Transcript
Page 1: Makalah Istirahat Tidur Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istirahat dan tidur merupakan dasar yang dibutuhkan oleh semua

orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang

memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan

tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina

tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.

Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang

berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek

yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur

seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk

membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.

Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit

sering kali memerlukan istirahat dan tidur lebih banyak dibandingkan

biasanya. Sering kali, orang yang lemah karena sakit menghabiskan

sejumlah besar energi untuk kembali sehat atau melaksanakan aktivitas

kehidupan sehari-hari. Akibatnya, orang tersebut mengalami keletihan

yang meningkat dan sering serta membutuhkan istirahat dan tidur

tambahan. Istirahat memulihkan energi seseorang, yang memungkinkan

orang tersebut untuk menjalankan fungsi dengan optimal. Apabila waktu

istirahat seseorang berkurang, orang tersebut sering kali mudah marah,

depresi, dan lelah, serta memiliki kontrol emosi yang buruk. Menyediakan

lingkungan yang tenang untuk klien merupakan fungsi penting perawat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari Istirahat dan Tidur ?

2. Apakah fungsi dari Istirahat dan Tidur ?

1

Page 2: Makalah Istirahat Tidur Fix

3. Bagaimana mekanisme Istirahat dan Tidur ?

4. Bagaimana tahap-tahap Istirahat dan Tidur?

5. Bagaimana kebutuhan Istirahat dan Tidur dalam berbagai

usia ?

6. Apa sajakah masalah yang sering kali ditemukan dalam

pemenuhan kebutuhan Istirahat dan Tidur ?

7. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien gangguan

pemenuhan kebutuhan Istirahat dan Tidur ?

1.3 Tujuan

Untuk mempelajari serta memahami masalah-masalah yang

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan Istirahat dan Tidur serta

aplikasi dalam asuhan keperawatan.

1.4 Manfaat

1. Menambah wawasan mahasiswa tentang kebutuhan Istirahat dan

Tidur

2. Mengetahui masalah-masalah pada pasien dengan gangguan

Istirahat dan Tidur

3. Menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan

keperawatan kepada pasien

4. Menumbuhkan sikap “caring” terhadap pasien

5. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan

kebutuhan Istirahat dan Tidur.

2

Page 3: Makalah Istirahat Tidur Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Istirahat dan Tidur

Kata ‘istirahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi

bersantai menyegarkan diri, dalam menganggur setelah melakukan

aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan,

menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan

emosional dan beban dari kecemasan (ansietas).

Makna istirahat dan kebutuhan tidur bervariasi pada setiap

individu. Istirahat bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stres emosional,

dan bebas dari ansietas. Oleh karena itu, istirahat tidak selalu bermakna

tidak beraktivitas; pada kenyataannya, beberapa orang menemukan

ketenangan dari beberapa aktivitas tertentu seperti berjalan di udara segar.

Saat istirahat diprogramkan untuk seorang klien, perawat dan klien harus

sama-sama mengetahui apakah klien tidak boleh beraktivitas dan apakah

inaktivitas tersebut melibatkan seluruh tubuh atau bagian tubuh (misal:

sebuah lengan).

Seseorang dapat benar-benar istirahat bila:

a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah

kontrolnya.

b. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal,

kantor, atau di mana pun. Juga termasuk ide-idenya

diterima oleh orang lain.

c. Mengetahui apa yang terjadi.

d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan.

e. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya.

3

Page 4: Makalah Istirahat Tidur Fix

f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila

memerlukannya.

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan

reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat

dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan

seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan

untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan.

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia; tidur merupakan

sebuah proses biologis yang umum pada semua orang. Ditinjau dari

sejarahnya, tidur dianggap sebagai keadaan tidak sadar. Tidur dicirikan

dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan

pada proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus

eksternal. Beberapa stimulus lingkungan, seperti sebuah alarm detektor

asap, biasanya akan membangunkan orang yang sedang tidur, sementara

suara bising lain tidak akan membangunkannya. Tampaknya bahwa

individu berespons terhadap stimulus bermakna saat tidur dan

mengabaikan stimulus yang tidak bermakna secara selektif.

Seseorangan dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat

tanda-tanda sebagai berikut:

a. Aktivitas fisik minimal.

b. Tingkat kesadaran yang bervariasi.

c. Terjadi perubahan-perubaahan proses fisiologis tubuh, dan

d. Penurunan respons terhadap rangsanan dari luar.

Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses

fisiologis. Perubahan tersebut, antara lain:

a. Penurunan tekanan darah, denyut nadi.

b. Dilatasi pembulih darah perifer.

4

Page 5: Makalah Istirahat Tidur Fix

c. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktur

gastrointestinal.

d. Relaksasi otot-otot rangka.

e. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%.

Pada waktu tidur terjadi perubahan tingkat kesadaran yang

berfluktuasi. Tingkat kesadaran pada organ-organ pengindraan berbeda-

beda. Organ pengindraan yang mengalami penurunan kesadaran yang

paling dalam selama tidur adalah indra penciuman. Hal ini dapat

dibuktikan dengan banyaknya kasus kebakaran yang terjadi pada malam

hari tanpa disadari oleh penghuninya yang sedang tidur. Organ

pengindraan yang mengalami penurunan tingkat kesadaran yang paling

kecil adalah indra pendengaran dan rasa sakit. Ini menjelaskan mengapa

orang-orang yang sakit dan berada dalam lingkungan yang bising acap kali

tidak dapat tidur.

Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi deaktifasi sistem

saraf pusat. Sebab pada orang yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap aktif

dalam sinkronisasi terhadap neuron-neuron substansia retikularis dari

batang otak. Ini dapat diketahui melalui pemeriksaan

electroenchepalogram (EEG). Alat tersebut dapat memperlihatkan

fluktuasi energi (gelombang otak) pada kertas grafik.

Fisiologi Tidur: Siklus alami tidur diperkirakan dikendalikan oleh

pusat yang terletak di bagian bawah otak. Pusat ini secara aktif

menghambat keadaan terjaga, sehhingga menyebabkan tidur.

2.2 Fungsi Tidur

Tidur memberi pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan

struktur tubuh lain.

Tidur memulihkan tingkat aktivitas normal dan

keseimbangan normal di antara bagian sistem saraf.

5

Page 6: Makalah Istirahat Tidur Fix

Tidur juga penting untuk sintesis protein, yang

memungkinkan terjadinya proses perbaikan.

Peran tidur dalam kesejahteraan psikologis paling terlihat dengan

memburuknya fungsi mental akibat tidak tidur. Individu dengan jumlah

tidur yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara emosional,

memiliki konsentrasi yang buruk, dan mengalami kesulitan dalam

membuat keputusan.

2.3 Pengaturan Tidur

Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang

dipertahankan oleh integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang

berhubungan dengan perubahan dalam sistem saraf peripheral, endokrin,

kardiovaskular pernapasan dan musukular. Tiap rangkaian diidentifikasi

dengan respon fisik tertentu dan pola aktivitas otak. Peralatan seperti

elektroensefalogram (EEG), yang mengukur aktivitas listrik dalam korteks

serebral, elektromiogram (EMG) yang mengukur tonus otot dan

elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata, memberikan

informasi struktur aspek fisiologis tidur

Control dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua

mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermiten dan menekan

pusat otak tertinggi untuk mengkontrol tidur dan terjaga. Sebuah

mekanisme menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur.

Sistem aktivasi retikular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas.

SAR dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan

kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima stimulus sensori visual, auditori,

nyeri, dan taktil. Aktivitas korteks serebral (mis. proses emosi atau

pikiran) juga menstimulasi SAR. Saat terbangun merupakan hasil neuron

dalam SAR yang mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin (Sleep

Research Society, 1993).

6

Page 7: Makalah Istirahat Tidur Fix

Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu

dalam sistem tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. Daerah

otak juga disebut daerah sinkronisasi bulbar (bulbar synchroningzing

region, BSR). Apakah seseorang tetap terjaga atau tertidur tergantung pada

keseimbangan impuls yang diterima dari pusat yang lebih tinggi (mis.

pikiran), reseptor sensori perifer (mis. stimulus bunyi atau cahaya) dan

sistem limbic (emosi)

Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan

berada dalam posisi relaks. Stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan tetap

dan aktivasi SAR selanjutan menururn. Pada beberapa bagian, BSR

mengambil alih, yang menyebabkan tidur.

2.4 Jenis-Jenis Tidur

Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori

yaitu tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM),

dan tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement –

NREM).

2.4.1 Tidur REM

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur

paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak

sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat

sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor,

tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata cenderung

bergerak bolak-balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis

pada laki-laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan

pernafasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan

metabolisme meningkat.

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka

akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

7

Page 8: Makalah Istirahat Tidur Fix

a. Cenderung hiperaktif.

b. Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya

labil).

c. Nafsu makan bertambah.

d. Bingung dan curiga.

2.4.2 Tidur NREM

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam.

Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada

orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara

lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun,

kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola

mata lambat.

2.5 Siklus Tidur

Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan

period sebelum tidur, selama seorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang

bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10

hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk

tertidur, akan berlangsung satu jam atau lebih.

Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 siklus

tidur penuh, tiap siklus terdiri 4 tahap dari tidur NREM dan 1 periode dari

tidur REM. Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju ke tahap

4 NREM, diikuti kebalikan tahap 4 ke-3, lalu ke-2, diakhri dengan

periode dari tidur REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sekitar

90 menit ke siklus tidur.

8

Page 9: Makalah Istirahat Tidur Fix

(Skema siklus tidur)

Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek,

dan memperpanjang periode REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60

menit selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang mengalami kemajuan

yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa. Sebagai contoh, orang

yang tidur dapat berfluktuasi untuk interal pendek antara NREM tingkat 2,

3, dan 4 sebelum masuk tahap REM. Jumlah waktu yang digunakan tiap

tahap bervariasi. Perubahan tahap ke tahap cenderung menemani

pergerakan tubuh dan perpindahan untuk tidur yang dangkal cenderung

terjadi tiba-tiba, dengan perpindahan untuk tidur nyenyak cenderung

bertahap (Closs, 1988). Jumlah siklus tidur tergantung pada jumlah total

waktu yang klien gunakan untuk tidur.

KONDISI UNTUK ISTIRAHAT YANG CUKUP

KENYAMANAN FISIK

1. Eliminasi sumber-sumber yang mengiritasi fisik

1. Kotrol sumber nyeri

2. Control suhu ruangan

3. Pertahankan kesejajaran anatomis yang tepat atau posisi

yang sesuai.

4. Pindahkan distraksi lingkungan

5. Sediakan ventilasi yang cukup

BEBAS DARI KECEMASAN

9

NREM Tahap 1

NREM Tahap 2

NREM Tahap 3

NREM Tahap 4

REM NREM Tahap 2

NREM Tahap 3

Page 10: Makalah Istirahat Tidur Fix

1. Buat keputusan sendiri

1. Berpartisipasi di dalam pelayanan kesehatan pribadi

2. Mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk

memahami masalah dan implikasi kesehatan

3. Praktikkan aktivitas yang mengistirahatkan secara teratur

4. Mengetahui bahwa lingkungan aman

TIDUR YANG CUKUP

1. Memperoleh jumlah jam tidur yang dibutuhkan untuk

merasa segar kembali

2. Ikut kebiasaan hygiene yang baik sebelum tidur

2.6 Tahap-Tahap Tidur

TAHAPAN SIKLUS TIDUR

TAHAP 1: NREM

1. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur

1. Tahap berakhir beberapa menit

2. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan

secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme

3. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori

seperti suara

4. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun

TAHAP 2: NREM

1. Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara

1. Kemajuan relaksasi

2. Untuk terbangun masih relatif mudah

3. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit

4. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban

TAHAP 3: NREM

1. Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam

10

Page 11: Makalah Istirahat Tidur Fix

1. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak

2. Otot-otot dalam keadaan santai penuh

3. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur

4. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit

TAHAP 4: NREM

1. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam

1. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur

2. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan

menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini

3. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding

selama jam terjaga

4. Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit

5. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi

TIDUR REM

1. Mimpi yang penuh warna dan tambah hidup dapat terjadi

pada REM. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada

tahap yang lain

2. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai

tidur

3. Hal ini dicirikan dengan respons otonom dari pergerakan

mata yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi

dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah

4. Terjadi tonus otot skelet penurunan

1. Peningkatan sekresi lambung

5. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur

6. Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-

rata 20 menit

Perbandingan pola tidur normal pada orang dewasa muda dan

dewasa lanjut. Orang dewasa muda memiliki waktu terjaga yang lebih

11

Page 12: Makalah Istirahat Tidur Fix

sedikit dan bergerak secara progresif selama tahap-tahap tidur. Lansia

lebih sering terjaga dan lebih banyak waktu yang terpakai dalam tahap

tidur ringan.

2.7 Kebutuhan Tidur

Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat

perkembangan. Tabel berikut ini merangkum kebutuhan tidur manusia

berdasarkan usia.

Umur Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur

0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari

1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18 bulan-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari

18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari

40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari

60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari

2.8 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemenuhan Kebutuhan

Istirahat Tidur

Kualitas maupun kuantitas tidur dipengharuhi oleh sejumlah faktor.

Kualitas tidur merujuk pada kemampuan individu untuk tetap tertidur dan

mendapatkan sejumlah tidur REM dan NREM yang pas. Kuantitas tidur

adalah total waktu tidur individu.

12

Page 13: Makalah Istirahat Tidur Fix

1. Sakit

Sakit yang menyebabkan nyeri atau gangguan fisik dapat

menyebabkan masalah tidur. Orang yang sakit memerlukan tidur

yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal dan irama tidur dan

bangun yang normal seringkali terganggu. Orang yang kurang

mendapat waktu tidur REM pada akhirnya menghabiskan lebih

banyak waktu tidur dibandingkan orang normal pada tahap tidur ini.

Kondisi pernapasan dapat menganggu tidur individu. Napas

pendek sering kali membuat sulit tidur dan orang yang mengalami

sumbatan hidung atau drainasesinus dapat mengalami masalah

pernapasan dan kemudian dapat membuatnya sulit tidur.

Orang yang menderita tukak lambung atau duodenum akan

mengalami gangguan tidur karena rasa nyeri, seringkali akibat dari

peningkatan sekresi lambung yang terjadi selama tidur REM.

Gangguan endokrin tertentu juga dapat memengaruhi tidur.

Hipertiroidisme memperpanjang waktu pratidur, membuat seorang

klien sulit tertidur. Sebaliknya hipotiroidisme menurunkan tidur

tahap IV. Wanita yang memiliki kadar estrogen rendah seringkali

melaporkan rasa letih yang berlebihan. Selain itu, mereka dapat

mengalami gangguan tidur, sebagian ketidaknyamanan akibat rasa

panas atau keringat malam yang dapat terjadi akibat penurunan kadar

estrogen.

Peningkatan suhu tubuh dapat menyebabkan pengurangan

tahap III dan IV tidur REM. Kebutuhan untuk berkemih di malam

hari juga mengganggu tidur dan orang yang terbangun di malam hari

untuk berkemih kadang kala mengalami kesulitan untuk dapat

kembali tidur.

13

Page 14: Makalah Istirahat Tidur Fix

2. Lingkungan

Lingkungan dapat mempercepat atau memperlambat tidur.

Setiap perubahan misalnya, suara bising dilingkungan dapat

menghambat tidur. Ketiadaan stimulus yang biasa atau keberadaan

stimulus yang tidak biasa dapat mencegah orang untuk tidur. Tidur

tahap I adalah tidur yang paling ringan dan tidur tahap III dan IV

adalah tidur yang paling dalam; hasilnya, suara yang lebih keras

dibutuhkan untuk membangunkan orang yang berada dalam tidur

tahap III dan IV. Namun, jika waktunya telah berlebihan,

seseorang dapat menjadi terbiasa terhadap suara bising sehingga

tingkat suara tidak lagi berpengaruh.

Ketidaknyamanan akibat suhu lingkungan dan kurang

ventilasi dapat memengaruhi tidur. Kadar cahaya dapat menjadi

faktor lain yang berpengaruh. Seseorang yang terbiasa tidur dalam

gelap mungkin sulit tidur pada keadaan terang.

3. Letih

Diperkirakan bahwa orang yang letih sedang biasanya

mengalami tidur yang tenang. Letih juga memengaruhi pola tidur

seseorang. Semakin letih seseorang, semakin pendek periode tidur

REM (paradoksikal) pertama. Saat seseorang beristirahat, periode

REM menjadi lebih panjang.

4. Gaya Hidup

Seseorang yang jam kerjanya bergeser dan sering kali

berganti jam kerja harus mengatur aktivitas untuk siap tertidur disaat

yang tepat. Olah raga sedang biasanya kondusif untuk tidur.

Kemampuan seseorang untuk untuk relaks sebelum istirahat adalah

faktor terpenting yang memengaruhi kemampuan untuk tertidur.

14

Page 15: Makalah Istirahat Tidur Fix

5. Stress Emosional

Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur.

Seseorang yang pikirannya dipenuhi dengan masalah pribadi

mungkin tidak mampu relaks dengan cukup untuk dapat tidur.

Ansietas meningkat kadar norepinefrin dalam darah melalui

stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini

menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur

REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan

lebih sering terbangun.

6. Stimulan dan Alkohol

Minuman yang mengandung kafein bekerja sebagai

stimulant sistem saraf pusat, sehingga memengaruhi tidur . Orang

yang minum alcohol dalam jumlah yang berlebihan mengganggu

tidur REM, walaupun dapat mempercepat awitan tidur. Sementara

menggangti kehilangan waktu tidur REM setelah beberapa efek

yang disebabkan oleh alcohol mungkin tidak mampu tidur dengan

baik dan akibatnya menjadi mudah marah.

7. Diet

Penurunan berat badan telah dihubungkan dengan

pengurangan waktu tidur total serta tidur yang terputus dan bangun

tidur lebih awal. Di sisi lain, pertambahan berat badan tampak

berhubungan dengan peningkatan total waktu tidur, berkurangnya

tidur yang terputus, dan bangun tidur lebih lambat. L-triptofan

dalam makanan, misalnya, dalam keju dan susu dapat menginduksi

tidur, sebuah bukti yang mungkin dapat menjelaskan mengapa susu

hangat membatu seseorang untuk tidur.

15

Page 16: Makalah Istirahat Tidur Fix

8. Merokok

Nikotin memiliki efek stimulant pada tubuh, dan perokok

sering kali lebih sulit tertidur dibandingkan orang normal. Perokok

biasanya mudah terbangun dan seringkali menggambarkan diri

mereka sebagai orang yang tidur diwaktu fajar. Dengan tidak

merokok setelah makan malam, seseorang biasnaya dapat tidur

dengan lebih baik. Terlebih lagi, banyak orang yang dahulunya

perokok melaporkan bahwa pola tidur mereka membaik setelah

mereka berhenti merokok.

9. Motivasi

Keinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi

rasa letih seseorang. Misalnya, seorang yang sudah lelah mungkin

dapat tetap terjaga saat menghadiri konser yang menarik.

Sebaliknya, ketika seseorang mengalami rasa bosan dan tidak

termotivasi untuk tetap terjaga, tidur seringkali terjadi dnegan

cepat.

10. Obat-obatan

Beberapa obat memengaruhi kualitas tidur. Hipnotik dapat

memengaruhi tahap III dan IV tidur NREM dan menekan tidur

REM. Penyekat-beta diketahui menyebabkan insomnia dan mimpi

buruk. Narkotik, seperti meperidin hidroklorida (Demerol) dan

morfin, diketahui menekan tidur REM dan menyebabkan sering

terbangun dan rasa ngantuk. Obat penenang memengaruhi tidur

REM. Amfetamin dan antidepresan menurunkan tidur REM secara

tidak normal. Seorang klien yang putus obat dari setiap obat-obatan

ini mendapatkan lebih banyak tidur REM dibandingkan biasanya

dan akibatnya dapat mengalami mimpi buruk yang mengganggu.

16

Page 17: Makalah Istirahat Tidur Fix

2.9 Masalah Yang Seringkali Ditemukan dengan Pemenuhan

Kebutuhan Istirahat-Tidur

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak di obati, secara

umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang

mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga maslah berikut:

insomnia, adalah gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau

ketika terjaga ditengah malam, atau rasa mengantuk yang berlebihan

disiang hari (Naylor dan Aldrich, 1994). Banyak orang dewasa di

Amerika Serikat memiliki hutang tidur yang signifikan karena ketidak

adekuatan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidur malamnya dan

mengalami hipersomnolen di siang hari selam melaksanakan aktivitas

sehari-hari (National Commission on Sleep Disorders Research,

1993).

Gangguan tidur telah diklasifikasikan menjadi empat kategori

utama (Thhorpy, 1994). Disomnia adalah gangguan primer yang

berasal dari sistem tubuh yang berbeda dan dibagi lagi menjadi tiga

kelompok besar. Gangguan tidur intrinsic meliputi gangguan untuk

memulai dan mempertahankan tidur, yaitu berbagai bentuk insomnia

dan gangguan rasa kantuk yang berlebihan seperti narkolepsi dan

apnea tidur obstruktif. Gangguan tidur ekstrinsik terjadi akibat

beberapa factor eksternal, yang jika dihilangkan menyebabkan

hilangnya gangguan tidur. Gangguan irama sirkadian sewaktu tidur

terjadi karena ketidaksejajaran antara waktu tidur dan apa yang

diinginkan oleh individu atau norma sosial. Parasomnia adalah

perilaku tidak diinginkan yang erjadi pada saat tidur, gangguan

terjaga, terjaga sebagian, atau selama transisi dalam siklus tidur atau

dari tidur ke terbangun. Banyak gangguan tidur medis dan psikiatrik

yang berhubungan dengan gangguan tidur dan bangun. Gangguan

tidur tersebut dibagi menjadi gangguan tidur yang berhubungan

dengan psikiatrik, neurologik, atau gangguan medis lainnya.

17

Page 18: Makalah Istirahat Tidur Fix

Gangguan tidur yang masih bersifat usulan adalah gangguan baru

yang adekuat mengenai keberadaan gangguan tersebut.

Riwayat kesehatan, social, keluarga, dan tidur yang lengkap

dan cermat harus diperoleh untuk mendapatkan informasi rinci tentang

keluhan (Naylor dan Aldirch, 1994). Kajian laboratorium tentang tidur

sering kali digunakan untuk mendiagnosa gangguan tidur, termasuk

menggunakan polisomnogram (PSG) dimalam hari dan Multiple Sleep

Latency Test(MSLT) (Carskadon, 1994). PSG melibatkan penggunaan

EEG, EMG, dan EOG untuk memantau tahapan tidur dan bangun

selama tidur malam. MSLT memberi informasi objektif tentang tidur

dan aspek-aspek terpilih dari struktur tidur dengan mengukur seberapa

cepat individu tertidur selama empat kesempatan tidur siang sepanjang

hari. Episode REM awitan tidur juga dicatat karena abnormalitas ini

berhubungan dengan beberapa gangguan tidur.

1. Insomnia

Insomnia adala gejala yang dialami oleh klien yang

mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari

tidur, dan atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif (Zorick, 1994).

Penderita insomnia mengeluhkan rasa kantuk yang berlebihan

disiang hari dan kuantitas dan kualitas tidurnya tidak cukup.

Namun, seringkali klien tidur lebih banyak yang disadarinya.

Insomnia dapat menandakan adanya gangguan fisik atau

psikologis.

Seseorang dapat mengalami insomnia transien akibat stress

situasional seperti masalah keluarga, kerja atau sekolah, jet lag,

penyakit, atau kehilangan orang yang dicintai. Insomnia dapat

terjadi berulang tetapi diantara episode tersebut klien dapat tidur

dengan baik. Namun, kasus insomnia temporer akibat situasi stres

dapat menyebabkan kesulitan kronik untuk mendapatkan tidur

18

Page 19: Makalah Istirahat Tidur Fix

yang cukup, mungkin disebabkan oleh kekhawatiran dan

kecemasan yang terjadi untuk mendapatkan tidur yang adekuat

tersebut.

Insomnia sering berkaitan dengan kebiasaan tidur yang

buruk. Apabila kondisi berlanjut,ketakutan tidak dapat tidur dapat

cukup menyebabkan keterjagaan. Disiang hari, seseorang dengan

insomnia kronik dapat merasa mengantuk, letih depresi dan cemas.

Karena terdapat banyak penyebab insomnia,

penatalaksanaannya melibatkan beberapa pendekatan (walsh,

Hartman dan kowall,1994). Sangat penting untuk menangani

dengan tepat masalah-masalah emosional atau medis yang

mungkin menyebabkan maslah tidur ini. Terapi dapat juga bersifat

simptomatik, termasuk memeperbaiki tindakan higine tidur, umpan

balik biologis, teknik kognitif dan teknik relaksasi. Apabila

insomnia merupakan akibat sekunder dari perilaku sehat yang tidak

tepat maka terapi diarahkan pada perubahan perilaku tersebut.

Misalnya, pada insomnia bergantung obat, klien tidak dapat tidur

karena penggunaan obat hipnotik yang berlebihan. Klien ini

biasanya akan sangat terbantu dengan menghentikan pemberian

hipnotik tersebut secara bertahap.

2. Somnambulisme

Somnabulisme merupakan gangguan tingkah laku yang

sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful

aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di

tempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara.

Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali

tidur (Japardi 2002). Somnabulisme ini lebih banyak terjadi pada

anak-anak dibandingkan orang dewasa. Seseorang yang mengalami

somnabulisme mempunyai risiko terjadinya cedera. Upaya yang

19

Page 20: Makalah Istirahat Tidur Fix

dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnabulisme yaitu dengan

membimbing anak.

3. Apnea Tidur

Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan

kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode

10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis apnea tidur,

apnea sentral, obstruktif, dan campuran yang mempunyai

komponen apnea sentral dan obstruktif.

Bentuk yang paling banyak terjadi, apnea tidur obstruktif

(obstructive sleep apnea, OSA), terjadi pada saat otot atau struktur

rongga mulut atau tenggorok rileks pada saat tidur. Jalan napas atas

menjadi tersumbat sebagian atau seluruhnya, dan aliran udara pada

hidung berkurang (Hipopnea) atau berhenti (apnea) selama 30

detik (Guilleminault, 1994). Individu masih berusaha untuk

bernapas karena gerakan dada dan abdomen terus terjadi, yang

sering kali menyebabkan bunyi dengkuran atau dengusan yang

keras. Pada saat napas hilang sebagian atau seluruhnya, setiap

gerakan diafragma yang berhasil dilakukan menjadi lebih kuat

sampai obstruktif tersebut berkurang. Abnormalitas structural

seperti deviasi septum, polip hidung, atau pembesaran tonsil dapat

menyebabkan seseorang terbangun dari tidur dalam ke siklus tidur

tahap 2. Pada kasus-kasus berat, ratusan episode hipopnea/apnea

dapat terjadi setiap jam sehingga menyebabkan gangguan yang

parah pada tidur dalam. Rasa kantuk yang berebihan di siang hari

merupakan keluhan utama penderita OSA. The National

Commission on Sleep Disorders Research (1993) memperkirakan

bahwa 18 juta orang diamerika serikat memenuhi criteria

diagnostic untuk OSA.

20

Page 21: Makalah Istirahat Tidur Fix

Apnea obstruktif menyebabkan penurunan kadar oksigen

arteri yang serius. Klien berisiko mengalami disritmia jantung,

gagal jantung kanan, hipertensi pulmonal, serangan angina, stroke,

dan hipertensi. Pria usia pertengahan biasanya dianggap lebih

sering terkena, terutama jika mereka obesitas. Namun, penemuan

terbaru menunjukkan bahwa wanita pascamenopause juga relatif

sering mengalami apnea tidur obstruktif yang berkaitan erat dengan

hipertensi (Gislason et al, 1993). Waktu tersering terjadinya

kematian yang tampak terjadi secara alami atau malah tidak dapat

dijelaskan adalah antara pukul 4 dn 6. Beberapa peneliti meyakini

bahwa apnea tidur merupakan penyebab dari berbagai kematian

ini(Berman et al, 1990.

Apnea tidur sentral (central sleep apnea, CSA) melibatkan

disfungsi pada pusat pengendalian pernapasan di otak. Impuls

untuk bernapas sementara terhenti, dan aliran udara pada hidung

dan gerakan dnding dada juga terhenti. Saturasi oksigen dalam

darah menurun. Kondisi ini terjadi pada klien yang mengalami

cedera batang otak, distrofi otot, dan ensefalitis dan juga pada

orang yang bernapas normal di siang hari. Kurang dari 10% apnea

tidur berasal dari sentral. Individu dengan CSA cenderung

terbangun diwaktu tidur dan oleh karena itu, ia mengeluh insomnia

dan EDS. Klien juga mengalami dengkuran yang ringan da

intermiten.

Klien yang mengalami apnea tidur sering kali tidak

memiliki tidur dalam yang siginifikan. Selain itu bnyak juga terjadi

keluhan mengantuk yang berlebihan di siang hari, serangan tidur,

keletihan, sakit kepala dipagi hari, dan menurunnya gairah seksual.

Pengobatannya mencakup terapi untuk komplikasi jantung dan

pernapasan yang utama dan terapi untuk masalah emosional yang

muncul akibat gejala dari gangguan ini. Higine tidur dan program

21

Page 22: Makalah Istirahat Tidur Fix

penuruna berat badan juga dapat membantu. Salah satu terapi yang

paling efektif adalah penggunaan alat penekan jalan napas positif

yang kontinu di dalam hidung (continuous positive airway

pressure, CPAP) dim lam hari. Klien yang menggunakan CPAP

harus memakai masker pada hidungnya. Udara ruangan dialirkan

melalui masker pada tekanan yang tinggi. Tekanan udara

mencegah kolapsnya jalan napas. Alat CPAP bersifat portabel dan

efektif terutama untuk apnea obstruktif pada kasus-kasus apnea

tidur yang parah, tonsil, uvula, atau bagian dari palatum mole dapat

diangkat melalui pembedahan. Keberhasilan prosedur bedah sangat

bervariasi.

4. Narkolepsi

Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur

keadaan bangun dan tidur. EDS adalah keluhan utama paling

sering yang berkaitan dengan gangguan ini. Di siang hari seseorang

dapat merasakn kantuk berlebihan yang datang secara mendadak

dan jatuh tertidur. Tidur REM dapat terjadi dalam 15 menit

sewaktu tertidur. Katapleksi, atau kelemahan otot yang tiba-tiba

disaat emosi sedang kuat seperti marah, sedih, atau tertawa, dapat

terjadi kapan saja disiang hari. Apabila serangan katapleksi parah,

klien dapat kehilangan control otot valunter dan jatuh kelantai.

Individu yang menderita narkolepsi dapat mengalami mimpi hidup,

yang terjadi pada saat orang tersebut tertidur, mimpi yang sulit

dibedakan dari realita ( disebut halusinasi hipnogik). Paralisis tidur,

atau perasaan tidak mampu bergerak atau berbicara tepat sebelum

terbangun atau tertidur, merupakan gejala yang lain. Penelitian

terakhir menunjukkan adanya hubungan genetik untuk narkolepsi

(Mitler et al, 1990; Aldrich, 1992).

22

Page 23: Makalah Istirahat Tidur Fix

Masalah signifikan untuk individu yang menderita

narkolepsi adalah bahwa orang tersebut jatuh tertidur tanpa bisa

dikendalikan pada waktu yang tidak tepat. Serangan tidur dapat

dengan mudah disalahartikan dengan kemalasan, kurangnya minat

terhadap aktivitas, atau mabuk kecuali jika gangguan ini dipahami.

Umumnya gejala pertama mulai muncul pada remaja dan dapat

dislahartikan dengan EDS yang juga bnyak terjadi pada remaja.

Penderita narkolepsi diobati dengan stimulant yang hanya dapat

menigkatkan sebagian sebagian kesiagaan dan mengurangi

serangan tidur, serta obat yang menekan katapleksi dan gejala lain

yang terkait dengan REM. Tidur siang singkat tidak lebih 20 menit

dpat membantu perasaan mengantuk yang subjektif. Factor-faktor

yang eningkatkan rasa kantuk pada klien narkolepsi (mis. Alcohol

atau aktivitas yang melelahkan) harus dihindari.

5. Deprivasi Tidur

Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien

sebagai akibat disomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit

(mis, demam, sulit bernapas, atau nyeri), stress emosional, obat-

obatan, gangguan lingkungan (mis, asuhan keperawatan yang

sering dilakukan), dan keanekaragaman waktu yang terkait dengan

waktu kerja. Dokter dan perawat cenderung mengalami deprivasi

tidur karena jadwal kerja yang panjang dan rotasi jam dinas. Gold

et al (1992) menemukan bahwa perawat yang bekerja dalam jam

dinas yang dirotasi melaporkan bahwa waktu tidurnya kurang dan

secara signifikan cenderung banyak melaporkan kecelakaan dan

kesalahan dibandingkan dengan perawat yang bekerja satu hari

langsung atau dinas malam.

Hospitalisasi, terutama di unit perawatan intensif, membuat

klien rentan terhadap gangguan tidur ekstrinsik dan sirkadian

23

Page 24: Makalah Istirahat Tidur Fix

(Wood, 1992). Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan

kualitas tidur serta ketidakkonsistenan waktu tidur. Apabila tidur

mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat terjadi perubahan

urutan siklus tidur normal. Terjadi deprivasi tidur kumulatif.

Respons seseorang terhadap deprivasi tidur sangat

bervariasi. Klien dapat mengalami berbagai gejala fisiologis dan

psikologis. Keparahan gejala sering berhubungan dengan durasi

deprivasi tidur. Terapi yang paling efektif untuk deprivasi tidur

adalah menghilangkan atau memperbaiki factor-faktor yang

mengganggu pola tidur. Perawat dapat memainkan peranan yang

penting dalam mengidentifikasi masalah-masalah deprivasi tidur

yang dapat diobati.

6. Parasomnia

Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi

pada anak-anak dari pada orang dewasa. Sindrom kematian bayi

mendadak (sudden infant death syndrome ,SIDS) dihipotesis

berkaitan dengan apnea, hipoksia, dan aritmia jantung yang

disebabkan oleh abnormalitas dalam system saraf otonom yang

dimanifestasikan selama tidur (Gilis dan Flemons, 1994). Baru-

baru ini, the American Acadeny of Pediatrics menganjurkan agar

bayi yang sehat ditempatkan pada posisi miring atau telentang

disaat tidur karena adanya hubungan antara posisi telungkup

dengan terjadinya SIDS (Long dan Barron, 1992).

Parasomnia yang terjadi pada anak-anak akan meliputi

somnambulisme (berjalan dalam tidur), terjaga malam, mimpi

buruk, enuresis nocturnal (ngompol), dan menggeretakkan gigi

(bruksisme) (mindell,1993). Apabila orang dewasa mengalami hal

ini maka hal tersebut dapat mengindikasikangangguan yang lebih

serius. Terapi khusus untuk gangguan ini bervariasi. Namun, dalam

24

Page 25: Makalah Istirahat Tidur Fix

semua kasus yang terpenting adalah mendukung klien dan

mempertahankan keamanannya. Misalnya, orang yang berjalan

dalam tidur tidak menyadari lingkungan di sekitarnya dan lambat

bereaksi. Oleh karena itu risiko jatuh sangatlah besar. Perawat

tidak boleh mengejutkan klien yang sedang berjalan tidur tetapi

membangunkan dengan lembut dan membimbingnya dengan

lembut dan membimbingnya kembali ke tempat tidur

25

Page 26: Makalah Istirahat Tidur Fix

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Topik SGD

Ny Widya (32 th), mengeluh seringkali terbangun di tengah

malam dan sulit untuk bisa tidur kembali hingga pagi dan akhirnya

harus berangkat kerja. Kejadian ini sudah berlangsung selama 6bulan.

Ny.Widya sudah mencoba pengobatan herbal untuk mengatasi

masalah tidur yang dialaminya tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda

berhasil. Dalam 24 jam, Ny. Widya hanya bisa tidur 3 sd. 4 jam dan

itu seringkali membuatnya mudah lelah, sakit flu dan mengurangi

produktivitas kerjanya.

3.2 Tinjauan Teori

Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Istirahat dapat

memulihkan energi seseorang dan memungkinkan orang tersebut

dapat menjalankan fungsi dengan optimal. Apabila waktu istirahat

seseorang berkurang, orang tersebut seringkali mudah marah, depresi,

dan lelah serta memiliki kontrol emosi yang buruk. Kurangnya

kualitas tidur seseorang diakibatkan karena adanya gangguan tidur.

Gangguan tidur ada dua, yaitu gangguan tidur primer dan gangguan

tidur sekunder. Salah satu gangguan tidur primer adalah insomnia.

Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering terjadi.

Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur dengan jumlah atau

kualitas yang cukup. Individu yang menderita insomnia tidak merasa

segar pada saat tidur. Terdapat 3 tipe insomnia:

1. Insomnia awal (sulit tertidur)

2. Insomnia intermiten berkala atau insomnia pemeliharaan (sulit

untuk tetap tertidur karena sering terbangun dalam waktu lama)

3. Insomnia terminal (terbangun pada dini hari atau terbangun

sebelum waktunya)

26

Page 27: Makalah Istirahat Tidur Fix

Insomnia dapat terjadi akibat ketidaknyamanan fisik tetapi

lebih sering terjadi akibat stimulasi mental yang berlebihan karena

ansietas. Individu yang terbiasa menggunakan obat-obatan atau yang

meminum alkohol dalam jumlah besar cenderung menderita insomnia.

Penanganan insomnia seringkali mengharuskan klien untuk

membentuk pola perilaku baru yang menginduksi tidur. Kegunaan

obat tidur masih diragukan. Obat-obatan tersebut tidak mengatasi

penyebab masalah dan penggunaan yang berkepanjangan dapat

menciptakan ketergantungan obat.

Diagnosa Keperawatan

Ny. Widya (32 th), mengeluh seringkali terbangun ditengah malam

dan sulit untuk bisa tidur kembali hingga pagi dan akhirnya harus

berangkat kerja. Kejadian ini sudah berlangsung selama 6 bulan. Ny.

Widya sudah mencoba pengobatan herbal untuk mengatasi masalah tidur

yang dialaminya tetapi tidak menunjukkan tanda – tanda berhasil. Dalam

24 jam Ny. Widya hanya bisa tidur selama 3 sd. 4 jam dan itu seringkali

membuatnya mudah lelah, sakit flu dan mengurangi produktivitas

kerjanya.

P (Problem):

Ny.Widya (32th) seringkali terbangun ditengah malam dan sulit

untuk bisa tidur kembali hingga pagi. Dalam 24 jam, ny.widya hanya bisa

tidur 3 s.d 4 jam. Dari data subjektif tersebut dapat disimpulkan bahwa ny.

Widya mengalami gangguan tidur insomnia terminal.

E (Etiologi):

Ny. Widya tiap hari berangkat kerja sejak pagi. Selama bekerja,

kemungkinan ny. Widya merasa kelelahan dan ada suatu tekanan yang

mengganggu pikirannya sehingga ia mengalami kesulitan tidur. Untuk

mengatasi gangguan tidurnya ny.widya mencoba pengobatan herbal.

Namun tetap tidak menunjukkan tanda-tanda berhasil. Dari hasil

27

Page 28: Makalah Istirahat Tidur Fix

pengkajian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyebab gangguan tidur

yang dialami ny. Widya adalah karena stress terhadap lingkungan

pekerjaan dan obat herbal yang di konsumsi tanpa pengawasan dokter

setelah mengalami gangguan tidur.

S (Symtom):

Akibat kurangnya pemenuhan istirahat dan tidur yang dialami

ny.Widya, ny. Widya mengalami penurunan imunitas sehingga ia sering

merasa lelah, sakit flu, dan produktivitas kerjanya menurun.

3.3 Asuhan Keperawatan

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal MRS : 1 April 2014 Jam Masuk : 18.30 WIB

Tanggal Pengkajian : 1 April 2014 No.RM :7

Jam Pengkajian : 19.00 WIB Diagnosa Masuk: Insomnia

Terminal

Hari rawat ke : 1

IDENTITAS

1. Nama Pasien : Ny. W

2. Umur : 32 tahun

3. Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : Sarjana

6. Pekerjaan : Karyawan

7. Alamat : Mulyorejo, Surabaya

8. Sumber Biaya : Sendiri

28

Page 29: Makalah Istirahat Tidur Fix

KELUHAN UTAMA

Terbangun ditengah malam dan sulit untuk bisa tidur kembali hingga

pagi dan akhirnya harus berangkat kerja. Dalam 24 jam hanya bisa tidur 3 s.d

4 jam dan itu seringkali membuatnya mudah lelah, sakit flu dan mengurangi

produktivitas kerjanya.

A.    Riwayat tidur

1. Pola tidur : Ny. Widya tidur 3 sampai 4 jam sehari.

2. Sudah 6 bulan Ny. Widya selalu terbangun ditengah malam dan sulit

untuk tidur kembali hingga pagi hari. Ny. Widya sudah mencoba

pengobatan herbal namun tidak menunjukkan tanda – tanda berhasil

mengatasi masalah tidur yang dihadapi.

3. Klien merupakan seorang wanita karir. kemungkinan akibat jam kerja

yang berlebihan membuat waktu tidur ny. widya berkurang.

4. Ny. Widya seringkali menjadi mudah lelah, sakit flu dan produktivitas

bekerja menjadi berkurang akibat gangguan tidur yang dialami.

B.    Gejala Klinis

Gejala klinis yang mungkin muncul: perasaan lelah dan sakit flu

sehingga produktivitas bekerja menjadi berkurang.

C.    Penyimpangan Tidur

Dari tanda – tanda yang ditunjukkan klien kemungkinan klien

mengalami insomnia terminal yaitu terbangun sebelum waktunya.

ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS : klien mengeluh

seringkali terbangun di

tengah malam dan sulit

untuk tidur kembali

DO :

Faktor psikologis Gangguan pola tidur

berhubungan dengan

faktor psikologis (mis :

ansietas, stress dan

faktor lingkungan)

29

Page 30: Makalah Istirahat Tidur Fix

klien mudah lelah

produktivitas kerja

menurun

DS :

klien mengeluh

seringkali terbangun

di tengah malam

dan sulit untuk bisa

tidur kembali.

Klien hanya bisa

tidur 3-4 jam

DO :

Klien terlihat

kelelahan

Terlihat gelisah

Wajah klien

terlihat kusam

Kelelahan

Adanya suatu

tekanan yang

mengganggu

pikiran saat

bekerja.

Insomnia terminal

berhubungan dengan

pola aktivitas yang

berlebihan.

DS :

Klien merasa tidak

enak badan

DO :

Klien mudah lelah

Klien sakit flu

Klien mengalami

produktivitas kerja

yang berkurang

Waktu tidur kurang

Stress

Gangguan sistem imun

bd. kurangnya

kebutuhan istirahat dan

tidur

RENCANA KEPERAWATAN

30

Page 31: Makalah Istirahat Tidur Fix

Diagnosis

(tujuan, kriteria hasil)Intervensi Rasional

Gangguan pola tidur

berhubungan dengan faktor

psikologis (mis : ansietas,

stress dan faktor

lingkungan)

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24

jam, klien menunjukkan

rasa percaya diri dan

menampakkan ekspresi

wajah yang ceria sehingga

dapat tidur dengan nyaman

dan pola tidur kembali

meningkat.

Kriteria hasil :

Jam tidur bertambah

Kualitas tidur meningkat

Tidak sulit lagi untuk

tidur

Ekspresi wajah tampak

ceria (tidak ada

kekhawatiran)

Lebih percaya diri.

1. Ciptakan lingkungan

yang memfasilitasi rasa

paling percaya.

2. Pahami perspektif klien

mengenai situasi yang

menimbulkan tekanan.

3. Dorong pengungkapan

perasaan, persepsi, dan

rasa takut.

4. Bantu klien

mengidentifikasi situasi

yang mencetuskan

ansietas.

5. Tentukan kemampuan

klien dalam membuat

keputusan.

1. Rasa saling percaya adalah langkah pertama yang penting dalam hubungan terapeutik.

2. Mengidentifikasi perspektif klien akan mempermudah perencanaan untuk mendapatkan pendekatan terbaik dalam mengurangi ansietas.

3. Ekspresi terbuka mengenai perasaan dapat memfasilitasi identifikasiemosi tertentu seperti rasa marah atau tidak berdaya, distorsi persepsi, dan rasa takut yang tidak realistis.

4. Mengidentifikasi peristiwa yang terkait dapat memungkinkan klien mencegah atau mengenali ansietasnya guna mulai menyelesaikan masalah.

5. Mengidentifikasi mekanisme koping adaptif.

Insomnia terminal yang

ditandai dengan sering

terbangun sebelum

1. Ciptakan lingkungan yang

nyaman, dengan menutup

pintu kamar klien, kurangi

1. Meningkatkan rasa

nyaman pada klien serta

mengurangi perasaan

31

Page 32: Makalah Istirahat Tidur Fix

waktunya dan tidak dapat

tidur kembali hingga pagi

hari.

Tujuan : Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2 x 24 jam, klien

dapat mempertahankan pola

tidur dalam batas rentang ±6

jam

Kriteria Hasil:

Jumlah jam tidur

(sedikitnya 5 jam per 24

jam untuk orang dewasa)

Perasaan segar setelah

tidur

Terbangun di waktu

yang sesuai

stimulus, misalnya

percakapan.

2. Tempatkan klien dengan

teman yang cocok, dan lain-

lain, seperti suami atau

anaknya.

3. Membantu kebiasaan klien

sebelum tidur, misalnya

dengan mendengarkan

musik, membaca, dan

berdoa.

terganggu pada klien

2. Meningkatkan perasaan

aman pada klien karena

ditemani oleh anggota

keluarganya.

3. Kebiasaan dapat

membantu klien

meningkatkan rasa rileks

dipikirannya.

Akibat dari kesulitan tidur

klien menderita beberapa

penyakit yaitu wajah yang

lesu dan kelelahan, sakit flu,

dan produktivitas kerja

berkurang.

Tujuan: setelah dilakukan

tindakan keperawatan 1x24

jam, klien tampak lebih

segar, tidak sakit flu, dan

melakukan aktivitas dengan

perasaan senang.

1. beri pijat punggung pada

klien sebelum tidur.

2. beri obat antibiotik untuk

menyembuhkan flu pada

klien.

3. instruksikan pada klien

bahwa jam kerja yang

berlebihan menyebabkan

gangguan pada pola tidur.

1. pijat punggung dapat

mengurangi ketegangan otot,

meninkatkan relaksasi fisik

dan mental serta meredakkan

insomnia.

2. antibiotik meningkatkan

imunitas tubuh pada klien.

3. pengetahuan tentang faktor-

faktor penyebab gangguan

tidur memungkinkan klien

untuk mulai mengontrol

faktor-faktor yang

menghambat tidur.

32

Page 33: Makalah Istirahat Tidur Fix

Kriteria Hasil: klien

tampak segar dan tidak sakit

flu.

EVALUASI

1. Pola tidur klien berada pada rentang normal yaitu sedikitnya 5 jam sehari

(untuk dewasa) .

2. Klien tidur dengan nyenyak dan tidak terbangun pada malam hari.

3. Pada saat bangun klien merasa segar kembali

4. Klien menghentikan obat – obatan herbal yang diminum jika tidak sesuai

dengan resep dokter.

5. Klien tidak lagi mengalami flu dan dapat bekerja dengan produktif.

33