Transcript

Pemeliharaan Peralatan Bengkel

I

PERALATAN KERJA BENGKELA. Tujuan1) peserta diklat dapat mengetahui jenis-jenis peralatan kerja

2) peserta diklat dapat mengetahui dan menjelaskan fungsi dari peralatan kerja

3) peserta diklat dapat mengetahui cara penggunaan peralatan kerja yang benar dan sesuai fungsinya.

Pendahuluan

Dalam melakukan suatu pekerjaan, manusia memiliki keterbatasan dimana terdapatnya pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan sevara efektif dan efisien tanpa adanya factor penunjang. Oleh karena itu dibutuhkan yang namanya fasilitas penunjang agar pekerjaan yang rumit bisa menjadi lebih mudah dan dapat terselesaikan dengan waktu yang relative singkat.

Peralatan Kerja bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang sering dipakai oleh mekanik dalam melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatan-kegiatan produksi, perawatan, perbaikan dan reparasi. Bagi seorang mekanik yang sehari-harinya melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan guna membantu agar pekerjaannya bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Penggunaan peralatan yang benar dan sesuai fungsinya merupakan keharusan.

Secara umum peralatan kerja dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) bagian utama, yaitu : alat-alat tangan (basic hand tools), alat-alat ukur (measuring tools) dan alat-alat khusus (special service tools-SST).B. Alat-alat Tangan (Basic Hand Tool)Alat-alat tangan merupakan peralatan sederhana yang biasa digunakan dalam pekerjaan di bengkel, baik itu dalam kegiatan kerja bangku maupun kegiatan perawatan/reparasi kendaraan, yang penggunaannya cukup sederhana. Alat tangan di bengkkel otomotif merupakan alat yang paling sering dipakai, sebab itu disimpan dalam tool box agar mudah dijangkau. Terdapat banyak ragam alat-alat tangan, akan tetapi yang biasa dipakai dalam pengerjaan pemeliharaan dan perbaikan kendaraan diantaranya adalah sebagai berikut:1. Pembuka baut/mur (Kunci)Komponen kendaraan seperti sepeda motor dapat dilepas dan dipisahkan karena komponen tersebut umumnya dirakit satu sama lainnya. Melepaskan/ merakit komponen atau bagian-bagian kendaraan tersebut membutuhkan alat pembukan baut/ mur.

Alat pembuka baut/ mur terdiri dari kunci yang dirancang secara khusus untuk dapat lebih memudahkan dalam membuka dan mengencangkan baut. Konstruksinya dapat terdiri dari 6 sudut dan 12 Sudut. Sedangkan ukurannya juga bervariasi mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar sesuai kebutuhan, namun yang umum dipakai pada bengkel kendaraan adalah ukuran 6 mm s/d 32 mm. terdapat beberapa bentuk kunci pembuka baut/ mur, diantaranya: a. Kunci pas

Merupakan kunci yang berfungsi untuk membuka baut/ mur yang tidak membutuhkan momen pengencangan tinggi. Ukuran kunci pas bervariasi dalam satuan metric (mm) dan inchi (in). pada sebuuah kunci pas terdapat dua ukuran mulut kunci pas yang berbeda misalnya 6mm dan 8mm, 10mm dan 12mm, dan sebagainya.

Sesuai bentuk mulutnya, pada waktu digunakan sebuah kunci pas dengan kuat akan memegang dua sisi kepala baut/ mur. Pada saat digunakan pastikan bahawa kunci pas yang dipilih sesuai atau tepat dengan ukuran baut/ mur. Masukkan mulut kunci pas ke kepala baut. Penjepitan yang tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan pada kepala baut dan mulut kunci pas.

Gambar 1.1 Kunci Pas

Gambar 1.2 Penggunaan Kunci Pas. A) Penggunaan yang salah. b) Penggunaan yang benarMulut kunci pas dibuat miring 15 terhadap pegangannya sehingga dalam penggunaannya dapat dipakai secara bolak-balik pada posisi menarik kea rah dalam atau posisi mendorong keluar.Penting:

tidak benar menggunakan kunci pas berukuran lebih kecil atau lebih besar dibandngkan ukuran baut atau mur yang akan dipasang/dilepas.

Dalam usaha untuk membuka baut/ mur, jangan memperpanjang kunci pas dengan sambungan atau memukulnya kunci pas akan slip dan merusakkan kepala baut/ mur sebaliknya dapat mematahkan mulut kunci pas itu sendiri.

b. Kunci Ring

Kunci ring adalah juga berfungsi mengendorkan/mengencangkan baut/mur dengan momen kekencangan yang tidak terlalu tinggi. Bedanya adalah mulut kunci jenis ini berbentuk bulat dan memiliki 12 lekukan ((sudut) yang dapat memegang dengan kuat 6 sisi mur atau kepala baut sehingga tidak mudah slip ketika digunakan.Gambar 1.3 Kunci Ring

c. Kunci shock

Kunci shock berfungsi untuk mengendorkan/ mengencangkan baut/mur. Biasanya kunci socket terdiri dari Socket, Sambungan, dan handle yang terpaket dalam satu set (box) dengan ukuran shocket yang bermacam-macam dalam satuan mm atau inchi. Setiap kunci shock memiliki ukuran sendiri-sendiri. Set kunci shick terdiri atau ukuran 10-33 mm.Model kunci shock bervariasi seperti mulut kunci shock standar (standart point) dengan 6, 8, atau 12 lekukan (point deep). Ketiga model kunci shock pada saat digunakan dapat memegang dengan kuat 6 sisi baut/mur.

Gambar 1.4 Kunci shock normal

Gambar 1.5 Kunci Shock panjang

Gambar 1.6 Bentuk Mulut Kunci Shock

Berbeda dengan kunci ring dan kunci pas, karena tidak memiliki pasangan langsung, kunci shock bisa digunakan setelah disambungkan dengan pegangannya. Adapun model handle kunci shock antara lain:Rachet Handle

Gambar 1.7 Rachet handle

Handle kunci shock ini arah putarannya dapat disetel sesuai dengan keperluan (arah untuk mengencangkan atau mengendorkan baut/mur) tanpa mengubah arah putaran tangan. Sehingga rachet handle sangat cocok dipakai untuk memutar baut/mur pada tempat yang sempit.

Speed handle

Gambar 1.8 Speed Handle

Speed handle merupakan tangkai kunci shockpanjang untuk melepaskan atau mengencangkan baut yang ulirnya panjang dan dalam.

Sliding Handle

Gambar 1.9 Slidiing HandleSliding handle merupakan tangkai yang biasa digunakan untuk melepaskan atau mengencangkan mur/baut yang memiliki momen pengencangan yang cukup tinggi.

L Handle

Gambar 1.10 L handle

Kunci shock yang dipasangkan pada L handle dapat bergerak bebas sehingga kemungkinan untuk digunakan pada posisi-posisi rumit.

Set shock juga telah dilengkapi dengan penyambung (extension). Model penyambung kunci shock adalah universal joint, adaptor solid extension bar, dan flexible extension bar. Penyambung (extension) ini diggunakan untuk menghubungkan handle dengan kunci shock jika mur/baut tidak dapat dijangkau tangkai yang ada.

Gambar 1.11 Model-model penyambung (extension)

d. Kunci L (Allen Wrench)

Kunci L biasanya digunakan untuk membuka/ mengencangkan baut yang yang pada kepala bautnya menjorok ke dalam. Terdapat berbagai ukuran kunci L yang biasanya terdiri dari 2-22mm. Penampang kunci L yang banyak di pasaran adala penampang berbentuk segi enam (hexagonal) dan berbentuk gerigi (L bintang).

Gambar 1.12 Kunci L dan penggunaannyae. Kunci Inggris (adjustable wrench)Kunci Inggris (adjustable wrench) merupakan kunci untuk mebuka/ mengencangkan baut yang ukurannya dapat diubah-ubah sesuai dengan limit maksimumnya. Kunci ini memiliki rahang tetap dan rahang yang dapatt disetel. Salah satu bentuk kunci inggris dibuat bersudut 15 antara mulut kunci dengan pegangannya dengan lebar mulut 13-35 mm. pada model lain, mulut kunci dibuat besudut 45 terhadap pegangannya dan mempunyai ukuran mulut 26-83mm. Cara penggunaannya dengan jalan memutarkan penyetel rahang sementara mulut kunci ditempatkanpada kepala baut atau mur. Mulut kunci disetel membesar dan mengecil sesuai ukuran baut/mur.

Gambar 1.13 Kunci inggris

f. Kunci kombinasi/pas-ring

Kunci kombinasi adalah gabungan dari kunci pas dan kunci ring dimana pada kedua bagiannya terdiri dari kunci pas dan knci ring

Gambar 1.14 Kunci Kombinasi2. Obeng

Obeng merupakan alat yang berfungsi untuk membuka sekrup atau baut yang kekuatan momennya relative rendah. Terdapat 3 (tiga) jenis obeng yaitu obeng biasa, obeng offset dan obeng Tumbuk (obeng ketok). Sedangkan ditinjau dari segi penampangnya, terdapat bentuk plus (+) dan obeng pipih/min (-). a. Obeng Biasa

Gambar 1.15 Obeng biasa dan baut

Obeng biasa terdiri dari tangkai dan bilah obeng. Ada obeng biasa yang tangkai dan bilah obengnya tidak dapat dilepas, namun ada pula yang bilahnya dapat dilepas dan diganti-ganti. Obeng biasa digunakan untuk mengendorkan/mengencangkan sekrup atau baut sesuai ukurannya. Pilihlah mata obeng yang sesuai dengan alur kepala baut/sekrup. Penggunaan mata obeng yang besar dari alur kepala baut dapat menyebabkan kerusakan alur baut dan juga kerusakan mata oobeng itu sendiri.

b. Obeng Offset

Gambar 1.16 Obeng Offset

Obeng offset mempunyai bilah yang sekaligus sebagai tangkainya. Obeng ini memiliki mata pada kedua ujungnya berbentuk kembang/Philips (+) atau minus (-). Obeng offset berfungsi untuk mengencangkan baut dangan kepala beralur atau sekrup yang letaknya tidak dapat dijangkau oleh jenis obeng biasa.c. Obeng Ketok

Obeng ketok berfungsi untuk mengeraskan atau mengendoorkan baut kepala beralur atau sekkrup yang momen pengencangannya relative lebih tinggi. Obeng ini terdiri dari tangkai dan bilah yang dapat dilepas. Bila digunakan, maka perlu dipilih bilah obeng ketok yang sesuai dengan ukuran dan bentuk sekrup atau bautnya.

Gambar 1.17 Obeng Ketok dan Palu

Cara menggunakan obeng ketok dengan jalan memukul ujung bodi obeng dengan palu sambil tangkai obeng ketok diputar sehingga blade dapat memutar ke kanan atau ke kiri (mengeraskan atau mengendorkan). Posisi antara biilah obeng dengan sekrup atau baut diupayakan harus tetap tegak. Dengan memutar blade obeng secara tiba-tiba, maka baut atau sekrup yang kencang dapat dikendorkan dengan mudah. Begitu pula sebaliknya pada saat mengencangkan.3. Tang

Tang dalam bengkel otomotif digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan misalnya untuk memegang, memotong, melepas dan memasang komponen. Penggunaan tang menyesuaikan dengan bentuk mulut, pisau potong dan penyetel. Penggunaan tang yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan pada komponen.Jenis-jenis tang yang digunakan dalam servis kendaraan bervariasi sepperti tang potong, tang kombinasi, tang snap ring, tang pegas torak, tang kuat, dan sebagainya. Perawatan tang sangat mudah yakni dengan selalu membersihkan permukaan, sedangkan sambungan yang bergesekan harus senantiasa diberi pelumas.a. Tang Kombinasi

Adalah tang yang berfungsi ganda karena dapat digunakan sebagai alat menjepit dan memotong. Tang kombinasi memiliki sisi potong, rahang bergerigi sehingga dapat dipakai untuk membengkokkan kawat ukuran tertentu, memegang benda berpenampang bulat, memotong kabel, kawat lunak dan dapat berfungsi sebagai kunci pipa kecil. Tang kombinasi tidak berfungsi sebagai pangganti kunci pas untuk membuka/ mengencangkan baut/mur.

Gambar 1.18 Tang Kombinasib. Tang Poligrip (griping pliers)Tang poligrip berfungsi untuk memegang/menahan benda kerja. Tang ini dilengkapi dengan pengatur rahang yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya rahang sehingga memungkinkan untuk memegang benda kerja dalam berbagai ukuran. Tang poligrip tidak digunakan untuk mengencangkan/mengendorkan baut/murk arena akan mengakibatkan kerusakan pada sisi-sisi baut/mur itu.

Gambar 1.19 Tang poligriphc. Tang kuat (vice grip)

Vice grip berfungssi untuk mengendorkan mur/baut yang telah rusak dan tidak dapat lagi dibuka dengan kunci ring atau kunci shock. Daya cengkraman mulut tang jenis ini relative lebih kuat dari tang lainnya karena memiliki penyetel yang mengatur besar kecilnya mulut tang kuat. Tang ini juga sering disebut tang bethet.

Gambar 1.20 Tang Kuat (Vice Grip)

d. Tang Potong

Adalah jenis tang yang dapat digunakan untuk memotong logam lunak misalnya; kabel/kawat, atau plat tipis. Tang potong dibedakan menjadi tang potong khusus kelistrikan (multipurpose electricians), tang potong diagonal, tang potong ujung (end cutting), tang potong sisi (side cutting), dan tang potong baut.

Gambar 1.21 Tang diagonal. a) tang diagonal; b) Multipurpose electricians; c) side cutting; d) end cutting.e. Tang Ring Torak (Piston ring expander)Tang ini dibuat dengan bentuk khusus untuk melepas dan memasang ring piston/torak. Rahang tang ini didesain dengan bentuk khusus agar dapat menahan kedua ujung ring piston dengan aman pada saat dipasang atau dilepas dari alur piston.

Karena sifat yang mudah patah, maka saat memasang dan melepas diupayakan ring torak tidak boleh melengkung terlalu lebar.

Gambar 1.22 Piston ring ekspander dan penggunaannya

Ketika digunakan, sisi penahan tang ring torak harus dipasangkan tepat pada kedua ujung ring torak. Kedua tangkai tang ditekan perlahan, bersamaan dengan itu ring torak melebar. Tetap pada posisi ini keluarkan ring torak dari alurnya. Untuk pemasangan ring torak, tempatkan ring torak pada rahang tang ring torak dan pasanglah ring torak pada alur ring torak.f. Tang Snap Ring

Tang Snap Ring merupakan tang yang khusus digunakan untuk membuka/ memasang snap ring. Snap ring merupakan penahan atau cincin pengunci dari baja. Tang snap ring terdiri dari tang snap ring buka (eksternal snap ring) dan tang snap ring tutup (internal snap ring).

Gambar 1.22 Tang snap ring. a) internal snap ring; b) eksternal snap ring.

g. Tang Moncong panjang (long nose)Tang moncong panjang (long nose pliers) berfungsi Manahan atau memegang, meletakkan dan mengambil benda-benda kecil di kedalaman tertentu tanpa merusak benda kerja. Tang moncong panjang mempunyai bentuk rahang panjan dan sempit. Tang ini ada yang berbentuk lurus dan bengkok.

Gambar 1.23 Tang moncong panjang model lurus

Gambar 1.24 Tang moncong panjang model bengkok (curved long nose)4. Pembuka katup (valve spring compressor)Adalah alat yang khusus digunakan untuk membuka/ memasang katup pada motor 4 tak. Konstruksi dan ukuran alat ini bermacam-macam bentuk. Terdapat model rahang (jaw) dapat dilepas dan digantikan dengan ukuran yang sesuai dan model expansion.

Gambar 1.25 valve spring compressor dann penggunaannya

Cara penggunaannya adalah dengan cara menekan ujung penekan valve spring kompresor pada pegas katup dan rahang dipasangkan pada sisi dalam daun katup. Atur posisi penekan pegas (thread adjustment) pegas katup yang baik, kemudian tuas/ gagang (clamping lever) ditekan penuh. Pada kondisi ini pegas katup ikut memendek sehinggakuku penehan dan pegas katup dapat dilepas dengan mudah, selanjutnya katup dapat dikeluarkan.5. Ring compressor

Piston ring compressor adalah alat yang dipakai untuk menekan ring piston pada waktu pemasangan ring piston dan pisto ke dalam silinder. Piston ring compressor dibuat dalam berbagai ukuran, menyerupai silinder linear yang telah dilengkapi dengan penyetel. Penyetel berfungsi menyesuaikan diameter piston ring compressor (membesar dan mengecil) ketika digunakan

Gambar 1.26 Piston ring compressor dan penggunaannya

6. PaluPalu merupakan alat yang dipakai sebagai pemukul untuk memasang dan melepaskan komponen-komponen mesin seperti pada pemasangan bearing, melepas sambungan pada propeller shaft, dan sebagainya. Pada bengkel otomotif palu bisa dikategorikan ke dalam 2 (dua) kategori besar yaitu; palu keras dan palu lunak.a. Palu keras/ palu besi

Kepala palu dibuat dari baja yang kedua ujungnya dikeraskan. Ukuran palu ditentukan oleh berat, biasanya antara 0,3 1,4 kg.bagian muka palu dibuat dalam berbagai bentuk seperti bulat, rata, dan menyilang pada kedua ujungnya. Palu kepala bulat seperti konde dimaksudkan agar waktu digunakan untuk memukul, dapat berhenti di tengah-tengahpada satu titik pukulan. Palu kepala rata digunakan untuk membentuk pemukulan benda kerja menjadi rata. Sedangkan palu kepala menyilang dimaksudkan untuk membentuk tekukan pada benda kerja.

Gambar 1.27 berbagai bentuk kepala palu besi. a) kepala bulat; b) kepala menyilang; c) kepala rata

Gambar 1.28 Penggunaan palu besib. Palu Lunak

Palu lunak (malet) dibuat dari bahan kayu, plastic, karet dan tembaga. Kapala palu lunak plastic dapat dilepas atau diganti karena menggunakan sekrup sebagai pengikat palu. Palu lunak dipakai untuk memasang dan membongkar komponen mesin yang dihindarkan dari bekas pukulan, misalnya bearing, poros komponen, kepala blok silinder, kepala silinder, dan komponen lainya. Penggunaan palu lunak yang tidak benar dapat mengakibatkan kerusakan pada muka palu, mengembang seperti cendawan. Jika ditemukan hal seperti ini terlebih dahulu gerinda atau kikir sisi-sisi permukaan palu sebelum digunakan.

Gambar 1.29 Berbagai jenis palu lunak. a) palu kayu; b) palu karet; c) palu tembaga; d) palu plastic.

7. Tap dan SnaiTap dan snai adalah alat yang digunakan untuk membuat ulir. Tap digunakan untuk membuat ulir dalam sadangkan snai digunakan untuk membuat ulir luar.Gambar 1.30 Tap dan Snai. Kiri; tap. Kanan; snai

Tap terdiri dari 3 bagian yaitu tap pembentuk (tap 1), tap menengah (tap 2), dan tap akhir (tap 3). Pembuatan ulir dengan menggunakan tap adalah terlebih dahulu melubangi benda kerja dengan bor dengan ukuran yang tepat. Lubang pengeboran yang terlalu kecil akan mengakibatkan kerusakan pada alat tap selama proses penguliran. Sebaliknya lubang bor yang terlalu besar akan menghasilkan pembuatan bentuk ulir dalam yang tidak sempurna. Agar menghasilkan ulir yang sempurna, tap dipakai secara berurutan pada pembuatan ulirnya. Tahap awal pembentukan ulir kasar gunakan tap pembentuk, pembentukkan ukuran dan bentuk ulir dengan tap menengah, kemudian untuk menyempurnakan ukuran dan bentuk ulir dengan menggunakan tap akhir.C. Alat-alat ukur

Alat ukur (measuring tool) merupakan suatu alat untuk mengetahui besaran baik itu besaran, ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu komponen. Sacara umum alat ukur yang sering digunakan terdiri atas alat ukur mekanik dan alat ukur listrik.

1. Alat Ukur MekanikAlat ukur mekanik adalah alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengetahui ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu komponen seperti panjang, lebar, tinggi, kerataan, dan sebagainya. Dalam penggunaannya pembacaan hasil pengukuran dengan alat ukur mekanik dapat langsung dibaca pada skala alat ukurnya atau dengan bantuan alat ukur lain yang memiliki skalau ukur. Adapun alat ukur mekanik diantaranya adalah:

a. Mistar Baja

Mistar baja digunakan di bengkel untuk panjang, lebar atau tebal suatu benda. Mistar baja juga bisa dipakai menggantikan straight edge untuk memeriksa kerataan, misalnya kerataan kepala silindermotor/mobil. Permukaan dan bagian sisi rata mistar baja terdapat guratan-guratan sebagai sisi ukur. Untuk ukuran metrik : 1 cm dibagi dalam 10 bagian atau 20 bagian yang sama, sedangkanpada ukuran inchi/ dim, 1 inchi dibagi menjadi 16 atau 32 bagian sehingga berjarak 1/8, 1/16, 1/32. Selain mistar baja, di bengkel juga sering digunakan mistar gulung untuk mengukur bagian yang cembung, menyudut, cekung dan benda-benda yang panjang dan tak bisa diukur dengan mistar baja.

Gambar 1.31 Mistar bajab. Straight Edge

Straight edge merupakan alat ukur untuk mengukur kerataan atau kebengkokan permukaan dari suatu komponen. Bentuk straight edge tampak seperti mistar baja, tetapi tidak terdapat skala ukuran pada permukaannya serta lebih tebal. Dalam bidang otomotif, straight edge digunakan misalnya untuk mengukur kerataan permukaan blok silinder dan kepala silinder sepeda motor atau mobil. Untuk mengetahui kerataan dan keausan dari plat penekan, masukkan feeler gauge ukuran tertentu di antara permukaan plat dan straight edge .

Gambar 1.32 Straight edgec. Kunci Momen

Kunci momen (torgue wrench) digunakan untuk mengukur gaya punter pada baut dan mur agar mencapai momen kekencangan tertentu. Jenis kunci momen yang ada terdiri atas model deflecting beam (batang jarum), model dial indicator, dan model setting micrometer. Kunci momen model deflecting beam, menunjukkan besar ukuran momen kekencangan oleh sebuah batang penunjuk. Batang oenunjuk akan bergerak dan menunjuk pada skala tertentu seiring dengan besarnya momen pengencangan yang dilakukan. Pada model lain, momen kekencangan yang diinginkan dapat diatur dengan cara menyetel ukuran kekencangan (setting micrometer) pada tangkai kunci momen. Kunci shock dengan $

Gambar 1.33 Kunci momenAgar kunci momen dapat digunakan sesuai fungsinya, pada tahap awal pengerasan sebuah baut atau mur gunakanlah kunci biasa seperti kunci ring, pas atau shock. Kunci momen hanya dipakai pada pengerasan akhir serta mengetahui besarnya momen kekencangan yang diharapkan sesuai spesifikasi kekencangan baut atau mur. Contoh penggunaan kunci momen misalnya pada penyetelan baut kepala silinder dan baut-baut pada unit differensial (pada mobil). Penyetelan momen kekencangan baut/mur yang baik dilakukan secara bertahap sampai diperoleh momen kekencangan yang sesuai.Cara menggunakan kunci momen adalah kepala kunci momen ditahan agar kunci shock tetap pada posisi yang benar sambil menarik gagang kunci momen searah jarum jam.

Setiap kunci momemn memiliki momen maksimum (maximum torque), yang merupakan batas tertinggi kekencangan yang dapat diukur oleh kunci momen. Agar penggunaannya sesuai dengan fungsinya dan supaya alat ini tetap awet, gunakan kunci momen dengan ukuran kekencangan di bawah batas maksimum momen kekencangannya. Untuk ukuran kekencangan baut atau mur yang lebih besar, mekanik dapat menggunakan kunci momen lain dengan momen maksimum lebih besar.

Gambar 1.34 Penggunaan Kunci momend. Micrometer

Micrometer adalah alat ukur untuk mengukur diameter (dalam/luar) maupun kedalaman lubang dangan tingkat akurasi bisa mencapai 3 (empat) angka di belakang koma (0,001 mm). Micrometer terbagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:

outside micrometer, digunakan untuk mengukur diameter luar sepperti pada piston, pin, poros engkol, dll.Konstruksi micrometer luar secara umum sama, tetapi untuk setiap jenisnya dilengkapi dengan perangkat tambahan yang membantu menunjukkan tingkat ketelitian pengukuran alatnya. Tingkat ketelitian micrometer luar bervariasi, yaitu 1/100 mm (0,01 mm) dan 1/1000 mm (0,001 mm).

Gambar 1.35 Outside MicrometerPembacaan hasil pengukuran dilakukan dengan memperhatikan penunjukan antara skala pada tabung ukur dengan skala nonius pada tabung putar yang segaris dengan skala tabung ukur.

Mikrometer Dalam (Inside Micrometer), digunakan untuk mengukur diameter dalam misalnya pada silinder, tromol rem dll. Inside Mikrometer terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu micrometer dalam dengan dua titik dan mikrometer dalam pengukur tiga titik. Tingkat ketelitian mikrometer dalam pengukur dua titik adalah sampai 0,01 mm sedangkan mikrometer dalam pengukur tiga titik memiliki tingkat ketelitian sampai dengan 0,005 mm.Jika diperhatikan, konstruksi mikrometer dalam pengukur dua titik tampak seperti mikrometer dalam tanpa rangka. Tingkat pengukuran sebuah mikrometer dalam pengukur dua titik ialah 25 mm. Bila disambungkan dengan alat bantu tongkat ukuran tertentu dalam dapat diperoleh batas ukur sampai 1500 mm.

Gambar 1.36 inside micrometer Mikrometer Kedalaman (Micrometer depth Gauge), digunakan untuk mengukur kedalaman lubang. Agar diperoleh hasil pengukuran yang tepat, ujung ukur harus menyentuh bagian terdalam lubang yang diukur. Landasan micrometer ini harus tepat berada pada permukaan lubang komponen. Gambar berikut memperlihatkan konstruksi mikrometer kedalaman.

Gambar 1.37 Micrometer pengukur kedalaman

Prinsip Pengukuran dan Pembacaan Hasil Pengukuran Mikrometer.

Pada bagian tabung ukur maupun tabung putar terdapat garis-garis dan angka yang berfungsi membantu pembacaan ukuran pengukuran. Skala tetap pada bagian tabung ukur (outer Sleeve) memiliki pembagian dalam ukuran milimeter (mm). Jarak antara masing-masing garis sebesar 1 mm. Di antara jarak tiap mm terdapat gurat ukur sebesar 0,5 mm. Garis 1 mm terdapat pada bagian atas sedangkan garis 0,5 mm diletakkan di tengah bawah antara gurat (strip) bawah skala milimeter. Jumlah garis dan angka pengukuran pada tabung putar dibagi dalam 50 bagian yang sama.

Prinsip pengukuran mikrometer adalah inner sleeve bergerak dan memutarkan spindle melalui ulirnya. Jadi, jika inner sleeve bergerak satu kali, spindle bergerak sebanyak satu ulir. Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm sehingga apabila tabung putar (thimble) diputar satu kal, maka poros geser atau landasan (spindel) akan bergerak sejauh 0,5 mm.

Di sekeliling tabung putar terdapat skala ukur yang terbagi dalam 50 bagian (50 gurat ukur), maka satu bagian gurat ukur pada tabung putar (thimlbe) jaraknya 0,5 mm : 50 bagian = 0,01 mm. Jadi, besarnya nilai skala pada tabung putar adalah 0,01 mm. Jika tabung putar bergerak satu kali, landasan bergerak sebanyak satu gurat garis). Landasan bergerak satu gurat (garis) dari tabung putar yang berarti telah bergerak sebesar 0,01 mm (0,5 x 1/50).

Hasil pengukuran pada mikrometer diketahui dari penunjukan ukuran skala ukur pada tabung ukur dan tabung putar. Perhatikan contoh pembacaan di bawah ini : Gambar 1.37a Pembacaan hasil pengukuran pada mikrometere. Vernier Caliper/ sketmat/ Jangka Sorong

Vernier caliper atau sketmat merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur diameter (luar dan dalam) dan/atau kedalaman lubang. Vernier caliper mempunyai 2 skala pengukuran, yaitu skala utama dan skala vernier atau skala nonius.Berdasarkan konstruksinya, jangka sorong dapat dibedakan seperti jangka sorong universal, jangka sorong dengan ujung yang dapat berputar, jangka sorong pengukur ketinggian, jangka sorong penukur kedalaman, jangka sorong pengukur jarak sumbu dll. Tingkat ketelitian jangka sorong yang ada adalah 0,1 mm, 0,05 mm, dan 0,02 mm.

gambar 1.38 Vernier caliper (universal vernier Caliper)

Gambar 1.39 Vernier Caliper pengukur ketinggian

Gambar 1.40 Vernier Caliper pengukur kedalaman

Metode pengukuran jangka sorong menggunakan skala utama dan skala vernier (skala nonius). Skala vernier digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua tanda. Metode ini disebut pengukuran vernier. Untuk menentukan hasil pengukuran tetap harus memperhatikan pembacaan dua skala tersebut. Di bawah ini gambar skala ukur pada jangka sorong.

Gambar 1.41 Skala ukur Vernier caliper dengan ketelitian 0,1 mmDari gambar di atas, hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong ketelitian 0,1 mm adalah sebagai berikut :

1. skala utama: 19 mm x 1

= 19 mm

2. Skala vernier: 6 x 0,1 mm = 0,6 mm +Hasil Pengukuran

= 19,6 mmf. Dial IndicatorDial indikator digunakan untuk mengukur atau memeriksa karataan, kesejajaran, kebundaran, kehalusan, kebengkokan, kelurusan, dan ketirusan dari suatu benda. Dial indicator dapat melakukan pengukuran dengan ketelitian hingga mencapai 0,0005 mm.

Gambar 1.42 Dial indikator

Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit. Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Ukuran yang dapat dibaca oleh sebuah dial indikator ditentukan oleh besar garis tengahnya, kemampuan putaran, dan jarak pembagian garis ukuran. Pada dial indikator jarak garis ukurannya berbeda-beda seperti 0,0005mm, 0,002mm, dan 0,001mm. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut:

benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.

Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.

Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.

Gambar 1.42a salah satu bentuk penggunaan dial indikator untuk mengukur kebengkokan poros engkol sepeda motorg. Cylinder Bore Gauge

Cylinder bore gauge termasuk dalam jenis alat ukur yang menggunakan jam ukur (dial gauge). Dalam pengukuran komponen-komponen otomotif, alat ini biasanya digunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lain secara teliti. Diameter daerah pengukuran yang dapat dijangkau oleh cylinder bore gauge berkisar antara 50 mm sampai dengan 300 mm.

Gambar 1.43 Cylinder bore gauge

Seperti terlihat pada gambar di atas konstruksi alat ini terdiri dari sebuah jam ukur dan pada ujung lain terdapar runcing pengukur (measuring point). Adapun komponen lain adalah cincin pengganti (replacement washer) dan batang pengganti (replacement rod). Kedua kompenen ini baik cincin pengganti maupun batang pengganti tealah memiliki spesifikasi ukuran tertentu. Oleh karana itu, kejelian dalam memilih spesifikasi ukuran kedua komponen ini sangat membantu dan mempermudah kita dalam melakukan pengukuran itu sendiri.

Contoh penggunaan cylinder bore gauge adalah dalam pengukuran diameter silinder. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengukur diameter silinder dengan jangka sorong (vernier caliper) untuk mengetahui ukuran dari silinder dan untuk pemilihan spesifikasi cincin pengganti dan batang pengganti. Selanjutnya, lihat angka di belakang koma jangka sorong apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm. Misalnya setelah dilakukan pengukuran hasil akhir pengukurannya diketahui diameter silinder adalah 52,86 mm, maka pilihan untuk batang pengganti adalah spesifikasi 50 mm, sedangkan cincin pengganti adalah 3 mm. Bila hasil pengukuran dengan jangka sorong dalam pengukuran ini adalah 52,22 mm maka alternative pilihan batang pengganti adalah ukuran 50 mm dan cincin pengganti 2 mm.Tetapi, bila setelah pemilihan hasil pengukuran pertama dari cincin pengganti 3 mm dan batang pengganti 50 mm, maka langkah selanjutnya adalah kalibrasi cylinder bore gauge dengan menggunakan micrometer luar (outside micrometer). Caranya adalah micrometer luar diset pada ukuran 52,86 mm. Tempatkan batang pengganti dan runcing pengukur ke dalam micrometer luar tersebut dan dial gauge alat ini diset pada nol ke jarum penunjukannya.

Gambar 1.44 Penggunaan Cylinder bore gauge pada silinder

Seperti terlihat pada gambar di atas, cylinder bore gauge dimasukkan ke dalam silinder yang hendak di ukur, gerakkan cylinder bore gauge secara perlahan-lahan sampai diperoleh hasil angka pengukuran terkecil. Misalnya diperoleh angka pengukuran terkecil 0,03 mm, hal ini berarti diameter silinder yang diukur tersebut 0,03 lebih kecil dari 52,86 mm. Dengan demikian, hasil pengukuran adalah 52,83 mm (52,86 0,03 mm).h. Feeler Gauge

Feeler gauge atau lidah ukur sering dipakai untuk mengukur celah yang sulit dijangkau oleh alat ukur lainnya, misalnya celah katup, celah bantalan, celah samping ring piston, dsb. Feeler gauge sering juga disebut dengan thicknes gauge. Alat ini terdiri dari beberapa lembaran baja tipis yang memiliki presisi ukuran sampai 0,01 mm. Umumnya thicknes gauge memiliki ketebalan antara 0,03 mm sampai 1,00 mm.

Gambar 1.45 feeler GaugeCara menggunaka feeler gauge sangat mudah, yaitu dengan menyisipkan bilah atau lembar feeler gauge ukuran tertentu di antara dua komponen yang akan diukur. Bila feeler gauge terasa mudah masuk dan keluar, hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran celah tersebut masih belum sesuai.Gantilah ukuran feeler gauge dengan lembaran yang berbeda hingga dirasakan ukuran adanya hambatan berupa gesekan antara lembar feeler gauge dengan sisi komponen yang diukur saat ditarik keluar. Ukuran tebal feeler gauge sama dengan besar celah di antara dua komponen tersebut.

i. Screw Picth GaugeMerupakan alat yang digunakan untuk mengukur jarak ulir baut. Sama seperti feeler gauge, satu set alat ini terdiri dari beberapa bilah dengan bentuk yang berbeda. Ukuran setiap bilah tercantm pada tiap bilahnya.

Gambar 1.46 screw pitch gauge dan penggunaannyaj. HidrometerHydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit dalam aki. Ketika aki digunakan untuk starter, lampu, dan sebagainya, terjadi reaksi pengosongan atau baterai mengeluarkan arus listrik yang menyebabkan asam sulfat (H2So4) sedikit demi sedikit berubah menjadi H2O. Akibatnya berat jenis turun karena konsentrasi elektrolitnya berkurang. Bentuk sebuah hidrometer lengkap dengan pengukur aero dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.47 Hidrometer

Untuk mengukur berat jenis baterai, masukkan hidrometer ke dalam sel baterai, lalu hisaplah elektrolit ke dalam tabung gelas hidrometer sampai pelampung tidak menyentuh tabung gelas. Bacalah hasil berat jenis elektorlit setinggi mata.

Gambar 1.48 Pengukuran berat jenis aki

Berat jenis elektrolit yang diijinkan untuk aki antara 1,220 1,229. bila aki dalam keadaan isi penuh, berat jenisnya harus 1,26 sampai 1,28 pada suhu 20C. Jika ditemukan berat jenis elektrolit dari hasil pengukuran kurang dari 1,220, maka hal yang perlu dilakukan adalah aki perlu diisi atau di-charge sampai penuh. Namun bila berat jenis aki melebihi batas maksimum atau di atas 1,290 maka tambahkan air suling untuk menurunkan berat jenis aki sampai kondisi normal.k. Pengukur Tekanan kompresi Compression Tester)Untuk mengukur tekanan kompresi piston digunakan Compression tester. Alat ini dibedakan menjadi pengukur tekanan kompresi untuk motor bensin dan pengukur tekanan kompresi motor diesel. Manometer pada alat ini berfungsi untuk menunjukkan besar tekanan kompresi silinder ketika dilakukan pengukuran.

Gambar 1.49 Compression TesterDi dalam manometer terdapat jarum penunjuk dan skala tekanan kompresi dalam beberapa satuan ukuran. Gambar model alat pengukur tekanan kompresi ddan cara penggunaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.50 Pengukuran tekanan kompresi

Prosedur pengukuran tekanan kompresi adalah sebagai berikut : Lepaskan busi dari rumahnya, masukkan ujung slang compression tester pada rumah busi

Starter mesin beberapa saat sampai mesin berputar 200 rpm, lalu baca besar tekanan kompresi pada manometer

Tekanan kompresi yang rendah menunjukkan ring piston yang aus, kebocoran pada packing, dan penyetelan celah katup yang terlalu renggang.

2. Alat Ukur ElektrikAlat ukur listrik adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti tegangan (V), Arus (I), tahanan () dan daya (W). alat ukur listrik yang biasa digunakan pada bengkel otomotif adalah multimeter/ Avometer (Ampere-Volt-Ohm meter).

a. Ampreremeter

Gambar 1.51 AmperemeterAmperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar arus listrik pada jaringan atau instalasi kelistrikan. Pemakaian amperemeter yang benar adalah dihubungkan secara seri dengan rangkaian yang hendak diukur arusnya.

Gambar 1.52 Penggunaan AmperemeterTahanan dalam amperemeter sangat kecil sehingga apabila dihubungkan secara paralel pada pengukuran arus listrik akan terjadi hubungan singkat yang mengakibatkan rrusaknya amperemeter.Sebagai contoh lihat gambar 1.52, amperemeter, amperemeter akan digunakan untuk mengukur kuat arus aki sebuah sepeda motor. Tidak dibenarkan menghubungkan langsung terminal positif aki dengan salah satu kabel terminal amperemeter dan menghubungkan kabel terminal amperemeter lain dengan terminal negatif aki (dihubungkan secara paralel). Penyambungan secara langsung ini akan mengakibatkan terjadinya hubungan singkat yang menyebabkan kerusakan pada amperemeter.Jika hendak mengukur arus aki, terlebih dahulu harus memeriksa rangkaian listrik sepeda motor seperti sistem penerangan, klakson, dan sebagainya yang menggunakan aki sebagai sumber arus, baru kemudian dapat diukur arus baterai yang dipakai untuk sistem penerangan itu. Penggunaan amperemeter yang benar adalah dengan menghubungkan terminal negatif amperemeter pada kabel arus positif aki. Kemudian hubungkan terminal positif amperemeter dengan kabel sistem penerangan.

b. VoltmeterVoltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian listrik pada sebuah sumber arus seperti aki, generator, alternator, dan sebagainya.

Berbeda dengan amperemeter yang dihubungkan secara seri, penggunaan voltmeter dilakukan dengan menghubungkan secara paralel terhadap kedua ujung rangkaiannya. Terminal positif voltmeter dihubungkan dengan sumber arus listrik, sedangkan terminal negative dihubungkan dengan massa atau terminal negative.

Gambar 1.53 Voltmeter

Gambar 1.54 Penggunaan VoltmeterPada contoh pengukuran seperti pada gambar di atas, untuk mengetahui besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian sistem penerangan maka prosedur pengukurannya dengan menghubungkan kabel terminal positif voltmeter pada kabel arus sistem penerangan. Sedangkan kabel negatif voltmeter dihubungkan dengan massa atau terminal negatif aki.c. Ohm-meterOhmmeter adalah alat pengukur hambatan atau tahanan suatu komponen. Pengukuran hambatan ini dilakukan pada saat mesin mati, dalam keadaan tanpa arus listrik, atau sumber arus listriknya telah diputuskan.

Gambar 1.55 OhmmeterPemakaian ohmmeter yang lama akan membuat baterainya menjadi lemah dan mengakibatkan pembacaan pengukuran menjadi tidak tepat. Sebab itu, ketika dipakai untuk mengukur tahanan suatu rangkaian komponen listrik atau lainnya, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi ohmmeter.

Penggunaan ohmmeter untuk pemeriksaan tahanan system kelistrikan otomotif cukup banyak, seperti mengukur tahanan kabel tegangan tinggi, tahanan lilitan dalam alternator, tahanan resistor pada system pengapian konvensional (pada mbil), dsb.

Gambar 1.56 salah satu penggunaan ohmmeterMisalnya pengukuran resistor pada koil pengapian. Selector tahanan alat ohmmeter diarahkan pada nilai tahanan yang sesuai, kemudian hubungkan terminal positif dan negative ohmmeter pada kedua ujung resistor. Bacalah nilai tahanan resistor hasil pengukuran dan sesuaikan dengan spesifikasi pabrik.d. Multimeter (AVO)

Gambar 1.57 MultimeterMultitester atau multimeter sering juga disebut AVO meter yang dimana AVO ini merupakan singkatan dari Ampere-Volt-Ohm. Avo meter adalah alat uku yang berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik, tegangan dan tahanan rangkaian kelistrikan, dan hubungan singkat komponen system kelistrikan. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu jenis digital yang penunjukan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, dan multimeter analog yang menggunakan jarum penunjuk sebagai penunjuk hasil pengukuran. Multimeter merupakan alat yang peka terhadap medan magnet. Dengan demikian, multimeter tidak boleh disimpan dalam suatu lapangan magnit yang kuat sebab dapat mengurasingi sensitivitas alat ukur. Baterai yang telah habis yang dibiarkan tinggal dalam alat multimeter dapat menyebabkan masuknya elektrolit ke dalam komponen sehingga menyebabkan kerusakan.

Gambar 1.58 multimeter digital

Gambar 1.59 Multimeter AnalogKetika hendak menggunakan multimeter terlebih dahulu selector diarahkan pada pilihan jenis pengukuran yang akan dilakukan misalnya tahanan (), arus (A), voltase (V) dan sesuaikan dengan pilihan range nilai pengukuran tiap-tiap jenispengukuran misalnya 25 V, 50 V, 250 mA, X1 , X10 , lalu kalibrasi agar alat penunjukan ukuran hasil pengukuran dengan tepat. Selanjutnya pembacaan hasil pengukuran pada skala ukur disesuaikan dengan pilihan pengukuran yang diarahkan selector.D. Alat-alat khususPemilihan alat dalam servis kendaraan sebaiknya disesuaikan dengan tingkat kesulitan kerja. Seorang mekanik akan menggunakan alat-alat tangan (basic hand tools) pada pekerjaan yang relatif mudah dikerjakan, sedangkan menghadapi pekerjaan yang sukar, mekanik dapat menggunakan alat-alat khusus yang disebut special service tool (SST). Dengan menggunakan SST, pekerjaan servis kendaraan di bengkel dapat diselesaikan dengan cepat, tepat, dan efisieen tanpa merusak bagian-bagian yang dikerjakan. Pemilihan SST dalam kerja servis kendaraan di bengkel sagat ditentukan oleh jenis kendaraan dan model serta spesifikasi kendaraannya. Jenis pekerjaan yang dimaksudkan adalah pekerjaan pembongkaran, pekerjaan perakitan, penyetelan, dan sebagainya.

Alat Pembongkar

Alat pembongkar (remover) adalah alat khusus (SST) yang dipakai untuk melepas atau membongkar komponen seperti bearing, sil oli (oil seal), bushing, dan sebagainya. Contoh SST pembongkar adalah bearing remover, puller, bearing separator, dan sebagainya. Sedangkan replacer adalah alat yang dipakai untuk memasang atau mengganti. Kedua kategori alat tersebut dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan ukuran bagian yang akan dikerjakan.

1. Bearing SplitterBearing Splitter adalah puller khusus yang didesain untuk melepas bantalan yang berada pada posisi tidak dapat dijangkau oleh kaki puler biasa. Bantalan ini dapat dilepas dengan cara bearing spliter dipasang sedemikian rupa hingga memisahkan bantalan ini. Keraskan baut pengikat bearing spliter hingga mendesak bantalan lepas dari tempatnya. 2. Puler Perapat Oli (Oil Seal Puller)Puller jenis ini berfungsi melepas perapat oli pada transmisi, poros belakang (pada kendaraan roda empat) dsb. Kaki (jaw) puller jenis ini dibuat dengan bentuk khusus untuk dapat menegeluarkan perapat oli (oil seal) yang dipasangkan. Puller dimasukkan pada tempat pemasangan perapat oli, atau kaki (jaw) puller pada posisi yang benar, kemudian lepas perapat oli.3. Puller Bantalan (Bearing Puller)Terlebih dahulu kaki puler dipasangkan pada sisi-sisi roda gigi. Putarlah baut penekan yang ujungnya telah dipasangkan tepat di tengah roda gigi sampai bentalan terlepas dari poros cam.4. Universal PullerUniversal puller atau tracker poros roda belakang dan tromol dipakai untuk pekerjaan umum seperti melapas tromol roda depan (pada kendaraan roda empat) dan sebagainya.5. Kunci KhususSelain kunci umum seperti kunci pas, ring, shock, terdapat beberapa kunci yang dibuat khusus untuk mengencangkan /membuka mur/baut dengan bentuk khusus. Bentuk kunci khusus ini agak berbeda dengan kunci-kunci biasa lainnya. Jenis-jenis kunci khusus (wrench) ada bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Torque wrench atau kunci momen untuk mengencangkan baut atau mur pada momen.6. Punch

Punch biasanya dipakai untuk menandai suatu kmponen. Fungsi punch dapat langsung diketahui dari bentuk ujungnya. Macam-macam punch dengan fungsinya :

a. Punch Pena (pin punch), digunakan untuk membuka atau memasang pin.

b. Punch dengan unjung runcingn (long tapered punch) digunakan untuk menggaris permukaan benda kerja, misalnya permukaan plat baja yang akan dipotong.

c. Solid Punch digunakan untuk mendorong keluar komponen dari tempatnya. Banyak digunakan pada pembongkaran komponen transmisi.

d. Center punch, digunakan untuk membuat titik guna mempermudah pengerjaan oengeboran. Penandaan dengan center punch dimaksudkan agar posisi mata bor pada saat awal pengeboran tidak melenceng dan tetap berada pada posisi tengah (center) komponen yang akan dilubangi.II

PEMELIHARAAN PERALATAN BENGKELA. Tujuan1) Peserta diklat dapat menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan peralatan2) Peserta diklat dapat menjelaskan tujuan pemeliharaan rutin.

3) Peserta diklat dapat menjelaskan sistem pemeliharaan rutin

4) Peserta diklat dapat menjelaskan rambu-rambu pemeliharaan peralatan

Pendahuluan

Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Secara garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana.

B. Pemeliharaan Terencana (planned maintenance)

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang.

Dalam pemeliharaan terencana terdapat unsur pengendalian dan unsur pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.

Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah : mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatnya.

Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan preventif dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya.

Proses peralihan dari pemeliharaan yang bersifat kadang-kadang dan sembarangan atau bahkan tidak ada pemeliharaan sama sekali menuju kepada pemeliharaan terencana yang dengan sengaja melakukan pemeliharaan secara rutin memerlukan waktu, tenaga, dan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan biasanya. Namun berdasarkan pengalaman, hal tersebut akan terjadi pada awal pekerjaan saja dan selanjutnya apabila sistem tersebut telah berjalan, maka akan lebih mudah dalam menangani pemeliharaan setiap peralatan sehingga diharapkan dapat memiliki efisiensi yang tinggi.

B. Pemeliharaan tak terencana

Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Seringkali terjadi bahwa peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa ada perawatan yang berarti, baru kemudian dilakukan perbaikan apabila akan digunakan. Dalam manajemen system pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency maintenance).

Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali peralatan tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak disbanding dengan pemeliharaan rutin.

C. Tujuan Pemeliharaan Rutin

Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya perubahan fungsi alat serta mengoptimalkan usia pakai peralatan. Reliabilitas alat dan kinerja yang baik hanya dapat dicapai dengan melakukan program pemeliharaan yang terencana. Selain untuk alasan reliabilitas dan kinerja alat, program pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu dalam hal efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja dan semangat kerja.

Pada aspek keuangan sudah jelas bahwa kerusakan yang terlalu cepat pada peralatan akan mengakibatkan pengeluaran yang tidak terencana. Hal tersebut juga akan berakibat terhadap perencanaan fasilitas lainnya tidak mungkin dapat

berjalan tanpa didukung peralatan yang bekerja secara efisien.

Apabila peralatan dioperasikan hingga mendekati rusak atau bahkan rusak sama sekali tanpa adanya pemeliharaan, maka mungkin saja dapat membahayakan dan mencelakakan.

Banyak kerugian yang timbul akibat kecelakaan, bukan hanya manusia, tetapi hilangnya waktu, tenaga dan biaya. Rendahnya tingkat pemeliharaan dan tingginya resiko kecelakaan berakibat kurang bergairahnya orang lain untuk melanjutkan pekerjaan dan akan menurunkan produktivitas kerja.

Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu :

1. Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara sebagian dari peralatan tersebut. Walaupun disadari bahwa kadangkadang untuk jenis barang tertentu membeli dapat lebih murah apabila alat yang akan dirawat sudah sedemikian rusak.

2. Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula

3. Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan penyelamat.

4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

D. Sistem Pemeliharaan Rutin

Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data pemeliharaan dan mulai dengan pertanyaan sederhana yaitu : peralatan apa yang akan dirawat ? dimana lokasi penyimpanan alat ? bagaimana merawatnya ? dan kapan akan dirawat ?

1. Peralatan yang perlu pemeliharaan

Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun system pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya.

Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.

2. Lokasi penyimpanan alat

Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.

(1) Panel alat (tool panel)

Banyak pekerja yang lebih senang menggunakan panel alat untuk menyimpan dan meletakkan alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda ukurannya misal obeng atau tang dari berbagai ukuran. Dengan panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah mengontrolnya. Panel alat dapat diatur letaknya menurut keseringan penggunaan yang disusun dalam rentangan warna yang kontras atau dalam warna-warna kombinasi yang serasi.(2) Ruang gudang alat

Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat tersebut. Disamping itu penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat alat karena ada alat yang tidak baik untuk disimpan di udara terbuka. Untuk menyimpan alat yang mempunyai sifat demikian diperlukan almari kecil atau ruangan penyimpanan.(3) Ruang pusat penyimpanan

Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan ruang pusat penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis alat yang ada. Penyimpanan dengan cara ini lebih baik karena petugas peminjaman alat dapat dengan mudah mengadakan pengawasan.

Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat dengan semua jenis kegiatan yang memerlukan.

(4) Kit alat-alat

Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara individual, berisi sejumlah alat yuang lengkap untuk suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat alat tersebut bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera tanpa harus memilih jenis-jenis alat yang diperlukan untuk saat itu.

3. Prosedur pemeliharaannya

Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin, mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan khusus (apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut.

Untuk memberikan informasi kepada bagian pemeliharaan, maka tiap jadwal pemeliharaan dibuat pada kartu control atau formulir yang dapat memberi

informasi dengan jelas. Pada setiap jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi alat dengan nomor sandi, nama alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan pertama serta pengerjaan perawatan yang telah dilakukan.

4. Waktu pemeliharaan

Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti : periodik 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau periodik waktu 120.000 jam, 5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan

pemeliharaan dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan.

Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat yang ditentukan.

5. Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian, perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.

a) Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak harus dipisahkan dan ditindaklanjuti.

b) Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak lembab. Rambu-rambu penyimpanan peralatan adalah sebagai berikut :

(1) Peralatan percobaan disimpan menurut jenisnya (alat percobaan Fisika, Kimia, dsb.)

(2) Peralatan percobaan yang bersifat umum sebagai alat aneka guna disimpan di tempat khusus yang mudah dan cepat mendapatkannya.

(3) Peralatan yang memerlukan perlindungan dengan lapisan cat atau pelumas perlu selalu diperiksa fungsi pelapisannya.

(4) Peralatan yang mempersyaratkan kondisi kering harus selalu diperiksa tentang kelembaban tempat peyimpanannya.

(5) Peralatan yang terbuat dari logam, plastik, atau kayu yang pipih dan relatif panjang disimpan dalam posisi terletak mendatar/tidur untuk menghindari pelengkungan tetap.

(6) Peralatan yang berbentuk memanjang dan rapuh, dalam mobilitas pemindahannya harus selalu dibawa dalam posisi tegak.

c) Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Dengan pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka setiap gejala kerusakan akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.

d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan baru. Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat instrument yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi :

6. Kartu stok ; warna kartu dibedakan untuk masingmasing jenis peralatan sesuai dengan pengelompokkannya.

7. Buku inventaris ; memuat nomor sandi, nama alat, ukuran, merek/tipe, produsen, asal tahun, jumlah dan, kondisi

8. Daftar peralatan ; memuat kode, nama alat, dan jumlah alat9. Buku harian ; digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi dan yang berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.

10. Label ; memuat kode alat, nama alat, jumlah dan kondisi alat. Label dipasang di tempat penyimpanan alat.

11. Format permintaan alat E. Rangkuman 1) Secara garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana. Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif. Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Dalam manajemen sistem pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat. Pemeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak dibanding dengan pemeliharaan rutin.

2) Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu:

a) Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara sebagian dari peralatan tersebut.

b) Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula.c) Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan penyelamat.

d) Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

3) Sistem pemeliharaan rutin meliputi :

a) Peralatan yang perlu pemeliharaan

Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya.

Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.

b) Lokasi penyimpanan alat

Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat

dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.

c) Prosedur pemeliharaannya

Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin, mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan

khusus (apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut.

d) Waktu pemeliharaan

Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan. Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan kinerja peralatan.

4) Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian, perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.

a) Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak harus dipisahkan dan ditindaklanjuti.

b) Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak lembab.

c) Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya.

d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan baru. Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat instrument yang berupa buku, lembar dan kartu.

A

B

A

B

C

D

a

b

a

b

c

a

b

c

d

PAGE 23


Recommended