Transcript
Page 1: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

OPTIM

EK

PE

P

MASI PRO

KSTRAK S

ERBANDIN

PENCAMP

Diaju

Memp

UN

OSES PENC

AW PALM

NGAN LAM

URAN : AP

ukan untuk M

peroleh Gela

Program

I Putu

NIM

FAKUL

NIVERSITA

YO

AMPURAN

METTO (Ser

MA PENCA

PLIKASI D

SKRIPSI

Memenuhi Sa

ar Sarjana F

Studi Ilmu F

Oleh:

Agus Widia

M: 0581141

LTAS FARM

AS SANATA

GYAKART

2008

N KRIM AN

renoa repens

AMPURAN D

ESAIN FAK

alah Satu Sy

armasi (S.Fa

Farmasi

antara

138

MASI

A DHARMA

TA

NTI HAIR L

s) DENGAN

DAN SUHU

KTORIAL

yarat

arm)

A

LOSS

N

U

Page 2: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

OPTIM

EK

PE

P

MASI PRO

KSTRAK S

ERBANDIN

PENCAMP

Diajuka

Mempe

UN

OSES PENC

AW PALM

NGAN LAM

URAN : AP

an untuk M

eroleh Gela

Program

I Putu

NIM

FAKUL

NIVERSITA

YO

ii 

AMPURAN

METTO (Ser

MA PENCA

PLIKASI D

SKRIPSI

Memenuhi Sa

r Sarjana F

Studi Ilmu

Oleh:

Agus Widia

M: 0581141

LTAS FARM

AS SANATA

GYAKART

2008

N KRIM AN

renoa repens

AMPURAN D

ESAIN FAK

alah Satu Ss

Farmasi (S.F

Farmasi

antara

138

MASI

A DHARMA

TA

NTI HAIR L

s) DENGAN

DAN SUHU

KTORIAL

syarat

Farm)

A

LOSS

N

U

Page 3: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

iii 

 

Page 4: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

iv 

 

a
Note
Page 5: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

Halaman persembahan

OM Bhur Bhuvah Svaha Tat Savitur Varenyam

Bhargo Devasya Dheemahi Dhiyo Yonah Prachodayat

Saya mampu melewati rintangan karena ada doa yang mendorong

Saya mampu menahan cobaan karena ada doa yang melindungi

Saya mampu menemukan jalan dari kebingungan karena ada doa yang menuntun

Doa IBUNDA TERCINTA

fttà ~|àt àxÄt{ ÅxÄxãtà| ÑxÜá|ÅÑtÇztÇ

gxÜ~twtÇz Ñ|Ä|{tÇ âÇàâ~ ~xÅutÄ| {tÜâá ~|àt à|ÇzztÄ~tÇ

V|Çàt|Ät{ ÄtÇz~t{Åâ ~tÜxÇt |àâÄt{ }tÄtÇ àxÜut|~ wtÜ|alT

Satu detik ini takkan pernah kembali untuk keduakalinya

Satu detik yang biasa ini bisa menjadi detik yang penuh makna

Cintailah waktumu, nikmati dia dengan usaha terbaikmu

Karya ini saya persembahkan untuk

“IDA SANG HYANG WIDI WASA”

Orang-orang yang saya cintai, Ibu, Bapak, dan saudara-saudaraku

Almamaterku

Page 6: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

vi 

 

Page 7: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

vii 

 

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga pada akhirnya

penulis berhasil menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul

“Optimasi Proses pencampuran Krim Anti Hair loss ekstrak Saw Palmetto

(Serenoa repens) dengan Perbandingan Lama pencampuran dan Suhu

Pencampuran : Aplikasi Desain Faktorial”. Penyusunan Skripsi ini dilakukan

untuk memenuhi salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) dari

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Peneliti berhasil menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini,

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

2. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang

dengan kesabarannya membimbing, memberi saran dan kritik sejak

penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

3. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas

kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji.

4. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. selaku dosen penguji yang

telah menguji sekaligus memberikan kritik dan saran kepada penulis.

5. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt., atas masukan dan arahan yang

diberikan.

Page 8: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

viii 

 

6. Ibu dan bapak tercinta atas segala doa, dukungan, perhatian, dan

semangat yang selalu menyertai penulis.

7. Keluargaku, adek awan, mbok mang, bli dek, mbok tu, gungniang dan

gungkak sekeluarga atas semua doa dan dukungan selama ini.

8. Ester (tini) dan Jovan atas segala kebersamaan dan dukungannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-temanku, Retha, Lussy, Agung, Totok, Febrian, Hendra, Sintha,

Ermin, Feri (pak RT), Bayu dan seluruh anak JMBT atas

kebersamaannya selama ini.

10. Anak-anak kontraan, Fian, Hadian, Yoyok, Bertho, Wisely atas semua

kebersamaan dan pertemanan kita selama ini.

11. Anak-anak FST 2005 yang telah memberikan saran dan dukungan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12. Anak-anak Fakultas Farmasi angkatan 2005, atas dukungan dan

kebersamaannya selama ini.

13. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Ottok, Mas Iswandi, Mas Sigit, serta

laboran-laboran lain, atas segala bantuannya selama ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis menyelesaikan skrisi ini.

Page 9: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

ix 

 

Penulis menyadari penelitian ini masih belum sempurna mengingat

keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat

menghapkan adanya kritik dan saran yang dapat berguna bagi penyempurnaan

skripsi ini. Semoga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat berguna bagi ilmu

pengetahuan.

Penulis

Page 10: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

Page 11: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xi 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... vi

PRAKATA ............................................................................................... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xviii

INTISARI ................................................................................................ xix

ABSTRACT ............................................................................................. xx

BAB I. PENGANTAR ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Keaslian karya ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA........................................................ 6

Page 12: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xii 

 

A. Masalah Rambut .............................................................................. 6

B. Androgenetic Alopecia .................................................................... 6

C. Saw Palmetto ................................................................................... 7

D. Krim ................................................................................................ 8

1. Krim ............................................................................................. 8

2. Vanishing Krim ........................................................................... 9

E.Pencampuran................................................................................... 10

F. Mixer .............................................................................................. 11

1. Planetary mixer ........................................................................ 12

2. Sigma blade mixer .................................................................... 12

G. uji sifat fisis ................................................................................... 13

1. Daya sebar ................................................................................. 13

2. Viskositas ................................................................................... 13

H. Stabilitas Emulsi ........................................................................... 13

1. Creaming .................................................................................. 13

2. Koalesen ................................................................................... 14

3. Inverse ...................................................................................... 14

I. Mikromeritik ................................................................................. 16

J. Metode Desain Faktorial ............................................................... 18

K. Landasan teori .............................................................................. 21

L. Hipotesis ....................................................................................... 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 23

A. Jenis Rancangan Penelitian ........................................................... 23

Page 13: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xiii 

 

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 23

1. Variabel Penelitian .................................................................... 23

2. Definisi Oprasional .................................................................... 25

C. Alat dan Bahan .............................................................................. 26

D. Tata Cara Penelitian ...................................................................... 26

1. Formula ...................................................................................... 26

2. Pembuatan krim ......................................................................... 26

3. Uji daya sebar ............................................................................ 27

4. Uji viskositas ............................................................................. 27

5. Uji tipe emulsi ........................................................................... 28

6 Uji mikromeritik ......................................................................... 29

7. Uji persen pemisahan ................................................................. 29

E. Analisis Data dan Optimasi .......................................................... 29

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 31

A. Pembuatan Krim ............................................................................ 31

B. Pengujian Tipe krim ...................................................................... 32

1. Pengujian metode warna ............................................................ 33

2. Metode pengenceran .................................................................. 33

3. Metode pencucian ...................................................................... 34

C. Sifat Fisis dan stabilitas Krim Anti Hair Loss .............................. 34

1. Uji sifat fisis ............................................................................... 36

a. Uji daya sebar ......................................................................... 36

b. Uji viskositas .......................................................................... 39

Page 14: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xiv 

 

2. Uji stabilitas ............................................................................... 42

a. Persen pergeseran viskositas ................................................... 42

b. Uji pemisahan emulsi ............................................................. 45

c. Distribusi ukuran partikel ....................................................... 45

d. Pergeseran ukuran partikel (droplet) ...................................... 49

D. Optimasi ........................................................................................ 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 58

A. Kesimpulan ................................................................................... 58

B. Saran .............................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 69

LAMPIRAN ............................................................................................. 61

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 90

Page 15: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xv 

 

DAFTAR TABEL

Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua

faktor dan dua level ................................................................ 19

Tabel II. Percobaan desain faktorial .................................................... 27

Tabel III. Hasil pengukuran sifat fisis dan stabilitas krim ..................... 35

Tabel IV. Efek lama pencampuran, suhu pencampuran dan

iteraksi antara keduanya dalam menentukan sifat fisis

dan stabilitas krim .................................................................. 35

Tabel V. Hasil perhitungan yate’s treatment pada respon daya

sebar ....................................................................................... 37

Tabel VI. Hasil perhitungan yate’s treatment pada respon

viskositas .............................................................................. 40

Tabel VII. Hasil perhitungan yate’s treatment pada respon persen

pergeseran viskositas ............................................................ 44

Tabel VIII. Hasil perhitungan yate’s treatment pada respon ukuran

partikel (droplet) ................................................................... 48

Page 16: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xvi 

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Planetary mixer ...................................................................... 12

Gambar 2. Sigma blade mixer .................................................................. 12

Gambar 3. Contoh grafik distribusi frekuensi ukuran partikel ................ 18

Gambar 4. Hasil pengujian tipe krim anti hair loss

dengan metilen blue .............................................................. 33

Gambar 5. Grafik hubungan antara lama pencampuran (a) dan

suhu pencampuran (b) terhadap daya sebar ........................... 36

Gambar 6. Grafik hubungan antara lama pencampuran (a) dan

suhu pencampuran (b) terhadap viskositas ........................... 39

Gambar 7. Grafik hubungan antara lama pencampuran (a) dan

suhu pencampuran (b) terhadap persen pergeseran

viskositas ................................................................................ 43

Gambar 8. Grafik distribusi ukuran partikel (droplet) vs frekuensi ......... 46

Gambar 9. Grafik hubungan antara lama pencampuran (a) dan

suhu pencampuran (b) terhadap ukuran partikel

(droplet) ................................................................................ 47

Gambar 10. Kurva nilai tengah diameter partikel vs % frekuensi

formula 1 ............................................................................. 50

Gambar 11. Kurva nilai tengah diameter partikel vs % frekuensi

formula a ............................................................................ 50

Page 17: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xvii 

 

Gambar 12. Kurva nilai tengah diameter partikel vs % frekuensi

formula b ............................................................................ 51

Gambar 13. Kurva nilai tengah diameter partikel vs % frekuensi

formula ab .......................................................................... 51

Gambar 14. Countour plot daya sebar krim anti hair loss ....................... 53

Gambar 15. Countour plot viskositas krim anti hair loss ...................... 54

Gambar 16. Countour plot persen pergeseran viskositas

krim anti hair loss .............................................................. 56

Gambar 17. Countour plot super imposed krim anti hair loss ................. 57

Page 18: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xviii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis ......................................................... 61

Lampiran 2. Perhitungan konsentrasi ekstrak saw palmetto .................... 62

Lampiran 3. Data penimbangan ............................................................... 63

Lampiran 4. Data sifat fisis dan stabilitas ................................................ 65

Lampiran 5. Data mikromeritik................................................................ 68

Lampiran 6. Perhitungan efek sifat fisis dan stabilitas ............................ 70

Lampiran 7. Persamaan regresi ................................................................ 73

Lampiran 8. Yate’s treatment ................................................................... 81

Lampiran 9. Dokumentasi ........................................................................ 89

Page 19: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xix 

 

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses pencampuran yang dominan dalam menentukan sifat fisis dan stabilitas fisis krim serta memperoleh area proses pencampuran optimum yang memiliki sifat fisis dan stabilitas fisis yang baik dari sediaan krim.

Penelitian ini memakai rancangan eksperimental dengan metode desain faktorial dua faktor : lama pencampuran-suhu pencampuran, dan dua level. Yang dioptimasi dalam proses pencampuran adalah sifat fisis yang meliputi daya sebar dan viskositas, serta stabilitas fisis yang meliputi pergeseran viskositas setelah penyimpanan satu bulan, ukuran droplet dan perubahan ukuran droplet setelah penyimpana satu bulan. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan menggunakan yate’s treatment dengan tingkat kepercayaan 95%.

Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa lama pencampuran dan suhu pencampuran mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas fisis dari krim. Faktor suhu pencampuran merupakan faktor yang dominan dalam menentukan respon daya sebar dan ukuran partikel (droplet), sedangkan faktor lama pencampuran dominan dalam menentukan viskositas dari sediaan. Countour plot superimposed menunjukkan area optimum dari daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas yang diperkirakan sebagai proses pencampuran yang optimum krim anti hair loss pada level yang diteliti.

Kata kunci: optimasi proses pencampuran, krim anti hair loss, Saw Palmetto, dan desain faktorial.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

xx 

 

ABSTRACT

This research were to determine the dominant influence of mixing process on the physical properties and the physical stabilities and to determine the optimum mixing process area which has good physical properties and physical stabilities of cream.

This study was experimental research with two factors which are mixing duration-mixing temperature, and two levels factorial design. The mixing process were optimized on their physical properties such as spreadability, and viscosity, and their physical stabilities such as viscosity shift over one month storage, globule size and globule size shift over one month storage. The data were analyzed statistically using Yate’s treatment with 95% level of confidence.

The result show that the mixing duration and mixing temperature influence cream’s physical properties and physical stabilities. Mixing temperature was dominant on determining spreadability and globule size, while mixing duration was dominant on determining viscosity. The superimposed contour plot showed the optimum area of spreadability, viscosity, and viscosity shift. The area was estimated as optimum mixing process of anti hair loss cream on the level studied. Keywords : mixing process optimization, anti hair loss cream, Saw Palmetto, factorial design

Page 21: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

BAB I

PENGANTAR

A. Latar belakang

Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang optimasi formula krim

anti hair loss ekstrak Saw Palmetto (Serenoa repens) (Kusumastuti,2007), dimana

dalam penelitian ini diperoleh formula optimum. Suatu formula dikatakan

optimum jika sediaan yang dihasilkan memiliki sifat fisis dan stabilitas yang

sesuai dengan persyaratan mutu krim. Dalam penelitian tersebut proses

pencampuran krim anti hair loss ekstrak saw palmetto dilakukan secara manual.

Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir

dan stemper, selain itu juga faktor-faktor pencampuran seperti lama pencampuran,

kecepatan putar dan suhu pencampuran yang tidak ditentukan. Proses

pencampuran yang dilakukan secara manual ini akan mengakibatkan sulitnya

menghasilkan sediaan yang reprodusibel, karena keterulangan proses

pencampuran (kecepatan putar, lama dan suhu pencampuran) sulit dicapai. Pada

penelitian ini belum dilakukan optimasi terhadap proses pencampuran sediaan

krim.

Menurut Voigt (1994) tentang pencampuran yaitu proses penting dalam

pembuatan sediaan obat dengan tujuan mencapai homogenitas partikel, sehingga

dari pernyataan Voigt (1994) tersebut penulis beranggapan bahwa proses

pencampuran merupakan bagian yang penting dalam pembuatan suatu sediaan

sehingga perlu dilakukan optimasi proses pencampuran.

Page 22: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental yang terdiri

dari dua fase, dimana satu fase terdispersi dalam fase yang lainnya (Anief,2000).

Untuk mendispersikan dua fase yang tidak saling campur sehingga terbentuk

emulsi diperlukan proses pencampuran. Dalam proses pencampuran diperlukan

energi, baik berupa energi kinetik maupun energi panas. Energi kinetik dapat

berasal dari kecepatan putar dan lama pencampuran, sedangkan energi panas

berasal dari suhu pencampuran.

Proses pencampuran pada pembuatan suatu sediaan sangat penting,

karena pencampuran dapat mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas suatu sediaan.

Banyak faktor yang mempengaruhi proses pencampuran antara lain temperatur,

kecepatan geser, tegangan geser, tegangan, dan waktu pencampuran (Nielloud dan

Mestres, 2000), namun faktor yang berpengaruh paling besar dan dapat

dikendalikan yaitu kecepatan putar mixer, lama pencampuran dan suhu

pencampuran. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi terhadap faktor lama

pencampuran dan suhu pencampuran. Tingkat pencampuran tergantung pada lama

pencampuran, meskipun demikian pencampuran yang berlangsung lama tidak

menjamin tercapainya homogenitas ideal yang dikehendaki, sebab proses

pencampuran maupun proses pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara

kompetitif dan tetap (Voigt, 1994). Dengan adanya peristiwa pencampuran dan

pemisahan yang terjadi secara simultan, sehingga perlu dilakukan optimasi

terhadap lama pencampuran untuk memperoleh hasil pencampuran yang

optimum. Suhu pencampuran dapat mempengaruhi tegangan antar muka

Page 23: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

(Nielloud dan Mestres, 2000), sehingga hal ini dapat mempengaruhi efektivitas

pencampuran, dan pada akhirnya mempengaruhi sifat fisis krim yang dihasilkan.

Dari uraian di atas, maka masih diperlukan penelitian lebih lanjut

tentang optimasi proses pencampuran sediaan krim ekstrak Saw Palmetto. Proses

pencampuran yang dioptimasi meliputi suhu pencampuran dan lama

pencampuran. Dalam proses pencampuran alat yang digunakan adalah mixer.

Optimasi proses ini perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu

pencampuran dan lama pencampuran terhadap sifat fisis dan stabilitas dari krim,

sehingga diperoleh sediaan krim yang sesuai dengan persyaratan mutu. Sediaan

yang dihasilkan adalah sediaan yang relatif optimal dalam penggunaannya dan

mempertahankan stabilitas selama masa penyimpanan, sehingga jika diterapkan

dalam skala industri yang besar, formula tersebut memenuhi persyaratan mutu.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode desain

faktorial, dimana dengan metode desain faktorial dapat dilihat faktor mana yang

paling berpengaruh terhadap sifat fisis dan stabilitas, serta untuk dapat melihat ada

tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut, selain itu dengan desain faktorial

dapat diprediksi area kondisi meliputi suhu pencampuran dan lama pencampuran

yang optimum dalam pembuatan krim ekstrak Saw Palmetto.

Page 24: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana pengaruh proses pencampuran meliputi lama pencampuran, suhu

pencampuran dan interaksi yang terjadi antara suhu dan lama pencampuran

terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak Saw Palmetto?

2. Adakah area kondisi optimum dalam proses pencampuran krim ekstrak Saw

Palmetto?

C. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang

Optimasi Proses Pencampuran Krim Anti Hair Loss ekstrak Saw Palmetto

(Serenoa repens) dengan Perbandingan Lama Pencampuran dan Suhu

Pencampuran : Aplikasi Desain Faktorial, belum pernah dilakukan.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini menambah informasi bagi ilmu

pengetahuan, khususnya dalam bidang kefarmasian mengenai aplikasi desain

faktorial pada proses pencampuran krim. Secara praktis penelitian ini bermanfaat

untuk mengetahui pengaruh lama dan suhu dalam proses pencampuran krim

terhadap sifat fisis dan stabilitas krim yang dihasilkan.

Page 25: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh proses pencampuran meliputi lama pencampuran,

suhu pencampuran dan interaksi antara lama pencampuran dan suhu

pencampuran terhadap sifat fisis dan stabilitas dari sediaan krim ekstrak

Saw Palmetto.

2. Mengetahui adakah area optimum dalam proses pencampuran krim ekstrak

Saw Palmetto dengan perbandingan lama pencampuran dan suhu

pencampuran.

Page 26: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Masalah Rambut

Salah satu masalah yang sering terjadi pada rambut adalah kerontokan.

Apabila lepasnya rambut dari kulit kepala melebihi batas normalnya, dan tidak

dapat diatasi oleh pertumbuhan rambut yang baru, dan keadaan ini berlangsung

terus menerus dalam waktu yang lama, maka akan menyebabkan kebotakan atau

alopecia (Graham, 2002).

Kerontokan normal merupakan pertanda, bahwa rambut sedang

memasuki masa istirahatnya, yang dalam beberapa bulan kemudian akan

menumbuhkan rambut baru. Bila jumlah kerontokan melebihi batas normal, dapat

mengalami kebotakan. Keadaan ini dipengaruhi beberapa faktor, antara lain faktor

genetik, ras, umur, pengaruh obat-obatan, penyakit, hormon, makanan, dan stres

(Embling, 1972).

B. Androgenetic Alopecia

Androgenetic alopecia merupakan kerontokan rambut yang paling

umum terjadi pada manusia. Androgenetic alopecia dikarakteristikkan dengan

pengecilan folikel rambut pada individu yang akan memberikan perubahan bentuk

di dalam kulit kepala. Secara biokimia, salah satu faktor yang menyebabkan

kelainan ini adalah perubahan testosteron menjadi dihidrotestoteron (DHT) oleh

enzim 5-alfa reduktase. DHT dipercaya akan memperpendek pertumbuhan rambut

Page 27: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

atau fase anagen pada siklus rambut yang menyebabkan pengecilan folikel rambut

dan menghasilkan rambut yang lebih halus (Prager et al, 2002).

C. Saw Palmetto

Keterangan Botani

Nama : Saw palmetto

Nama ilmiah : Sabal serrulata, Serenoa repens

Sinonim : Palmerita, Palmito of Mountain range, Serenoa

Famili : Arecaceae (Palmae)

Bagian yang digunakan: Buah (Hellemont, 1986)

Saw Palmetto mempunyai nama ilmiah Sabal serrulata atau Serenoa

repens. Saw palmetto merupakan tanaman sejenis palma yang sangat pendek, atau

seperti semak, memiliki batang yang membesar dan menjalar, seperti fiber (serat),

yang membentuk koloni. Daun menjari, terbagi-bagi, dengan segmen yang kaku,

berwarna hijau atau kadang hijau-kebiruan, hijau-kekuningan atau bahkan seperti

terlapis perak, peciolus memiliki duri-duri kecil. Inflorescencia tumbuh diantara

daun, dengan bunga putih. Buahnya agak mirip buah pear, besarnya hingga 2,5

cm panjangnya (Peris, Stubing dan Vanaclocha,1995).

Ekstrak Saw Palmetto mengandung asam kaprat, kaprilat, kaproat,

laurat, cis-linoleat, linileat, miristat, stearat dan palmitat, serta sejumlah besar

fitosterol seperti: β-sitosterol, fitosterol capesterol, sikloartenaol, stigmasterol,

lupeol dan 24-metil-sikloartenol, resin dan tanin (Brian, 2000).

Page 28: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

Saw Palmetto menghambat secara lokal enzim 5-alfa-reduktase yang

mengubah testosteron menjadi DHT (Anonim, 2005b). Beta-sitosterol yang

merupakan kandungan aktif dari Saw Palmetto telah dibuktikan dalam penelitian

mampu memblok pengikatan DHT pada reseptor androgen yang terdapat pada

folikel rambut (Anonim, 2005a). Kandungan fitosterol sebesar 0,01%-0,5% telah

dibuktikan dapat berefek sebagai anti hair loss dalam sediaan topikal (Goodman,

2002).

D. Krim

1. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau

lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat

yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air

dalam minyak dan minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih

diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau

dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam

air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan

kosmetika dan estetika (Anonim, 1995).

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental

mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksud untuk pemakaian luar. Ada

2 tipe krim, yaitu krim tipe air minyak (A/M) dan krim minyak air (M/A).

Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-

surfaktan anionik, kationik, dan nonionik. Krim tipe A/M digunakan sabun

Page 29: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

 

polivalen, Span, Adeps lanae, Cholesterol, Cera, sedangkan untuk krim tipe

M/A digunakan sabun monovalen seperti: Triethanolamin, Stearat, natrium

stearat, Kalium stearat, Ammonium stearat. Untuk penstabil krim ditambahkan

zat antioksidan dan zat pengawet yang sering digunakan ialah nipagin 0,12-

0,18 atau nipasol 0,02-0,05% (Anief, 2000).

Praktek yang umum dalam memformulasi emulsi adalah melarutkan

atau mendispersi komponen lipofilik pada fase yang sesuai sebelum

emulsifikasi dilakukan. Komposisi yang larut minyak atau yang dapat

didispersikan dalam minyak dicampurkan pada fase minyak dan komposisi

yang larut air atau yang dapat didispersikn dalam air dicampurkan dalam fase

air (Lieberman, Riger dan Banker 1996).

2. Vanishing Krim

Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak di dalam

air, dan dikenal sebagai ”krim”. Basis vanishing krim termasuk dalam

golongan ini. Diberi istilah vanishing cream, karena umumnya merupakan

emulsi M/A yang mengandung sejumlah besar air dan asam stearat. Setelah

krim tersebut diaplikasikan, air menguap meninggalkan residu film tipis asam

stearat (Ansel, 1990). Basis yang dapat dicuci dengan air (tipe M/A) akan

membentuk suatu lapisan tipis yang semipermeabel, setelah air menguap pada

tempat yang digunakan (Lachman, Lieberman dan kanig, 1994). Di dalam

vanishing krim, humektan digunakan untuk mencegah produk menjadi kering

ketika diaplikasikan ke kulit. Humektan dapat juga ditambahkan pada formula

emulsi untuk mengurangi evaporasi air, baik ketika penutup produk dibuka

Page 30: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

10 

 

 

 

maupun dari permukaan kulit saat diaplikasikan. Jika digunakan segara

topikal, konsentrasi humektan yang tinggi dapat memindahkan lembab dari

kulit, bahkan membuatnya dehidrasi.

E. Pencampuran

Proses pencampuran adalah salah satu proses penting dalam pembuatan

sediaan obat. Fungsinya untuk memungkinkan tercapainya homogenitas campuran

dari dua atau lebih bahan. Prinsip dasar pencampuran terletak pada penyusupan

partikel bahan yang satu di antara partikel bahan lainnya (Voigt, 1994).

Tingkat pencampuran tergantung pada lama pencampuran, meskipun

demikian pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin tercapainya

homogenitas ideal yang dikehendaki, sebab proses pencampuran maupun proses

pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt,

1994).

Untuk proses emulsifikasi biasanya pemanasan dilakukan 5-10 ⁰C diatas

titik didih dari senyawa dengan titik didih tertinggi (Lieberman, Riger dan Banker

1996). Peningkatan suhu harus dijaga selama proses pencampuran, hai ini dapat

mengurangi kemungkinan terjadinya pemadatan atau kristalisasi yang terlalu

cepat atau tidak sesuai dari senyawa yang memiliki titik leleh tinggi selama proses

pencampuran (Lieberman, Riger dan Banker 1996). Sifat fisis emulsi tidak hanya

dipengaruhi oleh temperatur, tapi oleh banyak faktor lain seperti kecepatan geser

(kecepatan putar), tegangan geser, tegangan, dan waktu pencampuran (lama

Page 31: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

11 

 

 

 

pencampuran). Efek kombiansi dari variabel diatas biasanya memproduksi

penurunan viskositas dengan kenaikan temperatur (Nielloud dan mestres 2000).

Prinsip mekanisme pencampuran cair-cair ada tiga, yaitu 1) Bulk

transport : merupakan analog dari convective mixing pada powder dimana pada

pencampuran ini terjadi gerakan sejumlah besar material dari satu tempat ke

tempat lain. 2) Turbulent mixing : terjadi dari gerakan secara acak dari molekul

yang dipaksa bergerak secara turbulen. 3) Molecular diffusion : merupakan analog

dari diffusion mixing dimana terjadi gerakan acak partikel secara individu, terjadi

redistribusi partikel-partikel (Aulton, 2002).

F. Mixer

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pemilihan mixer untuk

pencampuran sediaan semipadat adalah viskositas sediaan tersebut (Lachman,

1994). Sediaan semipadat umumnya memiliki viskositas yang cukup tinggi. Mixer

yang sesuai adalah mixer yang elemen putarnya dapat menghasilkan gaya geser

yang cukup tinggi (Aulton, 2002).

Permasalahan yang sering muncul pada pencampuran semisolid pada

kenyataannya berbeda dengan pencampuran sediaan padat atau cair, sediaan

semisolid akan lebih sukar mengalir, dimana akan ditemukan daerah ”dead spots”.

Harus digunakan mixer yang sesuai dengan pencampuran pada sediaan semisolid

(Aulton, 2002). Mixer yang digunakan untuk semisolid ada dua macam yaitu:

1. Planetary mixer (Gambar 1), mixer tipe ini biasanya ditemukan pada dapur

rumah tangga atau organisasi yang lebih besar dengan prinsip yang sama

Page 32: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

yang

tengah

yaitu

mang

pada p

2. Sigma

pada s

digunakan d

h dan terpas

perputaran p

kuk yang di

porosnya sam

Gam

a blade mix

sediaan past

Gamb

dalam indust

sang pada le

pisau pada s

igunakan un

mbil berputa

mbar 1. Plan

xer (Gambar

ta padat (stiff

bar 2. Sigma

 

tri. Pisau pen

engan yang b

sumbunya d

ntuk mencam

ar mengelilin

etary mixer

r 2), mixer

ff pastes) dan

a blade mixe

ncampur (m

berputar. Te

dan perputara

mpur. Jadi se

ngi matahari

(Aulton, 20

yang kuat a

n salep (Ault

er (Aulton, 2

ixing blade)

erjadi perput

an lengan m

eperti perpu

i.

002)

akan cocok

ton, 2002).

2002)

12

) terletak di

aran ganda

mengelilingi

utaran bumi

digunakan

Page 33: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

13 

 

 

 

G. Uji Sifat Fisis

1. Daya Sebar

Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan

tempat aplikasinya yang mencerminkan kelicinan (lubricity) sediaan tersebut,

yang berhubungan langsung dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan

karakteristik yang penting dari formulasi sediaan topikal dan bertanggung jawab

untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan bahan obatnya, dan kemudahan

penggunaannya (Garg et al., 2002).

2. Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

mengalir, maka makin tinggi viskositas akan makin besar tahanannya (Martin,

1993).

H. Stabilitas Emulsi

Emulsi yang stabil adalah dimana gelembung fase terdispersinya tetap

memiliki sifat asalnya dan terdistribusi secara merata dalam fase kontinyu.

Bermacam-macam tipe deviasi dari emulsi yang ideal dapat terjadi.

1. Creaming

Creaming adalah pemisahan emulsi menjadi 2 bagian, dimana

bagian yang satu memiliki fase dispersi lebih banyak dari bagian yang

lain. Peningkatan creaming sangat memungkinkan terjadinya koalesen dari

droplet, karena kedua hal tersebut sangat erat hubungannya. Emulsi yang

mengalami creaming terlihat tidak elegan dan jika emulsi tidak digojog

Page 34: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

14 

 

 

 

secara cukup, ada kemungkinan pasien tidak mendapat dosis yang benar.

Mempertimbangkan pemakaian kualitatif dari hukum ”Stokes” akan

menunjukkan bahwa kecepatan terbentuknya creaming dapat dikurangi

dengan metode-metode berikut :

a. Produksi emulsi dengan ukuran droplet kecil

b. Meningkatkan viskositas dari fase kontinyu

c. Mengurangi perbedaan densitas antara kedua fase

d. Mengontrol konsentrasi fase dispersi (Aulton,2002).

2. Koalesen

Koalesen dari gelembung minyak pada emulsi O/W tertahan

dengan adanya lapisan emulsifier yang teradsorbsi kuat secara mekanis

disekitar setiap gelembung. Dua gelembung yang saling berdekatan satu

sama lain akan menyebabkan permukaan yang berdekatan tersebut

menjadi rata. Perubahan dari bentuk bulat menjadi bentuk lain

menghasilkan peningkatan luas permukaan dan karenanya meningkatkan

energi bebas permukaan total, penyimpangan bentuk gelembung ini akan

tertahan dan pengeringan film fase kontinyu dari antara dua gelembung

akan tertunda (Aulton,2002).

3. Inversi

Adalah peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi

m/a ke tipe a/m atau sebaliknya (Anief, 2000).

Kondisi penyimpanan yang tidak sesuai juga dapat menyebabkan

ketidakstabilan emulsi. Peningkatan temperatur akan menyebabkan

Page 35: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

15 

 

 

 

peningkatan kecepatan creaming, memperlihatkan penurunan viskositas

fase kontinyu secara nyata. Peningkatan temperatur juga akan

menyebabkan peningkatan gerakan kinetik, baik dari droplet fase

terdispersi maupun dari agen pengemulsi pada antar permukaan minyak /

air. Efek tersebut pada fase dispersi akan memungkinkan barier energi

untuk diatasi dengan mudah dan dengan demikian jumlah tumbukan antara

gelembung akan meningkat. Peningkatan pergerakan dari pengemulsi akan

menghasilkan monolayer yang lebih luas, dan dengan demikian koalesen

akan lebih mungkin terjadi. Beberapa agen pengemulsi makromolekuler

dapat juga terkoagulasi dengan meningkatnya temperatur. Pertumbuhan

mikroorganisme pada emulsi dapat menyebabkan kerusakan dan karena

itulah penting untuk sebisa mungkin melindungi produk tersebut dari

adanya mikroorganisme selama pembuatan, penyimpanan, dan pemakaian,

dan karena itu produk mengandung preservatif yang sesuai.

Uji stabilitas emulsi penting untuk mengetahui apakah sebuah

emulsi tetap stabil selama periode waktu tertentu, uji yang biasa dilakukan

adalah :

a. Uji makroskopik. Stabilitas fisik dari emulsi dapat diketahui dengan

uji derajat creaming atau koalesen yang terjadi pada periode waktu

tertentu, pengujian ini dilakukan dengan menghitung ratio volume

emulsi yang mengalami pemisahan dibandingka volume total emulsi.

Page 36: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

16 

 

 

 

b. Analisis ukuran droplet. Jika rata-rata droplet meningkat seiring

bertambahnya waktu (bersamaan dengan penurunan jumlah droplet),

dapat diasumsikan bahwa koalesen adalah penyebabnya.

c. Perubahan viskositas. Sudah ditunjukkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi viskositas emulsi. Adanya variasi ukuran atau ukuran

droplet dapat dideteksi dengan perubahan viskositas secara nyata

(Aulton,2002).

I. Mikromeritik

Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Satuan

ukuran partikel yang sering digunakan dalam mikromeritik adalah mikrometer

(µm) yang sering disebut mikron. Dalam bidang farmasi ada informasi yang perlu

diperoleh dari partikel yaitu (1) bentuk dan luas permukaan partikel dan (2)

ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel (Martin, Swarbick, dan Cammarata,

1993). Data tentang ukuran partikel diperoleh dalam diameter partikel dan

distribusi diameter (ukuran) partikel, sedangkan bentuk partikel memberikan

gambaran tentang luas permukaan spesifik partikel dan texture-nya (kasar atau

halus permukaan partikel) (Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993).

Ukuran pertikel merupakan diameter rata-rata partikel dari suatu sampel,

dimana sifat sampel pada umumnya adalah polydisperse (heterogen) bermacam-

macam diameter dengan rage atau rentang yang lebar. Sampel dengan ukuran

partikel yang sama disebut monodysperse tetapi sangat jarang ditemukan sampel

seperti ini. Dalam, mikromeritik ada dua metode dasar dalam mengetahui ukuran

partikel yaitu metode mikroskopik dan metode pengayakan. Metode mikroskopik

Page 37: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

17 

 

 

 

merupakan metode sederhana yang hanya menggunakan satu alat mikroskop yang

bukan merupakan alat yang rumit dan memerlukan penanganan yang khusus

(Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993) bisa menggunakan mikroskop biasa

dalam pengukuran ukuran prtikel yang berkisar 0,2 µm sampai 10 µm. Dibawah

mikroskop tersebut ditempat dimana partikel terlihat diletakkan mikrometer untuk

memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Partikel-partikel diukur sepanjang garis

tetap yang dipilih secara sembarang. Garis ini biasanya dibuat horizontal melewati

pusat partikel (Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993). Kerugian dari metode

mikroskopi adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dua dimensi dari

partikel tersebut , yaitu dimensi panjang dan lebar, selain itu jumlah partikel yang

harus dihitung sekitar 300-500 partikel agar mendapat suatu perkiraan yang baik

dari distribusi, sehingga metode ini membutuhkan waktu dan ketelitian. Pengujian

mikromeritik dari suatu sampel harus tetap dilakukan bahkan jika digunakan

metode analisis ukuran partikel yang lain, karena adanya gumpalan dari masing-

masing partikel lebih dari satu komponen sering kali dideteksi dengan metode

mikroskopik (Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993).

Ukuran tetesan minyak yang semakin kecil menyebabkan luas

permukaan semakin luas, dengan semakin luas permukaan tetesan minyak, maka

area yang terabsorpsi oleh koloid juga semakin luas (Aulton,2002).

Distribusi ukuran partikel, jika jumlah atau berat partikel yang terletak

dalam suatu kisaran ukuran tertentu diplot terhadap kisaran ukuran atau ukuran

partikel rata-rata, akan diperoleh kurva distribusi frekuensi. Grafik kurva

distribusi frekuensi biasa ditunjukkan seperti pada gambar :

Page 38: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

18 

 

 

 

Gambar 3. Contoh grafik distribusi frekuensi ukuran partikel (Martin,

Swarbick, dan Cammarata, 1993)

Plot ini memberikan gambaran yang jelas dari distribusi bahwa suatu

garis tengah rata-rata tidak dapat dicapai. Hal ini perlu diperhatikan karena

mungkin saja terdapat dua sampel yang garis tengah atau diameter rata-ratanya

sama tetapi distribusi berbeda. Dari kurva distribusi frekuensi juga dapat terlihat

ukuran partikel berapa yang sering muncul atau terjadi pada sampel disebut

modus. Metode lain yang sering digunakan dalam menampilkan data adalah

dengan memplotkan persetasi kumulatif diatas atau dibawah suatu ukuran

tertentu terhadap ukuran partikel ( Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993).

I. Metode Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik

untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih

variable bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut berupa persamaan

matematika. Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B)

Page 39: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

19 

 

 

 

yang masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda yaitu level rendah

dan level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk

mengetahui faktor yang dominan berpengaruh secara signifikan terhadap suatu

respon (Bolton, 1997).

Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain

faktorial (two level factorial design) dilakukan berdasarkan rumus:

Y = bo + b1X1 + b2X2 + b12X1X2……………………………………….(1)

Dengan: Y = Respon hasil atau sifat yang diamati

X1, X2 = Level bagian A, level bagian B

bo, b1, b2, b12 = Koefisien dapat dihitung dari hasil percobaaan

bo = Rata-rata hasil semua percobaan

b1, b2, b12 = Koefisien yang dhitung dari hasil percobaan

Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat percobaan (2n=4),

dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor. Penamaan

formula untuk jumlah percobaan = 4 adalah formula (1) untuk percobaan I,

formula a untuk percobaan II, formula b untuk percobaan III, dan formula ab

untuk percobaan IV (Bolton, 1997). Respon yang ingin diukur harus dapat

dikuantitatifkan.

Rancangan percobaan desain faktorial sebagai berikut:

Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi

1 - - + a + - - b - + - ab + + +

Page 40: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

20 

 

 

 

Keterangan: (-) = level rendah

(+) = level tinggi

Percobaan (1) = faktor A level rendah, faktor B rendah

Percobaan a = faktor A level tinggi, faktor B rendah

Percobaan b = faktor A level rendah, faktor B tinggi

Percobaan ab = faktor A level tinggi, faktor B tinggi

Berdasarkan persamaan tersebut dengan substitusi secara matematis,

dapat dihitung besarnya efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi.

Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada

level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah. Konsep perhitungan efek

menurut Bolton (1997) sebagai berikut:

Efek faktorial I = [(a-(1)) + (ab-b)] / 2

Efek faktorial II = [(b-(1)) + (ab-a)] / 2

Efek faktorial III = [(ab-b) + (a-(1))] / 2

Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan. Metode ini memiliki

efisiensi yang maksimum untuk memperkirakan efek yang dominan dalam

menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini

memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek

interaksi antar faktor. Metode ini ekonomis, dapat mengurangi jumlah penelitian

jika dibandingkan dengan meneliti dua efek faktor secara terpisah (Bolton, 1997).

Page 41: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

21 

 

 

 

J. Landasan Teori

Proses pembuatan merupakan salah satu kriteria yang penting yang perlu

diperhatikan agar diperoleh sediaan krim yang memiliki sifat fisis dan stabilitas

sesuai dengan syarat sediaan yang ditentukan.

Untuk proses emulsifikasi biasanya pemanasan dilakukan 5-10 ⁰C diatas

titik didih dari senyawa dengan titik didih tertinggi (Lieberman, Rieger, dan

Banker, 1996). Peningkatan suhu harus dijaga selama proses pencampuran, hal ini

dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pemadatan atau kristalisasi yang

terlalu cepat atau tidak sesuai dari senyawa yang memiliki titik leleh tinggi selama

proses pencampuran. Hai ini juga akan mempermudah proses pencampuran

karena akan terjadi penurunan tegangan antarmuka pada suhu yang tinggi. Harus

dijaga jangan sampai digunakan suhu yang terlalu tinggi karena dapat

mendegeradasi senyawanya, terutama untuk senyawa-senyawa yang sensitif

terhadap suhu (Lieberman, Rieger, dan Banker, 1996). Optimasi terhadap suhu

perlu dilakukan untuk memperoleh hasil pencampuran terbaik.

Tingkat pencampuran tergantung pada lama pencampuran, meskipun

demikian pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin tercapainya

homogenitas ideal yang dikehendaki, sebab proses pencampuran maupun proses

pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt,

1994). Perlu dilakukan optimasi untuk memperoleh lama pencampuran yang

optimum.

Sifat fisis emulsi tidak hanya dipengaruhi oleh temperatur, tapi oleh

banyak faktor lain seperti kecepatan geser (kecepatan putar), tegangan geser,

Page 42: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

22 

 

 

 

tegangan, dan waktu pencampuran (lama pencampuran) (Nielloud dan Mastres

2000). Dari beberapa faktor yang mempengaruhi proses pencampuran tersebut

diatas maka dipilih faktor-faktor yang paling berpengaruh dan dapat dikendalikan

untuk mencapai proses pencampuran yang optimal yaitu lama pencampuran dan

suhu pencampuran.

Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dari penelitian

sebelumnya, dimana pada penelitian ini dilakukan optimasi proses pembuatan

meliputi lama pencampuran dan suhu pencampuran. Dipilih optimasi lama

pencampuran dan suhu pencampuran karena faktor-faktor ini merupakan faktor

yang penting dalam proses pencampuran untuk mendapatkan hasil sediaan yang

baik. Sifat fisis dari formula dilihat dari daya sebar dan viskositas. Suatu formula

dikatakan memiliki daya sebar dan viskositas yang baik jika memilki konsistensi

yang tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah sehingga akan lebih mudah

diaplikasikan pada kulit. Stabilitas formula dilihat dari formula yang memiliki

kestabilan selama penyimpanan seperti pergeseran viskositas dan perubahan

ukuran partikel (droplet).

K. Hipotesis

Ada hubungan antara faktor (lama pencampuran, suhu pencampuran dan

interaksi antara keduanya) dengan respon sifat fisis dan stabilitas krim anti hair

loss ekstrak Saw Palmetto.

Page 43: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

23 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental murni, dengan

desain penelitian secara desain faktorial.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah lama pencampuran (5 menit

dan 15 menit) dan suhu pencampuran (600C dan 750C)

b. Variabel Tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis (daya sebar,

viskositas) dan stabilitas krim (pergeseran viskositas, ukuran partikel

(droplet), pergeseran ukuran partikel dan persen pemisahan emulsi)

c. Variabel Pengacau Terkendali dalam penelitian ini adalah lama

penyimpanan dan sifat dari wadah penyimpanan.

d. Variabel Pengacau Tak Terkendali dalam penelitian ini adalah suhu

penyimpanan dan intensitas cahaya.

2. Definisi Operasional

a. Krim anti hair loss adalah sediaan semipadat yang dibuat dari ekstrak Saw

Palmetto dan humectant (propilenglikol dan gliserol) dengan formula

optimum yang telah ditentukan dan dibuat sesuai dengan prosedur

pembuatan krim pada penelitian ini.

Page 44: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

24 

 

 

 

b. Ekstrak Saw Palmetto adalah ekstrak kering dari buah Serenoa repens

yang berupa serbuk halus yang bersifat higroskopis dan mengandung

sejumlah besar fitosterol.

c. Pencampuran adalah proses pendistribusian bahan satu ke bahan yang lain.

d. Faktor adalah proses pencampuran yang dilakukan yaitu lama

pencampuran dan suhu pencampuran.

e. Sifat fisik krim adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisik krim,

dalam penelitian ini meliputi uji viskositas dan daya sebar

f. Stabilitas fisik krim adalah parameter untuk mengetahui tingkat kestabilan

krim, dalam hal ini meliputi perubahan viskositas, ukuran partikel

(droplet), pergeseran ukuran partikel dan persen pemisahan emulsi.

g. Perubahan viskositas (%) adalah selisih viskositas setelah 1 bulan dengan

viskositas 48 jam dibagi viskositas 48 jam dikali 100%.

h. Viskositas optimal adalah viskositas yang mendukung kemudahan krim

diisikan ke dalam wadah dan dikeluarkan saat diaplikasikan di kulit

kepala. Viskositas optimal adalah 90-110 d.Pa.s.

i. Perubahan viskositas yang optimal adalah selisih viskositas yang dialami

krim setelah disimpan 1 bulan pada suhu kamar dibandingkan dengan

viskositas 48 jam ≤ 10%.

j. Daya sebar optimal adalah daya sebar yang mendukung kemudahan krim

untuk dioleskan saat diaplikasikan di kulit kepala. Daya sebar optimal

adalah 5-7 cm.

Page 45: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

25 

 

 

 

k. Desain faktorial adalah metode optimasi yang memungkinkan untuk

mengetahui efek yang dominan dalam menentukan sifat fisik krim anti

hair loss.

l. Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya, besarnya

dapat dikuantitatif.

m. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dan faktor.

Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata

respon pada level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah.

n. Countour plot adalah grafik yang digunakan untuk memprediksi area

optimum berdasarkan satu parameter kualitas krim.

o. Countour plot super imposed adalah grafik yang digunakan untuk

memprediksi area optimum formula berdasarkan semua parameter

kualitas krim anti hair loss ekstrak Saw Palmetto. Diperoleh dari memilih

area optimum pada masing-masing countour plot sifat fisik krim anti hair

loss kemudian digabung menjadi satu grafik.

C. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah ekstrak Saw Palmetto, asam stearat, cetyl

alkohol, trietanolamin, propilenglikol, sodium hydroxide, gliserol, aquadest,

nipagin, dan parfum.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Mixer (Philips yang telah

dimodifikasi oleh laboratorium semi-solid Universitas Sanata Dharma), waterbath,

mikroskop, thermometer, pengaduk, cawan porselin, timbangan, gelas objek dan

Page 46: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

26 

 

 

 

gelas penutup, kaca bulat berskala, penggaris, Viscometer seri VT 04 (RION-

JAPAN).

D. Tata Cara Penelitian

1. Formula

Eksipien yang dipilih sebagai basis sediaan krim mengacu pada

Vanishing creams dalam Practical Cosmetic Science Cream Preparation (Young,

1972). Dalam penelitian optimasi proses ini digunakan formula hasil modifikasi

yang sudah optimal :

Stearic acid 9.0

Cetyl alcohol 0.423

Triethanolamin 0.9

Propilenglikol 12.5

Sodium hydroxide 0.2

Glycerine 6.5

Aquadest 60.0

Nipagin 0.15

Saw Palmetto 16.7

Perfume 0.36 (40 tetes)

2. Pembuatan krim

Campur asam stearat, cetyl alcohol, trietanolamin, dan propilenglikol

(fase A) dalam satu cawan porselin. Campur sodium hydroxide, glyserin, aquadest

dan nipagin (fase B) dalam satu cawan porselin. Panaskan fase B terlebih dahulu

Fase A (minyak)

Fase B (air)

Fase C

Fase D

Page 47: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

27 

 

 

 

di atas waterbath sampai suhunya 50oC, selanjutnya panaskan fase A hingga suhu

75oC di atas waterbath dan fase B hingga suhu 80oC. Tuang fase A ke dalam

wadah pencampuran yang telah diatur suhunya, selanjutnya tuang segera fase B,

dan campurkan dengan menggunakan mixer pada kecepatan 400rpm selama (5-15

menit) pada suhu tertentu (60oC – 75oC). Pindahkan dari waterbath, masukkan

ekstrak Saw Palmetto (fase C) dalam basis krim dan teteskan perfume (fase D)

sebanyak 40 tetes kemudian mixer hingga homogen (±2 menit).

Tabel II. Percobaan Desain Faktorial Lama Pencampuran

(menit) Suhu Pencampuran

(0C) (1) 5 60 a 15 60 b 5 75 ab 15 75

3. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar sediaan krim anti hair loss ekstrak Saw Palmetto

dilakukan 48 jam setelah pembuatan. Cara: krim ditimbang seberat 1,0 gram,

diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Diatas krim diletakkan kaca bulat lain

dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan

selama 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya (Garg, 2002).

4. Uji Viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri VT 04.

Cara: krim ditimbang 100 gram dalam wadah dan dipasang pada portable

viscotester. Viskositas krim diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk

viskositas (Instruction Manual Viscotester VT-04E). Uji ini dilakukan dua kali,

Page 48: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

28 

 

 

 

yaitu (1) 48 jam setelah krim selesai dibuat dan (2) setelah disimpan selama 1

bulan.

5. Uji Tipe Emulsi

Untuk penentuan jenis emulsi terdapat sejumlah cara pengujian yang

berguna. Disarankan masing-masing dilakukan berulang kali, oleh karena

perhitungan semata-mata dengan sebuah metode data yang dihasilkan dapat

mengarahkan kepada keputusan yang salah. Kesulitan dari penentuan jenis emulsi

diberikan sebagian besar pada emulsi dengan bagian fase minyak yang sangat

tinggi (Voigt, 1994).

a. Metode Warna

Beberapa tetes suatu larutan bahan pewarna dalam air (metilen

biru) dicampurkan ke dalam suatu contoh krim. Jika seluruh krim bewarna

seragam, maka terdapat suatu krim dari tipe M/A, oleh karena air adalah

fase luar (Voigt, 1994).

b. Metode Pengenceran

Dasar dari uji ini adalah bahwa hanya pada fase luar emulsi yang

dapat diencerkan. Sedikit air diberikan ke dalam sebuah contoh kecil

emulsi dan setelah pengocokan atau pengadukan diperoleh kembali suatu

emulsi homogen, maka terdapat jenis M/A. Pada jenis A/M hasilnya akan

kebalikannya. Metode pengenceran juga dapat dilakukan sebagai berikut :

1 tetes emulsi diberikan ke dalam air dan secara cepat terdistribusi

(kadang-kadang wadahnya dikocok perlahan), maka terdapat emulsi M/A,

1 tetes suatu emulsi A/M tertinggal pada permukaaan air (Voigt, 1994).

Page 49: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

29 

 

 

 

c. Metode Pencucian

Hanya emulsi M/A dapat mudah dicuci dengan air dari tangan

atau barang. Penghilangan suatu emulsi A/M menurut pengalaman sering

menunjukkan kesulitan yang sangat berarti (Voigt, 1994).

6. Uji mikromeritik

Oleskan sejumlah krim pada glas objek kemudian letakkan meja benda

pada mikroskop. Amati ukuran droplet yang terdispersi pada krim. Gunakan

perbesaran lemah untuk menentukan objek yang akan diamati kemudian ganti

dengan perbesaran kuat. Catat diameter terjauh dari tiap droplet sejumlah 500

droplet (Martin, Swarbick, dan Cammarata1993).

7. Uji persen pemisahan

Dilakukan dengan menghitung rasio volume emulsi yang memisah

dibanding volume total emulsi (Aulton, 2002).

E. Analisis Data dan Optimasi

Dengan metode desain faktorial dapat dihitung besarnya efek lama

pencampuran, suhu pencampuran dan interaksi antara keduanya sehingga

dapat diketahui faktor yang dominan dalam menentukan sifat fisis dan

stabilitas krim. Area komposisi optimum lama pencampuran dan suhu

pencampuran diperoleh dari penggabungan countour plot masing-masing

respon yang dikenal dengan superimposed countour plot. Area yang diperoleh

Page 50: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

30 

 

 

 

selanjutnya diprediksikan sebagai area komposisi yang optimum terbatas pada

level yang diteliti.

Analisis statistik teknik yate’s treatment dilakukan untuk mengetahui

signifikansi dari setiap faktor dan interaksi dalam mempengaruhi respon.

Berdasarkan analisis statistik ini, maka dapat ditentukan ada atau tidaknya

hubungan dari setiap faktor dan interaksi terhadap respon. Hal tersebut dapat

dilihat dari harga F hitung dan F tabel. Sebelumnya ditentukan hipotesis

terlebih dahulu, hipotesis alternatif (H1) menyatakan adanya hubungan antara

faktor dan respon, sedangkan H0 merupakan negasi dari H1 yang menyatakan

tidak adanya hubungan antara faktor dengan respon. H1 diterima dan Ho

ditolak bila harga F hitung lebih besar daripada harga F tabel yang berarti

bahwa faktor berpengaruh signifikan terhadap respon. F tabel diperoleh dari

Fα (numerator, denominator) dengan taraf kepercayaan 95%. Derajat bebas

dan interaksi (experiment) sebagai numerator yaitu 1, dan derajat bebas

experimental error sebagai denominator yaitu 15, sehingga diperoleh harga F

tabel untuk faktor dan interaksi pada semua respon adalah F005(1,15)=4,54.

Page 51: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

31 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan krim

Dalam formula ini terdapat 4 fase, yaitu fase minyak (fase A) yang

terdiri dari stearic acid, cetyl alcohol, trietanolamin dan propilen glikol. Fase air

(fase B) yang terdiri dari sodium hydroxide, gliserin, aquadest dan nipagin. Fase C

merupakan bahan aktif dari krim anti hair loss, yaitu ekstrak saw palmetto,

sedangkan fase D adalah parfum. Pembuatan krim dilakukan sebagai berikut,

campur asam sterarat, Cetyl alcohol, trietanolamin dan propilenglikol (fase A)

dalam satu cawan porselin, kemudian campur sodium hydroxide, glycerin,

aquadest dan nipagin (fase B) dalam suatu cawan porselin yang lain. Panaskan

fase B terlebih dahulu di atas waterbath sampai suhu 500C, selanjutnya panaskan

fase A hingga suhu 750C di atas waterbath dan fase B hingga suhu 800C. Hal ini

dimaksudkan agar pencampuran kedua fase terjadi pada suhu yang sama

(mendekati sama). Selanjutnya dilakukan penuangan fase A ke dalam tempat

pencampuran (wadah) yang telah diatur suhunya pada 60-750C, lalu segera tuang

fase B, dan dilakukan pencampuran dengan menggunakan mixer dengan

kecepatan putar 400 rpm selama 5-15 menit. Masukkan ekstrak saw palmetto

(fase C) sedikit demi sedikit dalam basis krim dan teteskan parfum (fase D)

sebanyak 40 tetes sambil terus diaduk hingga homogen (kurang lebih 2 menit).

Page 52: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

32 

 

 

 

Faktor yang dioptimasi dalam optimasi proses pembuatan krim anti hair

loss ekstrak saw palmetto adalah lama pencampuran dan suhu pencampuran.

Dipilih lama pencampuran 5 menit untuk level rendah dan 15 menit untuk level

tinggi, didasarkan pada orientasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian,

dimana diperoleh hasil bahwa pada menit ke-5 sudah terbentuk massa krim

(secara visual menunjukkan ciri-ciri krim), kemudian proses pencampuran

diteruskan hingga 15 menit dan pada menit ke-15 ini masih terbentuk masa krim

yang baik secara visual. Untuk optimasi suhu pencampuran dipilih suhu 600C

sebagai level bawah dan 750C sebagai level atas, hal ini didasarkan pada

pernyataan bahwa sebaiknya emulsifikasi dilakukan 5-100C diatas titik leleh dari

senyawanya yang memiliki titik leleh tertinggi (Lieberman, Rieger, dan Banker,

1996). Dalam hal ini senyawa (bahan) yang digunakan sebaga acuan untuk

menentukan titik leleh adalah cetil alcohol dan asam stearat karena kedua senyawa

inilah yang berbentuk padatan sehingga dalam proses pencampurannya perlu

diperhatikan suhu pelelehannya. Titik leleh cetyl alcohol adalah 550C sedangkan

untuk asam stearat adalah 700C, sehingga digunakan suhu pencampuran 50C

diatas titik leleh dari keduanya sehingga dipilih suhu pencampuran 600C dan

750C.

B. Pengujian tipe krim

Pengujian tipe krim anti hair loss dilakukan dengan tiga metode

pengujian, yaitu : metode warna dengan menggunakan metilen blue, metode

Pengenceran dan metode Pencucian. Pengujian tipe emulsi ini dalakukan dengan

Page 53: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

33 

 

 

 

lebih dari satu metode karena perhitungan semata-mata dengan sebuah metode

data yang dihasilkan dapat mengarahkan kepada keputusan yang salah (Voigt,

1994).

1. Pengujian metode warna

Pada pengujian tipe emulsi dengan metode warna digunakan metilen

blue. Metilen blue merupakan pewarna yang larut air. Penambahan metilen blue

pada krim tipe M/A menyebabkan fase air (medium dispersi) berwarna biru dan

fase minyak (fase terdispersi) tidak berwarna. Pada krim tipe A/M, penambahan

metilen blue menyebabkan fase minyak (fase dispersi) tidak berwarna sedangkan

fase air (fase terdispersi) berwarna biru.

Perbesaran : 40 x 10

Gambar 4. Hasil pengujian tipe krim anti hair loss dengan metilen blue

Hasil pengujian tipe krim anti hair loss ekstrak saw palmetto

menunjukkan fase kontinyu berwarna biru dan fase terdispersi tidak berwarna.

Dengan demikian krim ekstrak saw palmetto merupakan krim tipe M/A.

2. Metode pengenceran

Metode ini dilakukan dengan meneteskan (memasukkan) sejumlah krim

ke dalam wadah yang berisi air, selanjutnya dilakukan penggojokan ringan pada

wadah. Jika emulsi yang dimasukkan cepat terdistribusi dalam air maka dapat

Fase minyak

Fase air

Page 54: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

34 

 

 

 

disimpulkan bahwa tipe krim adalah M/A (Voigt, 1994). Jika emulsi tidak dapat

(sulit) terdispersi pada air maka tipe emulsi A/M.

Hasil yang diperoleh dari pengujian seluruh formula krim anti hair loss

menunjukkan emulsi dapat dengan mudah terdistribusi, sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa krim anti hair loss ekstrak saw palmetto merupakan krim tipe

M/A.

3. Metode pencucian

Hanya emulsi M/A dapat mudah dicuci dengan air dari tangan atau

barang (Voigt, 1994). Dari hasil pengujian yang dilakukan terlihat bahwa krim

anti hair loss ekstrak saw palmetto merupakan krim tipe M/A karena emulsi

mudah tercuci dari alat-alat yang digunakan.

Prediksi dalam menentukan tipe krim dapat dilakukan dengan cara lain

yaitu dengan melihat tipe emulgator yang menyususn krim tersebut (Voigt,1194).

Emulgator pada krim anti hair loss adalah TEA dan asam stearat membentuk TEA

stearat yang berupa garam dan dapat larut dalam air (fase dimana emulgator larut

merupakan fase eksternal), sehingga dapat disimpulkan krim bertipe M/A

C. Sifat fisis dan stabilitas krim anti hair loss

Sifat fisis dan stabilitas merupakan bagian penting yang menentukan

kualitas sediaan dan penerimaan sediaan oleh konsumen. Uji sifat fisis meliputi

uji daya sebar dan uji viskositas. Stabilitas sediaan dapat dilihat dari persen

pergeseran viskositas yang terjadi setelah penyimpanan 1 bulan, distribusi ukuran

Page 55: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

35 

 

 

 

partikel, uji persen pemisahan emulsi dan juga pergeseran (perubahan) ukuran

partikel (droplet). Hasil pengujian sifat fisis :

Table III. hasil pengukuran sifat fisis dan stabilitas krim

Formula Daya sebar (cm)

Viskositas (d.Pa.s)

% pergeseran viskositas (%)

Modus ukuran partikel (µm)

1 6,3583 ± 0,3513 100 ± 13,4164 7,445±2,429 66,7166 a 7,5916 ± 0,3307 118,3333 ± 118,3333 7,168 ±2,549 52,3333 b 5,8 ± 0,3860 99,1666 ± 10,2062 7,132 ±6,671 68,8 ab 5,6333 ± 0,3710 103,3333 ± 11,2546 11,093± 8,844 83,3833

Dalam penelitian ini, faktor yang dominan antara lama pencampuran,

suhu pencampuran dan interaksi antara keduanya dalam menentukan sifat fisis

dan stabilitas krim anti hair loss diketahui dari perhitungan :

1. Desain faktorial, yaitu efek rata-rata dari setiap faktor maupun

interaksinya untuk melihat pengaruh tiap faktor dan interaksinya

terhadap besarnya respon. Perhitungan ini memuat arah respon.

2. Yate’s treatment yaitu suatu teknik analisis secara statistik untuk

menilai secara obyektif signifikansi pengaruh relatif dari berbagai

faktor dan interaksi terhadap respon. Perhitungan ini tidak memuat

arah respon.

Tabel IV. Efek lama pencampuran, suhu pencampuran dan interaksi antara keduanya dalam menentukan sifat fisis dan stabilitas krim.

Efek Daya sebar Viskositas % pergeseran viskositas

ukuran partikel (modus)

Lama pencampuran 0,5330 11,2499 1,842 0,1 Suhu pencampuran |-1,2583| |-7,9166| 1,806 16,5667

interaksi |-0,7041| |-7,0833| 2,119 14,4833

Page 56: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

36 

 

 

 

Dari perhitungan efek lama pencampuran, suhu pencampuran dan

interaksi keduanya dapat dilihat efek yang paling dominan pengaruhnya terhadap

daya sebar, viskositas, ukuran partikel (modus) dan persen pergeseran viskositas

(tabel IV). Dalam menentukan efek yang paling dominan tidak memperhatikan

tanda positif dan negatif hanya memperhatikan nilainya. Tanda positif berarti

meningkatkan sedangkan tanda negatif berarti menurunkan. Semakin besar nilai

efek yang diperoleh maka faktor tersebut paling dominan dalam meningkatkan

sifat fisik dan stabilitas krim.

1. Uji sifat fisis krim

a. Uji daya sebar

Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui seberapa luas area

penyebaran krim saat diaplikasikan pada kulit. Pengukuran daya sebar dilakukan

pada kaca bulat bersekala yang diberi krim 0,5 g dan ditimpa dengan beban 125 g

selama 1 menit. Daya sebar berpengaruh pada penyebaran krim untuk kemudian

dapat memberikan efek terapetik. Selain itu mempengaruhi kenyamanan dalam

pemakaian krim.

        Gambar 5a Gambar 5b Gambar 5. Grafik hubungan antara lama pencampuran dan daya sebar (5a)

Grafik hubungan antara suhu pencampuran dan daya sebar (5b)

5

6

7

8

4 9 14 19

daya seb

ar (cm)

lama pencampuran (menit)

level rendah suhu pencampuran

level tinggi suhu pencampuran

5

6

7

8

55 65 75 85

daya seb

ar (cm)

suhu pencampuran (⁰ C)

level rendah lama pencampuranlevel tinggi lama pencampuran

Page 57: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

37 

 

 

 

Semakin lama pencampuran yang digunakan saat proses pembuatan

krim pada level rendah suhu pencampuran, daya sebar semakin meningkat,

sedangkan semakin lama pencampuran pada level tinggi suhu pencampuran maka

daya sebar semakin menurun (gambar 5a). Semakin tinggi suhu pencampuran

yang digunakan pada saat pembuatan krim anti hair loss pada level rendah lama

pencampuran menyebabkan penurunan daya sebar, dan begitu juga semakin tinggi

suhu pencampuran yang digunakan pada level tinggi lama pencampuran maka

daya sebar yang dihasilkan juga semakin menurun (gambar 5b). Jika dilihat dari

gambar 5a dan 5b dapat disimpulkan terjadi interaksi antara lama pencampuran

dan suhu pencampuran dalam menentukan respon daya sebar, hal ini dapat dilihat

dari tidak sejajarnya garis-garis yang terbentuk baik antara lama pencampuran dan

daya sebar ataupun antara suhu pencampuran dan daya sebar. Adanya interaksi

tersebut harus dibuktikan dengan perhitungan yate’s treatmen (tabel V).

TableV. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada respon daya sebar

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of squares Mean squares F

Replicates 5 5,788 1,1576 Treatment 3 14,147 4,715

a 1 1,706 1,706 -8,047 b 1 9,500 9,500 -44,811 ab 1 2,941 2,941 -13,872

Experimental error 15 - 3,191 -0,212

Total 23 Keterangan : a= lama pencampuran; b=suhu pencampuran; ab=interaksi

Hasil perhitungan yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95% untuk

respon daya sebar disajikan pada tabel V. Hipotesis alternatif (H1) menyatakan

adanya hubungan antara faktor dengan respon, sedangkan Ho merupakan negasi

Page 58: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

38 

 

 

 

dari H1 yang menyatakan tidak adanya hubungan antara faktor dengan respon. H1

diterima dan Ho ditolak bila harga F hitung lebih besar daripada harga F tabel

yang berarti bahwa faktor berpengaruh signifikan terhadap respon. Perhitungan

harga F hitung yang diperoleh dari yate’s treatment untuk respon daya sebar

memperlihatkan bahwa lama pencampuran, suhu pencampuran dan interaksi

antara keduanya memberikan pengaruh yang bermakna secara statistik, hal ini

dapat ditunjukkan oleh harga F hitung dari ketiganya lebih besar daripada F(1,15)

tabel yaitu 4,54. Dilihat dari hasil perhitungan faktorial desain (tabel IV) dan

yate’s treanmen (tabel V) dapat disimpulkan bahwa respon daya sebar dominan

ditentukan oleh faktor suhu pencampuran, hal ini dapat dilihat dari nilai

perhitungan efek faktor (tabel IV) dan F hitung (tabel V) dari faktor suhu

pencampuran yang lebih besar dibandingkan lama pencampuran dan interaksi

antara keduanya. Hasil perhitungan yate’s treatmen menunjukkan bahwa terjadi

interaksi antara lama pencampuran dan suhu pencampuran dalam menentukan

respon daya sebar (F hitung interaksi lebih besar dari F tabel), sehinga dapat

disimpulkan bahwa respon daya sebar tidak hanya dipengaruhi oleh suhu

pencampuran, tapi juga dipengaruhi oleh lama pencampuran.

Suhu pencampuran merupakan faktor yang dominan dalam menurunkan

daya sebar, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan efek faktor suhu

pencampuran yang bertanda negatif (tabel IV). Peningkatan suhu pencampuran

akan menurunkan tegangan permukaan antara dua fase emulsi. Menurunnya

tegangan permukaan antara dua fase pada emulsi akan meningkatkan efektifitas

pencampuran (lebih mudah dalam mendispersikan satu fase ke dalam fase yang

Page 59: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

39 

 

 

 

lain), sehingga pada akhirnya akan diperoleh sediaan krim dengan konsistensi

(viskositas) yang tinggi. Viskositas yang tinggi dari suatu krim akan menyebabkan

turunnya daya sebar dari sediaan tersebut, karena daya sebar berbanding terbalik

dengan viskositas (Garg et al., 2000).

b. Uji viskositas

Viskositas merupakan salah satu faktor yang penting bagi sediaan krim.

Dimana semakin besar viskositas berarti sediaan tersebut semakin kental.

Viskositas dari suatu sediaan tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil, tetapi

harus disesuaikan dengan tujuan pengaplikasiannya. Jika krim anti hair loss

memiliki viskositas yang terlalu tinggi maka akan sulit mengeluarkan sediaan dari

kemasan, sedangkan jika viskositasnya terlalu kecil maka saat diaplikasikan maka

krim anti hair loss akan menetes (tidak melekat pada kulit kepala) sehingga akan

mengakibatkan ketidaknyamanan dalam penggunaannya.

Pengaruh lama pencampuran, suhu pencampuran dan interaksi antara

keduanya terhadap viskositas krim dapat dilihat dari grafik :

Gambar 6a Gambar 6b Gambar 6. Grafik hubungan antara lama pencampuran dan viskositas (6a) Grafik hubungan antara suhu pencampuran dan viskositas krim anti hair

loss (6b)

95

100

105

110

115

120

4 14 24

viskositas (d

.Pa.s)

lama pencampuran (menit)

level rendah suhu pencampuran

level tinggi suhu pencampuran

95

100

105

110

115

120

55 65 75 85

viskositas (d

.Pa.s)

suhu pencampuran (⁰ C)

level rendah lama pencampuran

level tinggi lama pencampuran

Page 60: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

40 

 

 

 

Semakin lama pencampuran yang digunakan pada level rendah maupun

level tinggi suhu pencampuran akan menyebabkan peningkatan viskositas,

sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor lama pencampuran lebih berpengaruh

dalam meningkatkan viskositas sediaan (gambar 6a). Semakin tinggi suhu yang

diberikan pada level rendah maupun level tinggi lama pencampuran maka akan

menurunkan viskositas dari krim anti hair loss (gambar 6b). Dilihat dari gambar

6a dan 6b dapat disimpulkan terjadi interaksi antara lama pencampuran dan suhu

pencampuran dalam menentukan respon viskositas, hal ini dapat dilihat dari tidak

sejajarnya garis-garis yang terbentuk baik antara lama pencampuran dan respon

viskositas ataupun antara suhu pencampuran dan viskositas, namun adanya

interaksi tersebut harus dibuktikan dengan perhitungan yate’s treatment (tabelVI).

Tabel VI. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada respon viskositas Source of variation

Degrees of freedom

Sum of squares Mean squares F

Replicates 5 1167,708 233,541 Treatment 3 1436,458 478,819

a 1 759,375 759,375 8,611 b 1 376,041 376,041 4,264 ab 1 301,042 301,042 3,413

Experimental error 15 1322,792 88,186

Total 23 Keterangan : a= lama pencampuran; b=suhu pencampuran;

ab=interaksi

Hasil perhitungan yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95% untuk

respon viskositas disajikan pada tabel VI. Hipotesis alternative (H1) menyatakan

adanya hubungan antara faktor dengan respon, sedangkan Ho merupakan negasi

dari H1 yang menyatakan tidak adanya hubungan antara faktor dengan respon. H1

diterima dan Ho ditolak bila harga F hitung lebih besar daripada harga F tabel

Page 61: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

41 

 

 

 

yang berarti bahwa faktor berpengaruh signifikan terhadap respon. Perhitungan

harga F hitung yang diperoleh dari yate’s treanment untuk respon viskositas

memperlihatkan bahwa lama pencampuran memberikan pengaruh yang bermakna

secara statistik, sedangkan untuk suhu pencampuran dan interaksi antara lama

pencampuran dengan suhu pencampuran tidak memberikan pengaruh yang

bermakna secara statistik. Hal ini dapat ditunjukkan oleh harga F hitung dari lama

pencampuran yang lebih besar daripada F(1,15) tabel yaitu 4,54. Untuk suhu

pencampuran dan interaksi antara keduanya menunjukkan nilai F hitung yang

lebih kecil dari F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa respon viskositas

hanya dipengaruhi oleh faktor lama pencampuran dan tidak dipengaruhi oleh

faktor suhu pencampuran serta interaksi antara keduanya. Dilihat dari hasil

perhitungan efek faktor (tabel IV) dapat disimpulkan bahwa respon viskositas

dominan ditentukan oleh faktor lama pencampuran, hal ini dapat dilihat dari

perhitungan nilai efek faktor (tabel IV) dari faktor lama pencampuran yang lebih

besar dibandingkan suhu pencampuran dan interaksi antara keduanya, hal ini

menegaskan hasil perhitungan Yate’s treatmen yang menyatakan bahwa respon

viskositas hanya dipengaruhi oleh faktor lama pencampuran.

Mixer memiliki kemampuan untuk memperkecil ukuran partikel

(droplet), hal ini disebabkan karena mixer memiliki roda-roda gigi yang dapat

memperkecil ukuran partikel tersebut (Lantz dan schawartz, 1990). Semakin lama

waktu pencampuran dengan menggunakan mixer maka kemungkinan mixer dalam

memperkecil ukuran partikel juga semakin besar, sehingga akan menghasilkan

sediaan yang memiliki ukuran partikel (droplet) kecil. Semakin kecil ukuran

Page 62: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

42 

 

 

 

partikel (droplet) maka continuous network yang terbentuk pada system emulsi

akan semakin meningkat, sehingga hal ini akan menyebabkan peningkatan dari

viskositas emulsi (krim).

2. Uji stabiltas

Uji stabilitas krim dilakukan dengan menghitung persen pergeseran

viskositas, persen pemisahan emulsi, distribusi ukuran partikel (mikromeritik) dan

pergeseran ukuran partikel (droplet) setelah penyimpanan selama satu bulan.

a. Persen pergeseran viskositas

Jika setelah penyimpanan selama 1 bulan tidak terjadi pergeseran

viskositas yang berarti (viskositas setelah pembuatan dan setelah penyimpanan

selama 1 bulan tidak terlalu berbeda) sediaan tersebut dikatakan stabil. Perubahan

viskositas akan berpengaruh pada kemampuan basis krim dalam mempertahankan

zat aktif tetap terdispersi didalamnya. Suatu sediaan dianggap stabilitasnya masih

baik jika persen pergeseran viskositas ≤ 10 %, karena diharapkan krim masih

mampu dalam menjaga fase dispers untuk tetap terdispersi pada mediumnya.

Gambar 7a Gambar 7b

Gambar 7. Grafik hubungan antara lama pencampuran dan persen pergeseran viskositas (7a) Grafik hubungan antara suhu pencampuran dan

persen pergeseran viskositas krim anti hair loss (7b)

13579

11

4 9 14 19

pergeseran

  visko

sitas (%

)

lama pencampuran (menit)

level rendah suhu pencampuranlevel tinggi suhu pencampuran

13579

11

55 65 75 85

pergeseran

  visko

sitas (%

)

suhu pencampuran (⁰ C)

level rendah lama pencampuranlevel tinggi lama pencampuran

Page 63: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

43 

 

 

 

Semakin lama pencampuran yang digunakan pada level rendah suhu

pencampuran menyebabkan penurunan persen pergeseran viskositas, sedangkan

semakin lama pencampuran yang dilakukan pada level tinggi suhu pencampuran

akan menyebabkan persen pergeseran viskositas dari sediaan akan meningkat

(gambar 7a). Semakin tinggi suhu yang diberikan pada level rendah lama

pencampuran maka akan menurunkan persen pergeseran viskositas, sedangkan

semakin tinggi suhu yang diberikan pada level tinggi lama pencampuran akan

meningkatkan viskositas (gambar 7b). Jika dilihat dari gambar 7a dan 7b dapat

disimpulkan terjadi interaksi antara lama pencampuran dan suhu pencampuran

dalam menentukan respon persen pergeseran viskositas, hal ini dapat dilihat dari

tidak sejajarnya garis-garis yang terbentuk baik antara lama pencampuran dan

respon pergeseran viskositas dan juga antara suhu pencampuran dan pergeseran

viskositas. Adanya interaksi harus dibuktikan dengan perhitungan yate’s treatment

(tabel VII).

TableVII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada respon persen pergeseran viskositas

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of squares Mean squares F

Replicates 5 212,070 42,414 Treatment 3 66,869 22,289

A 1 20,352 20,352 0,564 B 1 19,578 19,578 0,542

Ab 1 26,939 26,939 0,746 Experimental

error 15 540,976 36,065

Total 23 Keterangan: a= lama pencampuran; b=suhu pencampuran;

ab=interaksi

Hasil perhitungan yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95% untuk

respon persen pergeseran viskositas disajikan pada tabel VII. Hipotesis alternatif

Page 64: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

44 

 

 

 

(H1) menyatakan adanya hubungan antara faktor dengan respon, sedangkan Ho

merupakan negasi dari H1 yang menyatakan tidak adanya hubungan antara faktor

dengan respon. H1 diterima dan Ho ditolak bila harga F hitung lebih besar

daripada harga F tabel yang berarti bahwa faktor berpengaruh signifikan terhadap

respon. Perhitungan harga F hitung yang diperoleh dari yate’s treanment untuk

respon persen pergeseran viskositas memperlihatkan bahwa lama pencampuran,

suhu pencampuran dan interaksi antara keduanya tidak memberikan pengaruh

yang bermakna secara statistik hal ini dapat ditunjukkan oleh harga F hitung yang

lebih kecil daripada F(1,15) tabel yaitu 4,54. Dapat disimpulkan bahwa faktor

lama pencampuran dan suhu pencampuran tidak mempengaruhi respon persen

pergeseran viskositas, selain itu dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi interaksi

antara lama dan suhu pencampuran dalam mempengaruhi respon persen

pergeseran viskositas. Tidak dipengaruhinya respon pergeseran viskositas oleh

faktor lama dan suhu pencampuran mungkin disebabkan karena respon pergeseran

viskositas dipengaruhi oleh faktor formula dari sediaan tersebut. Formula yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan formula yang sudah optimom,

sehingga diharapkan memiliki profil stabilitas yang telah memenuhi persyaratan.

b. Uji pemisahan emulsi

Uji ini dilakukan dengan memasukkan sediaan krim ke dalam tabung

berskala, kemudian selanjutnya diamati terjadinya pemisahan emulsi (krim)

menjadi fase penyusunnya. Persen pemisahan emulsi diperoleh dengan

menghitung rasio antara volume emulsi yang memisah dengan total emulsi

(Aulton,2002). Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa tidak terjadi pemisahan

Page 65: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

45 

 

 

 

emulsi (krim), sehingga dapat dikatakan krim yang dihasilkan stabil. Besarnya

persen pemisahan menunjukkan tingkat kestabilan dari suatu sediaan emulsi

(krim), semakin besar persen pemisahan suatu krim berarti semakin tidak stabil,

karena hal ini menandakan bahwa basis krim tidak dapat mempertahankan fase

dispersnya sehingga akhirnya memisah dan membentuk fase penyusunnya.

c. Distribusi ukuran partikel

Pengujian ini dilakukan dengan mengukur diameter ukuran droplet pada

masing-masing formula sebanyak 500 partikel sehingga dapat diperoleh modus

dari masing-masing formula. Dalam pengukuran ini parameter yang diamati

adalah modus, karena jika yang diamati adalah mean bisa saja tetesan (droplet)

dengan diameter yang sama tetapi distribusinya berbeda.

Untuk melihat dengan lebih jelas distribusi ukuran partikel (droplet)

pada krim, dapat dilihat dari grafik berikut :

Gambar 8. Grafik distribusi ukuran partikel (droplet) vs frekuensi

‐5

0

5

10

15

20

25

0 20 40 60 80 100 120 140

%

frekuensi

ukuran partikel (droplet)

formula 1

formula a

formula b

formula ab

Page 66: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

46 

 

 

 

Dari grafik dapat dilihat bahwa ukuran partikel (droplet) memiliki range

yang cukup lebar serta ukuran partikel (droplet) yang bervariasi. Dari grafik

distribusi ukuran partikel juga bisa langsung terlihat ukuran partikel yang paling

sering terbentuk (modus). Besarnya ukuran partikel ini akan berhubungan dengan

stabilitas krim, karena diharapkan dengan semakin kecil ukuran partikel maka

stabilitas sediaan semakin terjamin.

Dari grafik dapat dilihat bahwa formula yang memiliki nilai modus yang

paling besar adalah formula ab, kemudian disusul oleh formula b, 1 dan terakhir

formula a. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa faktor lama pencampuran dan

suhu pencampuran memiliki pengaruh dalam menentukan ukuran partikel.

Formula ab dan b memiliki ukuran partikel paling besar diantara formula yang

lain, hal ini mungkin disebabkan formula ab dan b pada proses pencampurannya

diberikan suhu pencampuran level tinggi (75⁰C), maka hal ini akan menurunkan

viskositas dari medium dispersi sehingga droplet-droplet dari minyak akan dapat

bergerak lebih bebas dan saling bersatu membentuk droplet dengan ukuran

partikel lebih besar.

Page 67: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

47 

 

 

 

Gambar 9a Gambar 9b Gambar 9. Grafik hubungan antara lama pencampuran dan ukuran partikel

(droplet) (9a); Grafik hubungan antara suhu pencampuran dan ukuran partikel (droplet) (9b)

Semakin lama pencampuran yang digunakan pada level rendah suhu

pencampuran menyebabkan penurunan ukuran partikel (droplet), sedangkan

semakin lama pencampuran pada level tinggi suhu pencampuran akan

meningkatkan ukuran partikel (droplet) (gambar 9a). Semakin tinggi suhu yang

diberikan pada level rendah dan tinggi lama pencampuran maka akan

meningkatkan ukuran partikel (droplet) dari krim anti hair loss (gambar 9b). Jika

dilihat dari gambar 9a dan 9b dapat disimpulkan terjadi interaksi antara lama

pencampuran dan suhu pencampuran dalam menentukan respon ukuran partikel

(droplet), hal ini dapat dilihat dari tidak sejajarnya garis-garis yang terbentuk baik

antara lama pencampuran dan respon ukuran partikel (droplet) ataupun antara

suhu pencampuran dan respon ukuran partikel (droplet). Adanya interaksi harus

dibuktikan dengan perhitungan yate’s treatmen (tabel VIII).

50

60

70

80

90

100

4 9 14

ukuran

 partikel (drop

let) (µ

m)

lama pencampuran (menit)

level rendah suhu pencampuran

level tinggi suhu pencampuran

50

60

70

80

90

100

55 60 65 70 75 80 85

ukuran

 partikel (drop

let) (µ

m)

suhu pencampuran (0C)

level rendahlama pencampuran

level tinggi lama pencampuran

Page 68: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

48 

 

 

 

TableVIII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada respon ukuran partikel (droplet)

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of squares

Mean squares F

Replicates 5 781,25 156,25 Treatment 3 130,208 43,402

a 1 0 0 0 b 1 1666,666 1666,666 43,357

ab 1 1276,042 1276,042 33,365 Experimental

error 15 573,667 38,244

Total 23 Keterangan : a= lama pencampuran; b=suhu pencampuran; ab=interaksi

Hasil perhitungan yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95% untuk

respon ukuran partikel (droplet) disajikan pada tabel VIII. Hipotesis alternatif (H1)

menyatakan adanya hubungan antara faktor dengan respon, sedangkan Ho

merupakan negasi dari H1 yang menyatakan tidak adanya hubungan antara faktor

dengan respon. H1 diterima dan Ho ditolak bila harga F hitung lebih besar

daripada harga F tabel yang berarti bahwa faktor berpengaruh signifikan terhadap

respon. Perhitungan harga F hitung yang diperoleh dari yate’s treanment untuk

respon ukuran partikel (droplet) memperlihatkan bahwa suhu pencampuran dan

interaksi antara lama pencampuran dan suhu pencampuran memberikan pengaruh

yang bermakna secara statistik hal ini dapat ditunjukkan oleh harga F hitung yang

lebih besar daripada F(1,15) table yaitu 4,54. Sedangkan untuk faktor lama

pencampuran tidak memberikan pengaruh yang bermakna secara statistik, hal ini

dapat dilihat dari nilai F hitung yang lebih kecil dari pada F tabel. Dilihat dari

hasil perhitungan efek faktor (tabel IV) dan yate’s treanmen (tabel VIII) dapat

disimpulkan bahwa respon ukuran partikel (drolet) dominan ditentukan oleh

faktor suhu pencampuran, hal ini dapat dilihat dari nilai perhitungan efek faktor

Page 69: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

49 

 

 

 

(tabel IV) dan F hitung (tabel VIII) dari faktor suhu pencampuran yang lebih besar

dibandingkan lama pencampuran dan interaksi antara keduanya. Hasil perhitungan

yate’s treatmen menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara lama pencampuran

dan suhu pencampuran dalam menentukan respon ukuran partikel (droplet) karena

F hitung interaksi lebih besar dari F tabel, sehinga dapat disimpulkan bahwa

respon ukuran partikel (droplet) tidak hanya dipengaruhi oleh suhu pencampuran,

tapi juga dipengaruhi oleh lama pencampuran, karena pengaruh interaksi

merupakan kombinasi antara lama pencampuran dan suhu pencampuran.

Suhu pencampuran merupakan faktor yang paling dominan dalam

meningkatkan ukuran partikel (droplet), hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan

uji efek faktor suhu pencampuran (tabel IV) yang bernilai positif. Peningkatan

suhu pencampuran akan menurunkan viskositas medium dispersi dari emulsi,

sehingga akan meningkatkan mobilitas dari partikel (droplet). Peningkatan

mobilitas dari droplet dapat memudahkan terjadinya penggabungan droplet-

droplet kecil menjadi droplet yang lebih besar, sehingga akan terbentuk sediaan

krim (emulsi) dengan ukuran partikel (droplet) yang besar.

d. Pergeseran ukuran partikel (droplet)

Uji ini bertujuan untuk mengamati terjadi peristiwa koalesen yang

diindikasikan dengan adanya pergeseran distribusi ukuran partikel (droplet) ke

arah ukuran partikel yang lebih besar, hal ini disebabkan karena terjadi

penggabungan antara droplet-droplet yang berukuran kecil menjadi droplet yang

berukuran lebih besar. Perbandingan distribusi ukuran partikel ini dilakukan

Page 70: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

50 

 

 

 

antara distribusi ukuran partikel setelah pembuatan dan juga distribusi ukuran

partikel setelah penyimpanan selama 1 bulan.

Gambar 10. Kurva nilai tengah diameter partikel vs%frekuensi untuk formula I

Gambar 11.Kurva nilai tengah diameter partikel vs%frekuensi untuk formula a

0

5

10

15

20

25

30

6.25 18.8 31.3 43.8 56.3 68.8 81.3 93.8 106.3 118.8

%

frekuensi

Ukuran Pertikel (droplet)

formula 1 awal formula 1  (setelah 1 bulan)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

6.25 18.8 31.3 43.8 56.3 68.8 81.3 93.8 106.3 118.8

%

frekuensi

Ukuran Pertikel (droplet)

formula a awal formula a (setelah 1 bulan)

Page 71: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

51 

 

 

 

Gambar 12.Kurva nilai tengah diameter partikel vs%frekuensi untuk formula b

Gambar 13. Kurva nilai tengah diameter partikel vs % frekuensi untuk formula ab

Hasil pengamatan ukuran partikel dihitung untuk mendapatkan distribusi

ukuran partikel. Kemudian dari hasil perhitungan, diperoleh nilai tengah (modus)

partikel dan % frekuensi. Dua parameter ini kemudian diplotkan untuk diperoleh

0

5

10

15

20

25

6.25 18.8 31.3 43.8 56.3 68.8 81.3 93.8 106.3 118.8

formula b awal formulab (setelah 1 bulan)

0

5

10

15

20

25

6.25 18.8 31.3 43.8 56.3 68.8 81.3 93.8 106.3 118.8

%

frekuensi

Ukuran Pertikel (droplet)

formula ab awal formula ab (setelah 1 bulan)

Page 72: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

52 

 

 

 

grafik. Tujuan dari pembuatan grafik ini adalah untuk mengamati adanya

koalesen, dimana biasanya pada proses koalesen terjadi peningkatan ukuran

partikel (droplet). Dari grafik secara umum dapat dilihat adanya pergeseran

ukuran partikel dari pengukuran setelah pembuatan dengan ukuran partikel setelah

penyimpanan 1 bulan. Perubahan ukuran partikel terjadi pada formula a, b dan ab,

dimana dapat dilihat terjadi peningkatan ukuran partikel (droplet) dan juga terjadi

peningkatan frekuensi partikel (droplet) dengan ukuran besar. Dengan melihat

data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terjadi proses koalesen pada formula

a, b dan ab. Untuk formula 1 tidak terjadi perubahan ukuran partikel yang

signifikan, hal ini dapat dilihat dari distribusi ukuran partikel untuk formula

setelah pembuatan dan setelah penyimpanan selama 1 bulan tidak terjadi

perbedaan yang berarti.

D. Optimasi

Untuk mendapatkan suatu area kondisi optimum diperlukan sediaan

yang memiliki sifat fisis dan stabilitas yang optimum (sesuai dengan yang

diharapkan), sedangkan untuk mendapatkan sediaan yang optimum diperlukan

proses pencampuran dengan faktor-faktor yang optimum. Optimasi proses

pencampuran dimaksudkan untuk memperoleh proses pencampuran yang

optimum yang merupakan perpaduan antara lama pencampuran dan suhu

pencampuran yang sudah tertentu.

Suatu formula dikatakan optimum jika memiliki sifat fisis dan stabilitas

sesuai yang dipersyaratkan meliputi : daya sebar, viskositas dan pergeseran

viskositas. Daya sebar yang baik menjamin pemerataan krim saat diaplikasikan

Page 73: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

53 

 

 

 

pada kulit kepala. Viskositas yang baik menjamin kemudahan dalam

pengaplikasian maupun pengeluaran dari wadahnya. Pergeseran viskositas yang

diharapkan adalah sekecil mungkin sehingga sediaan krim akan dapat

mempertahankan viskositasnya selama penyimpanan sehingga zat aktifnya akan

tetap terdispersi didalamnya.

Masing-masing respon hasil pengukuran sifat fisis dan stabilitas dapat

dibuat countour plot berdasarkan pehitungan desain faktorial. Dari masing-masig

countour plot ditentukan area optimum untuk memperoleh respon sesuai yang

dikehendaki. Area dari masing-masing countour plot tersebut digabung menjadi

satu yaitu countour plot super imposed untuk memperoleh area kondisi optimum.

Dari hasil perhitungan desain faktorial diperoleh persamaan untuk daya

sebar adalah Y = 5,2750 + (0,6633333) X1 + (0,007777) X2 + (-0,009) X1X. Dari

persemaan tersebut diperoleh grafik :

Gambar 14. Countour plot daya sebar krim anti hair loss

Melalui countour plot daya sebar (gambar 14) dapat ditentukan area

proses pencapuran yang optimum untuk memperoleh respon daya sebar yang

dikehendaki terbatas pada level lama pencampuran dan suhu pencampuran yang

Page 74: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

54 

 

 

 

diteliti (level rendah dan tinggi). Respon yang dikehendaki untuk daya sebar

adalah 5-7 cm karena diharapkan pada kisaran daya sebar ini dapat menjamin

pemerataan ketika diaplikasikan pada kulit. Dari respon daya sebar yang

diperoleh dari tiap formula, diperoleh area yang memenuhi syarat daya sebar

optimum. Dengan demikian, area daya sebar yang diperoleh dalam penelitian

merupakan area daya sebar yang digunakan untuk memperoleh proses

pencampuran optimum.

Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas yang diperoleh

adalah Y = 65,835286+ (7,49973) X1 + (0,4166344) X2 + (-0,09444) X1X2.

Melalui persamaan tersebut dapat dibuat counter plot sebagai berikut :

Gambar 15. Countour plot viskositas krim anti hair loss

Dengan countour plot viskositas (gambar 15), dapat ditentukan area

kondisi optimum krim untuk memperoleh respon viskositas krim seperti yang

dikehendaki, terbatas pada lama pencampuran dan suhu pencampuran yang

diteliti. Besarnya viskositas yang diharapkan tidak terlalu besar (kental) karena

Page 75: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

55 

 

 

 

jika terlalu kental akan sulit dikeluatkan dari pengemasnya, ataupun tidak terlalu

kecil (encer) karena saat diaplikasikan di kulit akan mempersulit penggunaanya.

Respon yang dipilih adalah 90-110 d.Pa.s. kisaran ukuran viskositas ini

didasarkan pada pengukuran terhadap viskositas dari salah satu produk krim yang

juga diaplikasikan pada kulit kepala yaitu “Clear By brisk. Hair styling cream.

Anti dandruff.” dimana viskositas yang terukur adalah 100 d.Pa.s. sehingga

penulis memilih area viskositas optimum yang mendekati viskositas dari produk

yang telah luas beredar di masyarakat tersebut. Digunakan produk yang telah

beredar di masyarakat sebagai acuan, karena dianggap bahwa suatu produk jika

telah beredar di masyarakat maka produk tersebut pasti telah melalui serangkaian

uji, dimana salah satunya adalah uji viskositas yang telah memenuhi syarat

aceptabilitas dari sediaan.

Persamaan desain faktorial untuk respon persen pergeseran viskositas

yang diperoleh adalah : Y = 17,24+ (-1,707) X1 + (-0,161) X2 + (0,028) X1X2.

Dari persamaan ini diperoleh grafik countour plot :

Gambar 16. Countour plot % pergeseran viskositas krim anti hair loss

Page 76: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

56 

 

 

 

Dengan countour plot pergeseran viskositas krim (gambar 16), dapat

ditentukan area kondisi optimum krim untuk memperoleh respon pergeseran

viskositas seperti yang dikehendaki, terbatas pada lama dan suhu pencampuran

yang diteliti. Setelah penyimpana 1 bulan diharapkan tidak terjadi pegeseran

viskositas, seandainya terjadipun diharapkan pergeseran yang terjadi seminimal

mungkin. Dengan terjadinya pergeseran viskositas setelah 1 bulan penyimpanan

memperlihatkan adanya ketidakstabilan sediaan selama penyimpanan. Pada

counter plot persen pergeseran viskositas krim tersebut dipilih respon ≤10 %,

karena diharapkan krim masih mampu dalam menjaga fase dispers untuk tetap

terdispersi pada mediumnya.

Area kondisi optimum dapat diperoleh dengan menggabungkan seluruh

grafik pada area kondisi optimum dari masing-masing uji yaitu uji sifat fisik dan

uji stabilitas yang telah dipilih dalam satu grafik countour plot super imposed

sebagai berikut :

Gambar 17. Countour plot superimposed krim anti hair los

Page 77: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

57 

 

 

 

Melalui countour plot superimposed dapat diprediksikan area proses

pencampuran yang optimum (diberi warna merah), yang dapat menghasilkan

sediaan (formula) yang memiliki sifat fisis dan stabilitas yang memenuhi

persyaratan tetapi terbatas pada level lama pencampuran dan suhu pencampuran

yang diteliti (level tinggi dan level rendah).

Dari data dapat dilihat bahwa faktor lama pencampuran dan suhu

pencampuran merupakan faktor yang sangat mempengaruhi sifat fisis dan

stabilitas krim, oleh karena itu kedua faktor tersebut harus diperhatikan dan

dikendalikan dalam proses pembuatan krim. Untuk memperoleh sediaan krim

yang memiliki sifat fisis dan stabilitas yang optimum maka diperlukan juga proses

pencampuran dengan faktor-faktor yang optimum.

Page 78: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

58 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Faktor suhu pencampuran merupakan faktor yang dominan dalam

menentukan respon daya sebar dan ukuran partikel (droplet). Faktor lama

pencampuran dominan dalam menentukan viskositas.

2. Diperoleh area optimum dalam proses pencampuran krim ekstrak Saw

Palmetto dengan perbandingan lama pencampuran dan suhu pencampuran.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan:

1. Perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas formula yang dihasilkan.

Page 79: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

 

 

59 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik, 71-73, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Anonim, 1983, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 241-242, American Pharmaceutical Association, Washington D.C.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 6, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Ansel, H., 1990, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, 11, Lea & Febiger, Philadelphia

Aulton, M. E., 2002, Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, 2nd Ed., 342, 344, 353-358, ELBS with Churchill Livingstone, New York

Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd Ed., 84-85, 308-337, 533-545, Marcel Dekker Inc., New York

Brian, S., 2000, Androgenetic Alopecia dan Anti Androgen, www.immortalhair.com, diakses tanggal 21 Juli 2008, 15.32

Embling. T J G, 1972, Text Book of Dermatology, second Ed, vol 2, 16-19, Black well scientific Publication, London.

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid Formulation : An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-102, www.pharmtech.com, diakses tanggal 21 Juli 2008

Graham, R., 2002, Dermatologi ed VIII, 1-9, penerbit Erlangga, Jakarta

Hellemont, J., 1986, Coppendium de Phytotherapiego, 356, Association Pharmaceutique Belge, Bruxelles

Kusumastuti, D.R., 2007, Optimasi Formula Krim Anti Hair Loss Ekstrak Saw Palmetto (Serenoa repens) dengan Propilen Glikol dan Gliserol sebagai Humectant : Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri 2, Edisi ketiga, 1091-1129, Universitas Indonesia Press, Jakarta

Lantz, R.J.Jr., dan Schwartz, J.B., 1990, Mixing, in Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schwartz, J.B., Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets, Vol.2, 2nd Ed., 1-70, Marcel Dekker Inc., New York

Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, 2nd Ed., 76-80, 206, Marcel Dekker Inc., New York

Page 80: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

60 

 

 

 

Martin A., Swarbick, J., Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, 3rd Ed., 522-537, 1077-1119, Lea & Febiger, Philadelphia

Nielloud, F., dan Mestres, G.M., 2000, Pharmaceutical Emulsions and Suspensions, 2, 8, 11, 561, 590, Marcel Dekker Inc., New York

Peris, JB., Stübing, G., Vanaclocha, B., saw palmetto, www.hipernatural.com, diakses tanggal 4 maret 2008,16.30

Prager, N., et al., 2002, A Randomized, Double Blind, Placebo-Controlled Trial to Determine the Effectiveness of Botanically Derived Inhibitors of 5AR in Treatment of Androgenetic Alopecia, 2, Clinical Research and Development Network, Aurora CO., Atlanta

Voigt, Rudolf, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, --, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta

Young, Anne, 1972, Practical Cosmetic Science, 39-40, Mills & Boon Limited, London

Page 81: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

61 

 

 

 

Lampiran 1. Certificate of Analysis

Page 82: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

62 

 

 

 

Lampiran 2. Perhitungan konsentrasi ektrak saw palmetto

Ekstrak Saw Palmetto dalam sediaan topikal umumnya berada pada

konsentrasi fitosterol dalam total sediaan antara 0,01% – 0,5% (Goodman, 2002).

Kandungan fitosterol dalam ekstrak kering Saw Palmetto yang digunakan dalam

penelitian ini menurut COA (Certificate of Analysis) adalah 0.059%. Sehingga

untuk membuat sediaan krim anti hair loss ekstrak Saw Palmetto kandungan

fitosterol 0,01% sebanyak 200 g, dibutuhkan serbuk ekstrak sebanyak :

200g X % 0,059

% 0,01 = 33,4 g

Page 83: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

63 

 

 

 

Lampiran 3. Data Penimbangan

1. Formula yang digunakan merupakan modifikasi dari formula Vanishing

creams dalam Practical Cosmetic Science Cream Preparation (Young, 1972)

yang sudah optimal untuk 200 ml:

b. Stearic acid 18,0

Cetyl alcohol 0,846

Triethanolamin 1,8

Propilenglikol 25,0

c. Sodium hydroxide 0,4

Glycerine 13,0

Aquadest 120,0

Nipagin 0,3

d. Saw Palmetto 33,4

e. Perfume 0,36 (40 tetes)

2. Formula optimum krim untuk formula 1, a, b, ab Formula 1 a b ab

Stearic acid 18,0 18,0 18,0 18,0 Cetyl alcohol 0,846 0,846 0,846 0,846

Triethanolamin 1,8 1,8 1,8 1,8 Propilenglikol 25,0 25,0 25,0 25,0

Sodium hydroxide 0,4 0,4 0,4 0,4 Glycerine 13,0 13,0 13,0 13,0 Aquadest 120,0 120,0 120,0 120,0 Nipagin 0,3 0,3 0,3 0,3

Saw Palmetto 33,4 33,4 33,4 33,4 Perfume 0,36

(40 tetes) 0,36

(40 tetes) 0,36

(40 tetes) 0,36

(40 tetes)

Page 84: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

64 

 

 

 

Notasi

Level tinggi : +

Level rendah : -

Factor A :

Percobaan Lama pencampuran

Suhu pencampuran

Interaksi

1 - - + a + - - b - + - ab + + +

Percobaan desain factorial

Percobaan Lama pencampuran (menit)

Suhu pencampuran (oC)

1 5 60 a 15 60 b 5 75 ab 15 75

Page 85: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

65 

 

 

 

Lampiran 4. Data sifat fisis dan stabilitas

1. Data daya sebar

Satuan : cm

Rep 1 Rep 2 Rep 3 Rep 4 Rep 5 Rep 6 X SD (1) 6,45 6,6 5,7 6,5 6,65 6,25 6,358 0,351 a 8,05 7,9 7,55 7,15 7,4 7,5 7,591 0,330 b 5,3 5,35 6,0 5,9 6,25 6,0 5,8 0,386 ab 5,15 5,35 5,55 5,65 6,15 5,95 5,633 0,371

2. Data viskositas dan % pergeseran viskositas

Satuan : d.pa.s

Formula 1

rep Viskositas setelah dibuat (dPas)

Viskositas setelah 1 bulan penyimpanan (dPas)

Pergeseran viskositas (%)

1 125 115 8 2 95 90 5,263 3 100 90 10 4 85 80 5,882 5 95 85 10,526 6 100 95 5 X 100 92.5 7,445 SD 13,416 12,144 2,429

Page 86: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

66 

 

 

 

Formula : a

rep Viskositas setelah dibuat (dPas)

Viskositas setelah 1 bulan penyimpanan (dPas)

Pergeseran viskositas (%)

1 125 115 8 2 110 110 0 3 105 100 4,761 4 120 115 4,166 5 130 125 3,8466 120 115 4,166 X 118,333 110 7,168 SD 9,309 11,832 2,549

Formula :b

rep Viskositas setelah dibuat (dPas)

Viskositas setelah 1 bulan penyimpanan (dPas)

Pergeseran viskositas (%)

1 115 95 17,391 2 100 90 10 3 85 80 5,882 4 95 95 0 5 105 95 9,523 6 95 95 0 X 99,166 91,666 7,132 SD 10,206207 6,055 6,671

Formula : ab

rep Viskositas setelah dibuat (dPas)

Viskositas setelah 1 bulan penyimpanan (dPas)

Pergeseran viskositas (%)

1 115 115 0 2 90 80 11,111 3 115 85 26,086 4 105 95 9,523 5 90 85 5,555 6 105 90 14,285 X 103,333 91,666 11,093 SD 11,254 12,516 8,844

Page 87: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

67 

 

 

 

3. Persen pemisahan emulsi formula rep 1 a b ab 1 0% 0% 0% 0% 2 0% 0% 0% 0% 3 0% 0% 0% 0% 4 0% 0% 0% 0% 5 0% 0% 0% 0% 6 0% 0% 0% 0%

Page 88: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

68 

 

 

 

Lampiran 5. Data mikromeritik

Satuan : mikro meter (µm)

Data Mikromeritik

Formula (1)

Interval Nilai Tengah

Frekuensi (setelah

pembuata)

% Frekuensi (setelah

pembuatan)

Frekuensi (setelah satu

bulan)

% Frekuensi (setelah

satu bulan)

0-12,5 6,25 0 0 7 1,4 12,6-25 18,8 58 11,6 28 5,6

25,1-37,5 31,3 38 7,6 59 11,8 37,6-50 43,8 75 15 118 23,6

50,1-62,5 56,3 72 14,4 59 11,8 62,6-75 68,8 83 16,6 76 15,2

75,1-87,5 81,3 52 10,4 33 6,6 87,6-100 93,8 75 15 54 10,8

100,1-112,5 106,3 32 6,4 26 5,2 112,6-125 118,8 15 3 40 8

Formula a

Interval Nilai Tengah

Frekuensi (setelah

pembuata)

% Frekuensi (setelah

pembuatan)

Frekuensi (setelah

satu bulan)

% Frekuensi (setelah

satu bulan)

0-12,5 6,25 3 0,6 3 0.6 12,6-25 18,8 52 10,4 13 2,6

25,1-37,5 31,3 50 10 42 8,4 37,6-50 43,8 98 19,6 37 7,4

50,1-62,5 56,3 77 15,4 67 13,4 62,6-75 68,8 55 11 78 15,6

75,1-87,5 81,3 60 12 40 8 87,6-100 93,8 50 10 65 13

100,1-112,5 106,3 25 5 40 8 112,6-125 118,8 30 6 115 23

Page 89: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

69 

 

 

 

Formula b

Interval Nilai Tengah

Frekuensi (setelah

pembuata)

% Frekuensi (setelah

pembuatan)

Frekuensi (setelah

satu bulan)

% Frekuensi (setelah

satu bulan) 0-12,5 6,25 0 0 0  0 

12,6-25 18,8 32 6.4 8  1,6 

25,1-37,5 31,3 42 8.4 37  7,4 

37,6-50 43,8 95 19 57  11,4 

50,1-62,5 56,3 94 18.8 67  13,4 

62,6-75 68,8 115 23 55  11 

75,1-87,5 81,3 40 8 45  9 

87,6-100 93,8 32 6.4 57  11,4 

100,1-112,5 106,3 27 5.4 72  14,4 

112,6-125 118,8 18 4.6 102  20,4 

Formula ab

Interval Nilai Tengah

Frekuensi (setelah

pembuata)

% Frekuensi (setelah

pembuatan)

Frekuensi (setelah

satu bulan)

% Frekuensi (setelah

satu bulan) 0-12,5 6,25 0 0 0  0 

12,6-25 18,8 4 0,8 8  1,6 

25,1-37,5 31,3 38 7,6 37  7,4 

37,6-50 43,8 40 8 57  11,4 

50,1-62,5 56,3 59 11,8 67  13,4 

62,6-75 68,8 80 16 55  11 

75,1-87,5 81,3 95 19 45  9 

87,6-100 93,8 76 15,2 57  11,4 

100,1-112,5 106,3 80 16 72  14,4 

112,6-125 118,8 28 5,6 102  20,4 

Page 90: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

70 

 

 

 

Lampiran 6 : perhitungan efek sifat fisis dan stabilitas

1. Perhitungan Daya Sebar

Formula Factor A (Lama

pencampuran)

Factor B (Suhu

pencampuran)Interaksi Respon (cm)

(1) - - + 6,358 a + - - 7,591 b - + - 5,8 ab + + + 5,633

Efek faktor A = [(5,633+7,591)-( 5,8+6,358)]/2

= [13,224-12,158]/2

= 0,533

Efek faktor B = [(5,633+5,8)-( 7,591+6,358)]/2

= [11,433-13,949]/2

= -1,258

Efek Interaksi = [(6,358+5,633)-(7,591+5,8)]/2

= [11,991-13,391)]/2

= -0,704

2. Perhitungan uji viskositas

Formula Factor A (Lama

pencampuran)

Factor B (Suhu

pencampuran)Interaksi Respon

(d.Pa.s)

(1) - - + 100 a + - - 118,333 b - + - 99,166 ab + + + 103,333

Efek faktor A = [(118,333+103,333)-( 100+99,1666)]/2

= [221,666-199,1666]/2

= 11,249

Page 91: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

71 

 

 

 

Efek faktor B = [(99,166+103,333)-( 118,333+100)]/2

= [202,499-218,333]/2

= -7,916

Efek Interaksi = [(103,333+100)-( 118,333+99,166)]/2

= [203,333-217,499)]/2

= -7,083

3. Pergeseran viskositas

Formula Factor A (Lama

pencampuran)

Factor B (Suhu

pencampuran)Interaksi Respon (%)

(1) - - + 7,445 a + - - 7,168 b - + - 7,132 ab + + + 11,093

Efek faktor A = [(7,168+11,093 )-( 7,445+7,132)]/2

= [18,261- 14,577]/2

= 1,842

Efek faktor B = [(7,132+11,093)-( 7,445+7,168)]/2

= [18,225-14,613]/2

= 1.806

Efek Interaksi = [(11,093+7,445)-( 7,168+7,132)]/2

= [18,538-14,3)]/2

= 2,119

Page 92: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

72 

 

 

 

4. mikromeritik

Formula Factor A (Lama

pencampuran)

Factor B (Suhu

pencampuran)Interaksi Respon (cm)

(1) - - + 66.716 a + - - 52.333 b - + - 68.8 ab + + + 83.383

Efek faktor A = [(52,333+83,383)-( 66,716+68,8)]/2

= [135,716-135,516]/2

= 0,1

Efek faktor B = [(68,8+83,383)-( 52,333+66,716)]/2

= [152,183-119,049]/2

= 16,566

Efek Interaksi = [(83,383+66,716)-( 52,333+68,8)]/2

= [150,099-121,133)]/2

= 14,483

Page 93: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

73 

 

 

 

Lampiran 7. Persamaan regresi

Persamaan umum :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12X1X2

Keterangan

Y = Respon hasil atau sifat yang diamatai

X1, X2 = level bagian X1 (lama pencampuran)

Level bagian X2 (suhu pencampuran )

b0,b1,b2,b12= Koefisien, dihitung dari hasil percobaan

b0 = Rata-rata hasil semua percobaan

1. Daya sebar

Formula (1)

6,358 = b0 + 5b1 + 60b2 + 300b12…..(I)

Formula a

7,591 = b0 + 15b1 + 60b2 + 900b12…..(II)

Formula b

5,8 = b0 + 5b1 + 75b2 + 375b12…..(III)

Formula ab

5,633 = b0 + 15b1 + 75b2 + 1125b12…..(IV)

Eliminasi persamaan (I) dan (II)

(I) 6,358 = b0 + 5b1 + 60b2 + 300b12

(II) 7,591 = b0 + 15b1 + 60b2 + 900b12 –

-1,233 = -10b1 – 600b12

Page 94: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

74 

 

 

 

1,233 = 10b1 + 600b12…..(V)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(III) 5,8 = b0 + 5b1 + 75b2 + 375b12

(IV) 5,633 = b0 + 15b1 + 75b2 + 1125b12 –

0,1666 = -10b1 – 750b12

-0,166 = 10b1+ 750b12…..(VI)

Eliminasi Persamaan (V) dan (VI)

(V) 1,233 = 10b1 + 600b12

(VI) -0,166 = 10b1+ 750b12 –

1,4 = -150b12

b12 = -0,009

Subsitusi nilai b12 ke persamaan (V)

1.233 = 10b1 + 600b12

1.233 = 10b1 + 600 (-0.009)

1.233 = 10b1 – 5,4

10b1 = 6,633

b1 = 0,6633333

Substitusi nilai b1 dan b12 ke persamaan (I) dan (III)

(I) 6,358 = b0 + 5(0,6633333) + 60 b2 + 300 (-0,009)

6,358 = b0 + 3,316 + 60 b2 – 2.7

Page 95: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

75 

 

 

 

5,741 = b0 + 60b2…..(VII)

(III) 5,8 = b0 + 5 (0,6633333) + 75 b2+ 375(-0.009)

5,8 = b0 + 3,316 + 75 b2– 3,375

5,858 = b0 + 75b2…..(VIII)

Eliminasi persamaan (VII) dan (VIII)

(VII) 5,741 = b0 + 60b2

(VIII) 5,858 = b0 + 75b2 –

-0,116 = -15b2

b2 = 0,007777

Substitusi b2 ke persamaan (VII)

5,741 = b0 + 60 (0,007777)

5,741 = b0 + 0,466

b0 = 5,2750

Jadi persamaan desain faktorial untuk daya sebar adalah :

Y = 5,2750+ (0,6633333) X1 + (0,007777) X2 + (-0,009) X1X2

2. Viskositas

Formula (1)

100= b0 + 5b1 + 60b2 + 300b12…..(I)

Formula a

118,333= b0 + 15b1 + 60b2 + 900b12…..(II)

Formula b

99,166= b0 + 5b1 + 75b2 + 375b12…..(III)

Page 96: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

76 

 

 

 

Formula ab

103,333= b0 + 15b1 + 75b2 + 1125b12…..(IV)

Eliminasi persamaan (I) dan (II)

(I) 100= b0 + 5b1 + 60b2 + 300b12

(II) 118,333= b0 + 15b1 + 60b2 + 900b12 –

-18,333 = -10b1 – 600b12

18,333 = 10b1 + 600b12…..(V)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(III) 99,166 = b0 + 5b1 + 75b2 + 375b12

(IV) 103,333 = b0 + 15b1 + 75b2 + 1125b12 –

-4,166 = -10b1 – 750b12

4,166 = 10b1+ 750b12…..(VI)

Eliminasi Persamaan (V) dan (VI)

(V) 18,33 = 10b1 + 600b12

(VI) 4,166 = 10b1+ 750b12 –

14,166 = -150b12

b12 = -0,09444

Subsitusi nilai b12 ke persamaan (V)

18,333 = 10b1 + 600b12

18,333 = 10b1 + 600 (-0,09444)

Page 97: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

77 

 

 

 

18,333 = 10b1 – 56,666

10b1 = 74,9973

b1 = 7,49973

Substitusi nilai b1 dan b12 ke persamaan (I) dan (III)

(I) 100 = b0 + 5(7,49973) + 60 b2 + 300 (-0,09444)

100 = b0 + 37,49865 + 60 b2 – 28,332

90,833 = b0 + 60b2…..(VII)

(III) 99,166 = b0 + 5(7,49973) + 75 b2+ 375(-0,09444)

99,166 = b0 + 37,49865 + 75 b2– 35,415

97,083 = b0 + 75b2…..(VIII)

Eliminasi persamaan (VII) dan (VIII)

(VII) 90,833 = b0 + 60b2

(VIII) 97,083 = b0 + 75b2 –

-6,249 = -15b2

b2 = 0,4166344

Substitusi b2 ke persamaan (VII)

90,833 = b0 + 60 (0,4166344)

90,833 = b0 + 24,998064

b0 = 65,835286

Jadi persamaan desain faktorial untuk viskositas adalah :

Y = 65,835286+ (7,49973) X1 + (0,4166344) X2 + (-0,09444) X1X2

Page 98: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

78 

 

 

 

3. Pergeseran viskositas

Formula (1)

7,445= b0 + 5b1 + 60b2 + 300b12…..(I)

Formula a

7,168= b0 + 15b1 + 60b2 + 900b12…..(II)

Formula b

7,132= b0 + 5b1 + 75b2 + 375b12…..(III)

Formula ab

11,093= b0 + 15b1 + 75b2 + 1125b12…..(IV)

Eliminasi persamaan (I) dan (II)

(I) 7,445= b0 + 5b1 + 60b2 + 300b12

(II) 7,168= b0 + 15b1 + 60b2 + 900b12 –

0.277 = -10b1 – 600b12

-0,277 = 10b1 + 600b12…..(V)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(III) 7,132 = b0 + 5b1 + 75b2 + 375b12

(IV) 11,093 = b0 + 15b1 + 75b2 + 1125b12 –

-3,961 = -10b1 – 750b12

3,961 = 10b1+ 750b12…..(VI)

Eliminasi Persamaan (V) dan (VI)

(V) -0,277 = 10b1 + 600b12

Page 99: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

79 

 

 

 

(VI) 3,961 = 10b1+ 750b12 –

-4,238 = -150b12

b12 = 0,028

Subsitusi nilai b12 ke persamaan (V)

-0,277 = 10b1 + 600b12

-0,277 = 10b1 + 600 (0,028)

-0,277 = 10b1 +16,8

10b1 = -17,077

b1 = -1,707

Substitusi nilai b1 dan b12 ke persamaan (I) dan (III)

(I) 7,445 = b0 + 5(-1,707) + 60 b2 + 300 (0,028)

7,445 = b0 -8.535 + 60 b2 + 8.4

7,58 = b0 + 60b2…..(VII)

(III) 7,132 = b0 + 5(-1,707) + 75 b2+ 375(0,028)

7,132 = b0 -8,535 + 75 b2+ 10,5

5,167 = b0 + 75b2…..(VIII)

Eliminasi persamaan (VII) dan (VIII)

(VII) 7,58 = b0 + 60b2

(VIII) 5,167 = b0 + 75b2 –

Page 100: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

80 

 

 

 

2,413 = -15b2

b2 = -0,161

Substitusi b2 ke persamaan (VII)

7.58 = b0 + 60 (-0,161)

7.58 = b0 – 9,66

b0 = 17,24

Jadi persamaan desain faktorial untuk pergeseran viskositas adalah :

Y = 17,24+ (-1,707) X1 + (-0,161) X2 + (0,028) X1X2

Page 101: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

81 

 

 

 

Lampiran 8. Yate’s Treatment Daya Sebar

Replikasi (1) b a ab

A - A + B - B + B - B +

1 6,45 5,3 8,05 5,15 2 6,6 5,35 7,9 5,35 3 5,7 6,0 7,55 5,55 4 6,5 5,9 7.15 5,65 5 6,65 6,25 7,4 6,15 6 6,25 6,0 7,5 5,95

Σy2 = total sum of squares

Σy2 = (6,45)2 + (6,6)2 + (5,7)2 + (6,5)2 + (6,65)2+ (6,25)2 + (5,3)2 + (5,35)2 +

(6,0)2 + (5,9)2 + (6,25)2 + (6,0)2 + (8,05)2 + (7,9)2 + (7,55)2 + (7,15)2 +

(7,4)2 + (7,5)2 + (5,15)2 + (5,35)2 + (5,55)2 + (5,65)2 + (6,15)2 + (5,95)2–

24(152.3)2

= 16,744

Ryy = replicate sum of square

Ryy = 4

(25,7) (26,85) (25,2) (24,8) (25,2) (24,95) 222222 +++++ – 24

(152,3)2

= 5,788

Tyy = treatment sum of squares

Tyy = 6

(33,8) (45,55) (34,8) (38,15) 2222 +++ – 24

(152,3)2

= 14,147

Eyy = experimental error sum of squares

Eyy = 16,744– 5,788– 14,147

Page 102: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

82 

 

 

 

= - 3,191

Ayy = sum of squares associated with the different levels of A

Ayy = 12

33,8) (45,55 34,8) (38,15 22 +++ – 24

(152,3)2

= 1,706

Byy = sum of squares associated with the different levels of B

Byy = 12

33,8) (34,8 45,55)(38,15 22 +++ – 24

(152,3)2

= 9,500

Abyy = sum of squares associated with the interaction of the two factor A & B

Abyy = 14,147– 1,706– 9,500

= 2,941

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of squares

Mean squares F

Replicates 5 5,788 1,1576 Treatment 3 14,147 4,715

a 1 1,706 1,706 -8,047 b 1 9,500 9,500 -44,811

ab 1 2,941 2,941 -13,872 Experimental

error 15 - 3,191 -0,212

Total 23 Nilai F(1,15) pada tabel dengan taraf kepercayaan 95% adalah 4,54

Page 103: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

83 

 

 

 

Viskositas

Replikasi (1) b a ab

A - A + B - B + B - B +

1 125 115 125 115 2 95 100 110 90 3 100 85 105 115 4 85 95 120 105 5 95 105 130 90 6 100 95 120 105

Σy2 = total sum of squares

Σy2 = (125)2 + (95)2 + (100)2 + (85)2 + (95)2 + (100)2 + (115)2 + (100)2 + (85)2

+ (95)2 + (105)2 + (95)2 + (125)2 + (110)2 + (105)2 + (120)2 + (130)2 + (120)2 +

(115)2 + (90)2 + (115)2 + (105)2 + (90)2 + (105)2 – 24

(2525)2

= 3923.958

Ryy = replicate sum of square

Ryy = 4

(420) (420) (405) (405) (395) (480) 222222 +++++ – 24

(2525)2

= 1167,708

Tyy = treatment sum of squares

Tyy = 6

(620) (710) (595) (600) 2222 +++ – 24

(2525)2

= 1436,458

Eyy = experimental error sum of squares

Eyy = 3923.958 – 1167.708 – 1436.458

= 1322.792

Ayy = sum of squares associated with the different levels of A

Page 104: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

84 

 

 

 

Ayy = 12

620)(710 595)(600 22 +++ – 24

(2525)2

= 759.375

Byy = sum of squares associated with the different levels of B

Byy = 12

620)(595 710)(600 22 +++ – 24

(2525)2

= 376,041

Abyy = sum of squares associated with the interaction of the two factor A & B

Abyy = 1436,458 – 759,375 – 376,041

= 301,042

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of squares

Mean squares F

Replicates 5 1167,708 233,541 Treatment 3 1436,458 478,819

A 1 759,375 759,375 8,611 B 1 376,041 376,041 4,264

Ab 1 301,042 301,042 3,413 Experimental

error 15 1322,792 88,186

Total 23 Nilai F(1,15) pada tabel dengan taraf kepercayaan 95% adalah 4,54 Pergeseran Viskositas

Replikasi (1) b a ab

A - A + B - B + B - B +

1 8 17,391 12 0 2 5,263 10 4,545 11,111 3 10 5,882 14,285 26,086 4 5,882 0 4,166 9,523 5 10,526 9,523 3,846 5,555 6 5 0 4,166 14,285

Page 105: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

85 

 

 

 

Σy2 = total sum of squares

Σy2 = (8)2 + (5.263)2 + (10)2 + (5,882)2 + (10,526)2 + (5)2 + (17,391)2 + (10)2 +

(5,882)2 + (0)2 + (9,523)2 + (0)2 + (12)2 + (4,545)2 + (14,285)2 + (4,166)2 +

(3,846)2 + (4,166)2 + (0)2 + (11,111)2 + (26,086)2 + (9,523)2 + (5,555)2 +

(14,285)2 – 24

(197,035)2

= 819,915

Ryy = replicate sum of square

Ryy = 4

(23,451) (29,450) (19,571) (56,253) (30,919) (37,391) 222222 +++++ –

24(197,035)2

= 212,070

Tyy = treatment sum of squares

Tyy = 6

(66,56) (43,008) (42,796) (44,671) 2222 +++ – 24

(197,035)2

= 66,869

Eyy = experimental error sum of squares

Eyy = 819,915 – 212,070– 66,869

= 540,976

Ayy = sum of squares associated with the different levels of A

Ayy = 12

66,56) (43,008 42,796) (44,671 22 +++ – 24

(197,035)2

= 20,352

Page 106: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

86 

 

 

 

Byy = sum of squares associated with the different levels of B

Byy = 12

66,56) (42,796 43,008) (44,671 22 +++ – 24

(197,035)2

= 19,578

Abyy = sum of squares associated with the interaction of the two factor A & B

Abyy = 66,869– 20,352 – 19,578

= 26,939

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of squares

Mean squares F

Replicates 5 212,070 42,414 Treatment 3 66,869 22,289

A 1 20,352 20,352 0,564 B 1 19,578 19,578 0,542

Ab 1 26,939 26,939 0,746 Experimental

error 15 540,976 36,065

Total 23 Nilai F(1,15) pada tabel dengan taraf kepercayaan 95% adalah 4.54 Modus Ukuran Droplet

Replikasi (1) b a ab

A - A + B - B + B - B +

1 68,8 68,8 43,8 81,3 2 43,8 68,8 43,8 81,3 3 68,8 68,8 56,3 81,3 4 81,3 68,8 56,3 93,8 5 68,8 68,8 56,3 81,3 6 68,8 68,8 56,3 81,3

Σy2 = total sum of squares

Σy2 = (68,8)2 + (43,8)2 + (68.8)2 + (81.3)2 + (68,8)2 + (68.8)2 + (68,8)2 + (68,8)2 +

(68,8)2 + (68,8)2 + (68,8)2 + (68,8)2 + (43,8)2 + (43,8)2 + (56,3)2 + (56,3)2 +

Page 107: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

87 

 

 

 

(56.3)2 + (56,3)2 + (81.3)2 + (81,3)2 + (81,3)2 + (93,8)2 + (81,3)2 + (81,3)2 –

24(1626,2)2

= 4036,458

Ryy = replicate sum of square

Ryy =4

(275,2) (275,2) (300,2) (275,2) (237,7) (262,7) 222222 +++++ –

24(1626.2)2

= 520,083

Tyy = treatment sum of squares

Tyy = 6

(500.3) (312,8) (412,8) (400,3) 2222 +++ – 24

(1626,2)2

= 2942,708

Eyy = experimental error sum of squares

Eyy = 4036,458– 520,083– 2942,708

= 573,667

Ayy = sum of squares associated with the different levels of A

Ayy = 12

500,3)(312,8 412,8)(400,3 22 +++ – 24

(1626,2)2

= 0

Byy = sum of squares associated with the different levels of B

Byy = 12

500,3)(412.8 312,8)(400,3 22 +++ – 24

(1626,2)2

Page 108: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

88 

 

 

 

= 1666,666

Abyy = sum of squares associated with the interaction of the two factor A & B

Abyy = 2942,708– 0 – 1666,666

= 1276,042

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of squares

Mean squares F

Replicates 5 781,25 156,25 Treatment 3 130,208 43,402

A 1 0 0 0 B 1 1666,666 1666,666 43,357

Ab 1 1276,042 1276,042 33,365 Experimental

error 15 573,667 38,244

Total 23 Nilai F(1,15) pada tabel dengan taraf kepercayaan 95% adalah 4.54

Page 109: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

89 

 

 

 

Lampiran 9. Dokumentasi

Tanaman Saw Palmetto Ekstrak Saw Palmetto

Alat Mixer dan Waterbath Wadah Mixing

Formula krim

Page 110: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI HAIR L OSS - … · Uji tipe emulsi ... Proses pencampuran secara manual ini dilakukan dengan menggunakan mortir ... pembuatan sediaan obat dengan

90 

 

 

 

BIOGRAFI PENULIS

Penulis lahir pada tanggal 7 pebruari 1987 di Yeh Embang,

Jembrana, Bali. Lahir dari Ayah bernama I Kt Darmawan

dan Ibu bernama A.A.A Kd Widari, memiliki dua saudara

laki-laki dan satu saudara perempuan. Penulis telah

menyelesaikan masa studinya di TK Werdi Sentana pada

tahun pada tahun 1991 sampai tahun 1993, SDN 1 Yeh

Embang pada tahun 1993 sampai pada tahun 1999, SLTPN 3 Mendoyo pada

tahun 1999 sampai dengan tahun 2002, kemudian penulis melanjutkan sekolah di

SMUN 1 Mendoyo pada tahun 2002 sampai pada tahun 2005 dan kuliah di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mulai tahun 2005

sampai tahun 2008. Mempunyai pengalaman sebagai asisten praktikum Formulasi

Teknologi Sediaan Solid (2007) dan Formulasi Teknologi Sediaan Semisolid-

liquid (2008). Selain itu penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di

Universitas Sanata Dharma antara lain sebagai panitia dalam pharmacy event cup,

pelepasan wisudawan/wati Fakultas Farmasi USD angkatan XVIII, Titrasi (2006

dan 2007) anggota dalam organisasi kerohanian KMHD selain itu penulis juga

pernah menjabat sebagai anggota Divisi litbang Badan Eksekutif Mahasiswa

Farmasi(BPMF) pada periode 2006.


Recommended