Download ppt - Pemberian Obat New

Transcript
Page 1: Pemberian Obat New

PEMBERIAN PEMBERIAN OBATOBAT

By:By:

LISTYANA NR, S. Kep, Ns, LISTYANA NR, S. Kep, Ns, MSNMSN

Page 2: Pemberian Obat New

DEFINISI DEFINISI

Obat :- Substansi / bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan atau mencegah penyakit.Obat jadi: - Obat murni / campuran dalam bentuk serbuk,

cairan,salep,tablet, pil,supositoria atau bentuk lain yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia

Obat Paten: - Obat dengan nama dagang terdaftar nama pembuat

& dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya

Page 3: Pemberian Obat New

NAMA OBATNAMA OBATa. Nama kimia - Memberikan gambaran pasti komposisi obat ex : asam asetil salisilat (aspirin)b. Nama generik - Nama yang diberikan oleh pabrik yang pertama kali

memproduksi obat sebelum mandapat ijin/memiliki nama resmi.

c. Nama resmi - Nama yang dipublikasikan secara resmi, seperti

dibuku farmakod. Nama merk dagang - Dibuat oleh pabrik pembuat obat (tanda R di atas

kanan obat)

Page 4: Pemberian Obat New

BAHAN PEMBUAT BAHAN PEMBUAT OBATOBATa. Obat diperoleh dari binatang - Obat dari kerang, tulang, bisa ular.b. Obat dari bahan tumbuhan. - Akar : digitalis. - Daun : peppermintc. Obat berasal dari mineral. - Magnesium sulfat dan aluminium.d. Obat sintetis. - Kortikosteroid, kemotherapi

Page 5: Pemberian Obat New

BENTUK OBATBENTUK OBATNO JENIS KETERANGAN

1. Larutan cair obat yang dilarutkan dalam air.

2. Aerosol spray/busa suatu cairan, bubuk atau busa yang diberikan dengan mengoles secara tipis pada kulit & digosok

3. Kapsul obat cair, bubuk atau minyak dengan dibungkus gelantin

4. Krim obat semi padat yang dipakai dikulit.

5. Pil satu atau lebih obat yang dicampur dengan bahan kohesif dalam bentuk lonjong, bulat a/ lempengan

6. Tablet obat bubuk yang dipadatkan dalam bentuk lonjong atau lempengan

7. Gel/Jelly obat semi padat yang jernih dan tembus cahaya yang mencair sewaktu doleskan dikulit.

8. Supositoria obat yang dibungkus dengan gelantin dan berbentuk khas agar dapat dimasukkan kedalam tubuh.

9. Sirup larutan obat yang manis

Page 6: Pemberian Obat New

MEKANISME OBAT DALAM TUBUHFarmakokinetika : ilmu yang mempelajari mekanisme

obat dalam tubuh.

Proses obat didalam tubuh : a. Absorbsi : obat memasuki sirkulasi cairan tubuh. b. Distribusi : obat diangkut ke area tubuh dimana obat diharapkan bereaksi atau disimpan dalam tubuh. c. Biotransformasi/metabolisme : obat diubah menjadi bentuk kurang aktif shg mudah diekskresikam d. Ekskresi : obat dikeluarkan dari tubuh.

Page 7: Pemberian Obat New

EFEK OBATEFEK OBAT1. Efek terapeutik - respon fisiologis obat yg diharapkan atau yg

diperkirakan timbul2. Efek samping - Efek sekunder yg tdk diinginkan3. Efek toksik - tjd stl kllien minum obat dosis tinggi dalam jangka waktu lama4. Reaksi idiosinkratik - klien bereaksi berlebihan, tdk bereaksi atau bereaksi tdk normal5. Reaksi alergi

Page 8: Pemberian Obat New

PENGGOLONGAN OBATPENGGOLONGAN OBATPermenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993tentang Wajib Daftar Obat

- Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotik, obat keras, psikotropika dan narkotika.

Page 9: Pemberian Obat New

PENGGOLONGAN OBATPENGGOLONGAN OBAT

I. NARKOTIK : UU.No.22 th 1997 (1 Sept. 1997)

II. OBAT KERAS

III. BEBAS TERBATAS

IV. OBAT BEBAS

Page 10: Pemberian Obat New

I. NARKOTIKI. NARKOTIK

Zat paten dari tanaman/bukan tanaman, baik sintetis/bukan sintetis

Menyebabkan :

–Penurunan kesadaran

–Hilangnya rasa

–Menghilangkan / mengurangi nyeri

–Dapat menimbulkan ketergantungan

Page 11: Pemberian Obat New

I. NARKOTIKI. NARKOTIKTUJUAN PENGGUNAAN NARKOTIK : Untuk pelayanan kesehatan & pengembangan ilmu

pengetahuanNarkotika Golongan I : Untuk kepentingan ilmu pengetahuan & dilarang untuk

yang lain Dilarang diproduksi kecuali untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dg pengawasan ketat dari Men. Kes Contoh:

– Papaver somniferum L– Erythroxylon Coca– Cannabis sp.– Heroin, Petidine– Morfin & garam-garamnya

Page 12: Pemberian Obat New

II. OBAT KERASII. OBAT KERAS

ADA 3 GOLONGAN : OBAT KERAS ( OK ) PSIKOTROPIK ( OKT ) OBAT WAJIB APOTIK (OWA )

Page 13: Pemberian Obat New

CONT…CONT…

OBAT KERAS ( OK ) Bungkusnya ditulis dengan resep dokter Mempunyai tanda khusus berupa lingkaran

bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan hurup K di tengah yang menyentuh garis tepi

Obat digunakan secara parenteral / suntikan

Page 14: Pemberian Obat New

CONT...CONT...

PSIKOTROPIK ( OKT ) Obat / zat, alamiah / sintesis bukan

narkotik Berkasiat psikoaktif menyebabkan

perubahan khas aktifitas mental & perilaku

Mempunyai sindrom ketergantungan Digolongkan menjadi 4 golongan

Page 15: Pemberian Obat New

CONT...CONT...

PSIKOTROPIK ( OKT )Digolongkan menjadi 41. Golongan I : untuk terapi, mengakibatkan sindrom

ketergantungan Ex: Brolamfetamin, LSD2. Golongan II : untuk terapi, mengakibatkan sindrom

ketergantungan Ex: Amfetamina, Sekobarbital3. Golongan II: untuk terapi, mengakibatkan sindrom

ketergantungan Ex : Amobarbital, Pentobarbital4. Golongan IV: untuk terapi, mengakibatkan sindrom

ketergantungan Ex : Bromazepam,diazepam,klokzazolon, klordiazepoksida, meprobamat, nitrazepam

Page 16: Pemberian Obat New

CONT...CONT...

OBAT WAJIB APOTIK (OWA ) Obat keras dapat diserahkan oleh apoteker tanpa

resep dokter Ex : - Kontrasepsi - Obat saluran cerna (antasid, antimual, laksa, analgetik, antispasmodik) - Obat mulut / tenggorokan (hexatidine,triamcinolon) - Obat saluran nafas

Asma Salbutamol, ketotifen Sekretolitik bromhexin, bisolvon, fluimucil

Page 17: Pemberian Obat New

III. OBAT BEBAS III. OBAT BEBAS TERBATASTERBATAS

Obat keras diberi batasan pada setiap takaran dan kemasan

Untuk mengobati penyakit ringan Dapat dibeli tanpa resep dokter Tanda kemasan : lingkaran / garis

hitam mengelilingi bulatan warna biru

Page 18: Pemberian Obat New

CONT..CONT.. Tanda peringatan dasar hitam tulisan putih

Page 19: Pemberian Obat New

IV. OBAT BEBASIV. OBAT BEBAS

Obat dapat dibeli tanpa resep Tanda pada kemasan : lingkaran

garis hitam, mengelilingi bulatan hijau

Ex : Salep, Vit. B 1,Vit.C

Page 20: Pemberian Obat New

IV. OBAT BEBASIV. OBAT BEBAS

Page 21: Pemberian Obat New

IV. OBAT BEBASIV. OBAT BEBAS

Page 22: Pemberian Obat New

PENYIMPANAN OBATPENYIMPANAN OBAT Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Simpan obat dalam kemasan aslinya dan

dalam wadah tertutup rapat Jangan pernah mencampur obat dalam

bentuk sediaan tablet dan kapsul dalam satu wadah.

Simpan obat di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung.

Jangan menyimpan kapsul atau tablet di tempat panas dan atau lembab

Page 23: Pemberian Obat New

PENYIMPANAN OBATPENYIMPANAN OBAT

Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat.

Hindarkan obat dalam bentuk cair menjadi beku.

Jangan tinggalkan obat di dalam mobil Jangan simpan obat yang telah

kadaluwarsa.

Page 24: Pemberian Obat New

INTERAKSI OBATINTERAKSI OBAT

Suatu obat yg memodifikasi kerja obat yg lain Terjadi bila menggunakan beberapa obat Sebuah obat dpt menguatkan a/

menghilangkan kerja obat yg lain & dpt mengubah absorbsi, metabolisme atau ekskresi

Apabila 2 obat diberikan secara bersamaan, ke-2 obat dpt memilikai efek sinergis & adiktif

Sinergis : kerja fisiologis kombinasi ke-2 obat lebih besar daripada efek obat bila diberikan terpisah

Page 25: Pemberian Obat New

UsiaMasa tubuhPenyakitJenis kelaminLingkunganCara pemberian obat.GenetikPsikilogis

FAKTOR YANG FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA KERJA MEMPENGARUHI DAYA KERJA OBATOBAT

Page 26: Pemberian Obat New

PERAN PERAWAT PERAN PERAWAT DALAM PENGOBATANDALAM PENGOBATAN

1. Mendukung keefektifan obat.

2. Observasi efek samping dan alergi obat.

3. Penyimpanan, penyiapan dan administrasi obat.

4. Pendidikan kesehatan tentang obat.

Page 27: Pemberian Obat New

PRINSIP 6 BENAR OBATPRINSIP 6 BENAR OBAT

1. Benar dosis

2. Benar obat.

3. Benar klien.

4. Benar cara pemberian.

5. Benar waktu.

6. Benar dokumentasi.

Page 28: Pemberian Obat New

BENAR DOSISBENAR DOSIS

Periksa dosis sebelum diberikan

Bila ragu konsultasi ke apoteker/penulis resep

Secara khusus perhatikan titik desimalnya dalam dosis dan beda antara singkatan mg & mcg bila ditulis tangan

Page 29: Pemberian Obat New

BENAR OBATBENAR OBAT

Pastikan nama obat sesuai dengan resep

Periksa label obat / botol sebelum memberikan obat, minimal 3 kali

Page 30: Pemberian Obat New

BENAR RUTE/CARABENAR RUTE/CARA

Rute pemberian per oral, parenteral, topikal, per rectal atau melalui inhalasi

Rute pemberian dipilih tergantung keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi & fisik obat serta tempat kerja yang diinginkan

Page 31: Pemberian Obat New

BENAR PASIENBENAR PASIEN

Pastikan identitas pasien sebelum memberikan obat

Page 32: Pemberian Obat New

BENAR WAKTUBENAR WAKTU

a.c (ante coenam) sebelum makan: ½ - 1 jam sebelum makan

p.c (post coenam) ½ - 1 jam sesudah makan

d.c (durante coenam) saat makan

Page 33: Pemberian Obat New

BENAR DOKUMENTASIBENAR DOKUMENTASI

Setelah obat diberikan dicatat dosis, rute, waktu & oleh siapa obat diberikan

Catat bila pasien menolak minum obat beserta alasannya.

Page 34: Pemberian Obat New

TIPE INSTRUKSI OBATTIPE INSTRUKSI OBAT1. Standing orders - Instruksi tetap sampai diganti dgn

instruksi baru2. Instruksi PRN - Diberikan ketika klien membutuhkan3. Instruksi tunggal - Obat hanya diberikan sekali pada waktu

tertentu4. Instruksi STAT - Obat diberikan segera & hanya sekali

Page 35: Pemberian Obat New

SISTEM PENGHITUNGAN SISTEM PENGHITUNGAN BERAT & VOLUME OBATBERAT & VOLUME OBAT1. Sistem metrik. - Sistem desimal (1/2 gr = 0,5 gr) volume cairan : liter zat padat : gram panjang : meter

2. Sistem apothecary - Berdasarkan berat bahan-bahan yyang ada pada budaya primitif. ex : 20 grains (gr) = 1 Scuple 60 minins (m) = 1 Fluid dram.

3. Sistem takaran rumah tangga. - Tidak memerlukan sistem pengukuran yang akurat. ex : tetes, sendok makan, sendok teh.

Page 36: Pemberian Obat New

PERHITUNGAN PERHITUNGAN LARUTANLARUTAN Larutan : massa zat padat yg larut dlm suatu

volume cairan lain Apabila zat padat dilarutkan dlm cairan, satuan

konsentrasi adal berat per satuan volume

Mis : g/ml, g/L, mg/ml Larutan 10% adl 10 gr zat padat yg dilarutkan

dlm 100 ml larutan Larutan 1:1000 adl larutan yg mengandung 1 gr

zat padat dlm 1000 ml cairan

Page 37: Pemberian Obat New

LATIHAN SOAL

1. Berapa gram soda yg diperlukan u/ membuat larutan soda 10 %

2. Berapa cc larutan yg dihasilkan oleh 50 gr soda bila konsentrasi larutan adl 10 %

3. Berapa gr sabun yg diperlukan u/ membuat 500 cc larutan sabun 20 %

4. Bila 125 gr sukrosa dilarutkan dlm air u/ membuat larutan 75 %, berapa cc sirup yg akan dihasilkan

5. Berapa gr asam boraks yg diperlukan u/ membuat 75 ml larutan 5 %

6. Berapa garam yg dibutuhkan u/ membuat larutan garam 0,9 %

Page 38: Pemberian Obat New

RUTE PEMBERIAN OBATRUTE PEMBERIAN OBAT

1. Per oral

2. Sub lingual

3. Bukal

4. Topikal

5. Inhalasi

6. Parenteral

Page 39: Pemberian Obat New

PER ORALPER ORAL

- Cara yang paling banyak dipakai karena mudah, murah, aman, dan nyaman.

- Reaksinya lambat, tidak dapat dipakai pada keadaan darurat.

- Tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani penghisapan cairan lambung serta pasien yang mengalami gangguan menelan.

- Beberapa obat mengakibatkan iritasi dan muntah.

Page 40: Pemberian Obat New

SUBLINGUALSUBLINGUALDengan meletakkan obat dibawah lidah.

Aksi kerja obat lebih cepat, setelah hancur segera diabsorbsi.

Tidak boleh tertelan, jika tertelan tidak efektif karena proses kimiawi dengan cairan lambung.

Page 41: Pemberian Obat New

BUKALBUKAL

- Obat diletakkan antara gigi dengan selaput lendir pada bagian dalam.

- Obat tidak boleh ditelan.- Jarang dilakukan.

Page 42: Pemberian Obat New

KERUGIAN/KONTRAINDIKASI KERUGIAN/KONTRAINDIKASI PEMBERIAN OBAT ORAL/SUB LINGUALPEMBERIAN OBAT ORAL/SUB LINGUAL

Dihindari bila klien mengalami perubahan fungsi saluran cerna, motilitas menurun & pembedahan saluran cerna

Tdk boleh diberikan pada klien yg akan menjalani pembedahan

Klien tdk sadar atau bingung shg tdk mampu menelan a/ mempertahankan obat di bawah lidah

Obat oral dpt mengiritasi lapisan saluran cerna, mengubah warna gigi atau mengecap rasa tidak enak.

Page 43: Pemberian Obat New

TOPIKALTOPIKAL

Obat yg diberikan melalui kulit & membran mukosa

Menimbulkan efek lokal

Page 44: Pemberian Obat New

Pemberian Obat pada Pemberian Obat pada Membran MukosaMembran Mukosa

1. Pemberian cairan secara langsung Ex : berkumur, mengusap tenggorok2. Insersi obat ke dlm rongga tubuh Ex : suppositoria3. Instilasi cairan ke dlm rongga tubuh Ex : tetes telinga, tetes mata4. Irigasi rongga tubuh Ex : membilas mata, vagina, rectum5. Penyemprotan Ex : semprot telinga, semprot hidung

Page 45: Pemberian Obat New

INHALASIINHALASI

Obat dapat diberikan melalui inhalasi nasal,oral, selang yang dipasang ke dalam trakea

Obat inhalasi dapat menimbulkan efek lokal

Obat seperti oksigen & anestesi umum menghasilkan efek sistemik umum.

Page 46: Pemberian Obat New

INHALASIINHALASI

Inhalasi nasal : Melalui hidung dengan menggunakan

alat menghantar obat Alat type semprotan Efek lokal vasokonstriksi jalan nafas Obat lain : anestesi lokal, Steroid,

oksigen

Page 47: Pemberian Obat New

INHALASIINHALASI

Inhalasi oral : Obat yang diberikan menggunakan

inhaler dipegang oleh pasien (semprot aerosol, uap, bubuk masuk kesaluran udara paru)

Untuk bayi & lansia jika menggunakan obat ini perlu dipantau

Page 48: Pemberian Obat New

INHALASI NEBULIZERINHALASI NEBULIZER

Pengertian : Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa

obat menggunakan nebulatorTujuan : Mengencerkan sekret mudah

dikeluarkan Melonggarkan nafas Dilakukan : pada pasien kesulitan

mengeluarkan sekret & mengalami penyempitan jalan nafas

Page 49: Pemberian Obat New

PARENTERALPARENTERAL

- Diberikan bila mengalami kontraindikasi pemberian per oral.

- Biasanya dikaitkan dengan injeksi : subcutan, intracutan, intramuscular, intravena.

- Aksi kerja lebih cepat.- Resiko : merusak kulit, nyeri, salah

tusuk, mahal.

Page 50: Pemberian Obat New

KERUGIAN PEMBERIAN OBAT KERUGIAN PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERALSECARA PARENTERAL

Resiko infeksi Obat lebih mahal Resiko kerusakan jaringan pada

pemberian secara SC Pemberian secara IM & IV lebih

berbahaya krn arbsopsi cepat Menimbulkan rasa cemas/trauma

terutama pada anak-anak

Page 51: Pemberian Obat New

JENIS PEMBERIAN JENIS PEMBERIAN OBAT PARENTERALOBAT PARENTERAL

1. Intradermal/Intracutan (IC)

2. Subcutan (SC)

3. Intramuskular (IM)

4. Intravena (IV)

Page 52: Pemberian Obat New

INJEKSI INTRADERMALINJEKSI INTRADERMAL

Injeksi yg diberikan pada lapisan dermis atau di bawah epidermis.

Digunakan untuk test tuberkulin & tes alergi

Area yg digunakan : lengan bawah bagian dalam, dada bagian atas, punggung

Page 53: Pemberian Obat New

INJEKSI INTRADERMALINJEKSI INTRADERMAL

Page 54: Pemberian Obat New

INJEKSI INTRADERMALINJEKSI INTRADERMAL

Page 55: Pemberian Obat New

Reaksi positif (alergi)Reaksi positif (alergi)

Page 56: Pemberian Obat New

INJEKSI SUBCUTANINJEKSI SUBCUTAN

Memberikan obat ke dalam jaringan ikat longgar di bawah dermis

Area injeksi bagian lengan luar atas, abdomen dari batas bawah kosta & bagian anterior paha

Injeksi perlu rotasi pada area yg berbeda

Page 57: Pemberian Obat New

Area injeksi subcutanArea injeksi subcutan

Page 58: Pemberian Obat New
Page 59: Pemberian Obat New

INJEKSI INTRAMUSKULAR

Untuk memasukkan obat dlm jumlah yg lebih besar dibanding obat yg diberikan melalui subcutan

Absorbsi lebih cepat daripada pemberian secara subcutan

Area injeksi : otot vastus lateralis, otot ventro gluteal, otot dorsogluteus, otot deltoid

Page 60: Pemberian Obat New
Page 61: Pemberian Obat New

1. Otot Vastus Lateralis1. Otot Vastus Lateralis

Otot vastus lateralis biasanya tebal & tumbuh secara baik pada orang dewasa & anak-anak

Otot terlatak di bagian lateral anterior paha & pada orang dewasa membentang sepanjang satu tangan di bawah trokanter femur, sepertiga bagian tengah merupakan tempat terbaik injeksi

Page 62: Pemberian Obat New

The vastus lateralis site of the right thigh, used for intramuscular injections

Page 63: Pemberian Obat New

The vastus lateralis muscle of the upper thigh.

Page 64: Pemberian Obat New

Identify greater trochanter and lateral femoral condyle.

Page 65: Pemberian Obat New

Select site using middle third and anterior

lateral aspect of thigh.

Page 66: Pemberian Obat New

Inject medication at 90° angle directly into muscle.

Page 67: Pemberian Obat New

2. Otot Ventrogluteal2. Otot Ventrogluteal

Klien berbaring di atas salah satu sisi tubuh dgn menekuk lutut

Perawat mencari otot dgn meletakkan telapak tangan di atas trokhanter mayor & jari telunjuk pada spina iliaka superior anterior panggul paha klien.

Ibu jari ditunjukkan ke arah lipatan paha klien Jari tengah dilebarkan ke belakang sepanjang krista

iliaka ke arah bokong. Jari telunjuk, jari tengah, & krista iliaka membentuk

sebuah segitiga & tempat injeksi di tengah segitiga tersebut.

Page 68: Pemberian Obat New

The ventrogluteal site for intramuscular

injections

Page 69: Pemberian Obat New

Identify greater trochanter, and place palm at site.

Page 70: Pemberian Obat New

Place palm on greater trochanter, and point to

anterior iliac spine.

Page 71: Pemberian Obat New

Inject medication at 90° angle within "V"

area.

Page 72: Pemberian Obat New

3. Otot Dorsogluteus3. Otot Dorsogluteus

Merupakan tempat yg paling sering digunakan untuk injeksi IM

Dorsogluteus berada di bagian atas luar kuadran atas luar bokong, 5-8 cm di bawah krista iliaka

Klien dpt tengkurap atau berbaring miring

Page 73: Pemberian Obat New

The dorsogluteal site for intramuscular

injections.

Page 74: Pemberian Obat New

Locate greater trochanter to identify

dorsogluteal site.

Page 75: Pemberian Obat New

Locate posterosuperior spine of iliac crest.

Page 76: Pemberian Obat New

Draw imaginary line between trochanter and iliac spine.

Page 77: Pemberian Obat New

Inject medication directly into dorsogluteal site at 90° angle.

Page 78: Pemberian Obat New

4. Otot Deltoid4. Otot Deltoid

Jarang digunakan kecuali tempat lain tdk ada Klien dpt duduk, berdiri atau berbaring dgn

lengan terbuka & rileks Perawat mempalpasi batas bawah prosesus

akromialis yg membentuk basis sebuah segitiga yg sejajar dgn titik tengah bagian lateral lengan atas

Tempat injeksi di tengah segitiga 2,5-5 cm di bawah prosesus akromium atau 3 jari di bawah prosesus akromium

Page 79: Pemberian Obat New

The deltoid muscle of the upper arm, used for intramuscular injections.

Page 80: Pemberian Obat New

The upper arm can be used for both intramuscular

(IM) and subcutaneous (Sub Q) injections

Page 81: Pemberian Obat New

INJEKSI INTRAVENAINJEKSI INTRAVENA

Memberikan obat melalui pembuluh darah vena

Absorbsi lebih cepat

Page 82: Pemberian Obat New

INJEKSI INTRAVENAINJEKSI INTRAVENA

Page 83: Pemberian Obat New

INJEKSI INTRAVENAINJEKSI INTRAVENA

Page 84: Pemberian Obat New

INJEKSI IM, IV, SCINJEKSI IM, IV, SC

Page 85: Pemberian Obat New

CARA PENCEGAHAN KESALAHAN CARA PENCEGAHAN KESALAHAN OBATOBAT

Baca label obat dg teliti Waspadai obat-obatan bernama hampir sama Cermati angka di belakang koma Ketika suatu obat baru atau obat yg tdk lazim

diprogramkan, konsultasikan pada sumbernya Pertanyakan peningkatan dosis yg tiba-tiba & berlebihan Jgn beri obat yg diprogramkan dgn nama pendek atau

singkatan tdk resmi Jg berupaya menguraikan & mengartikan tulisan yg tdk

dpt dibaca Kenali klien yg memilikai nama akhir sama & minta klien

menyebut nama lengkap Cermati ekuivalen

Page 86: Pemberian Obat New

PERTIMBANGAN KHUSUS PEMBERIAN PERTIMBANGAN KHUSUS PEMBERIAN OBAT PADA KELOMPOK USIA OBAT PADA KELOMPOK USIA

TERTENTUTERTENTU

A. PADA BAYI & ANAK

- Usia, BB, massa tubuh berbeda shg dosis anak lebih rendah dari dosis dewasa

- Obat yg ada tdk dikemas dlm rentang dosis u/ anak

- Perlu keterlibatan orang tua - Bila anak terus menolak, perlu dipaksa

secara fisik

Page 87: Pemberian Obat New

TIPS PEMBERIAN OBAT PADA TIPS PEMBERIAN OBAT PADA ANAKANAKa. OBAT ORAL - Bentuk cair lebih aman - Apabila mencampur obat dgn pemanis, gunakan dlm jml kecil - Spuit sekali pakai lbh akurat dlm pengukluran dosis

b. INJEKSI - Hati2 saat injeksi IM, otot blm berkembang - Anak dpt menjadi tdk kooperatif & tdk bisa diprediksi - Anak yg tidur hrs dibangunkan - Mengalihkan perhatian anak dgn bercakap2 & memberi mainan - Pemberian injeksi harus cepat tetapi hati-hati

Page 88: Pemberian Obat New

TIPS PEMBERIAN OBAT PADA TIPS PEMBERIAN OBAT PADA LANSIALANSIA

Membutuhkan pertimbangan khusus karena perubahan fisiologik, faktor tingkah laku & ekonomi

Pola penggunan obat pada lansia yg perlu dicermati :

- Polifarmasi - Meresepkan obat sendiri - Penggunaan obat yg salah - Ketidakpatuhan (noncompliance)

Page 89: Pemberian Obat New

TIPS PEMBERIAN OBAT PADA TIPS PEMBERIAN OBAT PADA LANSIALANSIA

Kaji riwayat pengobatan lengkapAtur jarak pemberian obatAnjurkan klien u/ minum sedikit sebelum minum obatAnjurkan klien minum minimal 150-180 cc stl minum obatJgn secar rutin memberikan anlgesik setiap 4 jamApabila kesulitan minum tablet, minta dokter mengganti dgn cairAjarkan alternatif pengobatan

Page 90: Pemberian Obat New

REAKSI ALERGI OBAT DAN REAKSI ALERGI OBAT DAN PENANGANANNYAPENANGANANNYA

Obat memberikan terapeutik dan efek merugikan.

Keracunan dapat terjadi karena pemberian obat yang salah : over dosis, menelan obat luar dan minum obat rusak.

idiosinkrasi : dimana seseorang memberikan manifestasi respon tidak normal terhadap obat tertentu.

Masalah yg sering terjadi adl alergi

Page 91: Pemberian Obat New

GEJALA ALERGI OBATGEJALA ALERGI OBAT

Alergi sedang ditandai dengan : - Rash (kemerah - merahan) - Pruritis (gatal - gatal) - Angiodema (edema) - Rhinitis (pilek) - Airmata berlebihan. - Mual / muntah. - Wheezing. - Dispnea. - Diare.Reaksi anafilatik / reaksi alergi berat. - Asfiksia (bengkak pada laring) - Bronkospasmus (sumbatan saluran napas) - Hipotensi

Page 92: Pemberian Obat New

PENANGANAN ALERGI

- Atur klien posisi berbaring dengan extremitas inferior ditinggikan.

- Pertahankan saluran napas.- Beri O2.- Beri cairan normal saline IV.

Page 93: Pemberian Obat New

KALKULASI DOSIS OBAT

SATUAN BERAT:1 kg 1000 gr1 gr 1000 mg1 mg 1000 mcq (mikrogram )

SATUAN ISI1 L 1000 ml=1000 cc

Page 94: Pemberian Obat New

PENGHITUNGAN & PENGHITUNGAN & PENGGUNAAN UNIT DOSIS PENGGUNAAN UNIT DOSIS

OBATOBAT Dosis yg diprogramkan tdk selalu sama dgn

dosis yg tersedia Ex : Program 250 mg, obat yg ada dlm

kemasan 1 gram

RUMUS :

Dosis yg diprogramkan

Jml diberikan : X jml yg tersedia

dosis tersedia

Page 95: Pemberian Obat New

Ket: Dosis yang diprogramkan obat murni yang

diresepkan dokter untuk pasien Dosis yang tersedia berat / volume obat

yang tersedia dalam satuan yang disuplay farmasi ( tb, kapsul, cair, serbuk)

Jumlah yang tersedia satuan dasar atau jml obat yang mengandung dosis yang tersedia

Page 96: Pemberian Obat New

Contoh soal :

Klien diberi Versed 2,5 mg, obat yg ada dlm ampul 5 mg per 1 ml

2,5 mg

X 1 ml = 0,5 ml

5 mg

Page 97: Pemberian Obat New

2. Berapa tab. Digoxin yang diperlukan untuk

mendapatkan dosis 0,125 mg ?

1 tab = 62,5 mcq

Jawab:

0,125 mg=(0,125x1000)mcq = 125 mcq

125 mcq : 62,5 mcq x 1 tab. = 2 tab.

Page 98: Pemberian Obat New

LATIHAN SOAL1. Berapa ml obat yg harus diberikan apabila

dosis 7,5 mg sedangkan obat yg tersedia dlm ampul 10 mg per 1 ml?

2. Berapa cc obat yg diberikan bila klien mendapat dosis penicillin 150.000 unit, sediaan penicillin dlm vial adl 600.000 unit/cc ?

3. Dari suatu larutan streptomicyn 1 gr per 2cc berapa cc yg harus diberikan u/ dosis 0,50 gr?

4. Berapa cc diperlukan u/ memberikan dosis penicillin 200.000 unit dari larutan penicillin 500.000 unit/cc ?

Page 99: Pemberian Obat New

Contoh suspensi cair : Program dokter memberikan therapi

Eritromicin syrup 250 mg PO, farmasi memberi obat 1 botol berisi 100 ml, pada label tertera 5 ml mengandung 125 mg eritromicin. Berapa dosis yg diberikan?

Aplikasi rumus250 mg X 5 ml = 10 ml125 mg

Page 100: Pemberian Obat New

PERHITUNGAN DOSIS ANAK- PERHITUNGAN DOSIS ANAK- ANAKANAK

A. LUAS PERMUKAAN TUBUH Luas permukaan tubuh anak (m2)

Dosis anak = X Dosis dewasa

1,7 m2

B. BERAT BADAN (RUMUS Clark) BB anak (pound)

Dosis anak = X Dosis dewasa

150 pound

Page 101: Pemberian Obat New

C. USIA ANAK

1. Rumus Young

Usia anak

Dosis anak = X Dosis dewasa

Usia anak + 12

2. Rumus Fried Usia anak dlm bulan

Dosis anak = X Dosis dewasa

150 bulan

Page 102: Pemberian Obat New

LATIHAN SOAL1. Seorang anak BB=26, TB=60, luas

permukan tubuh = 0,45. Jika dosis dewasa 500 mg berapa dosis yg diberikan kepada anak ?

2. Hitung dosis ampicillin pada anak usia 2 tahun jika dosis dewasa 250 mg !

3. Hitung dosis paracetamol u/ anak 8 bulan jika dosis dewasa 500 mg !

4. Dokter menginstruksikan ampicillin untuk anak dengan BB 12 kg, dosis tunggal normal dewasa adalah 250 mg. Dalam grafik nomogram menunjukkan bahwa seorang anak dengan BB 12 kg memiliki permukaan tubuh seluas 0,54 m2

Page 103: Pemberian Obat New

Tetesan mikro (mikrodrip) 1 cc = 60 tetes Tetesan makro (makrodrip) 1 cc = 15 tetes.RUMUS :a. Mililiter per jam jml total cairan infus (cc) cc/jam = Lama waktu infus (jam)b. Tetes per menit Jml cairan infus (cc) x faktor tetesan Tetes/mnt = Lama penginfusan (mnt)

PERHITUNGAN TETESAN PERHITUNGAN TETESAN INFUSINFUS

Page 104: Pemberian Obat New

LATIHAN SOAL

1. Apabila cairan infus 1800 cc harus habis dlm 10 jam, berapa kecepatan tetesan infus yg harus diberikan secara makrodrip?

2. Apabila infus diberikan 20 tts/mnt (mikrodrip), berapa waktu yg dibutuhkan u/ 500 cc cairan ?

3. Berapa kecepatan tetesan harus diatur pada pemberian 100 cc cairan yg harus habis dlm 3 jam (makrodrip) ?

4. Berapa waktu diperlikan u/ menghabiskan 1500 cc cairan apabila tetesan infus diatur 30 tts/menit (makrodrip) ?

Page 105: Pemberian Obat New

PENGHITUNGAN DOSIS PENGHITUNGAN DOSIS INSULININSULIN

Insulin dikemas dalam vial 10 cc. Insulin U-40 = kekuatan insulin 40

unit/cc

Page 106: Pemberian Obat New