang tahun karena bagian hulunya terdapat banyak mata air yang langsung mengalir ke Sungai Wariori. Areal potensial yang bisa dikembangkan adalah sekitar 3.450 Ha, namun yang dapat difungsikan saat ini seluas 1.400 ha. Kondisi tata guna lahan sebagian berupa sawah yang sudah dimanfaatkan dengan menggunakan air dari sungai yang pengambilanya berupa Free Intake, dan sebagian lagi berupa ladang dan semak belukar serta tanaman keras yang merupakan areal potensial yang belum dikembangkan karena belum tersedianya jaringan irigasi teknis juga pengambilan yang berupa Free Intake tidak cocok untuk dijadikan bangunan pengambilan utama untuk kebutuhan air irigasi Wariori ini, mengingat pengaliran air disungai tidak stabil sering berpindah pindah. B. Bendung Wariori Setelah dilakukan survey lapangan, solusi yang terbaik untuk bangunan utama D.I. Wariori ini adalah berupa bendung, supaya tinggi muka air di sungai stabil sesuai tinggi muka air yang dibutuhkan lahan irigasi. Tujuan pembangunan Bendung Wariori adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan air untuk irigasi berupa Free Intake tidak bisa memenuhi kebutuhan air irigasi,

2. Free Intake sering tertutup sedimen saat banjir, 3. Alur sungai yang berpindah-pindah sehingga bangunan pengambilan air berupa intake

kurang cocok. Pembangunan Bendung Wariori diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Memenuhi kebutuhan air irigasi seluas 3.450 Ha 2. Memenuhi kebutuhan debit air untuk irigasi sebesar 5,78 ltr/detik

Lokasi pembangunan Bendung Wariori secara administratif terletak disebelah Selatan Kabupaten Manokwari dengan jarak tempuh dari Kota Manokwari sekitar 90 km. Pencapaian ke lokasi tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda

Page 14: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 11

empat dengan waktu tempuh sekitar 2 jam dengan kondisi jalan baik (aspal hotmix). Dengan adanya pembangunan ini, diharapkan adanya peningkatan intensitas tanam atau pola tanam yang semula 1-2 kali (150%) per tahun menjadi 2-3 kali per tahun (270%) dengan komposisi: 100% menanam padi, 100% menanam padi, dan 70% menanam palawija. Data teknis Bendung Wariori:

Tipe Bangunan : Bendung Tyroll.

Lebar Bendung : 113 meter

Tinggi Mercu Bendung : 2 meter.

Elevasi Kolam Olak : + 109,18

Elevasi End Sill Olakan : + 110,64

Elevasi Puncak Bendung : + 115, 68

Elevasi Tinggi Muka Air Normal : + 114,71

Elevasi Dinding Sayap Hilir Bendung : + 116,01

Elevasi Tinggi Muka Air Banjir : + 118,63

Elevasi Dinding Kolam Bendung : + 119,53

Elevasi Lantai Olakan : + 109,18

Lebar Pintu Penguras : 2 x 2 meter.

Tipe Bangunan Ukur : Ambang lebar tipe 1.

Debit Pengambilan Intake Kiri : 5,78 m³/dtk

Lebar Pintu Intake Primer : 2 x 1,5 meter

Debit Desain Banjir : 853 m³/det Permasalahan Salah satu permasalahan yang cukup menonjol di dalam pengelolaan Sumber Daya Air yang ditemukan oleh Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI di Provinsi Papua Barat antara lain: 1. Sungai Wariori di Kabupaten Manokwari sering meluap sehingga terjadi banjir seperti bulan

Februari 2015 lalu yang melanda wilayah permukiman penduduk. Untuk itu, diperlukan program normalisasi Sungai Wariori; dan

2. Perlunya dibangun talud (galian miring yang berbentuk tebing) di Sungai Wosi yang fungsinya untuk mehanan air sungai agar tidak melimpah, sebagai upaya untuk mencegah banjir di daerah bantaran sungai pada saat musim hujan.

III.1.3. Sub Sektor Cipta Karya Program Ditjen Cipta Karya di Provinsi Papua Barat meliputi pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di berbagai lokasi, antara lain:

1. SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) Waisai, Kabupaten Raja Ampat; 2. SPAM IKK Aimas, Kabupaten Sorong; dan 3. SPAM Pulau Mansnam, Kabupaten Manokwari;

Page 15: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 12

A. SPAM IKK Waisai, Kabupaten Raja Ampat Raja Ampat merupakan daerah tujuan pariwisata membutuhkan infrastruktur yang memenuhi standar kesehatan, khususnya sarana dan prasarana air minum. Kebutuhan akan air minum saat ini meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan industri pariwisata khususnya Waisai sebagai Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pembangunan SPAM IKK Waisai bertujuan untuk menyediakan prasarana dan sarana air minum yang akan melayani masyarakat Waisai, Kegiatan-kegiatan Ekonomi maupun kebutuhan perkantoran. SPAM IKK Waisai adalah sistem dengan IPA lengkap berkapasitas 10 liter/detik sistem gravitasi dan juga pelayanan dengan perpompaan. Sasaran pelayanan air minum dari SPAM IKK Waisai diperkirakan mencapai 800 Sambungan Rumah. Total biaya SPAM IKK Waisai adalah sebesar Rp. 10.068.936.300,- yang kesemuanya berasal dari APBN dengan skema pembiayaan tahun jamak, dengan rincian sebagai berikut :

1. Tahun Anggaran 2009 : pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 10 l/dt, bangunan intake, reservoir berkapasitas 100 m3 dan jaringan perpipaan.

2. Tahun Anggaran 2010 - 2013: Optimalisasi SPAM meliputi pembangunan reservoir berkapasitas 100 m3 dan jaringan perpipaan.

3. Tahun Anggaran 2014: a. SPAM Terfasilitasi Rp. 1.436.512.000,- b. Optimalisasi SPAM Rp. 7.243.511.000,-

4. Tahun Anggaran 2015 Pembangunan SPAM IKK Waigeo Selatan, Distrik Waigeo Selatan yang meliputi pembangunan IPA 5 l/det lengkap dengan bangunan pendukung

Rp. 3.575.000.000,- B. SPAM IKK Aimas, Kabupaten Sorong Aimas adalah Ibu Kota Kabupaten Sorong merupakan pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan, dan pusat pertanian. Perkembangan kota Sorong yang menjadi pintu gerbang perekonomian di Papua Barat sangat pesat berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sorong terutama Kota Aimas. Pembangunan SPAM IKK Aimas bertujuan untuk menyediakan prasarana dan sarana air minum yang akan melayani masyarakat Distrik Aimas dan Distrik Mayamuk, baik itu untuk kegiatan-kegiatan perekonomian maupun kebutuhan perkantoran. SPAM IKK Aimas menggunakan sistem pemompaan yang berkapasitas 20 liter/detik. Sasaran pelayanan air minum dari SPAM IKK Aimas diperkirakan mencapai 1.600 unit Sambungan Rumah. Sampai dengan saat ini SPAM IKK Aimas telah dimanfaatkan oleh sekitar 1.400 unit Sambungan Rumah. Total pembiayaan untuk pembangunan SPAM IKK Aimas adalah sebagai berikut (skema tahun jamak TA. 2005 – 2013):

- APBN : Rp. 14.717.060.700,- - APBD : Rp. 10.219.639.000,-

Page 16: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 13

- TOTAL : Rp. 24.936.699.700,- C. SPAM Pulau Mansinam, Kabupaten Manokwari Pulau Mansinam terletak di Teluk Doreri, Kabupaten Manokwari merupakan situs peradaban sejarah yaitu masuknya Injil pertama kali di Papua. Saat ini Pulau Mansinam dikembangkan untuk menjadi obyek wisata sejarah. Karena itu Pulau Mansinam dengan luas kurang lebih 400 Ha, membutuhkan infrastruktur yang memenuhi standar kesehatan, khususnya sarana dan prasarana air minum untuk melayani kebutuhan air bersih terutama saat peringatan masuknya Injil di Papua dan kebutuhan air minum bagi penduduk pulau Mansinam. Pembangunan SPAM Pulau Mansinam bertujuan untuk menyediakan prasarana dan sarana air minum yang akan melayani situs wisata sejarah Pulau Mansinam terutama saat even 5 tahunan peringatan masuknya injil di Papua yang diselenggarakan setiap tanggal 5 Pebruari dan penduduk Pulau Mansinam. SPAM Pulau Mansinam menggunakan sistem perpompaan berkapasitas 5 liter/detik. Hingga saat ini SPAM Pulau Mansinam telah dimanfaatkan sebanyak 90 unit sambungan rumah. Sasaran pelayanan air minum dari SPAM Pulau Mansinam diperkirakan mencapai 180 Sambungan Rumah. Pembiayaan APBN untuk SPAM Pulai Mansinam adalah sebagai berikut :

- Tahun Anggaran . 2012: Pembuatan Sumur, perpipaan, Reservoir 50 M3, Rumah Jaga dan Kran Umum 5 Unit Rp. 3.280.189.000,-

- Tahun Anggaran 2013: Perpipaan dan Sambungan Rumah (SR) 90 Unit Rp. 1.319406.000,-

- Tahun Anggaran . 2014 Perpipaan, Reservoir 100 M3, Kran Umum 2 Unit Rp. 2.079.000.000

Permasalahan Beberapa permasalahan yang di bidang penyediaan air minum di Provinsi Papua Barat antara lain sebagai berikut:

1. Kabupaten Sorong masih membutuhkan Pembangunan prasarana air minum yang dapat menjangkau 6.500 unit rumah, dengan perkiraan pembiayaan sebesar Rp. 242 Miliar. Selama ini kebutuhan air minum Kabupaten Sorong hanya didukung oleh SPAM IKK Aimas Kabupaten Sorong milik Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, belum mencukupi.

2. Perlunya permbangunan di sub sektor penyediaan air minum di Kabupaten Manokwari Selatan berupa:

a. Pembangunan SPAM IPA lengkap Intake Sakumi yang membutuhkan anggaran sebesar Rp. 6 Miliar

b. Pembangunan Pipa Jaringan Transmisi Distribusi di Kabupaten Manokwari Selatan dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp. 40 Miliar

3. Kabupaten Pegunungan Arfak membutuhkan SPAM IKK (Sistem Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan) di 10 lokasi distrik

Page 17: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 14

III.2. Sektor Perhubungan III.2.1. Subsektor Perhubungan Udara Perhubungan udara memegang peranan penting dalam menghubungkan antar daerah di Provinsi Papua Barat, mengingat kondisi topografinya masih belum memungkinkan untuk pembangunan infrastruktur jalan secara optimal. Untuk itu angkutan penerbangan menjadi alat transportasi yang utama dalam mengatasi kesenjangan pembangunan. Beberapa bandar udara di Provinsi Papua Barat yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Udara antara lain sebagai berikut:

1. Bandar Udara Rendani, Manokwari 2. Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO), Sorong 3. Bandar Udara Marinda, Wasai, Kabupaten Raja Ampat

A. Bandar Udara Rendani, Manokwari Data-data umum Bandar Udara Rendani Manokwari adalah sebagai berikut:

1. Nama bandara : Rendani 2. Lokasi/kab/kota : Manokwari 3. Koordinat : 00.53.37 S 134.03.01.E 4. Kelas bandara : II 5. Jenis pelayanan : ADC 6. Jam operasi : 21.00–08utc/06.00-17.00lt 7. Kode ICAO : WASR 8. Pelayanan DPPU : ada 9. Pelayanan meteorologi : ada 10. Jarak bandara dari kota : 3 km 11. Arah dan no runway : 17 – 35 12. Elevasi bandara : 15 feet/ 4.45 m 13. Frekuensi komunikasi : 122.2 mc/gta

68112.2 kc/ptp ZQ 207 kc/ndb Fasilitas sisi Udara Bandara Rendani, Manokwari adalah sebagai berikut: 1. Runway / Landas Pacu Panjang X Lebar : 2000 m X 45 m Konstruksi : Aspal Hotmix Kemampuan : Boeing 737-300/500 PCN : 38/42 2. Taxiway / Landas Hubung A/B

Page 18: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 15

Panjang X Lebar : 79,5 m X 23 m X 2 m Konstruksi : Aspal Hotmix Kemampuan : Boeing 737-300/500 PCN : 32 3. Taxiway C Panjang X Lebar : 99 M X 23 M Konstruksi : Aspal Hotmix Kemampuan : Boeing 737-300/500/800NG/900ER PCN : 45 F/C/X/T 5. Apron baru Panjang x Lebar : 285 m x 85 m Konstruksi : Aspal Hotmix Kemampuan : Boeing 737-300/500/800NG/900ER PCN : 45 F/C/X/T Parking Stand : 6 buah Boeing 737-800NG 6. Resa (Runway End Safety Area) Panjang x Lebar : 140 m x 90 m (rw17) 150 m x 90 m (rw 35) Konstruksi : tanah pilihan berhumus 7. Stopway Panjang X Lebar : 60 M X 30 M (R/W 35) Konstruksi : Aspal Kolakan 8. Shoulder / Bahu Landasan Panjang X Lebar : 2000 M X 60 M X 2 Konstruksi : Rumput 9. STRIP Panjang X Lebar : 2000 m X 140 m Kondisi : Baik Pembangunan infrastruktur dan jasa Angkutan Udara Perintis (Angudtis) bandara padaTA.2015 adalah sebagai berikut:

1. Pelapisan landas pacu dan taxiway dengan aspal concrete tebal rata-rata 7,5 cm volume 48.082 m2

2. Lanjutan pembangunan taxiway (23 m x 99 m) dan perluasan apron (38 m x 100 m) volume 6.527 m2

3. Pembuatan box culvert taxiway 4. Pembangunan gedung CCR volume 450 m2 5. Pekerjaan pembuatan GSE rigid pavenment volume 1.000 m2 6. Subsidi angkutan udara perintis 9 rute

Usulan pembangunan infrastruktur dan jasa angkutan udara perintis (angudtis) bandara pada TA.2016 adalah sebagai berikut:

1. Pelapisan landas pacu dan taxiway dengan aspal concrete tebal rata-rata 7,5 cm volume 93.082 m2

2. Pelapisan apron dengan hotmix tebal rata-rata 5 cm volume 12.308 m2

Page 19: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 16

3. Pembangunan GSE road tahap I (323mx8m) volume 2.584 m2 4. Pemenuhan standar runway strip tahap II (80mx1300m) volume 104.000 m2 5. Pelapisan areal parkir terminal penumpang volume 5.300 m2 6. Subsidi angkutan udara perintis 9 rute.

Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemukan oleh Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI terkait dengan rencana pengembangan Bandar Udara Rendani, Manokwari antara lain:

1. Belum terselesaikannya pembebasan tanah di sebelah timur bandara Rendani, dimana di bagian timur ini dalam rencana pengembangan banyak gedung operasional sisi darat yang akan dibangun;

2. Makin bertambahnya pemukiman penduduk yang tidak jelas bukti sertifikatnya di sebelah barat bandara (jalan baru); dan

3. Adanya hambatan untuk perpanjangan landas pacu yaitu: a. Keterbatasan lahan di ujung landas pacu 35, yaitu terdapatnya laut sehingga

untuk perpanjangan landasan memerlukan pekerjaan penimbunan; b. Keterbatasan lahan di ujung landas pacu 17 yaitu ujung sungai dan tanah

masyarakat yang memerlukan pembebasan tanah, serta adanya jembatan yang merupakan obstacle bagi penerbangan sehingga perlu untuk relokasi.

B. Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO), Kabupaten Sorong Fasilitas sisi Udara Bandara DEO, Kabupaten Sorong adalah sebagai berikut: LANDAS PACU a. Ukuran (Panjang x Lebar) : 2.060 M x 45 M b. Konstruksi : AC/Hotmix c. Arah/Designation : 09 - 27 d. Kemampuan : Boeing 737 - 200 - 300 - 500 e. Kondisi saat ini : Baik f. Pelapisan Terakhir Tahun : 2014 Volume : 11.250 M2 g. PCN : 37 F/C/X/T AL 135.000 Lbs TAXIWAY a. Ukuran (Panjang x Lebar) : 212,5 M x 23 M x 2 M b. Konstruksi : Rigid c. Kemampuan : Boeing 737 - 200 - 300 - 500 d. Kondisi saat ini : Baik e. Pelapisan Terakhir Tahun : 2004 APRON a. Ukuran (Panjang x Lebar) : 395 M x 96 M b. Jumlah Pesawat : 5 (lima) c. Konstruksi : Rigid d. Kemampuan : B737 - 200 - 300 - 500

Page 20: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 17

e. Kondisi saat ini : Baik f. Pelapisan Terakhir Tahun : 2014 Volume : 11.060 M2 g. PCN : 42 R/C/W/T AL 135.000 Lbs TURNING AREA (R/W 09) a. Ukuran (Panjang x Lebar) : 45 M x 60 M b. Konstruksi : AC/Hotmix c. Kemampuan : B737 - 200 - 300 - 500 d. Kondisi saat ini : Baik e. Pelapisan Terakhir Tahun : 2014 OVERRUN/STOP WAY (R/W 09) a. Ukuran (Panjang x Lebar) : 60 M x 45 M b. Konstruksi : AC/Hotmix c. Kemampuan Boeing 737 - 200 - 300 - 500 d. Kondisi saat ini : Baik e. Pelapisan Terakhir Tahun : 2013 STRIP AREA a. Ukuran (Panjang x Lebar) : 2.120 M x 150 M b. Konstruksi Terakhir Tahun : 2010 Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemukan Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI dalam Kegiatan Pengembangan Bandara DEO Sorong, antara lain :

1. Panjang landasan perlu diperpanjang menjadi 2400 x 45 m sehingga dapat menampung lebih banyak pesawat berbadan lebar. Namun, terdapat masalah keterbatasan lahan untuk pengermbangan bandara, disebabkan tanah di sekitar bandara sudah menjadi wilayah permukiman.;

2. Masih terdapat permasalahan perihal sertifikasi tanah bandara DEO. Hal ini menyebabkan adanya gangguan di bandar udara seperti :

a. Orang-orang dan kendaraan dapat melintas di dalam lingkungan bandara b. Terjadi perusakan Fasilitas Kemanan dan Navigasi Penerbangan

Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI juga mencatat bahwa telah dilakukan upaya dalam mengatasi permasalahan di atas khususnya terkait dengan sertifikasi tanah yaitu sedang diupayakan sertifikasi tanah bandara dengan melibatkan pihak-pihak terkait (Pemerintah Kota Sorong dan Badan Pertanahan Nasional).

Page 21: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 18

C. Bandar Udara Marinda, Waisai, Kabupaten Raja Ampat Fasilitas Sisi Udara Bandara Marinda, Waisai: Landasan :

• Designation : 18-36 • Dimension : 1.400 m x 30 m • Konstruksi : Asphalt Hotmix • Srength : 18/F/C/Z/U

Taxiway :

• Taxiway : 80 m x 18 m • Konstruksi : Rigid

Apron :

• Apron 1 : 60 m x 40 m • Apron 2 : 90 m x 75 m • Konstruksi : Rigid

Runway Strip :

• Sisi Kanan : 1.400 m x 40 m • Sisi Kiri : 1.400 m x 45 m • Konstruksi : Tanah Padat

Stopway

• R/w 36 : 30m x 60 m • Konstruksi : Asphalt

Kegiatan Pengembangan Bandara Marinda, Waisai, Kabupaten Raja Ampat

Berdasarkan APBN

PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA

VOLUME

(TAHUN ANGGARAN 2011)

1. Pembuatan Konstruksi Landas Pacu Termasuk Marking 9.540 m2

(TAHUN ANGGARAN 2012)

1. Lanjutan Konstruksi Landas Pacu 1 Paket

2. Pelebaran Landas Pacu Bandara (APBNP SAL) 14. 400 m2

3. Pelebaran Runway Strip (APBNP SAL) 36.000 m2

(TAHUN ANGGARAN 2013)

Page 22: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 19

PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA

VOLUME

1. Pelapisan Landas Pacu dan Turning Area Dengan Hotmix 37.050 m2

2. Perpanjangan Untuk Konstruksi Landas Pacu (90M x 400M), Konstruksi Sampai Asphalt Hotmix (30M x 200M) Termasuk Marking, Pelebaran Runway Strip Sisi Kiri (10M x 1.385M) dan Sisi Kanan (15 m x 1.400m)

1 Paket

3. Pembangunan Gedung PKP-PK 212 m2

4. Penimbunan Tanah Lokasi Gedung PKP-PK 8.640 m3

5. Penimbunan Tanah Lokasi Gedung Power House 5.187 m3

6. Pembangunan Gedung Power House 208 m2

(TAHUN ANGGARAN 2014)

1. Konstruksi Apron (70 M x 95 M), Konstruksi Taxiway (18 M x 80 M) dan Pembuatan Jalan Akses PKP-PK ke Runway

1 Paket

2. Pengadaan dan Pemasangan Papi (satu ujung satu sisi) 1 Paket

Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemukan Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI dalam peninjauan ke Bandar Udara Marinda, Waisai, antara lain sebagai berikut:

1. Frekuensi layanan penerbangan yang hanya berjumlah 2 kali dalam seminggu, serta panjang dan lebar landasan yang cukup pendek (1.400 m x 30 m) sehingga hanya sedikit wisatawan yang dapat diangkut melalui udara ke lokasi wisata di Kabupaten Raja Ampat;

2. Aliran listrik yang belum masuk ke bandar udara, sehingga masih harus dibantu dengan generator listrik diesel (genset) yang membutuhkan bahan bakar solar, sehingga membutuhkan biaya yang cukup mahal; dan

3. Akses jalan menuju bandara yang masih berlubang serta belum dilengkapi dengan penerangan dan rambu-rambu jalan. Hal ini dapat cukup membahayakan karena jalan melalui tebing dan jurang yang curam.

III.2.2. Subsektor Perhubungan Darat dan Penyeberangan Beberapa program Ditjen Perhubungan Darat di Provinsi Papua Barat dibagi atas program di Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) dan di bidang Lalu Lintas Angkutan Sungai dan Penyeberangan (LLASDP). Untuk bidang LLAJ antara lain sebagai berikut:

• Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan Nasional Propinsi Papua Barat.

• Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Jalan di 29 trayek (Sorong-Aimas II Sp.IV, Sorong-Ketapop, Sorong-Seget, Terminabuan-Seremuk, Terminabuan-Moswaren,

Page 23: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 20

Terminabuan-Konda, Sorong-Klasari, Sorong-Modan 1 & 2, Terminal Kota-Batu Payung, Manokwari-Warmare, Manokwari-Prafi SP.IX, Manokwari-Prafi SP.IX, Manokwari-Masni, Manokwari-Momiwaren, Manokwari-Arpu, Manokwari-Isim, Manokwari-Tahota, Ransiki-Momi Waren).

Rincian Pembiayaan APBN TA 2013-2015 untuk kegiatan Ditjen Perhubungan Darat di wilayah Provinsi Papua Barat adalah sebagai berikut:

Dalam ribu rupiah

No. KEGIATAN ALOKASI (.000)

2013 2014 2015

Bidang LLAJ 10,051,392 47,506,666 11,434,986

1 Pengadaan & pemasangan perlengkapan jalan 5,567,769 40,000,000 3,000,000

2 Rehabilitasi fasilitas keselamatan jalan 200,000 572,585 -

3 Sosialisasi dan promosi bidang LLAJ 109,000 450,000 -

4 Subsidi operasional angkutan jalan 3,677,393 6,036,851 7,824,986

5 Pengembangan sistem informasi dan komunikasi bidang LLAJ

50,000 - -

6 Layanan perkantoran bidang LLAJ 447,230 447,230 610,000

Bidang LLASDP 55,503,182 70,649,412 50,871,675

1 Layanan perkantoran bidang LLASDP 431,812 500,412 602,892

2 Pembangunan dermaga penyeberangan 47,146,474 68,409,000 50,268,783

3 Pembangunan dermaga sungai 7,924,896 - -

4 Pembangunan SBNP - 1,740,000 -

Total Alokasi Anggaran 65,554,574 118,156,078 62,306,661

Terdapat 13 Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua Barat, salah satunya yang dibangun melalui dana APBN adalah Pelabuhan Penyeberangan Waigeo, Waisai, Kabupaten Raja Ampat. Pelabuhan ini dibangun dengan skema tahun jamak APBN 2009 -2013N sebagai berikut:

Dalam ribu rupiah

Page 24: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 21

TAHUN KEGIATAN VOL SATUAN PAGU NILAI KONTRAK

2009 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Waigeo Tahap I

1 Paket 3,000,000 2,967,344

2010 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Waigeo Tahap II

1 Paket 7,000,000 6,976,218

2011 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Waigeo Tahap III

1 Paket

7,500,000 7,470,941

2012 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Waigeo Tahap IV

1 Paket 27,347,600

26,991,795

2012 (SAL)

Pembangunan Dermaga Penyeberangan Waigeo Tahap V

1 Paket 3,900,000 3,708,192

2013 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Waigeo Tahap VI

1 Paket 2,600,000 2,560,090

Pelabuhan Penyeberangan Waigeo melayani penyeberangan perintis dari dan menuju Kota Sorong. Alokasi anggaran untuk angkutan perintis secara keseluruhan di Provinsi Papua Barat dari TA 2012 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut:

Dalam ribu rupiah

NO LINTAS JARAK

(KM) NAMA KAPAL

ANGGARAN SUBSIDI PERINTIS

2012 2013 2014 2015

1

Sorong – Patani Patani – Weda Sorong – Waisai (Waigeo)

205 65 43

KMP. ARAR

4,884,164

2

Sorong – P. Gebe P. Gebe – Patani Patani – Weda Sorong – Waisai (Waigeo)

154 63 65 43

KMP. ARAR

5,830,815 5,850,365

3

Sorong – Gag Gag – Gebe P. Gebe – Patani Patani – Weda Sorong – Waisai (Waigeo)

154 74 63 65 43

KMP. ARAR

6,468,040

Page 25: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 22

Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemukan oleh Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI yang terkait dengan Sub sektor Perhubungan Darat adalah :

• Perlunya pembangunan Dermaga Penyeberangan Baru di 2 Lokasi; • Perlunya pembangunan Dermaga Penyeberangan Lanjutan di 2 Lokasi • Khusus untuk Pelabuhan Penyeberangan Waigeo, dibutuhkan pembangunan brick

water sepanjang 100 meter untuk menahan abrasi air laut III.2.3. Subsektor Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Kegiatan Subsektor Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan di Provinsi Papua Barat, adalah pengembangan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong. BP2IP Sorong didirikan pada tahun 2007 ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Walikota Sorong, pada tanggal 7 Juli 2007. Pembangunan dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut secara bertahap sebagai berikut: Pembangunan Tahap I tahun 2007 (Gedung Utama, 1 Gdg Kelas, 1 Lab, 3 Pos Jaga,

Workshop, 1 Gedung Genset 600 kVA dan 3 Rmh Dinas); Pembangunan Tahap II tahun 2008 (1 Gdg Lab); Pembangunan Tahap III tahun 2011(1 Gdg Asrama, Cafetaria, 1 Kelas, 1 Poliklinik,1

Kolam Latih, 1 Fire Ground, 6 Rumah Tipe 45, 6 Rumah Tipe 54, 1 Rumah Tipe 100, dan Instalasi Air serta Listrik); dan

Pembangunan Tahap IV tahun 2013 (1 Flat Rumah Dinas Operasional, 7 Kamar, Incenerator, Lapangan Tenis, Chappel, Masjid, dan Gedung Genset 1000 kVA);

NNOO SSTTAATTUUSS JJUUMMLLAAHH

1 PNS 18 Orang

2 CPNS - OP 10 Orang

3 Pewira Muda - OP 6 Orang

4 Honorer/ Outsourcing 47 Orang

JUMLAH SDM 81 Orang

Rincian Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Tahun 2012 s/d Tahun 2014

NO KLASIFIKASI SDM 2012 2013 2014

PNS CPNS HNR PNS CPNS OP plus

60 HNR PNS CPNS OP plus

60 HNR

1 Pejabat Struktural 4 - - 4 - - - 4 - - -

2 Staf 28 - - 20 - - - 14 - - -

3 Instruktur - - - - - 16 - - 10 6 -

4 Administrasi - - 5 - - - 9 - - - 10

5 Sopir - - 5 - - - 6 - - - 7

Page 26: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 23

NO KLASIFIKASI SDM 2012 2013 2014

PNS CPNS HNR PNS CPNS OP plus

60 HNR PNS CPNS OP plus

60 HNR 6 Dokter - - 1 - - - - - - - 1

7 Perawat 1 - 2 - - - 2 - - - 3

8 Teknisi - 6 - - - 5 - - - 8

9 Satkam - 14 - - - 12 - - - 14

10 Pramubakti - 2 - - - 2 - - - 4

JUMLAH 33 - 35 24 - 16 36 18 10 6 47

68 76 81

Keterangan: PNS = Pegawai Negeri Sipil CPNS = Calon Pegawai Negeri Sipil HNR = Pegawai Honorer OP Plus 60 = Program Officer Plus 60 Kementerian Perhubungan (PNS di lingkungan Kemenhub yang mendapat tugas belajar menjadi perwira pelaut)

Rician Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berdasarkan Jenjang Keahlian Pelaut

Jenjang Pendidikan PNS PTT Perwira Muda Jumlah

ANT/ ATT I 3 3

ANT/ ATT II 2 2

ANT/ ATT III 12 6 18

ANT/ ATT IV - - - -

ANT/ ATT V 2 2

Keterangan: ANT I, II, III, dan IV = Ahli Nautika Tingkat I, II, III dan IV ATT I, II, III, dan IV = Ahli Teknik Tingkat I, II, III, dan IV

Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemukan di BP2IP Sorong dan berikut dengan upaya tindak lanjutnya yang telah dan sedang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

NO PERMASALAHAN BP2IP SORONG UPAYA TINDAK LANJUT

1. Peningkatan jumlah program dan jenis diklat belum optimal karena masih terdapat kekurangan pendidik dan tenaga kependidikan tetap, termasuk adanya mutasi PNS sebanyak 10 orang di tahun

Terdapat penambahan instruktur sebanyak 16 orang dan telah lulus CPNS sebanyak 15 orang . dan masih terdapat kekurangan kurang lebih 106 orang pendidik dan tenga kependidikan. telah dilakukan usulan formasi PNS tahun berikutnya, diharapkan segera terealisir

Page 27: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 24

NO PERMASALAHAN BP2IP SORONG UPAYA TINDAK LANJUT

2013 , 4 orang tahun 2014, 1 orang di tahun 2015 ke upt lain dan rencana permohonan mutasi bagi pegawai lainnya yang masa dinas nya sudah lebih dari 5 tahun

2. Informasi dan hambatan dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi masyarakat belum optimal, karena akses jalan menuju kampus ± 3 km dari Kota Sorong ke kampus masih belum terealisir, termasuk lampu jalan PLN akses menuju kampus belum tersedia mengingat faktor keamanan bagi peserta dan pegawai BP2IP Sorong

Berkoordinasi dengan pihak pemerintah Kota Sorong dan dijanjikan tahun 2015 pekerjaan jalan telah selesai sampai depan kampus

3. Pemenuhan standar nasional dan internasional belum optimal karena sarana dan prasarana praktek diklat/laboratorium , simulator sesuai standar serta fasilitas olah raga bagi taruna belum terbangun secara optimal karena keterbatasan anggaran dan lahan

Fasilitas diklat utk peralatan mutakhir serta fasilitas olah raga taruna yang dibutuhkan secara bertahap telah dimasukkan dalam rencana strategis tahun 2015-2019 .

4. Perencanaan pembangungan jetty untuk kapal latih belum dapat dilaksanakan karena lokasi area pantai yang di klaim oleh masyarakat marga Mubalus masih dalam penyelesaian dengan pihak keluarga Mubalus meskipun izin prinsip dari walikota Sorong telah terbit

Telah berkoordinasi dgn keluarga mubalus pemerintah kota serta lembaga adat setempat , namun masih memerlukan anggaran pembebasan lahan tersebut yang atas arahan inspektorat jenderal perhubungan baiknya diselesaikan oleh pemerintah daerah setempat atau walikota Kota Sorong

5. Fasilitas akses informasi dan komunikasi belum optimal terutama dalam mengakses internet dan mengikutsertakan lulusan BP2IP Sorong dalam mengikuti rekruitmen pengawakan kapal internasional belum dapat dilaksanakan karena jaringan fiber optik untuk fasilitas telepon dan internet dari telkom belum tersedia sampai ke kampus BP2IP Sorong

Telah diupayakan berkoordinasi dengan pihak PT.Telkom dan baru tersedia layanan dgn menggunakan satellit visat utk telepon, faximili dan internet dan masih rentan dengan gangguan signal. dimana pusat kontrolnya ada di Bogor, sehingga proses belajar dan mengajar taruna belum optimal.

6. Penyediaan air bersih dari PDAM hingga saat ini belum sampai di lokasi BP2IP Sorong, sehingga air yang digunakan adalah sumber air dari mata air gunung

Akan dilakukan kerjasama dengan PDAM Kota Sorong dalam rangka penyediaan air bersih sampai ke lokasi BP2IP Sorong

Page 28: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 25

NO PERMASALAHAN BP2IP SORONG UPAYA TINDAK LANJUT

yang dari waktu kewaktu debitnya semakin berkurang, sehingga dikhawatirkan pada saat tertentu sumber mata air mengalami kekeringan, sehingga air bersih untuk aktifitas BP2IP Sorong tidak tersedia

III.3. Sektor Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi di Provinsi Papua Barat adalah sebagai berikut:

1. Stamet (Stasiun Meteorologi) Rendani – Manokwari 2. Stamet Jefman – Sorong 3. Stamet Utarom – Kaimana 4. Staklim Ransiki 5. Stamet Torea – Fakfak 6. Stageof Sorong

Layanan informasi yang diberikan oleh Stasiun Meteorologi di Papua Barat berupa:

1. Pelayanan Informasi Penerbangan; 2. Pelayanan Informasi Maritim yaitu Informasi cuaca perairan , Informasi tinggi

gelombang harian dan mingguan; 3. Pelayanan Informasi cuaca jangka pendek (Informasi cuaca harian); 3. Informasi peringatan dini cuaca ekstrem yang didistribusikan ke BPBD, radio, media

cetak; dan 5. Informasi Gempa dan Tsunami.

Permasalahan Beberapa permasalahan yang cukup menonjol pada Sub Sektor Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika di Provinsi Papua Barat yang dihimpun oleh Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI antara lain :

1. Semakin tingginya kebutuhan masyarakat nelayan, mode transportasi laut dan pariwisata bahari Raja Ampat terhadap layanan informasi meteorologi maritim : angin, tinggi gelombang dan arus laut, tetapi Stasiun Meteorologi di Provinsi Papua Barat belum memiliki peralatan yang mendukung

2. Bertambahnya bandara baru yang sudah beroperasi seperti bandara Waisai – Raja Ampat dan Sorong Selatan, namun belum adanya pelayanan jasa meteorologi untuk keselamatan penerbangan

3. Belum adanya stasiun meteorologi maritim atau peralatan meteorologi maritim yang ada di wilayah Sorong – Raja Ampat.

4. Kurangnya jaminan keamanan di bandara DEO - Sorong. Peralatan meteorologi penerbangan yang sangat vital yaitu AWOS yang diperoleh dari pengadaan TA 2011 dicuri dan dirusak sejak Tahun 2012. Oleh karenanya, diperlukan pengadaan AWOS (Automatic Weather Observing System) dengan sistem non-kabel untuk keselamatan penerbangan di Bandara DEO Sorong

Page 29: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 26

5. Khusus untuk Stasiun Meteorologi Kelas III Rendani, Manokwari, terdapat beberapa permasalahan yaitu:

a. Kekurangan SDM. Jumlah tenaga yang dibutuhkan oleh Stasiun Meteorologi Kelas III Rendani adalah 12 orang yang meliputi jenis pekerjaan Synop, Pibal dan Forecaster. Namun pada saat ini jumlah tenaga yang ada hanya 6 orang, sehingga masih kurang 6 orang tenaga.

b. Kebutuhan Pengadaan Tanah. Pengembangan Bandar Udara Rendani Manokwari berdampak pada aset BMKG yang direlokasi, sehingga Stasiun Meteorologi Rendani Manokwari butuh pengadaan tanah 100 x 40=4000 m2 untuk pembangunan kantor administrasi dan rumah dinas;

c. Penambahan Peralatan. Kondisi cuaca dibandara Rendani Manokwari yang cepat berubah dengan kondisi yang ekstrim berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan. Oleh karenanya, untuk miningkatkan kwalitas prakiraan cuaca di Provinsi Papua Barat, Stasiun Meteorologi Rendani Manokwari membutuhkan peralatan modern sbb:

1. radio sonde ( rason ) 2. radar cuaca

III.4. Sektor Pencarian dan Pertolongan A. Kantor SAR Manokwari: Kantor SAR Manokwari berdiri pada tanggal 13 Agustus 2012 sesuai dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK. 19 Tahun 2012. Wilayah Operasi Kantor SAR Manokwari meliputi sebagian Provinsi Papua Barat meliputi : 1. Kab. Manokwari 2. Kab. Teluk Bintuni 3. Kab. Teluk Wondama 4. Kab. Pegunungan Arfak 5. Kab. Manokwari Selatan

SARANA DAN PRASARANA KANTOR SAR MANOKWARI

FASILITAS TYPE JUMLAH/

LUAS KETERANGAN

Tanah -- 11.150 m² Jl. Drs.Esau Sessa

Gedung -- 822 m² Jl. Drs.Esau Sessa

Rescue boat 28 Meter Fiber

Sea rider Rigit 9 Meter 2 Engine @200 PK

Rubber boat Avon 5 Unit Lengkap dgn. Engine 40 PK

Page 30: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 27

FASILITAS TYPE JUMLAH/

LUAS KETERANGAN

Emily 4 Unit Rescue car Double Cabin 1 Unit Isuzu D-MAX

Rescue car Box 1 Unit Isuzu D-MAX

Rescue carrier 2 Unit

Rescue truck 1 Unit Truck personil 2 Unit Kend. Ops. Roda 2 Trill 3 Unit Kawasaki

Kend. Ops. Roda 2 Solo 9 Unit Honda

DATA MUSIBAH Tahun 2013 Yang Ditangani oleh Kantor SAR Manokwari

NO. JENIS MUSIBAH

JUMLAH KEJADIAN

JUMLAH KORBAN

SELAMAT LUKA MENINGGAL HILANG TOTAL

1. Penerbangan 0 0 0 0 0 0

2. Pelayaran 7 50 0 0 0 50

3. Bencana 5 800 0 1 0 801

4 Lain-Lain 7 11 0 7 1 19

Jumlah 19 861 0 8 1 870

DATA MUSIBAH Tahun 2014 Yang Ditangani Oleh Kantor SAR Manokwari

NO. JENIS MUSIBAH

JUMLAH KEJADIAN

JUMLAH KORBAN

SELAMAT MENINGGAL HILANG TOTAL

1. Penerbangan 0 0 0 0 0

2. Pelayaran 10 39 1 3 43

3. Bencana 2 229 0 0 229

4. Lain-Lain 7 6 3 0 9

Jumlah 19 274 4 3 281

Page 31: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 28

Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemukan di Kantor SAR Manokwari adalah sebagai berikut:

a. Masih kurangnya jumlah personil SAR; b. Belum memiliki Peralatan SAR Laut yang memadai untuk melaksanakan Pencarian dan

Pertolongan di Samudera Pasifik, seperti Rescue Boat (Kapal) ukuran besar dan terbuat dari aluminium ;

c. Belum memiliki Peralatan SAR Mountenering (peralatan khusus yang dipakai untuk melakukan kegiatan di wilayah pegunungan) yang memadai;

d. Belum memiliki Pos SAR di Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Teluk Bintuni; B. Kantor SAR Sorong: Kantor SAR Sorong merupakan UPT (Unit Pelaksana Teknis) Badan SAR Nasional yang berdiri pada tahun 1980. Awalnya bernama Sub Koordinasi Rescue (SKR) Sorong, dan pada Tahun 2000 berganti nama menjadi Kantor SAR Sorong. Kantor SAR Sorong memiliki 2 Pos SAR, yaitu Pos SAR Raja Ampat dan Pos SAR Fakfak. Luas Wilayah Kerja Kantor SAR Sorong ± 602.879 Km² (sangat luas), terdiri dari Dataran Rendah, Dataran Tinggi dan Perairan serta meliputi 7 Kabupaten/ Kota, yaitu :

1. Kota Sorong 2. Kabupaten Sorong 3. Kabupaten Sorong Selatan 4. Kabupaten Raja Ampat 5. Kabupaten Maybrat 6. Kabupaten Tambrauw 7. Kabupaten Fakfak

Sarana Kantor SAR Sorong terdiri dari sarana SAR Darat, sarana SAR Laut dan peralatan SAR pendukung dapat dirangtkum sebagai berikut: A. Sarana SAR Darat, yaitu :

• Rescue Truck • Rescue Car • Truck Personil • ATV • Motor Trail • Mobil Operasional

B. Sarana SAR Laut, yaitu :

• Rescue Boat 36 Meter • RIB (Rigid Infitable Boat) • Perahu Karet • Jet Ski • Rafting Boat

C. Peralatan SAR Pendukung, yaitu :

Page 32: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 29

• Peralatan Komunikasi • Peralatan Mounteneering • Peralatan Selam • Peralatan CSSR (Collapse Structure Search & Rescue) • Peralatan RAR (Road Accident Rescue) • Peralatan HART (Hight Angle Rescue Technique)

Sedangkan untuk prasarana Kantor SAR Sorong adalah sebagai berikut:

1. Gedung Kantor 2. Gudang Peralatan 3. Tower 4. Mess Pegawai 5. Shelter Sarana SAR Laut dan Darat

Permasalahan Beberapa permasalahan di Kantor SAR Sorong:

a. Mengingat wilayah kerja Kantor SAR Sorong yang relatif luas yang terdiri dari daratan dan lautan, maka dibutuhkan peningkatan berbagai sarana SAR misalnya :

i. kapal ukuran minimal 40 m ii. rescue truck untuk penempatan di Pos SAR; dan iii. peralatan selam dan mountenering.

b. Jumlah personil Kantor SAR Sorong yang berjumlah 79 orang dirasakan masih sedikit untuk menangani wilayah kerja yang sedemkian luas, sehingga perlu adanya penambahan personel bagi Kantor SAR Sorong

c. Seiring dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan pembangunan baik dari sektor perhubungan udara (bandara) maupun perhubungan laut (tol laut) di Provinsi Papua Barat maka dipandang perlu peningkatan status bagi Kantor SAR Sorong dari kelas B menjadi kelas A.

Page 33: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 30

III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Secara singkat, dari hasil Kunjungan Kerja ke Provinsi Papua Barat, dapat disampaikan kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

1. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI memahami upaya Pemerintah Provinsi Papua

Barat, Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Papua Barat, untuk melakukan

pembangunan dan peningkatan jalan agar dapat membuka daerah-daerah yang

terisolir, meringankan biaya transportasi dan menghubungkan pusat-pusat

perekonomian. Selanjutnya, Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI juga mendukung

usulan Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan kepada Ditjen Bina Marga,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, agar beberapa ruas jalan

dijadikan jalan strategis nasional antara lain: Jalan Nuhuwei – Mambrema sepanjang 3

Km, Jalan Tahota – Sumeba sepanjang 10 Km, dan Jalan Waren – Nij sepanjang 10

Km;

2. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI meminta Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera menyelesaiakan proyek

pembangunan Bendung Wariori, sehingga selesai tepat waktu dan segera dapat

dioperasikan;

3. Terkait dengan antisipasi banjir di Provinsi Papua Barat, Tim Kunjungan Kerja Komisi V

DPR RI meminta Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Papua Barat untuk

melaksanakan kegiatan penanganan sungai antara lain kegiatan normalisasi Sungai

Wariori dan pembangunan talud (galian miring berbentuk tebing) di daerah aliran

Sungai Wosi, agar air sungai tidak melimpah khususnya pada musim penghujan;

4. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mengapresiasi Ditjen Cipta Karya kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang telah mengembangkan SPAM IKK

(Sistem Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan) di Kabupaten Sorong, Kabupaten

Raja Ampat dan Kabupaten Manokwari. Meskipun demikian, Tim Kunjungan Kerja

Komisi V DPR RI juga meminta agar Ditjen Cipta Karya berkoordinasi dengan

Pemerinta Kabupaten membangun SPAM IKK di wilayah lain yang masih

membutuhkan, misalnya di Kabupaten Pegunungan Arfak yang masih membutuhkan

SPAM IKK di 10 lokasi distrik;

5. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung program Ditjen Perhubungan Udara

Kementerian Perhubungan dalam mengembangkan Bandar udara strategis di Provinsi

Papua Barat di antaranya Bandar Udara Rendani di Manokwari, Bandar Udara Domine

Eduard Osok di Sorong dan Bandar Udara Marinda di Raja Ampat, agar dapat

Page 34: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 31

menampung lebih banyak pesawat yang berbadan lebar. Sehubungan dengan

permasalahan lahan yang selama ini menjadi hambatan dalam perpanjangan landas

pacu (runway), Komisi V DPR RI mendesak Ditjen Perhubungan Udara berkoordinasi

dengan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat untuk menyelesaikannya;

6. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI meminta Ditjen Perhubungan Darat

Kementerian Perhubungan berkoordinasi dengan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat

untuk membangun brick water sepanjang 100 m di areal Pelabuhan Penyeberangan

Waigeo sebagai upaya untuk menahan abrasi pantai;

7. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mengapresiasi ketersediaan berbagai sarana

pelatihan di BP2IP (Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran) Sorong termasuk di

antaranya bridge simulator, engine simulator dan rescue boat. Selanjutnya, Tim

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung rencana BP2IP untuk:

a. meningkatkan sarana dan prasarana di antaranya:

i. membangun jetty untuk kapal latih yang sampai saat ini belum

terealisasi;

ii. meningkatkan fasilitas akses informasi dan komunikasi (telepon dan

internet, faxsimili) yang sampai saat ini masih belum optimal;

iii. bekerja sama dengan PDAM dalam menyediakan air bersih yang hingga

kini belum sampai di lokasi kampus BP2IP Sorong.

b. berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Sorong dalam meningkatkan akses

jalan menuju kampus dari Kota Sorong, termasuk penyediaan lampu jalan yang

hingga kini masih belum mencukupi.

8. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung rencana BMKG Provinsi Papua Barat untuk:

a. Meningkatkan sarana dan prasarana peralatan meteorologi maritim di wilayah

Sorong – Raja Ampat;

b. Menambah jumlah personil di Stasiun Meteorologi Kelas III Rendani, Manokwari

sesuai dengan kebutuhan;

c. Mengupayakan pengadan tanah untuk membangun kantor yang direlokasi

akibat pengembangan Bandara Rendani; dan

d. Menambah peralatan untuk miningkatkan kwalitas prakiraan cuaca, seperti: radio sonde ( rason ) dan radar cuaca mengingat kondisi cuaca dibandara Rendani Manokwari yang cepat berubah dengan kondisi yang ekstrim berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan.

Page 35: LAPORAN - Dewan Perwakilan Rakyat · 2016-01-26 · Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal ii DAFTAR ISI ... Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR

Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Papua Barat 2015 Hal 32

9. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung Badan Nasional Pencarian dan

Pertolongan (Basarnas) Provinsi Papua Barat untuk :

a. Meningkatkan sarana SAR di Kantor SAR Manokwari dan Kantor SAR Sorong

antara lain melakukan pengadaan rescue boat yang berukuran besar, rescue

truck, peralatan selam dan mounteneering;

b. Menambah jumlah personil Kantor SAR Manokwari dan Kantor SAR Sorong

dirasakan masih sedikit untuk menangani wilayah kerja yang sedemkian luas;

c. Menambah Pos SAR di Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Teluk

Bintuni; dan

d. Meningkatkan status bagi Kantor SAR Sorong dari kelas B menjadi kelas A.

IV. PENUTUP Demikian Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI ke Provinsi Papua Barat pada Reses Masa Persidangan II Tahun Sidang 2014 - 2015 yang dilaksanakan dari tanggal 22-26 Februari 2015. Laporan ini menjadi masukan bagi komisi V DPR-RI dan semoga dapat ditindaklanjuti Pemerintah untuk melakukan perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana bagi kesejahteraaan rakyat khususnya di Provinsi Papua Barat dan Indonesia pada umumnya.

Jakarta, Maret 2015 KETUA TIM KUNKER KOMISI V DPR-RI KE PAPUA BARAT

MICHAEL WATTIMENA, SE, MM