Transcript
Page 1: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

TUGAS 1

MAKALAH

PENALARAN, BERFIKIR DEDUKTIF DAN

BERFIKIR INDUKTIF

Nama : Yudi Farizan Rahman

NPM : 17112906

Kelas : 3KA39

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

SISTEM INFORMASI

Page 2: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

2015

Page 3: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENALARAN..............................................................................................1

BAB II BERFIKIR DEDUKTIF..............................................................................9

BAB III BERFIKIR INDUKTIF...........................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii

Page 4: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

BAB I

PENALARAN

1.1. Pengertian Penalaran

Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu

kesimpulan. Ketika seseorang menalarkan sesuatu, maka seseorang tersebut

akan mendapat sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu

kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh saja jika kita merasa lapar

dan haus, apakah yang akan kita lakukan? Disitulah nalar kita bekerja.

Mencari sebuah solusi agar kita bisa menghilangkan rasa lapar dan haus

dengan cara memikirkan sesuatu yang bisa dimakan dan diminum.

1.2. Proposisi

Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara

subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang

lengkap dalam bentuk subjekpredikat atau termterm yang membentuk

kalimat. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan,dan kalimat inversi

tidak dapat disebut proposisi. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat

disebut proposisi. Tetapi kalimatkalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila

diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.

1

Page 5: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

JenisJenis Proposisi

Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :

a. Berdasarkan bentuk

Berdasarkan bentuk dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau

hanya mengandung satu pernyataan.

Contoh :

- Semua petani harus bekerja keras.

- Setiap pemuda adalah calon pemimpin.

Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih

dari satu predikat.

Contoh :

- Semua petani harus bekerja keras dan hemat.

- Paman bernyanyi dan menari.

b. Berdasarkan sifat

Berdasarkan sifat, proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:

Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya

tidak membutuhkan/memerlukan syarat apapun.

Contoh:

- Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.

- Semua daun pasti berwarna hijau.

2

Page 6: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam

hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2

jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.

Contoh proposisi kondisional:

- Jika hari mendung maka akan turun hujan.

Contoh proposisi kondisional hipotesis:

- Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.

Contoh proposisi kondisional disjungtif:

- Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.

c. Berdasarkan kualitas

Proposisi ini juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

Positif (afirmatif)

Proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan

predikat.

Contoh:

- Semua dokter adalah orang pintar

- Sebagian manusia adalah bersifat sosial

Negatif

Proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak

mempunyai hubungan.

Contoh:

- Semua harimau bukanlah singa

- Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok

3

Page 7: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

d. Berdasarkan Kuantitas

Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

Umum

Predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.

Contoh:

- Semua gajah bukanlah kera

- Tidak seekor gajah pun adalah kera

Khusus

Predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian

subjeknya.

Contoh:

- Sebagian mahasiswa gemar olahraga

- Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi

1.3. Inferensi Dan Implikasi

Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis

dari premispremis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang

ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference dipelajari

dalam bidang logika. Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik

kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif,

kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis

untuk meniru inferensi manusia. Inferensi statistik memungkinkan untuk

kesimpulan dari data kuantitatif.

Implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah

dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan

4

Page 8: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan

memperhatikan kemungkinankemungkinan yang tercakup dalam evidensi

(implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi

(inferensi).

Implikasi dapat merujuk kepada:

a. Dalam manajemen:

o Implikasi procedural meliputi tata analisis, pilihan

representasi, peracanaan kerja dan formuasi kebijakan.

o Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke

depan dan perumusan tindakan

b. Dalam logika:

o Implikasi logis dalam logika matematika.

o Kondisional material dalam falsafah logika.

5

Page 9: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

1.4. Wujud Evidensi

Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua

informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubunghubungkan untuk

membuktikan suatu kebenaran. Dalam argumentasi, seorang penulis boleh

mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap

pembaca sudah mengetahui faktafaktanya, serta memahami sepenuhnya

kesimpulankesimpulan yang diturunkan daripadanya.

Evidensi itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan

yang diperoleh dari suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan

keteranganketerangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orangorang

kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang

diberikan) dan informasi (bahan keterangan).

1.5. Cara Menguji Data

Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus

merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-

cara tertentu sehingga bahanbahan yang merupakan fakta itu siap

digunakan sebagai evidensi.

Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian

tersebut :

- Observasi

- Kesaksian

- Autoritas

6

Page 10: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

1.6. Cara Menguji Fakta

Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang diperoleh

adalah fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut ada dua

tingkat. Yang pertama untuk meyakinkan bahwa semua bahan data

tersebut adalah fakta. Yang kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat

digunakan sehingga benarbenar memperkuat kesimpulan yang akan

diambil.

Cara menguji fakta ada dua, yaitu :

o Konsistensi

o Koheresi

1.7. Cara Menilai Autoritas

Menghidari semua desasdesus atau kesaksian, baik akan

membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat

yang sungguhsungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.

Ada beberapa cara sebagai berikut :

- Tidak mengandung prasangka

Pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.

- Pengalaman dan pendidikan autoritas

Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas.

Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang

diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai

seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang

7

Page 11: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

dilakukan, presentasi hasilpenelitian dan pendapatnya akan

memperkuat kedudukannya.

- Kemashuran dan prestise

Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan

atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar

bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.

- Koherensi dengan kemajuan

Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas

sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren

dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.

8

Page 12: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

BAB II

BERFIKIR DEDUKTIF

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan

kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari

yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari

pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir

yang dinamakan silogismus. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir

yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya

dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

2.1. Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya

merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut

dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor

(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang

termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis

tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh:

Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)

Akasia adalah tumbuhan (premis minor).∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi)

2.2. Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis adalah argumen yang premis mayornya berupa

proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya adalah proposisi

katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:

9

Page 13: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian

antecedent.

Contoh:

Jika hujan saya naik becak.(mayor)

Sekarang hujan.(minor).

Saya naik becak (konklusi).

2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian

konsekuennya.

Contoh:

Jika hujan, bumi akan basah (mayor).

Sekarang bumi telah basah (minor).

Hujan telah turun (konklusi)

3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari

antecedent.

Contoh:

Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa,

maka kegelisahan akan timbul.

Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.

Kegelisahan tidak akan timbul.

4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian

konsekuennya.

Contoh:

Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan

gelisah.

Pihak penguasa tidak gelisah.

Mahasiswa tidak turun ke jalanan.

10

Page 14: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

2.3. Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis

mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis

minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan

menolak alternatif yang lain.

Contoh:

Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.

Nenek Sumi berada di Bandung.

Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

2.4. Entinem

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan seharihari, baik

dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan

kesimpulan.

Contoh :

Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam

sayembara itu.

Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak

menerima hadiahnya.

11

Page 15: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

BAB III

BERFIKIR INDUKTIF

Penalaran Induktif adalah proses yang berpangkal dari peristiwa yang

khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan menghasilkan

suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.

Contoh penalaran induktif :

Kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. kelinci berdaun

telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang

biak dengan melahirkan.

Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan

melahirkan.

3.1. Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena

individual menuju kesimpulan umum.

Contoh:

- Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.

- Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.

Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan.

Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki

kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah

tampan.

12

Page 16: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

Macammacam generalisasi :

1. Generalisasi sempurna

Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar

penyimpulan diselidiki.

Contoh: sensus penduduk

2. Generalisasi tidak sempurna

Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang

diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum

diselidiki.

Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai

celana pantaloon.

Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang

tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui

prosedur pengujian yang benar.

3.2. Hipotase dan Teori

Hipotase (hypo“di bawah“, tithenai“menempatkan“) adalah

semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk

menerangkan faktafakta tertentu sebagai penentu dalam peneliti faktafakta

tertentu sebagai penuntun dalam meneliti faktafakta lain secara lebih

lanjut.

Sebaliknya teori sebenarnya merupakan hipotase yang secara relatif lebih

kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.

3.3. Analogi

Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang

menjadi dasar terjadinya bentukbentuk yang lain. Analogi merupakan

salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru

dari kata yang telah ada.

13

Page 17: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan

dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui

analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit

secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah

anlogi induktif atau analogi logis.

Contoh analogi :

Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi

dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor

untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran

atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk

menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan

atau pembelajaran.

Jenisjenis Analogi :

1. Analogi induktif

Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan

persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan

bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada

fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang

sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat

diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua

barang khusus yang diperbandingkan.

Contoh analogi induktif :

Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap

hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih

setiap hari.

2. Analogi deklaratif

14

Page 18: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau

menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan

sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ideide

baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan

halhal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

Contoh analogi deklaratif :

Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan

sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana

manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan

sinergitas antara akal dan hati.

3.4. Hubungan Kausal

Penalaran yang diperoleh dari gejalagejala yang saling

berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-

akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian

memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususankekhususan

eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya,

merupakan halhal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan

sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari

ilmuilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan

apapun.

Macam hubungan kausal :

1. Sebab akibat.

Contoh : Penebangan liar di hutan mengakibatkan tanah longsor.

2. Akibat – Sebab.

Contoh : Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.

3. Akibat – Akibat.

15

Page 19: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

Contoh : Toni melihat kecelakaan di jalan raya, sehingga Toni

beranggapan adanya korban kecelakaan.

3.5. Induksi Dalam Metode Eksposisi

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam

penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan

atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat,

dan padat.

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik

dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi

pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik,

gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan

hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian

lazim disebut paparan proses.

Langkah menyusun eksposisi:

Menentukan topik/tema

Menetapkan tujuan

Mengumpulkan data dari berbagai sumber

Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang

dipilih

Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

16

Page 20: Makalah Penalaran, Berfikir Deduktif Dab Berfikir Induktif

DAFTAR PUSTAKA

URL : https://orintalo.wordpress.com/2014/10/13/definisi-penalaran-proposisi-

inferensi-dan-implikasi-wujud-evidensi-cara-menguji-data-dan-fakta-dan-cara-

menilai-autoritas/, tanggal akses 13-3-2015.

URL : https://ennoasriani.wordpress.com/2012/03/09/pengertian-inferensi-dan-

implikasi-softskill-tulisan-b-indo-2/, tanggal akses 13-3-2015.

URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran, tanggal akses 13-3-2015.

URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Proposisi, tanggal akses 13-3-2015.

URL : http://dinaanggreini65.blogspot.com/2013/10/cara-berpikir-deduktif-dan-

induktif.html, tanggal akses 13-3-2015.

URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme, tanggal akses 16-3-2015.

URL : http://apikgoregrind.blogspot.com/2014/03/pengertian-penalaran-

induktif.html, tanggal akses 16-3-2015.

URL : http://m-eko-febrianto.blogspot.com/2010/11/penalaran-deduksi-dan-

induksi.html, tanggal akses 17-3-2015.

17


Recommended